SlideShare a Scribd company logo
1 of 144
DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI
Standar Kompetensi
• Menganalisis hubungan dasar Negara dengan
  Konstitusi.
Kompetensi Dasar
• Mendeskripsikan hubungan dasar Negara dengan Konstitusi.
• Menganalisis substansi Konstitusi Negara.
• Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara
  Kesatuan Republik Indonesia.
• Menunjukkan sikap positif terhadap Konstitusi Negara.
Indikator
1. Mendeskripsikan pengertian dasar negara
2. Mendeskripsikan pengertian konstitusi negara
3.  Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi
4.  Menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan
   konsitusi sebuah di negara
5. Menguraikan unsur sebuah konstitusi
6. Menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara
   tertentu
7. Menganalisis substansi konstitusi Indonesia
Hubungan Dasar
                        Negara dan Konstitusi


                        Menganalisis Substansi
                                                      Menurut Para Ahli
                          Konstitusi Negara


                            Menganalisis          Undang-Undang Dasar Negara
                           Hubungan Dasar         Republik Indonesia Tahun 1945
                           Negara dengan
Dasar Negara dan           Konstitusi pada          Konstitusi Negara Liberal
   Konstitusi             Negara RI dengan
                         Negara Liberal dan         Konstitusi Negara Komunis
                           negara Komunis
  Pengertian Dasar
Negara dan Konstitusi
                           Menganalisis           Hakikat Pembukaan UUD 1945
                            Kedudukan
 Keterkaitan Dasar      Pembukaan UUD 1945
  Negara dengan                                  Kedudukan Pembukaan UUD 1945
     Konstitusi
                         Menunjukkan Sikap
                           Positif Terhadap
                          Konstitusi Negara
Pengertian Dasar Negara
• Dasar negara berasal dari kata dasar dan negara. Arti kata dasar
  adalah landasan atau foundamental. Arti kata negara adalah suatu
  organisasi    kekuasaan     yang     didalamnya       harus     ada
  rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Arti kata dasar
  negara bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila seperti yang terdapat
  dalam Pembukaan UUD 1945.
• Dasar Negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta
  bersumbar dari pandangan hidup atau falsafah(cerminan dari
  peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan kepribadian yang
  tumbuh dalam sejarah perkembangan Indonesia) yang diterima oleh
  seluruh lapisan masyarakat, yang dijadikan tuntunan hidup bagi
  bangsanya.
• Dasar Negara akan kuat karena diambil dari pandangan hidup
  bangsanya yang memuat nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Fungsi Dasar Negara


1.   Dasar berdiri dan tegaknya negara
2.   Dasar kegiatan penyelenggaraan negara
3.   Dasar partisipasi warga negara
4.   Dasar pergaulan antarwarga negara
5.   Dasar dan sumber hukum nasional
Hakikat Dasar Negara


 Hans Kelsen, norma-norma hukum itu bertingkat dab berlapis-lapis
  dalam suatu tata urutan tertentu. Suatu norma yang lebih rendah akan
  berdasar, bersumber dan berlaku pada norma yang lebih tinggi, norma
  yang lebih tinggi lagi, dan seterusnya. Norma tertinggi itu disebut norma
  dasar, yang ditetapkan oleh masyarakat sebagai tempat bergantung norma-
  norma di bawahnya, disebut juga TEORI JENJANG NORMA HUKUM
  (stufsentheorie).
 Hans Nawiasky, menghubungkan Teori Jenjang Norma Hukum dalam
    kaitannya dengan negara. Menurutnya, norma hukum dalam suatu negara juga
    berjenjang dan bertingkat membentuk suatu tertib hukum. Norma yang di
    bawah bersumber dan berlaku pada norma yang tertinggi dalam negara,
    disebut dengan norma fundamental negara (Staafundamental norm).

•   Kelompok Norma Hukum Hans :

       Staafundamentalnorm, fundamental negara

       Staafgrundgesetz, aturan dasar/pokok negara

       Formelgesetz, undang-undang

       Verordnung dan auton ome satzung, aturan pelaksanaan dan aturan
        autonom
Konstitusi Negara
• Konstitusi berasal dari kata kerja constituer (Prancis) yang berarti
  membentuk. Menurut Omadi S. Diponolo, kata konstitusi dalam bahasa
  Inggris dan Prancis yang berarti dasar susunan badan. Sedangkan dalam
  Bahasa Belanda disebut dengan istilah Groundwet yang berarti undang-
  undang dasar.
• Konstitusi (Latin constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem
  politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara - biasanya
  dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis - Dalam kasus bentukan negara,
  konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum,
  istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional
  sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk
  dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan
  negara pada umumnya,
Pengertian Konstitusi di Indonesia, dibagi menjadi dua :

•Yang pertama menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, berupa
kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah negara.

•Yang kedua, konstitusi diberi arti sempit yang tidak menggambarkan keseluruhan
kumpulan peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.


                                                         Undang-Undang Dasar


                          Arti Luas                     Undang-Undang Organik

                                                Peraturan Perundang-Undangan lainnya

Arti Konstitusi                                          Undang-Undang Dasar



                         Arti Sempit                     Undang-Undang Dasar
Konstitusi memiliki arti yang lebih luas dari undang-undang dasar. Herman Heller dalam
bukunya yang berjudul Verfasunglehre (ajaran tentang konstitusi), membagi konstitusi dalam
tiga kelas, yaitu :

1. Konstitusi sebagai pengertian sosial politik

    Cermin keadaan sosial politik bangsa itu sendiri. Political Decission merupakan keputusan
    masyarakat itu sendiri.

2. Konstitusi sebagai pengertian hukum

    Keputusan masyarakat yang dijadikan suatu perumusan normatif yang harus berlaku.
    Pengertian politik adalah sebagai eine seine yang berarti suatu kenyataan yang harus berlaku
    dan diberikan suatu sanksi kalau melanggar

3. Konstitusi sebagai pengertian suatu peraturan

    Kemudian ditulis dalam suatu naskah sebagai Undang – Undang yang tertinggi yang berlaku
    di suatu Negara.
Tujuan Konstitusi
- Memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan
  politik.
- Membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa, serta
  menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan
  negara.
- Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak
  menghormati HAM orang lain dan hak memperoleh
  perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
- Pedoman penyelengaraan negara, maksudnya tanpa adanya
  pedoman konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan
  kokoh.
Kedudukan Konstitusi
• Kedudukan konsitusi atau hukum dasar negara yang tertulis dinilai
  paling tinggi kedudukannya dibandingkan dengan peraturan-
  peraturan yang lain, maka terdapat perbedaan antara UUD dengan
  undang-undang di bawahnya yaitu:
1. Di Amerika Serikat, India, dan Jerman wewenang terletak ditangan
  Mahkamah Agung Federal.
• Di negara-negara ini berlaku asas Judical Supermacy dan
  Mahkamah Agung dianggap sebagai pengawas UUD (guardian of
  the constitution)
2. Di Prancis wewenang ada di Mahkamah Konstitusi yang
  terdiri atas para hakim agung ditambah dengan beberapa
  hakim lain.
3. Di Indonesia lembaga yang berwewenang adalah MPR
  (Majelis Permusyawaratan Rakyat) yang terdiri atas anggota
  DPR dan Dewan Perwakilan Daerah.
Sifat Konstitusi
1. Konstitusi luwes maksudnya apabila diperlukan konstitusi tidak membutuhkan
     prosedur yang istimewa atau rumit. Perubahan itu cukup dilakukan oleh badan
     pembuat undang-undang biasa.

2.    Konstitusi kaku merupakan kebalikan dari konstitusi luwes. Perubahan konstitusi
     memerlukan prosedur yang istimewa dan rumit. Konstitusi yang besifat kaku tidak
     dapat megikuti perkembangan zaman karena tidak hanya memuat hal-hal pokok
     saja, namun juga memuat hal-hal yang penting. UUD 1945 meskipun perubahannya
     membutuhkan prosedur istimewa, namun bersifat luwes karena memuat ketentuan-
     ketentuan   yang   bersifat   pokok-pokok   saja   sehingga   mudah   mengikuti
     perkembangan zaman.
Fungsi Konstitusi
•    Menurut paham konstitusionalisme konstitusi adalah suatu “lembaga”
      yang mempunyai fungsi khusus, yaitu:

1.   Menentukan dan membatasi kekuasaan pemerintah

2.   Menjamin hak-hak asasi warga negara

•    Konstitusi dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang
      harus dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah sekalipun.

•    Konstitusi yang pernah belaku di Indonesi adalah UUD 1945, UUD
      RIS, UUDS 1950, UUD 1945
Menganalisis Substansi Konstitusi Negara

• Menurut C.F. Strong dalam bukunya Modern Political Constitution,
  konstitusi dapat dibedakan antara konstitusi tertulis dan konstitusi
  tidak tertulis. Suatu konstitusi disebut tertulis tidak berupa suatu
  naskah (documentary constitution), sedangkan konstitusi tidak
  tertulis tidak berupa suatu naskah (nondocumentary contitution) dan
  banyak dipengaruhi oleh tradisi dan konversi. Contohnya konstitusi
  negara Inggris hanya berupa kumpulan dokumen.
• Menurut Sri Sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu:
• Jaminan terhadap HAM dan warga negara.
• Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental (dasar).
• Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan
• Menurut Miriam budiarjo, konstitusi memuat tentang
  ciri- ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu:
• Yang bersifat adil agar suatu bentuk pemerintahan
  dapat dijalankan secara demokrasi dengan
  memperhatikan kepentingan rakyat.
• Melindungi asas demokrasi.
• Menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada
  ditangan rakyat untuk melaksanakan dasar negara
• Menentukan suatu hukum
• Konstitusi atau hukum dasar dapat pula dibedakan
  antara hukum dasar tertulis (written constitution)
  yaitu Undang-Undang Dasar, dan hukum dasar tidak
  tertulis (unwritten constitution) yaitu konvensi.
• Salah satu contoh konvensi yang berlaku di Indonesia
  adalah pelaksanaan pidato kenegaraan presiden
  menjelang peringatan Proklamasi 17 Agustus.
Kaitan Dasar Negara dan Konstitusi

• Keterkaitan antar dasar negara dan konsitusi tampak pada gagasan
dasar, cita-cita, dan tujuan negara yang tertuang dalam mukadimah atau
Pembukaan Undang-Undang Dasar suatu negara.
•     Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebatinan negara.
Pembukaan memuat asas kerohanian negara, asas politik negara, asas
tujuan negara, serta menjadi dasar hukum daripada undang-undang.
Pancasila dengan batang tubuh merupakan wujud yuridis konstitusional
tentang sesuatu yang telah dirumuskan dalam pembukaan. Dalam
Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan Pancasila yang telah dirumuskan
dalam pembukaan. Dalam pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan
Pancasila yang amat jelas kedudukannya sebagai sumber hukum tata
negara.
•   Adapun peraturan perundangan negara Indonesia adalah:
1.  UUD 1945
2.  Ketetapan MPR Republik Indonesia
3.  Undang-undang
4.  Peraturan pemerintah penggatnti undang-undang (Perpu)
5.  Peraturan pemerintah
6.  Keputusan presiden
7.  Peraturan daerah
    Jadi Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber hukum
dasar bagi penyusunan perundangan negara. UUD 1945 adalah
peraturan perundangan teringgi negara Indonesia yang
bersumberkan pada Pancasila.
•    Sebagai ahli ilmu politik melihat konstitusi dan Undang-Undang Dasar sebagai dua hal
yang sama, sementara sebagia ahli yang lain melihatnya sebagai dua hal yang berbeda.

•    Berikut pandangan mereka:

1.   Herman Heller

•    Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas daripada Undang-Undang Dasar. Konstitusi
sebenarnya tidak hanya semata-mata bersifat yuridis, tetapi juga sosiologis dan politis.

2.   Oliver Cromwell

•    Undang- Undang dasar itu merupakan “instrument of govern”, yaitu bahwa undang-
undang dibuat sebagai pegangan untuk memerintah. Dalam arti ini, konstitusi dan Undang-
Undang Dasar identik.

3.   F. Lasalle

•    Konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubungan antara kekuasaan yang terdapat di
dalam masyarakat, seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata didalam masyrakat,
misalnya kepala negara, angkatan perang, partai politik, buruh tani, pegawai, dan sebagainya
Periode Berlakunya Undang-Undang Dasar
                Negara Indonesia
 • Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949
• Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya
   karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan
   kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945
   memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR
   belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel
   ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan
   sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.

 • Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950
• Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
• bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya
   terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki
   kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.
Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998


• Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan
   menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.
   Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD
   1945     yang    murni,terutama   pelanggaran     pasal   23    (hutang
   Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt)
   dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada fihak swasta untuk
   menghancur hutan dan sumberalam kita. Pada masa Orde Baru, UUD 1945
   juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui sejumlah
   peraturan:
1. Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR
    berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan
    melakukan perubahan terhadapnya.
2. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum
   yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak
   mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat
   rakyat melalui referendum.
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum,
  yang    merupakan     pelaksanaan   TAP   MPR    Nomor
  IV/MPR/1983.
Periode 21 Mei 1998 - 19 Oktober 1999

• Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden
  Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya
  Provinsi Timor Timur dari NKRI.
• Periode UUD 1945 Amandemen
• Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan
  (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan
  perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru,
  kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan
  di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden,
  adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat
  menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945
  tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup
  didukung ketentuan konstitusi.
• Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah
  menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara,
  kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi
  negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang
  sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan
  bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan
  diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap
  mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur)
  kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara
  Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas
  sistem pemerintahan presidensiil.
•     Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
      (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
    • Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama
      UUD 1945
    • Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD
      1945
    • Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga
      UUD 1945
    • Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat
      UUD 1945
Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan
                 Republik Indonesia

• Proklamasi kemerdekaan dijabarkan secara rinci dalam Pembukaan
    UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 berperan atau berkedudukan
    sebagai pernyataan kemerdekaan Indonesia yang didalamnya
    memuat dasar, falsafah, pedoman, dasar-dasar kebangsaan dan
    kenegaraan.
•       Di dalam Pembukaan UUD 1945 inilah kita dapat menemukan
    keberadaan (eksistensi) berbangsa dan bernegara Indonesia. Denag
    demikian seluruh arah dan tujuan serta tatanan kehidupan berbangsa
    dan bernegara Indonesia harus merupakan cerminan, turunan atau
    penjabaran dari Pembukaan UDD 1945.
• Oleh karena itu vitalnya kedudukan Pembukaan UUD 1945, Pembukaan
  UUD 1945 dijadikan sebagai norma fundamental. Rumusan kata dan
  kalimat yang terkandung di dalamnya tidak boleh diubah oleh siapa pun
  termasuk MPR hasil pemilu. Pengubahan Pembukaan UUD 1945 berarti
  mengubah esensi cita moral dan cita-cita hukum yang ingin diwujudkan
  dan ditetapkan oleh bangsa Indonesia.
• Pembukaan UUD 1945 bagi Indonesia merupakan sumber motivasi dan
  aspirasi tekad dan semangat bangsa Indonesia serta cita-cita hukum dan
  moral yang ingin ditegakkan, baik dalam lingkup nasional maupun
  internasional.
Pokok-pokok pikiran Pembukaan UDD 1945

• Pembukaan UUD 1945 selain mempunyai makna yang sangat
  mendalam, juga mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi
  suasana kebatinan dari UDD 1945. Pokok-pokok pikiran tersebut
  mewujudkan cita hukum (rechtsidu) yang menguasai hukum dasar
  negara, baik hukum dasar tertulis (UUD) maupun hukum dasar yang
  tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
  Pembukaan UUD 1945 adalah, sebagai berikut:
• Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
  darah Indonesia dengan berdasrkan atas persatuan dan mewujudkan
  keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
• Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
  Indonesia
• Negara yang berkedaulatan rakyat yang berdasarkan
  atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan
• Negara berdasarkan atasa Ketuhanan Yang Maha Esa
  menurut dasar kemanusiaa yang adil dan beradab.
• Dengan demikian apabila kita perhatikan dari
  keempat pokok pikiran tersebut tampak bahwa
  pokok-pokok pikiran itu tidak lain adalah pancaran
  dari falsafah negara Pancasila. Pokok-pokok pikiran
  dituangkan kedalam pasal Batang Tubuh Undang-
  Undang Dasar 1945
Pertama
• Isi   : Bahwa sesunguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
  san oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapusakan
  karena tidak sesuai dengan perikemanuasiaan dan perikeadilan.
• Makna yang terkandung:
• Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan membeka
  kemerdekaan melawan penjajah dalam segala bentuk.
• Pernyataan subyektif bangsa Indonesia untuk menentang dan
  menghapus penjajahan diatas muka bumi.
• Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan tidak sesuai
  dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
• Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa
  Indonesia untuk beridiri sendiri.
Kedua
• Isi       : Dan pejuangan kemerdekaan Indonesia telah
  sampailah kepada saat yang bebahagia dengan selamat
  sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu
  gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka,
  bersatu, berdaulan, adil dan makmur.
• Makna yang terkandung:
• Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia adalah
  melalui perjuangan pergerakan melawan pejajah.
• Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk
  menyatakan kemerdekaan.
• Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetapi
  harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang
  merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Ketiga
• Isi : Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
  dengan didorong oleh keinginan luhur supaya
  berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat
  Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
• Makna yang terkandung:
• Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita
  adalah berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa.
• Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa
  Indonesia terhadap suatu kehidupan yang
  bekesinambungan antara kehidupan material dan
  spiritual dan kehidupan di dunia dan akhirat.
Keempat
• Isi : Kemudian daripada itu untuk memebntuk suatu pemerintahan
  negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
  seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
  kesejahteraan umu, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
  melaksanakan ketertiban dunia dan keadilan sosial, maka disusunlah
  kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
  Undang Dasar negara Republik Indonesia yang terbentuk dalam
  suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
  dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
  Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
  Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
  permusywaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
  Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Makna yang terkandung:
•Pengukuhan pernyataan proklamasi kemerdekaan.
•Adanya fungsi dan sekaligus tujuan negara Indonesia yaitu:
    a.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
    b.Memajukan kesejahteraan umum.
    c.Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
    d.Ikut melaksanakan ketertiban dunia yabg berdasarkan kemerdekaan, perdamain
    dan keadilan sosial.
•Kemerdekaan kebangsaan Indonesia yang disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar.
•Susunan/bentuk negara Republik Indonesia.
•Sistem pemerintahan negara yaitu berdasarkan kedaulatan rakyat/demokrasi,
•Dasar negara pancasila.
Makna Nilai-Nilai Dasar Negara Indonesia

