SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
BAB I
                                             PENDAHULUAN


           Istilah kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Kata wirausaha merupakan gabungan
dua kata yang menjadi satu yaitu kata wira dan usaha. Wira artinya pahlawan, laki-laki, sifat
jantan, perwira. Usaha artinya kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk
mencapai suatu maksud. Usaha juga berarti pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya)
untuk mencapai sesuatu. Usaha dibidang perdagangan (dengan maksud mencari keuntungan)
berarti perdagangan, perusahaan. Dalam bahasa Inggris istilah wirausaha dikenal dengan istilah
entrepreneur.1
           Pada mulanya enterpreneur atau wirausaha diartikan sebagai orang yang membeli barang
dengan harga pasti, meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang (atau guna
ekonomi) itu akan dijual. Disamping itu, ada pula yang mengartikan wirausaha sebagai berikut :
· sebagai orang yang berani menanggung resiko
· sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal
· sebagai orang yang menciptakan barang baru.
· sebagai orang yang mengurus perusahaan.
           Dalam perkembangannya istilah entrepreneur atau wirausaha didefinisikan sebagai
orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan
tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
           Dalam dunia pendidikan sekarang, telah dicanangkan kurikulum Kewirausahaan di
satuan pendidikan. Hal ini akan dibahas pada bab II tentang mengapa Kewirausahaan masuk
dalam kurikulum pendidikan??.




1
    http://elearning.smkn1trucuk.sch.id/pengertian_kewirausahaan.html

                                                       1
BAB II
                                                PEMBAHASAN
                       Mengapa Kewirausahaan Masuk Kurikulum Pendidikan




        1. Latar Belakang
                 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
            3,    menyatakan        bahwa   pendidikan    nasional    berfungsi     mengembangkan
            kemampuan dan              membentuk watak serta peradaban bangsa yang
            bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
            untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
            beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
            sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
            demokratis dan bertanggung jawab.2
                 Fungsi dan tujuan di atas menunjukkan bahwa pendidikan di setiap
            satuan pendidikan harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai
            tujuan tersebut. Permasalahannya adalah apakah pendidikan di masing-
            masing satuan pendidikan teelah diselenggarakan dengan baik, dan
            mencapai        hasil     seperti   yang      diharapkan.       Untuk     melihat      mutu
            penyelenggaraan pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator. Beberapa
            indikator mutu hasil pendidikan yang selama ini digunakan diantaranya
            adalah nilai Ujian Nasional (UN), persentase kelulusan, angka drop out (DO),
            angka mengulang kelas, persentase lulusan yang melanjutkan ke jenjang
            pendidikan di atasnya. Indikator-indikator tersebut cenderung bernuansa
            kuantitatif, mudah pengukurannya, dan bersifat universal. Di samping
            indikator kuantitatif, indikator mutu hasil pendidikan lainnya yang sangat
            penting untuk dicapai adalah indikator kualitatif yang meliputi: beriman dan
            bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
            cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

2
  Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan; Bahan Pelatihan Penguatan
Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa.
Jakarta, 2010, h. 1

                                                   2
bertanggung    jawab.    Indikator   kualitatif     tersebut   berkaitan   dengan
                 pembentukan karakter peserta didik dan berkaitan dengan pembentukan
                 sikap serta ketrampilan/skill berwirausaha peserta didik sehingga mampu
                 bersaing,   beretika,   bermoral,    sopan        santun,   memiliki   sikap   dan
                 keterampilan/skill berwirausaha.3
                    Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia,
                 apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan
                 pengembangan kurikulum (KTSP), pendidikan kewirausahaan juga termasuk
                 dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh
                 peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan
                 kewirausahaan di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan
                 pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan
                 tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, berlakunya
                 sistem desentralisasi berpengaruh pada berbagai tatanan kehidupan,
                 termasuk pada manajemen pendidikan yaitu manajemen yang memberi
                 kebebasan kepada pengelolaan pendidikan. Adanya kebebasan dalam
                 pengelolaan pendidikan diharapkan mampu menemukan strategi pengelolaan
                 pendidikan yang lebih baik sehingga mampu menghasilkan output pendidikan
                 yang berkualitas baik dilihat dari kualitas akademik maupun non akademik.
                 Kualitas akademik yang dimaksud adalah kualitas peserta didik yang terkait
                 dengan bidang ilmu, sedangkan kualitas non akademik berkaitan dengan
                 kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka usaha/lapangan
                 kerja sendiri. Dengan kata lain lulusan pendidikan diharapkan memiliki
                 karakter dan prilaku wirausaha yang tinggi.4


