SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
RENCANA PROGRAM KEGIATAN
  PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)


          Matematika Geodesi
           TKGD 230 / 2 SKS




            Dosen Pengampu:

             Ir. Sri Narni, MT
            Dwi Lestari, ST, ME




JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK
       UNIVERSITAS GADJAH MADA
             YOGYAKARTA
                 2012
RENCANA PROGRAM KEGIATAN
PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)


            Matematika Geodesi
             TKGD 230 / 2 SKS




                     Disusun oleh:


               Dwi Lestari, ST, ME
                Ir. Sri Narni, MT




Tanggal penyerahan                 Mengetahui:
                               PPJ Bidang Akademik




                                       ()
MATEMATIKA GEODESI

1. Nama Matakuliah                : Matematika Geodesi ( Mathematics for Geodesy)
2. Kode MK/SKS/Sifat              : TKGD230/2 SKS/Wajib
3. Prasyarat                      : Kalkulus II
4. Deskripsi Singkat              : Mata kuliah ini menjelaskan dasar-dasar matematika yang digunakan
                                    dalam ilmu Geodesi, meliputi aljabar vektor, differensial vektor,
                                    geometri differensial, medan skalar dan medan vektor, serta ilmu
                                    ukur segitiga bola.
5. Tujuan Pembelajaran           : mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan-persoalan hitungan
                                    dalam aljabar vektor dan hitungan differensial pada vektor, dapat
                                    menerapkan hitungan vektor untuk menyelesaikan persoalan pada
                                    kurva dan luasan (geometri differensial) serta mampu menyelesaikan
                                    persoalan-persoalan hitungan dalam ilmu segitiga bola. Mata kuliah
                                    ini gayut dengan kompetensi A1 dan A3.

6. Learning outcomes             :
         Kognitif                : Memahami konsep dasar matematika geodesi dan aplikasinya di
                                   bidang geodesi
         Psikomotorik            : Mampu melakukan hitungan matematika geodesi dan
                                   mengaplikasikannya dalam bidang geodesi
         Afektif                 : Mampu mengembangkan kemampuan berpikir analitis, serta
                                   kerjasama dalam tim, berkomunikasi dengan baik, mandiri dan
                                   bertanggung jawab melalui kerja kelompok dalam kegiatan tutorial.

7. Materi Pembelajaran :
                   Tujuan Pembelajaran
    Minggu ke                                         Pokok Bahasan                  Sub Pokok Bahasan
                          Mingguan
                      Mahasiswa dapat:
                Mengerti maksud dan tujuan                                   a. Penggunaan vektor dan ilmu ukur
                kuliah dan dapat                                                segitiga bola di geodesi
                menguraikan pengertian                                       b. Pengertian vektor, jenis dan sifat-
                vektor, jenis dan sifat vektor,                                 sifatnya
                serta dalil-dalil yang berlaku                               c. Letak relatif 2 vektor (dependent
                                                  Pendahuluan dan review
        1                                                                       & indepent linear)
                                                  aljabar vektor
                                                                             d. Letak relatif 3 vektor (asas
                                                                                koplanaritas)
                                                                             e. Dalil-dalil dalam R2 (2-dimensi)
                                                                                dan R3 (3-dimensi)

                   menjelaskan komponen                                      a. Komponen vektor dalam bidang
                   vektor dalam ruang serta                                     dan ruang dan vektor satuan
                   dapat melakukan operasi        Sistem koordinat vektor    b. Operasi vektor : penjumlahan,
        2
                   hitungan pada vektor           dan operasi vektor            selisih, perkalian dengan skalar
                                                                             c. Dot product dan cross product
                                                                             d. Perkalian 3 vektor
                   Menerapkan aplikasi                                       a. Persamaan garis dan bidang yang
                   hitungan vektor pada                                         sejajar dan tegak lurus sebuah
                   geometri analitik untuk                                      vektor
                                                  Aplikasi vektor dalam
        3          mencari persamaan garis                                   b. Persamaan bidang tertentu oleh 3
                                                  geometri analitik
                   dan bidang.                                                  buah vektor
                                                                             c. Sudut antara 2 bidang
                                                                             a. Jarak titik ke garis
        4          Melakukan hitungan             Diferensial vektor         a. Vektor sebagai fungsi dari satu
                   diferensial pada vektor                                      perubah (kurve)
(fungsi dari satu perubah                                 b. Rumus-rumus diferensial
               dan lebih dari satu perubah)                              a. Vektor sebagai fungsi lebih dari
                                                                            satu perubah (partial derivative)
               Menguraikan pengertian                                    a. Pengertian medan skalar dan
               medan skalar dan medan                                       medan vektor
               vektor serta melakukan         Medan skalar dan           b. Gradien (operator Nabla), derivatif
       5
               hitungannya                    medan vektor                  berarah
                                                                         c. Divergensi, operator Laplacian,
                                                                            Curl
               Menguraikan terbentuknya                                  a. Kurva dalam ruang
               kurva dalam ruang dan                                     b. Vektor singgung, vektor normal,
               luasan dalam konsep                                          dan vektor binormal pada kurva
               geometri diferensial, dapat                               c. Kelengkungan dan puntiran pada
      6,7                                     Geometri diferensial
               menerapkan                                                   kurva (rumus Serret-Fernet)
               hitungannya.serta                                         d. Sifat-sifat kurva
               mengidentifikasi sifat-sifat                              a. Aplikasinya di bidang Geodesi-
               kurva                                                        Geomatika
               Menghitung besaran                                        a. Luasan atau permukaan dan
               fundamental orde I dan II                                    garis-garis parameternya
               pada suatu luasan, dan                                    b. Besaran fundamental orde I
               mengidentifikasi luasan                                      (besaran dasar Gauss) dan orde II
     10,11     sebagai suatu developable      Geometri Differensial      c. Kelengkungan normal, utama dan
               survace serta menentukan                                     Gauss, serta sifat developable
               sifat titik pada luasan                                      surface
                                                                            Sifat titik pada luasan (eliptis,
                                                                            hiperbolis atau parabolis)
               Menjelaskan pengertian                                    a. Pengertian dan terbentuknya
               segitiga bola, menguraikan                                    segitiga bola
               proses terbentuknya                                       b. Istilah-istilah dalam segitiga bola
               segitiga bola dan dapat                                       (lingkaran kecil, lingkaran besar,
       12                                     Pengertian Segitiga Bola
               mengidentifikasi posisi                                       parallel, meridian, lintang, bujur,
               sebuah titik dalam sistem                                     ekses sferis, jarak sferis, sudut
               koordinat bola.                                               sferis)

               Mengidentifikasi perbedaan                                a. Syarat hitungan pada segitiga
               segitiga bidang datar dan                                    bola
               segitiga bola,                                            b. Macam-macam segitiga bola
               mengidentifikasi macam-                                   c. Hitungan pada segitiga bola siku-
               macam segitiga bola dan                                      siku (aturan Napier)
     13,14     perbedaannya, serta            Geometri Segitiga Bola     d. Hitungan pada segitiga bola kutub
               mampu melakukan hitungan                                  e. Hitungan pada segitiga bola
               untuk setiap macam segitiga                                  kwadran
               bola.                                                     f. Hitungan pada segitiga bola
                                                                            sembarang ( aturan Sinus dan
                                                                            Cosinus)
               Menerapkan hitungan                                       a. Pelayaran melalui lingkara besar
               segitiga bola pada aplikasi-                                 (great circle sailing), penentuan
     15,16     aplikasi terkait misal         Aplikasi segitiga bola        arah kiblat
               pelayaran & astronomi                                     b. Segitiga bola astronomis (bola
                                                                            langit)


8. Evaluasi Pembelajaran:
Ada dua macam evaluasi yang dilakukan, yaitu evaluasi terhadap sistem pembelajaran dan evaluasi
  terhadap keberhasilan mahasiswa dalam menyerap materi yang dipelajari. Dalam pelaksanaannya
  kedua evaluasi dilaksanakan dengan menilai keberhasilan mahasiswa dalam memahami dan
  menyelesaikan tugas atau soal yang disampaikan. Evaluasi terdiri atas :
    1. Pemberian Tugas dan latihan menyelesaikan soal yang dikerjakan secara individu yang
        dilakukan beberapa kali dan hasilnya dikumpulkan.
    2. Ujian tengah semester (UTS) yang dilaksanakan secara tertulis sesuai jadwal dengan materi
        yang telah diberikan selama sebelum UTS berlangsung.
    3. Ujian akhir semester (UAS) yang dilaksanakan secara tertulis sesuai jadwal dengan materi
        mencakup keseluruhan materi yang telah diberikan. Syarat untuk bisa mengikuti ujian akhir
        semester adalah minimal kehadiran 75%.
  Bobot atau proporsi penilaian masing-masing bentuk evaluasi adalah:
  a. Tugas dan latihan serta keaktifan pada kuliah dan tutorial         25 %
  b. Ujian Tengah Semester                                              35 %
  c. Ujian Akhir Semester                                               40 %



9. Daftar Pustaka               :
    Davis, H.F., 1961, Introduction To Vector Analysis, Allyn and Bacon, Inc., Boston
    Donnay, J.D.H., 2007, Spherical Trigonometry, Read Books
    Koesdiono, dan Sinaga, I., 1979, Dasar-dasar Matematika untuk Geodesi, Departemen Geodesi,
           Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITB, Bandung.
    Narni, S., dan Muryamto, R., 1999, Matematika Geodesi, Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas
           Teknik UGM, Yogyakarta.
    Spiegel, M.R., 1959, Vector Analysis and an Introduction to Tensor Analysis, Schaum Publishing
           Co., NewYork, USA
    Stein, F.M, Ph.D, 1963, An Introduction to Vector Analysis, Harper and Row Publishers, New York
    Strang, G & K. Borre, 1997, Linear Algebra, Geodesy, and GPS, Wellesley-Cambridge Press,
           USA
    Todhunter, M.A.F.R.S, 1878, Spherical Trigonometry with numerous Examples, Macmillan & Co,
           London, on-line version from www.forgottenbooks.com
BAHAN AJAR
MATEMATIKA GEODESI
POKOK BAHASAN 1
                                      RUANG VEKTOR


1.   Pengertian vektor dan skalar

         Vektor didefinisikan sebagai suatu besaran yang mempunyai arah, misalnya
kecepatan, gaya, pergeseran, percepatan dll, sedangkan skalar adalah suatu besaran
saja / tidak mempunyai arah misalnya masa, panjang, waktu, suhu, tinggi dll. Untuk
memperjelas perbedaan skalar dan vektor bisa diperhatikan Tabel 1. berikut.
                           Tabel 1. Perbedaan vektor dan skalar
                    skalar                                   vektor
    - Besaran tanpa arah                        - Besaran yang mempunyai arah
    - Contoh: luas, panjang, tinggi,            - Contoh:       gaya,   kecepatan,
         suhu, dll                                 percepatan, pergeseran/translasi,
    - Penulisan simbol: huruf kecil                dll
         atau besar tanpa strip di bawah,       - Penulisan simbol: huruf kecil
         misal : a, b, D, M                        atau besar dengan strip di
    - Operasi pada skalar mengikuti                bawah, misal a, P, DF,... atau
         aturan pada aljabar dasar                 cara tulis lain dengan tanda
                                                   panah di atas atau dibawah
                                                   huruf
                                                - Ada aturan tentang aljabar
                                                   vektor


Lambang vektor:
                          Q          Vektor PQ = PQ
                                     P = pangkal
                                     Q = ujung

P                                    Besar vektor PQ = magnitude = |
                      a              PQ |

Besar vektor a = magnitude a = | a |
Vektor PQ bisa ditulis PQ , PQ , PQ , PQ

2. Jenis-jenis vektor

     Beberapa jenis vektor yaitu:
•    Vektor bebas: boleh dipindah asal sejajar dan sama besar
     Contoh :



•    Vektor meluncur: boleh digeser sepanjang garis kerja



•    Vektor terikat tetap : titik pangkal tetap, atau biasa disebut dengan vektor letak
•   Vektor nol = 0 : vektor yang besarnya nol (arah tak tentu)
•   Vektor satuan (unit vector): vektor yang panjangnya/besarnya/magnitudenya = 1
    satuan
•   Vektor lawan : adalah vektor yang sama besarnya, arah berlawanan
    |a| = |-a|
                    a
                                             -a

Dua buah vektor a dan b dikatakan sama apabila
   - Sama panjang
   - Sejajar
   - Sama arahnya


        a
                                     a                          a
                        b                                                      b
                                                  b

              a=b                     a≠b                           a≠b




3. Operasi vektor (secara grafis)
   Operasi yang dimaksud di sini adalah operasi-operasi aljabar seperti pada
   bilangan scalar, yaitu penjumlahan, pengurangan, dan perkalian.

    a. Penjumlahan

                                              a             b
    a
                 a +b                             a +b
                                                                              b+a
                b
                                                                          b            a

            Sehingga pada penjumlahan vektor berlaku sifat komutatif : a + b = b + a



                                                      a
                                         0                            b
(a + b) + c
c
a + (b + c)                                       f
                        b+c
          a+b                                                                   c

                                b
                                                              e
                a
                                                                           d

                                                                           f = ??
     Sifat asosiatif juga berlaku pada penjumlahan vektor :
              (a + b) + c = a + (b + c)

                            b
      a
                                          c           a+b+c+d=0

                        d



     b. Pengurangan


                                                       -a
                c
                                b             b                        c

                    a

          a+b=c                                        c–a=b
                                          dapat ditafsirkan sebagai c + (- a) = b


     c. Perkalian dengan skalar

          Jika m adalah suatu skalar dan a adalah suatu vektor, maka

                 ma=b,              dengan a // b dan |b| = |m| |a|

          untuk m > 0 , arah b sama arah dengan a
          untuk m < 0 , arah b berlawanan arah dengan a
          contoh :
c                      b=½a
           a
                     b                  d                 c=¾a

                                                          d=-¼a


4. Sifat-sifat vektor

   Beberapa sifat vektor dapat dinyatakan sebagai berikut:

       -       a + (- a) = 0
       - 1a=a
       - 0a=0
       - m0=0
       - a+0=a
       - m (a + b) = ma + mb
       - (m + n) a = ma + na
       -       Kombinasi linear


           a                                p=ma
                                            q=nb
                          b
                                            ----------------- +
                                            r=p+q=ma+nb
       r merupakan kombinasi linear a dan b

       s=ma+nb+pc+td

       s merupakan kombinasi linear dari a, b, c, dan d



5. Soal – soal Latihan

   1. Tentukan 3 buah vektor a, b, c sembarang dan tidak saling sejajar. Lakukan
      operasi berikut secara grafis:
      a. a + b + 2c
      b. 2a – b + c
      c. ½ a + b – c
2. Jika a dan b adalah sisi-sisi jajaran genjang (parallelogram), tentukan vektor-
   vektor yang membentuk dua sisi lainnya dan diagonalnya.

