SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Cirebon, 30 September 2014
Dewi Pratiwi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Batasan Masalah 4
D. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Pembuatan Minyak Kelapa Secara Tradisional 5
B. Proses Pembuatan Minyak Kelapa Secara Fermentasi 7
C. Kelebihan dan kekurangan Pembuatan Minyak Kelapa
Secara Tradisional maupun fermetasi 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Minyak kelapa sudah dikenal di Indonesia sejak lama. Penggunaan minyak
kelapa dalam kehidupan sehari-hari sangat luas seperti untuk minyak goreng/bahan
makanan, obat-obatan,bahan pembuat sabun,pembuat minyak rambut, dan sebagainya.
Minyak kelapa saat ini kurang di gunakan di masyarakat karena minyak kelapa
yang di hasilkan saat ini bermutu kurang baik, masyarakat lebih banyak memilih minyak
yang berlebel mewah yang mempunyai daya simpan lebih lama dan tidak berbau tengik
bila dibandingkan minyak kelapa murni.
Untuk melakukan perbaikan mutu minyak kelapa, balai penelitian tanaman
kelapa dan palma lain (BALITKA) Manado telah melakukan serangkain pengujian untuk
memperbiki teknik pengolahan minyak kelapa.Dari hasil pengujian diperoleh minyak
kelapa yang mutunya lebih baik dari sebelumnya. Minyak kelapa yang dihasilkan
memiliki kadar air dan asam lemak bebas yang rendah,berwarna bening dan berbau
harum (tidak tengik) dan daya simpanya lebihlama (dapat lebih dari satu tahun) minyak
itu diseebut virgin coconut oil (minyak kelapa murni).
Ada beberapa cara yang di kenal untuk membuat minyak kelapa yakni cara
tradisional maupun dengan penggunaan bakteri seperti fermentasi dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas diperoleh beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan minyak kelapa secara konvensional ?
2. Bagaimana proses pembuatan minyak kelapa secara penggunaan bakteri (fermentasi)
?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan dari pembuatan minyak kelapa secara
konvensional maupun dengan bakteri (fermentasi)?
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak melebar maka penulis hanya membahas pembuatan
minyak kelapa secara konvensional dengan cara fermentasi saja (penggunaan bakteri)
D. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui cara ataupun proses pembuatan minyak kelapa secara tradisional
(konvensional)
2. Untuk mengetahui proses pembuatan minyak kelapa dengan penggunaan bakteri
3. Untuk mengetahui kelebihan maupun kekurangan dari pembuatan minyak kelapa
baik secara tradisional maupun dengan penggunaan bakteri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Pembuatan Minyak Kelapa Secara Konvensional (Tradisional)
Tahap pembuatan VCO secara tradisional dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pembuatan santan kelapa, pembuatan VCO, serta penyaringan.
1. Pembuatan santan kelapa
Adapun tahap-tahap pembuatan santan kelapa secara tradisional sebagai berikut :
 Kupas sabut kelapa dengan slumbat sampai sabut tersebut terpisah dari daging
buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa. Selain slumbat, parang
atau mesin pengupas kelapa juga bisa digunakan, tergantung skala usaha yang kita
inginkan, dan tentu saja juga disesuaikan dengan anggaran yang kita miliki. Pada
proses ini diperoleh sabut kelapa sebagai hasil sampingnya. Sabut kelapa masih
bisa diolah menjadi berbagai kerajinan tangan dan media tanam
 Belah kelapa yang masih terselubungi oleh tempurung kelapa menggunakan golok.
Pada proses ini, sekaligus juga bertujuan untuk membuang air kelapa. Seperti pada
sabut, air kelapa juga masih bisa digunakan untuk membuat kecap, asam, dan nata
de coco.
 Congkel daging buah kelapa yang masih melekat pada tempurung menggunakan
pisau penyukil. Pada proses ini juga akan menghasilkan tempurung sebagai hasil
sampingnya. Tempurung kelapa masih bisa dimanfaaatkan untuk pembuatan arang
dan asap cair.
 Cuci daging buah kelapa yang sudah terkumpul di dalam ember. Pencucian
sebaiknya menggunakan air mengalir agar lebih cepat bersih, di samping juga lebih
bersifat higienis.
 Haluskan ukuran daging buah kelapa menggunakan pemarut. Apabila
memungkinkan, bisa menggunakan mesin pemarut agar proses pemarutan bisa
berjalan dengan cepat. Usahakan ukuran partikel parutan sekecil mungkin agar
santan yang diperoleh lebih banyak.
 Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10 : 6. Artinya, dari
hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan 6 liter air. Apabila jumlah air yang
ditambahkan terlalu sedikit, kemungkinan masih ada sisa minyak yang tertinggal di
dalam ampas kelapa. Namun, bila penambahannya terlalu banyak, hanya akan
menyulitkan saat membuang air karena jumlah air dibandingkan minyak dalam
santan jauh lebih banyak.
