SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Artificial Intelligence
Representasi Pengetahuan
Surya Rahmah Labetubun, S. Kom.
Representasi Pengetahuan
Logika
 Logika merupakan suatu pengkajian ilmiah
tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah
dan prosedur yang membantu proses penalaran
 Proses Logika : Proses membentuk kesimpulan
atau menarik suatu inferensi berdasarkan fakta
yang telah ada
 Merupakan bentuk representasi pengetahuan
yang paling tua
Penalaran Deduktif
 Penalaran ini bergerak dari penalaran
umum menuju ke konklusi khusus
 Umumnya dimulai dari suatu silogisme
atau pernyataan premis dan inferensi
 Umumnya terdiri dari 3 bagian: premis
mayor, premis minor dan konklusi.
 Contoh
Premis mayor : Jika hari ini turun hujan maka jalanan
basah
Premis Minor : Hari ini hujan turun
Konklusi : Oleh karena itu jalanan di depan rumah
saya basah
Penalaran Induktif
 Dimulai dari masalah khusus menuju ke masalah
umum
 Menggunakan sejumlah fakta atau premis untuk
menarik kesimpulan umum.
 Konklusi tidak selalu mutlak, dapat berubah jika
ditemukan fakta-fakta baru
 Contoh:
Premis 1 : Pascal adalah pelajaran yang mudah
Premis 2 : Delphi adalah pelajaran yang mudah
Premis 3 : C++ adalah pelajaran yang mudah
Konklusi : Bahasa pemrograman adalah pelajaran
yang mudah.
Logika Proporsional
 Bentuk logika komputasional ada 2 macam
: Logika Proporsional atau Kalkulus dan
Logika Predikat
 Suatu Proposisi merupakan suatu
statemen atau pernyataan yang
menyatakan benar (TRUE) atau salah
(FALSE).
 Operator Logika (penggabungan proposisi)
 Konjungsi:  ( and)
 Disjungsi:  (Or)
 Negasi ~ (not)
 Implikasi →
 Ekivalensi ↔
 Untuk menggambarkan berbagai proposisi,
premis atau konklusi gunakan simbol seperti
huruf abjad.
 Misalnya:
P = Tukang pos mengantarkan surat mulai Senin s/d Sabtu
Q = Hari ini adalaha Hari Minggu
R = Maka hari ini tukang pos tidak mengantar surat
 Inferensi pada logika proposisi dapat dilakukan
dengan menggunakan resolusi
 Resolusi
Suatu aturan untuk melakukan inferensi yang dapat berjalan
secara efisien dalam suatu bentu CNF (Conjuction Normal
Form)
 Mengubah kalimat kedalam bentuk CNF:
 Hilangkan implikasi dn ekivalensi
 Kurangi lingkup semua negasi menjadi satu negasi saja
 Gunakan aturan asosiatif dan distributif untuk mengkonversi
menjadi conjunction of disjunction
 Buat satu kalimat terpisah untuk tiap-tiap konjungsi
 Contoh
Diketahui basis pengetahuan (fakta-fakta yang
bernilai benar) sebagai berikut:
 P
 (P  Q) → R
 (S  T ) → Q
 T
Buktikan kebenaran R
10
Logika Predikat/Kalkulus Predikat
 Suatu logika yang seluruhnya menggunakan
konsep dan kaidah proposional yang sama.
 Disebut juga kalkulus predikat
 Kalkulus predikat memungkinkan bisa
memecahkan statemen ke dalam bagian
komponen, yang disebut objek, karakteristik
objek, atau beberapa keterangan objek.
11
 Suatu proposisi atau premis dibagi menjadi dua
bagian, yaitu ARGUMEN (atau objek) dan
PREDIKAT (keterangan).
 Argumen adalah individu atau objek yang membuat
keterangan
 Predikat adalah keterangan yang membuat argumen dan
predikat
 Dalam suatu kalimat, predikat bisa berupa kata
kerja atau bagian kata kerja.
 Bentuk Umum:
PREDIKAT (individu[objek]1, individu[objek] 2)
12
 Misalnya proposisi:
Mobil berada dalam garasi
Dinyatakan menjadi
Di dalam(mobil, garasi)
Di dalam = produk (keterangan)
Mobil = Argumen(objek)
Garasi = Argumen(objek)
 Contoh Lain:
Proposisi : Rojali suka Juleha
Kalkulus Predikat : SUKA (Rojali, Juleha)
Proposisi : Pintu Terbuka
Kalkulus Predikat : BUKA (pintu)
13
Variabel
 Huruf bisa menggantikan argumen
 Simbol-simbol juga bisa digunakan untuk
merancang beberapa objek atau individu
 Misalnya:
x = Rojali dan y = Juleha, Proposisinya : Suka(x,y)
 Dengan menggunakan sistem ini knowledge base
dapat dibentuk
 Pengetahuan diekspresikan dalam kalkulus predikat
yang bisa dimanipulasi agar menimbulkan inferensi
14
Fungsi
 Predikat kalukulus membolehkan penggunaan
simbol untuk mewakili Fungsi-fungsi
 Misalnya:
ayah(Juleha) = Jojon, ibu(Rojali) = Dorce
 Fungsi dapat digunakan bersamaan dengan
predikat