3. Buktikan bahwa pada penjumlahan vektor berlaku hukum asosiatif.

4. Buktikan bahwa pada perkalian vektor dengan skalar berlaku hukum
   distributive.

5. Tanto bersepeda ke arah Utara sejauh 3 km, kemudian berbelok ke arah
   Tenggara sejauh 5 km. Gambarkan arah pergerakan Tanto dan berapa
   resultan pergerakannya?
POKOK BAHASAN II
                                        ALJABAR VEKTOR

1.                        Letak relatif 2 vektor (dependen & indepen linear)

   Di dalam suatu bidang dua buah vektor dapat dikatakan sebagai linearly
dependent atau linearly independent.

     1. Dependen linear

          a                                       a
                                b

                                                               b
          a // b , dengan kata lain b dapat dinyatakan dengan a atau sebaliknya.
          Misalkan : b = m a
          a // b , a dan b saling dependen linear atau a dan b berbeda hanya dari
          perkalian konstan m (kolinear)

     2.                   Independen linear


              a              b


          a tidak sejajar b, dengan kata lain a dan b saling independen linear (non
          kolinear)
          Jika a dan b dua vektor bukan nol yang tidak saling sejajar, vektor c dalam
          bidang (R2) diperoleh dengan memilih m dan n yang tepat.



          c=ma+nb
                                        ma    c

                                    a
                                          b           nb

     2. Letak relatif 3 vektor (asas koplanaritas)

                  α                                            α       a
                            a

                                                                       b
                      b             c
              β                                            β       c
Jika dua bidang α dan β sejajar, vektor a, b, c akan sejajar dengan suatu bidang
   (koplanar), atau vektor a, b, c saling dependen linear

   atau

   a, b, c sejajar dengan suatu arah bidang yang memuat vektor (koplanar), a, b, c
   saling dependen linier.


   sebaliknya                                 bidang α tidak sejajar bidang β,
                                              disebut independen linier

               p                              p, q, dan r : tidak ada bidang
   α                                          sejajar ketiganya (nonkoplanar)
                            r
                        q
           β

   Tiga buah vektor nonkoplanar a, b, c menjadi basis untuk R3, dan vektor d
   dalam ruang dapat diperoleh dengan menentukann h, m, n yang tepat pada :

                   d=ha+mb+nc

                   nc


                        d
                   c
                        b          mb
               a
     ha

3. Dalil-dalil dalam R2 (2-dimensi) dan R3 (3-dimensi)

   Dalil 1 :
      Bila a dan b sejajar, maka selalu dapat ditemukan skalar m sehingga
      b=ma

   Dalil 2 :
      Dalam bidang ( R2) sembarang vektor c selalu dapat dituliskan sebagai
      kombinasi linear dari dua vektor yang tidak saling sejajar (independen linier)

   Dalil 3 :
      Dalam ruang (R3), sembarang vektor d selalu dapat ditulis sebagai kombinasi
      linier 3 vektor yang nonkoplanar (independen linier)


   Dalil 4 :
Dalam bidang, 3 vektor atau lebih selalu dependen linier

Dalil 5 :
   Dalam ruang, 4 vektor atau lebih selalu dependen linier



4. Soal- soal Latihan

   Tunjukan vektor-vektor yang independen dan dependen linier pada contoh
   bangun bidang dan ruang berikut ini.

   a.
                                          b.




   c.
                                     d.
POKOK BAHASAN III
                         SISTEM KOORDINAT VEKTOR

1. Komponen vektor dalam bidang dan ruang

   a. Vektor letak
      Suatu titik dalam ruang dapat ditentukan letaknya dengan vektor letaknya
      (position vector).
                            Bila O (titik pangkal) sudah ditentukan, maka letak
                   P        suatu titik P dapat ditentukan dengan vektor OP = p
                            yang berpangkal di O dan berujung di P, maka vektor
                            letak ini harus berjenis vektor terikat.
              p
    O

   b. Sistem koordinat R2
                                             Dalam bidang ditentukan titik pangkal
          D                                  O dan sepasang vektor basis yang
                         B                   independen linier: u1 dan u2.
                                             Titik B ditandai oleh vektor letak b =
                                  C          OB, maka menurut dalil 2, b akan dapat
              u2                             ditulis sebagai kombinasi linier u1 dan
                                             u2.
               o    u1
                                             Contoh : b = 2 u1 + 3 u2


        Dalam hal ini titik B lalu diberi koordinat B(2, 3), periksa koordinat C dan D.
        Sistem koordinat yang timbul disebut Cartesius (yang umum)
        Apabila u1 tegaklurus u2, maka didapat sistem koordinat Cartesius
        orthogonal.

        Yang biasa digunakan di geodesi adalah sistem koordinat Cartesius
        Ortonormal, yaitu u1 tegaklurus u2 dan magnitude u1 = magnitude u2
        Sistem ini juga disebut koordinat tegak dan vektor basisnya biasa diberi
        nama: i (pada arah sumbu x) dan j (pada arah sumbu y).

        Secara umum, vektor letak suatu titik P juga akan diberi koordinat,
        samadengan koordinat P.
        Dalam gambar di atas, B ditandai oleh b = 2 u1 + 3 u2 lalu ditulis b = (2,3)
        yang dianggap sebagai bentuk singkat penulisan b = 2 u1 + 3 u2.
        Bilangan 2 dan 3 disebut koordinat = komponen skalar vektor b.
        Dalam sistem koordinat tegak, a = OA = (4, -2) artinya a = 4i – 2j yang akan
        menunjuk titik A(4, -2).


   c. Sistem koordinat R3
Dalam ruang dapat ditentukan pangkal O dan 3 vektor independen linear u1,
           u2, u3 sebagai basis dan setiap titik akan ditandai dengan vektor letaknya.

           a                      Titik A ditentukan oleh
                  u3              a = OA = a1 u1 + a2 u2 + a3 u3 = (a1, a2, a3)
                                  maka koordinat A ialah A(a1, a2, a3)
            O          u2

                  u1


                                                         Z
2. Vektor satuan

    Dalam R2:                                    Dalam R3:
Y


                                                             k

j                                                            i      j             Y

       i                    X
                                             X
    i, j, k = vektor basis / satuan
    | i | = | j | = | k | = 1, saling tegak lurus, orientasi tangan kanan

    Dalam R2: vektor posisi suatu titik P (p1, p2)
              ditulis p = p1 i + p2 j
              | p | = p1 2 + p 2 2
    Dalam R3: vektor posisi suatu titik A (a1, a2, a3)
             ditulis a = a1 i + a2 j + a3 k
               | a | = a1 2 + a 2 2 + a3 2
    Vektor satuan a = μa= a / | a |


3. Operasi vektor :

    Jika a = a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k

    penjumlahan:
    a + b = (a1+ b1) i + (a2 + b2) j + (a3 + b3) k
          = (a1+ b1 , a2 + b2 , a3 + b3)
selisih :
     a - b = (a1 - b1) i + (a2 - b2) j + (a3 - b3) k
           = (a1- b1 , a2 - b2 , a3 - b3)

     perkalian dengan skalar:
     m a = (ma1) i + (ma2) j + (ma3) k = ( ma1, ma2, ma3)

     Perhatikan:
                     B          AB = b - a
           b
                                a = (a1, a2, a3)
                                b = (b1, b2, b3)
                                sehingga b – a = (b1 – a1, b2 – a2, b3 – a3)
 O                       A
                 a
     |AB| = jarak = |b – a| =   (b1 − a1 ) 2 + (b2 − a2 ) 2 + (b3 − a3 ) 2




4. Soal-soal Latihan

     1. Tentukan titik D supaya ABCD menyusun sebuah jajaran genjang, dimana
        A(4,4,1); B(2,1,5); C(6,8,0)

     2. Diketahui p = 3i – 2j + k ; q = 2i – 4j – 3k ; r = -i + 2j + 2k
        a. Tentukan magnitude dari p ; p + q - r ; 2p – 3q + r
        b. Tentukan vektor satuan p, q dan r

     3. Jika r1 = 2i – j + k ; r2 = i + 3j – 2k ; r3 = -2i + j – 3k dan r4 = 3i + 2j + 5k.
        Tentukan skalar h, m, n, sehingga r4 = hr1 + mr2 + nr3
POKOK BAHASAN IV
                                PERKALIAN DUA VEKTOR

Pada materi sebelumnya telah dibahas perkalian vektor dengan suatu skalar. Pada
pokok bahasan ini akan dibahas perkalian vektor dengan vektor.
Hasil kali dua buah vektor dibedakan menjadi hasil kali titik (dot product) dan hasil
kali silang (cross product)

   1. Hasil kali titik (dot atau scalar product)
      Hasil kali titik dua buah vektor a dan b didefinisikan sebagai:
                  a ⋅b = a b cos θ
       dimana θ adalah sudut terkecil yang dibentuk oleh vektor a dan b.
       Secara geometrik, hasil kali titik adalah panjang vektor a dikalikan panjang
       dari proyeksi vektor b di a atau panjang proyeksi a di b dikalikan panjang
       vektor b
                B
         b
   O     θ
                 Bo            A
                      a

       a . b = |a| |b| cos θ
             = |OA| |OB| cos θ
             = |OA| |OBo|
             = panjang a kali panjang proyeksi b pada a

                      Ao
                  B
             b
             θ
     O
                                   A
                           a

       a . b = |OB| |OA| cos θ
             = |OB| |OAo|
             = |b| |a| cos θ
             =b.a

       Sifat –sifat yang berlaku pada hasil kali titik:
       1. a . b = b . a        , sifat komutatif
       2. a . (b + c) = a . b + a . c , sifat distributif
             (a + b) . c = a . c + b . c
       3. m (a . b) = (ma) . b = a . (mb)
       4. jika a tegaklurus b maka a . b = 0
       5. a . 0 = |a||0| cos θ = 0
6. a . a = |a||a| cos 0 = |a|2 sehingga |a| = (a . a)1/2
   7. i . j = i . k = j . k = 0
   8. i . i = j . j = k . k = 1
       Misal a = a1i + a2j + a3k dan b = b1i + b2j + b3k
       a . b = (a1i).(b1i) + (a1i).(b2j) + (a1i).(b3k) + (a2j).(b1i) + …..

       (silahkan dijabarkan sendiri…)

       a . b = a1b1 + a2b2 + a3b3

                                     a ⋅b                a1b1 + a2b2 + a3b3
       Sudut antara 2 arah : cos θ = a b =           2        2   2    2      2      2
                                                   a1 + a2 + a3       b1 + b2 + b3

        Contoh : p = (2, 4, 1) dan q = (6, -3, 0)
                 p . q = 2 . 6 + 4 . (-3) + 1 . 0 = 0 artinya p tegaklurus q

        Jadi jika a . b = 0 , maka a = 0 atau b = 0 atau θ = 90º

        a.a = a1a1 + a2a2 + a3a3 = a12 + a22 + a32

        Contoh.
        Diketahui : a = 2i + j + 3k
                    b = i – 4k
                    c = 3i – j + 2k

         Hitunglah :
         a. a . b dan b . a
         b. |a| , |b|, |c|
         c. |a + b|, |a + c|
         d. (a – b) . c
         e. 3a . 2c dan 6(a . c)
         f. (a + b) . c
         g. sudut yang terbentuk oleh a dan b
         h. vektor satuan pada arah a
         i. komponen vektor b pada a


2. Hasil kali silang (Cross product)
   Hasil kali silang dua buah vektor a dan b ditulis sebagai:
            a ×b = c ,
   hasilnya berupa vektor dengan vektor c tegaklurus vektor a dan tegaklurus
   vektor b (orientasi tangan kanan).
           |c| = |a| |b| sinθ,
   c tegak lurus pada bidang yang tertentu oleh a dan b
          c=axb


                 b
                                                         a
            θ                                       θ
                a                                        b


                                                  c=axb
Arti Geometris:
                                             |a x b| = |a| |b| sin θ
                                                     = |OA| |OB| sinθ
            B                 C                      = |OA||BBo|
        b                                            = Luas OACB
                                                     = luas jajaran genjang yang
                                             tertentu oleh a dan b
    θ
O                      A
            Bo     a

                                                         R
    Akibatnya luas Δ OAB = ½ |a x b|
    Umumnya:
    Luas ΔPQR = ½ |PQ x PR|                          θ
                = ½ |PQ| |PR| sinθ
                                                 P                  Q

    Sifat-sifat hasil kali silang:
    a. Jika a // b maka a x b = 0, khususnya a x a = 0
    b. a x b = -b x a
    c. a x (b + c) = a x b + a x c
        (a + b) x c = a x c + b x c
    d. m ( a x b) = (ma) x b = a x (mb)
    e. a x b = 0 , maka a = 0, b = 0, atau a // b
    f. i x j = |i| |j| sin 90º k = 1.1k = k, j x k = i, k x i =j
    g. i x i = j x j = k x k = 0
        jika a = a1i +a2j + a3k
               b = b1i +b2j + b3k
        a x b = silahkan dijabarkan berdasar sifat-sifat di atas…

