SlideShare a Scribd company logo
1 of 280
Download to read offline
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH




                      BUKU 3



         POS - POS PERHITUNGAN APBD




                        Pokja IV
    Evaluasi Pembiayaan & Informasi Keuangan Daerah

Tim Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Perimbangan
             Keuangan Pusat dan Daerah
              KMK: 355/KMK.07/2001
BUKU 3 POS-POS PERHITUNGAN APBD


                              KATA PENGANTAR


     Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan
manajemen keuangan yang sehat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
105 Tahun 2001, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan
sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk Peraturan
Daerah. Sistem tersebut sangat diperlukan dalam memenuhi kewajjiban
pemerintah daerah dalam membuat laporan pertanggungjawaban keuangan
daerah yang bersangkutan.

      Dalam buku-2 Pos-Pos Neraca mengenai pedoman akuntansi pos-pos
neraca mencakup pengertian dari masing-masing pos neraca, proses pencatatan
dan dokumen terkait, saldo normal (debet atau kredit), jurnal standar yang
berkaitan dengan pos tersebut, pengukuran nilai, dan pengungkapan yang
diperlukan untuk kejelasan dari pos tersebut. Sebagai kelengkapan sistem yang
akan menghasilkan laporan keuangan yang salah satunya adalah Laporan
Perhitungan Anggaran, diperlukan pedoman akuntansi yang berkaitan dengan
pos-pos perhitungan anggaran.

      Pedoman Akuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran dimaksud mencakup
pengertian dari masing-masing pos perhitungan anggaran, proses pencatatan
dan dokumen terkait, saldo normal (debet atau kredit), jurnal standar yang
berkaitan dengan pos tersebut, pengukuran nilai, dan pengungkapan yang
diperlukan untuk kejelasan dari pos tersebut. Dengan adanya Pedoman
Akuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran tersebut maka diharapkan pelaksana
manajemen keuangan di daerah akan lebih mengerti mengenai penerapan
sistem akuntansi secara menyeluruh dimana terdapat keterkaitan yang erat
antara pos neraca dan pos perhitungan anggaran sehingga dapat menghasilkan
laporan keuangan utama yaitu Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca dan
Laporan Arus Kas. Pedoman Akuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran juga
akan bermanfaat sebagai bimbingan pada tahap awal penerapan sistem dimana
pada umumnya penerapan sistem komputerasi masih berjalan secara paralel
dengan penerapan secara manual.

      Buku-3 Pos-Pos Perhitungan Anggaran ini merupakan pedoman akuntansi
betalian dengan penyiapan laporan perhitungan anggaran diharapkan akan
membantu pemerintah daerah di dalam penerapan sistem akuntansi keuangan
daerah sehingga untuk waktu yang tidak terlalu lama, pemerintah daerah telah
mampu menghasilkan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan sebagaimana
yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2001.

                                                              Jakarta, 9 Januari 2002

                                                                        Tim Penyusun
Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah:                        i
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




                                   BAB I
                          PEDOMAN AKUNTANSI APBD


        Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan
pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan
pendapatan, belanja dan pembiayaan. Anggaran merupakan pedoman bagi
segala      tindakan     yang     akan    dilaksanakan       oleh pemerintah
propinsi/kabupaten/kota meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan
dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi anggaran secara
sistematis untuk satu periode akuntansi. Anggaran terdiri dari :
    (a) anggaran pendapatan
    (b) anggaran belanja
    (c) anggaran bagi hasil pendapatan          dari pemerintah propinsi ke
        Kabupaten/Kota/Desa
    (d) anggaran dana cadangan
    (e) dan anggaran pembiayaan.

   Siklus akuntansi yang berkaitan dengan anggaran meliputi :
   1. Pengesahan Anggaran dengan Perda APBD
   2. Otorisasi Anggaran dengan dokumen Otorisasi Kredit Anggaran (OKA)
       yaitu dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari
       estimasi pendapatan dan appropriasi yang disediakan bagi instansi dan
       digunakan untuk menarik pendapatan dan memperoleh uang dari Kas
       Daerah guna membiayai pengeluaran selama periode akuntansi tersebut.
   3. Realisasi pelaksanaan anggaran
   4. Penutupan perkiraan anggaran pada akhir tahun.

       Pedoman akuntansi pada bagian ini hanya dibatasi pada saat terbitnya
Perda APBD. Akuntansi pada saat terbitnya OKA diuraikan pada bagian
pedoman alokasi estimasi pendapatan dan pedoman akuntansi allotment
belanja. Selanjutnya, pedoman akuntansi pada saat realisasi anggaran dan
akhir tahun diuraikan pada bagian realisasi.

1. Anggaran Pendapatan

   a. Pengertian

       Anggaran Pendapatan merupakan rencana pendapatan yang akan
       diterima oleh Kas Daerah selama satu periode akuntansi. Anggaran
       pendapatan ini dibukukan dalam perkiraan estimasi pendapatan yang
       kemudian dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan sesuai dengan
       OKA yang diterbitkan.


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                     1
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




       Estimasi Pendapatan adalah perkiraan untuk membukukan anggaran
       pendapatan yang tercantum dalam APBD.

       Estimasi Pendapatan terdiri dari:

           1) Estimasi Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari perkiraan-perkiraan
              buku besar :

              a) Estimasi Pendapatan Pajak Daerah.
                 Estimasi pendapatan pajak daerah ini, antara lain terdiri dari
                 Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, Bea
                 Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air
                 Pajak Hotel dan Restoran dan Pajak Reklame.
              b) Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah.
                 Estimasi pendapatan retribusi daerah ini, antara lain terdiri dari
                 Retribusi Pasar, Retribusi Terminal, dst.
              c) Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD/N dan Investasi
                 Lainnya
              d) Estimasi Lain-lain PAD

           2) Estimasi Pendapatan Dana Perimbangan, terdiri dari perkiraan-
              perkiraan buku besar :

              a) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PBB
              b) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari BPHTB
              c) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari SDA, antara lain
                 diperoleh dari Sektor Kehutanan, Sektor Pertambangan IHPH
                 dan perikanan.
              d) Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum
              e) Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus

           3) Estimasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah:
              a) Estimasi Pendapatan Hibah
              b) Estimasi Pendapatan Dana Darurat
              c) Estimasi Lain-lain Pendapatan

           4) Estimasi Pembagian Hasil Pajak/Retribusi (Pengurang Estimasi
              Pendapatan):
              a) Pembagian Hasil Pajak
              b) Pembagian Hasil Retribusi




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                     2
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




       b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

           Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan oleh
           pemerintah. Estimasi Pendapatan merupakan wewenang yang
           diberikan oleh DPRD kepada Pemerintah Daerah melalui Perda APBD
           untuk menghasilkan pendapatan dari sumber-sumber tertentu. Perda
           APBD menetapkan sumber dan target pendapatan yang harus dicapai
           oleh pemerintah. Dengan demikian dokumen sumber bagi unit
           pembukuan untuk membukukan Estimasi Pendapatan adalah Perda
           APBD. Sedangkan bila terjadi perubahan maka dokumen sumber
           untuk melakukan pembukuan adalah dokumen Revisi APBD.

           Estimasi pendapatan yang dialokasikan sesuai Otorisasi Kredit
           Anggaran (OKA) yang diterbitkan, merupakan bagian dari estimasi
           pendapatan yang ditetapkan kepada suatu instansi untuk
           direalisasikan.
           Realisasi Anggaran Pendapatan harus dibukukan sesuai dengan
           klasifikasi perkiraan buku besar dan pembantu yang telah ditetapkan
           dalam       bagan     perkiraan,   untuk   memenuhi      kebutuhan
           pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
           yang berlaku dan untuk keperluan pengendalian bagi pimpinan.
           Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas estimasi
           pendapatan, estimasi pendapatan yang dialokasikan, juga atas
           realisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilai penambahan
           atau pengurangan Surplus/Defisit Tahun Perolehan yang merupakan
           bagian Ekuitas Dana Lancar.


       c. Saldo Normal

          Saldo normal perkiraan Estimasi Pendapatan adalah saldo debet, hal
          ini berarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan maka
          penambahannya dicatat disebelah debet, sedangkan bila berakibat
          pengurangan akan dicatat disebelah kredit.

       d. Jurnal Standar

          1) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan pada saat terbitnya
             Perda APBD adalah sebagai berikut :

           No.                     Nama Perkiraan                    Debet        Kredit
        Perkiraan
          9001      Estimasi Pendapatan Pajak Daerah                   xxx
          9002      Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah               xxx
          9003      Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Inv . Lainnya         xxx


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                              3
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




          9004      Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD              xxx
          9011      Estimasi Pend. Bag Daerah dari PBB & BPHTP          xxx
          9012      Estimasi Pend. Bag Daerah dari PPh                  xxx
          9013      Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari SDA             xxx
          9014      Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum               xxx
          9015      Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus             xxx
          9021      Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi       xxx
          9022      Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi     xxx
          9031      Estimasi Pendapatan Hibah                           xxx
          9032      Estimasi Pendapatan Dana Darurat                    xxx
          9033      Estimasi Lain-Lain Pendapatan                       xxx
          6300         Surplus/Defisit Tahun Perolehan                              Xxx

          2) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan yang berhubungan
             dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya
             penambahan adalah sebagai berikut :

          No.                      Nama Perkiraan                     Debet   Kredit
       Perkiraan
         9001       Estimasi Pendapatan Pajak Daerah                  Xxx
         9002       Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah              Xxx
         9003       Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Inv Lainnya          Xxx
         9004       Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD            Xxx
         9011       Estimasi Pend. Bag Daerah dr PBB & BPHTP          Xxx
         9012       Estimasi Pend. Bag Daerah dr PPh                  Xxx
         9013       Estimasi Pendapatan Bag Daerah dr SDA             Xxx
         9014       Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum             Xxx
         9015       Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus           Xxx
         9021       Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi     Xxx
         9022       Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi   Xxx
         9031       Estimasi Pendapatan Hibah                         Xxx
         9032       Estimasi Pendapatan Dana Darurat                  Xxx
         9033       Estimasi Pendapatan Lain-lain                     Xxx
         6300          Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                             Xxx

          3) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan yang berhubungan
             dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya
             pengurangan anggaran adalah sebagai berikut :

         No.                      Nama Perkiraan                      Debet   Kredit
      Perkiraan
        6300       Surplus/Defisit Tahun Perolehan                    Xxx
        9001        Estimasi Pendapatan Pajak Daerah                               Xxx
        9002        Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah                           Xxx
        9003        Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Inv Lainnya                       Xxx
        9004        Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD                         Xxx
        9011        Estimasi Pend. Bag Daerah dr PBB & BPHTP                       Xxx
        9012        Estimasi Pend. Bag Daerah dr PPh                               Xxx
        9013        Estimasi Pendapatan Bag Daerah dr SDA                          Xxx


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                             4
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




         9014       Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum                           Xxx
         9015       Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus                         Xxx
         9021       Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi                   Xxx
         9022       Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi                 Xxx
         9031       Estimasi Pendapatan Hibah                                       Xxx
         9032       Estimasi Pendapatan Dana Darurat                                Xxx
         9033       Estimasi Pendapatan Lain-lain                                   Xxx

          4) Jurnal untuk mencatat “Estimasi Pendapatan yang dialokasikan”
             berdasarkan OKA sebagai berikut:

          No.                      Nama Perkiraan                     Debet    Kredit
       Perkiraan
         9101       Estimasi Pendapatan Pajak Daerah yg                xxx
                    Dialokasikan (Dinas X)
          9102      Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah yg            xxx
                    Dialokasikan (Dinas X)
          9103      Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMN/D &           xxx
                    Investasi Lainnya yg Dialokasikan (Dinas X)
          9104      Estimasi Pend. Dari Lain-lain PAD yg               xxx
                    Dialokasikan (Dinas X)
          9111      Estimasi Pend. Bagian Daerah dari PBB &            xxx
                    BPHTP yg Dialokasikan (Dinas X)
          9112      Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PPh yg      xxx
                    Dialokasikan (Dinas X)
          9113      Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari SDA         xxx
                    yg Dialokasikan (Dinas X)
          9114      Estimasi Pendapatan DAU yg Dialokasikan            xxx
                    (Dinas X)
          9115      Estimasi Pendapatan DAK yg Dialokasikan            xxx
                    (Dinas X)
          9121      Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi      Xxx
                    yg Dialokasikan(Dinas X)
          9122      Estimasi Pendapatan Bagi Hail Lainnya dari         xxx
                    Provinsi yg Dialokasikan ( Dinas X )
          9131      Estimasi Pendapatan Hibah yg Dialokasikan          xxx
                    (Dinas X)
          9132      Estimasi Pendapatan Dana Darurat yg                xxx
                    Dialokasikan (Dinas X)
          9133      Estimasi Lain-lain Pendapatan yg Dialokasikan      xxx
                    (Dinas X)
          9201        Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah                      xxx
          9202        Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah                  xxx
          9203        Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Laba                       xxx
                      BUMN/D & Investasi Lainnya
          9204        Alokasi Est. Pendapatan dari Lain-lain PAD                    xxx
          9211        Alokasi Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari                   xxx
                      PBB & BPHTP
          9212        Alokasi Est. Pendapatan Bag Daerah dari PPh                   xxx
          9213        Alokasi Est. Pendapatan Bag Daerah dari SDA                   xxx
          9214        Alokasi Estimasi Pendapatan DAU                               xxx


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                             5
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




          9215        Alokasi Estimasi Pendapatan DAK                               xxx
          9221        Alokasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi                  Xxx
          9222        Alokasi Pend.Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi                 xxx
          9231        Alokasi Estimasi Pendapatan Hibah                             xxx
          9232        Alokasi Estimasi Pendapatan Dana Darurat                      xxx
          9233        Alokasi Estimasi Lain-Lain Pendapatan                         xxx

       5) Jurnal Penutup.

          Jurnal untuk mencatat Realisasi Pendapatan berikut jurnal penutupnya
          dapat dilihat pada butir Pedoman Akuntansi Alokasi Pendapatan.

