SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA
CORY DITA PRATIWI
11509614




                          3PA06
Tanya & Jawab :


   1. Pengertian dari Psikologi Lintas Budaya ...
   JAWAB : Budaya dapat didefinisikan sebagai pandangan hidup sekelompok orang.

                       Namun apakah Psikologi
                         Lintas Budaya itu?




   Berikut ini adalah ulasan dari beberapa tokoh :


                       Riset Lintas Budaya dalam Psikologi adalah perbandingan
                       sistematik dan eksplisit antara ubahan-ubahan (variabel)
Eckensberger
                       psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan
(1972)
                       maksud mengkhususkan anteseden-anteseden dan proses-proses
                       yang memerantarai (mediate) kemunculan perbedaan perilaku.


                       Psikologi Lintas Budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan
                       yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan
Triandis, Malpass,
                       metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas-
& Davidson (1972)
                       batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis
                       modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal.


                       Psikologi Lintas Budaya ialah kajian empirik mengenai anggota
                       berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan
                       pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku
Brislin, Lonner, &
                       yang dapat diramalkan dan signifikan. Dalam sebagian besar
Thorndike (1973)
                       kajian, kelompok-kelompok yang dikaji biasa berbicara dengan
                       bahasa berbeda dan di bawah pemerintahan unit-unit politik yang
                       berbeda.


                       Psikologi Lintas Budaya berkutat dengan kajian sistematik
                       mengenai perilaku dan pengalaman sebagaimana pengalaman itu
Triandis (1980)        terjadi dalam budaya yang berbeda, yang dipengaruhi budaya atau
                       mengakibatkan perubahan-perubahan dalam budaya yang
                       bersangkutan.
Psikologi Lintas Budaya adalah kajian ilmiah mengenai perilaku
                         manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara
                         perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
Segall, Dasen, &         sosial dan budaya.
Poortinga (1990)
                         Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok:
                            1. Keragaman perilaku manusia di dunia
                            2. Kaitan antara perilaku individu dengan konteks budaya


Dan definisi umumnya adalah:

Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi
individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai
hubungan-hubungan di antara ubahan psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan
biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan
tersebut.


2. Apa hubungan mempelajari Psikologi Lintas Budaya dengan
disiplin ilmu lainnya ...
JAWAB :
       Disiplin-disiplin berkaitan                                      Psikologi umum

  Ekologi                                                     Perkembangan

  Antropologi                                                 Perilaku sosial
                                     Psikologi LintasBudaya
  Sosiologi                                                   Kepribadian

  Ilmu linguistik                                             Kognisi

  Biologi                                                     Persepsi

              Aras populasi                                              Aras individu



       Gambar di atas akan membantu kita melihat bagaimana psikologi lintas budaya
berkesinambungan dengan disiplin ilmu-ilmu lain. Di belahan kiri terdapat disiplin-disiplin
pada aras populasi yang secara luas berkenaan dengan pemaparan, penganalisaan, dan
pemahaman terhadap ciri-iri seluruh populasi, kelompok atau kolektivitas. Dalam disiplin-
disiplin ini, jarang ditemukan pembahasan mengenai suatu kekhususan individu. Sebaliknya,
belahan gambar kanan menunjukan ranah khas psikologi yang sejak awal memang menelaah
fenomena pada aras individual (termasuk inter dan intra individual). Dari disiplin-disiplin
beraras populasi ini, psikologi lintas budaya dapat menarik sejumlah informasi substansial.
Informasi-informasi ini dapat dikembangkan untuk memaparkankan konteks umum
perkembangan ilmu psikologi, berfungsinya individu, dan pemahaman terhadap variasi
perilaku individu yang tampil dalam populasi beragam budaya. Bidang psikologi lintas
budaya terletak di tengah gambar karena bidang ini diharap menyediakan wawasan tentang
perilaku individu sebagai hal yang berhubngan dengan fenomena aras populasi. Perlu juga
dicatat, psikologi lintas budaya sama sekali tidak “mengambil alih” seeluruh hal yang ada
pada psikologi, tetapi secara sederhana berkepentingan dengan sekian banyak macam
variabel yang dicakup psikologi umum.

