SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
http://ianyundyun.blogspot.com/2012/06/akuntansi-inflasi.html 
Pengertian Inflasi dan Tingkatan InflasiDalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses 
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan 
mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat 
yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, 
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.Menurut para pakar 
beberapa pengertian mengenai inflasi:1. Menurut Nopirin (1987:25) `Proses kenaikan harga-harga 
umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu.2. Menurut Samuelson 
dan Nordhaus (1998: 578-603) Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi 
tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus 
sebagai berikut:Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year t-l) :Price level 
(year t-l)Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi 
menjadi tiga bagian yaitu1) Merayap {Creeping Inflation) Laju inflasi yang rendah (kurang 
dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat dengan persentase yang kecil serta dalam 
jangka waktu yang relatif lama.2) Inflasi menengah {Galloping Inflation) Ditandai dengan 
kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek 
serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari 
minggu/bulan lalu dan seterusnya.3) Inflasi Tinggi {Hyper Inflation) Inflasi yang paling 
parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali dan nilai uang merosot dengan 
tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran 
belanja.Metode Pengukuran Inflasi Suatu kenaiikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan 
menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur 
laju inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:a) ConsumerPriceIndex (CPI) Indeks yang 
digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang 
bagi keperluan kebuthan hidup:CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket in 
base year) x 100%b) Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index Index yang 
lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah (raw material), bahan 
baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.c) GNP 
Deflator GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan 
PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP, 
sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:GNP Deflator = (GNP 
Nominal : GNP Riil) x 100%Faktor - faktor yang mempengaruhi InflasiMenurut Samuelson dan 
Nordhaus (1998:587), ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi:a. DemandPull 
InflationTimbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi 
produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan 
pennintaan agregat.b. Cost Push Inflation or Supply Shock InflationInflasi yang diakibatkan oleh 
peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang 
efektif.Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak hanya dipengaruhi 
oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation tetapi juga dipengaruhi oleh :a) Domestic 
InflationTingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang secaraumum di 
dalam negeri.b) ImportedInflationTingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan 
harga-harga barangAkuntansi InflasiMetode yang digunakan dalam akuntansi inflasi sama dengan 
metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relevan yang
digambarkan oleh laporan keuangan , sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam 
laporan keuangan. Dalam menyusun laporan keuangan pada masa inflasi juga diperlukan metode-metode. 
Menurut Johnson, metode pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi :The Entry Value 
System dari harga umum yang terdiri dari :a. Historical costb. General price 
levelc. Replacement costd. Reproduction costTh Exit Value System harga pasar atau 
current market value yang terdiri dari :a. net realizable valueb. selling pricec. expected 
valuepada akuntansi inflasi ,metode –metode di atas digunakan dalam menyusun laporan 
keunagan pada saat inflasi adalah :a. General Price LivelKeuntugan General Price Level 
Adjustment (GPLA) adalah : Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada 
perusahaan Meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antarperiode Membantu pemakai 
laporan menilai arus kas di masa yang akan datang secara lebih baik Memperbaiki tingkat 
kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang 
sudah disesuaikan Kelemahan nya adalah :v Inflasi itu terjadi pada barang yang 
berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa disamakanv GPLA tidak bermakna bagi 
perusahaanv Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kasv Rasio itu adalah 
indikator mentahb. Current Cost AccountingMenurut Edgar Edward dan Philip Bell (1961), 
yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana merekabmengalokasiakan sumber-sumber 
ekonomi yang ada untuk memaksimalkan laba. Manajer biasanya menghadapi masalag apakah 
ingin mempertahankan suatu aktiva atau utang atau menjual atau membayarnya dan bagaimana 
menggunakan atau mendanai kegiatan perusahaan . Untuk menjawab ini mereka mengusulkan 
perhitungan business profit, yang memliki dua komponen.1. Current Operating ProfitLaba dari 
current operating adalah kelebihan nilai sekarang dari barang atau jasa yang dijual dengan harga 
pokoknya.2. Realizable Cost Saving ( Holding Gain)Kenaikan harga pokok dari suatu aktiva 
yang masih dilmiliki sekarang ( dengan harga sekarang) .Beberapa bentuk Current Cost 
:a. Replacement Cost nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru 
atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya 
diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva tetap disajiakan 
menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai. Penyusutan 
dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog depreciation 
atau penyusutan yang bersaldo negatif. Pada masa inflasi nilai dari replacemet value ini lebih 
besar dari general price level.Metode ini dikritik dalam hal :Subjektivitas penilaian atau taksiran 
harganya sehingga angka-angka yang timbul tidak didasarkan pada transaksi yang 
sebenarnya.Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan 
pembebanan ke laba rugi (misalnya penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari 
beban pada historical cost. Akhirnya income akan lebih tinggi dari historical cost.Perubahan harga 
umum tidak tergambar dalam metode replacement cost ini, karena hanya untuk aktiva tertentu. 
Oleh karenanya metode replacement cost ini dianggap bukan merupakan metode akuntansi 
inflasiSukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda.Walaupun ada kritik 
ini, sebagai pihak menganggap bahwa metode ini paling mudah diterapkan dalam akuntansi 
inflasi.b. Reproduction costharga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat 
atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin 
mempengaruhi aktiva yang dibuat itu. Secara umum apa yang berlaku pada metode replacement 
cost berlaku juga pada metode reproduction cost.c. Net Realizable Valuemerupakan harga jual 
dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi nilai dari net relizable value ini lebih besar
dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan 
laba marjin general price level. Penyusutan dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan 
antara harga jual aktiva itu pada awal dibandingkan dengan pada akhir periode.d. selling 
PriceDi sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan 
keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar daripada net realizable value dan 
metode lain yang disebut sebelumnya.e. Expected Value Metode ini sangat tergantung pada 
pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding dengan metode lain karena 
expected value ini merupakan gambaran dari present value kas di masa yang akan 
datang.3. Monetary Non-Monetary ItemsMonetary Item adalah aktiva atau kewajiban yang 
dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban 
lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa 
yang akan datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai historis dan nanti nilai net realizable 
value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu juga menggambarkan nilai sekarang 
(current value) untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan kecuali untuk mengetahui present 
value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value) di masa yang akan datang. Contohnya : 
deposito , valuta asing , atau klaim valuta asing, dan alin-lainNon-monetary items adalah nilai 
dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian. Dalam metode historical 
cost ini digambarkan sebagai old cost bukan nilai sekarang. Misalnya aktiva tetap,lahan. Dalam 
metode current value harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan harga sekarang.contohnya 
adalah biaya dibayar dimuka.4. Model AkuntansiAda delapan model akuntansi dalam penilaian 
aktiva dan penentuan laba yaitu:1. pengukuran menurut unit uang :a. Historical Cost 
Accountingb. Replacement Cost Accountingc. Net Realizable Value 
Accountingd. Present Value Accounting2. Pengukuran menurut Uint Tenaga Beli 
(GPL)a. GPL Historical Cost Accountingb. GPL Replacement Cost Accountingc. GPL 
Net Realizable Value Accountingd. GPL Present Value Accounting Namun yang akan dibahas 
pada paper ini hanya tiga model akuntansi saja, yaitu :a.Historical Cost Accountingb.Replacement 
Cost Accountingc. Net Realizable Value Accounting 1. Atribut yang akan dinilaiDalam model 
Historical Cost Accounting, Atribut yang dinilai adalah jumlah uang atau kas atau sejenisnya yang 
dibayar untuk mendapatkan aktiva atau membayar sejumlah hutang yang dibebankan dalam unit 
uang yang timbul dari perolehan aktiva itu.Dalam model Replacement Cost Accounting, atribut 
yang dibayar adalah uang kas atau sejenisnya yang akan dibayar untuk memperoleh aktiva yang 
sama dan sejenis saat sekarang atau jumlah hutang yang akan dibebankan untuk memperolah 
aktiva tersebut.Dalam model Net Realizable, atribut yang dinilai adalah jumlah uang kas atau 
sejinsnya yang akan diperoleh dengan menjual aktiva sekarang atau jumlah uang yang harus 
dibayar untuk menebus kewajiban itu sekarang.Dalam model Present Value atau Capitalized 
Value, atribut yang dinilai adalah arus kas masuk bersih yang diharapkan akan diterima dari 
penggunaan aktiva atau arus kas keluar net yang diharapkan akan dibayar untuk membayar 
kembali hutang.Atribut itu dapat kita golongkan dalam tiga cara sebagai berikut :Fokus penilaian 
dapat berupa masa lalu (historical cost), masa kini (replacement cost dan net realizable value), dan 
masa yang akan datang (present value).Jenis transaksi : historical cost dan replacement cost 
merupakan transaksi perolehan atau pembebanan hutang, net realizable value dan present value 
menyangkut penjualan aset dan pembayaran hutang.Sifat kejadian awalnya : historical cost 
didasarkan pada kejadian yang sebenarnya, present value berdasarkan kejadian yang diharapkan, 
dan replacement cost dan net realizable value didasarkan pada kejadian yang sifatnya hipotesis
(anggapan).2.Unit Of MeasureAda dua jenis unit ukuran yang dipakai, yaitu sebagai berikut :Unit 
Moneter (Uang)Dalam model ini yang menjadi unit pengukuran adalah unit uang.Unit Daya Beli 
(Purchasing Power)Dalam model ini yang menjadi alat ukur adalah daya beli uangnya yang tentu 
berbeda apabila waktunya berbeda.3. Penilaian dan Perbandingan terhadap Model 
AkuntansiDalam menilai dan membandingkan model penilaian akuntansi tersebut, model Present 
Value sengaja tidak diikutkan karena beberapa kelemahan sebagai berikut.Sukarnya menaksir 
penerimaan kas di masa yang akan datang.Pemilihan tingkat diskonto yang sangat 
bervariasiAlokasi arbitrer dari taksoran arus kas dalam menilai asetAlokasi arbitrer dan taksiran 
arus kas dari masing-masing aktiva secara individualDalam menilai dan membandingkan model-model 
ini maka yang menjadi dasar penilaian adalah.Kesalahan yang timbul akibat masalah waktu 
(timing error)Timing error timbul akibat perubahan nilai yang terjadi dalam suatu periode tertentu, 
tetapi dicatat, diperhitungkan, dan dilaporkan pada periode yang lain. Yang sebaiknya adalah 
bahwa setiap kejadian dalam periode itu dicatat dan dilaporkan sesuai pada periode itu.Kesalahan 
akibat alat ukur ( measuring unit errors)Kesalahan akibat alat ukur ini terjadi apabila laporan 
keuangan tidak disajikan dengan menggunakan dan mempertimbangkan tenaga beli dari mata 
uang tersebut. Idealnya tenaga beli uang harus ikut menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun 
laporan keuangan.Kesulitan dalam penafsiran (interpretability)Laporan keuangan harus dipahami 
tanpa salah pengertian. Dalam menafsirkan laporan keuangan kita harus memahami masalah 
pengertian dan penggunaanya. Dengan perkataan lain, agar model akuntansi dapat dipahami maka 
kita harus menggunakan rumus :“Jika…………………, maka………………….” atau 
(if……….them).Dengan rumus ini maka para pembaca lapoiran keuangan akan memahami arti 
serta kegunaanya. Akuntansi memiliki alat ukur yang menghasilkan ukuran tertentu, misalnya 
model akuntansi yang menggunakan unit sebagai alat ukur berarti hasilnya adalah bahwa itu 
dinyatakan dalam jumlah rupiah (Number of Dollars = NOD).Demikian juga jika kita gunakan 
konsep Historical Cost dengan “ukuran tenaga beli umum”, akan tetap menghasilkan jumlah 
rupiah (Number of Dollars). Sementara itu, apabila konsep Current Value yang diukur dengan 
tenaga beli umum, akan menghasilkan ukuran barang atau Command of Goods 
(COG)RelevansiInformasi akuntansi harus relevan artinya harus bermanfaat bagi pemakainya 
khususnya untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Namun, karena model 
akuntansi yang ada masih memiliki makna yang masih kabur seperti masalah NOD dan COG tadi, 
sulit bagi pembaca menjadikan informasi akuntansi itu relevan tanpa menguasai ilmu akuntansi 
lebih mendalam.G. Metode Pengukuran Harga Wajar ( Fair Value ) Metode pengukuran harga 
wajar telah berlaku di Amerika sesuai dengan statement NO. 157 tentang Fair Value 
Measurement. “Statement ini mendifinisikan fair value , menentapkan kerangka untuk 
mengukur nilai yang wajar ( fair value) sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, 
dan memperluas pengungkapan tentang pengukurna fair value. Statement ini diterapkan dalam 
kerangka dasar akuntansi yang membutuhkan atau mengizinkan pengukuran fair value. Dewan 
standar sebelumnya telah memutuskan melalui pengumuman bahwa fair value adalah metode 
pengukuran yang relevan. Oleh karena itu, statement ini tidak meemerlukan metode pengukuran 
fair vale yang baru. Namun, untuk sebagian entitas penerapan fair value ini akan mengubah 
praktik yang berlaku sekarang. Ilustrasi Beberapa Alternatif Model AkuntansiUntuk memberikan 
gambaranyang jelas antara beberapa alternative model akuntansi ini kita misalkan PT Sipangko 
Jaya yang didirikan pada tanggal 21 Maret 2005 akan memasarkan produk baru yang disebut 
ESTIMA. Mdal berjumlah Rp 30.000,-, utangnya Rp 30.000,-, dengan bunga 10 %. Pada tanggal
1 Januari PT Sipangko Jaya memulai kegiatannya dengan membeli 6.000 unit ESTIMA dengan 
harga Rp 10,- per unit. Pada tanggal 1 Mei perusahaan menjual 5.000 unit dengan harga Rp 15,- 
per unit.Sementara itu, perubahan tingkat harga selama tahun 2005 adalah sebagai berikut:Januari 
1Mei 1Desember 1Replacement Cost101213Net Realizable Value-1517General Price Level 
Index1001301561. Alternatif dengan Melihat Sudut “Unit of Money”Alternatif yang kita bahas 
disini adalah menyangkut kesalahan yang timbul karena waktu. Untuk itu, model yang akan kita 
bahas adalah:Historical Cost AccountingReplacement Cost AccountingNet Realizable Value 
AccountingLaporan Laba RugiLaporan laba rugi untuk ketiga model itu adalah sebagai berikut:PT 
Sipangko JayaLaporan Laba RugiUntuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 
2005Keterangan Historical Replacement Net 
Realizable Cost Value 
ValueHasil 75.000 92.000Harga 
Poko Penjualan 50.000 60.000 73.000Laba 
Kotor 25.000 15.000 19.000Bunga 
10% 3.000 3.000 3.000Laba 
Operasi 22.000 12.000 16.000Realisasi holding 
gain and loss sudah termasuk 10.000 10.000Holding gain and loss yang 
tidak dihitung 3.000 3.000Tidak direalisasiGeneral Price level gain 
tidak dihitung tidak dihitung tidak dihitungand lossLaba 
bersih 22.000 25.000 29.00PT Sipangko 
JayaNeraca31 Desember 2005Keterangan Historical 
Reolacement Net Realizable Cost 
Value ValueHartaKas 72.000 
72.000 72.000Persediaan 10.000 
13.000 17.000Total Harta 82.000 
85.000 89.000Utang & ModalKewajiban 3 
0.000 30.000 30.000Modal :Modal Saham 
30.000 30.000 30.000Laba 
ditahanRealisasi 22.000 22.000 
22.000Belum realisasi - 3.000 7.000Total 
laba ditahan 22.000 25.000 29.000Total Modal 
Setor 52.000 55.000 59.000Total Utang & 
Modal 82.000 85.000 89.000Analisis perbedaan akibat 
waktuTotal LabaHCRCNRVLaba yang dilaporkanKesalahanLaba yang dilaporkanKesalahanLaba 
yang dilaporkanKesalahan29.00022.0007.00025.0004.00029.00002. Alternatif Dengan 
Menggunakan Model Akuntansi yang Diukur Dengan Unit Tenaga Beli UmumDalam model ini 
yang kita bahas adalah:General Price Level Adjusted Historical AccountingGeneral Price Level 
Adjusted Replacement Cost AccountingGeneral Price Level Adjusted Net Realizable Value 
AccountingPT Sipangko JayaLaporan Laba RugiUntuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 
2005KeteranganGPLAHCGPLARCGPLANRVAHasilHarga Pokok 
Penjualan90.00078.00090.00072.000107.00085.000Laba KotorBunga 
10%12.0003.00018.0003.00022.0003.000Laba OperasiReal Realized Holding Gain and LossReal 
Unrealized Holding Gain and LossGeneral Price Level Gain and Loss9.000termasuktidak 
dihitung1.80015.000(6.000)(2.600)1.80019.000(6.000)(2.600)1.800Laba
Bersih10.8008.20012.200PT Sipangko JayaNeraca Menurut General Price LevelPer 31 desember 
2005KeteranganGPLHCGPLRCGPLNRVAAktiva:KasPersediaan72.00015.60072.00013.00072.0 
0017.000Total AktivaPasiva:ObligasiModalLaba Ditahan:RealizedUnrealizedLaba/Rugi 
GPL87.60030.00046.8009.000(0)1.80085.00030.00046.8009.000(2.600)1.80089.00030.00046.80 
09.0001.4001.800Total Pasiva87.60085.00089.000Perhitungan Laba/Rugi General Price 
LevelKeterangan Belum Faktur SetelahDi 
Adjust Konversi di AdjustNet Monetary AssetTanggal 1 Januari 
2005: 30.000 156/100 46.800Ditambah:Monetary 
Receipts 75.000 156/30 
90.000105.000 136.800Dikurangi:Monetary 
Payments 60.000 156/100 93.600Bunga 
(10%) 3.000 156/156 3.00063.000 
96.600Net 42.000 
40.200Net Monetary Asset 31-12-2005 
40.200Actual Monetary Asset per 31-12-2005 
42.000Laba Akibat General Price Level 
1.800Analisis Tipe Kesalahan Masing-masing ModelNoAccounting 
ModelTiming errorMeasureng-Unit ErrorInterpretationRelevanceOperating ProfitHolding 
GainsNOD(Number of dollars)COG(Command of Goods)1Historical-cost 
accountingYaYaYaYaTidakTidak2Replacement-costYaHilangYaYaLaba 
RugiYaHartaYaHarta3Net-realizable-value accountingHilangHilangYaYaLaba Rugi dan 
UtangYaAktiva Moneter dan UtangAktiva Moneter4General price-level-adjusted historical cost 
accountingYaYaHilangYaYaYa5General Price-level-adjusted replacement-cost 
accountingYaHilangHilangHilangYaYa6General Price-level-adjusted net-realizable-value 
accountingHilangHilangHilangHilangYaC. penutupKesimpulanKesimpulan yang dapat diambil 
adalah bahwa pada masa inflasi,Laporan keuangan yang menggunakan prinsip historical cost pada 
umumnya tidak dapat memberikan informasi yang relevan. Pada masa inflasi laporan keuangan 
GPLA lebih informatif dibanding historical cost, namun material atau tidaknya perbedaan yang 
ditimbulkan GPLA tergantung pengaruhnya terhadap perusahaan tersebut, sehingga GPLA bukan 
dimaksudkan untuk mengganti laporan keuangan historical cost, tetapi hanya sebagai supplement 
report untuk digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak 
yang membutuhkan informasi laporan keuangan sehingga tujuan dari pelaporan akuntansi 
terpenuhi. Hal ini didasari oleh pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia bahwa 
informasi tambahan antara lain mengenai pengungkapan pengaruh perubahan harga bersifat tidak 
mengikat. SaranAdapun saran atau rekomendasi yang dapat penulis berikan terkait dengan 
pengembangan studi teori akuntansi adalah diharapkan kita memahami lebih dalam tentang teori-teori 
akuntansi yang ada dan bisa mengimplementasikan ke dunia bisnis. Tidak hanya dilihat dari 
sisi Akuntansi konvensional nya saja namun juga dilihat dari sisi Akuntansi syariahnya. 
Bagaimana perbandingan dari dua sisi tersebuat dalam kiatannya dengan Akuntansi Inflasi. Hal 
ini diharapkan dapat menjadi referensi positif baik bagi teman-teman untuk lebih memahami 
materi mata kuliah teori akuntansi ini. ReferensiHarahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi. 
Jakarta : PT RajaGrafindo PersadaMamik , Wahjuanto (2010) BEBERAPA FAKTOR YANG 
MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA. Undergraduate thesis, UPN "Veteran" 
Jatim.Sari, Dian Inda (2006), Akuntansi Inflasi Dalam Menilai Relevansi Laporan Keuangan
Suatu Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8 No. 2, p. 78-91, 
http://4putciput.weebly.com/uploads/1/3/5/5/1355290/akuntansi_inflasi_dalam_menilai_relevasi_l 
aporan_keuangan_suatu_perusahaan.pdf 
http://naeynaputribungsu.blogspot.com/2012/06/resume-akuntansi-inflasi.html?m=0 
AKUNTANSI INFLASIA. INFLASI1. Pengertian InflasiDalam ilmu ekonomi, inflasi 
adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) 
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, 
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau 
bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.Dengan 
kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah 
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang 
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat 
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan 
saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan 
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.2. Penyebab 
InflasiInflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:a. Tarikan permintaan (kelebihan 
likuiditas/uang/alat tukar) Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat 
adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di 
pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. 
Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang 
dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi 
tersebut.b. Desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or 
service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push 
inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan 
distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. 
Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata 
permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum 
permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru 
terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.Faktor-faktor yang 
menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:· Tingkat pengeluaran agregat yang 
melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa· Tuntutan kenaikan 
upah dari pekerja.· Kenaikan harga barang impor· Penambahan penawaran uang dengan 
cara mencetak uang baru· Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di 
Indonesia tahun 1998 akibatnya angka inflasi mencapai 70%· 3. Jenis-jenis 
Inflasi Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:· Inflasi yang 
