SlideShare a Scribd company logo
1 of 104
LAPORAN AWAL




     KEGIATAN EVALUASI PELAKSANAAN
      RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
      MENENGAH NASIONAL 2004-2009
  BIDANG KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT




DIREKTORAT KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
              TAHUN 2009
KATA PENGANTAR


         Menurut UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 menyatakan setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan (Perubahan Kedua UUD Republik
Indonesia 1945). Pembangunan kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam
pembangunan sumber daya manusia untuk menuju manusia Indonesia yang berdaya saing
tinggi sebagaimana tercantum dalam RPJPN 2005-2025.
              Sesuai      dengan        Keputusan     Menneg    PPN/Kepala   Bappenas     No.
PER-01/M.BAPPENAS/08/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, tugas
pokok Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, sinkronisasi pelaksanaan penyusunan dan
evaluasi perencanaan pembangunan nasional di bidang kesehatan dan gizi masyarakat,
serta pemantauan dan penilaian atas pelaksanaannya.
         Tahun 2009 merupakan salah satu tonggak penting dalam pembangunan kesehatan
karena pada saat ini mulai dilakukan penyusunan RPJMN tahap kedua yang merupakan
sekuen dari tahap sebelumnya. Evaluasi ini dilakukan dengan maksud untuk dapat
mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai
dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai dan dipeajari untuk perbaikan
pelaksanaan rencana pembangunan dimasa yang akan datang.
         Dokumen ini merupakan Laporan Awal kegiatan “Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 Bidang Kesehatan dan Gizi
Masyarakat”. Laporan awal ini berisi kerangka acuan dan hasil kegiatan evaluasi
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 Bidang
Kesehatan dan Gizi Masyarakat selama kuartal pertama tahun 2009.
         Laporan awal ini masih memerlukan penyempurnaan karena itu kami
mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan agar laporan evaluasi pertengahan
tahun 2009 selanjutnya dapat lebih baik. Terima kasih




                                                                             Jakarta, Mei 2009




                                                                                            2
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Tim Penyusun Rekomendasi Kebijakan
                                                                                       Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat
                                                                                                                                                          Bappenas




                                                                           DAFTAR ISI


Kata Pengantar...........................................................................................................................................i
Tim Penyusun............................................................................................................................................ii
Daftar Istilah.............................................................................................................................................iii
Daftar Isi ....................................................................................................................................................v
Daftar Tabel...............................................................................................................................................vi
Daftar Gambar.........................................................................................................................................vii


BAB I                PENDAHULUAN..................................................................................................1
       1.     1. Latar Belakang......................................................................................................................1
       1.2.Tujuan Evaluasi..........................................................................................................................2
       1.3.Ruang Lingkup...........................................................................................................................2
       1.4.Metodologi...................................................................................................................................3
       1.5.Hasil yang Diharapkan...........................................................................................................4


BAB II               RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN
                     2010-2014) BIDANG KESEHATAN................................................................5
       2.1. Sasaran ........................................................................................................................................5
       2.2.Arah Kebijakan...........................................................................................................................5
       2.3.Program Pembangunan..........................................................................................................6


BAB III              HASIL PELAKSANAAN PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP
                     KESEHATAN YANG BERKUALITAS.............................................................11
       3.1.Kondisi Awal RPJMN 2004-2009.....................................................................................11
       3.2.Pencapaian RPJMN 2005-2008.........................................................................................13


BAB IV               ISU STRATEGIS DAN UPAYA YANG DILAKUKAN....................................61
       4.1.Isu Strategis..............................................................................................................................61
       4.2.Upaya yang Dilakukan Untuk Mencapai Sasaran......................................................65


                                                                                                                                                                   3
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
4.3.Perkiraan Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009..................................................66


BAB V           EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN STRATEGIS .............................68
    5.1.Peningkatan Pendidikan Kesehatan Pada Masyarakat
         Sejak Usia Dini.........................................................................................................................68
    5.2.Evaluasi Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK)..................................................75
    5.3.Evaluasi Pelaksanaan Jamkesmas/Askeskin...............................................................79
    5.4.Peningkatan Sosialisasi Kesehatan Lingkungan
         dan Pola Hidup Sehat............................................................................................................82


BAB VI             KESIMPULAN.................................................................................................90


Daftar Pustaka
Lampiran




KAJIAN
PERENCANAAN KESEHATAN, GIZI, OBAT DAN MAKANAN


                                                                                                                                                      4
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
BAB I
                                               PENDAHULUAN



1.1.     Latar Belakang


        Sasaran pokok Pembangunan Nasional yang pada dasarnya diarahkan untuk
mencapai visi terciptanya Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis, serta
kesejahteraan rakyat yang meningkat, antara lain diprioritaskan pada (a) Meningkatnya
kualitas manusia yang tercermin dari terpenuhinya hak sosial rakyat melalui peningkatan
akses masyarakat pada pendidikan dan kesehatan yang lebih berkualitas, dan peningkatan
perlindungan dan kesejahteraan sosial; (b) Terjaminnya keadilan jender bagi peningkatan
kualitas dan peran perempuan, serta kesejahteraan dan perlindungan anak, dan (c)
Meningkatnya penyelenggaraan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah melalui
revitalisasi proses Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
        Sejalan dengan upaya tersebut, Pemerintah Republik Indonesia menjalin kerjasama
dengan United Children Fund’s (UNICEFUNICEF), Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
bergerak dalam pembangunan sumberdaya manusia, khususnya Ibu dan Anak. Kerjasama
ini dituangkan dalam Piagam Rencana Kerja Program Kerjasama (Country Program Action
Plans – CPAP) yang ditandatangani pada tanggal 1427 JanuariFebruari 201106. Program
Kerjasama Pemerintah RI deangan UNICEFUNICEF periode 201106-20150 sebagai tindak
lanjut dari kerjasama periode-periode sebelumnya, yang telah dimulai sejak tahun 1966.
Program kerjasama periode 2006-2010 bertemakan “Meningkatkan Martabat Setiap Anak”
pada prinsipnyaini difokuskan pada upaya peningkatan Kelangsungan Hidup,
Perkembangan, Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA), khususnya di bidang kesehatan,
pendidikan, perlindungan dan keadilan anak, dan keadilan.
        Program Kerjasama Pemerintah RI dengan UNICEFUNICEF selanjutnya diarahkan
untuk turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium atau dikenal dengan
sebutan MDGs (Milenium Development Goals). Tujuan yang ingin dicapai di dalam MDGs
pada tahun 2015 sangat erat kaitannya dengan upaya bangsa Indonesia dalam mewujudkan
kualitas SDM yang optimal, yaitu antara lain:; a) Mengurangi tingkat kemiskinan dan
kelaparan, b) Mencapai pendidikan dasar universal, c) Mengurangi angka kematian balita,
d) Meningkatkan kesehatan ibu, serta e) Memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria, dan
penyakit-penyakit lainnya.
       Program Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF periode 2006-2010 ditandatangani oleh
Pemerintah RI yang diwakili oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas dan UNICEF Representative for Indonesia pada tanggal 26
Januari 2006. Dalam perjanjian ini, Bappenas merupakan institusi yang bertanggung jawab
sebagai koordinator nasional dan.
       uUntuk mengakomodasi upaya re-focusing dan konvergensi serta menjawab berbagai
tantangan pembangunan., Sementara Bappeda bertanggung jawab di tingkat daerah. Ssalah


                                                                                     5
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
satu rekomendasi tinjauan tengah program (MTR) tahun 2008 adalah pengelompokan
program semula 7 menjadi 4 kelompok. Kelompok program yang baru adalah: (a) Program
Kelangsungan Hidup dan Perkembangan Anak (Child Survival &and Development), (b)
Program Pendidikan dan Perkembangan Remaja (Education and Adolescent Development),
(c) Program Kebijakan Sosial dan Perlindungan Anak (Social Policy & Child Protection), dan
(d) Program Komunikasi (Communication). Perubahan pengelompokan program tersebut
tidak berdampak pada struktur Pokja di pusat dan Tim KHPPIA di daerah, di mana
Bappenas dan Bappeda bertindak sebagai Ketua POKJA dari masing-masing program..
      Lokasi program mencakup 14 propinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera
Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara Utara, Papua Barat, dan
Papua. Dalan keadaaan emergency, kerjasama ini dapat menjangkau daerah diluar provinsi
kerjasama RI-UNICEFUNICEF, seperti pada tahun 2008 membantu korban gempa Daerah
IstimewaI Yogyakarta dan Sumatera Barat.
      Seperti diamanatkan oleh perjanjian kerjasama (CPAP) dan Surat Keputusan (SK)
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. KEP
51023A/M.PPN/034/201108 (terlampir), Bappenas sebagai koordinator bertanggung
jawab dalam mengkoordinasikan perencanaan tahunan, pemantauan di pusat dan daerah
antara lain dilakukan melalui pertemuan 3 bulanan, monitoring rutin di daerah lokasi
kerjsama, monitoring tengah tahunan, evalusi akhir tahun, evaluasi tengah program dan
evaluasi akhir. Koordinasi ini meliputi koordinasi manajemen dan substansi ketujuh
program kerjasama tersebut diatas. Koordinasi dilakukan di tingkat pusat maupun tingkat
daerah. Institusi yang terlibat dalam kerjasama antara lain DepartemenKementerian Dalam
Negeri,    KementerianDepartemen Kesehatan,          KementerianDepartemen Pendidikan
Nasional, KementerianDepartemen Agama, Kementerian Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Departemen Pekerjaan Umum,
Kementerian Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Sekretariat Negara, Polisi Republik Indonesia,
Komite Perlindungan Anak (KPA) dan lembaga sosial kemasyarakatan (LSM) serta
pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota.
        Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat (KGM), Bappenas bertanggung jawab
untuk menjamin pelaksanaan kegiatan, dan menjaga sinkronisasi pelaksanaan mengingat
banyak institusi yang terlibat dalam kerjasama ini. Melalui Sekretariat Kerjasama Program
Kerjasama RI-UNICEFUNICEF 201106-20150, Direktorat KGM bertugas mengkoordinasikan
secara terarah penyusunan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program
kerjasama. Disamping itu, mempersiapkan materi dan jadwal kegiatan untuk Tim Pengarah
dan Tim Teknis, mempersiapkan pelaksanaan tinjauan tahunan, tinjauan tengah program
dan tinjauan akhir, menyiapkan laporan pelaksanaan program kerjasama, dan
mempersiapkan dukungan teknis dalam pelaksanaan program kerjasama di Pusat dan
Daerah.

1.2.     Tujuan



                                                                                        6
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Koordinasi strategis pengelolaan program kerjasama Pemerintah RI – UNICEF
periode 2011-2015 adalah untuk meningkatkan koordinasi lintas institusi baik pemerintah
maupun non pemerintah,        lintas program dan lintas wilayah dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF
tahun 2011.
Sementara itu, tujuan khusus kegiatan ini mencakup :
       1. Identifikasi capaian dan permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan dan
          pelaksanaan kegiatan;
       2. Menyusun rekomendasi tindak lanjut hasil pemantauan pelaksanaan kegiatan tahun
          2011; dan
       3. Menyusun rekomendasi kebijakan perencanaan kegiatan untuk periode kerjasama
          berikutnya.




1.3.        Sasaran
              Terlaksananya koordinasi strategsis Kerjasama RI-UNICEF pada tahun
       2011.Tersusunnya kebijakan DAK bidang kesehatan dalam RKP 2012 dan terlaksananya
       pemantauan DAK bidang kesehatan tahun anggaran 2011 dan evaluasi DAK bidang
       kesehatan tahun anggaran 2010.


1.4.        1.4 Ruang Lingkup Kegiatan

       Ruang lingkup kegiatan pengelolaan program kerjasama pemerintah RI-UNICEF
2011 ini adalah:
   1. Melakukan koordinasi dalam perencanaan program tahunan di tingkat pusat;
   2. Melakukan pemantauan program kerjasama lintas sektor di tingkat pusat secara
       rutin;
   3. Bersama-sama kementerian/lembaga teknis tingkat pusat melakukan pemantauan
       dan kunjungan lapang pelaksanaan program kerjasama di tingkat propinsi dan
       kabupaten/kota lokasi kerjasama;
   4. Melakukan evaluasi pelaksanaan program kerjasama tahun 2011;.
   5. Memberikan dukungan operasional pengelolaan kerjasama kepada Tim Pengarah
       Pusat, Tim Teknis Pusat, Tim Fasilitasi dan Sekretariat Program Kerjasama RI-
       UNICEF.



    Koordinasi ini meliputi koordinasi manajemen dan substansi ketujuhkeempat program
kerjasama tersebut diatas. Koordinasi dilakukan di tingkat pusat maupun tingkat daerah.
Institusi yang terlibat dalam kerjasama antara lain Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Kesehatan,         Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama,

                                                                                       7
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pekerjaan
Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Kantor Sekretariat Negara, Polisi Republik Indonesia, Komite Perlindungan
Anak (KPA) dan lembaga sosial kemasyarakatan (LSM), serta pemerintah daerah propinsi
dan kabupaten/kota.




1.5.        Keluaran

          Hasil yang akan dicapai dalam kegiatan koordinasi ini adalah sebagai berikut:
       1. Revisi Rencana Kerja Multi-tahun (Multi-year Workplan = MYWP) program
          Kerjasama RI-UNICEF untuk tahun 2012;,
       2. Pertemuan dan laporan evaluasi akhir tahun program kerjasama RI-UNICEF tahun
          2011;,
       3. Rumusan tentang rekomendasi dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi ditingkat
          daerah.
       4.




       5.

       1.4 Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan program seperti tercantum dalam
       perjanjian kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF tahun 2006-2010, maka tujuan umum
       koordinasi strategis adalah untuk meningkatkan koordinasi lintas institusi baik
       pemerintah maupun non pemerintah, lintas program dan lintas wilayah dalam
       perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan kerjasama
       Pemerintah RI dan UNICEF tahun 201009. Sedangkan tujuan khusus adalah (a)
       Melakukan identifikasi permasalahan dan capaian dalam perencanaan dan pelaksanaan
       kegiatan; (b) menyusun rekomendasi hasil pemantauan pelaksanaan kegiatan tahun
       201008, dan; (c) mengkoordinasikan penyusunan dokumen Rencana Kerja Program
       Kerjasama (Country Program Action Plans – CPAP) 2011-2015 serta; (d) menyusun
       rekomendasi kebijakan perencanaan kegiatan untuk tahun 201109.
       Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan pengelolaan program kerjasama pemerintah RI-UNICEFUNICEF
20110 ini adalah:
6. Melakukan koordinasi dalam perencanaan program tahunan di tingkat pusat
7. Melakukan pemantauan program kerjasama lintas sektor di tingkat pusat secara rutin
8. Bersama-sama departemenkementerian/lembaga teknis tingkat pusat melakukan
   pemantauan dan kunjungan lapang pelaksanaan program kerjasama di tingkat propinsi
   dan kabupaten/kota lokasi kerjasama


                                                                                       8
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
9. Melakukan evaluasi pelaksanaan program kerjasama tahun 20110.
10. Memberikan dukungan operasional pengelolaan kerjasama kepada Tim Pengarah Pusat,
    Tim Teknis Pusat, Tim Fasilitasi           dan Sekretariat Program Kerjasama RI-
    UNICEFUNICEF.

Koordinasi ini meliputi koordinasi manajemen dan substansi ketujuh program kerjasama
tersebut diatas. Koordinasi dilakukan di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Institusi
yang terlibat dalam kerjasama antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Kesehatan,     Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pekerjaan Umum,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Kantor Sekretariat Negara, Polisi Republik Indonesia, Komite Perlindungan Anak (KPA) dan
lembaga sosial kemasyarakatan (LSM) serta pemerintah daerah propinsi dan
kabupaten/kota.




1   Keluaran
      Hasil yang akan dicapai dalam kegiatan koordinasi ini adalah sebagai berikut:
    6. Dokumen Rencana Kerja Program Kerjasama (Country Program Action Plans –
        CPAP) 2011-2015,
    7. Rencana Kerja Multi-tahun Tahunan (Multi-year Workplan Annual Work Plan =
        MWPAWP) program Kerjasama RI-UNICEF 2011,0
    8. Pertemuan dan laporan evaluasi akhir tahun program kerjasama RI-UNICEF
        2006-2010,tahun 2009
    9. Rumusan tentang rekomendasi dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi ditingkat
        daerah,
    10. Terlaksananya koordinasi dalam pelaksanaan Program Kerjasama RI-UNICEF
        dengan lancar.




                                                                                      9
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
BAB II
1.6.      1.6 MetodologiETODOLOGI

                  Pelaksanaan        koordinasi     strategis   Pengelolaan   Program      Kerjasama
Pemerintah RI – UNICEF periode 2011-2015 dilakukan melalui serangkaian kegiatan
sebagai berikut:
1.     Pertemuan koordinasi lintas Kelompok Kerja (POKJA), untuk mendapatkan laporan
       pelaksanaan kegiatan dan membahas isu-isu lintas pokja maupun lintas program
       dengan melibatkan Tim Pengarah;
2. Kunjungan lapangan dan fasilitasi ke pemerintah daerah maupun ke masyarakat; dan
3.     Penyusunan laporan hasil analisis evaluasi pelaksanaan program kerjasama Pemerintah
       RI – UNICEF tahun 2011.
   Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang saling melengkapi dengan kegiatan-
kegiatan koordinasi yang dibiayai dari hibah UNICEF.
Pelaksanaan koordinasi strategis Pengelolaan Program Kerjasama Pemerintah RI – UNICEF
Tahun 2006-2010 dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut:
Melakukan pertemuan koordinasi setiap triwulan bagi Kelompok Kerja (POKJA) secara
rutin, untuk mendapatkan laporan pelaksanaan kegiatan dan membahas permasalahan
yang dihadapi.
Melakukan pertemuan koordinasi khusus untuk membahas isu-isu lintas pokja maupun
lintas program dengan melibatkan Tim Pengarah
Melakukan kunjungan lapangan dan fasilitasi ke pemerintah daerah maupun ke masyarakat
dan unit pelayanan.
Melakukan kegiatan peningkatan kapasitas SDM atau pelatihan.
Melakukan pertemuan koordinasi tinjauan tengah program (mid-term review) dan tinjauan
akhir tahunprogram (final annual review) dalam rangka perumusan permasalahan dan
alternatif pemecahan.
Menyusun rencana kerja tahun 201109 dengan mempertimbangkan hasil tinjauan tengah
program dan tinjauan akhir tahunprogram serta dokumen perencanaan pembangunan
nasional dan Country Programme Development (CPD).
     Lokasi pelaksanaan Koordinasi Program Kerjasama Pemerintah RI - Unicef adalah 5 provinsi terpilih,
yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.


                                      1.7.      Pelaksana Kegiatan


    Kegiatan koordinasi strategis Kerjasama RI-UNICEF pada tahun dilaksanakan secara
swakelola oleh Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat.


                                         1.8.    Jadwal Kegiatan


                                                                                                    10
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Direncanakan kegiatan akan dilaksanakan selama 12 bulan sejak Januari hingga
Desember 2011, sebagaimana jadwal terlampir.


Tabel 1. Jadwal Kegiatan Koordinasi Strategis Kerjasama RI-UNICEF 2011

  No               Kegiatan                    1   2   3   4   5   6   7   8   9   10    11      12
   1        Penyempurnaan TOR                          √
   2        Workshop Lintas Pokja                                  √
   3          Kunjungan Daerah                                 √           √
   4             Konsinyering                          √           √       √                 √
   5       Seminar Evaluasi Akhir                                                            √
                 Program
   6        Penyusunan Laporan                                                     √         √   √




                                                                                        11
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
A. Latar Belakang
        Sasaran pokok Pembangunan Nasional yang pada dasarnya diarahkan untuk
mencapai visi terciptanya Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis, serta
kesejahteraan rakyat yang meningkat, antara lain diprioritaskan pada (a) Meningkatnya
kualitas manusia yang tercermin dari terpenuhinya hak sosial rakyat melalui peningkatan
akses masyarakat pada pendidikan dan kesehatan yang lebih berkualitas, dan peningkatan
perlindungan dan kesejahteraan sosial; (b) Terjaminnya keadilan jender bagi peningkatan
kualitas dan peran perempuan, serta kesejahteraan dan perlindungan anak, dan (c)
Meningkatnya penyelenggaraan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah melalui
revitalisasi proses Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
        Sejalan dengan upaya tersebut, Pemerintah Republik Indonesia menjalin kerjasama
dengan United Children Fund’s (UNICEF), Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
bergerak dalam pembangunan sumberdaya manusia, khususnya Ibu dan Anak. Kerjasama
ini dituangkan dalam Piagam Rencana Kerja Program Kerjasama (Country Program Action
Plans – CPAP) yang ditandatangani pada tanggal 27 Januari 2006. Program Kerjasama
Pemerintah RI dangan UNICEF periode 2006-2010 sebagai tindak lanjut dari kerjasama
periode-periode sebelumnya, yang telah dimulai sejak tahun 1966. Program kerjasama
periode 2006-2010 bertemakan “Meningkatkan Martabat Setiap Anak” pada prinsipnya
difokuskan pada upaya peningkatan Kelangsunan Hidup, Perkembangan, Perlindungan Ibu
dan Anak (KHPPIA), khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan anak, dan
keadilan.
        Program Kerjasama Pemerintah RI dengan UNICEF selanjutnya diarahkan untuk
turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium atau dikenal dengan sebutan
MDG (Milenium Development Goals). Tujuan yang ingin dicapai di dalam MDG pada tahun
2015 sangat erat kaitannya dengan upaya bangsa Indonesia dalam mewujudka kualitas
SDM yang optimal, yaitu antara lain; a) Mengurangi tingkat kemiskinan dan kelaparan, b)
Mencapai pendidikan dasar universal, c) Mengurangi angka kematian balita, d)
Meningkatkan kesehatan ibu, serta e) Memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria, dan
penyakit-penyakit lainnya.
       Program Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF periode 2006-2010 ditandatangani oleh
Pemerintah RI yang diwakili oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas dan UNICEF Representative for Indonesia pada tanggal 26
Januari 2006. Dalam perjanjian ini, Bappenas merupakan institusi yang bertanggung jawab
sebagai koordinator nasional. Untuk mengakomodasi upaya re-focusing dan konvergensi
serta menjawab berbagai tantangan pembangunan, salah satu rekomendasi tinjauan tengah
program (MTR) tahun 2008 adalah pengelompokan program semula 7 menjadi 4
kelompok. Kelompok program yang baru adalah: (a) Program Kelangsungan Hidup dan
Perkembangan Anak (Child Survival & Development), (b) Program Pendidikan dan
Perkembangan Remaja (Education and Adolescent Development), (c) Program Kebijakan
Sosial dan Perlindungan Anak (Social Policy & Child Protection), dan (d) Program



                                                                                     12
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Komunikasi (Communication). Perubahan pengelompokan program tersebut tidak
berdampak pada struktur Pokja di pusat dan Tim KHPPIA di daerah.
      Lokasi program mencakup 14 propinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera
Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara Utara, Papua Barat, dan
Papua. Dalan keadaaan emergency, kerjasama ini dapat menjangkau daerah diluar provinsi
kerjasama RI-UNICEF, seperti pada tahun 2008 membantu korban gempa DI Yogyakarta
dan Sumatera Barat.
       Seperti diamanatkan oleh perjanjian kerjasama (CPAP) dan Surat Keputusan (SK)
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. KEP
023A/M.PPN/03/2008 (terlampir), Bappenas sebagai koordinator bertanggung jawab
dalam mengkoordinasikan perencanaan tahunan, pemantauan di pusat dan daerah antara
lain dilakukan melalui pertemuan 3 bulanan, monitoring rutin di daerah lokasi kerjsama,
monitoring tengah tahunan, evalusi akhir tahun, evaluasi tengah program dan evaluasi
akhir. Koordinasi ini meliputi koordinasi manajemen dan substansi ketujuh program
kerjasama tersebut diatas. Koordinasi dilakukan di tingkat pusat maupun tingkat daerah.
Institusi yang terlibat dalam kerjasama antara lain Departemen Dalam Negeri, Departemen
Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Sekretariat Negara,
Polisi Republik Indonesia, Komite Perlindungan Anak (KPA) dan lembaga sosial
kemasyarakatan (LSM) serta pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota.
         Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat (KGM), Bappenas bertanggung jawab
untuk menjamin pelaksanaan kegiatan, dan menjaga sinkronisasi pelaksanaan mengingat
banyak institusi yang terlibat dalam kerjasama ini. Melalui Sekretariat Kerjasama Program
Kerjasama RI-UNICEF 2006-2010, Direktorat KGM bertugas mengkoordinasikan secara
terarah penyusunan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program kerjasama.
Disamping itu, mempersiapkan materi dan jadwal kegiatan untuk Tim Pengarah dan Tim
Teknis, mempersiapkan pelaksanaan tinjauan tahunan, tinjauan tengah program dan
tinjauan akhir, menyiapkan laporan pelaksanaan program kerjasama, dan mempersiapkan
dukungan teknis dalam pelaksanaan program kerjasama di Pusat dan Daerah.
B. Tujuan
         Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan program seperti tercantum dalam
perjanjian kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF tahun 2006-2010, maka tujuan umum
koordinasi strategis adalah untuk meningkatkan koordinasi lintas institusi baik pemerintah
maupun non pemerintah, lintas program dan lintas wilayah dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF
tahun 2009. Sedangkan tujuan khusus adalah (a) Melakukan identifikasi permasalahan dan
capaian dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan; (b) menyusun rekomendasi hasil
pemantauan pelaksanaan kegiatan tahun 2008, dan; (c) menyusun rekomendasi kebijakan
perencanaan kegiatan untuk tahun 2009.