 Misalnya:
 Predikat berikut menjelaskan bahwa Jojon dan Dorce
adalah berteman
 teman(ayah(Juleha),ibu(Rojali) = teman(Jojon,Dorce)
15
Operasi
 Operator yang sama seperti pada logika proporsional
 Misalnya:
 Proposition: Rojali suka Juleha, suka(Rojali,Juleha)
 Proposition: Mandra suka Juleha, suka(Mandra,Juleha)
 Dua predikat diatas, ada dua orang menyukai Juleha. Untuk
memberikan pernyataan adanya Kecemburuan, maka
suka(x,y) AND suka(z,y) IMPLIES NOT suka(x,z)
atau
suka(x,y)  suka(z,y) →  suka(x,z)
Kalimat pengetahuan adalah: “Jika dua orang pria menyukai wanita
yang sama, maka kedua pria itu pasti tidak saling suka (saling
membenci)”
16
Pengukuran Kuantitas (Quantifier)
 Pengukuran kuantitas (Quantifier)
adalah simbol untuk menyatakan
suatu rangkaian variabel dalam suatu
ekspresi logika.
 Dua pengukuran kuantitas, yaitu:
 Ukuran kuantitas universal → 
 Ukuran kuantitas eksistensial → 
17
Contoh 1.
 Proposisi :
 “Semua orang Yogya adalah warganegara
Indonesia”
 diekspresikan :
 ( x)[orang Yogya(x), warga negara
Indonesia(x)]
 Simbol  menyatakan bahwa ekspresi ini
berlaku secara universal benar. Yaitu untuk
semua nilai x.
 Jika x adalah orang Yogya, maka benar jika x
18
Contoh 2:
 Proposisi:
 “Beberapa Mobil berwarna merah”
 Diekspresikan menjadi:
 ( x)[mobil(x) dan berwarna merah (x)]
 Ekspresi ini berarti ada beberapa mobil tertentu x yang
sesuai dengan ekspresi ini
 Jika x adalah sebuah mobil dan mobil itu berwarna merah
19
Penalaran dengan Logika
 Pengetahuan dibutuhkan untuk membuat inferensi
 Kaidah inferensi yang paling sederhana adalah:
MODUS PONEN
Yaitu: Jika Proposisi P benar dan P IMPLIES Q adalah
benar, maka proposisi Q adalah benar.
[ P AND (PQ)] Q
20
Rules
 Rules (aturan-aturan), merupakan pengetahuan
prosedural
 Menghubungkan informasi yang diberikan
dengan tindakan (action)
 Struktur rule, secara logika menghubungkan satu
atau lebih antecedent (atau premises) yang
berada pada bagian IF, dengan satu atau lebih
consequents (atau conclusions / kesimpulan)
pada bagian THEN.
21
 Misalnya:
IF Warna baju itu merah
THEN Saya suka baju itu
 Sebuah rule dapat memiliki multiple premise
yang tergabung dengan menggunakan operasi
logika (AND, OR)
 Bagian Konklusi dapat berupa kalimat tunggal
atau gabungan dengan menggunakan operasi
logika (AND) dan dapat pula memiliki kalimat
ELSE.
22
Contoh operasi sistem berbasis aturan
IF Warna baju itu merah
THEN Saya suka baju itu
IF Saya suka baju itu
THEN Saya akan beli baju itu
Knowledge Base
Warna baju itu merah
Saya suka baju itu
Saya akan beli baju itu
Working Memori
Q: Warna Baju?
A: Merah
23
 Rule dapat melakukan beberapa operasi
 Untuk operasi-operasi yang kompleks, sistem
berbasis aturan dirancang untuk mengakses
program eksternal
 Contoh: (Database)
IF terjadi situasi darurat
AND NAMA = Smith
THEN OPEN TELEPHONE
AND FIND NAMA, NAMA-FIELD
AND TELEPHONE = TELEPHONE FIELD
24
Jenis-Jenis Rules
 RELATIONSHIP/HUBUNGAN
IF Baterai sudah soak
THEN Mobil tidak bisa distarter
 REKOMENDASI
IF Mobil tidak bisa distarter
AND Sistem bahan bakar OK
THEN Periksa bagian elektrikal
25
 STRATEGI
IF Mobil tidak bisa distarter
THEN Pertama periksa sistem bahan
bakar, lalu periksa sistem elektrikal
 HEURISTIC
IF Mobil tidak bisa distarter
AND Mobilnya adalah Ford tahun 1957
THEN Periksa float-nya
26
 INTERPRETASI
IF Tegangan Resistor R1 lebih besar dari 2.0 volt
AND Tegangan Kolektor pada Q1 kurang dari 1.0 volt
THEN Bagian Pre-Amp berada pada range normal
 DIAGNOSA
IF stain dari organisme adalah grampos
AND morfologi dari organisme adalah coccus
AND pertumbuhan dari organisme adalah chains
THEN organisme tersebut adalah streptococcus
 DISAIN
IF task sekarang adalah menempatkan catu daya
AND posisi dari catu daya pada kabinet sudah diketahui
AND ada ruang tersedia dalam kabinet untuk catu daya
THEN letakkan catu daya pada kabinet tersebut
27
 Keunggulan Sistem berbasis RULES:
 Modifikasi dan perawatan relatif mudah
 Uncertainty dapat dikombinasikan dengan rules
 Tiap rules biasanya independent dari yang lainnya
 Keterbatasan:
 Pengetahuan yang kompleks membutuhkan rules yang