berasal dari dalam negeriInflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit 
anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang 
berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.· Inflasi yang berasal dari luar negeriInflasi dari 
luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa 
terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor 
barang.Besar cakupan pengaruhnya terhadap harga inflasi dapat dibedakan· Inflasi
TertutupInflasi ini terjadi jika kenaikan harga hanya terjadi pada satu atau dua barang 
tertentu.· Inflasi TerbukaInflasi ini terjadi apabila kenaikan harga terjadi secara pada semua 
barang secara umum.· Inflasi Tak TerkendaliApabila serangan inflasi demikian hebatnya 
sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat 
menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot.Berdasarkan Tingkat Keparahannya 
Inflasi dapat dibedakan Menjadi· Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)· Inflasi sedang 
(antara 10% sampai 30% / tahun)· Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / 
tahun)· Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)4. Dampak-dampak Inflasi Dampak 
Positif· Peredaran / perputaran barang lebih cepat.· Produksi barang-barang bertambah, 
karena keuntungan pengusaha bertambah· Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi 
tambahan investasi.· Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan 
pendapatan kecilDampak Negatif· Harga barang-barang dan jasa 
naik.· Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau 
berkurang.· Menimbulkan tindakan spekulasi.· Banyak proyek 
pembangunan macet atau terlantar.· Kesadaran menabung masyarakat 
berkurang.Pihak-pihak yang diuntungkan dari Inflasia. Parapengusaha, yang pada saat sebelum 
terjadinya inflasi, telah memiliki stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah 
besar.b. Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan 
harga barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan 
laba/keuntungan yang besar.c. Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang 
mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya 
inflasi dan menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat 
menguntungkan mereka.d. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang 
naik,sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam 
membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. Misalnya, 
para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang mengakibatkan harga bahan bangunan dan 
rumah KPR BTN naik, sedangkan jumlah angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak 
ikut dinaikkan. Pihak-pihak yang dirugikan dari Inflasia. Para konsumen, karena harus 
membayar lebih mahal,sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan 
sebelum terjadinya inflasi.b. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, 
naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat 
dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan kenaikan 
penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.c. Para pemborong atau 
kontraktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran-pengeluaran 
yang diakibatkan terjadinya inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan 
yang diperoleh dari proyek yang dikerjakand. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil 
dari pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi. Misalnya, 
sebelum inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 = 25 gram emas, sesudah inflasi = 20 gram emas.e. 
Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil 
jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di samping itu akibat naiknya harga 
barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung menjadi lebih rendah/turun, jika dibandingkan 
dengan sebelum terjadi inflasi.5. Prinsip Dasar AkuntansiDunia usaha pada umumnya selalu 
mendasarkan diri pada historical cost yaitu asumsi adanya stable monetary unit yang 
mengakibatkan semua transaksi yang terjadi dicatat atas dasar nilai historis atau nilai yang didapat
saat terjadi transaksi. Di sisi lain disadari pula bahwa stable monetary unit tersebut pada 
kenyataannya tidak ada, apalagi pada Negara yang menganut ekonomi terbuka seperti Indonesia. 
Penggunaan nilai historis dalam akuntansi finansial disebabkan karena beberapa 
alasan:1. Relevan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Bagi manajer dalam membuat 
keputusan masa depan diperlukan data transaksi masa lalu.2. Nilai historis yang berdasarkan 
data obyektif dapat dipercaya, dapat diaudit dan lebih sulit untuk memanipulasi bila dibandingkan 
dengan nilai yang lain seperti current cost ataupun replacement cost.3. Karena telah disepakati 
berlakunya prinsip akuntansi pada penggunaan nilai historis memudahkan untuk melakukan 
perbandingan baik antara industri maupun antar waktu untuk suatu industri.Kelemahan 
penggunaan nilai historis antara lain:1. Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil karena 
pendapatan untu suatu hal tertentu pada saat tertentu akan dibebani biaya yang didasarkan pada 
suatu nilai uang yang telah ditetapkan beberapa periode yang lalu pada saat pencatatannya 
terjadinya biaya tersebut.2. Nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang 
lebih rendah apabila dibandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang terakhir. Di 
samping itu juga terjadi perubahan-perubahan kurs yang cepat atas aktiva dan passiva dalam 
valuta asing yang dikuasai perusahaan sehingga mengalami kesulitan dalam perhitungan selisih 
kurs yang tepat.3. Alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan terlalu kecil dan 
mengakibatkan laba dihitung terlalu besar.4. Laba/rugi yang terjadi yang dihasilkan oleh 
perhitungan laba/rugi yang didasarkan pada asumsi adanya stable monetary unit tersebut 
tidaklahlah riil apabila diukur dengan perkembangan daya beli uang yang sedang 
berlangsung.5. Adanya stable monetary. Perusahaan tidak akan mempertahankan real capitalnya 
dan ada kecenderungan terjadinya kanibalisme terhadap modal sehubungan dengan pembayaran 
pajak perseroan dan pembagian laba yang lebih besar daripada semestinya.6. Menyalahi 
mathematical principle karena berbagai himpunan yang tidak sama dijumlahkan menjadi 
satu.7. Di samping hal-hal di atas akan timbul kesulitan-kesulitan bagi manajemen perusahaan 
apabila harus mendasarkan pada laporan akuntansi yang disusun atas dasar asumsi.Beberapa 
prinsip yang berkaitan dengan pengukuran di luar historical cost yaitu:1. Stable Monetary Unit, 
merupakan salah satu prinsip dasar akuntansi yang menyatakan bahwa kesatuan moneter itu 
dianggap stabil. Nilai uang yang ditetapkan dari pos-pos laporan keuangan misalnya, kas, piutang, 
atau utang atau kewajiban lainnya. Pos ini memiliki angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap 
itulah yang akan ditagih, dibayar dimasa yang akan datang tanpa ada perubahan (Harahap, 
2001).2. Conseratism, merupakan prinsip di mana nilai yang dicantumkan dalam laporan 
keuangan adalah nilai yang terbesar risiko ruginya, mencatat indikasi rugi, walaupun belum terjadi 
dan tidak mencatat indikasi laba yang belum terealisasi. Prinsip ini dinilai melahirkan situasi di 
aman informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak menggambarkan keadaan yang 
sebenarnya dan tidak sesuai dengan kenyatan sehingga mulai dinilai kurang bermanfaat bagi para 
pemakainya.Keterangan dan Kririk terhadap Prinsip AkuntansiKeterbatasan laporan keuangan 
menurut PAI (1991) didalam Harahap (2002) adalah sebagai berikut:1. Laporan keuangan 
bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Oleh karena itu, laporan 
keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan 
keputusan ekonomi.2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk 
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari 
penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang 
material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap 
kelayakan laporan keuangan.5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi 
ketidakpastian; bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai 
penilaian suatu pos lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva 
yang paling kecil.6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu 
peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas) (substance overform).7. Laporan 
keuang disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan 
memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.8. Adanya berbagai 
alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran 
sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antarperusahaan.9. Informasi yang bersifat 
kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.Kritik terhadap Stable 
Monetary UnitInflasi yang terjadi di suatu negara akan membawa dampak terhadap laporan 
keuangan yang disajikan karena informasi yang ada menjadi tidak relevan dan tidak sesuai dengan 
keadaan pasar yang ssungguhnya. Karena tidak ada negara di dunia ini yang pernah kita dengar 
nilai valutanya stabil. Di setiap negara akan mengalami tingkat inflasi yang berbeda-beda, ini 
menunjukkan bahwa prinsip stable monetary unit hanya dalam asumsi tidak pernah ditemukan 
dalam kenyataan. Prinsip ini adalah untuk memudahkan perumusan teori dan asumsi akuntansi 
keuangan.Kritik terhadap ConservatismeHarahap (1996) mengungkapkan keadaan di mana aset 
dan kewajiban dalam konteks ketidaakpastian yang tinggi memungkinkan timbulnya kesalahan 
dalam pengukuran, misalnya mengarah pada pelaporan laba bersih dan net asset yang lebih 
rendah. Situasi seperti ini melahirkan prinsip konservatisme, misalnya prinsip yang mengatur agar 
persediaan harus dinilai berdasarkan lower of cost or market (LOCOM) dan kerugian yang ada 
akibat komitmen pembelian harus diakui dalam persediaan. Jadi bila dilihat dalam penggunaannya 
prinsip LOCOM sebenarnya bertentangan dengan orinsip historical cost, tetapi prinsip ini masih 
diperlukan untuk taksiran nilai residu, penaksiran umur aset dan penilai persediaan.Dalam prinsip 
akuntansi terdapat juga dasar pengukuran yang dapat digunakan dalam laporan keuangan di luar 
historical cost. Metode yang digunakan menurut APB Statement No. 4 (AICPA, 1970) yaitu 
sebagai berikut.1. Current purchase exchange, yaitu harga pertukaran pembelian sekarang 
digunakan misalnya dalam praktik metode penilaian persediaan nilai yang terendah dari harga 
pokok dan harga pasar (LOCOM).2. Current sale exchange, yaitu harga penjualan pertukaran 
sekarang yang dapat digunakan misalnya dalam mengukur barang jenis logam yang memilki harga 
stabil yang tetap yang tidak begitu saja ada biaya pemasarannya.3. Future exchange, yaitu harga 
didasarkan pada pertukaran di masa yang akan datang. Digunakan misalnya untuk menaksir biaya 
yang akan datnag jika hasil diakui berdasarkan persentase siap.Sementara itu, Trueblood 
Commitee (1973) mengemukakan tentang current cost sebagai berikut.1. Exit ValuePenilaian 
ini berdasarkan jumlah yang akan diterima atau dibayarkan sekarang sebagai akibat dari tindaka 
likuidasi.2. Current Replacement CostDinilai berdasarkan harga aset dan kewajiban sekarang 
yang dimiliki kapasitas san kemampuan jasa yang sama.3. Discounted Cash FlowDalam 
metode ini aset dan kewajiban (atau perusahaan secara menyeluruh) dinilai dengan cara 
mendiskontokan seluruh arus kas yang diharapkan pada tingkat tertentu yang menggambarkan 
nilai waktu (time value) dan resiko.6. Akuntansi InflasiMetode yang digunakan dalam akuntansi 
inflasi ini sama dengan metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba 
yang lebih relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item 
yang terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar
lebih relevan dapat digunakan beberapa metode. Sebelum kita sampai ke sana, kita bahas dulu 
beberapa metode pengukuran. Metode pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi (Jhonson, 
1977) sebagai berikut.1. The entry value system dari harga umum yang terdiri 
dari:a. Historical costb. General price levelc. Replacemet costd. Reproduction 
cost2. The exit value system harga pasar atau current market value yang terdiri dari:a. Net 
realizable valueb. Selling pricec. Expected valueMetode yang digunakan dalam akuntansi 
inflasi ini sama dengan metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba 
yang lebih relavan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item 
yang terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar 
lebih relevan dapat digunakan beberapa metode, yaitu :General Price LevelDalam metode General 
Price Level misalnya metode historical cost disesuaikan dengan perubahan tingkat harga sehingga 
pada masa inflasi GPL ini lebih besar daripada nilai historical cost. Di Indonesia, General Price 
Level accounting dikenal sebagai Akuntansi tingkat harga umum menyatakan bahwa nilai 
sesungguhnya dari Rupiah (disingkat Rp) ditentukan oleh barang atau jasa yang dapat diperoleh, 
yang biasa disebut daya beli. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan penyajian kembali 
komponen-komponen laporan keuangan ke dalam Rupiah pada tingkat daya beli yang sama, 
namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi 
berdasarkan nilai histories.Dalam penyusunan berdasarkan tingkat harga umum perlu diperhatikan 
pos-pos yang akan terpengaruh dengan adanya penurunan daya beli Rupiah, yaitu:1. Monetery 
assets, seperti kas ditangan, surat-surat berharga, dan pos-pos piutang dan lain- lain yang sifatnya 
sebagai dormant account akan mengalami pengaruh penurunan daya beli secara berarti karena 
rekening-rekening tersebut tidak dapat lagi dinilai (di-appraisal)2. Non monetary assets secara riil 
tidak mengalami pengaruh penurunan daya beli, tetapi dari sudut akuntansi merupakan pos yang 
terkena pengaruh penurunan harga beli. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah yang 
serius karena rekening-rekenig tersebut dapatdinilai.3. Assets dalam bentuk valuta asing tidak 
dipengaruhi oleh penurunan daya beli Rupiah karena dapat dinilai dengan kurs yang 
terakhir.Keuntungan GPL adalah sebagai berikut :· Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada 
perusahaan· Dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar 
periode· Membantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datang secara lebih 
baik· Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka 
laporan keuangan yang sudah disesuaikan.Kelemahan GPL adalah sebagai 
berikut :· Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak 
bisa disamaratakan.· GPL tidak bermakna bagi perusahaan.· Angka yang disesuaikan tidak 
menggambarkan arus kas.· Rasio itu adalah indikator mentah.Beberapa peraturan yang 
dikeluarkan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) di USA juga masih tidak 
memberikan kepastian mengenai perlu tidaknya penggunaan general price-level accounting, 
diantaranya:· Statement no.33 yang mengharuskan beberapa perusahaan tertentu untuk 
menyajikan informasi tambahan dengan menggunakan general price-level accounting dan current 
cost accounting.· Statement no.89 menyatakan bahwa informasi tambahan dengan general 
price- level accounting dan current cost accounting sebaiknya disajikan tetapi tidak diharuskan 
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia bahwa informasi tambahan antara lain 
mengenai pengungkapan pengaruh perubahan harga bersifat tidak mengikat.Current Cost 
AccountingMenurut Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar 
konsep CCA ini. Menurut merka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada. Berikut ini adalah beberapa bentuk current 
cost :a. Replacement cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan 
aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai 
ganti ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva 
tetap disajiakan menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai. 
Penyusutan dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog 
depreciation atau penyusutan yang bersaldo negatif. Dalam penyajiannya hutang ini harus 
disajikan nilai diskontonya. Pada masa inflasi nilai dari replacement value ini lebih besar dari 
general price level.Metode ini dikritik dalam hal :· Subjektivitas penilaian atau taksiran 
harganya sehingga angka-angka yang timbul tidak didasarkan pada transaksi yang 
sebenarnya.· Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan 
pembebanan ke laba rugi (misalnya penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari 
beban pada historical cost. Akhirnya income akan lebih tinggi dari historical cost.· Perubahan 
harga umum tidak tergambar dalam metode replacement cost ini, karena hanya untuk aktiva 
tertentu. Oleh karenanya metode replacement cost ini dianggap bukan merupakan metode 
akuntansi inflasi· Sukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling 
berbeda.Walaupun ada kritik ini, sebagai pihak menganggap bahwa metode ini paling mudah 
diterapkan dalam akuntansi inflasi.· Reproduction cost adalah istilah lain yang hampir sama 
dengan replacement cost ini. Disini harga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu 
dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu tanpa melihat perubahan teknologi yang 
mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat itu.· Net Realizable Value adalah Harga pasar 
sekarang adalah harga atau kas yang di peroleh jika suatu aktiva dijual sekarang. Namun, harga ini 
didasarkan pada prinsip likuidasi bukan prinsip going concern sehingga menyalahi prinsip 
akuntansi. Salah satu metode current market value ini adalah net realizable value. NRV merupakan 
harga jual dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi nilai dari net relizable value ini 
lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual barangnya tanpa 
mengharapkan laba marjin general price level. Penyusutan dalam metode ini dihitung berdasarkan 
perbedaan antara harga jual aktiva itu pada awal dibandingkan dengan pada akhir 
periode.· Selling Price di sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya 
penjualan sehingga laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar 
daripada net realizable value dan metode lain yang disebut sebelumnya.· Expected value 
metode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih kecil 
dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present value 
kas di masa yang akan datang.7. Monetary Non-Monetary ItemsMonetary Item adalah aktiva 
atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas, piutang, 
hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan 
ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai historis dan 
nanti nilai net realizable value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu juga 
menggambarkan nilai sekarang (current value) untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan 
kecuali untuk mengetahui present value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value) di 
masa yang akan datang.Non-monetary items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan 
menurut kontrak perjanjian. Dalam metode historical cost ini digambarkan sebagai old cost bukan 
nilai sekarang. Dalam metode current value harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan harga 
sekarang.8. Model AkuntansiAda tiga model akuntansi yang berbeda, yaitu :Historical Cost
AccountingReplacement Cost AccountingNet Realizable Value Accounting9. Atribut yang Akan 
DinilaiAtribut yang dinilai untuk masing-masing model akuntansi tersebut dapat dijelaskan 
sebagai berikut :Dalam model Historical Cost Accounting, Atribut yang dinilai adalah jumlah 
uang atau kas atau sejenisnya yang dibayar untuk mendapatkan aktiva atau membayar sejumlah 
hutang yang dibebankan dalam unit uang yang timbul dari perolehan aktiva itu.Dalam model 
Replacement Cost Accounting, atribut yang dibayar adalah uang kas atau sejenisnya yang akan 
dibayar untuk memperoleh aktiva yang sama dan sejenis saat sekarang atau jumlah hutang yang 
akan dibebankan untuk memperolah aktiva tersebut.Dalam model Net Realizable Value 
Accounting, atribut yang dinilai adalah jumlah uang kas atau sejinsnya yang akan diperoleh 
dengan menjual aktiva sekarang atau jumlah uang yang harus dibayar untuk menebus kewajiban 
itu sekarang.Dalam model Present Value atau Capitalized Value, atribut yang dinilai adalah arus 
kas masuk bersih yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aktiva atau arus kas keluar net 
yang diharapkan akan dibayar untuk membayar kembali hutang.Atribut itu dapat kita golongkan 
dalam tiga cara sebagai berikut :Fokus penilaian dapat berupa masa lalu (historical cost), masa 
kini (replacement cost dan net realizable value), dan masa yang akan datang (present value).Jenis 
transaksi : historical cost dan replacement cost merupakan transaksi perolehan atau pembebanan 
hutang, net realizable value dan present value menyangkut penjualan aset dan pembayaran 
hutang.Sifat kejadian awalnya : historical cost didasarkan pada kejadian yang sebenarnya, present 
value berdasarkan kejadian yang diharapkan, dan replacement cost dan net realizable value 
didasarkan pada kejadian yang sifatnya hipotesis (anggapan).10. Unit MeasureAda dua jenis 
unit ukuran yang dipakai, yaitu sebagai berikut :· Unit Moneter (Uang)· Unit Daya Beli 
(Purchasing Power)Dalam model ini yang menjadi alat ukur adalah daya beli uangnya yang tentu 
berbeda apabila waktunya berbeda.B. SEJARAH AKUNTANSI 
INFLSI1. Akuntansi untuk Inflasi di Luar NegeriFASB 89 mendorong 
perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga, tapi sebenarnya masih meninggalkan 
permasalahan, yaitu:1. Perusahaan mempertahankan nilai aktiva non moneter berdasarkan biaya 
historis atau ekuivalen dengan biaya kini ?2. Perusahaan yang memilih untuk menyediakan data 
biaya kini tambahan atas operasi luar negeri dengan dua metode:· Restate – 
Translate· Translate – RestateInvestor memerlukan laporan keuangan yang disesuaikan dengan 
tingkat harga spesifik, bukan tingkat harga umum. Alasannya adalah : Penyesuaian tingkat harga 
spesifik menentukan jumlah maksimum yang dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai dividen 
tanpa mengurangi kapasitas produktifnya.Masalah Restate-Translate Vs Translate-Restate bukan 
suatu hal yang penting jika menggunakan historical cost. Jadi, prosedur penyesuaian tingkat harga 
yang direkomendasikan adalah :· Sajikan ulang laporan keuangan untuk mencerminkan 
perubahan dalam harga spesifik.· Translasikan akun-akun menggunakan suatu nilai konstan 
(Kurs pada tahun dasar atau tahun sekarang).· Gunakanlah indeks harga spesifik yang relevan 
untuk menghitung keuntungan dan kerugian moneter.2. Isu-Isu Mengenasi InflasiAda Empat Isu 
Akuntansi Inflasi:1. Apakah dolar konstan atau Current Cost yang lebih baik untuk mengukur 
pengaruh inflasi?2. Perlakuan Akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian 
inflasi.3. Akuntansi inflasi luar negri.4. Menghindari fenomena “kejatuhan ganda”3. Badan 
Standar Akuntansi Internasional· IASB meyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan 
kinerja operasi dalam mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan yang 
mengalami hiperinflasi.· IAS 29: “Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi 
mewajibkan penyajian ulang informasi laporan keuangan utama.· Penyajian ulang dengan
daya beli konstan pada tanggal neraca, bisa dengan model Historical Cost atau dengan Current 
Cost.· Keuntungan dan kerugian daya beli dimasukan ke dalam laba 