                                                                                        13
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
C. Ruang Lingkup Kegiatan
      Ruang lingkup kegiatan pengelolaan program kerjasama pemerintah RI-UNICEF 2010
ini adalah:
     11. Melakukan koordinasi dalam perencanaan program tahunan di tingkat pusat
     12. Melakukan pemantauan program kerjasama lintas sektor di tingkat pusat secara
         rutin
     13. Bersama-sama departemen/lembaga teknis tingkat pusat melakukan pemantauan
         dan kunjungan lapang pelaksanaan program kerjasama di tingkat propinsi dan
         kabupaten/kota lokasi kerjasama
     14. Melakukan evaluasi pelaksanaan program kerjasama tahun 2010.
     15. Memberikan dukungan operasional pengelolaan kerjasama kepada Tim Pengarah
         Pusat, Tim Teknis Pusat, Tim Fasilitasi dan Sekretariat Program Kerjasama RI-
         UNICEF
D. Keluaran
      Hasil yang akan dicapai dalam kegiatan koordinasi ini adalah sebagai berikut:
     11. Rencana Kerja Tahunan (Annual Work Plan = AWP) program Kerjasama RI-UNICEF
         2010
     12. Pertemuan dan laporan evaluasi akhir tahun program kerjasama RI-UNICEF tahun
         2009
     13. Rumusan tentang rekomendasi dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi ditingkat
         daerah
     14. Terlaksananya koordinasi dalam pelaksanaan Program Kerjasama RI-UNICEF
         dengan lancar.




E. Metodologi
      Pelaksanaan koordinasi strategis Pengelolaan Program Kerjasama Pemerintah RI –
UNICEF Tahun 2006-2010 dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut:
   1.     Melakukan pertemuan koordinasi setiap triwulan bagi Kelompok Kerja (POKJA)
          secara rutin, untuk mendapatkan laporan pelaksanaan kegiatan dan membahas
          permasalahan yang dihadapi.
   2.     Melakukan pertemuan koordinasi khusus untuk membahas isu-isu lintas pokja
          maupun lintas program dengan melibatkan Tim Pengarah
   3.     Melakukan kunjungan lapangan dan fasilitasi ke pemerintah daerah maupun ke
          masyarakat dan unit pelayanan.
   4.     Melakukan kegiatan peningkatan kapasitas SDM atau pelatihan.
    5.      Melakukan pertemuan koordinasi tinjauan tengah program (mid-term review) dan
            tinjauan akhir tahun (annual review) dalam rangka perumusan permasalahan dan
            alternatif pemecahan.
    6.      Menyusun rencana kerja tahun 2009 dengan mempertimbangkan hasil tinjauan
            tengah program dan tinjauan akhir tahun.

                                                                                      14
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Lokasi pelaksanaan Koordinasi Program Kerjasama Pemerintah RI - Unicef adalah 5
provinsi terpilih, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Selatan, dan Papua.
1.1      LATAR BELAKANG
         salahsatu badan dari nabcdefgKhusus dalam keadaan dapat dilakukan pada,
Sumatera Barat Hal ini sejalan dengan tugas pokok dan fungsi Bappenas dalam
koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan. Pembangunan kesehatan
suatu negara tidak dapat terlepas dari suatu sistem yang disebut dengan Sistem Kesehatan.
Sistem kesehatan ini akan berpengaruh terhadap perencanaan di bidang lainnya seperti
gizi, obat dan makanan. Pada intinya semua perencanaan yang dilakukan, merupakan
seluruh aktifitas yang mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
         Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan kesehatan, gizi, obat
dan makanan adalah kompleksitas upaya-upaya pembangunan yang meliputi bidang
pelayanan kesehatan, penanggulanggan masalah gizi, kefarmasian, obat, dan keamanan
makanan yang terkait dengan faktor-faktor sosial-budaya, pendidikan, ekonomi dsb. Di
samping itu, perubahan lingkungan strategis secara nasional, terutama dengan struktur dan
mekanisme baru mengenai kepemerintahan dalam kerangka desentralisasi ikut menambah
pelik permasalahan perencanaan kesehatan. Demikian pula, dengan adanya ketentuan
mengenai pembagian urusan dan pembiayaan antara pusat dan daerah, maka perencanaan
kesehatan, gizi, obat dan makanan perlu disesuaikan di setiap daerah. Oleh karena itu,
perencanaan kesehatan harus dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh
dan tanggap terhadap perubahan. Hal ini sejalan dengan tuntutan UU No. 25 tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
          Sebagai respons atas permasalahan tersebut, maka penyiapan rancangan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) bidang kesehatan 2010-2014 telah dimulai dengan
melakukan background study yang telah dilaksanakan pada tahun 2008. Pelaksanaan
kegiatan tersebut telah menghasilkan : 1) permasalahan pembangunan kesehatan, 2) Isu-
isu strategis, 3) arah kebijakan dan sasaran pembangunan kesehatan, dan 4) Indikatif
program dan kegiatan pokok.
         Sesuai dengan Pola Penyusunan Dokumen RPJMN 2010-2014, maka masih
dipandang perlu untuk melakukan kajian lanjutan terhadap isu-isu yang masih diperlukan
pendalaman lebih lanjut khususnya tentang aspek : 1) konfirmasi atas isu strategis, sasaran
dan arah kebijakan pembangunan kesehatan, gizi, obat dan makanan, 2) kajian untuk
penetapan indikator masing-masing program yang teridentifikasi beserta pembiayaannya,
3) rancangan perencanaan kesehatan berdimensi kewilayahan, dan 4) pengawasan obat
dan makanan yang belum tercakup pada kajian tahun 2008.
         Beberapa pertanyaan yang ingin dijawab dalam kajian ini antara lain adalah:
1.           Apakah isu strategis, sasaran, arah kebijakan dan program yang telah disusun
             Bappenas telah sesuai dengan pandangan pengambil keputusan pada mitra
             kerja, dalam hal ini Departemen kesehatan dan Badan POM?
2.           Bagaimana sistem pengawasan mutu obat dan keamanan makanan dapat
             mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat?


                                                                                         15
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
3.          Bagaimana program dan indikatornya dikembangkan untuk mengevaluasi
            keberhasilan program, dan bagaimana dengan pembiayaannya?
4.          Bagiamana rancangan perencanaan program pembangunan kesehatan
            berdimensi kewilayahan disesuaikan dengan arah kebijakan nasional?
        Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya, mempunyai tanggung jawab dalam koordinasi penyusunan rancangan dokumen
perencanaan RPJMN 2010-2014 khususnya bidang yang terkait dengan kesehatan, gizi,
obat dan makanan. Dengan mempertimbangkan lingkup tugas tersebut, maka dipandang
perlu untuk melakukan kegiatan kajian yang merupakan kelanjutan dari kajian tahun 2008
yaitu penyusunan Background Study Pembangunan Kesehatan dan Gizi 2010-2014, yang
akan menjadi masukan dalam penyusunan draft RPJM 2010-2014 Bidang Kesehatan dan
Gizi Masyarakat.

1.2     TUJUAN
        Tujuan umum dari kajian ini adalah memantapkan rancangan RPJM bidang
kesehatan dan gizi masyarakat tahun 2010-2014, agar sesuai dengan Pola Penyusunan
RPJMN.
Tujuan khusus meliputi :
   1. pemantapan rancangan isu strategis, sasaran dan arah kebijakan
   2. tersusunnya rancangan program, kegiatan, indikator dan pembiayaannya
   3. tersusunnya rancangan perencanaan kesehatan dan gizi berdimensi kewilayahan.
   4. terlaksananya telaahan bidang pengawasan obat dan makanan yang akan
        melengkapi rancangan
Hasil kajian akan menjadi bahan masukan dalam RPJMN 2010-2014.

1.3      RUANG LINGKUP
         Ruang lingkup kegiatan meliputi :
1.    Melakukan sintesis terhadap hasil Background study Pembangunan kesehatan dan gizi
      2010-2014.
2.    Melakukan kajian terkait terhadap isu strategis dan arah kebijakan
3.    Melakukan kajian terkait pengawasan obat dan makanan,
4.    Menyelenggarakan kajian terhadap rancangan program, kegiatan dan indikator bidang
      kesehatan dan gizi masyarakat.
5.    Menyelenggarakan kajian terkait perencanaan wilayah di bidang kesehatan dan gizi
      masyarakat

1.4    KELUARAN (OUTPUT)
Keluaran dari Kajian Perencanaan Kesehatan dan Gizi ini adalah tersusunnya rekomendasi
     kebijakan yang akan menjadi bahan utama dalam perumusan:
(1)     Rancangan RPJM bidang kesehatan dan gizi masyarakat 2010-2014 dengan mitra
        pelaksanan Departemen Kesehatan; dan
(2)     Rancangan RPJM bidang kesehatan dan gizi masyarakat 2010-2014 dengan mitra
        pelaksanan Badan POM


                                                                                      16
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
1.5      KERANGKA PIKIR DAN METODOLOGI KAJIAN
         Kegiatan kajian yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi :
studi literatur, pengumpulan data primer dan sekunder, diskusi, workshop dan kunjungan
lapangan ke beberapa daerah (DIY, Sumbar, Sulsel).
         Serial diskusi intensif melalui pertemuan-pertemuan dengan mitra kerja sesuai isu
pembangunan kesehatan termasuk dalam perumusan program dan kegiatan pembangunan
kesehatan 2010-2014.




                                                                                  Buku I :

                                                                                 Prioritas &
                                                                                Pembangunan
                                                                                  Nasional




                                                                                  Buku II :

                                                RPJM 2010-2014                   Prioritas &
                                                     Sub Ba:                    Pembangunan
                                                K
                                                Kesehatan dan Gizi              Bidang K/LK/
                                                                                      L



                                                                                  Buku III :

                                                                                    Aspek
                                                                                Pengembangan
           Background Study 2008                                                   Wilayah


              Kajian melalui Serial Diskusi :
               Pengawasan Obat dan Makanan
               Pembangunan Kesehatan Berdimensi Wilayah
               Program, Indikator, dan Target
               Isu Strategis dan Arah Kebijakan Pembangunan
                    Kesehatan dan Gizi




                                                                                               17
L
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
BAB III
      KEGIATAN YANG DILAKUKANHASIL KEGIATANKEGIATAN YANG DILAKUKAN



        Pelaksanaan program kerjasama Pemerintah RI dengan UNICEF periode 2011-2015
dilandasi oleh kerangka konsep yang disebut Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
Dini, yaitu suatu proses membangun manusia sejak dini untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di Indonesia melalui upaya Kelangsungan Hidup, Perkembangan,
Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA). Mengingat program kerjasama dimaksud merupakan
bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat
Indonesia, maka program kerjasama ini dilihat sebagai prioritas penting dalam
pembangunan (termasuk pembangunan daerah). Bantuan UNICEF dipandang sebagai
stimulan dan pendukung untuk mendorong dan meningkatkan kualitas program-program
pembangunan SDM Dini yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.


                                                                                 18
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Fokus area kerjasama dibagi atas 56 bagian utama yaitu Perkembangan dan
Kelangsungan Hidup Anak, Pendidikan Dasar dan Kesetaraan GenderPerkembangan
Remaja, HIV/AIDS dan Anak-anak, Perlindungan Anak,: Pencegahan dan Respon terhadap
Perlakuan Salah, Kekerasan, dan Eksploitasi terhadap Anak, danserta Kebijakan, Advokasi
dan Kemitraan bagi Hak-hak Anak. Selanjutnya fokus area dibagi atas 67 ruang lingkup
program kerjasama, yaitu: (1) Kesehatan dan Gizi, (2) Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan, (3) Pendidikan dan Perkembangan Remaja, (4) Penanggulangan HIV/AIDS,
(45) Perlindungan Anak, (56) Kebijakan Sosial dan PemantauanPerencanaan, Monitoring,
dan Evaluasi serta (76) Komunikasi, Mobilisasi Sumber Daya dan Kemitraan. Setiap
program terdiri dari beberapa kegiatan utama, pelaksanaannya dilakukan di tingkat pusat
dan daerah. (ggambar 1).
        Program kerjasama menjadicakup 14 provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara Utara, Irian
JayaPapua Barat, dan Papua (gambar 2). Dalan keadaaan emergency, kerjasama ini juga
meliputi daerah-daerah yang mengalami bencana seperti saat terjadi gempa di Sumatra
Barat, DI Yogyakarta dan lain-lain.




                                                                                    19
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Gambar 1:. Struktur Program Kerjasama Pemerintah RI – UNICEF Tahun 2011-2015

                                                             STRUKTUR PROGRAM

                                                            Program Kerjasama RI-UNICEF
                                                                     2011-2015



  Kebijakan Sosial dan             Kelangsungan Hidup dan      Pendidikan dan Perkembangan    Perlindungan Anak              Komunikasi
  Pemantauan (Social               Tumbuh Kembang Anak            Remaja (Education and        (Child Protection)    (Communication, Resource
 Policy and Monitoring)               (Child Survival and        Adolescents Development)                           Mobilisation and Partnerships)
                                        Development)

                                                                                             Kebijakan Sosial
Kebijakan Sosial                                             Kebijakan Sosial                dan Pemantauan          Kebijakan Sosial
dan Pemantauan                  Kebijakan Sosial             dan Pemantauan                  (Social Policy          dan Pemantauan
(Social Policy                  dan Pemantauan               (Social Policy and              and                     (Social Policy
                                (Social Policy               Monitoring)Pengua               Monitoring)Peng
Kebijakan Sosial                and                          tan sistem pada
dan Pemantauan                  Monitoring)Peng              kualitas                                                Kebijakan Sosial
(Social Policy                                                                                                       dan Pemantauan
                                Kebijakan Sosial             Kapasitas                       Kebijakan Sosial        (Social Policy
and
                                dan Pemantauan               kelembagaan pada                dan Pemantauan          and
                                (Social Policy               kebijakan,                      (Social Policy
Kebijakan Sosial
                                and                          keuangan,                       and
dan Pemantauan
                                Monitoring)Kapa              perencanaan dan                 Monitoring)Siste        Kebijakan Sosial
(Social Policy
                                sitas                        penganggaran                    m informasi             dan Pemantauan
and
                                kelembagaan                  Kebijakan Sosial                manajemen               (Social Policy
Monitoring)Anali
                                pada kebijakan,                                                                      and
                                                             Kebijakan Sosial
Kebijakan Sosial                                             dan Pemantauan                  KesiapKebijakan
dan Pemantauan                  Kebijakan Sosial             (Social Policy and              Sosial dan
(Social Policy                  dan Pemantauan                                               Pemantauan              Kebijakan Sosial
                                                             Monitoring)Transis
and                             (Social Policy                                                                       dan Pemantauan
                                                             i dari pendidikan
Monitoring)Kapa                 and                                                                                  (Social Policy
sitas                           Monitoring)Peng              Kebijakan Sosial
kelembagaan                     embangan model               dan Pemantauan
                                                             (Social Policy and
Kebijakan Sosial                KesiapKebijakan
                                                             Monitoring)Pembe
dan Pemantauan                  Sosial dan
(Social Policy                  Pemantauan
                                                             KesiapKebijakan
and
                                                             Sosial dan
Monitoring)Kemi
                                                             Pemantauan                                                                 20
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Gambar 2:. Wilayah Daerah Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF 2011-2015




                                                                                                              21
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Bantuan UNICEF terdiri daridiberikan dalam bentuk dana, barang perlengkapan dan
bantuan teknis, ketiga jenis bantuan tersebut dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan seperti :
(1) manajemen program; (2) pelatihan dan orientasi; (3) komunikasi, informasi dan edukasi;
(4) monitoring dan evaluasi; (5) barang yang berkaitan dengan tujuan program, dan (6)
bantuan teknis.
        Pengelolaan pelaksanaan program kerjasama di pusat dan daerah dilakukan sesuai
pentahapan dalam siklus manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan
evaluasi. Pengorganisasian program kerjasama dilakukan dengan membentuk Tim Koordinasi
yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Teknis di tingkat pusat, Tim Kelangsungan Hidup
Pertumbuhan dan Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA) Provinsi, serta Tim KHPPIA
Kabupaten/Kota. Tim Koordinasi baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah tersebut
secara teknis didukung oleh Sekretariat KHPPIA. Mekanisme koordinasi antara Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dilakukan melalui Rapat Koordinasi di tingkat pusat dan di tingkat provinsi
(Gambar 3).


Gambar 3:. Bagan Organisasi Program Kerjasama




        Berdasarkan ruang lingkup program kerjasama, pada Tim Teknis Pusat dibentuk 5
(lima) Kelompok Kerja (Pokja), yaitu: Pokja Advokasi Kebijakan dan Kemitraan Hak Anak, Pokja
Kelangsungan Hidup dan Tumbuh Kembang Anak, Pokja Pendidikan, Pokja Perlindungan Anak,
dan Pokja Komunikasi. Masing-masing Pokja diketuai oleh Pejabat Eselon II Bappenas, anggota
Pokja adalah eEselon II dari instansi/lembaga Pemerintah terkait. Tugas Pokja sebagaimana
tercantum dalam Pedoman Umum adalah: (a) Menyusun Pedoman/panduan bagi pelaksanaan

                                                                                           8
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
program di Pusat dan daerah; (b) Mengkoordinasikan perencanaan kerja tahunan (annual
work plan); (c) Melaksanakan asistensi dan fasilitasi program ke daerah; (d) Melakukan
pengkajian dan pengembangan dalam rangka mendukung program kerjasama; (e) Melakukan
monitoring dan evaluasi program kerjasama, dan (f) Menyusun laporan kerjasama di pusat dan
daerah secara periodik berdasarkan kerjasama, keluaran dan indikator sebagaimana tercantum
dalam rencana kerja.

      Laporan pelaksanaan kegiatan program kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF sepanjang
tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Kegiatan koordinasi strategis program kerjasama pemerintah RI – Unicef Tahun 2006-2010
mendapatkandilaksanakan dengan mendapat dukungan dari 2 sumber pembiayaan yaitu DIPA
Bappenas dan Unicef. Adapun , laporan dari pelaksanaan . kKegiatan adalah sebagai berikut
tersebut antara lain meliputi :




2.1 Pertemuan Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) (15-16 Januari
   2009)


2.2 Pertemuan Gizi (5 Februari 2009)


2.3 Pertemuan Mengenai Rekening Hibah (9 Februari 2009)


2.4 Workshop Draft RPJMN Perlindungan Anak (26-27 Februari 2009)


2.5 Rapat Kerja Kuartal I Program HIV/AIDS (3 Maret 2009)


   Rapat bertujuan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan AWP 2009 program HIV/AIDS,
permasalahan yang dihadapi, serta tindak lanjut yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah
tersebut dan menginformasikan rekomendasi utama Forum Koordinasi Perencanaan &
Penganggaran tgl 26 Februari 2009


Hasil diskusi pada pertemuan tersebut adalah sebagai berikut::
    a. Harus mulai dilaksanakannya rekomendasi Lokakarya Nasional Forum Perencanaan
         dan Penganggaran Penanggulangan HIV/AIDS 26 Februari 2009, yaitu perumusan
         konsep kebijakan penanggulangan HIV/AIDS untuk rancangan RPJMN 2010-2014,
         evaluasi komprehensif pelaksanaan RAN Penanggulangan HIV/AIDS tahun 2007-2010
         dan penyusunan RAN Penanggulangan HIV/AIDS tahun 2010-2014 yang terintegrasi
         dalam RPJMN 2010-2014.
                                                                                         9
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
b. Salah satu langkah untuk memulai pelaksanaan dari rekomendasi loknas tersebut
         adalah akan dilaksanakan roadshow dan technical assistance ke Papua, Papua Barat
         dan Jawa Timur oleh perwakilan dari Dit.KGM Bappenas, KPAN, Dit.Kesibu Depkes)
         pada pertengahan bulan Mei 2009.
    c. PMTCT merupakan salah satu program penanggulangan HIV/AIDS yang penting
         terutama bagi ibu dan anak, namun program tersebut pada list activities GF ATM Round
         8 belum banyak tercakup.
    d. Perlunya pencarian sumber dana untuk membiayai program PMTCT di Papua, Papua
         Barat dan Jawa Timur, salah satunya melalui pengajuan proposal program PMTCT ke
         program grant yang ditawarkan oleh KPAN yang akan disusun oleh Depkes.
    e. Perlunya penyiapan document yang akan dimasukkan pada list activities GF ATM round
         9 (deadline minggu pertama bulan April).
    f.   Lima mainstreaming pada comprehensive plan of action di Papua:
         •   Education for all
         •   Policy management
         •   Curriculum
         •   Training guru
         •   Kemitraan dengan berbagai sector dan donor
         Dari lima mainstreaming tersebut, program penanggulangan HIV/AIDS dapat
dimasukkan pada kurikulum di sekolah dan policy management.


2.6 Perumusan RPJMN 2010-2014 Bidang Pangan dan Gizi (19-20 Maret 2009)
   Pertemuan ini bertujuan mengevaluasi pencapaian pembangunan pangan dan gizi dalam
kurun waktu 2004-2008, mengidentifikasi isu-isu strategis,       merumuskan konsep arah
kebijakan, prioritas, program dan kegiatan serta indikator kinerja pembangunan pangan dan
gizi, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014. Selain itu, pertemuan
ini merumuskan opsi-opsi penguatan dan positioning pangan dan gizi dalam RPJMN 2010 -2014.
   Isu pokok yang disampaikan antara lain: (a)
   Mengurai dasar filosofis pangan dan gizi, permasalahan pangan dan gizi hingga saat ini
(diuraikan dari penyebab langsung, penyebab tidak langsung, dan akar masalah), dan (b)
pilihan intervensi yang digunakan, serta penguatan 4 pilar (plus 1) yaitu: Kecukupan Gizi;
Keamanan Pangan; Akses pada pangan yang berkelanjutan; Pola hidup sehat; Kelembagaan.


   Konsep awal dari Prof. Soekirman menjadi bahan dasar dalam pengajuan draft RPJMN,
beberapa catatan yang perlu ditambahkan antara lain:
   Perbaikan dan up-dating data yang digunakan baik dari sisi gizi maupun pangan.
                                                                                           10
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Penggunaan istilah ‘ketahanan pangan dan gizi’, untuk mencerminkan lingkup penanganan
gizi dari hulu hingga hilir sesuai amanat UU No. 17/2007 tentang RPJP Nasional.
   Penyederhanaan istilah sehingga lebih mudah dipahami oleh awam dan para pengembil
keputusan.
   Disarankan untuk lebih fokus pada ibu hamil dan bayi di bawah 2 tahun.
   Pengayaan dalam identifikasi masalah, meliputi status gizi, ketahanan pangan, pola hidup
sehat, dan kelembagaan, serta tantangan masa mendatang seperti: adaptasi terhadap
perubahan iklim, trade-off antara pangan-pakan-energi, perdagangan internasional.
   Mempertajam indikator dalam sasaran program serta memperjalas indikator outcome-
output.
   Perlu elaborasi lebih dalam mengenai arah kebijakan dan intervensi, seperti: stabilisasi
harga; peningkatan mutu dan gizi; peningkatan daya saing; pengolahan pangan yang lebih
industrial dengan melibatkan UMKM; serta peningkatan produksi melalui reformasi agraria,
infrastruktur, produktivitas lahan dan tenaga kerja.
   Memperkuat kelembagaan dengan mengganti istilah Dewan Ketahanan Pangan menjadi
Dewan Ketahanan Pangan dan Gizi serta memperkuat peran masyarakat dan swasta.
    Perlu ditambahkan sub-bab khusus mengenai KAIDAH PELAKSANAAN, yang berisi sektor
terkait yang bertanggung jawab dalam Ketahanan Pangan dan Gizi.
   Beberapa usulanDiusulkan mengenai penempatan Bidang Pangan dan Gizi dalam RPJMN
2010-2014 yaitu menjadi bidang tersendiri atau masuk menjadi bagian ke dalam bidang yang
sudah ada khususnya bidang I (Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama) dan IX (Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup). Usulan lain menyebutkan dengan memecah menjadi 2 sub sistem,
sub sistem gizi masuk ke dalam bidang yang I (Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama)
sedangkan sub sistem pangan masuk ke dalam bidang II (Ekonomi). Disamping itu Adapun
masukan lainnya adalah: (a) Disarankan untuk lebih fokus pada ibu hamil dan bayi di bawah 2
tahun, (b) Penggunaan istilah ‘ketahanan pangan dan gizi’, untuk mencerminkan lingkup
penanganan gizi dari hulu hingga hilir sesuai amanat UU No. 17/2007 tentang RPJP Nasional, (c)
Pengayaan dalam identifikasi masalah, meliputi status gizi, ketahanan pangan, pola hidup sehat,
dan kelembagaan, serta tantangan masa mendatang seperti: adaptasi terhadap perubahan iklim,
trade-off antara pangan-pakan-energi, perdagangan internasional., (d) Perlu elaborasi lebih
dalam mengenai arah kebijakan dan intervensi, seperti: stabilisasi harga; peningkatan mutu dan
gizi; peningkatan daya saing; pengolahan pangan yang lebih industrial dengan melibatkan
UMKM; serta peningkatan produksi melalui reformasi agraria, infrastruktur, produktivitas
lahan dan tenaga kerja, dan (e) Perlu ditambahkan sub-bab khusus mengenai KAIDAH
PELAKSANAAN, yang berisi sektor terkait yang bertanggung jawab dalam Ketahanan Pangan
dan Gizi
                                                                                            11
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Sebagai tindakla




         Tindak Lanjut diusulkan :
         pPembentukan Tim Kecil untuk merumuskan kembali rekomendasi lokakarya ini.
Selanjutnya, Tim Kecil ini akan menuliskan draft mengenai Bab Ketahanan Pangan dan Gizi,
selanjutnyauntuk selanjutnya akan menjadi bahan pembahasan pada workshop ke-2
penyusunan RPJMN bidang Pangan dan Gizi yang akan dilaksanakan pada 1 disampaikan pada
minggu-1 bulan April 2009.


