Dokumen tersebut membahas tentang pengertian inflasi dan akuntansi inflasi. Secara ringkas, inflasi adalah kenaikan harga secara umum yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti konsumsi masyarakat, likuiditas pasar, dan distribusi barang. Ada beberapa metode pengukuran inflasi seperti Indeks Harga Konsumen dan Indeks Harga Produsen. Sedangkan akuntansi inflasi menggunakan metode seperti General Price Level Adjustment dan Current Cost Accounting untuk men
Tugas Eko 12, Cattelya Sofisti Az Zahta, Ranti Pusriana, Indeks Harga dan Inf...
Akuntansiinflasi
1. http://ianyundyun.blogspot.com/2012/06/akuntansi-inflasi.html
Pengertian Inflasi dan Tingkatan InflasiDalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan
mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat
yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.Menurut para pakar
beberapa pengertian mengenai inflasi:1. Menurut Nopirin (1987:25) `Proses kenaikan harga-harga
umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu.2. Menurut Samuelson
dan Nordhaus (1998: 578-603) Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi
tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut:Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year t-l) :Price level
(year t-l)Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi
menjadi tiga bagian yaitu1) Merayap {Creeping Inflation) Laju inflasi yang rendah (kurang
dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat dengan persentase yang kecil serta dalam
jangka waktu yang relatif lama.2) Inflasi menengah {Galloping Inflation) Ditandai dengan
kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek
serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari
minggu/bulan lalu dan seterusnya.3) Inflasi Tinggi {Hyper Inflation) Inflasi yang paling
parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali dan nilai uang merosot dengan
tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran
belanja.Metode Pengukuran Inflasi Suatu kenaiikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan
menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur
laju inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:a) ConsumerPriceIndex (CPI) Indeks yang
digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang
bagi keperluan kebuthan hidup:CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket in
base year) x 100%b) Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index Index yang
lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah (raw material), bahan
baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.c) GNP
Deflator GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan
PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP,
sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:GNP Deflator = (GNP
Nominal : GNP Riil) x 100%Faktor - faktor yang mempengaruhi InflasiMenurut Samuelson dan
Nordhaus (1998:587), ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi:a. DemandPull
InflationTimbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi
produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan
pennintaan agregat.b. Cost Push Inflation or Supply Shock InflationInflasi yang diakibatkan oleh
peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang
efektif.Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak hanya dipengaruhi
oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation tetapi juga dipengaruhi oleh :a) Domestic
InflationTingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang secaraumum di
dalam negeri.b) ImportedInflationTingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan
harga-harga barangAkuntansi InflasiMetode yang digunakan dalam akuntansi inflasi sama dengan
metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relevan yang
2. digambarkan oleh laporan keuangan , sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam
laporan keuangan. Dalam menyusun laporan keuangan pada masa inflasi juga diperlukan metode-metode.
Menurut Johnson, metode pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi :The Entry Value
System dari harga umum yang terdiri dari :a. Historical costb. General price
levelc. Replacement costd. Reproduction costTh Exit Value System harga pasar atau
current market value yang terdiri dari :a. net realizable valueb. selling pricec. expected
valuepada akuntansi inflasi ,metode –metode di atas digunakan dalam menyusun laporan
keunagan pada saat inflasi adalah :a. General Price LivelKeuntugan General Price Level
Adjustment (GPLA) adalah : Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada
perusahaan Meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antarperiode Membantu pemakai
laporan menilai arus kas di masa yang akan datang secara lebih baik Memperbaiki tingkat
kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang
sudah disesuaikan Kelemahan nya adalah :v Inflasi itu terjadi pada barang yang
berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa disamakanv GPLA tidak bermakna bagi
perusahaanv Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kasv Rasio itu adalah
indikator mentahb. Current Cost AccountingMenurut Edgar Edward dan Philip Bell (1961),
yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana merekabmengalokasiakan sumber-sumber
ekonomi yang ada untuk memaksimalkan laba. Manajer biasanya menghadapi masalag apakah
ingin mempertahankan suatu aktiva atau utang atau menjual atau membayarnya dan bagaimana
menggunakan atau mendanai kegiatan perusahaan . Untuk menjawab ini mereka mengusulkan
perhitungan business profit, yang memliki dua komponen.1. Current Operating ProfitLaba dari
current operating adalah kelebihan nilai sekarang dari barang atau jasa yang dijual dengan harga
pokoknya.2. Realizable Cost Saving ( Holding Gain)Kenaikan harga pokok dari suatu aktiva
yang masih dilmiliki sekarang ( dengan harga sekarang) .Beberapa bentuk Current Cost
:a. Replacement Cost nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru
atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya
diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva tetap disajiakan
menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai. Penyusutan
dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog depreciation
atau penyusutan yang bersaldo negatif. Pada masa inflasi nilai dari replacemet value ini lebih
besar dari general price level.Metode ini dikritik dalam hal :Subjektivitas penilaian atau taksiran
harganya sehingga angka-angka yang timbul tidak didasarkan pada transaksi yang
sebenarnya.Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan
pembebanan ke laba rugi (misalnya penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari
beban pada historical cost. Akhirnya income akan lebih tinggi dari historical cost.Perubahan harga
umum tidak tergambar dalam metode replacement cost ini, karena hanya untuk aktiva tertentu.
Oleh karenanya metode replacement cost ini dianggap bukan merupakan metode akuntansi
inflasiSukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda.Walaupun ada kritik
ini, sebagai pihak menganggap bahwa metode ini paling mudah diterapkan dalam akuntansi
inflasi.b. Reproduction costharga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat
atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin
mempengaruhi aktiva yang dibuat itu. Secara umum apa yang berlaku pada metode replacement
cost berlaku juga pada metode reproduction cost.c. Net Realizable Valuemerupakan harga jual
dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi nilai dari net relizable value ini lebih besar
3. dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan
laba marjin general price level. Penyusutan dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan
antara harga jual aktiva itu pada awal dibandingkan dengan pada akhir periode.d. selling
PriceDi sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan
keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar daripada net realizable value dan
metode lain yang disebut sebelumnya.e. Expected Value Metode ini sangat tergantung pada
pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding dengan metode lain karena
expected value ini merupakan gambaran dari present value kas di masa yang akan
datang.3. Monetary Non-Monetary ItemsMonetary Item adalah aktiva atau kewajiban yang
dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban
lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa
yang akan datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai historis dan nanti nilai net realizable
value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu juga menggambarkan nilai sekarang
(current value) untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan kecuali untuk mengetahui present
value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value) di masa yang akan datang. Contohnya :
deposito , valuta asing , atau klaim valuta asing, dan alin-lainNon-monetary items adalah nilai
dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian. Dalam metode historical
cost ini digambarkan sebagai old cost bukan nilai sekarang. Misalnya aktiva tetap,lahan. Dalam
metode current value harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan harga sekarang.contohnya
adalah biaya dibayar dimuka.4. Model AkuntansiAda delapan model akuntansi dalam penilaian
aktiva dan penentuan laba yaitu:1. pengukuran menurut unit uang :a. Historical Cost
Accountingb. Replacement Cost Accountingc. Net Realizable Value
Accountingd. Present Value Accounting2. Pengukuran menurut Uint Tenaga Beli
(GPL)a. GPL Historical Cost Accountingb. GPL Replacement Cost Accountingc. GPL
Net Realizable Value Accountingd. GPL Present Value Accounting Namun yang akan dibahas
pada paper ini hanya tiga model akuntansi saja, yaitu :a.Historical Cost Accountingb.Replacement
Cost Accountingc. Net Realizable Value Accounting 1. Atribut yang akan dinilaiDalam model
Historical Cost Accounting, Atribut yang dinilai adalah jumlah uang atau kas atau sejenisnya yang
dibayar untuk mendapatkan aktiva atau membayar sejumlah hutang yang dibebankan dalam unit
uang yang timbul dari perolehan aktiva itu.Dalam model Replacement Cost Accounting, atribut
yang dibayar adalah uang kas atau sejenisnya yang akan dibayar untuk memperoleh aktiva yang
sama dan sejenis saat sekarang atau jumlah hutang yang akan dibebankan untuk memperolah
aktiva tersebut.Dalam model Net Realizable, atribut yang dinilai adalah jumlah uang kas atau
sejinsnya yang akan diperoleh dengan menjual aktiva sekarang atau jumlah uang yang harus