          2. Tujuan Program Pendidikan Kewirausahaan

                 Program pendidikan kewirausahaan di sekolah bertujuan untuk:5



3
   Ibid
4
  Ibid, h. 3-4
5
  Ibid, h. 8-9

                                                  3
1. Memperkuat pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
                 berlaku saat ini (the existing curriculum ) di setiap satuan pendidikan mulai
                 dari pendidikan usia dini sampai dengan sekolah menengah atas dan
                 Pendidikan Nonformal (PNF) dengan cara memperkuat metode pembelajaran
                 dan mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan.
            2. Mengkaji Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dan kurikulum mulai
                 dari pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta pendidikan
                 non formal dalam rangka pemetaan ruang lingkup kompetensi lulusan yang
                 terkait dengan pendidikan kewirausahaan.
            3. Merumuskan         rancangan     pendidikan   kewirausahaan   di   setiap     satuan
                 pendidikan mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas
                 serta pendidikan non formal.




            3. Ruang Lingkup Program Pendidikan Kewirausahaan6
                    Sasaran program pendidikan kewirausahaan adalah satuan pendidikan
                 mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta
                 pendidikan     non    formal    (PAUD/TK,    SD/MI/SDLB/     SMP/MTs/SMPLB,
                 SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK, hingga PNF. Melalui program ini
                 diharapkan lulusan peserta didik pada semua jenis dan jenjang pendidikan,
                 dan warga sekolah yang lain memiliki jiwa dan spirit wirausaha.


            4. Hasil yang Diharapkan
                    Dari     seluruh   rangkaian   proses    penyusunan    panduan    pendidikan
                 kewirausahaan diharapkan dapat menghasilkan beberapa hal sebagai
                 berikut:7
                 1. Terwujudnya        seperangkat       pemetaan   yang     memuat        nilai-nilai
                    kewirausahaan dan indikator keberhasilan kewirausahaan peserta didik



6
    Ibid, h. 9
7
    Ibid

                                                     4
pada setiap satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan usia dini
                     hingga pendidikan menengah dan non formal.
                2. Terwujudnya        rancangan   dan      contoh    pengintegrasian   pendidikan
                     kewirausahaan pada setiap satuan pendidikan mulai dari jenjang
                     pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah dan non formal.
                3. Terwujudnya        contoh silabus dan        RPP yang terintegrasi dengan
                     pendidikan kewirausahaan.


                        Menurut Mendiknas, masuknya kewirausahaan dalam kurikulum harus
                     diperhitungkan     karena    jumlah       jam   pelajaran   memiliki    batas
                     maksimumnya. Kewirausahan adalah bagian dari pembentukan karakter
                     yang ujungnya menciptakan peserta didik menjadi entrepreneur. Namun,
                     untuk menjadi seorang entrepreneur, Mendiknas mengungkapkan, pola
                     pikir seseorang harus fleksibel. Dengan pikiran yang fleksibel, daya
                     kreativitas akan terdorong. Ujung dari kreativitas adalah inovasi. "Inovasi
                     kalau   digabungkan    dengan      ilmu    bisnis   marketing   maka   jadilah
                     entrepreneur," tutur Mendiknas. Maka, Mendiknas melanjutkan, pola pikir
                     dogmatis harus ditinggalkan oleh sekolah dan guru. Awalnya dimulai dari
                     guru itu sendiri, yaitu bermanfaat untuk meningkatkan profesionalitas guru
                     bahwa yang belum tahu harus tahu dulu. Lalu, pemilihan sekolah dan
                     masyarakat, yang pikirannya perlu diubah secara fleksibel. "Sebaiknya
                     dimulai sedini mungkin, kalau SD dimulai dari pola pikir, lalu SMA, SMK,
                     dan kemudian perguruan tinggi," pungkas Mendiknas.8