berjalan.4. PERSPEKTIF INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASITujuan 
akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahan dan memungkinkan setiap orang 
yang tertarik untuk mengukur jumlah, waktu dan kemungkinan arus kas masa depan.Suatu 
perusahaan dapat mengukur penguasaanya terhadap barang dan jasa tertentu dengan menggunakan 
indeks untuk mengukur keuntungan dan kerugian moneter.Beberapa Negara telah mencoba 
metode akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan 
pragmatis seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan yang pihak-pihak yang secara 
langsung dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi inflasi.Beberapa Negara telah mencoba 
akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik actual juga mencerminkan pertimbangan pragmitis 
seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan yang pihak-pihak yang secara langsung 
dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi inflasi.a. Negara Amerika SerikatPada tahun 1979, 
FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan / SFAS No.33, yang berjudul “ 
Pelaporan Keuangan dan Perubahan Nilai” pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan 
AS yang memiliki persedian dan aktifa tetap bernilai lebih dari $125 juta atau aktiva lebih dari $1 
miliyar, untuk selama 5 tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis 
sebagai kerangka dasar pengukuran dasar untuk laporan keuangan utama.Banyak pengguna dan 
penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 menemukan bahwa:a. 
Pengungkapan ganda yang diwajibkan FASB membingungkan.b. Biaya penyusunan 
pengungkapan ganda ini terlalu besar.c. Pengungkapan daya beli biaya historis tidak terlalu 
bermanfaat bila dibandingkan dengan biaya kini. Akhirnya diterbitkan SFAS N0.88 untuk 
membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan 
menjadi titik awal standar akuntansi inflasi masa depan.Perusahaan pelapor didorong untuk 
mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :a. Penjualan 
bersih dan pendapatan operasi lainya.Laba dari opersi yang berjalan berdasarkan dasar biaya 
kini.b. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan.c. Setiap 
agregrat penyesuaian translasi mata uang asing berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses 
konsolidasi.d. Aktiva bersih pada akhir tahun menurun dasar biaya kini.e. Laba per saham 
menurut dasar biaya kini.f. Deviden per saham biasa.g. Harga pasar akhir tahun perlembar 
saham biasa. h. Tingkat indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari 
opersi berjalan.Panduan pengungkapan SFAS No.88 juga mencakup operasi luar negeri yang 
dimasukkan dalam laporan konsolidasi induk perusahaan dari AS perusahaan yang ,engadopsi 
dolar sebagai mata uang fungsional untuk mengukur operasi luar negerinya memandang operasi-operasi 
dari sudut pandang mata uang induk perusahaan. Akibatnya akun-akun operasi harus 
ditranslasi ke dalam dolar, kemudian disesuaikan dengan inflasi AS. Perusahaan multinasional 
yang mengadopsi mata uang local sebagai mata uang fungsional untuk kebanyakan operasi luar 
negerinya menggunakan sudut pandang mata uang local.FASB memperbolehkan perusahaan 
tersebut untuk mengunakan metode translasi sajikan ulang atau menyesuaikan diri terhadap inflasi 
luar negeri dan kemudian melakukan translasi kedalam dolar AS. Dengan demikian, penyesuai 
terhadap data biaya kini untuk mencerminkan inflasi dapat didasarkan pada indeks tingkat harga 
umum AS atau luar negeri.b. Negara InggrisKomite Standar Akuntansi Inggris / ACS 
menerbitkan “Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 / SSAP, “Akuntansi Biaya Kini” untuk 
masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. Meskipun SSAP 16 dibatalkan pada tahun 1988,
metodologinya direkomendasikan untuk perusahaan-perusahaan yang secara sukarela melaporkan 
akun-akunnya yang disesuaikan terhadap inflasi.Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 
adalah· Apabila standar AS mengharuskan akuntansi biaya konstan dan kini, SSAP 16 hanya 
mengadopsi metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.· Apabila penyesuaian inflasi AS 
berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mengwajibkan baik laporan laba rugi 
dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelas.Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang 
terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33 menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap 
angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan 
harga spesifik, yaitu:a. Penyesuai modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) 
/ MWCA Mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang 
digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.b. Mekanisme Penyesuaian, memungkinkan 
pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.c. Negara 
BrasilWalaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini 
mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan –Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan 
Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang 
akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang 
diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang local. Penyesuaian inflasi 
terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih 
yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi 
moneter.Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi 
pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi. 
Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan 
kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva moneter 
bersihnya.C. KESIMPULANMenurut pendapat saya penerapan perubahan kondisi perekonomian 
sangat penting dipertimbangkan dalam mengolah laporan keuangan. Pertimbangan perubahan 
tingkat inflasi sangat penting dipertimbangkan dalam mengolah pelaporan keuangan agar laporan 
keuangan tersebut mencerminkan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam kondisi perekonomian. 
Pembuatan laporan menggunakan metode historical cost memang menunjukkan kondisi keuangan 
perusahaan pada saat transaksi terjadi dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya ketika itu. 
Namun, penggunaan metode tersebut tidak selalu menguntungkan karena kondisi perekonomian 
tidak selalu stabil sehingga dibutukan metode yang dapat menyesuaikan perhitungan ekonomi 
perusahaan sesuai dengan situasi yang berubah.Ada metode General Price Level atau desebut juga 
metode tingkat harga umum, yaitu suatu metode yang pembuatan laporannya disesuaikan kondisi 
perekonomian yang tidak stabil akibat perubahan harga seperti terjadinya inflasi. Kedua metode 
tersebut historical cost dan general price level masing-masing memiliki kelemahan dan penerapan 
kedua metode tersebut sebaiknya tergantung pada jenis perusahaan produk yang ekonomi yang 
dimiliki perusahaan karena setiap perusahaan akan memiliki kekuatan yang berbeda dalam 
ketahanannya menghadapi perubahan kondisi perekonomian akibat dari 
inflasi. REFERENSIhttp://magussudrajat.blogspot.com/2010/09/model-model-penilaian-aktiva-dan. 
html http://ari-suwandi.blogspot.com/2011/01/teori-akuntansi. 
htmlhttp://christomario.wordpress.com/2012/05/21/akuntansi-inflasi/ 
http://diantrilestari.wordpress.com/2010/05/25/akuntansi-inflasi/http://nitacutez-nita. 
blogspot.com/2010/05/akuntansi-inflasi-dalam-menilai. 
htmlhttp://riscawidya.blogspot.com/2011/05/perspektif-internasional-
terhadap.htmlhttp://janankisme.blogspot.com/2011/05/akuntansi-inflasi.html. 
http://yunitasaridewi92.blogspot.com/ 
1). Apa pengertian dari Inflasi dan penyebab dari timbulnya Inflasi?2). Apa penyebab faktor-faktor 
Inflasi?3). Pengukuran dan Penggolongan Inflasi?4). Keuntungan dan kerugian dari Inflasi itu 
sendiri?5). Apa pengertian dari Akuntansi Inflasi?6). Bagaiamana dari metode akuntansi Inflasi itu 
sendiri?BAB IIPEMBAHASANv INFLASI Inflasi menurut A.P. Lehnerinflasi adalah 
keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam 
perekonomian secara keseluruhan. Ahli yang lain yaitu Ackley memberi pengertian inflasi sebagai 
suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam 
barang saja dan sesaat).Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga 
untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja 
tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan 
kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain. Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, 
yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi. Inflasi tarikan permintaan (demand pull 
inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada 
tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya 
permintaan terhadap faktor-faktor produksi.Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu 
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu 
kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full 
employment. Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya 
produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik. 
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan harga,misalnya bahan baku 
dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta 
menaikkan harga barang-barang.Faktor - faktor yang menyebabkan inflasi adalah 
sebagaiberikut:1. Demand pull Inflation,Demand pull inflasion yaitu inflasi yang disebabkan oleh 
terlalu kuatnya peningkatan aggregatedemandmasyarakat terhadap komoditi - komoditi hasil 
produksi di pasar barang.2. Cost push Inflation,Cost push inflasion yaitu inflasi yang dikarenakan 
bergesernya aggregate supply curve ke arahkiri atas.3. Domestic Inflation,Domestic inflation yaitu 
inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolaanperekonomian baik di sektor riil 
ataupun di sektor moneter di dalam negeri oleh para pelakuekonomi dan masyarakat.4. Imported 
Inflation,Imported inflatio yaitu inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga-harga 
komoditi diluar negeri (di negara asing yang memiliki hubungan perdagangan dengan negara 
yangbersangkutan).v Penggolongan InflasiBerdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan 
menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. 
Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang 
dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan 
makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai 
akibat naiknya harga barang impor.Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri 
tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya 
cakupan pengaruh terhadap harga.Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu 
atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation).Namun, apabila
kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi 
terbuka (Open Inflation).Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap 
saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih 
lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali 
(Hiperinflasi).Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :Inflasi ringan (kurang dari 
10% / tahun)Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)Inflasi berat (antara 30% sampai 
100% / tahun)Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)v Mengukur inflasiInflasi diukur dengan 
menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di 
antaranya:Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang 
mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.Indeks biaya hidup atau 
cost-of-living index (COLI).Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata 
dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering 
digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku 
meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang 
konsumsi.Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas 
tertentu.Indeks harga barang-barang modalDeflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga 
dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.Keuntungan Dan Kerugian 
InflasiPerlakuan keuntungan dan kerugian dari item-item moneter yaitu kas piutang dan utang 
merupakan isu yang kontroversial. Di Amerika, keuntungan dan kerugian dari item-item moneter 
ditentukan dengan me-restate ke dalam dolar konstan. Ini menggambarkan bahwa FASB 
memandang keuntungan dan kerugian dalam item moneter berbeda sifatnya dengan laba-laba 
lain.Di Inggris, keuntungan dan kerugian atas item moneter dipisahkan menjadi modal kerja 
dan gearing adjustment. Kedua jumlah tersebut berkaitan dengan perubahan tingkat harga spesifik, 
bukan perubahan tingkat harga umum. Mendasari modal kerja moneter, dasar pemikiran berikut di 
berikan SSAP no.16 paragraf 11-13: ketika penjualan dilakukan secara kredit perusahaan 
sebenarnya mengikat modal kerja sampai piutang terkait ditagih. Gearing 
adjustment mengindikasikan keuntungan atau biaya bagi pemegang saham dari pembiayaan 
hutang selama periode perubahan harga.Angka ini ditambah atau dikurang terhadap laba operasi 
biaya berjalan untuk menghasilkan ukuran kekayaan yang dapat dibelanjakan (disposable 
wealth) bernama laba biaya berjalan bagi pemegang saham (Current Cost Profit Attributable to 
Shareholders).Di negara Brazil tidak menyesuaikan aktiva lancar dan kewajiban lancar secara 
eksplisit karena jumlah ini diekspresikan dalam nilai berjalan.Penyesuaian yang timbul dari 
menghitung nilai bersih aset-aset permanen dan modal yang telah disesuaikan dengan tingkat 
harga yang mewakili keuntungan atau kerugian daya beli umum dalam membiayai modal kerja 
dengan hutang atau modal.Bagi porsi modal ini diakui adanya kerugian daya beli selama periode 
inflasi.Dampak Postitif InflasiApabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif 
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional 
dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.Orang yang 
mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan 
dengan adanya inflasi.Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji 
mengikuti tingkat inflasi. Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi 
menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah 
dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan 
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih 
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk 
melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).Dampak Negatif 
InflasiPada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau 
dan perekonomian dirasakan lesu.Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau 
mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima 
pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga 
akankewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin 
merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, 
inflasi sangat merugikan.Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990.Pada 
tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 
-atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.Artinya, uang 
pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Inflasi juga menyebabkan 
orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun.Memang, tabungan 
menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila 
orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk 
berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan 
masyarakat.v AKUNTANSI INFLASIUntuk pengertian Akuntansi Inflasi itu sendiri, Menurut 
Drs. Ainun Na’im, Ak (1989) Akuntansi Inflasi adalah merupakan suatu proses data akuntansi 
untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat 
perubahan harga, sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat 
harga yang berlaku.Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode 
penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relavan yang 
digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam 
laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar lebih relevan dapat 
digunakan beberapa metode, yaitu :General Price LevelDalam metode General Price Level 
misalnya metode historical cost disesuaikan dengan perubahan tingkat harga sehingga pada masa 
inflasi GPL ini lebih besar daripada nilai historical cost.Keuntungan GPL adalah sebagai 
berikut :Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaanDapat meningkatkan kegunaan 
perbandingan laporan antar periodeMembantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang 
akan datang secara lebih baikMemperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang 
dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.Kelemahan GPL adalah 
sebagai berikut :Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi 
tidak bisa disamaratakanGPL tidak bermakna bagi perusahaanAngka yang disesuaikan tidak 
menggambarkan arus kasRasio itu adalah indikator mentah2. Current Cost AccountingMenurut 
Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar konsep CCA ini. 
Menurut mereka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka mengalokasikan 
sumber-sumber ekonomi yang ada. Berikut ini adalah beberapa bentuk current cost :Replacement 
cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru atau 
menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya 
diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva tetap disajiakan 
menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai. Penyusutan 
dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog depreciation 
atau penyusutan yang bersaldo negatif. Dalam penyajiannya hutang ini harus disajikan nilai
diskontonya. Pada masa inflasi nilai dari replacement value ini lebih besar dari general price 
level.Metode ini dikritik dalam hal :Subjektivitas penilaian atau taksiran harganya sehingga 
angka-angka yang timbul tidak didasarkan pada transaksi yang sebenarnya.Dalam hal harga suatu 
aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan pembebanan ke laba rugi (misalnya 
penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari beban pada historical cost. Akhirnya 
income akan lebih tinggi dari historical cost.Perubahan harga umum tidak tergambar dalam 
metode replacement cost ini, karena hanya untuk aktiva tertentu. Oleh karenanya metode 
replacement cost ini dianggap bukan merupakan metode akuntansi inflasiSukar melakukan 
perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda.Walaupun ada kritik ini, sebagai pihak 
menganggap bahwa metode ini paling mudah diterapkan dalam akuntansi inflasi.Reproduction 
cost adalah istilah lain yang hampir sama dengan replacement cost ini. Disini harga itu diukur 
berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu 
tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat itu.Net 
Realizable ValueHarga pasar sekarang adalah harga atau kas yang di peroleh jika suatu aktiva 
dijual sekarang.Namun, harga ini didasarkan pada prinsip likuidasi bukan prinsip going concern 
sehingga menyalahi prinsip akuntansi.Salah satu metode current market value ini adalah net 
realizable value.NRV merupakan harga jual dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi 
nilai dari net relizable value ini lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak 
mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level. Penyusutan 
dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan antara harga jual aktiva itu pada awal 
dibandingkan dengan pada akhir periode.Selling PriceDi sini nilai yang dipakai adalah harga jual 
tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini 
akan lebih besar daripada net realizable value dan metode lain yang disebut sebelumnya.Expected 
valueMetode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih 
kecil dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present 
value kas di masa yang akan datang.3. Monetary Non-Monetary ItemsMonetary Item adalah 
aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas, 
piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah 
yang akan ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai 
historis dan nanti nilai net realizable value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu juga 
menggambarkan nilai sekarang (current value) untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan 
kecuali untuk mengetahui present value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value) di 
masa yang akan datang.Non-monetary items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan 
menurut kontrak perjanjian. Dalam metode historical cost ini digambarkan sebagai old cost bukan 
nilai sekarang. Dalam metode current value harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan harga 
sekarang.BAB IIIKESIMPULANInflasi itu sendiri adalah suatu proses meningkatnya harga-harga 
secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan 
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak 
lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata 
uangsecara kontinu. Inflasi itu sering terjadi di negera-negara yang berkembang maupun yang 
tidak. Setiap negara pasti mengalami adanya inflasi. Karena itu sering terjadi, jadi dengan adanya 
inflasi kita bisa mengetahui bagaimana perkembangan-perkembangan harga-harga secara umum 
yang ada di negeri ini maupun di luar negeri. Tapi dengan adanya inflasi, negara itu menjadi kritis 
yang melemah di dalam mata uang secera berkelangsungan terus- menerus dan itu bisa lama-
kelamaan akan membuat negara menjadi defisit. Jadi dengan kita sebagi seorang akuntan harus 
tetap terus bekerja keras suapaya harga-harga maupun mata uang yang ada di Indonesia ini, tidak 
mengalami lagi terjadinya inflasi, karena kejadian itu sangat merugikan bagi negara itu sendiri. 
Untuk selanjutnya mengenai akuntansi inflasi adalah merupakan suatu proses data akuntansi untuk 
menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan 
harga, sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang 
berlaku. Dengan adanya kita mengetahui akuntasi inflasi itu sendiri, kita juga bisa menggetahui 
metode-metode yang ada di dalam akuntansi inflasi itu seperti hal contohnya general price level, 
current cost accounting maupun metode yang lainnya, itu untuk mengetahui sebuah hal hal tertera 
yang mengenai hubungannya dengan akuntansi inflasi dengan metode-metode tersebut kita juga 
bisa mengetahui pengaruh inflasinya itu sendiri terhadap cost historical. Dan juga dengan metode 
tersebut berguna untuk menanggulangi terjadinya inflasi- inflasi yang ada di dalam negeri maupun 
ada di luar negeri, supaya inflasi itu tidak benar-benar terjadi lagi. Metoda Yang digunakan dalam 
akuntansi inflasi ini sama dengan dengan metoda penentuan laba. Penekanan penentuan laba 
adalah pada nilai laba yang lebih relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan 
inflasi nilai semua item yang terdapat dalam laporan 
keuangan.REFERENSIhttp://janankisme.blogspot.com/2011/05/akuntansi-inflasi. 
htmlhttp://alena19.wordpress.com/2012/05/05/akuntansi-inflasi/ 
http://nariyaandi.blogspot.com/2011/05/akuntansi-bagi-perubahan-harga-inflasi. 
htmlhttp://jieb-febugm.com/index.php/catalogue/by-issues/ 
product/view/64/469http://wenysilvia130706.blogspot.com/2011/04/istilah-akuntansi-inflasi. 
htmlhttp://riscawidya.blogspot.com/2011/05/perspektif-internasional-terhadap. 
htmlhttp://diantrilestari.wordpress.com/2010/05/25/akuntansi-inflasi/ 
http://andreawidhia.blogspot.com/ 
Selasa, 08 Januari 2013 
AKUNTANSI INFLASINama: Widhia AndreaNIM: 20100420085Kelas: EFAKULTAS 
EKONOMIPROGRAM STUDI AKUNTANSIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 
YOGYAKARTA2013BAB IPENDAHULUANDalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses 
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar 
