SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
EFEK SAMPING OBAT (ESO)
DRA.TETI WIDIHARTI,APT.MKM
EFEK PENGGUNAAN OBAT
1. EFEK UTAMA : EFEK TERAPEUTIK
(Efek pada letak primer)
2. EFEK SAMPING : Efek obat yang tidak termasuk
kegunaan terapi
3. TOKSISITAS : Aksi tambahan yang lebih
derajatnya dibandingkan
dengan efek samping, dan
tidak diinginkan.
EFEK TERAPEUTIK
• Tidak semua obat betul2 menyembuhkan penyakit,
banyak diantaranya yg meniadakan / meringankan
gejalanya saja.
• Dari hal tsb dikenal 3 Jenis Terapi :
– Terapi Kausal => penyebab penyakit ditiadakan.
– Terapi simptomatis => meringankan gejala, penyebab
tidak dipengaruhi.
– Terapi subsitusi => menggantikan zat tubuh yang
lazimnya diproduksi oleh
organ
yg sakit
EFEK SAMPING OBAT
(ESO)
ESO TIPE B (10-15 %)
HIPERSENSITIVITAS
ESO TIPE A (80 %)
ESO akibat
interaksi obat
Respons akibat
penghentian obat
ESO akibat
dosis tinggi
ESO yg bukan
efek utama obat
ESO akibat
idiosinkrasi
ESO akibat
pseudoalergi
obat
ESO akibat
itoleransi
obat
ESO akibat
hipersensitif
obat
TIPE IV
Hipersensitivitas
tertunda
TIPE III
Reaksi Immun
kompleks
TIPE II
Reaksi sitotoksik
antibodi
TIPE I
Hipersensitivitas
segera/langsung
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERJADINYA ESO
1. Terapi Obat Ganda (Multiple Drugs Therapy)---
Polifarmasi sebagai faktor resiko, karena adanya
interaksi (terutama pada lansia). Hasil Penelitian : 5-
15 %
2. Usia (Bayi, Balita, dan Lansia)
3. Jenis Kelamin, perempuan memiliki resiko lebih tinggi
dibanding pria, diantaranya karena perbedaan faktor
hormonal
4. Penyakit (Gangguan ginjal, Hati, )
5. Perbedaan Farmakokinetika,
6. Perbedaan Etnik/genetik (ESO karena kekurangan
enzim secara alami)
7. Faktor Farmasi
EFEK SAMPING OBAT TIPE A
Adalah reaksi berlawanan yang merupakan suatu konsekuensi dari
efek farmakologis normal obat sehingga kemunculannya bisa
diprediksi. Reaksi berlawanan ini disebabkan oleh dosis yang tidak
tepat (terlalu banyak atau terlalu lama) dan karena farmakokinetik yang
tidak teratur (biasanya karena kegagalan eliminasi).
1. ESO yang tidak berupa efek utama obat
Umumnya derajat ringan, tapi angka kejadian cukup tinggi
a. Obat yang menyebabkan perdarahan uterus (obat hormon,
kontrasepsi oral, AINS, Warfarin).
b. Obat yang menyebabkan konstipasi (penghilang nyeri nekrotik,
amitriptilin, Antikonvulsan fenitoin dan karbamazepin, zat besi,
Antihipertensi diltiazem dan nifedipin, dan Alumunium pada
antasid).
c. Obat yang menginduksi mimpi buruk (Propanolol, Simvastatin,
kaptopril, metildopa, nikotin.
Next
d. Obat-obat yang menyebabkan dispepsia (gangguan usus)—
Antiinflamasi ibuprofen, estrogen, dan Antibiotika, Kortikosteroid,
Fe, Metformin, Teofilin.
e. Obat yang menyebabkan edema (pembengkakan karena
penumpukan cairan pada kaki dan tangan, perut/asites, dada
/paru, yaitu : Hormon, kortikosteroid, dan anti-hipertensi, AINS.
f. Obat yang menyebabkan anemia hemolitik (AB beta-laktam, Anti-
TBC, HCT, dsb
g. Obat yang menyebabkan hiperpigmentasi /melanosis (gangguan
kulit)----erupsi bola karena zat anorganik, erupsi eksema karena
alergi streptomisin, merkuri, anestesi lokal, dsb.
h. Obat yang menyebabkan impotensia, (Antidepresan,
antihistamin,
dan antihipertensi.
NEXT
i. Obat yang menyebabkan jaundice/kolestasis (radang peny.hati),
Estrogen, Amoksiklav, eritromisin, Kaptopril, Diazepam,
klordiazepoksid, AINS, grisepulvin, ketokenazol, dsb
j. Obat yang menyebabkan neutropenia,agranulositosis,peningkatan
destruksi sel darah putih, sitostatika, barbiturat, Prokainamid,
sulfasalazin, Penisilin, AINS, dsb
2. Dapat disebabkan karena dosis relatif terlalu besar, atau
karena ada perbedaan respon kinetik/dinamik misalnya pada
pasien dengan gangguan ginjal, jantung, atau sirkulasi----dosis
lazim dapat menjadi terlalu besar bagi pasien tertentu
a. Obat yang menyebabkan efek toksis terhadap sumsum tulang
belakang (tempat pembentukan sel darah), AINS kadang
menimbulkansupresi sumsum tulang, Azathyoprin utk leukemia,
Next
b. Obat-obat yang menyebabkan efek Nefrotoksisitas (ginjal)
Aspirin, AINS, Asiklovir, Amfoterisin, Ripamfisin, sulfonamid, dsb.
c. Obat yang menyebabkan ototoksik (fungsi pendengaran)
AB gol.Aminoglikosida, sitostatika (Cisplotin), Diuretik furosemid,
kuinin, salisilat.
d. Obat yang menyebabkan hepatotoksik (hati), Alopurinol INH,
Ripamfisin, metotreksat, tetrasiklin, kaptopril, Karbamazepin,
klindamisin, siproheptadin, dsb.
3. Respons akibat penghentian obat (gejala putus obat)
a. Antidepresan (obat gangguan depresi mayor, kecemasan
menyeluruh, penyakit panik.
b. Benzodiazepin (Hipnotik-sedatif)
c. Klonidin
4. Efek samping obat akibat Interaksi obat
EFEK SAMPING OBAT TIPE B
Adalah ESO yang tidak dapat diprediksi dari aksi obat, tidak berkaitan
dengan dosis, dan memiliki angka mortalitas yang tinggi.Fatofisiologi
dasar reaksi sangat buruk, memiliki basis genetik dan imunologi.
Sangat jarang terjadi.
1. ESO akibat intoleransi obat
Intoleransi atau sensitivitas adalah ambang batas terendah aksi
farmakologi normal. Intoleransi berbeda dengan allergi.
Intoleransi jarang terjadi dan bersifat idiopatik, sehingga sangat
sulit diperkirakan, kecuali pada orang yang mempunyai riwayat
sebelumnya atau varian metabolisme secara genetik.
