SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
KASUS

   Skenario 1:

         Seorang Laki-laki umur 55 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri dada.
   Dia mengeluh 6 bulan terakhir mengalami nyeri dada substernal bersifat intermitten
   dan menjalar ke lengan kiri. Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan kegiatan dan
   menurun ketika istirahat. Dia menyangkal mengalami napas yang pendek, mual,
   muntah atau diaforesis. Dia memiliki riwayat penyakit hipertensi dan dislipidemia.
   Pada riwayat keluarga diperoleh keterangan bahwa bapaknya meninggal karena infark
   miokard pada usia 56 tahun. Dia menghabiskan 50 bungkus rokok pertahun.




A. Kata Kunci
1. Laki-laki 55 tahun
2. Nyeri dada substernal 6 bulan terakhir
3. Intermitten
4. Menjalar ke lengan kiri
5. Nyeri ketika melakukan kegiatan dan menurun ketika istirahat
6. Tidak ada napas pendek, mual, muntah dan diaforesis
7. Riwayat hipertensi dan disipidemia
8. Riwayat keluarga ayah meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun
9. Mengkonsumsi 50 bungkus rokok pertahun.


B. Kata Sulit
1. Substernal
          Substernal adalah terletak di bawah sternum.
2. Diaforesis
            Diaforesis adalah berkeringat
3. Infark miokard
Infak miokard adalah suatu gangguan pada jantung yang ditandai dengan
     terbentuknya daerah nekrosis iskemik terbatas pada miokardium jantung.
4. Dislipidemia
             Dislipidemia adalah suatu keadaan di mana terjadi gangguan metabolisme
     lemak yang ditandai dengan peningkatan kolesterol, peningkatan trigliserida,
     peningkatan LDL (Low Density Lipoprotein) dan penurunan HDL (High Density
     Lipoprotein)


C. Pertanyaan
1.   Jelaskan anatomi jantung khususnya vaskularisasi dan innervasi jantung !
2.   Jelaskan perbedaan nyeri dada yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dengan
     nyeri dada yang disebabkan oleh penyakit non-kardiovaskuler !
3.     Jelaskan mekanisme nyeri dada substernal yang disebabkan oleh penyakit
     kardiovaskuler !
4.   Mengapa nyeri dada substernal yang dialami oleh pasien tersebut bersifat intermitten
     dan menjalar ke lengan kiri ?
5.   Mengapa nyeri dada terasa saat beraktivitas dan berkurang saat beristirahat ?
6.    Apakah hubungan riwayat penyakit hipertensi dan dislipidemia dengan gejala yang
     dialami oleh pasien dalam skenario ?
7.   Apakah hubungan riwayat keluarga bapaknya meninggal karena infark miokard pada
     usia 56 tahun dan merokok 50 bungkus pertahun dengan gejala yang dialami oleh
     pasien dalam skenario ?
8.   Pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis ?
9.   Jelaskan Differential Diagnosis (DD) dan penatalaksanaannya ?


D. Jawaban
1. Anatomi jantung.
a.   Vaskularisasi jantung
Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenisasi otot jantung.
      Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung, membawa oksigen dan nutrisi
      ke miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil. Arteri
      koronaria adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Muara arteri koronaria ini
      terdapat di dalam sinus valsava dalam aorta, tepat di atas katup aorta. Sirkulasi koroner
      terdiri dari arteria koronaria kanan dan kiri. Arteria koronaria sinister mempunyai dua
      cabang besar, arteria desendens anterior kiri dan arteria sirkumfleksa kiri. Arteri
      koronaria dexter bercabang menjadi ramus marginalis, ramus transverses, ramus
      descendens posterior, serta cabang-cabang kecil yang mensuplai conus arteriosus dan
      SA node.

b. Innervasi jantung
            Innervasi jantung dibagi menjadi innervasi intrinsic, yaitu system penghantar
      rangsang dan innervasi ekstrinsik, yaitu dibentuk oleh serabut saraf simpatis dan
      parasimpatis. Serabut-serabut simpatis berasal dari dua sumber, yaitu secara langsung
      berasal dari ganglion paravertebrale thoracale 1-5, disebut rami mediastinales dan
      secara tidak langsung dari ganglion cervical. Ganglion cervical adalah ganglion
      paravertebrale yang merupakan bagian dari truncus sympathicus, terdiri dari ganglion
      cervical superior, ganglion cervical medium dan ganglion cervical inferius (ganglion
      cervicothoracicum=ganglion stellatum).
            Serabut-serabut saraf parasimpatis berasal dari Nervus vagus, sebagai berikut :
(1)     Ramus     cardiacus     superius   yang   dipercabangkan     tepat   setelah   n.vagus
      mempercabangkan nervus laringeus superior.
(2) Ramus cardiacus inferius yang dipercabangkan sewaktu n.vagus mempercabangkan
      nervus recurrens.
(3) Ramus cardiothoracalis yang dipercabangkan di sebelah kaudal nervus recurrens di
      dalam cavitas thoracis.
2. Perbedaan nyeri dada akbiat penyakit kardiovaskuler dan nonkardiovaskuler.
          Nyeri dada yang berkaitan dengan penyakit paru biasanya disebabkan oleh
   terserangnya dinding dada atau pleura parietal. Serabut saraf banyak terdapat di daerah
   ini. Nyeri pleura adalah gejala umum peradangan pleura parietal. Nyeri ini dilukiskan
   sebagai nyeri tajam, seperti ditusuk-tusuk, yang biasanya terasa pada waktu inspirasi.
   Nyeri ini mungkin terlokalisasi pada salah satu sisi tubuh, dan pasiennya mungkin
   melakukan splinting (membuat otot-otot menjadi kaku untuk menghindari nyeri.
   Dilatasi akut arteri pulmonalis utama dapat pula menimbulkan sensasi tekanan tumpul,
   seringkali tidak dapat dibedakan dengan angina pectoris. Ini disebabkan oleh ujung
   saraf yang berespon terhadap peregangan arteri pulmonalis utama.

          Nyeri dada mungkin merupakan gejala penyakit jantung paling penting. Tetapi
   ia tidak patognomonik untuk penyakit jantung. Telah diketahui bahwa nyeri dada dapat
   disebabkan oleh gangguan paru-paru, usus, kandung empedu, dan musculoskeletal.
   Berikut adalah ciri-ciri nyeri dada pada angina dan non-angina.

               Karakteristik               Angina                     Bukan Angina
               Lokasi              Retrosternal, difus               Di       bawah
                                                                     mamma      kiri,
                                                                     setempat
               Penyebaran          Lengan kiri, rahang,              Lengan kanan
                                   punggung

               Deskripsi           Nyeri terus menerus,              Tajam, seperti
               Nyeri               tajam, tertekan, seperti          ditusuk - tusuk,
                                   diperas, seperti dipijt           seperti disayat-
                                                                     sayat
               Intensitas          Ringan sampai berat               Menyiksa
               Lamanya             Bermenit-menit                    Beberapa detik,
                                                                     berjam-jam,
                                                                     berhari-hari.
               Dicetuskan          Usaha fisik,      emosi,          Pernapasan,
               oleh                makan, dingin                     sikap       tubuh,
                                                                     gerakan
Dihilangkan       Istirahat, nitrogliserin     Apa saja
                oleh



          Adapun penyebab lazim nyeri dada, yaitu

             Sistem organ                         Penyebab
   Jantung                             Penyakit               arteri
                                       koronaria
                                       Penyakit katup aorta
                                       Hipertensi pulmonal
                                       Prolaps katup mitral
                                       Perikarditis
   Vaskular                            Diseksi aorta
   Pulmonal                            Emboli paru
                                       Pneumonia
                                       Pleuritis
                                       Pneumotoraks
   Muskuloskeletal                     Kostokondritis
                                       Artritis
                                       Spasme otot
                                       Tumor tulang
   Neural                              Herpes zoster
   Gastrointestinal                    Penyakit tukak
                                       Penyakit kolon
                                       Hiatus hernia
                                       Pankreatitis
                                       Kolesistisis
   Emosional                           Ansietas
                                       Depresi




3. Patomekanisme nyeri dada
          Mekanisme nyeri dada yang akan dibahas hanyalah mekanisme untuk nyeri
   karena penyakit kardiovaskuler karena kemungkinan besar nyeri dada yang dialami
   pasien tersebut disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan hasil diskusi
   dari kelompok kami, ada dua mekanisme yang mungkin dapat terjadi, yaitu :
Aterosklerosis

                                  Ruptur plak

                               Pembentukan trombus

                           Penyempitan pembuluh darah

                               Kurangnya suplai O2

                                     Iskemik

    Apabila terjadi aterosklerosis pada pembuluh darah, semakin banyak akan
menyebabkan ruptur pada plak akibatnya terbentuk trombus. Apabila trombus ini
berkumpul semakin banyak, maka dapat menyebabkan obstruksi pada arteri koroner.
Apabila terjadi obstruksi, maka darah kekurangan suplai oksigen yang akan
menyebabkan iskemik. Iskemik inilah yang akan menimbulkan rasa nyeri pada daerah
dada.

