Dokumen tersebut membahas tentang arsitektur hijau (green architecture) dan contoh proyek sekolah Panyaden di Chiang Mai, Thailand yang menerapkan prinsip-prinsip arsitektur hijau. Proyek sekolah tersebut dibangun dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan seperti tanah liat, batu, dan bambu serta memanfaatkan cahaya dan udara alami.
1. ARSITEKTUR TROPIS
FITRAH RAMADHANI SYAM
1107111897
WAHYU HIDAYAT ST, MURP
TP.2011/2012
Green Architecture, Panyaden school, Chiang Mai, Thailand
1
2. Green Architecture
Istilah “Green Architecture” sangat kerap kita dengar, istilah ini timbul
akibat munculnya isu pemanasan global.
Green architecture adalah sebuah konsep yang menghargai bumi dan isi
pada alam semesta, sehingga dalam membangun sebuah bangunan harus
menghargai lingkungan disekitarnya agar keberadaan bangunan tersebut tidak
menggangu ekosistem dan sumber daya yang ada di sekitar bangunan tersebut.
Green architecture, pada dasarnya berupaya membentuk suatu lingkungan
yang lebih menyenangkan bagi manusia sebagai pemakainya, dan memberi nilai
tambah bagi generasi masa depan yang akan menggunakannya, dan ini ramah
terhadap lingkungan.
Desain arsitektur ramah lingkungan sendiri hampir tidak bisa terlepas
dalam pembahasan desain arsitektur. Melihat kondisi ekologi global yang semakin
memburuk akhir-akhir ini, Ekologi dan desain yang berkelanjutan merupakan
topik yang penting di dalam desain arsitektur modern.
Di beberapa negara maju, kesadaran terhadap desain arsitektur ramah
lingkungan sudah lama diimplementasikan. Tidak hanya dalam skala bangunan
besar seperti gedung-gedung, tetapi juga dalam skala kecil yaitu rumah tinggal.
Berbagai macam metode diterapkan, mulai dari penerapan teknologi mutahir
sampai hanya penggunaan teknologi sederhana yang dapat dilakukan oleh semua
orang.
Konsep desain ramah lingkungan ini muncul akibat kondisi lingkungan global
yang semakin hari mengalami pendegradasian kualitas. Kondisi udara yang
semakin memburuk, Suhu muka bumi yang semakin panas, fenomena
deforestation yaitu penggudulan hutan untuk perluasan penunjang habitat
manusia, jumlah minyak bumi yang semakin berkurang, penggunaan bahan
bangunan yang tidak ramah lingkungan secara berlebihan, dan sebagainya. Pada
dasarnya apa yang kita perbuat di muka bumi ini adalah proses pengrusakan
terhadap bumi dan menipiskan peluang anak cucu kita untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya secara aman di masa yang akan datang.
Upaya memperbaiki kondisi bumi ini sudah selayaknya menjadi tanggung
jawab semua umat. Arsitek dengan kapasitas dan kemampuan profesionalnya bisa
menjadi salah satu ujung tombak dalam proses penciptaan lingkungan buatan yang
berwawasan lingkungan, demi menjaga kelangsungan umat manusia di masa kini
dan di masa yang akan datang. Telah cukup banyak arsitek-arsitek terkenal
didunia yang dengan sadarnya menempatkan isu-isu lingkungan di dalam diskusi
mereka. Arsitek seperti Ken Yeang, Renzo Piano, Shigeru Ban, Sir Richard
Rogers, Minsuk Cho dan YB. Mangunwijaya telah menerapkan prinsip-prinsip
desain ramah lingkungan di dalam desainnya. Mereka menggunakan material daur
Green Architecture, Panyaden school, Chiang Mai, Thailand
2
3. ulang, bahan bangunan ramah lingkungan semacam kertas, teknologi, Natural
light, heat maupun dalam lay out denahnya sendiri. Dalam hal ini peran arsitek
dalam mempengaruhi kliennya memegang peranan yang sangat penting sekali.
Meyakinkan klien untuk menggunakan desain yang ramah lingkunganpun bukanlah
perkara yang mudah. Banyaknya faktor non teknis semacam ego, kepentingan
kelompok atau hanya sekadar ingin pamer yang menjadi kendala dalam
meyakinkan klien.
Desain ramah lingkungan yang banyak digunakan akhir-akhir ini di dunia
arsitektur adalah menutupi atap dan dinding dengan tanaman rambat sebagai
living roofs dan living walls/ Vertical garden. Ini membuat sebuah lingkungan
menjadi lebih hijau dan berperan sebagai penyedia oksigen dan penyerap karbon
dioksida, dan ia juga terlihat indah secara visual.
