2. Reformasi BUMN
Tujuan dari reformasi BUMN
• Menjadikan BUMN sbg perusahaan yg memiliki daya
saing dan daya cipta tinggi, shg diharapkan mampu
unggul secara global
• Meningkatkan perekonomian daerah melalui
perbaikan struktur penerimaan daerah
• Mengejar ketinggalan daya saing perusahaan
• Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Restrukturisasi
• Salah satu langkah strategis untuk memperbaiki
kondisi internal perusahaan guna memperbaiki
kinerja dan meningkatkan nilai perusahaan di PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) adalah dengan cara
melakukan restrukturisasi.
5. Faktor-faktor yang memicu melakukan
restrukturisasi
INTERNAL
• Visi dan misi perusahaan
• Kondisi keuangan dan berbagai
inefisiensi yang ada
• Kondisi sarana dan prasarana yang
relative tua
• Jumlah komposisi dan kualitas
pegawai yang belum tepat
• Organisasi yang belum dapat
mengakomodasi seluruh tugas
pokok dan fungsi secara baik
EKSTERNAL
• Persaingan antar moda transportasi
yang semakin tajam
• Teknologi (informasi) yang semakin
maju pesat
• Industrialisasi yang semakin
berkembang
• Kemampuan pendanaan pemerintah
pusat yang kian menurun
• Peningkatan kepadatan penduduk
dan perkotaan lalulintas jalan raya
yang cenderung kian sulit
dikendalikan
• Berbagai isu lingkungan dan krisis
energy atau sumber daya alam yang
makin serius dan sensitive.
6. Tujuan Restrukturisasi PT.KAI
Restrukturisasi ini dilakukan untuk mencapai pelayanan
yang mampu memenuhi kebutuhan:
• Hospital service : mencangkup keselamatan
penumpang
• Punctuality : ketepatan waktu
• Affordability : keterjangkauan
• Comfort : kenyamanan
7. Restrukturisasi di PT.KAI
• Restrukturisasi perkeretaapian indonesia sebenarnya
sudah mulai dilakukan sejak perubahaan status
perusahaan dari PJKA menjadi PERUMKA.
• Dan pada tahun 2004, PT KA membentuk badan
restrukturisasi perusahaan (BRP) dengan tugas untuk
menuntaskan restrukturisasi perusahaan
perkeretapian. Dalam hal tersebut yang diusulkan
oleh BRP pada akhirnya mendorong manajemen ke
era PJKA yaitu organisasi berdasarkan fungsional.
8. • Korportisasi, yaitu memisahkan aset Negara
menjadi aset PERUMKA.
• Menyatukan tiga wilayah pengusahaan
(eksplotasi) di jawa yaitu eksplotasi barat (EBT),
eksplotasi tengah (ETH), dan eksplotasi timur
(ETR) menjadi satu wilayah usaha (WILU JAWA).
Penggabungan ketiga wilayah tersebut
dimaksudkan untuk memperoleh akuntabilitas
dalam pengesahaan perkeretapian di jawa. Untuk
wilayah sumatera masih tetap.
9. • Dalam perkembanganya WILU JAWA seringakali
overlap dengan kantor pusat, sehingga pada akhirnya
WILU JAWA diikuidasi pada tahun 1998
• Penerapan PSO (Public Sevices Obligation) , IMO
((infrastructure
• maintainance operation) , dan TAC (track access
charge) sejalan dengan penerapan Road User Change
(RUC)
• Memisahkan pengelolahan angkutan perkotaan
jabotabek dengan angkutan jarak jauh.
• Merubah status perusahaan menjadi perusahaan
perseroan
• Menyempurnakan regulasi di bidang perkeretapian
• Melakukan reorganisasi berdasarkan lini bisnis dan /
atau geografis.
10. Struktur organisasi PT.KAI
• Struktur organisasi dibuat dengan
membentuk direktorat baru yaitu Direktorat
komersial, yang diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan pelanggan dan mampu
dalam meningkatkan pendapatan perusahaan.
11. Setiap Direktorat Mempunyai Target Yang
Harus Dicapai, Yaitu:
• Direktorat keuangan : target pada accountable,
auditable, banktable, serta deliverable yang
informative.
• Direktorat teknik : mempunyai targer cost
affective ( perawatan yang terencana, serta
tingkat ketersediaan dan keandalan yang tinggi)
• Direktorat operasional : target pada
keselamatan dan ketepatan waktu yang tinggi.
12. Lanjut..
• Direktorat personalia : target pada peningkatan
disiplin, perencanaan karir yang jelas, pendidikan
dan pelatihan yang lebih baik, serta
menjagahubungan baik dengan para pemangku
kepentingan.