 Remas-remas santan menggunakan tangan. Tujuannya yaitu untuk mengeluarkan
seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang terdapat dalam butiran daging buah
kelapa yang sudah halus. Semakin lama peremasan tentu saja akan menghasilkan
minyak dalam santan yang lebih banyak. Sebaiknya peremasan dihentikan
manakala air bilasan air sudah tidak berwarna putih (agak bening). Hal ini
menandakan bahwa kandungan santan sudah berkurang.
 Saring santan menggunakan kain saring. Tujuannya untuk memisahkan antara
santan dengan ampasnya. Peras ampas yang masih terdapat di dalam kain saring
agar sisa santan yang masih terdapat di dalam ampas bisa keluar semuanya.
2. Pembuatan VCO
Adapun tahap pembuatan VCO dengan cara tradisional sebagai berikut:
 Endapkan santan pada ember transparan selama satu jam hingga terbentuk krim
santan (kanil/kepala santan) dan skim santan. Krim santan berada di bagian atas
karena mengandung minyak dalam jumlah banyak. Seperti yang kita tahu, bahwa
berat jenis minyak lebih ringan dibandingkan berat jenis air. Sementara skim
santan berada di bawah karena umumnya terdiri dari air dan protein. Ambil air
(bagian bawah) dengan selang hingga tingggal tersisa krim bagian atasnya.
 Ambil krim santan dan masak di atas kompor dengan suhu sekitar 100-110° C
menggunakan wajan. Panaskan hingga mendidih. Aduk-aduk santan selama proses
pemasakan agar panas yang diterima oleh santan bisa merata.
 Matikan api kompor bila sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama waktu yang
dibutuhkan sampai terbentuk minyak berkisar 3-4 jam. Umumnya, minyak tersebut
tidak berwarna bening, tetapi sedikit kekuningan. Sementara blondo berwarna
kecokelatan. Blondo ini masih bisa dimanfaatkan sebagi bahan pangan, misalnya
untuk pembuatan kue. Saring blondo dari minyak menggunakan serok. Upayakan
penyaringan berjalan dengan sempurna agar tidak ada lagi sisa blondo yang
terdapat di dalam minyak.
4. Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan minyak dari ikutan-ikutan, berupa blondo
dan kotoran lainnya. Penyaringan di sini tidak bertujuan untuk menjernihkan warna
VCO. Penyaringan dilakukan dengan kain dan kertas saring. Adapun cara
penyaringan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
 Pasang kain pada corong yang telah dihubungkan dengan botol kaca. Sedikit
demi sedikit, tuang VCO ke dalamnya. Sebaiknya penyaringan dilakukan dengan
hati-hati karena ditakutkan tumpah.
 Saring hasil saringan pertama dengan kertas saring. Adapun cara penyaringannya
sama dengan penyaring dengan kain.
B. Proses Pembuatan Minyak Kelapa dengan bantuan Bakteri.
 Pembuatan Krim Santan
1. Kelapa yang telah diparut disiram dengan air hangat (suhu 50-600C) sebanyak satu
liter, kemudian diperas hingga diperoleh santan sebanyak 1, 5 liter. Untuk
memperoelh hasil yang maksimal, ampas yang diperoleh dapat disiram lagi dengan
air hangat sebanyak 0,5 liter, kemudian diperas kembali.
2. Santan yang diperoleh dimasukkan ke dalam stoples yang telah dihubungkan
dengan slang plastik pada bagian dasarnya.
3. Tutuplah stoples yang telah bersisi santan dengan kertas agar tidak banyak
terkontaminasi, kemudian simpan selama 6-12 jam agar terjadi pemisahan antara
air dengan krim santannya.
4. Setelah air dan krim santan tampak terpisah, buanglah airnya melalui selang pada
bagian dasar stoiples, sehingga tertinggal di dalam stoples hanya krim santannya
saja.
 Fermentasi dan Inkubasi
1. Timbanglah krim santan yang diperoleh pada sebelumnya, kemudian tambahkan
ragi roti sebanyak o,5% dari berat krim santan tersebut dan aduk-aduklah hingga
merata.
2. Tutup dan simpan lah krim santan yang telah dibeli ragi di dalam ruang inkubasi
dengan suhu 300C selama 24 jam. Selama inkubasi ini proses fermentasi oleh ragi
akan berlangsung.
3. setelah masa inkubasi mencapai 24 jam, minyak yang terbentuk akan tampak
berada di permukaan. Pisahkan minyak tersebut dari bahan-bahan lain yang
mengendap di bawahnya, kemudian panaskan selama 10-40 menit.hingga minyak
beraroma khas dan berwarna jernih. ( Fermentasi dikatakan berhasil jika diperoleh
tiga lapisan dalam krim yang difermentasi yakni,fninyak, blondo, dan air. Pisahkan
lapisan minyak secara hati-hati menggunakan gayung atau selang kecil. Panaskan
kembali minyak tersebut dengan suhu sekitar 60° C hingga minyak murni
berwarna jernih dan beraroma khas.)
Pada proses fermentasi ini dapat menggunakan mikroba penghasil enzim tertentu
untuk memecah protein yang berikatan dengan minyak atau karbohidrat sehingga minyak
dapat terpisah secara baik. Proses fermentasi oleh bakteri asam laktat terbukti mampu
mengekstraksi minyak dari emulsi krim santan kelapa. Selama proses fermentasi terjadi
pemecahan senyawa-senyawa penyusun emulsi krim santan. Senyawa karbohidrat dalam
