2. Hidroponik berasal dari bahasa latin
yang terdiri dari kata hydro yang berarti
air dan ponos yang berarti kerja.
Hidroponik diartikan sebagai pengerjaan
atau pengelolaan air sebagai media
tumbuh tanaman dan tempat mengambil
unsur hara yang diperlukan pada
budidaya tanaman tanpa menggunakan
tanah sebagai media tanam.
3. Tanaman yang dibudidayakan secara
hidroponik dapat tumbuh dengan baik jika
daerah perakarannya memperoleh cukup
udara, air, dan unsur hara.
Pemberian nutrisi atau unsur hara
merupakan faktor yang menentukan dalam
usaha hidroponik.
Nutrisi diberikan dalam bentuk larutan
harus secara tepat jumlah, komposisi ion,
maupun temperatur.
4.
5. Metode tanam hidroponik ini sudah digunakan
pada Abad ke- 16 pada suku aztek , pada
tahun 1930-an secara komersil baru
dikembangkan oleh seorang Peneliti “Pusat
Penelitian Pertanian California AS” , Dr.
5
W.F.Gericke .
6. penggunaan lahan lebih efisien,
tanaman berproduksi tanpa menggunakan
tanah,
tidak ada resiko untuk penanaman terus
menerus sepanjang tahun,
kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi
dan lebih bersih,
penggunaan pupuk dan air lebih efisien,
periode tanam lebih pendek, dan
pengendalian hama dan penyakit lebih
mudah.
7. membutuhkan modal yang besar;
pada “Close System” (nutrisi disirkulasi), jika
ada tanaman yang terserang patogen maka
dalam waktu yang sangat singkat seluruh
tanaman akan terkena serangan tersebut;
dan
pada kultur substrat, kapasitas memegang air
media substrat lebih kecil daripada media
tanah; sedangkan pada kultur air volume air
dan jumlah nutrisi sangat terbatas sehingga
akan menyebabkan pelayuan tanaman yang
cepat dan stres yang serius.
8.
9.
10. Kultur Air
Merupakan sistem tertutup (“closed system”)
di mana akar tanaman terekspos larutan
nutrisi tanpa media tanaman dan larutan
disirkulasi
Termasuk didalamnya adalah Nutrient Film
Technique (NFT), Dynamic Root Floating
(DRF), the Deep Flow Technique (DFT) dan
Aeroponic (Jensen 1990; Jensen dan
Collins 1985; Kao 1990).
11.
12. Kultur Substrat
Kultur substrat atau agregat adalah kultur
hidroponik dengan menggunakan media
tumbuh yang bukan tanah sebagai
pegangan tumbuh akar tanaman dan
mediator larutan hara
Pada umumnya, pemberian larutan
dilakukan dengan sistem terbuka (“open
system”), artinya larutan yang diberikan ke
tanaman tidak digunakan lagi
13. Kultur Substrat
Media tanam yang digunakan antara lain
pasir, kerikil, batuan alam, arang sekam,
batu apung , media gravel, perlite, rockwool,
pasir, serbuk gergaji, peat moss atau
vermikulit, coco peat
Syarat media tumbuh antara lain adalah
bertekstur seragam dengan ukuran butir
sedang, bersih dari kotoran, dan steril (Resh
1985; Douglas 1985).
14.
15. Nutrient Film Technique (NFT)
Air dialirkan ke deretan akar tanaman secara dangkal /
tipis (3mm).
Akar tanaman berada di lapisan dangkal yang
mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Kekurangan sistem NFT adalah:
Membutuhkan supplai listrik terus menerus karena
apabila listrik mati selama beberapa jam terutama
siang hari, tanaman terancam mati total.
Bila terjadi infeksi penyakit terhadap salah satu
tanaman, maka seluruh tanaman akan tertular dalam
waktu singkat.
Membutuhkan investasi awal yang besar.
16. Untuk membuat lapisan nutrisi diperlukan syarat-syarat:
kemiringan talang tempat mengalirnya larutan nutrisi
ke bawah benar-benar seragam
kecepatan aliran nutrisi tidak boleh terlalu tinggi
dengan mempertimbangkan kemiringan talang
lebar talang harus memadai untuk menghindari
terbendungnya aliran nutrisi oleh kumpulan akar
dasar talang harus rata dan tidak melengkung untuk
mencapai kedalaman nutrisi yang disyaratkan
larutan nutrisi disirkulasikan secara berkala.