2.7 Workshop Posyandu (23 Maret 2009)
   Pertemuan bertujuan untuk identifikasi peran dan tanggung jawab Departemen Kesehatan
dalam menjamin keberlangsungan dan kualitas pelayanan kesehatan dasar di Posyandu
    Isu pokok yang disampaikan antara lain:
    a.    Perumusan tujuan Posyandu yang lebih operasional: apa output dan outcome-nya?
          Dengan demikian, tidak sekedar tujuan visioner (menurunkan angka kematian ibu,
          bayi, dan balita), tapi penetapan tujuan yang lebih spesifik dan dapat diukur
          (measurable) sehingga mudah dimonitoring dan dievaluasi.
    b.    Paket kegiatan Posyandu. Perlu ditinjau lagi relevansi kegiatan Posyandu yang ada
          sekarang ini, sebab kadangkala kegiatan tambahan menjadi lebih prioritas
          dibandingkan kegaiatan pokok (penimbangan). Dengan demikian, perlu klasifikasi
          kegiatan antara pokok dan tambahan. Selain itu, perlu penilaian kapasitas dan
          kapabilitas organisasi Posyandu sehingga dapat ditentukan kelayakan Posyandu untuk
          melakukan kegiatan tambahan.
    c.    Organisasi Posyandu. Perlu disepakati mengenai instansi yang mengelola Posyandu.
          Opsi yang ditawarkan adalah di bawah Pemerintahan Desa dengan bantuan teknis dari
          Puskesmas. Di tingkat nasional hingga kab/kota, Pokjanal Posyandu yang merupakan
          forum koordinasi, perlu lebih di-tegas-kan peran dan fungsi masing-masing instansi.
          Diusulkan, di Departemen Kesehatan sendiri ditunjuk pejabat eselon II yang menjadi
          focal point Posyandu. Selain itu, perlu optimalisasi peran swasta seiring dengan
          menguatnya program CSR (Corporate Social Responsibility), sehingga Posyandu dapat
          dijadikan salah satu alternatif kegiatan.


                                                                                           12
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
d.   Pengelolaan sumber daya pendukung, meliputi pengelolaan kader Posyandu
         (perlunya insentif), sarana pendukung (buku pedoman, paket gizi, alat timbang,
         pelatihan, pelaporan). Selain itu perlu sinkronisasi dengan unit pelayanan lainnya yang
         dikelola oleh lintas sektor terkait, seperti BKB, PAUD, TPA, dan lain-lain.


                           a.   Sebagai Perumusan tujuan Posyandu yang lebih operasional: apa
                                output dan outcome-nya? Dengan demikian, tidak sekedar tujuan
                                visioner (menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan balita), tapi
                                penetapan tujuan yang lebih spesifik dan dapat diukur (measurable)
                                sehingga mudah dimonitoring dan dievaluasi.
                           b. Paket kegiatan Posyandu. Perlu ditinjau lagi relevansi kegiatan
                                Posyandu yang ada sekarang ini, sebab kadangkala kegiatan
                                tambahan menjadi lebih prioritas dibandingkan kegaiatan pokok
                                (penimbangan). Dengan demikian, perlu klasifikasi kegiatan antara
                                pokok dan tambahan. Selain itu, perlu penilaian kapasitas dan
                                kapabilitas    organisasi   Posyandu   sehingga    dapat   ditentukan
                                kelayakan Posyandu untuk melakukan kegiatan tambahan.
   Organisasi Posyandu. Perlu disepakati mengenai instansi yang mengelola Posyandu. Opsi
yang ditawarkan adalah di bawah Pemerintahan Desa dengan bantuan teknis dari Puskesmas.
Di tingkat nasional hingga kab/kota, Pokjanal Posyandu yang merupakan forum koordinasi,
perlu lebih di-tegas-kan peran dan fungsi masing-masing instansi. Diusulkan, di Departemen
Kesehatan sendiri ditunjuk pejabat eselon II yang menjadi focal point Posyandu. Selain itu, perlu
optimalisasi peran swasta seiring dengan menguatnya program CSR (Corporate Social
Responsibility), sehingga Posyandu dapat dijadikan salah satu alternatif kegiatan.
                           c. Pengelolaan sumber daya pendukung, meliputi pengelolaan kader
                                Posyandu (perlunya insentif), sarana pendukung (buku pedoman,
                                paket gizi, alat timbang, pelatihan, pelaporan). Selain itu perlu
                                sinkronisasi dengan unit pelayanan lainnya yang dikelola oleh lintas
                                sektor terkait, seperti BKB, PAUD, TPA, dan lain-lain.
   tTindaklanjut dari pertemuan Lanjut:
   adalah kesepakatan untuk melakukan Akan dilakukan pertemuan lanjutan dengan agenda
menyepakati: (a) Perumusan Paket Pelayanan Posyandu, (b) Pembagian Tugas Pusat-Provinsi-
Kabupaten/Kota-Puskesmas, (c) Organisasi pengelola Posyandu dan (d) Sumber daya
Pendukung (Pusat, Provinsi, Kabupaten/kota), serta (e) mekanisme Koordinasi Pengelolaan
Posyandu.


                                                                                                   13
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
2.8 Pertemuan Tim Fasilitasi Program Kerjasama Pemerintah RI – Unicef Tahun
   2006-2010 (16 April 2009)
   Tujuan dari pertemuan adalah adalah : (a) Sosialisasi Tugas dan Peran Tim Fasilitasi, dan
kesepakatan rencana kerja, (b) Identifikasi kendala dalam mekanisme penge-lolaan dan
koordinasi program di pusat dan KHPPIA di daerah, (c) Membangun sinergi pelaku program,
secara vertikal (pusat dan daerah) dan horizontal (antar anggota), dan (d) Review Umum atas
pelaksanaan kegiatan Kuartal I dan rencana kerja Kuartal II.
Adapun pokok-pokok pembahasan dan kesimpulan pertemuan adalah sebagai berikut:
   a. Peserta menyarankan agar ada pembagian yang jelas mengenai peran dan fungsi antara
        Tim Teknis dan Tim Pengarah, dengan demikian dapat menjalankan koordinasi program
        secara lebih sinergis dan efektif-efisien. Hal lain adalah masih ada kesulitan dalam
        pembinaan teknis (bintek) dan monitoring-evaluasi (monev) oleh instansi pusat dalam
        kegiatan kerjasama di daerah, dengan demikian perlu dibuat tata kerja/mekanisme
        pengelolaan program.
   b. Ditemukan beberapa permasalahan mengenai pendaftaran rekening kerjasama,
        diantaranya karena keengganan pendaftaran rekening oleh instansi pelaksana program
        akibat peraturan perundangan yang masih belum jelas. Salah satu hal yang masih
        membingungkan adalah kewajiban pencantuman hibah dalam mekanisme DIPA K/L
        tersebut.
   c.   Dari pihak Unicef menjelaskan mengenai isu lintas sektoral lainnya yang membutuhkan
        dukungan dari seluruh komponen, yaitu: akan disusunnya Situasi Analisis Nasional
        sebagai bahan dalam penyusunan CPAP termasuk didalamnya kondisi ibu dan anak
        dalam krisis ekonomi global sekarang ini. Selain itu, Unicef pada tahun 2009 akan
        mendukung penyusunan RPJMN 2010-2014 erutama untuk isu pendidikan, kesehatan,
        gizi dan perlindungan anak.
   Sebagai tindaklanjut dari pertemuan ini, antara lain disepakati : (a) penyusunan jadual
bimbingan teknis dan monitoring evaluasi yang diketahui seluruh anggota tim fasilitasi, (b)
Perlu disusun pedoman pemantauan terpadu, (c) Mengembangkan jaringan mailing list dan
website, (d) Mendokumentasikan praktek unggulan, (e) Menyusun pedoman penilaian praktek
unggulan,    (f)    Mengembangkan          perencanaan   berbasis data   (situasi   analisis)   dalam
pengarustamaan praktek unggulan dalam RPJMN/D, (g) Memantau pendaftaran rekening hibah
di tiap instansi pelaksana program, dan (h) Melakukan amandemen Pedoman Umum kerjasama
RI-UNICEF 2006-2010 terkait rekening hibah




                               RENCANA KERJA TIM FASILITASI PUSAT
                                                                                                   14
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
PROGRAM KERJASAMA RI – UNICEF 2006-2010


No             ISU                                               KEGIATAN
1.    Pembinaan teknis dan                a. Disusun jadual bintek dan monev yang diketahui seluruh
      monitoring-evaluasi                       anggota Tim Fasilitasi.
      daerah                              b. Perlu pedoman pemantauan terpadu.
                                          c. Mengembangkan jaringan mailing list dan website.
2.    Praktek unggulan (best              a. Mendokumentasikan praktek unggulan.
      practice)                           b. Menyusun pedoman penilaian praktek unggulan.
                                          c. Menyebarluaskan praktek unggulan.
                                          d. Mengembangkan perencanaan berbasis data (situasi
                                                analisis) dalam pengarustamaan praktek unggulan dalam
                                             RPJMN/D.
3.    Penataan rekening hibah             a. Memantau pendaftaran rekening hibah di tiap instansi
                                                pelaksana program.
                                          b. Mengadakan pertemuan pembahasan hibah RI-Unicef
                                                bersama Depkeu dan BPK.
                                          c. Amandemen Pedum terkait rekening hibah.
2.9 Pertemuan Tim Teknis Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium/GAKY
     (30 Mei 2009)
     Pertemuan bertujuan untuk melakukan evaluasi dan mendapatkan laporan tentang
pelaksanaan kegiatan Tim GAKY sesuai sektor terkait pada kuartal I.
     Beberapa isu yang dibahas antara lain: (a) Laporan tiap instansi/lembaga; (b). Review hasil
Riskesdas 2007; (c). Mekanisme koordinasi Tim GAKY; (d) Pembahasan draft RAN GAKY
2010-2014. Pertemuan dihadiri oleh anggota Tim Fasilitasi dari: Deperin, Depkes, BPOM,
Depdagri, dan staf Unicef.
     Beberapa isu terkait selama pembahasan antara lain:
     a.   Pada tinjauan hasil Riskesdas, penggunaan cut-off point hasil lab/iodometry yang
          seharusnya cukup 15 ppm untuk menentukan garam yodium standar, pada Riskesdas
          2007 digunakan 30 ppm (terlalu tinggi). Hal ini perlu mempertimbangkan bahwa
          standar SNI di tingkat produsen saat ini adalah 30 ppm Kalium Iodat yang ekuivalen
          dengan 15-17 ppm Iodium.
     b.   Terkait dengan hal tersebut, akan dilakukan tinjauan SNI melalui langkah-langkah
          antara lain: (1) surat dari Unicef ke Pemerintah RI tentang tinjauan SNI sekaligus
          rekomendasi dan perbandingan dengan negara-negara lain; (2) dibentuk tim
          pembahasan kandungan garam yodium (dibawah Depkes); (3) berdasarkan
          rekomendasi tim, Depkes menyurati Deperin, mengenai revisi SNI garam beryodium;

                                                                                                    15
 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
(4) membuat Panitia Teknis SNI garam yodium dengan bahan masukan: hasil
         pemantauan dari Deperin, BPOM, dan Depkes (Riskesdas 2007); (5) SNI diharapkan
         keluar, dengan lingkup: mutu garam meja, mutu garam krosok; (6) menyusun petunjuk
         produsen garam beryodium. (7) sosialisasi dan pelatihan pengendalian mutu interdep
         di daerah.
    c.   Untuk mekanisme koordinasi Tim GAKY Pusat, akan dibentuk struktur meliputi: Tim
         Pengarah, Tim Teknis, Tim Fasilitasi, dan Tim Pakar. Adanya 2 struktur baru, yaitu Tim
         Fasilitasi berfungsi mendukung dalam penyiapan konsep kebijakan/kajian, monitoring
         dan evaluasi, pelaporan, dan penguatan sinergi program antar instansi. Sedangkan Tim
         Pakar     berfungsi      dalam        memberi   masukan   dan   saran   dalam   penyusunan
         kebijakan/program berdasarkan kajian ilmiah. Selain itu, diharapkan Tim Pakar
         menjadi focal point dalam penanggulangan GAKY di regional tertentu. Usulan Tim
         Pakar ini seperti tersebut dalam lampiran.
    d.   Terkait dalam revitalisasi peraturan penanggulangan GAKY di daerah, akan dikeluarkan
         Permendagri tentang Penanggulangan GAKY dan Larangan Peredaran Garam Tidak
         Beryodium. Peraturan ini berisi antara lain: larangan dan sangsi, pembinaan dan
         pengawasan, serta tanggung jawab. Diharapkan pada bulan Juli 2009 nanti, peraturan
         ini sudah dapat disahkan.
    e.   Dalam rangka penyusunan RAN GAKY 2010-2014, akan dilakukan langkah-langkah
         antara lain: (1) mengumpulkan masukan dari eksternal review; (2) inventarisasi
         kegiatan K/L; (3) menyusun dan menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan masukan
         dari daerah (misal: forum musrenbangnas – mid Mei); (4) Pertemuan koordinasi; (5)
         finalisasi draft pada bulan November 2009.
    f.   Selain hal tersebut di atas, dari hasil Riskesdas 2007 akan dilakukan studi lanjutan
         untuk menjawab pertanyaan, ’mengapa kandungan yodium dalam urin meningkat?’.
         Studi ini didukung Unicef dengan mitra pelaksana BP GAKY, akan dilakukan di
         Karawang, Grobogan, Salatiga, dan Bantul.




                                                                                                 16
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
2.10Rapat Internal Pembahasan TOR (1) (30 Januari 2009)
              Rapat bertujuan untuk mendapatkan masukan awal guna menyempurnakan TOR
       Kajian Perencanaan Kesehatan, Gizi, Obat dan Makanan.. Rapat dihadiri oleh seluruh staf
       Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat.
              Ruang lingkup kegiatan kajian bidang kesehatan dan gizi masyarakat disepakati
       terdiri dari 5 kluster, yaitu:
       1) Pengawasan obat dan makanan
       2) Rencana pembangunan kesehatan berdimensi wilayah
       3) Program, indikator, dan target
       4) Isu strategis dan arah kebijakan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat
       5) Rancangan RPJM bidang kesehatan dan gizi masyarakat


2.11Rapat Internal Pembahasan TOR (2) (6 Maret 2009)
             Rapat dilakukan untuk menyempurnakan TOR Kajian Perencanaan Kesehatan, Gizi,
       Obat dan Makanan. Rapat dihadiri oleh seluruh staf Direktorat Kesehatan dan Gizi
       Masyarakat.
             Kajian akan dilakukan melalui rangkaian serial diskusi yang terdiri dari 5 seri
        dengan rancangan materi pembahasan dan narasumber sebagai berikut :


        Diskusi Seri I
        Tema                        : Pengawasan Obat dan Makanan
        Materi Pembahasan           :
        1.   Isu-isu strategis Obat/Farmasi     (Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc - Dirjen Bina
             Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan)
        2. Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (Dr. Husniah Rubiana Thamrin
             Akib, MS, MKes, SpFK - Kepala Badan POM)
        3. Tantangan Industri Obat dan Farmasi di Indonesia (Ir. Ferry Sutikno, MSc, MBA,
             Ketua Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia)
        4.   Pengawasan Makanan dari Perspektif Pengusaha (Bapak Thomas Darmawan, Ketua
             Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman)
        Moderator          : Dr. Arum Atmawikarta
        Pembahas           : Prof. Iwan Darmansjah (Farmakolog UI), Husna Zahir (Ketua Yayasan
        Lembaga Konsumen Indonesia), Drs. Darodjatun Sanusi, Apt., MBA, (Majelis Penasehat
        Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI))


        Diskusi Seri II
                                                                                            17
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Tema                        : Rencana Pembangunan Kesehatan Berdimensi Wilayah
        Materi Pembahasan           :
        1.   Konsep Perencanaan Pembangunan Berdimensi Wilayah RPJM 2010-2014 (Ir. Max
             H. Pohan, CES., MA - Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
             Bappenas)
        2. Pembangunan Kesehatan Berbasis Wilayah (Prof. Dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH,
             Ph.D - Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia)
        3.   Pemanfaatan Riskesdas dalam Perencanaan Kesehatan Berdimensi Wilayah (Dr.
             Trihono, M.Sc - Kapuslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan
             Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan)
        4. Aspek Kapasitas Fiskal Daerah dalam Perencanaan Pembangunan (Prof. Dr.
             Mardiasmo, Ak., MBA - Dirjen Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan)
        Moderator          : Dr. Arum Atmawikarta
        Pembahas           : Dr. I Made Suwandi, M.Soc.Sc (Direktur Urusan Pemerintahan Daerah,
        Departemen Dalam Negeri), Dr. Ir. Dewi Sawitri, MT (Departemen Teknik Planologi
        ITB), dr. Adang Bachtiar, MPH, D.Sc (IAKMI)


        Diskusi Seri III
        Tema                        : Program, Indikator, dan Target dalam RPJMN 2010-2014
        Materi Pembahasan           :
        1. Penetapan Indikator dan target (Prof. Purnawan)
        2. Pembiayaan Program Kesehatan (Prof. Ascobat Gani)
        3. Hasil Riskesdas untuk mengukur pencapaian pembangunan kesehatan (Badan
             Litbangkes Depkes)
        4. Ketersediaan data bersumber Profil Kesehatan untuk mengukur pencapaian
             pembangunan kesehatan (Kepala Pusdatin Depkes)
        Panel presentasi            :
        1. Penyajian Matriks Program, Kegiatan, Indikator, dan Target Departemen Kesehatan
             (Kepala Puskabangkes Depkes)
        2. Penyajian Matriks Program, Kegiatan, Indikator, dan Target Badan POM
        Moderator          : Dr. Arum Atmawikarta


        Diskusi Seri IV
        Tema                        : Isu Strategis dan Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan
                                        dan Gizi Masyarakat
        Materi Pembahasan           :
                                                                                             18
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
1. Rancangan RPJMN Kesehatan 2010-2014 (Bappenas)
        2. Gagasan untuk pengembangan Renstra Depkes 2010-2014 (Depkes)
        3. Gagasan untuk pengembangan Renstra BPOM 2010-2014 (Badan POM)
        Moderator          : Dr. Arum Atmawikarta
        Pembahas           :
        1. DR. Adang Bachtiar - IAKMI
        2. Prof. Ascobat Gani
        3. Prof. Laksono
        4. Dr. Broto Wasito
        5. Prof. Soekirman
        6. Dr. Hapsara
        7. Yulfita Rahardjo
        8. WHO
        9. World Bank
        10. Perwakilan dari Legislatif


        Diskusi Seri V
        Tema                        : Rancangan RPJM Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat
        Materi Pembahasan           : Sosialisasi dan Uji Publik Rancangan RPJM Bidang Kesehatan
                                dan Gizi Masyarakat




2.12Pelaksanaan Diskusi Seri 1 (31 Maret 2009)
       Tema      : Pengawasan Obat dan Makanan
       Tujuan
       1. Melakukan identifikasi masalah dan tantangan di bidang obat dan farmasi yang
           meliputi ketersediaan, distribusi, dan keterjangkauan obat.
       2. Mengenali berbagai isu global terkait industri obat dan farmasi di Indonesia dan
           alternatif langkah antisipasinya.
       3. Mengidentifikasi isu-isu strategis terkait obat dan makanan
       4. Mengenali sistem pengawasan mutu obat dan makanan di Indonesia, termasuk
           strategi dan arah kebijakan untuk mendukung upaya penguatannya


       Keluaran (Output)
                                                                                                   19
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Diperolehnya isu-isu strategis, alternatif strategi, dan rekomendasi kebijakan untuk
       pengawasan obat dan makanan di Indonesia dalam melengkapi rancangan RPJMN 2010
       – 2014.


       Lingkup Pembahasan
       1.   Topik : Isu-isu Strategis Obat/Farmasi
            1) Bagaimana situasi ketersediaan dan akses masyarakat terhadap obat esensial?
            2) Apa masalah dan tantangan dalam penyediaan dan pengelolaan obat?
            3) Bagaimana peran dan kapasitas pemerintah (pusat dan daerah) dalam
                 penyediaan dan pengelolaan obat publik?
            4) Bagaimana strategi pemerintah dalam menjamin ketersediaan obat esensial
                 dengan harga terjangkau dan berkesinambungan?
            5) Apa isu-isu strategis, sasaran dan arah kebijakan serta program-program di
                 bidang obat dan farmasi?
            6) Apa dukungan peraturan perundangan untuk menjamin ketersediaan dan
                 keterjangkauan obat?
            7) Apa indikator yang digunakan dan target yang akan dicapai pada RPJM
                 2010-2014?
            8) Hal-hal lain yang dianggap penting dan relevan.


       2.   Topik : Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan
            1) Bagaimana situasi gambaran umum terkait mutu, keamanan dan khasiat obat
                 dan makanan di Indonesia?
            2) Apa masalah dan tantangan dalam penerapan pengawasan obat dan makanan?
            3) Bagaimana peran dan kapasitas BPOM dan jaringannya dalam penerapan sistem
                 pengawasan obat dan makanan?
            4) Apa isu-isu strategis, kebijakan dan strategi penguatan sistem pengawasan obat
                 dan makanan untuk menjamin mutu dan keamanan obat dan makanan yang
                 beredar di masyarakat?
            5) Apa dukungan peraturan perundangan untuk menjamin pengawasan dan mutu
                 obat?
            6) Apa indikator yang digunakan dan target yang akan dicapai pada RPJM
                 2010-2014.?
            7) Isu-isu lain yang dianggap penting dan relevan


       3.   Topik : Antisipasi isu global industri obat dan farmasi di Indonesia
                                                                                             20
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
1) Apa tantangan dan masalah industri obat dan farmasi saat ini?
            2) Bagaimana antisipasi industri obat dan farmasi dalam menghadapi isu global?
            3) Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk mengantisipasi bahan baku obat yang
                saat ini masih bergantung pada impor?
            4) Bagaimana keterjangkauan harga obat di Indonesia?
            5) Bagaimana implementasi GMP pada industri obat di Indonesia?
            6) Bagaimana peran swasta dalam meningkatkan akses obat esensial yang
                terjangkau masyarakat?
            7) Bagaimana kualitas sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia dari
                perspektif pengusaha farmasi?
            8) Apa pandangan pengusaha farmasi untuk meningkatkan peran Depkes dan BPOM
                dalam penyediaan dan pengelolaan obat?
            9) Isu-isu lain yang dianggap penting dan relevan.