          Pada akhir tahun perkiraan estimasi pendapatan ditutup dengan
          pasangan perkiraan Alokasi Estimasi Pendapatan dengan jurnal
          penutup pada akhir tahun anggaran sebagai berikut :

         No.                       Nama Perkiraan                     Debet    Kredit
      Perkiraan
        9201      Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah             xxx
        9202      Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah         xxx
        9203      Alokasi Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Invest.         xxx
                  Lain
         9204     Alokasi Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD       xxx
         9211     Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari       xxx
                  PBB & BPHTB
         9212     Alokasi Estimasi Pend. Bag. Daerah dari PPh          xxx
         9213     Alokasi Estimasi Pendapatan Bag Daerah dr SDA        xxx
         9214     Alokasi Estimasi Pendapatan DAU                      xxx
         9215     Alokasi Estimasi Pendapatan DAK                      xxx
         9221     Alokasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi         Xxx
         9222     Alokasi Pend.Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi        Xxx
         9231     Alokasi Estimasi Pendapatan Hibah                    Xxx
         9232     Alokasi Estimasi Pendapatan Dana Darurat             Xxx
         9233     Alokasi Estimasi Pendapatan Lain-lain                Xxx
         9001       Estimasi Pendapatan Pajak Daerah                                xxx
         9002       Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah                            xxx
         9003       Est Pend Bag Laba BUMN/D dan Investasi                          xxx
                    Lainnya
         9004       Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD                          xxx
         9011       Estimasi Pend. Bag Daerah dari PBB & BPHTB                      xxx
         9012       Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari PPh                         xxx
         9013       Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari SDA                         xxx
         9014       Estimasi Pendapatan DAU                                         xxx
         9015       Estimasi Pendapatan DAK                                         xxx
         9021       Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi                   Xxx
         9022       Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi                 Xxx
         9031       Estimasi Pendapatan Hibah                                       Xxx
         9032       Estimasi Pendapatan Dana Darurat                                Xxx
         9033       Estimasi Lain-Lain Pendapatan                                   Xxx


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                             6
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




       e. Pengukuran

          Estimasi Pendapatan dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar target
          pendapatan       yang      harus       dicapai   oleh     pemerintah
          propinsi/kabupaten/kota. Sesuai standar akuntansi yang berlaku umum
          dalam akuntansi pemerintah, Estimasi Pendapatan tidak dinyatakan
          dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi. Seluruh
          estimasi harus dilakukan dalam nilai rupiah.




       f. Pengungkapan

          Besarnya Estimasi Pendapatan diungkapkan pada Laporan
          Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target yang harus
          dicapai untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Hal-hal yang perlu
          diungkapkan terutama adalah rincian sumber pendapatan untuk
          diperbandingkan dalam persentase pencapaian target dengan realisasi
          pendapatannya


   2. Anggaran Belanja

       a. Pengertian

           Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang kemudian dijabarkan
           menjadi Otorisasi Kredit Anggaran (allotment).
           Dengan mengacu pada format APBD yang berlaku sesuai ketentuan
           perundang-undangan yang ada saat ini, kelompok anggaran belanja,
           buku besar dan buku pembantu sebagaimana telah ditetapkan dalam
           Bagan Perkiraan (Buku I) yang harus dibentuk dan dipelihara meliputi
           perkiraan-perkiraan :

           1) Apropriasi Belanja Operasi
              Terdiri dari :
              a) Apropriasi Belanja Pegawai, antara lain terdiri dari Gaji dan
                 Tunjangan Lainnya, Honorarium, Uang Lembur, Upah Pegawai
                 Harian Tetap dan Lain-lain Belanja Pegawai.
              b) Apropriasi Belanja Barang dan Jasa, antara lain terdiri dari
                 Belanja Alat Tulis Kantor, Ongkos Kantor (misal ongkos kurir,



Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                     7
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




                   ongkos kirim), Perpustakaan (di luar buku ilmiah, misal
                   majalah), Pakaian Dinas, dan Lain-lain Belanja Non Investasi.
              c)   Apropriasi Belanja Pemeliharaan, antara lain terdiri dari
                   Pemeliharaan Gedung Kantor, Pemeliharaan Rumah Dinas,
                   Kendaraan Dinas, Inventaris Kantor dan Lain-lain Belanja
                   Pemeliharaan.
              d)   Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas, antara lain terdiri dari
                   Belanja Perjalanan Dinas, Perjalanan Dinas Tetap, Perjalanan
                   Pindah, Perjalan Pemulangan Pegawai Pensiun dan Perjalanan
                   Dinas Lainnya.
              e)   Apropriasi Belanja Pinjaman, antara lain terdiri dari Belanja
                   Angsuran Bunga Hutang dan Belanja Lainnya yang
                   Berhubungan dengan Hutang
              f)   Apropriasi Belanja Subsidi
              g)   Apropriasi Belanja Hibah
              h)   Apropriasi Belanja Bantuan Sosial
              i)   Apropriasi Belanja Operasi Lainnya

           2) Apropriasi Belanja Modal
              Terdiri dari :
              a) Apropriasi Belanja Aset Tetap, terdiri dari Belanja Tanah,
                 Peralatan dan Mesin,Gedung, Bangunan, Jalan, Irigasi, Jalan
                 serta Belanja Aset Tetap Lainnya.
              b) Apropriasi Belanja Aset Lainnya.

           3) Apropriasi Belanja Tak Tersangka
              Apropriasi Belanja Tak tersangka ini dibentuk untuk tujuan
              mengatasi bencana alam, sosial dan kegiatan tak terduga lainnya.


       b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

           Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan oleh
           pemerintah. Apropriasi merupakan anggaran belanja yang disetujui
           DPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota
           untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang
           ditetapkan.

           Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) adalah dokumen pelaksanaan
           anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang disediakan
           bagi instansi atau unit-unit pengguna anggaran dan digunakan untuk
           memperoleh uang dari Kas Umum Negara/Kas Daerah guna
           membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi
           tersebut.


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                     8
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




           Realisasi Anggaran Belanja harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi
           belanja yang ditetapkan. Pencatatan realisasi anggaran dimaksudkan
           untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan
           ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan untuk keperluan
           pengendalian bagi pimpinan dengan cara yang memungkinkan
           pengukuran kegiatan belanja tersebut.

           Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas apropriasi
           belanja, allotment belanja tiap-tiap satker/dinas/pengguna anggaran,
           dan juga realisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilai
           penambahan atau pengurangan terhadap perkiraan surplus/defisit
           tahun perolehan yang merupakan bagian Ekuitas Dana Lancar.

       c. Saldo Normal

          Saldo normal perkiraan Apropriasi Belanja adalah saldo kredit, hal ini
          berarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan maka
          penambahannya dicatat di sebelah kredit, sedangkan bila berakibat
          pengurangan akan dicatat di sebelah debit.

       d. Jurnal Standar

          1) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya Perda
             APBD adalah sebagai berikut :

         No.                      Nama Perkiraan                    Debet    Kredit
      Perkiraan
        6300      Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                    xxx
        9301       Apropriasi Belanja Pegawai                                     Xxx
        9302       Apropriasi Belanja Barang dan Jasa                             Xxx
        9303       Apropriasi Belanja Pemeliharaan                                Xxx
        9304       Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas                            Xxx
        9305       Apropiasi Belanja Pinjaman                                     Xxx
        9306       Apropriasi Belanja Subsidi                                     Xxx
        9307       Apropriasi Belanja Hibah                                       xxx
        9308       Apropriasi Belanja Bantuan Sosial                              xxx
        9309       Apropriasi Belanja Operasi Lainnya                             xxx
        9311       Apropriasi Belanja Aset Tetap                                  xxx
        9312       Apropriasi Belanja Aset Lainnya                                xxx
        9321       Apropriasi Belanja Tak Tersangka                               xxx

          2) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya Revisi
             Perda APBD yang berakibat adanya penambahan anggaran adalah
             sebagai berikut :



Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                           9
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




         No.                      Nama Perkiraan                    Debet    Kredit
      Perkiraan
        6300      Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                    xxx
        9301       Apropriasi Belanja Pegawai                                     xxx
        9302       Apropriasi Belanja Barang dan Jasa                             xxx
        9303       Apropriasi Belanja Pemeliharaan                                xxx
        9304       Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas                            xxx
        9305       Apropriasi Belanja Pinjaman                                    xxx
        9306       Apropriasi Belanja Subsidi                                     xxx
        9307       Apropriasi Belanja Hibah                                       xxx
        9308       Apropriasi Belanja Bantuan Sosial                              xxx
        9309       Apropriasi Belanja Operasi Lainnya                             xxx
        9311       Apropriasi Belanja Aset Tetap                                  xxx
        9312       Apropriasi Belanja Aset Lainnya                                xxx
        9321       Apropriasi Belanja Tak Tersangka                               xxx



          3) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya Revisi
             Perda APBD yang berakibat terjadinya pengurangan anggaran
             adalah sebagai berikut :


         No.                      Nama Perkiraan                    Debet    Kredit
      Perkiraan
        9301      Apropriasi Belanja Pegawai                         xxx
        9302      Apropriasi Belanja Barang dan Jasa                 xxx
        9303      Apropriasi Belanja Pemeliharaan                    xxx
        9304      Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas                xxx
        9305      Apropriasi Belanja Pinjaman                        xxx
        9306      Apropriasi Belanja Subsidi                         Xxx
        9307      Apropriasi Belanja Hibah                           xxx
        9308      Apropriasi Belanja Bantuan Sosial                  xxx
        9309      Apropriasi Belanja Operasi Lainnya                 xxx
        9311      Apropriasi Belanja Aset Tetap                      xxx
        9312      Apropriasi Belanja Aset Lainnya                    xxx
        9321      Apropriasi Belanja Tak Tersangka                   xxx
        6300          Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                             xxx



           4) Jurnal Penutup

              Jurnal untuk mencatat allotment belanja berikut jurnal penutupnya
              (lihat Pedoman Akuntansi Allotment Belanja) dan Jurnal untuk
              mencatat Realisasi Belanja berikut jurnal penutupnya dapat dilihat
              pada Pedoman Akuntansi Belanja.

              Jurnal Penutup yang dilakukan pada akhir tahun untuk perkiraan
              Estimasi Pendapatan adalah sebagai berikut:

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                           10
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




                 No.                   Nama Perkiraan                 Debet         K
              Perkiraan
                9301       Apropriasi Belanja Pegawai                  xxx
                9302       Apropriasi Belanja Barang dan Jasa          xxx
                9303       Apropriasi Belanja Pemeliharaan             xxx
                9304       Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas         xxx
                9305       Apropriasi Belanja Pinjaman                 xxx
                9306       Apropriasi Belanja Subsidi                  xxx
                9307       Apropriasi Belanja Hibah                    xxx
                9308       Apropriasi Belanja Bantuan Sosial           xxx
                9309       Apropriasi Belanja Operasi Lainnya          xxx
                9311       Apropriasi Belanja AT u/ Plyn Publik        xxx
                9312       Apropriasi Belanja Aset Lainnya             xxx
                9321       Apropriasi Belanja Tak Tersangka            xxx
                6300        Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                         xxx




       e. Pengukuran

          Apropriasi Belanja dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar jumlah
          maksimal yang diperkenankan untuk direalisasikan oleh pemerintah.
          Sesuai standar akuntansi keuangan pemerintah yang berlaku umum,
          Apropriasi Belanja tidak dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak
          perlu dilakukan konversi. Seluruh apropriasi belanja dinyatakan dalam
          nilai rupiah.

       f. Pengungkapan

          Besarnya Apropriasi Belanja diungkapkan pada Laporan Perhitungan
          APBD sisi anggaran, yang merupakan jumlah maksimal yang
          diperkenankan untuk direalisasikan oleh pemerintah daerah. Hal-hal
          penting yang perlu diungkapkan terutama adalah rincian belanja yang
          diklasifikasikan menurut fungsi, organisasi dan jenis belanja untuk
          diperbandingkan dalam persentase dengan realisasi belanja.

          Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada
          fungsi-fungsi utama pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
          masyarakat.
          Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi menurut bagian
          anggaran atau unit-unit yang menguasai anggaran.
          Klasifikasi menurut jenis belanja meliputi belanja operasi, belanja
          modal dan belanja tak tersangka yang dirinci sesuai dengan format



Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                             11
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




          APBD menurut ketentuan yang berlaku (lihat             uraian Pengertian di
          atas).


   3. Anggaran Bagi Hasil Pendapatan Ke Kabupaten/Kota/Desa

       a. Pengertian
          Anggaran Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa terdiri dari
          apropriasi yang kemudian dijabarkan menjadi Otorisasi Kredit
          Anggaran (allotment).
          Berdasarkan format APBD yang mengacu pada ketentuan perundang-
          undangan ada saat ini, buku besar dan buku pembantu yang perlu
          dibentuk sesuai bagan perkiraan standar sebagaimana dapat dilihat
          dalam Buku I meliputi :

           1) Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota

              Perkiraan ini , antara lain terdiri dari:

              - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Kendaraaan Bermotor          dan
                Kendaraan Diatas Air
              - Apropriasi Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor &
                Kendaraan Diatas Air
              - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
              - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan
                ABTP

           2) Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota
              Terdiri dari bagi hasil lainnya di luar pajak dari pemerintah propinsi
              kepada Kabupaten/Kota;

           3) Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke Desa
              Apropriasi ini       merupakan anggaran bagi hasil pajak
              kabupaten/kota    yang       didistribusikan kepada desa-desa
              diwilayahnya, yang terdiri dari:
              - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Hotel
              - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Restoran
              - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Hiburan
              - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Reklame
              - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Penerangan Jalan
              - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pengolahan
                 Bahan galian Golongan C
              - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Parkir, dan
              - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Daerah Lainnya;


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                      12
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




           4) Apropriasi Bagi Hasil Retribusi ke Desa

              Apropriasi ini merupakan anggaran bagi hasil retribusi
              kabupaten/kota yang didistribusikan kepada desa-desa penerima
              di wilayahnya , terdiri dari :
              - Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum (RJUm) - Pelayanan
                  Kesehatan
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Persampahan
                  /Kebersihan
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya Cetak KTP
                  dan Akte Catatan Sipil
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Pemakaman dan
                  Pengabuan mayat
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Parkir di tepi Jalan
                  Umum
              - Apropriasi Bagi Hasil – Pelayanan Pasar
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pengujian Kend. Bermotor
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pemeriksaan Alat Pemadam
                  kebakaran
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya cetak Peta
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pengujian kapal perikanan
              - Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Jasa Usaha (RJUs) - Pemakaian
                  Kekayaan Daerah
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Pelelangan
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Terminal
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Khusus Parkir
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Penginapan
                  /Pesanggarahan /Villa
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Rumah Potong Hewan
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi & Olah Raga
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Penyeberangan di Atas Air
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pengelolaan Limbah Cair
              - Apropriasi Bagi Hasil RJUs –Penjualan Produk Usaha
              - Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) – Ijin
                  Mendirikan Bangunan
              - Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Tempat Penjualan Minuman
                  Beralkohol
              - Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Gangguan
              - Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Trayek
              - Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Daerah Lainnya.;


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                     13
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




           5)    Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota
                Merupakan anggaran       bagi hasil lainnya di luar pajak dari
                pemerintah propinsi kepada Kabupaten/Kota;


       b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

           Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan oleh
           pemerintah. Apropriasi merupakan anggaran belanja yang disetujui
           DPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota
           untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang
           ditetapkan.

           Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) adalah dokumen pelaksanaan
           anggaran yang menunjukkan bagian dari appropriasi yang disediakan
           bagi instansi dan digunakan utntuk memperoleh uang dari Kas Umum
           Negara/Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran
           selama periode otorisasi tersebut.

           Realisasi Anggaran Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa
           harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan, untuk
           memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan
           perundang-undangan yang berlaku dan juga untuk keperluan
           pengendalian bagi pimpinan dengan cara yang memungkinkan
           pengukuran bagi hasil pendapatan tersebut.

           Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas apropriasi
           Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa, allotment Bagi Hasil
           Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa tiap satker/dinas, juga atas
           realisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilai penambahan
           atau pengurangan terhadap Surplus/Defisit Tahun Perolehan yang
           merupakan bagian Ekuitas Dana Lancar.


       c. Saldo Normal

          Saldo normal perkiraan Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan ke
          Kabupaten/Kota/ Desa adalah saldo kredit, hal ini berarti jika terjadi
          Revisi APBD yang berakibat penambahan maka            penambahannya
          dicatat di sebelah kredit, sedangkan bila berakibat pengurangan akan
          dicatat di sebelah debit.