17.
18.
19. Floating Hydroponic System (FHS)
Adalah budidaya tanaman dengan cara
menancapkan tanaman pada lubang
styrofoam yang mengapung pada larutan
nutrisi dalam suatu bak atau kolam sehingga
akar tanaman terendam dan dapat
menyerap larutan nutrisi.
20.
21.
22. Hidroponik Substrat
Hidroponik substrat adalah metode budidaya
tanaman dimana akar tanaman tumbuh pada media
porus selain tanah yang dialiri larutan nutrisi
sehingga memungkinkan tanaman memperoleh air,
nutrisi, dan oksigen secara cukup.
Media tanam yang baik mempunyai karakteristik
dapat menyerap dan menghantarkan air, tidak
mempengaruhi pH air, tidak berubah warna, tidak
mudah lapuk. Media tanam yang digunakan dapat
berasal dari bahan organik maupun anorganik.
Sistem irigasi pada hidroponik substrat dibedakan
menjadi dua yaitu dengan irigasi tetes dan irigasi
pasang surut (ebb and flow),
23.
24.
25. Aeroponik
Sampai saat ini masih belum jelas apakah
aeroponik digolongkan dalam hidroponik
atau merupakan golongan tersendiri.
Aeroponik adalah cara bercocok tanam
dimana akar tanaman tergantung di udara
dan disemprot dengan larutan nutrisi secara
terus menerus.
26.
27.
28.
29. Wick sistem merupakan
hidroponik dengan
menggunakan sumbu untuk
membantu tanaman dalam
menyerap air nutrisi dari
wadah tampung .
33. 1. Potong Rockwool / Busa
ukuran 2 cm x 2 cm,
dilubangi bagian atasnya
, kemudian selupkan
dedalam air sampai
basah . Susun di tray
dengan rapi
2. Masukkan biji sayuran
kedalam lubang , kemudian
disemprot dengan air
kembali sampai basah .
Letakkan tray di tempat
yang terlindung tetapi
terkena matahari secara
tidak langsung .
34. 3. Jaga kelembapan benih
setiap hari , jika terlalu
kering dapat disemprot
dengan air . Dalam 2 x 24
jam benih sudah tumbuh
. Biarkan sampai 2
minggu di tempat
pembibitan .
35. 1. Setelah ditanam , sayur
tersebut disiram dengan
larutan secara manual setiap
hari sampai akar tumbuh
sampai ke permukaan air .
Setelah akar tumbuh sampai
permukaan air maka
penyiraman dihentikan .
2. Letakkan sayuran tersebut ditempat
yang terkena matahari langsung ,
jika memungkinkan sayuran
tersebut terlindung dari hujan .
Lakukan pengecekan tinggi
permukaan air larutan diwadah , jika
kurang dapat ditambahkan larutan
yang baru.
36. 1. Siapkan terlebih dahulu
larutan pupuk . 5 ml Larutan A
+ 5 ml larutan B . Campurkan
kedalam 1 liter air .
Banyaknya larutan yang
dibuat disesuaikan dengan
besar wadah yang digunakan
.
2. Masukkan benih beserta
rockwoolnya ke pot
kecilnya . Lalu disekeliling
rockwool tersebut
dimasukkan kerikil kecil
supaya posisi benih tidak
mudah tergoncang.
37. 1. Lebih kurang 30 – 40 hari
sayuran yang ditanam sudah
dapat dipanen .
2. Cabut tanaman dari pot
kecilnya , bersihkan pot dari
sisa sisa akar sayur dan pot
tersebut dapat digunakan
untuk penanaman berikutnya
.
38. Sistem Vertikultur
Vertikultur diserap dari bahasa Inggris yang
berasal dari kata "vertical" dan "culture" yang
artinya, teknik budidaya tanaman secara
vertikal, sehingga penanamannya
menggunakan sistem bertingkat.
Teknik ini berawal dari gagasan "vertical garden"
yang dilontarkan oleh sebuah perusahaan benih
di Swiss, sekitar tahun 1945 yang lalu.
Tujuan utama aplikasi teknik vertikultur adalah
memanfaatkan lahan sempit seoptimal mungkin
(Agus Andoko, 2004).
39.
40. Buat Usulan Proposal PKM 5 bidang,
mengenai Sistem Hidroponik
Jangka waktu tugas 2 minggu
1 Kelompok maksimal 4 orang
Pembimbing :
SDR
ESD
ARU
IRN