                       Ketuhanan Yang Maha Esa
Memahami substansi nilai-nilai dasar negara adalah menjadi hak dan kewajiban setiap warga
negara. Tatkala memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup ini maknanya: mewujudkan
masyarakat yang beketuhanan, yakni masyarakat yang anggotanya dijiwai oleh semangat
mencapai ridho Tuhan / Mardlatillah, melalui perbuatan-perbuatan baik bagi sesama
manusia dan kepada seluruh makhluk.
Karenanya, membangun Indonesia berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa adalah membangun
masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan
dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara
berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-
masing.
Dari dasar Ketuhanan Yang Maha Esa ini pula menyatakan bahwa suatu keharusan bagi
masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan, dan
masyarakat yang beragama, apapun agama dan keyakinan mereka.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sejarah adalah wujud pengalaman manusia untuk berperadaban dan
berkebudayaan, karenanya, peradaban, politik, dan kebudayaan adalah bagian dari pada
kehidupan manusia.
Kemanusiaan, sangat erat hubungannya dengan ketuhanan. Ajaran Illahi menjadi tidak dapat
diimplementasikan jika tidak wujud sikap kemanusiaan yang hakiki. Struktur pemerintahan
tidak sepenting semangat perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab yang jauh dari
pada pendendam dan egoistik / ananiyah.
Demokrasi yang paling menyeluruh sekalipun akan membawa sengsara, jika rakyat tidak
memiliki sikap kemanusiaan yang adil dan beradab / jujur, apapun sistem pemerintahan
yang ditempuh, tanpa semangat kemanusiaan yang adil dan beradab sengsara jua ujungnya.
Kemanusiaan yang adil dan beradab memerlukan kesetiaan pada diri ketika menjalani
kehidupan, kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sebuah semangat dan kegigihan
mengajak masyarakat agar kembali ke pangkal jalan dan membangun kembali revolusi batin
masing-masing, mendisiplinkan diri dengan baik, untuk menemukan kendali dan penguasaan
diri.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah suatu kemampuan untuk menyeimbangkan antar
kemakmuran lahiriyah dengan kehidupan ruhaniyah.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah semangat mempersiapkan generasi penerus yang
mampu melihat lebih dari kepentingan diri sendiri serta memiliki perspektif yang jelas
untuk kemajuan masyarakatnya.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang
keteraturan, sebagai asas kehidupan sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk
menjadi manusia sempurna, yakni manusia yang berperadaban. Manusia yang berperadaban
tentunya lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, dan lebih mungkin untuk
mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, yang mengenal hukum.
Hidup dengan hukum dan peraturan adalah ciri masyarakat berperadaban dan
berkebudayaan.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah semangat membangun pandangan tentang
kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih.
Kemanusiaan yang adil dan beradab menimbulkan semangat universal yang mewujudkan
sikap bahwa semua bangsa dapat dan harus hidup dalam harmoni penuh toleransi dan
damai.
Kemanusiaan yang adil dan beradab akan menghantar kehidupan menjadi bermakna, karena
dicapai dengan berbakti tanpa mementingkan diri sendiri demi kebaikan bersama.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah suatu sikap revitalisasi
diri, untuk memupuk dinamisme kreatif kehidupan, yang menghantarkan
seseorang menjadi selalu dinamis, selalu sensitif dan peka pada gerak
perubahan dan pembaharuan.
Revitalisasi diri sebagai buah kemanusiaan yang adil dan beradab, tidak
terbatas bagi pemeluk agama tertentu siapapun dengan agama apapun
dapat melakukannya. Semakin teguh seseorang menempuh kemanusiaan
yang adil dan beradab, semakin rendah hati, dan semakin teguh
keyakinannya semakin murah hati pula. Dalam hal ini, misi tulen agama
adalah untuk memupuk pembentukan sifat dan menggalakkan usaha
menguasai diri, yakni toleran dan damai.
Persatuan Indonesia
        Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian yang telah bersatu.
Persatuan Indonesia adalah suatu landasan hidup bangsa atau sistem, yang selalu
mementingkan silaturahim, kesetiakawanan, kesetiaan, dan keberanian.
Kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Indonesia
wujud dan hidup untuk mewujudkan kasih sayang sesama bangsa maupun antarbangsa.
Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun
harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dengan dunia luar.
Suatu upaya untuk mengimbangi kepentingan diri dengan kepentingan bangsa lain, atau
dalam tataran yang lebih mendalam antara individu bangsa dan alam sejagad, yang
merupakan suatu ciri yang diinginkan sebagai warga dunia.
        Dalam jangka panjang, prinsip persatuan Indonesia harus menjadi asas ruhaniah
suatu peraturan-peraturan dan struktur membangun satu orde antarbangsa yang adil.
Persatuan Indonesia harus mampu menanamkan pemikiran terbuka dan pandangan
jauh bagi bangsa Indonesia, sebab hanya mereka yang berpandangan jauh dan berpikiran
terbuka yang dapat mendukung aspirasi ke arah internasionalisme maupun globalisme.
       Persatuan Indonesia seperti ini, akan menghantar rakyat Indonesia memiliki
kebanggaan yang tulus tentang identitas mereka sebagai warga negara maupun warga
dunia. Pandangan dan sikap seperti ini tidak akan melenyapkan ciri-ciri unggul suatu
bangsa, malahan akan dapat memantapkan ciri-ciri unik sebuah masyarakat bangsa, yakni
masyarakat bangsa yang sadar terhadap tanggung jawab global, bersatu dalam
mewujudkan persatuan universal, masing-masing menyumbangkan keistimewaannya.
       Persatuan Indonesia seperti ini akan mampu menyingkirkan permusuhan internal
bangsa, sebab pencapaiannya tidak melalui kekuatan militer, melainkan melalui tuntutan
ilmu, dan peradaban yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. Persatuan Indonesia
yang berpegang pada prinsip bahwa kemajuan kebudayaan dapat menyamai nilai-nilai
universal, sehingga dapat menjadi kekuatan yang dapat mengangkat harkat martabat
rakyat untuk menjadi warga negara dan seterusnya warga dunia yang baik.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
              Permusyawaratan/Perwakilan

Suatu landasan yang harus mampu menghantar kepada prinsip-prinsip republikanisme,
populisme, rasionalisme, demokratisme, dan reformisme yang diperteguh oleh semangat
keterbukaan, dan usaha ke arah kerakyatan universal. Prinsip-prinsip kerakyatan seperti
ini, harus menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia meyadari
potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri,
tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan
perubahan dan pembaharuan.
Yakni kerakyatan yang selalu memberi nafas baru kepada bangsa dan negara dalam
menciptakan suatu kehidupan yang penuh persaingan sehat.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
pendidikan yang mumpuni. Sebab pendidikan merupakan prasyarat untuk menyatukan
rohaniah.
Pendidikan adalah tonggak utama makna daripada hikmah kebijaksanaan. Hikmah
kebijaksanaan atau pendidikan akan mewarnai kerakyatan yang penuh harmoni, toleransi
dan damai, jauh daripada sikap radikalisme apatah lagi terorisme.
Hikmah kebijaksanaan atau pendidikan, mampu menciptakan interaksi dan rangsangan
interdependensi antar manusia dalam lingkungan bangsa yang multikultural dan majemuk.
Sebab manusia berpendidikan akan selalu menghormati suatu proses dalam segala hal.
Hikmah kebijaksanaan atau pendidikan menjadi pedoman kerakyatan, sebab ia merupakan
cara yang paling lurus dan pasti, menuju kearah harmoni, toleransi dan damai.
Pendidikanlah yang memungkinkan kita selaku rakyat suatu bangsa dapat bersikap toleran
atas wujud kemajemukan bangsa.
Hikmah kebijaksanaan menampilkan rakyat berfikir pada tahap yang lebih tinggi sebagai
bangsa, dan membebaskan diri daripada belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan
aliran tertentu yang sempit.
Karenanya membangun hikmah kebijaksanaan adalah membangun pendidikan, dan itulah
hakekat membangun kerakyatan yang berperadaban yang kaya akan kebudayaan, yakni
kerakyatan yang terhindar dari saling curiga dan permusuhan.
Mewujudkan Suatu Keadilan Sosial
         Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah
merupakan tujuan dari cita-cita bernegara dan berbangsa, menyangkut keilmuan,
keikhlasan pemikiran, kelapangan hati, peradaban, kesejahteraan keluarga, keadilan
masyarakat dan kedamaian.
         Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara
organik yang setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan
berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Dengan mewujudkan segala
usaha yang berarti yang diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan
peningkatan kualitas rakyat, sehingga memiliki pendirian dan moral yang tegas.
Mewujudkan suatu keadilan sosial, juga berarti mewujudkan azas masyarakat
yang stabil yang ditumbuhkan oleh warga masyarakat itu sendiri, mengarah pada
terciptanya suatu sistem teratur yang menyeluruh melalui penyempurnaan pribadi
anggota masyarakat, sehingga wujud suatu cara yang benar bagi setiap individu untuk
membawa diri dan suatu cara yang benar untuk memperlakukan orang lain.
         Karenanya, mewujudkan suatu keadilan harus menjadi suatu gerakan
kemanusiaan yang serius, dan sungguh-sungguh dilakukan oleh rakyat, dengan metoda
dan pengorganisasian yang jitu sehingga tujuan mulia ini tidak berbalik menjadi paradoks
dan kontradiktif yakni menjadi gerakan pemerkosaan terhadap nilai-nilai keadilan dan
kemanusiaan.
SIKAP POSITIF TERHADAP KONSTITUSI NEGARA


         Sikap positif terhadap konstitusi negara adalah pendirian atau pola yang
memandang baik, menghargai, dan menjungjung tinggi terhadap konstitusi atau UUD.
Sikap teerhadap konstitusi terwujud dalam paham konstitusionalisme. Konstitusionalisme
akan menanamkan kesadaran betapa pentingnya konstitusi atau UDD dihormati,
ditegakkan, dan diataati dalam penyelenggaraan negara baik pemerintah/penguasa negara
dan warga negara.
         Negara Indonesia didirikan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional
bangsa Indonesia sebagaimana dirumuskan kedalam Pembukaan UUD 1945. Para
penyelenggara ditentukan untuk memimpin pencapain tujuan itu. Agar para penyelenggara
benar-benar dapat mewujudkan tujuan nasional mereka harus mendasarkan semua kegiatan
pemerintahan pada Pancasila.
Semua warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban sama untuk
mempertahankan negara dan berpartisipasi dalam upaya bersama mencapai
tujuan bangsa. Dalam menggunakan hak dan berpartisipasi dalam upaya
bersama mencapai tujuan bangsa. Dalam menggunkan hak dan menunaikan
kewajiban itu seluruh warga negara harus berpedoman dengan Pancasila dan
UUD 1945. Pancasila tidak hanya menjadi dasar hubungan antar warga negara
dan negara melainkan juga dasar bagi hubungan antar warga negara dalam
seluruh bidang kehidupan baik bidang ekonomi, social budaya, dan lain-lain.
        Agar negara dapat berfungsi dengan semestinya maka negara sangat
menentukan eksistensi warga negaranya. Bentuk eksistensi tersebut dapat
diwujudkan dengan mendukung berlakunya konstitusi negara. Untuk itu perlu
dipahami dan dikembangkan sifat dan perilaku warga negara yang baik dan
bertanggung jawab.
Pilih lah jawaban yang tepat...
1.   Amandemen Pertama UUD 1945 dilakukan pada tanggal....
a)   14 – 21 Oktober 1999
b)   15 – 21 Oktober 1999
c)   14 – 21 Januari 1999
d)   15 – 21 Januari 1999
2.   Amandemen Keempat UUD 1945 dilakukan pada tanggal....
a)   1 – 11 November 2002
b)   1 – 11 Agustus 2002
c)   1 – 11 July 2002
d)   1 – 11 Desember 2002
3.   Amandemen Kedua UUD 1945 dilakukan pada tanggal....
a)   7 – 18 April 2000
b)   7 – 18 Desember 2000
c)   7 – 18 Januari 2000
d)   7 – 18 Agustus 2000
4.   Amandemen Ketiga UUD 1945 dilakukan pada tanggal....
a)   1 – 9 Desember
b)   1 – 9 Maret
c)   1 – 9 April
d)   1 – 9 November
5.   Negara yang wewenangnya terletak ditangan Mahkamah Agung Federal kecuali....
a)   Amerika Serikat
b)   India
c)   Indonesia
d)   Jerman
6.   Fungsi dan sekaligus tujuan negara Indonesia yaitu...

a)   Memajukan kesejahteraan umum

b)   Membodohkan kehidupan bangsa

c)   Ikut membuat kekacauan dunia

d)   Tidak melindungi bangsa Indonesia

7.   The rule of law bersumber pada teori ...

a)   Kedaulatan raja

b)   Kedaulatan negara

c)   Kedaulatan rakyat

d)   Kedaulatan hukum
8.    Konstitusi dalam pengertian sempit adalah...
a)    Pancasila
b)    UUD
c)    UU organic
d)    Konvensi/Kebiasaan
9.    Tujuan perubahan UUD Negara RI 1945 yang dilakukan bangsa Indonesia adalah...
a)    Membentuk struktur ketatanegaraan
b)    Mewujudkan kebebasan berpendapat
c)    Menyempurnakan aturan dasar mengenai tata negara
d)    Mempertegas kekuasaan pemerintah
10.   Dalam melakukan perubahan-perubahan atau amandemen terhadap UUD 1945
      terdapat kesepakatan yang sangat mendasar yaitu tidak melakukan perubahan terhadap
      …
a)    Pembukaan UUD 1945
b)    Batang tubuh UUD 1945
c)    Pasal-Pasal mengenai lembaga Negara
d)    Aturan peradilan
Jawab lah Pertanyaan Berikut Ini
1. Jelaskan Sistem Pemerintahan dan Bentuk Pemerintahan
   Pada Masa Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17
   Agustus 1950.
2. Sebutkan peraturan perundangan Negara Indonesia .
3. Sebutkan Ciri- ciri sebuah konstitusi bagi Negara menurut
   Miriam Budiarjo.
4. Sebutkan Tujuan Konstitusi.
5. Sebutkan dan Jelaskan Sifat Konstitusi.
Jawaban
1.   Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus
     1950 Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
     bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang
     didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara
     bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam
     negerinya
2.   Adapun peraturan perundangan negara Indonesia adalah:
•    UUD 1945
•    Ketetapan MPR Republik Indonesia
•    Undang-undang
•    Peraturan pemerintah penggatnti undang-undang (Perpu)
•    Peraturan pemerintah
•    Keputusan presiden
•    Peraturan daerah
3.  Menurut Miriam budiarjo, konstitusi memuat tentang ciri- ciri sebuah
    konstitusi bagi negara tertentu:
• Yang bersifat adil agar suatu bentuk pemerintahan dapat dijalankan secara
   demokrasi dengan memperhatikan kepentingan rakyat.
• Melindungi asas demokrasi.
• Menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada ditangan rakyat untuk
   melaksanakan dasar negara
• Menentukan suatu hukum
 4. Memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.
 • Membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa, serta
     menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan negara.
 • Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak menghormati
     HAM orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
     melaksanakan haknya.
 • Pedoman penyelengaraan negara, maksudnya tanpa adanya pedoman
     konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
5.   Konstitusi luwes maksudnya apabila diperlukan konstitusi tidak
     membutuhkan prosedur yang istimewa atau rumit. Perubahan itu
     cukup dilakukan oleh badan pembuat undang-undang biasa.
•    Konstitusi kaku merupakan kebalikan dari konstitusi luwes.
     Perubahan konstitusi memerlukan prosedur yang istimewa dan
     rumit. Konstitusi yang besifat kaku tidak dapat megikuti
     perkembangan zaman karena tidak hanya memuat hal-hal pokok
     saja, namun juga memuat hal-hal yang penting. UUD 1945
     meskipun perubahannya membutuhkan prosedur istimewa, namun
     bersifat luwes karena memuat ketentuan-ketentuan yang bersifat
     pokok-pokok saja sehingga mudah mengikuti perkembangan
     zaman.
WARGA NEGARA
Kompetensi Dasar :
                 5.1. Mendeskripsikan kedudukan
Standar               warga negara dan pewargane-
Kompetensi :          garaan di Indonesia.
5. Menghargai
   persamaan     5.2. Menganalisis persamaan kedu-
   kedudukan          dukan warga negara dalam
   warga nega-        kehidupan bermasyarakat,
   ra dalam
   berbagai           berbangsa, dan bernegara.
   aspek kehi-   5.3. Menghargai persamaan kedu-
   dupan.             dukan warganegara tanpa
                      membedakan ras, agama,
                      gender, golongan, budaya, dan
                      suku.
(Indikator)

 Menguraikan pengertian rakyat di dalam
  suatu negara dan asas kewarganegaraan.
 Mendeskripsikan penduduk dan warga
  negara Indonesia.
 Menganalisis undang-undang kewargane-
  garaan Indonesia
 Menganalisis kedudukan warga negara dan
  pewarganegaraan di Indonesia.
(Indikator)

 Menguraikan makna persamaan.
 Mendeskripsikan jaminan persamaan hidup
  berdasarkan pendekatan kultural dan
  konstitusi negara.
 Menganalisis jaminan persamaan hidup dalam
  Pembukaan UUD 1945, Sila-sila Pancasila,
  UUD 1945 dan Peraturan Perundangan
  lainnya.
 Menampilkan sikap menghargai persamaan
  kedudukan warga negara.
   Penduduk
                                            Bukan Penduduk
           Rakyat Dalam Suatu Negara        Warga Negara
                                            Bukan WN


KEDUDUKAN            Asas Kewarganegaraan
WARGA NEGARA &
PERWAGA-
NEGARAAN DI         Penduduk dan Warga Negara
INDONESIA           Indonesia


                     Undang-Undang Kewarganegaraan
                     Indonesia

                     Kedudukan Warga negara dan
                     Pewarganegaraan di Indonesia
Makna
                Persamaan

                                        Pendekatan Kultural
                      Jaminan
PERSAMAAN             Persamaan Hidup   Dalam Konstitusi
KEDUDUKAN                               Negara
WARGA NEGARA



               Tidak Diskriminatif
1. Kewarganegaraan R.I.

a. Rakyat Dalam Suatu Negara

Yaitu meliputi semua orang yg bertempat
tinggal di dlm wilayah kekuasaan negara &
tunduk pada kekusaan negara itu
Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia
yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Secara hukum, rakyat merupakan warga negara dalam
suatu negara yang memiliki ikatan hukum dengan
pemerintah.
Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan daerah
tertentu dapat dibedakan penduduk & bukan penduduk.

1. Penduduk, adalah mereka yang bertempat tinggal
   atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara
   (menetap) untuk jangka waktu lama. Penduduk yang
   memiliki status kewarganegaraan, disebut sebagai
   Warga Negara Indonesia (WNI), Warga Negara Asing
   (WNA) yg menetap di Indonesia karena suatu
   pekerjaan, disebut juga penduduk.
2. Bukan Penduduk, adalah mereka yang berada di
   dalam suatu wilayah negara hanya untuk sementara
   waktu. Contoh : para turis mancanegara.
Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan pemerintah
 negaranya dapat dibedakan warga negara & bukan
 warga negara.

1. Warga Negara, adalah mereka yang berdasarkan hukum
   tertentu mrp anggota dari suatu negara, dengan status
   kewarganegaraan WN asli atau WN keturunan asing.
   WN juga dapat diperoleh melalui proses naturalisasi.

2. Bukan Warga Negara (orang asing), adalah mereka yang
   berada pada suatu negara tetapi secara hukum tidak
   menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun
   tunduk pada pemerintah di mana mereka berada (Duta
   Besar, Kontraktor Asing, dsb).
b. Asas Kewarganegaraan

Penentuan status kewarganegaraan lazim digunakan :
 Stelsel aktif, dengan melakukan tindakan-tindakan
  hukum tertentu secara aktif.
 Stelsel pasif, tanpa harus melakukan tindakan hukum
  tertentu.
Seseorang dalam suatu negara pada dasarnya memiliki
hak-hak :
 Hak Opsi adalah hak untuk memilik suatu
  kewarganegaraan (dalam stelsel aktif).
 Hak Repudiasi adalah hak untuk menolak suatu
  kewarganegaraan (dalam stelsel pasif)
Penentuan Kewarganegaraan dpt dibedakan
menurut Asas :
 Ius Soli, penentuan asas kewarganegaraan berdasar-kan
  daerah/negara tempat di mana ia dilahirkan. Contoh:
  Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia akan menjadi
  warga negara A, walaupun orang tuanya adalah warga negara
  B. (Inggris, Mesir, Amerika, dll).
 Ius Sanguinis, penentuan asas kewarganegaraan ber-dasarkan
  pertalian darah/keturunan dari orang ybs. Contoh: Seseorang
  yang dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga negara
  B, maka orang tersebut tetap menjadi warga negara B (dianut
  oleh negara RRC).
c. Penduduk dan Warga Negara Indonesia

Pasal 26 UUD 1945 perihal Warga Negara
dan Penduduk :
• Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
  Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
  disahkan dengan undang-undang sebagai warga
  negara.
• Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
  asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
• Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur
  dengan undang-undang.
Penduduk di Indonesia, berdasarkan Indische Staatsregeling
tahun 1927, terbagi dalam 3 golongan, yaitu :
 Golongan Eropa, yang terdiri atas :
  1. Bangsa Belanda,
  2. Bukan Bangsa Belanda, tetapi orang yang asalnya dari Eropa
  3. Bangsa Jepang (untuk kepentingan hubungan perdagangan)
  4. Orang-orang yang berasal dari negara lain yang hukum
     keluarganya sama dengan hukum keluarga Belanda (Amerika,
     Australia, Rusia, dan Afrika Selatan), dan keturunannya.
 Golongan Timur Asing, yang terdir atas :
  1. Golongan Cina (Tionghoa), dan
  2. Golongan Timur Asing bukan Cina (orang Arab, India, Pakistan,
     Mesir, dan lain-lain).
 Golongan Bumiputera (Indonesia), yang meliputi:
  1. Orang-orang Indonesia asli serta keturunannya yang tidak
     memasuki golongan rakyat lain, dan
  2. Orang yang mula-mula termasuk golongan rakyat lain, lalu masuk
     dan menyesuaikan hidupnya dengan golongan Indonesia asli.
1.   Undang-Undang RI Nomor 3/1946 tentang
                      Kewarganegaraan Indonesia.
                 2.   Undang-Undang No. 2/1958, tentang Penye-lesaian Dwi
                      kewarga-negaraan antara Indo-nesia dan RRC,
Peraturan        3.   Undang-Undang No. 62/1958 tentang Kewarganegaraan
perundangan           Indonesia sebagai penyempurnaan Undang-Undang No.
                      3/Tahun 1946,
tentang warga
                 4.   Undang-Undang No. 4 Tahun 1969 tentang Pencabutan
negara Indo-          UU No. 2 Tahun 1958 dan dinyatakan tidak berlaku lagi,
nesia yang       5.   Undang-Undang No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan
pernah berlaku        Pasal 18 UU No. 62 Tahun 1958,
:                6.   Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang
                      Kewarganegaraan Republik Indonesia.
 Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1992 tentang
                Keimigrasian,
               Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1994
                Tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian.
Peraturan
perundangan    Peraturan Pemerintah RI No.18 Tahun 2005
                Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI
pendukung       No. 32/1994 Tentang Visa, Izin Masuk dan Izin
pelaksanaan     Keimigrasian.
UU tentang     Instruksi Presiden RI No. 26 Tahun 1998 Tentang
Kewarga-        Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan
negaraan        Non Pribumi Dalam Semua Perumusan dan
Republik        Penyelenggaraan Kebijakan, Kegiatan
                Penyelenggaraan Pemerintahan Perencanaan
Indonesia       Program ataupun Pelaksanaan.
2. Kedudukan WN & Pewarganegaran di
   Indonesia
a. Kedudukan Warga Negara