• Direktorat pengembangan usaha : targetnya yaitu
memastikan bahwa anak-anak perusahaan yang
akan dibentuk berkinerja baik, serta menyusun
rencana jangka panjang perusahaan yang mampu
manjadi acuan dalam mengarahkan perusahaan.
13. • Disamping Direktorat, ditingkat kantor pusat
terdapat orgaisasi satuan pengawas internal,
sekertariat perusahaan dan beberapa pusat seperti
pusat aset produksi dan non produksi, dll.
• Proses restrukturisasi perusahaan ini dilakukan
seiring dengan penerapan Good Corporate
Governance pada setiap BUMN salah satunya PT.KAI
demi menjamin efektifitas dan efisiensinya, dengan
menghindari beberapa resiko kebocoran,
ketidakefektifan fungsi organisasi, ketidakjelasan
wewenang dan tangung jawab dihadapan para
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainya.
14. Profitisasi PT.KAI
• Sebagai upaya meningkatkan secara agresif
perusahaan sehingga mencapai profitabilitas dan nilai
perusahaan yang optimal PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) bekerjasama dengan beberapa agen
penjualan resmi di Indonesia. Agen penjualan
sangatlah penting dalam memudahkan pelanggan
dalam memesan tiket tanpa harus memesan atau
membeli tiket ke stasiun.
• Dalam hal ini ada beberapa agen- agen penjualan
yang dapat memudahkan pelanggan memesan tiket
kereta api diantaranya adalah:PT. Pos Indonesia
,Indomaret,Akses
15. Lanjutan. . .
• Kerjasama antar BUMN ( antara PT. KAI dan
PT. TELKOM ) Sejak tahun 2010, PT KAI dan PT
Telkom bersinergi dalam perkembangan
teknologi informasi. Salah satu hal yang paling
menonjol adalah sistem e-ticketing Namun,
langkah sinergi PT KAI dan PT Telkom tidak
hanya berhenti sampai sistem e-ticketing saja.
Tahun 2014, kedua BUMN ini akan bersinergi
kembali dalam penerapan sistem SAP
16. Lanjutan . . .
• Selain berkerjasama dengan penjual agen
tiket, untuk meningkatkan profit PT KAI juga
mengefisienkan aset yang dimilikinya, dimana
beberapa rumah dinas atau wisma yang
belum seoptimal mungkin di alih fungsikan
menjadi hotel bintang tiga, guest house, hotel
butik dan lain-lain.
17. Pengembangan dan inovasi bisnis yang
harus dicapai PT. KAI
inovasi yang dapat dilakukan oleh PT.KAI dalam
meningkatkan layanan dan keuntungan:
• melakukan investasi pada modifikasi stasiun dan
penambahan jumlah gerbong dan armada kereta
• Menjadikan stasiun PT KAI (Persero) berkonsep “One
Stop Oasis”.
• Pengembangan dan pengelolaan lahan parkir
motor/mobil di stasiun.
18. Privatisasi PT.KAI
• Ide privatisasi perkeretaapian Indonesia makin membaik
setelah adanya pengesahan UU nomor 23 tahun 2007 tentang
perkeretaapian. UU ini membuka pintu bagi pihak swasta
untuk terlibat dalam bisnis layanan perkeretaapian.
• Dimulai dari perubahan kelembagaannya, yaitu dari
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), kemudian
bertransformasi menjadi Perusahaan Umum Kereta Api
(Perumka), dan sekarang menjadi PT Kereta Api Indonesia.
• Dimulainya pemisahan (spin off) pengelolaan layanan
transportasi kereta api Jabodetabek dari PT KAI merupakan
langkah awal proses swastanisasi perkereta apian Indonesia,
dan setelah pemisahan ini dilakukan maka akan segera diikuti
dengan langkah swastanisasi pengelolaan stasiun dan
swastanisasi penyelenggaraan operasional kereta api.
19. Lanjut..
• Kuatnya kecenderungan komersialisasi dan
privatisasi pelayanan publik kereta api sebagai
transportasi rakyat ini juga dapat dilihat pada
upaya PT KAI sekarang untuk menghapuskan
KRL ekonomi dari pelayanan rutin kebutuhan
transportasi kereta masyarakat
20. 10 Prinsip Reinventing yang di terapkan oleh
PT.KAI
• Pemerintahan katalis
• Pemerintahan milik masyarakat
• Pemerintah kompetitif
• Pemerintah berorientasi misi
• Pemerintah berorientasi pada hasil
• Pemerintah berorientasi pada pelanggan
• Pemerintahan Wirausaha
• Pemerintahan Antisipatif
• Pemerintahan Desentralisasi
• Pemerintahan Berorientasi Pasar