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, 
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk 
juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan 
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, 
bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu 
menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi 
jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. 
Istilahinflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala 
dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, 
dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.Inflasi dapat disebabkan oleh dua 
hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan 
(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi) dan/atau juga termasuk kurangnya
distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter 
(Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam 
kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh pemerintah seperti fiskal 
(perpajakan/pungutan), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi.BAB IIRUMUSAN 
MASALAH1. Apa pengertian dari inflasi?2. Bagaimana cara mengukur inflasi? 
3. Apa pengertian dari akuntansi inflasi?4. Bagaimana akuntansi dalam masa inflasi? 
BAB IIIPEMBAHASANPENGERTIAN INFLASIMenurut Bodie dan Marcus (2001 : 331, 
definisi atau pengertian inflasi (inflation) merupakan suatu nilai di mana tingkat harga barang dan 
jasa secara umum mengalami kenaikan. Selain itu, menurut Weston dan Copeland (1998 : 250), 
definisi atau pengertian inflasi (inflation) adalah suatu keadaan ekonomi yang mengalami 
kenaikan tingkat harga tertinggi dan tidak bisa dicegah atau dikendalikan lagi.MENGUKUR 
INFLASIInflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah 
indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer 
price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli 
oleh konsumen.Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).Indeks harga produsen adalah 
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk 
melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan 
karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan 
meningkatkan harga barang-barang konsumsi.Indeks harga komoditas adalah indeks yang 
mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.Indeks harga barang-barang modal.Deflator 
PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, 
barang jadi, dan jasa.PENGERTIAN AKUNTANSI INFLASIMenurut Drs. Ainun Na’im, Ak, 
(1989:12) pengertian Akuntansi Inflasi adalah suatu proses data akuntansi untuk menghasilkan 
informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan harga, sehingga 
informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang 
berlaku.AKUNTANSI DALAM MASA INFLASIDewasa ini dikenal dua konsep dasar yang 
mencoba untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh akuntansi dalam masa inflasi. Yaitu dengan 
Akuntansi Nilai Rupiah Konstan (General Price Level Accounting/General Purchasing Power 
accounting) dan Akuntansi Kos Sekarang (Current Cost Accounting/Current Value 
Accounting):1. General Price Level Accounting (Akuntansi Nilai Rupiah Konstan)Akuntansi 
Nilai Rupiah Konstan adalah suatu metode pelaporan yang menyajikan elemen-elemen laporan 
keuangan dengan unit moneter yang daya belinya sama. Tujuan konsep ini adalah untuk 
mempertahankan nilai modal menurut harganya yang tetap dengan menggunakan ukuran indeks 
harga. Nilai harta, hutang dan modal yang terpengaruhKebaikan-kebaikan a. Dapat 
menhelaskan pengaruh inflasi peda perusahaan.b. Dapat meningkatkan kegunaan 
perbandingan laporan antar periode.c. Dapat membantu pemakai laporan menilai arus kas di 
masa datang secara lebih baik.d. Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan 
yang dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.Kelemahan-kelemahan: 
a. Inflasi terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak 
dapat disama ratakan.b. GPLA tidak bermakna bagi perusahaanc. Angka yang disesuaikan 
tidak menggambarkan arus kasd. Rasio itu adalah indikator mentahUntuk metode Akuntansi 
rupiah Konstan dipergunakan metode pengukuran unit moneter yang berdaya beli sama yaitu 
dipergunakan indeks harga untuk merubah harga perolehan sekarang.Di Indonesia angka indek 
yang lebih tepat untuk dipergunakan sebagai dasar penyesuaian ini adalah Indeks Harga
Konsumen (IHK) yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik.Elemen-Elemen Moneter dan Non 
MoneterUntuk keperluan dalam penerapan Akuntansi Rupiah Konstan, aktiva dan kewajiban perlu 
dibedakan menjadi elemen moneter dan non moneter. Hal ini perlu karena pada saat inflasi, 
pemegang aktiva moneter akan kehilangan daya belinya dikarenakan pada waktu tingkat harga 
umum meningkat, aktiva tersebut hanya dapat membeli barang atau jasa yang lebih sedikit 
jumlahnya. Sebaliknya yang memiliki kewajiban moneter akan mengakui adanya laba karena 
kewajiban ini akan dibayar dengan rupiah yang mempunyai daya beli yang lebih kecil daripada 
waktu rupiah tersebut diterima dimana hutang itu timbul.Akibat moneter adalah uang atau suatu 
klaim untuk menerima sejumlah uang yang jumlahnya tetap tanpa dipengaruhi harga barang atau 
jasa tertentu dimasa yang akan datang. Kewajiban moneter adalah suatu kewajiban untuk 
membayar sejumlah uang yang jumlahnya tetap tanpa dipengaruhi harga barang atau jasa tertentu 
dimasa yang akan datang.Semua aktiva kewajiban yang tidak mempunyai sifat moneter adalah 
non moneter. Yang termasuk dalam aktiva non moneter antara lain :a. Barang-barang yang 
dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali atau aktiva-aktiva yang dimiliki dimana secara 
langsung digunakan untuk usaha perusahaan.b. Klaim atas uang yang jumlahnya tergantung 
pada harga barang dan jasa tertentu.c. Hak-hak terakhir (residual right) seperti goodwil atau 
bagian pemilik perusahaan.Yang termasuk dalam kewajiban non moneter antara lain 
:a. Kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa dalam kuantitas yang tetap dan tidak 
tergantung pada perubahan harga-hargab. Kewajiban untuk membayar uang dalam jumlah 
yang tergantung pada harga barang atau jasa tertentu dimasa yang akan datang.Rugi/Laba Dari 
Daya Beli (Purchasing Power gain/Lose)Elemen moneter seperti kas, piutang disajikan pada 
neraca sebesar nilai nominalnya. Untuk elemen moneter ini tidak diadakan penyesuaian lagi 
walaupun pemilikan elemen moneter ini. Karena pada saat dimana terjadi inflasi, pemegang aktiva 
moneter akan kehilangan daya belinya karena dapat membeli barang atau jasa yang lebih sedikit 
jumlahnya.Tidak demikian halnya dengan pemegang kewajiban moneter akan memperoleh 
keuntungan kerena membayar hutangnya dengan jumlah uang yang berdaya beli lebih kecil 
daripada saat dimana ia menerima uang (hutang) tersebut.Sehubungan dengan aktiva dan 
kewajiban moneter, akan dijumpai apa yang dinamakan dengan Positive Net Monetary 
Position adalah selisih antara monetary assets suatu perusahaan dengan monetary liabilities dan 
equities-nya. Dalam suatu periode tertentu, laba atau rugi dari pemegang monetary assets akan 
dihapus (offset) oleh rugi atau laba, karena memegang monetary liabilities dan equities. Laba atau 
rugi bersih untuk suatu periode, tergantung atas apakah posisi keuangan dalam net monetary 
adalah positif atau negatif. Perusahaan dikatakan berada dalam posisi positif net monetary bila 
total monetary asset-nya melebihi total monetary liabilities dan equities-nya. Sebaiknya bila total 
monetary asset-nya kurang dari total monetary liabilities dan equitiesnya, maka perusahaan 
dikatakan berada pada posisi negatif net monetary.2. Current Cost 
Accounting (Akuntansi Kos Sekarang)Akuntansi Kos Sekarang adalah suatu metode pengukuran 
dan pelaporan aktiva dan biaya yang berhubungan dengan penggunaan atau penjualan aktiva 
dengan jumlah sebesar harga pokoknya sekarang atau yang lebih rendah dari jumlah yang akan 
dapat diperoleh pada tanggal Neraca atau tanggal penggunaan atau penjualan.Kelebihan 
:a. Menghasilkan informasi yang lebih bermanfaat untuk mengukur efisiensi. Hal ini dapat 
terjadi karena pengaruh perubahan harga terhadap biaya-biaya dapat ditiadakan.b. Harga pokok 
sekarang berguna sebagai jumlah yang diperkirakan dapat mendekati jumlah jasa potensial dari 
aktiva.c. Harga pokok sekarang berguna untuk menunjukkan erosi dari modal secara
fisik.d. Current cost menunjukkan jumlah yang seharusnya dibayar oleh perusahaan dalam 
periode berjalan untuk memperoleh aktiva atau jasa.e. Penjumlahan aktiva yang dinyatakan 
dalam nilai sekarang lebih berarti dari pada penambahan biaya historis yang terjadi pada periode 
yang berbeda.Kelemahan :a. Kehilangan faktor objektifitasnya, karena current cost untuk 
suatu jenis barang tertentu yang khusus tidak tersedia pada suatu reasonable cost sehingga tidak 
terlepas dari faktor subjektifitas dalam menentukan indeks harga untuk jenis barang atau jasa yang 
dimaksud.b. Untuk nilai bagi perusahaan, ada kemungkinan biaya reproduksi yang dibebankan 
pada aktiva akan lebih rendah daripada nilai aktiva tersebut pada perubahan.c. Menurut daya 
belinya dimana metode replacement cost menilai barang-barang satu persatu dan tidak dalam 
bentuk tingkat harga umum. Sehingga metode replacement cost tidak mengukur neraca dan hasil 
usaha dalam bentuk daya beli untuk seluruh barang.Holding Gain Or LossesHolding gain or losses 
timbul karena adanya perbedaan antara antara harga pokok historis atau aktiva dengan harga 
pokoknya sekarang.Holding gain terdiri atas dua komponen yaitu :a. Realized Holding Gains 
yang dihasilkan dari penyelesaian (disposal) aktiva, apakah aktiva itu dijual/digunakan dalam 
suatu periode akuntansi.b. Unrealized Holding Gains yang dihasilkan dari penambahan dalam 
nilai sekarang (current value) suatu aktiva dalam suatu periode akuntansi dimana aktiva tersebut 
masih ditahan oleh perusahaan.Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengungkapan Akuntansi 
Kos Sekarang adalah sebagai berikut : (Smith-Skousen: 1991:566)a. Tetapkan jumlah nilai 
berjalan persediaan, harta tak bergerak, pabrik, dan peralatan.b. Terapkan “tes jumlah yang 
dapat diganti kembali” ke jumlah nilai berjalan dan pilih yang lebih rendah.c. Tetapkan 
perubahan dalam nilai berjalan persediaan dan harta tak bergerak, pabrik, dan peralatan menurut 
jumlah nominal dan juga rupiah konstan.BAB IIIKESIMPULANInflasi adalah suatu keadaan 
ekonomi yang mengalami kenaikan tingkat harga tertinggi dan tidak bisa dicegah atau 
dikendalikan lagi.Sedangkan akuntansi inflai adalah suatu proses akuntansi untuk menghasilkan 
informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan harga, sehingga 
informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang 
berlaku. Pada masa inflasi, laporan keuangan yang menggunakan prinsip historical cost 
pada umumnya tidak dapat memberikan informasi yang relevan. Akan tetapi penggunaan GPLA 
dalam laporan keuangan justru lebih informatif dibanding dengan menggunakan histirical cost, 
namun material atau tidaknya perbedaan yang ditimbulkan GPLA tergantung pengaruhnya 
terhadap perusahaan tersebut, sehingga GPLA bukan dimaksudkan untuk mengganti laporan 
keuangan historical cost, tetapi hanya sebagai supplemen yang digunakan sebagai informasi 
tambahandalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi laporan 
keuangan sehingga tujuan dari pelaporan akuntansi terpenuhi.DAFTAR 
PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inflasihttp://id.shvoong.com/business-management/ 
investing/2184085-pengertian-atau-definisi-inflasi/# 
ixzz2H5XEyiBJhttp://diantrilestari.wordpress.com/2010/05/25/akuntansi-inflasi 
http://riskiputrih.blogspot.com/2013/01/akuntansi-inflasi.html 
PEMBAHASANA. INFLASIInflasi adalah kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara 
umum dan terus menerus dalam waktu tertentu. Dari pengertian tersebut, apabila terjadi kenaikan 
harga hanya bersifat sementara maka kenaikan harga tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Inflasi 
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling pengaruh
mempengaruhi. Semua Negara di dunia selalu menghadapi berbagai permasalahan inflasi. Oleh 
sebab itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu Negara merupakan salah satu ukuran untuk 
mengukur baik buruknya maslah ekonomi yang dihadapi suatu Negara.Ø Penyebab 
Inflasi1. Inflasi tarikan Permintaan (demand full inflation)Merupakan inflasi yang disababkan 
karena adanya kenaikan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa 
yang ditawarkan.Inflasi biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan 
tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan sangat pesat (full employment and 
full capacity). Dengan tingkat pertumbuhan yang pesat maka akan mendorong peningkatan 
permintaan sedangkan barang yang ditawarkan tetap/tidak berubah karena kapasitas produksi 
sudah maksimal sehingga mendorong kenaikan harga yang terus menerus.2. Inflasi Desakan 
Biaya (cost push inflation)Merupakan inflasi yang terjadi akibat meningkatnya biaya produksi 
(input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut 
naik.Ø Penggolongan InflasiBerdasarkan asalnya :1. Inflasi yang berasal dari dalan 
NegeriInflasi yang terjadi akibat adanya deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara 
mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan meningkat menjadi 
mahal.2. Inflasi yang berasal dari Luar Negeriinflasi yang terjadi karena naiknya harga barang 
di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam 
negeri.Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga:1. Closed InflationSuatu 
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu saja. Misalnya 
kenaikan yang terjadi pada barang-barang elektronik.2. Open InflationSuatu kenaikan harga 
terjadi pada semua barang secara umum. Misalnya kenaikan harga pada barang-barang kebutuhan 
pokok.Berdasarkan tingkat Keparahannya:1. Inflasi Ringan yaitu inflasi yang terjadi kurang 
dari 10% setiap tahunnya.2. Inflasi Sedang yaitu inflasi yang terjadi antara 10% sampai 
dengan 30% setiap tahunnya.3. Inflasi Berat yaitu inflasi yang terjadi antara 30% sampai 
100% setiap tahunnya.4. Hiperinflation yaitu inflation yang terjadi lebih dari 100% Setiap 
tahunnya.Ø Dampak InflasiAkibat adanya inflasi terdapat beberapa dampak positif maupun 
negative dari terjadinya inflasi yaitu :a. Dampak Positif· Peredaran / perputaran barang lebih 
cepat.· Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha 
bertambah· Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan 
investasi.· Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan 
kecil.b. Dampak Negatif· Harga barang-barang dan jasa naik.· Nilai dan kepercayaan 
terhadap uang akan turun atau berkurang.· Menimbulkan tindakan spekulasi.· Banyak 
proyek pembangunan macet atau terlantar.· Kesadaran menabung masyarakat 
berkurang.Ø Pihak-pihak yang Mendapatkan Keuntungan dan yang Mendapatkan 
Kerugian1. Pihak-pihak yang diuntungkana. Para pengusaha, di mana pada saat sebelum 
terjadinya inflasi, telah memiliki persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah yang 
besar.b. Para pedagang, dimana pada saat terjadinya inflas, para pedagang menggunakan 
kesempatan memainkan harga barang yaitu dengan menaikkan harga barang untuk memperoleh 
keuntungan.c. Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi, 
dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya 
kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat menguntungkan 
merekad. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik, 
sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar 
kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. 2. Pihak-pihak yang
dirugikana. Para konsumen, karena mereka harus membayar lebih mahal setelah terjadinya 
inflasi.b. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga 
barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi 
lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan atau 
pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.c. Para pemborong atau kontraktor, karena 
mereka harus mengeluarkan tambahan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran akibat terjadinya 
inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang 
dikerjakan.d. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah 
diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi.e. Para penabung, karena pada 
saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan 
kenaikan harga yang terjadi.B. AKUNTANSI INFLASI Akuntansi Inflasi merupakan 
suatu metode untuk mengoreksi dengan menyatakan kembali sepenuhnya laporan keuangan 
berdasarkan harga perolehan historis ke dalam suatu cara yang mencerminkan perubahan daya beli 
mata uang yang diukur dengan menggunakan angka indeks. Akuntansi Inflasi ini bertujuan untuk 
mengukur kinerja suatu perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk 
mengukur jumlah, waktu, dan kemungkinan arus kas masa depan. Akuntansi Inflasi ini bukan 
merupakan pengganti dari akuntansi konvensional yang telah ada melainkan sebagai informasi 
tambahan untuk para pemakainya.Beberapa metode dalam menyusun laporan keuangan pada masa 
inflasi agar lebih relevan antara lain : 1. Current Cost Accounting (konsep akuntansi nilai 
sekarang)CCA merupakan sebuah konep yang menyatakan nilai pos-pos laporan keuangan dengan 
harga perolehan sekarang yaitu dengan harga perolehan dari pos yang mempunyai umur dan 
kapsitas yang sama.Ada beberapa bentuk dalam metode Current Cost Accounting ini yaitu 
:a. Replacement cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva 
baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini 
hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap.Pada masa inflasi 
nilai dari replacement value ini lebih besar dari general price level. Sebagaian pihak menganggap 
bahwa metode ini paling mudah diterapkan dalam akuntansi inflasi meskipun ada beberapa pihak 
yang mengkritiknya.b. Reproduction costDalam metode ini harga diukur berdasarkan harga 
sekarang jika aktiva itu dibuat seperti barang yang diperolehnya tanpa melihat perubahan 
teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat tesebut.c. Net Realizable 
Value (Harga pasar sekarang)adalah harga yang di peroleh jika suatu aktiva dijual sekarang. Salah 
satu metode current market value ini adalah net realizable value (NRV). Pada masa inflasi nilai 
dari net relizable value ini lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin 
menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level.d. Selling Price.Di sini 
nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan keuangan 
yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar daripada net realizable value dan metode 
lain yang disebut sebelumnya.e. Expected value.Metode ini sangat tergantung pada 
pengharapan seseorang sehingga ada kemungkinan bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding 
dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present value kas di masa 
yang akan datang.· Elemen-Elemen Moneter dan Non MoneterDalam current cost accounting 
elemen-elemen di neraca dibedakan dalam elemen moneter dan non moneter. Elemen non moneter 
adalah semua elemen yang bukan merupakan elemen moneter. Elemen non moneter ini juga 
dibagi kedalam aktiva dan kewajiban non moneter dan pada umumnya ditetapkan kembali untuk 
menghadapi perubahan harga sekarang (changes in current value).Dalam menerapkan metode ini
kesimpulan atas aktiva moneter dan non moneter adalah sebgai berikut: Karena aktiva moneter 
telah ditetapkan dalam jumlah uang yang tetap, maka itu menggambarkan sejumlah uang yang 
diharapkan untuk direalisasikan dalam waktu dekat, oleh karena itu aktiva moneter secara efektif 
telah ditetapkan kembali untuk current value financial statement (laporan keuangan dengan nilai 
sekarang).Namun aktiva non moneter tidak ditetapkan dalam sejumlah uang yang tetap dan karena 
itu menggambarkan Net Realizables Value mereka sehingga aktiva non moneter harus ditetapkan 
kembali untuk disajikan pada Current Value.2. General Price Level Accounting 
(GPLA)Merupakan suatu metode pelaporan yang menyatakan kembali laporan keuangan mata 
uang historis karena adanya perubahan daya beli umum. Konsep GPLA merupakan konsep 
gabungan antara konsep akuntansi tingkat harga umum dan konsep nilai sekarang /akuntansi nilai 
konstan.Tujuan konsep ini adalah untuk mempertahankan nilai modal menurut harganya yang 
tetap dengan menggunakan ukuran indeks harga.Nilai Harta,Hutang dan Modal yang terpengaruh 
oleh perubahan harga disesuaikan dengan factor indeks harga,sehingga dapat disajikan dengan 
nilai uang yang sama dalam laporan keuangan.Elemen-elemen Moneter dan Non MoneterUntuk 
keperluan dalam penerapan Akuntansi Rupiah Konstan, aktiva dan kewajiban perlu dibedakan 
menjadi elemen moneter dan non moneter. Hal ini perlu karena pada saat inflasi, pemegang aktiva 
moneter akan kehilangan daya belinya dikarenakan pada waktu tingkat harga umum meningkat, 
aktiva tersebut hanya dapat membeli barang atau jasa yang lebih sedikit jumlahnya. Sebaliknya 
yang memiliki kewajiban moneter akan mengakui adanya laba karena kewajiban ini akan dibayar 
dengan rupiah yang mempunyai daya beli yang lebih kecil daripada waktu rupiah tersebut 
diterima dimana hutang itu timbul.. Kewajiban moneter adalah suatu kewajiban untuk membayar 
sejumlah uang yang jumlahlnya tetap tanpa dipengaruhi harga barang atau jasa tertentu dimasa 
yang akan datang.Semua aktiva kewajiban yang tidak mempunyai sifat moneter adalah non 
moneter. Yang termasuk dalam aktiva non moneter antara lain :a) Barang-barang yang 
dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali atau aktiva-aktiva yang dimiliki dimana secara 
langsung digunakan untuk usaha perusahaan.b) Klaim atas uang yang jumlahnya tergantung 
pada harga barang dan jasa tertentu.c) Hak-hak terakhir (residual right) seperti goodwil atau 
bagian pemilik perusahaan.Yang termasuk dalam kewajiban non moneter antara 
lain : a) Kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa dalam kuantitas yang tetap dan 
tidak tergantung pada perubahan harga-hargab) Kewajiban untuk membayar uang dalam 
jumlah yang tergantung pada harga barang atau jasa tertentu dimasa yang akan datang.Pemisahan 
elemen-elemen moneter dan non moneter dilakukan dalam penerapan metode Akuntansi Rupiah 
Konstan, karena elemen-elemen moneter itu sudah dicatat dengan rupiah sekarang, sehingga tidak 
perlu dibuat penyesuaian. sedangkan elemen-elemen non moneter masih menggunakan rupiah 
masa sebelumnya sehingga perlu dilakukan penyesuaian menjadi rupiah sekarang.Ø Metode 
Mana yang Lebih BaikPara pendukung model daya beli biaya historis konstan (GPLA) 
berpendapat bahwa model biaya kini melanggar kerangka dasar pengukuran biaya historis karena 
tidak berdasarkan biaya akuisisi pada awalnya, model tersebut juga didasarkan pada biaya 
perkiraan hipotetis dan oleh karenanya terlalu subjektif dan sukar dilaksanakan dalam praktik. 
Mengabaikan perubahan daya beli umum atas uang menyebabkan perbandingan antar periode 
sukar diinterpretasikan dan juga tidak mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari 
kepemilikan pos-pos moneter seperti utang. Pada model penyesuaian biaya kini (Current Cost 
Accounting), usaha tidak dipengaruhi oleh inflasi umum, tetapi lebih dipengaruhi oleh kenaikan 
biaya operasi khusus dan pengeluaran aktiva tetap.Model daya beli biaya kini konstan
Akuntansiinflasi
Akuntansiinflasi
Akuntansiinflasi
Akuntansiinflasi
Akuntansiinflasi
Akuntansiinflasi

