SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                        NOMOR 57 TAHUN 2005
                             TENTANG
                       HIBAH KEPADA DAERAH

                 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                       PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang:
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Hibah Kepada Daerah;

Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
   Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
   Republik Indonesia Nomor 4437);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
   Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
   Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
   4438);

                                MEMUTUSKAN:

Menetapkan:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HIBAH KEPADA DAERAH.

                                   BAB I
                              KETENTUAN UMUM

                                       Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
   Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
   sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
   Tahun 1945.
2. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah
   sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
   mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
   pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
   berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah
   kabupaten atau walikota bagi daerah kota.
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN adalah rencana
   keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
   Rakyat.
6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD adalah rencana
   keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
   Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan
   Peraturan Daerah.
7. Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari pemerintah negara asing,
   badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, pemerintah, badan/lembaga



                                                                                 1
dalam negeri atau perorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan
   atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu di bayar kembali.
8. Naskah Perjanjian Hibah Daerah, selanjutnya disingkat NPHD adalah naskah
   perjanjian hibah antara pemberi hibah yang berasal dari dalam negeri dan Pemerintah
   Daerah.
9. Naskah Perjanjian Penerusan Hibah, selanjutnya disingkat NPPH adalah naskah
   perjanjian penerusan hibah luar negeri antara Pemerintah c.q. Menteri Keuangan atau
   kuasanya dengan Pemerintah Daerah.

                                     BAB II
                                PEMBERIAN HIBAH

                                        Pasal 2
(1) Hibah bersumber dari:
    a. Dalam Negeri; dan/atau
    b. Luar Negeri.
(2) Hibah dari Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a bersumber
    dari:
    a. Pemerintah;
    b. Pemerintah Daerah lain;
    c. Badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri; dan/atau
    d. Kelompok masyarakat/perorangan.
(3) Hibah dari luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bersumber dari:
    a. Bilateral;
    b. Multilateral; dan/atau
    c. Donor lainnya.

                                      Pasal 3
(1) Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a diberikan kepada Daerah
    berdasarkan kriteria tertentu.
(2) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan
    Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Kementerian Negara/Lembaga
    terkait.
(3) Hibah daerah yang berasal dari dalam negeri dituangkan dalam NPHD antara
    Pemerintah Daerah dan pemberi hibah.

                                       Pasal 4
(1) Hibah yang bersumber dari luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
    dituangkan dalam naskah perjanjian hibah yang ditandatangani oleh Pemerintah dan
    pemberi hibah luar negeri.
(2) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diteruskan oleh Pemerintah sebagai hibah
    kepada Daerah.
(3) Penerusan Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam NPPH.

                                        Pasal 5
(1) Dalam hal hibah yang bersumber dari Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam
    Pasal 2 ayat (1) huruf a mensyaratkan adanya dana pendamping, Pemerintah Daerah
    wajib menyediakannya.
(2) Dalam hal hibah yang bersumber dari Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam
    Pasal 2 ayat (1) huruf b mensyaratkan adanya kewajiban yang harus dipenuhi
    Pemerintah, dan/atau Pemerintah Daerah wajib menyediakannya.

                                     Pasal 6
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyaluran hibah diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan.




                                                                                    2
BAB III
                               PENERIMAAN HIBAH

                                      Pasal 7
Penerimaan Hibah bersifat sebagai bantuan yang tidak mengikat, dan harus digunakan
sesuai dengan persyaratan didalam NPHD dan/atau NPPH.

                                       Pasal 8
(1) Bentuk hibah berupa :
    a. Uang;
    b. Barang; dan/atau
    c. Jasa.
(2) Hibah dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat berupa
    rupiah, devisa, dan/atau surat berharga.
(3) Hibah dalam bentuk barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat
    berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak.
(4) Hibah dalam bentuk jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat berupa
    bantuan teknis, pendidikan, pelatihan, penelitian , dan jasa lainnya.