       Cara mewawasi berbagai aras ini tidak lain untuk memaparkan alasan yang sering
dikemukakan bahwa secara luas antropologi, ekologi, dan biologi merupakan disiplin-disiplin
alamiah (naturalistik), berkaitan dengan pemahaman tentang cara dan dimana seharusnya
disiplin ini ditempatkan. Contoh untuk antropologi, Edgerton (1974) berargumen,
“sesungguhnya, para antroplog merupakan para naturalis yang komitmennya terutama pada
fenomena itu sendiri. Para antropolog senantiasa meyakini, fenomena manusia paling baik
dipahami melalui prosedur-prosedur yang terutama peka terhadap konteks situasional
maupun sosial atau budaya”. Sebaliknya para psikolog mengakrabi eksperimentasi “sebagai
cara ampuh mereka dalam melakukan verifikasi”. Pendekatan ini tidak saja memasukan
eksperimen ke dalam prosedur berkesan kaku, melainkan juga menguji, mewawancarai, dan
mereka-reka suatu situasi semu untuk mengendalikan dan memagari perilaku. Memang,
banyak psikolog menggunakan metode-metode lebih naturalistik (seperti observasi) selama
sekian waktu, tetapi pertentangan yang dikemukakan Edgerton agaknya tepat. Ia
mengemukakan tidak       ada keunggulan apa pun dari cara-cara              naturalistik atau
eksperimentalisme. Keduanya sama-sama melegitimasikan pendekatan saintifik pada aras
masing-masing. Ia juga menyinggung, perlu ada suatu ranah interdisipliner yang sahih
sehingga “suatu titik temu (konvergensi) antara antropologi dan psikologi dapat terjadi. Titik
temu ini akan menjadi tonggak penggabungan antara naturalisme dan eksperimentalisme.
Pendapat yang sama dapat dikemukakan bila kita ingin menjembatani psikologi dengan
disiplin ilmu beraras populasi lain (ekologi, biologi, genetika populasi, linguistik, dan
sosiologi).

       Dalam suatu analisis terperinci, Jahoda (1982) mengkaji hubungan antropologi dan
psikologi yang dalam banyak hal merupakan hubungan interdisipliner paling substansial. Ia
menelusuri interaksi panjang, terkadang sporadis, antara kedua disiplin mulai saat dipisahkan
sampai melalui suatu periode, saat kalangan akademisi menjadi ahli dalam kedua bidang itu.
Kemudian disusul periode saling menolak, bahkan bermusuhan, dengan pengecualian pada
bidang “budaya dan kepribadian” (kini dikenal dengan antropologi psikologi) pada beberapa
dasawarsa terakhir. Waktu itu terjadi suatu pertemuan jalan pikir yang penting di antara para
psikolog dengan antropolog. Klineberg (1980) juga telah menelusur hubungan temu-pisah
(again-off again relationship) ini yang umumnya beranjak dari pengalaman sebagai
partisipan aktif.

          Adapun secara lebih singkat, untuk mempermudah pemahaman hubungan psikologi
lintas budaya dengan disiplin ilmu lain akan saya tampilkan 2 contoh ilmu yang berkaitan,
yaitu :

     Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan Sosiologi
          Dalam ilmu sosiologi ada istilah akulturasi, akulturasi merupakan proses dimana
          suatu kelompok manusia suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
          suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur
          kebudayaan asing itu dengan lambat-laun diterima dan dapat diolah kedalam
          kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
          sendiri. Kaitannya dengan psikologi lintas budaya yaitu bagaimana kelompok
          manusia yang dihadapkan oleh kebudayaan lain yang dapat mengendalikan budaya
          asing yang masuk sehingga budayanya sendiri tidak akan hilang. Unsur-unsur budaya
          asing yang diterima, tentunya terlebih dahulu mengalami proses pengolahan, sehingga
          bentuknya tidak asli lagi seperti semula.


     Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan Antropologi
          Ilmu antropologi menekankan pada pengertian tentang manusia dengan mempelajari
          aneka warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya. Kaitannya
          dengan psikologi lintas budaya yaitu bagaimana manusia dapat memahami adanya
          perbedaan aneka warna kulit, bentuk fisik, kepribadian antara sesama manusia
          sehingga manusia itu dapat menyesuaikan perilakunya pada kebudayaan tersebut,
          maka manusia dapat berelasi baik dengan manusia lainnya.
3.    Carilah artikel yang menggambarkan Psikologi Lintas
      Budaya ...

JAWAB :         Saya mengambil sebuah pembahasan mengenai Psikologi Lintas Budaya
dalam lingkup Selfatau Kepribadian dari sebuah blog dengan alamat seperti di bawah ini :

http://nurdiniamalia.files.wordpress.com




       Kajian Psikologi Lintas Budaya Dalam Lingkup Self atau
       Kepribadian


       Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan sekaligus ranah individual.
Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan
membangun kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental.
Dari kehidupan bersama tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan
hingga kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya
berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam
kehidupan bersama. Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok
individu itulah yang disebut budaya.

       Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika individu-individu bertemu untuk
membangun kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki keunikan
masing-masing dan saling memberi pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu
merupakan agen-agen budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus
penyebar. Individu-individu membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi
kehidupannya sekaligus mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang
berinteraksi dengannya. Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku
individu.

       Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan
bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap
masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan
etnis mempengaruhi perilaku manusia. Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai
kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya
tercakup budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh
ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari
kebudayaan.

       Sebagai makhluk yang dapat berpikir, manusia memiliki pola-pola tertentu dalam
bertingkah laku. Tingkah laku ini menjadi sebuah jembatan bagi manusia untuk memasuki
kondisi yang lebih maju. Pada hakikatnya, budaya tidak hanya membatasi masyarakat, tetapi
juga eksistensi biologisnya, tidak hanya bagian dari kemanusiaan, tetapi struktur instingtifnya
sendiri. Namun demikian, batasan tersebut merupakan prasyarat dari sebuah kemajuan.

       Lewin memberikan penjelasan mengenai peranan penting hubungan pribadi dengan
lingkungan. Meksipun terdapat konstruk psikologis individu yang sulit ditembus oleh
lingkungan luar, lingkungan masih tetap memiliki kontribusi dalam perkembangan individu.
Dalam teori Medan yang digagas Lewin ini, pribadi tak dapatdipikirkan secara terpisah dari
lingkungannya.

       Kelly mendefinisikan budaya sebagai bagian yang terlibat dalam proses harapan-
harapan yang dipelajari/dialami. Orang-orang yang memiliki kelompok budaya yang sama
akan mengembangkan cara-cara tertentu dalam mengonstruk peristiwa-peristiwa, dan mereka
pun mengembangkan jenis-jenis harapan yang sama mengenai jenis-jenis perilaku tertentu.

       Terdapat suatu benang merah antara pendapat Lewin dan Kelly. Individu senantiasa
bersinggungan dengan dunianya (lingkungan). Sementara itu, sebagai masyarakat dunia,
manusia mungkin saja mengembangkan kebudayaan yang hampir sama antara satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya.

       Jika diamati, saat ini manusia sering kali menghadapi permasalahan yang disebabkan
oleh budaya yang tidak mendukung. Ketika pengaruh budaya buruk mempengaruhi
kepribadiaan seseorang maka dengan sendirinya berbagai masalah yang tidak diinginkan
akan terjadi secara terus-menerus. Sebagai contoh, ketika budaya berpakaian minim bagi
kaum perempuan masuk ke Indonesia, muncul berbagai perdebatan.

       Kepribadian dalam Lintas Budaya

       Kepribadian merupakan konsep dasar psikologi yang berusaha menjelaskan keunikan
manusia. Kepribadian mempengaruhi dan menjadi kerangka acuan dari pola pikir dan
perilaku manusia, serta bertindak sebagai aspek fundamental dari setiap individu yang tak
lepas dari konsep kemanusiaan yang lebih besar, yaitu budaya sebagai konstuk sosial.

       Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi yang terdiri atas faktor-
faktor biologis, psikologis dan sosiologis sebagaimana digambarkan oleh bagan di bawah ini:




Definisi kepribadian

       Hal pertama yang menjadi perhatian dalam studi lintas budaya dan kepribadian adalah
perbedaan diantara keberagaman budaya dalam memberi definisi kepribadian. Dalam
literature-literatur Amerika umumnya kepribadian dipertimbangkan sebagai perilaku, kognitif
dan predisposisi yang relatif abadi. Definisi lain menyatakan bahwa kepribadian adalah
serangkaian karakteristik pemikiran, perasaan dan perilaku yang berbeda antara individu dan
cenderung konsisten dalam setiap waktu dan kondisi. Ada dua aspek dalam definisi ini, yaitu
kekhususan (distinctiveness) dan stablilitas serta konsistensi (stability and consistency).

       Semua definisi di atas menggambarkan bahwa kepribadian didasarkan pada stabilitas
dan konsistensi di setiap konteks, situasi dan interaksi. Definisi tersebut diyakini dalam
tradisi panjang oleh para psikolog Amerika dan Eropa yang sudah barang tentu
mempengaruhi kerja ataupun penelitian mereka. Semua teori mulai dari psikoanalisa Freud,
behavioral approach Skinner, hingga humanistic Maslow-Rogers meyakini bahwa
kepribadian berlaku konsistan dan konsep-konsep mereka berlaku universal.

       Dalam budaya timur, asumsi stabilitas kepribadian sangatlah sulit diterima. Budaya
timur melihat bahwa kepribadian adalah kontekstual (contextualization). Kepribadian bersifat
lentur yang menyesuaikan dengan budaya dimana individu berada. Kepribadian cenderung
berubah, menyesuaikan dengan konteks dan situasi.

       Locus of control

       Hal paling menarik dari hubungan kepribadian dengan konteks lintas budaya adalah
masalah locus of control. Sebuah konsep yang dibangun oleh Rotter (1966) yang menyatakan
bahwa setiap orang berbeda dalam bagaimana dan seberapa besar kontrol diri mereka
terhadap perilaku dan hubungan mereka dengan orang lain serta lingkungan.

       Locus of control kepribadian umumnya dibedakan menjadi dua berdasarkan arahnya,
yaitu internal dan eksternal. Individu dengan locus of control eksternal melihat diri mereka
sangat ditentukan oleh bagaimana lingkungan dan orang lain melihat mereka. Sedangkan
locus of control internal melihat independency yang besar dalam kehidupan dimana hidupnya
sangat ditentukan oleh dirinya sendiri.

       Sebagai contoh adalah penelitian perbandingan antara masyarakat Barat (Eropa-
Amerika) dan masyarakat Timur (Asia). Orang-orang Barat cenderung melihat diri mereka
dalam kaca mata personal individual sehingga seberapa besar prestasi yang mereka raih
ditentukan oleh seberapa keras mereka bekerja dan seberapa tinggi tingkat kapasitas mereka.
Sebaliknya, orang Asia yang locus of control kepribadiannya cenderung eksternal melihat
keberhasilan mereka dipengaruhi oleh dukungan orang lain ataupun lingkungan.