sangat banyak
 Sistem dengan banyak rules mungkin mempunyai
keterbatasan dalam proses pencarian pada bagian
program kontrol
28
Jaringan Semantik
 Merupakan pengetahuan secara grafis yang
menunjukkan hubungan antar berbagai objek
 Disusun dari NODE dan ARC (Lines)
 Node : representasi dari objek, objek properti
atau properti value. (digambarkan dengan
lingkaran)
 Arc : representasi dari hubungan antar node.
(digambarkan dengan garis)
29
Contoh jaringan semantik sederhana:
Wings
Bird
fly
Canary
Is a
Has
travelnode “Canary” dan
“Bird” menjelaskan
hubungan “spesific-
to-general”
30
 Perluasan dilakukan dengan menambah NODE
dan menghubungkan dengan NODE
 Node baru tersebut dapat merupakan objek
tambahan atau properti tambahan
 Umumnya penambahan dapat dilakukan dalam 3
cara:
(1) objek yang sama
(2) objek yang lebih khusus
(3) objek yang lebih umum
Perluasan Jaringan Semantik
31
 PEWARISAN (INHERITANCE) PADA JARINGAN
SEMANTIK
Node yang ditambahkan pada Jaringan Semantik secara
otomatis mewarisi informasi yang telah ada pada
Jaringan
 OPERASI PADA JARINGAN SEMANTIK
 Salah satu cara untuk menggunakan Jaringan Semantik
adalah dengan bertanya pada node
32
 Misalnya:
 Pertanyaan pada “Bird”, “How do you Travel?”
 Jawabannya: “Fly”
 Untuk menjawab, maka node tersebut akan
mengecek pada arc dengan label travel dan
kemudian menggunakan informasi (value) yang ada
pada arc tersebut sebagai jawabannya
33
 Jaringan semantik pada dasarnya berbentuk grafik,
tapi dalam komputer tidak tampak karena objek dan
hubungannya dinyatakan dalam istilah verbal
 Titik awal biasanya ditentukan oleh sebuah
pertanyaan.
34
Frame
 Definisi: kumpulan pengetahuan tentang suatu
obyek tertentu, peristiwa lokasi, situasi, dll.
 Secara umum frame memiliki 2 elemen dasar SLOT
dan FACET
 Slot : merupakan kumpulan atribut/properti yang
menjelaskan objek yang direpresentasi oleh frame
 Facet (atau disebut juga: subslot) menjelaskan
pengetahuan atau prosedur dari atribut pada slot
35
Trans. Darat
Slot Mobil
Frame alat-alat
transportasi
Frame
macam-macam
angkutan darat
Slot Sedan
Frame
macam-macam
mobil
Slot bensin
Slot solar
Frame
jenis bahan bakar
36
Struktur dari sebuah frame :
Frame Name :
Class :
Properti :
Objek 1
Objek 2
Properti 1 Value 1
Properti 2 Value 2
Properti 3 Value 3
Properti n Value n
37
 Frame dapat memiliki field tambahan yang disebut
Class
 Class dapat berisi object2 yang merupakan nama
dari frame lain yang berhubungan dengan object1
 Biasanya dalam hubungan IS A 
Object 1 is a object 2
38
Frame Kelas (Class)
 Merepresentasi karaktistik (sifat-sifat) umum dari
suatu objek
 Mendefinisikan properti-properti umum yang
biasanya dimiliki oleh semua objek dalam kelas
tersebut.
 Ada 2 jenis properti : statik dan dinamik
 Properti Statik merupakan fitur dari objek yang
tidak dapat berubah
 Properti dinamik merupakan fitur yang dapat
berubah selama sistem berjalan
39
Contoh Kelas Frame dari “Bird”
 Properti : sifat-sifat umum dari objek “Bird”
 Properti Color dan No_Wings : statik (karena
merupakan ciri-ciri yang nilainya tidak berubah)
 Properti Hungry dan Activity : dinamik (karena
selama sistem berjalan value-nya bisa berubah)
40
Naskah (Script)
 Sama dengan frame, tetapi yang digambarkan
adalah URUTAN PERISTIWA (bukan objek).
 Elemen dalam script:
 Kondisi Input : Situasi yang harus dipenuhi sebelum
terjadi
 Track / jalur : variasi script
 Prop / pendukung : obyek yang digunakan dalam urutan
peristiwa yang terjadi
 Role / peran : orang-orang yang terlibat
 Scene / adegan : urutan peristiwa aktual
 Hasil
41
 CONTOH:
 Script : Restoran
 Track : Restoran swalayan
 Role : Tamu, pelayan
 Prop : Counter, baki, makanan, tisu, dll
 Kondisi masukan : Tamu Lapar – Tamu punya uang
 Adegan (Scene1) : masuk
 Tamu parkir mobil
 Tamu masuk restoran
 Tamu duduk
 Tamu baca menu
42
 Adegan (Scene 2) : memesan
 Tamu memesan
 Pelayan membawa makanan
 Pelayan meletakkan makanan di meja
 Tamu membayar
 Adegan (Scene3) : makan
 Hasilnya:
 Tamu kenyang
 Uang tamu berkurang
 Tamu senang
 Tamu sakit perut
See You ….