            5. Kriteria Keberhasilan Program Pendidikan Kewirausahaan9
                     Keberhasilan program pendidikan kewirausahaan dapat diketahui melalui
                pencapaian kriteria oleh peserta didik, guru, dan kepala sekolah yang antara
                lain meliputi:
                1. Peserta Didik


8
    Kompas.com
9
    Ibid, h. 12-13

                                                   5
a. Memiliki kemandirian yang tinggi
  b. Memiliki kreatifitas yang tinggi
  c. Berani mengambil resiko
  d. Berorientasi pada tindakan
  e. Memiliki karakter kepemimpinan yang tinggi
  f. Memiliki karakter pekerja keras
  g. Memahami konsep-konsep kewirausahaan
  h. Memiliki keterampilan/skill berwirausaha di sekolahnya, khususnya
     mengenai kompetensi kewirausahaan.
2. Kelas
  a. Lingkungan kelas yang dihiasi dengan hasil kreatifitas peserta didik
  b. Pembelajaran di kelas yang diwarnai dengan keaktifan peserta didik
  c. Lingkungan kelas yang mampu menciptakan kebiasaan dan perilaku
     peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan yang
     diimplementasikan.


3. Sekolah
  a. Guru mampu memberikan keteladanan terhadap penanaman nilai-nilai
     kewirausahaan kepada peserta didik terutama enam nilai pokok
     kewirausahaan.
  b. Guru mampu merancang pembelajaran yang terintegrasi nilai-nilai
     kewirausahaan.
  c. Guru mampu memahami konsep-konsep kewirausahaan
  d. Guru memiliki keterampilans/kill berwirausaha
  e. Kepala sekolah mampu menciptakan kreativitas dan inovasi yang
     bermanfaat bagi pengembangan sekolah/madrasah
  f. Kepala    sekolah    bekerja    keras   untuk   mencapai   keberhasilan
     sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif
  g. Kepala sekolah memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai
     kesuksesan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai
     kepala sekolah/madrasah


                                 6
h. Kepala sekolah pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
       dalam menghadapi kendala sekolah/madrasah
  i.   Kepala sekolah memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar
       peserta didik
  j.   Kepala sekolah menjadi teladan bagi guru dan peserta didik
  k. Lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
       bernuansa nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan.




                             BAB III
                            PENUTUP


  Pendidikan kewirausahaan, dilihat dari siapa yang bertanggung jawab
banyak pendapat mengatakan bahwa pendidikan kewirausahaan menjadi
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah,
karena itu pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
  Pendidikan kita terdiri atas tiga bagian. Pertama, pendidikan informal
(keluarga), formal (sekolah) dan nonformal (masyarakat). Dilihat dari sasaran
yang ingin dicapai, sasaran pendidikan kita adalah pembentukan aspek
kognitif (intelektual), afektif (sikap, mental, moral) dan psikomotorik
(skill/keterampilan). Pada umumnya sekolah sebagai lembaga pendidikan
dan merupakan pusat kegiatan belajar mengajar dijadikan tumpuan dan
harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah. Karena itu,
sekolah senantiasa memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran, dan
pelatihan yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), pembentukan
sikap dan keterampilan bagi peserta didik termasuk sikap mental wirausaha




                                7
DAFTAR PUSTAKA


-   Pusat     Kurikulum     Balitbang Kemendiknas.        Pengembangan Pendidikan
    Kewirausahaan; Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan
    Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta,
    2010
-   http://elearning.smkn1trucuk.sch.id/pengertian_kewirausahaan.html
-   Kompas.com




                                    8

More Related Content

What's hot

Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru junior
Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru juniorLampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru junior
Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru juniorEndin Salahudin
 
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaPenilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaHildaNuraeni
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranMuhammad Imam BW
 
Angket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis okAngket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis okRosyid Althaf
 
Absen peserta (autosaved) workshop
Absen peserta (autosaved) workshopAbsen peserta (autosaved) workshop
Absen peserta (autosaved) workshopUnipdu
 
