1. Dokumen menjelaskan pengertian dan landasan syariah dari wakalah serta penerapannya dalam transaksi letter of credit, terutama letter of credit impor dan ekspor.
2. Studi kasus menjelaskan skema wakalah bil ujrah dan alternatifnya seperti qardh atau mudharabah untuk menangani kasus di mana nasabah tidak memiliki dana yang cukup.
2. Landasan syariah
• Al quran: Al-Kahfi 19 , Al-Baqarah 283, Yusuf 55
• Al hadist: “Bahwasanya Rasulullah mewakilkan
kepada Abu Rafi’ dan seorang Anshar untuk
mewakilkannya mengawini Maimunah binti Al
Harits”. (HR. Malik dalam al-Muwaththa)
• Ijma : Para ulama bersepakat dengan ijma’ atas
diperbolehkannya Wakalah. Mereka bahkan
ada yang cenderung mensunahkannya dengan
alasan bahwa hal tersebut termasuk jenis
ta’awun atau tolong-menolong atas dasar
kebaikan dan taqwa.
3. RUKUN DAN SYARAT-SYARAT DALAM
WAKALAH
• Pihak yang mewakilkan (Al-Muwakkil)
• Pihak yang mewakili. (Al-Wakil)
• Obyek / kegiatan yang diwakilkan.
• Shighot
4. Macam macam wakalah
• Al- Wakalah Al- Khosshoh adalah wakalah
diman prosesi pendelegasian wewenang
untuk menggantikan sebuah posisi pekerjaan
yang bersifat spesifik dan spesiknya btelah
jelas
• Al-Wakalah al-‘ammah adalah akad wakalah
dimana peosesi pendelegasian wewenang
bersifat umum, tanpa adanya spesifikasi.
5. dibedakan juga atas wakalah al-
muqoyyadoh dan al-wakalah mutlaqoh
• Al-Wakalah al-muqoyyadoh adalah adalah
akad wakalah dimana wewenang dan tindakan
si wakil dibatasi dengan syarat-syarat tertentu.
• Al-wakalah al-muthlaqoh akad wakalah
dimana wewenang dan wakil tidak dibatasi
dengan syarat atau kaidah tertentu
7. PENERAPAN WAKALAH DALAM INSTITUSI
KEUANGAN
a. Transfer atau pengiriman uang. Contoh:
wesel pos, transfer uang melalui bank
ataupun ATM
b. letter of credit
9. 1. LETTER OF CREDIT IMPOR
• Akad untuk transaksi Letter of Credit Import
Syariah ini menggunakan akad Wakalah Bil
Ujrah. Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan
Syariah Nasional Nomor: 34/DSN-
MUI/IX/2002. Akad Wakalah bil Ujrah ini
memiliki definisi dimana nasabah memberikan
kuasa kepada bank dengan imbalan
pemberian ujrah atau fee. Namun ada
beberapa modifikasi dalam akad ini sesuai
dengan situasi yang terjadi.
10. A. Akad Wakalah bil Ujrah
1. Importir harus memiliki dana pada bank
sebesar harga pembayaran barang yang
diimpor.
2. Importir dan Bank melakukan akad Wakalah
bil Ujrah untuk pengurusan dokumen-
dokumen transaksi impor.
3. Besar ujrah harus disepakati diawal dan
dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan
dalam bentuk prosentase.
12. B. Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh
1. Importir tidak memiliki dana cukup pada bank
untuk pembayaran harga barang yang diimpor.
2. Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bil
Ujrah untuk pengurusan dokumen-dokumen
transaksi impor.
3. Besar ujrah harus disepakati di awal dan
dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan dalam
bentuk prosentase.
4. Bank memberikan dana talangan (qardh) kepada
importir untuk pelunasan pembayaran barang
impor.
14. C. Akad Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah
1. Nasabah melakukan akad wakalah bil ujrah
kepada bank untuk melakukan pengurusan
dokumen dan pembayaran.
2. Bank dan importir melakukan akad
Mudharabah, dimana bank bertindak selaku
shahibul mal menyerahkan modal kepada
importir sebesar harga barang yang diimpor.
16. D. Akad Wakalah bil Ujrah dan Hiwalah
1. Importir tidak memiliki dana cukup pada bank untuk
pembayaran harga barang yang diimpor.
2. Importir dan Bank melakukan akad Wakalah untuk
pengurusan dokumen-dokumen transaksi impor.
3. Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan
dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk
presentase.
4. Hutang kepada eksportir dialihkan oleh importir
menjadi hutang kepada Bank dengan meminta bank
membayar kepada eksportir senilai barang yang
diimpor.