Kedudukan warga negara di dalam
suatu negara, sangat penting
statusnya terkait dengan hak dan    a. KEDUDUKAN
kewajiban yang dimiliki.            WARGA
Perbedaan status/kedudukan          NEGARA
sebagai wn sangat berpengaruh
terhadap hak dan kewajibannya
baik yang mencakup bidang
politik, ekonomi, sosial – budaya
maupun hankam.
Hak dasar sebagai bangsa yg merdeka dan berdaulat serta bebas dari
segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), dan
hak dasar sebagai warga negara :

•   Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26),
•   Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)),
•   Memperoleh pekerjaan & penghidupan yg layak (Pasa 27 ayat 2),
•   Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan (Pasal 28),
•   Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal 28A)
•   Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)),
•   Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30),
•   Mendapat pendidikan (Pasal 31),
•   Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32),
•   Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan
•   Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).
b. Kewajiban Dasar Sebagai Warga Negara :

• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (Pembukaan UUD
  1945, alinea I),
• Menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan kedaulatan bangsa
  (Pembukaan UUD 1945, alinea II),
• Menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara
  (Pembukaan UUD 1945, alinea IV),
• Membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2),
• Menjunjung tinggi hukum & pemerintahan (Pasal 27 ayat 1),
• Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30 ayat (1)),
• Menghormati bendera negara Indonesia (Pasal 35),
• Menghormati bahasa negara bahasa Indonesia (Pasal 36),
• Menjunjung tinggi lambang negara (Pasal 36A),
• Menghormati lagu kebangsaan Indonesia Raya (Pasal 36B).
c. Hak Warga Negara Dalam Pelaksanaan
   Demokrasi di Indonesia

a. Hak dibidang politik, misalnya hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan
   memasuki suatu organisasi sosial politik.
b. Hak di bidang pendidikan, misalnya hak untuk memperoleh pendidikan,
   mengembangkan karir pendidikan, dan ikut serta menangani pendidikan.
c. Hak di bidang ekonomi, misalnya hak untuk memperoleh pekerjaan,
   memperoleh penghidupan yang layak, dan hak untuk berusaha.
d. Hak di bidang sosial budaya, misalnya hak untuk mendapat pelayanan
   sosial, kesehatan, mengembangkan budaya daerah masing-masing, dan
   hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.
d. Tanggungjawab Warga Negara Dalam
  Pelaksanaan Demokrasi Pancasila

Bertanggungjawab Terhadap :
•   Pelaksanaan sistem Demokrasi Pancasila.
b. Pelaksanaan pemilihan umum secara langsung,
   umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil
c. Hukum dan pemerintahan RI.
d. Usaha pembelaan negara.
e. Pelaksaan hak-hak asasi manusia, memperta-
   hankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
e. Pewarganegaraan di Indonesia
Menurut Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 yang dapat
memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia :
a. Mereka yang menjadi warga negara menurut undang-undang
   /peraturan/ perjanjian yg terlebih dahulu berlaku (berlaku surut),
b. Kelahiran (asas ius soli),
c. Adopsi melalui Pengadilan Negeri (menyangkut anak orang asing di
   bawah umur 5 tahun),
d. Anak-anak di luar perkawinan dari seorang wanita Indonesia,
e. Pewarganegaraan (naturalisasi),
f. Setiap orang asing kawin dengan seorang laki-laki Indonesia,
g. Anak-anak yang belum berumur 18 tahun / belum kawin mengikuti ayah
   atau ibunya (asas ius sanguinis),
h. Anak orang asing dan tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayah
   atau ibunya yg orang asing itu dapat menjadi warga negara RI setelah
   berumur 21 tahun/sudah kawin melalui pernyataan.
Bagan Prosedur Cara Memperoleh
Kewarganegaraan Indonesia (UU No. 62/1958)
                           PRESIDEN
                           SURAT KEPUTUSAN PRESIDEN
                           REPUBLIK INDONESIA
            xx)                                               xxx)
                  4                xxx)                   5
                                      5         3
                   7       PENGADILAN NEGERI/         MENTERI KEHAKIMAN
                           PERWAKILAN R I                                 x)
                                                      MENELITI SYARAT-SYARAT
     PEMOHON               DI LUAR NEGERI             JURIDIS & MENERUSKAN
                       6
                           SUMPAH                     PERMOHONAN
                           PERLENGKAPAN               PEWARGANEGARAAN
                   1       Lihat tanda x)       2     KEPADA PRESIDEN

Keterangan :
x) : Syarat-syarat permohonan pewarganegaraan
xx) : Surat pemberitahuan bhw pemohon dikabulkan permohonannya
xxx) : Salinan petikan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Syarat – Syarat Dalam Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
Menurut UU No. 12/2006

a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di
   wilayah negara RI paling singkat 5 th berturut-turut atau paling singkat
   10 tahun tidak berturut-turut;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
   UUD Negara RI Tahun 1945;
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
   diancam dengan pidana penjara 1 th/lebih;
f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
   menjadi berkewarganegaraan ganda;
g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
f. Kehilangan Kewarganegaraan R.I.(UU No.12/2006)

a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri,
b. Tidak menolak/tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
   permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan
   belas) tahun, bertempat tinggal di luar negeri,
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin dari Presiden;
e. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing,
f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
   negara asing,
g. Turut serta dalam pemilihan yang bersifat ketatanegaraan untuk negara
   asing;
h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing,
i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5
   (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara.
3. Persamaan Kedudukan WN Dlm Kehidupan
   Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

a. Makna Persamaan

                ”Persamaan” hidup, merupakan sikap yang
          mengedepankan nilai-nilai saling menghormati dan
              menghargai antar sesama tanpa diskriminasi.
   Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan perekat yang
   melekat dan tertanam kuat dalam jiwa bangsa Indonesia.
b. Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultural)


   Nilai kultural yang perlu dilestarikan
   dalam upaya memberikan
   jaminan persamaan hidup :



                      • Nilai Religius .
                      • Nilai Gotong Royong .
                      • Nilai Ramah Tamah.
                      • Nilai Kerelaan Berkorban dan
                        Cinta Tanah Air.
c. Jaminan Persamaan Hidup Dalam Konstitusi Negara

  1) Pembukaan UUD 1945, Pada alinea 1, bahwa .......
     kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ...........
  2) Sila-Sila Pancasila,
  3) UUD 1945 (Pasal 26 s.d. 34) dan

Peraturan          1. UU No. 40 Tahun 1999, mengeluarkan
                      pikiran & tulisan melalui “Pers”.
Perundangan
                   2. UU No. 3 Tahun 2002, membela negara
Lainnya, al :         melalui “Pertahanan Negara”.
                   3. UU No. 31 Tahun 2002, mendirikan “Partai
                      Politik”,
                   4. UU No. 4 Tahun 2004, hak praduga tak
                      bersalah melalui “Kekuasaan Kehakiman”.
4. Menghargai Persamaan Kedudukan Warga
   Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama,
   Gender, Golongan, Budaya dan Suku
Perlu dilakukan langkah-langkah :
• Regulasi yang dilakukan oleh lembaga eksekutif maupun legistlatif,
• Implementasi suatu kebijakan atau aturan yang proporsional dan
  profesional.
• Sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan,
• Masyarakat yang “taat asas” dan “taat aturan” ,
• Aparatur penyelenggara negara/pemerintah yang tindak Korupsi, Kolusi
  dan Nepotisme (KKN),
• Keteladanan dan pembelajaran yang berkelanjutan,
• Aparat penegak hukum, antisipatif terhadap potensi-potensi konflik
  yang mengarah pada SARA.
Pilih lah jawaban yang tepat...
1.   Berdasarkan Indische Staatsregeling tahun 1927, Penduduk Indonesia terbagi dalam 3 golongan
     yaitu... Kecuali
a)   Golongan Eropa
b)   Golongan Timur Asing
c)   Golongan BumiPutera
d)   Golongan Makhluk Asing
2.   Mendapat pendidikan diatur dalam UUD 1945 Pasal...
a)   30
b)   31
c)   32
d)   33
3.   Mengembangkan usaha di bidang ekonomi diatur dalam UUD 1945 Pasal...
a)   30
b)   31
c)   32
d)   33
4.   Ikut serta dalam usaha hankam negara diatur dalam UUD 1945 Pasal...
a)   30
b)   31
c)   32
d)   33
5.   Mengembangkan kebudayaan nasional diatur dalam UUD 1945 Pasal...
a)   30
b)   31
c)   32
d)   33
6.   Hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh penghidupan yang layak, dan hak
     untuk berusaha adalah...
a)   Hak di bidang Politik
b)   Hak di bidang Pendidikan
c)   Hak di bidang Ekonomi
d)   Hak di bidang Sosial Budaya
7.   Penentuan asas kewarganegaraan berdasar-kan daerah/negara tempat di mana ia
     dilahirkan disebut...
a)   Ius Sanguinis
b)   Ius Soli
c)   Ius naturalisasi
d)   Ius Melius
8.  Hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan, mengembangkan budaya
    daerah masing-masing adalah...
a) Hak di bidang Politik
b) Hak di bidang Pendidikan
c) Hak di bidang Ekonomi
d) Hak di bidang Sosial Budaya
9. Hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir pendidikan, dan
    ikut serta menangani pendidikan adalah...
a) Hak di bidang Politik
b) Hak di bidang Pendidikan
c) Hak di bidang Ekonomi
d) Hak di bidang Sosial Budaya
10. Hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu organisasi sosial
    politik adalah...
a) Hak di bidang Politik
b) Hak di bidang Pendidikan
c) Hak di bidang Ekonomi
d) Hak di bidang Sosial Budaya
SISTEM POLITIK INDONESIA
STANDAR KOMPETENSI:
Menganalisis Sistem Politik di Indonesia.




                                        KOMPETENSI DASAR :
     6.1. Mendeskripsikan Infrastruktur Dan Suprastruktur Politik Di Indonesia.
          6.2. Mendeskripsikan Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai Negara.
             6.3. Menampilkan Peran Serta Dalam Sistem Politik Di Indonesia.
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan:




    Menguraikan Pengertian Sistem Politik.
    Mendeskripsikan Ciri-ciri Umum, Macam-macam Sistem
     Politik Dan Demokrasi Sebagai Sistem Politik.
    Menganalisis Infrastruktur Politik Dari Masa Ke Masa Di
     Indonesia.
    Menganalisis Suprastruktur Politik Di Indonesia.
(Indikator)
           Hasil Yang Diharapkan :


   Mendeskripsikan Pendekatan Sistem Politik Negara.
   Menganalisis Perbedaan Sistem Politik Negara (Inggris,
    RRC, Dan Republik Indonesia).
   Menganalisis Partisipasi Politik Warga Negara.
   Menganalisis Faktor-faktor Pendukung Partisipasi Politik.
 Rusandi S.
                Pengertian Sistem Politik, Fungsi        David Easton
                dan Kapabilitas                          Robert Dahl, dll.

                                Ciri-ciri Umum dan Macam-macam Sistem
                                                  Politik
INFRASTRUKTUR DAN
  SUPRASTRUKTUR                      Demokrasi Sebagai Sistem Politik
POLITIK DI INDONESIA
                                                          Pasca Kemerdekaan

                                                            Kel. Kepentingan
                             Infrastruktur Politik           Kel. Penekan
                                                           Media Komunikasi
                            Suprastruktur Politik             Tokoh Politik
Pendekatan Sistem Politik          Inggris
                          Negara                     RRC
                                                     Indonesia

  PERBEDAAN
 SISTEM POLITIK           Perbedaan Sistem Politik Negara
DAN PERAN SERTA
 DALAM SISTEM
    POLITIK DI
   INDONESIA                                       Bentuk Partisipasi
                          Partisipasi Politik
                           WargaNegara            Tingkatan Partisipasi


                            Faktor-faktor            Pendidikan Politik
                             Pendukung               Kesadaran Politik
                           Partisipasi Pol.          Sosialisasi Politik
1. SISTEM POLITIK
a. Pengertian Sistem Politik

                    Dalam arti umum, politik adalah “macam-macam
                    kegiatan dalam suatu sistem politik/negara yang
                     menyangkut proses menentukan dan sekaligus
                            melaksanakan tujuan-tujuan sistem itu”.

Kata ”politik” (Yunani) ”polis” = negara kota. “Polis” berarti “city state” –
merupakan segala aktivitas yang dijalankan oleh Polis untuk kelestarian dan
perkembangannya “politike techne” (politika).
    Politik pada hakikatnya “the art and science of government” atau seni dan
                                                            ilmu memerintah.
Dalam pengertian lain, politik dapat diartikan :
• Seni dan ilmu meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
  nonkonstitusional.
• Usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
  bersama (teori klasik Aristoteles).
• Hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
  negara.
• Merupakan kegiatan yangg diarahkan untuk mendapatkan dan
  mempertahankan kekuasaan di masyarakat.
• Segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan
  kebijakan publik.
Batasan sistem politik menurut beberapa ahli ;
a. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat
   fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu
   sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng.
b. Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur neg.
c. David Easton, sistem politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi
   yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-
   nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.
d. Robert Dahl, sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubu-
   ngan antara manusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan
   berarti ttg kekuasaan, aturan-aturan, dan kewenangan.
Sistem Politik Menurut Kautsky


   Sistem Tradisional, ada pada masyarakat pra-industrialisasi (Kelas
    Ningrat = menguasai tanah dan produksi yang menduduki
    pemerintahan; Tani = menerima kekuasaan dari kaum ningrat;
    Menengah = menduduki pemerintahan, militer dan agama).
   Sistem Totalitarianism, ingin mengendalikan masyarakat secara total
    (agama, keluarga, olah raga, dll). Mereka memerlukan teknologi dan
    senjata modern.
   Sistem Totalitarianism Ningrat, kelas ini memegang kekuasaan
    dengan metode totaliter dalam memerintah, buruh dan tani tidak
    memiliki cukup kekuatan. Proses industrialisasi dan gerakan
    nasionalis merupakan ancaman.
 Sistem Totaliterianism Cendekiawan, sistem ini dipimpin kaum
  ningrat yang didukung oleh kaum menengah/cendekiawan dan
  kapitalis.
 Sistem Demokrasi, semua golongan mempunyai kesempatan turut
  serta dalam proses politik dan pemerintah, dengan ciri-ciri :
   a. kedaulatan ada ditangan rakyat,
   b. pemerintah berdsrkan persetujuan dari yang diperintah,
   c. kekuasaan mayoritas,
   d. jaminan HAM dan jaminan golongan minoritas,
   e. pemilu jujur dan adil,
   f. persamaan didepan hukum,
   g. pembatasan kekuasaan secara konstitusional.
FUNGSI SISTEM POLITIK

  Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankan
   fungsinya (eksistensi) di lingkungan yang lebih luas.
  Konversi, menggambarkan kegiatan pengolonganahan input menjadi
   ouput mulai dari : penyampaian tuntutan, perangkuman tuntutan
   menjadi tindakan pembuatan aturan, pelaksanaan peraturan,
   menghakimi, dan komunikasi.
  Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi dan rekruitmen yang bertujuan
   memantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik.




    2 Fungsi Utama Sistem politik : Perumusan kepentingan rakyat, dan Pemilihan
                   pemimpin serta pejabat pembuat keputusan.
KAPABILITAS SISTEM POLITIK

 Regulatif, merupakan penyelenggaraan pengawasan terhadap
  tingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya.
 Ekstraktif, merupakan pengelolaan SDA dan SDM untuk mencapai
  tujuan dari sistem politik.
 Distributive, hasil pengelolaan SDA untuk didistribusikan kepada
  masyarakat.
 Responsif, kemampuan sistem politik dalam menanggapi tekanan
  dari masyarakat.
 Simbolik, efektivitas simbol dari sistem politik terhadap lingkungan
  intra dan ekstra masyarakat.
 Domestik dan Internasional, suatu sistem politik berinteraksi di
  lingkungan domestik dan internasional.
1. Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap
                    masyarakat, baik ke dalam maupun
SISTEM POLITIK      keluar.
    MENCAKUP :
                 2. Penerapan nilai-nilai dalam masyarakat
                    berdasarkan kewenangan.
                 3. Penggunaan kewenangan atau
                    kekuasaan, baik secara sah ataupun
                    tidak.
B. CIRI-CIRI UMUM SISTEM POLITIK

          Sistem Politik Menurut Almond,
            Memiliki 4 (Empat) Ciri-ciri :


     Mempunyai kebudayaan politik .
     Menjalankan fungsi-fungsi .
     Memiliki spesialisasi.
     Merupakan sistem campuran.
CARA KERJA SISTEM POLITIK BERDASARKAN INPUT DAN OUTPUT
           YANG DIGAMBARKAN OLEH HOOGERWERF


                                                         SISTEM
                                                        EKONOMI
              MASUKAN (INPUT)

                          UMPAN BALIK                         Dampak
                                                              kebijaksanaan
                                                              pemerintah
                                  Sistem Budaya
   MASUKAN (Input)                    Politik         HASIL (Output)
Referensi Kebijaksanaan                               Kebijaksanaan
   sarana kekuasaan               Struktur Politik     pemerintah
                             Pengembangan Integrasi
                                                              Dampak
                                                              kebijaksanaan
                          UMPAN BALIK                         pemerintah

                                                         SISTEM
                                                         TEKNIS
C. MACAM-MACAM SISTEM POLITIK

Almond dan Powell, membagi 3 (tiga) kategori sistem politik yakni :


 Primitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar istirahat).
 Tradisional dengan struktur-struktur bersifat pemerintahan politik yang
  berbeda-beda dan suatu kebudayaan “subyek”.
 Modern di mana struktur-struktur politik yang berbeda-beda,
  berkembang dan mencerminkan aktivitas budaya politik “participant”.
Klasifikasi sistem politik menurut Alfian :
• Otoriter/Totaliter
• Anarki
• Demokrasi
• Demokrasi dalam transisi.