BAHAN AJAR IPA BERBASIS LITERASI SAINS
BAHAN AJAR IPA BERBASIS LITERASI SAINS BAHAN AJAR IPA BERBASIS LITERASI SAINS
BAHAN AJAR IPA BERBASIS LITERASI SAINS IKIP Siliwangi
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Program kerja uji kompetensi
Program kerja uji kompetensiProgram kerja uji kompetensi
Program kerja uji kompetensiranalazhari
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungannita junita
 
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganataLAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganataAditya Arga
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
keterampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggiketerampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggiTeguh Permadi
 

What's hot (20)

BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAHBUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
 
Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru junior
Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru juniorLampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru junior
Lampiran 3 instrumen kegiatan supervisi guru junior
 
Karya ilmiah ut
Karya ilmiah utKarya ilmiah ut
Karya ilmiah ut
 
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaPenilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
 
Angket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis okAngket berpikir kritis ok
Angket berpikir kritis ok
 
Absen peserta (autosaved) workshop
Absen peserta (autosaved) workshopAbsen peserta (autosaved) workshop
Absen peserta (autosaved) workshop
 
BAHAN AJAR IPA BERBASIS LITERASI SAINS
BAHAN AJAR IPA BERBASIS LITERASI SAINS BAHAN AJAR IPA BERBASIS LITERASI SAINS
BAHAN AJAR IPA BERBASIS LITERASI SAINS
 
Pkl bab 1
Pkl bab 1Pkl bab 1
Pkl bab 1
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Program kerja uji kompetensi
Program kerja uji kompetensiProgram kerja uji kompetensi
Program kerja uji kompetensi
 
Cover proposal ptk
Cover proposal ptkCover proposal ptk
Cover proposal ptk
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Angket
AngketAngket
Angket
 
Apkg 1 & 2 PKP PAUD
Apkg 1 & 2 PKP PAUDApkg 1 & 2 PKP PAUD
Apkg 1 & 2 PKP PAUD
 
Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungan
 
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganataLAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
LAPORAN PRAKERIN SMKN 1 KARAWANG adittya aprillia arganata
 
. Matriks Perancah Pemaduan Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning ...
. Matriks Perancah Pemaduan Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning .... Matriks Perancah Pemaduan Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning ...
. Matriks Perancah Pemaduan Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning ...
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
keterampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggiketerampilan berpikir tingkat tinggi
keterampilan berpikir tingkat tinggi
 

Viewers also liked

22 ps-2014 bantuan pembelajaran kewirausahaan smk
22 ps-2014 bantuan pembelajaran kewirausahaan smk22 ps-2014 bantuan pembelajaran kewirausahaan smk
22 ps-2014 bantuan pembelajaran kewirausahaan smkWinarto Winartoap
 
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN Guru Online
 
Metodologi penelitian manajemen pendidikan
Metodologi penelitian manajemen pendidikanMetodologi penelitian manajemen pendidikan
Metodologi penelitian manajemen pendidikanFppi Unila
 
MPPL Chapter 7
MPPL Chapter 7MPPL Chapter 7
MPPL Chapter 7beiharira
 
Pedoman pkm thn 2016
Pedoman pkm thn 2016Pedoman pkm thn 2016
Pedoman pkm thn 2016Dwimaghfiro
 
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGSKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGAbdi Gunawan
 
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)Denny Kodrat
 
Menghitung Jam Produktif Kejuruan SMK
Menghitung Jam Produktif Kejuruan SMKMenghitung Jam Produktif Kejuruan SMK
Menghitung Jam Produktif Kejuruan SMKjibaini
 
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"CARLOS PAKPAHAN
 

Viewers also liked (12)

22 ps-2014 bantuan pembelajaran kewirausahaan smk
22 ps-2014 bantuan pembelajaran kewirausahaan smk22 ps-2014 bantuan pembelajaran kewirausahaan smk
22 ps-2014 bantuan pembelajaran kewirausahaan smk
 
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
 
Metodologi penelitian manajemen pendidikan
Metodologi penelitian manajemen pendidikanMetodologi penelitian manajemen pendidikan
Metodologi penelitian manajemen pendidikan
 
