SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM
IRIGASI DAN DRAINASE

“Pengukuran Kadar Air (KA) Aktual”

Oleh :
Nama

: Prihanti Panditia Kamukten

NIM

: 105040201111095

Kelas

:D

Asisten

: Yasminiar Sambayu

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
APRIL 2012
PENDAHULUAN
Air tanah hampir seluruhnya berasal dari udara atau atmosfer. Terutama di daerah topis
air hujan merupakan sumber yang terbanyak yang jatuh di permukaan bumi. Sebagian dari air
itu dapat merembes ke dalam tanah yang disebut air infiltrasi. Sedangkan sisanya mengalir di
permukaan tanah sebagai aliran air permukaan (run off). Air infiltrasi tadi, bila dalam jumlah
banyak dan terus merembes ke dalam tanah secara vertikal dan meninggalkan daerah
perakaranya disebut air perkolasi, yang akhirnya sampai di lapisan yang kedap air, kemudian
berkumpul disitu menjadi air tanah (ground water). Mengetahui banyaknya air di dalam tanah
yang tersedia bagi tanaman adalah penting sekali terutama dalam hal penentuan pemberian air
(pengairan) pada tanaman agar supaya tidak berlebihan atau kekurangan.
Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Beberapa fungsi air bagi pertumbuhan tanaman adalah: sebagai unsur hara tanaman,
sebagai pelarut unsur hara tanaman, dan sebagian bagian dari sel-sel tanaman. Untuk itu,
informasi mengenai ketersediaan air untuk bidang pertanian sangat penting demi keberhasilan
usaha tani. Informasi kadar air tanah diperlukan mulai dari perencanaan, praktek irigasi
maupun pengendalian mutu hasil panen. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya
curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi
(penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar
bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum
tanah atau lapisan tanah.
Ada banyak metode yang selama ini dapat digunakan untuk mengetahui kadar air dalam
tanah, dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran perbedaan berat tanah (disebut
metode Gravimetri) dan secara tidak langsung melalui pengukuran sifat-sifat lain yang
berhubungan erat dengan air tanah. Dalam praktek irigasi kali ini, kami menggunakan metode
Gravimetri dengan pengambilan sampel ring, Theta Probe, dan Neutron probe. Ketiga metode
tersebut umum digunakan karena merupakan metode yang sederhana dan relatif mudah dalam
pengaplikasiannya.
Theta probe adalah alat ukur kadar air volumetrik (θv) dengan dasar respon terhadap
perubahan konstanta dielektrik dari tanah kondisi lembab. Meter ini mensuplai arus ke sensor
yang digunakan dan mengukur voltase signal yang kembali. Tampilannya langsung dalam mV
dan atau dikonversi ke dalam unit lain tergantung sensor yang digunakan dan informasi yang
tersedia. HH2 meter mengkonversi bacaan mV menjadi unit kadar lengas dengan menggunakan
tabel konversi dan parameter spesifik tanah
Neutron probe atau neutron moisture meter (NMM) merupakan metode tidak langsung
untuk mengukur kadar lengas tanah. Kadar lengas dihitung dengan mengukur air dalam
thermalisasi neutron cepat yang diemisikan oleh sumber radioaktif. Sumber radioaktif terdiri
dari kombinasi 241AmBe, 241Am mengemisi partikel dan kemudian menghasilkan reaksi nuklir
dengan Be. Pancaran neutron terjadi ketika partikel alpha dari Amiricium memancar mengenai
serbuk Beryllium.
Masing-masing dari ketiga jenis metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat
menjadi pertimbangan dalam pemilihan metode yang tepat menentukan kadar air tanah dalam
suatu lahan, khususnya lahan untuk pertanian.
CARA KERJA
Metode Gravimetri
Alat dan Bahan
1. Kaleng timbang
2. Timbangan
3. Oven
4. Desikator
Cara Kerja