3. Soal-soal latihan
   1. Tunjukan bahwa dot product dapat digunakan untuk merumuskan aturan
      cosines pada segitiga.
   2. Jika c tegaklurus a dan b, buktikan bahwa c juga tegaklurus terhadap
      a. a + b
      b. 2a – b
      c. b – a
   3. Tentukan sudut antara a = 3i + 2j – 2k dan b = 2i – 3j + k
   4. Tentukan nilai m sehingga a = 2i + mj + k tegaklurus b = 4i – 2j – 2k
   5. Tentukan panjang proyeksi vektor a = i – 2j + k pada b = 4i - 4j + 7k
   6. Diketahui a = 3i – j +2k, b = 2i +j – k, dan c = i – 2j + 2k , tentukan:
      a. a x b; b x c; (a x b) x c
      b. Luas segitiga tertentu oleh a, b, dan c
   7. Tentukan vektor satuan yang tegaklurus bidang yang tertentu oleh
       a = 2i – 3 j + k dan b = i + 3j + 2k
   8. Tunjukan bahwa cross product dapat digunakan untuk merumuskan
      aturan sinus pada segitiga.
POKOK BAHASAN V
                                           PERKALIAN TIGA VEKTOR



Pada pokok bahasan sebelumnya telah dibahas tentang cara-cara perkalian dua buah
vektor yaitu dot dan cross product. Perkalian tiga buah vektor dapat dilakukan
dengan mengikuti langkah-langkah perkalian pada dua vektor, namun perlu
diperhatikan beberapa hal berikut:

a.   a.b.c                             = tidak berarti
b.   (a x b) . c                       = tidak berarti
c.   (a . b) c = m c                   = hasil berupa vektor
d.   a ( b . c) = a m                  = hasil berupa vektor
e.   (a x b) . c = a x b . c           = hasil berupa skalar        hasil kali triple skalar
f.   a . (b x c) = a . b x c           = hasil berupa skalar
g.   (a x b) x c                       = hasil berupa vektor
h.   a x (b x c)                       = hasil berupa vektor        hasil kali triple vektor

1. Hasil kali triple skalar

     axb.c
                                 C                                   a x b = L …vektor luas OADB
                     Co
                                 c B                                 dengan |L| = luas OADB
                             θ
                                 b                                   axb.c=L.c
                         O                                                = |L||c| cosθ
                                                              D
                                                                          = |L| OCo
                                       a
                                       A
     OCo = proyeksi c ke L
          = tinggi c di atas bidang OADB
     a x b . c = Luas OADB x tinggi C,
                adalah volume parallel epipedum yang tertentu oleh a, b, c

     Jika a = a1 i + a2 j + a3 k
          b = b1 i + b2 j + b3 k
           c = c1 i + c2 j + c3 k

               a2   a3        a3     a1         a1   a2
      a ×b =             i+                j+             k
               b2   b3        b3     b1         b1   b2
          c = c1i + c2j + c3k
     ----------------------------------------------------- . (perkalian dot)
               a2   a3     a         a1     a             a2
           =           c1 + 3           c2 + 1               c3
               b2   b3     b3        b1     b1            b2
c1    c2   c3     a1   a2   a3   a1   a2   a3
a × b • c = a1   a2   a3 = − c1   c2   c3 = b1   b2   b3
            b1   b2   b3     b1   b2   b3   c1   c2   c3



sesuai sifat determinan, maka




                             POKOK BAHASAN VI
GEOMETRI ANALITIK


    Pada pokok bahasan ini akan dipelajari beberapa persamaan garis dan bidang
    yang dapat ditentukan oleh vektor-vektor tertentu.

    Bila diketahui:
    OR = r = (x, y, z) = xi + yj + zk = vektor letak titik R, bergerak (R3)
            = (x,y)    = xi + yj      = vektor letak titik R, bergerak (R2)

    OA = a = (a1, a2, a3) = a1i + a2j + a3k = vektor letak titik A, tetap (R3)
           = (a1, a2)     = a1i + a2j k     = vektor letak titik A, tetap (R2)

    maka dapat ditentukan :

    1. Persamaan garis AB
              1
                       B
        λ R                                   Misalkan AR = λ AB
      A
g                                             r = OR = OA + AR
                r      b                             = a + λAB
        a                                            = a + λ (b – a)
                                                     = (1 – λ)a + λb

            O


        Apabila λ dijalankan, r = (1 – λ) a + λ b memberikan persamaan garis g (AB).
        Penjabaran ke persamaan skalarnya:

              r – a = λ(b – a)
        dalam R3 menjadi :

               (x – a1, y – a2, z – a3) = λ(b1 – a1, b2 – a2, b3 – a3)
                                        = (λ(b1 – a1), λ(b2 – a2), λ(b3 – a3))
               x – a1 = λ(b1 – a1)
                                           persamaan skalar dengan
               y – a2 = λ(b2 – a2)
                                           parameter λ
               z – a3 = λ(b3 – a3)
        eliminasi λ menghasilkan:
                 x − a1   y − a2   z − a3
                        =        =
                 b1 − a1 b2 − a 2 b3 − a3
                             x − a1   y − a2                    x−XA      y − YA
        dalam R2 menjadi            =        (biasanya ditulis          =         )
                             b1 − a1 b2 − a2                   X B − X A YB − Y A
2. Persamaan garis melalui A // b
         A          R
                          g
                                           r = OR = OA + AR
                                                r = a + λb
                 r
      a                                    untuk λ berubah, menyatakan
                                           persamaan garis g, melalui A,
                                           sejajar b
     O          b                          atau (r – a) x b = 0

   Dalam R3:
         r – a = λb
         (x – a1, y – a2, z – a3) = (λb1, λb2, λb3)
          x − a1 y − a 2 z − a3
                 =         =         =λ
            b1       b2        b3

           b1, b2, b3 disebut bilangan arah
           b disebut vektor arah

   Dalam R2:
          x − a1 y − a 2                   b
                =        atau ( y − a 2 ) = 2 ( x − a1 )
            b1     b2                      b1

                b2/b1 biasa dikenal dengan gradient (m)

3. Persamaan garis/bidang melalui A, tegaklurus b

                         A
                                                                           R
                                     R                               A
      b     a                                  g            α
                     r
                                                                 a   r
                                                             b
     O
                             (r – a) . b = 0
                                                             O

   Persamaan di atas merupakan persamaan garis (R2) atau persamaan bidang
   (R3) yang melalui A tegaklurus pada b.
   Bentuk persamaan skalarnya adalah:
          b1 (x – a1) + b2 (y – a2) + b3 (z – a3) = 0



4. Persamaan bidang melalui A, // b dan //c
                                        Pada bidang β : t = λb + μc
                  R
          A                             titik R pada bidang α, sehingga
    α                                           OR = OA + AR
                                                r=a+t
          c                             maka: r = a + λb + μc
                t
 β    O       b
Bentuk skalar persamaannya adalah: [r – a, b, c] = 0, atau
                          x − a1   y − a2   z − a3
                           b1       b2       b3      =0
                           c1       c2       c3

       Sedangkan bentuk khusus persamaan di atas adalah:
               r = λb + μc
       yaitu persamaan bidang melalui O, // b dan c (ingat jika tiga buah vektor a,
       b, c dependen linear, maka ada bidang yang sejajar ketiganya, atau parallel
       epipedum collaps)

   5. Menentukan jarak titik ke garis atau bidang

                  b                         r . b = k, merupakan persamaan garis (R2)
                                            atau bidang (R3) yang tegak lurus b, berjarak
                                             k
                                             b    dari O.
                      r

              O
                                                     b
       Bila disusun vektor satuan arah b, μ = b maka persamaan menjadi: r . μ = p
       (Persamaan Hess (Normal)) merupakan persamaan garis (R2) atau bidang
       (R3) yang tegak lurus μ, berjarak p dari O.

       Jarak titik-garis
       Titik A dengan vektor a, garis g dengan persamaan Hess r . μ = p atau r . μ –
       p = 0 maka jarak (A, g) = |a . μ – p|

       Jarak titik-bidang
       Titik A dengan vektor a, bidang α dengan persamaan Hess r . μ – p = 0 maka
       jarak (A, α) = |a . μ – p|


Latihan
   1. Jika u = 2i + j + 2k adalah vektor letak titik A dan v = 3i -j + 4k adalah
      vektor letak titik B, tentukan :
          a. Persamaan garis yang melalui A dan sejajar vektor B
          b. Persamaan bidang yang melalui B dan tegak lurus vektor AB
          c. Apabila w = 2i + j + k adalah vektor letak C, tentukan persamaan
              bidang yang melalui C sejajar B dan sejajar A
          d. Jarak titik X(1,-2,1) terhadap bidang yang melalui B dan tegak lurus
              vektor AB
POKOK BAHASAN VII
                                      DIFERENSIAL VEKTOR

1. Fungsi Satu Perubah

Diketahui pada persamaan skalar : y = f(x), mempunyai arti
f : x ( x merupakan perubah bebas) menghasilkan y ( tak bebas).

Contoh: y = f(x) = sin x                       1 perubah bebas
        z = f(x, y) = cos (x+y)                2 perubah bebas

Vektor v berubah sebagai fungsi suatu perubah t, dapat ditulis V = v(t)
Jika V = (v1, v2, v3) maka V = v(t) berarti masing-masing komponen merupakan
fungsi dari t, dan ditulis:
        V = ( v1(t), v2(t), v3(t))
    contoh: v = (cos t, sin t, sin 2t)

Jika V (t) merupakan suatu vektor yang bergantung pada variable skalar tunggal t,
maka:
                                              v(t + ∆t ) = v(v1 (t + ∆t ), v2 (t + ∆t ), v3 (t + ∆t ))
                  v(t)
                                     Δv            v(t ) = v(v1 (t ), v2 (t ), v3 (t ))

                      v(t+Δt)                                  ∆v = v (t + ∆ ) − v(t )
                                                                            t
                                                                 ∆v v(t + ∆t ) − v(t )
                                                                    =
                                                                 ∆t        ∆t

Derivatif v ke t , ditulis dv/dt, didefinisikan sebagai:
      dv           ∆v         v(t + ∆t ) − v(t )
           = lim       = lim
      dt ∆t →0 ∆t ∆t →0              ∆t
                        dv            d
atau dapat ditulis:        = v '(t ) = v (t )           berupa vektor
                        dt            dt
hasil pendeferensialan berupa vektor dan dapat dideferensialkan lagi ke t :
       d 2v d 3v
            ;      dst.
        dt 2 dt 3
Kejadian khusus:
Jika v merupakan vektor letak titik, ditulis r:
               R3 : r = (x, y, z)
               R2 : r = (x, y)             dan r = r(u), maka

                R3 : r = (x(u), y(u), z(u))
                R2 : r = (x(u), y(u))

r = r(u) menyatakan suatu kurva (R2 maupun R3).
                         P
                                              dr/du
                                Δr
                                                            r(u) = OP
                                                            r(u +Δu) = OQ
                 r(u)                Q
                                                            Δr = PQ
                      r(u+Δu)             γ                 jika Δu → 0 maka Q→P, Δr/
                                                            Δu →dr
r’ = dr/du = vektor singgung pada kurva γ di titik P.

Jika perubahnya adalah panjang busur kurva itu sendiri, sehingga r = r(s), maka :
r’(s) = dr/ds = t = vektor singgung satuan, atau
                 t = r’/|r’| → |t| = 1

Contoh dalam fisika:
Jika perubah t : waktu, r = r(t) merupakan persamaan gerak titik,
                r’(t) = v(t) : adalah vektor kecepatan
                r’’(t) = v’(t) = a(t) : adalah vektor percepatan titik.
Vektor kecepatan akan menyinggung kurva lintasan.

Sifat-sifat derivatif vektor:
Jika u, v, w merupakan vektor fungsi dan φ adalah skalar fungsi dengan perubah
skalar t:
        d
1.         a = 0 ; a vektor tetap
        dt
        d               du dv
2.         (u + v ) =         +
        dt                dt     dt
        d                 du         dv
3.         (u ⋅ v ) = v ⋅     +u ⋅
        dt                 dt        dt
        d                     dv du
4.         (u × v) = u ×          +     ×v
        dt                    dt     dt
        d                 d u dϕ
5.         (ϕu ) = ϕ           +      u
        dt                dt      dt
        d                           dw       dv      du
6.         (u ⋅ v × w) = u ⋅ v ×        +u ⋅    ×w +    ⋅v×w
        dt                          dt       dt      dt
        d
7.         {u × (v × w)} = u × (v × d w ) + u × ( d v × w) + d u × (v × w)
        dt                               dt         dt       dt
Hati-hati dengan urutan operasinya!

Pada vektor letak v = (v1, v2, v3) = v1i + v2j + v3k
Jika v = v(t) maka
               v1= v1(t) ; v2= v2(t) ; v3= v3(t)
sehingga v = v1(t) i + v2(t) j + v3(t) k
                ↓ ↓     ↓ ↓       ↓ ↓
                s v s v           s v

sehingga:
             dv       d i dv1           d j dv2           d k dv3
                = (v1    +    i ) + (v2    +    j ) + (v3    +    k)
             dt       dt   dt           dt   dt           dt   dt
ingat da/dt = 0
maka :
              d v dv1      dv     dv
                  =     i+ 2 j+ 3k
               dt   dt     dt      dt
              dv     dv1 dv2 dv3
                  =(     ,   ,   )
               dt    dt dt dt
            Latihan Soal :
            1. v = (2, t2, 1/t) tentukan dv/dt !
2. r = sin t i + cos t j + t k = (sin t, cos t, t)
                Carilah : dr/dt , d2r/dt2 , | dr/dt| , | d2r/dt2|
             3. Persamaan gerak suatu titik sepanjang kurva dalam bentuk parameter:
                 x = e-t , y = 2 cos 3t ; z = 2 sin 3t
                Tentukan magnitude dari kecepatan dan percepatan pada saat t = 1.
             4. Sebuah titik bergerak sepanjang kurva x = 2t2 , y = t2 – 4t , z = 3t – 5
                 Carilah komponen kecepatan dan percepatannya pada saat
                 t = 1 dalam arah i – 3j + 2k
             5. Persamaan gerak titik diberikan dengan r = (x, y, z) = (2 cos t, sin t,
                4)
                 Carilah vektor normal pada kurva pada saat t = π/4
             6. Jika a = 5t2 i + t j - t3 k dan b = sin t i – cos t j, carilah:
                 a. d/dt(a . b)      b. d/dt (a x b)     c. d/dt (a . a)
             7. Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal di titik φ = π/3
                pada kurva r = (x, y) = (φ cosφ, sin2φ)


2. Fungsi Lebih dari satu Perubah
Jika v = (v1, v2, v3), sedang v1, v2, v3 merupakan fungsi dua perubah s, t, maka v
adalah fungsi s,t.
        v = v(s, t) = (v1(s,t), v2(s,t), v3(s,t))
Derivatif parsial v ke s dan t :