2. ESO akibat hipersensitivitas obat
Merupakan efek negatif obat jika digunakan dengan dosis yang
bisa ditolerir oleh subjek normal, belum dapat didefinisikan secara
pasti, walaupun menimbulkan reaksi seperti allergi. Sebaliknya
allergi mengacu pada reaksi hipersensitivitas yang menunjukan
reaksi imunologi yang pasti.
Reaksi hipersensitivitas
TIPE 1 : Reaksi hipersensitif segera / langsung
Reaksi yang dimediasi oleh IgE terhadap zat-zat luar yang dalam
keadaan normal tidak berbahaya.
Mediator yang memperantarai hipersensitivitas segera :
a. Histamin menimbulkan aktivitas Bronkokonstriksi, sekresi mukus,
vasodilatasi, permeabilitas vaskuler.
b. Prostaglandin menimbulkan edema dan nyeri
Pengobatan : terhadap gejala dengan antihistamin
TIPE 2 : Sitotoksik reaksi antibodi
Reaksi ini disebabkan oleh antibodi IgE dan IgM, Antibody yag dipicu
obat dapat membuat permukaan sel menjadi lisis.
Contoh : Penisilin dan metildopa yang menyebabkan anemia hemolitik.
Pengobatan dengan Anti-inflamasi dan immunosupresiva
Reaksi hipersensitivitas
TIPE III Reaksi kompleks immun
Kompleks immun yang bersirkulasi bisa menghasilkan kondisi allergi
klinis, termasuk penyakit serum dan kompleks imun glomerulonefritis
(sindroma sejenis lupus erythematosus). Reaksi bisa bersifat umum
(penyakit serum), atau dapat melibatkan organ tertentu termasuk kulit
(Lupus), ginjal (Lupus nefritis), paru-paru (Aspergilosis), pembuluh
darah (poliarteritis), sendi (artritis rheumatoid).
TIPE IV. Reaksi tertunda
Contoh : Dermatitis kontak,
3. ESO akibat Pseudoalergi obat (alergi semu), terjadi ketika obat
mulai
diberikan atau dosis ditingkatkan.
Contoh : Morfin dan turunannya, Vancomisin, Polimiksin, Media
kontras radiograf.
4. ESO akibat idiosinkrasi
a. ACE inhibitor ---angiodema
b. karena obat yang dapat menimbulkan agranulositosis (antitiroid),
anemia aplastik (kloramfenikol), Lupus (prokainamida/antiaritmia),
c. obat yang menimbulkan hepatotoksis (INH,
5. Efek Terratogen (kecacatan pada bayi)
FARMAKOGENETIKA
• Merupakan kerja farmakologi tertentu karena faktor
keturunan atau kerja mutagen obat.
• Pada suatu kelompok / individu, dengan obat tertentu,
akan menghasilkan reaksi berbeda.
• Perbedaan farmakodinamik-farmakokinetika tergantung
pada gen dan disebabkan oleh kekurangan enzym,
kelebihan enzim, atau polimorfisme enzim tertentu, dan
ini terjadi sejak lahir.
• Keadaan yang terjadi :
• Hipersensitif bawaan terhadap senyawa tertentu----------
Idiosinkrasi (Alergi tanpa terjadi kontak dengan allergen
yang mensensibilisasi)
Contoh kasus
1. Pada pemberian obat-obatan (Anti malaria, Sulfonamida,
Nitrofurantoin, Naftalin) --- terjadi Anemia Hemolitik yang
kondisinya : Pada orang Negro (parah), Yunani Sardinia dan India
(10% dari kasus)
Penyebabnya : Defisiensi glukosa-6-posfat dehidroginosa (akibat
genetik)
2. Methenoglobulinemia-------Methenoglobulin meningkat (akibat dari
penggunaan obat-obat anilin, kloramfenikol, nitrat, dan sulfonamida)
Gejala : Sianosis dan dispnea.
3. Rakhitis (resisten terhadap Vitamin D pada bayi dan bawaan sejak
lahir), walaupun profilaksis Vitamin D-nya cukup (pemberian Vit.D
dosis tinggi) ------- tidak dapat disembuhkan.
EFEK SAMPING
1. Diinginkan / tidak
Pada penderita Hipertensi------E.S. sedatif dari Reserpin----
menguntungkan, sedangkan Pada penderita depresif (tidak
bersemangat)-------merugikan.
2. Tidak merugikan / parah
a.Tidak merugikan--------mual sementara
b. Parah--------------------- kerusakan parenkim hati
3. E.S. yang diperkirakan sebelumnya / tidak
a. E.S. diperkirakan sebelumnya------kerusakan pembentukan
leukosit oleh sitostatik
b. E.S. yang tidak diperkirakan sebelumnya ------- Reaksi alergi
4. Tergantung pada dosis / tidak
5. Tergantung pada jenis Efek samping dan kondisi.
JENIS-JENIS ESO :
1. Efek Samping Toksik
- Tergantung pada dosis
- Spesifik pada obat tertentu
- Keluhan : Gangguan sistem saraf, keluhan lambung-usus,
kerusakan parenkim hati, kerusakan ginjal, dan
Terratogen.
- Penyakit yang timbul karena penghentian penggunaan obat
( ketulian setelah menggunakan Streptomisin dalam jangka lama).
2. Reaksi Allergi
– Tidak tergantung pada dosis
– Tidak khas pada obat tertentu
– Karena reaksi Antigen-Antibodi tidak tergantung pada struktur
alergen----Reaksinya sama.
Alergi = terjadinya reaksi khusus antara antigen
dan antibodi.
• Antigen = kompleks yg terjadi antara obat dan protein.
• Antibodi = zat menangkis antigen.
Gejala alergi : urtikaria (gatal&bentol2), kemerahan kulit,
demam, serangan asma, anaphilactic shock,
& kelainan2 darah.
• Fotosensitasi = kepekaan berlebihan terhadap cahaya
akibat penggunaan obat, terutama secara lokal.
• Untuk menghindarkan timbulnya alergi kontak,
dianjurkan jangan menggunakan alergen2 kontak
terkenal => LIMA “A” Antibiotika, Antiseptika,
Anastesi lokal, Antimikotika & Antihistaminika
REAKSI ALERGI
ALLERGI
MENGAPA OBAT DAPAT MENIMBULKAN REAKSI
ALERGI ?
• Karena salah satu metabolit obat adalah pra-antigen
yang berikatan secara Kovalen dengan suatu
makromolekul tubuh (Protein) membentuk komplek dan
terbentuklah Antibodi.
• Obat yang secara kimia dan farmakologi berbeda---------
dapat menimbulkan reaksi alergi yang sama, sejauh
mereka memiliki determinan yang sama.
Type Reaksi Imunologik Antibodi/agen Manifestasi klinik Obat penyebab