More Related Content

What's hot

Pengantar dasar matematika2
 Pengantar dasar matematika2 Pengantar dasar matematika2
Pengantar dasar matematika2Gerrard Making
 
Iv Teknik Inferensi
Iv   Teknik InferensiIv   Teknik Inferensi
Iv Teknik InferensiHerman Tolle
 
Modul 5 Metode Inferensi dan Penalaran
Modul 5   Metode Inferensi dan PenalaranModul 5   Metode Inferensi dan Penalaran
Modul 5 Metode Inferensi dan Penalaranahmad haidaroh
 
Logika
LogikaLogika
LogikaAv Ri
 
Aljabar sma 1
Aljabar sma 1Aljabar sma 1
Aljabar sma 1Rusmianty
 
Logika matematika1
Logika matematika1Logika matematika1
Logika matematika1Adi We
 
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTORBAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTORMustahal SSi
 
proposisi majemuk & Tautologi
 proposisi majemuk & Tautologi proposisi majemuk & Tautologi
proposisi majemuk & TautologiHuzairi Zairi
 
Pengertian Logika Informatika
Pengertian Logika InformatikaPengertian Logika Informatika
Pengertian Logika InformatikaZezen Wahyudin
 
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, STMatematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, STAnisa Maulina
 
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Nurul Mocymocy Nacava
 
Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Sukma Puspitorini
 
Operator logika dan proposisi majemuk
Operator logika dan proposisi majemukOperator logika dan proposisi majemuk
Operator logika dan proposisi majemukDantik Puspita
 

What's hot (19)

Pengantar dasar matematika2
 Pengantar dasar matematika2 Pengantar dasar matematika2
Pengantar dasar matematika2
 
Iv Teknik Inferensi
Iv   Teknik InferensiIv   Teknik Inferensi
Iv Teknik Inferensi
 
Modul 5 Metode Inferensi dan Penalaran
Modul 5   Metode Inferensi dan PenalaranModul 5   Metode Inferensi dan Penalaran
Modul 5 Metode Inferensi dan Penalaran
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Aljabar sma 1
Aljabar sma 1Aljabar sma 1
Aljabar sma 1
 
Teknik inferensi
Teknik inferensiTeknik inferensi
Teknik inferensi
 
Logika matematika1
Logika matematika1Logika matematika1
Logika matematika1
 
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTORBAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
BAB 2 : KALIMAT BERKUANTOR
 
proposisi majemuk & Tautologi
 proposisi majemuk & Tautologi proposisi majemuk & Tautologi
proposisi majemuk & Tautologi
 
Pengertian Logika Informatika
Pengertian Logika InformatikaPengertian Logika Informatika
Pengertian Logika Informatika
 
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, STMatematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
Matematika Logika - Kalkulus Proposisi bagian 2 Oleh Yeni Fatman, ST
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Materi Matematika
Materi MatematikaMateri Matematika
Materi Matematika
 
Definisi 1
Definisi 1Definisi 1
Definisi 1
 
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
 
Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019
 
Fuzzi its
Fuzzi itsFuzzi its
Fuzzi its
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika Matematika
 
Operator logika dan proposisi majemuk
Operator logika dan proposisi majemukOperator logika dan proposisi majemuk
Operator logika dan proposisi majemuk
 

Similar to Intelegensi Buatan - Representasi Pengetahuan

Pertemuan 9 Representasi Pengetahuan
Pertemuan 9 Representasi PengetahuanPertemuan 9 Representasi Pengetahuan
Pertemuan 9 Representasi PengetahuanEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 06 Logic dan Learning Method
Pertemuan 06 Logic dan Learning MethodPertemuan 06 Logic dan Learning Method
Pertemuan 06 Logic dan Learning MethodEndang Retnoningsih
 
INFORMATIKA Rumpun Teknologi_Bab 1 Berpikir Komputasional.pptx
INFORMATIKA Rumpun Teknologi_Bab 1 Berpikir Komputasional.pptxINFORMATIKA Rumpun Teknologi_Bab 1 Berpikir Komputasional.pptx
INFORMATIKA Rumpun Teknologi_Bab 1 Berpikir Komputasional.pptxAzlinManurung
 
PPT-UEU-Kecerdasan-Buatan-Pertemuan-4.pptx
PPT-UEU-Kecerdasan-Buatan-Pertemuan-4.pptxPPT-UEU-Kecerdasan-Buatan-Pertemuan-4.pptx
PPT-UEU-Kecerdasan-Buatan-Pertemuan-4.pptxAdhikaPramitaWidyass
 
