SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
166
BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK
Umi Pratiwi
BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK
Umi Pratiwi
Fakultas Ekonomi Universitas Soedirman
Jalan HR. Bunyamin Grendeng Purwokerto Jawa Tengah
Abstract: This article is about the application of the balanced scorecard in strategic
management, from strategy formulation, planning, implementation, to performance
evaluation. The application is useful in translating corporation strategy into opera-
tional activities which are absolutely needed in obtaining both short and long term
objectives efficiently. In the absence of the translation, limited resources would likely
be thoughtlessly. The scorecard, thus, serves as a controlling means for the corpo-
ration to utilize its resources in a sensible way.
Kata kunci: balance scorecard, strategik manajemen
PENDAHULUAN
Tujuan perusahaan adalah mencari keun-
tungan atau laba yang tinggi, akan tetapi bu-
kan itu tujuan utama satu-satunya. Ada yang
lebih penting lagi yaitu kelangsungan hidup
dari perusahaan tersebut. Jika perusahaan ti-
dak dapat berkembang secara berkelanjutan,
maka perusahaan tersebut akan kalah dalam
persaingan.
Untuk efisien dan efektifnya suatu peru-
sahaan, sangat diperlukan adanya suatu struk-
tur sistem pengendalian manajemen. Dalam
pembangunan struktur sistem pengendalian
manajemen tersebut, terdapat tiga komponen
yang perlu didesain yaitu: (1) Struktur orga-
nisasi, yang dibangun sesuai dengan karak-
teristik lingkungan bisnis yang akan dimasuki
oleh perusahaan; (2) Jejaring informasi, dalam
hal ini jejaring informasi didesain sesuai
dengan struktur organisasi; dan, (3) Sistem
penghargaan, yang didesain sesuai dengan tipe
pekerja dan pekerjaan yang tepat dengan tun-
tutan lingkungan bisnis yang akan dimasuki
oleh perusahaan.
Dalam manajemen tradisional, ukuran
kinerja yang biasa digunakan adalah ukuran
keuangan, karena mudah dilakukan pengu-
kurannya dan yang diukur hanyalah yang ber-
kaitan dengan keuangan. Sementara kinerja
lain, seperti peningkatan kepercayaan custo-
mer terhadap layanan jasa perusahaan, pe-
ningkatan kompetensi dan komitmen personel,
kedekatan hubungan kemitraan perusahaan
dengan pemasok dan peningkatan produk-
tivitas serta cost effectiveness proses bisnis
yang digunakan untuk melayani customer, di-
abaikan oleh manajemen karena sulit pengu-
kurannya.
Pada awalnya, Balanced Scorecard
(BSC) diciptakan untuk mengatasi masalah
tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja
eksekutif yang berfokus hanya pada aspek
keuangan. Selanjutnya, BSC mengalami per-
kembangan pada implementasinya, tidak ha-
nya sebagai alat pengukur kinerja eksekutif,
namun meluas sebagai pendekatan dalam pe-
nyusunan rencana strategik. BSC mengalami
perkembangan pesat selama satu dekade. Pada
awal tahun 2000 BSC telah menjadi inti sis-
tem manajemen strategik (Strategic Mana-
gement Sistem), tidak hanya bagi eksekutif,
namun bagi seluruh personil perusahaan, teru-
tama dalam operasi bisnisnya. BSC membe-
rikan rerangka yang jelas dan masuk akal bagi
seluruh personil untuk menghasilkan kinerja
keuangan melalui perwujudan berbagai kinerja
non keuangan. Dengan teknologi informasi,
BSC dikomunikasikan ke seluruh personel,
dan dengan teknologi informasi koordinasi
dalam mewujudkan berbagai sasaran strategik
yang telah ditetapkan dapat dilakukan.
Sejarah bermula pada tahun 1990, Nolan
Norton Institute, bagian riset Kantor Akuntan
OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2
167
Publik KPMG di USA yang dipimpin oleh
David P. Norton, melakukan studi tentang
“Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Masa
Depan”. Studi ini menyeimbangkan usaha dan
perhatian eksekutif terhadap kinerja keuangan
dan non-keuangan, serta kinerja jangka pen-
dek dan kinerja jangka panjang. Hasil studi
tersebut diterbitkan dalam sebuah artikel yang
berjudul “Balance Scorecard Measures that
Drive Performance”. Mulai pertengahan 1993,
Renaissance Solutions, Inc. (RSI) sebuah pe-
rusahaan konsultan yang dipimpin oleh
Norton (yang semula CEO Nolan Norton
Institute) menerapkan Balanced Scorecard
sebagai pendekatan untuk menerjemahkan dan
mengimplementasikan strategi di berbagai pe-
rusahaan, dan mulai saat itu berkembang men-
jadi inti sistem manajemen strategik.
Sistem pengukuran kinerja dengan BSC
akan membantu manajer dalam melihat bisnis
dari empat perspektif, yaitu:
(1) Kinerja Keuangan (Financial Performan-
ce), mengukur kinerja perusahaan dalam
memperoleh laba dan nilai pasar. Ukuran
keuangan biasanya diwujudkan dalam pro-
fitabilitas, pertumbuhan dan nilai peme-
gang saham. Alat ukur yang biasa diguna-
kan adalah Return on Investment (ROI)
dan Residual Income (RI).
(2) Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfac-
tion), yang diukur dari bagaimana peru-
sahaan dapat memuaskan pelanggan, alat
ukur yang biasa digunakan adalah Market
Share, Customer Retention, Customer Ac-
quisition, Customer Satisfaction dan Cus-
tomer Probability.
(3) Proses Bisnis Internal (Internal Business
Process), kinerja perusahaan diukur dari
bagaimana perusahaan dapat mengha-
silkan produk atau jasa secara efisien dan
efektif. Ukuran yang biasa digunakan
adalah kualitas, response time, cost dan
pengenalan produk baru.
(4) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
(Learning and Growth), menekankan pada
bagaimana perusahaan dapat berinovasi
dan terus tumbuh dan berkembang agar
dapat bersaing di masa sekarang maupun
yang akan datang, dengan adanya sumber
daya yang produktif dan terus belajar agar
mempunyai kemampuan dalam berinovasi
dan mengembangkan produk baru yang
memiliki value bagi customer. Alat ukur
yang dipakai adalah Employee satisfaction
dan Information sistem available.
Dalam penerapan Balanced Scorecard,
eksekutif harus memilih seperangkat ukuran
yang memiliki kriteria sebagai berikut: (a)
Menunjukkan faktor kritis secara akurat, yang
akan menentukan kesuksesan strategi peru-
sahaan; (b) Menunjukkan hubungan diantara
ukuran individual sebagai penyebab; dan (c)
Menyediakan pandangan yang lebih luas ten-
tang status terkini perusahaan.
BSC merupakan contemporary mana-
gement tool, yang digunakan untuk mendong-
krak kemampuan perusahaan atau organisasi.
Balance berarti berimbang dan Scorecard
(kartu skor) adalah kartu yang digunakan un-
tuk mencatat skor hasil kinerja seseorang.
Kartu ini juga digunakan untuk merencanakan
skor yang hendak diwujudkan oleh personal
dimasa yang akan datang dengan hasil kinerja
sesungguhnya. Sehingga dapat digunakan un-
tuk mengevaluasi kinerja personel yang ber-
sangkutan yang diukur secara berimbang dari
dua aspek yaitu aspek keuangan dan non-
keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,
intern dan ekstern. Dengan begitu perban-
dingan prestasi dari tiap personel dapat ter-
deteksi dari hasil skor yang telah dianalisa.
BSC menciptakan gabungan ukuran
strategik, yang meliputi:
1. Hasil dan Ukuran Pemicu
Dimana ukuran hasil menunjukkan hasil
dari suatu strategi (pendapatan yang me-
ningkat atau kualitas yang membaik). Jum-
lah pendapatan meningkat adalah hasil
dari penerapan strategi yang berhasil. Uku-
ran ini merupakan indikator yang menun-
jukkan kepada manajemen apa yang telah
terjadi, sebaliknya, ukuran pemicu adalah
indikator terdepan, yang menunjukkan ke-
majuan bagian-bagian penting dari penera-
pan suatu strategi.
2. Ukuran Keuangan dan Non-Keuangan
Organisasi telah mengembangkan sistem
yang sangat canggih untuk mengukur ki-
nerja keuangan, dengan menyadari pen-
tingnya ukuran non-keuangan, banyak or-
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
168
BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK
Umi Pratiwi
ganisasi yang masih gagal memasukkan
ukuran non-keuangan ke dalam kinerja
manajemen puncak perusahaan, karena
ukuran ini cenderung sedikit canggih dari
pada ukuran keuangan dan manajemen
puncak kurang akrab dengan penggunaan
ukuran tersebut.
3. Ukuran Internal dan Eksternal
Perusahaan harus melakukan keseimba-
ngan diantara ukuran-ukuran eksternal,
seperti manufaktur, dengan alasan peru-
sahaan sering mengorbankan pengemba-
ngan internal atau mengabaikan hasil eks-
ternal, dengan keyakinan bahwa ukuran
internal sudah cukup. Berdasarkan penje-
lasan yang telah diuraikan dalam pendahu-
luan maka artikel ini mengangkat perma-
salahan mengenai bagaimana penerapan
Balanced Scorecard dalam penyusunan
manajemen strategi?
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep Balanced Scorecard
Balanced Scorecard melengkapi sepe-
rangkat ukuran finansial kinerja masa lalu
dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja
masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard
diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan
ukuran memandang kinerja perusahaan dari
empat perspektif yaitu finansial, pelanggan,
proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan.
Balanced Scorecard mengembangkan
seperangkat tujuan unit bisnis melampaui
rangkuman ukuran finansial. Balanced Sco-
recard menekankan bahwa semua ukuran
finansial dan non-finansial harus menjadi ba-
gian sistem informasi untuk para pekerja di
semua tingkat perusahaan. Para pekerja lini
depan harus memahami konsekuensi finansial
berbagai keputusan dan tindakan mereka; para
eksekutif senior harus memahami berbagai