Arsitek yang berpraktek memakai green architecture bukan hanya
mendesain tetapi juga mengurangi penggunaan energi dan polusi, dan menciptakan
hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material konstruksi yang bebas
dari racun. Green architecture juga menemukan desain untuk menyesuaikan
dengan kesehatan klien, banyak diantaranya yang menghidupkan bahkan
memperkembangkan dan terkadang gaya hidup yang spiritual. Oleh sebab itu
arsitek ini menciptakan rancangan yang fundamental untuk filosofi „ hijau „ dari
kehidupan.
Pada bangunan green architecture akan ditemukan banyak sumber
efisiensi, pengurangan penggunaan energi, peningkatan dan kemudahan daur
ulang, memaksimalkan cahaya alami dan pemandangan luar bangunan, pengurangan
medan elekrtomagnetik, meningkatkan air dan kualitas udara luar ruangan yang
dapat membuat klien merasa lebih baik karena mereka sedang memeluk
lingkungan alami yang bersih.
Penting untuk disadari oleh semua arsitek untuk mulai menerapkan desain
yang ramah lingkungan dalam rancangannya. Estetika secara visual semata,
sekarang ini dirasa masih sebagai faktor dominan dalam menentukan sebuah
bangunan apakah itu baik dan layak mendapat award.
Metode copypaste kerap terjadi tidak hanya di dunia arsitektur Indonesia
tetapi terjadi dimana saja dan tentunya selalu ada nilai baik dan buruk. Masih
banyak arsitek-arsitek Indonesia yang belum berani mempromosikan dirinnya
sebagai biro yang berwawasan ramah lingkungan.
Yang paling baik tentunya datang dari kesadaran diri sendiri, memulai hal-
hal yang paling mudah untuk dilakukan tetapi berdampak besar terhadap proses
pemulihan kondisi bumi, ini akan menjadi semakin lebih baik dan layak untuk
ditempati.
Green Architecture, Panyaden school, Chiang Mai, Thailand
3
4. Panyaden School . Chiang Mai, Thailand
Nama Proyek : Panyaden School di Chiang Mai, Thailand
Klien : Ibu Yodphet Sudsawad
Referensi klien : Markus Roselieb
Arsitek : 24H> arsitektur
Desain : Boris Zeisser, Maartje Lammers, Olav Bruin,
Andrew Duff
Desain lokal tim : Chiangmai Konstruksi Hidup
Desain : Markus Roselieb, Decha Tiengkate
Pemimpin Proyek
& Manajemen : Chiangmai Konstruksi Life - Markus Roselieb &
Decha Tiengkate
Program : TK dan Sekolah menengah
Lokasi : 218 Moo 2, T.Namprae, A.Hang Dong, Chiang Mai,
Thailand
Tahun Desain : 2010
Konstruksi : Mei 2010 - Apr 2011
Penyelesaian : Apr 30, 2011
Luas area : 5000 m2
Orang dan perusahaan yang terlibat dalam proyek:
- Arsitek Lokal &
insinyur struktur : Rajanakarn Desain & Konstruksi
Co, Ltd
- Menabrak Bumi Lantai Advisor : Martin Rauch
- Desain Interior : Yodphet Sudsawad & Markus
Roselieb
- Sitescaping & Landscaping : Markus Roselieb & Fon
- Taman Bermain Desain : Ryan Parkes & Markus Roselieb
- Konsultan Air Limbah : Utility Aliansi Bisnis
Green Architecture, Panyaden school, Chiang Mai, Thailand
4
5. Di lingkungan hijau yang subur dari bekas kebun buah, dimana gunung
tertinggi Thailand memenuhi sawah datar. Panyaden School dikontrak 24H untuk
dirancang bangunan sekolah yang ramah lingkungan. Ini terletak di sebelah
selatan kota Chiang Mai, Thailand. Sekolah ini berluaskan area 5.000 m2 terdiri
dari suatu pengaturan informal paviliun (Salas) dan terinspirasi oleh bentuk
tanduk-tanduk tropis pakis.
Desain yang telah berkembang secara organik, pada bentuk akhirnya
masih sesuai dengan tujuan aslinya untuk menciptakan bangunan dari unsur tanah
dan bentuk untuk keindahan alam.
Ada dua jenis utama bangunan:
- Tipe paviliun
Memiliki dukung beban dari
dinding menabrak bumi, membagi
bangunan menjadi 3 kelas. Dinding luar
terbuat dari batako. Jendela kaca
dibingkai oleh kayu keras lokal, daur
ulang botol kaca, dan ini yang membawa
masuknya cahaya alami ke dalam ruang
kelas. Lemari-lemari dan rak-rak semua
Green Architecture, Panyaden school, Chiang Mai, Thailand
5
6. terintegrasi dalam dinding adobe melengkung di sekitar blok sanitasi. Kontur
yang melengkung dari struktur atap bambu, mencerminkan pegunungan di
cakrawala dari situs.
