SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
BURUKNYA JALAN RAYA DI KECAMATAN RAIJUA
“Korban Lakalantas Akibat Jalan Rusak
Bisa Gugat Pemerintah”
(Pasal 273, UU RI 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan)
(Berhubungan dengan Kerusakan Jalan di Kecamatan Raijua, Kab. Sabu Raijua)
Oleh: Elkana Goro Leba, S. Sos
Mahasiswa Program Pascasarjana
Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL)
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta
Jalan rusak dan berbatu-batu sejak tahun 2012 (penetapan anggaran APBD untuk
perbaikan jalan sejak 2011) sering membuat pengguna jalan di Kecamatan Raijua, Kabupaten
Sabu Raijua gregetan dan harus penuh waspada, apa lagi bila terjadi kecelakaan Lalu Lintas
(Lakalantas), pasti ada kerugian materi seperti biaya perbaikan kendaraan karena mungkin
ada bagian kendaraan yang rusak dan boros Bahan Bakar Minyak (BBM), bahkan tidak
jarang korban luka. Namun kini pengguna jalan bisa menggugat Penyelenggara Sarana dan
Prasarana (Pemerintha) dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua bila terjadi
Lakalantas akibat kerusakkan jalan atau infrastruktur jalan raya yang buruk dan tak kunjung
diperbaiki. Ini berita menarik bagi pengguna jalan di Kecamatan Raijua. Sebab selama ini
sepertinya pengguna jalan tidak pernah sadar dan bahkan mungkin tidak pernah tahu tentang
hal ini. Selama ini pengguna jalan hanya menjalankan kewajibannya dan tidak tahu haknya
sebagai pengguna jalan padahal mereka juga berhak mendapatkan fasilitas yang layak dari
pemerintah dan pemerintah daerah (Pemkab. Sarai). Dan pemerintah pun sepertinya tidak
pernah jalankan kewajibannnya, dalam hal ini mengganti rugi para pengguna jalan yang
alami kecelakaan akibat jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki. Jalan yang rusak dibiarkan
bertahun-tahun tidak diperbaiki oleh Pemkab Sarai yang merupakan penyelenggara terhadap
fasilitas jalan raya.
Namun, kini ada harapan baru yang datang dari UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN. Dalam ketentuan PIDANA Pasal 273 tertera bahwa “Setiap
penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak
yang mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat
(1) sehingga menimbulkan korban luka ringan dan/atau kerusakan Kendaraan dan/atau
barang dipidana dengan penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)”. Ketetuan selanjutnya Pasal 273 tersebut yang
dapat kita lihat adalah sanksi pidana untuk Penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan
patut memperbaiki Jalan yang rusak, yaitu:
1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang
rusak yang mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (1) sehingga menimbulkan korban luka ringan dan/atau kerusakan Kendaraan
dan/atau barang dipidana dengan penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling
banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan luka berat,
pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling
banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain
meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
denda paling banyak Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah).
4) Penyelenggara Jalan yang tidak memberi tanda atau rambu pada Jalan yang rusak dan
belum diperbaiki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp1.500.000,00 (satu juta
lima ratus ribu rupiah).
Siapa Penyelenggara jalan?
Dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sama sekali
tidak mendefinisikan Penyelenggara itu siapa. Tetapi Merujuk pada UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN, Pada Pasal
15 dan 16 Penyelenggara itu adalah:
1) Pemerintah (Kementerian Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Nasional
2) Pemerintah Provinsi (Dinas Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Provinsi
3) Pemerintah Kabupaten (Dinas Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Kabupaten dan Jalan Desa
4) Pemerintah Kota (Dinas Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Kota
Kewajiban Penyelenggara Jalan
Kembali ke Undang-udang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
menerangkan bahwa Kewajiban Penyelenggara Jalan adalah sebagai berikut:
1. Pasal 24: Memperbaiki Jalan yang rusak dan memberi tanda atau rambu pada Jalan yang
rusak.
2. Pasal 238 ayat (1): Menyediakan dan/atau memperbaiki pengaturan, sarana, dan
Prasarana Lalu Lintas.
3. Lintas Pasal 238 ayat (2): Menyediakan alokasi dana untuk pencegahan dan penanganan
Kecelakaan Lalu
4. Pasal 239 ayat (1): Mengembangkan program asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
5. Pasal 239 ayat (2): Membentuk perusahaan asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
Hak Korban
Menurut Pasal 240 dan Pasal 241 UU No. 22 Tahun 2009 korban Lakalantas
mempunyai hak sebagi berikut:
Korban Kecelakaan Lalu Lintas berhak mendapatkan:
1. Pertolongan dan perawatan dari pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya
Kecelakaan Lalu Lintas dan/atau Pemerintah;
2. Ganti kerugian dari pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya Kecelakaan Lalu
Lintas; dan
3. Santunan Kecelakaan Lalu Lintas dari perusahaan asuransi.
Penyelenggara Jalan (Pemkab Sarai) tidak pernah jalankan Kewajibannya
Merujuk pada paparan di atas, dengan jelas korban, yakni masyarakat Kecamatan
Raijua mempunyai hak untuk mendapatkan bahkan menuntut fasilitas yang layak dari
pemerintah dan pemerintah Kabupaten Sabu Raijua juga mempunyai kewajiban untuk
memperbaiki fasilitas jalan yang rusak dan atau mengganti kerugian korban lakalantas yang
selama ini tidak pernah dijalankan.
Semoga dengan tulisan saya ini, membuka mata dan hati pemerintah Kabupaten Sabu
Raijua untuk menjalankan Kewajibannya dan juga masyarakat Sabu Raijua terutama
Kecamatan Raijua menuntut Hak mereka untuk mendapatkan fasilitas jalan yang layak dari
pemkab Sarai.