       4.   Topik : Pengawasan Makanan dari Perspektif Pengusaha
            1) Bagaimana masalah dan tantangan dalam menjamin keamanan produk pangan?
            2) Bagaimana implementasi GMP pada industri makanan dan minuman di
                Indonesia?
            3) Bagaimana penerapan sistem pengawasan makanan dari perspektif pengusaha?
            4) Langkah-langkah apa yang ditempuh industri untuk menjamin keamanan produk
                pangan?
            5) Apa pandangan pengusaha makanan dan minuman untuk meningkatkan peran
                Depkes dan BPOM dalam menjamin keamanan produk pangan?
            6) Isu-isu lain yang dianggap penting dan relevan


       Peserta Serial Diskusi
       Peserta serial diskusi 1 terdiri dari perwakilan Departemen Kesehatan, Badan POM,
       Departemen Perdagangan, perusahaan farmasi, Direktorat KP3A, Direktorat KPPO, dan
       Direktorat Agama dan Pendidikan Bappenas




       Agenda Acara




                                                                                             21
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
WAKTU
                                                              ACARA
           (WIB)
         08.30-09.0       Registrasi Peserta
              0
           09.00 –        Pembukaan
            09.15         Dr. Arum Atmawikarta, SKM, MPH, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
                          Bappenas
         09.15-10.4       Paparan Pembicara
               5
                          1. Isu-isu Strategis Obat/Farmasi
                               Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
                               Kesehatan, Departemen Kesehatan
                          2. Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan
                               Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, MKes, SpFK, Badan Pengawasan
                               Obat dan Makanan
                          3.   Antisipasi Isu Global Industri Obat dan Farmasi di Indonesia
                               Ir. Ferry Sutikno, MSc, MBA, Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia
                          4. Pengawasan Makanan dari Perspektif Pengusaha
                               Bapak Thomas Darmawan, Ketua Asosiasi Pengusaha Makanan dan
                               Minuman

         10.45-11.0       Coffee Break
             0
         11.00-12.0       Diskusi Panel
               0
                          Moderator:
                          Dr. Arum Atmawikarta, SKM, MPH, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
                          Bappenas


                          Pembahas:
                          1. Prof. Dr. Iwan Darmansjah, SpPK (K), Farmakolog Fakultas Kedokteran
                               UI
                          2. Husna Zahir, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
                          3. Drs. Darodjatun Sanusi, Apt., MBA, Majelis Penasehat Pengurus Pusat
                             Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)
         12.00-13.0       Diskusi Umum
              0
            13.30         Penutupan

                                                                                                   22
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
(dilanjutkan dengan makan siang)
2.1.     PROGRAM ADVOKASI POKJA ADVOKASI KEBIJAKAN SOSIAL DAN KEMITRAAN HAK
         ANAK
        Program ini menekankan pada dukungan pencapaian RPJMN 2010-2014 pada aspek
peningkatan kesejahteraan dan hak-hak ibu dan anak melalui pendekatan ekuitas di tingkat
nasional dan daerah. Komponen kegiatannya meliputi perencanaan dan penganggaran berbasis
bukti yang berpihak pada anak dengan mengembangkan studi-studi, lokakarya dan seminar
untuk mendiseminasikan isu-isu terkait anak serta memperkuat proses advokasi kepada
pengambil keputusan. Kegiatan-kegiatan pada program ini adalah:
               PEMANTAUANKEMITRAAN HAK ANAKRAPAT KOORDINASI
A.1     Rapat Koordinasi terbatas Kelompok Kerja Perencanaan, Monitoring dan
        Evaluasi (Pokja PME), 19-20 Februari 2010 Adapun pokok-pokok pikiran dan
        tindak lanjut pertemuan tersebut, adalah sebagai berikut:Rapat Koordinasi Awal
        Tahun, membahas agenda pokok antara lain:
• Dokumen pelaporan 2009.
Saat ini sedang dikembangkan kumpulan paparan/presentasi Tinjauan Akhir Tahun 2009 lalu,
dalam bentuk elektronik-book. E-book merupakan proceeding yang memuat target, capaian,
tantangan, dan penganggaran dari pelaksanaan Program Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF
sepanjang tahun 2009. Selain itu juga memuat Praktek Unggulan di 5 instansi Pusat dan Daerah.
Laporan ini akan di up-load pada website Kerjasama RI-UNICEF.
E-book proceeding Kegiatan 2009 ditata dalam lay-out yang menarik. , untuk itu forum
mengusulkan dibuat dalam versi cetak. Diharapkan dokumen ini selanjutnya dapat menjadi
media advokasi/sosialisasi kepada stakeholder pusat dan daerah, khususnya bagi daerah non
kerjasama RI-UNICE. F
o Tindak lanjut: Sekretariat RI-UNICEF di Bappenas akan menindaklanjuti masukan dan
    mempelajari kemungkinan untuk pencetakan.
• Penutupan Field Office (FO) UNICEF di Bandung
Sehubungan dengan penutupan FO UNICEF di Bandung, Bappenas melalui Surat dari Deputi
Bidang SDM dan Kebudayaan telah mengirimkan surat tanggapan kepada UNICEF. Pada surat
tersebut diusulkan perlunya menempatkan 1 orang staf masing-masing di provinsi Jawa Barat
dan Banten, dengan mempertimbangkan kesinambungan kegiatan, advokasi sekaligus
administrasi serta komitmen 5 tahun kerjasama dengan pemerintah daerah. Diinformasikan
oleh staf UNICEF bahwa pertimbangan Bappenas tersebut akan dibahas internal UNICEF pada
akhir Februari 2010 karena pimpinan UNICEF berada di luar negeri.
o Tindak lanjut: Menunggu tanggapan resmi dari UNICEF atas surat Deputi SDM dan
    Kebudayaan Bappenas serta merencanakan pertemuan dengan pihak terkait untuk
    menindaklanjutinya.
• Pembahasan Kerangka Monitoring dan Evaluasi
•
Walaupun instrument monitoring dan evaluasi sudah ada dalam Pedoman Umum
(Pedum), namun pelaksanaannnya dirasakan masih belum efektif,. Kendala umum
penerapannya adalah pemahaman dan kepatuhan stakeholder yang kurang dalam
mengisi format dan         melaporkan laporan serta kurang efektifnya forum-forum
monitoring dan evaluasi di daerah.
Salah satu upaya untuk meningkatkan efektifitas monitoring dan evaluasi adalah
pengembangan website Program Kerjasama. Diharapkan arus pelaporan dari K/L di
                                                                                          23
 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Pusat dan SKPD di daerah melalui media ini menjadi lebih lancar dan rutin. Untuk itu,
akan dilakukan pengembangan website antara lain melalui: Pelatihan Admin Pusat dan
Daerah sebagai focal point pengisian data pelaporan kegiatan/program, pengembangan
pedoman umum admin, serta pemeliharaan situs dan jaringan Program Kerjasama.
Pelatihan direncanakan pada bulan Maret 2010 untuk K/L Pusat. Sedangkan untuk
daerah, akan dilakukan 2 kegiatan, yaitu pengiriman Pedoman Admin dan pelatihan
untuk Admin daerah.
o Tindak lanjut: (a) pembahasan intensif untuk menyempurnakan kerangka
    monitoring dan evaluasi dalam Pedum; (b) penyiapan pelatihan admin website
    menyangkut: materi pelatihan, mentor, dan penyelenggaraan lapangan; (c)
    perbaikan rutin situs Program Kerjasama;
• Penataan Rekening Hibah.
•
Saat ini masih banyak K/L belum mendaftarkan rekeningnya ke Kementerian Keuangan
sesuai Permenkeu No. 57/2007 yang mengatur tentang pengelolaan rekening milik
kementerian negara/lembaga/kantor/satuan kerja. Bappenas sudah mengirimkan surat
pemberitahuan di tahun 2009 lalu. Saat ini baru BPS yang sudah terdaftar, sedangkan
Kemendagri, Kemensos, dan Kemendiknas masih dalam proses.
o Disepakati, UNICEF akan ikut mendorong K/L yang mengelola rekening Kerjasama
    RI-UNICEF untuk mulai di proses pendaftarannya ke Kemenkeu. Disamping itu,
    pengelolaan rekening hibah diusulkan menjadi salah satu materi dalam pelatihan
    HACT/FACE pengelola keuangan Program Kerjasama RI-UNICEF di setiap K/L.
o Tindak lanjut: (a) Sekretariat akan mengirimkan kembali softcopy Surat Bappenas
    tahun 2009 mengenai pemberitahuan pengelolaan rekening hibah ke UNICEF, (b)
    menjadi salah satu Tupoksi tambahan bagi staf UNICEF dalam pelaksanaan program
    di K/L. (c) penyiapan materi pengelolaan rekening hibah untuk pelatihan HACT/FACE
• Pengembangan ASIA.
Secara resmi telah menjadi salah satu instrumen perencanaan daerah melalui Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 25 tahun 2009 tentang pedoman penyusunan APBD tahun
2010. Di tahun 2010 akan dilakukan sosialisasi ASIA di seluruh Indonesia baik dengan
pengiriman Petunjuk Teknis maupun lokakarya nasional. Untuk mendukung hal
tersebut, saat ini telah dikembangkan pilot project di Polman (Sulbar) dan Solo (Jateng).
o Tindak lanjut: (a) pertemuan Tim Fasilitasi Pusat di Ditjen. Bangda; (b) asistensi di 2
    daerah pilot; (c) pendampingan di daerah untuk integrasi ASIA dalam perencanaan
    pembangunan daerah.
• Penyusunan CPAP 2011-2015.
Country Program Action Plan (CPAP) merupakan dokumen acuan program kerjasama
lima tahunan UNICEF dan pemerintah. Sehubungan dengan penyusunan CPAP untuk
periode 2011-2015, akan dilakukan serangkaian kegiatan, yaitu: (a) diskusi internal
UNICEF (Januari-Maret), (b) pertemuan/lokakarya dengan Pemerintah Pusat dan Daerah
serta penulisan draft CPAP (Maret-Juni), serta (c) pembahasan final CPAP bulan
September 2010.
Rangkaian kegiatan lain untuk mendukung analisa situasi Indonesia pada CPAP adalah
final review program kerjasama 2006-2010 yang akan dipandu oleh konsultan, serta
studi Situasi Analisis (SITAN) Nasional yang saat ini sedang dikembangkan.


                                                                                       24
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
o   Tindak lanjut: penyiapan pertemuan awal penyusunan CPAP 2011-2015 termasuk
    term of reference dan agenda kerja
• Studi SITAN Nasional
Saat ini pelaksanaan studi sudah sampai tahap pengembangan studi lebih lanjut, baik
pengumpulan data, analisis, dan pelaporan.
Pelaksanaan Studi SITAN tidak sesuai waktu yang direncanakan. Untuk itu, forum
mengusulkan agar segera diadakan pertemuan melihat progress terakhir. Dengan
demikian, jika ada kendala teknis dan substantif dapat segera diatasi bersama, dan tidak
mengganggu rangkaian kegiatan berikutnya, seperti pengembangan CPAP 2011-2015.
o Tindak lanjut: (a) memantau perkembangan draft pelaporan studi SITAN dari
    konsultan; (b) persiapan pertemuan Tim Teknis Sitan Nasional.
• Pengembangan Studi Child Budget Analysis
Pertemuan Tim Teknis sudah dilakukan pada awal Februari 2010 lalu. Peserta rapat
menyarankan beberapa hal substansial untuk diperbaiki, yaitu; metodologi, ruang
lingkup studi, dan kebutuhan data.

2.1.1. Studi SITAN Ibu dan Anak
Latar belakang dan Tujuan
       Salah satu strategi pada Kerjasama RI-UNICEF pada periode 2006-2010 adalah
melakukan Studi Situasi Analisa Ibu dan Anak (SITAN). Hal ini perlu dilakukan untuk
menyediakan suatu bukti (evidence based) sebagai acuan merancang kerjasama pemerintah
Indonesia dan UNICEF 5 tahun mendatang (CPAP 2011-2015) yang bersinergi dengan RPJMN
2010-2014. Studi ini dimaksudkan untuk:; (i) mendapatkan informasi mengenai arah
perencanaan secara nasional dan daerah terhadap kebijakan yang berkaitan dengan anak,
anggaran belanja dan kelembagaan; (ii) memberikan gambaran atas kesadaran masyarakat
umum terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh anak dan perempuan; (iii) memberikan
suatu dasar (baseline) untuk studi lanjutan, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat umum
terhadap hak-hak anak dan perempuan.



        Hasil Kegiatan

        Studi telah dilakukan pada tahun 2010 dan hasilnya telah dipresentasikan kepada
Bappenas pada bulan Maret 2011. Studi ini memberikan analisa mendalam tentang
kesejahteraan ibu dan anak serta memberikan rekomendasi kepada pembuat kebijakan untuk
menindaklanjuti strategi pencapaian MDGs. Selain itu studi ini telah merekemondasikan tiga
konsep kertas kebijakan kepada pemerintah Indonesia yaitu:; (i) MDGs dan ekuitas; (ii)
Melaksanakan desentralisasi yang bermanfaat bagi anak Indonesia dan; (iii) Pengelolaan data,
riset dan pengetahuan yang berbasis pada anak.



       Rekomendasi dan Tindak Lanjut
       Rekomendasi dari kegiatan ini adalah agar Bappenas dengan dukungan UNICEF dapat
meningkatkan         komitmen para pembuat kebijakan dengan mengadvokasi dan
mensosialisasikan hasil studi ini. Kemudian Bappenas akan memfinalisasikan tiga konsep kertas
kebijakan sebelum didiseminasikan pada tahun 2012.


                                                                                          25
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Gambar 4: Pembahasan Konsep Kertas Kebijakan
                           SITAN (12 Oktober 2011)




                 Gambar 4:. Pembahasan Konsep Kertas Kebijakan SITAN (12 Oktober 2011)




2.1.2. Studi Dampak Perubahan Iklim dan Migrasi Terhadap Anak
       Latar Belakang dan Tujuan
        Anak-anak merupakan kelompok paling rentan terhadap perubahan iklim yang sedang
terjadi. Mereka dapat menjadi korban akibat minimnya ketersediaan air bersih, terjadinya
bencana alam, penyebaran penyakit dan migrasi (mengungsi karena kehilangan tempat tinggal).
Selama ini studi tentang perubahan iklim yang khususnya menyoroti isu tentang anak sangat
terbatas. Sementara itu kebijakan pemerintah terhadap kelompok rentan belum dimasukkan
pada strategi nasional, dokumen perencanaan atau perundang-undangan. Dengan demikian
perencanaan dan kebijakan pemerintah yang ada tidak cukup untuk mengakomodir hak-hak
dan kepentingan anak akibat terjadinya perubahan iklim.

       Untuk itu diperlukan sebuah studi yang spesifik menyoroti dampak perubahan iklim
untuk menganalisa kecenderungan perubahan iklim dan faktor-faktor bio-fisik dan socsial
ekonomi yang mempengaruhinya. Tujuan dari studi ini adalah mengidentifikasi dampak
perubahan iklim terhadap anak-anak dengan fokus pada gizi dan migrasi serta melihat
kebijakan-kebijakan yang sudah dilakukan. Pelaksana studi dilakukan oleh Nossal Institute

                                                                                         26
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Australia bekerjasama dengan Litbang Kementerian Kesehatan. Kegiatan yang sudah dilakukan
meliputi kunjungan lapangan yang sudah dilakukan pada tanggal 4 – 18bulan Mei 2011 di 3
lokasi yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, dan NTT. Selain kunjungan lapangan, tim terlebih dahulu
melakukan konsultasi dengan Kementerian/Lembaga terkait pada tanggal 6 Mei 2011. Pada
tanggal 18Bulan Mei 2011, tim studi melaporkan hasil studi sementara, sedangkan hasil studi
akhir yang sudah tersusun dilaporkan pada bulan Juli 2011. dilanjutkan pada tanggal 4 Juli 2011
sudah tersusun hasil akhir.



       Hasil Studi
       Hasil dari studi ini telah memberikan beberapa temuan utama, antara lain:; (i)
perubahan iklim dapat mengakibatkan gagal panen sehingga menambah beban kerja kaum Ibu
dan dapat mempengaruhi pemberian ASI pada anak; (ii) kegagalan panen juga mengakibatkan
kaum Ibu beralih mata pencaharian sebagai buruh migran sehingga dapat mempengaruhi pola
asuh pada anak; (iii) Jawa Timur dan NTT merupakan provinsi yang paling rentan terhadap
memburuknya ketahanan pangan akibat perubahan iklim.



       Rekomendasi dan Tindak Lanjut
       Rekomendasi dari studi adalah perlunya dilakukan tindakan sebagai berikut:; (i)
memperkuat surveilans dengan focus terhadap anak; (ii) memfokuskan upaya-upaya
penanganan perubahan iklim pada anak; (iii) meningkatkan komitmen terhadap program gizi
dan kesehatan anak. Kemudian tindak lanjut yang akan dilakukan adalah melakukan diseminasi
akhir pada tahun 2012.

2.1.3.   Studi Kemiskinan Anak (Child Poverty Study)
         Latar Belakang dan Tujuan
        Sejak tahun 2007, UNICEF Indonesia telah mengambil bagian dalam Studi Global
Kemiskinan dan Disparitas Anak yang dilaksanakan melalui pendekatan riset konteks lokal di
47 negara. Studi ini merupakan instrument advokasi kebijakan kritis yang berupaya
mengidentifikasi kelompok masyarakat rentan dan menyediakan rekomendasi pada peraturan,
kebijakan dan program yang dapat mendukung hak-hak anak. Studi ini mengkombinasikan
pendekatan penghasilan (income) dengan pendekatan Bristol Deprivations yang melihat
bagaimana anak-anak dapat memperoleh akses terhadap tujuh dimensi kritis yaitu:; (i) tempat
tinggal; (ii) sanitasi; (iii) air bersih; (iv) informasi; (v) makanan; (vi) pendidikan; dan (vii)
kesehatan.
        Tujuan studi adalah menyajikan analisa berbasis bukti (dari analisis statistik dan narasi
pandangan anak dan pihak terkait) mengenai anak yang hidup dalam kemiskinan dan
mengenali adanya celah dan peluang untuk memperbaiki kebijakan (termasuk alokasi
anggaran) dan pengaturan kelembagaan di tingkat nasional (dan regional) dalam rangka
mendukung terpenuhinya hak-hak anak. UNICEF telah menunjuk Lembaga Penelitian SMERU
untuk melaksanakan kajian ini di Indonesia dan studi ini telah dilaksanakan sejak tahun 2010.
Di tahun 2011, hasil kajian tersebut akan direvisi berdasarkan masukan dari pihak terkait dan
didiseminasikan. Bappenas berperan sebagai fasilitator untuk menjamin agar kajian yang sudah
dilaksanakan telah sesuai dengan kebutuhan kebijakan pemerintah dan siap pakai untuk
mendukung advokasi dan formulasi kebijakan.
                                                                                              27
 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Hasil Studi
        Hasil studi ini telah mengidentifikasi kemiskinan multi-dimensi, yaitu:; (i) sekitar 13.8
juta anak Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan; (ii) prevalensi kemiskinan anak lebih
tinggi daripada kemiskinan secara umum; (iii) hanya sekitar 15% anak yang terbebas dari
ketujuh aspek deprivasi (pendidikan, pekerja anak, kesehatan, tempat tinggal, sanitasi, air,
pendapatan); (iv) >50% anak terdeprivasi dalam satu atau dua aspek deprivasi; (v) dimensi
dengan prevalensi tertinggi: pendapatan (55.8%), sanitasi (35.6%) dan air (35.1%).




        Rekomendasi dan Tindak Lanjut
        Rekomendasi dari hasil studi antara lain:; (i) upaya untuk memperkuat landasan hukum
dan peraturan serta program terkait pemenuhan hak anak – tanpa diskriminasi – perlu terus
dilanjutkan; yang lebih penting lagi adalah penguatan dalam aspek pelaksanaannya; (ii)
penguatan upaya penanggulangan kemiskinan yang lebih fokus pada kemiskinan anak.
Diantaranya melalui penguatan kapasitas rumah tangga dan komunitas; seperti PKH dan PNPM
generasi; (iii) menerapkan cara penargetan yang berbeda, tergantung kondisi daerah; (iv)
meningkatkan kerjasama vertikal (pusat – dearahdaerah) dan meningkatkan peranan
pemerintah daerah dalam menangani kemiskinan anak; dan (v) memperbaiki ketersediaan dan
kualitas data terutama yang terkait dengan perlindungan anak dan deprivasi non-material.
       Tindak lanjut yang telah dilakukan diantaranya:; (i) finalisasi laporan pada September
2011; dan (ii) diseminasi pada China-ASEAN conference on poverty reduction through inclusive
growth (14-16 September 2011) dan children’s conference (17 November 2011).




                    Gambar 5:. Pembahasan Draft Studi Kemiskinan Anak
                    (16 Agustus 2011)Gambar 5: Pembahasan Draft Studi
                    Kemiskinan Anak (16 Agustus 2011)




                                                                                              28
Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011
Konsep laporan akhir ri unicef-2011

More Related Content

Viewers also liked

Program Kerjasama RI-UNICEF, Dit KGM Bappenas
Program Kerjasama RI-UNICEF, Dit KGM BappenasProgram Kerjasama RI-UNICEF, Dit KGM Bappenas
Program Kerjasama RI-UNICEF, Dit KGM BappenasFebriansyah Soebagio
 
KB 3 Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
KB 3 Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatKB 3 Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
KB 3 Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatUwes Chaeruman
 
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatSistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawatpjj_kemenkes
 
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatSistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawatpjj_kemenkes
 
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui dini
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui diniPerbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui dini
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui diniPA_Klaten
 
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidanKepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidanIrfan Nur
 
Program kerjasama bappenas plan
Program kerjasama bappenas   planProgram kerjasama bappenas   plan
Program kerjasama bappenas planOswar Mungkasa
 
Strategi Komunikasi dan Advokasi AMPL
Strategi Komunikasi dan Advokasi AMPLStrategi Komunikasi dan Advokasi AMPL
Strategi Komunikasi dan Advokasi AMPLOswar Mungkasa
 
Konsep laporan akhir batas ruang Semarang Tawang Pekalongan 2015
Konsep laporan akhir batas ruang Semarang Tawang Pekalongan 2015Konsep laporan akhir batas ruang Semarang Tawang Pekalongan 2015
Konsep laporan akhir batas ruang Semarang Tawang Pekalongan 2015kuntosenoadji
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMutiara Shifa
 

Viewers also liked (11)

Program Kerjasama RI-UNICEF, Dit KGM Bappenas
Program Kerjasama RI-UNICEF, Dit KGM BappenasProgram Kerjasama RI-UNICEF, Dit KGM Bappenas
Program Kerjasama RI-UNICEF, Dit KGM Bappenas
 
KB 3 Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
KB 3 Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatKB 3 Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
KB 3 Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
 
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatSistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
 
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatSistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
 
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui dini
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui diniPerbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui dini
Perbup nomor 12 th 2013 ttg pelaksanaan inisiasi menyusui dini
 
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidanKepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
 
Konsep gugus-kendali-mutu
Konsep gugus-kendali-mutuKonsep gugus-kendali-mutu
Konsep gugus-kendali-mutu
 
Program kerjasama bappenas plan
Program kerjasama bappenas   planProgram kerjasama bappenas   plan
Program kerjasama bappenas plan
 
Strategi Komunikasi dan Advokasi AMPL
Strategi Komunikasi dan Advokasi AMPLStrategi Komunikasi dan Advokasi AMPL
Strategi Komunikasi dan Advokasi AMPL
 
Konsep laporan akhir batas ruang Semarang Tawang Pekalongan 2015
Konsep laporan akhir batas ruang Semarang Tawang Pekalongan 2015Konsep laporan akhir batas ruang Semarang Tawang Pekalongan 2015
Konsep laporan akhir batas ruang Semarang Tawang Pekalongan 2015
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 

Similar to Konsep laporan akhir ri unicef-2011

Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolali
Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolaliKasus aplikasi kesehatan promkes boyolali
Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolaliSutopo Patriajati
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi PapuaLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi PapuaEKPD
 
Asih lestari 1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015
Asih lestari   1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015Asih lestari   1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015
Asih lestari 1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015Asih Lestari
 
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudusKasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudusSutopo Patriajati
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan BaratEKPD
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TengahLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TengahEKPD
 
Pedoman layanan komprehensif
Pedoman layanan komprehensifPedoman layanan komprehensif
Pedoman layanan komprehensifIrene Susilo
 
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahModul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahmreyrasa
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TimurLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TimurEKPD
 
Laporan pkm penyuluhan kespro
Laporan pkm penyuluhan kesproLaporan pkm penyuluhan kespro
Laporan pkm penyuluhan kesproAyunina2
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi SelatanLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi SelatanEKPD
 
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013Muh Saleh
 
Lakip 2014 d inkes sulbar
Lakip 2014 d inkes sulbarLakip 2014 d inkes sulbar
Lakip 2014 d inkes sulbarMuh Saleh
 
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & SehatPerilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & Sehatkristiawati
 

Similar to Konsep laporan akhir ri unicef-2011 (20)

Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolali
Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolaliKasus aplikasi kesehatan promkes boyolali
Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolali
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi PapuaLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Papua
 