Timbang kaleng timbang kosong
Ambil contoh tanah, masukkan dalam kaleng timbang dan timbang
Keringkan dalam oven dengan suhu 105 oC selama 24 jam
Keluarkan dari oven dan dinginkan dalam desikator
Setelah dingin timbang berat keringnya
Hitung kadar airnya dengan rumus :
Kadar lengas = (Massa Air) / (Massa Tanah Kering).....g g-1
(Prijono, 2012)

Metode Neutron Probe
Komponen; Neutron probe atau neutron moisture meter terdiri dari :
1. Sumber neutron berenergi tinggi (241AmBe).
2. Detektor neutron thermal (tabung berisi gas Helium).
3. Amplifier dan sirkuit untuk mendeteksi pancaran partikel neutron thermal.
4. Ratescaler untuk menghasilkan display jumlah pulsa (cacah) per detik pada waktu yang
ditentukan.
5. Penahan polypropylene untuk mereduksi pancaran radiasi saat penyimpanan dan kotak
pengangkut yang bisa mereduksi pancaran sinar gamma.
6. Batery sebagai sumber tenaga sirkuit/pulsa.
7. Kunci untuk menahan probe di dalam penahan radiasi.
8. Komponen untuk pengisian batery.
Cara Kerja
Instalasi tabung dengan bor tanah
1. Buat lubang dengan bor tanah sampai kedalaman sekitar 100 cm.
2. Masukkan tabung PVC/Aluminium diameter 1½ inci yang bagian ujung bawah telah
ditutup dengan penutup dan sisakan 10 cm di atas permukaan tanah.
3. Isi rongga diantara tabung dan tanah dengan pasta tanah/lumpur, untuk mendapatkan
kontak yang baik antara tabung dan tanah.
4. Tutup bagian atas tabung dengan plastik atau penutup PVC dan beri label identitas.
Pengukuran Profil Lengas Tanah
Catat data pelengkap : lokasi penelitian, tanggal pengamatan, nama pengamat, kode probe dan
rate scaler, persamaan kalibrasi, kondisi lahan, dsb.
Ambil bacaan standart dalam air (RW) sebanyak lima kali dalam waktu masing-masing 64 detik
Buka tutup tabung
Tancapkan neutron probe di atas tabung, buka rate scaler, buka kunci probe dengan memutar
kunci ke posisi horisontal. Masukkan probe ke dalam tabung sesuai dengan kedalaman yang
dikehendaki. Kedalaman dapat dibaca pada counter depth dikurangi dengan tinggi pipa dari
permukaan tanah
Ambil bacaan 16 detik dan diulang tiga kali pada masing-masing kedalaman
Interpretasi datanya
(Prijono, 2012)
Metode Theta Probe
Cara Membaca Kadar Lengas Tanah pad Theta Probe
Setel Device menjadi ML2
Pilih kode plot (Plot ID) A sampai Z, kode alat (Device ID) yaitu 0 sampai 255, kedalaman
perakaran (Root Depth) nilainya dari 0 sampai 9950 dan kedalaman sensor (Sensor Depth)
nilainya dari 0 sampai 9999 mm
Masukkan data kapasitas lapangan (Field Capacity) dalam menu Soil Set-Up bila diinginkan
perhitungan defisit lengas tanah
Pilih nomor sampel (Sample) yaitu 0 sampai 2000, selanjutnya akan membuat urutan nomor
secara otomatis
Pilih nilai dan unit bacaan ML2x yang akan ditampilkan (Display) dan disimpan (m3.m-3; %vol)
Setel tanggal dan jam (Date and Time)
Kemudian hubungkan Sensor ML2x dengan HH2
(Prijono, 2012)
KEUNGGULAN dan KEKURANGAN

Theta Probe

Neutron Probe

Gravimetri

Metode

Keunggulan
 Murah, karena tidak memerlukan
alat yang mahal.
 Akurasinya sangat tinggi.
 Metodenya sederhana, tidak perlu
setting atau kalibrasi alat.
 Relatif
aman
karena
tidak
menggunakan radioaktif dan listrik.