                              Gangguan hemodinamik

                                  Vasokonstriksi

                               Pembentukan trombus

                            Penyempitan pembuluh darah

                              Kurangnya suplai oksigen

                                 Mekanisme anaerob

                              Penumpukan asam laktat

                               Menekan reseptor nyeri

                                   Nyeri dada
Apabila terjadi gangguan hemodinamik pada jantung, akan menimbulkan
vasokonstriksi pada pembuluh darah yang lama kelamaan menyebabkan trombus.
Trombus yang terbentuk dan bertambah besar, akan menyebabkan obstruksi pada arteri
koroner sehingga dapat terjadi penyempitan. Akibatnya, suplai oksigen untuk jaringan
dan arteri koroner khususnya akan berkurang. Hal ini mengakibatkan mekanisme
anaerob meningkat sebagai mekanisme kompensasi dari tubuh. Namun, akibatnya akan
terbentuk asam laktat yang sangat banyak sehingga menekan ujung-ujung saraf atau
reseptor nyeri pada daerah dada yang akan menimbulkan respon nyeri.

         Nyeri sebenarnya adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untuk
menimbulkan kesadaran bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan. Terdapat
tiga kategori reseptor nyeri yaitu nosiseptor mekanis, yang berespon terhadap
kerusakan mekanis misalnya tusukan, benturan, atau cubitan; nosiseptor termal yang
berespon terhadap suhu yang berlebihan terutama panas; dan nosiseptor polimodal
yang berespon setara terhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk iritasi
zat kimia yang dikeluarkan dari jaringan yang cedera. Ketiga nosiseptor ini adalah
ujung saraf telanjang yang tidak beradaptasi terhadap rangsangan yang menetap atau
repetitive.

         Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan termal disalurkan
melalui serat A-delta yang berukuran besar dan bermielin dengan kecepatan sampai 30
meter/detik (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosiseptor polimodal diangkut oleh serat C
yang kecil dan tidak bermielin dengan kecepatan yang jauh lebih lambat sekitar 12
meter/detik (jalur nyeri lambat).

         Salah satu neurotransmitter yang dikeluarkan dari ujung-ujung aferen nyeri ini
adalah subtansi P yang diperkirakan khas untuk serat-serat nyeri. Jalur nyeri asenden
memiliki tujuan di korteks somatosensorik, thalamus dan formasio retikularis.

         Jadi penyebab nyeri yaitu tersensitisasinya nosiseptor-nosi septor yang ada
pada tubuh juga bias disebabkan oleh kerusakan di             dalam jalur-jalur nyeri
walaupun tidak terdapat cedera perifer atau rangsang nyeri. Sebagai contoh, stroke
   yang merusak jalur-jalur asendens dapat menimbulkan sensasi nyeri yang abnormal
   dan menetap.

            Dengan melihat penjelasan di atas, proses terjadinya nyeri dada yaitu karena
   terjadinya iskemia jaringan pada jantung yang akan mengubah jalur transportasi energi
   yang tadinya aerob menjadi anaerob yang akan menghasilkan banyak asam laktat. Sifat
   asam laktat ini yang kemudian merangsang nosiseptor-nosiseptor yang ada pada
   jantung yang akan menimbulkan sensasi nyeri.




4. Nyeri dada substernal yang bersifat intermitten dan menjalar ke lengan kiri.
            Nyeri dada bersifat intermitten berarti nyeri dada yang ditandai dengan
   periode aktif dan tidak aktif secara berselang-seling. Hal itu disebabkan karena nyeri
   dada hanya muncul pada saat beraktivitas dan berkurang saat beristirahat. Hal tersebut
   memberi kesan bahwa nyeri dada tersebut muncul tidak secara terus-menerus tetapi
   secara intermitten.
            Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri berkaitan dengan masukan sensoris,
   setiap daerah spesifik di tubuh yang dipersarafi oleh saraf spinalis tertentu yang
   disebut dermatom. Saraf spinalis ini juga membawa serat-serat yang bercabang untu
   mempersarafi organ-organ dalam, kadang-kadang nyeri yang berasal dari organ
   tersebut dialihkan ke dermatom yang dipersarafi oleh saraf spinalis yang sama. Nyeri
   yang seperti ini disebut nyeri alih. Nyeri yang berasal dari jantung mungkin terasa
   berasal dari lengan dan bahu kiri yang mekanismenya belum diketahui secara pasti.
   Diperkirakan masukan yang berasal dari jantung sama-sama menggunakan suatu jalur
   yang sama ke otak dengan masukan dari ekstremitas atas kiri. Pusat persepsi yang lebih
   tinggi, karena lebih terbiasa menerima masukan sensorik dari lengan kiri dari pada
   jantung, mungkin menginterpretasikan masukan dari jantung berasal dari lengan kiri.
5.   Nyeri dada terasa saat beraktivitas dan berkurang saat beristirahat.
            Secara umum, nyeri dada disebabkan oleh timbulnya iskemia miokard karena
     suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran darah berkurang karena terjadi
     penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria). Penyempitan terjadi karena
     proses aterosklerosis atau spasme pembuluh koroner atau kombinasi dari keduanya.
     Pada mulanya suplai darah tersebut walaupuin berkurang masih cukup untuk
     memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat, tetapi tidak cukup bila kebutuhhan
     oksigen miokard meningkatseperti pada waktu pasien melakuikan aktivitas fisis yang
     cukup berat. Oleh karena itu, nyeri dada pada pasien tersebut timbul pada waktu pasien
     melakukan aktivitas.


6.    Hubungan riwayat penyakit hipertensi dan dislipidemia dengan gejala yang dialami
     oleh pasien dalam skenario.
a.   Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan gejala yang dialami oleh pasien dalam
     skenario.
             Hipotesis pertama mengenai terbentuknya arteriosklerosis didasarkan pada
     kenyataan bahwa tekanan darah yang tinggi secara kronis menimbulkan gaya regang
     atau potong yang merobek lapisan endotel arteri dan arteriol. Gaya regang terutama
     timbul di tempat-tempat arteri bercabang atau membelok: khas untuk arteri koroner,
     aorta, dan arteri-arteri serebrum. Dengan robeknya lapisan endotel, timbul kerusakan
     berulang sehingga terjadi siklus peradangan, penimbunan sel darah putih dan
     trombosit, serta pembentukan bekuan. Setiap trombus yang terbentuk dapat terlepas
     dari arteri sehingga menjadi embolus di bagian hilir.
           Peningkatan tekanan darah sistemik pada hipertensi menimbulkan peningkatan
     resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban kerja jantung
     bertambah, akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kekuatan
     kontraksi. Kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan
     hipertrofi kompensasi dapat terlampaui; kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas
suplai pembuluh koroner menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang
bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan
jaringan, dan menekan fungsi miokardium. Berkurangnya kadar oksigen memaksa
miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi metabolisme
anaerobik. Metabolisme anaerobik lewat lintasan glikolitik jauh lebih tidak efisien
apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan
siklus Krebs.
      Pembentukan fosfat berenergi tinggi menurun cukup besar.Hasil akhir
metabolisme anaerob, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga menurunkan pH sel.
Gabungan efek hipoksia, berkurangnya energi yang tersedia, serta asidosis dengan
cepat mengganggu fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang
terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek, dan daya serta kecepatannya
berkurang.
      Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal;
bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi. Berkurangnya
daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika. Perubahan
hemodinamika bervariasi sesuai ukuran segmen yang mengalami iskemia, dan derajat
respon refleks kompensasi sistem saraf otonom. Menurunnya fungsi ventrikel kiri
dapat mengurangi curah jantung dengan berkurangnya curah sekuncup (jumlah darah
yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut). Berkurangnya pengosongan ventrikel
saat sistol akan memperbesar volume ventrikel. Akibatnya, tekanan jantung kiri akan
meningkat; tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan baji dalam kapiler paru-
paru akan meningkat. Peningkatan tekanan diperbesar oleh perubahan daya kembang
dinding jantung akibat iskemia. Dinding yang kurang lentur semakin memperberat
peningkatan tekanan pada volume ventrikel tertentu.
      Pada iskemia, manifestasi hemodinamika yang sering terjadi adalah peningkatan
ringan tekanan darah dan denyut jantung sebelum timbul nyeri. Jelas bahwa, pola ini
merupakan respon kompensasi simpatis terhadap berkurangnya fungsi miokardium.
Dengan timbulnya nyeri sering terjadi perangsangan lebih lanjut oleh katekolamin.
Penurunan tekanan darah merupakan tanda bahwa miokardium yang terserang iskemia
cukup luas atau merupakan suatu respon vagus. Iskemia miokardium secara khas
disertai oleh dua perubahan elektrokardiogram akibat perubahan elektrofisiologi
selular, yaitu gelombang T terbalik dan depresi segmen ST. Elevasi segmen ST
dikaitkan dengan sejenis angina yang dikenal dengan nama angina Prinzmetal.
      Serangan      iskemi   biasanya   mereda     dalam    beberapa     menit   apabila
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen sudah diperbaiki. Perubahan
metabolik,     fungsional,   hemodinamik     dan   elektrokardiografik    yang    terjadi
semuanyabersifat reversibel.