More Related Content

Viewers also liked

Flashcard Strategy
Flashcard Strategy Flashcard Strategy
Flashcard Strategy sdc07cfsu
 
Cell Structure and Function
Cell Structure and FunctionCell Structure and Function
Cell Structure and Functionsdc07cfsu
 
Blooms taxonomy
Blooms taxonomyBlooms taxonomy
Blooms taxonomysdc07cfsu
 
Konsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanKonsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanEly Goro Leba
 
Mendelian Genetics
Mendelian Genetics Mendelian Genetics
Mendelian Genetics sdc07cfsu
 
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)Ely Goro Leba
 
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...Ely Goro Leba
 

Viewers also liked (9)

Flashcard Strategy
Flashcard Strategy Flashcard Strategy
Flashcard Strategy
 
Cell Structure and Function
Cell Structure and FunctionCell Structure and Function
Cell Structure and Function
 
Blooms taxonomy
Blooms taxonomyBlooms taxonomy
Blooms taxonomy
 
Agenda setting
Agenda settingAgenda setting
Agenda setting
 
Uud nri tahun 1945
Uud nri tahun 1945Uud nri tahun 1945
Uud nri tahun 1945
 
Konsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahanKonsep pemerintah dan pemerintahan
Konsep pemerintah dan pemerintahan
 
Mendelian Genetics
Mendelian Genetics Mendelian Genetics
Mendelian Genetics
 
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
Analisis konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI)
 
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT     “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK – PRIVAT “Public-Private Partnership (PPP)”, MODE...
 

Similar to JALANRUSAK

101. keselamatan jalan
101. keselamatan jalan101. keselamatan jalan
101. keselamatan jalanYasruddin Mt
 
Kasus proyek abadi pembangunan
Kasus proyek abadi pembangunanKasus proyek abadi pembangunan
Kasus proyek abadi pembangunanSyara Hanjaya
 
Contoh Perjanjian Perbaikan Jalan Terbaru Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0811...
Contoh Perjanjian Perbaikan Jalan Terbaru Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0811...Contoh Perjanjian Perbaikan Jalan Terbaru Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0811...
Contoh Perjanjian Perbaikan Jalan Terbaru Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0811...GLC
 
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1Debora Elluisa Manurung
 
Xii tkj a-rida_rima-kesadaran_berlalu_lintas
Xii tkj a-rida_rima-kesadaran_berlalu_lintasXii tkj a-rida_rima-kesadaran_berlalu_lintas
Xii tkj a-rida_rima-kesadaran_berlalu_lintasridalis
 