                         Ramlan Surbakti mengklasifikasikan
                         sistem politik dengan kriteria :
                         1. Otokrasi Tradisional,
                         2. Totaliter,
                         3. Demokrasi,
                         4. Negara Berkembang
MENURUT ALMOND DAN COLEMAN, MACAM-MACAM SISTEM POLITIK YANG
BANYAK BERLAKU DI NEGARA BERKEMBANG:




 1. Demokrasi Politik,
 2. Demokrasi Terpimpin,
 3. Oligarki Pembangunan,
 4. Oligarki Totaliter,
 5. Oligarki Tradisional
D. DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK

Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik
demokrasi ditandai :
• Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut
  mewakili keinginan rakyatnya.
• Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk mem-peroleh
  legitimasi, dilaksanakan melalui pemilu.
• Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemili-han
  (memilih/dipilih).
• Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.
• Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan
  berbicara, berorganisasi dan pers). Setiap partai politik berusaha untuk
  memperoleh dukungan.
2. SUPRA STRUKTUR DAN INFRA STRUKTUR POLITIK
    DI INDONESIA
a. Infrastruktur Politik



Berdasarkan teori politik, infra struktur politik mencakup :
a. Partai politik (political party),
b. Kelompok kepentingan (interest group),
c. Kelompok penekan (pressure group),
d. Media komunikasi politik (political communication media), dan
e. Tokoh politik (political figure).
Hak dasar sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta bebas dari segala
    macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), dan hak dasar
    sebagai warga negara :



•     Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26),
•     Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)),
•     Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasa 27 ayat 2),
•     Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan (Pasal 28),
•     Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal 28A)
•     Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)),
•     Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30),
•     Mendapat pendidikan (Pasal 31),
•     Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32),
•     Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan
•     Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).
b. PARTAI POLITIK (POLITICAL PARTAI) DI INDONESIA

                                  Cara Memperoleh Kekuasaan ;
    Eksistensi parpol
 merupakan prasyarat,
  baik sebagai sarana
   penyaluran aspirasi
 rakyat, maupun dalam
         proses              Pertama, secara legal (ikut pemilu
    penyelenggaraan           legislatif).

  negara melalui wakil-      Kedua, secara ilegal (melakukan
                              subversib, revolusi atau coup d`etat).
    wakilnya di dalam
    badan perwakilan
         rakyat.
c. KELOMPOK KEPENTINGAN (INTEREST GROUP)

Jenis-jenis kelompok kepentingan :
 Kelompok Anomik (kelompok spontan dan tidak memiliki
  nilai/norma),
 Kelompok Asosiasional (biasanya jarang terorganisir dan
  kegiatannya kadang-kadang),
 Kelompok Institusional ( merupakan kelompok pendukung
  kepentingan institusional; seperti partai politik, korporasi bisnis,
  dll.),
 Kelompok Assosiasonal (merupakan kelompok yang terorga-nisir
  yang menyatakan kepentingan dari suatu kelompok dan memiliki
  prosedur teratur).
Kegiatan kelompok kepentingan di dalam suatu negara, sangat
    bergantung kepada sistem politik pemerintah apakah menerapkan
              sistem kepartaian tunggal/ dua partai/ lebih.



   Pada sistem partai tunggal,
 kelompok kepentingan sangat
 dibatasi, karena pemerintahan              Pada sistem dua partai/
totaliter. Pada umumnya dianut           lebih, kelompok kepentingan
  oleh negara komunis (Rusia,               berpeluang tumbuh dan
  RRC, Vietnam, Korea Utara,              berkembang dengan pesat.
            Kuba dll.).                   Pada umumnya dianut oleh
                                              negara-negara yang
                                                  Demokratis.
d. KELOMPOK PENEKAN (PRESSURE GROUP)
Kelompok penekan, dapat dipergunakan rakyat untuk menyalurkan
aspirasinya dengan sasaran mempengaruhi atau membentuk
kebijaksanaan pemerintah.




Contoh institusi            Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
  Kelompok                  Organisasi sosial keagamaan,
  penekan                   Organisasi Kepemudaan,
                            Organisasi Lingkungan Hidup,
                            Organisasi pembela Hukum dan HAM,
                            Yayasan atau Badan hukum lainnya.
e. MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (POLITICAL COMMUNICATION MEDIA)



    Media komunikasi politik, dapat berfungsi untuk menyampaikan informasi dan
     persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun
                                     sebaliknya.


           Media komunikasi ;               Dapat memainkan peran
           surat kabar, telefon,
                                               penting terhadap
            faximile, internet,           penyampaian informasi serta
         televisi, radio, film, dan          membentuk/mengubah
               sebagainya.                 pendapat umum dan sikap
                                                 politik publik.
f. TOKOH POLITIK (POLITICAL FIGURE)



Pengangkatan tokoh politik dilakukan melalui proses :

                         Transformasi dari peranan-peranan non-politis
                          (keagamaan, kebudayaan, status sosial, dll.)
                          untuk memainkan peranan politik yang bersifat
                          khusus.
                         Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan
                          tugas-tugas politik.
Menurut Lester G. Seligman, bahwa proses pengangkatan tokoh-
tokoh politik berkaitan dengan :

           Legitimasi elit politik,
           Masalah kekuasaan,
           Representativitas elit politik, dan
           Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh
            politik dengan perubahan politik.
G. SUPRASTRUKTUR POLITIK

  Merupakan mesin
 politik resmi sebagai
  penggerak politik
         formal.
                         Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasai oleh
                         keluarga bangsawan. Raja/Ratu, berperan sebagai
                         lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dapat
                         dibentuk berdasarkan pemilu (tergantung tingkat
                         pendemokrasiannya).

                         Pada Negara Republik, elit politik ada yang
                         memegang kekuasaannya secara diktator. Namun
                         juga banyak yang bersifat demokratis (tergantung
                         Konstitusi/UUD negaranya).
Perkembangan ketatanegaraan modern, pd umumnya
  elit politik pemerintah dibagi dalam kekuasaan :
   Eksekutif (pelaksana undang-undang),
   Legislatif (pembuat undang-undang), dan
   Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-undang)
  dengan sistem pembagian atau pemisahan kekuasaan.



Supra struktur politik                Didukung infra struktur politik
                         HARUS
      mantap                            (rakyat, partai politik dan
                                      ormas), dalam pemerintahan
                                         melalui wakil-wakilnya.
Mekanisme pemerintahan (infrastruktur dan suprastruktur politik)
dapat memenuhi fungsinya, manakala Sistem Politik mampu :



1. Mempertahankan pola (tata cara, norma-norma dan prosedur-prosedur
   yang berlaku).
2. Menyelesaikan ketegangan (menyelesaikan, konflik dan perbedaan
   pendapat) yang memuaskan semua pihak.
3. Melakukan perubahan (kemampuan adaptasi dengan perkembangan baik
   di dalam maupun luar negeri).
4. Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi keinginan masyarakat untuk
   mencapai tujuan tersebut).
5. Mengintegrasikan dan menjamin keutuhan seluruh sistem.
3. PERBEDAAN SISTEM POLITIK DI BERBAGAI NEGARA
     a. Pendekatan Sistem Politik Negara

    Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. untuk
    mempelajari proses politik suatu negara diperlukan beberapa
    pendekatan :
    Sejarah
    Sosiologis
    Kultural / Budaya
    Psycho-Sosial (Kejiwaan masyarakat)
    Filsafat
    Ideologi
    Konstitusi dan Hukum
B. PERBEDAAN SISTEM POLITIK NEGARA
     a). Sistem Politik Negara Inggris


         FAKTOR YANG
NO                                               URAIAN / KETERANGAN
        MEMPENGARUHI
1.     Latar Belakang       Sejak abad 19, Inggris berubah menjadi masyarakat industri modern.
       Sejarah              Para politisi mulai menyesuaiakan sistem politik tsb. Mereka juga
                            dihadapkan pada masalah upaya membangun kesejahteraan
                            warganegaranya.
2.     Kondisi              Kondisi masyarakat Inggris dalam waktu cepat mampu bersaing
       Sosiologis           dengan negara–negara lain yang lebih dahulu merintis ke arah
                            industrialisasi. Meskipun masyarakat Inggris ”bersifat kekotaan”,
                            namun tetap menghendaki sistem monarki dengan satu raja dan
                            banyak bangsa.
3.     Kondisi Kultural/    Sebagian masyarakat Inggris dikenal sebagai masyarakat yang
       Budaya               disiplin dan taat pada aturan. Nilai-nilai dan kebudayaan politik
                            diwariskan dari generasi ke generasi melalui suatu rangkaian
                            pengalaman dalam keluarga, di sekolah dan ditempat kerja.
4.   Kondisi           Mayoritas masyarakat sangat menghormati simbol-simbol
     Psycho-Sosial /   kekuasaan negara (ratu/raja, lembaga pemerintah, dll). Mereka
     Kejiwaan          senantiasa menunjukkan ketaatannya kepada undang-undang
     masyarakat        politik azasi.
5.   Pedoman           Masyarakat sangat mendukung rejim yang berkuasa,
     Filsafat          manakala para penguasa juga mentaati undang-undang
                       politik asasi, dan jika dilanggar maka akan mengahadapi
                       perlawanan. Kejahatan sangat tercela dan dianggap melawan
                       masyarakat.
6.   Paham atau        Penerapan ideologi negara, adalah ideologi liberal. Dalam
     Ideologi yang     kehidupan sehari-hari, sangat menghormati kebebasan dan
     diterapkan        hak-hak asasi manusia.
7.   Pedoman           Kekuasaan pemerintah, lebih banyak dibatasi oleh konvensi
     Konstitusi dan    dari pada hukum formal. Rakyat hidup dalam ketenangan dan
     Hukum             kepastian hukum, karena pemerintah memberikan
                       perlindungan hukum yang baik dan penghormatan terhadap
                       hak-hak asasi warganegaranya. Aturan yang dibuat, ditaati
                       oleh semua komponen elit politik, pemerintah maupun
                       masyarakat demi jaminan keamanan dan kesejahteraan
                       bersama.
Penyelenggaraan pemerintah, dilaksanakan oleh :
 Kabinet (Perdana menteri dan dewan menteri) serta parlemen
  (Majelis Rendah dan Majelis Tinggi).
 Parlemen dalam merumuskan kebijakan pemerintah dibatasi, karena
  cara kerjanya diawasi oleh kabinet.
 Perdana Menteri dapat memastikan bahwa setiap usul yang diajukan
  pemerintahnya, akan disetujui dalam bentuk yang dikehendaki
  parlemen.
b). Sistem Politik Negara RRC
        FAKTOR YANG
NO     MEMPENGARUHI
                                           URAIAN / KETERANGAN

1.   Latar Belakang      Proses kehidupan sistem politik di China, merupakan produk
        Sejarah          revolusi menggantikan sistem kerajaan yang telah bertahan
                         berabad-abad. Revolusi demi revolusi, menjadikan Partai
                         Komunis Cina (PKC) sebagai penguasa dan membentuk
                         pemerintahan komunis sampai dengan sekarang.

2.   Kondisi Sosiologis Pada masyarakat Cina, lembaga-lembaga sosial yang dominan
                        adalah keluarga. Mereka mengakui wewenang kekuasaan para
                        pemimpinnya atas tingkah laku sosialnya. Kesetiaan harus
                        diarahkan pada kepentingan kolektif dan bukan pada ikatan-
                        ikatan pribadi.

3.   Kondisi Kultural/   Pemerintah Cina sejak tahun 1949, telah mengupayakan
        Budaya           pendidikan sabagai salah satu alat yang paling efektif untuk
                         mengubah sikap politik orang-orang Cina. Melalui pendidikan,
                         masyarakat ikut menanggung beban sosialisasi dan
                         menciptakan masyarakat yang melek huruf sebagai syarat
                         pendidikan politik dan keterlibatan politik.
4.   Kondisi      Negara Cina memiliki wilayah dan penduduk terbesar di dunia.
     Psycho-      Sebelum menjadikan Partai Komunis Cina berkuasa, selalu
     Sosial /     dilanda perang saudara. Dewasa ini, mereka bangga karena
     Kejiwaan     memiliki kekayaan budaya tinggi yang diwariskan oleh para
     masyarakat   pendahulunya.
5.   Pedoman      Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat kepercayaan diri
     Filsafat     tinggi. Sifat-sifat antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan, dan
                  usaha bersama – mendapatkan nilai tinggi. Azas percaya diri
                  sendiri mempunyai implikasi nasional maupun internasional.
6.   Paham atau   Revolusi Cina telah berlangsung selama puluhan tahun sebelum
     Ideologi     partai komunis menjadi kekuatan yang besar dalam politik Cina
     yang         dan mulai menguasai pemerintahannya. Anti imperialisme
     diterapkan   merupakan unsur paling kuat dalam pembentukan ideologi
                  komunis.
7.   Pedoman      Berdasarkan Konstitusi 1954, organ wewenang negara tertinggi
     Konstitusi   dan pemegang wewenang legislatif adalah ”Konggres Rakyat
     dan          Nasional” (KRN). Selain KRN, adalah Dewan Negara (Perdana
     Hukum        Menteri, Wakil-wakil Perdana Menteri dan kepala-kepala dari
                  semua kementerian dan komisi). Selain itu juga ada Mahkamah
                  Rakyat Tertinggi dan Kejakasaan Rakyat Tertinggi.
C). SISTEM POLITIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
        Faktor Yang
No                                            Uraian / Keterangan
       Mempengaruhi
1.    Latar Belakang    Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial Belanda dan bala
         Sejarah        tentara Jepang untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17
                        Agustus 1945. Pasca proklamasi kemerdekaan, para pemimpin
                        Indonesia terlibat dalam proses politik dengan mencari format
                        berdasarkan demokrasi Pancasila.

2.    Kondisi           Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan antar Golongan
      Sosiologis        telah dipersatukan dalam kesatuan politik dengan semboyan
                        Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya saling
                        menghormati dan kerja sama dalam membangun kerukunan hidup
                        penting untuk ditegakkan.
3.    Kondisi Kultural/ Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar sendi-
      Budaya            sendi multi kultural. Bangsa Indonesia memiliki semangat untuk
                        selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta rela
                        berkorban untuk bangsa dan negaranya. Budaya musyawarah,
                        toleransi, dan saling menghormati telah diwariskan kepada calon-
                        calon pemimpin melalui jalur-jalur pendidikan formal, in-formal,
                        maupun nor-formal.
4. Kondisi      Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila sebagai dasar
   Psycho-      negara selalu dapat dipecah belah oleh bangsa lain. Dengan
   Sosial /     semangat rela berkorban dan cinta tanah air bangsa Indonesia
   Kejiwaan     mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa
   masyarakat   Indonesia sangat menentang segala mecam bentuk penjajahan.
5. Pedoman      Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan dasar dan
   Filsafat     motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
                hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
                tujuan nasionalnya sebagaimana terkandung di dalam Pembukaan
                UUD 1945.
6. Paham atau   Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, akan selalu
   Ideologi     dikaitkan dengan proses politik dalam pengaturan penyelengga-
   yang         raan pemerintahan negara yang meliputi bidang ideologi, politik,
   diterapkan   ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dalam struktur
                politik, Pancasila menjadi sumber segala sumber hukum.
7. Pedoman      Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat sehingga tanggung
   Konstitusi   jawabnya kepada rakyat. Lembaga negara, terdiri dari ; MPR,
   dan Hukum    Presiden, DPR, Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Mahkamah
                Agung.
Demokrasi Pancasila Pada Hakikatnya Demokrasi
        Yang Bercorak Khas Indonesia, Yang Penerapannya
                       Dijabarkan Dalam :


 Pemerintahan Berdasarkan Hukum.
 Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
 Pengambilan Keputusan Berdasakan Musyawarah
 Peradilan yang Bebas dan Merdeka
 Partai Politik (Parpol) dan Organisasi Sosial Politik (Orsospol)
 Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)
ASPEK - ASPEK DEMOKRASI PANCASILA:
a. Aspek formal
b. Aspek materiil
c. Aspek normatif (kaidah)




         PENGAMBILAN KEPUTUSAN SESUAI DENGAN
         PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA:
         a. Keseimbangan antara hak dan kewajiban,
         b. Persamaan,
         c. Kebebasan yang bertanggungjawab,
         d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan.
C. PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA


a. Partisipasi Politik Warga Negara


  Partisipasi politik, merupakan penentuan sikap dan
   keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi
     organisasinya, sehingga pada akhirnya :
   Mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian
    tujuan organisasi,
   Mengambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.
PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK MENURUT PARA AHLI :



 Herbert Mc. Closky, Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga
  masyarakat melalui darimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan
  penguasa dan secara langsung, dalam proses pembentukan kebijaksanaan umum.

 Norman H. Nie dan Sidney Verba, Partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga
  negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi
  seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil oleh
  mereka.


 Prof. Miriam Budiardjo, Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang dalam
  partai politik. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui mana
  seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan turut
  serta – secara langsung atau tak langsung – dalam pembentukan kebijaksanaan
  umum.
BENTUK-BENTUK PARTISIPASI POLITIK

         KONVENSIONAL                     NON-KONVENSIONAL

 Pemberian Suara (voting)          Pengajuan petisi

 Diskusi politik                   Berdemonstrasi

 Kegiatan kampanye                 Konfrontasi

 Membentuk dan bergabung           Mogok
  dalam kelompok Kepentingan.       Tindak kekerasan politik terhadap
 Komunikasi individual dengan       harta benda.
  pejabat politik/administratif.    Tindak kekerasan politik terhadap
                                     manusia.
7 (TUJUH) BENTUK PARTISIPASI POLITIK INDIVIDUAL MENURUT
                   MILBRATH M.L. GOEL :



       BENTUK
NO                            URAIAN / KETERANGAN
     PARTISIPASI
1. Aphatetic       Tidak beraktifitas dan partisipatif, tidak pernah
   Inactives       memilih.
2. Passive         Memilih secara reguler/teratur, menghadiri
   Supporters      Parade patriotik, membayar seluruh pajak,
                   “mencintai negara”.
3.   Contact       Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi
     Specialist    dan nasional dalam masalah-masalah tertentu.
4. Communicators   Mengikuti informasi politik, mengirim pesan
                   dukungan dan protes terhadap pemimpin-pemimpin
                   partai politik.
5. Party and       Bekerja untuk partai politik atau kandidat,
   Campaign        meyakinkan orang lain tentang bagaimana memilih,
   Workers         bergabung dan mendukung partai politik, dipilih jadi
                   kandidat partai politik.

6. Community       Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan dengan
   Activist        masalah-masalah lokal dan melakukan kontak
                   terhadap pejabat-pejabat berkenaan dengan isu-isu
                   sosial.

7. Protesters      Bergabung dengan demonstrasi publik di jalanan,
                   melakukan protes keras bila pemerintah melakukan
                   sesuatu yang salah.
Tingkatan atau piramida partisipasi politik menurut
                  David F. Roth dan Frank L. Wilson (1980).



                                               (Menyimpang)
                                       Pembunuh politik, teroris, pembajak
                             Aktivis

                                 Pejabat umum, pejabat parpol sepenuh waktu,
                                       pimpinan kelompok kepentingan


                               Petugas kampanye, aktif dalam parpol/kelompok
                                kepentingan, aktif dalam proyek-proyek sosial
                Partisipan


Menghadiri rapat umum, anggota kelompok kepentingan, usaha meyakinkan orang, memberikan suara dalam
              pemilu, mendiskusikan masalah politik, perhatian pada perkembangan politik.
       Pengamat

                                           Orang Yang apolitis
TINGKATAN PADA PARTISIPASI POLITIK, SANGAT TERGANTUNG DARI
AKIBAT YANG DISEBABKANNYA :


 Menduduki jabatan politik atau administratif.
 Mencari jabatan politik atau administratif.
 Keanggotaan aktif suatu organisasi politik.
 Keanggotaan pasif suatu organisasi politik.
 Keanggotan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-political).
 Keanggotan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political).
 Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya.
 Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang
  politik.
 Voting (pemberian suara).
b. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PARTISIPASI POLITIK

   1) PENDIDIKAN POLITIK
  Menurut Alfian, Pendidikan politik dapat diartikan sebagai usaha
  sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat
  sehingga mereka memahami dan menghayati betul-betul nilai-nilai
  yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak
  dibangun.


  Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk mewujudkan
  atau setidak-tidaknya menyiapkan kader-kader yang dapat
  diandalkan untuk memenuhi harapan masyarakat luas, dalam arti
  yang benar-benar memahami semangat yang terkandung di dalam
  perjuangan sebagai kader bangsa.
Melalui pendidikan politik, diharapkan kader-kader
    anggota partai politik akan memperoleh manfaat :


1. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan wawasan terhadap masalah-
   masalah atau isu-isu yang bersifat politis.
2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai
   dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan
   partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.
2) KESADARAN POLITIK

 Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik adalah suatu proses batin yang
 menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi (hal terpenting) urusan
 kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.




    Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama, sangat tergantung pada latar
  belakang pendidikannya. Kaum elit dan kelompok menengah, nampak relatif lebih baik.
     Sedangkan kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah, diperlukan
                                pembinaan yang intensif.
PARTISIPASI POLITIK ANGGOTA MASYARAKAT DAPAT
                    DILAKSANAKAN DENGAN :
No   Bidang                       Implementasi Partisipasi politik
1.    Politik   Setiap warga negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak
                langsung dalam kegiatan-kegiatan antara lain :
                a. Ikut memilih dalam pemilihan umum,
                b. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, Presiden, DPR,
                   Menteri, dan sebagainya,
                c. Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi, dan lain-lain.
2.   Ekonomi Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-
             kegiatan antara lain :
             a. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif baik dalam
                bentuk jasa, barang, transportasi, komunikasi, dan sebagainya.
             b. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk-
                produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetitif daripada
                produk luar.
             c. Kesadaran untuk membayar pajak secara teratur demi
                kesejahteraan dan kemajuan bersama.
3.   Sosial- Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan a.l. :
     Budaya a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan
                prestasi belajar yang tinggi.
             b. Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum ,
                seperti: tawuran, narkoba, merampok, berjudi, dan sebagainya.
             c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan
                produktivitas     tinggi   untuk  menunjang       keberhasilan
                pembangunan nasional.
4.   Hankam Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-
            kegiatan antara lain :
            a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan
               profesinya masing-masing.
            b. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau
               lingkungan tempat tinggalnya.
            c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap tegak
               negara Republik Indonesia.
            d. Menjaga stabilitas dan kemanan nasional agar pelaksanaan
               pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2) SOSIALISASI POLITIK

Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar tentang politik dan
mengembangkan orientasi pada politik.