∂v  ∂v1 ∂v 2 ∂v3 
  =    ,    ,    
∂s  ∂s ∂s ds 

∂v  ∂v1 ∂v 2 ∂v3 
  =    ,    ,     dst untuk derivative orde yang lebih tinggi disusun dengan
∂t  ∂t ∂t dt 
cara sama.
Jika vektor letak r merupakan fungsi 2 perubah r = r (s, t), maka tempat kedudukan
titiknya berupa luasan dalam ruang.
                                ∂a        ∂a        ∂a
Jika a = a (x, y, z) → d a = ∂x dx + ∂y dy + ∂z dz

∂2 a   ∂  ∂a         ∂2 a   ∂  ∂a          ∂2 a   ∂  ∂a 
     =        ,           =        ,            =        
∂x 2
       ∂x  ∂x        ∂y 2
                              ∂y  ∂y 
                                             ∂z 2
                                                      ∂z  ∂z 

∂2 a   ∂  ∂a  ∂2 a   ∂  ∂a    ∂3 a    ∂  ∂2 a 
     =       ,     =        ,       =          
∂∂
 x y   ∂  ∂  ∂y∂x
        x y          ∂y  ∂x  ∂x∂z 2   ∂x  ∂z 2 
                                                   
                                                              ∂ a
                                                                2
                                                                     ∂ a
                                                                       2

Jika a memiliki derivatif partial orde dua atau lebih,             =
                                                              ∂∂
                                                               x y   ∂∂
                                                                      y x
Contoh latihan:
   1. a = (2x2y – x4) i + (exy – ysinx) j + (x2 cosy) k
                    ∂a ∂  a ∂2 a ∂2 a    ∂a2
                                               ∂a
                                                2
                                                    ∂ a
                                                     3
                                                          ∂ a
                                                           3

          carilah      , ∂ ,     ,     ,     ,    ,     ,
                    ∂x    y ∂x 2   ∂ 2
                                    y    ∂∂    y x ∂ ∂ 2 ∂ 2∂
                                          x y ∂∂    x y   x y




                             POKOK BAHASAN VIII
                           GEOMETRI DIFERENSIAL
1. Kurva dalam Ruang
       Suatu kurva dalam ruang (R3) adalah tempat kedudukan suatu titik r(x, y, z)
       yang dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dari suatu parameter tunggal u.
             R3 : r (x, y, z) → r = r (u) dengan u : parameter
       dapat ditulis r = r (u) = (x(u), y(u), z(u))
       atau x = x(u)
             y = y(u)
             z = z(u).
       Suatu kurva dalam ruang dapat pula merupakan kurva hasil perpotongan dari
       2 luasan : F (x,y,z) = 0
                    G (x,y,z) = 0
                       dr
       r = r (u) →        = r (u ) adalah vektor singgung pada kurva.
                            
                       du

                         r (u )
                         
                                        Untuk suatu nilai u = uo tertentu titik r
                                        (uo) = ro pada kurva yaitu To dan
             r = r (u)                  r (u o ) =ro = vektor singgung di To
                                                  


        0
        r = ro + λro
                             → garis singgung di To pada kurva

        ( r − ro ) ⋅ ro = 0
                             →bidang normal pada kurva di To

       Khusus : jika sebagai parameter adalah s = panjang busur kurva, sehingga
       r = r (s), maka dr/ds = r´(s) = t merupakan vektor singgung satuan ( |t| = 1).

       Ctt :
       lambang aksen (´) digunakan untuk derivatif ke s, sedangkan lambang flux (·)
       untuk derivatif ke parameter lain yang bukan s.

       Di antara keduanya terdapat hubungan :
            d r d r ds     ds
        r=
               =       =t     = ts
                                  
            du    ds du    du
                d r d r du
       t = r′ =    =        = ru′
                              
                ds   du ds




•   Vektor normal utama

    r = r (s) → r´= t → vektor singgung satuan, karena |t| = konstan(=1)
    maka t´┴ t
dt d 2 r
        t′ =     =      = κn         n : vektor normal utama satuan
               ds ds 2
                                     κ : kelengkungan dari kurva pd suatu titik ( dipilih
                                         yang tidak negatif)

        dapat ditulis κ = |t´| = |r˝|= (r˝.r˝)
        ρ = 1/κ → jari-jari kelengkungan

•   Koordinat berjalan

    b                                 b : suatu unit vektor yang tegaklurus bidang yang
                           t
               T                          tertentu oleh n dan t
                                      Maka b = t x n
                   n                  b : vektor binormal satuan

    Ketiga vektor t, n, b menyusun suatu sistem orthogonal yang disebut sistem
    koordinat yang berjalan, karena di setiap titik di kurva dapat disusun sepasang t,
    n, b kemudian semua vektor berkaitan dengan titik tersebut dapat dinyatakan
    dengan t, n, b secara tunggal.

    t.n=n.b=b.t=0
    t.t=n.n=b.b=1

    Vektor t, n menyusun bidang Oskulasi (Os)
    Vektor n, b menyusun bidang normal (N)
    Vektor t, b menyusun bidang rektifikasi (R)
    Garis melalui T, sejajar t disebut garis singgung,
    garis melalui T, sejajar n disebut garis normal utama,
    garis melalui T, sejajar b disebut garis binormal.

    Jadi misalnya:
    persamaan bidang Oskulasi di To:
    (r – ro) . bo = 0 atau r = ro + λto + μno atau bisa ditulis [r – ro, to, no] = 0

    garis normal utama di To:
    r = ro + γno

                                        Bidang Oskulasi
                       n                (r – ro). bo = 0


                               t      Bidang
                                      rektifikasi/pelurus
            b                         (r – ro). no = 0
    Ctt : Bidang N adalah bidang tegak lurus kurva, dan
          bidang Os adalah bidang yang di sekitar titiknya seolah-olah memuat
          kurvanya. Bidang Normal
                     (r – ro). to = 0
•   Rumus Serret-Frenet
    Rumus ini menyatakan derivatif t, n, b, ke s (panjang busur kurva).

    dt                              dn                           db
       = t′ = κ n                      = n′ = τ b − κ t                     τ
                                                                    = b′ = − n
    ds                              ds                           ds

    τ : suatu skalar dinamakan torsi = puntiran yang mungkin positif, nol atau
    negative
    σ = 1/ τ : jari-jari torsi
    periksa : κ = |t´| = kecepatan sudut t
                | τ | = | b´| = kecepatan sudut b


    Untuk parameter bukan s (umum):
    Ingat kembali : untuk r = r (u) di titik u = Uo, maka garis singgung dapat ditulis
            r = ro + λro
                      
                                              ds
    sudah ditulis pula bahwa r = t
                                                sehingga
                                              du
           d r d 2 r d t ds ds
                                d 2s
     =
    r          =    =          +t 2
           du du 2 ds du du      du
                                    2
                             ds     d 2s
                        = κ n    +t
                             du     du 2
    jadi r dan  dua-duanya sejajar dengan bidang Os, maka persamaan bidang Os
                r
    di To dapat ditulis:
        r = ro +l ro + m atau [r − ro , ro ,  ] = 0
                        ro                ro
    ditulis dengan skalar, persamaan bidang Os di To menjadi:

            x − xo       y − yo          z − zo
            dx          dy           dz 
                                          =0
            du o        du o         du o
           d x 
              2
                        d y 
                            2
                                        d 2z 
           
            du 2 
                       
                         du 2 
                                       
                                         du 2 
                                               
                 o          o             o



•   Rumus untuk mencari κ dan τ
    Jika digunakan parameter s :
              κ = (r˝. r˝)1/2
              r˝ = d2r / ds2
              τ = [r´, r˝, r”’]/ κ2

    Jika digunakan parameter yang umum u :
               r ×r
                
                                    τ=
                                           [ r , r,r]
                                               
       κ=           3                                2
                r
                                           r × 
                                             r


    κ dan τ adalah ukuran penting bagi kurva, sebab jika κ dan τ tiap titik tertentu
    maka bentuk kurva tertentu, kecuali letaknya belum.
    Sifat – sifat yang didasarkan atas κ dan τ adalah:
o jika kurvanya datar, maka τ = 0 dan sebaliknya (kecuali garis lurus yang τ
     nya tidak tentu)
   o κ = 0, maka kurvanya garis lurus
   o κ/ τ = konstan, maka kurvanya berupa helix ( kurva bersudut tetap dengan
     suatu arah)
   o κ = konstan dan τ = konstan, maka kurvanya adalah helix lingkaran (garis
     sekrup)
   o τ = 0, κ = konstan, kurva berupa lingkaran


Contoh dan Latihan
1. Kurva r = (x,y,z) = (a cosθ, a sinθ, cθ) dengan θ = parameter. Tentukan t, t´,
   n, κ, b, persamaan garis singgung di θ = θo dan persamaan bidang Os di θ =
   θo.
2. Jika r = (av, bv2, v3), v parameter dan memenuhi 2b2 = 3a, maka kurva berupa
   helix yang tabungnya sejajar vektor (1, 0, 1). Periksa r = (6v, 3v2, v3)
3. Tentukan vektor singgung satuan pada kurva r = (x,y,z) dimana:
   x = t2 + 1 ; y = 4t – 3 ; z = 2t2 – 6t
   tentukan t di titik t = 2.
4. Tentukan vektor singgung satuan dan vektor normal utama satuan pada
   kurva: r = r(β) = (β-sinβ, 1-cosβ, 4sin(β/2)) untuk β = Π/3.
   Tentukan pula κ dan τ, persamaan garis singgung dan bidang normalnya.
o jika kurvanya datar, maka τ = 0 dan sebaliknya (kecuali garis lurus yang τ
     nya tidak tentu)
   o κ = 0, maka kurvanya garis lurus
   o κ/ τ = konstan, maka kurvanya berupa helix ( kurva bersudut tetap dengan
     suatu arah)
   o κ = konstan dan τ = konstan, maka kurvanya adalah helix lingkaran (garis
     sekrup)
   o τ = 0, κ = konstan, kurva berupa lingkaran


Contoh dan Latihan
1. Kurva r = (x,y,z) = (a cosθ, a sinθ, cθ) dengan θ = parameter. Tentukan t, t´,
   n, κ, b, persamaan garis singgung di θ = θo dan persamaan bidang Os di θ =
   θo.
2. Jika r = (av, bv2, v3), v parameter dan memenuhi 2b2 = 3a, maka kurva berupa
   helix yang tabungnya sejajar vektor (1, 0, 1). Periksa r = (6v, 3v2, v3)
3. Tentukan vektor singgung satuan pada kurva r = (x,y,z) dimana:
   x = t2 + 1 ; y = 4t – 3 ; z = 2t2 – 6t
   tentukan t di titik t = 2.
4. Tentukan vektor singgung satuan dan vektor normal utama satuan pada
   kurva: r = r(β) = (β-sinβ, 1-cosβ, 4sin(β/2)) untuk β = Π/3.
   Tentukan pula κ dan τ, persamaan garis singgung dan bidang normalnya.
o jika kurvanya datar, maka τ = 0 dan sebaliknya (kecuali garis lurus yang τ
     nya tidak tentu)
   o κ = 0, maka kurvanya garis lurus
   o κ/ τ = konstan, maka kurvanya berupa helix ( kurva bersudut tetap dengan
     suatu arah)
   o κ = konstan dan τ = konstan, maka kurvanya adalah helix lingkaran (garis
     sekrup)
   o τ = 0, κ = konstan, kurva berupa lingkaran


Contoh dan Latihan
1. Kurva r = (x,y,z) = (a cosθ, a sinθ, cθ) dengan θ = parameter. Tentukan t, t´,
   n, κ, b, persamaan garis singgung di θ = θo dan persamaan bidang Os di θ =
   θo.
2. Jika r = (av, bv2, v3), v parameter dan memenuhi 2b2 = 3a, maka kurva berupa
   helix yang tabungnya sejajar vektor (1, 0, 1). Periksa r = (6v, 3v2, v3)
3. Tentukan vektor singgung satuan pada kurva r = (x,y,z) dimana:
   x = t2 + 1 ; y = 4t – 3 ; z = 2t2 – 6t
   tentukan t di titik t = 2.
4. Tentukan vektor singgung satuan dan vektor normal utama satuan pada
   kurva: r = r(β) = (β-sinβ, 1-cosβ, 4sin(β/2)) untuk β = Π/3.
   Tentukan pula κ dan τ, persamaan garis singgung dan bidang normalnya.
o jika kurvanya datar, maka τ = 0 dan sebaliknya (kecuali garis lurus yang τ
     nya tidak tentu)
   o κ = 0, maka kurvanya garis lurus
   o κ/ τ = konstan, maka kurvanya berupa helix ( kurva bersudut tetap dengan
     suatu arah)
   o κ = konstan dan τ = konstan, maka kurvanya adalah helix lingkaran (garis
     sekrup)
   o τ = 0, κ = konstan, kurva berupa lingkaran


Contoh dan Latihan
1. Kurva r = (x,y,z) = (a cosθ, a sinθ, cθ) dengan θ = parameter. Tentukan t, t´,
   n, κ, b, persamaan garis singgung di θ = θo dan persamaan bidang Os di θ =
   θo.
2. Jika r = (av, bv2, v3), v parameter dan memenuhi 2b2 = 3a, maka kurva berupa
   helix yang tabungnya sejajar vektor (1, 0, 1). Periksa r = (6v, 3v2, v3)
3. Tentukan vektor singgung satuan pada kurva r = (x,y,z) dimana:
   x = t2 + 1 ; y = 4t – 3 ; z = 2t2 – 6t
   tentukan t di titik t = 2.
4. Tentukan vektor singgung satuan dan vektor normal utama satuan pada
   kurva: r = r(β) = (β-sinβ, 1-cosβ, 4sin(β/2)) untuk β = Π/3.
   Tentukan pula κ dan τ, persamaan garis singgung dan bidang normalnya.