dibayar untuk menebus kewajiban itu sekarang.Dalam model Present Value atau Capitalized
Value, atribut yang dinilai adalah arus kas masuk bersih yang diharapkan akan diterima dari
penggunaan aktiva atau arus kas keluar net yang diharapkan akan dibayar untuk membayar
kembali hutang.Atribut itu dapat kita golongkan dalam tiga cara sebagai berikut :Fokus penilaian
dapat berupa masa lalu (historical cost), masa kini (replacement cost dan net realizable value), dan
masa yang akan datang (present value).Jenis transaksi : historical cost dan replacement cost
merupakan transaksi perolehan atau pembebanan hutang, net realizable value dan present value
menyangkut penjualan aset dan pembayaran hutang.Sifat kejadian awalnya : historical cost
didasarkan pada kejadian yang sebenarnya, present value berdasarkan kejadian yang diharapkan,
dan replacement cost dan net realizable value didasarkan pada kejadian yang sifatnya hipotesis
4. (anggapan).2.Unit Of MeasureAda dua jenis unit ukuran yang dipakai, yaitu sebagai berikut :Unit
Moneter (Uang)Dalam model ini yang menjadi unit pengukuran adalah unit uang.Unit Daya Beli
(Purchasing Power)Dalam model ini yang menjadi alat ukur adalah daya beli uangnya yang tentu
berbeda apabila waktunya berbeda.3. Penilaian dan Perbandingan terhadap Model
AkuntansiDalam menilai dan membandingkan model penilaian akuntansi tersebut, model Present
Value sengaja tidak diikutkan karena beberapa kelemahan sebagai berikut.Sukarnya menaksir
penerimaan kas di masa yang akan datang.Pemilihan tingkat diskonto yang sangat
bervariasiAlokasi arbitrer dari taksoran arus kas dalam menilai asetAlokasi arbitrer dan taksiran
arus kas dari masing-masing aktiva secara individualDalam menilai dan membandingkan model-model
ini maka yang menjadi dasar penilaian adalah.Kesalahan yang timbul akibat masalah waktu
(timing error)Timing error timbul akibat perubahan nilai yang terjadi dalam suatu periode tertentu,
tetapi dicatat, diperhitungkan, dan dilaporkan pada periode yang lain. Yang sebaiknya adalah
bahwa setiap kejadian dalam periode itu dicatat dan dilaporkan sesuai pada periode itu.Kesalahan
akibat alat ukur ( measuring unit errors)Kesalahan akibat alat ukur ini terjadi apabila laporan
keuangan tidak disajikan dengan menggunakan dan mempertimbangkan tenaga beli dari mata
uang tersebut. Idealnya tenaga beli uang harus ikut menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun
laporan keuangan.Kesulitan dalam penafsiran (interpretability)Laporan keuangan harus dipahami
tanpa salah pengertian. Dalam menafsirkan laporan keuangan kita harus memahami masalah
pengertian dan penggunaanya. Dengan perkataan lain, agar model akuntansi dapat dipahami maka
kita harus menggunakan rumus :“Jika…………………, maka………………….” atau
(if……….them).Dengan rumus ini maka para pembaca lapoiran keuangan akan memahami arti
serta kegunaanya. Akuntansi memiliki alat ukur yang menghasilkan ukuran tertentu, misalnya
model akuntansi yang menggunakan unit sebagai alat ukur berarti hasilnya adalah bahwa itu
dinyatakan dalam jumlah rupiah (Number of Dollars = NOD).Demikian juga jika kita gunakan
konsep Historical Cost dengan “ukuran tenaga beli umum”, akan tetap menghasilkan jumlah
rupiah (Number of Dollars). Sementara itu, apabila konsep Current Value yang diukur dengan
tenaga beli umum, akan menghasilkan ukuran barang atau Command of Goods
(COG)RelevansiInformasi akuntansi harus relevan artinya harus bermanfaat bagi pemakainya
khususnya untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Namun, karena model
akuntansi yang ada masih memiliki makna yang masih kabur seperti masalah NOD dan COG tadi,
sulit bagi pembaca menjadikan informasi akuntansi itu relevan tanpa menguasai ilmu akuntansi
lebih mendalam.G. Metode Pengukuran Harga Wajar ( Fair Value ) Metode pengukuran harga
wajar telah berlaku di Amerika sesuai dengan statement NO. 157 tentang Fair Value
Measurement. “Statement ini mendifinisikan fair value , menentapkan kerangka untuk
mengukur nilai yang wajar ( fair value) sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum,
dan memperluas pengungkapan tentang pengukurna fair value. Statement ini diterapkan dalam
kerangka dasar akuntansi yang membutuhkan atau mengizinkan pengukuran fair value. Dewan
standar sebelumnya telah memutuskan melalui pengumuman bahwa fair value adalah metode
pengukuran yang relevan. Oleh karena itu, statement ini tidak meemerlukan metode pengukuran
fair vale yang baru. Namun, untuk sebagian entitas penerapan fair value ini akan mengubah
praktik yang berlaku sekarang. Ilustrasi Beberapa Alternatif Model AkuntansiUntuk memberikan
gambaranyang jelas antara beberapa alternative model akuntansi ini kita misalkan PT Sipangko
Jaya yang didirikan pada tanggal 21 Maret 2005 akan memasarkan produk baru yang disebut
ESTIMA. Mdal berjumlah Rp 30.000,-, utangnya Rp 30.000,-, dengan bunga 10 %. Pada tanggal
5. 1 Januari PT Sipangko Jaya memulai kegiatannya dengan membeli 6.000 unit ESTIMA dengan
harga Rp 10,- per unit. Pada tanggal 1 Mei perusahaan menjual 5.000 unit dengan harga Rp 15,-
per unit.Sementara itu, perubahan tingkat harga selama tahun 2005 adalah sebagai berikut:Januari
1Mei 1Desember 1Replacement Cost101213Net Realizable Value-1517General Price Level
Index1001301561. Alternatif dengan Melihat Sudut “Unit of Money”Alternatif yang kita bahas
disini adalah menyangkut kesalahan yang timbul karena waktu. Untuk itu, model yang akan kita
bahas adalah:Historical Cost AccountingReplacement Cost AccountingNet Realizable Value
AccountingLaporan Laba RugiLaporan laba rugi untuk ketiga model itu adalah sebagai berikut:PT
Sipangko JayaLaporan Laba RugiUntuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2005Keterangan Historical Replacement Net
Realizable Cost Value
ValueHasil 75.000 92.000Harga
Poko Penjualan 50.000 60.000 73.000Laba
Kotor 25.000 15.000 19.000Bunga
10% 3.000 3.000 3.000Laba
Operasi 22.000 12.000 16.000Realisasi holding
gain and loss sudah termasuk 10.000 10.000Holding gain and loss yang
tidak dihitung 3.000 3.000Tidak direalisasiGeneral Price level gain
tidak dihitung tidak dihitung tidak dihitungand lossLaba
bersih 22.000 25.000 29.00PT Sipangko
JayaNeraca31 Desember 2005Keterangan Historical
Reolacement Net Realizable Cost
Value ValueHartaKas 72.000
72.000 72.000Persediaan 10.000
13.000 17.000Total Harta 82.000
85.000 89.000Utang & ModalKewajiban 3
0.000 30.000 30.000Modal :Modal Saham
30.000 30.000 30.000Laba
ditahanRealisasi 22.000 22.000
22.000Belum realisasi - 3.000 7.000Total
laba ditahan 22.000 25.000 29.000Total Modal
Setor 52.000 55.000 59.000Total Utang &
Modal 82.000 85.000 89.000Analisis perbedaan akibat
waktuTotal LabaHCRCNRVLaba yang dilaporkanKesalahanLaba yang dilaporkanKesalahanLaba
yang dilaporkanKesalahan29.00022.0007.00025.0004.00029.00002. Alternatif Dengan
Menggunakan Model Akuntansi yang Diukur Dengan Unit Tenaga Beli UmumDalam model ini
yang kita bahas adalah:General Price Level Adjusted Historical AccountingGeneral Price Level
Adjusted Replacement Cost AccountingGeneral Price Level Adjusted Net Realizable Value
AccountingPT Sipangko JayaLaporan Laba RugiUntuk tahun yang berakhir pada 31 Desember
2005KeteranganGPLAHCGPLARCGPLANRVAHasilHarga Pokok
Penjualan90.00078.00090.00072.000107.00085.000Laba KotorBunga
10%12.0003.00018.0003.00022.0003.000Laba OperasiReal Realized Holding Gain and LossReal
Unrealized Holding Gain and LossGeneral Price Level Gain and Loss9.000termasuktidak
dihitung1.80015.000(6.000)(2.600)1.80019.000(6.000)(2.600)1.800Laba
6. Bersih10.8008.20012.200PT Sipangko JayaNeraca Menurut General Price LevelPer 31 desember
2005KeteranganGPLHCGPLRCGPLNRVAAktiva:KasPersediaan72.00015.60072.00013.00072.0
0017.000Total AktivaPasiva:ObligasiModalLaba Ditahan:RealizedUnrealizedLaba/Rugi
GPL87.60030.00046.8009.000(0)1.80085.00030.00046.8009.000(2.600)1.80089.00030.00046.80
09.0001.4001.800Total Pasiva87.60085.00089.000Perhitungan Laba/Rugi General Price
LevelKeterangan Belum Faktur SetelahDi
Adjust Konversi di AdjustNet Monetary AssetTanggal 1 Januari
2005: 30.000 156/100 46.800Ditambah:Monetary
Receipts 75.000 156/30
90.000105.000 136.800Dikurangi:Monetary
Payments 60.000 156/100 93.600Bunga
(10%) 3.000 156/156 3.00063.000
96.600Net 42.000
40.200Net Monetary Asset 31-12-2005
40.200Actual Monetary Asset per 31-12-2005
42.000Laba Akibat General Price Level
1.800Analisis Tipe Kesalahan Masing-masing ModelNoAccounting
ModelTiming errorMeasureng-Unit ErrorInterpretationRelevanceOperating ProfitHolding
GainsNOD(Number of dollars)COG(Command of Goods)1Historical-cost
accountingYaYaYaYaTidakTidak2Replacement-costYaHilangYaYaLaba
RugiYaHartaYaHarta3Net-realizable-value accountingHilangHilangYaYaLaba Rugi dan
UtangYaAktiva Moneter dan UtangAktiva Moneter4General price-level-adjusted historical cost
accountingYaYaHilangYaYaYa5General Price-level-adjusted replacement-cost
accountingYaHilangHilangHilangYaYa6General Price-level-adjusted net-realizable-value
accountingHilangHilangHilangHilangYaC. penutupKesimpulanKesimpulan yang dapat diambil
adalah bahwa pada masa inflasi,Laporan keuangan yang menggunakan prinsip historical cost pada
umumnya tidak dapat memberikan informasi yang relevan. Pada masa inflasi laporan keuangan
GPLA lebih informatif dibanding historical cost, namun material atau tidaknya perbedaan yang
ditimbulkan GPLA tergantung pengaruhnya terhadap perusahaan tersebut, sehingga GPLA bukan
dimaksudkan untuk mengganti laporan keuangan historical cost, tetapi hanya sebagai supplement
report untuk digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak
yang membutuhkan informasi laporan keuangan sehingga tujuan dari pelaporan akuntansi
terpenuhi. Hal ini didasari oleh pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia bahwa
informasi tambahan antara lain mengenai pengungkapan pengaruh perubahan harga bersifat tidak
mengikat. SaranAdapun saran atau rekomendasi yang dapat penulis berikan terkait dengan
pengembangan studi teori akuntansi adalah diharapkan kita memahami lebih dalam tentang teori-teori
akuntansi yang ada dan bisa mengimplementasikan ke dunia bisnis. Tidak hanya dilihat dari
sisi Akuntansi konvensional nya saja namun juga dilihat dari sisi Akuntansi syariahnya.
Bagaimana perbandingan dari dua sisi tersebuat dalam kiatannya dengan Akuntansi Inflasi. Hal
ini diharapkan dapat menjadi referensi positif baik bagi teman-teman untuk lebih memahami
materi mata kuliah teori akuntansi ini. ReferensiHarahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi.