       Penyebab infark miokardium adalah terlepasnya plak arteriosklerosis dari salah
satu arteri koroner dan kemudian tersangkut di bagian hilir sehingga menyumbat aliran
darah ke seluruh miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh tersebut. Aterosklerosis
adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh endapan lemak,
trombosit, makrofag dan leukosit di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke
tunikamedia.

       Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses berkesinambungan,
melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti.
Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tak terduga agaknya berkaitandengan ruptur
plak, meskipun ruptur tidak selalu diikuti gejala klinik. Seringkali ruptur segera pulih;
agaknya dengan cara inilah proses plak berlangsung.

       Sekarang aterosklerosis tak lagi dianggap merupakan proses penuaan saja.
Timbulnya "bercak-bercak lemak" di dinding arteria koronaria merupakan fenomena
alamiah bahkan sejak masa kanak-kanak dan tidak selalu harus menjadi lesi
aterosklerotik; terdapat banyak faktor saling berkaitan yang dapat mempercepat proses
aterogenik. Telah dikenal beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya
aterosklerosis koroner pada individu tertentu.
Infark miokardium juga dapat terjadi jika lesi trombotik yang melekat di arteri
   menjadi cukup besar untuk menyumbat total aliran ke bagian hilir, atau jika suatu
   ruang jantung mengalami hipertrofi berat sehingga kebutuhan oksigen tidak dapat
   terpenuhi.
b. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan gejala yang dialami oleh pasien dalam
   skenario.
         Hipotesis kedua mengisyaratkan bahwa kadar kolesterol serum dan trigliserida
   yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan arteriosklerosis. Pada pengidap
   arteriosklerosis, pengedapan lemak ditemukan di seluruh kedalaman tunika intima,
   meluas ke tunika media. Kolesterol dan trigliserid di dalam darah terbungkus di dalam
   protein pengangkut lemak yang disebut lipoprotein. Lipoprotein berdensitas tinggi
   (high-density lipoprotein, HDL ) membawa lemak ke luar sel untuk diuraikan, dan
   diketahui bersifat protektif melawan arteriosklerosis. Namun, lipoprotein berdensitas
   rendah (low density lipoprotein,LDL) dan lipoprotein berdensitas sangat rendah (very-
   low-density lipoprotein,VLDL) membawa lemak ke sel tubuh, termasuk sel endotel
   arteri, oksidasi kolesterol dan trigliserid menyebabkanpembentukan radikal bebas yang
   diketahui merusak sel-sel endotel.


7. Hubungan riwayat keluarga bapaknya meninggal karena infark miokard pada usia 56
   tahun dan merokok 50 bungkus pertahun dengan gejala yang dialami oleh pasien dalam
   skenario.
          Riwayat keluarga bapaknya meninggal karena infark miokard pada usia 56
   tahun merupakan salah satu faktor resiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler
   Pentingnya pengaruh genetik dan lingkungan masih belum diketahui. Komponen
   genetik dapat diduga pada beberapa bentuk aterosklerosis yang nyata, atau yang cepat
   perkembangannya, seperti pada gangguan lipid familial. Tetapi, riwayat keluarga dapat
   pula mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup
   yang menimbulkan stres atau obesitas.
Merokok merupakan faktor resiko yang independen. Mekanisme terjadinya
     aterosklerosis akibat merokok belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan akibat:

a.   Stimulasi sistim saraf simpatis oleh nikoton dan ikatan O2 dengan hemoglobin akan
     digantikan dengan Karbonmonoksida
b. Reaksi imunologi direk pada dinding pembuluh darah
c.   Peningkatan agregasi trombosit
d. Peningkatan permeabilitas endotel terhadap lipid akibat zat-zat yang terdapat di dalam
     rokok.



8.   Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis dan membuktikan bahwa pasien
     benar-benar tidak mengalami napas yang pendek, mual, muntah atau diaforesis.
a.   Elektrokardiogram (EKG)

              Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saatserangan angina sering masih
     normal. Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark
     miokard di masa lampau. Kadang-kadang menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada
     pasien hipertensi dan angina dapat pula menunjukkan perubahan segmen ST dan
     gelombang T yang tidak khas. Pada saat serangan angina, EKG akan menunjukkan
     depresi segmen ST dan gelombang T dapat menjadi negatif.

b. Foto rontgen dada

              Foto rontgen dada seringmenunjukkan bentuk jantung yang normal; pada
     pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya
     kalsifikasi arkus aorta.

c.   Pemeriksaan laboratorium

              Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina
     pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut
sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan
     meningkat kadarnya pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih
     normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida dan
     pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti
     hiperlipidemia dan/atau diabetes mellitus.




9. Differential Diagnosis (DD) dan penatalaksanaannya.
a.   Differensial Diagnosis
          Pada kasus di atas terdapat beberapa kemungkinan penyakit yang diderita oleh
     pasien yang dapat menyebabkan nyeri dada sesuai dengan gejala yang dialami oleh
     pasien. Differensial Diagnosisnya adalah sebagai berikut :
     Angina Pectoris
     Infark Miokardium
     Penyakit Jantung Hipertensi
     Perikarditis


b. Penatalaksanaan
     Non Farmakologis
     Menghilangkan faktor pemberat
     Mengurangi faktor resiko
     Mengubah life style
     Farmakologis
     Intervensi Bedah



     E. Tujuan pembelajaran Selanjutnya
            Tujuan pembelajaran selanjutnya, yaitu:
1. Mengetahui lebih dalam tentang penyakit-penyakit yang menyebabkan nyeri dada.
2. Mengetahui penatalaksanaan penyakit-penyakit yang menyebabkan nyeri dada.



     F. Informasi Baru

     1. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan nyeri dada.

a.   Angina Pectoris
            Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan
     sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali
     menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien
     melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya.
     Nyeri dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard.




b. Miokard infark
            Infark miokard akut adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung
     terganggu. Gambaran distribusi umur, geografi, jenis kelamin, dan faktor resiko infark
     miokard sesuai angina pektoris atau penyakit jantung koroner pada umumnya. Nyeri
     bisa terjadi siang atau malam, tapi biasanya pada pagi hari waktu bangun tidur dan
     bersifat dalam. Penyakit ini dapat disebabkan oleh merokok. Keluhan utama berupa
     nyeri dada khususnya sternum, rasa tertekan, dan tidak hilang pada saat istirahat.

c.   Penyakit Jantung Hipertensi
            Penyakit jantung hipertensi berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung
     karena hipertensi sitemik yang lama dan berkepanjangan. Penyakit jantung hipertensi
     secara anatomi ditandai oleh penebalan ventrikel kiri dan disertai dengan peningkatan
     berat jantung.

d. Perikarditis
Perikarditis merupakan penyakit radang atau inflamasi pada lapisan
   perikardium dari jantung. Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, kuman, bakteri,
   jamur, dan lain-lain. Nyeri yang ditimbulkan dari penyakit ini spesifik yang terletak
   pada belakang dada pada musculus trapezius. Nyeri yang ditimbulkan dipicu oleh
   adanya batuk dan inspirasi. Penyakit ini dapat disertai dengan adanya demam dan
   takikardia. Namun, yang menarik adalah bahwa perikarditis ini dapat disebabkan oleh
   virus influenza. Batuk yang ditimbulkan itu khas untuk kardio yaitu panjang dengan
   nada rendah.

