Dokumen tersebut membahas metode pengukuran arah kiblat dengan menggunakan azimut kiblat dan posisi matahari, serta perbandingan antara teori trigonometri bola dan proyeksi peta dalam menentukan arah kiblat. Dokumen ini juga membandingkan akurasi penggunaan kompas dan metode geodesi dalam pengukuran arah kiblat.
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
1. Oleh : H. Ahmad Izzuddin, M.Ag Staf Ahli Badan Hisab Rukyah Depag RI Dosen Ilmu Falak IAIN Walisongo Pengasuh Pesantren Daarun Najaah Jrakah Tugu Semarang Disampaikan Acara Sosialisasi Rashdul Kiblat Di Kantor Kementerian Agama Semarang Kamis, 27 Mei 2010
2. Arah kiblat yang selama ini dipakai dalam Astronomi adalah besar sudut suatu tempat yang dihitung sepanjang lingkaran kaki langit dari titik utara hingga titik perpotongan lingkaran vertikal yang menuju ke tempat itu dengan lingkaran kaki langit searah dengan arah jarum jam (Departemen Agama RI, 1981: 224).
4. A. Azimut kiblat ( zaawiyatul qiblah ) Besar sudut suatu tempat yang dihitung sepanjang lingkaran kaki langit dari titik utara hingga titik perpotongan lingkaran vertikal yang menuju ke tempat itu dengan lingkaran kaki langit searah dengan arah jarum jam Tan Q = Tan m x Cos x x Cosec SBMD - Sin x x Ctg SBMD
5.
6. No SUMBER DATA LINTANG BUJUR 1 Atlas PR Bos 38 21 31’ LU 39 58’ BT 2 Mohammaad Ilyas 21 LU 40 BT 3 Sa’aduddin Djambek (1) 21 20’ LU 39 50’ BT 4 Sa’aduddin Djambek (2) 21 25’ LU 39 50’BT 5 Nabhan Masputra 21 25’ 14,7” LU 39 49’ 40” BT 6 Ma’shum Bin ALI 21 50’ LU 40 13’ BT 7 Google Earth (1) 21 25’ 23,2” LU 39 49’ 34” BT 8 Google Earth (2) 21 25’ 21,4” LU 39 49’ 34,05” BT 9 Monzur Ahmed 21 25’ 18” LU 39 49’ 30” BT 10 Ali Alhadad 21 25’ 21,4” LU 39 49’ 38” BT 11 Gerhard Kaufmann 21 25’ 21,4” LU 39 49’ 34” BT 12 S. Kamal Abdali 21 25’ 24” LU 39 24’ 24” BT 13 Moh. Basil At-ta’i 21 26’ LU 39 49’ BT 14 Muhammad Odeh 21 25’ 22” LU 39 49’ 31” BT 15 Prof. Hasanuddin 21 25’ 25” LU 39 49’ 39” BT
7. Dari data koordinat ke empat sudut bangunan Ka’bah, dapat diambil data hasil mean (rata-rata), yaitu : Lintang : 21 0 25” 21.17’ Bujur : 39 0 49” 34.56’ Dalam suatu kesempatan, pemakalah dapat melakukan pengukuran titik koordinat Makkah, tepatnya ketika pemakalah melaksanakan ibadah haji. Pengukuran tersebut dilaksanakan pada hari Selasa 04 Desember 2007 pukul 13.45 s/d 14.30 menggunakan GPSmap 76CS dengan sinyal satelit 6 s/d 7. Titik ke Lintang Bujur 1 21 0 25.374” 39 0 49.589” 2 21 0 25.341” 39 0 49.589” 3 21 0 25.357” 39 0 49.555” 4 21 0 25.339” 39 0 49.571”
10. U S A B C 100 cm 65° 29‘ 28.07” 219,3399876 Ka’bah Segitiga siku SEMARANG 07 00’ LS, 110 24’ BT B T Shaf Shaf
11.