More Related Content

What's hot

1 konsep-akuntansi-biaya
1 konsep-akuntansi-biaya1 konsep-akuntansi-biaya
1 konsep-akuntansi-biayaNugroho Adi
 
Kuliah 2 akuntansi manajemen
Kuliah 2 akuntansi manajemenKuliah 2 akuntansi manajemen
Kuliah 2 akuntansi manajemenRose Meea
 
Materi akuntansi-biaya
Materi akuntansi-biayaMateri akuntansi-biaya
Materi akuntansi-biayaTax Office Inc
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Asep suryadi
 
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)Lelys x'Trezz
 
Contoh soal-akuntansi-biaya
Contoh soal-akuntansi-biayaContoh soal-akuntansi-biaya
Contoh soal-akuntansi-biayaIrfan Rusdi
 

What's hot (13)

1 konsep-akuntansi-biaya
1 konsep-akuntansi-biaya1 konsep-akuntansi-biaya
1 konsep-akuntansi-biaya
 
Kuliah 2 akuntansi manajemen
Kuliah 2 akuntansi manajemenKuliah 2 akuntansi manajemen
Kuliah 2 akuntansi manajemen
 
Anggaran variable
Anggaran variableAnggaran variable
Anggaran variable
 
Tugas proyek
Tugas proyekTugas proyek
Tugas proyek
 
Materi akuntansi-biaya
Materi akuntansi-biayaMateri akuntansi-biaya
Materi akuntansi-biaya
 
Materi 5 teori produsen
Materi 5 teori produsenMateri 5 teori produsen
Materi 5 teori produsen
 
Akmen rps 2
Akmen rps 2 Akmen rps 2
Akmen rps 2
 
Pengantar Ekonomi Makro (Bagian II)
Pengantar Ekonomi Makro (Bagian II)Pengantar Ekonomi Makro (Bagian II)
Pengantar Ekonomi Makro (Bagian II)
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3
 
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)
 
konsep biaya dan aliran biaya
konsep biaya dan aliran biayakonsep biaya dan aliran biaya
konsep biaya dan aliran biaya
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Contoh soal-akuntansi-biaya
Contoh soal-akuntansi-biayaContoh soal-akuntansi-biaya
Contoh soal-akuntansi-biaya
 

Viewers also liked

146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansiSri Apriyanti Husain
 
Bempvol1no3des
Bempvol1no3desBempvol1no3des
Bempvol1no3desiphint
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansiKuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansiRose Meea
 
How to Tag Your Page When Using Facebook
How to Tag Your Page When Using Facebook How to Tag Your Page When Using Facebook
How to Tag Your Page When Using Facebook Anna Rogers
 
Sard HMSC Tech Talk
Sard HMSC Tech TalkSard HMSC Tech Talk
Sard HMSC Tech TalkNick Sard
 
salud hasta la sierra
salud hasta la sierra salud hasta la sierra
salud hasta la sierra Fryda Sampayo
 
Quale tecnologia hr dovresti acquistare?
Quale tecnologia hr dovresti acquistare?Quale tecnologia hr dovresti acquistare?
Quale tecnologia hr dovresti acquistare?Cezanne HR Italia
 
Become a Magistrate
Become a MagistrateBecome a Magistrate
Become a MagistrateT_Schofield
 
Blockchain summit deck brief v04 (1)
Blockchain summit deck   brief v04  (1)Blockchain summit deck   brief v04  (1)
Blockchain summit deck brief v04 (1)latitudefund
 
iam group limited
iam group limitediam group limited
iam group limitedSelenaMiles
 
Individual mise en scene analysis
Individual mise en scene analysisIndividual mise en scene analysis
Individual mise en scene analysisSamanthaWilsonn
 
5 factors affecting language learning strategies
5 factors affecting language learning strategies5 factors affecting language learning strategies
5 factors affecting language learning strategiesWirda Syaheera
 

Viewers also liked (19)

146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
146020300111009 sri apriyanti husain uts_teori akuntansi
 
Bempvol1no3des
Bempvol1no3desBempvol1no3des
Bempvol1no3des
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansiKuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
 
How to Tag Your Page When Using Facebook
How to Tag Your Page When Using Facebook How to Tag Your Page When Using Facebook
How to Tag Your Page When Using Facebook
 
Sard HMSC Tech Talk
Sard HMSC Tech TalkSard HMSC Tech Talk
Sard HMSC Tech Talk
 
salud hasta la sierra
salud hasta la sierra salud hasta la sierra
salud hasta la sierra
 
Quale tecnologia hr dovresti acquistare?
Quale tecnologia hr dovresti acquistare?Quale tecnologia hr dovresti acquistare?
Quale tecnologia hr dovresti acquistare?
 
Temptation bakery
Temptation bakeryTemptation bakery
Temptation bakery
 
Control de costos
Control de costosControl de costos
Control de costos
 
Kalpana svs seminar 2014
Kalpana svs seminar 2014Kalpana svs seminar 2014
Kalpana svs seminar 2014
 
Become a Magistrate
Become a MagistrateBecome a Magistrate
Become a Magistrate
 
Youtube
YoutubeYoutube
Youtube
 
Blockchain summit deck brief v04 (1)
Blockchain summit deck   brief v04  (1)Blockchain summit deck   brief v04  (1)
Blockchain summit deck brief v04 (1)
 
iam group limited
iam group limitediam group limited
iam group limited
 
La contaminación ambiental
La contaminación ambientalLa contaminación ambiental
La contaminación ambiental
 
Individual mise en scene analysis
Individual mise en scene analysisIndividual mise en scene analysis
Individual mise en scene analysis
 
5 factors affecting language learning strategies
5 factors affecting language learning strategies5 factors affecting language learning strategies
5 factors affecting language learning strategies
 
Fra le stelle
Fra le stelleFra le stelle
Fra le stelle
 

Similar to Akuntansiinflasi

Makalah indeks harga inflasi
Makalah indeks harga inflasiMakalah indeks harga inflasi
Makalah indeks harga inflasiJohn Leyy
 
Informasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannyaInformasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannyaKartika Lukitasari
 
Norma Selestia-43222120010-TM08.docx
Norma Selestia-43222120010-TM08.docxNorma Selestia-43222120010-TM08.docx
Norma Selestia-43222120010-TM08.docxNormaSelestia
 
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasiPPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasiErika N. D
 
98 article text-396-1-10-20180524
98 article text-396-1-10-2018052498 article text-396-1-10-20180524
98 article text-396-1-10-20180524iwansuwandi8
 
Analisis laporan kinerja keuangana
Analisis laporan kinerja keuanganaAnalisis laporan kinerja keuangana
Analisis laporan kinerja keuangana030194
 
Makalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategikMakalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategikFirman Pratama
 
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptx
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptxPerilaku Biaya dan Penggunaannya.pptx
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptxMaharani236227
 
Harga Jual.ppt
Harga Jual.pptHarga Jual.ppt
Harga Jual.pptYuliusman2
 
Akmen penetapan harga
Akmen penetapan hargaAkmen penetapan harga
Akmen penetapan hargakangklinsman
 
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiMenggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiFuturum2
 
TUGAS EKO 12, ARIE TRI HARTINI, RANTI PUSRIANA, INDEKS HARGA DAN INFLASI, SMA...
TUGAS EKO 12, ARIE TRI HARTINI, RANTI PUSRIANA, INDEKS HARGA DAN INFLASI, SMA...TUGAS EKO 12, ARIE TRI HARTINI, RANTI PUSRIANA, INDEKS HARGA DAN INFLASI, SMA...
TUGAS EKO 12, ARIE TRI HARTINI, RANTI PUSRIANA, INDEKS HARGA DAN INFLASI, SMA...arie tri hartini
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhMuhammad Fajar
 
Tugas Eko 12, Lidya Nur Azizah, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inflasi, SMA...
Tugas Eko 12, Lidya Nur Azizah, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inflasi, SMA...Tugas Eko 12, Lidya Nur Azizah, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inflasi, SMA...
Tugas Eko 12, Lidya Nur Azizah, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inflasi, SMA...lidya azizah
 
Tugas eko12,Rahma Azhari,Ranti Pusriana,Indeks Harga dan Inflasi,SMAN 12,2017
Tugas eko12,Rahma Azhari,Ranti Pusriana,Indeks Harga dan Inflasi,SMAN 12,2017Tugas eko12,Rahma Azhari,Ranti Pusriana,Indeks Harga dan Inflasi,SMAN 12,2017
Tugas eko12,Rahma Azhari,Ranti Pusriana,Indeks Harga dan Inflasi,SMAN 12,2017unga nuramalia
 
tugas eko,ulfah lutfiah sman 12 tangerang
tugas eko,ulfah lutfiah sman 12 tangerangtugas eko,ulfah lutfiah sman 12 tangerang
tugas eko,ulfah lutfiah sman 12 tangerangulfah lutfiah
 
Tugas Eko 12, Cattelya Sofisti Az Zahta, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inf...
Tugas Eko 12, Cattelya Sofisti Az Zahta, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inf...Tugas Eko 12, Cattelya Sofisti Az Zahta, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inf...
Tugas Eko 12, Cattelya Sofisti Az Zahta, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inf...CattelyaAzZahra
 

Similar to Akuntansiinflasi (20)

Makalah indeks harga inflasi
Makalah indeks harga inflasiMakalah indeks harga inflasi
Makalah indeks harga inflasi
 
Informasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannyaInformasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannya
 
Norma Selestia-43222120010-TM08.docx
Norma Selestia-43222120010-TM08.docxNorma Selestia-43222120010-TM08.docx
Norma Selestia-43222120010-TM08.docx
 
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasiPPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
PPT ekonomi - indeks harga dan inflasi
 
Kel. 7
Kel. 7Kel. 7
Kel. 7
 
98 article text-396-1-10-20180524
98 article text-396-1-10-2018052498 article text-396-1-10-20180524
98 article text-396-1-10-20180524
 
Analisis laporan kinerja keuangana
Analisis laporan kinerja keuanganaAnalisis laporan kinerja keuangana
Analisis laporan kinerja keuangana
 
Makalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategikMakalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategik
 
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptx
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptxPerilaku Biaya dan Penggunaannya.pptx
Perilaku Biaya dan Penggunaannya.pptx
 
Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
Harga Jual.ppt
Harga Jual.pptHarga Jual.ppt
Harga Jual.ppt
 
Akmen penetapan harga
Akmen penetapan hargaAkmen penetapan harga
Akmen penetapan harga
 
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansiMenggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
Menggunakan informasi arus kas dan nilai kini dalam pengukuran akuntansi
 
TUGAS EKO 12, ARIE TRI HARTINI, RANTI PUSRIANA, INDEKS HARGA DAN INFLASI, SMA...
TUGAS EKO 12, ARIE TRI HARTINI, RANTI PUSRIANA, INDEKS HARGA DAN INFLASI, SMA...TUGAS EKO 12, ARIE TRI HARTINI, RANTI PUSRIANA, INDEKS HARGA DAN INFLASI, SMA...
TUGAS EKO 12, ARIE TRI HARTINI, RANTI PUSRIANA, INDEKS HARGA DAN INFLASI, SMA...
 
Application measurement
Application measurementApplication measurement
Application measurement
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
 
Tugas Eko 12, Lidya Nur Azizah, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inflasi, SMA...
Tugas Eko 12, Lidya Nur Azizah, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inflasi, SMA...Tugas Eko 12, Lidya Nur Azizah, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inflasi, SMA...
Tugas Eko 12, Lidya Nur Azizah, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inflasi, SMA...
 
Tugas eko12,Rahma Azhari,Ranti Pusriana,Indeks Harga dan Inflasi,SMAN 12,2017
Tugas eko12,Rahma Azhari,Ranti Pusriana,Indeks Harga dan Inflasi,SMAN 12,2017Tugas eko12,Rahma Azhari,Ranti Pusriana,Indeks Harga dan Inflasi,SMAN 12,2017
Tugas eko12,Rahma Azhari,Ranti Pusriana,Indeks Harga dan Inflasi,SMAN 12,2017
 
tugas eko,ulfah lutfiah sman 12 tangerang
tugas eko,ulfah lutfiah sman 12 tangerangtugas eko,ulfah lutfiah sman 12 tangerang
tugas eko,ulfah lutfiah sman 12 tangerang
 
Tugas Eko 12, Cattelya Sofisti Az Zahta, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inf...
Tugas Eko 12, Cattelya Sofisti Az Zahta, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inf...Tugas Eko 12, Cattelya Sofisti Az Zahta, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inf...
Tugas Eko 12, Cattelya Sofisti Az Zahta, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inf...
 