2. Penatalaksanaan masing-masing Differensial Diagnosis.
   a. Angina Pectoris

          Tujuan pengobatan terutama mencegah kematian dan terjadinya serangan
   jantung (infark) sedangkan yang lainnya adalah mengontrol serangan angina sehingga
   memperbaiki kualitas hidup. Pengobatan terdiri dari :

1) Non Farmakologis

   Pemberian Oksigen
   Istirahat pada saat datangnya serangan angina
   Perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, dll.
   Penurunan berat badan
   Penyesuaian diet
   Olahraga teratur
2) Farmakologis

   Aspirin
   Penyekat beta
   Angiotensin converting enzyme, terutama bila disertai hipertensi atau disfungsi LV
Pemakaian obat-obatan untuk penurunan LDL pada pasien-pasien dengan LDL
   berlebih.
   Nitrogliserin semprot/sublingual untuk mengoontrol angina.
    Antagonis Ca atau Nitrat jangka panjang dan kombinasinya untuk tambahan beta
   blocker apabiola ada kontraindikasi penyekat beta, tatau efek samping tak dapat
   ditolerir atau gagal.
   Klopidogrel untuk pengganti aspirin yang terkontraindikasi mutlak.
b. Infark Miokard
   Istirahat total
   Diet makanan lunak serta rendah garam
   Pasang infus dekstrosa 5 % emergency
   Atasi nyeri :
   1) Morfin 2,5 5 mg iv atau petidin 25 50 mg im
   2) Lain - lain: nitrat , antagonis kalsium , dan beta bloker
   Oksigen 2 4 liter/menit
   Sedatif sedang seperti diazepam 3 dd 2 5 mg per oral
    Antikoagulan : Heparin 20000 40000 U/24 jam atau drip iv atas indikasi. Diteruskan
   dengan asetakumarol atau warfarin
   Streptokinase / trombolisis.
c. Penyakit jantung hipertensi
          Pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal,
   mengobati payah jantung karena hipertensi, mengurangi morbiditas dan mortalitas
   terhadap penyakit kardiovaskuler semaksimal mungkin. Untuk menurunkan tekanan
   darah dapat ditinjau 3 faktor fisiologis yaitu, menurunkan isi cairan intravaskuler dan
   Na darah dengan diuretic, menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon
   kardiovaskuler terhadap rangsangan andrenergik dengan obat dari golongan
   antisimpatis dan menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator.
d. Perikarditis
Semua penderita perikarditis akut harus dirawat untuk menilai/observasi
   timbulnya tamponade dan membedakannya dengan infark jantung akut. OAINS ( obat
   anti inflamasi nonsteroid) dipakai sebagai dasar pengobatan medikamentosa.
   Kortikosteroid (oral prednison) diperlukan bila sakitnya tidak teratasi dengan OAINS.
   Punksi perikard dilakukan untuk tindakan diagnostic. Bila timbul tamponade maka
   punksi preikard dilakukan sebagai tibndakan terapi. Perikarditis rekuren dapat diobati
   dengan pemberian kolkisin 1-2 mg/hari.




   1) Efusi pericardial kronik

        Pengobatan penyakit dasar merupakan tujuan utama. Tetapi beberapa efusi kronik
   idiopatik dapat diobati dengan mengguanakan indometasin atau kortikosteroid. Bila
   efusi perikard kronik tetap menimbulkan gejala/keluhan maka perlu dipertimbangkan
   perikardiektomi.

2) Perikarditis efusi-konstriktif
        Penatalaksanaan berupa pengobatan penyakit dasar dan perikardiektomi.

3) Perikarditis konstriktif
           Bila diagnosis telah dibuat maka perikardiektomi merupakan satu-satunya
   pengobatan untuk menghilangkan tahanan pengisian ventrikel pada fase diastolic.



   G. Analisis Informasi

         Pada kasus, Seorang Laki-laki umur 55 tahun datang ke klinik dengan keluhan
   nyeri dada. Dia mengeluh 6 bulan terakhir mengalami nyeri dada substernal bersifat
   intermitten dan menjalar ke lengan kiri. Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan
   kegiatan dan menurun ketika istirahat. Dia menyangkal mengalami napas yang pendek,
   mual, muntah atau diaforesis. Dia memiliki riwayat penyakit hipertensi dan
dislipidemia. Pada riwayat keluarga diperoleh keterangan bahwa bapaknya meninggal
   karena infark miokard pada usia 56 tahun. Dia menghabiskan 50 bungkus rokok
   pertahun.

          Informasi yang tertera pada modul merupakan informasi yang sangat umum,
   gejala-gejala yang muncul merupakan gejala umum pada penyakit kardiovaskuler
   sehingga pengambilan diagnosa yang pasti merupakan hal yang kurang bijak dan tidak
   tepat. Oleh karena itu dengan berdasarkan gejala-gejala tersebut, dapat dimunculkan
   beberapa diagnosa banding yang masih memerlukan tahap-tahap tertentu seperti
   pemeriksaan penunjang lainnya yang memungkinkan munculnya kausa penyakit dan
   penegakan diagnosa yang tepat. Diagnosa banding adalah :
1. Angina Pectoris Stabil (APS)
2. Infark Miokardium (IM)
3. Penyakit Jantung Hipertensi (PJH)
4. Perikarditis (P)
          Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh penderita dalam pasien, maka
   dapat dianalisis sebagai berikut:


         DD
                                       APS          IM         PJH           P
          Kata Kunci
         Laki-laki 55 tahun             +           +            +           +
         Nyeri dada substernal          +           +            +           +
         Bersifat Intermitten           +           -            +           +
         Menjalar ke lengan kiri        +           +            -           -
         Nyeri saat bergiat dan
                                        +            -           +           +
         menurun saat istirahat
         Tidak      ada     napas
         pendek, mual, muntah           +            -           +           +
         dan diaforesis
         Riwayat hipertensi dan
                                        +           +            +           +
         disipidemia
         Riwayat keluarga ayah          +           +            +           +
meninggal     karena
     infark miokard pada
     usia 56 tahun
     Mengkonsumsi      50
     bungkus        rokok             +            +            +           +
     pertahun.



       Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, maka dapat ditetapkan bahwa
Differensial Diagnosis utama adalah Angina Pectoris Stabil. Namun, dalam penetapan
diagnosis tetap harus dilakukan pemeriksaan penunjang karena manifestasi klinis yang
diberikan skenario sangatlah umum. Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosis angina pectoris stabil, yaitu elektrokardiogram (EKG),
foto rontgen dada, dan pemeriksaan laboratorium.

       Infark miokardium dapat disingkirkan sebagai diagnosis utama karena nyeri
dada pada infark miokardium dapat terjadi saat beraktivitas maupun pada saat
beristirahat. Lama nyerinya pun biasanya 20 menit. Perikarditis pun dapat disingkirkan
sebagai diagnosis utama karena gejala perikarditis disertai dengan riwayat infeksi
sebelumnya.

       Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering
masih normal. Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat
infark miokard di masa lampau. Kadang-kadang menunjukkan pembesaran ventrikel
kiri pada pasien hipertensi dan angina dapat pula menunjukkan perubahan segmen ST
dan gelombang T yang tidak khas. Pada saat serangan angina, EKG akan menunjukkan
depresi segmen ST dan gelombang T dapat menjadi negatif.