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                     14
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




       d. Jurnal Standar

          1) Jurnal untuk mencatat Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan ke
             Kabupaten/Kota/ Desa dengan terbitnya Perda APBD adalah
             sebagai berikut :

          No.                       Nama Perkiraan                       Debet     Kredit
       Perkiraan
         6300       Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                       xxx
                         Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan ke                        xxx
          9330
                         Kabupaten /Kota/ Desa
                    Buku Pembantu Apopriasi Bagi Hasil Pendapatan
                    ke Kab./Kota/Desa (dikredit sebesar anggaran) :
                    Apr. Bagi Hasil Pajak Kendaraaan Bermotor &                     xxx
                    Kendaraan Diatas Air
                    Apr. Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan                        xxx
                    Bermotor & Kendaraan Diatas Air
                    Apr. Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan                     xxx
                    Bermotor
                    Apr. Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan                           xxx
                    Pemanfaatan ABTP
                    Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota                 xxx
                    Apr. Bagi Hasil Pajak Hotel                                     xxx
                    Apr. Bagi Hasil Pajak Restoran                                  xxx
                    Apr. Bagi Hasil Pajak Hiburan                                   xxx
                    Apr. Bagi Hasil Pajak Reklame                                   xxx
                    Apr. Bagi Hasil Pajak Penerangan Jalan                          xxx
                    Apr. Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan                           xxx
                    Pengolahan Bahan galian Golongan C.
                    Apr. Bagi Hasil Pajak Parkir                                    xxx
                    Apr. Bagi Hasil Pajak daerah Lainnya                            xxx
                    Apr. Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum (RJUm) -                    xxx
                    Pelayanan Kesehatan
                    Apr. Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Persampahan                    xxx
                    /Kebersihan
                    Apr. Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya Cetak                  xxx
                    KTP dan Akte Catatan Sipil
                    Apr. Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Pemakaman                      xxx
                    dan Pengabuan mayat
                    Apr. Bagi Hasil RJUm – Pelyn. Parkir di tepi Jalan              xxx
                    Umum
                    Apr. Bagi Hasil – Pelayanan Pasar                               xxx
                    Apr. Bagi Hasil RJUm – Pengujian Kend. Bermotor                 xxx
                    Apr. Bagi Hasil RJUm – Pemeriks. Alat Pemadam                   xxx
                    kebakaran
                    Apr. Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya cetak                  xxx
                    Peta
                    Apr. Bagi Hasil RJUm – Pengujian kapal perikanan                xxx
                    Apr. Bagi Hasil Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) -                  xxx
                    Pemakaian Kekayaan Daerah
                    Apr. Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosir dan/atau                    xxx


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                               15
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




                    Pertokoan
                    Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Pelelangan                         xxx
                    Apr. Bagi Hasil RJUs – Terminal                                  xxx
                    Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Khusus Parkir                      xxx
                    Apr. Bagi Hasil RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran                  xxx
                    Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Penginapan                         xxx
                    /Pesanggarahan /Villa
                    Apr. Bagi Hasil RJUs – Rumah Potong Hewan                        xxx
                    Apr. Bagi Hasil RJUs – Pelayanan Pelabuhan                       xxx
                    Kapal                                                            xxx
                    Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi & Olah                    xxx
                    Raga                                                             xxx
                    Apr. Bagi Hasil RJUs – Penyebrangan di Atas Air                  xxx
                    Apr. Bagi Hasil RJUs – Pengelolaan Limbah Cair                   xxx
                    Apr. Bagi Hasil RJUs –Penjualan Produk Usaha
                    Apr. Bagi Hasil Retribusi Perijinan Tertentu (RPT)               xxx
                    – Ijin Mendirikan Bangunan
                    Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin Tempat Penjualan                      xxx
                    Minuman Beralkohol                                               xxx
                    Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin Gangguan                              xxx
                    Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin Trayek                                xxx
                    Apr. Bagi Hasil Retribusi Daerah Lainnya
                    Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa

          2) Jurnal untuk mencatat perkiraan Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan
              ke Kabupaten/Kota/ Desa sehubungan dengan terbitnya Revisi
              Perda APBD yang berakibat adanya penambahan apropriasi
              adalah sebagai berikut :

          No.
       Perkiraan                     Nama Perkiraan                        Debet    Kredit
          6300      Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                         xxx
                                                                                     xxx
          9331         Apr. Bagi Hasil Pajak ke Kab./Kota
                       Apr. Bagi Hasil Pendapatan           Lainnya   ke             xxx
          9332
                       Kab./Kota
          9333         Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa                                 xxx

          9334         Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa                             xxx
          9335         Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa                    xxx


          3) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja sehubungan dengan
             terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya pengurangan
             apropriasi belanja adalah sebagai berikut :

          No.
                                     Nama Perkiraan                        Debet    Kredit
       Perkiraan
          9331     Apr. Bagi Hasil Pajak ke kab./Kota                       xxx



Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                                16
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




          9332       Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota     xxx
          9333       Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa                       xxx
          9334       Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa                   xxx
          9335       Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa          xxx
          6300           Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                             xxx



           4) Jurnal Penutup

             Jurnal untuk mencatat allotment Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan
             Lainnya ke Kab./Kota/Desa berikut jurnal penutupnya dapat lihat
             pada Pedoman Akuntansi Allotment Apr. Bagi Hasil Pendapatan
             Lainnya ke Kab./Kota/Desa. Sedangkan jurnal untuk mencatat
             realisasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota/Desa berikut
             jurnal penutupnya lihat Pedoman Akuntansi Belanja.

             Selanjutnya, Jurnal Penutup yang dilakukan pada setiap akhir tahun
             anggaran untuk perkiraan Estimasi Pendapatan adalah sebagai
             berikut:

            No.
         Perkiraan                     Nama Perkiraan                   Debet       Kredit
           9331       Apr. Bagi Hasil Pajakab./Kota                      xxx
           9332       Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota    xxx
           9333       Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa                      xxx
           9334       Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa                  xxx
           9335       Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa         xxx
           6300            Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                           xxx

       e. Pengukuran
          Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota. dinyatakan
          dalam nilai rupiah, sebesar jumlah maksimal yang diperkenankan
          untuk direalisir oleh pemerintah. Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan
          Lainnya ke Kab./Kota. tidak mungkin dinyatakan dalam valuta asing
          sehingga tidak perlu dilakukan konversi.

       f. Pengungkapan
          Besarnya Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota.
          diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang
          merupakan jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisir
          pemerintah. Hal-hal yang perlu diungkapkan terutama adalah rincian
          bagi hasil pendapatan yang diklasifikasikan menurut jenis bagi hasil
          untuk diperbandingkan dalam persentase dengan realisasi bagi hasil
          pendapatan.


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                                17
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




          Klasifikasi menurut jenis bagi hasil pendapatan meliputi bagi hasil
          pendapatan ke Kab./Kota/desa yang dirinci sesuai dengan format
          APBD menurut ketentuan yang berlaku.

   4. Anggaran Pembentukan Dana Cadangan

       a. Pengertian

           Pemerintah Daerah dapat membentuk dana cadangan guna
           membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu
           tahun anggaran. Dana cadangan dapat dibentuk dari kontribusi
           tahunan APBD kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah dan
           dana darurat. Untuk itu perlu pula disusun pedoman akuntansi
           penyisihannya yang meliputi Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan
           dan Estimasi Transfer Masuk Dana Cadangan serta Apropriasi Belanja
           Aset dari Dana Cadangan.

           Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan adalah jumlah maksimal
           yang disetujui DPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/
           Bupati/Walikota untuk melakukan pembentukan dana cadangan sesuai
           tujuan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda).

           Estimasi Transfer Masuk Dana Cadangan adalah target yang
           ditentukan DPRD untuk menyediakan dana untuk merealisir rencana
           peruntukan dana cadangan.

           Apropriasi Belanja Aset dari Dana Cadangan adalah jumlah
           maksimum dana cadangan pada tahun tersebut yang dapat
           dibelanjakan sesuai dengan rencana pembentukannya.


       b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait

           Pembentukan dan penggunaan Dana Cadangan harus didasarkan
           Perda. Proses pencatatan Dana Cadangan sudah dimulai sejak
           terbitnya Perda APBD untuk mencatat Estimasi Pencairan - Dana
           Cadangan sekaligus untuk mencatat Apropriasi Pembentukan - Dana
           Cadangan dan dilanjutkan dengan pencatatan pada saat terbit
           Otorisasi Kredit Anggaran.

           Selanjutnya, pada saat realisasi pembentukannya dalam tahun
           anggaran berjalan dilakukan pencatatan atas penyisihan kas untuk
           dana cadangan yang disimpan pada rekening tersendiri. Dan pada
           saat penggunaannya nanti sesuai yang ditetapkan dalam Perda,


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                     18
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




           dilakukan pencatatan atas pengeluaran uang atas beban dana
           cadangan dengan dokumen sumber berupa SPM.


       c. Saldo Normal

          Saldo normal perkiraan Estimasi Pencairan – Dana Cadangan adalah
          saldo debet, ini berarti jika ada pembentukan dana dan Revisi APBD
          yang berakibat penambahan maka            penambahannya dicatat di
          sebelah debet, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat di
          sebelah kredit.

          Sedangkan Saldo normal perkiraan Apropriasi Pembentukan - Dana
          Cadangan adalah saldo kredit, hal ini berarti jika terjadi Revisi APBD
          yang berakibat penambahan maka            penambahannya dicatat di
          sebelah kredit, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat di
          sebelah debet.


       d. Jurnal Standar

           1) Jurnal saat anggaran disetujui DPRD untuk mencatat Apropriasi
              Pembentukan Dana Cadangan dan Apropriasi pencairan Dana
              Cadangan untuk digunakan adalah sebagai berikut :


             No.                     Nama Perkiraan                  Debet    Kredit
          Perkiraan
            6300       Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                 xxx
            9341        Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan                      xxx

            9241       Estimasi Pencarian Masuk-Dana Cadangan          xxx
            6300        Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                           xxx



           2) Jurnal saat terbit Otorisasi Kredit Anggaran (lihat butir tentang
              Pedoman Akuntansi Alokasi Apropriasi):


             No.                     Nama Perkiraan                  Debet    Kredit
          Perkiraan
            9441       Alokasi Aprop. Pembentukan Dana Cadangan        xxx
            9541         Allotment Pembentukan Dana Cadangan                      xxx




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                           19
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




           3) Jurnal pembentukan Dana Cadangan.

               Realisasi pembentukan dana cadangan dalam tahun anggaran
               berjalan dengan melakukan penyisihan uang kas daerah dijurnal
               sebagai berikut :


             No.                     Nama Perkiraan                  Debet    Kredit
          Perkiraan
                       Dana Cadangan                                   xxx
                        Diinvestasikan dlm Dana Cadangan                          xxx

            6300       Pembentukan Dana Cadangan                       xxx
            0100        Kas di Kas Daerah                                         xxx



           4) Jurnal realisasi pencairan Dana Cadangan
              Realisasi pencairan dana cadangan yaitu pada saat terjadinya
              transfer masuk dari Dana Cadangan ke kas daerah , dijurnal
              sebagai berikut :

            No.                     Nama Perkiraan                    Debet   Kredit
         Perkiraan
           0100       Kas di Kas Daerah                                xxx
                       Penerimaan Pencairan Dana       Cadangan                   xxx

                      Diinvestasikan dalam Dana Cadangan               xxx
                       Dana Cadangan                                              xxx



           5) Jurnal Penutup:

              Pada setiap akhir tahun anggaran, perkiraan pembentukan dan
              pencairan dana cadangan dilakukan jurnal penutup sebagai berikut
              :

            No.                     Nama Perkiraan                  Debet     Kredit
         Perkiraan
                       Allotment Pembentukan Dana Cadangan            xxx
                         Pembentukan Dana Cadangan                                Xxx

                       Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan           xxx
                        Alokasi Apropriasi Pembentukan Dana                       Xxx
                         Cadangan
            6300        Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                           Xxx




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                           20
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB I – Pedoman Akuntansi APBD




       e. Pengukuran
          Estimasi Pencairan Dana Cadangan, Apropriasi Pembentukan Dana
          Cadangan dan Apropriasi Belanja Perolehan Aset dari Dana Cadangan
          seluruhnya dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar yang telah
          diamanatkan dalam Perda APBD.


       f. Pengungkapan

          Besarnya Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan diungkapkan pada
          Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target
          yang harus dicapai untuk membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat
          dibebankan dalam satu tahun anggaran. Target tersebut
          diperbandingkan dengan realisasinya dalam persentase. Hal-Hal yang
          perlu diungkapkan pada catatan laporan keuangan terutama adalah
          peruntukan dari pembentukan dana cadangan tersebut dan rencana
          waktu    untuk mencapai jumlah yang diinginkan dan juga perlu
          diungkapkan sebab-sebab tidak tercapainya target pembentukan dana
          yang cukup materiil.

          Estimasi Pencairan Dana Cadangan diungkapkan pada Laporan
          Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target yang harus
          direalisasikan untuk penggunaan dana cadangan. Target tersebut
          diperbandingkan dengan realisasinya dalam persentase.
          Hal-Hal yang perlu diungkapkan pada catatan laporan keuangan
          adalah wujud dari penggunaan Dana Cadangan tersebut, sesuai
          rencana awal pembentukannya. Bila terjadi penyimpangan yang cukup
          materiil atas pencapaian targetnya perlu diungkapkan sebab-sebabnya
          pada Catatan Laporan Keuangan atau Nota Perhitungan Anggaran.

          Apropriasi Belanja Perolehan Aset dari Dana Cadangan dinyatakan
          dalam nilai rupiah, sebesar jumlah maksimal yang diperkenankan
          untuk direalisasikan oleh pemerintah. Apropriasi Belanja tidak
          dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi.
          Bila terjadi penyimpangan yang cukup materiil atas anggaran yang
          telah ditetapkan perlu diungkapkan sebab-sebabnya pada Catatan
          Laporan Keuangan atau Nota Perhitungan Anggaran.




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                     21
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan




                                 BAB I I
                      PEDOMAN AKUNTANSI PENDAPATAN



A. PENDAPATAN ASLI DAERAH.

   Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diperoleh dan digali dari
   potensi pendapatan yang ada di daerah. Pendapatan asli daerah ini meliputi
   perkiraan-perkiraan buku besar :
   • Pendapatan Pajak Daerah
   • Pendapatan Retribusi Daerah
   • Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya
   • Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

    1. Pendapatan Pajak Daerah

        a. Pengertian

           Perkiraan Pendapatan Pajak Daerah ini untuk menampung pendapatan
           yang berasal dari pajak daerah yang ditetapkan sesuai dengan
           peraturan daerah (Perda) dan dapat dipungut serta disetorkan ke Kas
           Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan.

        b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

           Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar pendapatan asli
           daerah dimulai sejak Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
           (APBD) disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi
           anggaran, realisasi   sampai dengan penutupan tahun anggaran.
           Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan meliputi :
              Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pecatatan alokasi
              pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD
              Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk
              penerimaan pajak maupun non pajak
              Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan
              jurnal penutup.

           Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari
           Unit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan Unit
           Pembukuan.
           Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow
           chart) Buku IV.