 Efisiensi waktu dan tenaga dalam
pengukuran kadar air.
 Pembacaan langsung kadar air.
 Pembacaan dapat diambil berulangulang pada satu tempat.
 Pengukurannya sangat cepat.
 Dapat dikalibrasikan dengan kadar
lengas volumetrik.

 Efisiensi waktu dan tenaga.
 Dapat dibaca dengan cepat.
 Dapat digunakan untuk menghasilkan
data yang lebih terperinci.
 Dapat
dilakukan
berulang-ulang
dalam satu tempat.
 Pengukuran kadar air daapt dilakukan
secara interval waktu dan dalam
periode yang cukup panjang.
 Output hasil pengukuran dapat dibaca
dan diolah dengan PC (bantuan
perangkat lunak DL6-SW1 dan
HH2Read).
 Dapat
ditanam
pada
berbagai
kedalaman sesuai dengan keperluan
dan resistensi elektriknya.

Kekurangan
Membutuhkan waktu dan tenaga yang
lebih besar.
Memerlukan penghitungan kadar air
lebih lanjut.
Hanya dapat digunakan bila data
pengukuran kadar air yang diperlukan
jumlahnya sedikit.
Tidak dapat digunakan untuk
memperoleh data yang lebih rinci
(secara interval waktu dan dalam
periode yang cukup panjang).
Memakan waktu.
Tidak mungkin pengambilan contoh
tanah dilakukan berulang-ulang dalam
satu tempat.
Harga alat masih sangat mahal.
Sulit untuk pengukuran pada lapisan
dekat permukaan tanah sebab banyak
neutron yang hilang keluar.
Neutron thermal dapat diikat oleh
unsur-unsur B, Fe, dan Cl dalam tanah.
Menggunakan radioaktif yang dapat
berbahaya. Perlu memperhatikan
dengan benar prinsip proteksi radiasi,
yaitu : waktu pengukuran harus cepat,
perlu ada jarak antara operator dan
alat, serta perlu pelindung radiasi.
Harga alat masih sangat mahal.
Terbatas pada kepanhjangan kabel.
Sangat dipengaruhi oleh suhu dan
kadar garam dalam larutan tanah.
Memerlukan proses instalasi yang
rumit.
Memerlukan kalibrasi.
Kepekaan terbatas dalam volume tanah
tertentu.

SUMBER
Madjid, A. 2009. Fisika Tanah (Bagian 6: Air Tanah Dan Kadar Air Tanah). Available @
http://dasar2ilmutanah.blogspot.com, diakses pada 7 April 2012.
Prijono, S. 2012. Materi-1: Pengukuran Kadar Air Tanah. Modul Praktikum TPT. Malang:
Universitas Brawijaya.
Sujarwanto. 2012. BAB 2 Landasan Teori. JBPT. UNIKOM.

More Related Content

What's hot

Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanahHusna Kadir
 
Temperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanahTemperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanahDicky Pulungan
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Aswar Amiruddin
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahFeisal Rachman Soedibja
 
9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thorn9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thornryanhorti
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
 
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.pptAldiSlabaco1
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...Adelina Hutauruk
 
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahLaporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahjumadi ahmad
 
1. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 11. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 1fahmi09
 
Parameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanahParameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanahHotnida D'kanda
 
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanahHubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanahAfifi Rahmadetiassani
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriAditya Rendra
 
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPS
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPSGeografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPS
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPSAulia Safitri
 
Ringkasan perkuliahan semester 1 pengantar ilmu pertanian (bagian 1)
Ringkasan perkuliahan semester 1 pengantar ilmu pertanian (bagian 1)Ringkasan perkuliahan semester 1 pengantar ilmu pertanian (bagian 1)
Ringkasan perkuliahan semester 1 pengantar ilmu pertanian (bagian 1)Bondan the Planter of Palm Oil
 

What's hot (20)

Geokimia (1)
Geokimia (1)Geokimia (1)
Geokimia (1)
 
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanah
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Temperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanahTemperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanah
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4Rekayasa hidrologi pertemuan 4
Rekayasa hidrologi pertemuan 4
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
 
9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thorn9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thorn
 