More Related Content

What's hot

Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Kelinci Coklat
 
LKPD ROTASI KELAS XI
LKPD ROTASI KELAS XILKPD ROTASI KELAS XI
LKPD ROTASI KELAS XIrandiramlan
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolalinda_rosalina
 
BAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XI
BAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XIBAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XI
BAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XIrandiramlan
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapRetno Pratiwi
 
Transformasi linear
Transformasi linear Transformasi linear
Transformasi linear unna_ahmad
 
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)eli priyatna laidan
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialFaisal Widodo Bancin
 
Pertemuan 9 transformasi koordinat
Pertemuan 9   transformasi koordinatPertemuan 9   transformasi koordinat
Pertemuan 9 transformasi koordinatSenat Mahasiswa STIS
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Diferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinuDiferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinubobbyrey
 

What's hot (20)

Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
 
LKPD ROTASI KELAS XI
LKPD ROTASI KELAS XILKPD ROTASI KELAS XI
LKPD ROTASI KELAS XI
 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
BAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XI
BAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XIBAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XI
BAHAN AJAR MATERI TRANSFORMASI GEOMETRI KELAS XI
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkap
 
Transformasi linear
Transformasi linear Transformasi linear
Transformasi linear
 
3 pemrograman matlab
3 pemrograman matlab3 pemrograman matlab
3 pemrograman matlab
 
Grafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutubGrafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutub
 
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
Rpp matematika sma xii bab 1 (matriks)
 
Sistem Koordinat
Sistem Koordinat Sistem Koordinat
Sistem Koordinat
 
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi GeospasialRangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
Rangkuman Mata Kuliah Sistem Referensi Geospasial
 
Pertemuan 9 transformasi koordinat
Pertemuan 9   transformasi koordinatPertemuan 9   transformasi koordinat
Pertemuan 9 transformasi koordinat
 
Iuw 3 pengukuran jarak
Iuw   3 pengukuran jarakIuw   3 pengukuran jarak
Iuw 3 pengukuran jarak
 
Geometri Bidang Datar
Geometri Bidang DatarGeometri Bidang Datar
Geometri Bidang Datar
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
2 deret fourier
2 deret fourier2 deret fourier
2 deret fourier
 
Diferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinuDiferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinu
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 

Viewers also liked

Rumus cepat-matematika-vektor
Rumus cepat-matematika-vektorRumus cepat-matematika-vektor
Rumus cepat-matematika-vektorIr Al
 
Administration and Employment Law
Administration and Employment LawAdministration and Employment Law
Administration and Employment LawJames Willis
 
Progate technology company overview
Progate technology   company overviewProgate technology   company overview
Progate technology company overviewGirish Bhimmapa PMP
 
Quiz @ 9:01 Episode 1
Quiz @ 9:01 Episode 1Quiz @ 9:01 Episode 1
Quiz @ 9:01 Episode 1Pritam Guha
 
Λαμπρινού ρατσισμός
Λαμπρινού   ρατσισμόςΛαμπρινού   ρατσισμός
Λαμπρινού ρατσισμόςthem1972
 
Φετφατζή - εργασιακα δικαιώματα
Φετφατζή - εργασιακα δικαιώματαΦετφατζή - εργασιακα δικαιώματα
Φετφατζή - εργασιακα δικαιώματαthem1972
 
Edu tech week 1 discussion 2
Edu tech week 1  discussion 2Edu tech week 1  discussion 2
Edu tech week 1 discussion 2Kim Paylor
 
Anaemia and body mass index (BMI) of fisherwomen inhabiting in Karang island...
 Anaemia and body mass index (BMI) of fisherwomen inhabiting in Karang island... Anaemia and body mass index (BMI) of fisherwomen inhabiting in Karang island...
Anaemia and body mass index (BMI) of fisherwomen inhabiting in Karang island...Rustam Maishnam
 

Viewers also liked (15)

Rumus cepat-matematika-vektor
Rumus cepat-matematika-vektorRumus cepat-matematika-vektor
Rumus cepat-matematika-vektor
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Administration and Employment Law
Administration and Employment LawAdministration and Employment Law
Administration and Employment Law
 
Progate technology company overview
Progate technology   company overviewProgate technology   company overview
Progate technology company overview
 
Quiz @ 9:01 Episode 1
Quiz @ 9:01 Episode 1Quiz @ 9:01 Episode 1
Quiz @ 9:01 Episode 1
 
Project test
Project testProject test
Project test
 
Λαμπρινού ρατσισμός
Λαμπρινού   ρατσισμόςΛαμπρινού   ρατσισμός
Λαμπρινού ρατσισμός
 
CW Company Profile 2015
CW Company Profile 2015CW Company Profile 2015
CW Company Profile 2015
 
Hypass slideshow
Hypass slideshowHypass slideshow
Hypass slideshow
 
Kyoceraecosys
KyoceraecosysKyoceraecosys
Kyoceraecosys
 
Φετφατζή - εργασιακα δικαιώματα
Φετφατζή - εργασιακα δικαιώματαΦετφατζή - εργασιακα δικαιώματα
Φετφατζή - εργασιακα δικαιώματα
 
Edu tech week 1 discussion 2
Edu tech week 1  discussion 2Edu tech week 1  discussion 2
Edu tech week 1 discussion 2
 
Anaemia and body mass index (BMI) of fisherwomen inhabiting in Karang island...
 Anaemia and body mass index (BMI) of fisherwomen inhabiting in Karang island... Anaemia and body mass index (BMI) of fisherwomen inhabiting in Karang island...
Anaemia and body mass index (BMI) of fisherwomen inhabiting in Karang island...
 
Kyoceraecosys
KyoceraecosysKyoceraecosys
Kyoceraecosys
 
Aslms talk 2010
Aslms talk 2010Aslms talk 2010
Aslms talk 2010
 

Similar to Matematika Geodesi

Similar to Matematika Geodesi (20)

Rpp.12.2
Rpp.12.2Rpp.12.2
Rpp.12.2
 
Rpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrikaRpkps anvek unrika
Rpkps anvek unrika
 
Bab 2-vektor
Bab 2-vektorBab 2-vektor
Bab 2-vektor
 
24 sma-ma-matematika-ipa
24 sma-ma-matematika-ipa24 sma-ma-matematika-ipa
24 sma-ma-matematika-ipa
 
3 sma-matematika
3 sma-matematika3 sma-matematika
3 sma-matematika
 
3 sma-matematika
3 sma-matematika3 sma-matematika
3 sma-matematika
 
3 sma-matematika
3 sma-matematika3 sma-matematika
3 sma-matematika
 
Rpp. 12.1
Rpp. 12.1Rpp. 12.1
Rpp. 12.1
 
Understanding by design
Understanding by designUnderstanding by design
Understanding by design
 
32764905 vektor
32764905 vektor32764905 vektor
32764905 vektor
 
32764905 vektor
32764905 vektor32764905 vektor
32764905 vektor
 
Bab 6 vektor
Bab 6 vektorBab 6 vektor
Bab 6 vektor
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
maklaah Operasi vektor .docx
maklaah Operasi vektor .docxmaklaah Operasi vektor .docx
maklaah Operasi vektor .docx
 
ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)
ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)
ModuL 1 Rancang.Doc(Not Bckground)
 
Kartu soal matematika teknik kls xi 3 11-12
Kartu soal matematika teknik kls xi 3 11-12Kartu soal matematika teknik kls xi 3 11-12
Kartu soal matematika teknik kls xi 3 11-12
 
Kisi kisi fisika smk 2012
Kisi kisi fisika smk 2012Kisi kisi fisika smk 2012
Kisi kisi fisika smk 2012
 