faktor yang mendorong keberhasilan finansial
jangka panjang. Tujuan dan ukuran dalam
Balanced Scorecard lebih dari sekedar sekum-
pulan ukuran kinerja finansial dan non-fi-
nansial khusus; semua tujuan dan ukuran ini
diturunkan dari suatu proses atas ke bawah
(top down) yang digerakkan oleh misi dan
strategi unit bisnis.
Balanced Scorecard menyatakan adanya
keseimbangan antara berbagai ukuran eks-
ternal para pemegang saham dan pelanggan,
dengan berbagai ukuran internal proses bisnis
penting, inovasi, serta pembelajaran dan per-
tumbuhan. Keseimbangan juga dinyatakan an-
tara semua ukuran hasil apa yang dicapai oleh
perusahaan pada waktu yang lalu dengan se-
mua ukuran faktor pendorong kinerja masa
depan perusahaan. Scorecard juga menya-
takan keseimbangan antara semua ukuran
hasil yang objektif dan mudah dikuantifikasi
dengan faktor penggerak kinerja berbagai
ukuran hasil yang subjektif dan agak berda-
sarkan pertimbangan sendiri.
Balanced Scorecard lebih dari sekedar
sistem pengukuran taktis atau operasional.
Perusahaan yang inovatif menggunakan score-
card sebagai sebuah sistem manajemen strate-
gis, untuk mengelola strategi jangka panjang.
Perusahaan menggunakan fokus pengukuran
scorecard untuk menghasilkan berbagai pro-
ses manajemen penting: (1) Memperjelas dan
menerjemahkan visi dan strategi; (2) Mengko-
munikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan
dan ukuran strategis; (3) Merencanakan, me-
netapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai
inisiatif strategis; (4) Meningkatkan umpan
balik dan pembelajaran strategis.
Tujuan Penggunaan Balanced Scorecard
Perusahaan menggunakan Balanced Sco-
recard adalah dengan tujuan untuk: (a) meng-
klarifikasi dan memperbaharui strategi; (b)
mengkomunikasikan strategi di seluruh peru-
sahaan; (c) menyesuaikan tujuan unit dan indi-
vidu dengan strategi; (d) menghubungkan sa-
saran strategik dengan target jangka panjang
dan anggaran tahunan; (e) identifikasi dan pe-
nyesuaian inisiatif strategic; dan (f) pelak-
sanaan review kinerja berkala untuk mempe-
lajari dan meningkatkan strategi.
Manfaat Balance Scorecard
Berikut ini manfaat penggunaan Balan-
ced Scorecard adalah sebagai berikut: (1) Ke-
seimbangan antara pengukuran internal yang
terdiri dari proses bisnis internal dan proses
OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2
169
belajar dan pertumbuhan dan pengukuran eks-
ternal yang ditujukan untuk pemilik badan
usaha dan pelanggan; (2) Kesimbangan antara
outcomes measures (pengukuran keluaran)
yang merupakan hasil dari masa lalu dan per-
formance driver (pemicu kinerja) di masa
akan datang; (3) Keseimbangan antara unsur
obyektivitas berkaitan dengan pengukuran ha-
sil masa lalu dan unsur subyektivitas berkaitan
dengan pengukuran pemicu kinerja masa akan
datang yang mem-butuhkan pertimbangan.
Keunggulan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard memiliki beberapa
keunggulan, sebagai berikut: (1) Mem-buka
peluang untuk memanfaatkan secara optimum
alat manajemen dalam mendongkrak kemam-
puan perusahaan dalam menghasilkan kinerja
keuangan; (2) Adanya peluang untuk melipat-
gandakan kinerja keuangan perusahaan; (3)
Menjadikan sistem manajemen strategik seka-
rang berbeda secara signifikan dengan sistem
manajemen strategik dalam manajemen tradi-
sional; dan (4) Dalam sistem perencanaan
strategik Balanced Scorecard mampu meng-
hasilkan rencana strategik yang memiliki ka-
rakteristik: strategik, komprehensif, koheren,
seimbang, terukur.
Secara umum implementasi Balance
Scorecard, akan muncul kendala-kendala se-
bagai berikut: (1) Balanced Scorecard akan
sulit direalisasikan jika tim pada top mana-
jemen tidak dapat mengartikulasikan secara
jernih dan bagian pandangan dari strategi
perusahaan tidak jelas, perbedaan sudut pan-
dang antar anggota tim top manajemen tentang
strategi perusahaan; (2) Pengembangan dan
pemeliharaan balance scorecard dapat men-
ciptakan beban kerja untuk beberapa karya-
wan. Manajemen yang sudah penuh oleh be-
ban kerja normal di perusahaaan sehingga
begitu antusias tentang perubahan/penam-
bahan beban kerja; (3) Penolakan sebagai aki-
bat beban kerja karena tidak adanya kejelasan
dan pemahaman yang kurang baik dari semua
yang terlibat dalam balance scorecard dan
kekhawatiran bagi manajer-manajer tertentu
karena Balanced Scorecard mensyaratkan
adanya transfaransi; (4) Balanced Scorecard
senantiasa berkembang, namun harus survive
dan berhasil baik terutama dalam hal pembu-
atan laporan.
Dalam kaitan dengan aspek keuangan
dan non keuangan Balanced Scorecard terdiri
atas empat prespectife pengukuran adalah
sebagai berikut:
a. Prespektif Keuangan
Dalam prespektif keuangan tetap menjadi
perhatian dalam Balanced Scorecard, ka-
rena ukuran keuangan merupakan suatu
ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang
terjadi disebabkan oleh pengambilan kepu-
tusan. Aspek keuangan menunjukkan apa-
kah perencanaan, implementasi dan pelak-
sanaan dari strategi memberikan perbaikan
yang mendasar. Perbaikan ini tercermin,
dalam sasaran-sasaran yang secara khusus
berhubungan dengan keuntungan yang
terukur, baik berbentuk Gross Operating
Income, Retuern on Investment (ROI) atau
bahkan Economic Value Added (EVA)
(Teuku Mirza).
b. Prespektif Pelanggan
Dalam presefekif pelanggan, Balanced
Scorecard melihat bahwa aspek pelanggan
memainkan peranan penting dalam kehi-
dupan perusahaan. Sebuah perusahaan
yang tumbuh dan tegar dalam persaingan
tidak akan mungkin survive bila tidak di-
dukung oleh pelanggan ( Felix Jebarus,
1997). Loyalitas tolak ukur pelanggan
dilakukan dengan terlebih dahulu mela-
kukan pemetaan terhadap segmen yang
akan menjadi target atau sasaran. Apa
yang menjadi keinginan dan kebutuhan
pada pelanggan menjadi hal yang penting
dalam perspektif ini. Proporsi segmentasi
pasar, tingkat perolehan pelanggan baru,
mempertahankan pelanggan lama, sejauh
mana hubungan perusahaan dan pelang-
gan, dan sejauh mana perusahaan meme-
nuhi tuntutan pelanggan merupakan hal-
hal yang urgen dalam perspektif pelang-
gan.
c. Prespektif Bisnis Internal.
Dalam hal ini ada tiga hal utama yang
menjadi perhatian perusahaan adalah se-
bagai berikut: (1) Inovasi, dalam proses
inovasi, unit bisnis industri mencari kebu-
tuhan laten pelanggan, dan menciptakan
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
170
BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK
Umi Pratiwi
produk dan jasa yang dibutuhkan oleh
pelanggan-pelanggan; (2) Operasi, dalam
proses operasi adalah proses untuk mem-
buat dan menyampaikan produk atau jasa
yang dibuat perusahaan saat ini. Proses
inilah yang selama ini menjadi titik berat
pengukuran kinerja yang selama ini dilak-
sanakan perusahaan; dan, (3) Pelayanan
purna jual, merupakan jasa pelayanan pada
pelanggan, setelah penjualan produk atau
jasa tersebut dilaksanakan.
d. Prespektif Belajar dan Berkembang
Proses belajar dan perkembangan organi-
sasi bersumber dari tiga prinsip yaitu:
prinsip people, sistem, dan organization.
Prespektif keuangan, pelanggan, dan sa-
saran dari proses bisnis internal dapat
mengungkapkan akan berujung pada ra-
tional goal model (Martani Huseini, 1997).
Pada dimensi lain yang berlawanan, model
human relation lebih menekankan pada
jalinan yang harmonis antar karyawan dan
demikian pula hubungan karyawan dengan
perusahaan merupakan aspek yang dijun-
jung tinggi sehingga employee retention
maupun employee satisfaction adalah se-
suatu hal yang vital.
Penerapan Balanced Scorecard dalam Penyu-
sunan Manajemen Strategi
Sebelum pembahasan lebih jauh menge-
nai bagaimana BSC dapat mewarnai dalam
seluruh tahapan penyusunan strategi, maka
pemahaman mengenai apa itu strategi dan ba-
gaimana tahapan dalam penyusunannya, mut-
lak diperlukan. Strategi menurut Jauch dan
Glueck (1999) didefinisikan sebagai suatu
rencana yang disatukan, menyeluruh dan ter-
padu yang mengaitkan keunggulan strategi
perusahaan dengan tantangan lingkungan dan
yang dirancang untuk memastikan bahwa tu-
juan utama perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.
Strategi muncul dari adanya suatu proses
dialogis antara seluruh peluang dan masalah-
masalah yang muncul dalam suatu organisasi.
Pada tahap perumusan strategi, maka peru-
musan strategi dilakukan dalam dua tingkat,
tingkat pertama adalah perumusan strategi,
dan tingkat kedua penentuan perencanaan
strategik. Kedua tingkatan tersebut akan
menghasilkan suatu perumusan-perumusan
beberapa tujuan perusahaan, mulai dari yang
bersifat filosofis idealis hingga ke tataran
pragmatis praktis. Dalam tingkat perumusan
strategis akan dihasilkan perumusan visi dan
tujuan perusahaan sedangkan pada tingkatan
kedua akan ditentukan sasaran strategi.
Peranan BSC pada tahap ini terletak pa-
da saat perumusan strategi maupun pada tahap
perencanaan strategik. Kontribusi BSC dalam
perumusan dan perencanaan strategi merupa-
kan suatu alat mutakhir dalam menerjemahkan
seluruh strategi perusahaan ke dalam aktivitas
operasional perusahaan dengan berusaha me-
minimalkan biasa yang terjadi ditingkat opera-
sional. Dengan penerapan BSC maka perusa-
haan tidak saja berpikir jangka pendek namun
juga akan disibukkan dalam pencapaian tujuan
jangka menengah maupun jangka panjang.
BSC merupakan bentuk pengejawan-
tahan hal-hal strategik kepada seluruh ting-
katan organisasi. Strategi semakin membumi
dengan parameter ukur yang mudah dicerna
oleh setiap orang. BSC dipakai bukan hanya