Bab ii a star revisi 1
Bab ii a star revisi 1Bab ii a star revisi 1
Bab ii a star revisi 1Vera Silalahi
 
Sistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logicSistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logicIKHSAN MAHRURI
 
Bab 2 Aljabar Relasional
Bab 2   Aljabar RelasionalBab 2   Aljabar Relasional
Bab 2 Aljabar RelasionalRatzman III
 
Konsep dasar logic programming
Konsep dasar logic programmingKonsep dasar logic programming
Konsep dasar logic programmingRiZki 'mmc' SaTria
 
pengantar sistem Pakar 2
pengantar sistem Pakar 2 pengantar sistem Pakar 2
pengantar sistem Pakar 2 yanthi Ncenk
 
M1 pengenalan sp[1]
M1 pengenalan sp[1]M1 pengenalan sp[1]
M1 pengenalan sp[1]himaone2001
 
Second task bu okta 2 edit
Second task bu okta 2 editSecond task bu okta 2 edit
Second task bu okta 2 editFhaiz Al-Ghazaly
 
Coding Overview Basic Arduino - Fritzing.pdf
Coding Overview Basic Arduino - Fritzing.pdfCoding Overview Basic Arduino - Fritzing.pdf
Coding Overview Basic Arduino - Fritzing.pdfHasan Bisri
 
312236643 model-data-dalam-basis-data
312236643 model-data-dalam-basis-data312236643 model-data-dalam-basis-data
312236643 model-data-dalam-basis-datanasrymonihu1
 

Similar to Intelegensi Buatan - Representasi Pengetahuan (20)

Pertemuan 9 Representasi Pengetahuan
Pertemuan 9 Representasi PengetahuanPertemuan 9 Representasi Pengetahuan
Pertemuan 9 Representasi Pengetahuan
 
Pertemuan 06 Logic dan Learning Method
Pertemuan 06 Logic dan Learning MethodPertemuan 06 Logic dan Learning Method
Pertemuan 06 Logic dan Learning Method
 
INFORMATIKA Rumpun Teknologi_Bab 1 Berpikir Komputasional.pptx
INFORMATIKA Rumpun Teknologi_Bab 1 Berpikir Komputasional.pptxINFORMATIKA Rumpun Teknologi_Bab 1 Berpikir Komputasional.pptx
INFORMATIKA Rumpun Teknologi_Bab 1 Berpikir Komputasional.pptx
 
PPT-UEU-Kecerdasan-Buatan-Pertemuan-4.pptx
PPT-UEU-Kecerdasan-Buatan-Pertemuan-4.pptxPPT-UEU-Kecerdasan-Buatan-Pertemuan-4.pptx
PPT-UEU-Kecerdasan-Buatan-Pertemuan-4.pptx
 
Paper logika kabur muliani
Paper logika kabur mulianiPaper logika kabur muliani
Paper logika kabur muliani
 
Bab ii a star revisi 1
Bab ii a star revisi 1Bab ii a star revisi 1
Bab ii a star revisi 1
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Sistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logicSistem pakar fuzzy logic
Sistem pakar fuzzy logic
 
Dasar dasar algoritma - 2
Dasar dasar algoritma - 2Dasar dasar algoritma - 2
Dasar dasar algoritma - 2
 
Bab 2 Aljabar Relasional
Bab 2   Aljabar RelasionalBab 2   Aljabar Relasional
Bab 2 Aljabar Relasional
 
Metnum 2006
Metnum 2006Metnum 2006
Metnum 2006
 
Konsep dasar logic programming
Konsep dasar logic programmingKonsep dasar logic programming
Konsep dasar logic programming
 
Pertemuan 6 Rekayasa Perangkat Lunak
Pertemuan 6 Rekayasa Perangkat LunakPertemuan 6 Rekayasa Perangkat Lunak
Pertemuan 6 Rekayasa Perangkat Lunak
 
pengantar sistem Pakar 2
pengantar sistem Pakar 2 pengantar sistem Pakar 2
pengantar sistem Pakar 2
 
Perilaku Dasar Sistem
Perilaku Dasar SistemPerilaku Dasar Sistem
Perilaku Dasar Sistem
 
M1 pengenalan sp[1]
M1 pengenalan sp[1]M1 pengenalan sp[1]
M1 pengenalan sp[1]
 
Second task bu okta 2 edit
Second task bu okta 2 editSecond task bu okta 2 edit
Second task bu okta 2 edit
 
Coding Overview Basic Arduino - Fritzing.pdf
Coding Overview Basic Arduino - Fritzing.pdfCoding Overview Basic Arduino - Fritzing.pdf
Coding Overview Basic Arduino - Fritzing.pdf
 
312236643 model-data-dalam-basis-data
312236643 model-data-dalam-basis-data312236643 model-data-dalam-basis-data
312236643 model-data-dalam-basis-data
 