Jakarta : PT RajaGrafindo PersadaMamik , Wahjuanto (2010) BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA. Undergraduate thesis, UPN "Veteran"
Jatim.Sari, Dian Inda (2006), Akuntansi Inflasi Dalam Menilai Relevansi Laporan Keuangan
7. Suatu Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8 No. 2, p. 78-91,
http://4putciput.weebly.com/uploads/1/3/5/5/1355290/akuntansi_inflasi_dalam_menilai_relevasi_l
aporan_keuangan_suatu_perusahaan.pdf
http://naeynaputribungsu.blogspot.com/2012/06/resume-akuntansi-inflasi.html?m=0
AKUNTANSI INFLASIA. INFLASI1. Pengertian InflasiDalam ilmu ekonomi, inflasi
adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain,
konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau
bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.Dengan
kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan
saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.2. Penyebab
InflasiInflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:a. Tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat
adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di
pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.
Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang
dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi
tersebut.b. Desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or
service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push
inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan
distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata
permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum
permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru
terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:· Tingkat pengeluaran agregat yang
melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa· Tuntutan kenaikan
upah dari pekerja.· Kenaikan harga barang impor· Penambahan penawaran uang dengan
cara mencetak uang baru· Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di
Indonesia tahun 1998 akibatnya angka inflasi mencapai 70%· 3. Jenis-jenis
Inflasi Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:· Inflasi yang
berasal dari dalam negeriInflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang
berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.· Inflasi yang berasal dari luar negeriInflasi dari
luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa
terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor
barang.Besar cakupan pengaruhnya terhadap harga inflasi dapat dibedakan· Inflasi
8. TertutupInflasi ini terjadi jika kenaikan harga hanya terjadi pada satu atau dua barang
tertentu.· Inflasi TerbukaInflasi ini terjadi apabila kenaikan harga terjadi secara pada semua
barang secara umum.· Inflasi Tak TerkendaliApabila serangan inflasi demikian hebatnya
sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat
menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot.Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Inflasi dapat dibedakan Menjadi· Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)· Inflasi sedang
(antara 10% sampai 30% / tahun)· Inflasi berat (antara 30% sampai 100% /
tahun)· Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)4. Dampak-dampak Inflasi Dampak
Positif· Peredaran / perputaran barang lebih cepat.· Produksi barang-barang bertambah,
karena keuntungan pengusaha bertambah· Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi
tambahan investasi.· Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan
pendapatan kecilDampak Negatif· Harga barang-barang dan jasa
naik.· Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau
berkurang.· Menimbulkan tindakan spekulasi.· Banyak proyek
pembangunan macet atau terlantar.· Kesadaran menabung masyarakat
berkurang.Pihak-pihak yang diuntungkan dari Inflasia. Parapengusaha, yang pada saat sebelum
terjadinya inflasi, telah memiliki stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah
besar.b. Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan
harga barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan
laba/keuntungan yang besar.c. Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang
mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya
inflasi dan menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat
menguntungkan mereka.d. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang
naik,sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam
membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. Misalnya,
para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang mengakibatkan harga bahan bangunan dan
rumah KPR BTN naik, sedangkan jumlah angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak
ikut dinaikkan. Pihak-pihak yang dirugikan dari Inflasia. Para konsumen, karena harus
membayar lebih mahal,sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan
sebelum terjadinya inflasi.b. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap,
naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat
dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan kenaikan
penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.c. Para pemborong atau
kontraktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran-pengeluaran
yang diakibatkan terjadinya inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan
yang diperoleh dari proyek yang dikerjakand. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil
dari pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi. Misalnya,
sebelum inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 = 25 gram emas, sesudah inflasi = 20 gram emas.e.
Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil
jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di samping itu akibat naiknya harga
barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung menjadi lebih rendah/turun, jika dibandingkan
dengan sebelum terjadi inflasi.5. Prinsip Dasar AkuntansiDunia usaha pada umumnya selalu
mendasarkan diri pada historical cost yaitu asumsi adanya stable monetary unit yang
mengakibatkan semua transaksi yang terjadi dicatat atas dasar nilai historis atau nilai yang didapat
9. saat terjadi transaksi. Di sisi lain disadari pula bahwa stable monetary unit tersebut pada
kenyataannya tidak ada, apalagi pada Negara yang menganut ekonomi terbuka seperti Indonesia.
Penggunaan nilai historis dalam akuntansi finansial disebabkan karena beberapa
alasan:1. Relevan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Bagi manajer dalam membuat
keputusan masa depan diperlukan data transaksi masa lalu.2. Nilai historis yang berdasarkan
data obyektif dapat dipercaya, dapat diaudit dan lebih sulit untuk memanipulasi bila dibandingkan
dengan nilai yang lain seperti current cost ataupun replacement cost.3. Karena telah disepakati
berlakunya prinsip akuntansi pada penggunaan nilai historis memudahkan untuk melakukan
perbandingan baik antara industri maupun antar waktu untuk suatu industri.Kelemahan
penggunaan nilai historis antara lain:1. Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil karena
pendapatan untu suatu hal tertentu pada saat tertentu akan dibebani biaya yang didasarkan pada
suatu nilai uang yang telah ditetapkan beberapa periode yang lalu pada saat pencatatannya
terjadinya biaya tersebut.2. Nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan mempunyai nilai yang
lebih rendah apabila dibandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang terakhir. Di
samping itu juga terjadi perubahan-perubahan kurs yang cepat atas aktiva dan passiva dalam
valuta asing yang dikuasai perusahaan sehingga mengalami kesulitan dalam perhitungan selisih
kurs yang tepat.3. Alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan terlalu kecil dan
mengakibatkan laba dihitung terlalu besar.4. Laba/rugi yang terjadi yang dihasilkan oleh
perhitungan laba/rugi yang didasarkan pada asumsi adanya stable monetary unit tersebut
tidaklahlah riil apabila diukur dengan perkembangan daya beli uang yang sedang
berlangsung.5. Adanya stable monetary. Perusahaan tidak akan mempertahankan real capitalnya
dan ada kecenderungan terjadinya kanibalisme terhadap modal sehubungan dengan pembayaran
pajak perseroan dan pembagian laba yang lebih besar daripada semestinya.6. Menyalahi
mathematical principle karena berbagai himpunan yang tidak sama dijumlahkan menjadi
satu.7. Di samping hal-hal di atas akan timbul kesulitan-kesulitan bagi manajemen perusahaan
apabila harus mendasarkan pada laporan akuntansi yang disusun atas dasar asumsi.Beberapa
prinsip yang berkaitan dengan pengukuran di luar historical cost yaitu:1. Stable Monetary Unit,
merupakan salah satu prinsip dasar akuntansi yang menyatakan bahwa kesatuan moneter itu
dianggap stabil. Nilai uang yang ditetapkan dari pos-pos laporan keuangan misalnya, kas, piutang,
atau utang atau kewajiban lainnya. Pos ini memiliki angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap
itulah yang akan ditagih, dibayar dimasa yang akan datang tanpa ada perubahan (Harahap,
2001).2. Conseratism, merupakan prinsip di mana nilai yang dicantumkan dalam laporan
keuangan adalah nilai yang terbesar risiko ruginya, mencatat indikasi rugi, walaupun belum terjadi
dan tidak mencatat indikasi laba yang belum terealisasi. Prinsip ini dinilai melahirkan situasi di
aman informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak menggambarkan keadaan yang
sebenarnya dan tidak sesuai dengan kenyatan sehingga mulai dinilai kurang bermanfaat bagi para
pemakainya.Keterangan dan Kririk terhadap Prinsip AkuntansiKeterbatasan laporan keuangan
menurut PAI (1991) didalam Harahap (2002) adalah sebagai berikut:1. Laporan keuangan
bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Oleh karena itu, laporan
keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi.2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu.3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari
penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang
material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
10. mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap
kelayakan laporan keuangan.5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi
ketidakpastian; bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva
yang paling kecil.6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas) (substance overform).7. Laporan
keuang disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan
memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.8. Adanya berbagai
alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran
sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antarperusahaan.9. Informasi yang bersifat
kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.Kritik terhadap Stable
Monetary UnitInflasi yang terjadi di suatu negara akan membawa dampak terhadap laporan
keuangan yang disajikan karena informasi yang ada menjadi tidak relevan dan tidak sesuai dengan
keadaan pasar yang ssungguhnya. Karena tidak ada negara di dunia ini yang pernah kita dengar
nilai valutanya stabil. Di setiap negara akan mengalami tingkat inflasi yang berbeda-beda, ini
menunjukkan bahwa prinsip stable monetary unit hanya dalam asumsi tidak pernah ditemukan
dalam kenyataan. Prinsip ini adalah untuk memudahkan perumusan teori dan asumsi akuntansi
keuangan.Kritik terhadap ConservatismeHarahap (1996) mengungkapkan keadaan di mana aset
dan kewajiban dalam konteks ketidaakpastian yang tinggi memungkinkan timbulnya kesalahan
dalam pengukuran, misalnya mengarah pada pelaporan laba bersih dan net asset yang lebih
rendah. Situasi seperti ini melahirkan prinsip konservatisme, misalnya prinsip yang mengatur agar
persediaan harus dinilai berdasarkan lower of cost or market (LOCOM) dan kerugian yang ada
akibat komitmen pembelian harus diakui dalam persediaan. Jadi bila dilihat dalam penggunaannya
prinsip LOCOM sebenarnya bertentangan dengan orinsip historical cost, tetapi prinsip ini masih
diperlukan untuk taksiran nilai residu, penaksiran umur aset dan penilai persediaan.Dalam prinsip
akuntansi terdapat juga dasar pengukuran yang dapat digunakan dalam laporan keuangan di luar
historical cost. Metode yang digunakan menurut APB Statement No. 4 (AICPA, 1970) yaitu
sebagai berikut.1. Current purchase exchange, yaitu harga pertukaran pembelian sekarang
digunakan misalnya dalam praktik metode penilaian persediaan nilai yang terendah dari harga
pokok dan harga pasar (LOCOM).2. Current sale exchange, yaitu harga penjualan pertukaran
sekarang yang dapat digunakan misalnya dalam mengukur barang jenis logam yang memilki harga
stabil yang tetap yang tidak begitu saja ada biaya pemasarannya.3. Future exchange, yaitu harga
didasarkan pada pertukaran di masa yang akan datang. Digunakan misalnya untuk menaksir biaya
yang akan datnag jika hasil diakui berdasarkan persentase siap.Sementara itu, Trueblood
Commitee (1973) mengemukakan tentang current cost sebagai berikut.1. Exit ValuePenilaian
ini berdasarkan jumlah yang akan diterima atau dibayarkan sekarang sebagai akibat dari tindaka
likuidasi.2. Current Replacement CostDinilai berdasarkan harga aset dan kewajiban sekarang
yang dimiliki kapasitas san kemampuan jasa yang sama.3. Discounted Cash FlowDalam
metode ini aset dan kewajiban (atau perusahaan secara menyeluruh) dinilai dengan cara
mendiskontokan seluruh arus kas yang diharapkan pada tingkat tertentu yang menggambarkan
nilai waktu (time value) dan resiko.6. Akuntansi InflasiMetode yang digunakan dalam akuntansi
inflasi ini sama dengan metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba
yang lebih relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item
yang terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar
11. lebih relevan dapat digunakan beberapa metode. Sebelum kita sampai ke sana, kita bahas dulu
beberapa metode pengukuran. Metode pengukuran aktiva dan kewajiban dapat dibagi (Jhonson,
1977) sebagai berikut.1. The entry value system dari harga umum yang terdiri
dari:a. Historical costb. General price levelc. Replacemet costd. Reproduction
cost2. The exit value system harga pasar atau current market value yang terdiri dari:a. Net
realizable valueb. Selling pricec. Expected valueMetode yang digunakan dalam akuntansi
inflasi ini sama dengan metode penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba
yang lebih relavan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item
yang terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar
lebih relevan dapat digunakan beberapa metode, yaitu :General Price LevelDalam metode General
Price Level misalnya metode historical cost disesuaikan dengan perubahan tingkat harga sehingga
pada masa inflasi GPL ini lebih besar daripada nilai historical cost. Di Indonesia, General Price
Level accounting dikenal sebagai Akuntansi tingkat harga umum menyatakan bahwa nilai
sesungguhnya dari Rupiah (disingkat Rp) ditentukan oleh barang atau jasa yang dapat diperoleh,
yang biasa disebut daya beli. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan penyajian kembali
komponen-komponen laporan keuangan ke dalam Rupiah pada tingkat daya beli yang sama,
namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi
berdasarkan nilai histories.Dalam penyusunan berdasarkan tingkat harga umum perlu diperhatikan
pos-pos yang akan terpengaruh dengan adanya penurunan daya beli Rupiah, yaitu:1. Monetery
assets, seperti kas ditangan, surat-surat berharga, dan pos-pos piutang dan lain- lain yang sifatnya
sebagai dormant account akan mengalami pengaruh penurunan daya beli secara berarti karena
rekening-rekening tersebut tidak dapat lagi dinilai (di-appraisal)2. Non monetary assets secara riil
tidak mengalami pengaruh penurunan daya beli, tetapi dari sudut akuntansi merupakan pos yang
terkena pengaruh penurunan harga beli. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah yang
serius karena rekening-rekenig tersebut dapatdinilai.3. Assets dalam bentuk valuta asing tidak
dipengaruhi oleh penurunan daya beli Rupiah karena dapat dinilai dengan kurs yang
terakhir.Keuntungan GPL adalah sebagai berikut :· Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada
perusahaan· Dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar
periode· Membantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datang secara lebih
baik· Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angka-angka
laporan keuangan yang sudah disesuaikan.Kelemahan GPL adalah sebagai
berikut :· Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak
bisa disamaratakan.· GPL tidak bermakna bagi perusahaan.· Angka yang disesuaikan tidak
menggambarkan arus kas.· Rasio itu adalah indikator mentah.Beberapa peraturan yang
dikeluarkan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) di USA juga masih tidak
memberikan kepastian mengenai perlu tidaknya penggunaan general price-level accounting,
diantaranya:· Statement no.33 yang mengharuskan beberapa perusahaan tertentu untuk
menyajikan informasi tambahan dengan menggunakan general price-level accounting dan current
cost accounting.· Statement no.89 menyatakan bahwa informasi tambahan dengan general
price- level accounting dan current cost accounting sebaiknya disajikan tetapi tidak diharuskan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia bahwa informasi tambahan antara lain
mengenai pengungkapan pengaruh perubahan harga bersifat tidak mengikat.Current Cost
AccountingMenurut Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar
konsep CCA ini. Menurut merka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka
12. mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada. Berikut ini adalah beberapa bentuk current
cost :a. Replacement cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan
aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai
ganti ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva
tetap disajiakan menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai.
Penyusutan dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog
depreciation atau penyusutan yang bersaldo negatif. Dalam penyajiannya hutang ini harus
disajikan nilai diskontonya. Pada masa inflasi nilai dari replacement value ini lebih besar dari
general price level.Metode ini dikritik dalam hal :· Subjektivitas penilaian atau taksiran
harganya sehingga angka-angka yang timbul tidak didasarkan pada transaksi yang
sebenarnya.· Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan
pembebanan ke laba rugi (misalnya penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari
beban pada historical cost. Akhirnya income akan lebih tinggi dari historical cost.· Perubahan
harga umum tidak tergambar dalam metode replacement cost ini, karena hanya untuk aktiva
tertentu. Oleh karenanya metode replacement cost ini dianggap bukan merupakan metode
akuntansi inflasi· Sukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling
berbeda.Walaupun ada kritik ini, sebagai pihak menganggap bahwa metode ini paling mudah
diterapkan dalam akuntansi inflasi.· Reproduction cost adalah istilah lain yang hampir sama
dengan replacement cost ini. Disini harga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu
dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu tanpa melihat perubahan teknologi yang
mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat itu.· Net Realizable Value adalah Harga pasar
sekarang adalah harga atau kas yang di peroleh jika suatu aktiva dijual sekarang. Namun, harga ini
didasarkan pada prinsip likuidasi bukan prinsip going concern sehingga menyalahi prinsip
akuntansi. Salah satu metode current market value ini adalah net realizable value. NRV merupakan
harga jual dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi nilai dari net relizable value ini
lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual barangnya tanpa
mengharapkan laba marjin general price level. Penyusutan dalam metode ini dihitung berdasarkan
perbedaan antara harga jual aktiva itu pada awal dibandingkan dengan pada akhir
periode.· Selling Price di sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya
penjualan sehingga laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar
daripada net realizable value dan metode lain yang disebut sebelumnya.· Expected value
metode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih kecil
dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present value
kas di masa yang akan datang.7. Monetary Non-Monetary ItemsMonetary Item adalah aktiva
atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas, piutang,
hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan
ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai historis dan
nanti nilai net realizable value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu juga
menggambarkan nilai sekarang (current value) untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan
kecuali untuk mengetahui present value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value) di
masa yang akan datang.Non-monetary items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan
menurut kontrak perjanjian. Dalam metode historical cost ini digambarkan sebagai old cost bukan
nilai sekarang. Dalam metode current value harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan harga
sekarang.8. Model AkuntansiAda tiga model akuntansi yang berbeda, yaitu :Historical Cost
13. AccountingReplacement Cost AccountingNet Realizable Value Accounting9. Atribut yang Akan
DinilaiAtribut yang dinilai untuk masing-masing model akuntansi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :Dalam model Historical Cost Accounting, Atribut yang dinilai adalah jumlah
uang atau kas atau sejenisnya yang dibayar untuk mendapatkan aktiva atau membayar sejumlah
hutang yang dibebankan dalam unit uang yang timbul dari perolehan aktiva itu.Dalam model
Replacement Cost Accounting, atribut yang dibayar adalah uang kas atau sejenisnya yang akan
dibayar untuk memperoleh aktiva yang sama dan sejenis saat sekarang atau jumlah hutang yang
akan dibebankan untuk memperolah aktiva tersebut.Dalam model Net Realizable Value
Accounting, atribut yang dinilai adalah jumlah uang kas atau sejinsnya yang akan diperoleh
dengan menjual aktiva sekarang atau jumlah uang yang harus dibayar untuk menebus kewajiban
itu sekarang.Dalam model Present Value atau Capitalized Value, atribut yang dinilai adalah arus
kas masuk bersih yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aktiva atau arus kas keluar net
yang diharapkan akan dibayar untuk membayar kembali hutang.Atribut itu dapat kita golongkan
dalam tiga cara sebagai berikut :Fokus penilaian dapat berupa masa lalu (historical cost), masa
kini (replacement cost dan net realizable value), dan masa yang akan datang (present value).Jenis
transaksi : historical cost dan replacement cost merupakan transaksi perolehan atau pembebanan
hutang, net realizable value dan present value menyangkut penjualan aset dan pembayaran
hutang.Sifat kejadian awalnya : historical cost didasarkan pada kejadian yang sebenarnya, present
value berdasarkan kejadian yang diharapkan, dan replacement cost dan net realizable value
didasarkan pada kejadian yang sifatnya hipotesis (anggapan).10. Unit MeasureAda dua jenis
unit ukuran yang dipakai, yaitu sebagai berikut :· Unit Moneter (Uang)· Unit Daya Beli
(Purchasing Power)Dalam model ini yang menjadi alat ukur adalah daya beli uangnya yang tentu
berbeda apabila waktunya berbeda.B. SEJARAH AKUNTANSI
INFLSI1. Akuntansi untuk Inflasi di Luar NegeriFASB 89 mendorong
perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga, tapi sebenarnya masih meninggalkan
permasalahan, yaitu:1. Perusahaan mempertahankan nilai aktiva non moneter berdasarkan biaya
historis atau ekuivalen dengan biaya kini ?2. Perusahaan yang memilih untuk menyediakan data
biaya kini tambahan atas operasi luar negeri dengan dua metode:· Restate –
Translate· Translate – RestateInvestor memerlukan laporan keuangan yang disesuaikan dengan
tingkat harga spesifik, bukan tingkat harga umum. Alasannya adalah : Penyesuaian tingkat harga
spesifik menentukan jumlah maksimum yang dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai dividen
tanpa mengurangi kapasitas produktifnya.Masalah Restate-Translate Vs Translate-Restate bukan
suatu hal yang penting jika menggunakan historical cost. Jadi, prosedur penyesuaian tingkat harga
yang direkomendasikan adalah :· Sajikan ulang laporan keuangan untuk mencerminkan
perubahan dalam harga spesifik.· Translasikan akun-akun menggunakan suatu nilai konstan
(Kurs pada tahun dasar atau tahun sekarang).· Gunakanlah indeks harga spesifik yang relevan
untuk menghitung keuntungan dan kerugian moneter.2. Isu-Isu Mengenasi InflasiAda Empat Isu
Akuntansi Inflasi:1. Apakah dolar konstan atau Current Cost yang lebih baik untuk mengukur
pengaruh inflasi?2. Perlakuan Akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian
inflasi.3. Akuntansi inflasi luar negri.4. Menghindari fenomena “kejatuhan ganda”3. Badan
Standar Akuntansi Internasional· IASB meyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan
kinerja operasi dalam mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan yang
mengalami hiperinflasi.· IAS 29: “Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi
mewajibkan penyajian ulang informasi laporan keuangan utama.· Penyajian ulang dengan
14. daya beli konstan pada tanggal neraca, bisa dengan model Historical Cost atau dengan Current
Cost.· Keuntungan dan kerugian daya beli dimasukan ke dalam laba
berjalan.4. PERSPEKTIF INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASITujuan
akuntansi inflasi adalah untuk mengukur kinerja suatu perusahan dan memungkinkan setiap orang
yang tertarik untuk mengukur jumlah, waktu dan kemungkinan arus kas masa depan.Suatu
perusahaan dapat mengukur penguasaanya terhadap barang dan jasa tertentu dengan menggunakan
indeks untuk mengukur keuntungan dan kerugian moneter.Beberapa Negara telah mencoba
metode akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan
pragmatis seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan yang pihak-pihak yang secara
langsung dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi inflasi.Beberapa Negara telah mencoba
akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik actual juga mencerminkan pertimbangan pragmitis
seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan yang pihak-pihak yang secara langsung
dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi inflasi.a. Negara Amerika SerikatPada tahun 1979,
FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan / SFAS No.33, yang berjudul “
Pelaporan Keuangan dan Perubahan Nilai” pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan
AS yang memiliki persedian dan aktifa tetap bernilai lebih dari $125 juta atau aktiva lebih dari $1
miliyar, untuk selama 5 tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis
sebagai kerangka dasar pengukuran dasar untuk laporan keuangan utama.Banyak pengguna dan
penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 menemukan bahwa:a.
