1. INVESTASIKANLAH WAKTU UNTUK APA YANG SUNGGUH-SUNGGUH
KITA PERLUKAN
Oleh: Emilianus Sudarmo
Tulisan ini bertujuan mengajak pembaca dapat merefleksikan pentingnya waktu dalam
kehidupan.
Perjalanan hidup kita berjalan di atas waktu. Disadari atau tidak, kenyataanya
demikian. Segala rutinitas manusia ada dalam lingkaran waktu. Waktu tidak pernah
istirahat. Waktu tidak dapat menunggu kita. Waktu terus berlalu bagai anak panah dan tidak
pernah akan kembali.
Waktu senantiasa setia mengikuti langkah kita setiap saat. Adakah diantara kita
mampu menghentikan waktu? Jawabanya tentu saja tidak. Waktu tidak pernah kompromi
terhadap siapapun. Tidak ada satupun orang kuat di bumi mampu mengendalikan jalannya
waktu dan menjadikan waktu hak milik pribadi. Napoleon Bonaparte pernah berkata “ Aku
bisa memiliki semua yang ada di dunia ini, tetapi hanya satu yang tidak dapat kumiliki, yaitu
Waktu”.
Bila kita sadari bahwa waktu adalah saksi bisu atas semua tingkah laku kita selama
kita ada di bumi, karena waktu menembusi ruang. Waktu ada dimana-mana. Waktu
mengetahui apa saja yang pernah kita perbuat, kemana saja kita pergi dan siapa saja yang
kita temui. Ia adalah penyimpan rahasia sejati, tidak pernah mengungkapkan rahasia kita
kepada siapapun. Iapun (waktu) tidak pernah memberitahu kita seberapa banyak waktu
yang kita pakai sampai kita sadar sudah berapa banyak waktu berlalu dan terbuang percuma
dan seberapa efektif kita menggunakannya? Kendati demikian, waktu itu luar biasa adil dan
pemaaf. Tidak peduli berapa banyak jam yang kita boroskan dimasa lalu, kita masih
mempunyai hari esok yang penuh harapan. Sukses ditentukan oleh cara penggunaan waktu
yang bijaksana dengan membuat perencanaan dan menetapkan prioritas (Denis Waitely
dalam Prof.Dr. Vincent Gaspersz,2012:308)
Salah satu ukuran paling berharga di bumi adalah waktu. Waktu bersifat universal,
hadir untuk guru, pegawai, siswa. Singkatnya waktu hadir untuk semua orang, tanpa
memandang suku bangsa, kaya atau miskin tua-muda. Sekalipun diantara kita tidak memiliki
apa-apa tetapi kita masih mempunyai waktu.
Waktu akan menjadi bermanfaat jika kita setia menggunakanya. Waktu selalu
memberi ukuran yang cukup bagi semua umat manusia. Semua orang mempunyai jumlah
jam dan menit yang sama setiap hari. Waktu tidak pernah berpihak pada orang yang
menyelesaikan tugasnya tepat waktu dan tidak kepada orang yang tidak menyelesaikan
pekerjaan tidak tepat waktu. Waktu tidak mengenal siapa penggunanya. Andai saja waktu
mengenal kita mungkin saja waktu bia berlaku curang. Kalau begitu kenapa sering kali
2. banyak orang mengeluh dengan mengatakan tidak cukup waktu untuk menyelesaikan
pekerjaanya? Itu karena kita tidak taat terhadap waktu yang kita sendiri tetapkan. Waktu
selalu taat dan akan selalu demikian. Waktu selalu memberi seberapa jumlah yang kita
butuhkan.