krim santan merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat yang digunakan sebagai
sumber energi dalam metabolisme sel (Nazaruddin dan Yasa, 2001).
Pembentukan asam laktat dari karbohidrat menyebabkan penurunan pH substrat,
sehingga dapat menyebabkan protein yang juga sebagai emulsifier pada krim santan
mengalami denaturasidan penggumpalan. Penguraian protein juga berlangsung secara
enzimatis oleh enzim aminpeptidase yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang
digunakan sebagai bakteri starter.
Aminopeptidase merupakan eksopeptidase yang menguraikan peptide menjadi
asam amino (Yahya dkk., 1997). Dengan terurainya karbohidrat dan protein dalam
emulsi krim santan, maka molekul minyak akan dibebaskan dan membentuk lapisan
tersendiri yang dapat dipisahkan dari bagian lainnya.
Adapun pada permentasi ini menggunakan Mikroba yang biasa digunakan yaitu
Sacacharomycea cerevisiae yang terdapat dalam ragi roti (fermipan). Fermipan
merupakn ragi roti yang dibuat dengan cara modern dari inokulum khamir yang berasal
dari kultur murni. Populasi mikroba fermipan terdiri dari khamir Sacacharomycea
cerevisiae serta sedikit dari golongan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus aceti.
Pada pembuatan VCO secara fermentasi, Sacacharomycea cerevisiae menggunakan
karbohidrat yang terkandung dalam krim santan sebagai sumber energi utama sehingga
ikatan karbohidrat, lemak dan proteinnya menjadi longgar yang akhirnya akan terlepas.
Minyak akan berada dipermukaan karena memiliki berat jenis yang lebih ringan,
sedangkan protein (blondo) dan air berada di bawah.
Pemisahan krim santan yang telah diinkubasi pada proses pembuatan VCO
secara fermentasi menggunakan ragi roti (fermipan) yang mengandung Sacacharomycea
cerevisiae memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana terbukti 3 lapisan yaitu
lapisan atas berupa minyak murni (VCO), lapisan tengah berupa blondo (warna putih)
dan lapisan bawah berupa air. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan volume
VCO (ml) hasil fermentasi menunjukkan hasil. Pada perlakuan antara suhu inkubasi dan
konsentrasi fermipan, diperoleh hasil pada suhu 30OC dan konsentrasi fermipan
1,75gr/350 ml krim yaitu menghasilkan 50 ml. Dari percobaan ini dapat menunjukkan
bahwa suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan
pertumbuhan mikroorganisme. Saccharomyces cereviciae optimal pertumbuhannya pada
suhu 25-30OC, sedangkan enzim lipase yang dihasilkannya mampu bekerja optimal pada
substratnya pada kisaran suhu 30-40OC.
C. Kelebihan dan kekekurangan dari pembuatan minyak kelapa baik secara
tradisional maupun dengan penggunaan bakteri
1. Secara Tradisional
 Kekurangannya antara lain : pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur
minyak serta menghasilkan warna minyak kurang baik, lebih lama
prosedurnya dan boros bahan bakar
 Kelebihannya : tidak membutuhkan waktu yang lama (singkat)
2. Secara Fermentasi
 Kelebihannya : rendemen minyak yang diperoleh sekitar 156-17%, sedangkan
dengan cara fermentasi rendemen yang diperoleh sekitar 22-24%. Selain itu,
pembuatan minyak kelapa secara fermentasi prosedurnya lebih mudah, dapat
mengehmat bahan bakar, dan menghasilkan minyak yang berwarna jernih
dengan kualitas memenuhi standar minyak Indonesia.
 Kekurangannya : bahwa keberhasilan pembuatan minyak dengan metode ini
sangat dipengaruhi oleh jenis subtrat, jenis ragi dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cara pengolahan minyak kelapa baik secara tradisional maupun modern seperti
fermentasi dua-dua nya memiliki kelebihan dan kekurangan tapi semuanya itu
memiliki manfaat yang sama elain untuk memasak saat ini sudah banyak
dikembangkan untuk pengobatan dan kosmetika.
B. Saran
 Pengolahan minyak kelapa semestinya di perhatikan menggunakan peralatan yang
lebih efisien, cepat dan lebih sehat.
 Pelatihan yang serius dalam pengolahan dan pemanfaatan minyak kelapa sabagai
bahan pengobatan dan kosmetik akan menjadikan masyarakat lebih optimal
menjadikan minyak kelapa sebagai produk yang memiliki daya jual yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
wikipedia.org,
http://www.amazine.co/12315/perbedaan-antara-virgin-coconut-oil-dengan-minyak-
kelapa/
http://kelapaindonesia2020.wordpress.com/produk-dari-kelapa/minyak-kelapa-murni/
http://orenzpunya.wordpress.com/2007/07/05/membuat-vco-dengan-cara-tradisional/
http://www.minyak-kelapa.com/artikel/manfaat.php
‘‘pembuatan minyak kelapa’’
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia industri
Tahun Akademik 2014-2015
Disusun oleh :
Dewi Pratiwi
NIM : 121621002
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
CIREBON
2014/2015
PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN MINYAK KELAPA