Skl mat-ipa
Skl mat-ipaSkl mat-ipa
Skl mat-ipa
 
[1] sk & kd smp mtk
[1] sk & kd smp mtk[1] sk & kd smp mtk
[1] sk & kd smp mtk
 
[1] sk & kd smp mtk
[1] sk & kd smp mtk[1] sk & kd smp mtk
[1] sk & kd smp mtk
 

Matematika Geodesi

  • 1. RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Matematika Geodesi TKGD 230 / 2 SKS Dosen Pengampu: Ir. Sri Narni, MT Dwi Lestari, ST, ME JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012
  • 2. RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Matematika Geodesi TKGD 230 / 2 SKS Disusun oleh: Dwi Lestari, ST, ME Ir. Sri Narni, MT Tanggal penyerahan Mengetahui: PPJ Bidang Akademik ()
  • 3. MATEMATIKA GEODESI 1. Nama Matakuliah : Matematika Geodesi ( Mathematics for Geodesy) 2. Kode MK/SKS/Sifat : TKGD230/2 SKS/Wajib 3. Prasyarat : Kalkulus II 4. Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini menjelaskan dasar-dasar matematika yang digunakan dalam ilmu Geodesi, meliputi aljabar vektor, differensial vektor, geometri differensial, medan skalar dan medan vektor, serta ilmu ukur segitiga bola. 5. Tujuan Pembelajaran : mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan-persoalan hitungan dalam aljabar vektor dan hitungan differensial pada vektor, dapat menerapkan hitungan vektor untuk menyelesaikan persoalan pada kurva dan luasan (geometri differensial) serta mampu menyelesaikan persoalan-persoalan hitungan dalam ilmu segitiga bola. Mata kuliah ini gayut dengan kompetensi A1 dan A3. 6. Learning outcomes : Kognitif : Memahami konsep dasar matematika geodesi dan aplikasinya di bidang geodesi Psikomotorik : Mampu melakukan hitungan matematika geodesi dan mengaplikasikannya dalam bidang geodesi Afektif : Mampu mengembangkan kemampuan berpikir analitis, serta kerjasama dalam tim, berkomunikasi dengan baik, mandiri dan bertanggung jawab melalui kerja kelompok dalam kegiatan tutorial. 7. Materi Pembelajaran : Tujuan Pembelajaran Minggu ke Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Mingguan Mahasiswa dapat: Mengerti maksud dan tujuan a. Penggunaan vektor dan ilmu ukur kuliah dan dapat segitiga bola di geodesi menguraikan pengertian b. Pengertian vektor, jenis dan sifat- vektor, jenis dan sifat vektor, sifatnya serta dalil-dalil yang berlaku c. Letak relatif 2 vektor (dependent Pendahuluan dan review 1 & indepent linear) aljabar vektor d. Letak relatif 3 vektor (asas koplanaritas) e. Dalil-dalil dalam R2 (2-dimensi) dan R3 (3-dimensi) menjelaskan komponen a. Komponen vektor dalam bidang vektor dalam ruang serta dan ruang dan vektor satuan dapat melakukan operasi Sistem koordinat vektor b. Operasi vektor : penjumlahan, 2 hitungan pada vektor dan operasi vektor selisih, perkalian dengan skalar c. Dot product dan cross product d. Perkalian 3 vektor Menerapkan aplikasi a. Persamaan garis dan bidang yang hitungan vektor pada sejajar dan tegak lurus sebuah geometri analitik untuk vektor Aplikasi vektor dalam 3 mencari persamaan garis b. Persamaan bidang tertentu oleh 3 geometri analitik dan bidang. buah vektor c. Sudut antara 2 bidang a. Jarak titik ke garis 4 Melakukan hitungan Diferensial vektor a. Vektor sebagai fungsi dari satu diferensial pada vektor perubah (kurve)
  • 4. (fungsi dari satu perubah b. Rumus-rumus diferensial dan lebih dari satu perubah) a. Vektor sebagai fungsi lebih dari satu perubah (partial derivative) Menguraikan pengertian a. Pengertian medan skalar dan medan skalar dan medan medan vektor vektor serta melakukan Medan skalar dan b. Gradien (operator Nabla), derivatif 5 hitungannya medan vektor berarah c. Divergensi, operator Laplacian, Curl Menguraikan terbentuknya a. Kurva dalam ruang kurva dalam ruang dan b. Vektor singgung, vektor normal, luasan dalam konsep dan vektor binormal pada kurva geometri diferensial, dapat c. Kelengkungan dan puntiran pada 6,7 Geometri diferensial menerapkan kurva (rumus Serret-Fernet) hitungannya.serta d. Sifat-sifat kurva mengidentifikasi sifat-sifat a. Aplikasinya di bidang Geodesi- kurva Geomatika Menghitung besaran a. Luasan atau permukaan dan fundamental orde I dan II garis-garis parameternya pada suatu luasan, dan b. Besaran fundamental orde I mengidentifikasi luasan (besaran dasar Gauss) dan orde II 10,11 sebagai suatu developable Geometri Differensial c. Kelengkungan normal, utama dan survace serta menentukan Gauss, serta sifat developable sifat titik pada luasan surface Sifat titik pada luasan (eliptis, hiperbolis atau parabolis) Menjelaskan pengertian a. Pengertian dan terbentuknya segitiga bola, menguraikan segitiga bola proses terbentuknya b. Istilah-istilah dalam segitiga bola segitiga bola dan dapat (lingkaran kecil, lingkaran besar, 12 Pengertian Segitiga Bola mengidentifikasi posisi parallel, meridian, lintang, bujur, sebuah titik dalam sistem ekses sferis, jarak sferis, sudut koordinat bola. sferis) Mengidentifikasi perbedaan a. Syarat hitungan pada segitiga segitiga bidang datar dan bola segitiga bola, b. Macam-macam segitiga bola mengidentifikasi macam- c. Hitungan pada segitiga bola siku- macam segitiga bola dan siku (aturan Napier) 13,14 perbedaannya, serta Geometri Segitiga Bola d. Hitungan pada segitiga bola kutub mampu melakukan hitungan e. Hitungan pada segitiga bola untuk setiap macam segitiga kwadran bola. f. Hitungan pada segitiga bola sembarang ( aturan Sinus dan Cosinus) Menerapkan hitungan a. Pelayaran melalui lingkara besar segitiga bola pada aplikasi- (great circle sailing), penentuan 15,16 aplikasi terkait misal Aplikasi segitiga bola arah kiblat pelayaran & astronomi b. Segitiga bola astronomis (bola langit) 8. Evaluasi Pembelajaran:
  • 5. Ada dua macam evaluasi yang dilakukan, yaitu evaluasi terhadap sistem pembelajaran dan evaluasi terhadap keberhasilan mahasiswa dalam menyerap materi yang dipelajari. Dalam pelaksanaannya kedua evaluasi dilaksanakan dengan menilai keberhasilan mahasiswa dalam memahami dan menyelesaikan tugas atau soal yang disampaikan. Evaluasi terdiri atas : 1. Pemberian Tugas dan latihan menyelesaikan soal yang dikerjakan secara individu yang dilakukan beberapa kali dan hasilnya dikumpulkan. 2. Ujian tengah semester (UTS) yang dilaksanakan secara tertulis sesuai jadwal dengan materi yang telah diberikan selama sebelum UTS berlangsung. 3. Ujian akhir semester (UAS) yang dilaksanakan secara tertulis sesuai jadwal dengan materi mencakup keseluruhan materi yang telah diberikan. Syarat untuk bisa mengikuti ujian akhir semester adalah minimal kehadiran 75%. Bobot atau proporsi penilaian masing-masing bentuk evaluasi adalah: a. Tugas dan latihan serta keaktifan pada kuliah dan tutorial 25 % b. Ujian Tengah Semester 35 % c. Ujian Akhir Semester 40 % 9. Daftar Pustaka : Davis, H.F., 1961, Introduction To Vector Analysis, Allyn and Bacon, Inc., Boston Donnay, J.D.H., 2007, Spherical Trigonometry, Read Books Koesdiono, dan Sinaga, I., 1979, Dasar-dasar Matematika untuk Geodesi, Departemen Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITB, Bandung. Narni, S., dan Muryamto, R., 1999, Matematika Geodesi, Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta. Spiegel, M.R., 1959, Vector Analysis and an Introduction to Tensor Analysis, Schaum Publishing Co., NewYork, USA Stein, F.M, Ph.D, 1963, An Introduction to Vector Analysis, Harper and Row Publishers, New York Strang, G & K. Borre, 1997, Linear Algebra, Geodesy, and GPS, Wellesley-Cambridge Press, USA Todhunter, M.A.F.R.S, 1878, Spherical Trigonometry with numerous Examples, Macmillan & Co, London, on-line version from www.forgottenbooks.com
  • 7. POKOK BAHASAN 1 RUANG VEKTOR 1. Pengertian vektor dan skalar Vektor didefinisikan sebagai suatu besaran yang mempunyai arah, misalnya kecepatan, gaya, pergeseran, percepatan dll, sedangkan skalar adalah suatu besaran saja / tidak mempunyai arah misalnya masa, panjang, waktu, suhu, tinggi dll. Untuk memperjelas perbedaan skalar dan vektor bisa diperhatikan Tabel 1. berikut. Tabel 1. Perbedaan vektor dan skalar skalar vektor - Besaran tanpa arah - Besaran yang mempunyai arah - Contoh: luas, panjang, tinggi, - Contoh: gaya, kecepatan, suhu, dll percepatan, pergeseran/translasi, - Penulisan simbol: huruf kecil dll atau besar tanpa strip di bawah, - Penulisan simbol: huruf kecil misal : a, b, D, M atau besar dengan strip di - Operasi pada skalar mengikuti bawah, misal a, P, DF,... atau aturan pada aljabar dasar cara tulis lain dengan tanda panah di atas atau dibawah huruf - Ada aturan tentang aljabar vektor Lambang vektor: Q Vektor PQ = PQ P = pangkal Q = ujung P Besar vektor PQ = magnitude = | a PQ | Besar vektor a = magnitude a = | a | Vektor PQ bisa ditulis PQ , PQ , PQ , PQ 2. Jenis-jenis vektor Beberapa jenis vektor yaitu: • Vektor bebas: boleh dipindah asal sejajar dan sama besar Contoh : • Vektor meluncur: boleh digeser sepanjang garis kerja • Vektor terikat tetap : titik pangkal tetap, atau biasa disebut dengan vektor letak
  • 8. Vektor nol = 0 : vektor yang besarnya nol (arah tak tentu) • Vektor satuan (unit vector): vektor yang panjangnya/besarnya/magnitudenya = 1 satuan • Vektor lawan : adalah vektor yang sama besarnya, arah berlawanan |a| = |-a| a -a Dua buah vektor a dan b dikatakan sama apabila - Sama panjang - Sejajar - Sama arahnya a a a b b b a=b a≠b a≠b 3. Operasi vektor (secara grafis) Operasi yang dimaksud di sini adalah operasi-operasi aljabar seperti pada bilangan scalar, yaitu penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. a. Penjumlahan a b a a +b a +b b+a b b a Sehingga pada penjumlahan vektor berlaku sifat komutatif : a + b = b + a a 0 b (a + b) + c
  • 9. c a + (b + c) f b+c a+b c b e a d f = ?? Sifat asosiatif juga berlaku pada penjumlahan vektor : (a + b) + c = a + (b + c) b a c a+b+c+d=0 d b. Pengurangan -a c b b c a a+b=c c–a=b dapat ditafsirkan sebagai c + (- a) = b c. Perkalian dengan skalar Jika m adalah suatu skalar dan a adalah suatu vektor, maka ma=b, dengan a // b dan |b| = |m| |a| untuk m > 0 , arah b sama arah dengan a untuk m < 0 , arah b berlawanan arah dengan a contoh :
  • 10. c b=½a a b d c=¾a d=-¼a 4. Sifat-sifat vektor Beberapa sifat vektor dapat dinyatakan sebagai berikut: - a + (- a) = 0 - 1a=a - 0a=0 - m0=0 - a+0=a - m (a + b) = ma + mb - (m + n) a = ma + na - Kombinasi linear a p=ma q=nb b ----------------- + r=p+q=ma+nb r merupakan kombinasi linear a dan b s=ma+nb+pc+td s merupakan kombinasi linear dari a, b, c, dan d 5. Soal – soal Latihan 1. Tentukan 3 buah vektor a, b, c sembarang dan tidak saling sejajar. Lakukan operasi berikut secara grafis: a. a + b + 2c b. 2a – b + c c. ½ a + b – c
  • 11. 2. Jika a dan b adalah sisi-sisi jajaran genjang (parallelogram), tentukan vektor- vektor yang membentuk dua sisi lainnya dan diagonalnya. 3. Buktikan bahwa pada penjumlahan vektor berlaku hukum asosiatif. 4. Buktikan bahwa pada perkalian vektor dengan skalar berlaku hukum distributive. 5. Tanto bersepeda ke arah Utara sejauh 3 km, kemudian berbelok ke arah Tenggara sejauh 5 km. Gambarkan arah pergerakan Tanto dan berapa resultan pergerakannya?
  • 12. POKOK BAHASAN II ALJABAR VEKTOR 1. Letak relatif 2 vektor (dependen & indepen linear) Di dalam suatu bidang dua buah vektor dapat dikatakan sebagai linearly dependent atau linearly independent. 1. Dependen linear a a b b a // b , dengan kata lain b dapat dinyatakan dengan a atau sebaliknya. Misalkan : b = m a a // b , a dan b saling dependen linear atau a dan b berbeda hanya dari perkalian konstan m (kolinear) 2. Independen linear a b a tidak sejajar b, dengan kata lain a dan b saling independen linear (non kolinear) Jika a dan b dua vektor bukan nol yang tidak saling sejajar, vektor c dalam bidang (R2) diperoleh dengan memilih m dan n yang tepat. c=ma+nb ma c a b nb 2. Letak relatif 3 vektor (asas koplanaritas) α α a a b b c β β c
  • 13. Jika dua bidang α dan β sejajar, vektor a, b, c akan sejajar dengan suatu bidang (koplanar), atau vektor a, b, c saling dependen linear atau a, b, c sejajar dengan suatu arah bidang yang memuat vektor (koplanar), a, b, c saling dependen linier. sebaliknya bidang α tidak sejajar bidang β, disebut independen linier p p, q, dan r : tidak ada bidang α sejajar ketiganya (nonkoplanar) r q β Tiga buah vektor nonkoplanar a, b, c menjadi basis untuk R3, dan vektor d dalam ruang dapat diperoleh dengan menentukann h, m, n yang tepat pada : d=ha+mb+nc nc d c b mb a ha 3. Dalil-dalil dalam R2 (2-dimensi) dan R3 (3-dimensi) Dalil 1 : Bila a dan b sejajar, maka selalu dapat ditemukan skalar m sehingga b=ma Dalil 2 : Dalam bidang ( R2) sembarang vektor c selalu dapat dituliskan sebagai kombinasi linear dari dua vektor yang tidak saling sejajar (independen linier) Dalil 3 : Dalam ruang (R3), sembarang vektor d selalu dapat ditulis sebagai kombinasi linier 3 vektor yang nonkoplanar (independen linier) Dalil 4 :