    Sarana Dalam
   Sosialisasi Politik



            Keluarga (family)
            Sekolah
            Partai Politik

More Related Content

What's hot

Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga NegaraMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga NegaraDewi Zulaeva
 
Bab 5 hak dan kewajiban warga negara
Bab 5   hak dan kewajiban warga negaraBab 5   hak dan kewajiban warga negara
Bab 5 hak dan kewajiban warga negaraFathur Marah
 
Persamaan Kedudukan Warga Negara
Persamaan Kedudukan Warga NegaraPersamaan Kedudukan Warga Negara
Persamaan Kedudukan Warga NegaraTeuku Ichsan
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga NegaraHak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga NegaraAline AR
 
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPTHubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPTAndhika Pratama
 
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaHak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaRezy Marsellina
 
Hak, Kewajiban Dan Perilaku Dalam Konstitusi
Hak, Kewajiban Dan Perilaku Dalam KonstitusiHak, Kewajiban Dan Perilaku Dalam Konstitusi
Hak, Kewajiban Dan Perilaku Dalam KonstitusiAji Sanjaya
 
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12Susanto Susanto
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negaraMardiah Ahmad
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang EkonomiHak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang EkonomiRajmil Shalsabila
 
Hak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesiaHak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesiaKhalishah Hanan
 
Warga negara dan negara
Warga negara dan negaraWarga negara dan negara
Warga negara dan negaraeganrad
 
Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945
Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945
Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945Davis Lesmana
 

What's hot (20)

Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan KewarganegaraanPendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga NegaraMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
 
Bab 5 hak dan kewajiban warga negara
Bab 5   hak dan kewajiban warga negaraBab 5   hak dan kewajiban warga negara
Bab 5 hak dan kewajiban warga negara
 
Persamaan Kedudukan Warga Negara
Persamaan Kedudukan Warga NegaraPersamaan Kedudukan Warga Negara
Persamaan Kedudukan Warga Negara
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga NegaraHak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga Negara
 
Tanggung Jawab
Tanggung JawabTanggung Jawab
Tanggung Jawab
 
Materi ppkn sma xii bab 4
Materi ppkn sma xii bab 4Materi ppkn sma xii bab 4
Materi ppkn sma xii bab 4
 
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPTHubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
 
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananyaHak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
Hak kewajiban serta tanggung jawab warga negara dan perananya
 
1
11
1
 
Hak, Kewajiban Dan Perilaku Dalam Konstitusi
Hak, Kewajiban Dan Perilaku Dalam KonstitusiHak, Kewajiban Dan Perilaku Dalam Konstitusi
Hak, Kewajiban Dan Perilaku Dalam Konstitusi
 
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12
Pengertian hak dan kewajiban menurut ahli 12
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang EkonomiHak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
 
Pkn
Pkn Pkn
Pkn
 
Hak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesiaHak dan kewajiban warga negara indonesia
Hak dan kewajiban warga negara indonesia
 
PKn Kelas X
PKn Kelas XPKn Kelas X
PKn Kelas X
 
Warga negara dan negara
Warga negara dan negaraWarga negara dan negara
Warga negara dan negara
 
Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945
Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945
Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945
 

Viewers also liked

Bab v-pers-warga-negara
Bab v-pers-warga-negaraBab v-pers-warga-negara
Bab v-pers-warga-negaraenkin
 
Power Point PKN Bab Persamaan warga negara
Power Point PKN Bab Persamaan warga negaraPower Point PKN Bab Persamaan warga negara
Power Point PKN Bab Persamaan warga negaraNafisatul Layli
 
Dasar negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandang...
Dasar negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandang...Dasar negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandang...
Dasar negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandang...Harfa Putra
 
Cara memperoleh kewarganegaraan ri
Cara memperoleh kewarganegaraan riCara memperoleh kewarganegaraan ri
Cara memperoleh kewarganegaraan rimaryuni ,.
 
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaPeriodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaYosua S L
 
Cara memperoleh kewarganegaraan di indonesia
Cara memperoleh kewarganegaraan di indonesiaCara memperoleh kewarganegaraan di indonesia
Cara memperoleh kewarganegaraan di indonesiaBung Fhadhil
 
Persentasi bab 5 pkn (persamaan kedudukan warga negara
Persentasi bab 5 pkn (persamaan kedudukan warga negaraPersentasi bab 5 pkn (persamaan kedudukan warga negara
Persentasi bab 5 pkn (persamaan kedudukan warga negaraMila Santika
 
Faktor Pendorong,Pendukung dan Penghambat Integrasi Nasional PKN Kelas XI SMA
Faktor Pendorong,Pendukung dan Penghambat Integrasi Nasional PKN Kelas XI SMAFaktor Pendorong,Pendukung dan Penghambat Integrasi Nasional PKN Kelas XI SMA
Faktor Pendorong,Pendukung dan Penghambat Integrasi Nasional PKN Kelas XI SMASma Negeri 1 Pringsewu
 
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasional
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasionalAncaman dan tantangan dalam membangun integritas nasional
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasionalcristianyedogawa
 

Viewers also liked (9)

Bab v-pers-warga-negara
Bab v-pers-warga-negaraBab v-pers-warga-negara
Bab v-pers-warga-negara
 
Power Point PKN Bab Persamaan warga negara
Power Point PKN Bab Persamaan warga negaraPower Point PKN Bab Persamaan warga negara
Power Point PKN Bab Persamaan warga negara
 
Dasar negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandang...
Dasar negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandang...Dasar negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandang...
Dasar negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandang...
 
Cara memperoleh kewarganegaraan ri
Cara memperoleh kewarganegaraan riCara memperoleh kewarganegaraan ri
Cara memperoleh kewarganegaraan ri
 
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaPeriodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
 
Cara memperoleh kewarganegaraan di indonesia
Cara memperoleh kewarganegaraan di indonesiaCara memperoleh kewarganegaraan di indonesia
Cara memperoleh kewarganegaraan di indonesia
 
Persentasi bab 5 pkn (persamaan kedudukan warga negara
Persentasi bab 5 pkn (persamaan kedudukan warga negaraPersentasi bab 5 pkn (persamaan kedudukan warga negara
Persentasi bab 5 pkn (persamaan kedudukan warga negara
 
Faktor Pendorong,Pendukung dan Penghambat Integrasi Nasional PKN Kelas XI SMA
Faktor Pendorong,Pendukung dan Penghambat Integrasi Nasional PKN Kelas XI SMAFaktor Pendorong,Pendukung dan Penghambat Integrasi Nasional PKN Kelas XI SMA
Faktor Pendorong,Pendukung dan Penghambat Integrasi Nasional PKN Kelas XI SMA
 
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasional
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasionalAncaman dan tantangan dalam membangun integritas nasional
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasional
 

Similar to DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI

Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Iko Ishva
 
Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiHubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiAstrid Widhowaty
 
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi   p knHubungan dasar negara dengan konstitusi   p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p knvyahadi
 
Dasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusiDasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusiarsetyambar
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusibyunbella
 
Bab iv konstitusi
Bab iv konstitusiBab iv konstitusi
Bab iv konstitusiwowwwwwiii
 
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-255724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2apotek agam farma
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan IndonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesiarezekysholikhah
 
Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945
Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945
Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945Rido Frans
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraRizza Magfira
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAar00927
 
NEGARA DAN KONSTITUSI
NEGARA DAN KONSTITUSINEGARA DAN KONSTITUSI
NEGARA DAN KONSTITUSIDiana Ellyza
 
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...Ir. Soekarno
 

Similar to DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI (20)

(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945
 
Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiHubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusi
 
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi   p knHubungan dasar negara dengan konstitusi   p kn
Hubungan dasar negara dengan konstitusi p kn
 
Dasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusiDasar negara dan konstitusi
Dasar negara dan konstitusi
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusi
 
Bab iv konstitusi
Bab iv konstitusiBab iv konstitusi
Bab iv konstitusi
 
Makalah konstitusional dan negara
Makalah konstitusional dan negaraMakalah konstitusional dan negara
Makalah konstitusional dan negara
 
Negara dan konstitusi done
Negara dan konstitusi doneNegara dan konstitusi done
Negara dan konstitusi done
 
Konstitusi
KonstitusiKonstitusi
Konstitusi
 
LANJUTAN 8.pptx
LANJUTAN 8.pptxLANJUTAN 8.pptx
LANJUTAN 8.pptx
 
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-255724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
55724153 materi-pkn-kelas-x-semester-2
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan IndonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
 
Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945
Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945
Sistem konstitusi & dinamika pelaksanaan uud 1945
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
NEGARA DAN KONSTITUSI
NEGARA DAN KONSTITUSINEGARA DAN KONSTITUSI
NEGARA DAN KONSTITUSI
 
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
 
Konstitusi
KonstitusiKonstitusi
Konstitusi
 
Makalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusiiMakalah negara dan konstitusii
Makalah negara dan konstitusii
 

DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI

  • 1. DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI
  • 2. Standar Kompetensi • Menganalisis hubungan dasar Negara dengan Konstitusi.
  • 3. Kompetensi Dasar • Mendeskripsikan hubungan dasar Negara dengan Konstitusi. • Menganalisis substansi Konstitusi Negara. • Menganalisis kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia. • Menunjukkan sikap positif terhadap Konstitusi Negara.
  • 4. Indikator 1. Mendeskripsikan pengertian dasar negara 2. Mendeskripsikan pengertian konstitusi negara 3. Menguraikan tujuan dan nilai konstitusi 4. Menyimpulkan keterkaitan dasar negara dengan konsitusi sebuah di negara 5. Menguraikan unsur sebuah konstitusi 6. Menyimpulkan ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu 7. Menganalisis substansi konstitusi Indonesia
  • 5. Hubungan Dasar Negara dan Konstitusi Menganalisis Substansi Menurut Para Ahli Konstitusi Negara Menganalisis Undang-Undang Dasar Negara Hubungan Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Negara dengan Dasar Negara dan Konstitusi pada Konstitusi Negara Liberal Konstitusi Negara RI dengan Negara Liberal dan Konstitusi Negara Komunis negara Komunis Pengertian Dasar Negara dan Konstitusi Menganalisis Hakikat Pembukaan UUD 1945 Kedudukan Keterkaitan Dasar Pembukaan UUD 1945 Negara dengan Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Konstitusi Menunjukkan Sikap Positif Terhadap Konstitusi Negara
  • 6. Pengertian Dasar Negara • Dasar negara berasal dari kata dasar dan negara. Arti kata dasar adalah landasan atau foundamental. Arti kata negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang didalamnya harus ada rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Arti kata dasar negara bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila seperti yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. • Dasar Negara adalah fandemen yang kokoh dan kuat serta bersumbar dari pandangan hidup atau falsafah(cerminan dari peradaban, kebudayaan, keluhuran budi dan kepribadian yang tumbuh dalam sejarah perkembangan Indonesia) yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, yang dijadikan tuntunan hidup bagi bangsanya. • Dasar Negara akan kuat karena diambil dari pandangan hidup bangsanya yang memuat nilai-nilai luhur budaya bangsa.
  • 7. Fungsi Dasar Negara 1. Dasar berdiri dan tegaknya negara 2. Dasar kegiatan penyelenggaraan negara 3. Dasar partisipasi warga negara 4. Dasar pergaulan antarwarga negara 5. Dasar dan sumber hukum nasional
  • 8. Hakikat Dasar Negara  Hans Kelsen, norma-norma hukum itu bertingkat dab berlapis-lapis dalam suatu tata urutan tertentu. Suatu norma yang lebih rendah akan berdasar, bersumber dan berlaku pada norma yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi lagi, dan seterusnya. Norma tertinggi itu disebut norma dasar, yang ditetapkan oleh masyarakat sebagai tempat bergantung norma- norma di bawahnya, disebut juga TEORI JENJANG NORMA HUKUM (stufsentheorie).
  • 9.  Hans Nawiasky, menghubungkan Teori Jenjang Norma Hukum dalam kaitannya dengan negara. Menurutnya, norma hukum dalam suatu negara juga berjenjang dan bertingkat membentuk suatu tertib hukum. Norma yang di bawah bersumber dan berlaku pada norma yang tertinggi dalam negara, disebut dengan norma fundamental negara (Staafundamental norm). • Kelompok Norma Hukum Hans :  Staafundamentalnorm, fundamental negara  Staafgrundgesetz, aturan dasar/pokok negara  Formelgesetz, undang-undang  Verordnung dan auton ome satzung, aturan pelaksanaan dan aturan autonom
  • 10. Konstitusi Negara • Konstitusi berasal dari kata kerja constituer (Prancis) yang berarti membentuk. Menurut Omadi S. Diponolo, kata konstitusi dalam bahasa Inggris dan Prancis yang berarti dasar susunan badan. Sedangkan dalam Bahasa Belanda disebut dengan istilah Groundwet yang berarti undang- undang dasar. • Konstitusi (Latin constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara - biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis - Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya,
  • 11. Pengertian Konstitusi di Indonesia, dibagi menjadi dua : •Yang pertama menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah negara. •Yang kedua, konstitusi diberi arti sempit yang tidak menggambarkan keseluruhan kumpulan peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Undang-Undang Dasar Arti Luas Undang-Undang Organik Peraturan Perundang-Undangan lainnya Arti Konstitusi Undang-Undang Dasar Arti Sempit Undang-Undang Dasar
  • 12. Konstitusi memiliki arti yang lebih luas dari undang-undang dasar. Herman Heller dalam bukunya yang berjudul Verfasunglehre (ajaran tentang konstitusi), membagi konstitusi dalam tiga kelas, yaitu : 1. Konstitusi sebagai pengertian sosial politik Cermin keadaan sosial politik bangsa itu sendiri. Political Decission merupakan keputusan masyarakat itu sendiri. 2. Konstitusi sebagai pengertian hukum Keputusan masyarakat yang dijadikan suatu perumusan normatif yang harus berlaku. Pengertian politik adalah sebagai eine seine yang berarti suatu kenyataan yang harus berlaku dan diberikan suatu sanksi kalau melanggar 3. Konstitusi sebagai pengertian suatu peraturan Kemudian ditulis dalam suatu naskah sebagai Undang – Undang yang tertinggi yang berlaku di suatu Negara.
  • 13. Tujuan Konstitusi - Memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik. - Membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa, serta menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan negara. - Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya. - Pedoman penyelengaraan negara, maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
  • 14. Kedudukan Konstitusi • Kedudukan konsitusi atau hukum dasar negara yang tertulis dinilai paling tinggi kedudukannya dibandingkan dengan peraturan- peraturan yang lain, maka terdapat perbedaan antara UUD dengan undang-undang di bawahnya yaitu: 1. Di Amerika Serikat, India, dan Jerman wewenang terletak ditangan Mahkamah Agung Federal. • Di negara-negara ini berlaku asas Judical Supermacy dan Mahkamah Agung dianggap sebagai pengawas UUD (guardian of the constitution)
  • 15. 2. Di Prancis wewenang ada di Mahkamah Konstitusi yang terdiri atas para hakim agung ditambah dengan beberapa hakim lain. 3. Di Indonesia lembaga yang berwewenang adalah MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) yang terdiri atas anggota DPR dan Dewan Perwakilan Daerah.
  • 16. Sifat Konstitusi 1. Konstitusi luwes maksudnya apabila diperlukan konstitusi tidak membutuhkan prosedur yang istimewa atau rumit. Perubahan itu cukup dilakukan oleh badan pembuat undang-undang biasa. 2. Konstitusi kaku merupakan kebalikan dari konstitusi luwes. Perubahan konstitusi memerlukan prosedur yang istimewa dan rumit. Konstitusi yang besifat kaku tidak dapat megikuti perkembangan zaman karena tidak hanya memuat hal-hal pokok saja, namun juga memuat hal-hal yang penting. UUD 1945 meskipun perubahannya membutuhkan prosedur istimewa, namun bersifat luwes karena memuat ketentuan- ketentuan yang bersifat pokok-pokok saja sehingga mudah mengikuti perkembangan zaman.
  • 17. Fungsi Konstitusi • Menurut paham konstitusionalisme konstitusi adalah suatu “lembaga” yang mempunyai fungsi khusus, yaitu: 1. Menentukan dan membatasi kekuasaan pemerintah 2. Menjamin hak-hak asasi warga negara • Konstitusi dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah sekalipun. • Konstitusi yang pernah belaku di Indonesi adalah UUD 1945, UUD RIS, UUDS 1950, UUD 1945
  • 18. Menganalisis Substansi Konstitusi Negara • Menurut C.F. Strong dalam bukunya Modern Political Constitution, konstitusi dapat dibedakan antara konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis. Suatu konstitusi disebut tertulis tidak berupa suatu naskah (documentary constitution), sedangkan konstitusi tidak tertulis tidak berupa suatu naskah (nondocumentary contitution) dan banyak dipengaruhi oleh tradisi dan konversi. Contohnya konstitusi negara Inggris hanya berupa kumpulan dokumen. • Menurut Sri Sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu: • Jaminan terhadap HAM dan warga negara. • Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental (dasar). • Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan
  • 19. • Menurut Miriam budiarjo, konstitusi memuat tentang ciri- ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu: • Yang bersifat adil agar suatu bentuk pemerintahan dapat dijalankan secara demokrasi dengan memperhatikan kepentingan rakyat. • Melindungi asas demokrasi. • Menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada ditangan rakyat untuk melaksanakan dasar negara • Menentukan suatu hukum
  • 20. • Konstitusi atau hukum dasar dapat pula dibedakan antara hukum dasar tertulis (written constitution) yaitu Undang-Undang Dasar, dan hukum dasar tidak tertulis (unwritten constitution) yaitu konvensi. • Salah satu contoh konvensi yang berlaku di Indonesia adalah pelaksanaan pidato kenegaraan presiden menjelang peringatan Proklamasi 17 Agustus.
  • 21. Kaitan Dasar Negara dan Konstitusi • Keterkaitan antar dasar negara dan konsitusi tampak pada gagasan dasar, cita-cita, dan tujuan negara yang tertuang dalam mukadimah atau Pembukaan Undang-Undang Dasar suatu negara. • Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebatinan negara. Pembukaan memuat asas kerohanian negara, asas politik negara, asas tujuan negara, serta menjadi dasar hukum daripada undang-undang. Pancasila dengan batang tubuh merupakan wujud yuridis konstitusional tentang sesuatu yang telah dirumuskan dalam pembukaan. Dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan Pancasila yang telah dirumuskan dalam pembukaan. Dalam pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan Pancasila yang amat jelas kedudukannya sebagai sumber hukum tata negara.
  • 22. Adapun peraturan perundangan negara Indonesia adalah: 1. UUD 1945 2. Ketetapan MPR Republik Indonesia 3. Undang-undang 4. Peraturan pemerintah penggatnti undang-undang (Perpu) 5. Peraturan pemerintah 6. Keputusan presiden 7. Peraturan daerah Jadi Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber hukum dasar bagi penyusunan perundangan negara. UUD 1945 adalah peraturan perundangan teringgi negara Indonesia yang bersumberkan pada Pancasila.
  • 23. Sebagai ahli ilmu politik melihat konstitusi dan Undang-Undang Dasar sebagai dua hal yang sama, sementara sebagia ahli yang lain melihatnya sebagai dua hal yang berbeda. • Berikut pandangan mereka: 1. Herman Heller • Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas daripada Undang-Undang Dasar. Konstitusi sebenarnya tidak hanya semata-mata bersifat yuridis, tetapi juga sosiologis dan politis. 2. Oliver Cromwell • Undang- Undang dasar itu merupakan “instrument of govern”, yaitu bahwa undang- undang dibuat sebagai pegangan untuk memerintah. Dalam arti ini, konstitusi dan Undang- Undang Dasar identik. 3. F. Lasalle • Konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubungan antara kekuasaan yang terdapat di dalam masyarakat, seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata didalam masyrakat, misalnya kepala negara, angkatan perang, partai politik, buruh tani, pegawai, dan sebagainya
  • 24. Periode Berlakunya Undang-Undang Dasar Negara Indonesia • Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949 • Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis. • Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 • Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. • bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.
  • 25. Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998 • Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada fihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita. Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui sejumlah peraturan: 1. Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya.
  • 26. 2. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum. 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.
  • 27. Periode 21 Mei 1998 - 19 Oktober 1999 • Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI. • Periode UUD 1945 Amandemen • Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
  • 28. • Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
  • 29. Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR: • Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD 1945 • Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD 1945 • Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga UUD 1945 • Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat UUD 1945
  • 30. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia • Proklamasi kemerdekaan dijabarkan secara rinci dalam Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 berperan atau berkedudukan sebagai pernyataan kemerdekaan Indonesia yang didalamnya memuat dasar, falsafah, pedoman, dasar-dasar kebangsaan dan kenegaraan. • Di dalam Pembukaan UUD 1945 inilah kita dapat menemukan keberadaan (eksistensi) berbangsa dan bernegara Indonesia. Denag demikian seluruh arah dan tujuan serta tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia harus merupakan cerminan, turunan atau penjabaran dari Pembukaan UDD 1945.
  • 31. • Oleh karena itu vitalnya kedudukan Pembukaan UUD 1945, Pembukaan UUD 1945 dijadikan sebagai norma fundamental. Rumusan kata dan kalimat yang terkandung di dalamnya tidak boleh diubah oleh siapa pun termasuk MPR hasil pemilu. Pengubahan Pembukaan UUD 1945 berarti mengubah esensi cita moral dan cita-cita hukum yang ingin diwujudkan dan ditetapkan oleh bangsa Indonesia. • Pembukaan UUD 1945 bagi Indonesia merupakan sumber motivasi dan aspirasi tekad dan semangat bangsa Indonesia serta cita-cita hukum dan moral yang ingin ditegakkan, baik dalam lingkup nasional maupun internasional.
  • 32. Pokok-pokok pikiran Pembukaan UDD 1945 • Pembukaan UUD 1945 selain mempunyai makna yang sangat mendalam, juga mengandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari UDD 1945. Pokok-pokok pikiran tersebut mewujudkan cita hukum (rechtsidu) yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum dasar tertulis (UUD) maupun hukum dasar yang tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 adalah, sebagai berikut: • Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasrkan atas persatuan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia • Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
  • 33. • Negara yang berkedaulatan rakyat yang berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan • Negara berdasarkan atasa Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaa yang adil dan beradab. • Dengan demikian apabila kita perhatikan dari keempat pokok pikiran tersebut tampak bahwa pokok-pokok pikiran itu tidak lain adalah pancaran dari falsafah negara Pancasila. Pokok-pokok pikiran dituangkan kedalam pasal Batang Tubuh Undang- Undang Dasar 1945
  • 34. Pertama • Isi : Bahwa sesunguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa san oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapusakan karena tidak sesuai dengan perikemanuasiaan dan perikeadilan. • Makna yang terkandung: • Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan membeka kemerdekaan melawan penjajah dalam segala bentuk. • Pernyataan subyektif bangsa Indonesia untuk menentang dan menghapus penjajahan diatas muka bumi. • Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. • Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa Indonesia untuk beridiri sendiri.
  • 35. Kedua • Isi : Dan pejuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang bebahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulan, adil dan makmur. • Makna yang terkandung: • Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia adalah melalui perjuangan pergerakan melawan pejajah. • Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan. • Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetapi harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
  • 36. Ketiga • Isi : Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. • Makna yang terkandung: • Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita adalah berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa. • Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa Indonesia terhadap suatu kehidupan yang bekesinambungan antara kehidupan material dan spiritual dan kehidupan di dunia dan akhirat.
  • 37. Keempat • Isi : Kemudian daripada itu untuk memebntuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umu, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang- Undang Dasar negara Republik Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • 38. Makna yang terkandung: •Pengukuhan pernyataan proklamasi kemerdekaan. •Adanya fungsi dan sekaligus tujuan negara Indonesia yaitu: a.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. b.Memajukan kesejahteraan umum. c.Mencerdaskan kehidupan bangsa dan d.Ikut melaksanakan ketertiban dunia yabg berdasarkan kemerdekaan, perdamain dan keadilan sosial. •Kemerdekaan kebangsaan Indonesia yang disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar. •Susunan/bentuk negara Republik Indonesia. •Sistem pemerintahan negara yaitu berdasarkan kedaulatan rakyat/demokrasi, •Dasar negara pancasila.
  • 39. Makna Nilai-Nilai Dasar Negara Indonesia Ketuhanan Yang Maha Esa Memahami substansi nilai-nilai dasar negara adalah menjadi hak dan kewajiban setiap warga negara. Tatkala memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup ini maknanya: mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni masyarakat yang anggotanya dijiwai oleh semangat mencapai ridho Tuhan / Mardlatillah, melalui perbuatan-perbuatan baik bagi sesama manusia dan kepada seluruh makhluk. Karenanya, membangun Indonesia berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa adalah membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing- masing. Dari dasar Ketuhanan Yang Maha Esa ini pula menyatakan bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama, apapun agama dan keyakinan mereka.
  • 40. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sejarah adalah wujud pengalaman manusia untuk berperadaban dan berkebudayaan, karenanya, peradaban, politik, dan kebudayaan adalah bagian dari pada kehidupan manusia. Kemanusiaan, sangat erat hubungannya dengan ketuhanan. Ajaran Illahi menjadi tidak dapat diimplementasikan jika tidak wujud sikap kemanusiaan yang hakiki. Struktur pemerintahan tidak sepenting semangat perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab yang jauh dari pada pendendam dan egoistik / ananiyah. Demokrasi yang paling menyeluruh sekalipun akan membawa sengsara, jika rakyat tidak memiliki sikap kemanusiaan yang adil dan beradab / jujur, apapun sistem pemerintahan yang ditempuh, tanpa semangat kemanusiaan yang adil dan beradab sengsara jua ujungnya. Kemanusiaan yang adil dan beradab memerlukan kesetiaan pada diri ketika menjalani kehidupan, kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sebuah semangat dan kegigihan mengajak masyarakat agar kembali ke pangkal jalan dan membangun kembali revolusi batin masing-masing, mendisiplinkan diri dengan baik, untuk menemukan kendali dan penguasaan diri. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah suatu kemampuan untuk menyeimbangkan antar kemakmuran lahiriyah dengan kehidupan ruhaniyah. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah semangat mempersiapkan generasi penerus yang mampu melihat lebih dari kepentingan diri sendiri serta memiliki perspektif yang jelas untuk kemajuan masyarakatnya.
  • 41. Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yakni manusia yang berperadaban. Manusia yang berperadaban tentunya lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, dan lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, yang mengenal hukum. Hidup dengan hukum dan peraturan adalah ciri masyarakat berperadaban dan berkebudayaan. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah semangat membangun pandangan tentang kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih. Kemanusiaan yang adil dan beradab menimbulkan semangat universal yang mewujudkan sikap bahwa semua bangsa dapat dan harus hidup dalam harmoni penuh toleransi dan damai. Kemanusiaan yang adil dan beradab akan menghantar kehidupan menjadi bermakna, karena dicapai dengan berbakti tanpa mementingkan diri sendiri demi kebaikan bersama.
  • 42. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah suatu sikap revitalisasi diri, untuk memupuk dinamisme kreatif kehidupan, yang menghantarkan seseorang menjadi selalu dinamis, selalu sensitif dan peka pada gerak perubahan dan pembaharuan. Revitalisasi diri sebagai buah kemanusiaan yang adil dan beradab, tidak terbatas bagi pemeluk agama tertentu siapapun dengan agama apapun dapat melakukannya. Semakin teguh seseorang menempuh kemanusiaan yang adil dan beradab, semakin rendah hati, dan semakin teguh keyakinannya semakin murah hati pula. Dalam hal ini, misi tulen agama adalah untuk memupuk pembentukan sifat dan menggalakkan usaha menguasai diri, yakni toleran dan damai.
  • 43. Persatuan Indonesia Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian yang telah bersatu. Persatuan Indonesia adalah suatu landasan hidup bangsa atau sistem, yang selalu mementingkan silaturahim, kesetiakawanan, kesetiaan, dan keberanian. Kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Indonesia wujud dan hidup untuk mewujudkan kasih sayang sesama bangsa maupun antarbangsa. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dengan dunia luar. Suatu upaya untuk mengimbangi kepentingan diri dengan kepentingan bangsa lain, atau dalam tataran yang lebih mendalam antara individu bangsa dan alam sejagad, yang merupakan suatu ciri yang diinginkan sebagai warga dunia. Dalam jangka panjang, prinsip persatuan Indonesia harus menjadi asas ruhaniah suatu peraturan-peraturan dan struktur membangun satu orde antarbangsa yang adil.
  • 44. Persatuan Indonesia harus mampu menanamkan pemikiran terbuka dan pandangan jauh bagi bangsa Indonesia, sebab hanya mereka yang berpandangan jauh dan berpikiran terbuka yang dapat mendukung aspirasi ke arah internasionalisme maupun globalisme. Persatuan Indonesia seperti ini, akan menghantar rakyat Indonesia memiliki kebanggaan yang tulus tentang identitas mereka sebagai warga negara maupun warga dunia. Pandangan dan sikap seperti ini tidak akan melenyapkan ciri-ciri unggul suatu bangsa, malahan akan dapat memantapkan ciri-ciri unik sebuah masyarakat bangsa, yakni masyarakat bangsa yang sadar terhadap tanggung jawab global, bersatu dalam mewujudkan persatuan universal, masing-masing menyumbangkan keistimewaannya. Persatuan Indonesia seperti ini akan mampu menyingkirkan permusuhan internal bangsa, sebab pencapaiannya tidak melalui kekuatan militer, melainkan melalui tuntutan ilmu, dan peradaban yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. Persatuan Indonesia yang berpegang pada prinsip bahwa kemajuan kebudayaan dapat menyamai nilai-nilai universal, sehingga dapat menjadi kekuatan yang dapat mengangkat harkat martabat rakyat untuk menjadi warga negara dan seterusnya warga dunia yang baik.
  • 45. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Suatu landasan yang harus mampu menghantar kepada prinsip-prinsip republikanisme, populisme, rasionalisme, demokratisme, dan reformisme yang diperteguh oleh semangat keterbukaan, dan usaha ke arah kerakyatan universal. Prinsip-prinsip kerakyatan seperti ini, harus menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia meyadari potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan. Yakni kerakyatan yang selalu memberi nafas baru kepada bangsa dan negara dalam menciptakan suatu kehidupan yang penuh persaingan sehat. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan adalah kerakyatan yang dipimpin oleh pendidikan yang mumpuni. Sebab pendidikan merupakan prasyarat untuk menyatukan rohaniah. Pendidikan adalah tonggak utama makna daripada hikmah kebijaksanaan. Hikmah kebijaksanaan atau pendidikan akan mewarnai kerakyatan yang penuh harmoni, toleransi dan damai, jauh daripada sikap radikalisme apatah lagi terorisme.
  • 46. Hikmah kebijaksanaan atau pendidikan, mampu menciptakan interaksi dan rangsangan interdependensi antar manusia dalam lingkungan bangsa yang multikultural dan majemuk. Sebab manusia berpendidikan akan selalu menghormati suatu proses dalam segala hal. Hikmah kebijaksanaan atau pendidikan menjadi pedoman kerakyatan, sebab ia merupakan cara yang paling lurus dan pasti, menuju kearah harmoni, toleransi dan damai. Pendidikanlah yang memungkinkan kita selaku rakyat suatu bangsa dapat bersikap toleran atas wujud kemajemukan bangsa. Hikmah kebijaksanaan menampilkan rakyat berfikir pada tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri daripada belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit. Karenanya membangun hikmah kebijaksanaan adalah membangun pendidikan, dan itulah hakekat membangun kerakyatan yang berperadaban yang kaya akan kebudayaan, yakni kerakyatan yang terhindar dari saling curiga dan permusuhan.