Kimia tanah
Kimia tanahKimia tanah
Kimia tanah
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
 
Definisi tanah
Definisi tanahDefinisi tanah
Definisi tanah
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahLaporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
 
1. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 11. mekanika tanah 1
1. mekanika tanah 1
 
Parameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanahParameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanah
 
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanahHubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
 
Horizon tanah
Horizon tanahHorizon tanah
Horizon tanah
 
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPS
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPSGeografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPS
Geografi: Kualitas dan Baku Mutu Lingkungan Kelas 11 SMA IPA/IPS
 
Ringkasan perkuliahan semester 1 pengantar ilmu pertanian (bagian 1)
Ringkasan perkuliahan semester 1 pengantar ilmu pertanian (bagian 1)Ringkasan perkuliahan semester 1 pengantar ilmu pertanian (bagian 1)
Ringkasan perkuliahan semester 1 pengantar ilmu pertanian (bagian 1)
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Laporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainaseLaporan praktikum irigasi dan drainase
Laporan praktikum irigasi dan drainase
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
 
STEAM JET COOLING SYSTEM
STEAM JET COOLING SYSTEMSTEAM JET COOLING SYSTEM
STEAM JET COOLING SYSTEM
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainase
 

Similar to Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual

Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiJoel mabes
 
Laporan praktik peralatan pengamatan
Laporan praktik peralatan pengamatanLaporan praktik peralatan pengamatan
Laporan praktik peralatan pengamatanRatih Ramadhanti
 
Presentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptxPresentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptxWahyu358704
 
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan KlimatologiLaporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan KlimatologiSansanikhs
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Anisa Aulia Sabilah
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Febrina Tentaka
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunRiski Lubis
 
Sistem Monitoring Digital Penggunaan dan Kualitas Kekeruhan Air berbasis Mik...
Sistem Monitoring Digital Penggunaan dan Kualitas Kekeruhan Air  berbasis Mik...Sistem Monitoring Digital Penggunaan dan Kualitas Kekeruhan Air  berbasis Mik...
Sistem Monitoring Digital Penggunaan dan Kualitas Kekeruhan Air berbasis Mik...EM Kautsar
 
Alat Pengatur Kelembaban Tanah Tanaman
Alat Pengatur Kelembaban Tanah TanamanAlat Pengatur Kelembaban Tanah Tanaman
Alat Pengatur Kelembaban Tanah TanamanHery Kurniawan
 
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutAchmad Efendy
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 

Similar to Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual (20)

Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologiLaporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
Laporan agroklimatologi alat-alat agroklimatologi
 
12gravimetrik
12gravimetrik12gravimetrik
12gravimetrik
 
Laporan ekologi
Laporan ekologi Laporan ekologi
Laporan ekologi
 
Laporan praktik peralatan pengamatan
Laporan praktik peralatan pengamatanLaporan praktik peralatan pengamatan
Laporan praktik peralatan pengamatan
 
Gustir 25-29
Gustir 25-29Gustir 25-29
Gustir 25-29
 
Presentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptxPresentation wahyu.pptx
Presentation wahyu.pptx
 
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan KlimatologiLaporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
Laporan Praktek Lapangan Meteorologi Dan Klimatologi
 
7 pengukuran level
7 pengukuran level7 pengukuran level
7 pengukuran level
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
 
Sistem Monitoring Digital Penggunaan dan Kualitas Kekeruhan Air berbasis Mik...
Sistem Monitoring Digital Penggunaan dan Kualitas Kekeruhan Air  berbasis Mik...Sistem Monitoring Digital Penggunaan dan Kualitas Kekeruhan Air  berbasis Mik...
Sistem Monitoring Digital Penggunaan dan Kualitas Kekeruhan Air berbasis Mik...
 