More Related Content

What's hot

Teknologi Fermentasi pada VCO
Teknologi Fermentasi pada VCOTeknologi Fermentasi pada VCO
Teknologi Fermentasi pada VCONuruliswati
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauSa Ya
 
Sumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannyaSumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannyaAndri Endianto
 
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...rahayu wullandari
 
Laporan pasca panen lab
Laporan pasca panen labLaporan pasca panen lab
Laporan pasca panen labagronomy
 
Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetHerry Mulyadie
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganRiska_21
 
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaMembuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaSeptian Muna Barakati
 
Statistika Matematika kelas X
Statistika Matematika kelas XStatistika Matematika kelas X
Statistika Matematika kelas XKhansha Hanak
 
Pemanfaatan sampah plastik
Pemanfaatan sampah plastikPemanfaatan sampah plastik
Pemanfaatan sampah plastikhangdusun
 
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan Noviayuana Putri
 
Pengolahan limbah di industri ikan
Pengolahan limbah di industri ikanPengolahan limbah di industri ikan
Pengolahan limbah di industri ikanDenik Jayanti
 
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).pptEmySumartini
 
PPT PKWU KERAJINAN KD. 3.1 KLS XI GANJIL.ppt
PPT PKWU KERAJINAN KD. 3.1 KLS XI GANJIL.pptPPT PKWU KERAJINAN KD. 3.1 KLS XI GANJIL.ppt
PPT PKWU KERAJINAN KD. 3.1 KLS XI GANJIL.pptLisstaa
 

What's hot (20)

Minyak bumi (ppt. show)
Minyak bumi (ppt. show)Minyak bumi (ppt. show)
Minyak bumi (ppt. show)
 
Precooling pascapanen
Precooling pascapanenPrecooling pascapanen
Precooling pascapanen
 
Teknologi Fermentasi pada VCO
Teknologi Fermentasi pada VCOTeknologi Fermentasi pada VCO
Teknologi Fermentasi pada VCO
 
Budidaya Ikan NIla
Budidaya Ikan NIlaBudidaya Ikan NIla
Budidaya Ikan NIla
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan
 
Sumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannyaSumber daya alam dan pemanfaatannya
Sumber daya alam dan pemanfaatannya
 
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
 
Laporan pasca panen lab
Laporan pasca panen labLaporan pasca panen lab
Laporan pasca panen lab
 
Pkwu xi
Pkwu xiPkwu xi
Pkwu xi
 
Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karet
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
 
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaMembuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
 
Statistika Matematika kelas X
Statistika Matematika kelas XStatistika Matematika kelas X
Statistika Matematika kelas X
 
Pemanfaatan sampah plastik
Pemanfaatan sampah plastikPemanfaatan sampah plastik
Pemanfaatan sampah plastik
 
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
 
Pengolahan limbah di industri ikan
Pengolahan limbah di industri ikanPengolahan limbah di industri ikan
Pengolahan limbah di industri ikan
 
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt
 
PPT PKWU KERAJINAN KD. 3.1 KLS XI GANJIL.ppt
PPT PKWU KERAJINAN KD. 3.1 KLS XI GANJIL.pptPPT PKWU KERAJINAN KD. 3.1 KLS XI GANJIL.ppt
PPT PKWU KERAJINAN KD. 3.1 KLS XI GANJIL.ppt
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 

Similar to PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN MINYAK KELAPA

Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalLaporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalErnalia Rosita
 
Cara pembuatan virgin coconut oil
Cara pembuatan virgin coconut oilCara pembuatan virgin coconut oil
Cara pembuatan virgin coconut oilPoetra Chebhungsu
 
Membuat sabun-sendiri
Membuat sabun-sendiriMembuat sabun-sendiri
Membuat sabun-sendiriesraputri
 
Laporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vcoLaporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vcoPoetra Chebhungsu
 
7 langkah membuat minyak goreng kelapa alami dan menyehatkan
7 langkah membuat minyak goreng kelapa alami dan menyehatkan7 langkah membuat minyak goreng kelapa alami dan menyehatkan
7 langkah membuat minyak goreng kelapa alami dan menyehatkanPurna Pirdaus
 
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"Arum Setyorini
 
Laporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuLaporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuErnalia Rosita
 
absorspi minyak jelantah dengan serat ampas tebu
 absorspi minyak jelantah dengan serat ampas tebu absorspi minyak jelantah dengan serat ampas tebu
absorspi minyak jelantah dengan serat ampas tebuYoga Firmansyah
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Resume Pengantar Bisnis docx
Resume Pengantar Bisnis docxResume Pengantar Bisnis docx
Resume Pengantar Bisnis docxHeskyIntan
 
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxPEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxluthfiana8
 
Kadar air dan bilangan asam dari minyak kelapa
Kadar air dan bilangan asam dari minyak kelapaKadar air dan bilangan asam dari minyak kelapa
Kadar air dan bilangan asam dari minyak kelapaSeptian Putra
 
Eco Industrial dalam Industri Kelapa
Eco Industrial dalam Industri KelapaEco Industrial dalam Industri Kelapa
Eco Industrial dalam Industri KelapaAgung Firdausi Ahsan
 
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )Yuke Puspita
 

Similar to PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN MINYAK KELAPA (20)

Membuat vco
Membuat vco Membuat vco
Membuat vco
 
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalLaporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
 
Cara pembuatan virgin coconut oil
Cara pembuatan virgin coconut oilCara pembuatan virgin coconut oil
Cara pembuatan virgin coconut oil
 
Membuat sabun-sendiri
Membuat sabun-sendiriMembuat sabun-sendiri
Membuat sabun-sendiri
 
Laporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vcoLaporan pembuatandan analisa vco
Laporan pembuatandan analisa vco
 
7 langkah membuat minyak goreng kelapa alami dan menyehatkan
7 langkah membuat minyak goreng kelapa alami dan menyehatkan7 langkah membuat minyak goreng kelapa alami dan menyehatkan
7 langkah membuat minyak goreng kelapa alami dan menyehatkan
 
Laporan percobaan
Laporan percobaanLaporan percobaan
Laporan percobaan
 
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"
Tugas Akhir "Pembuatan Sabun Transparan dari VCO"
 
Laporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum TahuLaporan Praktikum Tahu
Laporan Praktikum Tahu
 
absorspi minyak jelantah dengan serat ampas tebu
 absorspi minyak jelantah dengan serat ampas tebu absorspi minyak jelantah dengan serat ampas tebu
absorspi minyak jelantah dengan serat ampas tebu
 
DEPPA TORI KUE KHAS TORAJA
DEPPA TORI KUE KHAS TORAJADEPPA TORI KUE KHAS TORAJA
DEPPA TORI KUE KHAS TORAJA
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Minyak Kelapa - UNPAS
 
Resume Pengantar Bisnis docx
Resume Pengantar Bisnis docxResume Pengantar Bisnis docx
Resume Pengantar Bisnis docx
 
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxPEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
 
Cara membuat susu kedelai
Cara membuat susu kedelaiCara membuat susu kedelai
Cara membuat susu kedelai
 
Kadar air dan bilangan asam dari minyak kelapa
Kadar air dan bilangan asam dari minyak kelapaKadar air dan bilangan asam dari minyak kelapa
Kadar air dan bilangan asam dari minyak kelapa
 
Cara membuat susu kedelai
Cara membuat susu kedelaiCara membuat susu kedelai
Cara membuat susu kedelai
 
Eco Industrial dalam Industri Kelapa
Eco Industrial dalam Industri KelapaEco Industrial dalam Industri Kelapa
Eco Industrial dalam Industri Kelapa
 