Reaksi Segera
I Anafilaktik IgE Syok Anafilaktik,
urtikaria, udema
angioneurotik
Asetosal, Penisilin
II Sitotoksik IgG, IgM Anemia Hemolitik,
Trombositopenia, dan
Agranulositosis
Metildopa, Penisilin,
Sulfonamida, Tiourasil
III Pembentukan
kompleks immun
IgG, IgM Glomerulonefritis,
eksantema, sindrom
serum sickness
Penisilamin, Penisilin
Reaksi lambat
IV Limfosit R.Kulit diperlambat
Tipe Tuberkulin, foto
alergi
Ampisilin, Aurum (emas),
Sulfonamida
Zat warna ttt.
REAKSI HIPERSENSITIF JENIS SEGERA
Adalah Reaksi Antigen-Antibodi yang berjalan tenang (tanpa tanda) tetapi
berulang-ulang, Sehingga reaksi berlebihan dan merusak organisme.------dan
terjadi dalam waktu beberapa detik/menit setelah kontak dengan allergen.
Ada 3 (tiga) reaksi : R.Anafilaktik, R. Sitotoksik, dan Kompleks Immun
Gejala alergi setelah pemberian obat---tetapi belum dapat dijelaskan karena faktor
Imunologi.
Beberapa kasus :
•Eksantema------------------------------Fenolftalein, Barbiturat, dan Sulfonamida.
•Sindrom Lyell---------------------------Fenilbutazon, Barbiturat
•Sindrom Steven Johnson-----------Sulfonamida
•Limfadenopati--------------------------Fenitoin
•Sindrom Lupus eritematodes-------Hidralazin, Hidantoin, INH.
TINDAKAN PENCEGAHAN REAKSI ALERGI
• Indikasi yang jelas untuk obat, sedapat mungkin terapi tunggal
• Meningkatkan anamesis terhadap reaksi alergi sebelumnya
• Tidak ada pengobatan lokal dengan obat yang menyebabkan alergi kuat (Penisilin,
Sulfonamida).
• Pengawasan pasien dengan ketat pada setiap pengobatan jangka panjang
• Penjelasan pada pasien tentang bahaya pemakaian obat yang tidak diawasi
terutama dalam rangka pengobatan sendiri.
EFEK SAMPING PADA WAKTU PERKEMBANGAN EMBRIO DAN FETUS,
PERIODE MELAHIRKAN, PEIODE MENYUSUI.
a.Penggunaan obat tanpa indikasi yang kuat selama kehamilan-------bahaya
kerusakan pada janin , dapat berupa :
- Blastogenesis ----------- kematian janin
- Embriogenesis ---------- organ yang dibentuk mengalami diferensiasi
- Fetogenesis-------------- cacat
NAMA OBAT JENIS KERUSAKAN
Alkohol Embriopati karena alkohol, kerusakan fetus
Anti-epileptika Sumbing, celah pada langit-langit, cacat lainnya
Barbiturat Berbagai cacat
Estrogen dosis tinggi Hidrosefalus, cacat-cacat lainnya.
Dietilstilbestrol Adenokarsinoma mukosa vagina setelah waktu laten (17 Th) pada
gadis yang dilahirkan oleh ibu yang diobati obat tersebut.
Sitostatika Berbagai cacat
Selama Kehamilan
Analgetik Narkotik Kelumpuhan pernafasan, withdrawal sindrom
Androgen Maskulinisasi fetus perempuan
A.B. Aminoglikosida Cacat pendengaran
A.B. Tetrasiklin Anomali gigi, perubahan skelet
Diuretika—Tiazida Trombositopenia, Hiperbilirubinemia
Gestagen Maskulinisasi fetus laki-laki
Laksantia (Kecuali zat
pengembang)
Bahaya abortus, bahaya keguguran tinggi
Alkohol Ergot Idem (sda)
Obat Narkose Idem (s d a )
Prostaglandin Abortus, kontraksi uterus
Tireostatika hipotireosis
KERJA TERRATOGEN
EFEK SAMPING PADA PERIODE MELAHIRKAN DAN MENYUSUI
a. Pada bayi lahir muda / baru lahir-----enzimnya belum memiliki aktivitas
sempurna ------dasar utama terjadinya gejala toksik parah.
Contoh : setelah pemberian kloramfenikol dan sulfonamida dosis
tinggi---Timbul Kernikterus-----penimbunan bilirubin pada
darah pusat otak akibat pengusiran dari ikatan protein
setelah
lahir-------kerusakan sel saraf
•Pada periode menyusui----Masuknya obat dari darah ke ASI ditentukan
oleh sawar darah-ASI----bersifat sawar lipid----terutama senyawa lipofil---
berkumpul dalam lemak susu (contoh—Nikotin)
 Reaksi Hipersensitif : Reaksi allergi
 Reaksi Kumulasi : Penumpukan karena
pengulangan/ekskresi lambat.
 Reaksi Toleransi : Keadaan berkurangnya respons
terhadap dosis sama.
 Reaksi Takhifilaksis : Keadaan berkurangnya
kecepatan terhadap Aksi obat
karena pengulangan dengan
dosis sama.
 Reaksi Habituasi : Gejala ketergantungan Psikhis
 Reaksi Adiksi : Gejala ketergantungan fisik dan
psikhis
EFEK PENGGUNAAN OBAT JANGKA PANJANG
KETERGANTUNGAN OBAT (DRUG DEPENDENCE)
Adalah suatu keadaan (psikhis, fisik) yang terjadi karena interaksi obat-organisme
Karakteristik :
1. Melalui reaksi perilaku
2. Melalui reaksi lain (keterpaksaan menggunakan obat secara periodik atau
berulang, untuk mengurangi efek psikhis, atau mencegah efek yang tidak enak
karena kehilangan obat tsb).
Istilah ketergantungan :
1. Pembentukan kebiasaan (Habituasi) :
Kebutuhan untuk menggunakan suatu obat tertentu secara teratur untuk
mencapai keadaan euforia (Ketergantungan Psikhis).
Sebaliknya, tidak terdapat ketergantungan fisik, setelah penghentian obat,
tidak terjadi gejala penarikan (withdrawal syndrome) .
2. Kebiasaan (Peningkatan toleransi) :
jika setelah pemberian berulang suatu Obat, maka dosis harus
ditingkatkan untuk mencapai kerja yang sama.
3. Kecanduan (adiksi) :
Keadaan keracunan periodik/kronik---merusak—karena ditimbulkan oleh
adanya kenikmatan berulang, kebutuhan mendesak/ dorongan untuk
melanjutkan pemakaian, kecenderungan untuk meningkatkan dosis,
ketergantungan Psikhis dan fisik.
Dalam adiksi termasuk :
• Suatu kebutuhan mendesak atau sesungguhnya (dorongan) untuk
melanjutkan pemakaian suatu obat dan kadang untuk memperolehnya.
• Kecenderungan untuk menaikan dosis
• Ketergantungan psikhis dan fisik.