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                            22
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan




        c. Saldo Normal

           Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Asli Daerah adalah
           saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanya
           transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurang dengan
           adanya transaksi yang mendebet perkiraan pendapatan.


       d. Jurnal Standar

           Jurnal standar untuk mencatat transaksi Pendapatan Pajak Daerah
           sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutup
           adalah sebagai berikut :

          1) Pada saat anggaran Pendapatan Pajak Daerah disetujui/disahkan
             oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

                   No.                    Nama Perkiraan                     Debet   Kredit
                Perkiraan
                  9001      Estimasi Pendapatan Pajak Daerah                  xxx      -
                  6300      Surplus/defisit tahun pelaporan                   -       xxx
                            Jumlah                                            xxx     xxx
                            Buku Pembantu Pendapatan Pajak Daerah
                            (didebet sebesar anggaran) :
                            Pajak Kendaraaan Bermotor & Kendaraan             xxx      -
                            Diatas Air                                                 -
                            Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor &               xxx      -
                            Kendaraan Diatas Air                                       -
                            Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor              xxx      -
                            Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP                     -
                            Pajak Hotel dan Restoran                          xxx      -
                            Pajak Hiburan                                     xxx
                            Pajak Reklame                                     xxx      -
                            Pajak Penerangan Jalan                            xxx      -
                            Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan
                            galian Golongan C.                                xxx      -
                            Pajak Parkir                                      xxx      -
                            Pajak daerah Lainnya                              xxx      -

                            Jumlah                                            xxx     Xxx



         2) Alokasi Pendapatan Pajak Daerah

             Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) maka
             anggaran Pendapatan Pajak Daerah dialokasikan kepada dinas
             terkait dengan jurnal sebagai berikut :




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                               23
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan




                    No.                    Nama Perkiraan                    Debet    Kredit
                 Perkiraan
                   9101       Estimasi Pendapatan Pajak Daerah yang           xxx       -
                              dialokasikan (Dinas X)
                   9201       Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah         -       Xxx
                              Jumlah                                          xxx      Xxx



         3) Pada saat realisasi

            Realisasi Pendapatan Pajak Daerah diakui pada saat kas diterima dan
            dibukukan oleh Bendahara Umum Daerah (Kas Daerah) dalam tahun
            anggaran berjalan :


                    No.                    Nama Perkiraan                    Debet   Kredit
                 Perkiraan
                   0100       Kas di Kas Daerah                               xxx      -
                   8010       Pendapatan Pajak Daerah                          -      xxx
                              Jumlah                                          xxx     xxx
                              Buku Pembantu Pendapatan Pajak Daerah
                              (dikredit sebesar realisasinya) :
                              Pajak Kendaraaan Bermotor & Kendaraan            -      xxx
                              Diatas Air
                              Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor &              -      xxx
                              Kendaraan Diatas Air
                              Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor             -      xxx
                              Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP           -      xxx
                              Pajak Hotel                                      -      xxx
                              Pajak Restoran                                   -      xxx
                              Pajak Hiburan                                    -      xxx
                              Pajak Reklame                                    -      xxx
                              Pajak Penerangan Jalan                           -      xxx
                              Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan           -      xxx
                              galian Golongan C.                               -      xxx
                              Pajak Parkir                                     -      xxx
                              Pajak daerah Lainnya                             -      xxx



         4) Pendapatan Pajak Daerah

             Pencatatan pengembalian Pendapatan Pajak Daerah yang terjadi
             baik pada tahun anggaran berjalan maupun periode tahun anggaran
             berikutnya, seperti adanya restitusi pajak daerah, dijurnal sebagai
             berikut:




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                            24
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan


                    No.                     Nama Perkiraan                    Debet    Kredit
                 Perkiraan
                   8010       Pendapatan Pajak Daerah                          xxx       -
                   0100       Kas di Kas Daerah                                 -       xxx
                              Buku Pembantu Pengembalian Pendapatan
                              Pajak Daerah (didebet sebesar restitusinya) :
                              Pajak Kendaraaan Bermotor & Kendaraan            xxx           -
                              Diatas Air
                              Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor &              xxx           -
                              Kendaraan Diatas Air
                              Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor             xxx           -
                              Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP           xxx           -
                              Pajak Hotel                                      xxx           -
                              Pajak Restoran                                   xxx           -
                              Pajak Hiburan                                    xxx           -
                              Pajak Reklame                                    xxx           -
                              Pajak Penerangan Jalan                           xxx           -
                              Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan           xxx           -
                              galian Golongan C.                               xxx           -
                              Pajak Parkir                                     xxx           -
                              Pajak Daerah Lainnya                             xxx           -

                              Jumlah                                           xxx      Xxx



          5) Jurnal Penutup :

              Jurnal penutup perkiraan Pendapatan Pajak Daerah pada akhir
              tahun anggaran dilakukan sebagai berikut :

              a. Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :

                    No.                     Nama Perkiraan                    Debet   Kredit
                 Perkiraan
                   8010       Pendapatan Pajak Daerah                           xxx     -
                   9101       Estimasi     Pendapatan Pajak Daerah yg           -       xxx
                              dialokasikan (Dinas atau unit organisasi
                              setingkat )
                   6300       Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                   -       xxx

                   9201       Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah          xxx     -
                   9001       Estimasi Pendapatan Pajak Daerah                  -       xxx
                              Jumlah                                            xxx     Xxx

              b. Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :

                    No.                     Nama Perkiraan                    Debet   Kredit
                 Perkiraan
                   8010       Pendapatan Pajak Daerah                           xxx      -
                   6300       Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                   xxx      -
                   9101       Estimasi Pend. Pajak Daerah yg dialokasikan       -       xxx



Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                                    25
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan



                   9201       Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah         xxx     -
                   9001       Estimasi Pendapatan Pajak Daerah                 -       xxx
                              Jumlah                                           xxx     xxx




       e. Pengukuran

           Pendapatan Pajak Daerah dinilai berdasarkan nilai realisasinya yaitu
           sejumlah uang kas yang diterima oleh Bendahara Umum Daerah (Kas
           di Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan.


       f. Pengungkapan

           Pendapatan Pajak Daerah disajikan sebesar nilai anggaran dan
           realisasinya dalam laporan perhitungan APBD. Hal-hal yang perlu
           diungkapkan dalam nota perhitungan APBD bertalian dengan
           Pendapatan Pajak Daerah, antara lain :
           - Rincian jenis Pendapatan Pajak Daerah.
           - Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan pajak
              daerah.
           - Informasi penting lainnya yang dianggap perlu.


  2. Pendapatan Retribusi Daerah

      a. Pengertian

         Perkiraan   Pendapatan Restribusi Daerah ini untuk menampung
         pendapatan yang berasal dari restribusi daerah yang ditetapkan sesuai
         dengan peraturan daerah (Perda) dan dapat dipungut serta disetorkan ke
         Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan.


      b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

         Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar pendapatan retribusi
         daerah dimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
         disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran,
         realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran. Dokumen sumber
         untuk mencatat transaksi Pendapatan Restribusi Daerah meliputi :
            Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pencatatan alokasi
            pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                             26
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan


           Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk
           penerimaan pajak maupun non pajak
           MP (Memo Penyesuaian) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal
           penutup.

         Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari Unit
         Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan Unit
         Pembukuan.
         Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart)
         Buku IV.

      c. Saldo Normal

         Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Restribusi Daerah adalah
         saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanya
         transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurang dengan
         adanya transaksi yang mendebetnya.

      d. Jurnal Standar

         Jurnal standar untuk mencatat transaksi pendapatan retribusi daerah
         sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutup
         adalah sebagai berikut :

         1) Pada     saat    anggaran    Pendapatan    Retribusi     Daerah
            disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :

                 No.                      Nama Perkiraan                     Debet   Kredit
              Perkiraan
                9002      Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah.               xxx      -
                6300      Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                     -       xxx
                          Jumlah                                              xxx     xxx
                          Buku Pembantu Est. Pendapatan Retribusi Daerah
                          (didebet sebesar anggaran) :
                          Est. Pendpt. Retribusi Jasa Umum (RJUm) -           xxx       -
                          Pelayanan Kesehatan
                          Est. Pendpt.. RJUm – Pelayanan Persampahan          xxx       -
                          /Kebersihan
                          Est. Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya Cetak        xxx       -
                          KTP dan Akte Catatan Sipil
                          Est. Pendpt.. RJUm – Pelayanan Pemakaman dan        xxx       -
                          Pengabuan mayat
                          Est. Pendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di tepi Jalan    xxx       -
                          Umum
                          Est. Pendpt.. RJUm – Pelayanan Pasar                xxx       -
                          Est. Pendpt.. RJUm – Pengujian Kend. Bermotor       xxx       -
                          Est. Pendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat Pemadam         xxx       -
                          kebakaran
                          Est. Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya cetak        xxx       -
                          Peta


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                               27
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan


                          Est. Pendpt.. RJUm – Pengujian kapal perikanan         xxx      -
                          Est. Pendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) -           xxx      -
                          Pemakaian Kekayaan Daerah
                          Est. Pendpt.. RJUs – Pasar Grosir dan/atau             xxx      -
                          Pertokoan
                          Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Pelelangan                 xxx      -
                          Est. Pendpt.. RJUs – Terminal                          xxx      -
                          Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Khusus Parkir              xxx      -
                          Est. Pendpt.. RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran          xxx      -
                          Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Penginapan                 xxx      -
                          /Pesanggarahan /Villa
                          Est. Pendpt.. RJUs – Rumah Potong Hewan                xxx      -
                          Est. Pendpt.. RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal         xxx      -
                          Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi & Olah            xxx      -
                          Raga                                                   xxx      -
                          Est. Pendpt.. RJUs – Penyebrangan di Atas Air          xxx      -
                          Est. Pendpt.. RJUs – Pengelolaan Limbah Cair           xxx      -
                          Est. Pendpt.. RJUs –Penjualan Produk Usaha             xxx      -
                          Est. Pendpt.. Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) –
                          Ijin Mendirikan Bangunan                               xxx      -
                          Est. Pendpt.. RPT –         Ijin Tempat Penjualan
                          Minuman Beralkohol                                     xxx      -
                          Est. Pendpt.. RPT – Ijin Gangguan                      xxx      -
                          Est. Pendpt.. RPT – Ijin Trayek                        xxx      -
                          Est. Pendpt.. Retribusi Daerah Lainnya




         2) Alokasi Pendapatan Retribusi Daerah

             Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) maka
             anggaran Pendapatan Retribusi Daerah dialokasikan kepada dinas
             terkait dengan jurnal sebagai berikut :

                 No.                     Nama Perkiraan                        Debet   Kredit
              Perkiraan
                9102      Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah yang             xxx       -
                          dialokasikan (Dinas /unit organisasi setingkat)
                9202      Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah           -       xxx
                          Jumlah                                                xxx      xxx



          3) Pada saat realisasi

             Realisasi pendapatan retribusi daerah diakui pada saat Kas diterima
             dan dibukukan oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah )
             dalam tahun anggaran berjalan:

                    No.                     Nama Perkiraan                     Debet   Kredit
                 Perkiraan
                   0100       Kas di Kas Daerah                                 xxx      -
                   8020       Pendapatan Retribusi Daerah                        -      xxx


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                                  28
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan


                              Jumlah                                          xxx     xxx
                              Buku Pembantu Pendapatan Retribusi
                              Daerah (didebet sebesar realisasi) :
                              Pendpt. Retribusi Jasa Umum (RJUm) -             -      xxx
                              Pelayanan Kesehatan                              -      xxx
                              Pendpt.. RJUm - Pelayanan Persampahan            -      xxx
                              /Kebersihan
                              Pendpt.. RJUm - Penggantian Biaya Cetak          -      xxx
                              KTP dan Akte Catatan Sipil
                              Pendpt.. RJUm - Pelayanan Pemakaman dan          -      xxx
                              Pengabuan mayat                                  -      xxx
                              Pendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di tepi Jalan      -      xxx
                              Umum                                             -      xxx
                              Pendpt.. RJUm – Pelayanan Pasar                  -      xxx
                              Pendpt.. RJUm – Pengujian Kend. Bermotor
                              Pendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat Pemadam           -      xxx
                              kebakaran                                        -      xxx
                              Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya cetak          -      xxx
                              Peta                                             -      xxx
                              Pendpt.. RJUm – Pengujian kapal perikanan        -      xxx
                              Pendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) -          -      xxx
                              Pemakaian Kekayaan Daerah                        -      xxx
                              Pendpt.. RJUs – Pasar Grosir dan/atau
                              Pertokoan                                        -      xxx
                              Pendpt.. RJUs – Tempat Pelelangan                -      xxx
                              Pendpt.. RJUs – Terminal                         -      xxx
                              Pendpt.. RJUs – Tempat Khusus Parkir             -      xxx
                              Pendpt.. RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran         -      xxx
                              Pendpt..RJUs – Tempat Penginapan /               -      xxx
                              Pesanggarahan / Villa                            -      xxx
                              Pendpt.. RJUs – Rumah Potong Hewan               -      xxx
                              Pendpt.. RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal        -      xxx
                              Pendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi & Olah           -      xxx
                              Raga
                              Pendpt.. RJUs – Penyebrangan di Atas Air         -      xxx
                              Pendpt.. RJUs – Pengelolaan Limbah Cair          -      xxx
                              Pendpt.. RJUs –Penjualan Produk Usaha            -      xxx
                              Pendpt.. Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) –    -      xxx
                              Ijin Mendirikan Bangunan
                              Pendpt.. RPT –        Ijin Tempat Penjualan      -      xxx
                              Minuman Beralkohol
                              Pendpt.. RPT – Ijin Gangguan                     -      xxx
                              Pendpt.. RPT – Ijin Trayek                       -      xxx
                              Pendpt.. Retribusi Daerah Lainnya                -      xxx




           4) Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah


              Pencatatan Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah yang
              terjadi baik pada tahun anggaran berjalan maupun periode anggaran
              berikutnya dijurnal sebagai berikut:


Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                               29
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan


                  No.                      Nama Perkiraan                      Debet   Kredit
               Perkiraan
                 8020      Pendapatan Retribusi Daerah                          xxx      -
                 0100      Kas di Kas Daerah                                     -      xxx
                           Buku Pembantu Pengembalian Pendapatan
                           Retribusi Daerah (didebet sebesar realisasi) :
                           Pengembalian Pendpt. Retribusi Jasa Umum             xxx      -
                            (RJUm) - Pelayanan Kesehatan                                 -
                           Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan               xxx      -
                            Persampahan /Kebersihan
                           Pengembalian Pendpt.. RJUm – Penggantian             xxx      -
                            Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil
                           Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan               xxx      -
                            Pemakaman dan Pengabuan mayat                                -
                           Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di        xxx      -
                            tepi Jalan Umum                                              -
                           Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan               xxx      -
                            Pasar
                           Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pengujian               xxx      -
                            Kend. Bermotor                                               -
                           Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat          xxx      -
                            Pemadam kebakaran                                            -
                           Pengembalian Pendpt.. RJUm – Penggantian             xxx      -
                            Biaya cetak Peta                                             -
                           Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pengujian kapal         xxx      -
                            perikanan
                           Pengembalian Pendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha          xxx      -
                            (RJUs) – Pemakaian Kekayaan Daerah                           -
                           Pengembalian Pendpt.. RJUs – Pasar Grosir            xxx      -
                            dan/atau Pertokoan                                           -
                           Pengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat                  xxx      -
                            Pelelangan                                                   -
                           Pengembalian Pendpt.. RJUs – Terminal                xxx      -
                           Pengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat Khusus           xxx      -
                            Parkir                                                       -
                           Pengembalian Pendpt.. RJUs – Penyedotan              xxx      -
                            kakus/Kotoran
                           Pengembalian      Pendpt..RJUs      –      Tempat    xxx      -
                            Penginapan /Pesanggarahan /Villa
                           Pengembalian Pendpt.. RJUs – Rumah Potong            xxx      -
                            Hewan
                           Pengembalian Pendpt.. RJUs –            Pelayanan    xxx      -
                            Pelabuhan Kapal
                           Pengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi         xxx      -
                            & Olah Raga
                           Pengembalian Pendpt.. RJUs – Penyebrangan di         xxx      -
                            Atas Air
                           Pengembalian Pendpt.. RJUs – Pengelolaan             xxx      -
                            Limbah Cair
                           Pengembalian Pendpt.. RJUs –Penjualan Produk         xxx      -
                            Usaha
                           Pengembalian Pendpt.. Retribusi Perijinan            xxx      -
                            Tertentu (RPT) – Ijin Mendirikan Bangunan
                           Pengembalian Pendpt.. RPT –          Ijin Tempat     xxx      -
                            Penjualan Minuman Beralkohol
                           Pengembalian Pendpt.. RPT – Ijin Gangguan            xxx      -

Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                                30
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan


                             Pengembalian Pendpt.. RPT – Ijin Trayek           xxx       -
                             Pengembalian Pendpt..     Retribusi Daerah        xxx       -
                              Lainnya




           5) Jurnal penutup :


              Jurnal penutup pendapatan restribusi daerah pada akhir tahun
              anggaran dilakukan sebagai berikut :


               a. Realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :


                    No.                      Nama Perkiraan                   Debet   Kredit
                 Perkiraan
                   8020        Pendapatan Retribusi Daerah                     xxx      -
                   9102        Estimasi Pendapatan Retribusi     Daerah yg      -      xxx
                               dialokasikan (Dinas x)
                   6300        Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                  -      xxx

                   9202        Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah    xxx      -
                   9002        Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah                    xxx
                               Jumlah                                          xxx     xxx



              b. Realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :


                    No.                      Nama Perkiraan                   Debet   Kredit
                 Perkiraan
                   8020        Pendapatan Retribusi Daerah                    xxx        -
                   6300        Surplus/Defisit tahun pelaporan                 -        xxx
                   9102        Estimasi Pendapatan Retribusi     Daerah yg     -         xxx
                               dialokasikan (Dinas x)

                   9202        Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah    xxx      -
                   9002        Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah                     xxx

                               Jumlah                                                   xxx



       e. Pengukuran
          Pendapatan Retribusi Daerah dinilai berdasarkan nilai realisasinya
          yaitu sejumlah uang kas yang diterima oleh Bendahara Umum Daerah
          (Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan.




Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                                31
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan


       f. Pengungkapan
          Pendapatan Retribusi Daerah disajikan sebesar nilai anggaran dan
          realisasinya dalam laporan perhitungan APBD. Hal-hal yang perlu
          diungkapkan dalam nota perhitungan APBD bertalian dengan
          pendapatan restribusi daerah, antara lain :
          - Rincian jenis pendapatan retribusi daerah
          - Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan
             restribusi daerah
          - Informasi penting lainnya yang dianggap perlu .


    3. Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya

       a. Pengertian

           Perkiraan Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya ini
           untuk menampung pendapatan yang berasal dari Bagian Laba dari
           BUMD dan Investasi Lainnya yang ditetapkan sesuai dengan Rapat
           Umum Pemegang Saham (RUPS) dan dapat dipungut serta disetorkan
           ke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan.

       b. Proses pencatatan dan dokumen terkait

           Pencatatan pada perkiraan Pendapatan Bagian Laba BUMD Dan
           Investasi Lainnya dimulai sejak anggaran pendapatan dan belanja
           daerah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi
           anggaran, realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran.
           Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan meliputi :
              Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pencatatan alokasi
              pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD
              Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk
              penerimaan pajak maupun non pajak
              MP (Memo Penyesuaian) sebagai dasar pencatatan koreksi dan
              jurnal penutup.

           Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari
           Unit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan Unit
           Pembukuan.
           Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow
           chart) Buku IV.

       c. Saldo Normal

           Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Bagian Laba BUMD
           dan Investasi Lainnya adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan



Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                            32
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan


           bertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya
           akan berkurang dengan adanya transaksi yang mendebetnya.

        d. Jurnal Standar

           Jurnal standar untuk mencatat transaksi Pendapatan Bagian Laba
           BUMD dan Investasi Lainnya sejak anggaran disetujui oleh DPRD
           sampai kepada jurnal penutup adalah sebagai berikut :


           1) Pada saat anggaran Pendapatan Bagian Laba BUMD dan
              Investasi Lainnya disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan
              Rakyat Daerah:

                    No.                     Nama Perkiraan                   Debet   Kredit
                 Perkiraan
                   9003        Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD           xxx       -
                               dan Investasi Lainnya
                   6300        Surplus/Defisit Tahun Pelaporan                -       xxx
                               Jumlah                                         xxx     xxx
                               Buku Pembantu Estimasi Pendapatan Bagian
                               Laba BUMD dan Investasi Lainnya (didebet
                               sebesar anggaran) :
                               Est. Pend. dari PMP BUMD                       xxx       -
                               Est. Pend. dari PMP BUMN                       xxx       -
                               Est. Pend. dari PMP Lembaga Keu. Negara        xxx       -
                               Est. Pend. dari PMP Bdn Hukum Milik            xxx       -
                               Negara
                               Est. Pend. dari PMP Bdn Hukum Milik            xxx       -
                               Daerah
                               Est. Pend. dari PMP Badan Internasional        xxx       -
                                Est. Pend. dari PMP Badan Usaha Lainnya       xxx       -
                               Est. Pend. dari Investasi Lainnya              xxx       -
                               Est. Pengembalian Pendapatan Bagian Laba       xxx       -
                               BUMD dan Investasi Lainnya



         2) Alokasi Pendapatan Bagian Laba BUMD & Investasi Lainnya

            Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) maka
            anggaran pendapatan dialokasikan kepada dinas terkait dengan jurnal
            sebagai berikut :

                  No.                     Nama Perkiraan                     Debet   Kredit
               Perkiraan
                 9103        Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan         xxx      -
                             Investasi Lainnya yg dialokasikan (dinas X)
                  9203       Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Laba           -       xxx
                             BUMD dan Investasi Lainnya
                             Jumlah                                           xxx      xxx



Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah :                                33
Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS
APBD POS

More Related Content

What's hot

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sujatmiko Wibowo
 
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 1404041.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404LainunKhairuna
 
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAMahyuni Bjm
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSujatmiko Wibowo
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANrusdiman1
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAMahyuni Bjm
 
Konsep dan siklus akuntansi
Konsep dan siklus akuntansiKonsep dan siklus akuntansi
Konsep dan siklus akuntansiLa Salle
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)Miftah Fadlilah
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
Sistem informasi akuntansi pembelian
Sistem informasi akuntansi pembelianSistem informasi akuntansi pembelian
Sistem informasi akuntansi pembelianGunawan Manalu
 
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAMahyuni Bjm
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatDanny Akbar
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahSunar Shun Shun
 
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansiAry Efendi
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpdNadia Amelia
 
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan PenerimaanSistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan PenerimaanDeddi Nordiawan
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAMahyuni Bjm
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAMahyuni Bjm
 

What's hot (20)

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
 
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 1404041.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
 
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
 
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDAAkuntansi Pembiayaan PEMDA
Akuntansi Pembiayaan PEMDA
 
Konsep dan siklus akuntansi
Konsep dan siklus akuntansiKonsep dan siklus akuntansi
Konsep dan siklus akuntansi
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
 
Sistem informasi akuntansi pembelian
Sistem informasi akuntansi pembelianSistem informasi akuntansi pembelian
Sistem informasi akuntansi pembelian
 
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDA
 
Penganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusatPenganggaran pemerintah pusat
Penganggaran pemerintah pusat
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
 
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd
 
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan PenerimaanSistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Penerimaan
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
 

Viewers also liked (18)

Bab 4 s.d. 5
Bab 4 s.d. 5Bab 4 s.d. 5
Bab 4 s.d. 5
 
Standar pelayanan minimal_rumah_sakit
Standar pelayanan minimal_rumah_sakitStandar pelayanan minimal_rumah_sakit
Standar pelayanan minimal_rumah_sakit
 
Halaman 49 s.d. 148
Halaman 49 s.d. 148Halaman 49 s.d. 148
Halaman 49 s.d. 148
 
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Good Governance
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Good GovernanceTindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Good Governance
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Good Governance
 
Lampiran vi s.d. xiii
Lampiran vi s.d. xiiiLampiran vi s.d. xiii
Lampiran vi s.d. xiii
 
Sakd modul 4
Sakd modul 4Sakd modul 4
Sakd modul 4
 
Sakd modul 1
Sakd modul 1Sakd modul 1
Sakd modul 1
 
Sakd modul 2
Sakd modul 2Sakd modul 2
Sakd modul 2
 
Sapd modul 5
Sapd modul 5Sapd modul 5
Sapd modul 5
 
Lampiran i s.d. v
Lampiran i s.d. vLampiran i s.d. v
Lampiran i s.d. v
 
Bk2008 g54
Bk2008 g54Bk2008 g54
Bk2008 g54
 
Bab i s.d. 3
Bab i s.d. 3Bab i s.d. 3
Bab i s.d. 3
 
Peraturanbpk01 2007 sa
Peraturanbpk01 2007 saPeraturanbpk01 2007 sa
Peraturanbpk01 2007 sa
 
Executive summary
Executive summaryExecutive summary
Executive summary
 
Lampiran xiv s.d. xxvii
Lampiran xiv s.d. xxviiLampiran xiv s.d. xxvii
Lampiran xiv s.d. xxvii
 
Halaman 1 s.d. 48
Halaman 1 s.d. 48Halaman 1 s.d. 48
Halaman 1 s.d. 48
 
Halaman 149 s.d. 189
Halaman 149 s.d. 189Halaman 149 s.d. 189
Halaman 149 s.d. 189
 
Modul anggaran berbasis kinerja (daerah)
Modul  anggaran berbasis kinerja (daerah)Modul  anggaran berbasis kinerja (daerah)
Modul anggaran berbasis kinerja (daerah)
 

Similar to APBD POS

Software Akuntansi Pemerintahan
Software Akuntansi PemerintahanSoftware Akuntansi Pemerintahan
Software Akuntansi PemerintahanBarmed Studio
 
Sistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuanganSistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuangankppnpelaihari
 
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerahAnalisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerahharthy_sweet
 
materi 10 pemerintah daerah (1).pptx
materi 10 pemerintah daerah (1).pptxmateri 10 pemerintah daerah (1).pptx
materi 10 pemerintah daerah (1).pptxDianIndahLestari4
 
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docxTUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docxAnggreineTamboto
 
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013UNIDHA
 
Akuntansi pemerintahan
Akuntansi pemerintahanAkuntansi pemerintahan
Akuntansi pemerintahanKyuro Kyuro
 
sistem_akuntansi_pemerintah_daerah.pptx
sistem_akuntansi_pemerintah_daerah.pptxsistem_akuntansi_pemerintah_daerah.pptx
sistem_akuntansi_pemerintah_daerah.pptxFebriansyahFebriansy9
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahUlan Safitri
 
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdfpaparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdfkurniawansantoso6
 
Tugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansiTugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansiulvia nanda
 
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan Kerja
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan KerjaAkuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan Kerja
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan KerjaAmelia Febiani
 

Similar to APBD POS (20)

Software Akuntansi Pemerintahan
Software Akuntansi PemerintahanSoftware Akuntansi Pemerintahan
Software Akuntansi Pemerintahan
 
Sistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuanganSistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuangan
 
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerahAnalisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Analisis laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
 
materi 10 pemerintah daerah (1).pptx
materi 10 pemerintah daerah (1).pptxmateri 10 pemerintah daerah (1).pptx
materi 10 pemerintah daerah (1).pptx
 
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docxTUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
 
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013
Lampiran ii permendagri-64-tahun-2013
 
Akuntansi pemerintahan
Akuntansi pemerintahanAkuntansi pemerintahan
Akuntansi pemerintahan
 
Miching versi 2
Miching versi 2Miching versi 2
Miching versi 2
 
Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi PemerintahanAkuntansi Pemerintahan
Akuntansi Pemerintahan
 
sistem_akuntansi_pemerintah_daerah.pptx
sistem_akuntansi_pemerintah_daerah.pptxsistem_akuntansi_pemerintah_daerah.pptx
sistem_akuntansi_pemerintah_daerah.pptx
 
APBN Dan APBD
APBN Dan APBD APBN Dan APBD
APBN Dan APBD
 
Penganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintahPenganggaran pemerintah
Penganggaran pemerintah
 
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdfpaparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
paparan-pp-90-2010-kemenkeu-111017032134-phpapp02.pdf
 
Tugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansiTugas standar akuntansi
Tugas standar akuntansi
 
Perkembangan uu no.27 tahun 2010
Perkembangan uu no.27 tahun 2010Perkembangan uu no.27 tahun 2010
Perkembangan uu no.27 tahun 2010
 
Paparan pp-90-2010-kemenkeu
Paparan pp-90-2010-kemenkeuPaparan pp-90-2010-kemenkeu
Paparan pp-90-2010-kemenkeu
 
Strategi AKD
Strategi AKDStrategi AKD
Strategi AKD
 
RAPBN dan RAPBD
RAPBN dan RAPBDRAPBN dan RAPBD
RAPBN dan RAPBD
 
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan Kerja
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan KerjaAkuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan Kerja
Akuntansi Kas Satuan Kerja & Akuntansi Piutang Satuan Kerja
 
BAB 2 OTKK_.pptx
BAB 2 OTKK_.pptxBAB 2 OTKK_.pptx
BAB 2 OTKK_.pptx
 

More from Inspektorat Kabupaten Banjar (20)

Piagam pengawasan (revisi)
Piagam pengawasan (revisi)Piagam pengawasan (revisi)
Piagam pengawasan (revisi)
 
Piagam Pengawasan
Piagam PengawasanPiagam Pengawasan
Piagam Pengawasan
 
8. pokin inspektorat 2016
8. pokin inspektorat 20168. pokin inspektorat 2016
8. pokin inspektorat 2016
 
4. iku
4. iku4. iku
4. iku
 
3. pk 2018 inspektorat
3. pk 2018 inspektorat3. pk 2018 inspektorat
3. pk 2018 inspektorat
 
6. rencana aksi 2018
6. rencana aksi 20186. rencana aksi 2018
6. rencana aksi 2018
 
2. renja 2018
2. renja 20182. renja 2018
2. renja 2018
 
6. rencana aksi 2017
6. rencana aksi 20176. rencana aksi 2017
6. rencana aksi 2017
 
Renja 2017
Renja 2017Renja 2017
Renja 2017
 
pk 2017 inspektorat
pk 2017 inspektoratpk 2017 inspektorat
pk 2017 inspektorat
 
Renstra 2016 2021
Renstra 2016 2021Renstra 2016 2021
Renstra 2016 2021
 
Renja 2016 inspektorat
Renja 2016 inspektoratRenja 2016 inspektorat
Renja 2016 inspektorat
 
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikanIsi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
 
Rkt skpd
Rkt skpdRkt skpd
Rkt skpd
 
Revisi iii renstra 2011 2015
Revisi iii renstra 2011 2015Revisi iii renstra 2011 2015
Revisi iii renstra 2011 2015
 
Renja 2015
Renja 2015Renja 2015
Renja 2015
 
Rencana aksi kinerja
Rencana aksi kinerjaRencana aksi kinerja
Rencana aksi kinerja
 
Perjanjian kinerja 2016
Perjanjian kinerja 2016Perjanjian kinerja 2016
Perjanjian kinerja 2016
 
Laporan kinerja instansi pemerintah
Laporan kinerja instansi pemerintahLaporan kinerja instansi pemerintah
Laporan kinerja instansi pemerintah
 
Lampiran perjanjian kinerja 2015
Lampiran perjanjian kinerja 2015Lampiran perjanjian kinerja 2015
Lampiran perjanjian kinerja 2015
 