Akuntansiinflasi

  • 1. http://ianyundyun.blogspot.com/2012/06/akuntansi-inflasi.html Pengertian Inflasi dan Tingkatan InflasiDalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.Menurut para pakar beberapa pengertian mengenai inflasi:1. Menurut Nopirin (1987:25) `Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu.2. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603) Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year t-l) :Price level (year t-l)Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu1) Merayap {Creeping Inflation) Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.2) Inflasi menengah {Galloping Inflation) Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.3) Inflasi Tinggi {Hyper Inflation) Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali dan nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.Metode Pengukuran Inflasi Suatu kenaiikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:a) ConsumerPriceIndex (CPI) Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket in base year) x 100%b) Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah (raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.c) GNP Deflator GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%Faktor - faktor yang mempengaruhi InflasiMenurut Samuelson dan Nordhaus (1998:587), ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi:a. DemandPull InflationTimbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan pennintaan agregat.b. Cost Push Inflation or Supply Shock InflationInflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang efektif.Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak hanya dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation tetapi juga dipengaruhi oleh :a) Domestic InflationTingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang secaraumum di dalam negeri.b) ImportedInflationTingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga barangAkuntansi InflasiMetode yang digunakan dalam akuntansi inflasi sama dengan metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relevan yang
  • 2. digambarkan oleh laporan keuangan , sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan. Dalam menyusun laporan keuangan pada masa inflasi juga diperlukan metode-metode. Menurut Johnson, metode pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi :The Entry Value System dari harga umum yang terdiri dari :a. Historical costb. General price levelc. Replacement costd. Reproduction costTh Exit Value System harga pasar atau current market value yang terdiri dari :a. net realizable valueb. selling pricec. expected valuepada akuntansi inflasi ,metode –metode di atas digunakan dalam menyusun laporan keunagan pada saat inflasi adalah :a. General Price LivelKeuntugan General Price Level Adjustment (GPLA) adalah : Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan Meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antarperiode Membantu pemakai laporan menilai arus kas di masa yang akan datang secara lebih baik Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan Kelemahan nya adalah :v Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa disamakanv GPLA tidak bermakna bagi perusahaanv Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kasv Rasio itu adalah indikator mentahb. Current Cost AccountingMenurut Edgar Edward dan Philip Bell (1961), yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana merekabmengalokasiakan sumber-sumber ekonomi yang ada untuk memaksimalkan laba. Manajer biasanya menghadapi masalag apakah ingin mempertahankan suatu aktiva atau utang atau menjual atau membayarnya dan bagaimana menggunakan atau mendanai kegiatan perusahaan . Untuk menjawab ini mereka mengusulkan perhitungan business profit, yang memliki dua komponen.1. Current Operating ProfitLaba dari current operating adalah kelebihan nilai sekarang dari barang atau jasa yang dijual dengan harga pokoknya.2. Realizable Cost Saving ( Holding Gain)Kenaikan harga pokok dari suatu aktiva yang masih dilmiliki sekarang ( dengan harga sekarang) .Beberapa bentuk Current Cost :a. Replacement Cost nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva tetap disajiakan menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai. Penyusutan dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog depreciation atau penyusutan yang bersaldo negatif. Pada masa inflasi nilai dari replacemet value ini lebih besar dari general price level.Metode ini dikritik dalam hal :Subjektivitas penilaian atau taksiran harganya sehingga angka-angka yang timbul tidak didasarkan pada transaksi yang sebenarnya.Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan pembebanan ke laba rugi (misalnya penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari beban pada historical cost. Akhirnya income akan lebih tinggi dari historical cost.Perubahan harga umum tidak tergambar dalam metode replacement cost ini, karena hanya untuk aktiva tertentu. Oleh karenanya metode replacement cost ini dianggap bukan merupakan metode akuntansi inflasiSukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda.Walaupun ada kritik ini, sebagai pihak menganggap bahwa metode ini paling mudah diterapkan dalam akuntansi inflasi.b. Reproduction costharga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat itu. Secara umum apa yang berlaku pada metode replacement cost berlaku juga pada metode reproduction cost.c. Net Realizable Valuemerupakan harga jual dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi nilai dari net relizable value ini lebih besar
  • 3. dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level. Penyusutan dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan antara harga jual aktiva itu pada awal dibandingkan dengan pada akhir periode.d. selling PriceDi sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar daripada net realizable value dan metode lain yang disebut sebelumnya.e. Expected Value Metode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present value kas di masa yang akan datang.3. Monetary Non-Monetary ItemsMonetary Item adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai historis dan nanti nilai net realizable value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu juga menggambarkan nilai sekarang (current value) untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan kecuali untuk mengetahui present value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value) di masa yang akan datang. Contohnya : deposito , valuta asing , atau klaim valuta asing, dan alin-lainNon-monetary items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian. Dalam metode historical cost ini digambarkan sebagai old cost bukan nilai sekarang. Misalnya aktiva tetap,lahan. Dalam metode current value harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan harga sekarang.contohnya adalah biaya dibayar dimuka.4. Model AkuntansiAda delapan model akuntansi dalam penilaian aktiva dan penentuan laba yaitu:1. pengukuran menurut unit uang :a. Historical Cost Accountingb. Replacement Cost Accountingc. Net Realizable Value Accountingd. Present Value Accounting2. Pengukuran menurut Uint Tenaga Beli (GPL)a. GPL Historical Cost Accountingb. GPL Replacement Cost Accountingc. GPL Net Realizable Value Accountingd. GPL Present Value Accounting Namun yang akan dibahas pada paper ini hanya tiga model akuntansi saja, yaitu :a.Historical Cost Accountingb.Replacement Cost Accountingc. Net Realizable Value Accounting 1. Atribut yang akan dinilaiDalam model Historical Cost Accounting, Atribut yang dinilai adalah jumlah uang atau kas atau sejenisnya yang dibayar untuk mendapatkan aktiva atau membayar sejumlah hutang yang dibebankan dalam unit uang yang timbul dari perolehan aktiva itu.Dalam model Replacement Cost Accounting, atribut yang dibayar adalah uang kas atau sejenisnya yang akan dibayar untuk memperoleh aktiva yang sama dan sejenis saat sekarang atau jumlah hutang yang akan dibebankan untuk memperolah aktiva tersebut.Dalam model Net Realizable, atribut yang dinilai adalah jumlah uang kas atau sejinsnya yang akan diperoleh dengan menjual aktiva sekarang atau jumlah uang yang harus dibayar untuk menebus kewajiban itu sekarang.Dalam model Present Value atau Capitalized Value, atribut yang dinilai adalah arus kas masuk bersih yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aktiva atau arus kas keluar net yang diharapkan akan dibayar untuk membayar kembali hutang.Atribut itu dapat kita golongkan dalam tiga cara sebagai berikut :Fokus penilaian dapat berupa masa lalu (historical cost), masa kini (replacement cost dan net realizable value), dan masa yang akan datang (present value).Jenis transaksi : historical cost dan replacement cost merupakan transaksi perolehan atau pembebanan hutang, net realizable value dan present value menyangkut penjualan aset dan pembayaran hutang.Sifat kejadian awalnya : historical cost didasarkan pada kejadian yang sebenarnya, present value berdasarkan kejadian yang diharapkan, dan replacement cost dan net realizable value didasarkan pada kejadian yang sifatnya hipotesis
  • 4. (anggapan).2.Unit Of MeasureAda dua jenis unit ukuran yang dipakai, yaitu sebagai berikut :Unit Moneter (Uang)Dalam model ini yang menjadi unit pengukuran adalah unit uang.Unit Daya Beli (Purchasing Power)Dalam model ini yang menjadi alat ukur adalah daya beli uangnya yang tentu berbeda apabila waktunya berbeda.3. Penilaian dan Perbandingan terhadap Model AkuntansiDalam menilai dan membandingkan model penilaian akuntansi tersebut, model Present Value sengaja tidak diikutkan karena beberapa kelemahan sebagai berikut.Sukarnya menaksir penerimaan kas di masa yang akan datang.Pemilihan tingkat diskonto yang sangat bervariasiAlokasi arbitrer dari taksoran arus kas dalam menilai asetAlokasi arbitrer dan taksiran arus kas dari masing-masing aktiva secara individualDalam menilai dan membandingkan model-model ini maka yang menjadi dasar penilaian adalah.Kesalahan yang timbul akibat masalah waktu (timing error)Timing error timbul akibat perubahan nilai yang terjadi dalam suatu periode tertentu, tetapi dicatat, diperhitungkan, dan dilaporkan pada periode yang lain. Yang sebaiknya adalah bahwa setiap kejadian dalam periode itu dicatat dan dilaporkan sesuai pada periode itu.Kesalahan akibat alat ukur ( measuring unit errors)Kesalahan akibat alat ukur ini terjadi apabila laporan keuangan tidak disajikan dengan menggunakan dan mempertimbangkan tenaga beli dari mata uang tersebut. Idealnya tenaga beli uang harus ikut menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun laporan keuangan.Kesulitan dalam penafsiran (interpretability)Laporan keuangan harus dipahami tanpa salah pengertian. Dalam menafsirkan laporan keuangan kita harus memahami masalah pengertian dan penggunaanya. Dengan perkataan lain, agar model akuntansi dapat dipahami maka kita harus menggunakan rumus :“Jika…………………, maka………………….” atau (if……….them).Dengan rumus ini maka para pembaca lapoiran keuangan akan memahami arti serta kegunaanya. Akuntansi memiliki alat ukur yang menghasilkan ukuran tertentu, misalnya model akuntansi yang menggunakan unit sebagai alat ukur berarti hasilnya adalah bahwa itu dinyatakan dalam jumlah rupiah (Number of Dollars = NOD).Demikian juga jika kita gunakan konsep Historical Cost dengan “ukuran tenaga beli umum”, akan tetap menghasilkan jumlah rupiah (Number of Dollars). Sementara itu, apabila konsep Current Value yang diukur dengan tenaga beli umum, akan menghasilkan ukuran barang atau Command of Goods (COG)RelevansiInformasi akuntansi harus relevan artinya harus bermanfaat bagi pemakainya khususnya untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Namun, karena model akuntansi yang ada masih memiliki makna yang masih kabur seperti masalah NOD dan COG tadi, sulit bagi pembaca menjadikan informasi akuntansi itu relevan tanpa menguasai ilmu akuntansi lebih mendalam.G. Metode Pengukuran Harga Wajar ( Fair Value ) Metode pengukuran harga wajar telah berlaku di Amerika sesuai dengan statement NO. 157 tentang Fair Value Measurement. “Statement ini mendifinisikan fair value , menentapkan kerangka untuk mengukur nilai yang wajar ( fair value) sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, dan memperluas pengungkapan tentang pengukurna fair value. Statement ini diterapkan dalam kerangka dasar akuntansi yang membutuhkan atau mengizinkan pengukuran fair value. Dewan standar sebelumnya telah memutuskan melalui pengumuman bahwa fair value adalah metode pengukuran yang relevan. Oleh karena itu, statement ini tidak meemerlukan metode pengukuran fair vale yang baru. Namun, untuk sebagian entitas penerapan fair value ini akan mengubah praktik yang berlaku sekarang. Ilustrasi Beberapa Alternatif Model AkuntansiUntuk memberikan gambaranyang jelas antara beberapa alternative model akuntansi ini kita misalkan PT Sipangko Jaya yang didirikan pada tanggal 21 Maret 2005 akan memasarkan produk baru yang disebut ESTIMA. Mdal berjumlah Rp 30.000,-, utangnya Rp 30.000,-, dengan bunga 10 %. Pada tanggal
  • 5. 1 Januari PT Sipangko Jaya memulai kegiatannya dengan membeli 6.000 unit ESTIMA dengan harga Rp 10,- per unit. Pada tanggal 1 Mei perusahaan menjual 5.000 unit dengan harga Rp 15,- per unit.Sementara itu, perubahan tingkat harga selama tahun 2005 adalah sebagai berikut:Januari 1Mei 1Desember 1Replacement Cost101213Net Realizable Value-1517General Price Level Index1001301561. Alternatif dengan Melihat Sudut “Unit of Money”Alternatif yang kita bahas disini adalah menyangkut kesalahan yang timbul karena waktu. Untuk itu, model yang akan kita bahas adalah:Historical Cost AccountingReplacement Cost AccountingNet Realizable Value AccountingLaporan Laba RugiLaporan laba rugi untuk ketiga model itu adalah sebagai berikut:PT Sipangko JayaLaporan Laba RugiUntuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005Keterangan Historical Replacement Net Realizable Cost Value ValueHasil 75.000 92.000Harga Poko Penjualan 50.000 60.000 73.000Laba Kotor 25.000 15.000 19.000Bunga 10% 3.000 3.000 3.000Laba Operasi 22.000 12.000 16.000Realisasi holding gain and loss sudah termasuk 10.000 10.000Holding gain and loss yang tidak dihitung 3.000 3.000Tidak direalisasiGeneral Price level gain tidak dihitung tidak dihitung tidak dihitungand lossLaba bersih 22.000 25.000 29.00PT Sipangko JayaNeraca31 Desember 2005Keterangan Historical Reolacement Net Realizable Cost Value ValueHartaKas 72.000 72.000 72.000Persediaan 10.000 13.000 17.000Total Harta 82.000 85.000 89.000Utang & ModalKewajiban 3 0.000 30.000 30.000Modal :Modal Saham 30.000 30.000 30.000Laba ditahanRealisasi 22.000 22.000 22.000Belum realisasi - 3.000 7.000Total laba ditahan 22.000 25.000 29.000Total Modal Setor 52.000 55.000 59.000Total Utang & Modal 82.000 85.000 89.000Analisis perbedaan akibat waktuTotal LabaHCRCNRVLaba yang dilaporkanKesalahanLaba yang dilaporkanKesalahanLaba yang dilaporkanKesalahan29.00022.0007.00025.0004.00029.00002. Alternatif Dengan Menggunakan Model Akuntansi yang Diukur Dengan Unit Tenaga Beli UmumDalam model ini yang kita bahas adalah:General Price Level Adjusted Historical AccountingGeneral Price Level Adjusted Replacement Cost AccountingGeneral Price Level Adjusted Net Realizable Value AccountingPT Sipangko JayaLaporan Laba RugiUntuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2005KeteranganGPLAHCGPLARCGPLANRVAHasilHarga Pokok Penjualan90.00078.00090.00072.000107.00085.000Laba KotorBunga 10%12.0003.00018.0003.00022.0003.000Laba OperasiReal Realized Holding Gain and LossReal Unrealized Holding Gain and LossGeneral Price Level Gain and Loss9.000termasuktidak dihitung1.80015.000(6.000)(2.600)1.80019.000(6.000)(2.600)1.800Laba
  • 6. Bersih10.8008.20012.200PT Sipangko JayaNeraca Menurut General Price LevelPer 31 desember 2005KeteranganGPLHCGPLRCGPLNRVAAktiva:KasPersediaan72.00015.60072.00013.00072.0 0017.000Total AktivaPasiva:ObligasiModalLaba Ditahan:RealizedUnrealizedLaba/Rugi GPL87.60030.00046.8009.000(0)1.80085.00030.00046.8009.000(2.600)1.80089.00030.00046.80 09.0001.4001.800Total Pasiva87.60085.00089.000Perhitungan Laba/Rugi General Price LevelKeterangan Belum Faktur SetelahDi Adjust Konversi di AdjustNet Monetary AssetTanggal 1 Januari 2005: 30.000 156/100 46.800Ditambah:Monetary Receipts 75.000 156/30 90.000105.000 136.800Dikurangi:Monetary Payments 60.000 156/100 93.600Bunga (10%) 3.000 156/156 3.00063.000 96.600Net 42.000 40.200Net Monetary Asset 31-12-2005 40.200Actual Monetary Asset per 31-12-2005 42.000Laba Akibat General Price Level 1.800Analisis Tipe Kesalahan Masing-masing ModelNoAccounting ModelTiming errorMeasureng-Unit ErrorInterpretationRelevanceOperating ProfitHolding GainsNOD(Number of dollars)COG(Command of Goods)1Historical-cost accountingYaYaYaYaTidakTidak2Replacement-costYaHilangYaYaLaba RugiYaHartaYaHarta3Net-realizable-value accountingHilangHilangYaYaLaba Rugi dan UtangYaAktiva Moneter dan UtangAktiva Moneter4General price-level-adjusted historical cost accountingYaYaHilangYaYaYa5General Price-level-adjusted replacement-cost accountingYaHilangHilangHilangYaYa6General Price-level-adjusted net-realizable-value accountingHilangHilangHilangHilangYaC. penutupKesimpulanKesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa pada masa inflasi,Laporan keuangan yang menggunakan prinsip historical cost pada umumnya tidak dapat memberikan informasi yang relevan. Pada masa inflasi laporan keuangan GPLA lebih informatif dibanding historical cost, namun material atau tidaknya perbedaan yang ditimbulkan GPLA tergantung pengaruhnya terhadap perusahaan tersebut, sehingga GPLA bukan dimaksudkan untuk mengganti laporan keuangan historical cost, tetapi hanya sebagai supplement report untuk digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi laporan keuangan sehingga tujuan dari pelaporan akuntansi terpenuhi. Hal ini didasari oleh pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia bahwa informasi tambahan antara lain mengenai pengungkapan pengaruh perubahan harga bersifat tidak mengikat. SaranAdapun saran atau rekomendasi yang dapat penulis berikan terkait dengan pengembangan studi teori akuntansi adalah diharapkan kita memahami lebih dalam tentang teori-teori akuntansi yang ada dan bisa mengimplementasikan ke dunia bisnis. Tidak hanya dilihat dari sisi Akuntansi konvensional nya saja namun juga dilihat dari sisi Akuntansi syariahnya. Bagaimana perbandingan dari dua sisi tersebuat dalam kiatannya dengan Akuntansi Inflasi. Hal ini diharapkan dapat menjadi referensi positif baik bagi teman-teman untuk lebih memahami materi mata kuliah teori akuntansi ini. ReferensiHarahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta : PT RajaGrafindo PersadaMamik , Wahjuanto (2010) BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA. Undergraduate thesis, UPN "Veteran" Jatim.Sari, Dian Inda (2006), Akuntansi Inflasi Dalam Menilai Relevansi Laporan Keuangan
  • 7. Suatu Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8 No. 2, p. 78-91, http://4putciput.weebly.com/uploads/1/3/5/5/1355290/akuntansi_inflasi_dalam_menilai_relevasi_l aporan_keuangan_suatu_perusahaan.pdf http://naeynaputribungsu.blogspot.com/2012/06/resume-akuntansi-inflasi.html?m=0 AKUNTANSI INFLASIA. INFLASI1. Pengertian InflasiDalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.2. Penyebab InflasiInflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:a. Tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.b. Desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:· Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa· Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.· Kenaikan harga barang impor· Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru· Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1998 akibatnya angka inflasi mencapai 70%· 3. Jenis-jenis Inflasi Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:· Inflasi yang berasal dari dalam negeriInflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.· Inflasi yang berasal dari luar negeriInflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.Besar cakupan pengaruhnya terhadap harga inflasi dapat dibedakan· Inflasi
  • 8. TertutupInflasi ini terjadi jika kenaikan harga hanya terjadi pada satu atau dua barang tertentu.· Inflasi TerbukaInflasi ini terjadi apabila kenaikan harga terjadi secara pada semua barang secara umum.· Inflasi Tak TerkendaliApabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot.Berdasarkan Tingkat Keparahannya Inflasi dapat dibedakan Menjadi· Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)· Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)· Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)· Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)4. Dampak-dampak Inflasi Dampak Positif· Peredaran / perputaran barang lebih cepat.· Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah· Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.· Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecilDampak Negatif· Harga barang-barang dan jasa naik.· Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.· Menimbulkan tindakan spekulasi.· Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.· Kesadaran menabung masyarakat berkurang.Pihak-pihak yang diuntungkan dari Inflasia. Parapengusaha, yang pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah besar.b. Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan harga barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar.c. Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat menguntungkan mereka.d. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik,sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. Misalnya, para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan jumlah angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan. Pihak-pihak yang dirugikan dari Inflasia. Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal,sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan sebelum terjadinya inflasi.b. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.c. Para pemborong atau kontraktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran-pengeluaran yang diakibatkan terjadinya inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang dikerjakand. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi. Misalnya, sebelum inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 = 25 gram emas, sesudah inflasi = 20 gram emas.e. Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di samping itu akibat naiknya harga barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung menjadi lebih rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum terjadi inflasi.5. Prinsip Dasar AkuntansiDunia usaha pada umumnya selalu mendasarkan diri pada historical cost yaitu asumsi adanya stable monetary unit yang mengakibatkan semua transaksi yang terjadi dicatat atas dasar nilai historis atau nilai yang didapat
  • 9. saat terjadi transaksi. Di sisi lain disadari pula bahwa stable monetary unit tersebut pada kenyataannya tidak ada, apalagi pada Negara yang menganut ekonomi terbuka seperti Indonesia. Penggunaan nilai historis dalam akuntansi finansial disebabkan karena beberapa alasan:1. Relevan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Bagi manajer dalam membuat keputusan masa depan diperlukan data transaksi masa lalu.2. Nilai historis yang berdasarkan data obyektif dapat dipercaya, dapat diaudit dan lebih sulit untuk memanipulasi bila dibandingkan dengan nilai yang lain seperti current cost ataupun replacement cost.3. Karena telah disepakati berlakunya prinsip akuntansi pada penggunaan nilai historis memudahkan untuk melakukan perbandingan baik antara industri maupun antar waktu untuk suatu industri.Kelemahan penggunaan nilai historis antara lain:1. Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil karena pendapatan untu suatu hal tertentu pada saat tertentu akan dibebani biaya yang didasarkan pada suatu nilai uang yang telah ditetapkan beberapa periode yang lalu pada saat pencatatannya terjadinya biaya tersebut.2. Nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang terakhir. Di samping itu juga terjadi perubahan-perubahan kurs yang cepat atas aktiva dan passiva dalam valuta asing yang dikuasai perusahaan sehingga mengalami kesulitan dalam perhitungan selisih kurs yang tepat.3. Alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan terlalu kecil dan mengakibatkan laba dihitung terlalu besar.4. Laba/rugi yang terjadi yang dihasilkan oleh perhitungan laba/rugi yang didasarkan pada asumsi adanya stable monetary unit tersebut tidaklahlah riil apabila diukur dengan perkembangan daya beli uang yang sedang berlangsung.5. Adanya stable monetary. Perusahaan tidak akan mempertahankan real capitalnya dan ada kecenderungan terjadinya kanibalisme terhadap modal sehubungan dengan pembayaran pajak perseroan dan pembagian laba yang lebih besar daripada semestinya.6. Menyalahi mathematical principle karena berbagai himpunan yang tidak sama dijumlahkan menjadi satu.7. Di samping hal-hal di atas akan timbul kesulitan-kesulitan bagi manajemen perusahaan apabila harus mendasarkan pada laporan akuntansi yang disusun atas dasar asumsi.Beberapa prinsip yang berkaitan dengan pengukuran di luar historical cost yaitu:1. Stable Monetary Unit, merupakan salah satu prinsip dasar akuntansi yang menyatakan bahwa kesatuan moneter itu dianggap stabil. Nilai uang yang ditetapkan dari pos-pos laporan keuangan misalnya, kas, piutang, atau utang atau kewajiban lainnya. Pos ini memiliki angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar dimasa yang akan datang tanpa ada perubahan (Harahap, 2001).2. Conseratism, merupakan prinsip di mana nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan adalah nilai yang terbesar risiko ruginya, mencatat indikasi rugi, walaupun belum terjadi dan tidak mencatat indikasi laba yang belum terealisasi. Prinsip ini dinilai melahirkan situasi di aman informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan tidak sesuai dengan kenyatan sehingga mulai dinilai kurang bermanfaat bagi para pemakainya.Keterangan dan Kririk terhadap Prinsip AkuntansiKeterbatasan laporan keuangan menurut PAI (1991) didalam Harahap (2002) adalah sebagai berikut:1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Oleh karena itu, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