MPPL Chapter 7
MPPL Chapter 7MPPL Chapter 7
MPPL Chapter 7
 
Pedoman pkm thn 2016
Pedoman pkm thn 2016Pedoman pkm thn 2016
Pedoman pkm thn 2016
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Disertasi 1(16-10-2010)
Disertasi 1(16-10-2010)Disertasi 1(16-10-2010)
Disertasi 1(16-10-2010)
 
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGSKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
 
Proposal disertasi
Proposal disertasiProposal disertasi
Proposal disertasi
 
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
 
Menghitung Jam Produktif Kejuruan SMK
Menghitung Jam Produktif Kejuruan SMKMenghitung Jam Produktif Kejuruan SMK
Menghitung Jam Produktif Kejuruan SMK
 
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"
Tugas TIK Power Point "Koperasi dan kewirausahaan"
 

Similar to Mengapa Kewirausahaan Masuk Ke Dalam Kurikulum

Similar to Mengapa Kewirausahaan Masuk Ke Dalam Kurikulum (20)

Profesion Keguruan
Profesion Keguruan Profesion Keguruan
Profesion Keguruan
 
Edu sem 7 oll
Edu sem 7 ollEdu sem 7 oll
Edu sem 7 oll
 
Asigmen
AsigmenAsigmen
Asigmen
 
Emk keusahawan kssr tahun 1
Emk keusahawan kssr tahun 1 Emk keusahawan kssr tahun 1
Emk keusahawan kssr tahun 1
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Bab 1 05504241016
Bab 1  05504241016Bab 1  05504241016
Bab 1 05504241016
 
Bab 1 05504241016
Bab 1  05504241016Bab 1  05504241016
Bab 1 05504241016
 
Laporan big 3
Laporan big 3Laporan big 3
Laporan big 3
 
ELEMEN KBAT DALAM BINA UPAYA
ELEMEN KBAT DALAM BINA UPAYAELEMEN KBAT DALAM BINA UPAYA
ELEMEN KBAT DALAM BINA UPAYA
 
Profil STIE Mulia Pratama
Profil STIE Mulia PratamaProfil STIE Mulia Pratama
Profil STIE Mulia Pratama
 
Huraian sukatan
Huraian sukatanHuraian sukatan
Huraian sukatan
 
tugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zalehatugasan 3038 Ust zaleha
tugasan 3038 Ust zaleha
 
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Kewirausahaan 1
Kewirausahaan 1Kewirausahaan 1
Kewirausahaan 1
 
Suwandika
SuwandikaSuwandika
Suwandika
 
2. pedagogi
2. pedagogi2. pedagogi
2. pedagogi
 
Elemen KBAT dalam pedagogi
Elemen KBAT dalam pedagogiElemen KBAT dalam pedagogi
Elemen KBAT dalam pedagogi
 

Recently uploaded

PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxdanangpamungkas11
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 

Recently uploaded (20)

PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptxPPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
PPT-Sistem-Pencernaan-Manusia-Kelas-8-K13.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 

