Nabi Hananya memberikan pesan yang bertentangan dengan pesan Nabi Yeremia tentang masa depan Kerajaan Yehuda. Nabi Yeremia mempertahankan pesannya dan memperingatkan bahwa Hananya tidak diutus oleh Allah. Hananya kemudian meninggal seperti yang diramalkan Yeremia, membuktikan kebenaran pesan Yeremia. Walaupun demikian, orang banyak lebih suka mempercayai pesan Hananya daripada kebenaran yang dibawa Yeremia atas
2. “Janganlah mengambil isteri dan janganlah mempunyai anak-anak lelaki dan anak-
anak perempuan di tempat ini.” (Yeremia 16:2)
Kehidupan Yeremia, sama halnya dengan Hosea, menjadi suatu perumpamaan yang
hidup, hidup mereka menjadi contoh dari apa yang mereka beritakan.
• Karena mereka mungkin akan mati
dalam peperangan atau kelaparan.
Janganlah mengambil isteri
dan janganlah mempunyai
anak-anak lelaki …
(Yer. 16:1-4)
• Karena masa kesukaran akan segera
datang dan mereka yang mati tidak
akan dapat diratapi maupun
dikuburkan.
Janganlah masuk ke rumah
perkabungan… (Yer. 16:5-7)
• Karena ALLAH akan menghentikan
setiap suara sukacita maupun
kebahagiaan.
Janganlah engkau masuk ke
rumah orang mengadakan
perjamuan … (Yer. 16:8-9)
Ketika Yeremia ditanya mengapa pekabarannya
selalu tentang hal yang buruk, ia menjawabnya
dengan menunjukkan dosa-dosa mereka (Yer.
16:10-13) dan belas kasihan Ilahi (Yer. 16:14-15).
3. “‘Tetapi bangsa yang mau menaruh tengkuknya ke bawah kuk raja Babel dan yang
takluk kepadanya, maka mereka akan Kubiarkan di atas tanahnya, demikianlah
firman TUHAN, dan mereka akan mengolahnya dan diam di sana.’” (Yer 27:11)
Pada pasal 27, Yeremia diperintahkan untuk
membuat beberapa Kuk yang terbuat dari kayu.
Ia harus menggunakan salah satunya. Kuk yang
lain harus disampaikan kepada bangsa-bangsa
yang bergabung dengan Zedekia untuk
berkonspirasi melawan Babel.
Pekabarannya jelas, “jangan dengarkan nabi-
nabimu yang mengatakan bahwa Babel akan
dikalahkan.”
ALLAH-Lah Yang Menetapkan masa depan segala bangsa
Mereka yang menyerah kepada
Babel akan tetap hidup; jika tidak,
mereka akan diasingkan atau
dibinasakan.
Tidak mematuhi pekabaran tersebut
berarti tidak mematuhi ALLAH.
KUK KAYU
5. “Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Aku telah
mematahkan kuk raja Babel itu. Dalam dua tahun ini Aku akan
mengembalikan ke tempat ini segala perkakas rumah TUHAN yang telah
diambil dari tempat ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang
diangkutnya ke Babel.” (Yeremia 28:2-3)
Hananya menggunakan otoritas dan
kata-kata yang sama dengan Yeremia
“Beginilah Firman TUHAN”.
Namun, isi pekabaran mereka
bertentangan.
Siapakah yang seharusnya mereka
percayai?
Bagaimana dengan kita jika
dihadapkan kepada masalah yang
sama, apakah yang akan kita lakukan?
6. “Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Aku telah mematahkan kuk
raja Babel itu. Dalam dua tahun ini Aku akan mengembalikan ke tempat ini segala
perkakas rumah TUHAN yang telah diambil dari tempat ini oleh Nebukadnezar, raja
Babel, dan yang diangkutnya ke Babel.” (Yeremia 28:2-3)
Yeremia membela pekabarannya
1. “Amin! Semoga TUHAN melakukannya” (Yer. 28:6)
Pekabaran Hananya adalah yang diinginkan
bangsa itu dan Yeremia agar terjadi. Namun hal
itu tidak membuatnya menjadi benar.
Yeremia ingin agar bangsanya
belajar dari sejarah mereka
agar mereka tidak melakukan
kesalahan yang sama dengan
apa yang telah dilakukan oleh
nenek moyang mereka.
2. “Nabi-nabi yang ada sebelum aku
dan sebelum engkau …” (Yer. 28:8):
Para nabi sebelum Yeremia
membawa pekabaran yang selaras
dengan pekabaran Yeremia.
7. “Maka sesudah nabi Hananya mematahkan gandar dari pada tengkuk nabi
Yeremia, datanglah firman TUHAN kepada Yeremia: "Pergilah mengatakan
kepada Hananya: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah mematahkan gandar
kayu, tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya!.’’ (Yer 28:12-13)
Hananya tidak memiliki argumen untuk membela
pekabarannya, jadi ia hanya mengulanginya. Ia juga
menambahkan sebuah tindakan simbolis, ia mematahkan
Kuk Kayu Yeremia. (Yer. 28:10-11).
“Tetapi pergilah nabi Yeremia dari
sana.” Ia telah membela
pekabarannya. Ia adalah teladan bagi
kita, karena ia menyerahkan “Perang:
itu kepada tangan ALLAH.
ALLAH menjawabnya dengan
menggunakan lambang Kuk/gandar
besi (Yer. 28:12-14) Artinya: Tidak
ada yang dapat mematahkan
pekabaran dari ALLAH tentang Babel.
8. PERCAYA TERHADAP DUSTA
“Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya: "Dengarkanlah, hai Hananya!
TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya
kepada dusta. Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyuruh
engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau
telah mengajak murtad terhadap TUHAN." Maka matilah nabi Hananya dalam
tahun itu juga, pada bulan yang ketujuh.” (Yer 28:15-17)
Hananya mati dua bulan setelah ia mematahkan Kuk
Kayu Yeremia, tepat seperti apa yang telah
dinubuatkan oleh Yeremia.
Itu adalah sebuah bukti kebenaran pekabaran
Yeremia. Namunpun demikian, orang banyak tetap
lebih percaya kepada dusta Hananya.
Banyak orang lebih suka percaya terhadap dusta apa
saja- meskipun tidak masuk di akal- daripada percaya
kepada kebenaran KRISTUS.
Hal tersebut telah diramalkan, “Mereka akan
memalingkan telinganya dari kebenaran dan
membukanya bagi dongeng.” (2 Timotius 4:4).
Ketika bangsa itu menolak ALLAH secara permanen, Ia mengizinkan
mereka untuk “Percaya terhadap dusta” (2 Tesalonika 2:11).