       Budaya dan Perkembangan Kepribadian

       Kepribadian manusia selalu berubah sepanjang hidupnya dalam arah-arah karakter
yang lebih jelas dan matang. Perubahan-perubahan tersebut sangat dipengaruhi lingkungan
dengan fungsi–fungsi bawaan sebagai dasarnya. Stern menyebutnya sebagai Rubber Band
Hypothesis (Hipotesa Ban Karet). Seseorang diumpamakan sebagai ban karet dimana faktor-
faktor genetik menentukan sampai mana ban karet tersebut dapat ditarik (direntangkan) dan
faktor lingkungan menentukan sampai seberapa panjang ban karet tersebut akan ditarik atau
direntangkan. Dari hipotesa di atas dapat disimpulkan bahwa budaya memberi pengaruh pada
perkembangan kepribadian seseorang. Perubahan-perubahan yang terjadi pada seorang anak
yang tinggal bersama orangtua ketika beranjak dewasa tentunya sangat berbeda dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada anak yang tinggal di panti asuhan.
Selain itu, perkembangan kepribadian seseorang dipengaruhi pula oleh semakin
bertambahnya usia seseorang. Semakin bertambah tua seseorang, tampak semakin pasif,
motivasi berprestasi dan kebutuhan otonomi semakin turun, dan locus of control dirinya
semakin mengarah ke luar (eksternal).

       Budaya dan Indigenous Personality

       Berbagai persoalan mendasar yang muncul dalam kajian kepribadian dalam tinjauan
lintas budaya dia atas menggambarkan sebuah kenyataan bahwa antar budaya yang berbeda
sangat mungkin secara mendasar memiliki pandangan yang berbeda mengenai apa tepatnya
kepribadian itu. Suatu kenyataan yang merangsang perlunya kajian-kajian yang bersifat lokal
atau indigenous personality yang mampu memberi penjelasan mengenai kepribadian individu
dari suatu budaya secara mendalam. Konseptualisasi mengenai kepribadian yang
dikembangkan dalam sebuah budaya tertentu dan relevan hanya pada budaya tersebut.

       Sebagai contoh kajian indigenous personality adalah penelitian yang dilakukan Doi
(1973). Doi mengemukakan adanya Amae yang dikatakan sebagai inti konsep dari
kepribadian orang-orang Jepang. Amae berakar pada kata „manis‟, dan secara perlahan
dirujukkan sebagai sifat pasif, ketergantungan antar individu. Dipaparkan pula bahwa Amae
berakar pada hubungan antara bayi dengan ibunya. Menurut Doi, relationship seluruh orang
Jepang dipengaruhi dan berkarakteristik Amae, sebagaimana Amae ini secara mendasar
mempengaruhi budaya dan kepribadian orang Jepang. Suatu konsep yang memandang
kepribadian sebagai bagian tak terpisahkan dari konsep hubungan sosial.

       Temuan mengenai Amae di atas menunjukkan adanya perbedaan konsep kepribadian
antara orang Jepang dan orang Amerika. Para Psikolog Amerika memandang bahwa yang
menjadi inti kepribadian adalah konsep Ego. Ego disebut ekslusif kepribadian karena Ego
mengontrol pintu-pintu kearah tindakan, memilih segi-segi lingkungan kemana ia dan
bagaimana caranya, serta memiliki kuasa mengontrol proses-proses kognitif berupa persepsi,
memori dan berpikir. Tujuan terpenting dari Ego adalah mempertahankan kehidupan
individu. Konsep yang memandang kepribadian sebagai suatu yang bersifat otonom.
Budaya dan Konsep Diri

        Definisi konsep diri

        Konsep diri adalah organisasi dari persepsi-persepsi diri. Organisasi dari bagaimana
kita mengenal, menerima dan mengenal diri kita sendiri. Suatu deskripsi tentang siapa kita,
mulai dari identitas fisik, sifat hingga prinsip.

        Berpikir mengenai bagaimana mempersepsi diri adalah bagaimana seseorang
memberi gambaran mengenai sesuatu pada dirinya. Selanjutnya label akan sesuatu dalam diri
tersebut digunakan sekaligus untuk mendeskripsikan karakter dirinya. Sebagai contoh,
seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang yang humoris. Deskripsi ini
berimplikasi bahwa: (1) orang tersebut memiliki atribut sebagai seorang yang humoris dalam
dirinya, yang boleh jadi merupakan kemampuan ataupun ketertarikan terhadap segala hal
yang berbau humor, (2) semua tindakan, pikiran dan perasaan orang tersebut mempunyai
hubungan yang dekat dengan atribut tersebut, bahwa orang tersebut selama ini dalam setiap
perilakunya selalu tampak humoris, (3) tindakan, perasaan dan pikiran orang tersebut di masa
yang akan datang akan dikontrol oleh atributnya tersebut, bahwa orang tersebut dalam
perilakunya di esok hari akan selalu menyesuaikan dengan atributnya tersebut.