  • 47. Mewujudkan Suatu Keadilan Sosial Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah merupakan tujuan dari cita-cita bernegara dan berbangsa, menyangkut keilmuan, keikhlasan pemikiran, kelapangan hati, peradaban, kesejahteraan keluarga, keadilan masyarakat dan kedamaian. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik yang setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Dengan mewujudkan segala usaha yang berarti yang diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga memiliki pendirian dan moral yang tegas.
  • 48. Mewujudkan suatu keadilan sosial, juga berarti mewujudkan azas masyarakat yang stabil yang ditumbuhkan oleh warga masyarakat itu sendiri, mengarah pada terciptanya suatu sistem teratur yang menyeluruh melalui penyempurnaan pribadi anggota masyarakat, sehingga wujud suatu cara yang benar bagi setiap individu untuk membawa diri dan suatu cara yang benar untuk memperlakukan orang lain. Karenanya, mewujudkan suatu keadilan harus menjadi suatu gerakan kemanusiaan yang serius, dan sungguh-sungguh dilakukan oleh rakyat, dengan metoda dan pengorganisasian yang jitu sehingga tujuan mulia ini tidak berbalik menjadi paradoks dan kontradiktif yakni menjadi gerakan pemerkosaan terhadap nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.
  • 49. SIKAP POSITIF TERHADAP KONSTITUSI NEGARA Sikap positif terhadap konstitusi negara adalah pendirian atau pola yang memandang baik, menghargai, dan menjungjung tinggi terhadap konstitusi atau UUD. Sikap teerhadap konstitusi terwujud dalam paham konstitusionalisme. Konstitusionalisme akan menanamkan kesadaran betapa pentingnya konstitusi atau UDD dihormati, ditegakkan, dan diataati dalam penyelenggaraan negara baik pemerintah/penguasa negara dan warga negara. Negara Indonesia didirikan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana dirumuskan kedalam Pembukaan UUD 1945. Para penyelenggara ditentukan untuk memimpin pencapain tujuan itu. Agar para penyelenggara benar-benar dapat mewujudkan tujuan nasional mereka harus mendasarkan semua kegiatan pemerintahan pada Pancasila.
  • 50. Semua warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban sama untuk mempertahankan negara dan berpartisipasi dalam upaya bersama mencapai tujuan bangsa. Dalam menggunakan hak dan berpartisipasi dalam upaya bersama mencapai tujuan bangsa. Dalam menggunkan hak dan menunaikan kewajiban itu seluruh warga negara harus berpedoman dengan Pancasila dan UUD 1945. Pancasila tidak hanya menjadi dasar hubungan antar warga negara dan negara melainkan juga dasar bagi hubungan antar warga negara dalam seluruh bidang kehidupan baik bidang ekonomi, social budaya, dan lain-lain. Agar negara dapat berfungsi dengan semestinya maka negara sangat menentukan eksistensi warga negaranya. Bentuk eksistensi tersebut dapat diwujudkan dengan mendukung berlakunya konstitusi negara. Untuk itu perlu dipahami dan dikembangkan sifat dan perilaku warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
  • 51. Pilih lah jawaban yang tepat... 1. Amandemen Pertama UUD 1945 dilakukan pada tanggal.... a) 14 – 21 Oktober 1999 b) 15 – 21 Oktober 1999 c) 14 – 21 Januari 1999 d) 15 – 21 Januari 1999 2. Amandemen Keempat UUD 1945 dilakukan pada tanggal.... a) 1 – 11 November 2002 b) 1 – 11 Agustus 2002 c) 1 – 11 July 2002 d) 1 – 11 Desember 2002 3. Amandemen Kedua UUD 1945 dilakukan pada tanggal.... a) 7 – 18 April 2000 b) 7 – 18 Desember 2000 c) 7 – 18 Januari 2000 d) 7 – 18 Agustus 2000
  • 52. 4. Amandemen Ketiga UUD 1945 dilakukan pada tanggal.... a) 1 – 9 Desember b) 1 – 9 Maret c) 1 – 9 April d) 1 – 9 November 5. Negara yang wewenangnya terletak ditangan Mahkamah Agung Federal kecuali.... a) Amerika Serikat b) India c) Indonesia d) Jerman 6. Fungsi dan sekaligus tujuan negara Indonesia yaitu... a) Memajukan kesejahteraan umum b) Membodohkan kehidupan bangsa c) Ikut membuat kekacauan dunia d) Tidak melindungi bangsa Indonesia 7. The rule of law bersumber pada teori ... a) Kedaulatan raja b) Kedaulatan negara c) Kedaulatan rakyat d) Kedaulatan hukum
  • 53. 8. Konstitusi dalam pengertian sempit adalah... a) Pancasila b) UUD c) UU organic d) Konvensi/Kebiasaan 9. Tujuan perubahan UUD Negara RI 1945 yang dilakukan bangsa Indonesia adalah... a) Membentuk struktur ketatanegaraan b) Mewujudkan kebebasan berpendapat c) Menyempurnakan aturan dasar mengenai tata negara d) Mempertegas kekuasaan pemerintah 10. Dalam melakukan perubahan-perubahan atau amandemen terhadap UUD 1945 terdapat kesepakatan yang sangat mendasar yaitu tidak melakukan perubahan terhadap … a) Pembukaan UUD 1945 b) Batang tubuh UUD 1945 c) Pasal-Pasal mengenai lembaga Negara d) Aturan peradilan
  • 54. Jawab lah Pertanyaan Berikut Ini 1. Jelaskan Sistem Pemerintahan dan Bentuk Pemerintahan Pada Masa Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950. 2. Sebutkan peraturan perundangan Negara Indonesia . 3. Sebutkan Ciri- ciri sebuah konstitusi bagi Negara menurut Miriam Budiarjo. 4. Sebutkan Tujuan Konstitusi. 5. Sebutkan dan Jelaskan Sifat Konstitusi.
  • 55. Jawaban 1. Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya 2. Adapun peraturan perundangan negara Indonesia adalah: • UUD 1945 • Ketetapan MPR Republik Indonesia • Undang-undang • Peraturan pemerintah penggatnti undang-undang (Perpu) • Peraturan pemerintah • Keputusan presiden • Peraturan daerah
  • 56. 3. Menurut Miriam budiarjo, konstitusi memuat tentang ciri- ciri sebuah konstitusi bagi negara tertentu: • Yang bersifat adil agar suatu bentuk pemerintahan dapat dijalankan secara demokrasi dengan memperhatikan kepentingan rakyat. • Melindungi asas demokrasi. • Menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada ditangan rakyat untuk melaksanakan dasar negara • Menentukan suatu hukum 4. Memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik. • Membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa, serta menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan negara. • Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya. • Pedoman penyelengaraan negara, maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
  • 57. 5. Konstitusi luwes maksudnya apabila diperlukan konstitusi tidak membutuhkan prosedur yang istimewa atau rumit. Perubahan itu cukup dilakukan oleh badan pembuat undang-undang biasa. • Konstitusi kaku merupakan kebalikan dari konstitusi luwes. Perubahan konstitusi memerlukan prosedur yang istimewa dan rumit. Konstitusi yang besifat kaku tidak dapat megikuti perkembangan zaman karena tidak hanya memuat hal-hal pokok saja, namun juga memuat hal-hal yang penting. UUD 1945 meskipun perubahannya membutuhkan prosedur istimewa, namun bersifat luwes karena memuat ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok-pokok saja sehingga mudah mengikuti perkembangan zaman.
  • 59. Kompetensi Dasar : 5.1. Mendeskripsikan kedudukan Standar warga negara dan pewargane- Kompetensi : garaan di Indonesia. 5. Menghargai persamaan 5.2. Menganalisis persamaan kedu- kedudukan dukan warga negara dalam warga nega- kehidupan bermasyarakat, ra dalam berbagai berbangsa, dan bernegara. aspek kehi- 5.3. Menghargai persamaan kedu- dupan. dukan warganegara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku.
  • 60. (Indikator)  Menguraikan pengertian rakyat di dalam suatu negara dan asas kewarganegaraan.  Mendeskripsikan penduduk dan warga negara Indonesia.  Menganalisis undang-undang kewargane- garaan Indonesia  Menganalisis kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di Indonesia.
  • 61. (Indikator)  Menguraikan makna persamaan.  Mendeskripsikan jaminan persamaan hidup berdasarkan pendekatan kultural dan konstitusi negara.  Menganalisis jaminan persamaan hidup dalam Pembukaan UUD 1945, Sila-sila Pancasila, UUD 1945 dan Peraturan Perundangan lainnya.  Menampilkan sikap menghargai persamaan kedudukan warga negara.
  • 62. Penduduk  Bukan Penduduk Rakyat Dalam Suatu Negara  Warga Negara  Bukan WN KEDUDUKAN Asas Kewarganegaraan WARGA NEGARA & PERWAGA- NEGARAAN DI Penduduk dan Warga Negara INDONESIA Indonesia Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia Kedudukan Warga negara dan Pewarganegaraan di Indonesia
  • 63. Makna Persamaan Pendekatan Kultural Jaminan PERSAMAAN Persamaan Hidup Dalam Konstitusi KEDUDUKAN Negara WARGA NEGARA Tidak Diskriminatif
  • 64. 1. Kewarganegaraan R.I. a. Rakyat Dalam Suatu Negara Yaitu meliputi semua orang yg bertempat tinggal di dlm wilayah kekuasaan negara & tunduk pada kekusaan negara itu Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Secara hukum, rakyat merupakan warga negara dalam suatu negara yang memiliki ikatan hukum dengan pemerintah.
  • 65. Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu dapat dibedakan penduduk & bukan penduduk. 1. Penduduk, adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap) untuk jangka waktu lama. Penduduk yang memiliki status kewarganegaraan, disebut sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), Warga Negara Asing (WNA) yg menetap di Indonesia karena suatu pekerjaan, disebut juga penduduk. 2. Bukan Penduduk, adalah mereka yang berada di dalam suatu wilayah negara hanya untuk sementara waktu. Contoh : para turis mancanegara.
  • 66. Rakyat, berdasarkan hubungannya dengan pemerintah negaranya dapat dibedakan warga negara & bukan warga negara. 1. Warga Negara, adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu mrp anggota dari suatu negara, dengan status kewarganegaraan WN asli atau WN keturunan asing. WN juga dapat diperoleh melalui proses naturalisasi. 2. Bukan Warga Negara (orang asing), adalah mereka yang berada pada suatu negara tetapi secara hukum tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun tunduk pada pemerintah di mana mereka berada (Duta Besar, Kontraktor Asing, dsb).
  • 67. b. Asas Kewarganegaraan Penentuan status kewarganegaraan lazim digunakan :  Stelsel aktif, dengan melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu secara aktif.  Stelsel pasif, tanpa harus melakukan tindakan hukum tertentu. Seseorang dalam suatu negara pada dasarnya memiliki hak-hak :  Hak Opsi adalah hak untuk memilik suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif).  Hak Repudiasi adalah hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (dalam stelsel pasif)
  • 68. Penentuan Kewarganegaraan dpt dibedakan menurut Asas :  Ius Soli, penentuan asas kewarganegaraan berdasar-kan daerah/negara tempat di mana ia dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A maka ia akan menjadi warga negara A, walaupun orang tuanya adalah warga negara B. (Inggris, Mesir, Amerika, dll).  Ius Sanguinis, penentuan asas kewarganegaraan ber-dasarkan pertalian darah/keturunan dari orang ybs. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga negara B, maka orang tersebut tetap menjadi warga negara B (dianut oleh negara RRC).
  • 69. c. Penduduk dan Warga Negara Indonesia Pasal 26 UUD 1945 perihal Warga Negara dan Penduduk : • Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. • Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. • Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
  • 70. Penduduk di Indonesia, berdasarkan Indische Staatsregeling tahun 1927, terbagi dalam 3 golongan, yaitu :  Golongan Eropa, yang terdiri atas : 1. Bangsa Belanda, 2. Bukan Bangsa Belanda, tetapi orang yang asalnya dari Eropa 3. Bangsa Jepang (untuk kepentingan hubungan perdagangan) 4. Orang-orang yang berasal dari negara lain yang hukum keluarganya sama dengan hukum keluarga Belanda (Amerika, Australia, Rusia, dan Afrika Selatan), dan keturunannya.  Golongan Timur Asing, yang terdir atas : 1. Golongan Cina (Tionghoa), dan 2. Golongan Timur Asing bukan Cina (orang Arab, India, Pakistan, Mesir, dan lain-lain).  Golongan Bumiputera (Indonesia), yang meliputi: 1. Orang-orang Indonesia asli serta keturunannya yang tidak memasuki golongan rakyat lain, dan 2. Orang yang mula-mula termasuk golongan rakyat lain, lalu masuk dan menyesuaikan hidupnya dengan golongan Indonesia asli.
  • 71. 1. Undang-Undang RI Nomor 3/1946 tentang Kewarganegaraan Indonesia. 2. Undang-Undang No. 2/1958, tentang Penye-lesaian Dwi kewarga-negaraan antara Indo-nesia dan RRC, Peraturan 3. Undang-Undang No. 62/1958 tentang Kewarganegaraan perundangan Indonesia sebagai penyempurnaan Undang-Undang No. 3/Tahun 1946, tentang warga 4. Undang-Undang No. 4 Tahun 1969 tentang Pencabutan negara Indo- UU No. 2 Tahun 1958 dan dinyatakan tidak berlaku lagi, nesia yang 5. Undang-Undang No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan pernah berlaku Pasal 18 UU No. 62 Tahun 1958, : 6. Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
  • 72.  Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian,  Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1994 Tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian. Peraturan perundangan  Peraturan Pemerintah RI No.18 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI pendukung No. 32/1994 Tentang Visa, Izin Masuk dan Izin pelaksanaan Keimigrasian. UU tentang  Instruksi Presiden RI No. 26 Tahun 1998 Tentang Kewarga- Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan negaraan Non Pribumi Dalam Semua Perumusan dan Republik Penyelenggaraan Kebijakan, Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Perencanaan Indonesia Program ataupun Pelaksanaan.
  • 73. 2. Kedudukan WN & Pewarganegaran di Indonesia a. Kedudukan Warga Negara Kedudukan warga negara di dalam suatu negara, sangat penting statusnya terkait dengan hak dan a. KEDUDUKAN kewajiban yang dimiliki. WARGA Perbedaan status/kedudukan NEGARA sebagai wn sangat berpengaruh terhadap hak dan kewajibannya baik yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial – budaya maupun hankam.
  • 74. Hak dasar sebagai bangsa yg merdeka dan berdaulat serta bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), dan hak dasar sebagai warga negara : • Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26), • Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)), • Memperoleh pekerjaan & penghidupan yg layak (Pasa 27 ayat 2), • Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan (Pasal 28), • Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal 28A) • Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)), • Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30), • Mendapat pendidikan (Pasal 31), • Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32), • Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan • Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).
  • 75. b. Kewajiban Dasar Sebagai Warga Negara : • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), • Menghargai nilai-nilai persatuan, kemerdekaan dan kedaulatan bangsa (Pembukaan UUD 1945, alinea II), • Menjunjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara (Pembukaan UUD 1945, alinea IV), • Membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2), • Menjunjung tinggi hukum & pemerintahan (Pasal 27 ayat 1), • Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30 ayat (1)), • Menghormati bendera negara Indonesia (Pasal 35), • Menghormati bahasa negara bahasa Indonesia (Pasal 36), • Menjunjung tinggi lambang negara (Pasal 36A), • Menghormati lagu kebangsaan Indonesia Raya (Pasal 36B).
  • 76. c. Hak Warga Negara Dalam Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia a. Hak dibidang politik, misalnya hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu organisasi sosial politik. b. Hak di bidang pendidikan, misalnya hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir pendidikan, dan ikut serta menangani pendidikan. c. Hak di bidang ekonomi, misalnya hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh penghidupan yang layak, dan hak untuk berusaha. d. Hak di bidang sosial budaya, misalnya hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan, mengembangkan budaya daerah masing-masing, dan hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.
  • 77. d. Tanggungjawab Warga Negara Dalam Pelaksanaan Demokrasi Pancasila Bertanggungjawab Terhadap : • Pelaksanaan sistem Demokrasi Pancasila. b. Pelaksanaan pemilihan umum secara langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil c. Hukum dan pemerintahan RI. d. Usaha pembelaan negara. e. Pelaksaan hak-hak asasi manusia, memperta- hankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
  • 78. e. Pewarganegaraan di Indonesia Menurut Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 yang dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia : a. Mereka yang menjadi warga negara menurut undang-undang /peraturan/ perjanjian yg terlebih dahulu berlaku (berlaku surut), b. Kelahiran (asas ius soli), c. Adopsi melalui Pengadilan Negeri (menyangkut anak orang asing di bawah umur 5 tahun), d. Anak-anak di luar perkawinan dari seorang wanita Indonesia, e. Pewarganegaraan (naturalisasi), f. Setiap orang asing kawin dengan seorang laki-laki Indonesia, g. Anak-anak yang belum berumur 18 tahun / belum kawin mengikuti ayah atau ibunya (asas ius sanguinis), h. Anak orang asing dan tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayah atau ibunya yg orang asing itu dapat menjadi warga negara RI setelah berumur 21 tahun/sudah kawin melalui pernyataan.
  • 79. Bagan Prosedur Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia (UU No. 62/1958) PRESIDEN SURAT KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA xx) xxx) 4 xxx) 5 5 3 7 PENGADILAN NEGERI/ MENTERI KEHAKIMAN PERWAKILAN R I x) MENELITI SYARAT-SYARAT PEMOHON DI LUAR NEGERI JURIDIS & MENERUSKAN 6 SUMPAH PERMOHONAN PERLENGKAPAN PEWARGANEGARAAN 1 Lihat tanda x) 2 KEPADA PRESIDEN Keterangan : x) : Syarat-syarat permohonan pewarganegaraan xx) : Surat pemberitahuan bhw pemohon dikabulkan permohonannya xxx) : Salinan petikan Keputusan Presiden Republik Indonesia
  • 80. Syarat – Syarat Dalam Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia Menurut UU No. 12/2006 a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin; b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara RI paling singkat 5 th berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut; c. Sehat jasmani dan rohani; d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945; e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 th/lebih; f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda; g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
  • 81. f. Kehilangan Kewarganegaraan R.I.(UU No.12/2006) a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri, b. Tidak menolak/tidak melepaskan kewarganegaraan lain, c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun, bertempat tinggal di luar negeri, d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin dari Presiden; e. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing, g. Turut serta dalam pemilihan yang bersifat ketatanegaraan untuk negara asing; h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing, i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara.
  • 82. 3. Persamaan Kedudukan WN Dlm Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara a. Makna Persamaan ”Persamaan” hidup, merupakan sikap yang mengedepankan nilai-nilai saling menghormati dan menghargai antar sesama tanpa diskriminasi. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan perekat yang melekat dan tertanam kuat dalam jiwa bangsa Indonesia.
  • 83. b. Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultural) Nilai kultural yang perlu dilestarikan dalam upaya memberikan jaminan persamaan hidup : • Nilai Religius . • Nilai Gotong Royong . • Nilai Ramah Tamah. • Nilai Kerelaan Berkorban dan Cinta Tanah Air.
  • 84. c. Jaminan Persamaan Hidup Dalam Konstitusi Negara 1) Pembukaan UUD 1945, Pada alinea 1, bahwa ....... kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ........... 2) Sila-Sila Pancasila, 3) UUD 1945 (Pasal 26 s.d. 34) dan Peraturan 1. UU No. 40 Tahun 1999, mengeluarkan pikiran & tulisan melalui “Pers”. Perundangan 2. UU No. 3 Tahun 2002, membela negara Lainnya, al : melalui “Pertahanan Negara”. 3. UU No. 31 Tahun 2002, mendirikan “Partai Politik”, 4. UU No. 4 Tahun 2004, hak praduga tak bersalah melalui “Kekuasaan Kehakiman”.
  • 85. 4. Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama, Gender, Golongan, Budaya dan Suku Perlu dilakukan langkah-langkah : • Regulasi yang dilakukan oleh lembaga eksekutif maupun legistlatif, • Implementasi suatu kebijakan atau aturan yang proporsional dan profesional. • Sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan, • Masyarakat yang “taat asas” dan “taat aturan” , • Aparatur penyelenggara negara/pemerintah yang tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), • Keteladanan dan pembelajaran yang berkelanjutan, • Aparat penegak hukum, antisipatif terhadap potensi-potensi konflik yang mengarah pada SARA.
  • 86. Pilih lah jawaban yang tepat... 1. Berdasarkan Indische Staatsregeling tahun 1927, Penduduk Indonesia terbagi dalam 3 golongan yaitu... Kecuali a) Golongan Eropa b) Golongan Timur Asing c) Golongan BumiPutera d) Golongan Makhluk Asing 2. Mendapat pendidikan diatur dalam UUD 1945 Pasal... a) 30 b) 31 c) 32 d) 33 3. Mengembangkan usaha di bidang ekonomi diatur dalam UUD 1945 Pasal... a) 30 b) 31 c) 32 d) 33
  • 87. 4. Ikut serta dalam usaha hankam negara diatur dalam UUD 1945 Pasal... a) 30 b) 31 c) 32 d) 33 5. Mengembangkan kebudayaan nasional diatur dalam UUD 1945 Pasal... a) 30 b) 31 c) 32 d) 33 6. Hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh penghidupan yang layak, dan hak untuk berusaha adalah... a) Hak di bidang Politik b) Hak di bidang Pendidikan c) Hak di bidang Ekonomi d) Hak di bidang Sosial Budaya 7. Penentuan asas kewarganegaraan berdasar-kan daerah/negara tempat di mana ia dilahirkan disebut... a) Ius Sanguinis b) Ius Soli c) Ius naturalisasi d) Ius Melius
  • 88. 8. Hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan, mengembangkan budaya daerah masing-masing adalah... a) Hak di bidang Politik b) Hak di bidang Pendidikan c) Hak di bidang Ekonomi d) Hak di bidang Sosial Budaya 9. Hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir pendidikan, dan ikut serta menangani pendidikan adalah... a) Hak di bidang Politik b) Hak di bidang Pendidikan c) Hak di bidang Ekonomi d) Hak di bidang Sosial Budaya 10. Hak untuk memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu organisasi sosial politik adalah... a) Hak di bidang Politik b) Hak di bidang Pendidikan c) Hak di bidang Ekonomi d) Hak di bidang Sosial Budaya
  • 89.
  • 91. STANDAR KOMPETENSI: Menganalisis Sistem Politik di Indonesia. KOMPETENSI DASAR : 6.1. Mendeskripsikan Infrastruktur Dan Suprastruktur Politik Di Indonesia. 6.2. Mendeskripsikan Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai Negara. 6.3. Menampilkan Peran Serta Dalam Sistem Politik Di Indonesia.
  • 92. (Indikator) Hasil Yang Diharapkan:  Menguraikan Pengertian Sistem Politik.  Mendeskripsikan Ciri-ciri Umum, Macam-macam Sistem Politik Dan Demokrasi Sebagai Sistem Politik.  Menganalisis Infrastruktur Politik Dari Masa Ke Masa Di Indonesia.  Menganalisis Suprastruktur Politik Di Indonesia.
  • 93. (Indikator) Hasil Yang Diharapkan :  Mendeskripsikan Pendekatan Sistem Politik Negara.  Menganalisis Perbedaan Sistem Politik Negara (Inggris, RRC, Dan Republik Indonesia).  Menganalisis Partisipasi Politik Warga Negara.  Menganalisis Faktor-faktor Pendukung Partisipasi Politik.
  • 94.  Rusandi S. Pengertian Sistem Politik, Fungsi  David Easton dan Kapabilitas  Robert Dahl, dll. Ciri-ciri Umum dan Macam-macam Sistem Politik INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR Demokrasi Sebagai Sistem Politik POLITIK DI INDONESIA Pasca Kemerdekaan Kel. Kepentingan Infrastruktur Politik Kel. Penekan Media Komunikasi Suprastruktur Politik Tokoh Politik
  • 95. Pendekatan Sistem Politik  Inggris Negara  RRC  Indonesia PERBEDAAN SISTEM POLITIK Perbedaan Sistem Politik Negara DAN PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA Bentuk Partisipasi Partisipasi Politik WargaNegara Tingkatan Partisipasi Faktor-faktor Pendidikan Politik Pendukung Kesadaran Politik Partisipasi Pol. Sosialisasi Politik
  • 96. 1. SISTEM POLITIK a. Pengertian Sistem Politik Dalam arti umum, politik adalah “macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik/negara yang menyangkut proses menentukan dan sekaligus melaksanakan tujuan-tujuan sistem itu”. Kata ”politik” (Yunani) ”polis” = negara kota. “Polis” berarti “city state” – merupakan segala aktivitas yang dijalankan oleh Polis untuk kelestarian dan perkembangannya “politike techne” (politika). Politik pada hakikatnya “the art and science of government” atau seni dan ilmu memerintah.
  • 97. Dalam pengertian lain, politik dapat diartikan : • Seni dan ilmu meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. • Usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles). • Hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. • Merupakan kegiatan yangg diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat. • Segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
  • 98. Batasan sistem politik menurut beberapa ahli ; a. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng. b. Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur neg. c. David Easton, sistem politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi yang diabstraksikan dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai- nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat. d. Robert Dahl, sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubu- ngan antara manusia serta melibatkan sesuatu yang luas dan berarti ttg kekuasaan, aturan-aturan, dan kewenangan.