- Para sala paviliun
Jenis digunakan untuk fungsi-
fungsi umum seperti ruang perakitan
dan kantin. Kolom ini terdiri dari
kumpulan bambu yang mencapai kanopi
bambu dari yayasan batu mereka,
memberikan perasaan berjalan melalui
hutan bambu megah.
Salas lain yang
dirancang dan diciptakan
oleh tim lokal seperti taman
bermain di sekitar kolam
renang, Buddha sala, dll.
mirip dengan burung atau
daun pada elemen yang
ditemukan di alam dan juga
seperti payung kertas.
Seluruh sekolah telah
dibangun dari bumi lokal dan
bambu lokal yang telah diobati
secara alami, untuk menahan
elemen. Sayuran organik dan
beras akan ditanam di properti
sekolah. Pengolahan air limbah
yang ramah lingkungan dan
makanan daur ulang limbah
memproduksikan pupuk organik
untuk digunakan pada halaman
sekolah dan biogas untuk
memasak.
Green Architecture, Panyaden school, Chiang Mai, Thailand
6
7. Panyaden adalah sekolah
bilingual swasta dengan pendekatan
Buddhis yang akan menampung 375
siswa. Para siswa akan menjadi duta
untuk memperkenalkan hidup hijau ke
dalam kehidupan komunitas mereka.
Selain guru Thailand dan asli
berbahasa Inggris, mereka akan
diawasi oleh ahli dalam berbagai seni,
kreativitas serta kearifan tradisional
seperti metode pertanian lokal, spesialis pada tumbuhan hutan tropis, kain tenun
dan masakan utara, dll.
Panyaden Sekolah bertujuan untuk memberikan pendidikan holistik yang
mengintegrasikan prinsip-prinsip Buddhis dan kesadaran hijau dengan Kurikulum,
yang sangat dihormati Dasar Internasional.
Salah satu proyek utama CLC
adalah Sekolah Panyaden yang ramah
lingkungan di Chiang Mai. Sekolah ini
disusun untuk memberikan suasana
yang damai dan dekat dengan alam.
Selanjutnya, ia ingin menunjukkan
cara menjalani kehidupan dengan
lingkungan yang sadar dengan jejak
karbon rendah. Oleh karena itu CLC
memilih bumi / tanah liat, batu dan
bambu sebagai bahan bangunan utama.
Dinding yang dibangun baik dari menabrak bumi atau adobe bata. Seluruh
atapnya dibangun dari lapisan bambu yang di awetkan.
Semua kamar dirancang sedemikian rupa sehingga AC hanya diperlukan
pada mereka yang memiliki komputer. Ini evens out variasi suhu harian dan
mengurangi kebutuhan untuk pengkondisian udara dan pemanas.
Panyaden Sekolah terdaftar
dengan Departemen Pendidikan
Thailand dengan kurikulum yang
diajarkan di Thailand (50%) dan
Inggris (50%) dari Tk sampai ke
Prathom 6 (akhir sekolah dasar).
Setiap kelas memiliki seorang guru
Green Architecture, Panyaden school, Chiang Mai, Thailand
7
8. Thailand dan gurunya asli berbahasa Inggris guru.
kurikulum TK Kindergarten berfokus pada pengembangan 4 bidang yaitu
Fisik, emosional, pembelajaran moral / sosial dan intelektual, melalui kegiatan
bermain dan berbasis.
Prathom (Primer) Kurikulum utama mengintegrasikan prinsip-prinsip
Buddhis dan kesadaran hijau dengan Kurikulum Dasar Internasional (IPC) yang
menekankan belajar melalui pengalaman, mengembangkan pikiran bertanya dan
berpikir independen.
Panyaden Sekolah telah menggabungkan IPC dengan kurikulum nasional
Thailand, ada juga kelas tambahan 'Life Study' yang mencakup topik seperti
menghargai alam, makan sehat dan menghormati orang lain dan memberikan
kesempatan untuk berlatih mata pelajaran inti, melalui berbagai metode dan
kegiatan.
Pengajaran terdiri dari guru bahasa Inggris dari Thailand dan asli dari
Kanada, Amerika, Australia dan Inggris.
Green Architecture, Panyaden school, Chiang Mai, Thailand
8
9. Daftar Pustaka
http://umum.kompasiana.com/2009/06/05/green-architecture/
http://yudha-arch.blogspot.com/2009/09/green-architecture.html
http://www.iai-banten.org/2008/02/06/156/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/w
iki/Panyaden_School&ei=NW6PT6HCN4WrrAeXi72UBQ&sa=X&oi=translate&ct
=result&resnum=5&ved=0CEAQ7gEwBA&prev=/search%3Fq%3DPanyaden%2BSc
hool%2B.%2BChiang%2BMai,%2BThailand%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%
3D561%26prmd%3Dimvns
http://www.e-architect.co.uk/thailand/panyaden_school_chiang_mai.htm
Green Architecture, Panyaden school, Chiang Mai, Thailand
9