More Related Content

What's hot

Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat Dedi Kun
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comMetabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comCholid Maradanger
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakCTie Lupy
 
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaMakalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaWarung Bidan
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Dedi Kun
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosispanal1
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 

What's hot (20)

Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Io 1
Io   1Io   1
Io 1
 
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.comMetabolisme obat - Anak-farmasi.com
Metabolisme obat - Anak-farmasi.com
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
 
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaMakalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
 
Ppt gout
Ppt goutPpt gout
Ppt gout
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 
Perhitungan dosis
Perhitungan dosisPerhitungan dosis
Perhitungan dosis
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
CARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBATCARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBAT
 

Similar to Efek samping obat

Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfAskep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfnoragracesara
 
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Perm
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) PermMonitoring Efek Samping Obat (MESO) Perm
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) PermFitriAyuWahyuni1
 
Efek samping obat 1.pptx
Efek samping obat 1.pptxEfek samping obat 1.pptx
Efek samping obat 1.pptxelizarman
 
dokumen.tips_efek-samping-obatppt.ppt
dokumen.tips_efek-samping-obatppt.pptdokumen.tips_efek-samping-obatppt.ppt
dokumen.tips_efek-samping-obatppt.pptSiapaKah2
 
Antimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obatAntimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obatPoltekes TNI AU
 
Farmakoterapi pada pasien dengan kondisi patologis penyakit
Farmakoterapi pada pasien dengan kondisi patologis penyakitFarmakoterapi pada pasien dengan kondisi patologis penyakit
Farmakoterapi pada pasien dengan kondisi patologis penyakitajengninda
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
FarmakologiCahya
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi4nakmans4
 
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptxpriyono99
 
Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna
Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna
Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Efek samping obat (20)

Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdfAskep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
Askep Gangguan Patologis Sistem Pernafasan TBC_Nora Gracesara.pdf
 
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Perm
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) PermMonitoring Efek Samping Obat (MESO) Perm
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Perm
 
Farmasi klinik dili
Farmasi klinik diliFarmasi klinik dili
Farmasi klinik dili
 
Efek samping obat 1.pptx
Efek samping obat 1.pptxEfek samping obat 1.pptx
Efek samping obat 1.pptx
 
dokumen.tips_efek-samping-obatppt.ppt
dokumen.tips_efek-samping-obatppt.pptdokumen.tips_efek-samping-obatppt.ppt
dokumen.tips_efek-samping-obatppt.ppt
 
Antimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obatAntimik efek samping_obat
Antimik efek samping_obat
 
Farmakoterapi pada pasien dengan kondisi patologis penyakit
Farmakoterapi pada pasien dengan kondisi patologis penyakitFarmakoterapi pada pasien dengan kondisi patologis penyakit
Farmakoterapi pada pasien dengan kondisi patologis penyakit
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Cover
CoverCover
Cover
 
zkzkzkz
zkzkzkzzkzkzkz
zkzkzkz
 
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasifarmakokinetik, efek samping, komplikasi
farmakokinetik, efek samping, komplikasi
 
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
25504_FARMAKOTERAPI_Materi4.4) ULKUS PEPTIKUM.pptx
 
Obat antihistamin
Obat antihistaminObat antihistamin
Obat antihistamin
 
Farmakaodinamik
FarmakaodinamikFarmakaodinamik
Farmakaodinamik
 
Farmakodinamik dan farmakokinetika
Farmakodinamik dan farmakokinetikaFarmakodinamik dan farmakokinetika
Farmakodinamik dan farmakokinetika
 
