SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Ignorantia iuris nocet (Ketidaktahuan akan hukum, mencelakakan)

Memori van Toelichting
Tidak semua karya disini itu saya salin, ada pula yang murni dari analisis pribadi, sehingga
tidak memerlukan lagi catatan kaki ataupun daftar pustaka Sedangkan apabila anda tidak
senang dengan blog ini karena mungkin anda merasa ada karya anda yang saya terbitkan
tidak menyertakan sumber, saya mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya; semua semata-
mata hanya kekhilafan, karena motivasi utama saya dalam membuat blog ini adalah "demi
kemajuan bangsa Indonesia untuk lebih peka terhadap hukum sebagaimana yang dicita-
citakan oleh Bung Karno". Serta yang terpenting ialah adagium, "Ignorantia iuris nocet" yang
artinya Ketidaktahuan akan hukum, mencelakakan, semoga blog bermanfaat untuk semua
orang untuk sadar hukum.

Disclaimer

           Blog ini bukanlah blog ilmiah, dan Informasi yang tersedia di
      www.raja1987.blogspot.com tidak ditujukan sebagai suatu nasehat hukum,
      namun hanya memberikan gambaran umum terhadap suatu informasi atau
                    permasalahan hukum yang sedang dihadapi.

                                  ------------------------------

                               nomor telepon : 085714669636
                                PIN Black Berry : 22641e94
                          surat elektronik : raja.saor@gmail.com

02
Sep

Delik Aduan atau klachdelict sebagai alasan gugurnya hak menuntut pidana

Dengan segala kerendahan hati diunggah oleh Fernandes Raja Saor, S.H. di 14:37




Secara sistematik yang dimaksud dengan Delik Aduan/klachdelict
  merupakan pembatasan inisiatif jaksa untuk melakukan penuntutan
  ada atautidaknya tuntutan terhadap delik ini tergantung persetujuan dari yang
dirugikan/korban/orang yang ditentukan oleh undang-undang.
 delik ini membicarakan mengenai kepentingan korban

Klachdelict/perlindungan korban
  pertimbangan dimana dalam beberapa hal tertentu kepentingan bagi yang dirugikan lebih
besar dari kepentingan negara untuk menuntut (van Hazewinkel, Suringa, Van Hattum,
Pompe)
 berubahnya pemikiran mengenai delik aduan kepentingan publik lebih besar dari
kepentingan pribadi maka tidak perlu adanya pengaduan untuk melakukan penuntutan,
contoh: pembunuhan, pencurian.


Wetboek Van Strafvandering keharusan adanya aduan menjadi syarat supaya dituntut
Pasal 22: Perzinahan, penghinaan, penggelapan hanya dapat diusut/disidik/dituntut sesudah
diterimanya/berdasarkan aduan dari pihak yang dirugikan.

Delik aduan hendaknya dicantumkan dalam KUHAP dan bukan KUHP karena membahas
hukum secara formil (tata cara pelaksanaan hukum materiil)
Pendapat Utrecht: klacdelict hanya melarang penuntutan (vervolging) dan tidak melarang
pengusutan (opsporing) oleh polisi guna menjaga keamanan barang bukti ketika diadakan
pengaduan dari pihak yang berhak.
Pendapat Wiryono: Polisi tidak bisa melakukan pengusutan tanpa adanya pengaduan karena
pekerjaan polisi akan sia-sia saja bila tidak ada pengaduan yang datang dari pihak yang
berhak.

Klachdelict vs Asas Oportunitas
Bisakah jaksa memanfaatkan asas oportunitas ketika ada delik aduan?
Bisa, dengan alasan kepentingan umum dirugikan apabila jaksa melakukan penuntutan
berdasarkan pengaduan dari pihak yang berhak. Contoh: pasal 319. Contoh kasus: ketika
menteri kesehatan menyatakan waspada flu burung (terlepas dari benar tidaknya isu tersebut),
pihak peternak yang merasa dirugikan dengan pengumuman itu (karena mengakibatkan
pendapatannya berkurang) dapat ditolak pengaduannya oleh jaksa dengan alasan untuk
menjaga kepercayaan rakyat terhadap menteri kesehatan.