Alat Pengatur Kelembaban Tanah Tanaman
Alat Pengatur Kelembaban Tanah TanamanAlat Pengatur Kelembaban Tanah Tanaman
Alat Pengatur Kelembaban Tanah Tanaman
 
Evapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujanEvapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujan
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
 
Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen Terlarut
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
Met1
Met1Met1
Met1
 
Bab 6 LEVEL
Bab 6 LEVELBab 6 LEVEL
Bab 6 LEVEL
 

More from fahmiganteng

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisisfahmiganteng
 
Makalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifeMakalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifefahmiganteng
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanfahmiganteng
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptfahmiganteng
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihfahmiganteng
 
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanahLaporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanahfahmiganteng
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemfahmiganteng
 
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putihLaporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putihfahmiganteng
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitfahmiganteng
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilfahmiganteng
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasifahmiganteng
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandafahmiganteng
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camfahmiganteng
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnafahmiganteng
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianfahmiganteng
 
Laporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha taniLaporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha tanifahmiganteng
 
Laporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjutLaporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjutfahmiganteng
 

More from fahmiganteng (20)

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
 
Makalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of lifeMakalah botani chemistry of life
Makalah botani chemistry of life
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Laporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hptLaporan teknologi benih aspek hpt
Laporan teknologi benih aspek hpt
 
Laporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benihLaporan teknelogi benih
Laporan teknelogi benih
 
Laporan tanah 1
Laporan tanah 1Laporan tanah 1
Laporan tanah 1
 
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanahLaporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
Laporan praktikum manajemen kesusuburan tanah
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
 
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putihLaporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
Laporan praktikum klimatologi heat unit bawang putih
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofilLaporan praktikum fistanklorofil
Laporan praktikum fistanklorofil
 
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasiLaporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
Laporan praktikum fisiologi tanaman respirasi
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
Laporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha taniLaporan fieldtrip usaha tani
Laporan fieldtrip usaha tani
 
Laporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjutLaporan fieldtrip pertanian berlanjut
Laporan fieldtrip pertanian berlanjut
 