Asih lestari 1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015
Asih lestari   1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015Asih lestari   1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015
Asih lestari 1406664215 - laporan pkp di pemerintahan sept-okt 2015
 
Buku PIK-Remaja
Buku PIK-RemajaBuku PIK-Remaja
Buku PIK-Remaja
 
Buku pdbk
Buku pdbkBuku pdbk
Buku pdbk
 
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudusKasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
 
1-029017-2tahunan-218.pdf
1-029017-2tahunan-218.pdf1-029017-2tahunan-218.pdf
1-029017-2tahunan-218.pdf
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan BaratLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Barat
 
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa TengahLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Jawa Tengah
 
LAKIP SESDITJEN PP DAN PL
LAKIP SESDITJEN PP DAN PLLAKIP SESDITJEN PP DAN PL
LAKIP SESDITJEN PP DAN PL
 
Pedoman layanan komprehensif
Pedoman layanan komprehensifPedoman layanan komprehensif
Pedoman layanan komprehensif
 
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahModul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan TimurLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Kalimantan Timur
 
Laporan pkm penyuluhan kespro
Laporan pkm penyuluhan kesproLaporan pkm penyuluhan kespro
Laporan pkm penyuluhan kespro
 
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi SelatanLaporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Selatan
Laporan Awal EKPD 2011 Provinsi Sulawesi Selatan
 
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013
 
Renstra lipi
Renstra lipiRenstra lipi
Renstra lipi
 
Lakip 2014 d inkes sulbar
Lakip 2014 d inkes sulbarLakip 2014 d inkes sulbar
Lakip 2014 d inkes sulbar
 
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & SehatPerilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
 

More from Febriansyah Soebagio

Presentasi Advokasi Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten Sorong
Presentasi Advokasi Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten SorongPresentasi Advokasi Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten Sorong
Presentasi Advokasi Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten SorongFebriansyah Soebagio
 
Kemajuan Pelaksanaan Kemitraan UNICEF dan HAKLI Papua Barat 2019
Kemajuan Pelaksanaan Kemitraan UNICEF dan HAKLI Papua Barat 2019 Kemajuan Pelaksanaan Kemitraan UNICEF dan HAKLI Papua Barat 2019
Kemajuan Pelaksanaan Kemitraan UNICEF dan HAKLI Papua Barat 2019 Febriansyah Soebagio
 
Laporan Akhir Tahun 2019 Kemitraan UNICEF-HAKLI Papua Barat
Laporan Akhir Tahun 2019 Kemitraan UNICEF-HAKLI Papua BaratLaporan Akhir Tahun 2019 Kemitraan UNICEF-HAKLI Papua Barat
Laporan Akhir Tahun 2019 Kemitraan UNICEF-HAKLI Papua BaratFebriansyah Soebagio
 
Profil Sanitasi Sekolah Kabupaten Manokwari 2018
Profil Sanitasi Sekolah Kabupaten Manokwari 2018Profil Sanitasi Sekolah Kabupaten Manokwari 2018
Profil Sanitasi Sekolah Kabupaten Manokwari 2018Febriansyah Soebagio
 
Draft-Laporan Singkat Perencanaan Sektor AMPL Papua Barat 2018 (isi)
Draft-Laporan Singkat Perencanaan Sektor AMPL Papua Barat 2018 (isi)Draft-Laporan Singkat Perencanaan Sektor AMPL Papua Barat 2018 (isi)
Draft-Laporan Singkat Perencanaan Sektor AMPL Papua Barat 2018 (isi)Febriansyah Soebagio
 
Brief Report-Analisa Gap Pembiayaan Sektor Sanitasi di Papua Barat
Brief Report-Analisa Gap Pembiayaan Sektor Sanitasi di Papua BaratBrief Report-Analisa Gap Pembiayaan Sektor Sanitasi di Papua Barat
Brief Report-Analisa Gap Pembiayaan Sektor Sanitasi di Papua BaratFebriansyah Soebagio
 
Factsheet Kondisi Sanitasi Sekolah Sorong Selatan
Factsheet Kondisi Sanitasi Sekolah Sorong SelatanFactsheet Kondisi Sanitasi Sekolah Sorong Selatan
Factsheet Kondisi Sanitasi Sekolah Sorong SelatanFebriansyah Soebagio
 
Policy brief stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)
Policy brief   stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)Policy brief   stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)
Policy brief stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)Febriansyah Soebagio
 
Pertemuan POKJA AMPL 18 April 2017
Pertemuan POKJA AMPL 18 April 2017Pertemuan POKJA AMPL 18 April 2017
Pertemuan POKJA AMPL 18 April 2017Febriansyah Soebagio
 
Pertemuan POKJA AMPL Papua Barat Oktober 2016
Pertemuan POKJA AMPL Papua Barat Oktober 2016 Pertemuan POKJA AMPL Papua Barat Oktober 2016
Pertemuan POKJA AMPL Papua Barat Oktober 2016 Febriansyah Soebagio
 
PPSP Bappeda Papua Barat Evaluasi Pelaksanaan 2016
PPSP   Bappeda Papua Barat Evaluasi Pelaksanaan 2016PPSP   Bappeda Papua Barat Evaluasi Pelaksanaan 2016
PPSP Bappeda Papua Barat Evaluasi Pelaksanaan 2016Febriansyah Soebagio
 
Ampl papua barat ksan 29-31 oktober 2013
Ampl papua barat   ksan 29-31 oktober 2013Ampl papua barat   ksan 29-31 oktober 2013
Ampl papua barat ksan 29-31 oktober 2013Febriansyah Soebagio
 
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012Febriansyah Soebagio
 
Konsep pembahasan fundchanelling_hibahlangsung_kl_13agustus2012
Konsep pembahasan fundchanelling_hibahlangsung_kl_13agustus2012Konsep pembahasan fundchanelling_hibahlangsung_kl_13agustus2012
Konsep pembahasan fundchanelling_hibahlangsung_kl_13agustus2012Febriansyah Soebagio
 
Child sensistive social protection bappenas 9 mei 2012
Child sensistive social protection bappenas   9 mei 2012Child sensistive social protection bappenas   9 mei 2012
Child sensistive social protection bappenas 9 mei 2012Febriansyah Soebagio
 
Pendekatan Investment Case pada KIA di Indonesia
Pendekatan Investment Case pada KIA di IndonesiaPendekatan Investment Case pada KIA di Indonesia
Pendekatan Investment Case pada KIA di IndonesiaFebriansyah Soebagio
 
Assignment 2 Group Presentation Regional Economic Development East Timor Final
Assignment 2   Group Presentation Regional Economic Development East Timor FinalAssignment 2   Group Presentation Regional Economic Development East Timor Final
Assignment 2 Group Presentation Regional Economic Development East Timor FinalFebriansyah Soebagio
 

More from Febriansyah Soebagio (20)

Presentasi Advokasi Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten Sorong
Presentasi Advokasi Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten SorongPresentasi Advokasi Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten Sorong
Presentasi Advokasi Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten Sorong
 
Kemajuan Pelaksanaan Kemitraan UNICEF dan HAKLI Papua Barat 2019
Kemajuan Pelaksanaan Kemitraan UNICEF dan HAKLI Papua Barat 2019 Kemajuan Pelaksanaan Kemitraan UNICEF dan HAKLI Papua Barat 2019
Kemajuan Pelaksanaan Kemitraan UNICEF dan HAKLI Papua Barat 2019
 
Laporan Akhir Tahun 2019 Kemitraan UNICEF-HAKLI Papua Barat
Laporan Akhir Tahun 2019 Kemitraan UNICEF-HAKLI Papua BaratLaporan Akhir Tahun 2019 Kemitraan UNICEF-HAKLI Papua Barat
Laporan Akhir Tahun 2019 Kemitraan UNICEF-HAKLI Papua Barat
 
Profil Sanitasi Sekolah Kabupaten Manokwari 2018
Profil Sanitasi Sekolah Kabupaten Manokwari 2018Profil Sanitasi Sekolah Kabupaten Manokwari 2018
Profil Sanitasi Sekolah Kabupaten Manokwari 2018
 
Draft-Laporan Singkat Perencanaan Sektor AMPL Papua Barat 2018 (isi)
Draft-Laporan Singkat Perencanaan Sektor AMPL Papua Barat 2018 (isi)Draft-Laporan Singkat Perencanaan Sektor AMPL Papua Barat 2018 (isi)
Draft-Laporan Singkat Perencanaan Sektor AMPL Papua Barat 2018 (isi)
 
Brief Report-Analisa Gap Pembiayaan Sektor Sanitasi di Papua Barat
Brief Report-Analisa Gap Pembiayaan Sektor Sanitasi di Papua BaratBrief Report-Analisa Gap Pembiayaan Sektor Sanitasi di Papua Barat
Brief Report-Analisa Gap Pembiayaan Sektor Sanitasi di Papua Barat
 
Factsheet Kondisi Sanitasi Sekolah Sorong Selatan
Factsheet Kondisi Sanitasi Sekolah Sorong SelatanFactsheet Kondisi Sanitasi Sekolah Sorong Selatan
Factsheet Kondisi Sanitasi Sekolah Sorong Selatan
 
Policy brief stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)
Policy brief   stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)Policy brief   stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)
Policy brief stunting dan kondisi sanitasi di papua barat 2019 (new edited)
 
Pertemuan POKJA AMPL 18 April 2017
Pertemuan POKJA AMPL 18 April 2017Pertemuan POKJA AMPL 18 April 2017
Pertemuan POKJA AMPL 18 April 2017
 
Fkmi GIS 1 2016 event organizer
Fkmi   GIS 1 2016 event organizerFkmi   GIS 1 2016 event organizer
Fkmi GIS 1 2016 event organizer
 
Pertemuan POKJA AMPL Papua Barat Oktober 2016
Pertemuan POKJA AMPL Papua Barat Oktober 2016 Pertemuan POKJA AMPL Papua Barat Oktober 2016
Pertemuan POKJA AMPL Papua Barat Oktober 2016
 
PPSP Bappeda Papua Barat Evaluasi Pelaksanaan 2016
PPSP   Bappeda Papua Barat Evaluasi Pelaksanaan 2016PPSP   Bappeda Papua Barat Evaluasi Pelaksanaan 2016
PPSP Bappeda Papua Barat Evaluasi Pelaksanaan 2016
 
Ampl papua barat ksan 29-31 oktober 2013
Ampl papua barat   ksan 29-31 oktober 2013Ampl papua barat   ksan 29-31 oktober 2013
Ampl papua barat ksan 29-31 oktober 2013
 
MuI imunisasi halal
MuI imunisasi halalMuI imunisasi halal
MuI imunisasi halal
 
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012
Konsep paparan penyempurnaan modul pkh prestasi 31 agustus 2012
 
Konsep pembahasan fundchanelling_hibahlangsung_kl_13agustus2012
Konsep pembahasan fundchanelling_hibahlangsung_kl_13agustus2012Konsep pembahasan fundchanelling_hibahlangsung_kl_13agustus2012
Konsep pembahasan fundchanelling_hibahlangsung_kl_13agustus2012
 
Child sensistive social protection bappenas 9 mei 2012
Child sensistive social protection bappenas   9 mei 2012Child sensistive social protection bappenas   9 mei 2012
Child sensistive social protection bappenas 9 mei 2012
 
Pendekatan Investment Case pada KIA di Indonesia
Pendekatan Investment Case pada KIA di IndonesiaPendekatan Investment Case pada KIA di Indonesia
Pendekatan Investment Case pada KIA di Indonesia
 
Mecca Planning
Mecca PlanningMecca Planning
Mecca Planning
 
Assignment 2 Group Presentation Regional Economic Development East Timor Final
Assignment 2   Group Presentation Regional Economic Development East Timor FinalAssignment 2   Group Presentation Regional Economic Development East Timor Final
Assignment 2 Group Presentation Regional Economic Development East Timor Final
 