  • 14. Dalam bidang, 3 vektor atau lebih selalu dependen linier Dalil 5 : Dalam ruang, 4 vektor atau lebih selalu dependen linier 4. Soal- soal Latihan Tunjukan vektor-vektor yang independen dan dependen linier pada contoh bangun bidang dan ruang berikut ini. a. b. c. d.
  • 15. POKOK BAHASAN III SISTEM KOORDINAT VEKTOR 1. Komponen vektor dalam bidang dan ruang a. Vektor letak Suatu titik dalam ruang dapat ditentukan letaknya dengan vektor letaknya (position vector). Bila O (titik pangkal) sudah ditentukan, maka letak P suatu titik P dapat ditentukan dengan vektor OP = p yang berpangkal di O dan berujung di P, maka vektor letak ini harus berjenis vektor terikat. p O b. Sistem koordinat R2 Dalam bidang ditentukan titik pangkal D O dan sepasang vektor basis yang B independen linier: u1 dan u2. Titik B ditandai oleh vektor letak b = C OB, maka menurut dalil 2, b akan dapat u2 ditulis sebagai kombinasi linier u1 dan u2. o u1 Contoh : b = 2 u1 + 3 u2 Dalam hal ini titik B lalu diberi koordinat B(2, 3), periksa koordinat C dan D. Sistem koordinat yang timbul disebut Cartesius (yang umum) Apabila u1 tegaklurus u2, maka didapat sistem koordinat Cartesius orthogonal. Yang biasa digunakan di geodesi adalah sistem koordinat Cartesius Ortonormal, yaitu u1 tegaklurus u2 dan magnitude u1 = magnitude u2 Sistem ini juga disebut koordinat tegak dan vektor basisnya biasa diberi nama: i (pada arah sumbu x) dan j (pada arah sumbu y). Secara umum, vektor letak suatu titik P juga akan diberi koordinat, samadengan koordinat P. Dalam gambar di atas, B ditandai oleh b = 2 u1 + 3 u2 lalu ditulis b = (2,3) yang dianggap sebagai bentuk singkat penulisan b = 2 u1 + 3 u2. Bilangan 2 dan 3 disebut koordinat = komponen skalar vektor b. Dalam sistem koordinat tegak, a = OA = (4, -2) artinya a = 4i – 2j yang akan menunjuk titik A(4, -2). c. Sistem koordinat R3
  • 16. Dalam ruang dapat ditentukan pangkal O dan 3 vektor independen linear u1, u2, u3 sebagai basis dan setiap titik akan ditandai dengan vektor letaknya. a Titik A ditentukan oleh u3 a = OA = a1 u1 + a2 u2 + a3 u3 = (a1, a2, a3) maka koordinat A ialah A(a1, a2, a3) O u2 u1 Z 2. Vektor satuan Dalam R2: Dalam R3: Y k j i j Y i X X i, j, k = vektor basis / satuan | i | = | j | = | k | = 1, saling tegak lurus, orientasi tangan kanan Dalam R2: vektor posisi suatu titik P (p1, p2) ditulis p = p1 i + p2 j | p | = p1 2 + p 2 2 Dalam R3: vektor posisi suatu titik A (a1, a2, a3) ditulis a = a1 i + a2 j + a3 k | a | = a1 2 + a 2 2 + a3 2 Vektor satuan a = μa= a / | a | 3. Operasi vektor : Jika a = a1 i + a2 j + a3 k dan b = b1 i + b2 j + b3 k penjumlahan: a + b = (a1+ b1) i + (a2 + b2) j + (a3 + b3) k = (a1+ b1 , a2 + b2 , a3 + b3)
  • 17. selisih : a - b = (a1 - b1) i + (a2 - b2) j + (a3 - b3) k = (a1- b1 , a2 - b2 , a3 - b3) perkalian dengan skalar: m a = (ma1) i + (ma2) j + (ma3) k = ( ma1, ma2, ma3) Perhatikan: B AB = b - a b a = (a1, a2, a3) b = (b1, b2, b3) sehingga b – a = (b1 – a1, b2 – a2, b3 – a3) O A a |AB| = jarak = |b – a| = (b1 − a1 ) 2 + (b2 − a2 ) 2 + (b3 − a3 ) 2 4. Soal-soal Latihan 1. Tentukan titik D supaya ABCD menyusun sebuah jajaran genjang, dimana A(4,4,1); B(2,1,5); C(6,8,0) 2. Diketahui p = 3i – 2j + k ; q = 2i – 4j – 3k ; r = -i + 2j + 2k a. Tentukan magnitude dari p ; p + q - r ; 2p – 3q + r b. Tentukan vektor satuan p, q dan r 3. Jika r1 = 2i – j + k ; r2 = i + 3j – 2k ; r3 = -2i + j – 3k dan r4 = 3i + 2j + 5k. Tentukan skalar h, m, n, sehingga r4 = hr1 + mr2 + nr3
  • 18. POKOK BAHASAN IV PERKALIAN DUA VEKTOR Pada materi sebelumnya telah dibahas perkalian vektor dengan suatu skalar. Pada pokok bahasan ini akan dibahas perkalian vektor dengan vektor. Hasil kali dua buah vektor dibedakan menjadi hasil kali titik (dot product) dan hasil kali silang (cross product) 1. Hasil kali titik (dot atau scalar product) Hasil kali titik dua buah vektor a dan b didefinisikan sebagai: a ⋅b = a b cos θ dimana θ adalah sudut terkecil yang dibentuk oleh vektor a dan b. Secara geometrik, hasil kali titik adalah panjang vektor a dikalikan panjang dari proyeksi vektor b di a atau panjang proyeksi a di b dikalikan panjang vektor b B b O θ Bo A a a . b = |a| |b| cos θ = |OA| |OB| cos θ = |OA| |OBo| = panjang a kali panjang proyeksi b pada a Ao B b θ O A a a . b = |OB| |OA| cos θ = |OB| |OAo| = |b| |a| cos θ =b.a Sifat –sifat yang berlaku pada hasil kali titik: 1. a . b = b . a , sifat komutatif 2. a . (b + c) = a . b + a . c , sifat distributif (a + b) . c = a . c + b . c 3. m (a . b) = (ma) . b = a . (mb) 4. jika a tegaklurus b maka a . b = 0 5. a . 0 = |a||0| cos θ = 0
  • 19. 6. a . a = |a||a| cos 0 = |a|2 sehingga |a| = (a . a)1/2 7. i . j = i . k = j . k = 0 8. i . i = j . j = k . k = 1 Misal a = a1i + a2j + a3k dan b = b1i + b2j + b3k a . b = (a1i).(b1i) + (a1i).(b2j) + (a1i).(b3k) + (a2j).(b1i) + ….. (silahkan dijabarkan sendiri…) a . b = a1b1 + a2b2 + a3b3 a ⋅b a1b1 + a2b2 + a3b3 Sudut antara 2 arah : cos θ = a b = 2 2 2 2 2 2 a1 + a2 + a3 b1 + b2 + b3 Contoh : p = (2, 4, 1) dan q = (6, -3, 0) p . q = 2 . 6 + 4 . (-3) + 1 . 0 = 0 artinya p tegaklurus q Jadi jika a . b = 0 , maka a = 0 atau b = 0 atau θ = 90º a.a = a1a1 + a2a2 + a3a3 = a12 + a22 + a32 Contoh. Diketahui : a = 2i + j + 3k b = i – 4k c = 3i – j + 2k Hitunglah : a. a . b dan b . a b. |a| , |b|, |c| c. |a + b|, |a + c| d. (a – b) . c e. 3a . 2c dan 6(a . c) f. (a + b) . c g. sudut yang terbentuk oleh a dan b h. vektor satuan pada arah a i. komponen vektor b pada a 2. Hasil kali silang (Cross product) Hasil kali silang dua buah vektor a dan b ditulis sebagai: a ×b = c , hasilnya berupa vektor dengan vektor c tegaklurus vektor a dan tegaklurus vektor b (orientasi tangan kanan). |c| = |a| |b| sinθ, c tegak lurus pada bidang yang tertentu oleh a dan b c=axb b a θ θ a b c=axb
  • 20. Arti Geometris: |a x b| = |a| |b| sin θ = |OA| |OB| sinθ B C = |OA||BBo| b = Luas OACB = luas jajaran genjang yang tertentu oleh a dan b θ O A Bo a R Akibatnya luas Δ OAB = ½ |a x b| Umumnya: Luas ΔPQR = ½ |PQ x PR| θ = ½ |PQ| |PR| sinθ P Q Sifat-sifat hasil kali silang: a. Jika a // b maka a x b = 0, khususnya a x a = 0 b. a x b = -b x a c. a x (b + c) = a x b + a x c (a + b) x c = a x c + b x c d. m ( a x b) = (ma) x b = a x (mb) e. a x b = 0 , maka a = 0, b = 0, atau a // b f. i x j = |i| |j| sin 90º k = 1.1k = k, j x k = i, k x i =j g. i x i = j x j = k x k = 0 jika a = a1i +a2j + a3k b = b1i +b2j + b3k a x b = silahkan dijabarkan berdasar sifat-sifat di atas… 3. Soal-soal latihan 1. Tunjukan bahwa dot product dapat digunakan untuk merumuskan aturan cosines pada segitiga. 2. Jika c tegaklurus a dan b, buktikan bahwa c juga tegaklurus terhadap a. a + b b. 2a – b c. b – a 3. Tentukan sudut antara a = 3i + 2j – 2k dan b = 2i – 3j + k 4. Tentukan nilai m sehingga a = 2i + mj + k tegaklurus b = 4i – 2j – 2k 5. Tentukan panjang proyeksi vektor a = i – 2j + k pada b = 4i - 4j + 7k 6. Diketahui a = 3i – j +2k, b = 2i +j – k, dan c = i – 2j + 2k , tentukan: a. a x b; b x c; (a x b) x c b. Luas segitiga tertentu oleh a, b, dan c 7. Tentukan vektor satuan yang tegaklurus bidang yang tertentu oleh a = 2i – 3 j + k dan b = i + 3j + 2k 8. Tunjukan bahwa cross product dapat digunakan untuk merumuskan aturan sinus pada segitiga.
  • 21. POKOK BAHASAN V PERKALIAN TIGA VEKTOR Pada pokok bahasan sebelumnya telah dibahas tentang cara-cara perkalian dua buah vektor yaitu dot dan cross product. Perkalian tiga buah vektor dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah perkalian pada dua vektor, namun perlu diperhatikan beberapa hal berikut: a. a.b.c = tidak berarti b. (a x b) . c = tidak berarti c. (a . b) c = m c = hasil berupa vektor d. a ( b . c) = a m = hasil berupa vektor e. (a x b) . c = a x b . c = hasil berupa skalar hasil kali triple skalar f. a . (b x c) = a . b x c = hasil berupa skalar g. (a x b) x c = hasil berupa vektor h. a x (b x c) = hasil berupa vektor hasil kali triple vektor 1. Hasil kali triple skalar axb.c C a x b = L …vektor luas OADB Co c B dengan |L| = luas OADB θ b axb.c=L.c O = |L||c| cosθ D = |L| OCo a A OCo = proyeksi c ke L = tinggi c di atas bidang OADB a x b . c = Luas OADB x tinggi C, adalah volume parallel epipedum yang tertentu oleh a, b, c Jika a = a1 i + a2 j + a3 k b = b1 i + b2 j + b3 k c = c1 i + c2 j + c3 k a2 a3 a3 a1 a1 a2 a ×b = i+ j+ k b2 b3 b3 b1 b1 b2 c = c1i + c2j + c3k ----------------------------------------------------- . (perkalian dot) a2 a3 a a1 a a2 = c1 + 3 c2 + 1 c3 b2 b3 b3 b1 b1 b2
  • 22. c1 c2 c3 a1 a2 a3 a1 a2 a3 a × b • c = a1 a2 a3 = − c1 c2 c3 = b1 b2 b3 b1 b2 b3 b1 b2 b3 c1 c2 c3 sesuai sifat determinan, maka POKOK BAHASAN VI
  • 23. GEOMETRI ANALITIK Pada pokok bahasan ini akan dipelajari beberapa persamaan garis dan bidang yang dapat ditentukan oleh vektor-vektor tertentu. Bila diketahui: OR = r = (x, y, z) = xi + yj + zk = vektor letak titik R, bergerak (R3) = (x,y) = xi + yj = vektor letak titik R, bergerak (R2) OA = a = (a1, a2, a3) = a1i + a2j + a3k = vektor letak titik A, tetap (R3) = (a1, a2) = a1i + a2j k = vektor letak titik A, tetap (R2) maka dapat ditentukan : 1. Persamaan garis AB 1 B λ R Misalkan AR = λ AB A g r = OR = OA + AR r b = a + λAB a = a + λ (b – a) = (1 – λ)a + λb O Apabila λ dijalankan, r = (1 – λ) a + λ b memberikan persamaan garis g (AB). Penjabaran ke persamaan skalarnya: r – a = λ(b – a) dalam R3 menjadi : (x – a1, y – a2, z – a3) = λ(b1 – a1, b2 – a2, b3 – a3) = (λ(b1 – a1), λ(b2 – a2), λ(b3 – a3)) x – a1 = λ(b1 – a1) persamaan skalar dengan y – a2 = λ(b2 – a2) parameter λ z – a3 = λ(b3 – a3) eliminasi λ menghasilkan: x − a1 y − a2 z − a3 = = b1 − a1 b2 − a 2 b3 − a3 x − a1 y − a2 x−XA y − YA dalam R2 menjadi = (biasanya ditulis = ) b1 − a1 b2 − a2 X B − X A YB − Y A
  • 24. 2. Persamaan garis melalui A // b A R g r = OR = OA + AR r = a + λb r a untuk λ berubah, menyatakan persamaan garis g, melalui A, sejajar b O b atau (r – a) x b = 0 Dalam R3: r – a = λb (x – a1, y – a2, z – a3) = (λb1, λb2, λb3) x − a1 y − a 2 z − a3 = = =λ b1 b2 b3 b1, b2, b3 disebut bilangan arah b disebut vektor arah Dalam R2: x − a1 y − a 2 b = atau ( y − a 2 ) = 2 ( x − a1 ) b1 b2 b1 b2/b1 biasa dikenal dengan gradient (m) 3. Persamaan garis/bidang melalui A, tegaklurus b A R R A b a g α r a r b O (r – a) . b = 0 O Persamaan di atas merupakan persamaan garis (R2) atau persamaan bidang (R3) yang melalui A tegaklurus pada b. Bentuk persamaan skalarnya adalah: b1 (x – a1) + b2 (y – a2) + b3 (z – a3) = 0 4. Persamaan bidang melalui A, // b dan //c Pada bidang β : t = λb + μc R A titik R pada bidang α, sehingga α OR = OA + AR r=a+t c maka: r = a + λb + μc t β O b
  • 25. Bentuk skalar persamaannya adalah: [r – a, b, c] = 0, atau x − a1 y − a2 z − a3 b1 b2 b3 =0 c1 c2 c3 Sedangkan bentuk khusus persamaan di atas adalah: r = λb + μc yaitu persamaan bidang melalui O, // b dan c (ingat jika tiga buah vektor a, b, c dependen linear, maka ada bidang yang sejajar ketiganya, atau parallel epipedum collaps) 5. Menentukan jarak titik ke garis atau bidang b r . b = k, merupakan persamaan garis (R2) atau bidang (R3) yang tegak lurus b, berjarak k b dari O. r O b Bila disusun vektor satuan arah b, μ = b maka persamaan menjadi: r . μ = p (Persamaan Hess (Normal)) merupakan persamaan garis (R2) atau bidang (R3) yang tegak lurus μ, berjarak p dari O. Jarak titik-garis Titik A dengan vektor a, garis g dengan persamaan Hess r . μ = p atau r . μ – p = 0 maka jarak (A, g) = |a . μ – p| Jarak titik-bidang Titik A dengan vektor a, bidang α dengan persamaan Hess r . μ – p = 0 maka jarak (A, α) = |a . μ – p| Latihan 1. Jika u = 2i + j + 2k adalah vektor letak titik A dan v = 3i -j + 4k adalah vektor letak titik B, tentukan : a. Persamaan garis yang melalui A dan sejajar vektor B b. Persamaan bidang yang melalui B dan tegak lurus vektor AB c. Apabila w = 2i + j + k adalah vektor letak C, tentukan persamaan bidang yang melalui C sejajar B dan sejajar A d. Jarak titik X(1,-2,1) terhadap bidang yang melalui B dan tegak lurus vektor AB