Laporan praktikum irigasi dan drainase pengukuran kadar air aktual

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE “Pengukuran Kadar Air (KA) Aktual” Oleh : Nama : Prihanti Panditia Kamukten NIM : 105040201111095 Kelas :D Asisten : Yasminiar Sambayu PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG APRIL 2012
  • 2. PENDAHULUAN Air tanah hampir seluruhnya berasal dari udara atau atmosfer. Terutama di daerah topis air hujan merupakan sumber yang terbanyak yang jatuh di permukaan bumi. Sebagian dari air itu dapat merembes ke dalam tanah yang disebut air infiltrasi. Sedangkan sisanya mengalir di permukaan tanah sebagai aliran air permukaan (run off). Air infiltrasi tadi, bila dalam jumlah banyak dan terus merembes ke dalam tanah secara vertikal dan meninggalkan daerah perakaranya disebut air perkolasi, yang akhirnya sampai di lapisan yang kedap air, kemudian berkumpul disitu menjadi air tanah (ground water). Mengetahui banyaknya air di dalam tanah yang tersedia bagi tanaman adalah penting sekali terutama dalam hal penentuan pemberian air (pengairan) pada tanaman agar supaya tidak berlebihan atau kekurangan. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Beberapa fungsi air bagi pertumbuhan tanaman adalah: sebagai unsur hara tanaman, sebagai pelarut unsur hara tanaman, dan sebagian bagian dari sel-sel tanaman. Untuk itu, informasi mengenai ketersediaan air untuk bidang pertanian sangat penting demi keberhasilan usaha tani. Informasi kadar air tanah diperlukan mulai dari perencanaan, praktek irigasi maupun pengendalian mutu hasil panen. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah. Ada banyak metode yang selama ini dapat digunakan untuk mengetahui kadar air dalam tanah, dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran perbedaan berat tanah (disebut metode Gravimetri) dan secara tidak langsung melalui pengukuran sifat-sifat lain yang berhubungan erat dengan air tanah. Dalam praktek irigasi kali ini, kami menggunakan metode Gravimetri dengan pengambilan sampel ring, Theta Probe, dan Neutron probe. Ketiga metode tersebut umum digunakan karena merupakan metode yang sederhana dan relatif mudah dalam pengaplikasiannya. Theta probe adalah alat ukur kadar air volumetrik (θv) dengan dasar respon terhadap perubahan konstanta dielektrik dari tanah kondisi lembab. Meter ini mensuplai arus ke sensor yang digunakan dan mengukur voltase signal yang kembali. Tampilannya langsung dalam mV dan atau dikonversi ke dalam unit lain tergantung sensor yang digunakan dan informasi yang tersedia. HH2 meter mengkonversi bacaan mV menjadi unit kadar lengas dengan menggunakan tabel konversi dan parameter spesifik tanah Neutron probe atau neutron moisture meter (NMM) merupakan metode tidak langsung untuk mengukur kadar lengas tanah. Kadar lengas dihitung dengan mengukur air dalam thermalisasi neutron cepat yang diemisikan oleh sumber radioaktif. Sumber radioaktif terdiri dari kombinasi 241AmBe, 241Am mengemisi partikel dan kemudian menghasilkan reaksi nuklir dengan Be. Pancaran neutron terjadi ketika partikel alpha dari Amiricium memancar mengenai serbuk Beryllium. Masing-masing dari ketiga jenis metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat menjadi pertimbangan dalam pemilihan metode yang tepat menentukan kadar air tanah dalam suatu lahan, khususnya lahan untuk pertanian.
  • 3. CARA KERJA Metode Gravimetri Alat dan Bahan 1. Kaleng timbang 2. Timbangan 3. Oven 4. Desikator Cara Kerja Timbang kaleng timbang kosong Ambil contoh tanah, masukkan dalam kaleng timbang dan timbang Keringkan dalam oven dengan suhu 105 oC selama 24 jam Keluarkan dari oven dan dinginkan dalam desikator Setelah dingin timbang berat keringnya Hitung kadar airnya dengan rumus : Kadar lengas = (Massa Air) / (Massa Tanah Kering).....g g-1 (Prijono, 2012) Metode Neutron Probe Komponen; Neutron probe atau neutron moisture meter terdiri dari : 1. Sumber neutron berenergi tinggi (241AmBe). 2. Detektor neutron thermal (tabung berisi gas Helium). 3. Amplifier dan sirkuit untuk mendeteksi pancaran partikel neutron thermal. 4. Ratescaler untuk menghasilkan display jumlah pulsa (cacah) per detik pada waktu yang ditentukan. 5. Penahan polypropylene untuk mereduksi pancaran radiasi saat penyimpanan dan kotak pengangkut yang bisa mereduksi pancaran sinar gamma. 6. Batery sebagai sumber tenaga sirkuit/pulsa. 