       Foto rontgen dada seringmenunjukkan bentuk jantung yang normal; pada
pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya
kalsifikasi arkus aorta.
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina
pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut
sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan
meningkat kadarnya pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih
normal.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Gastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maagGastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maag
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
 
Gerd kelompok 3
Gerd kelompok 3Gerd kelompok 3
Gerd kelompok 3
 
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nursApa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 

Viewers also liked

contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensiNirma Syari Vutry
 
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Amanda Putri Utami
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusSelvia Agueda
 
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aAi Coryde
 
Modul 3 Skenario 2 Muskuloskeletal
Modul 3 Skenario 2 MuskuloskeletalModul 3 Skenario 2 Muskuloskeletal
Modul 3 Skenario 2 Muskuloskeletalsandranamahen
 
Contoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiContoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiUJUNGAYA
 
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanLatihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanSarwan Hadi
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bAi Coryde
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaMahasiswa
 
Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)
Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)
Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)Amee Hidayat
 
Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21SiLvi Fata
 
Modul nyeri-sendi
Modul nyeri-sendiModul nyeri-sendi
Modul nyeri-sendihyoki
 
Laporan modul 2
Laporan modul 2Laporan modul 2
Laporan modul 2Mahasiswa
 

Viewers also liked (20)

contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
 
Kasus sistem saraf
Kasus sistem sarafKasus sistem saraf
Kasus sistem saraf
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
 
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
 
Modul 3 Skenario 2 Muskuloskeletal
Modul 3 Skenario 2 MuskuloskeletalModul 3 Skenario 2 Muskuloskeletal
Modul 3 Skenario 2 Muskuloskeletal
 
Contoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensiContoh kasus hipertensi
Contoh kasus hipertensi
 
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanLatihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
 
Nyeri ekstremitas
Nyeri ekstremitasNyeri ekstremitas
Nyeri ekstremitas
 
Penatalaksanaan tb
Penatalaksanaan tbPenatalaksanaan tb
Penatalaksanaan tb
 
Latihan kardiovaskuler
Latihan kardiovaskulerLatihan kardiovaskuler
Latihan kardiovaskuler
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7b
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
 
Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)
Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)
Asuhan Keperawatan IMA (Infark Miokardium Akut)
 
Kasus pjk
Kasus pjkKasus pjk
Kasus pjk
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Soal dan jawaban baru
Soal dan jawaban baruSoal dan jawaban baru
Soal dan jawaban baru
 
Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21Skenario 3 blok21
Skenario 3 blok21
 
Modul nyeri-sendi
Modul nyeri-sendiModul nyeri-sendi
Modul nyeri-sendi
 
Laporan modul 2
Laporan modul 2Laporan modul 2
Laporan modul 2
 

Similar to Kasus skenario 1 modul 2

Similar to Kasus skenario 1 modul 2 (20)

MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
angina pectoris
 angina pectoris angina pectoris
angina pectoris
 
Asuhan keperawatan angina pectoris
Asuhan keperawatan angina pectorisAsuhan keperawatan angina pectoris
Asuhan keperawatan angina pectoris
 
Asuhan keperawatan angina pectoris
Asuhan keperawatan angina pectorisAsuhan keperawatan angina pectoris
Asuhan keperawatan angina pectoris
 
Miokard infark
Miokard  infarkMiokard  infark
Miokard infark
 
Angina Pektoris
Angina PektorisAngina Pektoris
Angina Pektoris
 
Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2
 
Angina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askep
Angina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askepAngina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askep
Angina-Pectoris-Fix.docxUAP.docx Laporan Pendahuluan dan askep
 
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKMSistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 
Askep e salio
Askep e salio Askep e salio
Askep e salio
 
Miokard infark
Miokard infarkMiokard infark
Miokard infark
 
Angina pectoris preasentation
Angina pectoris preasentationAngina pectoris preasentation
Angina pectoris preasentation
 
Angina pectoris
Angina pectorisAngina pectoris
Angina pectoris
 
11 sistem dalam tubuh AKPER PEMKAB MUNA
11 sistem dalam tubuh AKPER PEMKAB MUNA 11 sistem dalam tubuh AKPER PEMKAB MUNA
11 sistem dalam tubuh AKPER PEMKAB MUNA
 
Angina pektoris
Angina pektorisAngina pektoris
Angina pektoris
 
fisiologi Jantung
fisiologi Jantungfisiologi Jantung
fisiologi Jantung
 
11 sistem dalamtubuh
11 sistem dalamtubuh11 sistem dalamtubuh
11 sistem dalamtubuh
 
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nandaAsuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
 

Recently uploaded

Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 

Recently uploaded (20)

Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 

Kasus skenario 1 modul 2

  • 1. KASUS Skenario 1: Seorang Laki-laki umur 55 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri dada. Dia mengeluh 6 bulan terakhir mengalami nyeri dada substernal bersifat intermitten dan menjalar ke lengan kiri. Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan kegiatan dan menurun ketika istirahat. Dia menyangkal mengalami napas yang pendek, mual, muntah atau diaforesis. Dia memiliki riwayat penyakit hipertensi dan dislipidemia. Pada riwayat keluarga diperoleh keterangan bahwa bapaknya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun. Dia menghabiskan 50 bungkus rokok pertahun. A. Kata Kunci 1. Laki-laki 55 tahun 2. Nyeri dada substernal 6 bulan terakhir 3. Intermitten 4. Menjalar ke lengan kiri 5. Nyeri ketika melakukan kegiatan dan menurun ketika istirahat 6. Tidak ada napas pendek, mual, muntah dan diaforesis 7. Riwayat hipertensi dan disipidemia 8. Riwayat keluarga ayah meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun 9. Mengkonsumsi 50 bungkus rokok pertahun. B. Kata Sulit 1. Substernal Substernal adalah terletak di bawah sternum. 2. Diaforesis Diaforesis adalah berkeringat 3. Infark miokard
  • 2. Infak miokard adalah suatu gangguan pada jantung yang ditandai dengan terbentuknya daerah nekrosis iskemik terbatas pada miokardium jantung. 4. Dislipidemia Dislipidemia adalah suatu keadaan di mana terjadi gangguan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan kolesterol, peningkatan trigliserida, peningkatan LDL (Low Density Lipoprotein) dan penurunan HDL (High Density Lipoprotein) C. Pertanyaan 1. Jelaskan anatomi jantung khususnya vaskularisasi dan innervasi jantung ! 2. Jelaskan perbedaan nyeri dada yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dengan nyeri dada yang disebabkan oleh penyakit non-kardiovaskuler ! 3. Jelaskan mekanisme nyeri dada substernal yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler ! 4. Mengapa nyeri dada substernal yang dialami oleh pasien tersebut bersifat intermitten dan menjalar ke lengan kiri ? 5. Mengapa nyeri dada terasa saat beraktivitas dan berkurang saat beristirahat ? 6. Apakah hubungan riwayat penyakit hipertensi dan dislipidemia dengan gejala yang dialami oleh pasien dalam skenario ? 7. Apakah hubungan riwayat keluarga bapaknya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun dan merokok 50 bungkus pertahun dengan gejala yang dialami oleh pasien dalam skenario ? 8. Pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis ? 9. Jelaskan Differential Diagnosis (DD) dan penatalaksanaannya ? D. Jawaban 1. Anatomi jantung. a. Vaskularisasi jantung
  • 3. Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenisasi otot jantung. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil. Arteri koronaria adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Muara arteri koronaria ini terdapat di dalam sinus valsava dalam aorta, tepat di atas katup aorta. Sirkulasi koroner terdiri dari arteria koronaria kanan dan kiri. Arteria koronaria sinister mempunyai dua cabang besar, arteria desendens anterior kiri dan arteria sirkumfleksa kiri. Arteri koronaria dexter bercabang menjadi ramus marginalis, ramus transverses, ramus descendens posterior, serta cabang-cabang kecil yang mensuplai conus arteriosus dan SA node. b. Innervasi jantung Innervasi jantung dibagi menjadi innervasi intrinsic, yaitu system penghantar rangsang dan innervasi ekstrinsik, yaitu dibentuk oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatis. Serabut-serabut simpatis berasal dari dua sumber, yaitu secara langsung berasal dari ganglion paravertebrale thoracale 1-5, disebut rami mediastinales dan secara tidak langsung dari ganglion cervical. Ganglion cervical adalah ganglion paravertebrale yang merupakan bagian dari truncus sympathicus, terdiri dari ganglion cervical superior, ganglion cervical medium dan ganglion cervical inferius (ganglion cervicothoracicum=ganglion stellatum). Serabut-serabut saraf parasimpatis berasal dari Nervus vagus, sebagai berikut : (1) Ramus cardiacus superius yang dipercabangkan tepat setelah n.vagus mempercabangkan nervus laringeus superior. (2) Ramus cardiacus inferius yang dipercabangkan sewaktu n.vagus mempercabangkan nervus recurrens. (3) Ramus cardiothoracalis yang dipercabangkan di sebelah kaudal nervus recurrens di dalam cavitas thoracis.
  • 4. 2. Perbedaan nyeri dada akbiat penyakit kardiovaskuler dan nonkardiovaskuler. Nyeri dada yang berkaitan dengan penyakit paru biasanya disebabkan oleh terserangnya dinding dada atau pleura parietal. Serabut saraf banyak terdapat di daerah ini. Nyeri pleura adalah gejala umum peradangan pleura parietal. Nyeri ini dilukiskan sebagai nyeri tajam, seperti ditusuk-tusuk, yang biasanya terasa pada waktu inspirasi. Nyeri ini mungkin terlokalisasi pada salah satu sisi tubuh, dan pasiennya mungkin melakukan splinting (membuat otot-otot menjadi kaku untuk menghindari nyeri. Dilatasi akut arteri pulmonalis utama dapat pula menimbulkan sensasi tekanan tumpul, seringkali tidak dapat dibedakan dengan angina pectoris. Ini disebabkan oleh ujung saraf yang berespon terhadap peregangan arteri pulmonalis utama. Nyeri dada mungkin merupakan gejala penyakit jantung paling penting. Tetapi ia tidak patognomonik untuk penyakit jantung. Telah diketahui bahwa nyeri dada dapat disebabkan oleh gangguan paru-paru, usus, kandung empedu, dan musculoskeletal. Berikut adalah ciri-ciri nyeri dada pada angina dan non-angina. Karakteristik Angina Bukan Angina Lokasi Retrosternal, difus Di bawah mamma kiri, setempat Penyebaran Lengan kiri, rahang, Lengan kanan punggung Deskripsi Nyeri terus menerus, Tajam, seperti Nyeri tajam, tertekan, seperti ditusuk - tusuk, diperas, seperti dipijt seperti disayat- sayat Intensitas Ringan sampai berat Menyiksa Lamanya Bermenit-menit Beberapa detik, berjam-jam, berhari-hari. Dicetuskan Usaha fisik, emosi, Pernapasan, oleh makan, dingin sikap tubuh, gerakan
  • 5. Dihilangkan Istirahat, nitrogliserin Apa saja oleh Adapun penyebab lazim nyeri dada, yaitu Sistem organ Penyebab Jantung Penyakit arteri koronaria Penyakit katup aorta Hipertensi pulmonal Prolaps katup mitral Perikarditis Vaskular Diseksi aorta Pulmonal Emboli paru Pneumonia Pleuritis Pneumotoraks Muskuloskeletal Kostokondritis Artritis Spasme otot Tumor tulang Neural Herpes zoster Gastrointestinal Penyakit tukak Penyakit kolon Hiatus hernia Pankreatitis Kolesistisis Emosional Ansietas Depresi 3. Patomekanisme nyeri dada Mekanisme nyeri dada yang akan dibahas hanyalah mekanisme untuk nyeri karena penyakit kardiovaskuler karena kemungkinan besar nyeri dada yang dialami pasien tersebut disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan hasil diskusi dari kelompok kami, ada dua mekanisme yang mungkin dapat terjadi, yaitu :
  • 6. Aterosklerosis Ruptur plak Pembentukan trombus Penyempitan pembuluh darah Kurangnya suplai O2 Iskemik Apabila terjadi aterosklerosis pada pembuluh darah, semakin banyak akan menyebabkan ruptur pada plak akibatnya terbentuk trombus. Apabila trombus ini berkumpul semakin banyak, maka dapat menyebabkan obstruksi pada arteri koroner. Apabila terjadi obstruksi, maka darah kekurangan suplai oksigen yang akan menyebabkan iskemik. Iskemik inilah yang akan menimbulkan rasa nyeri pada daerah dada. Gangguan hemodinamik Vasokonstriksi Pembentukan trombus Penyempitan pembuluh darah Kurangnya suplai oksigen Mekanisme anaerob Penumpukan asam laktat Menekan reseptor nyeri Nyeri dada
  • 7. Apabila terjadi gangguan hemodinamik pada jantung, akan menimbulkan vasokonstriksi pada pembuluh darah yang lama kelamaan menyebabkan trombus. Trombus yang terbentuk dan bertambah besar, akan menyebabkan obstruksi pada arteri koroner sehingga dapat terjadi penyempitan. Akibatnya, suplai oksigen untuk jaringan dan arteri koroner khususnya akan berkurang. Hal ini mengakibatkan mekanisme anaerob meningkat sebagai mekanisme kompensasi dari tubuh. Namun, akibatnya akan terbentuk asam laktat yang sangat banyak sehingga menekan ujung-ujung saraf atau reseptor nyeri pada daerah dada yang akan menimbulkan respon nyeri. Nyeri sebenarnya adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan. Terdapat tiga kategori reseptor nyeri yaitu nosiseptor mekanis, yang berespon terhadap kerusakan mekanis misalnya tusukan, benturan, atau cubitan; nosiseptor termal yang berespon terhadap suhu yang berlebihan terutama panas; dan nosiseptor polimodal yang berespon setara terhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk iritasi zat kimia yang dikeluarkan dari jaringan yang cedera. Ketiga nosiseptor ini adalah ujung saraf telanjang yang tidak beradaptasi terhadap rangsangan yang menetap atau repetitive. Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan termal disalurkan melalui serat A-delta yang berukuran besar dan bermielin dengan kecepatan sampai 30 meter/detik (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosiseptor polimodal diangkut oleh serat C yang kecil dan tidak bermielin dengan kecepatan yang jauh lebih lambat sekitar 12 meter/detik (jalur nyeri lambat). Salah satu neurotransmitter yang dikeluarkan dari ujung-ujung aferen nyeri ini adalah subtansi P yang diperkirakan khas untuk serat-serat nyeri. Jalur nyeri asenden memiliki tujuan di korteks somatosensorik, thalamus dan formasio retikularis. Jadi penyebab nyeri yaitu tersensitisasinya nosiseptor-nosi septor yang ada pada tubuh juga bias disebabkan oleh kerusakan di dalam jalur-jalur nyeri