Lupus persentasi
Lupus persentasiLupus persentasi
Lupus persentasi
 
Makalah tentang alergi obat
Makalah tentang alergi obatMakalah tentang alergi obat
Makalah tentang alergi obat
 
Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna
Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna
Makalah tentang alergi obat akbid paramata muna
 
Makalah tentang alergi obat
Makalah tentang alergi obatMakalah tentang alergi obat
Makalah tentang alergi obat
 

More from Dedi Kun

Virus sars di dunia
Virus sars di dunia Virus sars di dunia
Virus sars di dunia Dedi Kun
 
Kebutuhan cairan elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolitKebutuhan cairan elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolitDedi Kun
 
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi) Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi) Dedi Kun
 
Kebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitasKebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitasDedi Kun
 
Makalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiMakalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiDedi Kun
 
KEBUTUHAN OKSIGENASI
KEBUTUHAN OKSIGENASIKEBUTUHAN OKSIGENASI
KEBUTUHAN OKSIGENASIDedi Kun
 
Training principles
Training principles Training principles
Training principles Dedi Kun
 
Panduan praktikum ilmu faal
Panduan praktikum ilmu faalPanduan praktikum ilmu faal
Panduan praktikum ilmu faalDedi Kun
 
Olah raga dan kesehatan
Olah raga dan kesehatan Olah raga dan kesehatan
Olah raga dan kesehatan Dedi Kun
 
Fungsi dasar sistem saraf
Fungsi dasar sistem saraf Fungsi dasar sistem saraf
Fungsi dasar sistem saraf Dedi Kun
 
Energy systems
Energy systems Energy systems
Energy systems Dedi Kun
 
Autonomic nervous system
Autonomic nervous systemAutonomic nervous system
Autonomic nervous systemDedi Kun
 
utonomic nervous system
utonomic nervous systemutonomic nervous system
utonomic nervous systemDedi Kun
 
Brain and cranial nerves
Brain and cranial nervesBrain and cranial nerves
Brain and cranial nervesDedi Kun
 

More from Dedi Kun (20)

Virus sars di dunia
Virus sars di dunia Virus sars di dunia
Virus sars di dunia
 
Kebutuhan cairan elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolitKebutuhan cairan elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolit
 
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi) Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
Kebutuhan aktivitas (mobilisasi)
 
Kebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitasKebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitas
 
Makalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiMakalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisi
 
KEBUTUHAN OKSIGENASI
KEBUTUHAN OKSIGENASIKEBUTUHAN OKSIGENASI
KEBUTUHAN OKSIGENASI
 
Training principles
Training principles Training principles
Training principles
 
Sports 6
Sports 6Sports 6
Sports 6
 
Sports 5
Sports 5Sports 5
Sports 5
 
Sports 4
Sports 4Sports 4
Sports 4
 
Sports 3
Sports 3Sports 3
Sports 3
 
Sport 2
Sport 2Sport 2
Sport 2
 
Soprts 1
Soprts 1Soprts 1
Soprts 1
 
Panduan praktikum ilmu faal
Panduan praktikum ilmu faalPanduan praktikum ilmu faal
Panduan praktikum ilmu faal
 
Olah raga dan kesehatan
Olah raga dan kesehatan Olah raga dan kesehatan
Olah raga dan kesehatan
 
Fungsi dasar sistem saraf
Fungsi dasar sistem saraf Fungsi dasar sistem saraf
Fungsi dasar sistem saraf
 
Energy systems
Energy systems Energy systems
Energy systems
 
Autonomic nervous system
Autonomic nervous systemAutonomic nervous system
Autonomic nervous system
 
utonomic nervous system
utonomic nervous systemutonomic nervous system
utonomic nervous system
 
Brain and cranial nerves
Brain and cranial nervesBrain and cranial nerves
Brain and cranial nerves
 

Recently uploaded

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 

Recently uploaded (20)

PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 

Efek samping obat

  • 1. EFEK SAMPING OBAT (ESO) DRA.TETI WIDIHARTI,APT.MKM
  • 2. EFEK PENGGUNAAN OBAT 1. EFEK UTAMA : EFEK TERAPEUTIK (Efek pada letak primer) 2. EFEK SAMPING : Efek obat yang tidak termasuk kegunaan terapi 3. TOKSISITAS : Aksi tambahan yang lebih derajatnya dibandingkan dengan efek samping, dan tidak diinginkan.
  • 3. EFEK TERAPEUTIK • Tidak semua obat betul2 menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya yg meniadakan / meringankan gejalanya saja. • Dari hal tsb dikenal 3 Jenis Terapi : – Terapi Kausal => penyebab penyakit ditiadakan. – Terapi simptomatis => meringankan gejala, penyebab tidak dipengaruhi. – Terapi subsitusi => menggantikan zat tubuh yang lazimnya diproduksi oleh organ yg sakit
  • 4. EFEK SAMPING OBAT (ESO) ESO TIPE B (10-15 %) HIPERSENSITIVITAS ESO TIPE A (80 %) ESO akibat interaksi obat Respons akibat penghentian obat ESO akibat dosis tinggi ESO yg bukan efek utama obat ESO akibat idiosinkrasi ESO akibat pseudoalergi obat ESO akibat itoleransi obat ESO akibat hipersensitif obat TIPE IV Hipersensitivitas tertunda TIPE III Reaksi Immun kompleks TIPE II Reaksi sitotoksik antibodi TIPE I Hipersensitivitas segera/langsung
  • 5. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERJADINYA ESO 1. Terapi Obat Ganda (Multiple Drugs Therapy)--- Polifarmasi sebagai faktor resiko, karena adanya interaksi (terutama pada lansia). Hasil Penelitian : 5- 15 % 2. Usia (Bayi, Balita, dan Lansia) 3. Jenis Kelamin, perempuan memiliki resiko lebih tinggi dibanding pria, diantaranya karena perbedaan faktor hormonal 4. Penyakit (Gangguan ginjal, Hati, ) 5. Perbedaan Farmakokinetika, 6. Perbedaan Etnik/genetik (ESO karena kekurangan enzim secara alami) 7. Faktor Farmasi
  • 6. EFEK SAMPING OBAT TIPE A Adalah reaksi berlawanan yang merupakan suatu konsekuensi dari efek farmakologis normal obat sehingga kemunculannya bisa diprediksi. Reaksi berlawanan ini disebabkan oleh dosis yang tidak tepat (terlalu banyak atau terlalu lama) dan karena farmakokinetik yang tidak teratur (biasanya karena kegagalan eliminasi). 1. ESO yang tidak berupa efek utama obat Umumnya derajat ringan, tapi angka kejadian cukup tinggi a. Obat yang menyebabkan perdarahan uterus (obat hormon, kontrasepsi oral, AINS, Warfarin). b. Obat yang menyebabkan konstipasi (penghilang nyeri nekrotik, amitriptilin, Antikonvulsan fenitoin dan karbamazepin, zat besi, Antihipertensi diltiazem dan nifedipin, dan Alumunium pada antasid). c. Obat yang menginduksi mimpi buruk (Propanolol, Simvastatin, kaptopril, metildopa, nikotin.
  • 7. Next d. Obat-obat yang menyebabkan dispepsia (gangguan usus)— Antiinflamasi ibuprofen, estrogen, dan Antibiotika, Kortikosteroid, Fe, Metformin, Teofilin. e. Obat yang menyebabkan edema (pembengkakan karena penumpukan cairan pada kaki dan tangan, perut/asites, dada /paru, yaitu : Hormon, kortikosteroid, dan anti-hipertensi, AINS. f. Obat yang menyebabkan anemia hemolitik (AB beta-laktam, Anti- TBC, HCT, dsb g. Obat yang menyebabkan hiperpigmentasi /melanosis (gangguan kulit)----erupsi bola karena zat anorganik, erupsi eksema karena alergi streptomisin, merkuri, anestesi lokal, dsb. h. Obat yang menyebabkan impotensia, (Antidepresan, antihistamin, dan antihipertensi.
  • 8. NEXT i. Obat yang menyebabkan jaundice/kolestasis (radang peny.hati), Estrogen, Amoksiklav, eritromisin, Kaptopril, Diazepam, klordiazepoksid, AINS, grisepulvin, ketokenazol, dsb j. Obat yang menyebabkan neutropenia,agranulositosis,peningkatan destruksi sel darah putih, sitostatika, barbiturat, Prokainamid, sulfasalazin, Penisilin, AINS, dsb 2. Dapat disebabkan karena dosis relatif terlalu besar, atau karena ada perbedaan respon kinetik/dinamik misalnya pada pasien dengan gangguan ginjal, jantung, atau sirkulasi----dosis lazim dapat menjadi terlalu besar bagi pasien tertentu a. Obat yang menyebabkan efek toksis terhadap sumsum tulang belakang (tempat pembentukan sel darah), AINS kadang menimbulkansupresi sumsum tulang, Azathyoprin utk leukemia,
  • 9. Next b. Obat-obat yang menyebabkan efek Nefrotoksisitas (ginjal) Aspirin, AINS, Asiklovir, Amfoterisin, Ripamfisin, sulfonamid, dsb. c. Obat yang menyebabkan ototoksik (fungsi pendengaran) AB gol.Aminoglikosida, sitostatika (Cisplotin), Diuretik furosemid, kuinin, salisilat. d. Obat yang menyebabkan hepatotoksik (hati), Alopurinol INH, Ripamfisin, metotreksat, tetrasiklin, kaptopril, Karbamazepin, klindamisin, siproheptadin, dsb. 3. Respons akibat penghentian obat (gejala putus obat) a. Antidepresan (obat gangguan depresi mayor, kecemasan menyeluruh, penyakit panik. b. Benzodiazepin (Hipnotik-sedatif) c. Klonidin 4. Efek samping obat akibat Interaksi obat
  • 10. EFEK SAMPING OBAT TIPE B Adalah ESO yang tidak dapat diprediksi dari aksi obat, tidak berkaitan dengan dosis, dan memiliki angka mortalitas yang tinggi.Fatofisiologi dasar reaksi sangat buruk, memiliki basis genetik dan imunologi. Sangat jarang terjadi. 1. ESO akibat intoleransi obat Intoleransi atau sensitivitas adalah ambang batas terendah aksi farmakologi normal. Intoleransi berbeda dengan allergi. Intoleransi jarang terjadi dan bersifat idiopatik, sehingga sangat sulit diperkirakan, kecuali pada orang yang mempunyai riwayat sebelumnya atau varian metabolisme secara genetik. 2. ESO akibat hipersensitivitas obat Merupakan efek negatif obat jika digunakan dengan dosis yang bisa ditolerir oleh subjek normal, belum dapat didefinisikan secara pasti, walaupun menimbulkan reaksi seperti allergi. Sebaliknya allergi mengacu pada reaksi hipersensitivitas yang menunjukan reaksi imunologi yang pasti.