  • 10. mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian; bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas) (substance overform).7. Laporan keuang disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antarperusahaan.9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.Kritik terhadap Stable Monetary UnitInflasi yang terjadi di suatu negara akan membawa dampak terhadap laporan keuangan yang disajikan karena informasi yang ada menjadi tidak relevan dan tidak sesuai dengan keadaan pasar yang ssungguhnya. Karena tidak ada negara di dunia ini yang pernah kita dengar nilai valutanya stabil. Di setiap negara akan mengalami tingkat inflasi yang berbeda-beda, ini menunjukkan bahwa prinsip stable monetary unit hanya dalam asumsi tidak pernah ditemukan dalam kenyataan. Prinsip ini adalah untuk memudahkan perumusan teori dan asumsi akuntansi keuangan.Kritik terhadap ConservatismeHarahap (1996) mengungkapkan keadaan di mana aset dan kewajiban dalam konteks ketidaakpastian yang tinggi memungkinkan timbulnya kesalahan dalam pengukuran, misalnya mengarah pada pelaporan laba bersih dan net asset yang lebih rendah. Situasi seperti ini melahirkan prinsip konservatisme, misalnya prinsip yang mengatur agar persediaan harus dinilai berdasarkan lower of cost or market (LOCOM) dan kerugian yang ada akibat komitmen pembelian harus diakui dalam persediaan. Jadi bila dilihat dalam penggunaannya prinsip LOCOM sebenarnya bertentangan dengan orinsip historical cost, tetapi prinsip ini masih diperlukan untuk taksiran nilai residu, penaksiran umur aset dan penilai persediaan.Dalam prinsip akuntansi terdapat juga dasar pengukuran yang dapat digunakan dalam laporan keuangan di luar historical cost. Metode yang digunakan menurut APB Statement No. 4 (AICPA, 1970) yaitu sebagai berikut.1. Current purchase exchange, yaitu harga pertukaran pembelian sekarang digunakan misalnya dalam praktik metode penilaian persediaan nilai yang terendah dari harga pokok dan harga pasar (LOCOM).2. Current sale exchange, yaitu harga penjualan pertukaran sekarang yang dapat digunakan misalnya dalam mengukur barang jenis logam yang memilki harga stabil yang tetap yang tidak begitu saja ada biaya pemasarannya.3. Future exchange, yaitu harga didasarkan pada pertukaran di masa yang akan datang. Digunakan misalnya untuk menaksir biaya yang akan datnag jika hasil diakui berdasarkan persentase siap.Sementara itu, Trueblood Commitee (1973) mengemukakan tentang current cost sebagai berikut.1. Exit ValuePenilaian ini berdasarkan jumlah yang akan diterima atau dibayarkan sekarang sebagai akibat dari tindaka likuidasi.2. Current Replacement CostDinilai berdasarkan harga aset dan kewajiban sekarang yang dimiliki kapasitas san kemampuan jasa yang sama.3. Discounted Cash FlowDalam metode ini aset dan kewajiban (atau perusahaan secara menyeluruh) dinilai dengan cara mendiskontokan seluruh arus kas yang diharapkan pada tingkat tertentu yang menggambarkan nilai waktu (time value) dan resiko.6. Akuntansi InflasiMetode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar
  • 11. lebih relevan dapat digunakan beberapa metode. Sebelum kita sampai ke sana, kita bahas dulu beberapa metode pengukuran. Metode pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi (Jhonson, 1977) sebagai berikut.1. The entry value system dari harga umum yang terdiri dari:a. Historical costb. General price levelc. Replacemet costd. Reproduction cost2. The exit value system harga pasar atau current market value yang terdiri dari:a. Net realizable valueb. Selling pricec. Expected valueMetode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relavan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar lebih relevan dapat digunakan beberapa metode, yaitu :General Price LevelDalam metode General Price Level misalnya metode historical cost disesuaikan dengan perubahan tingkat harga sehingga pada masa inflasi GPL ini lebih besar daripada nilai historical cost. Di Indonesia, General Price Level accounting dikenal sebagai Akuntansi tingkat harga umum menyatakan bahwa nilai sesungguhnya dari Rupiah (disingkat Rp) ditentukan oleh barang atau jasa yang dapat diperoleh, yang biasa disebut daya beli. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan penyajian kembali komponen-komponen laporan keuangan ke dalam Rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai histories.Dalam penyusunan berdasarkan tingkat harga umum perlu diperhatikan pos-pos yang akan terpengaruh dengan adanya penurunan daya beli Rupiah, yaitu:1. Monetery assets, seperti kas ditangan, surat-surat berharga, dan pos-pos piutang dan lain- lain yang sifatnya sebagai dormant account akan mengalami pengaruh penurunan daya beli secara berarti karena rekening-rekening tersebut tidak dapat lagi dinilai (di-appraisal)2. Non monetary assets secara riil tidak mengalami pengaruh penurunan daya beli, tetapi dari sudut akuntansi merupakan pos yang terkena pengaruh penurunan harga beli. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah yang serius karena rekening-rekenig tersebut dapatdinilai.3. Assets dalam bentuk valuta asing tidak dipengaruhi oleh penurunan daya beli Rupiah karena dapat dinilai dengan kurs yang terakhir.Keuntungan GPL adalah sebagai berikut :· Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan· Dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode· Membantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datang secara lebih baik· Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.Kelemahan GPL adalah sebagai berikut :· Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa disamaratakan.· GPL tidak bermakna bagi perusahaan.· Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas.· Rasio itu adalah indikator mentah.Beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) di USA juga masih tidak memberikan kepastian mengenai perlu tidaknya penggunaan general price-level accounting, diantaranya:· Statement no.33 yang mengharuskan beberapa perusahaan tertentu untuk menyajikan informasi tambahan dengan menggunakan general price-level accounting dan current cost accounting.· Statement no.89 menyatakan bahwa informasi tambahan dengan general price- level accounting dan current cost accounting sebaiknya disajikan tetapi tidak diharuskan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia bahwa informasi tambahan antara lain mengenai pengungkapan pengaruh perubahan harga bersifat tidak mengikat.Current Cost AccountingMenurut Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar konsep CCA ini. Menurut merka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka
  • 12. mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada. Berikut ini adalah beberapa bentuk current cost :a. Replacement cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva tetap disajiakan menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai. Penyusutan dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog depreciation atau penyusutan yang bersaldo negatif. Dalam penyajiannya hutang ini harus disajikan nilai diskontonya. Pada masa inflasi nilai dari replacement value ini lebih besar dari general price level.Metode ini dikritik dalam hal :· Subjektivitas penilaian atau taksiran harganya sehingga angka-angka yang timbul tidak didasarkan pada transaksi yang sebenarnya.· Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan pembebanan ke laba rugi (misalnya penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari beban pada historical cost. Akhirnya income akan lebih tinggi dari historical cost.· Perubahan harga umum tidak tergambar dalam metode replacement cost ini, karena hanya untuk aktiva tertentu. Oleh karenanya metode replacement cost ini dianggap bukan merupakan metode akuntansi inflasi· Sukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda.Walaupun ada kritik ini, sebagai pihak menganggap bahwa metode ini paling mudah diterapkan dalam akuntansi inflasi.· Reproduction cost adalah istilah lain yang hampir sama dengan replacement cost ini. Disini harga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat itu.· Net Realizable Value adalah Harga pasar sekarang adalah harga atau kas yang di peroleh jika suatu aktiva dijual sekarang. Namun, harga ini didasarkan pada prinsip likuidasi bukan prinsip going concern sehingga menyalahi prinsip akuntansi. Salah satu metode current market value ini adalah net realizable value. NRV merupakan harga jual dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi nilai dari net relizable value ini lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level. Penyusutan dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan antara harga jual aktiva itu pada awal dibandingkan dengan pada akhir periode.· Selling Price di sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar daripada net realizable value dan metode lain yang disebut sebelumnya.· Expected value metode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present value kas di masa yang akan datang.7. Monetary Non-Monetary ItemsMonetary Item adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai historis dan nanti nilai net realizable value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu juga menggambarkan nilai sekarang (current value) untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan kecuali untuk mengetahui present value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value) di masa yang akan datang.Non-monetary items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian. Dalam metode historical cost ini digambarkan sebagai old cost bukan nilai sekarang. Dalam metode current value harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan harga sekarang.8. Model AkuntansiAda tiga model akuntansi yang berbeda, yaitu :Historical Cost
  • 13. AccountingReplacement Cost AccountingNet Realizable Value Accounting9. Atribut yang Akan DinilaiAtribut yang dinilai untuk masing-masing model akuntansi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :Dalam model Historical Cost Accounting, Atribut yang dinilai adalah jumlah uang atau kas atau sejenisnya yang dibayar untuk mendapatkan aktiva atau membayar sejumlah hutang yang dibebankan dalam unit uang yang timbul dari perolehan aktiva itu.Dalam model Replacement Cost Accounting, atribut yang dibayar adalah uang kas atau sejenisnya yang akan dibayar untuk memperoleh aktiva yang sama dan sejenis saat sekarang atau jumlah hutang yang akan dibebankan untuk memperolah aktiva tersebut.Dalam model Net Realizable Value Accounting, atribut yang dinilai adalah jumlah uang kas atau sejinsnya yang akan diperoleh dengan menjual aktiva sekarang atau jumlah uang yang harus dibayar untuk menebus kewajiban itu sekarang.Dalam model Present Value atau Capitalized Value, atribut yang dinilai adalah arus kas masuk bersih yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aktiva atau arus kas keluar net yang diharapkan akan dibayar untuk membayar kembali hutang.Atribut itu dapat kita golongkan dalam tiga cara sebagai berikut :Fokus penilaian dapat berupa masa lalu (historical cost), masa kini (replacement cost dan net realizable value), dan masa yang akan datang (present value).Jenis transaksi : historical cost dan replacement cost merupakan transaksi perolehan atau pembebanan hutang, net realizable value dan present value menyangkut penjualan aset dan pembayaran hutang.Sifat kejadian awalnya : historical cost didasarkan pada kejadian yang sebenarnya, present value berdasarkan kejadian yang diharapkan, dan replacement cost dan net realizable value didasarkan pada kejadian yang sifatnya hipotesis (anggapan).10. Unit MeasureAda dua jenis unit ukuran yang dipakai, yaitu sebagai berikut :· Unit Moneter (Uang)· Unit Daya Beli (Purchasing Power)Dalam model ini yang menjadi alat ukur adalah daya beli uangnya yang tentu berbeda apabila waktunya berbeda.B. SEJARAH AKUNTANSI INFLSI1. Akuntansi untuk Inflasi di Luar NegeriFASB 89 mendorong perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga, tapi sebenarnya masih meninggalkan permasalahan, yaitu:1. Perusahaan mempertahankan nilai aktiva non moneter berdasarkan biaya historis atau ekuivalen dengan biaya kini ?2. Perusahaan yang memilih untuk menyediakan data biaya kini tambahan atas operasi luar negeri dengan dua metode:· Restate – Translate· Translate – RestateInvestor memerlukan laporan keuangan yang disesuaikan dengan tingkat harga spesifik, bukan tingkat harga umum. Alasannya adalah : Penyesuaian tingkat harga spesifik menentukan jumlah maksimum yang dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai dividen tanpa mengurangi kapasitas produktifnya.Masalah Restate-Translate Vs Translate-Restate bukan suatu hal yang penting jika menggunakan historical cost. Jadi, prosedur penyesuaian tingkat harga yang direkomendasikan adalah :· Sajikan ulang laporan keuangan untuk mencerminkan perubahan dalam harga spesifik.· Translasikan akun-akun menggunakan suatu nilai konstan (Kurs pada tahun dasar atau tahun sekarang).· Gunakanlah indeks harga spesifik yang relevan untuk menghitung keuntungan dan kerugian moneter.2. Isu-Isu Mengenasi InflasiAda Empat Isu Akuntansi Inflasi:1. Apakah dolar konstan atau Current Cost yang lebih baik untuk mengukur pengaruh inflasi?2. Perlakuan Akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.3. Akuntansi inflasi luar negri.4. Menghindari fenomena “kejatuhan ganda”3. Badan Standar Akuntansi Internasional· IASB meyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi.· IAS 29: “Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan penyajian ulang informasi laporan keuangan utama.· Penyajian ulang dengan
  • 14. daya beli konstan pada tanggal neraca, bisa dengan model Historical Cost atau dengan Current Cost.· Keuntungan dan kerugian daya beli dimasukan ke dalam laba berjalan.4. PERSPEKTIF INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASITujuan akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah, waktu dan kemungkinan arus kas masa depan.Suatu perusahaan dapat mengukur penguasaanya terhadap barang dan jasa tertentu dengan menggunakan indeks untuk mengukur keuntungan dan kerugian moneter.Beberapa Negara telah mencoba metode akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan pragmatis seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan yang pihak-pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi inflasi.Beberapa Negara telah mencoba akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik actual juga mencerminkan pertimbangan pragmitis seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan yang pihak-pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi inflasi.a. Negara Amerika SerikatPada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan / SFAS No.33, yang berjudul “ Pelaporan Keuangan dan Perubahan Nilai” pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persedian dan aktifa tetap bernilai lebih dari $125 juta atau aktiva lebih dari $1 miliyar, untuk selama 5 tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis sebagai kerangka dasar pengukuran dasar untuk laporan keuangan utama.Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 menemukan bahwa:a. Pengungkapan ganda yang diwajibkan FASB membingungkan.b. Biaya penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.c. Pengungkapan daya beli biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan dengan biaya kini. Akhirnya diterbitkan SFAS N0.88 untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal standar akuntansi inflasi masa depan.Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :a. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainya.Laba dari opersi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.b. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan.c. Setiap agregrat penyesuaian translasi mata uang asing berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.d. Aktiva bersih pada akhir tahun menurun dasar biaya kini.e. Laba per saham menurut dasar biaya kini.f. Deviden per saham biasa.g. Harga pasar akhir tahun perlembar saham biasa. h. Tingkat indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari opersi berjalan.Panduan pengungkapan SFAS No.88 juga mencakup operasi luar negeri yang dimasukkan dalam laporan konsolidasi induk perusahaan dari AS perusahaan yang ,engadopsi dolar sebagai mata uang fungsional untuk mengukur operasi luar negerinya memandang operasi-operasi dari sudut pandang mata uang induk perusahaan. Akibatnya akun-akun operasi harus ditranslasi ke dalam dolar, kemudian disesuaikan dengan inflasi AS. Perusahaan multinasional yang mengadopsi mata uang local sebagai mata uang fungsional untuk kebanyakan operasi luar negerinya menggunakan sudut pandang mata uang local.FASB memperbolehkan perusahaan tersebut untuk mengunakan metode translasi sajikan ulang atau menyesuaikan diri terhadap inflasi luar negeri dan kemudian melakukan translasi kedalam dolar AS. Dengan demikian, penyesuai terhadap data biaya kini untuk mencerminkan inflasi dapat didasarkan pada indeks tingkat harga umum AS atau luar negeri.b. Negara InggrisKomite Standar Akuntansi Inggris / ACS menerbitkan “Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 / SSAP, “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. Meskipun SSAP 16 dibatalkan pada tahun 1988,
  • 15. metodologinya direkomendasikan untuk perusahaan-perusahaan yang secara sukarela melaporkan akun-akunnya yang disesuaikan terhadap inflasi.Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 adalah· Apabila standar AS mengharuskan akuntansi biaya konstan dan kini, SSAP 16 hanya mengadopsi metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.· Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mengwajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelas.Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33 menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu:a. Penyesuai modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA Mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.b. Mekanisme Penyesuaian, memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.c. Negara BrasilWalaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan –Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang local. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter.Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.C. KESIMPULANMenurut pendapat saya penerapan perubahan kondisi perekonomian sangat penting dipertimbangkan dalam mengolah laporan keuangan. Pertimbangan perubahan tingkat inflasi sangat penting dipertimbangkan dalam mengolah pelaporan keuangan agar laporan keuangan tersebut mencerminkan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam kondisi perekonomian. Pembuatan laporan menggunakan metode historical cost memang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat transaksi terjadi dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya ketika itu. Namun, penggunaan metode tersebut tidak selalu menguntungkan karena kondisi perekonomian tidak selalu stabil sehingga dibutukan metode yang dapat menyesuaikan perhitungan ekonomi perusahaan sesuai dengan situasi yang berubah.Ada metode General Price Level atau desebut juga metode tingkat harga umum, yaitu suatu metode yang pembuatan laporannya disesuaikan kondisi perekonomian yang tidak stabil akibat perubahan harga seperti terjadinya inflasi. Kedua metode tersebut historical cost dan general price level masing-masing memiliki kelemahan dan penerapan kedua metode tersebut sebaiknya tergantung pada jenis perusahaan produk yang ekonomi yang dimiliki perusahaan karena setiap perusahaan akan memiliki kekuatan yang berbeda dalam ketahanannya menghadapi perubahan kondisi perekonomian akibat dari inflasi. REFERENSIhttp://magussudrajat.blogspot.com/2010/09/model-model-penilaian-aktiva-dan. html http://ari-suwandi.blogspot.com/2011/01/teori-akuntansi. htmlhttp://christomario.wordpress.com/2012/05/21/akuntansi-inflasi/ http://diantrilestari.wordpress.com/2010/05/25/akuntansi-inflasi/http://nitacutez-nita. blogspot.com/2010/05/akuntansi-inflasi-dalam-menilai. htmlhttp://riscawidya.blogspot.com/2011/05/perspektif-internasional-
  • 16. terhadap.htmlhttp://janankisme.blogspot.com/2011/05/akuntansi-inflasi.html. http://yunitasaridewi92.blogspot.com/ 1). Apa pengertian dari Inflasi dan penyebab dari timbulnya Inflasi?2). Apa penyebab faktor-faktor Inflasi?3). Pengukuran dan Penggolongan Inflasi?4). Keuntungan dan kerugian dari Inflasi itu sendiri?5). Apa pengertian dari Akuntansi Inflasi?6). Bagaiamana dari metode akuntansi Inflasi itu sendiri?BAB IIPEMBAHASANv INFLASI Inflasi menurut A.P. Lehnerinflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Ahli yang lain yaitu Ackley memberi pengertian inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat).Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain. Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi.Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment. Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik. Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.Faktor - faktor yang menyebabkan inflasi adalah sebagaiberikut:1. Demand pull Inflation,Demand pull inflasion yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya peningkatan aggregatedemandmasyarakat terhadap komoditi - komoditi hasil produksi di pasar barang.2. Cost push Inflation,Cost push inflasion yaitu inflasi yang dikarenakan bergesernya aggregate supply curve ke arahkiri atas.3. Domestic Inflation,Domestic inflation yaitu inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolaanperekonomian baik di sektor riil ataupun di sektor moneter di dalam negeri oleh para pelakuekonomi dan masyarakat.4. Imported Inflation,Imported inflatio yaitu inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga-harga komoditi diluar negeri (di negara asing yang memiliki hubungan perdagangan dengan negara yangbersangkutan).v Penggolongan InflasiBerdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor.Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga.Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation).Namun, apabila
  • 17. kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation).Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)v Mengukur inflasiInflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.Indeks harga barang-barang modalDeflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.Keuntungan Dan Kerugian InflasiPerlakuan keuntungan dan kerugian dari item-item moneter yaitu kas piutang dan utang merupakan isu yang kontroversial. Di Amerika, keuntungan dan kerugian dari item-item moneter ditentukan dengan me-restate ke dalam dolar konstan. Ini menggambarkan bahwa FASB memandang keuntungan dan kerugian dalam item moneter berbeda sifatnya dengan laba-laba lain.Di Inggris, keuntungan dan kerugian atas item moneter dipisahkan menjadi modal kerja dan gearing adjustment. Kedua jumlah tersebut berkaitan dengan perubahan tingkat harga spesifik, bukan perubahan tingkat harga umum. Mendasari modal kerja moneter, dasar pemikiran berikut di berikan SSAP no.16 paragraf 11-13: ketika penjualan dilakukan secara kredit perusahaan sebenarnya mengikat modal kerja sampai piutang terkait ditagih. Gearing adjustment mengindikasikan keuntungan atau biaya bagi pemegang saham dari pembiayaan hutang selama periode perubahan harga.Angka ini ditambah atau dikurang terhadap laba operasi biaya berjalan untuk menghasilkan ukuran kekayaan yang dapat dibelanjakan (disposable wealth) bernama laba biaya berjalan bagi pemegang saham (Current Cost Profit Attributable to Shareholders).Di negara Brazil tidak menyesuaikan aktiva lancar dan kewajiban lancar secara eksplisit karena jumlah ini diekspresikan dalam nilai berjalan.Penyesuaian yang timbul dari menghitung nilai bersih aset-aset permanen dan modal yang telah disesuaikan dengan tingkat harga yang mewakili keuntungan atau kerugian daya beli umum dalam membiayai modal kerja dengan hutang atau modal.Bagi porsi modal ini diakui adanya kerugian daya beli selama periode inflasi.Dampak Postitif InflasiApabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.Orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi.Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi. Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
  • 18. peminjaman.Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).Dampak Negatif InflasiPada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akankewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan.Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990.Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun.Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.v AKUNTANSI INFLASIUntuk pengertian Akuntansi Inflasi itu sendiri, Menurut Drs. Ainun Na’im, Ak (1989) Akuntansi Inflasi adalah merupakan suatu proses data akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan harga, sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang berlaku.Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relavan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar lebih relevan dapat digunakan beberapa metode, yaitu :General Price LevelDalam metode General Price Level misalnya metode historical cost disesuaikan dengan perubahan tingkat harga sehingga pada masa inflasi GPL ini lebih besar daripada nilai historical cost.Keuntungan GPL adalah sebagai berikut :Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaanDapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periodeMembantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datang secara lebih baikMemperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.Kelemahan GPL adalah sebagai berikut :Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa disamaratakanGPL tidak bermakna bagi perusahaanAngka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kasRasio itu adalah indikator mentah2. Current Cost AccountingMenurut Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar konsep CCA ini. Menurut mereka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada. Berikut ini adalah beberapa bentuk current cost :Replacement cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva tetap disajiakan menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai. Penyusutan dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog depreciation atau penyusutan yang bersaldo negatif. Dalam penyajiannya hutang ini harus disajikan nilai