18. 2. Letter of Credit Ekspor
Akad untuk transaksi Letter of Credit Eksport
Syariah ini menggunakan akad Wakalah. Hal
ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah
Nasional Nomor 35/DSN-MUI/IX/2002. Akad
Wakalah ini memiliki definisi dimana bank
menerbitkan surat pernyataan akan
membayar kepada eksportir untuk
memfasilitasi perdagangan eksport. Namun
ada beberapa modifikasi dalam akad ini sesuai
dengan situasi yang terjadi.
19. A. Akad Wakalah bil Ujrah
1. Bank melakukan pengurusan dokumen-
dokumen ekspor.
2. Bank melakukan penagihan (collection)
kepada bank penerbit L/C (issuing bank),
selanjutnya dibayarkan kepada eksportir
setelah dikurangi ujrah.
3. Besar ujrah harus disepakati di awal dan
dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan
dalam prosentase.
21. B. Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh
• 1. Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumen ekspor.
• 2. Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank penerbit L/C
• (issuing bank).
• 3. Bank memberikan dana talangan (Qardh) kepada nasabah
eksportir
• sebesar harga barang ekspor.
• 4. Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam
bentuk
• nominal, bukan dalam bentuk presentase.
• 5. Pembayaran ujrah dapat diambil dari dana talangan sesuai
• kesepakatan dalam akad
• 6. Antara akad Wakalah bil Ujrah dan akad Qardh, tidak dibolehkan
• adanya keterkaitan (ta’alluq).
23. C. Akad Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah
1. Bank memberikan kepada eksportir seluruh dana yang
dibutuhkan dalam proses produksi barang ekspor yang
dipesan oleh importir.
2. Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumen ekspor.
3. Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank
penerbit L/C (issuing bank).
4. Pembayaran oleh bank penerbit L/C dapat dilakukan pada
saat dokumen diterima (at sight) atau pada saat jatuh
tempo (usance).
5. Pembayaran dari bank penerbit L/C (issuing bank) dapat
digunakan untuk Pembayaran ujrah, pengembalian dana
mudharabah, dan pembayaran bagi hasil.
6. Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam
bentuk nominal, bukan dalam bentuk presentase.
25. STUDI KASUS
PT. Rangers Perkasa adalah perusahaan importir
Ikan Hias. PT Rangers Perkasa melakukan
pemesanan 1 kontainer ikan hias hidup
dari Australian Marine Co.Ltd . Pihak Australia
baru akan setuju mengirimkan 1 kontainer ikan
hias tersebut, apabila PT. Rangers Perkasa
menerbitkan L / C dari Bank yang terpercaya. PT
Rangers Perkasa kemudian meminta kepada Bank
Syariah untuk menerbitkan L / C dengan
memberikan jaminan pembayaran berupa tanah
milik Perusahaan yang terletak di daerah Dau,
Malang.
26. Dalam akad tersebut, PT. Rangers Perkasa memberikan
kuasa (wakalah) kepada Bank Syariah untuk
bertindak selaku wakil dan memberikan jaminan atas
pemenuhan kewajiban pembayaran PT. Rangers
Perkasa terhadap pembayaran pemesanan ikan hias
yang dilakukannya kepada Australian Marine Co. Ltd.
Karena jasanya dalam tugas tersebut, maka Bank
Syariah berhak untuk mendapatkan fee
(ujrah) sejumlah tertentu. Dalam hal Bank Syariah
hanya semata-mata bertindak selaku wakil dari
nasabah (dengan akad wakalah bil ujrah tersebut),
maka nasabah harus memiliki dana pada Bank Syariah
tersebut, yang jumlahnya sama besar dengan jumlah
tagihan yang harus dipenuhinya.
27. Dalam hal Nasabah tidak memiliki dana yang sama besarnya
dengan jumlah tagihan yang harus dipenuhinya, maka antara
Bank Syariah dengan PT. Rangers Perkasa dapat dijembatani
dengan cara:
a. menggunakan skema Qardh, dimana Bank akan memberikan
penalangan pembayaran tersebut langsung kepada Australian
Marine Co Ltd. atas nama PT. Rangers Perkasa. Selanjutnya PT.
Rangers Perkasa dapat mengembalikan dana talangan (Qardh)
tersebut baik secara tunai maupun secara mencicil, dengan atau
tidak ditambahkan fee tertentu.
b. menggunakan skema mudharabah,
Dalam hal ini Bank Syariah bertindak selaku penyandang dana,
yang menyerahkan modal kepada nasabah (importer) sebesar
harga barang yang di impor. Akad yang digunakan dalam skema
ini adalah akad wakalah bil ujroh yang dilanjutkan dengan akad
mudharabah.