        Asumsi-asumsi akan pentingnya konsep diri berakar dari pemilikiran individualistik
barat. Dalam masyarakat barat, diri dilihat sebagai sejumlah atribut internal yang meliputi
kebutuhan, kemampuan, motif, dan prinsip-prinsip. Konsep diri adalah inti dari keberadaan
(existence) dan secara naluriah tanpa disadari mempengaruhi setiap pikiran, perasaan dan
perilaku individu tersebut.

        Diri individual

        Diri individual adalah diri yang fokus pada atribut internal yang sifatnya personal;
kemampuan individual, inteligensi, sifat kepribadian dan pilihan-pilihan individual. Diri
adalah terpisah dari orang lain dan lingkungan.

        Budaya dengan diri individual mendesain dan mengadakan seleksi sepanjang
sejarahnya untuk mendorong kemandirian sertiap anggotanya. Mereka didorong untuk
membangun konsep akan diri yang terpisah dari orang lain, termasuk dalam kerangka tujuan
keberhasilan yang cenderung lebih mengarah pada tujuan diri individu.
Dalam kerangka budaya ini, nilai akan kesuksesan dan perasaan akan harga diri
megambil bentuk khas individualisme. Keberhasilan individu adalah berkat kerja keras dari
individu tersebut.

       Diri individual adalah terbatas dan terpisah dari ornag lain. Informasi relevan akan
diri yang paling penting adalah atribut-atribut yang diyakini stabil, konstan, personal dan
instrinsikdalam diri.


                                                            ayah
                           ibu

                                               diri
                                                                  kakak

                             teman
                                                         atasan
                                      teman




       Diri kolektif

       Budaya yang menekankan nilai diri kolektif sagat khas dengan cirri perasaan akan
keterkaitan antar manusia satu sama lain, bahkan antar dirinya sebagai mikro kosmos dengan
lingkungan di luar dirinya sebagai makro kosmos. Tugas utama normative pada budaya ini
adalah bagaimana individu memenuhi dan memelihara keterikatannya dengan individu lain.
Individu diminta untuk menyesuaikan diri dengan orang lain atau kelompok dimana mereka
bergabung. Tugas normative sepanjang sejarah budaya adalah mendorong saling
ketergantungansatu sama lain. Karenanya, diri (self) lebih focus pada atribut eksternal
termask kebutuhan dan harapan-harapannya.

       Dalam konstruk diri kolektif ini, nilai keberhasilan dan harga diri adalah apabila
individu tersebut mampu memenuhi kebutuhan komunitas dan menjadi bagian penting dalam
hubungan dengan komunitas. Individu focus pada status keterikatan mereka (interdependent),
dan penghargaan serta tanggung jawab sosialnya. Aspek terpenting dalam pengalaman
kesadaran adalah saling terhubung antar personal.

       Dapat dilihat bahwa diri (self) tidak terbatas, fleksibel, dan bertempat pad konteks,
serta saling overlapping antara diri dengan individu-individu lain khususnya yang dekat atau
relevan. Dalam budaya diri kolektif ini, informasi mengenai diri yang terpenring adalah
aspek-aspek diri dalam hubungan.



                                                          ayah
                                           ibu

                                                  diri
                                                                  kakak
                                 teman
                                             teman          atasann




       Pengaruhnya terhadap persepsi diri

       Studi yang dilakukan oleh Bond danTak-Sing (1983), dan Shwender dan Bourne
(1984) menunjukkan bagaimana perbedaan konstruk diri mempengaruhi persepsi diri. Studi
ini membandingkan kelompok Amerika dan kelompok Asia, subyek diminta menuliskan
beberapa karakteristik yang menggambarkan diri mereka sendiri. Respon yang diberikan
subyek bila dianalisa dapat dibagi ked lam dua jenis, yaitu respon abstrak atau deskripsi sifat
kepribadian seperti saya seorang yang mudah bergaul, saya orang yang ulet; dan respon
situasional seperti saya biasanya mudah bergaul dengan teman-teman dekat saya.