Delik aduan
 absolut: pasal 284,287,293, 319,322,332
 relatif: 367, 370, 394

Delik aduan relatif: hanya keadaan tertentu saja suatu delik menjadi delik aduan
Alasan delik aduan relatif:
- susila (kepatutan)
Contoh: anak mencuri uang ortu
- materiil (hukum)
Implikasi hukum dalam delik aduan relatif, contoh: istri/suami mencuri uang pasangan, maka
dalam hubungannya dengan UU no 1/1974, kecuali diperjanjikan maka tidak dapat dituntut
(perjanjian pemisahan harta kekayaan)
Delik aduan relatif biasanya berhubungan dengan delik harta kekayaan

Untuk delik yang absolut, penuntutan tidak dapat dipecah (onsplitbaar) splitting tidak dapat
dilakukan. Contoh:
- delik perzinahan tidak dapat diajukan hanya terhadap dader/mededader saja, melainkan
harus keduanya
- penadahan

Dalam UU PKDRT, yang bisa diadukan adalah kekerasan seksual dan fisik. Yang berhak
mengadukan ialah:
- istri/suami
- keturunan dengan garis lurus ke atas atau menyimpang sampai derajat ketiga
- untuk anak di bawah umur oleh wali/wali pengawasnya

Pasal 72: yang berhak mengadukan ialah:
- korban secara langsung
- untuk anak yang belum cukup umur, orang tua kandung, angkat, dan wali

Jangka waktu pengaduan sejak korban mengetahui:
- dalam waktu maksimal 6 bulan bila terjadi di dalam negeri
- dalam waktu maksimal 9 bulan bila terjadi di luar negeri

Pasal 74: Jangka waktu pencabutan aduan: 3 bulan sejak diadukan
 selama jangka waktu tersebut, pengaduan dapat dicabut dan diadukan kembali
  pencabutan dan pengaduan dapat dilakukan berkali-kali hanya dalam jangka waktu 3 bulan
sejak diadukan pertama kalinya oleh pihak korban
Pada prinsipnya aduan yang sudah dicabut tidak dapat diajukan lagi (mengingat adanya
jangka waktu pencabutan dan pengaduan kembali adalah singkat, yaitu 3 bulan sejak
pengaduan pertama kali dilakukan)

More Related Content

Viewers also liked

Final Thesis Florian Debève 2014
Final Thesis Florian Debève 2014Final Thesis Florian Debève 2014
Final Thesis Florian Debève 2014Florian Debève
 
Physical Fitness Benefits for Teens
Physical Fitness Benefits for TeensPhysical Fitness Benefits for Teens
Physical Fitness Benefits for TeensAdam Sturm
 
Don't judge challenge is stupid
Don't judge challenge is stupidDon't judge challenge is stupid
Don't judge challenge is stupidbarakniken
 
Why so serious? Developing games for elearning
Why so serious? Developing games for elearningWhy so serious? Developing games for elearning
Why so serious? Developing games for elearningSponge UK
 
Realism Without Risk - Using business simulations to boost performance
Realism Without Risk - Using business simulations to boost performance Realism Without Risk - Using business simulations to boost performance
Realism Without Risk - Using business simulations to boost performance Sponge UK
 
ScaleUp Airbnb - ซื้อ อสังหาเพื่อทำธุรกิจกับ airbnb
ScaleUp Airbnb - ซื้อ อสังหาเพื่อทำธุรกิจกับ airbnbScaleUp Airbnb - ซื้อ อสังหาเพื่อทำธุรกิจกับ airbnb
ScaleUp Airbnb - ซื้อ อสังหาเพื่อทำธุรกิจกับ airbnbDNTMb Inc.
 

Viewers also liked (11)

Final Thesis Florian Debève 2014
Final Thesis Florian Debève 2014Final Thesis Florian Debève 2014
Final Thesis Florian Debève 2014
 
La música
La músicaLa música
La música
 
Zurag tosol i-lekts-6
Zurag tosol i-lekts-6Zurag tosol i-lekts-6
Zurag tosol i-lekts-6
 
Physical Fitness Benefits for Teens
Physical Fitness Benefits for TeensPhysical Fitness Benefits for Teens
Physical Fitness Benefits for Teens
 
Don't judge challenge is stupid
Don't judge challenge is stupidDon't judge challenge is stupid
Don't judge challenge is stupid
 
Why so serious? Developing games for elearning
Why so serious? Developing games for elearningWhy so serious? Developing games for elearning
Why so serious? Developing games for elearning
 
Realism Without Risk - Using business simulations to boost performance
Realism Without Risk - Using business simulations to boost performance Realism Without Risk - Using business simulations to boost performance
Realism Without Risk - Using business simulations to boost performance
 
ScaleUp Airbnb - ซื้อ อสังหาเพื่อทำธุรกิจกับ airbnb
ScaleUp Airbnb - ซื้อ อสังหาเพื่อทำธุรกิจกับ airbnbScaleUp Airbnb - ซื้อ อสังหาเพื่อทำธุรกิจกับ airbnb
ScaleUp Airbnb - ซื้อ อสังหาเพื่อทำธุรกิจกับ airbnb
 
Values and ethics
Values and ethicsValues and ethics
Values and ethics
 
Rohstoffreport.pdf
Rohstoffreport.pdfRohstoffreport.pdf
Rohstoffreport.pdf
 
Agua y poder
Agua y poderAgua y poder
Agua y poder
 

Hem

  • 1. Ignorantia iuris nocet (Ketidaktahuan akan hukum, mencelakakan) Memori van Toelichting Tidak semua karya disini itu saya salin, ada pula yang murni dari analisis pribadi, sehingga tidak memerlukan lagi catatan kaki ataupun daftar pustaka Sedangkan apabila anda tidak senang dengan blog ini karena mungkin anda merasa ada karya anda yang saya terbitkan tidak menyertakan sumber, saya mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya; semua semata- mata hanya kekhilafan, karena motivasi utama saya dalam membuat blog ini adalah "demi kemajuan bangsa Indonesia untuk lebih peka terhadap hukum sebagaimana yang dicita- citakan oleh Bung Karno". Serta yang terpenting ialah adagium, "Ignorantia iuris nocet" yang artinya Ketidaktahuan akan hukum, mencelakakan, semoga blog bermanfaat untuk semua orang untuk sadar hukum. Disclaimer Blog ini bukanlah blog ilmiah, dan Informasi yang tersedia di www.raja1987.blogspot.com tidak ditujukan sebagai suatu nasehat hukum, namun hanya memberikan gambaran umum terhadap suatu informasi atau permasalahan hukum yang sedang dihadapi. ------------------------------ nomor telepon : 085714669636 PIN Black Berry : 22641e94 surat elektronik : raja.saor@gmail.com 02 Sep Delik Aduan atau klachdelict sebagai alasan gugurnya hak menuntut pidana Dengan segala kerendahan hati diunggah oleh Fernandes Raja Saor, S.H. di 14:37 Secara sistematik yang dimaksud dengan Delik Aduan/klachdelict merupakan pembatasan inisiatif jaksa untuk melakukan penuntutan ada atautidaknya tuntutan terhadap delik ini tergantung persetujuan dari yang dirugikan/korban/orang yang ditentukan oleh undang-undang. delik ini membicarakan mengenai kepentingan korban Klachdelict/perlindungan korban pertimbangan dimana dalam beberapa hal tertentu kepentingan bagi yang dirugikan lebih besar dari kepentingan negara untuk menuntut (van Hazewinkel, Suringa, Van Hattum,
  • 2. Pompe) berubahnya pemikiran mengenai delik aduan kepentingan publik lebih besar dari kepentingan pribadi maka tidak perlu adanya pengaduan untuk melakukan penuntutan, contoh: pembunuhan, pencurian. Wetboek Van Strafvandering keharusan adanya aduan menjadi syarat supaya dituntut Pasal 22: Perzinahan, penghinaan, penggelapan hanya dapat diusut/disidik/dituntut sesudah diterimanya/berdasarkan aduan dari pihak yang dirugikan. Delik aduan hendaknya dicantumkan dalam KUHAP dan bukan KUHP karena membahas hukum secara formil (tata cara pelaksanaan hukum materiil) Pendapat Utrecht: klacdelict hanya melarang penuntutan (vervolging) dan tidak melarang pengusutan (opsporing) oleh polisi guna menjaga keamanan barang bukti ketika diadakan pengaduan dari pihak yang berhak. Pendapat Wiryono: Polisi tidak bisa melakukan pengusutan tanpa adanya pengaduan karena pekerjaan polisi akan sia-sia saja bila tidak ada pengaduan yang datang dari pihak yang berhak. Klachdelict vs Asas Oportunitas Bisakah jaksa memanfaatkan asas oportunitas ketika ada delik aduan? Bisa, dengan alasan kepentingan umum dirugikan apabila jaksa melakukan penuntutan berdasarkan pengaduan dari pihak yang berhak. Contoh: pasal 319. Contoh kasus: ketika menteri kesehatan menyatakan waspada flu burung (terlepas dari benar tidaknya isu tersebut), pihak peternak yang merasa dirugikan dengan pengumuman itu (karena mengakibatkan pendapatannya berkurang) dapat ditolak pengaduannya oleh jaksa dengan alasan untuk menjaga kepercayaan rakyat terhadap menteri kesehatan. Delik aduan absolut: pasal 284,287,293, 319,322,332 relatif: 367, 370, 394 Delik aduan relatif: hanya keadaan tertentu saja suatu delik menjadi delik aduan Alasan delik aduan relatif: - susila (kepatutan) Contoh: anak mencuri uang ortu - materiil (hukum) Implikasi hukum dalam delik aduan relatif, contoh: istri/suami mencuri uang pasangan, maka dalam hubungannya dengan UU no 1/1974, kecuali diperjanjikan maka tidak dapat dituntut (perjanjian pemisahan harta kekayaan) Delik aduan relatif biasanya berhubungan dengan delik harta kekayaan Untuk delik yang absolut, penuntutan tidak dapat dipecah (onsplitbaar) splitting tidak dapat dilakukan. Contoh: - delik perzinahan tidak dapat diajukan hanya terhadap dader/mededader saja, melainkan harus keduanya - penadahan Dalam UU PKDRT, yang bisa diadukan adalah kekerasan seksual dan fisik. Yang berhak mengadukan ialah:
  • 3. - istri/suami - keturunan dengan garis lurus ke atas atau menyimpang sampai derajat ketiga - untuk anak di bawah umur oleh wali/wali pengawasnya Pasal 72: yang berhak mengadukan ialah: - korban secara langsung - untuk anak yang belum cukup umur, orang tua kandung, angkat, dan wali Jangka waktu pengaduan sejak korban mengetahui: - dalam waktu maksimal 6 bulan bila terjadi di dalam negeri - dalam waktu maksimal 9 bulan bila terjadi di luar negeri Pasal 74: Jangka waktu pencabutan aduan: 3 bulan sejak diadukan selama jangka waktu tersebut, pengaduan dapat dicabut dan diadukan kembali pencabutan dan pengaduan dapat dilakukan berkali-kali hanya dalam jangka waktu 3 bulan sejak diadukan pertama kalinya oleh pihak korban Pada prinsipnya aduan yang sudah dicabut tidak dapat diajukan lagi (mengingat adanya jangka waktu pencabutan dan pengaduan kembali adalah singkat, yaitu 3 bulan sejak pengaduan pertama kali dilakukan)