Pengungkapan ganda yang diwajibkan FASB membingungkan.b. Biaya penyusunan
pengungkapan ganda ini terlalu besar.c. Pengungkapan daya beli biaya historis tidak terlalu
bermanfaat bila dibandingkan dengan biaya kini. Akhirnya diterbitkan SFAS N0.88 untuk
membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan
menjadi titik awal standar akuntansi inflasi masa depan.Perusahaan pelapor didorong untuk
mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir :a. Penjualan
bersih dan pendapatan operasi lainya.Laba dari opersi yang berjalan berdasarkan dasar biaya
kini.b. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan.c. Setiap
agregrat penyesuaian translasi mata uang asing berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses
konsolidasi.d. Aktiva bersih pada akhir tahun menurun dasar biaya kini.e. Laba per saham
menurut dasar biaya kini.f. Deviden per saham biasa.g. Harga pasar akhir tahun perlembar
saham biasa. h. Tingkat indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari
opersi berjalan.Panduan pengungkapan SFAS No.88 juga mencakup operasi luar negeri yang
dimasukkan dalam laporan konsolidasi induk perusahaan dari AS perusahaan yang ,engadopsi
dolar sebagai mata uang fungsional untuk mengukur operasi luar negerinya memandang operasi-operasi
dari sudut pandang mata uang induk perusahaan. Akibatnya akun-akun operasi harus
ditranslasi ke dalam dolar, kemudian disesuaikan dengan inflasi AS. Perusahaan multinasional
yang mengadopsi mata uang local sebagai mata uang fungsional untuk kebanyakan operasi luar
negerinya menggunakan sudut pandang mata uang local.FASB memperbolehkan perusahaan
tersebut untuk mengunakan metode translasi sajikan ulang atau menyesuaikan diri terhadap inflasi
luar negeri dan kemudian melakukan translasi kedalam dolar AS. Dengan demikian, penyesuai
terhadap data biaya kini untuk mencerminkan inflasi dapat didasarkan pada indeks tingkat harga
umum AS atau luar negeri.b. Negara InggrisKomite Standar Akuntansi Inggris / ACS
menerbitkan “Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 / SSAP, “Akuntansi Biaya Kini” untuk
masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. Meskipun SSAP 16 dibatalkan pada tahun 1988,
15. metodologinya direkomendasikan untuk perusahaan-perusahaan yang secara sukarela melaporkan
akun-akunnya yang disesuaikan terhadap inflasi.Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33
adalah· Apabila standar AS mengharuskan akuntansi biaya konstan dan kini, SSAP 16 hanya
mengadopsi metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.· Apabila penyesuaian inflasi AS
berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mengwajibkan baik laporan laba rugi
dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelas.Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang
terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33 menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap
angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan
harga spesifik, yaitu:a. Penyesuai modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment)
/ MWCA Mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang
digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.b. Mekanisme Penyesuaian, memungkinkan
pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.c. Negara
BrasilWalaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini
mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan –Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan
Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang
akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang
diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang local. Penyesuaian inflasi
terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih
yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi
moneter.Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi
pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi.
Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan
kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva moneter
bersihnya.C. KESIMPULANMenurut pendapat saya penerapan perubahan kondisi perekonomian
sangat penting dipertimbangkan dalam mengolah laporan keuangan. Pertimbangan perubahan
tingkat inflasi sangat penting dipertimbangkan dalam mengolah pelaporan keuangan agar laporan
keuangan tersebut mencerminkan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam kondisi perekonomian.
Pembuatan laporan menggunakan metode historical cost memang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat transaksi terjadi dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya ketika itu.
Namun, penggunaan metode tersebut tidak selalu menguntungkan karena kondisi perekonomian
tidak selalu stabil sehingga dibutukan metode yang dapat menyesuaikan perhitungan ekonomi
perusahaan sesuai dengan situasi yang berubah.Ada metode General Price Level atau desebut juga
metode tingkat harga umum, yaitu suatu metode yang pembuatan laporannya disesuaikan kondisi
perekonomian yang tidak stabil akibat perubahan harga seperti terjadinya inflasi. Kedua metode
tersebut historical cost dan general price level masing-masing memiliki kelemahan dan penerapan
kedua metode tersebut sebaiknya tergantung pada jenis perusahaan produk yang ekonomi yang
dimiliki perusahaan karena setiap perusahaan akan memiliki kekuatan yang berbeda dalam
ketahanannya menghadapi perubahan kondisi perekonomian akibat dari
inflasi. REFERENSIhttp://magussudrajat.blogspot.com/2010/09/model-model-penilaian-aktiva-dan.
html http://ari-suwandi.blogspot.com/2011/01/teori-akuntansi.
htmlhttp://christomario.wordpress.com/2012/05/21/akuntansi-inflasi/
http://diantrilestari.wordpress.com/2010/05/25/akuntansi-inflasi/http://nitacutez-nita.
blogspot.com/2010/05/akuntansi-inflasi-dalam-menilai.
htmlhttp://riscawidya.blogspot.com/2011/05/perspektif-internasional-
16. terhadap.htmlhttp://janankisme.blogspot.com/2011/05/akuntansi-inflasi.html.
http://yunitasaridewi92.blogspot.com/
1). Apa pengertian dari Inflasi dan penyebab dari timbulnya Inflasi?2). Apa penyebab faktor-faktor
Inflasi?3). Pengukuran dan Penggolongan Inflasi?4). Keuntungan dan kerugian dari Inflasi itu
sendiri?5). Apa pengertian dari Akuntansi Inflasi?6). Bagaiamana dari metode akuntansi Inflasi itu
sendiri?BAB IIPEMBAHASANv INFLASI Inflasi menurut A.P. Lehnerinflasi adalah
keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam
perekonomian secara keseluruhan. Ahli yang lain yaitu Ackley memberi pengertian inflasi sebagai
suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam
barang saja dan sesaat).Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga
untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan
kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain. Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal,
yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi. Inflasi tarikan permintaan (demand pull
inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada
tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya
permintaan terhadap faktor-faktor produksi.Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu
kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment. Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya
produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan harga,misalnya bahan baku
dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta
menaikkan harga barang-barang.Faktor - faktor yang menyebabkan inflasi adalah
sebagaiberikut:1. Demand pull Inflation,Demand pull inflasion yaitu inflasi yang disebabkan oleh
terlalu kuatnya peningkatan aggregatedemandmasyarakat terhadap komoditi - komoditi hasil
produksi di pasar barang.2. Cost push Inflation,Cost push inflasion yaitu inflasi yang dikarenakan
bergesernya aggregate supply curve ke arahkiri atas.3. Domestic Inflation,Domestic inflation yaitu
inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolaanperekonomian baik di sektor riil
ataupun di sektor moneter di dalam negeri oleh para pelakuekonomi dan masyarakat.4. Imported
Inflation,Imported inflatio yaitu inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga-harga
komoditi diluar negeri (di negara asing yang memiliki hubungan perdagangan dengan negara
yangbersangkutan).v Penggolongan InflasiBerdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan
makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai
akibat naiknya harga barang impor.Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri
tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya
cakupan pengaruh terhadap harga.Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu
atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation).Namun, apabila
17. kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi
terbuka (Open Inflation).Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap
saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih
lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali
(Hiperinflasi).Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :Inflasi ringan (kurang dari
10% / tahun)Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)Inflasi berat (antara 30% sampai
100% / tahun)Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)v Mengukur inflasiInflasi diukur dengan
menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di
antaranya:Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang
mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.Indeks biaya hidup atau
cost-of-living index (COLI).Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata
dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering
digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku
meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang
konsumsi.Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas
tertentu.Indeks harga barang-barang modalDeflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga
dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.Keuntungan Dan Kerugian
InflasiPerlakuan keuntungan dan kerugian dari item-item moneter yaitu kas piutang dan utang
merupakan isu yang kontroversial. Di Amerika, keuntungan dan kerugian dari item-item moneter
ditentukan dengan me-restate ke dalam dolar konstan. Ini menggambarkan bahwa FASB
memandang keuntungan dan kerugian dalam item moneter berbeda sifatnya dengan laba-laba
lain.Di Inggris, keuntungan dan kerugian atas item moneter dipisahkan menjadi modal kerja
dan gearing adjustment. Kedua jumlah tersebut berkaitan dengan perubahan tingkat harga spesifik,
bukan perubahan tingkat harga umum. Mendasari modal kerja moneter, dasar pemikiran berikut di
berikan SSAP no.16 paragraf 11-13: ketika penjualan dilakukan secara kredit perusahaan
sebenarnya mengikat modal kerja sampai piutang terkait ditagih. Gearing
adjustment mengindikasikan keuntungan atau biaya bagi pemegang saham dari pembiayaan
hutang selama periode perubahan harga.Angka ini ditambah atau dikurang terhadap laba operasi
biaya berjalan untuk menghasilkan ukuran kekayaan yang dapat dibelanjakan (disposable
wealth) bernama laba biaya berjalan bagi pemegang saham (Current Cost Profit Attributable to
Shareholders).Di negara Brazil tidak menyesuaikan aktiva lancar dan kewajiban lancar secara
eksplisit karena jumlah ini diekspresikan dalam nilai berjalan.Penyesuaian yang timbul dari
menghitung nilai bersih aset-aset permanen dan modal yang telah disesuaikan dengan tingkat
harga yang mewakili keuntungan atau kerugian daya beli umum dalam membiayai modal kerja
dengan hutang atau modal.Bagi porsi modal ini diakui adanya kerugian daya beli selama periode
inflasi.Dampak Postitif InflasiApabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional
dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.Orang yang
mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan
dengan adanya inflasi.Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji
mengikuti tingkat inflasi. Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi
menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah
dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
18. peminjaman.Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk
melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).Dampak Negatif
InflasiPada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau
dan perekonomian dirasakan lesu.Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau
mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima
pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga
akankewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin
merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap,
inflasi sangat merugikan.Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990.Pada
tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003
-atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.Artinya, uang
pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Inflasi juga menyebabkan
orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun.Memang, tabungan
menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila
orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk
berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan
masyarakat.v AKUNTANSI INFLASIUntuk pengertian Akuntansi Inflasi itu sendiri, Menurut
Drs. Ainun Na’im, Ak (1989) Akuntansi Inflasi adalah merupakan suatu proses data akuntansi
untuk menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat
perubahan harga, sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat
harga yang berlaku.Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode
penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relavan yang
digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam
laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar lebih relevan dapat
digunakan beberapa metode, yaitu :General Price LevelDalam metode General Price Level
misalnya metode historical cost disesuaikan dengan perubahan tingkat harga sehingga pada masa
inflasi GPL ini lebih besar daripada nilai historical cost.Keuntungan GPL adalah sebagai
berikut :Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaanDapat meningkatkan kegunaan
perbandingan laporan antar periodeMembantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang
akan datang secara lebih baikMemperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang
dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.Kelemahan GPL adalah
sebagai berikut :Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi
tidak bisa disamaratakanGPL tidak bermakna bagi perusahaanAngka yang disesuaikan tidak
menggambarkan arus kasRasio itu adalah indikator mentah2. Current Cost AccountingMenurut
Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar konsep CCA ini.