Konsep laporan akhir ri unicef-2011

  • 1. LAPORAN AWAL KEGIATAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 2004-2009 BIDANG KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2009
  • 2. KATA PENGANTAR Menurut UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 menyatakan setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan (Perubahan Kedua UUD Republik Indonesia 1945). Pembangunan kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan sumber daya manusia untuk menuju manusia Indonesia yang berdaya saing tinggi sebagaimana tercantum dalam RPJPN 2005-2025. Sesuai dengan Keputusan Menneg PPN/Kepala Bappenas No. PER-01/M.BAPPENAS/08/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, tugas pokok Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, sinkronisasi pelaksanaan penyusunan dan evaluasi perencanaan pembangunan nasional di bidang kesehatan dan gizi masyarakat, serta pemantauan dan penilaian atas pelaksanaannya. Tahun 2009 merupakan salah satu tonggak penting dalam pembangunan kesehatan karena pada saat ini mulai dilakukan penyusunan RPJMN tahap kedua yang merupakan sekuen dari tahap sebelumnya. Evaluasi ini dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai dan dipeajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa yang akan datang. Dokumen ini merupakan Laporan Awal kegiatan “Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat”. Laporan awal ini berisi kerangka acuan dan hasil kegiatan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat selama kuartal pertama tahun 2009. Laporan awal ini masih memerlukan penyempurnaan karena itu kami mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan agar laporan evaluasi pertengahan tahun 2009 selanjutnya dapat lebih baik. Terima kasih Jakarta, Mei 2009 2 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 3. Tim Penyusun Rekomendasi Kebijakan Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas DAFTAR ISI Kata Pengantar...........................................................................................................................................i Tim Penyusun............................................................................................................................................ii Daftar Istilah.............................................................................................................................................iii Daftar Isi ....................................................................................................................................................v Daftar Tabel...............................................................................................................................................vi Daftar Gambar.........................................................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1 1. 1. Latar Belakang......................................................................................................................1 1.2.Tujuan Evaluasi..........................................................................................................................2 1.3.Ruang Lingkup...........................................................................................................................2 1.4.Metodologi...................................................................................................................................3 1.5.Hasil yang Diharapkan...........................................................................................................4 BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN 2010-2014) BIDANG KESEHATAN................................................................5 2.1. Sasaran ........................................................................................................................................5 2.2.Arah Kebijakan...........................................................................................................................5 2.3.Program Pembangunan..........................................................................................................6 BAB III HASIL PELAKSANAAN PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS.............................................................11 3.1.Kondisi Awal RPJMN 2004-2009.....................................................................................11 3.2.Pencapaian RPJMN 2005-2008.........................................................................................13 BAB IV ISU STRATEGIS DAN UPAYA YANG DILAKUKAN....................................61 4.1.Isu Strategis..............................................................................................................................61 4.2.Upaya yang Dilakukan Untuk Mencapai Sasaran......................................................65 3 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 4. 4.3.Perkiraan Pencapaian Sasaran RPJMN 2004-2009..................................................66 BAB V EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN STRATEGIS .............................68 5.1.Peningkatan Pendidikan Kesehatan Pada Masyarakat Sejak Usia Dini.........................................................................................................................68 5.2.Evaluasi Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK)..................................................75 5.3.Evaluasi Pelaksanaan Jamkesmas/Askeskin...............................................................79 5.4.Peningkatan Sosialisasi Kesehatan Lingkungan dan Pola Hidup Sehat............................................................................................................82 BAB VI KESIMPULAN.................................................................................................90 Daftar Pustaka Lampiran KAJIAN PERENCANAAN KESEHATAN, GIZI, OBAT DAN MAKANAN 4 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pokok Pembangunan Nasional yang pada dasarnya diarahkan untuk mencapai visi terciptanya Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis, serta kesejahteraan rakyat yang meningkat, antara lain diprioritaskan pada (a) Meningkatnya kualitas manusia yang tercermin dari terpenuhinya hak sosial rakyat melalui peningkatan akses masyarakat pada pendidikan dan kesehatan yang lebih berkualitas, dan peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial; (b) Terjaminnya keadilan jender bagi peningkatan kualitas dan peran perempuan, serta kesejahteraan dan perlindungan anak, dan (c) Meningkatnya penyelenggaraan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah melalui revitalisasi proses Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Sejalan dengan upaya tersebut, Pemerintah Republik Indonesia menjalin kerjasama dengan United Children Fund’s (UNICEFUNICEF), Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bergerak dalam pembangunan sumberdaya manusia, khususnya Ibu dan Anak. Kerjasama ini dituangkan dalam Piagam Rencana Kerja Program Kerjasama (Country Program Action Plans – CPAP) yang ditandatangani pada tanggal 1427 JanuariFebruari 201106. Program Kerjasama Pemerintah RI deangan UNICEFUNICEF periode 201106-20150 sebagai tindak lanjut dari kerjasama periode-periode sebelumnya, yang telah dimulai sejak tahun 1966. Program kerjasama periode 2006-2010 bertemakan “Meningkatkan Martabat Setiap Anak” pada prinsipnyaini difokuskan pada upaya peningkatan Kelangsungan Hidup, Perkembangan, Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA), khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan dan keadilan anak, dan keadilan. Program Kerjasama Pemerintah RI dengan UNICEFUNICEF selanjutnya diarahkan untuk turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium atau dikenal dengan sebutan MDGs (Milenium Development Goals). Tujuan yang ingin dicapai di dalam MDGs pada tahun 2015 sangat erat kaitannya dengan upaya bangsa Indonesia dalam mewujudkan kualitas SDM yang optimal, yaitu antara lain:; a) Mengurangi tingkat kemiskinan dan kelaparan, b) Mencapai pendidikan dasar universal, c) Mengurangi angka kematian balita, d) Meningkatkan kesehatan ibu, serta e) Memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria, dan penyakit-penyakit lainnya. Program Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF periode 2006-2010 ditandatangani oleh Pemerintah RI yang diwakili oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan UNICEF Representative for Indonesia pada tanggal 26 Januari 2006. Dalam perjanjian ini, Bappenas merupakan institusi yang bertanggung jawab sebagai koordinator nasional dan. uUntuk mengakomodasi upaya re-focusing dan konvergensi serta menjawab berbagai tantangan pembangunan., Sementara Bappeda bertanggung jawab di tingkat daerah. Ssalah 5 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 6. satu rekomendasi tinjauan tengah program (MTR) tahun 2008 adalah pengelompokan program semula 7 menjadi 4 kelompok. Kelompok program yang baru adalah: (a) Program Kelangsungan Hidup dan Perkembangan Anak (Child Survival &and Development), (b) Program Pendidikan dan Perkembangan Remaja (Education and Adolescent Development), (c) Program Kebijakan Sosial dan Perlindungan Anak (Social Policy & Child Protection), dan (d) Program Komunikasi (Communication). Perubahan pengelompokan program tersebut tidak berdampak pada struktur Pokja di pusat dan Tim KHPPIA di daerah, di mana Bappenas dan Bappeda bertindak sebagai Ketua POKJA dari masing-masing program.. Lokasi program mencakup 14 propinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara Utara, Papua Barat, dan Papua. Dalan keadaaan emergency, kerjasama ini dapat menjangkau daerah diluar provinsi kerjasama RI-UNICEFUNICEF, seperti pada tahun 2008 membantu korban gempa Daerah IstimewaI Yogyakarta dan Sumatera Barat. Seperti diamanatkan oleh perjanjian kerjasama (CPAP) dan Surat Keputusan (SK) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. KEP 51023A/M.PPN/034/201108 (terlampir), Bappenas sebagai koordinator bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan perencanaan tahunan, pemantauan di pusat dan daerah antara lain dilakukan melalui pertemuan 3 bulanan, monitoring rutin di daerah lokasi kerjsama, monitoring tengah tahunan, evalusi akhir tahun, evaluasi tengah program dan evaluasi akhir. Koordinasi ini meliputi koordinasi manajemen dan substansi ketujuh program kerjasama tersebut diatas. Koordinasi dilakukan di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Institusi yang terlibat dalam kerjasama antara lain DepartemenKementerian Dalam Negeri, KementerianDepartemen Kesehatan, KementerianDepartemen Pendidikan Nasional, KementerianDepartemen Agama, Kementerian Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Departemen Pekerjaan Umum, Kementerian Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Sekretariat Negara, Polisi Republik Indonesia, Komite Perlindungan Anak (KPA) dan lembaga sosial kemasyarakatan (LSM) serta pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat (KGM), Bappenas bertanggung jawab untuk menjamin pelaksanaan kegiatan, dan menjaga sinkronisasi pelaksanaan mengingat banyak institusi yang terlibat dalam kerjasama ini. Melalui Sekretariat Kerjasama Program Kerjasama RI-UNICEFUNICEF 201106-20150, Direktorat KGM bertugas mengkoordinasikan secara terarah penyusunan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program kerjasama. Disamping itu, mempersiapkan materi dan jadwal kegiatan untuk Tim Pengarah dan Tim Teknis, mempersiapkan pelaksanaan tinjauan tahunan, tinjauan tengah program dan tinjauan akhir, menyiapkan laporan pelaksanaan program kerjasama, dan mempersiapkan dukungan teknis dalam pelaksanaan program kerjasama di Pusat dan Daerah. 1.2. Tujuan 6 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 7. Koordinasi strategis pengelolaan program kerjasama Pemerintah RI – UNICEF periode 2011-2015 adalah untuk meningkatkan koordinasi lintas institusi baik pemerintah maupun non pemerintah, lintas program dan lintas wilayah dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF tahun 2011. Sementara itu, tujuan khusus kegiatan ini mencakup : 1. Identifikasi capaian dan permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan; 2. Menyusun rekomendasi tindak lanjut hasil pemantauan pelaksanaan kegiatan tahun 2011; dan 3. Menyusun rekomendasi kebijakan perencanaan kegiatan untuk periode kerjasama berikutnya. 1.3. Sasaran Terlaksananya koordinasi strategsis Kerjasama RI-UNICEF pada tahun 2011.Tersusunnya kebijakan DAK bidang kesehatan dalam RKP 2012 dan terlaksananya pemantauan DAK bidang kesehatan tahun anggaran 2011 dan evaluasi DAK bidang kesehatan tahun anggaran 2010. 1.4. 1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan pengelolaan program kerjasama pemerintah RI-UNICEF 2011 ini adalah: 1. Melakukan koordinasi dalam perencanaan program tahunan di tingkat pusat; 2. Melakukan pemantauan program kerjasama lintas sektor di tingkat pusat secara rutin; 3. Bersama-sama kementerian/lembaga teknis tingkat pusat melakukan pemantauan dan kunjungan lapang pelaksanaan program kerjasama di tingkat propinsi dan kabupaten/kota lokasi kerjasama; 4. Melakukan evaluasi pelaksanaan program kerjasama tahun 2011;. 5. Memberikan dukungan operasional pengelolaan kerjasama kepada Tim Pengarah Pusat, Tim Teknis Pusat, Tim Fasilitasi dan Sekretariat Program Kerjasama RI- UNICEF. Koordinasi ini meliputi koordinasi manajemen dan substansi ketujuhkeempat program kerjasama tersebut diatas. Koordinasi dilakukan di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Institusi yang terlibat dalam kerjasama antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, 7 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 8. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Sekretariat Negara, Polisi Republik Indonesia, Komite Perlindungan Anak (KPA) dan lembaga sosial kemasyarakatan (LSM), serta pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota. 1.5. Keluaran Hasil yang akan dicapai dalam kegiatan koordinasi ini adalah sebagai berikut: 1. Revisi Rencana Kerja Multi-tahun (Multi-year Workplan = MYWP) program Kerjasama RI-UNICEF untuk tahun 2012;, 2. Pertemuan dan laporan evaluasi akhir tahun program kerjasama RI-UNICEF tahun 2011;, 3. Rumusan tentang rekomendasi dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi ditingkat daerah. 4. 5. 1.4 Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan program seperti tercantum dalam perjanjian kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF tahun 2006-2010, maka tujuan umum koordinasi strategis adalah untuk meningkatkan koordinasi lintas institusi baik pemerintah maupun non pemerintah, lintas program dan lintas wilayah dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF tahun 201009. Sedangkan tujuan khusus adalah (a) Melakukan identifikasi permasalahan dan capaian dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan; (b) menyusun rekomendasi hasil pemantauan pelaksanaan kegiatan tahun 201008, dan; (c) mengkoordinasikan penyusunan dokumen Rencana Kerja Program Kerjasama (Country Program Action Plans – CPAP) 2011-2015 serta; (d) menyusun rekomendasi kebijakan perencanaan kegiatan untuk tahun 201109. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan pengelolaan program kerjasama pemerintah RI-UNICEFUNICEF 20110 ini adalah: 6. Melakukan koordinasi dalam perencanaan program tahunan di tingkat pusat 7. Melakukan pemantauan program kerjasama lintas sektor di tingkat pusat secara rutin 8. Bersama-sama departemenkementerian/lembaga teknis tingkat pusat melakukan pemantauan dan kunjungan lapang pelaksanaan program kerjasama di tingkat propinsi dan kabupaten/kota lokasi kerjasama 8 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 9. 9. Melakukan evaluasi pelaksanaan program kerjasama tahun 20110. 10. Memberikan dukungan operasional pengelolaan kerjasama kepada Tim Pengarah Pusat, Tim Teknis Pusat, Tim Fasilitasi dan Sekretariat Program Kerjasama RI- UNICEFUNICEF. Koordinasi ini meliputi koordinasi manajemen dan substansi ketujuh program kerjasama tersebut diatas. Koordinasi dilakukan di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Institusi yang terlibat dalam kerjasama antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Sekretariat Negara, Polisi Republik Indonesia, Komite Perlindungan Anak (KPA) dan lembaga sosial kemasyarakatan (LSM) serta pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota. 1 Keluaran Hasil yang akan dicapai dalam kegiatan koordinasi ini adalah sebagai berikut: 6. Dokumen Rencana Kerja Program Kerjasama (Country Program Action Plans – CPAP) 2011-2015, 7. Rencana Kerja Multi-tahun Tahunan (Multi-year Workplan Annual Work Plan = MWPAWP) program Kerjasama RI-UNICEF 2011,0 8. Pertemuan dan laporan evaluasi akhir tahun program kerjasama RI-UNICEF 2006-2010,tahun 2009 9. Rumusan tentang rekomendasi dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi ditingkat daerah, 10. Terlaksananya koordinasi dalam pelaksanaan Program Kerjasama RI-UNICEF dengan lancar. 9 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 10. BAB II 1.6. 1.6 MetodologiETODOLOGI Pelaksanaan koordinasi strategis Pengelolaan Program Kerjasama Pemerintah RI – UNICEF periode 2011-2015 dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut: 1. Pertemuan koordinasi lintas Kelompok Kerja (POKJA), untuk mendapatkan laporan pelaksanaan kegiatan dan membahas isu-isu lintas pokja maupun lintas program dengan melibatkan Tim Pengarah; 2. Kunjungan lapangan dan fasilitasi ke pemerintah daerah maupun ke masyarakat; dan 3. Penyusunan laporan hasil analisis evaluasi pelaksanaan program kerjasama Pemerintah RI – UNICEF tahun 2011. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang saling melengkapi dengan kegiatan- kegiatan koordinasi yang dibiayai dari hibah UNICEF. Pelaksanaan koordinasi strategis Pengelolaan Program Kerjasama Pemerintah RI – UNICEF Tahun 2006-2010 dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut: Melakukan pertemuan koordinasi setiap triwulan bagi Kelompok Kerja (POKJA) secara rutin, untuk mendapatkan laporan pelaksanaan kegiatan dan membahas permasalahan yang dihadapi. Melakukan pertemuan koordinasi khusus untuk membahas isu-isu lintas pokja maupun lintas program dengan melibatkan Tim Pengarah Melakukan kunjungan lapangan dan fasilitasi ke pemerintah daerah maupun ke masyarakat dan unit pelayanan. Melakukan kegiatan peningkatan kapasitas SDM atau pelatihan. Melakukan pertemuan koordinasi tinjauan tengah program (mid-term review) dan tinjauan akhir tahunprogram (final annual review) dalam rangka perumusan permasalahan dan alternatif pemecahan. Menyusun rencana kerja tahun 201109 dengan mempertimbangkan hasil tinjauan tengah program dan tinjauan akhir tahunprogram serta dokumen perencanaan pembangunan nasional dan Country Programme Development (CPD). Lokasi pelaksanaan Koordinasi Program Kerjasama Pemerintah RI - Unicef adalah 5 provinsi terpilih, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. 1.7. Pelaksana Kegiatan Kegiatan koordinasi strategis Kerjasama RI-UNICEF pada tahun dilaksanakan secara swakelola oleh Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. 1.8. Jadwal Kegiatan 10 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 11. Direncanakan kegiatan akan dilaksanakan selama 12 bulan sejak Januari hingga Desember 2011, sebagaimana jadwal terlampir. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Koordinasi Strategis Kerjasama RI-UNICEF 2011 No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Penyempurnaan TOR √ 2 Workshop Lintas Pokja √ 3 Kunjungan Daerah √ √ 4 Konsinyering √ √ √ √ 5 Seminar Evaluasi Akhir √ Program 6 Penyusunan Laporan √ √ √ 11 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 12. A. Latar Belakang Sasaran pokok Pembangunan Nasional yang pada dasarnya diarahkan untuk mencapai visi terciptanya Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis, serta kesejahteraan rakyat yang meningkat, antara lain diprioritaskan pada (a) Meningkatnya kualitas manusia yang tercermin dari terpenuhinya hak sosial rakyat melalui peningkatan akses masyarakat pada pendidikan dan kesehatan yang lebih berkualitas, dan peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial; (b) Terjaminnya keadilan jender bagi peningkatan kualitas dan peran perempuan, serta kesejahteraan dan perlindungan anak, dan (c) Meningkatnya penyelenggaraan otonomi daerah dan kepemerintahan daerah melalui revitalisasi proses Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Sejalan dengan upaya tersebut, Pemerintah Republik Indonesia menjalin kerjasama dengan United Children Fund’s (UNICEF), Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bergerak dalam pembangunan sumberdaya manusia, khususnya Ibu dan Anak. Kerjasama ini dituangkan dalam Piagam Rencana Kerja Program Kerjasama (Country Program Action Plans – CPAP) yang ditandatangani pada tanggal 27 Januari 2006. Program Kerjasama Pemerintah RI dangan UNICEF periode 2006-2010 sebagai tindak lanjut dari kerjasama periode-periode sebelumnya, yang telah dimulai sejak tahun 1966. Program kerjasama periode 2006-2010 bertemakan “Meningkatkan Martabat Setiap Anak” pada prinsipnya difokuskan pada upaya peningkatan Kelangsunan Hidup, Perkembangan, Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA), khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan anak, dan keadilan. Program Kerjasama Pemerintah RI dengan UNICEF selanjutnya diarahkan untuk turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium atau dikenal dengan sebutan MDG (Milenium Development Goals). Tujuan yang ingin dicapai di dalam MDG pada tahun 2015 sangat erat kaitannya dengan upaya bangsa Indonesia dalam mewujudka kualitas SDM yang optimal, yaitu antara lain; a) Mengurangi tingkat kemiskinan dan kelaparan, b) Mencapai pendidikan dasar universal, c) Mengurangi angka kematian balita, d) Meningkatkan kesehatan ibu, serta e) Memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria, dan penyakit-penyakit lainnya. Program Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF periode 2006-2010 ditandatangani oleh Pemerintah RI yang diwakili oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan UNICEF Representative for Indonesia pada tanggal 26 Januari 2006. Dalam perjanjian ini, Bappenas merupakan institusi yang bertanggung jawab sebagai koordinator nasional. Untuk mengakomodasi upaya re-focusing dan konvergensi serta menjawab berbagai tantangan pembangunan, salah satu rekomendasi tinjauan tengah program (MTR) tahun 2008 adalah pengelompokan program semula 7 menjadi 4 kelompok. Kelompok program yang baru adalah: (a) Program Kelangsungan Hidup dan Perkembangan Anak (Child Survival & Development), (b) Program Pendidikan dan Perkembangan Remaja (Education and Adolescent Development), (c) Program Kebijakan Sosial dan Perlindungan Anak (Social Policy & Child Protection), dan (d) Program 12 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 13. Komunikasi (Communication). Perubahan pengelompokan program tersebut tidak berdampak pada struktur Pokja di pusat dan Tim KHPPIA di daerah. Lokasi program mencakup 14 propinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara Utara, Papua Barat, dan Papua. Dalan keadaaan emergency, kerjasama ini dapat menjangkau daerah diluar provinsi kerjasama RI-UNICEF, seperti pada tahun 2008 membantu korban gempa DI Yogyakarta dan Sumatera Barat. Seperti diamanatkan oleh perjanjian kerjasama (CPAP) dan Surat Keputusan (SK) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. KEP 023A/M.PPN/03/2008 (terlampir), Bappenas sebagai koordinator bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan perencanaan tahunan, pemantauan di pusat dan daerah antara lain dilakukan melalui pertemuan 3 bulanan, monitoring rutin di daerah lokasi kerjsama, monitoring tengah tahunan, evalusi akhir tahun, evaluasi tengah program dan evaluasi akhir. Koordinasi ini meliputi koordinasi manajemen dan substansi ketujuh program kerjasama tersebut diatas. Koordinasi dilakukan di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Institusi yang terlibat dalam kerjasama antara lain Departemen Dalam Negeri, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Sekretariat Negara, Polisi Republik Indonesia, Komite Perlindungan Anak (KPA) dan lembaga sosial kemasyarakatan (LSM) serta pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat (KGM), Bappenas bertanggung jawab untuk menjamin pelaksanaan kegiatan, dan menjaga sinkronisasi pelaksanaan mengingat banyak institusi yang terlibat dalam kerjasama ini. Melalui Sekretariat Kerjasama Program Kerjasama RI-UNICEF 2006-2010, Direktorat KGM bertugas mengkoordinasikan secara terarah penyusunan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program kerjasama. Disamping itu, mempersiapkan materi dan jadwal kegiatan untuk Tim Pengarah dan Tim Teknis, mempersiapkan pelaksanaan tinjauan tahunan, tinjauan tengah program dan tinjauan akhir, menyiapkan laporan pelaksanaan program kerjasama, dan mempersiapkan dukungan teknis dalam pelaksanaan program kerjasama di Pusat dan Daerah. B. Tujuan Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan program seperti tercantum dalam perjanjian kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF tahun 2006-2010, maka tujuan umum koordinasi strategis adalah untuk meningkatkan koordinasi lintas institusi baik pemerintah maupun non pemerintah, lintas program dan lintas wilayah dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pengelolaan kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF tahun 2009. Sedangkan tujuan khusus adalah (a) Melakukan identifikasi permasalahan dan capaian dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan; (b) menyusun rekomendasi hasil pemantauan pelaksanaan kegiatan tahun 2008, dan; (c) menyusun rekomendasi kebijakan perencanaan kegiatan untuk tahun 2009. 13 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 14. C. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan pengelolaan program kerjasama pemerintah RI-UNICEF 2010 ini adalah: 11. Melakukan koordinasi dalam perencanaan program tahunan di tingkat pusat 12. Melakukan pemantauan program kerjasama lintas sektor di tingkat pusat secara rutin 13. Bersama-sama departemen/lembaga teknis tingkat pusat melakukan pemantauan dan kunjungan lapang pelaksanaan program kerjasama di tingkat propinsi dan kabupaten/kota lokasi kerjasama 14. Melakukan evaluasi pelaksanaan program kerjasama tahun 2010. 15. Memberikan dukungan operasional pengelolaan kerjasama kepada Tim Pengarah Pusat, Tim Teknis Pusat, Tim Fasilitasi dan Sekretariat Program Kerjasama RI- UNICEF D. Keluaran Hasil yang akan dicapai dalam kegiatan koordinasi ini adalah sebagai berikut: 11. Rencana Kerja Tahunan (Annual Work Plan = AWP) program Kerjasama RI-UNICEF 2010 12. Pertemuan dan laporan evaluasi akhir tahun program kerjasama RI-UNICEF tahun 2009 13. Rumusan tentang rekomendasi dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi ditingkat daerah 14. Terlaksananya koordinasi dalam pelaksanaan Program Kerjasama RI-UNICEF dengan lancar. E. Metodologi Pelaksanaan koordinasi strategis Pengelolaan Program Kerjasama Pemerintah RI – UNICEF Tahun 2006-2010 dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebagai berikut: 1. Melakukan pertemuan koordinasi setiap triwulan bagi Kelompok Kerja (POKJA) secara rutin, untuk mendapatkan laporan pelaksanaan kegiatan dan membahas permasalahan yang dihadapi. 2. Melakukan pertemuan koordinasi khusus untuk membahas isu-isu lintas pokja maupun lintas program dengan melibatkan Tim Pengarah 3. Melakukan kunjungan lapangan dan fasilitasi ke pemerintah daerah maupun ke masyarakat dan unit pelayanan. 4. Melakukan kegiatan peningkatan kapasitas SDM atau pelatihan. 5. Melakukan pertemuan koordinasi tinjauan tengah program (mid-term review) dan tinjauan akhir tahun (annual review) dalam rangka perumusan permasalahan dan alternatif pemecahan. 6. Menyusun rencana kerja tahun 2009 dengan mempertimbangkan hasil tinjauan tengah program dan tinjauan akhir tahun. 