Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep desa, unsur-unsur desa, pola permukiman dan persebaran desa, serta klasifikasi desa. Secara ringkas, desa didefinisikan sebagai wilayah pedesaan yang dihuni oleh penduduk dengan ciri khas tertentu dan memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan.
3. Pola keruangan desa
Desa
Istilah Yang
Dikenal Oleh
Masyarakat
Indonesia:
Desa = Deshi
Tanah Kelahiran /
Tumpah Darah
Desa merupakan
suatu lokasi di
pedesaan dengan
kondisi lahan sangat
heterogen dan
topografi yang
beraneka ragam.
4. Menurut Prof Dr. R Bintarto
Desa : Suatu perwujutan geografi yang ditimbulkan
oleh unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik dan
kultur yang terdapat di daerah yang bersangkutan
dalam hubunganya dan pengaruh timbal balik
dengan daerah lain.
Menurut UU No. 22 th. 1948. Pasal 1.
Desa : Daerah yang terdiri dari satu atau lebih
dusun yang digabungkan shg merupakan suatu
daerah yang memiliki syarat -syarat cukup untuk
berdiri menjadi daerah otonom yang berhak
mengatur rumah tangga sendiri.
5. Unsur desa
1. Daerah / wilayah ;
Dalam hal ini menyangkut masalah tanah , baik tanah
pertanian, tanah pekarangan yang terdapat didaerah
tersebut juga penggunaannya, dan juga termasuk luas, aspek
lokasi, batas desa.
2. Penduduk;
Unsur penduduk meliputi : Jumlah penduduk, golongan
umur, kepdatan, pertambahan, jeniskelamin, persebaran
penduduk. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola
penggunaan lahan yang ada.
3. Tata kehidupan ( strutur masyrakat )
Unsur ini meliputi tata pergaulan, adat istiadat, ikatan,
organisasi pemerintahan, gotong royong, paguyuban.
6.
7. Ciri umum
1. Masyarakatnya bersifat homogen ( matapecahariaan, nilai
budaya, sikap ) maka pola berpikir dan budaya statis.
2. Kehidupan masyarakat desa dipengaruhi oleh faktor
geografis ( letak, iklim, ketinggian, kesuburan, tata air dll ).
3. Sikapnya koservatisme ( kolot )
4. Sikapnya udik/isolatif ( kurang pergaulan )
5. Sistim kontrol ditentukan oleh nilai norma, hukum adat.
6. Ikatan kekeluargaan masih erat.
7. Sistim ekonomi Agraris.
8. Proses sosial berjalan lambat.
8. Tata ruang adalah pengaturan pemanfaata lahan untuk
keperluan tertentu.
Ada 4 komponen yang diprlukan dalam perencanaan tata
ruang desa
1. Sumber daya manusia.
2. Sumber daya alam
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Spasial ( lokasi, jarak, arah, kerapatan ).
Tata ruang desa umumnya sederhana, rumah dikelilingi
pekarangan yang luas, jarak atara ruman jarang, ada
balaidesa, sawah dan ladang ada diluar pemukiman
TATA RUANG DESA
9. Potensi desa adalah Sumber daya disuatu dasa yang
memungkin dapat dikembangkan dan
diaktifkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Potensi desa ada 2.
1. Potensi Fisik :
Potensi fisik meliputi tanah, air, iklim, flora, fauna.
2. Potensi non fisik:
Potensi ini meliputi masyarakat desa, lembaga sosila
desa, aparatur /pamaong desa
POTENSI DESA
10. 1.Berdasarkan potensi wilayah.
KLASIFIKASI DESA
a. Desa berpotensi
tnggi
- Tanah subur
- Topografi datar
- Irigasi teknis
- kemungkinan
berkembang
tinggi
b. Desa berpotensi Sedang
- kesuburan tanah
sedang
- Topografi agak rata.
- Irigasi semi teknis
- Kemungkinan
berkembang masih
ada.
c. Desa berpotensi rendah
- Tanah tidak subur
- Topografi berbukit
- Air sulit
- Sulit berkembang
11. 2. Berdasarkan perkembangannya
a. Desa Tradisional:
- masyarakatnya
terdiri dari
masyarakat
terasing
- kehidupannya
tergantung pada
alam.
12. b. Desa Swadaya :
- Masyasarakat
tergantung pada
ketrampilan dan
kemampuan
pemimpin.
- Susunan kelas
bersifat vertikal dan
statis.
- Kedudukan
seseorang dinilai
berdasarkan
keturunan dan
pemilikan tanah.
13. c. Desa Swakarya /
peralihan
- desa mulai
kemajuan/
perkembangan.
- Mobilitas sosial mulai
ada.