Menurut mereka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka mengalokasikan
sumber-sumber ekonomi yang ada. Berikut ini adalah beberapa bentuk current cost :Replacement
cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru atau
menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya
diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva tetap disajiakan
menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai. Penyusutan
dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog depreciation
atau penyusutan yang bersaldo negatif. Dalam penyajiannya hutang ini harus disajikan nilai
19. diskontonya. Pada masa inflasi nilai dari replacement value ini lebih besar dari general price
level.Metode ini dikritik dalam hal :Subjektivitas penilaian atau taksiran harganya sehingga
angka-angka yang timbul tidak didasarkan pada transaksi yang sebenarnya.Dalam hal harga suatu
aktiva menurun maka penurunan itu akan menimbulkan pembebanan ke laba rugi (misalnya
penyusutan dan harga pokok produksi) lebih rendah dari beban pada historical cost. Akhirnya
income akan lebih tinggi dari historical cost.Perubahan harga umum tidak tergambar dalam
metode replacement cost ini, karena hanya untuk aktiva tertentu. Oleh karenanya metode
replacement cost ini dianggap bukan merupakan metode akuntansi inflasiSukar melakukan
perbandingan antar perusahaan yang saling berbeda.Walaupun ada kritik ini, sebagai pihak
menganggap bahwa metode ini paling mudah diterapkan dalam akuntansi inflasi.Reproduction
cost adalah istilah lain yang hampir sama dengan replacement cost ini. Disini harga itu diukur
berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu
tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat itu.Net
Realizable ValueHarga pasar sekarang adalah harga atau kas yang di peroleh jika suatu aktiva
dijual sekarang.Namun, harga ini didasarkan pada prinsip likuidasi bukan prinsip going concern
sehingga menyalahi prinsip akuntansi.Salah satu metode current market value ini adalah net
realizable value.NRV merupakan harga jual dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi
nilai dari net relizable value ini lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak
mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level. Penyusutan
dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan antara harga jual aktiva itu pada awal
dibandingkan dengan pada akhir periode.Selling PriceDi sini nilai yang dipakai adalah harga jual
tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini
akan lebih besar daripada net realizable value dan metode lain yang disebut sebelumnya.Expected
valueMetode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih
kecil dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present
value kas di masa yang akan datang.3. Monetary Non-Monetary ItemsMonetary Item adalah
aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas,
piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah
yang akan ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai
historis dan nanti nilai net realizable value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu juga
menggambarkan nilai sekarang (current value) untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan
kecuali untuk mengetahui present value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value) di
masa yang akan datang.Non-monetary items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan
menurut kontrak perjanjian. Dalam metode historical cost ini digambarkan sebagai old cost bukan
nilai sekarang. Dalam metode current value harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan harga
sekarang.BAB IIIKESIMPULANInflasi itu sendiri adalah suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak
lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata
uangsecara kontinu. Inflasi itu sering terjadi di negera-negara yang berkembang maupun yang
tidak. Setiap negara pasti mengalami adanya inflasi. Karena itu sering terjadi, jadi dengan adanya
inflasi kita bisa mengetahui bagaimana perkembangan-perkembangan harga-harga secara umum
yang ada di negeri ini maupun di luar negeri. Tapi dengan adanya inflasi, negara itu menjadi kritis
yang melemah di dalam mata uang secera berkelangsungan terus- menerus dan itu bisa lama-
20. kelamaan akan membuat negara menjadi defisit. Jadi dengan kita sebagi seorang akuntan harus
tetap terus bekerja keras suapaya harga-harga maupun mata uang yang ada di Indonesia ini, tidak
mengalami lagi terjadinya inflasi, karena kejadian itu sangat merugikan bagi negara itu sendiri.
Untuk selanjutnya mengenai akuntansi inflasi adalah merupakan suatu proses data akuntansi untuk
menghasilkan informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan
harga, sehingga informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang
berlaku. Dengan adanya kita mengetahui akuntasi inflasi itu sendiri, kita juga bisa menggetahui
metode-metode yang ada di dalam akuntansi inflasi itu seperti hal contohnya general price level,
current cost accounting maupun metode yang lainnya, itu untuk mengetahui sebuah hal hal tertera
yang mengenai hubungannya dengan akuntansi inflasi dengan metode-metode tersebut kita juga
bisa mengetahui pengaruh inflasinya itu sendiri terhadap cost historical. Dan juga dengan metode
tersebut berguna untuk menanggulangi terjadinya inflasi- inflasi yang ada di dalam negeri maupun
ada di luar negeri, supaya inflasi itu tidak benar-benar terjadi lagi. Metoda Yang digunakan dalam
akuntansi inflasi ini sama dengan dengan metoda penentuan laba. Penekanan penentuan laba
adalah pada nilai laba yang lebih relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan
inflasi nilai semua item yang terdapat dalam laporan
keuangan.REFERENSIhttp://janankisme.blogspot.com/2011/05/akuntansi-inflasi.
htmlhttp://alena19.wordpress.com/2012/05/05/akuntansi-inflasi/
http://nariyaandi.blogspot.com/2011/05/akuntansi-bagi-perubahan-harga-inflasi.
htmlhttp://jieb-febugm.com/index.php/catalogue/by-issues/
product/view/64/469http://wenysilvia130706.blogspot.com/2011/04/istilah-akuntansi-inflasi.
htmlhttp://riscawidya.blogspot.com/2011/05/perspektif-internasional-terhadap.
htmlhttp://diantrilestari.wordpress.com/2010/05/25/akuntansi-inflasi/
http://andreawidhia.blogspot.com/
Selasa, 08 Januari 2013
AKUNTANSI INFLASINama: Widhia AndreaNIM: 20100420085Kelas: EFAKULTAS
EKONOMIPROGRAM STUDI AKUNTANSIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA2013BAB IPENDAHULUANDalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk
juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan
proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa,
bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi
jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.
Istilahinflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala
dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi,
dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.Inflasi dapat disebabkan oleh dua
hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan
(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi) dan/atau juga termasuk kurangnya
21. distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter
(Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh pemerintah seperti fiskal
(perpajakan/pungutan), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi.BAB IIRUMUSAN
MASALAH1. Apa pengertian dari inflasi?2. Bagaimana cara mengukur inflasi?