  • 8. walaupun tidak terdapat cedera perifer atau rangsang nyeri. Sebagai contoh, stroke yang merusak jalur-jalur asendens dapat menimbulkan sensasi nyeri yang abnormal dan menetap. Dengan melihat penjelasan di atas, proses terjadinya nyeri dada yaitu karena terjadinya iskemia jaringan pada jantung yang akan mengubah jalur transportasi energi yang tadinya aerob menjadi anaerob yang akan menghasilkan banyak asam laktat. Sifat asam laktat ini yang kemudian merangsang nosiseptor-nosiseptor yang ada pada jantung yang akan menimbulkan sensasi nyeri. 4. Nyeri dada substernal yang bersifat intermitten dan menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada bersifat intermitten berarti nyeri dada yang ditandai dengan periode aktif dan tidak aktif secara berselang-seling. Hal itu disebabkan karena nyeri dada hanya muncul pada saat beraktivitas dan berkurang saat beristirahat. Hal tersebut memberi kesan bahwa nyeri dada tersebut muncul tidak secara terus-menerus tetapi secara intermitten. Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri berkaitan dengan masukan sensoris, setiap daerah spesifik di tubuh yang dipersarafi oleh saraf spinalis tertentu yang disebut dermatom. Saraf spinalis ini juga membawa serat-serat yang bercabang untu mempersarafi organ-organ dalam, kadang-kadang nyeri yang berasal dari organ tersebut dialihkan ke dermatom yang dipersarafi oleh saraf spinalis yang sama. Nyeri yang seperti ini disebut nyeri alih. Nyeri yang berasal dari jantung mungkin terasa berasal dari lengan dan bahu kiri yang mekanismenya belum diketahui secara pasti. Diperkirakan masukan yang berasal dari jantung sama-sama menggunakan suatu jalur yang sama ke otak dengan masukan dari ekstremitas atas kiri. Pusat persepsi yang lebih tinggi, karena lebih terbiasa menerima masukan sensorik dari lengan kiri dari pada jantung, mungkin menginterpretasikan masukan dari jantung berasal dari lengan kiri.
  • 9. 5. Nyeri dada terasa saat beraktivitas dan berkurang saat beristirahat. Secara umum, nyeri dada disebabkan oleh timbulnya iskemia miokard karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran darah berkurang karena terjadi penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria). Penyempitan terjadi karena proses aterosklerosis atau spasme pembuluh koroner atau kombinasi dari keduanya. Pada mulanya suplai darah tersebut walaupuin berkurang masih cukup untuk memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat, tetapi tidak cukup bila kebutuhhan oksigen miokard meningkatseperti pada waktu pasien melakuikan aktivitas fisis yang cukup berat. Oleh karena itu, nyeri dada pada pasien tersebut timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas. 6. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dan dislipidemia dengan gejala yang dialami oleh pasien dalam skenario. a. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan gejala yang dialami oleh pasien dalam skenario. Hipotesis pertama mengenai terbentuknya arteriosklerosis didasarkan pada kenyataan bahwa tekanan darah yang tinggi secara kronis menimbulkan gaya regang atau potong yang merobek lapisan endotel arteri dan arteriol. Gaya regang terutama timbul di tempat-tempat arteri bercabang atau membelok: khas untuk arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serebrum. Dengan robeknya lapisan endotel, timbul kerusakan berulang sehingga terjadi siklus peradangan, penimbunan sel darah putih dan trombosit, serta pembentukan bekuan. Setiap trombus yang terbentuk dapat terlepas dari arteri sehingga menjadi embolus di bagian hilir. Peningkatan tekanan darah sistemik pada hipertensi menimbulkan peningkatan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban kerja jantung bertambah, akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi dapat terlampaui; kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas
  • 10. suplai pembuluh koroner menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan, dan menekan fungsi miokardium. Berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobik menjadi metabolisme anaerobik. Metabolisme anaerobik lewat lintasan glikolitik jauh lebih tidak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan siklus Krebs. Pembentukan fosfat berenergi tinggi menurun cukup besar.Hasil akhir metabolisme anaerob, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga menurunkan pH sel. Gabungan efek hipoksia, berkurangnya energi yang tersedia, serta asidosis dengan cepat mengganggu fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek, dan daya serta kecepatannya berkurang. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal; bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi. Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah hemodinamika. Perubahan hemodinamika bervariasi sesuai ukuran segmen yang mengalami iskemia, dan derajat respon refleks kompensasi sistem saraf otonom. Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan berkurangnya curah sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut). Berkurangnya pengosongan ventrikel saat sistol akan memperbesar volume ventrikel. Akibatnya, tekanan jantung kiri akan meningkat; tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan baji dalam kapiler paru- paru akan meningkat. Peningkatan tekanan diperbesar oleh perubahan daya kembang dinding jantung akibat iskemia. Dinding yang kurang lentur semakin memperberat peningkatan tekanan pada volume ventrikel tertentu. Pada iskemia, manifestasi hemodinamika yang sering terjadi adalah peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung sebelum timbul nyeri. Jelas bahwa, pola ini merupakan respon kompensasi simpatis terhadap berkurangnya fungsi miokardium.
  • 11. Dengan timbulnya nyeri sering terjadi perangsangan lebih lanjut oleh katekolamin. Penurunan tekanan darah merupakan tanda bahwa miokardium yang terserang iskemia cukup luas atau merupakan suatu respon vagus. Iskemia miokardium secara khas disertai oleh dua perubahan elektrokardiogram akibat perubahan elektrofisiologi selular, yaitu gelombang T terbalik dan depresi segmen ST. Elevasi segmen ST dikaitkan dengan sejenis angina yang dikenal dengan nama angina Prinzmetal. Serangan iskemi biasanya mereda dalam beberapa menit apabila ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen sudah diperbaiki. Perubahan metabolik, fungsional, hemodinamik dan elektrokardiografik yang terjadi semuanyabersifat reversibel. Penyebab infark miokardium adalah terlepasnya plak arteriosklerosis dari salah satu arteri koroner dan kemudian tersangkut di bagian hilir sehingga menyumbat aliran darah ke seluruh miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh tersebut. Aterosklerosis adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh endapan lemak, trombosit, makrofag dan leukosit di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunikamedia. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tak terduga agaknya berkaitandengan ruptur plak, meskipun ruptur tidak selalu diikuti gejala klinik. Seringkali ruptur segera pulih; agaknya dengan cara inilah proses plak berlangsung. Sekarang aterosklerosis tak lagi dianggap merupakan proses penuaan saja. Timbulnya "bercak-bercak lemak" di dinding arteria koronaria merupakan fenomena alamiah bahkan sejak masa kanak-kanak dan tidak selalu harus menjadi lesi aterosklerotik; terdapat banyak faktor saling berkaitan yang dapat mempercepat proses aterogenik. Telah dikenal beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis koroner pada individu tertentu.
  • 12. Infark miokardium juga dapat terjadi jika lesi trombotik yang melekat di arteri menjadi cukup besar untuk menyumbat total aliran ke bagian hilir, atau jika suatu ruang jantung mengalami hipertrofi berat sehingga kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi. b. Hubungan riwayat penyakit hipertensi dengan gejala yang dialami oleh pasien dalam skenario. Hipotesis kedua mengisyaratkan bahwa kadar kolesterol serum dan trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan arteriosklerosis. Pada pengidap arteriosklerosis, pengedapan lemak ditemukan di seluruh kedalaman tunika intima, meluas ke tunika media. Kolesterol dan trigliserid di dalam darah terbungkus di dalam protein pengangkut lemak yang disebut lipoprotein. Lipoprotein berdensitas tinggi (high-density lipoprotein, HDL ) membawa lemak ke luar sel untuk diuraikan, dan diketahui bersifat protektif melawan arteriosklerosis. Namun, lipoprotein berdensitas rendah (low density lipoprotein,LDL) dan lipoprotein berdensitas sangat rendah (very- low-density lipoprotein,VLDL) membawa lemak ke sel tubuh, termasuk sel endotel arteri, oksidasi kolesterol dan trigliserid menyebabkanpembentukan radikal bebas yang diketahui merusak sel-sel endotel. 7. Hubungan riwayat keluarga bapaknya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun dan merokok 50 bungkus pertahun dengan gejala yang dialami oleh pasien dalam skenario. Riwayat keluarga bapaknya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun merupakan salah satu faktor resiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler Pentingnya pengaruh genetik dan lingkungan masih belum diketahui. Komponen genetik dapat diduga pada beberapa bentuk aterosklerosis yang nyata, atau yang cepat perkembangannya, seperti pada gangguan lipid familial. Tetapi, riwayat keluarga dapat pula mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stres atau obesitas.