- Penilaian seseorang
berdsarkan jasa,
ketrampilan, karya.
- Masyarakat tidak
sepenuhnya
tergantung pada
pimpinan.
14. - Masyarakatnya sudah
maju
- Sudah mengenal
mekanisme ,tehnologi
dan ilmu pertanian.
- partisipasi masyarakat
dalam pembangunan
sudah efektif.
- penilaian seseorang
berdasarkan
ketrampilan.
- sudah ada penanaman
modal.
d. Swasembada
16. b. Desa Agraris : desa yang
sebagian besar
masyarakatnya
mempunyai mata
pencaharian pertanian.
17. c. Desa industri : desa yang
masyarakatnya sebagian besar
mempunyai mata pencaharian
industri
18. Pola persebaran desa : menggrombolnya atau saling menjauhinya
antara desa satu dengan desa yang lain.
Faktor yang mempengaruhi persebaran desa
a. Sumber air : pemukiman kebanyakan berdekatan dengan
daerah air, karena merupakan kebutuan yang vital.
b. Kesuburan tanah : orang akan memilih tanah yang ideal
untuk pertanian dan perternaan.
c. Jalan raya : merupakan tempat yang setrategi untuk
pemukiman.
d. Relief : orang akan memilih tempat untuk pemukiman
pada daerah yang datar, karena mudah untuk
kembangkan.
e. Bahan bangunan : orang akan mendirikan rumah didaerah yg
mudah mencari bahan
POLA PERSEBARAN DAN PEMUKIMAN DESA
19. Pola permukiman desa dapat dibedakan menjadi tiga
sebagai berikut.
a. Pola Permukiman Tersebar
Pola ini terbentuk dari rumah-rumah penduduk yang
dibangun bebas dan tersebar pada wilayah yang luas. Pola
permukiman ini umumnya terdapat di dataran rendah. Arah
pemekaran permukiman dapat ke segala jurusan. Pusat
kegiatan dan fasilitas dapat dibangun tersebar sesuai dengan
kebutuhan.
20. b. Pola Permukiman Menjalur
Pola ini terbentuk di lokasi sepanjang jalur utama seperti jalan, sungai,
dan pantai. Di daerah pantai yang landai, dapat tumbuh permukiman
menjalur. Penduduk pantai pada umumnya bermata pencaharian di
bidang perikanan, perkebunan kelapa, dan perdagangan. Apabila
kemudian permukiman desa ini berkembang, maka rumah-rumah
dibangun meluas sejajar garis pantai. Permukiman desa yang
berkembang ini akhirnya dapat tersambung dengan permukiman desa
di dekatnya. Pusat kegiatan industri kecil seperti perikanan dan
pertanian, dapat tetap bertahan di dekat permukiman lama.
21. c.Pola Permukiman Mengelompok
Pola ini terbentuk karena terjadi pengelompokan rumah pada
wilayah terpadu yang biasanya berupa titik pertemuan atau
persimpangan jalur transportasi. Pola permukiman mengelompok
dapat juga berkembang di daerah pegunungan. Penduduk desa di
daerah pegunungan umumnya masih memiliki hubungan keluarga.
Pengelompokan permukiman ini didorong oleh kegotongroyongan
penduduknya. Apabila jumlah penduduk bertambah dan terjadi
pemekaran desa, maka arah pemekaran ke segala jurusan tanpa
direncanakan. Pusat kegiatan penduduk dapat bergeser mengikuti
pemekaran.
22. • Paul H. Landis, seorang ahli sosiologi
perdesaan, membedakan pola persebaran
permukiman desa menjadi empat tipe.
Perbedaan pola ini ditentukan oleh lahan
pertanian, pusat kegiatan, permukiman, dan
jalan utama.
23. 1. Tipe desa yang penduduknya tinggal bersama
di suatu daerah dengan lahan pertanian di
sekitarnya (The farm village type).
24. •
2. Tipe desa yang sebagian besar penduduknya tinggal bersama
di suatu daerah dengan lahan pertanian di sekitarnya dan
sebagian kecil penduduknya tersebar di luar permukiman
utama yang telah padat (The nebulous farm type).
25. 3. Tipe desa yang penduduknya bermukim di sepanjang
jalan utama desa, sungai, atau pantai. Lahan
pertanian berada di sekitar permukiman desa dan
jarak antarrumah tidak terlalu jauh (The arranged
isolated farm type).
26. 4.Tipe desa yang penduduknya tinggal tersebar dan terpisah
dengan lahan pertanian masingmasing serta mengumpul pada
suatu pusat perdagangan. Tipe ini biasanya terjadi pada
daerah yang tanahnya memiliki tingkat kesuburan tidak sama
(The pure isolated type).