       Hasil studi menunjukkan bahwa subyek Amerika cenderung memberikan respon
abstrak sedangkan subyek Asia cenderung memberikan respon situasional. penemuan ini
menyatakan bahwa individu dengan konstruk diri yang dependent cenderung menekankan
pada atribut personal: kemampuan ataupun sifat kepribadian; sebaliknya individu dengan
konstruk diri intersependent lebih cenderung melihat diri mereka dalam konteks situasional
dalam hubungannya dengan orang lain.

       Pengaruhnya pada social explanation

       Konsep diri juga menjadi semacam pola panduan bagi kognitif dalam melakukan
interpretasi terhadap perilaku orang lain. Individu dengan diri individual, yang memiliki
keyakinan bahwa setiap orang memiliki serangkaian atribut internal yang relatif stabil, akan
menganggap orang lain juga memiliki hal yang sama. Hasilnya, ketika mereka melakukan
pengamatan dan interpretasi terhadap perilaku orang lain, mereka berkeyakinan dan
mengambil kesimpulan bahwa perilaku orang lain tersebut didasi dan didorong oleh aspek-
aspek dalam atribut internalnya.

       Pengaruhnya pada motivasi berprestasi

       Motivasi adalah faktor yang membangkitkan dan menyediakan tenaga bagi perilaku
manusia dan organisme lainnya. motivasi manusia merupakan konsep yang paling banyak
menarik perhatian dan diteliti dalam kajian psikologi, sekaligus paling controversial karena
banyaknya definisi dan pemikiran yang dikembangkan. Teori motivasi yangn terkenal
diantaranya disampaikan oleh Maslow dan Mc-Clelland.

       Dalam teori motivasi Maslow, manusia memiliki hierarki kebutuhan dari kebutuhan
paling dasar yaitu fisiologis hingga kebutuhan paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Sementara
menurut Mc-clelland, manusia juga dimotivasi oleh dorongan sekunder yang penuh tenaga
yang tidak berbasis kebutuhan, yaitu berprestasi, berafiliasi atau menjalin hubungan, dan
berkuasa.

       Dalam tradisi barat, konsep diri bersifat individual, motivasi diasosiasikan sebagai
sesuatu yang personal dan internal, dan kurang terkait dengan konteks sosial ataupun
interpersonal. Dalam komunitas tradisi timur, konsep diri condong dilihat sebagai bagian
kolektifitas, kesuksesan adalah untuk mencapai tujuan sosial yang lebih luas. Kesuksesan
selalu dipandang terkait dengan kebanggaan dan kebahagiaan orang lain, terutama orang-
orang terdekat.

       Pengaruhnya pada peningkatan diri (self enhancement)

       Memelihara atau meningkatkan harga diri diasumsikan akan memiliki bentuk yang
berbeda pada budaya yang cenderung interdependent. Diantara orang-orang yang datang dari
budaya interdependent, penaksiran atribut internal diri mungkin tidak terkait dengan harga
diri (self esteem) ataupun kepuasan diri (self satisfiaction). Sebaliknya, harga diri ataupun
kepuasan diri terlihat lebih terkait dengan keberhasilan memainkan perannya dalam
kelompok, memelihara harmoni, menjaga ikatan, dan saling membantu. Bagi orang-orang dri
interdependent culture, melihat dirir sebagai unik atau berbeda malah akan menjadikan
ketidakseimbangan psikologis diri. Mereka akan merasa terlempar dari kelompoknya dan
kesepian sebagai manusia.
Pengaruhnya pada emosi

       Emosi dapat diklasifikasikan atas arah hubungan sosial dari emosi, yaitu apakah
emosi tersebut akan mengarahkan pada pemisahan diri dengan lingkungan, penarikan diri,
ataupun penolakan hubungan sosial sekaligus secara simultan meningkatkan rasa penerimaan
diri untuk mandiri dan lepas dari ketergantungan pada orang lain yang selanjutnya disebut
socially disengaged emotions dan emosi yang akan mengarahkan pada keterhubungan dengan
orang lain dan lingkungan luarnya atau dikenal sebagai socially engaged emotions.
DAFTAR PUSTAKA




Berry, John W, dkk. 1999. Psikologi Lintas Budaya : Riset dan Aplikasi. Jakarta : Gramedia

       Pustaka Utama.