                                   BAB IV
                              PENGGUNAAN HIBAH

                                   Bagian Kesatu
                                   Tujuan Hibah

                                     Pasal 9
Hibah digunakan untuk menunjang peningkatan fungsi pemerintahan dan layanan dasar
umum, serta pemberdayaan aparatur Daerah.

                                   Bagian Kedua
                                 Pengelolaan Hibah

                                     Pasal 10
(1) Hibah dari Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a dan
    hibah dari Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dikelola
    melalui mekanisme APBN dan APBD.
(2) Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b, c, dan d dikelola
    melalui mekanisme APBD.

                                   Bagian Ketiga
                      Pertanggungjawaban Dan Pelaporan Hibah

                                   Pasal 11
Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan hibah dilakukan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku pada APBD.

                                     Pasal 12
Pertanggungjawaban hibah dalam bentuk barang dan/atau jasa dilaporkan melalui
mekanisme pelaporan keuangan daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

                                   BAB V
                            KETENTUAN PERALIHAN

                                       Pasal 13
Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini:




                                                                                 3
a. Perjanjian Hibah yang sudah ditandatangani sebelum berlakunya Peraturan
   Pemerintah ini, tetap dilaksanakan sampai dengan berakhirnya Perjanjian Hibah
   dimaksud.
b. Pengelolaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan dari pelaksanaan perjanjian Hibah
   sebagaimana dimaksud pada huruf a, disesuaikan dengan ketentuan Peraturan
   Pemerintah ini paling lambat pada tahun anggaran berikutnya.

                                    BAB VI
                              KETENTUAN PENUTUP

                                        Pasal 14
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

                                                 Ditetapkan di Jakarta
                                             pada tanggal 9 Desember 2005
                                        PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
                                                           ttd
                                      DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 9 Desember 2005
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
AD INTERIM,
ttd
YUSRIL IHZA MAHENDRA

    LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2005 NOMOR 139




                                                                                 4
PENJELASAN ATAS
              PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
                        NOMOR 57 TAHUN 2005
                              TENTANG
                       HIBAH KEPADA DAERAH


I. UMUM
   Prinsip kebijakan perimbangan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
   Undang Nomor 33 Tahun 2004 adalah Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan
   Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka
   pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas
   Pembantuan. Sumber pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi di daerah
   terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan Lain-
   lain Pendapatan. Salah satu komponen Lain-lain Pendapatan yang dinyatakan dalam
   Pasal 43 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sebagai bentuk hubungan keuangan
   antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah adalah hibah.

   Hibah daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang berasal dari pemerintah
   dalam/luar negeri, badan/lembaga dalam/luar negeri atau perseorangan yang tidak
   perlu dibayar kembali. Penerimaan ini bersifat tidak mengikat sehingga tidak dapat
   mempengaruhi kebijakan daerah. Hibah digunakan untuk mendukung pelaksanaan
   kegiatan daerah. Pemberian hibah dapat berupa dana, barang maupun jasa termasuk
   tenaga ahli atau pelatihan.

II. PASAL DEMI PASAL
    Pasal 1
    Cukup jelas.
    Pasal 2
    Ayat (1)
    Cukup jelas.
    Ayat (2)
    Cukup jelas.
    Ayat (3)
    Huruf a
    Yang dimaksud dengan hibah bilateral adalah hibah yang berasal dari pemerintah
    suatu negara melalui suatu lembaga/badan keuangan yang ditunjuk oleh pemerintah
    negara yang bersangkutan untuk melaksanakan pemberian hibah.
    Huruf b
    Yang dimaksud dengan hibah multilateral adalah hibah yang berasal dari lembaga
    multilateral.
    Huruf c
    Yang dimaksud dengan donor lainnya adalah badan/lembaga/organisasi/kelompok
    masyarakat/perorangan luar negeri yang tidak termasuk lembaga bilateral dan
    multilateral.
    Pasal 3
    Ayat (1)
    Yang dimaksud dengan kriteria tertentu antara lain kemampuan keuangan daerah,
    penyelenggaraan kegiatan berskala nasional atau internasional didaerah, kemampuan
    daerah untuk melaksanakan fungsi pemerintahan dan pelayanan dasar umum.
    Ayat (2)
    Cukup jelas.
    Ayat (3)
    Cukup jelas.
    Pasal 4
    Cukup jelas.



                                                                                   5
Pasal 5
Ayat (1)
Dana pendamping adalah dana yang disediakan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah untuk pelaksanaan penerimaan hibah.
Dana pendamping dapat berupa uang, barang, maupun jasa yang dikelola dalam
APBD. Dalam hal dana pendamping berupa uang, maka besarannya didasarkan pada
peta kapasitas fiskal Daerah.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan kewajiban yang harus dipenuhi antara lain dapat berupa dana
pendamping, barang dan jasa.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Yang dimaksud tidak mengikat adalah tidak mengikat secara politis baik Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah dan tidak mempengaruhi kebijakan daerah. Yang
dimaksud secara politis antara lain tidak bertentangan dengan ideologi negara.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan barang bergerak antara lain peralatan, mesin, kendaraan
bermotor. Yang dimaksud dengan barang tidak bergerak antara lain tanah, rumah,
gedung, dan bangunan.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 9
Penggunaan hibah untuk kegiatan yang merupakan kewenangan daerah.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.


TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4577




                                                                               6

More Related Content

What's hot

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman L...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman L...Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman L...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman L...Penataan Ruang
 
Konsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerahKonsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerahHendra Jaya
 
Pinjaman Daerah Untuk Pembangunan/ Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Bersih
Pinjaman Daerah Untuk Pembangunan/ Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air BersihPinjaman Daerah Untuk Pembangunan/ Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Bersih
Pinjaman Daerah Untuk Pembangunan/ Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air BersihPemerintah Kota Singkawang
 
Uu no.17 thn 2003 tentang keuangan negara
Uu no.17 thn 2003 tentang keuangan negaraUu no.17 thn 2003 tentang keuangan negara
Uu no.17 thn 2003 tentang keuangan negaraAdi Kuntarto
 
Uu1 2004 perbendaharaannegara
Uu1 2004 perbendaharaannegaraUu1 2004 perbendaharaannegara
Uu1 2004 perbendaharaannegaraNandang Sukmara
 
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraJoy Irman
 
Pp 8 2007
Pp 8 2007Pp 8 2007
Pp 8 2007i4d
 
Uu 2003 nomor 17 keuangan negara
Uu 2003 nomor 17 keuangan negaraUu 2003 nomor 17 keuangan negara
Uu 2003 nomor 17 keuangan negaraMystic333
 
UU Nomor 4 tahun 2012
UU Nomor 4 tahun 2012UU Nomor 4 tahun 2012
UU Nomor 4 tahun 2012nanunk1234
 

What's hot (16)

UU Nomor 17 Tahun 2003
UU Nomor 17 Tahun 2003UU Nomor 17 Tahun 2003
UU Nomor 17 Tahun 2003
 
2008 pmk-169
 2008 pmk-169 2008 pmk-169
2008 pmk-169
 
Uu no.1 thn 2004
Uu no.1 thn 2004Uu no.1 thn 2004
Uu no.1 thn 2004
 
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman L...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman L...Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman L...
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman L...
 
UU Nomor 1 Tahun 2004
UU Nomor 1 Tahun 2004UU Nomor 1 Tahun 2004
UU Nomor 1 Tahun 2004
 
Konsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerahKonsep pinjaman daerah
Konsep pinjaman daerah
 
Pinjaman Daerah Untuk Pembangunan/ Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Bersih
Pinjaman Daerah Untuk Pembangunan/ Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air BersihPinjaman Daerah Untuk Pembangunan/ Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Bersih
Pinjaman Daerah Untuk Pembangunan/ Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Bersih
 
Uu no.17 thn 2003 tentang keuangan negara
Uu no.17 thn 2003 tentang keuangan negaraUu no.17 thn 2003 tentang keuangan negara
Uu no.17 thn 2003 tentang keuangan negara
 