3. Apa pengertian dari akuntansi inflasi?4. Bagaimana akuntansi dalam masa inflasi?
BAB IIIPEMBAHASANPENGERTIAN INFLASIMenurut Bodie dan Marcus (2001 : 331,
definisi atau pengertian inflasi (inflation) merupakan suatu nilai di mana tingkat harga barang dan
jasa secara umum mengalami kenaikan. Selain itu, menurut Weston dan Copeland (1998 : 250),
definisi atau pengertian inflasi (inflation) adalah suatu keadaan ekonomi yang mengalami
kenaikan tingkat harga tertinggi dan tidak bisa dicegah atau dikendalikan lagi.MENGUKUR
INFLASIInflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah
indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer
price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli
oleh konsumen.Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).Indeks harga produsen adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk
melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan
karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan
meningkatkan harga barang-barang konsumsi.Indeks harga komoditas adalah indeks yang
mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.Indeks harga barang-barang modal.Deflator
PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal,
barang jadi, dan jasa.PENGERTIAN AKUNTANSI INFLASIMenurut Drs. Ainun Na’im, Ak,
(1989:12) pengertian Akuntansi Inflasi adalah suatu proses data akuntansi untuk menghasilkan
informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan harga, sehingga
informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang
berlaku.AKUNTANSI DALAM MASA INFLASIDewasa ini dikenal dua konsep dasar yang
mencoba untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh akuntansi dalam masa inflasi. Yaitu dengan
Akuntansi Nilai Rupiah Konstan (General Price Level Accounting/General Purchasing Power
accounting) dan Akuntansi Kos Sekarang (Current Cost Accounting/Current Value
Accounting):1. General Price Level Accounting (Akuntansi Nilai Rupiah Konstan)Akuntansi
Nilai Rupiah Konstan adalah suatu metode pelaporan yang menyajikan elemen-elemen laporan
keuangan dengan unit moneter yang daya belinya sama. Tujuan konsep ini adalah untuk
mempertahankan nilai modal menurut harganya yang tetap dengan menggunakan ukuran indeks
harga. Nilai harta, hutang dan modal yang terpengaruhKebaikan-kebaikan a. Dapat
menhelaskan pengaruh inflasi peda perusahaan.b. Dapat meningkatkan kegunaan
perbandingan laporan antar periode.c. Dapat membantu pemakai laporan menilai arus kas di
masa datang secara lebih baik.d. Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan
yang dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.Kelemahan-kelemahan:
a. Inflasi terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak
dapat disama ratakan.b. GPLA tidak bermakna bagi perusahaanc. Angka yang disesuaikan
tidak menggambarkan arus kasd. Rasio itu adalah indikator mentahUntuk metode Akuntansi
rupiah Konstan dipergunakan metode pengukuran unit moneter yang berdaya beli sama yaitu
dipergunakan indeks harga untuk merubah harga perolehan sekarang.Di Indonesia angka indek
yang lebih tepat untuk dipergunakan sebagai dasar penyesuaian ini adalah Indeks Harga
22. Konsumen (IHK) yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik.Elemen-Elemen Moneter dan Non
MoneterUntuk keperluan dalam penerapan Akuntansi Rupiah Konstan, aktiva dan kewajiban perlu
dibedakan menjadi elemen moneter dan non moneter. Hal ini perlu karena pada saat inflasi,
pemegang aktiva moneter akan kehilangan daya belinya dikarenakan pada waktu tingkat harga
umum meningkat, aktiva tersebut hanya dapat membeli barang atau jasa yang lebih sedikit
jumlahnya. Sebaliknya yang memiliki kewajiban moneter akan mengakui adanya laba karena
kewajiban ini akan dibayar dengan rupiah yang mempunyai daya beli yang lebih kecil daripada
waktu rupiah tersebut diterima dimana hutang itu timbul.Akibat moneter adalah uang atau suatu
klaim untuk menerima sejumlah uang yang jumlahnya tetap tanpa dipengaruhi harga barang atau
jasa tertentu dimasa yang akan datang. Kewajiban moneter adalah suatu kewajiban untuk
membayar sejumlah uang yang jumlahnya tetap tanpa dipengaruhi harga barang atau jasa tertentu
dimasa yang akan datang.Semua aktiva kewajiban yang tidak mempunyai sifat moneter adalah
non moneter. Yang termasuk dalam aktiva non moneter antara lain :a. Barang-barang yang
dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali atau aktiva-aktiva yang dimiliki dimana secara
langsung digunakan untuk usaha perusahaan.b. Klaim atas uang yang jumlahnya tergantung
pada harga barang dan jasa tertentu.c. Hak-hak terakhir (residual right) seperti goodwil atau
bagian pemilik perusahaan.Yang termasuk dalam kewajiban non moneter antara lain
:a. Kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa dalam kuantitas yang tetap dan tidak
tergantung pada perubahan harga-hargab. Kewajiban untuk membayar uang dalam jumlah
yang tergantung pada harga barang atau jasa tertentu dimasa yang akan datang.Rugi/Laba Dari
Daya Beli (Purchasing Power gain/Lose)Elemen moneter seperti kas, piutang disajikan pada
neraca sebesar nilai nominalnya. Untuk elemen moneter ini tidak diadakan penyesuaian lagi
walaupun pemilikan elemen moneter ini. Karena pada saat dimana terjadi inflasi, pemegang aktiva
moneter akan kehilangan daya belinya karena dapat membeli barang atau jasa yang lebih sedikit
jumlahnya.Tidak demikian halnya dengan pemegang kewajiban moneter akan memperoleh
keuntungan kerena membayar hutangnya dengan jumlah uang yang berdaya beli lebih kecil
daripada saat dimana ia menerima uang (hutang) tersebut.Sehubungan dengan aktiva dan
kewajiban moneter, akan dijumpai apa yang dinamakan dengan Positive Net Monetary
Position adalah selisih antara monetary assets suatu perusahaan dengan monetary liabilities dan
equities-nya. Dalam suatu periode tertentu, laba atau rugi dari pemegang monetary assets akan
dihapus (offset) oleh rugi atau laba, karena memegang monetary liabilities dan equities. Laba atau
rugi bersih untuk suatu periode, tergantung atas apakah posisi keuangan dalam net monetary
adalah positif atau negatif. Perusahaan dikatakan berada dalam posisi positif net monetary bila
total monetary asset-nya melebihi total monetary liabilities dan equities-nya. Sebaiknya bila total
monetary asset-nya kurang dari total monetary liabilities dan equitiesnya, maka perusahaan
dikatakan berada pada posisi negatif net monetary.2. Current Cost
Accounting (Akuntansi Kos Sekarang)Akuntansi Kos Sekarang adalah suatu metode pengukuran
dan pelaporan aktiva dan biaya yang berhubungan dengan penggunaan atau penjualan aktiva
dengan jumlah sebesar harga pokoknya sekarang atau yang lebih rendah dari jumlah yang akan
dapat diperoleh pada tanggal Neraca atau tanggal penggunaan atau penjualan.Kelebihan
:a. Menghasilkan informasi yang lebih bermanfaat untuk mengukur efisiensi. Hal ini dapat
terjadi karena pengaruh perubahan harga terhadap biaya-biaya dapat ditiadakan.b. Harga pokok
sekarang berguna sebagai jumlah yang diperkirakan dapat mendekati jumlah jasa potensial dari
aktiva.c. Harga pokok sekarang berguna untuk menunjukkan erosi dari modal secara
23. fisik.d. Current cost menunjukkan jumlah yang seharusnya dibayar oleh perusahaan dalam
periode berjalan untuk memperoleh aktiva atau jasa.e. Penjumlahan aktiva yang dinyatakan
dalam nilai sekarang lebih berarti dari pada penambahan biaya historis yang terjadi pada periode
yang berbeda.Kelemahan :a. Kehilangan faktor objektifitasnya, karena current cost untuk
suatu jenis barang tertentu yang khusus tidak tersedia pada suatu reasonable cost sehingga tidak
terlepas dari faktor subjektifitas dalam menentukan indeks harga untuk jenis barang atau jasa yang
dimaksud.b. Untuk nilai bagi perusahaan, ada kemungkinan biaya reproduksi yang dibebankan
pada aktiva akan lebih rendah daripada nilai aktiva tersebut pada perubahan.c. Menurut daya
belinya dimana metode replacement cost menilai barang-barang satu persatu dan tidak dalam
bentuk tingkat harga umum. Sehingga metode replacement cost tidak mengukur neraca dan hasil
usaha dalam bentuk daya beli untuk seluruh barang.Holding Gain Or LossesHolding gain or losses
timbul karena adanya perbedaan antara antara harga pokok historis atau aktiva dengan harga
pokoknya sekarang.Holding gain terdiri atas dua komponen yaitu :a. Realized Holding Gains
yang dihasilkan dari penyelesaian (disposal) aktiva, apakah aktiva itu dijual/digunakan dalam
suatu periode akuntansi.b. Unrealized Holding Gains yang dihasilkan dari penambahan dalam
nilai sekarang (current value) suatu aktiva dalam suatu periode akuntansi dimana aktiva tersebut
masih ditahan oleh perusahaan.Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengungkapan Akuntansi
Kos Sekarang adalah sebagai berikut : (Smith-Skousen: 1991:566)a. Tetapkan jumlah nilai
berjalan persediaan, harta tak bergerak, pabrik, dan peralatan.b. Terapkan “tes jumlah yang
dapat diganti kembali” ke jumlah nilai berjalan dan pilih yang lebih rendah.c. Tetapkan
perubahan dalam nilai berjalan persediaan dan harta tak bergerak, pabrik, dan peralatan menurut
jumlah nominal dan juga rupiah konstan.BAB IIIKESIMPULANInflasi adalah suatu keadaan
ekonomi yang mengalami kenaikan tingkat harga tertinggi dan tidak bisa dicegah atau
dikendalikan lagi.Sedangkan akuntansi inflai adalah suatu proses akuntansi untuk menghasilkan
informasi yang telah memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat perubahan harga, sehingga
informasi yang menunjukkan ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang
berlaku. Pada masa inflasi, laporan keuangan yang menggunakan prinsip historical cost
pada umumnya tidak dapat memberikan informasi yang relevan. Akan tetapi penggunaan GPLA
dalam laporan keuangan justru lebih informatif dibanding dengan menggunakan histirical cost,
namun material atau tidaknya perbedaan yang ditimbulkan GPLA tergantung pengaruhnya
terhadap perusahaan tersebut, sehingga GPLA bukan dimaksudkan untuk mengganti laporan
keuangan historical cost, tetapi hanya sebagai supplemen yang digunakan sebagai informasi
tambahandalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi laporan
keuangan sehingga tujuan dari pelaporan akuntansi terpenuhi.DAFTAR
PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inflasihttp://id.shvoong.com/business-management/
investing/2184085-pengertian-atau-definisi-inflasi/#
ixzz2H5XEyiBJhttp://diantrilestari.wordpress.com/2010/05/25/akuntansi-inflasi
http://riskiputrih.blogspot.com/2013/01/akuntansi-inflasi.html
PEMBAHASANA. INFLASIInflasi adalah kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara
umum dan terus menerus dalam waktu tertentu. Dari pengertian tersebut, apabila terjadi kenaikan
harga hanya bersifat sementara maka kenaikan harga tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Inflasi
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling pengaruh
24. mempengaruhi. Semua Negara di dunia selalu menghadapi berbagai permasalahan inflasi. Oleh
sebab itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu Negara merupakan salah satu ukuran untuk