Similar to JALANRUSAK (8)

101. keselamatan jalan
101. keselamatan jalan101. keselamatan jalan
101. keselamatan jalan
 
2009 uu22
2009 uu222009 uu22
2009 uu22
 
Kasus proyek abadi pembangunan
Kasus proyek abadi pembangunanKasus proyek abadi pembangunan
Kasus proyek abadi pembangunan
 
Contoh Perjanjian Perbaikan Jalan Terbaru Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0811...
Contoh Perjanjian Perbaikan Jalan Terbaru Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0811...Contoh Perjanjian Perbaikan Jalan Terbaru Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0811...
Contoh Perjanjian Perbaikan Jalan Terbaru Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0811...
 
Uu 34 1964
Uu 34 1964Uu 34 1964
Uu 34 1964
 
Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAMPelanggaran HAM
Pelanggaran HAM
 
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
Tugas Aspek Hukum dalam Pembangunan Kelompok 1
 
Xii tkj a-rida_rima-kesadaran_berlalu_lintas
Xii tkj a-rida_rima-kesadaran_berlalu_lintasXii tkj a-rida_rima-kesadaran_berlalu_lintas
Xii tkj a-rida_rima-kesadaran_berlalu_lintas
 

More from Ely Goro Leba

Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiEly Goro Leba
 
Manajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTTManajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTTEly Goro Leba
 
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiPola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiEly Goro Leba
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikEly Goro Leba
 
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan KerugiannyaSistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan KerugiannyaEly Goro Leba
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalEly Goro Leba
 
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)Ely Goro Leba
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYATNegara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYATEly Goro Leba
 
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesatGereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesatEly Goro Leba
 
Efektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEfektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEly Goro Leba
 

More from Ely Goro Leba (12)

Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasi
 
Manajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTTManajemen usaha ternak Di NTT
Manajemen usaha ternak Di NTT
 
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasiPola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
Pola hubungan antara laki laki dan perempuan dalam birokrasi
 
Teori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasikTeori teori aliran klasik
Teori teori aliran klasik
 
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan KerugiannyaSistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
Sistem Kerja OUTSOURCING dengan Segala Keuntungan dan Kerugiannya
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regional
 
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
Panca pelayanan GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR (GMIT)
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYATNegara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
Negara Kesatuan Republik Indonesia DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
 
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesatGereja dan nabi palsu  iman kristen vs ajaran sesat
Gereja dan nabi palsu iman kristen vs ajaran sesat
 
Desain organisasi
Desain organisasiDesain organisasi
Desain organisasi
 
Bakteri dan fungi
Bakteri dan fungiBakteri dan fungi
Bakteri dan fungi
 
Efektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemenEfektivitas organisasi dan manajemen
Efektivitas organisasi dan manajemen
 