Uu 01 2004
Uu 01 2004Uu 01 2004
Uu 01 2004
 
Uu1 2004 perbendaharaannegara
Uu1 2004 perbendaharaannegaraUu1 2004 perbendaharaannegara
Uu1 2004 perbendaharaannegara
 
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
 
Uu 24 2002
Uu 24 2002Uu 24 2002
Uu 24 2002
 
Pp 8 2007
Pp 8 2007Pp 8 2007
Pp 8 2007
 
Ruu ap final (2010)
Ruu ap   final (2010)Ruu ap   final (2010)
Ruu ap final (2010)
 
Uu 2003 nomor 17 keuangan negara
Uu 2003 nomor 17 keuangan negaraUu 2003 nomor 17 keuangan negara
Uu 2003 nomor 17 keuangan negara
 
UU Nomor 4 tahun 2012
UU Nomor 4 tahun 2012UU Nomor 4 tahun 2012
UU Nomor 4 tahun 2012
 

Viewers also liked

La república de nicaragua
La república de nicaraguaLa república de nicaragua
La república de nicaraguaTuxed0ray
 
La república de el salvador
La república de el salvadorLa república de el salvador
La república de el salvadorTuxed0ray
 
La república de guatemala
La república de guatemalaLa república de guatemala
La república de guatemalaTuxed0ray
 
El reino de españa
El reino de españaEl reino de españa
El reino de españaTuxed0ray
 
La república de colombia
La república de colombiaLa república de colombia
La república de colombiaTuxed0ray
 

Viewers also liked (7)

La república de nicaragua
La república de nicaraguaLa república de nicaragua
La república de nicaragua
 
My powerpoint
My powerpointMy powerpoint
My powerpoint
 
La república de el salvador
La república de el salvadorLa república de el salvador
La república de el salvador
 
La república de guatemala
La república de guatemalaLa república de guatemala
La república de guatemala
 
El reino de españa
El reino de españaEl reino de españa
El reino de españa
 
La república de colombia
La república de colombiaLa república de colombia
La república de colombia
 
13 1 july 4
13 1 july 413 1 july 4
13 1 july 4
 

Similar to 057 05 hibah kpd daerah

Uu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negaraUu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negaraNandang Sukmara
 
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negaraUu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negaraNandang Sukmara
 
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negaraUu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negaraNandang Sukmara
 
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganUu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganNandang Sukmara
 
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganUu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganNandang Sukmara
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahHerry Prananto
 
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial M Ungang
 
Uu1 2004 perbendaharaannegara
Uu1 2004 perbendaharaannegaraUu1 2004 perbendaharaannegara
Uu1 2004 perbendaharaannegaraNandang Sukmara
 
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...Penataan Ruang
 
Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004tamihakim
 
PERMENKEU-99-PMK-05-2017.pdf
PERMENKEU-99-PMK-05-2017.pdfPERMENKEU-99-PMK-05-2017.pdf
PERMENKEU-99-PMK-05-2017.pdfwira72
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahIyens Syeikhbu
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahIyens Syeikhbu
 
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdppbkab
 
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPeraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPenataan Ruang
 
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintahAaz M Hafidz Azis
 
Salinan Perpres Nomor 82 Tahun 2021
Salinan Perpres Nomor 82 Tahun 2021Salinan Perpres Nomor 82 Tahun 2021
Salinan Perpres Nomor 82 Tahun 2021CIkumparan
 

Similar to 057 05 hibah kpd daerah (20)

Uu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negaraUu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negara
 
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negaraUu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negara
 
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negaraUu 2003 no 17 ttg keuangan negara
Uu 2003 no 17 ttg keuangan negara
 
Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004
 
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganUu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
 
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganUu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
 
Uu 33 2004
Uu 33 2004Uu 33 2004
Uu 33 2004
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
 
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
 
Uu1 2004 perbendaharaannegara
Uu1 2004 perbendaharaannegaraUu1 2004 perbendaharaannegara
Uu1 2004 perbendaharaannegara
 
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan...
 
Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004Uu no 33_th_2004
Uu no 33_th_2004
 
PERMENKEU-99-PMK-05-2017.pdf
PERMENKEU-99-PMK-05-2017.pdfPERMENKEU-99-PMK-05-2017.pdf
PERMENKEU-99-PMK-05-2017.pdf
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerah
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerah
 
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
 
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman DaerahPeraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
 
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
168 pmk.05-2015-bantuan-pemerintah
 
198_PMK.07_2021Per.pdf
198_PMK.07_2021Per.pdf198_PMK.07_2021Per.pdf
198_PMK.07_2021Per.pdf
 
Salinan Perpres Nomor 82 Tahun 2021
Salinan Perpres Nomor 82 Tahun 2021Salinan Perpres Nomor 82 Tahun 2021
Salinan Perpres Nomor 82 Tahun 2021
 

057 05 hibah kpd daerah

  • 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2005 TENTANG HIBAH KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Hibah Kepada Daerah; Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HIBAH KEPADA DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten atau walikota bagi daerah kota. 5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. 6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 7. Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, pemerintah, badan/lembaga 1
  • 2. dalam negeri atau perorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang dan atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu di bayar kembali. 8. Naskah Perjanjian Hibah Daerah, selanjutnya disingkat NPHD adalah naskah perjanjian hibah antara pemberi hibah yang berasal dari dalam negeri dan Pemerintah Daerah. 9. Naskah Perjanjian Penerusan Hibah, selanjutnya disingkat NPPH adalah naskah perjanjian penerusan hibah luar negeri antara Pemerintah c.q. Menteri Keuangan atau kuasanya dengan Pemerintah Daerah. BAB II PEMBERIAN HIBAH Pasal 2 (1) Hibah bersumber dari: a. Dalam Negeri; dan/atau b. Luar Negeri. (2) Hibah dari Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a bersumber dari: a. Pemerintah; b. Pemerintah Daerah lain; c. Badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri; dan/atau d. Kelompok masyarakat/perorangan. (3) Hibah dari luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bersumber dari: a. Bilateral; b. Multilateral; dan/atau c. Donor lainnya. Pasal 3 (1) Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a diberikan kepada Daerah berdasarkan kriteria tertentu. (2) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Kementerian Negara/Lembaga terkait. (3) Hibah daerah yang berasal dari dalam negeri dituangkan dalam NPHD antara Pemerintah Daerah dan pemberi hibah. Pasal 4 (1) Hibah yang bersumber dari luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dituangkan dalam naskah perjanjian hibah yang ditandatangani oleh Pemerintah dan pemberi hibah luar negeri. (2) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diteruskan oleh Pemerintah sebagai hibah kepada Daerah. (3) Penerusan Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam NPPH. Pasal 5 (1) Dalam hal hibah yang bersumber dari Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a mensyaratkan adanya dana pendamping, Pemerintah Daerah wajib menyediakannya. (2) Dalam hal hibah yang bersumber dari Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b mensyaratkan adanya kewajiban yang harus dipenuhi Pemerintah, dan/atau Pemerintah Daerah wajib menyediakannya. Pasal 6 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyaluran hibah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan. 2
  • 3. BAB III PENERIMAAN HIBAH Pasal 7 Penerimaan Hibah bersifat sebagai bantuan yang tidak mengikat, dan harus digunakan sesuai dengan persyaratan didalam NPHD dan/atau NPPH. Pasal 8 (1) Bentuk hibah berupa : a. Uang; b. Barang; dan/atau c. Jasa. (2) Hibah dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat berupa rupiah, devisa, dan/atau surat berharga. (3) Hibah dalam bentuk barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak. (4) Hibah dalam bentuk jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat berupa bantuan teknis, pendidikan, pelatihan, penelitian , dan jasa lainnya. BAB IV PENGGUNAAN HIBAH Bagian Kesatu Tujuan Hibah Pasal 9 Hibah digunakan untuk menunjang peningkatan fungsi pemerintahan dan layanan dasar umum, serta pemberdayaan aparatur Daerah. Bagian Kedua Pengelolaan Hibah Pasal 10 (1) Hibah dari Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a dan hibah dari Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dikelola melalui mekanisme APBN dan APBD. (2) Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b, c, dan d dikelola melalui mekanisme APBD. Bagian Ketiga Pertanggungjawaban Dan Pelaporan Hibah Pasal 11 Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan hibah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada APBD. Pasal 12 Pertanggungjawaban hibah dalam bentuk barang dan/atau jasa dilaporkan melalui mekanisme pelaporan keuangan daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini: 3