untuk komunikasi strategi tetapi juga untuk
manajemen strategi. Oleh karena itu cakupan
aktivitas dalam BSC meliputi menjelaskan dan
menerjemahkan visi dan strategi, mengkomu-
nikasikan strategi ke seluruh organisasi, me-
nyesuaikan tujuan setiap unit atau departemen
terhadap strategi, mengidentifikasi dan me-
nyesuaikan inisiatif strategis, menterjemahkan
sasaran strategis menjadi sasaran jangka pan-
jang dan anggaran tahunan, merevisi dan
mereview hal strategik dan operasional untuk
mendapatkan umpan balik dalam perbaikan
strategi.
Dengan BSC perusahaan mampu melihat
perusahaan sebagai suatu kesatuan yang utuh,
sehingga perusahaan dapat menjalankan ma-
najemen strategik secara lebih efektif dan
efisien. Balanced Scorecard telah mampu
menunjukkan eksistensinya, bukan hanya se-
bagai alat dalam penyusunan strategi namun
juga dapat berperan dalam memberikan pedo-
man dalam pelaksanaan strategi bahkan dalam
menilai kinerja penerapan manajemen strategi.
Terkait dengan peranan BSC dalam se-
tiap tahapan sistem manajemen strategik maka
OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2
171
kini BSC telah bermain bukan hanya pada
tataran strategik, namun juga pada tataran tek-
nis, maka Balanced Scorecard kini harus
terefleksikan dalam setiap paramete teknis.
Hubungan antara peranan BSC, sistem mana-
jemen strategik dan beberapa keluaran teknis
yang dipengaruhi oleh prespektif BSC.
Penyusunan strategi perusahaan meng-
gunakan BSC, maka penerapan BSC tersebut
dapat diikhtisarkan ke dalam empat langkah
penting: (1) Menentukan strategi, BSC mem-
buat suatu jaringan antara strategi dan tinda-
kan operasional, sehingga perlu adanya proses
penentuan BSC dengan menentukan strategi
organisasi; (2) Menentukan ukuran strategi,
mengembangkan ukuran-ukuran dalam men-
dukung strategi yang telah diterapkan. Orga-
nisasi harus fokus pada ukuran-ukuran penting
dalam strategi; (3) Menyatukan sistem-sistem
dalam ukuran manajemen, BSC harus disatu-
kan dengan struktur formal dan informal orga-
nisasi, budaya dan praktek-praktek sumber
dayanya; dan (4) Menelaah ukuran dan hasil,
BSC berjalan maka secara konsisten harus
dite-laah oleh manajemen puncak.
Dengan demikian peranan Balanced
Scorecard dalam tahap sistem manajemen
strategik dapat digambarkan pada gambar 1.
Balance Scorecard Dalam Proses Manajemen
Strategik
BSC memperkenalkan empat proses ma-
najemen baru yang secara terpisah dan ber-
sama-sama memberikan andil untuk mengait-
kan sasaran strategik jangka panjang dengan
tindakan jangka pendek, yaitu:
a. Penjabaran Visi
Pada proses pertama ini, diperlukan
penjabaran visi yang akan membantu ma-
najemen dalam membentuk konsensus di
seputar visi dan strategi organisasi. Hal ini
tidak dijabarkan dengan mudah dalam
bentuk operasional, namun juga mem-
berikan arahan sampai pada tingkat lokal.
Pihak manajer harus dapat mengekspre-
sikan pernyataan-pernyataan mengenai
visi dan strategi ini dalam berbagai bentuk
baik melalui kata-kata sebagai manifestasi
sejumlah sasaran dan pengukuran terpadu
dan disepakati oleh semua senior ekseku-
tif, sebagai pendorong keberhasilan jangka
panjang. Dengan Balanced Scorecard ini
memaksa manajemen senior mencapai ke-
sepakatan dan kemudian menjabarkan visi
mereka dalam istilah yang memiliki mak-
na bagi organisasi yang akan merealisa-
sikan visi tersebut.
b. Pengkomunikasian dan Pengaitan
Memungkinkan manajer mengkomu-
nikasikan strategi mereka ke atas dan ke
bawah organisasi serta mengaitkannya
dengan sasaran departemen dan individu.
BSC memberikan manajer cara untuk me-
mastikan, bahwa semua tingkat organisasi
memahami strategi jangka panjang sehing-
ga sasaran departemen maupun individu
sejalan dengan strategi jangka panjangnya.
BSC memberi tanda pada tiap karyawan
mengenai sasaran yang ingin dicapai peru-
sahaan bagi pemegang saham dan kon-
sumen. Maka untuk menyesuaikan kinerja
individu karyawan dengan strategi keselu-
ruhan, pengguna BSC biasanya terlibat
dalam tiga aktivitas: (a) Pengkomunika-
sian dan pendidikan; (b) Penentuan tujuan;
(c) Pengaitan penghargaan dengan pengu-
kuran kinerja.
c. Perencanaan Bisnis
Dalam proses yang ketiga ini berguna ba-
gi perusahaan untuk mengintegrasikan ren-
cana bisnis dan financial mereka. Hampir
semua organisasi sekarang ini menerapkan
bermacam program perubahan, masing-
masing dengan kemenangan dan konsul-
tasinya sendiri, dan masing-masing ber-
saing untuk waktu, energi, dan sumber
senior eksekutif mereka. Manajer mengha-
dapi kesulitan untuk menyatukan berma-
cam inisiatif untuk mencapai tujuan stra-
tegi mereka. Tetapi ketika manajer meng-
gunakan tujuan ambisius yang ditetapkan
untuk pengukuran Balanced Scorecard
sebagai dasar untuk mengalokasikan sum-
ber dan penetapan prioritas, mereka dapat
melangkah dan mengkoordinasi inisiatif
yang mendorong mereka kearah sasaran
strategik jangka panjang.
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
172
BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK
Umi Pratiwi
Gambar 1. Peran Balanced Scorecard Sistem Manajemen Strategik Keluaran
Sistem
Perencanaan
Strategik
Sistem
Penyusunan
Program
Sistem
Penyusunan
Anggaran
Sistem
Implementasi
Sistem
Pemantauan
BSC berperan lingkungan
mikro memperluas
prespektif yang visi,
keyakinan dicakup dalam
menafsirkan tujuan, dan
dampak trend perubahan
lingkungan mikro dan
industry
Sistem
Perumusan
strategik
Hasil analisis dan industri,
misi, dasar, nilai dasar,
strategi
Balance Scorecard
berperan dalam
menjadikan komprehensif
dan koheren sasaran dan
inisiatif strategik yang
dihasil kan dalam
perencanaan strategik
Sasaran Strategi dan
Inisiatif Strategi
Balance Scorecard
berperan dalam
menjadikan komprehensif
program yang dihasilkan
dalam penyusunan
program
Program
Balance Scorecard
berperan dalam
menjadikan komprehensif
anggaran yang dihasilkan
dalam penyusunan
anggaran
Anggaran ( Rencana
Laba Jangka Pendek)
Balance Scorecard
berperan memperluas
prespektif kinerja
personel yang diukur dan
dievaluasi
Pelaksanaan Rencana
Umpanbalik (feedback)
tentang pelaksanaan
rencana
OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2
173
Gambar 2. Managing Strategy: Four Processes
d. Umpan Balik dan Pembelajaran
Umpan balik dan pembelajaran mem-
berikan perusahaan kapasitas untuk men-
jadikannya sebagai pembelajaran strategis
proses review dan umpan balik yang ada
terfokus pada perusahaan, departemennya,
atau karyawan individunya telah meme-
nuhi tujuan financial yang dianggarkan.
Dengan Balanced Scorecard di pusat sis-
tem manajemennya, sebuah perusahaan
dapat memonitor hasil jangka pendek dari
tiga prespektif tambahan konsumen, pro-
ses bisnis internal, dan pembelajaran serta
pertumbuhan dan mengevaluasi strategi
dalam hal kinerja sekarang ini. Balanced
Scorecard memungkinkan perusahaan
untuk memodifikasi strategi guna mencer-
minkan pembelajaran waktu riil.
Banyak perusahaan menerapkan kon-
sep Balanced Scorecard untuk mening-
katkan sistem pengukuran kinerja mereka.
Penerapan konsep ini memberikan klarifi-
kasi, konsensius, dan focus pada pening-
katan yang diharapkan dalam kinerja.
Dengan demikian empat proses ma-
najemen baru yang secara terpisah dan
bersama-sama memberikan andil untuk
mengaitkan sasaran strategik jangka pan-
jang dengan tindakan jangka pendek dapat
di lihat pada gambar 2.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka
dapat, disimpulkan bahwa Balanced Score-
card bukan hanya dijadikan sebagai alat
pengukuran kinerja, tetapi juga digunakan
sebagai sistem manajemen strategis, karena
balance scorecard akan memberikan petunjuk
guna membuat visi, misi, dan tujuan peru-
sahaan yang komprehensif guna menghadapi
kompleksnya persaingan. Proses dalam stra-
tegi manajemen untuk Balanced Scorecard
meliputi: penjabaran visi, pengkomunikasian
dan pengkaitan, perencanaan bisnis, dan um-
pan balik dan pembelajaran.
Translating the vision
Claryfiing the vision
Gaining consensus
BALANCED
SCORECARD
Communicating and
linking
Communicating and
educating
Setting goals
Linking rewards to
performance measures
Feedback and learning
Articulating the
shared vision
Supplying strategic
feedback
Facilitating strategyn
review and learning
Business Planning
Setting targets
Aligning strategic
initiatives
Allocating resources
Establising
milesstones
JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
174
BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK
Umi Pratiwi
DAFTAR PUSTAKA
Alan Butler, Steve R. Letza and Bill Neale,
1997. Linking the Balanced Scorecard to
Strategy. Long Range Planning, Vol. 30,
No. 2 pp. 242-253.
Budi W. Soetjipto, 1997. Mengukur Kinerja
Bisnis dengan Balanced Scorecard.
Artikel Usahawan No. 06, Juni.
Jemsly Hutabarat, 1997. Balanced Scorecard
diantara Taktik dan Strategi. Artikel
Usahawan No. 06, Juni.
Martani Huseini, 1997. Balanced Scorecard
Penyeimbangan Pengukuran Kinerja
Organisasi. Artikel Usahawan No. 06,
Juni.
Mulyadi, 2001. Balanced Scorecard Alat
Manajemen Kontemporer untuk Pelipat-
ganda Kinerja Keuangan Perusahaan.
Salemba Empat.
Robert S. Kaplan and David P. Norton, 1996.
Using The Balance Scorecard as a
Strategic Management System. Harvard
Business Review, Januari-Februari.
Teuku Mirza, 1997. Balanced Scorecard. Arti-
kel Usahawan No. 06, Juni.
Thomas Secakusuma, 1997. Prespektif Proses
Internal Bisnis dalam Balanced Sco-
recard. Artikel Usahawan, No. 06, juni,
pp. 1022-1046.