Mengapa Kewirausahaan Masuk Ke Dalam Kurikulum

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Istilah kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Kata wirausaha merupakan gabungan dua kata yang menjadi satu yaitu kata wira dan usaha. Wira artinya pahlawan, laki-laki, sifat jantan, perwira. Usaha artinya kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Usaha juga berarti pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Usaha dibidang perdagangan (dengan maksud mencari keuntungan) berarti perdagangan, perusahaan. Dalam bahasa Inggris istilah wirausaha dikenal dengan istilah entrepreneur.1 Pada mulanya enterpreneur atau wirausaha diartikan sebagai orang yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual. Disamping itu, ada pula yang mengartikan wirausaha sebagai berikut : · sebagai orang yang berani menanggung resiko · sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal · sebagai orang yang menciptakan barang baru. · sebagai orang yang mengurus perusahaan. Dalam perkembangannya istilah entrepreneur atau wirausaha didefinisikan sebagai orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Dalam dunia pendidikan sekarang, telah dicanangkan kurikulum Kewirausahaan di satuan pendidikan. Hal ini akan dibahas pada bab II tentang mengapa Kewirausahaan masuk dalam kurikulum pendidikan??. 1 http://elearning.smkn1trucuk.sch.id/pengertian_kewirausahaan.html 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN Mengapa Kewirausahaan Masuk Kurikulum Pendidikan 1. Latar Belakang Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.2 Fungsi dan tujuan di atas menunjukkan bahwa pendidikan di setiap satuan pendidikan harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Permasalahannya adalah apakah pendidikan di masing- masing satuan pendidikan teelah diselenggarakan dengan baik, dan mencapai hasil seperti yang diharapkan. Untuk melihat mutu penyelenggaraan pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator. Beberapa indikator mutu hasil pendidikan yang selama ini digunakan diantaranya adalah nilai Ujian Nasional (UN), persentase kelulusan, angka drop out (DO), angka mengulang kelas, persentase lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan di atasnya. Indikator-indikator tersebut cenderung bernuansa kuantitatif, mudah pengukurannya, dan bersifat universal. Di samping indikator kuantitatif, indikator mutu hasil pendidikan lainnya yang sangat penting untuk dicapai adalah indikator kualitatif yang meliputi: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta 2 Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan; Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta, 2010, h. 1 2
  • 3. bertanggung jawab. Indikator kualitatif tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik dan berkaitan dengan pembentukan sikap serta ketrampilan/skill berwirausaha peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, memiliki sikap dan keterampilan/skill berwirausaha.3 Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), pendidikan kewirausahaan juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan kewirausahaan di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, berlakunya sistem desentralisasi berpengaruh pada berbagai tatanan kehidupan, termasuk pada manajemen pendidikan yaitu manajemen yang memberi kebebasan kepada pengelolaan pendidikan. Adanya kebebasan dalam pengelolaan pendidikan diharapkan mampu menemukan strategi pengelolaan pendidikan yang lebih baik sehingga mampu menghasilkan output pendidikan yang berkualitas baik dilihat dari kualitas akademik maupun non akademik. Kualitas akademik yang dimaksud adalah kualitas peserta didik yang terkait dengan bidang ilmu, sedangkan kualitas non akademik berkaitan dengan kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka usaha/lapangan kerja sendiri. Dengan kata lain lulusan pendidikan diharapkan memiliki karakter dan prilaku wirausaha yang tinggi.4 2. Tujuan Program Pendidikan Kewirausahaan Program pendidikan kewirausahaan di sekolah bertujuan untuk:5 3 Ibid 4 Ibid, h. 3-4 5 Ibid, h. 8-9 3
  • 4. 1. Memperkuat pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini (the existing curriculum ) di setiap satuan pendidikan mulai dari pendidikan usia dini sampai dengan sekolah menengah atas dan Pendidikan Nonformal (PNF) dengan cara memperkuat metode pembelajaran dan mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan. 2. Mengkaji Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dan kurikulum mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta pendidikan non formal dalam rangka pemetaan ruang lingkup kompetensi lulusan yang terkait dengan pendidikan kewirausahaan. 3. Merumuskan rancangan pendidikan kewirausahaan di setiap satuan pendidikan mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta pendidikan non formal. 3. Ruang Lingkup Program Pendidikan Kewirausahaan6 Sasaran program pendidikan kewirausahaan adalah satuan pendidikan mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah atas serta pendidikan non formal (PAUD/TK, SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK, hingga PNF. Melalui program ini diharapkan lulusan peserta didik pada semua jenis dan jenjang pendidikan, dan warga sekolah yang lain memiliki jiwa dan spirit wirausaha. 4. Hasil yang Diharapkan Dari seluruh rangkaian proses penyusunan panduan pendidikan kewirausahaan diharapkan dapat menghasilkan beberapa hal sebagai berikut:7 1. Terwujudnya seperangkat pemetaan yang memuat nilai-nilai kewirausahaan dan indikator keberhasilan kewirausahaan peserta didik 6 Ibid, h. 9 7 Ibid 4