  • 26. POKOK BAHASAN VII DIFERENSIAL VEKTOR 1. Fungsi Satu Perubah Diketahui pada persamaan skalar : y = f(x), mempunyai arti f : x ( x merupakan perubah bebas) menghasilkan y ( tak bebas). Contoh: y = f(x) = sin x  1 perubah bebas z = f(x, y) = cos (x+y)  2 perubah bebas Vektor v berubah sebagai fungsi suatu perubah t, dapat ditulis V = v(t) Jika V = (v1, v2, v3) maka V = v(t) berarti masing-masing komponen merupakan fungsi dari t, dan ditulis: V = ( v1(t), v2(t), v3(t)) contoh: v = (cos t, sin t, sin 2t) Jika V (t) merupakan suatu vektor yang bergantung pada variable skalar tunggal t, maka: v(t + ∆t ) = v(v1 (t + ∆t ), v2 (t + ∆t ), v3 (t + ∆t )) v(t) Δv v(t ) = v(v1 (t ), v2 (t ), v3 (t )) v(t+Δt) ∆v = v (t + ∆ ) − v(t ) t ∆v v(t + ∆t ) − v(t ) = ∆t ∆t Derivatif v ke t , ditulis dv/dt, didefinisikan sebagai: dv ∆v v(t + ∆t ) − v(t ) = lim = lim dt ∆t →0 ∆t ∆t →0 ∆t dv d atau dapat ditulis: = v '(t ) = v (t )  berupa vektor dt dt hasil pendeferensialan berupa vektor dan dapat dideferensialkan lagi ke t : d 2v d 3v ; dst. dt 2 dt 3 Kejadian khusus: Jika v merupakan vektor letak titik, ditulis r: R3 : r = (x, y, z) R2 : r = (x, y) dan r = r(u), maka R3 : r = (x(u), y(u), z(u)) R2 : r = (x(u), y(u)) r = r(u) menyatakan suatu kurva (R2 maupun R3). P dr/du Δr r(u) = OP r(u +Δu) = OQ r(u) Q Δr = PQ r(u+Δu) γ jika Δu → 0 maka Q→P, Δr/ Δu →dr
  • 27. r’ = dr/du = vektor singgung pada kurva γ di titik P. Jika perubahnya adalah panjang busur kurva itu sendiri, sehingga r = r(s), maka : r’(s) = dr/ds = t = vektor singgung satuan, atau t = r’/|r’| → |t| = 1 Contoh dalam fisika: Jika perubah t : waktu, r = r(t) merupakan persamaan gerak titik, r’(t) = v(t) : adalah vektor kecepatan r’’(t) = v’(t) = a(t) : adalah vektor percepatan titik. Vektor kecepatan akan menyinggung kurva lintasan. Sifat-sifat derivatif vektor: Jika u, v, w merupakan vektor fungsi dan φ adalah skalar fungsi dengan perubah skalar t: d 1. a = 0 ; a vektor tetap dt d du dv 2. (u + v ) = + dt dt dt d du dv 3. (u ⋅ v ) = v ⋅ +u ⋅ dt dt dt d dv du 4. (u × v) = u × + ×v dt dt dt d d u dϕ 5. (ϕu ) = ϕ + u dt dt dt d dw dv du 6. (u ⋅ v × w) = u ⋅ v × +u ⋅ ×w + ⋅v×w dt dt dt dt d 7. {u × (v × w)} = u × (v × d w ) + u × ( d v × w) + d u × (v × w) dt dt dt dt Hati-hati dengan urutan operasinya! Pada vektor letak v = (v1, v2, v3) = v1i + v2j + v3k Jika v = v(t) maka v1= v1(t) ; v2= v2(t) ; v3= v3(t) sehingga v = v1(t) i + v2(t) j + v3(t) k ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ s v s v s v sehingga: dv d i dv1 d j dv2 d k dv3 = (v1 + i ) + (v2 + j ) + (v3 + k) dt dt dt dt dt dt dt ingat da/dt = 0 maka : d v dv1 dv dv = i+ 2 j+ 3k dt dt dt dt dv dv1 dv2 dv3 =( , , ) dt dt dt dt Latihan Soal : 1. v = (2, t2, 1/t) tentukan dv/dt !
  • 28. 2. r = sin t i + cos t j + t k = (sin t, cos t, t) Carilah : dr/dt , d2r/dt2 , | dr/dt| , | d2r/dt2| 3. Persamaan gerak suatu titik sepanjang kurva dalam bentuk parameter: x = e-t , y = 2 cos 3t ; z = 2 sin 3t Tentukan magnitude dari kecepatan dan percepatan pada saat t = 1. 4. Sebuah titik bergerak sepanjang kurva x = 2t2 , y = t2 – 4t , z = 3t – 5 Carilah komponen kecepatan dan percepatannya pada saat t = 1 dalam arah i – 3j + 2k 5. Persamaan gerak titik diberikan dengan r = (x, y, z) = (2 cos t, sin t, 4) Carilah vektor normal pada kurva pada saat t = π/4 6. Jika a = 5t2 i + t j - t3 k dan b = sin t i – cos t j, carilah: a. d/dt(a . b) b. d/dt (a x b) c. d/dt (a . a) 7. Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal di titik φ = π/3 pada kurva r = (x, y) = (φ cosφ, sin2φ) 2. Fungsi Lebih dari satu Perubah Jika v = (v1, v2, v3), sedang v1, v2, v3 merupakan fungsi dua perubah s, t, maka v adalah fungsi s,t. v = v(s, t) = (v1(s,t), v2(s,t), v3(s,t)) Derivatif parsial v ke s dan t : ∂v  ∂v1 ∂v 2 ∂v3  = , ,  ∂s  ∂s ∂s ds  ∂v  ∂v1 ∂v 2 ∂v3  = , ,  dst untuk derivative orde yang lebih tinggi disusun dengan ∂t  ∂t ∂t dt  cara sama. Jika vektor letak r merupakan fungsi 2 perubah r = r (s, t), maka tempat kedudukan titiknya berupa luasan dalam ruang. ∂a ∂a ∂a Jika a = a (x, y, z) → d a = ∂x dx + ∂y dy + ∂z dz ∂2 a ∂  ∂a  ∂2 a ∂  ∂a  ∂2 a ∂  ∂a  =  , =  , =   ∂x 2 ∂x  ∂x  ∂y 2 ∂y  ∂y    ∂z 2 ∂z  ∂z  ∂2 a ∂  ∂a  ∂2 a ∂  ∂a  ∂3 a ∂  ∂2 a  =  , =  , =   ∂∂ x y ∂  ∂  ∂y∂x x y ∂y  ∂x  ∂x∂z 2 ∂x  ∂z 2    ∂ a 2 ∂ a 2 Jika a memiliki derivatif partial orde dua atau lebih, = ∂∂ x y ∂∂ y x
  • 29. Contoh latihan: 1. a = (2x2y – x4) i + (exy – ysinx) j + (x2 cosy) k ∂a ∂ a ∂2 a ∂2 a ∂a2 ∂a 2 ∂ a 3 ∂ a 3 carilah , ∂ , , , , , , ∂x y ∂x 2 ∂ 2 y ∂∂ y x ∂ ∂ 2 ∂ 2∂ x y ∂∂ x y x y POKOK BAHASAN VIII GEOMETRI DIFERENSIAL
  • 30. 1. Kurva dalam Ruang Suatu kurva dalam ruang (R3) adalah tempat kedudukan suatu titik r(x, y, z) yang dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dari suatu parameter tunggal u. R3 : r (x, y, z) → r = r (u) dengan u : parameter dapat ditulis r = r (u) = (x(u), y(u), z(u)) atau x = x(u) y = y(u) z = z(u). Suatu kurva dalam ruang dapat pula merupakan kurva hasil perpotongan dari 2 luasan : F (x,y,z) = 0 G (x,y,z) = 0 dr r = r (u) → = r (u ) adalah vektor singgung pada kurva.  du r (u )  Untuk suatu nilai u = uo tertentu titik r (uo) = ro pada kurva yaitu To dan r = r (u) r (u o ) =ro = vektor singgung di To   0 r = ro + λro  → garis singgung di To pada kurva ( r − ro ) ⋅ ro = 0  →bidang normal pada kurva di To Khusus : jika sebagai parameter adalah s = panjang busur kurva, sehingga r = r (s), maka dr/ds = r´(s) = t merupakan vektor singgung satuan ( |t| = 1). Ctt : lambang aksen (´) digunakan untuk derivatif ke s, sedangkan lambang flux (·) untuk derivatif ke parameter lain yang bukan s. Di antara keduanya terdapat hubungan : d r d r ds ds r=  = =t = ts  du ds du du d r d r du t = r′ = = = ru′  ds du ds • Vektor normal utama r = r (s) → r´= t → vektor singgung satuan, karena |t| = konstan(=1) maka t´┴ t
  • 31. dt d 2 r t′ = = = κn n : vektor normal utama satuan ds ds 2 κ : kelengkungan dari kurva pd suatu titik ( dipilih yang tidak negatif) dapat ditulis κ = |t´| = |r˝|= (r˝.r˝) ρ = 1/κ → jari-jari kelengkungan • Koordinat berjalan b b : suatu unit vektor yang tegaklurus bidang yang t T tertentu oleh n dan t Maka b = t x n n b : vektor binormal satuan Ketiga vektor t, n, b menyusun suatu sistem orthogonal yang disebut sistem koordinat yang berjalan, karena di setiap titik di kurva dapat disusun sepasang t, n, b kemudian semua vektor berkaitan dengan titik tersebut dapat dinyatakan dengan t, n, b secara tunggal. t.n=n.b=b.t=0 t.t=n.n=b.b=1 Vektor t, n menyusun bidang Oskulasi (Os) Vektor n, b menyusun bidang normal (N) Vektor t, b menyusun bidang rektifikasi (R) Garis melalui T, sejajar t disebut garis singgung, garis melalui T, sejajar n disebut garis normal utama, garis melalui T, sejajar b disebut garis binormal. Jadi misalnya: persamaan bidang Oskulasi di To: (r – ro) . bo = 0 atau r = ro + λto + μno atau bisa ditulis [r – ro, to, no] = 0 garis normal utama di To: r = ro + γno Bidang Oskulasi n (r – ro). bo = 0 t Bidang rektifikasi/pelurus b (r – ro). no = 0 Ctt : Bidang N adalah bidang tegak lurus kurva, dan bidang Os adalah bidang yang di sekitar titiknya seolah-olah memuat kurvanya. Bidang Normal (r – ro). to = 0
  • 32. Rumus Serret-Frenet Rumus ini menyatakan derivatif t, n, b, ke s (panjang busur kurva). dt dn db = t′ = κ n = n′ = τ b − κ t τ = b′ = − n ds ds ds τ : suatu skalar dinamakan torsi = puntiran yang mungkin positif, nol atau negative σ = 1/ τ : jari-jari torsi periksa : κ = |t´| = kecepatan sudut t | τ | = | b´| = kecepatan sudut b Untuk parameter bukan s (umum): Ingat kembali : untuk r = r (u) di titik u = Uo, maka garis singgung dapat ditulis r = ro + λro  ds sudah ditulis pula bahwa r = t  sehingga du d r d 2 r d t ds ds  d 2s  = r = = +t 2 du du 2 ds du du du 2  ds  d 2s = κ n  +t  du  du 2 jadi r dan  dua-duanya sejajar dengan bidang Os, maka persamaan bidang Os  r di To dapat ditulis: r = ro +l ro + m atau [r − ro , ro ,  ] = 0  ro  ro ditulis dengan skalar, persamaan bidang Os di To menjadi: x − xo y − yo z − zo  dx   dy   dz        =0  du o  du o  du o d x  2 d y  2 d 2z    du 2     du 2     du 2    o  o  o • Rumus untuk mencari κ dan τ Jika digunakan parameter s : κ = (r˝. r˝)1/2 r˝ = d2r / ds2 τ = [r´, r˝, r”’]/ κ2 Jika digunakan parameter yang umum u : r ×r   τ= [ r , r,r]    κ= 3 2 r  r ×   r κ dan τ adalah ukuran penting bagi kurva, sebab jika κ dan τ tiap titik tertentu maka bentuk kurva tertentu, kecuali letaknya belum. Sifat – sifat yang didasarkan atas κ dan τ adalah:
  • 33. o jika kurvanya datar, maka τ = 0 dan sebaliknya (kecuali garis lurus yang τ nya tidak tentu) o κ = 0, maka kurvanya garis lurus o κ/ τ = konstan, maka kurvanya berupa helix ( kurva bersudut tetap dengan suatu arah) o κ = konstan dan τ = konstan, maka kurvanya adalah helix lingkaran (garis sekrup) o τ = 0, κ = konstan, kurva berupa lingkaran Contoh dan Latihan 1. Kurva r = (x,y,z) = (a cosθ, a sinθ, cθ) dengan θ = parameter. Tentukan t, t´, n, κ, b, persamaan garis singgung di θ = θo dan persamaan bidang Os di θ = θo. 2. Jika r = (av, bv2, v3), v parameter dan memenuhi 2b2 = 3a, maka kurva berupa helix yang tabungnya sejajar vektor (1, 0, 1). Periksa r = (6v, 3v2, v3) 3. Tentukan vektor singgung satuan pada kurva r = (x,y,z) dimana: x = t2 + 1 ; y = 4t – 3 ; z = 2t2 – 6t tentukan t di titik t = 2. 4. Tentukan vektor singgung satuan dan vektor normal utama satuan pada kurva: r = r(β) = (β-sinβ, 1-cosβ, 4sin(β/2)) untuk β = Π/3. Tentukan pula κ dan τ, persamaan garis singgung dan bidang normalnya.
  • 34. o jika kurvanya datar, maka τ = 0 dan sebaliknya (kecuali garis lurus yang τ nya tidak tentu) o κ = 0, maka kurvanya garis lurus o κ/ τ = konstan, maka kurvanya berupa helix ( kurva bersudut tetap dengan suatu arah) o κ = konstan dan τ = konstan, maka kurvanya adalah helix lingkaran (garis sekrup) o τ = 0, κ = konstan, kurva berupa lingkaran Contoh dan Latihan 1. Kurva r = (x,y,z) = (a cosθ, a sinθ, cθ) dengan θ = parameter. Tentukan t, t´, n, κ, b, persamaan garis singgung di θ = θo dan persamaan bidang Os di θ = θo. 2. Jika r = (av, bv2, v3), v parameter dan memenuhi 2b2 = 3a, maka kurva berupa helix yang tabungnya sejajar vektor (1, 0, 1). Periksa r = (6v, 3v2, v3) 3. Tentukan vektor singgung satuan pada kurva r = (x,y,z) dimana: x = t2 + 1 ; y = 4t – 3 ; z = 2t2 – 6t tentukan t di titik t = 2. 4. Tentukan vektor singgung satuan dan vektor normal utama satuan pada kurva: r = r(β) = (β-sinβ, 1-cosβ, 4sin(β/2)) untuk β = Π/3. Tentukan pula κ dan τ, persamaan garis singgung dan bidang normalnya.
  • 35. o jika kurvanya datar, maka τ = 0 dan sebaliknya (kecuali garis lurus yang τ nya tidak tentu) o κ = 0, maka kurvanya garis lurus o κ/ τ = konstan, maka kurvanya berupa helix ( kurva bersudut tetap dengan suatu arah) o κ = konstan dan τ = konstan, maka kurvanya adalah helix lingkaran (garis sekrup) o τ = 0, κ = konstan, kurva berupa lingkaran Contoh dan Latihan 1. Kurva r = (x,y,z) = (a cosθ, a sinθ, cθ) dengan θ = parameter. Tentukan t, t´, n, κ, b, persamaan garis singgung di θ = θo dan persamaan bidang Os di θ = θo. 2. Jika r = (av, bv2, v3), v parameter dan memenuhi 2b2 = 3a, maka kurva berupa helix yang tabungnya sejajar vektor (1, 0, 1). Periksa r = (6v, 3v2, v3) 3. Tentukan vektor singgung satuan pada kurva r = (x,y,z) dimana: x = t2 + 1 ; y = 4t – 3 ; z = 2t2 – 6t tentukan t di titik t = 2. 4. Tentukan vektor singgung satuan dan vektor normal utama satuan pada kurva: r = r(β) = (β-sinβ, 1-cosβ, 4sin(β/2)) untuk β = Π/3. Tentukan pula κ dan τ, persamaan garis singgung dan bidang normalnya.
  • 36. o jika kurvanya datar, maka τ = 0 dan sebaliknya (kecuali garis lurus yang τ nya tidak tentu) o κ = 0, maka kurvanya garis lurus o κ/ τ = konstan, maka kurvanya berupa helix ( kurva bersudut tetap dengan suatu arah) o κ = konstan dan τ = konstan, maka kurvanya adalah helix lingkaran (garis sekrup) o τ = 0, κ = konstan, kurva berupa lingkaran Contoh dan Latihan 1. Kurva r = (x,y,z) = (a cosθ, a sinθ, cθ) dengan θ = parameter. Tentukan t, t´, n, κ, b, persamaan garis singgung di θ = θo dan persamaan bidang Os di θ = θo. 2. Jika r = (av, bv2, v3), v parameter dan memenuhi 2b2 = 3a, maka kurva berupa helix yang tabungnya sejajar vektor (1, 0, 1). Periksa r = (6v, 3v2, v3) 3. Tentukan vektor singgung satuan pada kurva r = (x,y,z) dimana: x = t2 + 1 ; y = 4t – 3 ; z = 2t2 – 6t tentukan t di titik t = 2. 4. Tentukan vektor singgung satuan dan vektor normal utama satuan pada kurva: r = r(β) = (β-sinβ, 1-cosβ, 4sin(β/2)) untuk β = Π/3. Tentukan pula κ dan τ, persamaan garis singgung dan bidang normalnya.