More Related Content

What's hot

Analisis Laporan Keuangan Internasional
Analisis Laporan Keuangan InternasionalAnalisis Laporan Keuangan Internasional
Analisis Laporan Keuangan InternasionalYorim N. Lasboi
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modalpudle27
 
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and TacticStrategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and TacticAlfrianty Sauran
 
Kinerja sektor publik
Kinerja sektor publikKinerja sektor publik
Kinerja sektor publikekasriii
 
Power point manajemen keuangan
Power point manajemen keuanganPower point manajemen keuangan
Power point manajemen keuanganPadma Sarita
 
Audit sumber daya manusia
Audit sumber daya manusiaAudit sumber daya manusia
Audit sumber daya manusiavellfire
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuanganRendy Franata
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANHeru Fernandez
 
Manajemen strategis
Manajemen strategisManajemen strategis
Manajemen strategisSumaryanto
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 
MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK ( UTS )
MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK ( UTS )MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK ( UTS )
MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK ( UTS )DedenNurhidayat1
 
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALK
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALKKonsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALK
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALKBudianto Budie
 

What's hot (20)

Sumber Sumber Pendanaan
Sumber Sumber PendanaanSumber Sumber Pendanaan
Sumber Sumber Pendanaan
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
 
Analisis Laporan Keuangan Internasional
Analisis Laporan Keuangan InternasionalAnalisis Laporan Keuangan Internasional
Analisis Laporan Keuangan Internasional
 
Pasar modal
Pasar modalPasar modal
Pasar modal
 
Manajemen Dana Bank
Manajemen Dana BankManajemen Dana Bank
Manajemen Dana Bank
 
Perilaku kelompok
Perilaku kelompokPerilaku kelompok
Perilaku kelompok
 
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and TacticStrategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
Strategic Implementation from Short Term Strategy, Functional Level and Tactic
 
Kinerja sektor publik
Kinerja sektor publikKinerja sektor publik
Kinerja sektor publik
 
Anggaran perusahaan
Anggaran perusahaanAnggaran perusahaan
Anggaran perusahaan
 
Power point manajemen keuangan
Power point manajemen keuanganPower point manajemen keuangan
Power point manajemen keuangan
 
Audit sumber daya manusia
Audit sumber daya manusiaAudit sumber daya manusia
Audit sumber daya manusia
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangan
 