  • 99. Sistem Politik Menurut Kautsky  Sistem Tradisional, ada pada masyarakat pra-industrialisasi (Kelas Ningrat = menguasai tanah dan produksi yang menduduki pemerintahan; Tani = menerima kekuasaan dari kaum ningrat; Menengah = menduduki pemerintahan, militer dan agama).  Sistem Totalitarianism, ingin mengendalikan masyarakat secara total (agama, keluarga, olah raga, dll). Mereka memerlukan teknologi dan senjata modern.  Sistem Totalitarianism Ningrat, kelas ini memegang kekuasaan dengan metode totaliter dalam memerintah, buruh dan tani tidak memiliki cukup kekuatan. Proses industrialisasi dan gerakan nasionalis merupakan ancaman.
  • 100.  Sistem Totaliterianism Cendekiawan, sistem ini dipimpin kaum ningrat yang didukung oleh kaum menengah/cendekiawan dan kapitalis.  Sistem Demokrasi, semua golongan mempunyai kesempatan turut serta dalam proses politik dan pemerintah, dengan ciri-ciri : a. kedaulatan ada ditangan rakyat, b. pemerintah berdsrkan persetujuan dari yang diperintah, c. kekuasaan mayoritas, d. jaminan HAM dan jaminan golongan minoritas, e. pemilu jujur dan adil, f. persamaan didepan hukum, g. pembatasan kekuasaan secara konstitusional.
  • 101. FUNGSI SISTEM POLITIK  Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam menjalankan fungsinya (eksistensi) di lingkungan yang lebih luas.  Konversi, menggambarkan kegiatan pengolonganahan input menjadi ouput mulai dari : penyampaian tuntutan, perangkuman tuntutan menjadi tindakan pembuatan aturan, pelaksanaan peraturan, menghakimi, dan komunikasi.  Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi dan rekruitmen yang bertujuan memantapkan bangunan struktur politik dari sistem politik. 2 Fungsi Utama Sistem politik : Perumusan kepentingan rakyat, dan Pemilihan pemimpin serta pejabat pembuat keputusan.
  • 102. KAPABILITAS SISTEM POLITIK  Regulatif, merupakan penyelenggaraan pengawasan terhadap tingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya.  Ekstraktif, merupakan pengelolaan SDA dan SDM untuk mencapai tujuan dari sistem politik.  Distributive, hasil pengelolaan SDA untuk didistribusikan kepada masyarakat.  Responsif, kemampuan sistem politik dalam menanggapi tekanan dari masyarakat.  Simbolik, efektivitas simbol dari sistem politik terhadap lingkungan intra dan ekstra masyarakat.  Domestik dan Internasional, suatu sistem politik berinteraksi di lingkungan domestik dan internasional.
  • 103. 1. Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarakat, baik ke dalam maupun SISTEM POLITIK keluar. MENCAKUP : 2. Penerapan nilai-nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan. 3. Penggunaan kewenangan atau kekuasaan, baik secara sah ataupun tidak.
  • 104. B. CIRI-CIRI UMUM SISTEM POLITIK Sistem Politik Menurut Almond, Memiliki 4 (Empat) Ciri-ciri :  Mempunyai kebudayaan politik .  Menjalankan fungsi-fungsi .  Memiliki spesialisasi.  Merupakan sistem campuran.
  • 105. CARA KERJA SISTEM POLITIK BERDASARKAN INPUT DAN OUTPUT YANG DIGAMBARKAN OLEH HOOGERWERF SISTEM EKONOMI MASUKAN (INPUT) UMPAN BALIK Dampak kebijaksanaan pemerintah Sistem Budaya MASUKAN (Input) Politik HASIL (Output) Referensi Kebijaksanaan Kebijaksanaan sarana kekuasaan Struktur Politik pemerintah Pengembangan Integrasi Dampak kebijaksanaan UMPAN BALIK pemerintah SISTEM TEKNIS
  • 106. C. MACAM-MACAM SISTEM POLITIK Almond dan Powell, membagi 3 (tiga) kategori sistem politik yakni :  Primitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar istirahat).  Tradisional dengan struktur-struktur bersifat pemerintahan politik yang berbeda-beda dan suatu kebudayaan “subyek”.  Modern di mana struktur-struktur politik yang berbeda-beda, berkembang dan mencerminkan aktivitas budaya politik “participant”.
  • 107. Klasifikasi sistem politik menurut Alfian : • Otoriter/Totaliter • Anarki • Demokrasi • Demokrasi dalam transisi. Ramlan Surbakti mengklasifikasikan sistem politik dengan kriteria : 1. Otokrasi Tradisional, 2. Totaliter, 3. Demokrasi, 4. Negara Berkembang
  • 108. MENURUT ALMOND DAN COLEMAN, MACAM-MACAM SISTEM POLITIK YANG BANYAK BERLAKU DI NEGARA BERKEMBANG: 1. Demokrasi Politik, 2. Demokrasi Terpimpin, 3. Oligarki Pembangunan, 4. Oligarki Totaliter, 5. Oligarki Tradisional
  • 109. D. DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik demokrasi ditandai : • Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili keinginan rakyatnya. • Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk mem-peroleh legitimasi, dilaksanakan melalui pemilu. • Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemili-han (memilih/dipilih). • Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa. • Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan berbicara, berorganisasi dan pers). Setiap partai politik berusaha untuk memperoleh dukungan.
  • 110. 2. SUPRA STRUKTUR DAN INFRA STRUKTUR POLITIK DI INDONESIA a. Infrastruktur Politik Berdasarkan teori politik, infra struktur politik mencakup : a. Partai politik (political party), b. Kelompok kepentingan (interest group), c. Kelompok penekan (pressure group), d. Media komunikasi politik (political communication media), dan e. Tokoh politik (political figure).
  • 111. Hak dasar sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), dan hak dasar sebagai warga negara : • Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26), • Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)), • Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasa 27 ayat 2), • Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan (Pasal 28), • Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal 28A) • Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)), • Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30), • Mendapat pendidikan (Pasal 31), • Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32), • Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan • Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).
  • 112. b. PARTAI POLITIK (POLITICAL PARTAI) DI INDONESIA Cara Memperoleh Kekuasaan ; Eksistensi parpol merupakan prasyarat, baik sebagai sarana penyaluran aspirasi rakyat, maupun dalam proses  Pertama, secara legal (ikut pemilu penyelenggaraan legislatif). negara melalui wakil-  Kedua, secara ilegal (melakukan subversib, revolusi atau coup d`etat). wakilnya di dalam badan perwakilan rakyat.
  • 113. c. KELOMPOK KEPENTINGAN (INTEREST GROUP) Jenis-jenis kelompok kepentingan :  Kelompok Anomik (kelompok spontan dan tidak memiliki nilai/norma),  Kelompok Asosiasional (biasanya jarang terorganisir dan kegiatannya kadang-kadang),  Kelompok Institusional ( merupakan kelompok pendukung kepentingan institusional; seperti partai politik, korporasi bisnis, dll.),  Kelompok Assosiasonal (merupakan kelompok yang terorga-nisir yang menyatakan kepentingan dari suatu kelompok dan memiliki prosedur teratur).
  • 114. Kegiatan kelompok kepentingan di dalam suatu negara, sangat bergantung kepada sistem politik pemerintah apakah menerapkan sistem kepartaian tunggal/ dua partai/ lebih. Pada sistem partai tunggal, kelompok kepentingan sangat dibatasi, karena pemerintahan Pada sistem dua partai/ totaliter. Pada umumnya dianut lebih, kelompok kepentingan oleh negara komunis (Rusia, berpeluang tumbuh dan RRC, Vietnam, Korea Utara, berkembang dengan pesat. Kuba dll.). Pada umumnya dianut oleh negara-negara yang Demokratis.
  • 115. d. KELOMPOK PENEKAN (PRESSURE GROUP) Kelompok penekan, dapat dipergunakan rakyat untuk menyalurkan aspirasinya dengan sasaran mempengaruhi atau membentuk kebijaksanaan pemerintah. Contoh institusi  Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok  Organisasi sosial keagamaan, penekan  Organisasi Kepemudaan,  Organisasi Lingkungan Hidup,  Organisasi pembela Hukum dan HAM,  Yayasan atau Badan hukum lainnya.
  • 116. e. MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (POLITICAL COMMUNICATION MEDIA) Media komunikasi politik, dapat berfungsi untuk menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya. Media komunikasi ; Dapat memainkan peran surat kabar, telefon, penting terhadap faximile, internet, penyampaian informasi serta televisi, radio, film, dan membentuk/mengubah sebagainya. pendapat umum dan sikap politik publik.
  • 117. f. TOKOH POLITIK (POLITICAL FIGURE) Pengangkatan tokoh politik dilakukan melalui proses :  Transformasi dari peranan-peranan non-politis (keagamaan, kebudayaan, status sosial, dll.) untuk memainkan peranan politik yang bersifat khusus.  Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan tugas-tugas politik.
  • 118. Menurut Lester G. Seligman, bahwa proses pengangkatan tokoh- tokoh politik berkaitan dengan :  Legitimasi elit politik,  Masalah kekuasaan,  Representativitas elit politik, dan  Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.
  • 119. G. SUPRASTRUKTUR POLITIK Merupakan mesin politik resmi sebagai penggerak politik formal. Pada Negara Monarki, pemerintahan dikuasai oleh keluarga bangsawan. Raja/Ratu, berperan sebagai lambang kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dapat dibentuk berdasarkan pemilu (tergantung tingkat pendemokrasiannya). Pada Negara Republik, elit politik ada yang memegang kekuasaannya secara diktator. Namun juga banyak yang bersifat demokratis (tergantung Konstitusi/UUD negaranya).
  • 120. Perkembangan ketatanegaraan modern, pd umumnya elit politik pemerintah dibagi dalam kekuasaan :  Eksekutif (pelaksana undang-undang),  Legislatif (pembuat undang-undang), dan  Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-undang) dengan sistem pembagian atau pemisahan kekuasaan. Supra struktur politik Didukung infra struktur politik HARUS mantap (rakyat, partai politik dan ormas), dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya.
  • 121. Mekanisme pemerintahan (infrastruktur dan suprastruktur politik) dapat memenuhi fungsinya, manakala Sistem Politik mampu : 1. Mempertahankan pola (tata cara, norma-norma dan prosedur-prosedur yang berlaku). 2. Menyelesaikan ketegangan (menyelesaikan, konflik dan perbedaan pendapat) yang memuaskan semua pihak. 3. Melakukan perubahan (kemampuan adaptasi dengan perkembangan baik di dalam maupun luar negeri). 4. Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi keinginan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut). 5. Mengintegrasikan dan menjamin keutuhan seluruh sistem.
  • 122. 3. PERBEDAAN SISTEM POLITIK DI BERBAGAI NEGARA a. Pendekatan Sistem Politik Negara Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. untuk mempelajari proses politik suatu negara diperlukan beberapa pendekatan :  Sejarah  Sosiologis  Kultural / Budaya  Psycho-Sosial (Kejiwaan masyarakat)  Filsafat  Ideologi  Konstitusi dan Hukum
  • 123. B. PERBEDAAN SISTEM POLITIK NEGARA a). Sistem Politik Negara Inggris FAKTOR YANG NO URAIAN / KETERANGAN MEMPENGARUHI 1. Latar Belakang Sejak abad 19, Inggris berubah menjadi masyarakat industri modern. Sejarah Para politisi mulai menyesuaiakan sistem politik tsb. Mereka juga dihadapkan pada masalah upaya membangun kesejahteraan warganegaranya. 2. Kondisi Kondisi masyarakat Inggris dalam waktu cepat mampu bersaing Sosiologis dengan negara–negara lain yang lebih dahulu merintis ke arah industrialisasi. Meskipun masyarakat Inggris ”bersifat kekotaan”, namun tetap menghendaki sistem monarki dengan satu raja dan banyak bangsa. 3. Kondisi Kultural/ Sebagian masyarakat Inggris dikenal sebagai masyarakat yang Budaya disiplin dan taat pada aturan. Nilai-nilai dan kebudayaan politik diwariskan dari generasi ke generasi melalui suatu rangkaian pengalaman dalam keluarga, di sekolah dan ditempat kerja.
  • 124. 4. Kondisi Mayoritas masyarakat sangat menghormati simbol-simbol Psycho-Sosial / kekuasaan negara (ratu/raja, lembaga pemerintah, dll). Mereka Kejiwaan senantiasa menunjukkan ketaatannya kepada undang-undang masyarakat politik azasi. 5. Pedoman Masyarakat sangat mendukung rejim yang berkuasa, Filsafat manakala para penguasa juga mentaati undang-undang politik asasi, dan jika dilanggar maka akan mengahadapi perlawanan. Kejahatan sangat tercela dan dianggap melawan masyarakat. 6. Paham atau Penerapan ideologi negara, adalah ideologi liberal. Dalam Ideologi yang kehidupan sehari-hari, sangat menghormati kebebasan dan diterapkan hak-hak asasi manusia. 7. Pedoman Kekuasaan pemerintah, lebih banyak dibatasi oleh konvensi Konstitusi dan dari pada hukum formal. Rakyat hidup dalam ketenangan dan Hukum kepastian hukum, karena pemerintah memberikan perlindungan hukum yang baik dan penghormatan terhadap hak-hak asasi warganegaranya. Aturan yang dibuat, ditaati oleh semua komponen elit politik, pemerintah maupun masyarakat demi jaminan keamanan dan kesejahteraan bersama.
  • 125. Penyelenggaraan pemerintah, dilaksanakan oleh :  Kabinet (Perdana menteri dan dewan menteri) serta parlemen (Majelis Rendah dan Majelis Tinggi).  Parlemen dalam merumuskan kebijakan pemerintah dibatasi, karena cara kerjanya diawasi oleh kabinet.  Perdana Menteri dapat memastikan bahwa setiap usul yang diajukan pemerintahnya, akan disetujui dalam bentuk yang dikehendaki parlemen.
  • 126. b). Sistem Politik Negara RRC FAKTOR YANG NO MEMPENGARUHI URAIAN / KETERANGAN 1. Latar Belakang Proses kehidupan sistem politik di China, merupakan produk Sejarah revolusi menggantikan sistem kerajaan yang telah bertahan berabad-abad. Revolusi demi revolusi, menjadikan Partai Komunis Cina (PKC) sebagai penguasa dan membentuk pemerintahan komunis sampai dengan sekarang. 2. Kondisi Sosiologis Pada masyarakat Cina, lembaga-lembaga sosial yang dominan adalah keluarga. Mereka mengakui wewenang kekuasaan para pemimpinnya atas tingkah laku sosialnya. Kesetiaan harus diarahkan pada kepentingan kolektif dan bukan pada ikatan- ikatan pribadi. 3. Kondisi Kultural/ Pemerintah Cina sejak tahun 1949, telah mengupayakan Budaya pendidikan sabagai salah satu alat yang paling efektif untuk mengubah sikap politik orang-orang Cina. Melalui pendidikan, masyarakat ikut menanggung beban sosialisasi dan menciptakan masyarakat yang melek huruf sebagai syarat pendidikan politik dan keterlibatan politik.
  • 127. 4. Kondisi Negara Cina memiliki wilayah dan penduduk terbesar di dunia. Psycho- Sebelum menjadikan Partai Komunis Cina berkuasa, selalu Sosial / dilanda perang saudara. Dewasa ini, mereka bangga karena Kejiwaan memiliki kekayaan budaya tinggi yang diwariskan oleh para masyarakat pendahulunya. 5. Pedoman Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat kepercayaan diri Filsafat tinggi. Sifat-sifat antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan, dan usaha bersama – mendapatkan nilai tinggi. Azas percaya diri sendiri mempunyai implikasi nasional maupun internasional. 6. Paham atau Revolusi Cina telah berlangsung selama puluhan tahun sebelum Ideologi partai komunis menjadi kekuatan yang besar dalam politik Cina yang dan mulai menguasai pemerintahannya. Anti imperialisme diterapkan merupakan unsur paling kuat dalam pembentukan ideologi komunis. 7. Pedoman Berdasarkan Konstitusi 1954, organ wewenang negara tertinggi Konstitusi dan pemegang wewenang legislatif adalah ”Konggres Rakyat dan Nasional” (KRN). Selain KRN, adalah Dewan Negara (Perdana Hukum Menteri, Wakil-wakil Perdana Menteri dan kepala-kepala dari semua kementerian dan komisi). Selain itu juga ada Mahkamah Rakyat Tertinggi dan Kejakasaan Rakyat Tertinggi.
  • 128. C). SISTEM POLITIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA Faktor Yang No Uraian / Keterangan Mempengaruhi 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial Belanda dan bala Sejarah tentara Jepang untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pasca proklamasi kemerdekaan, para pemimpin Indonesia terlibat dalam proses politik dengan mencari format berdasarkan demokrasi Pancasila. 2. Kondisi Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan antar Golongan Sosiologis telah dipersatukan dalam kesatuan politik dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya saling menghormati dan kerja sama dalam membangun kerukunan hidup penting untuk ditegakkan. 3. Kondisi Kultural/ Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar sendi- Budaya sendi multi kultural. Bangsa Indonesia memiliki semangat untuk selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta rela berkorban untuk bangsa dan negaranya. Budaya musyawarah, toleransi, dan saling menghormati telah diwariskan kepada calon- calon pemimpin melalui jalur-jalur pendidikan formal, in-formal, maupun nor-formal.
  • 129. 4. Kondisi Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila sebagai dasar Psycho- negara selalu dapat dipecah belah oleh bangsa lain. Dengan Sosial / semangat rela berkorban dan cinta tanah air bangsa Indonesia Kejiwaan mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa masyarakat Indonesia sangat menentang segala mecam bentuk penjajahan. 5. Pedoman Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan dasar dan Filsafat motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945. 6. Paham atau Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, akan selalu Ideologi dikaitkan dengan proses politik dalam pengaturan penyelengga- yang raan pemerintahan negara yang meliputi bidang ideologi, politik, diterapkan ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dalam struktur politik, Pancasila menjadi sumber segala sumber hukum. 7. Pedoman Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat sehingga tanggung Konstitusi jawabnya kepada rakyat. Lembaga negara, terdiri dari ; MPR, dan Hukum Presiden, DPR, Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Mahkamah Agung.
  • 130. Demokrasi Pancasila Pada Hakikatnya Demokrasi Yang Bercorak Khas Indonesia, Yang Penerapannya Dijabarkan Dalam :  Pemerintahan Berdasarkan Hukum.  Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia  Pengambilan Keputusan Berdasakan Musyawarah  Peradilan yang Bebas dan Merdeka  Partai Politik (Parpol) dan Organisasi Sosial Politik (Orsospol)  Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)
  • 131. ASPEK - ASPEK DEMOKRASI PANCASILA: a. Aspek formal b. Aspek materiil c. Aspek normatif (kaidah) PENGAMBILAN KEPUTUSAN SESUAI DENGAN PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA: a. Keseimbangan antara hak dan kewajiban, b. Persamaan, c. Kebebasan yang bertanggungjawab, d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan.
  • 132. C. PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA a. Partisipasi Politik Warga Negara Partisipasi politik, merupakan penentuan sikap dan  keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya :  Mendorong individu tersebut berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi,  Mengambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban bersama.
  • 133. PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK MENURUT PARA AHLI :  Herbert Mc. Closky, Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui darimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung, dalam proses pembentukan kebijaksanaan umum.  Norman H. Nie dan Sidney Verba, Partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil oleh mereka.  Prof. Miriam Budiardjo, Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang dalam partai politik. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui mana seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan turut serta – secara langsung atau tak langsung – dalam pembentukan kebijaksanaan umum.
  • 134. BENTUK-BENTUK PARTISIPASI POLITIK KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL  Pemberian Suara (voting)  Pengajuan petisi  Diskusi politik  Berdemonstrasi  Kegiatan kampanye  Konfrontasi  Membentuk dan bergabung  Mogok dalam kelompok Kepentingan.  Tindak kekerasan politik terhadap  Komunikasi individual dengan harta benda. pejabat politik/administratif.  Tindak kekerasan politik terhadap manusia.
  • 135. 7 (TUJUH) BENTUK PARTISIPASI POLITIK INDIVIDUAL MENURUT MILBRATH M.L. GOEL : BENTUK NO URAIAN / KETERANGAN PARTISIPASI 1. Aphatetic Tidak beraktifitas dan partisipatif, tidak pernah Inactives memilih. 2. Passive Memilih secara reguler/teratur, menghadiri Supporters Parade patriotik, membayar seluruh pajak, “mencintai negara”. 3. Contact Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi Specialist dan nasional dalam masalah-masalah tertentu.
  • 136. 4. Communicators Mengikuti informasi politik, mengirim pesan dukungan dan protes terhadap pemimpin-pemimpin partai politik. 5. Party and Bekerja untuk partai politik atau kandidat, Campaign meyakinkan orang lain tentang bagaimana memilih, Workers bergabung dan mendukung partai politik, dipilih jadi kandidat partai politik. 6. Community Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan dengan Activist masalah-masalah lokal dan melakukan kontak terhadap pejabat-pejabat berkenaan dengan isu-isu sosial. 7. Protesters Bergabung dengan demonstrasi publik di jalanan, melakukan protes keras bila pemerintah melakukan sesuatu yang salah.
  • 137. Tingkatan atau piramida partisipasi politik menurut David F. Roth dan Frank L. Wilson (1980). (Menyimpang) Pembunuh politik, teroris, pembajak Aktivis Pejabat umum, pejabat parpol sepenuh waktu, pimpinan kelompok kepentingan Petugas kampanye, aktif dalam parpol/kelompok kepentingan, aktif dalam proyek-proyek sosial Partisipan Menghadiri rapat umum, anggota kelompok kepentingan, usaha meyakinkan orang, memberikan suara dalam pemilu, mendiskusikan masalah politik, perhatian pada perkembangan politik. Pengamat Orang Yang apolitis
  • 138. TINGKATAN PADA PARTISIPASI POLITIK, SANGAT TERGANTUNG DARI AKIBAT YANG DISEBABKANNYA :  Menduduki jabatan politik atau administratif.  Mencari jabatan politik atau administratif.  Keanggotaan aktif suatu organisasi politik.  Keanggotaan pasif suatu organisasi politik.  Keanggotan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-political).  Keanggotan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political).  Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya.  Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang politik.  Voting (pemberian suara).
  • 139. b. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PARTISIPASI POLITIK 1) PENDIDIKAN POLITIK Menurut Alfian, Pendidikan politik dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul-betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun. Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk mewujudkan atau setidak-tidaknya menyiapkan kader-kader yang dapat diandalkan untuk memenuhi harapan masyarakat luas, dalam arti yang benar-benar memahami semangat yang terkandung di dalam perjuangan sebagai kader bangsa.
  • 140. Melalui pendidikan politik, diharapkan kader-kader anggota partai politik akan memperoleh manfaat : 1. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan wawasan terhadap masalah- masalah atau isu-isu yang bersifat politis. 2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.
  • 141. 2) KESADARAN POLITIK Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik adalah suatu proses batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi (hal terpenting) urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama, sangat tergantung pada latar belakang pendidikannya. Kaum elit dan kelompok menengah, nampak relatif lebih baik. Sedangkan kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah, diperlukan pembinaan yang intensif.
  • 142. PARTISIPASI POLITIK ANGGOTA MASYARAKAT DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN : No Bidang Implementasi Partisipasi politik 1. Politik Setiap warga negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan-kegiatan antara lain : a. Ikut memilih dalam pemilihan umum, b. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, Presiden, DPR, Menteri, dan sebagainya, c. Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi, dan lain-lain. 2. Ekonomi Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan- kegiatan antara lain : a. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif baik dalam bentuk jasa, barang, transportasi, komunikasi, dan sebagainya. b. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk- produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetitif daripada produk luar. c. Kesadaran untuk membayar pajak secara teratur demi kesejahteraan dan kemajuan bersama.
  • 143. 3. Sosial- Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan a.l. : Budaya a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan prestasi belajar yang tinggi. b. Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum , seperti: tawuran, narkoba, merampok, berjudi, dan sebagainya. c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan produktivitas tinggi untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional. 4. Hankam Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan- kegiatan antara lain : a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing. b. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau lingkungan tempat tinggalnya. c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap tegak negara Republik Indonesia. d. Menjaga stabilitas dan kemanan nasional agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
  • 144. 2) SOSIALISASI POLITIK Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik. Sarana Dalam Sosialisasi Politik  Keluarga (family)  Sekolah  Partai Politik