Berbagai persepsi terhadap waktu, waktu terlalu terlambat bagi yang sedang
menunggu, Waktu terlalu cepat bagi yang sedang ketakutan, waktu terlalu panjang bagi
yang sedang berduka/bermasalah, waktu terlalu pendek bagi yang sedang bergembira,
waktu adalah abadi bagi yang sedang “bercinta”. Maka, “bercintalah” dengan keluarga
kita, “bercintalah dengan pekerjaan/profesi kita, “bercintalah dengan teman-teman kita,
“bercintalah dengan lingkungan kita. (Prof.Dr. Vincent Gaspersz,2012:307)
Begitu besarnya manfaat waktu, maka badan internasional menetapkan waktu
(s/secon) sebagai salah satu satuan internasional.
Waktu hadir dalam berbagai ukuran, mulai dari detik, menit, jam, hari, minggu,
bulan, tahun dan masih banyak lagi ukuran-ukuran lain yang lazim digunakan. Pertanyaanya:
apakah arti waktu bagi kehidupan kita? Pentingkah? Kalau penting, seberapa penting? Tentu
masing-masing orang memiliki beragam jawaban atas pertanyaan-pertanyaan semacam ini.
Bagi penulis waktu merupakan target penyelesaian pekerjaan. Dengan memasang target
dengan waktu terukur, mudah mengevaluasi kemajuan hasil pekerjaan. Selanjutnya
berusaha memperbaiki kelemahan/kekurangan.
Memberi pengertian arti waktu bagi penulis berangkat dari permenungan pribadi.
Saat berulang tahun entah yang ke berapa, penulis sendiri tidak ingat lagi. Tetapi yang pasti
penulis pernah bertanya kepada diri sendiri “apakah saya hanya mengumpulkan usia untuk
hidup saya, sehingga setiap tahun harus memperingatinya? Pentingkah? Sekalipun dalam
hidup penulis, peristiwa ini hanya bersifat rutinitas tidak pernah merayakanya secara
khusus. Penulis berpikir bahwa usia bertambah secara otomatis, hanya sang Khalik yang
tahu tentang rahasia ini. Tetapi akhirnya pikiran penulis menangkap bahwa hidup ini perlu
disyukuri atas sejumlah waktu yang diberikan-Nya. Disamping itu, waktu itu hadir untuk
memberi ukuran terhadap sejumlah pencapaian dalam hidup. Sekalipun pencapaian-
pencapaian itu kecil harus tetap dievaluasi dan disyukuri. Ini menandakan bahwa berapa
sadar kita akan kehadiran waktu dan berapa bertanggung jawab kita terhadap waktu yang
kita peroleh.
Bagi masyarakat barat, waktu selalu ukuranya fulus/uang (time is money). Mungkin
saja diantara pembaca ada yang kurang sepakat dengan mencontohkan golongan jenis ini.
Karena ras ini bagi kita masyarakat timur terkesan kaku dari sisi waktu dan tidak ingin
menghabiskan waktu untuk sekedar basa-basi. contoh ini hanya mau menandakan betapa
disiplinya mereka terhadap waktu. Waktu begitu berharganya bagi mereka. Waktu tidak
disia-siakan. Waktu adalah kesempatan/peluang.
3. Wajar kiranya masyarakat barat selalu terdepan dalam peradapan modern dan
mencapai keefektifan dalam berbagai bidang pekerjaan. Membiarkan waktu berlalu begitu
saja bagi mereka sama artinya dengan membuang uang.
Kita pun demikian, tidak ingin membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa memberi
makna bagi kehidupan kita. Masing-masing kita, baik sebagai guru, pegawai maupun sebagai
siswa/i, kita memiliki tujuan yang harus kita capai dengan memanfaatkan waktu sebaik
mungkin. Meraih masa depan yang lebih baik tentu karena apa yang kita buat pada hari ini.
Pergunakanlah waktu hari ini sebaik mungkin untuk apa yang kita niatkan terjadi di dalam
kehidupan kita dimasa depan.
Kuncinya terletak bukan pada bagaimana anda menghabiskan waktu, namun dalam
menginvestasikan waktu anda.
Stephen R. Covey