mengukur baik buruknya maslah ekonomi yang dihadapi suatu Negara.Ø Penyebab
Inflasi1. Inflasi tarikan Permintaan (demand full inflation)Merupakan inflasi yang disababkan
karena adanya kenaikan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan.Inflasi biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan sangat pesat (full employment and
full capacity). Dengan tingkat pertumbuhan yang pesat maka akan mendorong peningkatan
permintaan sedangkan barang yang ditawarkan tetap/tidak berubah karena kapasitas produksi
sudah maksimal sehingga mendorong kenaikan harga yang terus menerus.2. Inflasi Desakan
Biaya (cost push inflation)Merupakan inflasi yang terjadi akibat meningkatnya biaya produksi
(input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut
naik.Ø Penggolongan InflasiBerdasarkan asalnya :1. Inflasi yang berasal dari dalan
NegeriInflasi yang terjadi akibat adanya deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara
mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan meningkat menjadi
mahal.2. Inflasi yang berasal dari Luar Negeriinflasi yang terjadi karena naiknya harga barang
di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam
negeri.Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga:1. Closed InflationSuatu
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu saja. Misalnya
kenaikan yang terjadi pada barang-barang elektronik.2. Open InflationSuatu kenaikan harga
terjadi pada semua barang secara umum. Misalnya kenaikan harga pada barang-barang kebutuhan
pokok.Berdasarkan tingkat Keparahannya:1. Inflasi Ringan yaitu inflasi yang terjadi kurang
dari 10% setiap tahunnya.2. Inflasi Sedang yaitu inflasi yang terjadi antara 10% sampai
dengan 30% setiap tahunnya.3. Inflasi Berat yaitu inflasi yang terjadi antara 30% sampai
100% setiap tahunnya.4. Hiperinflation yaitu inflation yang terjadi lebih dari 100% Setiap
tahunnya.Ø Dampak InflasiAkibat adanya inflasi terdapat beberapa dampak positif maupun
negative dari terjadinya inflasi yaitu :a. Dampak Positif· Peredaran / perputaran barang lebih
cepat.· Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha
bertambah· Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan
investasi.· Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan
kecil.b. Dampak Negatif· Harga barang-barang dan jasa naik.· Nilai dan kepercayaan
terhadap uang akan turun atau berkurang.· Menimbulkan tindakan spekulasi.· Banyak
proyek pembangunan macet atau terlantar.· Kesadaran menabung masyarakat
berkurang.Ø Pihak-pihak yang Mendapatkan Keuntungan dan yang Mendapatkan
Kerugian1. Pihak-pihak yang diuntungkana. Para pengusaha, di mana pada saat sebelum
terjadinya inflasi, telah memiliki persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah yang
besar.b. Para pedagang, dimana pada saat terjadinya inflas, para pedagang menggunakan
kesempatan memainkan harga barang yaitu dengan menaikkan harga barang untuk memperoleh
keuntungan.c. Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi,
dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya
kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat menguntungkan
merekad. Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik,
sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar
kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. 2. Pihak-pihak yang
25. dirugikana. Para konsumen, karena mereka harus membayar lebih mahal setelah terjadinya
inflasi.b. Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga
barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi
lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan atau
pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.c. Para pemborong atau kontraktor, karena
mereka harus mengeluarkan tambahan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran akibat terjadinya
inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang
dikerjakan.d. Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah
diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi.e. Para penabung, karena pada
saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan
kenaikan harga yang terjadi.B. AKUNTANSI INFLASI Akuntansi Inflasi merupakan
suatu metode untuk mengoreksi dengan menyatakan kembali sepenuhnya laporan keuangan
berdasarkan harga perolehan historis ke dalam suatu cara yang mencerminkan perubahan daya beli
mata uang yang diukur dengan menggunakan angka indeks. Akuntansi Inflasi ini bertujuan untuk
mengukur kinerja suatu perusahaan dan memungkinkan setiap orang yang tertarik untuk
mengukur jumlah, waktu, dan kemungkinan arus kas masa depan. Akuntansi Inflasi ini bukan
merupakan pengganti dari akuntansi konvensional yang telah ada melainkan sebagai informasi
tambahan untuk para pemakainya.Beberapa metode dalam menyusun laporan keuangan pada masa
inflasi agar lebih relevan antara lain : 1. Current Cost Accounting (konsep akuntansi nilai
sekarang)CCA merupakan sebuah konep yang menyatakan nilai pos-pos laporan keuangan dengan
harga perolehan sekarang yaitu dengan harga perolehan dari pos yang mempunyai umur dan
kapsitas yang sama.Ada beberapa bentuk dalam metode Current Cost Accounting ini yaitu
:a. Replacement cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva
baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini
hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap.Pada masa inflasi
nilai dari replacement value ini lebih besar dari general price level. Sebagaian pihak menganggap
bahwa metode ini paling mudah diterapkan dalam akuntansi inflasi meskipun ada beberapa pihak
yang mengkritiknya.b. Reproduction costDalam metode ini harga diukur berdasarkan harga
sekarang jika aktiva itu dibuat seperti barang yang diperolehnya tanpa melihat perubahan
teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat tesebut.c. Net Realizable
Value (Harga pasar sekarang)adalah harga yang di peroleh jika suatu aktiva dijual sekarang. Salah
satu metode current market value ini adalah net realizable value (NRV). Pada masa inflasi nilai
dari net relizable value ini lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin
menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level.d. Selling Price.Di sini
nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan keuangan
yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar daripada net realizable value dan metode
lain yang disebut sebelumnya.e. Expected value.Metode ini sangat tergantung pada
pengharapan seseorang sehingga ada kemungkinan bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding
dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present value kas di masa
yang akan datang.· Elemen-Elemen Moneter dan Non MoneterDalam current cost accounting
elemen-elemen di neraca dibedakan dalam elemen moneter dan non moneter. Elemen non moneter
adalah semua elemen yang bukan merupakan elemen moneter. Elemen non moneter ini juga
dibagi kedalam aktiva dan kewajiban non moneter dan pada umumnya ditetapkan kembali untuk
menghadapi perubahan harga sekarang (changes in current value).Dalam menerapkan metode ini
26. kesimpulan atas aktiva moneter dan non moneter adalah sebgai berikut: Karena aktiva moneter
telah ditetapkan dalam jumlah uang yang tetap, maka itu menggambarkan sejumlah uang yang
diharapkan untuk direalisasikan dalam waktu dekat, oleh karena itu aktiva moneter secara efektif
telah ditetapkan kembali untuk current value financial statement (laporan keuangan dengan nilai
sekarang).Namun aktiva non moneter tidak ditetapkan dalam sejumlah uang yang tetap dan karena
itu menggambarkan Net Realizables Value mereka sehingga aktiva non moneter harus ditetapkan
kembali untuk disajikan pada Current Value.2. General Price Level Accounting
(GPLA)Merupakan suatu metode pelaporan yang menyatakan kembali laporan keuangan mata
uang historis karena adanya perubahan daya beli umum. Konsep GPLA merupakan konsep
gabungan antara konsep akuntansi tingkat harga umum dan konsep nilai sekarang /akuntansi nilai
konstan.Tujuan konsep ini adalah untuk mempertahankan nilai modal menurut harganya yang
tetap dengan menggunakan ukuran indeks harga.Nilai Harta,Hutang dan Modal yang terpengaruh
oleh perubahan harga disesuaikan dengan factor indeks harga,sehingga dapat disajikan dengan
nilai uang yang sama dalam laporan keuangan.Elemen-elemen Moneter dan Non MoneterUntuk
keperluan dalam penerapan Akuntansi Rupiah Konstan, aktiva dan kewajiban perlu dibedakan
menjadi elemen moneter dan non moneter. Hal ini perlu karena pada saat inflasi, pemegang aktiva
moneter akan kehilangan daya belinya dikarenakan pada waktu tingkat harga umum meningkat,
aktiva tersebut hanya dapat membeli barang atau jasa yang lebih sedikit jumlahnya. Sebaliknya
yang memiliki kewajiban moneter akan mengakui adanya laba karena kewajiban ini akan dibayar
dengan rupiah yang mempunyai daya beli yang lebih kecil daripada waktu rupiah tersebut
diterima dimana hutang itu timbul.. Kewajiban moneter adalah suatu kewajiban untuk membayar
sejumlah uang yang jumlahlnya tetap tanpa dipengaruhi harga barang atau jasa tertentu dimasa
yang akan datang.Semua aktiva kewajiban yang tidak mempunyai sifat moneter adalah non
moneter. Yang termasuk dalam aktiva non moneter antara lain :a) Barang-barang yang
dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali atau aktiva-aktiva yang dimiliki dimana secara
langsung digunakan untuk usaha perusahaan.b) Klaim atas uang yang jumlahnya tergantung
pada harga barang dan jasa tertentu.c) Hak-hak terakhir (residual right) seperti goodwil atau
bagian pemilik perusahaan.Yang termasuk dalam kewajiban non moneter antara
lain : a) Kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa dalam kuantitas yang tetap dan
tidak tergantung pada perubahan harga-hargab) Kewajiban untuk membayar uang dalam
jumlah yang tergantung pada harga barang atau jasa tertentu dimasa yang akan datang.Pemisahan
elemen-elemen moneter dan non moneter dilakukan dalam penerapan metode Akuntansi Rupiah
Konstan, karena elemen-elemen moneter itu sudah dicatat dengan rupiah sekarang, sehingga tidak
perlu dibuat penyesuaian. sedangkan elemen-elemen non moneter masih menggunakan rupiah
masa sebelumnya sehingga perlu dilakukan penyesuaian menjadi rupiah sekarang.Ø Metode
Mana yang Lebih BaikPara pendukung model daya beli biaya historis konstan (GPLA)
berpendapat bahwa model biaya kini melanggar kerangka dasar pengukuran biaya historis karena
tidak berdasarkan biaya akuisisi pada awalnya, model tersebut juga didasarkan pada biaya
perkiraan hipotetis dan oleh karenanya terlalu subjektif dan sukar dilaksanakan dalam praktik.
Mengabaikan perubahan daya beli umum atas uang menyebabkan perbandingan antar periode
sukar diinterpretasikan dan juga tidak mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari
kepemilikan pos-pos moneter seperti utang. Pada model penyesuaian biaya kini (Current Cost
Accounting), usaha tidak dipengaruhi oleh inflasi umum, tetapi lebih dipengaruhi oleh kenaikan
biaya operasi khusus dan pengeluaran aktiva tetap.Model daya beli biaya kini konstan