7. Kunci untuk menahan probe di dalam penahan radiasi. 8. Komponen untuk pengisian batery. Cara Kerja Instalasi tabung dengan bor tanah 1. Buat lubang dengan bor tanah sampai kedalaman sekitar 100 cm. 2. Masukkan tabung PVC/Aluminium diameter 1½ inci yang bagian ujung bawah telah ditutup dengan penutup dan sisakan 10 cm di atas permukaan tanah. 3. Isi rongga diantara tabung dan tanah dengan pasta tanah/lumpur, untuk mendapatkan kontak yang baik antara tabung dan tanah. 4. Tutup bagian atas tabung dengan plastik atau penutup PVC dan beri label identitas. Pengukuran Profil Lengas Tanah Catat data pelengkap : lokasi penelitian, tanggal pengamatan, nama pengamat, kode probe dan rate scaler, persamaan kalibrasi, kondisi lahan, dsb.
  • 4. Ambil bacaan standart dalam air (RW) sebanyak lima kali dalam waktu masing-masing 64 detik Buka tutup tabung Tancapkan neutron probe di atas tabung, buka rate scaler, buka kunci probe dengan memutar kunci ke posisi horisontal. Masukkan probe ke dalam tabung sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki. Kedalaman dapat dibaca pada counter depth dikurangi dengan tinggi pipa dari permukaan tanah Ambil bacaan 16 detik dan diulang tiga kali pada masing-masing kedalaman Interpretasi datanya (Prijono, 2012) Metode Theta Probe Cara Membaca Kadar Lengas Tanah pad Theta Probe Setel Device menjadi ML2 Pilih kode plot (Plot ID) A sampai Z, kode alat (Device ID) yaitu 0 sampai 255, kedalaman perakaran (Root Depth) nilainya dari 0 sampai 9950 dan kedalaman sensor (Sensor Depth) nilainya dari 0 sampai 9999 mm Masukkan data kapasitas lapangan (Field Capacity) dalam menu Soil Set-Up bila diinginkan perhitungan defisit lengas tanah Pilih nomor sampel (Sample) yaitu 0 sampai 2000, selanjutnya akan membuat urutan nomor secara otomatis Pilih nilai dan unit bacaan ML2x yang akan ditampilkan (Display) dan disimpan (m3.m-3; %vol) Setel tanggal dan jam (Date and Time) Kemudian hubungkan Sensor ML2x dengan HH2 (Prijono, 2012)
  • 5. KEUNGGULAN dan KEKURANGAN Theta Probe Neutron Probe Gravimetri Metode Keunggulan  Murah, karena tidak memerlukan alat yang mahal.  Akurasinya sangat tinggi.  Metodenya sederhana, tidak perlu setting atau kalibrasi alat.  Relatif aman karena tidak menggunakan radioaktif dan listrik.  Efisiensi waktu dan tenaga dalam pengukuran kadar air.  Pembacaan langsung kadar air.  Pembacaan dapat diambil berulangulang pada satu tempat.  Pengukurannya sangat cepat.  Dapat dikalibrasikan dengan kadar lengas volumetrik.  Efisiensi waktu dan tenaga.  Dapat dibaca dengan cepat.  Dapat digunakan untuk menghasilkan data yang lebih terperinci.  Dapat dilakukan berulang-ulang dalam satu tempat.  Pengukuran kadar air daapt dilakukan secara interval waktu dan dalam periode yang cukup panjang.  Output hasil pengukuran dapat dibaca dan diolah dengan PC (bantuan perangkat lunak DL6-SW1 dan HH2Read).  Dapat ditanam pada berbagai kedalaman sesuai dengan keperluan dan resistensi elektriknya. Kekurangan Membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih besar. Memerlukan penghitungan kadar air lebih lanjut. Hanya dapat digunakan bila data pengukuran kadar air yang diperlukan jumlahnya sedikit. Tidak dapat digunakan untuk memperoleh data yang lebih rinci (secara interval waktu dan dalam periode yang cukup panjang). Memakan waktu. Tidak mungkin pengambilan contoh tanah dilakukan berulang-ulang dalam satu tempat. Harga alat masih sangat mahal. Sulit untuk pengukuran pada lapisan dekat permukaan tanah sebab banyak neutron yang hilang keluar. Neutron thermal dapat diikat oleh unsur-unsur B, Fe, dan Cl dalam tanah. Menggunakan radioaktif yang dapat berbahaya. Perlu memperhatikan dengan benar prinsip proteksi radiasi, yaitu : waktu pengukuran harus cepat, perlu ada jarak antara operator dan alat, serta perlu pelindung radiasi. Harga alat masih sangat mahal. Terbatas pada kepanhjangan kabel. Sangat dipengaruhi oleh suhu dan kadar garam dalam larutan tanah. Memerlukan proses instalasi yang rumit. Memerlukan kalibrasi. Kepekaan terbatas dalam volume tanah tertentu. SUMBER Madjid, A. 2009. Fisika Tanah (Bagian 6: Air Tanah Dan Kadar Air Tanah). Available @ http://dasar2ilmutanah.blogspot.com, diakses pada 7 April 2012. Prijono, S. 2012. Materi-1: Pengukuran Kadar Air Tanah. Modul Praktikum TPT. Malang: Universitas Brawijaya. Sujarwanto. 2012. BAB 2 Landasan Teori. JBPT. UNIKOM.