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
 
Manajemen strategis
Manajemen strategisManajemen strategis
Manajemen strategis
 
Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Analisis lingkungan internal
Analisis lingkungan internalAnalisis lingkungan internal
Analisis lingkungan internal
 
Contoh Surat tugas
Contoh Surat tugasContoh Surat tugas
Contoh Surat tugas
 
MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK ( UTS )
MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK ( UTS )MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK ( UTS )
MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK ( UTS )
 
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALK
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALKKonsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALK
Konsep Dasar Analisis Laporan Keuangan_Pengantar ALK
 

Similar to balanced scorecard dan manajemen strategik

Jurnal balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja dan
Jurnal   balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja danJurnal   balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja dan
Jurnal balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja danRatzman III
 
Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi dan...
Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi   dan...Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi   dan...
Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi dan...Daniel Panuturi Marbun
 
Tugas kelompok manajemen kualitas ( balanced scorecard)
Tugas kelompok manajemen kualitas ( balanced scorecard)Tugas kelompok manajemen kualitas ( balanced scorecard)
Tugas kelompok manajemen kualitas ( balanced scorecard)dwiihl
 
220204-penerapan-balanced-scorecard-sebagai-ala.pdf
220204-penerapan-balanced-scorecard-sebagai-ala.pdf220204-penerapan-balanced-scorecard-sebagai-ala.pdf
220204-penerapan-balanced-scorecard-sebagai-ala.pdfSriyaniWindarti1
 
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat ini
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat iniJenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat ini
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat iniHendra Gunawan
 
Analisis balanced scorecard final
Analisis balanced scorecard finalAnalisis balanced scorecard final
Analisis balanced scorecard finalDamar Oen's Isyai
 
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptxPPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptxanastasiababa1
 
Man Strat Bisnis 7
Man Strat Bisnis 7Man Strat Bisnis 7
Man Strat Bisnis 7Andi Iswoyo
 
Memahami Perspektif BALANCE SCORECARD (BSC) _Materi Training CREDIT SCORING
Memahami  Perspektif BALANCE SCORECARD (BSC) _Materi Training CREDIT SCORINGMemahami  Perspektif BALANCE SCORECARD (BSC) _Materi Training CREDIT SCORING
Memahami Perspektif BALANCE SCORECARD (BSC) _Materi Training CREDIT SCORINGKanaidi ken
 
Balanced Scorecard - Pengukuran Kinerja
Balanced Scorecard - Pengukuran KinerjaBalanced Scorecard - Pengukuran Kinerja
Balanced Scorecard - Pengukuran KinerjaFox Broadcasting
 
JFS_20230325070222_0.pptx
JFS_20230325070222_0.pptxJFS_20230325070222_0.pptx
JFS_20230325070222_0.pptxMuhammadDika11
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyaktoMulyadi Yusuf
 
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced ScorecardFungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced ScorecardKanaidi ken
 

Similar to balanced scorecard dan manajemen strategik (20)

Jurnal balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja dan
Jurnal   balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja danJurnal   balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja dan
Jurnal balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja dan
 
341-854-1-PB.pdf
341-854-1-PB.pdf341-854-1-PB.pdf
341-854-1-PB.pdf
 
Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi dan...
Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi   dan...Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi   dan...
Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi dan...
 
Tugas kelompok manajemen kualitas ( balanced scorecard)
Tugas kelompok manajemen kualitas ( balanced scorecard)Tugas kelompok manajemen kualitas ( balanced scorecard)
Tugas kelompok manajemen kualitas ( balanced scorecard)
 
220204-penerapan-balanced-scorecard-sebagai-ala.pdf
220204-penerapan-balanced-scorecard-sebagai-ala.pdf220204-penerapan-balanced-scorecard-sebagai-ala.pdf
220204-penerapan-balanced-scorecard-sebagai-ala.pdf
 
Balanced scorecard
Balanced scorecardBalanced scorecard
Balanced scorecard
 
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat ini
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat iniJenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat ini
Jenis-jenis penilaian kinerja yang berkembang saat ini
 
Analisis balanced scorecard final
Analisis balanced scorecard finalAnalisis balanced scorecard final
Analisis balanced scorecard final
 
PERTEMUAN 6 BSC.ppt
PERTEMUAN 6 BSC.pptPERTEMUAN 6 BSC.ppt
PERTEMUAN 6 BSC.ppt
 
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptxPPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
 
15665 15663-1-pb
15665 15663-1-pb15665 15663-1-pb
15665 15663-1-pb
 
Man Strat Bisnis 7
Man Strat Bisnis 7Man Strat Bisnis 7
Man Strat Bisnis 7
 
Memahami Perspektif BALANCE SCORECARD (BSC) _Materi Training CREDIT SCORING
Memahami  Perspektif BALANCE SCORECARD (BSC) _Materi Training CREDIT SCORINGMemahami  Perspektif BALANCE SCORECARD (BSC) _Materi Training CREDIT SCORING
Memahami Perspektif BALANCE SCORECARD (BSC) _Materi Training CREDIT SCORING
 
Balanced Scorecard - Pengukuran Kinerja
Balanced Scorecard - Pengukuran KinerjaBalanced Scorecard - Pengukuran Kinerja
Balanced Scorecard - Pengukuran Kinerja
 
Analisis swot
Analisis swotAnalisis swot
Analisis swot
 
JFS_20230325070222_0.pptx
JFS_20230325070222_0.pptxJFS_20230325070222_0.pptx
JFS_20230325070222_0.pptx
 
Konsep dasar
Konsep dasarKonsep dasar
Konsep dasar
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyakto
 
Balanced scorecard
Balanced scorecardBalanced scorecard
Balanced scorecard
 
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced ScorecardFungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
 

Recently uploaded

Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaTriskaDP
 

Recently uploaded (16)

Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesiaBAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
BAB 1 Pengantar_e-commerce dalam peekonomian indonesia
 