  • 11. Reaksi hipersensitivitas TIPE 1 : Reaksi hipersensitif segera / langsung Reaksi yang dimediasi oleh IgE terhadap zat-zat luar yang dalam keadaan normal tidak berbahaya. Mediator yang memperantarai hipersensitivitas segera : a. Histamin menimbulkan aktivitas Bronkokonstriksi, sekresi mukus, vasodilatasi, permeabilitas vaskuler. b. Prostaglandin menimbulkan edema dan nyeri Pengobatan : terhadap gejala dengan antihistamin TIPE 2 : Sitotoksik reaksi antibodi Reaksi ini disebabkan oleh antibodi IgE dan IgM, Antibody yag dipicu obat dapat membuat permukaan sel menjadi lisis. Contoh : Penisilin dan metildopa yang menyebabkan anemia hemolitik. Pengobatan dengan Anti-inflamasi dan immunosupresiva
  • 12. Reaksi hipersensitivitas TIPE III Reaksi kompleks immun Kompleks immun yang bersirkulasi bisa menghasilkan kondisi allergi klinis, termasuk penyakit serum dan kompleks imun glomerulonefritis (sindroma sejenis lupus erythematosus). Reaksi bisa bersifat umum (penyakit serum), atau dapat melibatkan organ tertentu termasuk kulit (Lupus), ginjal (Lupus nefritis), paru-paru (Aspergilosis), pembuluh darah (poliarteritis), sendi (artritis rheumatoid). TIPE IV. Reaksi tertunda Contoh : Dermatitis kontak,
  • 13. 3. ESO akibat Pseudoalergi obat (alergi semu), terjadi ketika obat mulai diberikan atau dosis ditingkatkan. Contoh : Morfin dan turunannya, Vancomisin, Polimiksin, Media kontras radiograf. 4. ESO akibat idiosinkrasi a. ACE inhibitor ---angiodema b. karena obat yang dapat menimbulkan agranulositosis (antitiroid), anemia aplastik (kloramfenikol), Lupus (prokainamida/antiaritmia), c. obat yang menimbulkan hepatotoksis (INH, 5. Efek Terratogen (kecacatan pada bayi)
  • 14. FARMAKOGENETIKA • Merupakan kerja farmakologi tertentu karena faktor keturunan atau kerja mutagen obat. • Pada suatu kelompok / individu, dengan obat tertentu, akan menghasilkan reaksi berbeda. • Perbedaan farmakodinamik-farmakokinetika tergantung pada gen dan disebabkan oleh kekurangan enzym, kelebihan enzim, atau polimorfisme enzim tertentu, dan ini terjadi sejak lahir. • Keadaan yang terjadi : • Hipersensitif bawaan terhadap senyawa tertentu---------- Idiosinkrasi (Alergi tanpa terjadi kontak dengan allergen yang mensensibilisasi)
  • 15. Contoh kasus 1. Pada pemberian obat-obatan (Anti malaria, Sulfonamida, Nitrofurantoin, Naftalin) --- terjadi Anemia Hemolitik yang kondisinya : Pada orang Negro (parah), Yunani Sardinia dan India (10% dari kasus) Penyebabnya : Defisiensi glukosa-6-posfat dehidroginosa (akibat genetik) 2. Methenoglobulinemia-------Methenoglobulin meningkat (akibat dari penggunaan obat-obat anilin, kloramfenikol, nitrat, dan sulfonamida) Gejala : Sianosis dan dispnea. 3. Rakhitis (resisten terhadap Vitamin D pada bayi dan bawaan sejak lahir), walaupun profilaksis Vitamin D-nya cukup (pemberian Vit.D dosis tinggi) ------- tidak dapat disembuhkan.
  • 16. EFEK SAMPING 1. Diinginkan / tidak Pada penderita Hipertensi------E.S. sedatif dari Reserpin---- menguntungkan, sedangkan Pada penderita depresif (tidak bersemangat)-------merugikan. 2. Tidak merugikan / parah a.Tidak merugikan--------mual sementara b. Parah--------------------- kerusakan parenkim hati 3. E.S. yang diperkirakan sebelumnya / tidak a. E.S. diperkirakan sebelumnya------kerusakan pembentukan leukosit oleh sitostatik b. E.S. yang tidak diperkirakan sebelumnya ------- Reaksi alergi 4. Tergantung pada dosis / tidak 5. Tergantung pada jenis Efek samping dan kondisi.
  • 17. JENIS-JENIS ESO : 1. Efek Samping Toksik - Tergantung pada dosis - Spesifik pada obat tertentu - Keluhan : Gangguan sistem saraf, keluhan lambung-usus, kerusakan parenkim hati, kerusakan ginjal, dan Terratogen. - Penyakit yang timbul karena penghentian penggunaan obat ( ketulian setelah menggunakan Streptomisin dalam jangka lama). 2. Reaksi Allergi – Tidak tergantung pada dosis – Tidak khas pada obat tertentu – Karena reaksi Antigen-Antibodi tidak tergantung pada struktur alergen----Reaksinya sama.
  • 18. Alergi = terjadinya reaksi khusus antara antigen dan antibodi. • Antigen = kompleks yg terjadi antara obat dan protein. • Antibodi = zat menangkis antigen. Gejala alergi : urtikaria (gatal&bentol2), kemerahan kulit, demam, serangan asma, anaphilactic shock, & kelainan2 darah. • Fotosensitasi = kepekaan berlebihan terhadap cahaya akibat penggunaan obat, terutama secara lokal. • Untuk menghindarkan timbulnya alergi kontak, dianjurkan jangan menggunakan alergen2 kontak terkenal => LIMA “A” Antibiotika, Antiseptika, Anastesi lokal, Antimikotika & Antihistaminika REAKSI ALERGI
  • 19. ALLERGI MENGAPA OBAT DAPAT MENIMBULKAN REAKSI ALERGI ? • Karena salah satu metabolit obat adalah pra-antigen yang berikatan secara Kovalen dengan suatu makromolekul tubuh (Protein) membentuk komplek dan terbentuklah Antibodi. • Obat yang secara kimia dan farmakologi berbeda--------- dapat menimbulkan reaksi alergi yang sama, sejauh mereka memiliki determinan yang sama.