14 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 15. Lokasi pelaksanaan Koordinasi Program Kerjasama Pemerintah RI - Unicef adalah 5 provinsi terpilih, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. 1.1 LATAR BELAKANG salahsatu badan dari nabcdefgKhusus dalam keadaan dapat dilakukan pada, Sumatera Barat Hal ini sejalan dengan tugas pokok dan fungsi Bappenas dalam koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan. Pembangunan kesehatan suatu negara tidak dapat terlepas dari suatu sistem yang disebut dengan Sistem Kesehatan. Sistem kesehatan ini akan berpengaruh terhadap perencanaan di bidang lainnya seperti gizi, obat dan makanan. Pada intinya semua perencanaan yang dilakukan, merupakan seluruh aktifitas yang mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan kesehatan, gizi, obat dan makanan adalah kompleksitas upaya-upaya pembangunan yang meliputi bidang pelayanan kesehatan, penanggulanggan masalah gizi, kefarmasian, obat, dan keamanan makanan yang terkait dengan faktor-faktor sosial-budaya, pendidikan, ekonomi dsb. Di samping itu, perubahan lingkungan strategis secara nasional, terutama dengan struktur dan mekanisme baru mengenai kepemerintahan dalam kerangka desentralisasi ikut menambah pelik permasalahan perencanaan kesehatan. Demikian pula, dengan adanya ketentuan mengenai pembagian urusan dan pembiayaan antara pusat dan daerah, maka perencanaan kesehatan, gizi, obat dan makanan perlu disesuaikan di setiap daerah. Oleh karena itu, perencanaan kesehatan harus dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan. Hal ini sejalan dengan tuntutan UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Sebagai respons atas permasalahan tersebut, maka penyiapan rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) bidang kesehatan 2010-2014 telah dimulai dengan melakukan background study yang telah dilaksanakan pada tahun 2008. Pelaksanaan kegiatan tersebut telah menghasilkan : 1) permasalahan pembangunan kesehatan, 2) Isu- isu strategis, 3) arah kebijakan dan sasaran pembangunan kesehatan, dan 4) Indikatif program dan kegiatan pokok. Sesuai dengan Pola Penyusunan Dokumen RPJMN 2010-2014, maka masih dipandang perlu untuk melakukan kajian lanjutan terhadap isu-isu yang masih diperlukan pendalaman lebih lanjut khususnya tentang aspek : 1) konfirmasi atas isu strategis, sasaran dan arah kebijakan pembangunan kesehatan, gizi, obat dan makanan, 2) kajian untuk penetapan indikator masing-masing program yang teridentifikasi beserta pembiayaannya, 3) rancangan perencanaan kesehatan berdimensi kewilayahan, dan 4) pengawasan obat dan makanan yang belum tercakup pada kajian tahun 2008. Beberapa pertanyaan yang ingin dijawab dalam kajian ini antara lain adalah: 1. Apakah isu strategis, sasaran, arah kebijakan dan program yang telah disusun Bappenas telah sesuai dengan pandangan pengambil keputusan pada mitra kerja, dalam hal ini Departemen kesehatan dan Badan POM? 2. Bagaimana sistem pengawasan mutu obat dan keamanan makanan dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat? 15 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 16. 3. Bagaimana program dan indikatornya dikembangkan untuk mengevaluasi keberhasilan program, dan bagaimana dengan pembiayaannya? 4. Bagiamana rancangan perencanaan program pembangunan kesehatan berdimensi kewilayahan disesuaikan dengan arah kebijakan nasional? Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, mempunyai tanggung jawab dalam koordinasi penyusunan rancangan dokumen perencanaan RPJMN 2010-2014 khususnya bidang yang terkait dengan kesehatan, gizi, obat dan makanan. Dengan mempertimbangkan lingkup tugas tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan kegiatan kajian yang merupakan kelanjutan dari kajian tahun 2008 yaitu penyusunan Background Study Pembangunan Kesehatan dan Gizi 2010-2014, yang akan menjadi masukan dalam penyusunan draft RPJM 2010-2014 Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat. 1.2 TUJUAN Tujuan umum dari kajian ini adalah memantapkan rancangan RPJM bidang kesehatan dan gizi masyarakat tahun 2010-2014, agar sesuai dengan Pola Penyusunan RPJMN. Tujuan khusus meliputi : 1. pemantapan rancangan isu strategis, sasaran dan arah kebijakan 2. tersusunnya rancangan program, kegiatan, indikator dan pembiayaannya 3. tersusunnya rancangan perencanaan kesehatan dan gizi berdimensi kewilayahan. 4. terlaksananya telaahan bidang pengawasan obat dan makanan yang akan melengkapi rancangan Hasil kajian akan menjadi bahan masukan dalam RPJMN 2010-2014. 1.3 RUANG LINGKUP Ruang lingkup kegiatan meliputi : 1. Melakukan sintesis terhadap hasil Background study Pembangunan kesehatan dan gizi 2010-2014. 2. Melakukan kajian terkait terhadap isu strategis dan arah kebijakan 3. Melakukan kajian terkait pengawasan obat dan makanan, 4. Menyelenggarakan kajian terhadap rancangan program, kegiatan dan indikator bidang kesehatan dan gizi masyarakat. 5. Menyelenggarakan kajian terkait perencanaan wilayah di bidang kesehatan dan gizi masyarakat 1.4 KELUARAN (OUTPUT) Keluaran dari Kajian Perencanaan Kesehatan dan Gizi ini adalah tersusunnya rekomendasi kebijakan yang akan menjadi bahan utama dalam perumusan: (1) Rancangan RPJM bidang kesehatan dan gizi masyarakat 2010-2014 dengan mitra pelaksanan Departemen Kesehatan; dan (2) Rancangan RPJM bidang kesehatan dan gizi masyarakat 2010-2014 dengan mitra pelaksanan Badan POM 16 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 17. 1.5 KERANGKA PIKIR DAN METODOLOGI KAJIAN Kegiatan kajian yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi : studi literatur, pengumpulan data primer dan sekunder, diskusi, workshop dan kunjungan lapangan ke beberapa daerah (DIY, Sumbar, Sulsel). Serial diskusi intensif melalui pertemuan-pertemuan dengan mitra kerja sesuai isu pembangunan kesehatan termasuk dalam perumusan program dan kegiatan pembangunan kesehatan 2010-2014. Buku I : Prioritas & Pembangunan Nasional Buku II : RPJM 2010-2014 Prioritas & Sub Ba: Pembangunan K Kesehatan dan Gizi Bidang K/LK/ L Buku III : Aspek Pengembangan Background Study 2008 Wilayah Kajian melalui Serial Diskusi : Pengawasan Obat dan Makanan Pembangunan Kesehatan Berdimensi Wilayah Program, Indikator, dan Target Isu Strategis dan Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan dan Gizi 17 L Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 18. BAB III KEGIATAN YANG DILAKUKANHASIL KEGIATANKEGIATAN YANG DILAKUKAN Pelaksanaan program kerjasama Pemerintah RI dengan UNICEF periode 2011-2015 dilandasi oleh kerangka konsep yang disebut Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Dini, yaitu suatu proses membangun manusia sejak dini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia melalui upaya Kelangsungan Hidup, Perkembangan, Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA). Mengingat program kerjasama dimaksud merupakan bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia, maka program kerjasama ini dilihat sebagai prioritas penting dalam pembangunan (termasuk pembangunan daerah). Bantuan UNICEF dipandang sebagai stimulan dan pendukung untuk mendorong dan meningkatkan kualitas program-program pembangunan SDM Dini yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 18 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 19. Fokus area kerjasama dibagi atas 56 bagian utama yaitu Perkembangan dan Kelangsungan Hidup Anak, Pendidikan Dasar dan Kesetaraan GenderPerkembangan Remaja, HIV/AIDS dan Anak-anak, Perlindungan Anak,: Pencegahan dan Respon terhadap Perlakuan Salah, Kekerasan, dan Eksploitasi terhadap Anak, danserta Kebijakan, Advokasi dan Kemitraan bagi Hak-hak Anak. Selanjutnya fokus area dibagi atas 67 ruang lingkup program kerjasama, yaitu: (1) Kesehatan dan Gizi, (2) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, (3) Pendidikan dan Perkembangan Remaja, (4) Penanggulangan HIV/AIDS, (45) Perlindungan Anak, (56) Kebijakan Sosial dan PemantauanPerencanaan, Monitoring, dan Evaluasi serta (76) Komunikasi, Mobilisasi Sumber Daya dan Kemitraan. Setiap program terdiri dari beberapa kegiatan utama, pelaksanaannya dilakukan di tingkat pusat dan daerah. (ggambar 1). Program kerjasama menjadicakup 14 provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara Utara, Irian JayaPapua Barat, dan Papua (gambar 2). Dalan keadaaan emergency, kerjasama ini juga meliputi daerah-daerah yang mengalami bencana seperti saat terjadi gempa di Sumatra Barat, DI Yogyakarta dan lain-lain. 19 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 20. Gambar 1:. Struktur Program Kerjasama Pemerintah RI – UNICEF Tahun 2011-2015 STRUKTUR PROGRAM Program Kerjasama RI-UNICEF 2011-2015 Kebijakan Sosial dan Kelangsungan Hidup dan Pendidikan dan Perkembangan Perlindungan Anak Komunikasi Pemantauan (Social Tumbuh Kembang Anak Remaja (Education and (Child Protection) (Communication, Resource Policy and Monitoring) (Child Survival and Adolescents Development) Mobilisation and Partnerships) Development) Kebijakan Sosial Kebijakan Sosial Kebijakan Sosial dan Pemantauan Kebijakan Sosial dan Pemantauan Kebijakan Sosial dan Pemantauan (Social Policy dan Pemantauan (Social Policy dan Pemantauan (Social Policy and and (Social Policy (Social Policy Monitoring)Pengua Monitoring)Peng Kebijakan Sosial and tan sistem pada dan Pemantauan Monitoring)Peng kualitas Kebijakan Sosial (Social Policy dan Pemantauan Kebijakan Sosial Kapasitas Kebijakan Sosial (Social Policy and dan Pemantauan kelembagaan pada dan Pemantauan and (Social Policy kebijakan, (Social Policy Kebijakan Sosial and keuangan, and dan Pemantauan Monitoring)Kapa perencanaan dan Monitoring)Siste Kebijakan Sosial (Social Policy sitas penganggaran m informasi dan Pemantauan and kelembagaan Kebijakan Sosial manajemen (Social Policy Monitoring)Anali pada kebijakan, and Kebijakan Sosial Kebijakan Sosial dan Pemantauan KesiapKebijakan dan Pemantauan Kebijakan Sosial (Social Policy and Sosial dan (Social Policy dan Pemantauan Pemantauan Kebijakan Sosial Monitoring)Transis and (Social Policy dan Pemantauan i dari pendidikan Monitoring)Kapa and (Social Policy sitas Monitoring)Peng Kebijakan Sosial kelembagaan embangan model dan Pemantauan (Social Policy and Kebijakan Sosial KesiapKebijakan Monitoring)Pembe dan Pemantauan Sosial dan (Social Policy Pemantauan KesiapKebijakan and Sosial dan Monitoring)Kemi Pemantauan 20 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 21. Gambar 2:. Wilayah Daerah Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF 2011-2015 21 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 22. Bantuan UNICEF terdiri daridiberikan dalam bentuk dana, barang perlengkapan dan bantuan teknis, ketiga jenis bantuan tersebut dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan seperti : (1) manajemen program; (2) pelatihan dan orientasi; (3) komunikasi, informasi dan edukasi; (4) monitoring dan evaluasi; (5) barang yang berkaitan dengan tujuan program, dan (6) bantuan teknis. Pengelolaan pelaksanaan program kerjasama di pusat dan daerah dilakukan sesuai pentahapan dalam siklus manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Pengorganisasian program kerjasama dilakukan dengan membentuk Tim Koordinasi yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Teknis di tingkat pusat, Tim Kelangsungan Hidup Pertumbuhan dan Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA) Provinsi, serta Tim KHPPIA Kabupaten/Kota. Tim Koordinasi baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah tersebut secara teknis didukung oleh Sekretariat KHPPIA. Mekanisme koordinasi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dilakukan melalui Rapat Koordinasi di tingkat pusat dan di tingkat provinsi (Gambar 3). Gambar 3:. Bagan Organisasi Program Kerjasama Berdasarkan ruang lingkup program kerjasama, pada Tim Teknis Pusat dibentuk 5 (lima) Kelompok Kerja (Pokja), yaitu: Pokja Advokasi Kebijakan dan Kemitraan Hak Anak, Pokja Kelangsungan Hidup dan Tumbuh Kembang Anak, Pokja Pendidikan, Pokja Perlindungan Anak, dan Pokja Komunikasi. Masing-masing Pokja diketuai oleh Pejabat Eselon II Bappenas, anggota Pokja adalah eEselon II dari instansi/lembaga Pemerintah terkait. Tugas Pokja sebagaimana tercantum dalam Pedoman Umum adalah: (a) Menyusun Pedoman/panduan bagi pelaksanaan 8 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 23. program di Pusat dan daerah; (b) Mengkoordinasikan perencanaan kerja tahunan (annual work plan); (c) Melaksanakan asistensi dan fasilitasi program ke daerah; (d) Melakukan pengkajian dan pengembangan dalam rangka mendukung program kerjasama; (e) Melakukan monitoring dan evaluasi program kerjasama, dan (f) Menyusun laporan kerjasama di pusat dan daerah secara periodik berdasarkan kerjasama, keluaran dan indikator sebagaimana tercantum dalam rencana kerja. Laporan pelaksanaan kegiatan program kerjasama Pemerintah RI dan UNICEF sepanjang tahun 2011 adalah sebagai berikut: Kegiatan koordinasi strategis program kerjasama pemerintah RI – Unicef Tahun 2006-2010 mendapatkandilaksanakan dengan mendapat dukungan dari 2 sumber pembiayaan yaitu DIPA Bappenas dan Unicef. Adapun , laporan dari pelaksanaan . kKegiatan adalah sebagai berikut tersebut antara lain meliputi : 2.1 Pertemuan Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) (15-16 Januari 2009) 2.2 Pertemuan Gizi (5 Februari 2009) 2.3 Pertemuan Mengenai Rekening Hibah (9 Februari 2009) 2.4 Workshop Draft RPJMN Perlindungan Anak (26-27 Februari 2009) 2.5 Rapat Kerja Kuartal I Program HIV/AIDS (3 Maret 2009) Rapat bertujuan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan AWP 2009 program HIV/AIDS, permasalahan yang dihadapi, serta tindak lanjut yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah tersebut dan menginformasikan rekomendasi utama Forum Koordinasi Perencanaan & Penganggaran tgl 26 Februari 2009 Hasil diskusi pada pertemuan tersebut adalah sebagai berikut:: a. Harus mulai dilaksanakannya rekomendasi Lokakarya Nasional Forum Perencanaan dan Penganggaran Penanggulangan HIV/AIDS 26 Februari 2009, yaitu perumusan konsep kebijakan penanggulangan HIV/AIDS untuk rancangan RPJMN 2010-2014, evaluasi komprehensif pelaksanaan RAN Penanggulangan HIV/AIDS tahun 2007-2010 dan penyusunan RAN Penanggulangan HIV/AIDS tahun 2010-2014 yang terintegrasi dalam RPJMN 2010-2014. 9 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 24. b. Salah satu langkah untuk memulai pelaksanaan dari rekomendasi loknas tersebut adalah akan dilaksanakan roadshow dan technical assistance ke Papua, Papua Barat dan Jawa Timur oleh perwakilan dari Dit.KGM Bappenas, KPAN, Dit.Kesibu Depkes) pada pertengahan bulan Mei 2009. c. PMTCT merupakan salah satu program penanggulangan HIV/AIDS yang penting terutama bagi ibu dan anak, namun program tersebut pada list activities GF ATM Round 8 belum banyak tercakup. d. Perlunya pencarian sumber dana untuk membiayai program PMTCT di Papua, Papua Barat dan Jawa Timur, salah satunya melalui pengajuan proposal program PMTCT ke program grant yang ditawarkan oleh KPAN yang akan disusun oleh Depkes. e. Perlunya penyiapan document yang akan dimasukkan pada list activities GF ATM round 9 (deadline minggu pertama bulan April). f. Lima mainstreaming pada comprehensive plan of action di Papua: • Education for all • Policy management • Curriculum • Training guru • Kemitraan dengan berbagai sector dan donor Dari lima mainstreaming tersebut, program penanggulangan HIV/AIDS dapat dimasukkan pada kurikulum di sekolah dan policy management. 2.6 Perumusan RPJMN 2010-2014 Bidang Pangan dan Gizi (19-20 Maret 2009) Pertemuan ini bertujuan mengevaluasi pencapaian pembangunan pangan dan gizi dalam kurun waktu 2004-2008, mengidentifikasi isu-isu strategis, merumuskan konsep arah kebijakan, prioritas, program dan kegiatan serta indikator kinerja pembangunan pangan dan gizi, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014. Selain itu, pertemuan ini merumuskan opsi-opsi penguatan dan positioning pangan dan gizi dalam RPJMN 2010 -2014. Isu pokok yang disampaikan antara lain: (a) Mengurai dasar filosofis pangan dan gizi, permasalahan pangan dan gizi hingga saat ini (diuraikan dari penyebab langsung, penyebab tidak langsung, dan akar masalah), dan (b) pilihan intervensi yang digunakan, serta penguatan 4 pilar (plus 1) yaitu: Kecukupan Gizi; Keamanan Pangan; Akses pada pangan yang berkelanjutan; Pola hidup sehat; Kelembagaan. Konsep awal dari Prof. Soekirman menjadi bahan dasar dalam pengajuan draft RPJMN, beberapa catatan yang perlu ditambahkan antara lain: Perbaikan dan up-dating data yang digunakan baik dari sisi gizi maupun pangan. 10 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 25. Penggunaan istilah ‘ketahanan pangan dan gizi’, untuk mencerminkan lingkup penanganan gizi dari hulu hingga hilir sesuai amanat UU No. 17/2007 tentang RPJP Nasional. Penyederhanaan istilah sehingga lebih mudah dipahami oleh awam dan para pengembil keputusan. Disarankan untuk lebih fokus pada ibu hamil dan bayi di bawah 2 tahun. Pengayaan dalam identifikasi masalah, meliputi status gizi, ketahanan pangan, pola hidup sehat, dan kelembagaan, serta tantangan masa mendatang seperti: adaptasi terhadap perubahan iklim, trade-off antara pangan-pakan-energi, perdagangan internasional. Mempertajam indikator dalam sasaran program serta memperjalas indikator outcome- output. Perlu elaborasi lebih dalam mengenai arah kebijakan dan intervensi, seperti: stabilisasi harga; peningkatan mutu dan gizi; peningkatan daya saing; pengolahan pangan yang lebih industrial dengan melibatkan UMKM; serta peningkatan produksi melalui reformasi agraria, infrastruktur, produktivitas lahan dan tenaga kerja. Memperkuat kelembagaan dengan mengganti istilah Dewan Ketahanan Pangan menjadi Dewan Ketahanan Pangan dan Gizi serta memperkuat peran masyarakat dan swasta. Perlu ditambahkan sub-bab khusus mengenai KAIDAH PELAKSANAAN, yang berisi sektor terkait yang bertanggung jawab dalam Ketahanan Pangan dan Gizi. Beberapa usulanDiusulkan mengenai penempatan Bidang Pangan dan Gizi dalam RPJMN 2010-2014 yaitu menjadi bidang tersendiri atau masuk menjadi bagian ke dalam bidang yang sudah ada khususnya bidang I (Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama) dan IX (Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup). Usulan lain menyebutkan dengan memecah menjadi 2 sub sistem, sub sistem gizi masuk ke dalam bidang yang I (Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama) sedangkan sub sistem pangan masuk ke dalam bidang II (Ekonomi). Disamping itu Adapun masukan lainnya adalah: (a) Disarankan untuk lebih fokus pada ibu hamil dan bayi di bawah 2 tahun, (b) Penggunaan istilah ‘ketahanan pangan dan gizi’, untuk mencerminkan lingkup penanganan gizi dari hulu hingga hilir sesuai amanat UU No. 17/2007 tentang RPJP Nasional, (c) Pengayaan dalam identifikasi masalah, meliputi status gizi, ketahanan pangan, pola hidup sehat, dan kelembagaan, serta tantangan masa mendatang seperti: adaptasi terhadap perubahan iklim, trade-off antara pangan-pakan-energi, perdagangan internasional., (d) Perlu elaborasi lebih dalam mengenai arah kebijakan dan intervensi, seperti: stabilisasi harga; peningkatan mutu dan gizi; peningkatan daya saing; pengolahan pangan yang lebih industrial dengan melibatkan UMKM; serta peningkatan produksi melalui reformasi agraria, infrastruktur, produktivitas lahan dan tenaga kerja, dan (e) Perlu ditambahkan sub-bab khusus mengenai KAIDAH PELAKSANAAN, yang berisi sektor terkait yang bertanggung jawab dalam Ketahanan Pangan dan Gizi 11 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 26. Sebagai tindakla Tindak Lanjut diusulkan : pPembentukan Tim Kecil untuk merumuskan kembali rekomendasi lokakarya ini. Selanjutnya, Tim Kecil ini akan menuliskan draft mengenai Bab Ketahanan Pangan dan Gizi, selanjutnyauntuk selanjutnya akan menjadi bahan pembahasan pada workshop ke-2 penyusunan RPJMN bidang Pangan dan Gizi yang akan dilaksanakan pada 1 disampaikan pada minggu-1 bulan April 2009. 2.7 Workshop Posyandu (23 Maret 2009) Pertemuan bertujuan untuk identifikasi peran dan tanggung jawab Departemen Kesehatan dalam menjamin keberlangsungan dan kualitas pelayanan kesehatan dasar di Posyandu Isu pokok yang disampaikan antara lain: a. Perumusan tujuan Posyandu yang lebih operasional: apa output dan outcome-nya? Dengan demikian, tidak sekedar tujuan visioner (menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan balita), tapi penetapan tujuan yang lebih spesifik dan dapat diukur (measurable) sehingga mudah dimonitoring dan dievaluasi. b. Paket kegiatan Posyandu. Perlu ditinjau lagi relevansi kegiatan Posyandu yang ada sekarang ini, sebab kadangkala kegiatan tambahan menjadi lebih prioritas dibandingkan kegaiatan pokok (penimbangan). Dengan demikian, perlu klasifikasi kegiatan antara pokok dan tambahan. Selain itu, perlu penilaian kapasitas dan kapabilitas organisasi Posyandu sehingga dapat ditentukan kelayakan Posyandu untuk melakukan kegiatan tambahan. c. Organisasi Posyandu. Perlu disepakati mengenai instansi yang mengelola Posyandu. Opsi yang ditawarkan adalah di bawah Pemerintahan Desa dengan bantuan teknis dari Puskesmas. Di tingkat nasional hingga kab/kota, Pokjanal Posyandu yang merupakan forum koordinasi, perlu lebih di-tegas-kan peran dan fungsi masing-masing instansi. Diusulkan, di Departemen Kesehatan sendiri ditunjuk pejabat eselon II yang menjadi focal point Posyandu. Selain itu, perlu optimalisasi peran swasta seiring dengan menguatnya program CSR (Corporate Social Responsibility), sehingga Posyandu dapat dijadikan salah satu alternatif kegiatan. 12 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 27. d. Pengelolaan sumber daya pendukung, meliputi pengelolaan kader Posyandu (perlunya insentif), sarana pendukung (buku pedoman, paket gizi, alat timbang, pelatihan, pelaporan). Selain itu perlu sinkronisasi dengan unit pelayanan lainnya yang dikelola oleh lintas sektor terkait, seperti BKB, PAUD, TPA, dan lain-lain. a. Sebagai Perumusan tujuan Posyandu yang lebih operasional: apa output dan outcome-nya? Dengan demikian, tidak sekedar tujuan visioner (menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan balita), tapi penetapan tujuan yang lebih spesifik dan dapat diukur (measurable) sehingga mudah dimonitoring dan dievaluasi. b. Paket kegiatan Posyandu. Perlu ditinjau lagi relevansi kegiatan Posyandu yang ada sekarang ini, sebab kadangkala kegiatan tambahan menjadi lebih prioritas dibandingkan kegaiatan pokok (penimbangan). Dengan demikian, perlu klasifikasi kegiatan antara pokok dan tambahan. Selain itu, perlu penilaian kapasitas dan kapabilitas organisasi Posyandu sehingga dapat ditentukan kelayakan Posyandu untuk melakukan kegiatan tambahan. Organisasi Posyandu. Perlu disepakati mengenai instansi yang mengelola Posyandu. Opsi yang ditawarkan adalah di bawah Pemerintahan Desa dengan bantuan teknis dari Puskesmas. Di tingkat nasional hingga kab/kota, Pokjanal Posyandu yang merupakan forum koordinasi, perlu lebih di-tegas-kan peran dan fungsi masing-masing instansi. Diusulkan, di Departemen Kesehatan sendiri ditunjuk pejabat eselon II yang menjadi focal point Posyandu. Selain itu, perlu optimalisasi peran swasta seiring dengan menguatnya program CSR (Corporate Social Responsibility), sehingga Posyandu dapat dijadikan salah satu alternatif kegiatan. c. Pengelolaan sumber daya pendukung, meliputi pengelolaan kader Posyandu (perlunya insentif), sarana pendukung (buku pedoman, paket gizi, alat timbang, pelatihan, pelaporan). Selain itu perlu sinkronisasi dengan unit pelayanan lainnya yang dikelola oleh lintas sektor terkait, seperti BKB, PAUD, TPA, dan lain-lain. tTindaklanjut dari pertemuan Lanjut: adalah kesepakatan untuk melakukan Akan dilakukan pertemuan lanjutan dengan agenda menyepakati: (a) Perumusan Paket Pelayanan Posyandu, (b) Pembagian Tugas Pusat-Provinsi- Kabupaten/Kota-Puskesmas, (c) Organisasi pengelola Posyandu dan (d) Sumber daya Pendukung (Pusat, Provinsi, Kabupaten/kota), serta (e) mekanisme Koordinasi Pengelolaan Posyandu. 13 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 28. 2.8 Pertemuan Tim Fasilitasi Program Kerjasama Pemerintah RI – Unicef Tahun 2006-2010 (16 April 2009) Tujuan dari pertemuan adalah adalah : (a) Sosialisasi Tugas dan Peran Tim Fasilitasi, dan kesepakatan rencana kerja, (b) Identifikasi kendala dalam mekanisme penge-lolaan dan koordinasi program di pusat dan KHPPIA di daerah, (c) Membangun sinergi pelaku program, secara vertikal (pusat dan daerah) dan horizontal (antar anggota), dan (d) Review Umum atas pelaksanaan kegiatan Kuartal I dan rencana kerja Kuartal II. Adapun pokok-pokok pembahasan dan kesimpulan pertemuan adalah sebagai berikut: a. Peserta menyarankan agar ada pembagian yang jelas mengenai peran dan fungsi antara Tim Teknis dan Tim Pengarah, dengan demikian dapat menjalankan koordinasi program secara lebih sinergis dan efektif-efisien. Hal lain adalah masih ada kesulitan dalam pembinaan teknis (bintek) dan monitoring-evaluasi (monev) oleh instansi pusat dalam kegiatan kerjasama di daerah, dengan demikian perlu dibuat tata kerja/mekanisme pengelolaan program. b. Ditemukan beberapa permasalahan mengenai pendaftaran rekening kerjasama, diantaranya karena keengganan pendaftaran rekening oleh instansi pelaksana program akibat peraturan perundangan yang masih belum jelas. Salah satu hal yang masih membingungkan adalah kewajiban pencantuman hibah dalam mekanisme DIPA K/L tersebut. c. Dari pihak Unicef menjelaskan mengenai isu lintas sektoral lainnya yang membutuhkan dukungan dari seluruh komponen, yaitu: akan disusunnya Situasi Analisis Nasional sebagai bahan dalam penyusunan CPAP termasuk didalamnya kondisi ibu dan anak dalam krisis ekonomi global sekarang ini. Selain itu, Unicef pada tahun 2009 akan mendukung penyusunan RPJMN 2010-2014 erutama untuk isu pendidikan, kesehatan, gizi dan perlindungan anak. Sebagai tindaklanjut dari pertemuan ini, antara lain disepakati : (a) penyusunan jadual bimbingan teknis dan monitoring evaluasi yang diketahui seluruh anggota tim fasilitasi, (b) Perlu disusun pedoman pemantauan terpadu, (c) Mengembangkan jaringan mailing list dan website, (d) Mendokumentasikan praktek unggulan, (e) Menyusun pedoman penilaian praktek unggulan, (f) Mengembangkan perencanaan berbasis data (situasi analisis) dalam pengarustamaan praktek unggulan dalam RPJMN/D, (g) Memantau pendaftaran rekening hibah di tiap instansi pelaksana program, dan (h) Melakukan amandemen Pedoman Umum kerjasama RI-UNICEF 2006-2010 terkait rekening hibah RENCANA KERJA TIM FASILITASI PUSAT 14 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 29. PROGRAM KERJASAMA RI – UNICEF 2006-2010 No ISU KEGIATAN 1. Pembinaan teknis dan a. Disusun jadual bintek dan monev yang diketahui seluruh monitoring-evaluasi anggota Tim Fasilitasi. daerah b. Perlu pedoman pemantauan terpadu. c. Mengembangkan jaringan mailing list dan website. 2. Praktek unggulan (best a. Mendokumentasikan praktek unggulan. practice) b. Menyusun pedoman penilaian praktek unggulan. c. Menyebarluaskan praktek unggulan. d. Mengembangkan perencanaan berbasis data (situasi analisis) dalam pengarustamaan praktek unggulan dalam RPJMN/D. 3. Penataan rekening hibah a. Memantau pendaftaran rekening hibah di tiap instansi pelaksana program. b. Mengadakan pertemuan pembahasan hibah RI-Unicef bersama Depkeu dan BPK. c. Amandemen Pedum terkait rekening hibah. 