Bt132088
Bt132088Bt132088
Bt132088
 
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
 

PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN MINYAK KELAPA

  • 1. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Cirebon, 30 September 2014 Dewi Pratiwi
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 3 B. Rumusan Masalah 3 C. Batasan Masalah 4 D. Tujuan 4 BAB II PEMBAHASAN A. Proses Pembuatan Minyak Kelapa Secara Tradisional 5 B. Proses Pembuatan Minyak Kelapa Secara Fermentasi 7 C. Kelebihan dan kekurangan Pembuatan Minyak Kelapa Secara Tradisional maupun fermetasi 9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 11 B. Saran 11 DAFTAR PUSTAKA 12
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minyak kelapa sudah dikenal di Indonesia sejak lama. Penggunaan minyak kelapa dalam kehidupan sehari-hari sangat luas seperti untuk minyak goreng/bahan makanan, obat-obatan,bahan pembuat sabun,pembuat minyak rambut, dan sebagainya. Minyak kelapa saat ini kurang di gunakan di masyarakat karena minyak kelapa yang di hasilkan saat ini bermutu kurang baik, masyarakat lebih banyak memilih minyak yang berlebel mewah yang mempunyai daya simpan lebih lama dan tidak berbau tengik bila dibandingkan minyak kelapa murni. Untuk melakukan perbaikan mutu minyak kelapa, balai penelitian tanaman kelapa dan palma lain (BALITKA) Manado telah melakukan serangkain pengujian untuk memperbiki teknik pengolahan minyak kelapa.Dari hasil pengujian diperoleh minyak kelapa yang mutunya lebih baik dari sebelumnya. Minyak kelapa yang dihasilkan memiliki kadar air dan asam lemak bebas yang rendah,berwarna bening dan berbau harum (tidak tengik) dan daya simpanya lebihlama (dapat lebih dari satu tahun) minyak itu diseebut virgin coconut oil (minyak kelapa murni). Ada beberapa cara yang di kenal untuk membuat minyak kelapa yakni cara tradisional maupun dengan penggunaan bakteri seperti fermentasi dan lain sebagainya. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas diperoleh beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pembuatan minyak kelapa secara konvensional ? 2. Bagaimana proses pembuatan minyak kelapa secara penggunaan bakteri (fermentasi) ? 3. Apakah kelebihan dan kekurangan dari pembuatan minyak kelapa secara konvensional maupun dengan bakteri (fermentasi)?
  • 4. C. Batasan Masalah Agar pembahasan tidak melebar maka penulis hanya membahas pembuatan minyak kelapa secara konvensional dengan cara fermentasi saja (penggunaan bakteri) D. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui cara ataupun proses pembuatan minyak kelapa secara tradisional (konvensional) 2. Untuk mengetahui proses pembuatan minyak kelapa dengan penggunaan bakteri 3. Untuk mengetahui kelebihan maupun kekurangan dari pembuatan minyak kelapa baik secara tradisional maupun dengan penggunaan bakteri.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Proses Pembuatan Minyak Kelapa Secara Konvensional (Tradisional) Tahap pembuatan VCO secara tradisional dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pembuatan santan kelapa, pembuatan VCO, serta penyaringan. 1. Pembuatan santan kelapa Adapun tahap-tahap pembuatan santan kelapa secara tradisional sebagai berikut :  Kupas sabut kelapa dengan slumbat sampai sabut tersebut terpisah dari daging buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa. Selain slumbat, parang atau mesin pengupas kelapa juga bisa digunakan, tergantung skala usaha yang kita inginkan, dan tentu saja juga disesuaikan dengan anggaran yang kita miliki. Pada proses ini diperoleh sabut kelapa sebagai hasil sampingnya. Sabut kelapa masih bisa diolah menjadi berbagai kerajinan tangan dan media tanam  Belah kelapa yang masih terselubungi oleh tempurung kelapa menggunakan golok. Pada proses ini, sekaligus juga bertujuan untuk membuang air kelapa. Seperti pada sabut, air kelapa juga masih bisa digunakan untuk membuat kecap, asam, dan nata de coco.  Congkel daging buah kelapa yang masih melekat pada tempurung menggunakan pisau penyukil. Pada proses ini juga akan menghasilkan tempurung sebagai hasil sampingnya. Tempurung kelapa masih bisa dimanfaaatkan untuk pembuatan arang dan asap cair.  Cuci daging buah kelapa yang sudah terkumpul di dalam ember. Pencucian sebaiknya menggunakan air mengalir agar lebih cepat bersih, di samping juga lebih bersifat higienis.  Haluskan ukuran daging buah kelapa menggunakan pemarut. Apabila memungkinkan, bisa menggunakan mesin pemarut agar proses pemarutan bisa berjalan dengan cepat. Usahakan ukuran partikel parutan sekecil mungkin agar santan yang diperoleh lebih banyak.  Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10 : 6. Artinya, dari hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan 6 liter air. Apabila jumlah air yang ditambahkan terlalu sedikit, kemungkinan masih ada sisa minyak yang tertinggal di