12. Semarang Mekah Zenith (Dzuhur) (39 0 49’39” BT, 21 0 25’25” LU) (110 0 24 BT, 7 0 00’ LS) Deklinasi Matahari = Lintang Geografis Mekah Pada tanggal 27 atau 28 Mei dan 15 atau 16 Juli saat Dzuhur di Mekah dapat dipakai acuan pengamatan bayang-bayang arah kiblat. WIB = Waktu Saudi + 4 jam
13. Gerak harian Matahari di sekitar Khatulistiwa sepanjang tahun 21/3 22/3 22 Juni 21 Mei 22 Juli 21 April 22 Agust 21 Maret 23 Sept 22 Okt 22 Feb 22 Nop 22 Jan 22 Des Barat Garis Balik Selatan Ekuator Langit Garis Balik Utara Bergerak sekitar ¼ o = separuh lebar piringan matahari per-hari. 23,5 0 23,5 0 Arah utara Arah selatan
14. Sinar Matahari Ke arah Matahari yang berada tepat di atas Ka’bah Arah atas (Zenith) semarang Pada saat Matahari berada tepat di atas Ka’bah, arah bayang-bayang benda tegak tepat membelakangi Ka’bah. Di Bekasi pada saat itu terjadi pada tanggal: a. 27 Mei pukul 16.17.51 WIB. b.15 Juli pukul 16.26.39 WIB. Arah Kiblat PENGECEKAN ARAH KIBLAT AKURAT DENGAN PENGAMATAN BAYANGAN SINAR MATAHARI DISEMARANG Pusat Bumi Barat JARAK 846.25643 Km. Demak (110 0 24’ BT, 7 0 00’ LS) KA’BAH (39 0 49’34,56” BT, 21 0 25’21,17” LU) Mekah semarang
15. S U 100 cm Utara sejati 1 0 9’ 2,007398212 cm Utara magnet U S A B C 100 cm 65° 29‘ 28.07” 219,3399876 Ka’bah B T Shaf Shaf
16. Mengapa perlu Mengecek kembali Kiblat ? - Karena banyak Masjid/ Musholla, sudut kiblatnya belum pas. - Jika ada ilmu yang bisa lebih mengarahkan, mengapa tidak digunakan ?
17. Data Totok Roesmanto, SM, 1 Juni 2003 Masjid Menara Kudus 25 0 ke Utara, Masjid Kotagede 19 0 , Masjid Mantingan Jepara 40 0 , Masjid Agung Jepara 15 0 , Masjid Agung Surakarta 10 0 .
18. Penelitian Ditbinbapera Depag RI (1985), banyak masjid/mushola yang arah Kiblatnya berbeda-beda, bahkan sampai 20 0 .
19. Pengalaman Penulis ketika mengukur Kiblat Masjid Agung Jawa Tengah, Kontraktornya mengatakan kalau membangun masjid/ mushola hanya memakai sudut 14 0 dari titik Barat.
25. Trigonometri bola dan perkembangan ilmu geodesi Pada awalnya teori yang dipakai dalam pengukuran arah kiblat adalah trigonometri bola yang merepresentasikan bumi dalam bentuk bola (bulat). Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu geodesi (ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan besar bumi termasuk medan gaya berat bumi) diketahui bahwa bentuk bumi yang sebenarnya bukanlah bulat, akan tetapi ia lebih menyerupai ellips dengan permukaan yang tidak berbentuk ( geoid ). Oleh karena itu, bumi seringkali disebut berbentuk ellipsoid (pendekatan untuk bentuk bumi sebenarnya). Selain itu, ilmu navigasi menyatakan bahwa sudut kiblat (yang dihitung dengan menggunakan ilmu trigonometri bola) ternyata tidak menunjukkan arah yang konsisten, dalam arti bahwa bila sudut kiblat itu diaplikasikan dalam sebuah pesawat, maka pesawat itu tidak akan sampai ke Mekah. Di samping itu, daerah yang dilalui oleh garis yang mempertemukan suatu daerah (yang dicari arah kiblatnya) dengan Mekah ternyata memiliki sudut yang berbeda dengan daerah yang dicari arah kiblatnya.
26. Proyeksi peta Ada satu formula yang saat ini masih diteliti untuk dapat mengakomodir pengukuran arah kiblat dengan bentuk bumi yang ellipsoid dan kekonsistenan arah, yaitu dengan proyeksi peta (salah satu ilmu dalam geodesi). Ilmu ini adalah model matematik untuk mengkonversi posisi tiga-dimensi suatu titik di permukaan Bumi ke representasi posisi dua-dimensi di bidang peta (bidang datar) dengan distorsi sesedikit mungkin. Namun, sampai saat ini ilmu yang paling mendekati yang sebenarnya adalah dengan trigonometri bola. Sebagaimana pengukuran kiblat di MAJT juga dengan trigonometri bola, ketika dibuktikan lewat Google Earth ia benar mengarah ke Kiblat.
27.
28. Jika ingin mengetahui arah kiblat dengan menggunakan qibla locator atau dengan google maps, yaitu ketik http :// www.rukyatulhilal.org/qiblalocator/ atau ketik http://maps.google.com .