2.9 Pertemuan Tim Teknis Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium/GAKY (30 Mei 2009) Pertemuan bertujuan untuk melakukan evaluasi dan mendapatkan laporan tentang pelaksanaan kegiatan Tim GAKY sesuai sektor terkait pada kuartal I. Beberapa isu yang dibahas antara lain: (a) Laporan tiap instansi/lembaga; (b). Review hasil Riskesdas 2007; (c). Mekanisme koordinasi Tim GAKY; (d) Pembahasan draft RAN GAKY 2010-2014. Pertemuan dihadiri oleh anggota Tim Fasilitasi dari: Deperin, Depkes, BPOM, Depdagri, dan staf Unicef. Beberapa isu terkait selama pembahasan antara lain: a. Pada tinjauan hasil Riskesdas, penggunaan cut-off point hasil lab/iodometry yang seharusnya cukup 15 ppm untuk menentukan garam yodium standar, pada Riskesdas 2007 digunakan 30 ppm (terlalu tinggi). Hal ini perlu mempertimbangkan bahwa standar SNI di tingkat produsen saat ini adalah 30 ppm Kalium Iodat yang ekuivalen dengan 15-17 ppm Iodium. b. Terkait dengan hal tersebut, akan dilakukan tinjauan SNI melalui langkah-langkah antara lain: (1) surat dari Unicef ke Pemerintah RI tentang tinjauan SNI sekaligus rekomendasi dan perbandingan dengan negara-negara lain; (2) dibentuk tim pembahasan kandungan garam yodium (dibawah Depkes); (3) berdasarkan rekomendasi tim, Depkes menyurati Deperin, mengenai revisi SNI garam beryodium; 15 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 30. (4) membuat Panitia Teknis SNI garam yodium dengan bahan masukan: hasil pemantauan dari Deperin, BPOM, dan Depkes (Riskesdas 2007); (5) SNI diharapkan keluar, dengan lingkup: mutu garam meja, mutu garam krosok; (6) menyusun petunjuk produsen garam beryodium. (7) sosialisasi dan pelatihan pengendalian mutu interdep di daerah. c. Untuk mekanisme koordinasi Tim GAKY Pusat, akan dibentuk struktur meliputi: Tim Pengarah, Tim Teknis, Tim Fasilitasi, dan Tim Pakar. Adanya 2 struktur baru, yaitu Tim Fasilitasi berfungsi mendukung dalam penyiapan konsep kebijakan/kajian, monitoring dan evaluasi, pelaporan, dan penguatan sinergi program antar instansi. Sedangkan Tim Pakar berfungsi dalam memberi masukan dan saran dalam penyusunan kebijakan/program berdasarkan kajian ilmiah. Selain itu, diharapkan Tim Pakar menjadi focal point dalam penanggulangan GAKY di regional tertentu. Usulan Tim Pakar ini seperti tersebut dalam lampiran. d. Terkait dalam revitalisasi peraturan penanggulangan GAKY di daerah, akan dikeluarkan Permendagri tentang Penanggulangan GAKY dan Larangan Peredaran Garam Tidak Beryodium. Peraturan ini berisi antara lain: larangan dan sangsi, pembinaan dan pengawasan, serta tanggung jawab. Diharapkan pada bulan Juli 2009 nanti, peraturan ini sudah dapat disahkan. e. Dalam rangka penyusunan RAN GAKY 2010-2014, akan dilakukan langkah-langkah antara lain: (1) mengumpulkan masukan dari eksternal review; (2) inventarisasi kegiatan K/L; (3) menyusun dan menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan masukan dari daerah (misal: forum musrenbangnas – mid Mei); (4) Pertemuan koordinasi; (5) finalisasi draft pada bulan November 2009. f. Selain hal tersebut di atas, dari hasil Riskesdas 2007 akan dilakukan studi lanjutan untuk menjawab pertanyaan, ’mengapa kandungan yodium dalam urin meningkat?’. Studi ini didukung Unicef dengan mitra pelaksana BP GAKY, akan dilakukan di Karawang, Grobogan, Salatiga, dan Bantul. 16 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 31. 2.10Rapat Internal Pembahasan TOR (1) (30 Januari 2009) Rapat bertujuan untuk mendapatkan masukan awal guna menyempurnakan TOR Kajian Perencanaan Kesehatan, Gizi, Obat dan Makanan.. Rapat dihadiri oleh seluruh staf Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Ruang lingkup kegiatan kajian bidang kesehatan dan gizi masyarakat disepakati terdiri dari 5 kluster, yaitu: 1) Pengawasan obat dan makanan 2) Rencana pembangunan kesehatan berdimensi wilayah 3) Program, indikator, dan target 4) Isu strategis dan arah kebijakan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat 5) Rancangan RPJM bidang kesehatan dan gizi masyarakat 2.11Rapat Internal Pembahasan TOR (2) (6 Maret 2009) Rapat dilakukan untuk menyempurnakan TOR Kajian Perencanaan Kesehatan, Gizi, Obat dan Makanan. Rapat dihadiri oleh seluruh staf Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Kajian akan dilakukan melalui rangkaian serial diskusi yang terdiri dari 5 seri dengan rancangan materi pembahasan dan narasumber sebagai berikut : Diskusi Seri I Tema : Pengawasan Obat dan Makanan Materi Pembahasan : 1. Isu-isu strategis Obat/Farmasi (Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc - Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan) 2. Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, MKes, SpFK - Kepala Badan POM) 3. Tantangan Industri Obat dan Farmasi di Indonesia (Ir. Ferry Sutikno, MSc, MBA, Ketua Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia) 4. Pengawasan Makanan dari Perspektif Pengusaha (Bapak Thomas Darmawan, Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman) Moderator : Dr. Arum Atmawikarta Pembahas : Prof. Iwan Darmansjah (Farmakolog UI), Husna Zahir (Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), Drs. Darodjatun Sanusi, Apt., MBA, (Majelis Penasehat Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)) Diskusi Seri II 17 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 32. Tema : Rencana Pembangunan Kesehatan Berdimensi Wilayah Materi Pembahasan : 1. Konsep Perencanaan Pembangunan Berdimensi Wilayah RPJM 2010-2014 (Ir. Max H. Pohan, CES., MA - Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Bappenas) 2. Pembangunan Kesehatan Berbasis Wilayah (Prof. Dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Ph.D - Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia) 3. Pemanfaatan Riskesdas dalam Perencanaan Kesehatan Berdimensi Wilayah (Dr. Trihono, M.Sc - Kapuslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan) 4. Aspek Kapasitas Fiskal Daerah dalam Perencanaan Pembangunan (Prof. Dr. Mardiasmo, Ak., MBA - Dirjen Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan) Moderator : Dr. Arum Atmawikarta Pembahas : Dr. I Made Suwandi, M.Soc.Sc (Direktur Urusan Pemerintahan Daerah, Departemen Dalam Negeri), Dr. Ir. Dewi Sawitri, MT (Departemen Teknik Planologi ITB), dr. Adang Bachtiar, MPH, D.Sc (IAKMI) Diskusi Seri III Tema : Program, Indikator, dan Target dalam RPJMN 2010-2014 Materi Pembahasan : 1. Penetapan Indikator dan target (Prof. Purnawan) 2. Pembiayaan Program Kesehatan (Prof. Ascobat Gani) 3. Hasil Riskesdas untuk mengukur pencapaian pembangunan kesehatan (Badan Litbangkes Depkes) 4. Ketersediaan data bersumber Profil Kesehatan untuk mengukur pencapaian pembangunan kesehatan (Kepala Pusdatin Depkes) Panel presentasi : 1. Penyajian Matriks Program, Kegiatan, Indikator, dan Target Departemen Kesehatan (Kepala Puskabangkes Depkes) 2. Penyajian Matriks Program, Kegiatan, Indikator, dan Target Badan POM Moderator : Dr. Arum Atmawikarta Diskusi Seri IV Tema : Isu Strategis dan Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan dan Gizi Masyarakat Materi Pembahasan : 18 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 33. 1. Rancangan RPJMN Kesehatan 2010-2014 (Bappenas) 2. Gagasan untuk pengembangan Renstra Depkes 2010-2014 (Depkes) 3. Gagasan untuk pengembangan Renstra BPOM 2010-2014 (Badan POM) Moderator : Dr. Arum Atmawikarta Pembahas : 1. DR. Adang Bachtiar - IAKMI 2. Prof. Ascobat Gani 3. Prof. Laksono 4. Dr. Broto Wasito 5. Prof. Soekirman 6. Dr. Hapsara 7. Yulfita Rahardjo 8. WHO 9. World Bank 10. Perwakilan dari Legislatif Diskusi Seri V Tema : Rancangan RPJM Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat Materi Pembahasan : Sosialisasi dan Uji Publik Rancangan RPJM Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat 2.12Pelaksanaan Diskusi Seri 1 (31 Maret 2009) Tema : Pengawasan Obat dan Makanan Tujuan 1. Melakukan identifikasi masalah dan tantangan di bidang obat dan farmasi yang meliputi ketersediaan, distribusi, dan keterjangkauan obat. 2. Mengenali berbagai isu global terkait industri obat dan farmasi di Indonesia dan alternatif langkah antisipasinya. 3. Mengidentifikasi isu-isu strategis terkait obat dan makanan 4. Mengenali sistem pengawasan mutu obat dan makanan di Indonesia, termasuk strategi dan arah kebijakan untuk mendukung upaya penguatannya Keluaran (Output) 19 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 34. Diperolehnya isu-isu strategis, alternatif strategi, dan rekomendasi kebijakan untuk pengawasan obat dan makanan di Indonesia dalam melengkapi rancangan RPJMN 2010 – 2014. Lingkup Pembahasan 1. Topik : Isu-isu Strategis Obat/Farmasi 1) Bagaimana situasi ketersediaan dan akses masyarakat terhadap obat esensial? 2) Apa masalah dan tantangan dalam penyediaan dan pengelolaan obat? 3) Bagaimana peran dan kapasitas pemerintah (pusat dan daerah) dalam penyediaan dan pengelolaan obat publik? 4) Bagaimana strategi pemerintah dalam menjamin ketersediaan obat esensial dengan harga terjangkau dan berkesinambungan? 5) Apa isu-isu strategis, sasaran dan arah kebijakan serta program-program di bidang obat dan farmasi? 6) Apa dukungan peraturan perundangan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan obat? 7) Apa indikator yang digunakan dan target yang akan dicapai pada RPJM 2010-2014? 8) Hal-hal lain yang dianggap penting dan relevan. 2. Topik : Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan 1) Bagaimana situasi gambaran umum terkait mutu, keamanan dan khasiat obat dan makanan di Indonesia? 2) Apa masalah dan tantangan dalam penerapan pengawasan obat dan makanan? 3) Bagaimana peran dan kapasitas BPOM dan jaringannya dalam penerapan sistem pengawasan obat dan makanan? 4) Apa isu-isu strategis, kebijakan dan strategi penguatan sistem pengawasan obat dan makanan untuk menjamin mutu dan keamanan obat dan makanan yang beredar di masyarakat? 5) Apa dukungan peraturan perundangan untuk menjamin pengawasan dan mutu obat? 6) Apa indikator yang digunakan dan target yang akan dicapai pada RPJM 2010-2014.? 7) Isu-isu lain yang dianggap penting dan relevan 3. Topik : Antisipasi isu global industri obat dan farmasi di Indonesia 20 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 35. 1) Apa tantangan dan masalah industri obat dan farmasi saat ini? 2) Bagaimana antisipasi industri obat dan farmasi dalam menghadapi isu global? 3) Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk mengantisipasi bahan baku obat yang saat ini masih bergantung pada impor? 4) Bagaimana keterjangkauan harga obat di Indonesia? 5) Bagaimana implementasi GMP pada industri obat di Indonesia? 6) Bagaimana peran swasta dalam meningkatkan akses obat esensial yang terjangkau masyarakat? 7) Bagaimana kualitas sistem pengawasan obat dan makanan di Indonesia dari perspektif pengusaha farmasi? 8) Apa pandangan pengusaha farmasi untuk meningkatkan peran Depkes dan BPOM dalam penyediaan dan pengelolaan obat? 9) Isu-isu lain yang dianggap penting dan relevan. 4. Topik : Pengawasan Makanan dari Perspektif Pengusaha 1) Bagaimana masalah dan tantangan dalam menjamin keamanan produk pangan? 2) Bagaimana implementasi GMP pada industri makanan dan minuman di Indonesia? 3) Bagaimana penerapan sistem pengawasan makanan dari perspektif pengusaha? 4) Langkah-langkah apa yang ditempuh industri untuk menjamin keamanan produk pangan? 5) Apa pandangan pengusaha makanan dan minuman untuk meningkatkan peran Depkes dan BPOM dalam menjamin keamanan produk pangan? 6) Isu-isu lain yang dianggap penting dan relevan Peserta Serial Diskusi Peserta serial diskusi 1 terdiri dari perwakilan Departemen Kesehatan, Badan POM, Departemen Perdagangan, perusahaan farmasi, Direktorat KP3A, Direktorat KPPO, dan Direktorat Agama dan Pendidikan Bappenas Agenda Acara 21 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 36. WAKTU ACARA (WIB) 08.30-09.0 Registrasi Peserta 0 09.00 – Pembukaan 09.15 Dr. Arum Atmawikarta, SKM, MPH, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas 09.15-10.4 Paparan Pembicara 5 1. Isu-isu Strategis Obat/Farmasi Dra. Kustantinah, Apt, M.App.Sc, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan 2. Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, MKes, SpFK, Badan Pengawasan Obat dan Makanan 3. Antisipasi Isu Global Industri Obat dan Farmasi di Indonesia Ir. Ferry Sutikno, MSc, MBA, Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia 4. Pengawasan Makanan dari Perspektif Pengusaha Bapak Thomas Darmawan, Ketua Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman 10.45-11.0 Coffee Break 0 11.00-12.0 Diskusi Panel 0 Moderator: Dr. Arum Atmawikarta, SKM, MPH, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Pembahas: 1. Prof. Dr. Iwan Darmansjah, SpPK (K), Farmakolog Fakultas Kedokteran UI 2. Husna Zahir, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia 3. Drs. Darodjatun Sanusi, Apt., MBA, Majelis Penasehat Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) 12.00-13.0 Diskusi Umum 0 13.30 Penutupan 22 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 37. (dilanjutkan dengan makan siang) 2.1. PROGRAM ADVOKASI POKJA ADVOKASI KEBIJAKAN SOSIAL DAN KEMITRAAN HAK ANAK Program ini menekankan pada dukungan pencapaian RPJMN 2010-2014 pada aspek peningkatan kesejahteraan dan hak-hak ibu dan anak melalui pendekatan ekuitas di tingkat nasional dan daerah. Komponen kegiatannya meliputi perencanaan dan penganggaran berbasis bukti yang berpihak pada anak dengan mengembangkan studi-studi, lokakarya dan seminar untuk mendiseminasikan isu-isu terkait anak serta memperkuat proses advokasi kepada pengambil keputusan. Kegiatan-kegiatan pada program ini adalah: PEMANTAUANKEMITRAAN HAK ANAKRAPAT KOORDINASI A.1 Rapat Koordinasi terbatas Kelompok Kerja Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (Pokja PME), 19-20 Februari 2010 Adapun pokok-pokok pikiran dan tindak lanjut pertemuan tersebut, adalah sebagai berikut:Rapat Koordinasi Awal Tahun, membahas agenda pokok antara lain: • Dokumen pelaporan 2009. Saat ini sedang dikembangkan kumpulan paparan/presentasi Tinjauan Akhir Tahun 2009 lalu, dalam bentuk elektronik-book. E-book merupakan proceeding yang memuat target, capaian, tantangan, dan penganggaran dari pelaksanaan Program Kerjasama Pemerintah RI-UNICEF sepanjang tahun 2009. Selain itu juga memuat Praktek Unggulan di 5 instansi Pusat dan Daerah. Laporan ini akan di up-load pada website Kerjasama RI-UNICEF. E-book proceeding Kegiatan 2009 ditata dalam lay-out yang menarik. , untuk itu forum mengusulkan dibuat dalam versi cetak. Diharapkan dokumen ini selanjutnya dapat menjadi media advokasi/sosialisasi kepada stakeholder pusat dan daerah, khususnya bagi daerah non kerjasama RI-UNICE. F o Tindak lanjut: Sekretariat RI-UNICEF di Bappenas akan menindaklanjuti masukan dan mempelajari kemungkinan untuk pencetakan. • Penutupan Field Office (FO) UNICEF di Bandung Sehubungan dengan penutupan FO UNICEF di Bandung, Bappenas melalui Surat dari Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan telah mengirimkan surat tanggapan kepada UNICEF. Pada surat tersebut diusulkan perlunya menempatkan 1 orang staf masing-masing di provinsi Jawa Barat dan Banten, dengan mempertimbangkan kesinambungan kegiatan, advokasi sekaligus administrasi serta komitmen 5 tahun kerjasama dengan pemerintah daerah. Diinformasikan oleh staf UNICEF bahwa pertimbangan Bappenas tersebut akan dibahas internal UNICEF pada akhir Februari 2010 karena pimpinan UNICEF berada di luar negeri. o Tindak lanjut: Menunggu tanggapan resmi dari UNICEF atas surat Deputi SDM dan Kebudayaan Bappenas serta merencanakan pertemuan dengan pihak terkait untuk menindaklanjutinya. • Pembahasan Kerangka Monitoring dan Evaluasi • Walaupun instrument monitoring dan evaluasi sudah ada dalam Pedoman Umum (Pedum), namun pelaksanaannnya dirasakan masih belum efektif,. Kendala umum penerapannya adalah pemahaman dan kepatuhan stakeholder yang kurang dalam mengisi format dan melaporkan laporan serta kurang efektifnya forum-forum monitoring dan evaluasi di daerah. Salah satu upaya untuk meningkatkan efektifitas monitoring dan evaluasi adalah pengembangan website Program Kerjasama. Diharapkan arus pelaporan dari K/L di 23 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 38. Pusat dan SKPD di daerah melalui media ini menjadi lebih lancar dan rutin. Untuk itu, akan dilakukan pengembangan website antara lain melalui: Pelatihan Admin Pusat dan Daerah sebagai focal point pengisian data pelaporan kegiatan/program, pengembangan pedoman umum admin, serta pemeliharaan situs dan jaringan Program Kerjasama. Pelatihan direncanakan pada bulan Maret 2010 untuk K/L Pusat. Sedangkan untuk daerah, akan dilakukan 2 kegiatan, yaitu pengiriman Pedoman Admin dan pelatihan untuk Admin daerah. o Tindak lanjut: (a) pembahasan intensif untuk menyempurnakan kerangka monitoring dan evaluasi dalam Pedum; (b) penyiapan pelatihan admin website menyangkut: materi pelatihan, mentor, dan penyelenggaraan lapangan; (c) perbaikan rutin situs Program Kerjasama; • Penataan Rekening Hibah. • Saat ini masih banyak K/L belum mendaftarkan rekeningnya ke Kementerian Keuangan sesuai Permenkeu No. 57/2007 yang mengatur tentang pengelolaan rekening milik kementerian negara/lembaga/kantor/satuan kerja. Bappenas sudah mengirimkan surat pemberitahuan di tahun 2009 lalu. Saat ini baru BPS yang sudah terdaftar, sedangkan Kemendagri, Kemensos, dan Kemendiknas masih dalam proses. o Disepakati, UNICEF akan ikut mendorong K/L yang mengelola rekening Kerjasama RI-UNICEF untuk mulai di proses pendaftarannya ke Kemenkeu. Disamping itu, pengelolaan rekening hibah diusulkan menjadi salah satu materi dalam pelatihan HACT/FACE pengelola keuangan Program Kerjasama RI-UNICEF di setiap K/L. o Tindak lanjut: (a) Sekretariat akan mengirimkan kembali softcopy Surat Bappenas tahun 2009 mengenai pemberitahuan pengelolaan rekening hibah ke UNICEF, (b) menjadi salah satu Tupoksi tambahan bagi staf UNICEF dalam pelaksanaan program di K/L. (c) penyiapan materi pengelolaan rekening hibah untuk pelatihan HACT/FACE • Pengembangan ASIA. Secara resmi telah menjadi salah satu instrumen perencanaan daerah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri No 25 tahun 2009 tentang pedoman penyusunan APBD tahun 2010. Di tahun 2010 akan dilakukan sosialisasi ASIA di seluruh Indonesia baik dengan pengiriman Petunjuk Teknis maupun lokakarya nasional. Untuk mendukung hal tersebut, saat ini telah dikembangkan pilot project di Polman (Sulbar) dan Solo (Jateng). o Tindak lanjut: (a) pertemuan Tim Fasilitasi Pusat di Ditjen. Bangda; (b) asistensi di 2 daerah pilot; (c) pendampingan di daerah untuk integrasi ASIA dalam perencanaan pembangunan daerah. • Penyusunan CPAP 2011-2015. Country Program Action Plan (CPAP) merupakan dokumen acuan program kerjasama lima tahunan UNICEF dan pemerintah. Sehubungan dengan penyusunan CPAP untuk periode 2011-2015, akan dilakukan serangkaian kegiatan, yaitu: (a) diskusi internal UNICEF (Januari-Maret), (b) pertemuan/lokakarya dengan Pemerintah Pusat dan Daerah serta penulisan draft CPAP (Maret-Juni), serta (c) pembahasan final CPAP bulan September 2010. Rangkaian kegiatan lain untuk mendukung analisa situasi Indonesia pada CPAP adalah final review program kerjasama 2006-2010 yang akan dipandu oleh konsultan, serta studi Situasi Analisis (SITAN) Nasional yang saat ini sedang dikembangkan. 24 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 39. o Tindak lanjut: penyiapan pertemuan awal penyusunan CPAP 2011-2015 termasuk term of reference dan agenda kerja • Studi SITAN Nasional Saat ini pelaksanaan studi sudah sampai tahap pengembangan studi lebih lanjut, baik pengumpulan data, analisis, dan pelaporan. Pelaksanaan Studi SITAN tidak sesuai waktu yang direncanakan. Untuk itu, forum mengusulkan agar segera diadakan pertemuan melihat progress terakhir. Dengan demikian, jika ada kendala teknis dan substantif dapat segera diatasi bersama, dan tidak mengganggu rangkaian kegiatan berikutnya, seperti pengembangan CPAP 2011-2015. o Tindak lanjut: (a) memantau perkembangan draft pelaporan studi SITAN dari konsultan; (b) persiapan pertemuan Tim Teknis Sitan Nasional. • Pengembangan Studi Child Budget Analysis Pertemuan Tim Teknis sudah dilakukan pada awal Februari 2010 lalu. Peserta rapat menyarankan beberapa hal substansial untuk diperbaiki, yaitu; metodologi, ruang lingkup studi, dan kebutuhan data. 2.1.1. Studi SITAN Ibu dan Anak Latar belakang dan Tujuan Salah satu strategi pada Kerjasama RI-UNICEF pada periode 2006-2010 adalah melakukan Studi Situasi Analisa Ibu dan Anak (SITAN). Hal ini perlu dilakukan untuk menyediakan suatu bukti (evidence based) sebagai acuan merancang kerjasama pemerintah Indonesia dan UNICEF 5 tahun mendatang (CPAP 2011-2015) yang bersinergi dengan RPJMN 2010-2014. Studi ini dimaksudkan untuk:; (i) mendapatkan informasi mengenai arah perencanaan secara nasional dan daerah terhadap kebijakan yang berkaitan dengan anak, anggaran belanja dan kelembagaan; (ii) memberikan gambaran atas kesadaran masyarakat umum terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh anak dan perempuan; (iii) memberikan suatu dasar (baseline) untuk studi lanjutan, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat umum terhadap hak-hak anak dan perempuan. Hasil Kegiatan Studi telah dilakukan pada tahun 2010 dan hasilnya telah dipresentasikan kepada Bappenas pada bulan Maret 2011. Studi ini memberikan analisa mendalam tentang kesejahteraan ibu dan anak serta memberikan rekomendasi kepada pembuat kebijakan untuk menindaklanjuti strategi pencapaian MDGs. Selain itu studi ini telah merekemondasikan tiga konsep kertas kebijakan kepada pemerintah Indonesia yaitu:; (i) MDGs dan ekuitas; (ii) Melaksanakan desentralisasi yang bermanfaat bagi anak Indonesia dan; (iii) Pengelolaan data, riset dan pengetahuan yang berbasis pada anak. Rekomendasi dan Tindak Lanjut Rekomendasi dari kegiatan ini adalah agar Bappenas dengan dukungan UNICEF dapat meningkatkan komitmen para pembuat kebijakan dengan mengadvokasi dan mensosialisasikan hasil studi ini. Kemudian Bappenas akan memfinalisasikan tiga konsep kertas kebijakan sebelum didiseminasikan pada tahun 2012. 25 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 40. Gambar 4: Pembahasan Konsep Kertas Kebijakan SITAN (12 Oktober 2011) Gambar 4:. Pembahasan Konsep Kertas Kebijakan SITAN (12 Oktober 2011) 2.1.2. Studi Dampak Perubahan Iklim dan Migrasi Terhadap Anak Latar Belakang dan Tujuan Anak-anak merupakan kelompok paling rentan terhadap perubahan iklim yang sedang terjadi. Mereka dapat menjadi korban akibat minimnya ketersediaan air bersih, terjadinya bencana alam, penyebaran penyakit dan migrasi (mengungsi karena kehilangan tempat tinggal). Selama ini studi tentang perubahan iklim yang khususnya menyoroti isu tentang anak sangat terbatas. Sementara itu kebijakan pemerintah terhadap kelompok rentan belum dimasukkan pada strategi nasional, dokumen perencanaan atau perundang-undangan. Dengan demikian perencanaan dan kebijakan pemerintah yang ada tidak cukup untuk mengakomodir hak-hak dan kepentingan anak akibat terjadinya perubahan iklim. Untuk itu diperlukan sebuah studi yang spesifik menyoroti dampak perubahan iklim untuk menganalisa kecenderungan perubahan iklim dan faktor-faktor bio-fisik dan socsial ekonomi yang mempengaruhinya. Tujuan dari studi ini adalah mengidentifikasi dampak perubahan iklim terhadap anak-anak dengan fokus pada gizi dan migrasi serta melihat kebijakan-kebijakan yang sudah dilakukan. Pelaksana studi dilakukan oleh Nossal Institute 26 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 41. Australia bekerjasama dengan Litbang Kementerian Kesehatan. Kegiatan yang sudah dilakukan meliputi kunjungan lapangan yang sudah dilakukan pada tanggal 4 – 18bulan Mei 2011 di 3 lokasi yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, dan NTT. Selain kunjungan lapangan, tim terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan Kementerian/Lembaga terkait pada tanggal 6 Mei 2011. Pada tanggal 18Bulan Mei 2011, tim studi melaporkan hasil studi sementara, sedangkan hasil studi akhir yang sudah tersusun dilaporkan pada bulan Juli 2011. dilanjutkan pada tanggal 4 Juli 2011 sudah tersusun hasil akhir. Hasil Studi Hasil dari studi ini telah memberikan beberapa temuan utama, antara lain:; (i) perubahan iklim dapat mengakibatkan gagal panen sehingga menambah beban kerja kaum Ibu dan dapat mempengaruhi pemberian ASI pada anak; (ii) kegagalan panen juga mengakibatkan kaum Ibu beralih mata pencaharian sebagai buruh migran sehingga dapat mempengaruhi pola asuh pada anak; (iii) Jawa Timur dan NTT merupakan provinsi yang paling rentan terhadap memburuknya ketahanan pangan akibat perubahan iklim. Rekomendasi dan Tindak Lanjut Rekomendasi dari studi adalah perlunya dilakukan tindakan sebagai berikut:; (i) memperkuat surveilans dengan focus terhadap anak; (ii) memfokuskan upaya-upaya penanganan perubahan iklim pada anak; (iii) meningkatkan komitmen terhadap program gizi dan kesehatan anak. Kemudian tindak lanjut yang akan dilakukan adalah melakukan diseminasi akhir pada tahun 2012. 2.1.3. Studi Kemiskinan Anak (Child Poverty Study) Latar Belakang dan Tujuan Sejak tahun 2007, UNICEF Indonesia telah mengambil bagian dalam Studi Global Kemiskinan dan Disparitas Anak yang dilaksanakan melalui pendekatan riset konteks lokal di 47 negara. Studi ini merupakan instrument advokasi kebijakan kritis yang berupaya mengidentifikasi kelompok masyarakat rentan dan menyediakan rekomendasi pada peraturan, kebijakan dan program yang dapat mendukung hak-hak anak. Studi ini mengkombinasikan pendekatan penghasilan (income) dengan pendekatan Bristol Deprivations yang melihat bagaimana anak-anak dapat memperoleh akses terhadap tujuh dimensi kritis yaitu:; (i) tempat tinggal; (ii) sanitasi; (iii) air bersih; (iv) informasi; (v) makanan; (vi) pendidikan; dan (vii) kesehatan. Tujuan studi adalah menyajikan analisa berbasis bukti (dari analisis statistik dan narasi pandangan anak dan pihak terkait) mengenai anak yang hidup dalam kemiskinan dan mengenali adanya celah dan peluang untuk memperbaiki kebijakan (termasuk alokasi anggaran) dan pengaturan kelembagaan di tingkat nasional (dan regional) dalam rangka mendukung terpenuhinya hak-hak anak. UNICEF telah menunjuk Lembaga Penelitian SMERU untuk melaksanakan kajian ini di Indonesia dan studi ini telah dilaksanakan sejak tahun 2010. Di tahun 2011, hasil kajian tersebut akan direvisi berdasarkan masukan dari pihak terkait dan didiseminasikan. Bappenas berperan sebagai fasilitator untuk menjamin agar kajian yang sudah dilaksanakan telah sesuai dengan kebutuhan kebijakan pemerintah dan siap pakai untuk mendukung advokasi dan formulasi kebijakan. 27 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF
  • 42. Hasil Studi Hasil studi ini telah mengidentifikasi kemiskinan multi-dimensi, yaitu:; (i) sekitar 13.8 juta anak Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan; (ii) prevalensi kemiskinan anak lebih tinggi daripada kemiskinan secara umum; (iii) hanya sekitar 15% anak yang terbebas dari ketujuh aspek deprivasi (pendidikan, pekerja anak, kesehatan, tempat tinggal, sanitasi, air, pendapatan); (iv) >50% anak terdeprivasi dalam satu atau dua aspek deprivasi; (v) dimensi dengan prevalensi tertinggi: pendapatan (55.8%), sanitasi (35.6%) dan air (35.1%). Rekomendasi dan Tindak Lanjut Rekomendasi dari hasil studi antara lain:; (i) upaya untuk memperkuat landasan hukum dan peraturan serta program terkait pemenuhan hak anak – tanpa diskriminasi – perlu terus dilanjutkan; yang lebih penting lagi adalah penguatan dalam aspek pelaksanaannya; (ii) penguatan upaya penanggulangan kemiskinan yang lebih fokus pada kemiskinan anak. Diantaranya melalui penguatan kapasitas rumah tangga dan komunitas; seperti PKH dan PNPM generasi; (iii) menerapkan cara penargetan yang berbeda, tergantung kondisi daerah; (iv) meningkatkan kerjasama vertikal (pusat – dearahdaerah) dan meningkatkan peranan pemerintah daerah dalam menangani kemiskinan anak; dan (v) memperbaiki ketersediaan dan kualitas data terutama yang terkait dengan perlindungan anak dan deprivasi non-material. Tindak lanjut yang telah dilakukan diantaranya:; (i) finalisasi laporan pada September 2011; dan (ii) diseminasi pada China-ASEAN conference on poverty reduction through inclusive growth (14-16 September 2011) dan children’s conference (17 November 2011). Gambar 5:. Pembahasan Draft Studi Kemiskinan Anak (16 Agustus 2011)Gambar 5: Pembahasan Draft Studi Kemiskinan Anak (16 Agustus 2011) 28 Laporan Akhir Tahun 2011 Kerjasama RI-UNICEF