  • 20. Type Reaksi Imunologik Antibodi/agen Manifestasi klinik Obat penyebab Reaksi Segera I Anafilaktik IgE Syok Anafilaktik, urtikaria, udema angioneurotik Asetosal, Penisilin II Sitotoksik IgG, IgM Anemia Hemolitik, Trombositopenia, dan Agranulositosis Metildopa, Penisilin, Sulfonamida, Tiourasil III Pembentukan kompleks immun IgG, IgM Glomerulonefritis, eksantema, sindrom serum sickness Penisilamin, Penisilin Reaksi lambat IV Limfosit R.Kulit diperlambat Tipe Tuberkulin, foto alergi Ampisilin, Aurum (emas), Sulfonamida Zat warna ttt.
  • 21. REAKSI HIPERSENSITIF JENIS SEGERA Adalah Reaksi Antigen-Antibodi yang berjalan tenang (tanpa tanda) tetapi berulang-ulang, Sehingga reaksi berlebihan dan merusak organisme.------dan terjadi dalam waktu beberapa detik/menit setelah kontak dengan allergen. Ada 3 (tiga) reaksi : R.Anafilaktik, R. Sitotoksik, dan Kompleks Immun Gejala alergi setelah pemberian obat---tetapi belum dapat dijelaskan karena faktor Imunologi. Beberapa kasus : •Eksantema------------------------------Fenolftalein, Barbiturat, dan Sulfonamida. •Sindrom Lyell---------------------------Fenilbutazon, Barbiturat •Sindrom Steven Johnson-----------Sulfonamida •Limfadenopati--------------------------Fenitoin •Sindrom Lupus eritematodes-------Hidralazin, Hidantoin, INH.
  • 22. TINDAKAN PENCEGAHAN REAKSI ALERGI • Indikasi yang jelas untuk obat, sedapat mungkin terapi tunggal • Meningkatkan anamesis terhadap reaksi alergi sebelumnya • Tidak ada pengobatan lokal dengan obat yang menyebabkan alergi kuat (Penisilin, Sulfonamida). • Pengawasan pasien dengan ketat pada setiap pengobatan jangka panjang • Penjelasan pada pasien tentang bahaya pemakaian obat yang tidak diawasi terutama dalam rangka pengobatan sendiri. EFEK SAMPING PADA WAKTU PERKEMBANGAN EMBRIO DAN FETUS, PERIODE MELAHIRKAN, PEIODE MENYUSUI. a.Penggunaan obat tanpa indikasi yang kuat selama kehamilan-------bahaya kerusakan pada janin , dapat berupa : - Blastogenesis ----------- kematian janin - Embriogenesis ---------- organ yang dibentuk mengalami diferensiasi - Fetogenesis-------------- cacat
  • 23. NAMA OBAT JENIS KERUSAKAN Alkohol Embriopati karena alkohol, kerusakan fetus Anti-epileptika Sumbing, celah pada langit-langit, cacat lainnya Barbiturat Berbagai cacat Estrogen dosis tinggi Hidrosefalus, cacat-cacat lainnya. Dietilstilbestrol Adenokarsinoma mukosa vagina setelah waktu laten (17 Th) pada gadis yang dilahirkan oleh ibu yang diobati obat tersebut. Sitostatika Berbagai cacat Selama Kehamilan Analgetik Narkotik Kelumpuhan pernafasan, withdrawal sindrom Androgen Maskulinisasi fetus perempuan A.B. Aminoglikosida Cacat pendengaran A.B. Tetrasiklin Anomali gigi, perubahan skelet Diuretika—Tiazida Trombositopenia, Hiperbilirubinemia Gestagen Maskulinisasi fetus laki-laki Laksantia (Kecuali zat pengembang) Bahaya abortus, bahaya keguguran tinggi Alkohol Ergot Idem (sda) Obat Narkose Idem (s d a ) Prostaglandin Abortus, kontraksi uterus Tireostatika hipotireosis KERJA TERRATOGEN
  • 24. EFEK SAMPING PADA PERIODE MELAHIRKAN DAN MENYUSUI a. Pada bayi lahir muda / baru lahir-----enzimnya belum memiliki aktivitas sempurna ------dasar utama terjadinya gejala toksik parah. Contoh : setelah pemberian kloramfenikol dan sulfonamida dosis tinggi---Timbul Kernikterus-----penimbunan bilirubin pada darah pusat otak akibat pengusiran dari ikatan protein setelah lahir-------kerusakan sel saraf •Pada periode menyusui----Masuknya obat dari darah ke ASI ditentukan oleh sawar darah-ASI----bersifat sawar lipid----terutama senyawa lipofil--- berkumpul dalam lemak susu (contoh—Nikotin)
  • 25.  Reaksi Hipersensitif : Reaksi allergi  Reaksi Kumulasi : Penumpukan karena pengulangan/ekskresi lambat.  Reaksi Toleransi : Keadaan berkurangnya respons terhadap dosis sama.  Reaksi Takhifilaksis : Keadaan berkurangnya kecepatan terhadap Aksi obat karena pengulangan dengan dosis sama.  Reaksi Habituasi : Gejala ketergantungan Psikhis  Reaksi Adiksi : Gejala ketergantungan fisik dan psikhis EFEK PENGGUNAAN OBAT JANGKA PANJANG
  • 26. KETERGANTUNGAN OBAT (DRUG DEPENDENCE) Adalah suatu keadaan (psikhis, fisik) yang terjadi karena interaksi obat-organisme Karakteristik : 1. Melalui reaksi perilaku 2. Melalui reaksi lain (keterpaksaan menggunakan obat secara periodik atau berulang, untuk mengurangi efek psikhis, atau mencegah efek yang tidak enak karena kehilangan obat tsb). Istilah ketergantungan : 1. Pembentukan kebiasaan (Habituasi) : Kebutuhan untuk menggunakan suatu obat tertentu secara teratur untuk mencapai keadaan euforia (Ketergantungan Psikhis). Sebaliknya, tidak terdapat ketergantungan fisik, setelah penghentian obat, tidak terjadi gejala penarikan (withdrawal syndrome) .
  • 27. 2. Kebiasaan (Peningkatan toleransi) : jika setelah pemberian berulang suatu Obat, maka dosis harus ditingkatkan untuk mencapai kerja yang sama. 3. Kecanduan (adiksi) : Keadaan keracunan periodik/kronik---merusak—karena ditimbulkan oleh adanya kenikmatan berulang, kebutuhan mendesak/ dorongan untuk melanjutkan pemakaian, kecenderungan untuk meningkatkan dosis, ketergantungan Psikhis dan fisik. Dalam adiksi termasuk : • Suatu kebutuhan mendesak atau sesungguhnya (dorongan) untuk melanjutkan pemakaian suatu obat dan kadang untuk memperolehnya. • Kecenderungan untuk menaikan dosis • Ketergantungan psikhis dan fisik.