Pertemuan i
Pertemuan iPertemuan i
Pertemuan i
 

Recently uploaded

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 

Intelegensi Buatan - Representasi Pengetahuan

  • 3. Logika  Logika merupakan suatu pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah dan prosedur yang membantu proses penalaran  Proses Logika : Proses membentuk kesimpulan atau menarik suatu inferensi berdasarkan fakta yang telah ada  Merupakan bentuk representasi pengetahuan yang paling tua
  • 4. Penalaran Deduktif  Penalaran ini bergerak dari penalaran umum menuju ke konklusi khusus  Umumnya dimulai dari suatu silogisme atau pernyataan premis dan inferensi  Umumnya terdiri dari 3 bagian: premis mayor, premis minor dan konklusi.  Contoh Premis mayor : Jika hari ini turun hujan maka jalanan basah Premis Minor : Hari ini hujan turun Konklusi : Oleh karena itu jalanan di depan rumah saya basah
  • 5. Penalaran Induktif  Dimulai dari masalah khusus menuju ke masalah umum  Menggunakan sejumlah fakta atau premis untuk menarik kesimpulan umum.  Konklusi tidak selalu mutlak, dapat berubah jika ditemukan fakta-fakta baru  Contoh: Premis 1 : Pascal adalah pelajaran yang mudah Premis 2 : Delphi adalah pelajaran yang mudah Premis 3 : C++ adalah pelajaran yang mudah Konklusi : Bahasa pemrograman adalah pelajaran yang mudah.
  • 6. Logika Proporsional  Bentuk logika komputasional ada 2 macam : Logika Proporsional atau Kalkulus dan Logika Predikat  Suatu Proposisi merupakan suatu statemen atau pernyataan yang menyatakan benar (TRUE) atau salah (FALSE).
  • 7.  Operator Logika (penggabungan proposisi)  Konjungsi:  ( and)  Disjungsi:  (Or)  Negasi ~ (not)  Implikasi →  Ekivalensi ↔  Untuk menggambarkan berbagai proposisi, premis atau konklusi gunakan simbol seperti huruf abjad.  Misalnya: P = Tukang pos mengantarkan surat mulai Senin s/d Sabtu Q = Hari ini adalaha Hari Minggu R = Maka hari ini tukang pos tidak mengantar surat
  • 8.  Inferensi pada logika proposisi dapat dilakukan dengan menggunakan resolusi  Resolusi Suatu aturan untuk melakukan inferensi yang dapat berjalan secara efisien dalam suatu bentu CNF (Conjuction Normal Form)  Mengubah kalimat kedalam bentuk CNF:  Hilangkan implikasi dn ekivalensi  Kurangi lingkup semua negasi menjadi satu negasi saja  Gunakan aturan asosiatif dan distributif untuk mengkonversi menjadi conjunction of disjunction  Buat satu kalimat terpisah untuk tiap-tiap konjungsi
  • 9.  Contoh Diketahui basis pengetahuan (fakta-fakta yang bernilai benar) sebagai berikut:  P  (P  Q) → R  (S  T ) → Q  T Buktikan kebenaran R
  • 10. 10 Logika Predikat/Kalkulus Predikat  Suatu logika yang seluruhnya menggunakan konsep dan kaidah proposional yang sama.  Disebut juga kalkulus predikat  Kalkulus predikat memungkinkan bisa memecahkan statemen ke dalam bagian komponen, yang disebut objek, karakteristik objek, atau beberapa keterangan objek.
  • 11. 11  Suatu proposisi atau premis dibagi menjadi dua bagian, yaitu ARGUMEN (atau objek) dan PREDIKAT (keterangan).  Argumen adalah individu atau objek yang membuat keterangan  Predikat adalah keterangan yang membuat argumen dan predikat  Dalam suatu kalimat, predikat bisa berupa kata kerja atau bagian kata kerja.  Bentuk Umum: PREDIKAT (individu[objek]1, individu[objek] 2)
  • 12. 12  Misalnya proposisi: Mobil berada dalam garasi Dinyatakan menjadi Di dalam(mobil, garasi) Di dalam = produk (keterangan) Mobil = Argumen(objek) Garasi = Argumen(objek)  Contoh Lain: Proposisi : Rojali suka Juleha Kalkulus Predikat : SUKA (Rojali, Juleha) Proposisi : Pintu Terbuka Kalkulus Predikat : BUKA (pintu)
  • 13. 13 Variabel  Huruf bisa menggantikan argumen  Simbol-simbol juga bisa digunakan untuk merancang beberapa objek atau individu  Misalnya: x = Rojali dan y = Juleha, Proposisinya : Suka(x,y)  Dengan menggunakan sistem ini knowledge base dapat dibentuk  Pengetahuan diekspresikan dalam kalkulus predikat yang bisa dimanipulasi agar menimbulkan inferensi
  • 14. 14 Fungsi  Predikat kalukulus membolehkan penggunaan simbol untuk mewakili Fungsi-fungsi  Misalnya: ayah(Juleha) = Jojon, ibu(Rojali) = Dorce  Fungsi dapat digunakan bersamaan dengan predikat  Misalnya:  Predikat berikut menjelaskan bahwa Jojon dan Dorce adalah berteman  teman(ayah(Juleha),ibu(Rojali) = teman(Jojon,Dorce)