  • 5. pada setiap satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah dan non formal. 2. Terwujudnya rancangan dan contoh pengintegrasian pendidikan kewirausahaan pada setiap satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan usia dini hingga pendidikan menengah dan non formal. 3. Terwujudnya contoh silabus dan RPP yang terintegrasi dengan pendidikan kewirausahaan. Menurut Mendiknas, masuknya kewirausahaan dalam kurikulum harus diperhitungkan karena jumlah jam pelajaran memiliki batas maksimumnya. Kewirausahan adalah bagian dari pembentukan karakter yang ujungnya menciptakan peserta didik menjadi entrepreneur. Namun, untuk menjadi seorang entrepreneur, Mendiknas mengungkapkan, pola pikir seseorang harus fleksibel. Dengan pikiran yang fleksibel, daya kreativitas akan terdorong. Ujung dari kreativitas adalah inovasi. "Inovasi kalau digabungkan dengan ilmu bisnis marketing maka jadilah entrepreneur," tutur Mendiknas. Maka, Mendiknas melanjutkan, pola pikir dogmatis harus ditinggalkan oleh sekolah dan guru. Awalnya dimulai dari guru itu sendiri, yaitu bermanfaat untuk meningkatkan profesionalitas guru bahwa yang belum tahu harus tahu dulu. Lalu, pemilihan sekolah dan masyarakat, yang pikirannya perlu diubah secara fleksibel. "Sebaiknya dimulai sedini mungkin, kalau SD dimulai dari pola pikir, lalu SMA, SMK, dan kemudian perguruan tinggi," pungkas Mendiknas.8 5. Kriteria Keberhasilan Program Pendidikan Kewirausahaan9 Keberhasilan program pendidikan kewirausahaan dapat diketahui melalui pencapaian kriteria oleh peserta didik, guru, dan kepala sekolah yang antara lain meliputi: 1. Peserta Didik 8 Kompas.com 9 Ibid, h. 12-13 5
  • 6. a. Memiliki kemandirian yang tinggi b. Memiliki kreatifitas yang tinggi c. Berani mengambil resiko d. Berorientasi pada tindakan e. Memiliki karakter kepemimpinan yang tinggi f. Memiliki karakter pekerja keras g. Memahami konsep-konsep kewirausahaan h. Memiliki keterampilan/skill berwirausaha di sekolahnya, khususnya mengenai kompetensi kewirausahaan. 2. Kelas a. Lingkungan kelas yang dihiasi dengan hasil kreatifitas peserta didik b. Pembelajaran di kelas yang diwarnai dengan keaktifan peserta didik c. Lingkungan kelas yang mampu menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan. 3. Sekolah a. Guru mampu memberikan keteladanan terhadap penanaman nilai-nilai kewirausahaan kepada peserta didik terutama enam nilai pokok kewirausahaan. b. Guru mampu merancang pembelajaran yang terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan. c. Guru mampu memahami konsep-konsep kewirausahaan d. Guru memiliki keterampilans/kill berwirausaha e. Kepala sekolah mampu menciptakan kreativitas dan inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan sekolah/madrasah f. Kepala sekolah bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif g. Kepala sekolah memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah/madrasah 6
  • 7. h. Kepala sekolah pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala sekolah/madrasah i. Kepala sekolah memiliki naluri kewirausahaan sebagai sumber belajar peserta didik j. Kepala sekolah menjadi teladan bagi guru dan peserta didik k. Lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang bernuansa nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan. BAB III PENUTUP Pendidikan kewirausahaan, dilihat dari siapa yang bertanggung jawab banyak pendapat mengatakan bahwa pendidikan kewirausahaan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah, karena itu pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan kita terdiri atas tiga bagian. Pertama, pendidikan informal (keluarga), formal (sekolah) dan nonformal (masyarakat). Dilihat dari sasaran yang ingin dicapai, sasaran pendidikan kita adalah pembentukan aspek kognitif (intelektual), afektif (sikap, mental, moral) dan psikomotorik (skill/keterampilan). Pada umumnya sekolah sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar mengajar dijadikan tumpuan dan harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah. Karena itu, sekolah senantiasa memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), pembentukan sikap dan keterampilan bagi peserta didik termasuk sikap mental wirausaha 7
  • 8. DAFTAR PUSTAKA - Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan; Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta, 2010 - http://elearning.smkn1trucuk.sch.id/pengertian_kewirausahaan.html - Kompas.com 8