balanced scorecard dan manajemen strategik

  • 1. JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI 166 BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK Umi Pratiwi BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK Umi Pratiwi Fakultas Ekonomi Universitas Soedirman Jalan HR. Bunyamin Grendeng Purwokerto Jawa Tengah Abstract: This article is about the application of the balanced scorecard in strategic management, from strategy formulation, planning, implementation, to performance evaluation. The application is useful in translating corporation strategy into opera- tional activities which are absolutely needed in obtaining both short and long term objectives efficiently. In the absence of the translation, limited resources would likely be thoughtlessly. The scorecard, thus, serves as a controlling means for the corpo- ration to utilize its resources in a sensible way. Kata kunci: balance scorecard, strategik manajemen PENDAHULUAN Tujuan perusahaan adalah mencari keun- tungan atau laba yang tinggi, akan tetapi bu- kan itu tujuan utama satu-satunya. Ada yang lebih penting lagi yaitu kelangsungan hidup dari perusahaan tersebut. Jika perusahaan ti- dak dapat berkembang secara berkelanjutan, maka perusahaan tersebut akan kalah dalam persaingan. Untuk efisien dan efektifnya suatu peru- sahaan, sangat diperlukan adanya suatu struk- tur sistem pengendalian manajemen. Dalam pembangunan struktur sistem pengendalian manajemen tersebut, terdapat tiga komponen yang perlu didesain yaitu: (1) Struktur orga- nisasi, yang dibangun sesuai dengan karak- teristik lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh perusahaan; (2) Jejaring informasi, dalam hal ini jejaring informasi didesain sesuai dengan struktur organisasi; dan, (3) Sistem penghargaan, yang didesain sesuai dengan tipe pekerja dan pekerjaan yang tepat dengan tun- tutan lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh perusahaan. Dalam manajemen tradisional, ukuran kinerja yang biasa digunakan adalah ukuran keuangan, karena mudah dilakukan pengu- kurannya dan yang diukur hanyalah yang ber- kaitan dengan keuangan. Sementara kinerja lain, seperti peningkatan kepercayaan custo- mer terhadap layanan jasa perusahaan, pe- ningkatan kompetensi dan komitmen personel, kedekatan hubungan kemitraan perusahaan dengan pemasok dan peningkatan produk- tivitas serta cost effectiveness proses bisnis yang digunakan untuk melayani customer, di- abaikan oleh manajemen karena sulit pengu- kurannya. Pada awalnya, Balanced Scorecard (BSC) diciptakan untuk mengatasi masalah tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus hanya pada aspek keuangan. Selanjutnya, BSC mengalami per- kembangan pada implementasinya, tidak ha- nya sebagai alat pengukur kinerja eksekutif, namun meluas sebagai pendekatan dalam pe- nyusunan rencana strategik. BSC mengalami perkembangan pesat selama satu dekade. Pada awal tahun 2000 BSC telah menjadi inti sis- tem manajemen strategik (Strategic Mana- gement Sistem), tidak hanya bagi eksekutif, namun bagi seluruh personil perusahaan, teru- tama dalam operasi bisnisnya. BSC membe- rikan rerangka yang jelas dan masuk akal bagi seluruh personil untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui perwujudan berbagai kinerja non keuangan. Dengan teknologi informasi, BSC dikomunikasikan ke seluruh personel, dan dengan teknologi informasi koordinasi dalam mewujudkan berbagai sasaran strategik yang telah ditetapkan dapat dilakukan. Sejarah bermula pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, bagian riset Kantor Akuntan
  • 2. OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2 167 Publik KPMG di USA yang dipimpin oleh David P. Norton, melakukan studi tentang “Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Masa Depan”. Studi ini menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif terhadap kinerja keuangan dan non-keuangan, serta kinerja jangka pen- dek dan kinerja jangka panjang. Hasil studi tersebut diterbitkan dalam sebuah artikel yang berjudul “Balance Scorecard Measures that Drive Performance”. Mulai pertengahan 1993, Renaissance Solutions, Inc. (RSI) sebuah pe- rusahaan konsultan yang dipimpin oleh Norton (yang semula CEO Nolan Norton Institute) menerapkan Balanced Scorecard sebagai pendekatan untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan strategi di berbagai pe- rusahaan, dan mulai saat itu berkembang men- jadi inti sistem manajemen strategik. Sistem pengukuran kinerja dengan BSC akan membantu manajer dalam melihat bisnis dari empat perspektif, yaitu: (1) Kinerja Keuangan (Financial Performan- ce), mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dan nilai pasar. Ukuran keuangan biasanya diwujudkan dalam pro- fitabilitas, pertumbuhan dan nilai peme- gang saham. Alat ukur yang biasa diguna- kan adalah Return on Investment (ROI) dan Residual Income (RI). (2) Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfac- tion), yang diukur dari bagaimana peru- sahaan dapat memuaskan pelanggan, alat ukur yang biasa digunakan adalah Market Share, Customer Retention, Customer Ac- quisition, Customer Satisfaction dan Cus- tomer Probability. (3) Proses Bisnis Internal (Internal Business Process), kinerja perusahaan diukur dari bagaimana perusahaan dapat mengha- silkan produk atau jasa secara efisien dan efektif. Ukuran yang biasa digunakan adalah kualitas, response time, cost dan pengenalan produk baru. (4) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran (Learning and Growth), menekankan pada bagaimana perusahaan dapat berinovasi dan terus tumbuh dan berkembang agar dapat bersaing di masa sekarang maupun yang akan datang, dengan adanya sumber daya yang produktif dan terus belajar agar mempunyai kemampuan dalam berinovasi dan mengembangkan produk baru yang memiliki value bagi customer. Alat ukur yang dipakai adalah Employee satisfaction dan Information sistem available. Dalam penerapan Balanced Scorecard, eksekutif harus memilih seperangkat ukuran yang memiliki kriteria sebagai berikut: (a) Menunjukkan faktor kritis secara akurat, yang akan menentukan kesuksesan strategi peru- sahaan; (b) Menunjukkan hubungan diantara ukuran individual sebagai penyebab; dan (c) Menyediakan pandangan yang lebih luas ten- tang status terkini perusahaan. BSC merupakan contemporary mana- gement tool, yang digunakan untuk mendong- krak kemampuan perusahaan atau organisasi. Balance berarti berimbang dan Scorecard (kartu skor) adalah kartu yang digunakan un- tuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu ini juga digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personal dimasa yang akan datang dengan hasil kinerja sesungguhnya. Sehingga dapat digunakan un- tuk mengevaluasi kinerja personel yang ber- sangkutan yang diukur secara berimbang dari dua aspek yaitu aspek keuangan dan non- keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Dengan begitu perban- dingan prestasi dari tiap personel dapat ter- deteksi dari hasil skor yang telah dianalisa. BSC menciptakan gabungan ukuran strategik, yang meliputi: 1. Hasil dan Ukuran Pemicu Dimana ukuran hasil menunjukkan hasil dari suatu strategi (pendapatan yang me- ningkat atau kualitas yang membaik). Jum- lah pendapatan meningkat adalah hasil dari penerapan strategi yang berhasil. Uku- ran ini merupakan indikator yang menun- jukkan kepada manajemen apa yang telah terjadi, sebaliknya, ukuran pemicu adalah indikator terdepan, yang menunjukkan ke- majuan bagian-bagian penting dari penera- pan suatu strategi. 2. Ukuran Keuangan dan Non-Keuangan Organisasi telah mengembangkan sistem yang sangat canggih untuk mengukur ki- nerja keuangan, dengan menyadari pen- tingnya ukuran non-keuangan, banyak or-
  • 3. JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI 168 BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK Umi Pratiwi ganisasi yang masih gagal memasukkan ukuran non-keuangan ke dalam kinerja manajemen puncak perusahaan, karena ukuran ini cenderung sedikit canggih dari pada ukuran keuangan dan manajemen puncak kurang akrab dengan penggunaan ukuran tersebut. 3. Ukuran Internal dan Eksternal Perusahaan harus melakukan keseimba- ngan diantara ukuran-ukuran eksternal, seperti manufaktur, dengan alasan peru- sahaan sering mengorbankan pengemba- ngan internal atau mengabaikan hasil eks- ternal, dengan keyakinan bahwa ukuran internal sudah cukup. Berdasarkan penje- lasan yang telah diuraikan dalam pendahu- luan maka artikel ini mengangkat perma- salahan mengenai bagaimana penerapan Balanced Scorecard dalam penyusunan manajemen strategi? HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Balanced Scorecard Balanced Scorecard melengkapi sepe- rangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran finansial. Balanced Sco- recard menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non-finansial harus menjadi ba- gian sistem informasi untuk para pekerja di semua tingkat perusahaan. Para pekerja lini depan harus memahami konsekuensi finansial berbagai keputusan dan tindakan mereka; para eksekutif senior harus memahami berbagai faktor yang mendorong keberhasilan finansial jangka panjang. Tujuan dan ukuran dalam Balanced Scorecard lebih dari sekedar sekum- pulan ukuran kinerja finansial dan non-fi- nansial khusus; semua tujuan dan ukuran ini diturunkan dari suatu proses atas ke bawah (top down) yang digerakkan oleh misi dan strategi unit bisnis. Balanced Scorecard menyatakan adanya keseimbangan antara berbagai ukuran eks- ternal para pemegang saham dan pelanggan, dengan berbagai ukuran internal proses bisnis penting, inovasi, serta pembelajaran dan per- tumbuhan. Keseimbangan juga dinyatakan an- tara semua ukuran hasil apa yang dicapai oleh perusahaan pada waktu yang lalu dengan se- mua ukuran faktor pendorong kinerja masa depan perusahaan. Scorecard juga menya- takan keseimbangan antara semua ukuran hasil yang objektif dan mudah dikuantifikasi dengan faktor penggerak kinerja berbagai ukuran hasil yang subjektif dan agak berda- sarkan pertimbangan sendiri. Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan score- card sebagai sebuah sistem manajemen strate- gis, untuk mengelola strategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai pro- ses manajemen penting: (1) Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi; (2) Mengko- munikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis; (3) Merencanakan, me- netapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis; (4) Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis. Tujuan Penggunaan Balanced Scorecard Perusahaan menggunakan Balanced Sco- recard adalah dengan tujuan untuk: (a) meng- klarifikasi dan memperbaharui strategi; (b) mengkomunikasikan strategi di seluruh peru- sahaan; (c) menyesuaikan tujuan unit dan indi- vidu dengan strategi; (d) menghubungkan sa- saran strategik dengan target jangka panjang dan anggaran tahunan; (e) identifikasi dan pe- nyesuaian inisiatif strategic; dan (f) pelak- sanaan review kinerja berkala untuk mempe- lajari dan meningkatkan strategi. Manfaat Balance Scorecard Berikut ini manfaat penggunaan Balan- ced Scorecard adalah sebagai berikut: (1) Ke- seimbangan antara pengukuran internal yang terdiri dari proses bisnis internal dan proses
  • 4. OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2 169 belajar dan pertumbuhan dan pengukuran eks- ternal yang ditujukan untuk pemilik badan usaha dan pelanggan; (2) Kesimbangan antara outcomes measures (pengukuran keluaran) yang merupakan hasil dari masa lalu dan per- formance driver (pemicu kinerja) di masa akan datang; (3) Keseimbangan antara unsur obyektivitas berkaitan dengan pengukuran ha- sil masa lalu dan unsur subyektivitas berkaitan dengan pengukuran pemicu kinerja masa akan datang yang mem-butuhkan pertimbangan. Keunggulan Balanced Scorecard Balanced Scorecard memiliki beberapa keunggulan, sebagai berikut: (1) Mem-buka peluang untuk memanfaatkan secara optimum alat manajemen dalam mendongkrak kemam- puan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan; (2) Adanya peluang untuk melipat- gandakan kinerja keuangan perusahaan; (3) Menjadikan sistem manajemen strategik seka- rang berbeda secara signifikan dengan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradi- sional; dan (4) Dalam sistem perencanaan strategik Balanced Scorecard mampu meng- hasilkan rencana strategik yang memiliki ka- rakteristik: strategik, komprehensif, koheren, seimbang, terukur. Secara umum implementasi Balance Scorecard, akan muncul kendala-kendala se- bagai berikut: (1) Balanced Scorecard akan sulit direalisasikan jika tim pada top mana- jemen tidak dapat mengartikulasikan secara jernih dan bagian pandangan dari strategi perusahaan tidak jelas, perbedaan sudut pan- dang antar anggota tim top manajemen tentang strategi perusahaan; (2) Pengembangan dan pemeliharaan balance scorecard dapat men- ciptakan beban kerja untuk beberapa karya- wan. Manajemen yang sudah penuh oleh be- ban kerja normal di perusahaaan sehingga begitu antusias tentang perubahan/penam- bahan beban kerja; (3) Penolakan sebagai aki- bat beban kerja karena tidak adanya kejelasan dan pemahaman yang kurang baik dari semua yang terlibat dalam balance scorecard dan kekhawatiran bagi manajer-manajer tertentu karena Balanced Scorecard mensyaratkan adanya transfaransi; (4) Balanced Scorecard senantiasa berkembang, namun harus survive dan berhasil baik terutama dalam hal pembu- atan laporan. Dalam kaitan dengan aspek keuangan dan non keuangan Balanced Scorecard terdiri atas empat prespectife pengukuran adalah sebagai berikut: a. Prespektif Keuangan Dalam prespektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam Balanced Scorecard, ka- rena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi disebabkan oleh pengambilan kepu- tusan. Aspek keuangan menunjukkan apa- kah perencanaan, implementasi dan pelak- sanaan dari strategi memberikan perbaikan yang mendasar. Perbaikan ini tercermin, dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, baik berbentuk Gross Operating Income, Retuern on Investment (ROI) atau bahkan Economic Value Added (EVA) (Teuku Mirza). b. Prespektif Pelanggan Dalam presefekif pelanggan, Balanced Scorecard melihat bahwa aspek pelanggan memainkan peranan penting dalam kehi- dupan perusahaan. Sebuah perusahaan yang tumbuh dan tegar dalam persaingan tidak akan mungkin survive bila tidak di- dukung oleh pelanggan ( Felix Jebarus, 1997). Loyalitas tolak ukur pelanggan dilakukan dengan terlebih dahulu mela- kukan pemetaan terhadap segmen yang akan menjadi target atau sasaran. Apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pada pelanggan menjadi hal yang penting dalam perspektif ini. Proporsi segmentasi pasar, tingkat perolehan pelanggan baru, mempertahankan pelanggan lama, sejauh mana hubungan perusahaan dan pelang- gan, dan sejauh mana perusahaan meme- nuhi tuntutan pelanggan merupakan hal- hal yang urgen dalam perspektif pelang- gan. c. Prespektif Bisnis Internal. Dalam hal ini ada tiga hal utama yang menjadi perhatian perusahaan adalah se- bagai berikut: (1) Inovasi, dalam proses inovasi, unit bisnis industri mencari kebu- tuhan laten pelanggan, dan menciptakan
  • 5. JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI 170 BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK Umi Pratiwi produk dan jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan-pelanggan; (2) Operasi, dalam proses operasi adalah proses untuk mem- buat dan menyampaikan produk atau jasa yang dibuat perusahaan saat ini. Proses inilah yang selama ini menjadi titik berat pengukuran kinerja yang selama ini dilak- sanakan perusahaan; dan, (3) Pelayanan purna jual, merupakan jasa pelayanan pada pelanggan, setelah penjualan produk atau jasa tersebut dilaksanakan. d. Prespektif Belajar dan Berkembang Proses belajar dan perkembangan organi- sasi bersumber dari tiga prinsip yaitu: prinsip people, sistem, dan organization. Prespektif keuangan, pelanggan, dan sa- saran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan akan berujung pada ra- tional goal model (Martani Huseini, 1997). Pada dimensi lain yang berlawanan, model human relation lebih menekankan pada jalinan yang harmonis antar karyawan dan demikian pula hubungan karyawan dengan perusahaan merupakan aspek yang dijun- jung tinggi sehingga employee retention maupun employee satisfaction adalah se- suatu hal yang vital. Penerapan Balanced Scorecard dalam Penyu- sunan Manajemen Strategi Sebelum pembahasan lebih jauh menge- nai bagaimana BSC dapat mewarnai dalam seluruh tahapan penyusunan strategi, maka pemahaman mengenai apa itu strategi dan ba- gaimana tahapan dalam penyusunannya, mut- lak diperlukan. Strategi menurut Jauch dan Glueck (1999) didefinisikan sebagai suatu rencana yang disatukan, menyeluruh dan ter- padu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tu- juan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Strategi muncul dari adanya suatu proses dialogis antara seluruh peluang dan masalah- masalah yang muncul dalam suatu organisasi. Pada tahap perumusan strategi, maka peru- musan strategi dilakukan dalam dua tingkat, tingkat pertama adalah perumusan strategi, dan tingkat kedua penentuan perencanaan strategik. Kedua tingkatan tersebut akan menghasilkan suatu perumusan-perumusan beberapa tujuan perusahaan, mulai dari yang bersifat filosofis idealis hingga ke tataran pragmatis praktis. Dalam tingkat perumusan strategis akan dihasilkan perumusan visi dan tujuan perusahaan sedangkan pada tingkatan kedua akan ditentukan sasaran strategi. Peranan BSC pada tahap ini terletak pa- da saat perumusan strategi maupun pada tahap perencanaan strategik. Kontribusi BSC dalam perumusan dan perencanaan strategi merupa- kan suatu alat mutakhir dalam menerjemahkan seluruh strategi perusahaan ke dalam aktivitas operasional perusahaan dengan berusaha me- minimalkan biasa yang terjadi ditingkat opera- sional. Dengan penerapan BSC maka perusa- haan tidak saja berpikir jangka pendek namun juga akan disibukkan dalam pencapaian tujuan jangka menengah maupun jangka panjang. BSC merupakan bentuk pengejawan- tahan hal-hal strategik kepada seluruh ting- katan organisasi. Strategi semakin membumi dengan parameter ukur yang mudah dicerna oleh setiap orang. BSC dipakai bukan hanya untuk komunikasi strategi tetapi juga untuk manajemen strategi. Oleh karena itu cakupan aktivitas dalam BSC meliputi menjelaskan dan menerjemahkan visi dan strategi, mengkomu- nikasikan strategi ke seluruh organisasi, me- nyesuaikan tujuan setiap unit atau departemen terhadap strategi, mengidentifikasi dan me- nyesuaikan inisiatif strategis, menterjemahkan sasaran strategis menjadi sasaran jangka pan- jang dan anggaran tahunan, merevisi dan mereview hal strategik dan operasional untuk mendapatkan umpan balik dalam perbaikan strategi. Dengan BSC perusahaan mampu melihat perusahaan sebagai suatu kesatuan yang utuh, sehingga perusahaan dapat menjalankan ma- najemen strategik secara lebih efektif dan efisien. Balanced Scorecard telah mampu menunjukkan eksistensinya, bukan hanya se- bagai alat dalam penyusunan strategi namun juga dapat berperan dalam memberikan pedo- man dalam pelaksanaan strategi bahkan dalam menilai kinerja penerapan manajemen strategi. Terkait dengan peranan BSC dalam se- tiap tahapan sistem manajemen strategik maka