  • 15. 15 Operasi  Operator yang sama seperti pada logika proporsional  Misalnya:  Proposition: Rojali suka Juleha, suka(Rojali,Juleha)  Proposition: Mandra suka Juleha, suka(Mandra,Juleha)  Dua predikat diatas, ada dua orang menyukai Juleha. Untuk memberikan pernyataan adanya Kecemburuan, maka suka(x,y) AND suka(z,y) IMPLIES NOT suka(x,z) atau suka(x,y)  suka(z,y) →  suka(x,z) Kalimat pengetahuan adalah: “Jika dua orang pria menyukai wanita yang sama, maka kedua pria itu pasti tidak saling suka (saling membenci)”
  • 16. 16 Pengukuran Kuantitas (Quantifier)  Pengukuran kuantitas (Quantifier) adalah simbol untuk menyatakan suatu rangkaian variabel dalam suatu ekspresi logika.  Dua pengukuran kuantitas, yaitu:  Ukuran kuantitas universal →   Ukuran kuantitas eksistensial → 
  • 17. 17 Contoh 1.  Proposisi :  “Semua orang Yogya adalah warganegara Indonesia”  diekspresikan :  ( x)[orang Yogya(x), warga negara Indonesia(x)]  Simbol  menyatakan bahwa ekspresi ini berlaku secara universal benar. Yaitu untuk semua nilai x.  Jika x adalah orang Yogya, maka benar jika x
  • 18. 18 Contoh 2:  Proposisi:  “Beberapa Mobil berwarna merah”  Diekspresikan menjadi:  ( x)[mobil(x) dan berwarna merah (x)]  Ekspresi ini berarti ada beberapa mobil tertentu x yang sesuai dengan ekspresi ini  Jika x adalah sebuah mobil dan mobil itu berwarna merah
  • 19. 19 Penalaran dengan Logika  Pengetahuan dibutuhkan untuk membuat inferensi  Kaidah inferensi yang paling sederhana adalah: MODUS PONEN Yaitu: Jika Proposisi P benar dan P IMPLIES Q adalah benar, maka proposisi Q adalah benar. [ P AND (PQ)] Q
  • 20. 20 Rules  Rules (aturan-aturan), merupakan pengetahuan prosedural  Menghubungkan informasi yang diberikan dengan tindakan (action)  Struktur rule, secara logika menghubungkan satu atau lebih antecedent (atau premises) yang berada pada bagian IF, dengan satu atau lebih consequents (atau conclusions / kesimpulan) pada bagian THEN.
  • 21. 21  Misalnya: IF Warna baju itu merah THEN Saya suka baju itu  Sebuah rule dapat memiliki multiple premise yang tergabung dengan menggunakan operasi logika (AND, OR)  Bagian Konklusi dapat berupa kalimat tunggal atau gabungan dengan menggunakan operasi logika (AND) dan dapat pula memiliki kalimat ELSE.
  • 22. 22 Contoh operasi sistem berbasis aturan IF Warna baju itu merah THEN Saya suka baju itu IF Saya suka baju itu THEN Saya akan beli baju itu Knowledge Base Warna baju itu merah Saya suka baju itu Saya akan beli baju itu Working Memori Q: Warna Baju? A: Merah
  • 23. 23  Rule dapat melakukan beberapa operasi  Untuk operasi-operasi yang kompleks, sistem berbasis aturan dirancang untuk mengakses program eksternal  Contoh: (Database) IF terjadi situasi darurat AND NAMA = Smith THEN OPEN TELEPHONE AND FIND NAMA, NAMA-FIELD AND TELEPHONE = TELEPHONE FIELD
  • 24. 24 Jenis-Jenis Rules  RELATIONSHIP/HUBUNGAN IF Baterai sudah soak THEN Mobil tidak bisa distarter  REKOMENDASI IF Mobil tidak bisa distarter AND Sistem bahan bakar OK THEN Periksa bagian elektrikal
  • 25. 25  STRATEGI IF Mobil tidak bisa distarter THEN Pertama periksa sistem bahan bakar, lalu periksa sistem elektrikal  HEURISTIC IF Mobil tidak bisa distarter AND Mobilnya adalah Ford tahun 1957 THEN Periksa float-nya
  • 26. 26  INTERPRETASI IF Tegangan Resistor R1 lebih besar dari 2.0 volt AND Tegangan Kolektor pada Q1 kurang dari 1.0 volt THEN Bagian Pre-Amp berada pada range normal  DIAGNOSA IF stain dari organisme adalah grampos AND morfologi dari organisme adalah coccus AND pertumbuhan dari organisme adalah chains THEN organisme tersebut adalah streptococcus  DISAIN IF task sekarang adalah menempatkan catu daya AND posisi dari catu daya pada kabinet sudah diketahui AND ada ruang tersedia dalam kabinet untuk catu daya THEN letakkan catu daya pada kabinet tersebut
  • 27. 27  Keunggulan Sistem berbasis RULES:  Modifikasi dan perawatan relatif mudah  Uncertainty dapat dikombinasikan dengan rules  Tiap rules biasanya independent dari yang lainnya  Keterbatasan:  Pengetahuan yang kompleks membutuhkan rules yang sangat banyak  Sistem dengan banyak rules mungkin mempunyai keterbatasan dalam proses pencarian pada bagian program kontrol