  • 6. dalam ampas kelapa. Namun, bila penambahannya terlalu banyak, hanya akan menyulitkan saat membuang air karena jumlah air dibandingkan minyak dalam santan jauh lebih banyak.  Remas-remas santan menggunakan tangan. Tujuannya yaitu untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang terdapat dalam butiran daging buah kelapa yang sudah halus. Semakin lama peremasan tentu saja akan menghasilkan minyak dalam santan yang lebih banyak. Sebaiknya peremasan dihentikan manakala air bilasan air sudah tidak berwarna putih (agak bening). Hal ini menandakan bahwa kandungan santan sudah berkurang.  Saring santan menggunakan kain saring. Tujuannya untuk memisahkan antara santan dengan ampasnya. Peras ampas yang masih terdapat di dalam kain saring agar sisa santan yang masih terdapat di dalam ampas bisa keluar semuanya. 2. Pembuatan VCO Adapun tahap pembuatan VCO dengan cara tradisional sebagai berikut:  Endapkan santan pada ember transparan selama satu jam hingga terbentuk krim santan (kanil/kepala santan) dan skim santan. Krim santan berada di bagian atas karena mengandung minyak dalam jumlah banyak. Seperti yang kita tahu, bahwa berat jenis minyak lebih ringan dibandingkan berat jenis air. Sementara skim santan berada di bawah karena umumnya terdiri dari air dan protein. Ambil air (bagian bawah) dengan selang hingga tingggal tersisa krim bagian atasnya.  Ambil krim santan dan masak di atas kompor dengan suhu sekitar 100-110° C menggunakan wajan. Panaskan hingga mendidih. Aduk-aduk santan selama proses pemasakan agar panas yang diterima oleh santan bisa merata.  Matikan api kompor bila sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk minyak berkisar 3-4 jam. Umumnya, minyak tersebut tidak berwarna bening, tetapi sedikit kekuningan. Sementara blondo berwarna kecokelatan. Blondo ini masih bisa dimanfaatkan sebagi bahan pangan, misalnya untuk pembuatan kue. Saring blondo dari minyak menggunakan serok. Upayakan penyaringan berjalan dengan sempurna agar tidak ada lagi sisa blondo yang terdapat di dalam minyak.
  • 7. 4. Penyaringan Penyaringan dilakukan untuk memisahkan minyak dari ikutan-ikutan, berupa blondo dan kotoran lainnya. Penyaringan di sini tidak bertujuan untuk menjernihkan warna VCO. Penyaringan dilakukan dengan kain dan kertas saring. Adapun cara penyaringan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :  Pasang kain pada corong yang telah dihubungkan dengan botol kaca. Sedikit demi sedikit, tuang VCO ke dalamnya. Sebaiknya penyaringan dilakukan dengan hati-hati karena ditakutkan tumpah.  Saring hasil saringan pertama dengan kertas saring. Adapun cara penyaringannya sama dengan penyaring dengan kain. B. Proses Pembuatan Minyak Kelapa dengan bantuan Bakteri.  Pembuatan Krim Santan 1. Kelapa yang telah diparut disiram dengan air hangat (suhu 50-600C) sebanyak satu liter, kemudian diperas hingga diperoleh santan sebanyak 1, 5 liter. Untuk memperoelh hasil yang maksimal, ampas yang diperoleh dapat disiram lagi dengan air hangat sebanyak 0,5 liter, kemudian diperas kembali. 2. Santan yang diperoleh dimasukkan ke dalam stoples yang telah dihubungkan dengan slang plastik pada bagian dasarnya. 3. Tutuplah stoples yang telah bersisi santan dengan kertas agar tidak banyak terkontaminasi, kemudian simpan selama 6-12 jam agar terjadi pemisahan antara air dengan krim santannya. 4. Setelah air dan krim santan tampak terpisah, buanglah airnya melalui selang pada bagian dasar stoiples, sehingga tertinggal di dalam stoples hanya krim santannya saja.  Fermentasi dan Inkubasi 1. Timbanglah krim santan yang diperoleh pada sebelumnya, kemudian tambahkan ragi roti sebanyak o,5% dari berat krim santan tersebut dan aduk-aduklah hingga merata.
  • 8. 2. Tutup dan simpan lah krim santan yang telah dibeli ragi di dalam ruang inkubasi dengan suhu 300C selama 24 jam. Selama inkubasi ini proses fermentasi oleh ragi akan berlangsung. 