  • 19. diskontonya. Pada masa inflasi nilai dari replacement value ini lebih besar dari general price level.Metode ini dikritik dalam hal :Subjektivitas penilaian atau taksiran harganya sehingga angka-angka yang timbul tidak didasarkan pada transaksi yang sebenarnya.Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan pembebanan ke laba rugi (misalnya penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari beban pada historical cost. Akhirnya income akan lebih tinggi dari historical cost.Perubahan harga umum tidak tergambar dalam metode replacement cost ini, karena hanya untuk aktiva tertentu. Oleh karenanya metode replacement cost ini dianggap bukan merupakan metode akuntansi inflasiSukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda.Walaupun ada kritik ini, sebagai pihak menganggap bahwa metode ini paling mudah diterapkan dalam akuntansi inflasi.Reproduction cost adalah istilah lain yang hampir sama dengan replacement cost ini. Disini harga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat itu.Net Realizable ValueHarga pasar sekarang adalah harga atau kas yang di peroleh jika suatu aktiva dijual sekarang.Namun, harga ini didasarkan pada prinsip likuidasi bukan prinsip going concern sehingga menyalahi prinsip akuntansi.Salah satu metode current market value ini adalah net realizable value.NRV merupakan harga jual dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi nilai dari net relizable value ini lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level. Penyusutan dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan antara harga jual aktiva itu pada awal dibandingkan dengan pada akhir periode.Selling PriceDi sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar daripada net realizable value dan metode lain yang disebut sebelumnya.Expected valueMetode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present value kas di masa yang akan datang.3. Monetary Non-Monetary ItemsMonetary Item adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai historis dan nanti nilai net realizable value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu juga menggambarkan nilai sekarang (current value) untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan kecuali untuk mengetahui present value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value) di masa yang akan datang.Non-monetary items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian. Dalam metode historical cost ini digambarkan sebagai old cost bukan nilai sekarang. Dalam metode current value harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan harga sekarang.BAB IIIKESIMPULANInflasi itu sendiri adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uangsecara kontinu. Inflasi itu sering terjadi di negera-negara yang berkembang maupun yang tidak. Setiap negara pasti mengalami adanya inflasi. Karena itu sering terjadi, jadi dengan adanya inflasi kita bisa mengetahui bagaimana perkembangan-perkembangan harga-harga secara umum yang ada di negeri ini maupun di luar negeri. Tapi dengan adanya inflasi, negara itu menjadi kritis yang melemah di dalam mata uang secera berkelangsungan terus- menerus dan itu bisa lama-
  • 20. kelamaan akan membuat negara menjadi defisit. Jadi dengan kita sebagi seorang akuntan harus tetap terus bekerja keras suapaya harga-harga maupun mata uang yang ada di Indonesia ini, tidak mengalami lagi terjadinya inflasi, karena kejadian itu sangat merugikan bagi negara itu sendiri. Untuk selanjutnya mengenai akuntansi inflasi adalah merupakan suatu proses data akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan harga, sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang berlaku. Dengan adanya kita mengetahui akuntasi inflasi itu sendiri, kita juga bisa menggetahui metode-metode yang ada di dalam akuntansi inflasi itu seperti hal contohnya general price level, current cost accounting maupun metode yang lainnya, itu untuk mengetahui sebuah hal hal tertera yang mengenai hubungannya dengan akuntansi inflasi dengan metode-metode tersebut kita juga bisa mengetahui pengaruh inflasinya itu sendiri terhadap cost historical. Dan juga dengan metode tersebut berguna untuk menanggulangi terjadinya inflasi- inflasi yang ada di dalam negeri maupun ada di luar negeri, supaya inflasi itu tidak benar-benar terjadi lagi. Metoda Yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan dengan metoda penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan.REFERENSIhttp://janankisme.blogspot.com/2011/05/akuntansi-inflasi. htmlhttp://alena19.wordpress.com/2012/05/05/akuntansi-inflasi/ http://nariyaandi.blogspot.com/2011/05/akuntansi-bagi-perubahan-harga-inflasi. htmlhttp://jieb-febugm.com/index.php/catalogue/by-issues/ product/view/64/469http://wenysilvia130706.blogspot.com/2011/04/istilah-akuntansi-inflasi. htmlhttp://riscawidya.blogspot.com/2011/05/perspektif-internasional-terhadap. htmlhttp://diantrilestari.wordpress.com/2010/05/25/akuntansi-inflasi/ http://andreawidhia.blogspot.com/ Selasa, 08 Januari 2013 AKUNTANSI INFLASINama: Widhia AndreaNIM: 20100420085Kelas: EFAKULTAS EKONOMIPROGRAM STUDI AKUNTANSIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2013BAB IPENDAHULUANDalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilahinflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi) dan/atau juga termasuk kurangnya
  • 21. distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh pemerintah seperti fiskal (perpajakan/pungutan), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi.BAB IIRUMUSAN MASALAH1. Apa pengertian dari inflasi?2. Bagaimana cara mengukur inflasi? 3. Apa pengertian dari akuntansi inflasi?4. Bagaimana akuntansi dalam masa inflasi? BAB IIIPEMBAHASANPENGERTIAN INFLASIMenurut Bodie dan Marcus (2001 : 331, definisi atau pengertian inflasi (inflation) merupakan suatu nilai di mana tingkat harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan. Selain itu, menurut Weston dan Copeland (1998 : 250), definisi atau pengertian inflasi (inflation) adalah suatu keadaan ekonomi yang mengalami kenaikan tingkat harga tertinggi dan tidak bisa dicegah atau dikendalikan lagi.MENGUKUR INFLASIInflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.Indeks harga barang-barang modal.Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.PENGERTIAN AKUNTANSI INFLASIMenurut Drs. Ainun Na’im, Ak, (1989:12) pengertian Akuntansi Inflasi adalah suatu proses data akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan harga, sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang berlaku.AKUNTANSI DALAM MASA INFLASIDewasa ini dikenal dua konsep dasar yang mencoba untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh akuntansi dalam masa inflasi. Yaitu dengan Akuntansi Nilai Rupiah Konstan (General Price Level Accounting/General Purchasing Power accounting) dan Akuntansi Kos Sekarang (Current Cost Accounting/Current Value Accounting):1. General Price Level Accounting (Akuntansi Nilai Rupiah Konstan)Akuntansi Nilai Rupiah Konstan adalah suatu metode pelaporan yang menyajikan elemen-elemen laporan keuangan dengan unit moneter yang daya belinya sama. Tujuan konsep ini adalah untuk mempertahankan nilai modal menurut harganya yang tetap dengan menggunakan ukuran indeks harga. Nilai harta, hutang dan modal yang terpengaruhKebaikan-kebaikan a. Dapat menhelaskan pengaruh inflasi peda perusahaan.b. Dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode.c. Dapat membantu pemakai laporan menilai arus kas di masa datang secara lebih baik.d. Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.Kelemahan-kelemahan: a. Inflasi terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak dapat disama ratakan.b. GPLA tidak bermakna bagi perusahaanc. Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kasd. Rasio itu adalah indikator mentahUntuk metode Akuntansi rupiah Konstan dipergunakan metode pengukuran unit moneter yang berdaya beli sama yaitu dipergunakan indeks harga untuk merubah harga perolehan sekarang.Di Indonesia angka indek yang lebih tepat untuk dipergunakan sebagai dasar penyesuaian ini adalah Indeks Harga
  • 22. Konsumen (IHK) yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik.Elemen-Elemen Moneter dan Non MoneterUntuk keperluan dalam penerapan Akuntansi Rupiah Konstan, aktiva dan kewajiban perlu dibedakan menjadi elemen moneter dan non moneter. Hal ini perlu karena pada saat inflasi, pemegang aktiva moneter akan kehilangan daya belinya dikarenakan pada waktu tingkat harga umum meningkat, aktiva tersebut hanya dapat membeli barang atau jasa yang lebih sedikit jumlahnya. Sebaliknya yang memiliki kewajiban moneter akan mengakui adanya laba karena kewajiban ini akan dibayar dengan rupiah yang mempunyai daya beli yang lebih kecil daripada waktu rupiah tersebut diterima dimana hutang itu timbul.Akibat moneter adalah uang atau suatu klaim untuk menerima sejumlah uang yang jumlahnya tetap tanpa dipengaruhi harga barang atau jasa tertentu dimasa yang akan datang. Kewajiban moneter adalah suatu kewajiban untuk membayar sejumlah uang yang jumlahnya tetap tanpa dipengaruhi harga barang atau jasa tertentu dimasa yang akan datang.Semua aktiva kewajiban yang tidak mempunyai sifat moneter adalah non moneter. Yang termasuk dalam aktiva non moneter antara lain :a. Barang-barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali atau aktiva-aktiva yang dimiliki dimana secara langsung digunakan untuk usaha perusahaan.b. Klaim atas uang yang jumlahnya tergantung pada harga barang dan jasa tertentu.c. Hak-hak terakhir (residual right) seperti goodwil atau bagian pemilik perusahaan.Yang termasuk dalam kewajiban non moneter antara lain :a. Kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa dalam kuantitas yang tetap dan tidak tergantung pada perubahan harga-hargab. Kewajiban untuk membayar uang dalam jumlah yang tergantung pada harga barang atau jasa tertentu dimasa yang akan datang.Rugi/Laba Dari Daya Beli (Purchasing Power gain/Lose)Elemen moneter seperti kas, piutang disajikan pada neraca sebesar nilai nominalnya. Untuk elemen moneter ini tidak diadakan penyesuaian lagi walaupun pemilikan elemen moneter ini. Karena pada saat dimana terjadi inflasi, pemegang aktiva moneter akan kehilangan daya belinya karena dapat membeli barang atau jasa yang lebih sedikit jumlahnya.Tidak demikian halnya dengan pemegang kewajiban moneter akan memperoleh keuntungan kerena membayar hutangnya dengan jumlah uang yang berdaya beli lebih kecil daripada saat dimana ia menerima uang (hutang) tersebut.Sehubungan dengan aktiva dan kewajiban moneter, akan dijumpai apa yang dinamakan dengan Positive Net Monetary Position adalah selisih antara monetary assets suatu perusahaan dengan monetary liabilities dan equities-nya. Dalam suatu periode tertentu, laba atau rugi dari pemegang monetary assets akan dihapus (offset) oleh rugi atau laba, karena memegang monetary liabilities dan equities. Laba atau rugi bersih untuk suatu periode, tergantung atas apakah posisi keuangan dalam net monetary adalah positif atau negatif. Perusahaan dikatakan berada dalam posisi positif net monetary bila total monetary asset-nya melebihi total monetary liabilities dan equities-nya. Sebaiknya bila total monetary asset-nya kurang dari total monetary liabilities dan equitiesnya, maka perusahaan dikatakan berada pada posisi negatif net monetary.2. Current Cost Accounting (Akuntansi Kos Sekarang)Akuntansi Kos Sekarang adalah suatu metode pengukuran dan pelaporan aktiva dan biaya yang berhubungan dengan penggunaan atau penjualan aktiva dengan jumlah sebesar harga pokoknya sekarang atau yang lebih rendah dari jumlah yang akan dapat diperoleh pada tanggal Neraca atau tanggal penggunaan atau penjualan.Kelebihan :a. Menghasilkan informasi yang lebih bermanfaat untuk mengukur efisiensi. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh perubahan harga terhadap biaya-biaya dapat ditiadakan.b. Harga pokok sekarang berguna sebagai jumlah yang diperkirakan dapat mendekati jumlah jasa potensial dari aktiva.c. Harga pokok sekarang berguna untuk menunjukkan erosi dari modal secara
  • 23. fisik.d. Current cost menunjukkan jumlah yang seharusnya dibayar oleh perusahaan dalam periode berjalan untuk memperoleh aktiva atau jasa.e. Penjumlahan aktiva yang dinyatakan dalam nilai sekarang lebih berarti dari pada penambahan biaya historis yang terjadi pada periode yang berbeda.Kelemahan :a. Kehilangan faktor objektifitasnya, karena current cost untuk suatu jenis barang tertentu yang khusus tidak tersedia pada suatu reasonable cost sehingga tidak terlepas dari faktor subjektifitas dalam menentukan indeks harga untuk jenis barang atau jasa yang dimaksud.b. Untuk nilai bagi perusahaan, ada kemungkinan biaya reproduksi yang dibebankan pada aktiva akan lebih rendah daripada nilai aktiva tersebut pada perubahan.c. Menurut daya belinya dimana metode replacement cost menilai barang-barang satu persatu dan tidak dalam bentuk tingkat harga umum. Sehingga metode replacement cost tidak mengukur neraca dan hasil usaha dalam bentuk daya beli untuk seluruh barang.Holding Gain Or LossesHolding gain or losses timbul karena adanya perbedaan antara antara harga pokok historis atau aktiva dengan harga pokoknya sekarang.Holding gain terdiri atas dua komponen yaitu :a. Realized Holding Gains yang dihasilkan dari penyelesaian (disposal) aktiva, apakah aktiva itu dijual/digunakan dalam suatu periode akuntansi.b. Unrealized Holding Gains yang dihasilkan dari penambahan dalam nilai sekarang (current value) suatu aktiva dalam suatu periode akuntansi dimana aktiva tersebut masih ditahan oleh perusahaan.Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengungkapan Akuntansi Kos Sekarang adalah sebagai berikut : (Smith-Skousen: 1991:566)a. Tetapkan jumlah nilai berjalan persediaan, harta tak bergerak, pabrik, dan peralatan.b. Terapkan “tes jumlah yang dapat diganti kembali” ke jumlah nilai berjalan dan pilih yang lebih rendah.c. Tetapkan perubahan dalam nilai berjalan persediaan dan harta tak bergerak, pabrik, dan peralatan menurut jumlah nominal dan juga rupiah konstan.BAB IIIKESIMPULANInflasi adalah suatu keadaan ekonomi yang mengalami kenaikan tingkat harga tertinggi dan tidak bisa dicegah atau dikendalikan lagi.Sedangkan akuntansi inflai adalah suatu proses akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan harga, sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang berlaku. Pada masa inflasi, laporan keuangan yang menggunakan prinsip historical cost pada umumnya tidak dapat memberikan informasi yang relevan. Akan tetapi penggunaan GPLA dalam laporan keuangan justru lebih informatif dibanding dengan menggunakan histirical cost, namun material atau tidaknya perbedaan yang ditimbulkan GPLA tergantung pengaruhnya terhadap perusahaan tersebut, sehingga GPLA bukan dimaksudkan untuk mengganti laporan keuangan historical cost, tetapi hanya sebagai supplemen yang digunakan sebagai informasi tambahandalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi laporan keuangan sehingga tujuan dari pelaporan akuntansi terpenuhi.DAFTAR PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inflasihttp://id.shvoong.com/business-management/ investing/2184085-pengertian-atau-definisi-inflasi/# ixzz2H5XEyiBJhttp://diantrilestari.wordpress.com/2010/05/25/akuntansi-inflasi http://riskiputrih.blogspot.com/2013/01/akuntansi-inflasi.html PEMBAHASANA. INFLASIInflasi adalah kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam waktu tertentu. Dari pengertian tersebut, apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara maka kenaikan harga tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling pengaruh
  • 24. mempengaruhi. Semua Negara di dunia selalu menghadapi berbagai permasalahan inflasi. Oleh sebab itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu Negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya maslah ekonomi yang dihadapi suatu Negara.Ø Penyebab Inflasi1. Inflasi tarikan Permintaan (demand full inflation)Merupakan inflasi yang disababkan karena adanya kenaikan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.Inflasi biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan sangat pesat (full employment and full capacity). Dengan tingkat pertumbuhan yang pesat maka akan mendorong peningkatan permintaan sedangkan barang yang ditawarkan tetap/tidak berubah karena kapasitas produksi sudah maksimal sehingga mendorong kenaikan harga yang terus menerus.2. Inflasi Desakan Biaya (cost push inflation)Merupakan inflasi yang terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.Ø Penggolongan InflasiBerdasarkan asalnya :1. Inflasi yang berasal dari dalan NegeriInflasi yang terjadi akibat adanya deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan meningkat menjadi mahal.2. Inflasi yang berasal dari Luar Negeriinflasi yang terjadi karena naiknya harga barang di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam negeri.Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga:1. Closed InflationSuatu kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu saja. Misalnya kenaikan yang terjadi pada barang-barang elektronik.2. Open InflationSuatu kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum. Misalnya kenaikan harga pada barang-barang kebutuhan pokok.Berdasarkan tingkat Keparahannya:1. Inflasi Ringan yaitu inflasi yang terjadi kurang dari 10% setiap tahunnya.2. Inflasi Sedang yaitu inflasi yang terjadi antara 10% sampai dengan 30% setiap tahunnya.3. Inflasi Berat yaitu inflasi yang terjadi antara 30% sampai 100% setiap tahunnya.4. Hiperinflation yaitu inflation yang terjadi lebih dari 100% Setiap tahunnya.Ø Dampak InflasiAkibat adanya inflasi terdapat beberapa dampak positif maupun negative dari terjadinya inflasi yaitu :a. Dampak Positif· Peredaran / perputaran barang lebih cepat.· Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah· Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.· Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil.b. Dampak Negatif· Harga barang-barang dan jasa naik.· Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.· Menimbulkan tindakan spekulasi.· Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.· Kesadaran menabung masyarakat berkurang.Ø Pihak-pihak yang Mendapatkan Keuntungan dan yang Mendapatkan Kerugian1. Pihak-pihak yang diuntungkana. Para pengusaha, di mana pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah yang besar.b. Para pedagang, dimana pada saat terjadinya inflas, para pedagang menggunakan kesempatan memainkan harga barang yaitu dengan menaikkan harga barang untuk memperoleh keuntungan.c. Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat menguntungkan merekad. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik, sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. 2. Pihak-pihak yang
  • 25. dirugikana. Para konsumen, karena mereka harus membayar lebih mahal setelah terjadinya inflasi.b. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.c. Para pemborong atau kontraktor, karena mereka harus mengeluarkan tambahan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran akibat terjadinya inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang dikerjakan.d. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi.e. Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi.B. AKUNTANSI INFLASI Akuntansi Inflasi merupakan suatu metode untuk mengoreksi dengan menyatakan kembali sepenuhnya laporan keuangan berdasarkan harga perolehan historis ke dalam suatu cara yang mencerminkan perubahan daya beli mata uang yang diukur dengan menggunakan angka indeks. Akuntansi Inflasi ini bertujuan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk mengukur jumlah, waktu, dan kemungkinan arus kas masa depan. Akuntansi Inflasi ini bukan merupakan pengganti dari akuntansi konvensional yang telah ada melainkan sebagai informasi tambahan untuk para pemakainya.Beberapa metode dalam menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar lebih relevan antara lain : 1. Current Cost Accounting (konsep akuntansi nilai sekarang)CCA merupakan sebuah konep yang menyatakan nilai pos-pos laporan keuangan dengan harga perolehan sekarang yaitu dengan harga perolehan dari pos yang mempunyai umur dan kapsitas yang sama.Ada beberapa bentuk dalam metode Current Cost Accounting ini yaitu :a. Replacement cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap.Pada masa inflasi nilai dari replacement value ini lebih besar dari general price level. Sebagaian pihak menganggap bahwa metode ini paling mudah diterapkan dalam akuntansi inflasi meskipun ada beberapa pihak yang mengkritiknya.b. Reproduction costDalam metode ini harga diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat seperti barang yang diperolehnya tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat tesebut.c. Net Realizable Value (Harga pasar sekarang)adalah harga yang di peroleh jika suatu aktiva dijual sekarang. Salah satu metode current market value ini adalah net realizable value (NRV). Pada masa inflasi nilai dari net relizable value ini lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level.d. Selling Price.Di sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar daripada net realizable value dan metode lain yang disebut sebelumnya.e. Expected value.Metode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang sehingga ada kemungkinan bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present value kas di masa yang akan datang.· Elemen-Elemen Moneter dan Non MoneterDalam current cost accounting elemen-elemen di neraca dibedakan dalam elemen moneter dan non moneter. Elemen non moneter adalah semua elemen yang bukan merupakan elemen moneter. Elemen non moneter ini juga dibagi kedalam aktiva dan kewajiban non moneter dan pada umumnya ditetapkan kembali untuk menghadapi perubahan harga sekarang (changes in current value).Dalam menerapkan metode ini
  • 26. kesimpulan atas aktiva moneter dan non moneter adalah sebgai berikut: Karena aktiva moneter telah ditetapkan dalam jumlah uang yang tetap, maka itu menggambarkan sejumlah uang yang diharapkan untuk direalisasikan dalam waktu dekat, oleh karena itu aktiva moneter secara efektif telah ditetapkan kembali untuk current value financial statement (laporan keuangan dengan nilai sekarang).Namun aktiva non moneter tidak ditetapkan dalam sejumlah uang yang tetap dan karena itu menggambarkan Net Realizables Value mereka sehingga aktiva non moneter harus ditetapkan kembali untuk disajikan pada Current Value.2. General Price Level Accounting (GPLA)Merupakan suatu metode pelaporan yang menyatakan kembali laporan keuangan mata uang historis karena adanya perubahan daya beli umum. Konsep GPLA merupakan konsep gabungan antara konsep akuntansi tingkat harga umum dan konsep nilai sekarang /akuntansi nilai konstan.Tujuan konsep ini adalah untuk mempertahankan nilai modal menurut harganya yang tetap dengan menggunakan ukuran indeks harga.Nilai Harta,Hutang dan Modal yang terpengaruh oleh perubahan harga disesuaikan dengan factor indeks harga,sehingga dapat disajikan dengan nilai uang yang sama dalam laporan keuangan.Elemen-elemen Moneter dan Non MoneterUntuk keperluan dalam penerapan Akuntansi Rupiah Konstan, aktiva dan kewajiban perlu dibedakan menjadi elemen moneter dan non moneter. Hal ini perlu karena pada saat inflasi, pemegang aktiva moneter akan kehilangan daya belinya dikarenakan pada waktu tingkat harga umum meningkat, aktiva tersebut hanya dapat membeli barang atau jasa yang lebih sedikit jumlahnya. Sebaliknya yang memiliki kewajiban moneter akan mengakui adanya laba karena kewajiban ini akan dibayar dengan rupiah yang mempunyai daya beli yang lebih kecil daripada waktu rupiah tersebut diterima dimana hutang itu timbul.. Kewajiban moneter adalah suatu kewajiban untuk membayar sejumlah uang yang jumlahlnya tetap tanpa dipengaruhi harga barang atau jasa tertentu dimasa yang akan datang.Semua aktiva kewajiban yang tidak mempunyai sifat moneter adalah non moneter. Yang termasuk dalam aktiva non moneter antara lain :a) Barang-barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali atau aktiva-aktiva yang dimiliki dimana secara langsung digunakan untuk usaha perusahaan.b) Klaim atas uang yang jumlahnya tergantung pada harga barang dan jasa tertentu.c) Hak-hak terakhir (residual right) seperti goodwil atau bagian pemilik perusahaan.Yang termasuk dalam kewajiban non moneter antara lain : a) Kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa dalam kuantitas yang tetap dan tidak tergantung pada perubahan harga-hargab) Kewajiban untuk membayar uang dalam jumlah yang tergantung pada harga barang atau jasa tertentu dimasa yang akan datang.Pemisahan elemen-elemen moneter dan non moneter dilakukan dalam penerapan metode Akuntansi Rupiah Konstan, karena elemen-elemen moneter itu sudah dicatat dengan rupiah sekarang, sehingga tidak perlu dibuat penyesuaian. sedangkan elemen-elemen non moneter masih menggunakan rupiah masa sebelumnya sehingga perlu dilakukan penyesuaian menjadi rupiah sekarang.Ø Metode Mana yang Lebih BaikPara pendukung model daya beli biaya historis konstan (GPLA) berpendapat bahwa model biaya kini melanggar kerangka dasar pengukuran biaya historis karena tidak berdasarkan biaya akuisisi pada awalnya, model tersebut juga didasarkan pada biaya perkiraan hipotetis dan oleh karenanya terlalu subjektif dan sukar dilaksanakan dalam praktik. Mengabaikan perubahan daya beli umum atas uang menyebabkan perbandingan antar periode sukar diinterpretasikan dan juga tidak mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari kepemilikan pos-pos moneter seperti utang. Pada model penyesuaian biaya kini (Current Cost Accounting), usaha tidak dipengaruhi oleh inflasi umum, tetapi lebih dipengaruhi oleh kenaikan biaya operasi khusus dan pengeluaran aktiva tetap.Model daya beli biaya kini konstan