  • 13. Merokok merupakan faktor resiko yang independen. Mekanisme terjadinya aterosklerosis akibat merokok belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan akibat: a. Stimulasi sistim saraf simpatis oleh nikoton dan ikatan O2 dengan hemoglobin akan digantikan dengan Karbonmonoksida b. Reaksi imunologi direk pada dinding pembuluh darah c. Peningkatan agregasi trombosit d. Peningkatan permeabilitas endotel terhadap lipid akibat zat-zat yang terdapat di dalam rokok. 8. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis dan membuktikan bahwa pasien benar-benar tidak mengalami napas yang pendek, mual, muntah atau diaforesis. a. Elektrokardiogram (EKG) Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saatserangan angina sering masih normal. Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di masa lampau. Kadang-kadang menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina dapat pula menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada saat serangan angina, EKG akan menunjukkan depresi segmen ST dan gelombang T dapat menjadi negatif. b. Foto rontgen dada Foto rontgen dada seringmenunjukkan bentuk jantung yang normal; pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta. c. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut
  • 14. sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti hiperlipidemia dan/atau diabetes mellitus. 9. Differential Diagnosis (DD) dan penatalaksanaannya. a. Differensial Diagnosis Pada kasus di atas terdapat beberapa kemungkinan penyakit yang diderita oleh pasien yang dapat menyebabkan nyeri dada sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien. Differensial Diagnosisnya adalah sebagai berikut : Angina Pectoris Infark Miokardium Penyakit Jantung Hipertensi Perikarditis b. Penatalaksanaan Non Farmakologis Menghilangkan faktor pemberat Mengurangi faktor resiko Mengubah life style Farmakologis Intervensi Bedah E. Tujuan pembelajaran Selanjutnya Tujuan pembelajaran selanjutnya, yaitu:
  • 15. 1. Mengetahui lebih dalam tentang penyakit-penyakit yang menyebabkan nyeri dada. 2. Mengetahui penatalaksanaan penyakit-penyakit yang menyebabkan nyeri dada. F. Informasi Baru 1. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan nyeri dada. a. Angina Pectoris Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Nyeri dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard. b. Miokard infark Infark miokard akut adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. Gambaran distribusi umur, geografi, jenis kelamin, dan faktor resiko infark miokard sesuai angina pektoris atau penyakit jantung koroner pada umumnya. Nyeri bisa terjadi siang atau malam, tapi biasanya pada pagi hari waktu bangun tidur dan bersifat dalam. Penyakit ini dapat disebabkan oleh merokok. Keluhan utama berupa nyeri dada khususnya sternum, rasa tertekan, dan tidak hilang pada saat istirahat. c. Penyakit Jantung Hipertensi Penyakit jantung hipertensi berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung karena hipertensi sitemik yang lama dan berkepanjangan. Penyakit jantung hipertensi secara anatomi ditandai oleh penebalan ventrikel kiri dan disertai dengan peningkatan berat jantung. d. Perikarditis
  • 16. Perikarditis merupakan penyakit radang atau inflamasi pada lapisan perikardium dari jantung. Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, kuman, bakteri, jamur, dan lain-lain. Nyeri yang ditimbulkan dari penyakit ini spesifik yang terletak pada belakang dada pada musculus trapezius. Nyeri yang ditimbulkan dipicu oleh adanya batuk dan inspirasi. Penyakit ini dapat disertai dengan adanya demam dan takikardia. Namun, yang menarik adalah bahwa perikarditis ini dapat disebabkan oleh virus influenza. Batuk yang ditimbulkan itu khas untuk kardio yaitu panjang dengan nada rendah. 2. Penatalaksanaan masing-masing Differensial Diagnosis. a. Angina Pectoris Tujuan pengobatan terutama mencegah kematian dan terjadinya serangan jantung (infark) sedangkan yang lainnya adalah mengontrol serangan angina sehingga memperbaiki kualitas hidup. Pengobatan terdiri dari : 1) Non Farmakologis Pemberian Oksigen Istirahat pada saat datangnya serangan angina Perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, dll. Penurunan berat badan Penyesuaian diet Olahraga teratur 2) Farmakologis Aspirin Penyekat beta Angiotensin converting enzyme, terutama bila disertai hipertensi atau disfungsi LV
  • 17. Pemakaian obat-obatan untuk penurunan LDL pada pasien-pasien dengan LDL berlebih. Nitrogliserin semprot/sublingual untuk mengoontrol angina. Antagonis Ca atau Nitrat jangka panjang dan kombinasinya untuk tambahan beta blocker apabiola ada kontraindikasi penyekat beta, tatau efek samping tak dapat ditolerir atau gagal. Klopidogrel untuk pengganti aspirin yang terkontraindikasi mutlak. b. Infark Miokard Istirahat total Diet makanan lunak serta rendah garam Pasang infus dekstrosa 5 % emergency Atasi nyeri : 1) Morfin 2,5 5 mg iv atau petidin 25 50 mg im 2) Lain - lain: nitrat , antagonis kalsium , dan beta bloker Oksigen 2 4 liter/menit Sedatif sedang seperti diazepam 3 dd 2 5 mg per oral Antikoagulan : Heparin 20000 40000 U/24 jam atau drip iv atas indikasi. Diteruskan dengan asetakumarol atau warfarin Streptokinase / trombolisis. c. Penyakit jantung hipertensi Pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal, mengobati payah jantung karena hipertensi, mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler semaksimal mungkin. Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinjau 3 faktor fisiologis yaitu, menurunkan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretic, menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovaskuler terhadap rangsangan andrenergik dengan obat dari golongan antisimpatis dan menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator. d. Perikarditis
  • 18. Semua penderita perikarditis akut harus dirawat untuk menilai/observasi timbulnya tamponade dan membedakannya dengan infark jantung akut. OAINS ( obat anti inflamasi nonsteroid) dipakai sebagai dasar pengobatan medikamentosa. Kortikosteroid (oral prednison) diperlukan bila sakitnya tidak teratasi dengan OAINS. Punksi perikard dilakukan untuk tindakan diagnostic. Bila timbul tamponade maka punksi preikard dilakukan sebagai tibndakan terapi. Perikarditis rekuren dapat diobati dengan pemberian kolkisin 1-2 mg/hari. 1) Efusi pericardial kronik Pengobatan penyakit dasar merupakan tujuan utama. Tetapi beberapa efusi kronik idiopatik dapat diobati dengan mengguanakan indometasin atau kortikosteroid. Bila efusi perikard kronik tetap menimbulkan gejala/keluhan maka perlu dipertimbangkan perikardiektomi. 2) Perikarditis efusi-konstriktif Penatalaksanaan berupa pengobatan penyakit dasar dan perikardiektomi. 3) Perikarditis konstriktif Bila diagnosis telah dibuat maka perikardiektomi merupakan satu-satunya pengobatan untuk menghilangkan tahanan pengisian ventrikel pada fase diastolic. G. Analisis Informasi Pada kasus, Seorang Laki-laki umur 55 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri dada. Dia mengeluh 6 bulan terakhir mengalami nyeri dada substernal bersifat intermitten dan menjalar ke lengan kiri. Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan kegiatan dan menurun ketika istirahat. Dia menyangkal mengalami napas yang pendek, mual, muntah atau diaforesis. Dia memiliki riwayat penyakit hipertensi dan
  • 19. dislipidemia. Pada riwayat keluarga diperoleh keterangan bahwa bapaknya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun. Dia menghabiskan 50 bungkus rokok pertahun. Informasi yang tertera pada modul merupakan informasi yang sangat umum, gejala-gejala yang muncul merupakan gejala umum pada penyakit kardiovaskuler sehingga pengambilan diagnosa yang pasti merupakan hal yang kurang bijak dan tidak tepat. Oleh karena itu dengan berdasarkan gejala-gejala tersebut, dapat dimunculkan beberapa diagnosa banding yang masih memerlukan tahap-tahap tertentu seperti pemeriksaan penunjang lainnya yang memungkinkan munculnya kausa penyakit dan penegakan diagnosa yang tepat. Diagnosa banding adalah : 1. Angina Pectoris Stabil (APS) 2. Infark Miokardium (IM) 3. Penyakit Jantung Hipertensi (PJH) 4. Perikarditis (P) Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh penderita dalam pasien, maka dapat dianalisis sebagai berikut: DD APS IM PJH P Kata Kunci Laki-laki 55 tahun + + + + Nyeri dada substernal + + + + Bersifat Intermitten + - + + Menjalar ke lengan kiri + + - - Nyeri saat bergiat dan + - + + menurun saat istirahat Tidak ada napas pendek, mual, muntah + - + + dan diaforesis Riwayat hipertensi dan + + + + disipidemia Riwayat keluarga ayah + + + +
  • 20. meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun Mengkonsumsi 50 bungkus rokok + + + + pertahun. Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, maka dapat ditetapkan bahwa Differensial Diagnosis utama adalah Angina Pectoris Stabil. Namun, dalam penetapan diagnosis tetap harus dilakukan pemeriksaan penunjang karena manifestasi klinis yang diberikan skenario sangatlah umum. Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis angina pectoris stabil, yaitu elektrokardiogram (EKG), foto rontgen dada, dan pemeriksaan laboratorium. Infark miokardium dapat disingkirkan sebagai diagnosis utama karena nyeri dada pada infark miokardium dapat terjadi saat beraktivitas maupun pada saat beristirahat. Lama nyerinya pun biasanya 20 menit. Perikarditis pun dapat disingkirkan sebagai diagnosis utama karena gejala perikarditis disertai dengan riwayat infeksi sebelumnya. Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih normal. Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di masa lampau. Kadang-kadang menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina dapat pula menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada saat serangan angina, EKG akan menunjukkan depresi segmen ST dan gelombang T dapat menjadi negatif. Foto rontgen dada seringmenunjukkan bentuk jantung yang normal; pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.
  • 21. Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal.