SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
INSTALASI ALARM KEBAKARAN 
AUTOMATIK 
Anggota Kelompok K3 : 
Ahmad Asadullah 
Fikri Arrasyta 
Hilman Fazri Rukmana 
Rizki Darmawan L 
Zulmy R W
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA 
REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 
PER.02/MEN/1983 
T E N T A N G 
INSTALASI ALARM KEBAKARAN AUTOMATIK 
MENTERI TENAGA KERJA
MENTERI TENAGA KERJA 
Menimbang: 
a. Bahwa dalam rangka kesiapan siagaan 
pemberantasan pada mula terjadinya kebakaran maka 
setiap instalasi alarm kebakaran automatik harus 
memenuhi syarat-syarat keselamatan kesehatan kerja; 
b. Bahwa untuk itu perlu dikeluarkan peraturan menteri 
yang mengatur instalasi alarm kebakaran automatik
Mengingat: 
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang 
Keselamatan Kerja 
(Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1 Tahun 
1970 No. 2918) 
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 
Per 03/Men/1978 tentang Persyaratan Penunjukan dan 
Wewenang serta Kewajiban Pegawai Pengawas 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan 
Kerja.
M E M U T U S K A N 
Menetapkan : 
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG 
INSTALASI ALARM KEBAKARAN AUTOMATIK.
BAB I KETENTUAN UMUM 
Pasal 1 
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 
a. Instalasi Alarm Kebakaraan Automatik adalah sistem atau 
rangkaian alarm kebakaran yang menggunakan detektor 
panas, detektor asap, detektor nyala api dan titik panggil 
secara manual serta perlengkapan lainnya yang 
dipasang pada sistem alarm kebakaran; 
b. Kelompok alarm adalah bagian dari sistem alarm 
kebakaran termasuk relai, lampu, saklar, hantaran dan 
detektor sehubungan dengan perlindungan satu area;
c. Detektor lini adalah detektor yang unsur perasa 
ataupenginderaannya berbentuk batang atau pita; 
d. Titik panggil manual atau tombol pecah kaca adalah alat yang 
bekerja secara manual dan alarmnya tidak dapat dioperasikan 
sepanjang kaca penghalangnya belum dipecahkan; 
e. Ruang kontrol adalah ruangan dimana panil indikator 
ditempatkan; 
f. Detektor adalah alat untuk mendeteksi pada mula 
kebakaran yang dapat membangkitkan alarm dalam suatu 
sistem; 
g. Panil indikator adalah suatu panil kontrol utama yang 
dilengkapi indikator beserta peralatannya; 
h. Detektor panas adalah suatu detektor yang sistem bekerjanya 
didasarkan atas panas;
i. Detektor nyala api (flamedetektor) adalah detektor 
yang sistem bekerjanya didasarkan atas panas api; 
j. Detektor asap (smoke detector) adalah detektor yang 
sistem bekerjanya didasarkan atas asap; 
k. Panil mimik adalah panil tiruan yang memperlihatkan 
indikasi kelompok alarm kedalam bentuk diagram ataau 
gambar; 
l. Panil pengulang adalah suatu panil indikator 
kebakaraan duplikat yanga hanya berfungsi memberi 
petunjuk saja dan tidak dilengkapi peralatan lainnya 
m. Tegangan ekstra rendah adalah tegangan antara fasa dan 
nol, paling tinggi 50 volt;
n. Sistem penangkap asap (sampling device) adalah suatu 
rangakaian yang terdiri dari penginderaan dengan alat-alat 
penangkap asapnya; 
o. Pengurus adalah orang atau badan hukum yang bertanggung 
jawab terhadap penggunaan instalasi alarm kebakaraan 
automatik; 
p. Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja adalah Pegawai 
Teknis berkeahlian khusus yang ditunjuk oleh Menteri sesuai 
dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamaan 
Kerja; 
q. Direktur adalah Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan 
Perburuhan dan Perlindungan tenaga Kerja sebagaimana 
dimaksud dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transkop No. 
Kepts.-79/Men1977; 
r. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang 
ketenagakerjaan
Pasal 2 
Peraturan ini mulai berlaku untuk perencanaan, pemasangan, 
pemeliharaan, dan pengujian instalasi alarm kebakaran automatik di 
tempat kerja. 
Pasal 3 
(1) . Detektor harus dipasang pada bagian bangunan kecuali apabila 
bagian bangunan tersebut telah dilindungi dengan sistem pemadam 
kebakaran automatik. 
(2). Apabila detektor-detektor dipasang dalam suatu ruangan aman 
yang tahan api (strong room), maka detektor-detektor tersebut harus 
memiliki kelompok alarm yang terpisah atau harus terpasang dengan 
alat yang dapat mengindikasi sendiri yang dipasang diluar ruangan 
tersebut.
(3) Setiap ruangan harus dilindungi secara tersendiri dan apabila 
suatu ruangan terbagi oleh dinding pemisah atau rak yang 
mempunyai celah 30 (tiga puluh) cm kurang dari langit-langit 
atau dari balok melintang harus dilindungi secara sendiri 
sendiri. 
(4) Barang-barang dilarang untuk disusun menumpuk seolah-olah 
membagi ruangan, kecuali untuk ruang demikian telah diberikan 
perlindungan secara terpisah. 
Pasal 4 
(1) Pada gedung yang dipasang sistem alarm kebakaran automatik 
maka untuk ruangan tersembunyi harus dilindungi dan 
disediakan jalan untuk pemeliharaannya, kecuali hal-hal sebagai 
berikut: 
a. ruangan tersembunyi dimana api kebakaran dapat tersekat 
sekurang-kurangnya selama satu jam; 
b. ruangan tersembunyi yang berada diantara lantai paling 
bawah dengan tanah yang tidak berisikan perlengkapan listrik 
atau penyimpanan barang dan tidak mempunyai jalan masuk;
c. ruangan tersembunyi dengan jarak kurang dari 80 (delapan 
puluh) cm di bawah atap; 
d. ruangan tersembunyi dengan jarak kurang dari 80 
(delapan puluh) cm yang terletak diantara langit-langit palsu 
dan lembaran tahan api di atasnya. 
e. ruangan tersembunyi dengan jarak kurang dari 35 (tiga puluh 
lima) cm yang terletak diantara permukaan sebelah langit-langit 
dengan permukaan sebelah bawah lantai atasnya 
tanpa menghiraukan konstruksinya.
(2) Apabila suatu ruangan tersembunyi dengan jarak kurang 
dari 80 (delapan puluh) cm sebagaimana dimaksud dalam 
ayat (1) c dan d terdapat peralatan listrik yang 
dihubungkan dengan hantaran utama dan peralatan 
listrik tersebut tidak diselubungi dengan bahan yang tidak 
dapat terbakar, maka pada ruangan tersebut harus 
dipasang detektor dengan jarak 6 (enam) m dari lokasi 
peralatan listrik tersebut.
Instalasi Alarm Kebakaran

More Related Content

What's hot

Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Al Marson
 
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranK3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranMokh Afifuddin Machfudz
 
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoAl Marson
 
1. bahaya dan resiko
1. bahaya dan resiko1. bahaya dan resiko
1. bahaya dan resikosonnyluckyta
 
Emergency Respon Plan pada Bencana
Emergency Respon Plan pada BencanaEmergency Respon Plan pada Bencana
Emergency Respon Plan pada BencanaAhmad Kholid
 
Laporan kecelakaan kerja
Laporan kecelakaan kerjaLaporan kecelakaan kerja
Laporan kecelakaan kerjaFarizAmalanda
 
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Al Marson
 
Hiradc training rev.0
Hiradc training rev.0Hiradc training rev.0
Hiradc training rev.0Fitri Ifony
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxZedanaDwiP
 
Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3Latif Wrstiawan
 
Prosedur ruang terbatas
Prosedur ruang terbatasProsedur ruang terbatas
Prosedur ruang terbatasRaja Bangun
 
kecelakaan kerja
kecelakaan kerjakecelakaan kerja
kecelakaan kerjaHadik27
 

What's hot (20)

Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3
 
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranK3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
 
Getaran
GetaranGetaran
Getaran
 
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012SMK3 -  sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
 
1. bahaya dan resiko
1. bahaya dan resiko1. bahaya dan resiko
1. bahaya dan resiko
 
Emergency Respon Plan pada Bencana
Emergency Respon Plan pada BencanaEmergency Respon Plan pada Bencana
Emergency Respon Plan pada Bencana
 
Laporan kecelakaan kerja
Laporan kecelakaan kerjaLaporan kecelakaan kerja
Laporan kecelakaan kerja
 
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
 
4. gas detektor
4. gas detektor4. gas detektor
4. gas detektor
 
Power Point k3 kimia
Power Point k3 kimia Power Point k3 kimia
Power Point k3 kimia
 
Hiradc training rev.0
Hiradc training rev.0Hiradc training rev.0
Hiradc training rev.0
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
 
Hydrant
HydrantHydrant
Hydrant
 
Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3Peraturan dan perundangan k3
Peraturan dan perundangan k3
 
Prosedur ruang terbatas
Prosedur ruang terbatasProsedur ruang terbatas
Prosedur ruang terbatas
 
K3 presentation
K3 presentationK3 presentation
K3 presentation
 
Hot work permit
Hot work permitHot work permit
Hot work permit
 
kecelakaan kerja
kecelakaan kerjakecelakaan kerja
kecelakaan kerja
 

Similar to Instalasi Alarm Kebakaran

19 permen-no-2-tahun-1983-instalasi-alarm-automatik
19 permen-no-2-tahun-1983-instalasi-alarm-automatik19 permen-no-2-tahun-1983-instalasi-alarm-automatik
19 permen-no-2-tahun-1983-instalasi-alarm-automatikJhon Malau
 
630 2228-1-pb
630 2228-1-pb630 2228-1-pb
630 2228-1-pbafrizal93
 
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptxrhamset
 
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptx
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptxMateri_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptx
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptxfahmifs1
 
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...PutroJatmiko
 
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...AnisaSafitri37
 
185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pir185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pirBenny Padly
 

Similar to Instalasi Alarm Kebakaran (7)

19 permen-no-2-tahun-1983-instalasi-alarm-automatik
19 permen-no-2-tahun-1983-instalasi-alarm-automatik19 permen-no-2-tahun-1983-instalasi-alarm-automatik
19 permen-no-2-tahun-1983-instalasi-alarm-automatik
 
630 2228-1-pb
630 2228-1-pb630 2228-1-pb
630 2228-1-pb
 
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
 
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptx
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptxMateri_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptx
Materi_Pelatihan_Pemadam_Kebakaran_Alat_Proteksi_Pada_Bangunan.pptx
 
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...
Kelompok 6_SISTEM TATA SUARA DAN ALARM KEBAKARAN UNTUK BANGUNAN KOMERSIAL_Lut...
 
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...
 
185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pir185381795 implementasi-sensor-pir
185381795 implementasi-sensor-pir
 

Recently uploaded

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 

Recently uploaded (20)

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 

Instalasi Alarm Kebakaran

  • 1. INSTALASI ALARM KEBAKARAN AUTOMATIK Anggota Kelompok K3 : Ahmad Asadullah Fikri Arrasyta Hilman Fazri Rukmana Rizki Darmawan L Zulmy R W
  • 2. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/1983 T E N T A N G INSTALASI ALARM KEBAKARAN AUTOMATIK MENTERI TENAGA KERJA
  • 3. MENTERI TENAGA KERJA Menimbang: a. Bahwa dalam rangka kesiapan siagaan pemberantasan pada mula terjadinya kebakaran maka setiap instalasi alarm kebakaran automatik harus memenuhi syarat-syarat keselamatan kesehatan kerja; b. Bahwa untuk itu perlu dikeluarkan peraturan menteri yang mengatur instalasi alarm kebakaran automatik
  • 4. Mengingat: 1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 No. 2918) 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 03/Men/1978 tentang Persyaratan Penunjukan dan Wewenang serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja.
  • 5. M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG INSTALASI ALARM KEBAKARAN AUTOMATIK.
  • 6. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Instalasi Alarm Kebakaraan Automatik adalah sistem atau rangkaian alarm kebakaran yang menggunakan detektor panas, detektor asap, detektor nyala api dan titik panggil secara manual serta perlengkapan lainnya yang dipasang pada sistem alarm kebakaran; b. Kelompok alarm adalah bagian dari sistem alarm kebakaran termasuk relai, lampu, saklar, hantaran dan detektor sehubungan dengan perlindungan satu area;
  • 7. c. Detektor lini adalah detektor yang unsur perasa ataupenginderaannya berbentuk batang atau pita; d. Titik panggil manual atau tombol pecah kaca adalah alat yang bekerja secara manual dan alarmnya tidak dapat dioperasikan sepanjang kaca penghalangnya belum dipecahkan; e. Ruang kontrol adalah ruangan dimana panil indikator ditempatkan; f. Detektor adalah alat untuk mendeteksi pada mula kebakaran yang dapat membangkitkan alarm dalam suatu sistem; g. Panil indikator adalah suatu panil kontrol utama yang dilengkapi indikator beserta peralatannya; h. Detektor panas adalah suatu detektor yang sistem bekerjanya didasarkan atas panas;
  • 8. i. Detektor nyala api (flamedetektor) adalah detektor yang sistem bekerjanya didasarkan atas panas api; j. Detektor asap (smoke detector) adalah detektor yang sistem bekerjanya didasarkan atas asap; k. Panil mimik adalah panil tiruan yang memperlihatkan indikasi kelompok alarm kedalam bentuk diagram ataau gambar; l. Panil pengulang adalah suatu panil indikator kebakaraan duplikat yanga hanya berfungsi memberi petunjuk saja dan tidak dilengkapi peralatan lainnya m. Tegangan ekstra rendah adalah tegangan antara fasa dan nol, paling tinggi 50 volt;
  • 9. n. Sistem penangkap asap (sampling device) adalah suatu rangakaian yang terdiri dari penginderaan dengan alat-alat penangkap asapnya; o. Pengurus adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab terhadap penggunaan instalasi alarm kebakaraan automatik; p. Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja adalah Pegawai Teknis berkeahlian khusus yang ditunjuk oleh Menteri sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamaan Kerja; q. Direktur adalah Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan tenaga Kerja sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transkop No. Kepts.-79/Men1977; r. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang ketenagakerjaan
  • 10. Pasal 2 Peraturan ini mulai berlaku untuk perencanaan, pemasangan, pemeliharaan, dan pengujian instalasi alarm kebakaran automatik di tempat kerja. Pasal 3 (1) . Detektor harus dipasang pada bagian bangunan kecuali apabila bagian bangunan tersebut telah dilindungi dengan sistem pemadam kebakaran automatik. (2). Apabila detektor-detektor dipasang dalam suatu ruangan aman yang tahan api (strong room), maka detektor-detektor tersebut harus memiliki kelompok alarm yang terpisah atau harus terpasang dengan alat yang dapat mengindikasi sendiri yang dipasang diluar ruangan tersebut.
  • 11. (3) Setiap ruangan harus dilindungi secara tersendiri dan apabila suatu ruangan terbagi oleh dinding pemisah atau rak yang mempunyai celah 30 (tiga puluh) cm kurang dari langit-langit atau dari balok melintang harus dilindungi secara sendiri sendiri. (4) Barang-barang dilarang untuk disusun menumpuk seolah-olah membagi ruangan, kecuali untuk ruang demikian telah diberikan perlindungan secara terpisah. Pasal 4 (1) Pada gedung yang dipasang sistem alarm kebakaran automatik maka untuk ruangan tersembunyi harus dilindungi dan disediakan jalan untuk pemeliharaannya, kecuali hal-hal sebagai berikut: a. ruangan tersembunyi dimana api kebakaran dapat tersekat sekurang-kurangnya selama satu jam; b. ruangan tersembunyi yang berada diantara lantai paling bawah dengan tanah yang tidak berisikan perlengkapan listrik atau penyimpanan barang dan tidak mempunyai jalan masuk;
  • 12. c. ruangan tersembunyi dengan jarak kurang dari 80 (delapan puluh) cm di bawah atap; d. ruangan tersembunyi dengan jarak kurang dari 80 (delapan puluh) cm yang terletak diantara langit-langit palsu dan lembaran tahan api di atasnya. e. ruangan tersembunyi dengan jarak kurang dari 35 (tiga puluh lima) cm yang terletak diantara permukaan sebelah langit-langit dengan permukaan sebelah bawah lantai atasnya tanpa menghiraukan konstruksinya.
  • 13. (2) Apabila suatu ruangan tersembunyi dengan jarak kurang dari 80 (delapan puluh) cm sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) c dan d terdapat peralatan listrik yang dihubungkan dengan hantaran utama dan peralatan listrik tersebut tidak diselubungi dengan bahan yang tidak dapat terbakar, maka pada ruangan tersebut harus dipasang detektor dengan jarak 6 (enam) m dari lokasi peralatan listrik tersebut.