  • 4. a. Perjanjian Hibah yang sudah ditandatangani sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini, tetap dilaksanakan sampai dengan berakhirnya Perjanjian Hibah dimaksud. b. Pengelolaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan dari pelaksanaan perjanjian Hibah sebagaimana dimaksud pada huruf a, disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini paling lambat pada tahun anggaran berikutnya. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Desember 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 9 Desember 2005 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA AD INTERIM, ttd YUSRIL IHZA MAHENDRA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2005 NOMOR 139 4
  • 5. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2005 TENTANG HIBAH KEPADA DAERAH I. UMUM Prinsip kebijakan perimbangan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 adalah Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan. Sumber pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi di daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan Lain- lain Pendapatan. Salah satu komponen Lain-lain Pendapatan yang dinyatakan dalam Pasal 43 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sebagai bentuk hubungan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah adalah hibah. Hibah daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang berasal dari pemerintah dalam/luar negeri, badan/lembaga dalam/luar negeri atau perseorangan yang tidak perlu dibayar kembali. Penerimaan ini bersifat tidak mengikat sehingga tidak dapat mempengaruhi kebijakan daerah. Hibah digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan daerah. Pemberian hibah dapat berupa dana, barang maupun jasa termasuk tenaga ahli atau pelatihan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Huruf a Yang dimaksud dengan hibah bilateral adalah hibah yang berasal dari pemerintah suatu negara melalui suatu lembaga/badan keuangan yang ditunjuk oleh pemerintah negara yang bersangkutan untuk melaksanakan pemberian hibah. Huruf b Yang dimaksud dengan hibah multilateral adalah hibah yang berasal dari lembaga multilateral. Huruf c Yang dimaksud dengan donor lainnya adalah badan/lembaga/organisasi/kelompok masyarakat/perorangan luar negeri yang tidak termasuk lembaga bilateral dan multilateral. Pasal 3 Ayat (1) Yang dimaksud dengan kriteria tertentu antara lain kemampuan keuangan daerah, penyelenggaraan kegiatan berskala nasional atau internasional didaerah, kemampuan daerah untuk melaksanakan fungsi pemerintahan dan pelayanan dasar umum. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. 5
  • 6. Pasal 5 Ayat (1) Dana pendamping adalah dana yang disediakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah untuk pelaksanaan penerimaan hibah. Dana pendamping dapat berupa uang, barang, maupun jasa yang dikelola dalam APBD. Dalam hal dana pendamping berupa uang, maka besarannya didasarkan pada peta kapasitas fiskal Daerah. Ayat (2) Yang dimaksud dengan kewajiban yang harus dipenuhi antara lain dapat berupa dana pendamping, barang dan jasa. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Yang dimaksud tidak mengikat adalah tidak mengikat secara politis baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dan tidak mempengaruhi kebijakan daerah. Yang dimaksud secara politis antara lain tidak bertentangan dengan ideologi negara. Pasal 8 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan barang bergerak antara lain peralatan, mesin, kendaraan bermotor. Yang dimaksud dengan barang tidak bergerak antara lain tanah, rumah, gedung, dan bangunan. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 9 Penggunaan hibah untuk kegiatan yang merupakan kewenangan daerah. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4577 6