APBD POS

  • 1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH BUKU 3 POS - POS PERHITUNGAN APBD Pokja IV Evaluasi Pembiayaan & Informasi Keuangan Daerah Tim Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah KMK: 355/KMK.07/2001
  • 2. BUKU 3 POS-POS PERHITUNGAN APBD KATA PENGANTAR Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen keuangan yang sehat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2001, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk Peraturan Daerah. Sistem tersebut sangat diperlukan dalam memenuhi kewajjiban pemerintah daerah dalam membuat laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang bersangkutan. Dalam buku-2 Pos-Pos Neraca mengenai pedoman akuntansi pos-pos neraca mencakup pengertian dari masing-masing pos neraca, proses pencatatan dan dokumen terkait, saldo normal (debet atau kredit), jurnal standar yang berkaitan dengan pos tersebut, pengukuran nilai, dan pengungkapan yang diperlukan untuk kejelasan dari pos tersebut. Sebagai kelengkapan sistem yang akan menghasilkan laporan keuangan yang salah satunya adalah Laporan Perhitungan Anggaran, diperlukan pedoman akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos perhitungan anggaran. Pedoman Akuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran dimaksud mencakup pengertian dari masing-masing pos perhitungan anggaran, proses pencatatan dan dokumen terkait, saldo normal (debet atau kredit), jurnal standar yang berkaitan dengan pos tersebut, pengukuran nilai, dan pengungkapan yang diperlukan untuk kejelasan dari pos tersebut. Dengan adanya Pedoman Akuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran tersebut maka diharapkan pelaksana manajemen keuangan di daerah akan lebih mengerti mengenai penerapan sistem akuntansi secara menyeluruh dimana terdapat keterkaitan yang erat antara pos neraca dan pos perhitungan anggaran sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan utama yaitu Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas. Pedoman Akuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran juga akan bermanfaat sebagai bimbingan pada tahap awal penerapan sistem dimana pada umumnya penerapan sistem komputerasi masih berjalan secara paralel dengan penerapan secara manual. Buku-3 Pos-Pos Perhitungan Anggaran ini merupakan pedoman akuntansi betalian dengan penyiapan laporan perhitungan anggaran diharapkan akan membantu pemerintah daerah di dalam penerapan sistem akuntansi keuangan daerah sehingga untuk waktu yang tidak terlalu lama, pemerintah daerah telah mampu menghasilkan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2001. Jakarta, 9 Januari 2002 Tim Penyusun Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: i Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 3. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD BAB I PEDOMAN AKUNTANSI APBD Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Anggaran merupakan pedoman bagi segala tindakan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah propinsi/kabupaten/kota meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi anggaran secara sistematis untuk satu periode akuntansi. Anggaran terdiri dari : (a) anggaran pendapatan (b) anggaran belanja (c) anggaran bagi hasil pendapatan dari pemerintah propinsi ke Kabupaten/Kota/Desa (d) anggaran dana cadangan (e) dan anggaran pembiayaan. Siklus akuntansi yang berkaitan dengan anggaran meliputi : 1. Pengesahan Anggaran dengan Perda APBD 2. Otorisasi Anggaran dengan dokumen Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) yaitu dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari estimasi pendapatan dan appropriasi yang disediakan bagi instansi dan digunakan untuk menarik pendapatan dan memperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran selama periode akuntansi tersebut. 3. Realisasi pelaksanaan anggaran 4. Penutupan perkiraan anggaran pada akhir tahun. Pedoman akuntansi pada bagian ini hanya dibatasi pada saat terbitnya Perda APBD. Akuntansi pada saat terbitnya OKA diuraikan pada bagian pedoman alokasi estimasi pendapatan dan pedoman akuntansi allotment belanja. Selanjutnya, pedoman akuntansi pada saat realisasi anggaran dan akhir tahun diuraikan pada bagian realisasi. 1. Anggaran Pendapatan a. Pengertian Anggaran Pendapatan merupakan rencana pendapatan yang akan diterima oleh Kas Daerah selama satu periode akuntansi. Anggaran pendapatan ini dibukukan dalam perkiraan estimasi pendapatan yang kemudian dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan sesuai dengan OKA yang diterbitkan. Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 1 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 4. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD Estimasi Pendapatan adalah perkiraan untuk membukukan anggaran pendapatan yang tercantum dalam APBD. Estimasi Pendapatan terdiri dari: 1) Estimasi Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari perkiraan-perkiraan buku besar : a) Estimasi Pendapatan Pajak Daerah. Estimasi pendapatan pajak daerah ini, antara lain terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air Pajak Hotel dan Restoran dan Pajak Reklame. b) Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah. Estimasi pendapatan retribusi daerah ini, antara lain terdiri dari Retribusi Pasar, Retribusi Terminal, dst. c) Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD/N dan Investasi Lainnya d) Estimasi Lain-lain PAD 2) Estimasi Pendapatan Dana Perimbangan, terdiri dari perkiraan- perkiraan buku besar : a) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PBB b) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari BPHTB c) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari SDA, antara lain diperoleh dari Sektor Kehutanan, Sektor Pertambangan IHPH dan perikanan. d) Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum e) Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus 3) Estimasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah: a) Estimasi Pendapatan Hibah b) Estimasi Pendapatan Dana Darurat c) Estimasi Lain-lain Pendapatan 4) Estimasi Pembagian Hasil Pajak/Retribusi (Pengurang Estimasi Pendapatan): a) Pembagian Hasil Pajak b) Pembagian Hasil Retribusi Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 2 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 5. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD b. Proses pencatatan dan dokumen terkait Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan oleh pemerintah. Estimasi Pendapatan merupakan wewenang yang diberikan oleh DPRD kepada Pemerintah Daerah melalui Perda APBD untuk menghasilkan pendapatan dari sumber-sumber tertentu. Perda APBD menetapkan sumber dan target pendapatan yang harus dicapai oleh pemerintah. Dengan demikian dokumen sumber bagi unit pembukuan untuk membukukan Estimasi Pendapatan adalah Perda APBD. Sedangkan bila terjadi perubahan maka dokumen sumber untuk melakukan pembukuan adalah dokumen Revisi APBD. Estimasi pendapatan yang dialokasikan sesuai Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) yang diterbitkan, merupakan bagian dari estimasi pendapatan yang ditetapkan kepada suatu instansi untuk direalisasikan. Realisasi Anggaran Pendapatan harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi perkiraan buku besar dan pembantu yang telah ditetapkan dalam bagan perkiraan, untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan untuk keperluan pengendalian bagi pimpinan. Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas estimasi pendapatan, estimasi pendapatan yang dialokasikan, juga atas realisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilai penambahan atau pengurangan Surplus/Defisit Tahun Perolehan yang merupakan bagian Ekuitas Dana Lancar. c. Saldo Normal Saldo normal perkiraan Estimasi Pendapatan adalah saldo debet, hal ini berarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat disebelah debet, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat disebelah kredit. d. Jurnal Standar 1) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan pada saat terbitnya Perda APBD adalah sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx 9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx 9003 Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Inv . Lainnya xxx Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 3 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 6. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD 9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx 9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dari PBB & BPHTP xxx 9012 Estimasi Pend. Bag Daerah dari PPh xxx 9013 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari SDA xxx 9014 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum xxx 9015 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus xxx 9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi xxx 9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi xxx 9031 Estimasi Pendapatan Hibah xxx 9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat xxx 9033 Estimasi Lain-Lain Pendapatan xxx 6300 Surplus/Defisit Tahun Perolehan Xxx 2) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan yang berhubungan dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya penambahan adalah sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah Xxx 9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah Xxx 9003 Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Inv Lainnya Xxx 9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD Xxx 9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PBB & BPHTP Xxx 9012 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PPh Xxx 9013 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dr SDA Xxx 9014 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum Xxx 9015 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus Xxx 9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx 9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx 9031 Estimasi Pendapatan Hibah Xxx 9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx 9033 Estimasi Pendapatan Lain-lain Xxx 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan Xxx 3) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan yang berhubungan dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya pengurangan anggaran adalah sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 6300 Surplus/Defisit Tahun Perolehan Xxx 9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah Xxx 9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah Xxx 9003 Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Inv Lainnya Xxx 9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD Xxx 9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PBB & BPHTP Xxx 9012 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PPh Xxx 9013 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dr SDA Xxx Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 4 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 7. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD 9014 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum Xxx 9015 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus Xxx 9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx 9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx 9031 Estimasi Pendapatan Hibah Xxx 9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx 9033 Estimasi Pendapatan Lain-lain Xxx 4) Jurnal untuk mencatat “Estimasi Pendapatan yang dialokasikan” berdasarkan OKA sebagai berikut: No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9101 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah yg xxx Dialokasikan (Dinas X) 9102 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah yg xxx Dialokasikan (Dinas X) 9103 Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMN/D & xxx Investasi Lainnya yg Dialokasikan (Dinas X) 9104 Estimasi Pend. Dari Lain-lain PAD yg xxx Dialokasikan (Dinas X) 9111 Estimasi Pend. Bagian Daerah dari PBB & xxx BPHTP yg Dialokasikan (Dinas X) 9112 Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PPh yg xxx Dialokasikan (Dinas X) 9113 Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari SDA xxx yg Dialokasikan (Dinas X) 9114 Estimasi Pendapatan DAU yg Dialokasikan xxx (Dinas X) 9115 Estimasi Pendapatan DAK yg Dialokasikan xxx (Dinas X) 9121 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx yg Dialokasikan(Dinas X) 9122 Estimasi Pendapatan Bagi Hail Lainnya dari xxx Provinsi yg Dialokasikan ( Dinas X ) 9131 Estimasi Pendapatan Hibah yg Dialokasikan xxx (Dinas X) 9132 Estimasi Pendapatan Dana Darurat yg xxx Dialokasikan (Dinas X) 9133 Estimasi Lain-lain Pendapatan yg Dialokasikan xxx (Dinas X) 9201 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx 9202 Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx 9203 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Laba xxx BUMN/D & Investasi Lainnya 9204 Alokasi Est. Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx 9211 Alokasi Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari xxx PBB & BPHTP 9212 Alokasi Est. Pendapatan Bag Daerah dari PPh xxx 9213 Alokasi Est. Pendapatan Bag Daerah dari SDA xxx 9214 Alokasi Estimasi Pendapatan DAU xxx Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 5 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 8. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD 9215 Alokasi Estimasi Pendapatan DAK xxx 9221 Alokasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx 9222 Alokasi Pend.Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi xxx 9231 Alokasi Estimasi Pendapatan Hibah xxx 9232 Alokasi Estimasi Pendapatan Dana Darurat xxx 9233 Alokasi Estimasi Lain-Lain Pendapatan xxx 5) Jurnal Penutup. Jurnal untuk mencatat Realisasi Pendapatan berikut jurnal penutupnya dapat dilihat pada butir Pedoman Akuntansi Alokasi Pendapatan. Pada akhir tahun perkiraan estimasi pendapatan ditutup dengan pasangan perkiraan Alokasi Estimasi Pendapatan dengan jurnal penutup pada akhir tahun anggaran sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9201 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx 9202 Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx 9203 Alokasi Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Invest. xxx Lain 9204 Alokasi Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx 9211 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari xxx PBB & BPHTB 9212 Alokasi Estimasi Pend. Bag. Daerah dari PPh xxx 9213 Alokasi Estimasi Pendapatan Bag Daerah dr SDA xxx 9214 Alokasi Estimasi Pendapatan DAU xxx 9215 Alokasi Estimasi Pendapatan DAK xxx 9221 Alokasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx 9222 Alokasi Pend.Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx 9231 Alokasi Estimasi Pendapatan Hibah Xxx 9232 Alokasi Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx 9233 Alokasi Estimasi Pendapatan Lain-lain Xxx 9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx 9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx 9003 Est Pend Bag Laba BUMN/D dan Investasi xxx Lainnya 9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx 9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dari PBB & BPHTB xxx 9012 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari PPh xxx 9013 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari SDA xxx 9014 Estimasi Pendapatan DAU xxx 9015 Estimasi Pendapatan DAK xxx 9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx 9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx 9031 Estimasi Pendapatan Hibah Xxx 9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx 9033 Estimasi Lain-Lain Pendapatan Xxx Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 6 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 9. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD e. Pengukuran Estimasi Pendapatan dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar target pendapatan yang harus dicapai oleh pemerintah propinsi/kabupaten/kota. Sesuai standar akuntansi yang berlaku umum dalam akuntansi pemerintah, Estimasi Pendapatan tidak dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi. Seluruh estimasi harus dilakukan dalam nilai rupiah. f. Pengungkapan Besarnya Estimasi Pendapatan diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target yang harus dicapai untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Hal-hal yang perlu diungkapkan terutama adalah rincian sumber pendapatan untuk diperbandingkan dalam persentase pencapaian target dengan realisasi pendapatannya 2. Anggaran Belanja a. Pengertian Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang kemudian dijabarkan menjadi Otorisasi Kredit Anggaran (allotment). Dengan mengacu pada format APBD yang berlaku sesuai ketentuan perundang-undangan yang ada saat ini, kelompok anggaran belanja, buku besar dan buku pembantu sebagaimana telah ditetapkan dalam Bagan Perkiraan (Buku I) yang harus dibentuk dan dipelihara meliputi perkiraan-perkiraan : 1) Apropriasi Belanja Operasi Terdiri dari : a) Apropriasi Belanja Pegawai, antara lain terdiri dari Gaji dan Tunjangan Lainnya, Honorarium, Uang Lembur, Upah Pegawai Harian Tetap dan Lain-lain Belanja Pegawai. b) Apropriasi Belanja Barang dan Jasa, antara lain terdiri dari Belanja Alat Tulis Kantor, Ongkos Kantor (misal ongkos kurir, Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 7 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 10. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD ongkos kirim), Perpustakaan (di luar buku ilmiah, misal majalah), Pakaian Dinas, dan Lain-lain Belanja Non Investasi. c) Apropriasi Belanja Pemeliharaan, antara lain terdiri dari Pemeliharaan Gedung Kantor, Pemeliharaan Rumah Dinas, Kendaraan Dinas, Inventaris Kantor dan Lain-lain Belanja Pemeliharaan. d) Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas, antara lain terdiri dari Belanja Perjalanan Dinas, Perjalanan Dinas Tetap, Perjalanan Pindah, Perjalan Pemulangan Pegawai Pensiun dan Perjalanan Dinas Lainnya. e) Apropriasi Belanja Pinjaman, antara lain terdiri dari Belanja Angsuran Bunga Hutang dan Belanja Lainnya yang Berhubungan dengan Hutang f) Apropriasi Belanja Subsidi g) Apropriasi Belanja Hibah h) Apropriasi Belanja Bantuan Sosial i) Apropriasi Belanja Operasi Lainnya 2) Apropriasi Belanja Modal Terdiri dari : a) Apropriasi Belanja Aset Tetap, terdiri dari Belanja Tanah, Peralatan dan Mesin,Gedung, Bangunan, Jalan, Irigasi, Jalan serta Belanja Aset Tetap Lainnya. b) Apropriasi Belanja Aset Lainnya. 3) Apropriasi Belanja Tak Tersangka Apropriasi Belanja Tak tersangka ini dibentuk untuk tujuan mengatasi bencana alam, sosial dan kegiatan tak terduga lainnya. b. Proses pencatatan dan dokumen terkait Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan oleh pemerintah. Apropriasi merupakan anggaran belanja yang disetujui DPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan. Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang disediakan bagi instansi atau unit-unit pengguna anggaran dan digunakan untuk memperoleh uang dari Kas Umum Negara/Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut. Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 8 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 11. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD Realisasi Anggaran Belanja harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi belanja yang ditetapkan. Pencatatan realisasi anggaran dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan untuk keperluan pengendalian bagi pimpinan dengan cara yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut. Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas apropriasi belanja, allotment belanja tiap-tiap satker/dinas/pengguna anggaran, dan juga realisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilai penambahan atau pengurangan terhadap perkiraan surplus/defisit tahun perolehan yang merupakan bagian Ekuitas Dana Lancar. c. Saldo Normal Saldo normal perkiraan Apropriasi Belanja adalah saldo kredit, hal ini berarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat di sebelah kredit, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat di sebelah debit. d. Jurnal Standar 1) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya Perda APBD adalah sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx 9301 Apropriasi Belanja Pegawai Xxx 9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa Xxx 9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan Xxx 9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas Xxx 9305 Apropiasi Belanja Pinjaman Xxx 9306 Apropriasi Belanja Subsidi Xxx 9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx 9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx 9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx 9311 Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx 9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx 9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx 2) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya penambahan anggaran adalah sebagai berikut : Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 9 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 12. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx 9301 Apropriasi Belanja Pegawai xxx 9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa xxx 9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan xxx 9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas xxx 9305 Apropriasi Belanja Pinjaman xxx 9306 Apropriasi Belanja Subsidi xxx 9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx 9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx 9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx 9311 Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx 9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx 9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx 3) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat terjadinya pengurangan anggaran adalah sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9301 Apropriasi Belanja Pegawai xxx 9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa xxx 9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan xxx 9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas xxx 9305 Apropriasi Belanja Pinjaman xxx 9306 Apropriasi Belanja Subsidi Xxx 9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx 9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx 9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx 9311 Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx 9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx 9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx 4) Jurnal Penutup Jurnal untuk mencatat allotment belanja berikut jurnal penutupnya (lihat Pedoman Akuntansi Allotment Belanja) dan Jurnal untuk mencatat Realisasi Belanja berikut jurnal penutupnya dapat dilihat pada Pedoman Akuntansi Belanja. Jurnal Penutup yang dilakukan pada akhir tahun untuk perkiraan Estimasi Pendapatan adalah sebagai berikut: Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 10 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 13. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD No. Nama Perkiraan Debet K Perkiraan 9301 Apropriasi Belanja Pegawai xxx 9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa xxx 9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan xxx 9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas xxx 9305 Apropriasi Belanja Pinjaman xxx 9306 Apropriasi Belanja Subsidi xxx 9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx 9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx 9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx 9311 Apropriasi Belanja AT u/ Plyn Publik xxx 9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx 9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx e. Pengukuran Apropriasi Belanja dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisasikan oleh pemerintah. Sesuai standar akuntansi keuangan pemerintah yang berlaku umum, Apropriasi Belanja tidak dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi. Seluruh apropriasi belanja dinyatakan dalam nilai rupiah. f. Pengungkapan Besarnya Apropriasi Belanja diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisasikan oleh pemerintah daerah. Hal-hal penting yang perlu diungkapkan terutama adalah rincian belanja yang diklasifikasikan menurut fungsi, organisasi dan jenis belanja untuk diperbandingkan dalam persentase dengan realisasi belanja. Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi utama pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi menurut bagian anggaran atau unit-unit yang menguasai anggaran. Klasifikasi menurut jenis belanja meliputi belanja operasi, belanja modal dan belanja tak tersangka yang dirinci sesuai dengan format Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 11 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 14. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD APBD menurut ketentuan yang berlaku (lihat uraian Pengertian di atas). 3. Anggaran Bagi Hasil Pendapatan Ke Kabupaten/Kota/Desa a. Pengertian Anggaran Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa terdiri dari apropriasi yang kemudian dijabarkan menjadi Otorisasi Kredit Anggaran (allotment). Berdasarkan format APBD yang mengacu pada ketentuan perundang- undangan ada saat ini, buku besar dan buku pembantu yang perlu dibentuk sesuai bagan perkiraan standar sebagaimana dapat dilihat dalam Buku I meliputi : 1) Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota Perkiraan ini , antara lain terdiri dari: - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Kendaraaan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air - Apropriasi Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor & Kendaraan Diatas Air - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP 2) Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota Terdiri dari bagi hasil lainnya di luar pajak dari pemerintah propinsi kepada Kabupaten/Kota; 3) Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke Desa Apropriasi ini merupakan anggaran bagi hasil pajak kabupaten/kota yang didistribusikan kepada desa-desa diwilayahnya, yang terdiri dari: - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Hotel - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Restoran - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Hiburan - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Reklame - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Penerangan Jalan - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan galian Golongan C - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Parkir, dan - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Daerah Lainnya; Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 12 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 15. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD 4) Apropriasi Bagi Hasil Retribusi ke Desa Apropriasi ini merupakan anggaran bagi hasil retribusi kabupaten/kota yang didistribusikan kepada desa-desa penerima di wilayahnya , terdiri dari : - Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum (RJUm) - Pelayanan Kesehatan - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Persampahan /Kebersihan - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan mayat - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Parkir di tepi Jalan Umum - Apropriasi Bagi Hasil – Pelayanan Pasar - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pengujian Kend. Bermotor - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pemeriksaan Alat Pemadam kebakaran - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya cetak Peta - Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pengujian kapal perikanan - Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Jasa Usaha (RJUs) - Pemakaian Kekayaan Daerah - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosir dan/atau Pertokoan - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Pelelangan - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Terminal - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Khusus Parkir - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Penginapan /Pesanggarahan /Villa - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Rumah Potong Hewan - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi & Olah Raga - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Penyeberangan di Atas Air - Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pengelolaan Limbah Cair - Apropriasi Bagi Hasil RJUs –Penjualan Produk Usaha - Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) – Ijin Mendirikan Bangunan - Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol - Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Gangguan - Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Trayek - Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Daerah Lainnya.; Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 13 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 16. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD 5) Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota Merupakan anggaran bagi hasil lainnya di luar pajak dari pemerintah propinsi kepada Kabupaten/Kota; b. Proses pencatatan dan dokumen terkait Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan oleh pemerintah. Apropriasi merupakan anggaran belanja yang disetujui DPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan. Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari appropriasi yang disediakan bagi instansi dan digunakan utntuk memperoleh uang dari Kas Umum Negara/Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut. Realisasi Anggaran Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan, untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan juga untuk keperluan pengendalian bagi pimpinan dengan cara yang memungkinkan pengukuran bagi hasil pendapatan tersebut. Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas apropriasi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa, allotment Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa tiap satker/dinas, juga atas realisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilai penambahan atau pengurangan terhadap Surplus/Defisit Tahun Perolehan yang merupakan bagian Ekuitas Dana Lancar. c. Saldo Normal Saldo normal perkiraan Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa adalah saldo kredit, hal ini berarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat di sebelah kredit, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat di sebelah debit. Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 14 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 17. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD d. Jurnal Standar 1) Jurnal untuk mencatat Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa dengan terbitnya Perda APBD adalah sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan ke xxx 9330 Kabupaten /Kota/ Desa Buku Pembantu Apopriasi Bagi Hasil Pendapatan ke Kab./Kota/Desa (dikredit sebesar anggaran) : Apr. Bagi Hasil Pajak Kendaraaan Bermotor & xxx Kendaraan Diatas Air Apr. Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan xxx Bermotor & Kendaraan Diatas Air Apr. Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan xxx Bermotor Apr. Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan xxx Pemanfaatan ABTP Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota xxx Apr. Bagi Hasil Pajak Hotel xxx Apr. Bagi Hasil Pajak Restoran xxx Apr. Bagi Hasil Pajak Hiburan xxx Apr. Bagi Hasil Pajak Reklame xxx Apr. Bagi Hasil Pajak Penerangan Jalan xxx Apr. Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan xxx Pengolahan Bahan galian Golongan C. Apr. Bagi Hasil Pajak Parkir xxx Apr. Bagi Hasil Pajak daerah Lainnya xxx Apr. Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum (RJUm) - xxx Pelayanan Kesehatan Apr. Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Persampahan xxx /Kebersihan Apr. Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya Cetak xxx KTP dan Akte Catatan Sipil Apr. Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Pemakaman xxx dan Pengabuan mayat Apr. Bagi Hasil RJUm – Pelyn. Parkir di tepi Jalan xxx Umum Apr. Bagi Hasil – Pelayanan Pasar xxx Apr. Bagi Hasil RJUm – Pengujian Kend. Bermotor xxx Apr. Bagi Hasil RJUm – Pemeriks. Alat Pemadam xxx kebakaran Apr. Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya cetak xxx Peta Apr. Bagi Hasil RJUm – Pengujian kapal perikanan xxx Apr. Bagi Hasil Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) - xxx Pemakaian Kekayaan Daerah Apr. Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosir dan/atau xxx Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 15 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 18. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD Pertokoan Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Pelelangan xxx Apr. Bagi Hasil RJUs – Terminal xxx Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Khusus Parkir xxx Apr. Bagi Hasil RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran xxx Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Penginapan xxx /Pesanggarahan /Villa Apr. Bagi Hasil RJUs – Rumah Potong Hewan xxx Apr. Bagi Hasil RJUs – Pelayanan Pelabuhan xxx Kapal xxx Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi & Olah xxx Raga xxx Apr. Bagi Hasil RJUs – Penyebrangan di Atas Air xxx Apr. Bagi Hasil RJUs – Pengelolaan Limbah Cair xxx Apr. Bagi Hasil RJUs –Penjualan Produk Usaha Apr. Bagi Hasil Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) xxx – Ijin Mendirikan Bangunan Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin Tempat Penjualan xxx Minuman Beralkohol xxx Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin Gangguan xxx Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin Trayek xxx Apr. Bagi Hasil Retribusi Daerah Lainnya Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa 2) Jurnal untuk mencatat perkiraan Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa sehubungan dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya penambahan apropriasi adalah sebagai berikut : No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx xxx 9331 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Kab./Kota Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke xxx 9332 Kab./Kota 9333 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx 9334 Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx 9335 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx 3) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja sehubungan dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya pengurangan apropriasi belanja adalah sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9331 Apr. Bagi Hasil Pajak ke kab./Kota xxx Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 16 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 19. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD 9332 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota xxx 9333 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx 9334 Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx 9335 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx 4) Jurnal Penutup Jurnal untuk mencatat allotment Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota/Desa berikut jurnal penutupnya dapat lihat pada Pedoman Akuntansi Allotment Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota/Desa. Sedangkan jurnal untuk mencatat realisasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota/Desa berikut jurnal penutupnya lihat Pedoman Akuntansi Belanja. Selanjutnya, Jurnal Penutup yang dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran untuk perkiraan Estimasi Pendapatan adalah sebagai berikut: No. Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit 9331 Apr. Bagi Hasil Pajakab./Kota xxx 9332 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota xxx 9333 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx 9334 Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx 9335 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx e. Pengukuran Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota. dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisir oleh pemerintah. Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota. tidak mungkin dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi. f. Pengungkapan Besarnya Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota. diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisir pemerintah. Hal-hal yang perlu diungkapkan terutama adalah rincian bagi hasil pendapatan yang diklasifikasikan menurut jenis bagi hasil untuk diperbandingkan dalam persentase dengan realisasi bagi hasil pendapatan. Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 17 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 20. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD Klasifikasi menurut jenis bagi hasil pendapatan meliputi bagi hasil pendapatan ke Kab./Kota/desa yang dirinci sesuai dengan format APBD menurut ketentuan yang berlaku. 4. Anggaran Pembentukan Dana Cadangan a. Pengertian Pemerintah Daerah dapat membentuk dana cadangan guna membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Dana cadangan dapat dibentuk dari kontribusi tahunan APBD kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah dan dana darurat. Untuk itu perlu pula disusun pedoman akuntansi penyisihannya yang meliputi Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan dan Estimasi Transfer Masuk Dana Cadangan serta Apropriasi Belanja Aset dari Dana Cadangan. Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan adalah jumlah maksimal yang disetujui DPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/ Bupati/Walikota untuk melakukan pembentukan dana cadangan sesuai tujuan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda). Estimasi Transfer Masuk Dana Cadangan adalah target yang ditentukan DPRD untuk menyediakan dana untuk merealisir rencana peruntukan dana cadangan. Apropriasi Belanja Aset dari Dana Cadangan adalah jumlah maksimum dana cadangan pada tahun tersebut yang dapat dibelanjakan sesuai dengan rencana pembentukannya. b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait Pembentukan dan penggunaan Dana Cadangan harus didasarkan Perda. Proses pencatatan Dana Cadangan sudah dimulai sejak terbitnya Perda APBD untuk mencatat Estimasi Pencairan - Dana Cadangan sekaligus untuk mencatat Apropriasi Pembentukan - Dana Cadangan dan dilanjutkan dengan pencatatan pada saat terbit Otorisasi Kredit Anggaran. Selanjutnya, pada saat realisasi pembentukannya dalam tahun anggaran berjalan dilakukan pencatatan atas penyisihan kas untuk dana cadangan yang disimpan pada rekening tersendiri. Dan pada saat penggunaannya nanti sesuai yang ditetapkan dalam Perda, Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 18 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 21. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD dilakukan pencatatan atas pengeluaran uang atas beban dana cadangan dengan dokumen sumber berupa SPM. c. Saldo Normal Saldo normal perkiraan Estimasi Pencairan – Dana Cadangan adalah saldo debet, ini berarti jika ada pembentukan dana dan Revisi APBD yang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat di sebelah debet, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat di sebelah kredit. Sedangkan Saldo normal perkiraan Apropriasi Pembentukan - Dana Cadangan adalah saldo kredit, hal ini berarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat di sebelah kredit, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat di sebelah debet. d. Jurnal Standar 1) Jurnal saat anggaran disetujui DPRD untuk mencatat Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan dan Apropriasi pencairan Dana Cadangan untuk digunakan adalah sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx 9341 Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan xxx 9241 Estimasi Pencarian Masuk-Dana Cadangan xxx 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx 2) Jurnal saat terbit Otorisasi Kredit Anggaran (lihat butir tentang Pedoman Akuntansi Alokasi Apropriasi): No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9441 Alokasi Aprop. Pembentukan Dana Cadangan xxx 9541 Allotment Pembentukan Dana Cadangan xxx Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 19 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 22. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD 3) Jurnal pembentukan Dana Cadangan. Realisasi pembentukan dana cadangan dalam tahun anggaran berjalan dengan melakukan penyisihan uang kas daerah dijurnal sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan Dana Cadangan xxx Diinvestasikan dlm Dana Cadangan xxx 6300 Pembentukan Dana Cadangan xxx 0100 Kas di Kas Daerah xxx 4) Jurnal realisasi pencairan Dana Cadangan Realisasi pencairan dana cadangan yaitu pada saat terjadinya transfer masuk dari Dana Cadangan ke kas daerah , dijurnal sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 0100 Kas di Kas Daerah xxx Penerimaan Pencairan Dana Cadangan xxx Diinvestasikan dalam Dana Cadangan xxx Dana Cadangan xxx 5) Jurnal Penutup: Pada setiap akhir tahun anggaran, perkiraan pembentukan dan pencairan dana cadangan dilakukan jurnal penutup sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan Allotment Pembentukan Dana Cadangan xxx Pembentukan Dana Cadangan Xxx Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan xxx Alokasi Apropriasi Pembentukan Dana Xxx Cadangan 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan Xxx Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 20 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 23. BAB I – Pedoman Akuntansi APBD e. Pengukuran Estimasi Pencairan Dana Cadangan, Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan dan Apropriasi Belanja Perolehan Aset dari Dana Cadangan seluruhnya dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar yang telah diamanatkan dalam Perda APBD. f. Pengungkapan Besarnya Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target yang harus dicapai untuk membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Target tersebut diperbandingkan dengan realisasinya dalam persentase. Hal-Hal yang perlu diungkapkan pada catatan laporan keuangan terutama adalah peruntukan dari pembentukan dana cadangan tersebut dan rencana waktu untuk mencapai jumlah yang diinginkan dan juga perlu diungkapkan sebab-sebab tidak tercapainya target pembentukan dana yang cukup materiil. Estimasi Pencairan Dana Cadangan diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target yang harus direalisasikan untuk penggunaan dana cadangan. Target tersebut diperbandingkan dengan realisasinya dalam persentase. Hal-Hal yang perlu diungkapkan pada catatan laporan keuangan adalah wujud dari penggunaan Dana Cadangan tersebut, sesuai rencana awal pembentukannya. Bila terjadi penyimpangan yang cukup materiil atas pencapaian targetnya perlu diungkapkan sebab-sebabnya pada Catatan Laporan Keuangan atau Nota Perhitungan Anggaran. Apropriasi Belanja Perolehan Aset dari Dana Cadangan dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisasikan oleh pemerintah. Apropriasi Belanja tidak dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi. Bila terjadi penyimpangan yang cukup materiil atas anggaran yang telah ditetapkan perlu diungkapkan sebab-sebabnya pada Catatan Laporan Keuangan atau Nota Perhitungan Anggaran. Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 21 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 24. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan BAB I I PEDOMAN AKUNTANSI PENDAPATAN A. PENDAPATAN ASLI DAERAH. Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diperoleh dan digali dari potensi pendapatan yang ada di daerah. Pendapatan asli daerah ini meliputi perkiraan-perkiraan buku besar : • Pendapatan Pajak Daerah • Pendapatan Retribusi Daerah • Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya • Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 1. Pendapatan Pajak Daerah a. Pengertian Perkiraan Pendapatan Pajak Daerah ini untuk menampung pendapatan yang berasal dari pajak daerah yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah (Perda) dan dapat dipungut serta disetorkan ke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan. b. Proses pencatatan dan dokumen terkait Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar pendapatan asli daerah dimulai sejak Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran. Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan meliputi : Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pecatatan alokasi pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk penerimaan pajak maupun non pajak Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal penutup. Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari Unit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan Unit Pembukuan. Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart) Buku IV. Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 22 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 25. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan c. Saldo Normal Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Asli Daerah adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yang mendebet perkiraan pendapatan. d. Jurnal Standar Jurnal standar untuk mencatat transaksi Pendapatan Pajak Daerah sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutup adalah sebagai berikut : 1) Pada saat anggaran Pendapatan Pajak Daerah disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx - 6300 Surplus/defisit tahun pelaporan - xxx Jumlah xxx xxx Buku Pembantu Pendapatan Pajak Daerah (didebet sebesar anggaran) : Pajak Kendaraaan Bermotor & Kendaraan xxx - Diatas Air - Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor & xxx - Kendaraan Diatas Air - Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor xxx - Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP - Pajak Hotel dan Restoran xxx - Pajak Hiburan xxx Pajak Reklame xxx - Pajak Penerangan Jalan xxx - Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan galian Golongan C. xxx - Pajak Parkir xxx - Pajak daerah Lainnya xxx - Jumlah xxx Xxx 2) Alokasi Pendapatan Pajak Daerah Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) maka anggaran Pendapatan Pajak Daerah dialokasikan kepada dinas terkait dengan jurnal sebagai berikut : Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 23 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 26. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9101 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah yang xxx - dialokasikan (Dinas X) 9201 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah - Xxx Jumlah xxx Xxx 3) Pada saat realisasi Realisasi Pendapatan Pajak Daerah diakui pada saat kas diterima dan dibukukan oleh Bendahara Umum Daerah (Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 0100 Kas di Kas Daerah xxx - 8010 Pendapatan Pajak Daerah - xxx Jumlah xxx xxx Buku Pembantu Pendapatan Pajak Daerah (dikredit sebesar realisasinya) : Pajak Kendaraaan Bermotor & Kendaraan - xxx Diatas Air Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor & - xxx Kendaraan Diatas Air Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor - xxx Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP - xxx Pajak Hotel - xxx Pajak Restoran - xxx Pajak Hiburan - xxx Pajak Reklame - xxx Pajak Penerangan Jalan - xxx Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan - xxx galian Golongan C. - xxx Pajak Parkir - xxx Pajak daerah Lainnya - xxx 4) Pendapatan Pajak Daerah Pencatatan pengembalian Pendapatan Pajak Daerah yang terjadi baik pada tahun anggaran berjalan maupun periode tahun anggaran berikutnya, seperti adanya restitusi pajak daerah, dijurnal sebagai berikut: Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 24 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 27. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 8010 Pendapatan Pajak Daerah xxx - 0100 Kas di Kas Daerah - xxx Buku Pembantu Pengembalian Pendapatan Pajak Daerah (didebet sebesar restitusinya) : Pajak Kendaraaan Bermotor & Kendaraan xxx - Diatas Air Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor & xxx - Kendaraan Diatas Air Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor xxx - Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP xxx - Pajak Hotel xxx - Pajak Restoran xxx - Pajak Hiburan xxx - Pajak Reklame xxx - Pajak Penerangan Jalan xxx - Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan xxx - galian Golongan C. xxx - Pajak Parkir xxx - Pajak Daerah Lainnya xxx - Jumlah xxx Xxx 5) Jurnal Penutup : Jurnal penutup perkiraan Pendapatan Pajak Daerah pada akhir tahun anggaran dilakukan sebagai berikut : a. Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 8010 Pendapatan Pajak Daerah xxx - 9101 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah yg - xxx dialokasikan (Dinas atau unit organisasi setingkat ) 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - xxx 9201 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx - 9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah - xxx Jumlah xxx Xxx b. Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 8010 Pendapatan Pajak Daerah xxx - 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx - 9101 Estimasi Pend. Pajak Daerah yg dialokasikan - xxx Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 25 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 28. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan 9201 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx - 9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah - xxx Jumlah xxx xxx e. Pengukuran Pendapatan Pajak Daerah dinilai berdasarkan nilai realisasinya yaitu sejumlah uang kas yang diterima oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan. f. Pengungkapan Pendapatan Pajak Daerah disajikan sebesar nilai anggaran dan realisasinya dalam laporan perhitungan APBD. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan APBD bertalian dengan Pendapatan Pajak Daerah, antara lain : - Rincian jenis Pendapatan Pajak Daerah. - Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan pajak daerah. - Informasi penting lainnya yang dianggap perlu. 2. Pendapatan Retribusi Daerah a. Pengertian Perkiraan Pendapatan Restribusi Daerah ini untuk menampung pendapatan yang berasal dari restribusi daerah yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah (Perda) dan dapat dipungut serta disetorkan ke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan. b. Proses pencatatan dan dokumen terkait Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar pendapatan retribusi daerah dimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran. Dokumen sumber untuk mencatat transaksi Pendapatan Restribusi Daerah meliputi : Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pencatatan alokasi pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 26 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 29. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk penerimaan pajak maupun non pajak MP (Memo Penyesuaian) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal penutup. Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari Unit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan Unit Pembukuan. Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart) Buku IV. c. Saldo Normal Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Restribusi Daerah adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yang mendebetnya. d. Jurnal Standar Jurnal standar untuk mencatat transaksi pendapatan retribusi daerah sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutup adalah sebagai berikut : 1) Pada saat anggaran Pendapatan Retribusi Daerah disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah. xxx - 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - xxx Jumlah xxx xxx Buku Pembantu Est. Pendapatan Retribusi Daerah (didebet sebesar anggaran) : Est. Pendpt. Retribusi Jasa Umum (RJUm) - xxx - Pelayanan Kesehatan Est. Pendpt.. RJUm – Pelayanan Persampahan xxx - /Kebersihan Est. Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya Cetak xxx - KTP dan Akte Catatan Sipil Est. Pendpt.. RJUm – Pelayanan Pemakaman dan xxx - Pengabuan mayat Est. Pendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di tepi Jalan xxx - Umum Est. Pendpt.. RJUm – Pelayanan Pasar xxx - Est. Pendpt.. RJUm – Pengujian Kend. Bermotor xxx - Est. Pendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat Pemadam xxx - kebakaran Est. Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya cetak xxx - Peta Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 27 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 30. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan Est. Pendpt.. RJUm – Pengujian kapal perikanan xxx - Est. Pendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) - xxx - Pemakaian Kekayaan Daerah Est. Pendpt.. RJUs – Pasar Grosir dan/atau xxx - Pertokoan Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Pelelangan xxx - Est. Pendpt.. RJUs – Terminal xxx - Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Khusus Parkir xxx - Est. Pendpt.. RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran xxx - Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Penginapan xxx - /Pesanggarahan /Villa Est. Pendpt.. RJUs – Rumah Potong Hewan xxx - Est. Pendpt.. RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal xxx - Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi & Olah xxx - Raga xxx - Est. Pendpt.. RJUs – Penyebrangan di Atas Air xxx - Est. Pendpt.. RJUs – Pengelolaan Limbah Cair xxx - Est. Pendpt.. RJUs –Penjualan Produk Usaha xxx - Est. Pendpt.. Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) – Ijin Mendirikan Bangunan xxx - Est. Pendpt.. RPT – Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol xxx - Est. Pendpt.. RPT – Ijin Gangguan xxx - Est. Pendpt.. RPT – Ijin Trayek xxx - Est. Pendpt.. Retribusi Daerah Lainnya 2) Alokasi Pendapatan Retribusi Daerah Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) maka anggaran Pendapatan Retribusi Daerah dialokasikan kepada dinas terkait dengan jurnal sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9102 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah yang xxx - dialokasikan (Dinas /unit organisasi setingkat) 9202 Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah - xxx Jumlah xxx xxx 3) Pada saat realisasi Realisasi pendapatan retribusi daerah diakui pada saat Kas diterima dan dibukukan oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah ) dalam tahun anggaran berjalan: No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 0100 Kas di Kas Daerah xxx - 8020 Pendapatan Retribusi Daerah - xxx Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 28 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 31. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan Jumlah xxx xxx Buku Pembantu Pendapatan Retribusi Daerah (didebet sebesar realisasi) : Pendpt. Retribusi Jasa Umum (RJUm) - - xxx Pelayanan Kesehatan - xxx Pendpt.. RJUm - Pelayanan Persampahan - xxx /Kebersihan Pendpt.. RJUm - Penggantian Biaya Cetak - xxx KTP dan Akte Catatan Sipil Pendpt.. RJUm - Pelayanan Pemakaman dan - xxx Pengabuan mayat - xxx Pendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di tepi Jalan - xxx Umum - xxx Pendpt.. RJUm – Pelayanan Pasar - xxx Pendpt.. RJUm – Pengujian Kend. Bermotor Pendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat Pemadam - xxx kebakaran - xxx Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya cetak - xxx Peta - xxx Pendpt.. RJUm – Pengujian kapal perikanan - xxx Pendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) - - xxx Pemakaian Kekayaan Daerah - xxx Pendpt.. RJUs – Pasar Grosir dan/atau Pertokoan - xxx Pendpt.. RJUs – Tempat Pelelangan - xxx Pendpt.. RJUs – Terminal - xxx Pendpt.. RJUs – Tempat Khusus Parkir - xxx Pendpt.. RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran - xxx Pendpt..RJUs – Tempat Penginapan / - xxx Pesanggarahan / Villa - xxx Pendpt.. RJUs – Rumah Potong Hewan - xxx Pendpt.. RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal - xxx Pendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi & Olah - xxx Raga Pendpt.. RJUs – Penyebrangan di Atas Air - xxx Pendpt.. RJUs – Pengelolaan Limbah Cair - xxx Pendpt.. RJUs –Penjualan Produk Usaha - xxx Pendpt.. Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) – - xxx Ijin Mendirikan Bangunan Pendpt.. RPT – Ijin Tempat Penjualan - xxx Minuman Beralkohol Pendpt.. RPT – Ijin Gangguan - xxx Pendpt.. RPT – Ijin Trayek - xxx Pendpt.. Retribusi Daerah Lainnya - xxx 4) Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah Pencatatan Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah yang terjadi baik pada tahun anggaran berjalan maupun periode anggaran berikutnya dijurnal sebagai berikut: Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 29 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 32. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 8020 Pendapatan Retribusi Daerah xxx - 0100 Kas di Kas Daerah - xxx Buku Pembantu Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah (didebet sebesar realisasi) : Pengembalian Pendpt. Retribusi Jasa Umum xxx - (RJUm) - Pelayanan Kesehatan - Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan xxx - Persampahan /Kebersihan Pengembalian Pendpt.. RJUm – Penggantian xxx - Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan xxx - Pemakaman dan Pengabuan mayat - Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di xxx - tepi Jalan Umum - Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan xxx - Pasar Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pengujian xxx - Kend. Bermotor - Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat xxx - Pemadam kebakaran - Pengembalian Pendpt.. RJUm – Penggantian xxx - Biaya cetak Peta - Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pengujian kapal xxx - perikanan Pengembalian Pendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha xxx - (RJUs) – Pemakaian Kekayaan Daerah - Pengembalian Pendpt.. RJUs – Pasar Grosir xxx - dan/atau Pertokoan - Pengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat xxx - Pelelangan - Pengembalian Pendpt.. RJUs – Terminal xxx - Pengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat Khusus xxx - Parkir - Pengembalian Pendpt.. RJUs – Penyedotan xxx - kakus/Kotoran Pengembalian Pendpt..RJUs – Tempat xxx - Penginapan /Pesanggarahan /Villa Pengembalian Pendpt.. RJUs – Rumah Potong xxx - Hewan Pengembalian Pendpt.. RJUs – Pelayanan xxx - Pelabuhan Kapal Pengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi xxx - & Olah Raga Pengembalian Pendpt.. RJUs – Penyebrangan di xxx - Atas Air Pengembalian Pendpt.. RJUs – Pengelolaan xxx - Limbah Cair Pengembalian Pendpt.. RJUs –Penjualan Produk xxx - Usaha Pengembalian Pendpt.. Retribusi Perijinan xxx - Tertentu (RPT) – Ijin Mendirikan Bangunan Pengembalian Pendpt.. RPT – Ijin Tempat xxx - Penjualan Minuman Beralkohol Pengembalian Pendpt.. RPT – Ijin Gangguan xxx - Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 30 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 33. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan Pengembalian Pendpt.. RPT – Ijin Trayek xxx - Pengembalian Pendpt.. Retribusi Daerah xxx - Lainnya 5) Jurnal penutup : Jurnal penutup pendapatan restribusi daerah pada akhir tahun anggaran dilakukan sebagai berikut : a. Realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 8020 Pendapatan Retribusi Daerah xxx - 9102 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah yg - xxx dialokasikan (Dinas x) 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - xxx 9202 Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx - 9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx Jumlah xxx xxx b. Realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 8020 Pendapatan Retribusi Daerah xxx - 6300 Surplus/Defisit tahun pelaporan - xxx 9102 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah yg - xxx dialokasikan (Dinas x) 9202 Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx - 9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx Jumlah xxx e. Pengukuran Pendapatan Retribusi Daerah dinilai berdasarkan nilai realisasinya yaitu sejumlah uang kas yang diterima oleh Bendahara Umum Daerah (Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan. Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 31 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 34. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan f. Pengungkapan Pendapatan Retribusi Daerah disajikan sebesar nilai anggaran dan realisasinya dalam laporan perhitungan APBD. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan APBD bertalian dengan pendapatan restribusi daerah, antara lain : - Rincian jenis pendapatan retribusi daerah - Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan restribusi daerah - Informasi penting lainnya yang dianggap perlu . 3. Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya a. Pengertian Perkiraan Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya ini untuk menampung pendapatan yang berasal dari Bagian Laba dari BUMD dan Investasi Lainnya yang ditetapkan sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan dapat dipungut serta disetorkan ke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan. b. Proses pencatatan dan dokumen terkait Pencatatan pada perkiraan Pendapatan Bagian Laba BUMD Dan Investasi Lainnya dimulai sejak anggaran pendapatan dan belanja daerah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran. Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan meliputi : Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pencatatan alokasi pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk penerimaan pajak maupun non pajak MP (Memo Penyesuaian) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal penutup. Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari Unit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan Unit Pembukuan. Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart) Buku IV. c. Saldo Normal Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 32 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).
  • 35. BAB II – Pedoman Akuntansi Pendapatan bertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yang mendebetnya. d. Jurnal Standar Jurnal standar untuk mencatat transaksi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutup adalah sebagai berikut : 1) Pada saat anggaran Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah: No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9003 Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD xxx - dan Investasi Lainnya 6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - xxx Jumlah xxx xxx Buku Pembantu Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya (didebet sebesar anggaran) : Est. Pend. dari PMP BUMD xxx - Est. Pend. dari PMP BUMN xxx - Est. Pend. dari PMP Lembaga Keu. Negara xxx - Est. Pend. dari PMP Bdn Hukum Milik xxx - Negara Est. Pend. dari PMP Bdn Hukum Milik xxx - Daerah Est. Pend. dari PMP Badan Internasional xxx - Est. Pend. dari PMP Badan Usaha Lainnya xxx - Est. Pend. dari Investasi Lainnya xxx - Est. Pengembalian Pendapatan Bagian Laba xxx - BUMD dan Investasi Lainnya 2) Alokasi Pendapatan Bagian Laba BUMD & Investasi Lainnya Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) maka anggaran pendapatan dialokasikan kepada dinas terkait dengan jurnal sebagai berikut : No. Nama Perkiraan Debet Kredit Perkiraan 9103 Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan xxx - Investasi Lainnya yg dialokasikan (dinas X) 9203 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Laba - xxx BUMD dan Investasi Lainnya Jumlah xxx xxx Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah : 33 Depkeu (DJPKPD, BAKUN, BINTEK ), BPKP, dan Depdagri (KMK 355/KMK.07/2001).