  • 6. OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2 171 kini BSC telah bermain bukan hanya pada tataran strategik, namun juga pada tataran tek- nis, maka Balanced Scorecard kini harus terefleksikan dalam setiap paramete teknis. Hubungan antara peranan BSC, sistem mana- jemen strategik dan beberapa keluaran teknis yang dipengaruhi oleh prespektif BSC. Penyusunan strategi perusahaan meng- gunakan BSC, maka penerapan BSC tersebut dapat diikhtisarkan ke dalam empat langkah penting: (1) Menentukan strategi, BSC mem- buat suatu jaringan antara strategi dan tinda- kan operasional, sehingga perlu adanya proses penentuan BSC dengan menentukan strategi organisasi; (2) Menentukan ukuran strategi, mengembangkan ukuran-ukuran dalam men- dukung strategi yang telah diterapkan. Orga- nisasi harus fokus pada ukuran-ukuran penting dalam strategi; (3) Menyatukan sistem-sistem dalam ukuran manajemen, BSC harus disatu- kan dengan struktur formal dan informal orga- nisasi, budaya dan praktek-praktek sumber dayanya; dan (4) Menelaah ukuran dan hasil, BSC berjalan maka secara konsisten harus dite-laah oleh manajemen puncak. Dengan demikian peranan Balanced Scorecard dalam tahap sistem manajemen strategik dapat digambarkan pada gambar 1. Balance Scorecard Dalam Proses Manajemen Strategik BSC memperkenalkan empat proses ma- najemen baru yang secara terpisah dan ber- sama-sama memberikan andil untuk mengait- kan sasaran strategik jangka panjang dengan tindakan jangka pendek, yaitu: a. Penjabaran Visi Pada proses pertama ini, diperlukan penjabaran visi yang akan membantu ma- najemen dalam membentuk konsensus di seputar visi dan strategi organisasi. Hal ini tidak dijabarkan dengan mudah dalam bentuk operasional, namun juga mem- berikan arahan sampai pada tingkat lokal. Pihak manajer harus dapat mengekspre- sikan pernyataan-pernyataan mengenai visi dan strategi ini dalam berbagai bentuk baik melalui kata-kata sebagai manifestasi sejumlah sasaran dan pengukuran terpadu dan disepakati oleh semua senior ekseku- tif, sebagai pendorong keberhasilan jangka panjang. Dengan Balanced Scorecard ini memaksa manajemen senior mencapai ke- sepakatan dan kemudian menjabarkan visi mereka dalam istilah yang memiliki mak- na bagi organisasi yang akan merealisa- sikan visi tersebut. b. Pengkomunikasian dan Pengaitan Memungkinkan manajer mengkomu- nikasikan strategi mereka ke atas dan ke bawah organisasi serta mengaitkannya dengan sasaran departemen dan individu. BSC memberikan manajer cara untuk me- mastikan, bahwa semua tingkat organisasi memahami strategi jangka panjang sehing- ga sasaran departemen maupun individu sejalan dengan strategi jangka panjangnya. BSC memberi tanda pada tiap karyawan mengenai sasaran yang ingin dicapai peru- sahaan bagi pemegang saham dan kon- sumen. Maka untuk menyesuaikan kinerja individu karyawan dengan strategi keselu- ruhan, pengguna BSC biasanya terlibat dalam tiga aktivitas: (a) Pengkomunika- sian dan pendidikan; (b) Penentuan tujuan; (c) Pengaitan penghargaan dengan pengu- kuran kinerja. c. Perencanaan Bisnis Dalam proses yang ketiga ini berguna ba- gi perusahaan untuk mengintegrasikan ren- cana bisnis dan financial mereka. Hampir semua organisasi sekarang ini menerapkan bermacam program perubahan, masing- masing dengan kemenangan dan konsul- tasinya sendiri, dan masing-masing ber- saing untuk waktu, energi, dan sumber senior eksekutif mereka. Manajer mengha- dapi kesulitan untuk menyatukan berma- cam inisiatif untuk mencapai tujuan stra- tegi mereka. Tetapi ketika manajer meng- gunakan tujuan ambisius yang ditetapkan untuk pengukuran Balanced Scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sum- ber dan penetapan prioritas, mereka dapat melangkah dan mengkoordinasi inisiatif yang mendorong mereka kearah sasaran strategik jangka panjang.
  • 7. JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI 172 BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK Umi Pratiwi Gambar 1. Peran Balanced Scorecard Sistem Manajemen Strategik Keluaran Sistem Perencanaan Strategik Sistem Penyusunan Program Sistem Penyusunan Anggaran Sistem Implementasi Sistem Pemantauan BSC berperan lingkungan mikro memperluas prespektif yang visi, keyakinan dicakup dalam menafsirkan tujuan, dan dampak trend perubahan lingkungan mikro dan industry Sistem Perumusan strategik Hasil analisis dan industri, misi, dasar, nilai dasar, strategi Balance Scorecard berperan dalam menjadikan komprehensif dan koheren sasaran dan inisiatif strategik yang dihasil kan dalam perencanaan strategik Sasaran Strategi dan Inisiatif Strategi Balance Scorecard berperan dalam menjadikan komprehensif program yang dihasilkan dalam penyusunan program Program Balance Scorecard berperan dalam menjadikan komprehensif anggaran yang dihasilkan dalam penyusunan anggaran Anggaran ( Rencana Laba Jangka Pendek) Balance Scorecard berperan memperluas prespektif kinerja personel yang diukur dan dievaluasi Pelaksanaan Rencana Umpanbalik (feedback) tentang pelaksanaan rencana
  • 8. OKTOBER 2010, VOLUME 11 NOMOR 2 173 Gambar 2. Managing Strategy: Four Processes d. Umpan Balik dan Pembelajaran Umpan balik dan pembelajaran mem- berikan perusahaan kapasitas untuk men- jadikannya sebagai pembelajaran strategis proses review dan umpan balik yang ada terfokus pada perusahaan, departemennya, atau karyawan individunya telah meme- nuhi tujuan financial yang dianggarkan. Dengan Balanced Scorecard di pusat sis- tem manajemennya, sebuah perusahaan dapat memonitor hasil jangka pendek dari tiga prespektif tambahan konsumen, pro- ses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan dan mengevaluasi strategi dalam hal kinerja sekarang ini. Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan untuk memodifikasi strategi guna mencer- minkan pembelajaran waktu riil. Banyak perusahaan menerapkan kon- sep Balanced Scorecard untuk mening- katkan sistem pengukuran kinerja mereka. Penerapan konsep ini memberikan klarifi- kasi, konsensius, dan focus pada pening- katan yang diharapkan dalam kinerja. Dengan demikian empat proses ma- najemen baru yang secara terpisah dan bersama-sama memberikan andil untuk mengaitkan sasaran strategik jangka pan- jang dengan tindakan jangka pendek dapat di lihat pada gambar 2. PENUTUP Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat, disimpulkan bahwa Balanced Score- card bukan hanya dijadikan sebagai alat pengukuran kinerja, tetapi juga digunakan sebagai sistem manajemen strategis, karena balance scorecard akan memberikan petunjuk guna membuat visi, misi, dan tujuan peru- sahaan yang komprehensif guna menghadapi kompleksnya persaingan. Proses dalam stra- tegi manajemen untuk Balanced Scorecard meliputi: penjabaran visi, pengkomunikasian dan pengkaitan, perencanaan bisnis, dan um- pan balik dan pembelajaran. Translating the vision Claryfiing the vision Gaining consensus BALANCED SCORECARD Communicating and linking Communicating and educating Setting goals Linking rewards to performance measures Feedback and learning Articulating the shared vision Supplying strategic feedback Facilitating strategyn review and learning Business Planning Setting targets Aligning strategic initiatives Allocating resources Establising milesstones
  • 9. JURNAL MANAJEMEN DAN AKUNTANSI 174 BALANCED SCORECARD DAN MANAJEMEN STRATEGIK Umi Pratiwi DAFTAR PUSTAKA Alan Butler, Steve R. Letza and Bill Neale, 1997. Linking the Balanced Scorecard to Strategy. Long Range Planning, Vol. 30, No. 2 pp. 242-253. Budi W. Soetjipto, 1997. Mengukur Kinerja Bisnis dengan Balanced Scorecard. Artikel Usahawan No. 06, Juni. Jemsly Hutabarat, 1997. Balanced Scorecard diantara Taktik dan Strategi. Artikel Usahawan No. 06, Juni. Martani Huseini, 1997. Balanced Scorecard Penyeimbangan Pengukuran Kinerja Organisasi. Artikel Usahawan No. 06, Juni. Mulyadi, 2001. Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipat- ganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat. Robert S. Kaplan and David P. Norton, 1996. Using The Balance Scorecard as a Strategic Management System. Harvard Business Review, Januari-Februari. Teuku Mirza, 1997. Balanced Scorecard. Arti- kel Usahawan No. 06, Juni. Thomas Secakusuma, 1997. Prespektif Proses Internal Bisnis dalam Balanced Sco- recard. Artikel Usahawan, No. 06, juni, pp. 1022-1046.