  • 28. 28 Jaringan Semantik  Merupakan pengetahuan secara grafis yang menunjukkan hubungan antar berbagai objek  Disusun dari NODE dan ARC (Lines)  Node : representasi dari objek, objek properti atau properti value. (digambarkan dengan lingkaran)  Arc : representasi dari hubungan antar node. (digambarkan dengan garis)
  • 29. 29 Contoh jaringan semantik sederhana: Wings Bird fly Canary Is a Has travelnode “Canary” dan “Bird” menjelaskan hubungan “spesific- to-general”
  • 30. 30  Perluasan dilakukan dengan menambah NODE dan menghubungkan dengan NODE  Node baru tersebut dapat merupakan objek tambahan atau properti tambahan  Umumnya penambahan dapat dilakukan dalam 3 cara: (1) objek yang sama (2) objek yang lebih khusus (3) objek yang lebih umum Perluasan Jaringan Semantik
  • 31. 31  PEWARISAN (INHERITANCE) PADA JARINGAN SEMANTIK Node yang ditambahkan pada Jaringan Semantik secara otomatis mewarisi informasi yang telah ada pada Jaringan  OPERASI PADA JARINGAN SEMANTIK  Salah satu cara untuk menggunakan Jaringan Semantik adalah dengan bertanya pada node
  • 32. 32  Misalnya:  Pertanyaan pada “Bird”, “How do you Travel?”  Jawabannya: “Fly”  Untuk menjawab, maka node tersebut akan mengecek pada arc dengan label travel dan kemudian menggunakan informasi (value) yang ada pada arc tersebut sebagai jawabannya
  • 33. 33  Jaringan semantik pada dasarnya berbentuk grafik, tapi dalam komputer tidak tampak karena objek dan hubungannya dinyatakan dalam istilah verbal  Titik awal biasanya ditentukan oleh sebuah pertanyaan.
  • 34. 34 Frame  Definisi: kumpulan pengetahuan tentang suatu obyek tertentu, peristiwa lokasi, situasi, dll.  Secara umum frame memiliki 2 elemen dasar SLOT dan FACET  Slot : merupakan kumpulan atribut/properti yang menjelaskan objek yang direpresentasi oleh frame  Facet (atau disebut juga: subslot) menjelaskan pengetahuan atau prosedur dari atribut pada slot
  • 35. 35 Trans. Darat Slot Mobil Frame alat-alat transportasi Frame macam-macam angkutan darat Slot Sedan Frame macam-macam mobil Slot bensin Slot solar Frame jenis bahan bakar
  • 36. 36 Struktur dari sebuah frame : Frame Name : Class : Properti : Objek 1 Objek 2 Properti 1 Value 1 Properti 2 Value 2 Properti 3 Value 3 Properti n Value n
  • 37. 37  Frame dapat memiliki field tambahan yang disebut Class  Class dapat berisi object2 yang merupakan nama dari frame lain yang berhubungan dengan object1  Biasanya dalam hubungan IS A  Object 1 is a object 2
  • 38. 38 Frame Kelas (Class)  Merepresentasi karaktistik (sifat-sifat) umum dari suatu objek  Mendefinisikan properti-properti umum yang biasanya dimiliki oleh semua objek dalam kelas tersebut.  Ada 2 jenis properti : statik dan dinamik  Properti Statik merupakan fitur dari objek yang tidak dapat berubah  Properti dinamik merupakan fitur yang dapat berubah selama sistem berjalan
  • 39. 39 Contoh Kelas Frame dari “Bird”  Properti : sifat-sifat umum dari objek “Bird”  Properti Color dan No_Wings : statik (karena merupakan ciri-ciri yang nilainya tidak berubah)  Properti Hungry dan Activity : dinamik (karena selama sistem berjalan value-nya bisa berubah)
  • 40. 40 Naskah (Script)  Sama dengan frame, tetapi yang digambarkan adalah URUTAN PERISTIWA (bukan objek).  Elemen dalam script:  Kondisi Input : Situasi yang harus dipenuhi sebelum terjadi  Track / jalur : variasi script  Prop / pendukung : obyek yang digunakan dalam urutan peristiwa yang terjadi  Role / peran : orang-orang yang terlibat  Scene / adegan : urutan peristiwa aktual  Hasil
  • 41. 41  CONTOH:  Script : Restoran  Track : Restoran swalayan  Role : Tamu, pelayan  Prop : Counter, baki, makanan, tisu, dll  Kondisi masukan : Tamu Lapar – Tamu punya uang  Adegan (Scene1) : masuk  Tamu parkir mobil  Tamu masuk restoran  Tamu duduk  Tamu baca menu
  • 42. 42  Adegan (Scene 2) : memesan  Tamu memesan  Pelayan membawa makanan  Pelayan meletakkan makanan di meja  Tamu membayar  Adegan (Scene3) : makan  Hasilnya:  Tamu kenyang  Uang tamu berkurang  Tamu senang  Tamu sakit perut