JALANRUSAK

  • 1. BURUKNYA JALAN RAYA DI KECAMATAN RAIJUA “Korban Lakalantas Akibat Jalan Rusak Bisa Gugat Pemerintah” (Pasal 273, UU RI 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) (Berhubungan dengan Kerusakan Jalan di Kecamatan Raijua, Kab. Sabu Raijua) Oleh: Elkana Goro Leba, S. Sos Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Jalan rusak dan berbatu-batu sejak tahun 2012 (penetapan anggaran APBD untuk perbaikan jalan sejak 2011) sering membuat pengguna jalan di Kecamatan Raijua, Kabupaten Sabu Raijua gregetan dan harus penuh waspada, apa lagi bila terjadi kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas), pasti ada kerugian materi seperti biaya perbaikan kendaraan karena mungkin ada bagian kendaraan yang rusak dan boros Bahan Bakar Minyak (BBM), bahkan tidak jarang korban luka. Namun kini pengguna jalan bisa menggugat Penyelenggara Sarana dan Prasarana (Pemerintha) dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua bila terjadi Lakalantas akibat kerusakkan jalan atau infrastruktur jalan raya yang buruk dan tak kunjung diperbaiki. Ini berita menarik bagi pengguna jalan di Kecamatan Raijua. Sebab selama ini sepertinya pengguna jalan tidak pernah sadar dan bahkan mungkin tidak pernah tahu tentang hal ini. Selama ini pengguna jalan hanya menjalankan kewajibannya dan tidak tahu haknya sebagai pengguna jalan padahal mereka juga berhak mendapatkan fasilitas yang layak dari
  • 2. pemerintah dan pemerintah daerah (Pemkab. Sarai). Dan pemerintah pun sepertinya tidak pernah jalankan kewajibannnya, dalam hal ini mengganti rugi para pengguna jalan yang alami kecelakaan akibat jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki. Jalan yang rusak dibiarkan bertahun-tahun tidak diperbaiki oleh Pemkab Sarai yang merupakan penyelenggara terhadap fasilitas jalan raya. Namun, kini ada harapan baru yang datang dari UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN. Dalam ketentuan PIDANA Pasal 273 tertera bahwa “Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) sehingga menimbulkan korban luka ringan dan/atau kerusakan Kendaraan dan/atau barang dipidana dengan penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah)”. Ketetuan selanjutnya Pasal 273 tersebut yang dapat kita lihat adalah sanksi pidana untuk Penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak, yaitu: 1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) sehingga menimbulkan korban luka ringan dan/atau kerusakan Kendaraan dan/atau barang dipidana dengan penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah). 2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan luka berat, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). 3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah). 4) Penyelenggara Jalan yang tidak memberi tanda atau rambu pada Jalan yang rusak dan belum diperbaiki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah). Siapa Penyelenggara jalan?
  • 3. Dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sama sekali tidak mendefinisikan Penyelenggara itu siapa. Tetapi Merujuk pada UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN, Pada Pasal 15 dan 16 Penyelenggara itu adalah: 1) Pemerintah (Kementerian Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Nasional 2) Pemerintah Provinsi (Dinas Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Provinsi 3) Pemerintah Kabupaten (Dinas Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Kabupaten dan Jalan Desa 4) Pemerintah Kota (Dinas Pekerjaan Umum) yaitu Jalan Kota Kewajiban Penyelenggara Jalan Kembali ke Undang-udang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menerangkan bahwa Kewajiban Penyelenggara Jalan adalah sebagai berikut: 1. Pasal 24: Memperbaiki Jalan yang rusak dan memberi tanda atau rambu pada Jalan yang rusak. 2. Pasal 238 ayat (1): Menyediakan dan/atau memperbaiki pengaturan, sarana, dan Prasarana Lalu Lintas. 3. Lintas Pasal 238 ayat (2): Menyediakan alokasi dana untuk pencegahan dan penanganan Kecelakaan Lalu 4. Pasal 239 ayat (1): Mengembangkan program asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 5. Pasal 239 ayat (2): Membentuk perusahaan asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Hak Korban Menurut Pasal 240 dan Pasal 241 UU No. 22 Tahun 2009 korban Lakalantas mempunyai hak sebagi berikut: Korban Kecelakaan Lalu Lintas berhak mendapatkan: 1. Pertolongan dan perawatan dari pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas dan/atau Pemerintah; 2. Ganti kerugian dari pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas; dan 3. Santunan Kecelakaan Lalu Lintas dari perusahaan asuransi.
  • 4. Penyelenggara Jalan (Pemkab Sarai) tidak pernah jalankan Kewajibannya Merujuk pada paparan di atas, dengan jelas korban, yakni masyarakat Kecamatan Raijua mempunyai hak untuk mendapatkan bahkan menuntut fasilitas yang layak dari pemerintah dan pemerintah Kabupaten Sabu Raijua juga mempunyai kewajiban untuk memperbaiki fasilitas jalan yang rusak dan atau mengganti kerugian korban lakalantas yang selama ini tidak pernah dijalankan. Semoga dengan tulisan saya ini, membuka mata dan hati pemerintah Kabupaten Sabu Raijua untuk menjalankan Kewajibannya dan juga masyarakat Sabu Raijua terutama Kecamatan Raijua menuntut Hak mereka untuk mendapatkan fasilitas jalan yang layak dari pemkab Sarai.