3. setelah masa inkubasi mencapai 24 jam, minyak yang terbentuk akan tampak berada di permukaan. Pisahkan minyak tersebut dari bahan-bahan lain yang mengendap di bawahnya, kemudian panaskan selama 10-40 menit.hingga minyak beraroma khas dan berwarna jernih. ( Fermentasi dikatakan berhasil jika diperoleh tiga lapisan dalam krim yang difermentasi yakni,fninyak, blondo, dan air. Pisahkan lapisan minyak secara hati-hati menggunakan gayung atau selang kecil. Panaskan kembali minyak tersebut dengan suhu sekitar 60° C hingga minyak murni berwarna jernih dan beraroma khas.) Pada proses fermentasi ini dapat menggunakan mikroba penghasil enzim tertentu untuk memecah protein yang berikatan dengan minyak atau karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah secara baik. Proses fermentasi oleh bakteri asam laktat terbukti mampu mengekstraksi minyak dari emulsi krim santan kelapa. Selama proses fermentasi terjadi pemecahan senyawa-senyawa penyusun emulsi krim santan. Senyawa karbohidrat dalam krim santan merupakan sumber karbon bagi bakteri asam laktat yang digunakan sebagai sumber energi dalam metabolisme sel (Nazaruddin dan Yasa, 2001). Pembentukan asam laktat dari karbohidrat menyebabkan penurunan pH substrat, sehingga dapat menyebabkan protein yang juga sebagai emulsifier pada krim santan mengalami denaturasidan penggumpalan. Penguraian protein juga berlangsung secara enzimatis oleh enzim aminpeptidase yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang digunakan sebagai bakteri starter. Aminopeptidase merupakan eksopeptidase yang menguraikan peptide menjadi asam amino (Yahya dkk., 1997). Dengan terurainya karbohidrat dan protein dalam emulsi krim santan, maka molekul minyak akan dibebaskan dan membentuk lapisan tersendiri yang dapat dipisahkan dari bagian lainnya. Adapun pada permentasi ini menggunakan Mikroba yang biasa digunakan yaitu Sacacharomycea cerevisiae yang terdapat dalam ragi roti (fermipan). Fermipan merupakn ragi roti yang dibuat dengan cara modern dari inokulum khamir yang berasal dari kultur murni. Populasi mikroba fermipan terdiri dari khamir Sacacharomycea cerevisiae serta sedikit dari golongan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus aceti.
  • 9. Pada pembuatan VCO secara fermentasi, Sacacharomycea cerevisiae menggunakan karbohidrat yang terkandung dalam krim santan sebagai sumber energi utama sehingga ikatan karbohidrat, lemak dan proteinnya menjadi longgar yang akhirnya akan terlepas. Minyak akan berada dipermukaan karena memiliki berat jenis yang lebih ringan, sedangkan protein (blondo) dan air berada di bawah. Pemisahan krim santan yang telah diinkubasi pada proses pembuatan VCO secara fermentasi menggunakan ragi roti (fermipan) yang mengandung Sacacharomycea cerevisiae memperlihatkan hasil yang sesuai harapan, dimana terbukti 3 lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak murni (VCO), lapisan tengah berupa blondo (warna putih) dan lapisan bawah berupa air. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan volume VCO (ml) hasil fermentasi menunjukkan hasil. Pada perlakuan antara suhu inkubasi dan konsentrasi fermipan, diperoleh hasil pada suhu 30OC dan konsentrasi fermipan 1,75gr/350 ml krim yaitu menghasilkan 50 ml. Dari percobaan ini dapat menunjukkan bahwa suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan mikroorganisme. Saccharomyces cereviciae optimal pertumbuhannya pada suhu 25-30OC, sedangkan enzim lipase yang dihasilkannya mampu bekerja optimal pada substratnya pada kisaran suhu 30-40OC. C. Kelebihan dan kekekurangan dari pembuatan minyak kelapa baik secara tradisional maupun dengan penggunaan bakteri 1. Secara Tradisional  Kekurangannya antara lain : pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan warna minyak kurang baik, lebih lama prosedurnya dan boros bahan bakar  Kelebihannya : tidak membutuhkan waktu yang lama (singkat) 2. Secara Fermentasi  Kelebihannya : rendemen minyak yang diperoleh sekitar 156-17%, sedangkan dengan cara fermentasi rendemen yang diperoleh sekitar 22-24%. Selain itu, pembuatan minyak kelapa secara fermentasi prosedurnya lebih mudah, dapat mengehmat bahan bakar, dan menghasilkan minyak yang berwarna jernih dengan kualitas memenuhi standar minyak Indonesia.
  • 10.  Kekurangannya : bahwa keberhasilan pembuatan minyak dengan metode ini sangat dipengaruhi oleh jenis subtrat, jenis ragi dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Saccharomyces sp BAB III
  • 11. PENUTUP A. Kesimpulan Cara pengolahan minyak kelapa baik secara tradisional maupun modern seperti fermentasi dua-dua nya memiliki kelebihan dan kekurangan tapi semuanya itu memiliki manfaat yang sama elain untuk memasak saat ini sudah banyak dikembangkan untuk pengobatan dan kosmetika. B. Saran  Pengolahan minyak kelapa semestinya di perhatikan menggunakan peralatan yang lebih efisien, cepat dan lebih sehat.  Pelatihan yang serius dalam pengolahan dan pemanfaatan minyak kelapa sabagai bahan pengobatan dan kosmetik akan menjadikan masyarakat lebih optimal menjadikan minyak kelapa sebagai produk yang memiliki daya jual yang tinggi.
  • 13. ‘‘pembuatan minyak kelapa’’ Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia industri Tahun Akademik 2014-2015 Disusun oleh : Dewi Pratiwi NIM : 121621002 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON 2014/2015