Nurdiniamalia.    Psikologi    Lintas    Budaya    dalam   lingkup   Selfatau   Kepribadian.
       http://nurdiniamalia.files.wordpress.com.

More Related Content

What's hot

Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiIrvan Khoerul
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORIDD's Dindils
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisapsepti17
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)coryditapratiwi
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialelmakrufi
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialDiana Amelia Bagti
 
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGSiscaAdinda
 
Tokoh Psikoanalisa
Tokoh PsikoanalisaTokoh Psikoanalisa
Tokoh PsikoanalisaLevi Rolan
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisapsepti22
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Mustaqim Furohman
 

What's hot (20)

Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologi
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
 
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosialTeori teori dasar dalam psikologi sosial
Teori teori dasar dalam psikologi sosial
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Sensasi dan persepsi
Sensasi dan persepsiSensasi dan persepsi
Sensasi dan persepsi
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
 
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
 
Tokoh Psikoanalisa
Tokoh PsikoanalisaTokoh Psikoanalisa
Tokoh Psikoanalisa
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
Konseling lintas budaya
Konseling  lintas budayaKonseling  lintas budaya
Konseling lintas budaya
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
Ppt carl rogers
Ppt carl rogersPpt carl rogers
Ppt carl rogers
 
Konformitas
KonformitasKonformitas
Konformitas
 

Viewers also liked

Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Febri Budianto
 
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Apapunituzar
 
Matsumoto juangchapter4
Matsumoto juangchapter4Matsumoto juangchapter4
Matsumoto juangchapter4stanbridge
 
Psikologi Lintas-Budaya: Penerapannya
Psikologi Lintas-Budaya: PenerapannyaPsikologi Lintas-Budaya: Penerapannya
Psikologi Lintas-Budaya: PenerapannyaMuhammad Akhyar
 
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi  perkembanganpendekatan dan metode dalam psikologi  perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangansolehanlovesallah
 
Rumah123 Sentiment Survey H1 2016
Rumah123 Sentiment Survey H1 2016 Rumah123 Sentiment Survey H1 2016
Rumah123 Sentiment Survey H1 2016 Rumah123.com
 

Viewers also liked (8)

Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
 
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
 
Matsumoto juangchapter4
Matsumoto juangchapter4Matsumoto juangchapter4
Matsumoto juangchapter4
 
Psikologi Lintas-Budaya: Penerapannya
Psikologi Lintas-Budaya: PenerapannyaPsikologi Lintas-Budaya: Penerapannya
Psikologi Lintas-Budaya: Penerapannya
 
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi  perkembanganpendekatan dan metode dalam psikologi  perkembangan
pendekatan dan metode dalam psikologi perkembangan
 
Pengantar Psikologi
Pengantar PsikologiPengantar Psikologi
Pengantar Psikologi
 
Kepribadian ppt
Kepribadian pptKepribadian ppt
Kepribadian ppt
 
Rumah123 Sentiment Survey H1 2016
Rumah123 Sentiment Survey H1 2016 Rumah123 Sentiment Survey H1 2016
Rumah123 Sentiment Survey H1 2016
 

Similar to Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)

Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Baiq Rilda Erliana Zahara
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi KomunikasiGadis Octory
 
TUGAS KELOMPOK 1 (RINGKASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN).pdf
TUGAS KELOMPOK 1  (RINGKASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN).pdfTUGAS KELOMPOK 1  (RINGKASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN).pdf
TUGAS KELOMPOK 1 (RINGKASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN).pdfDellaAp1
 
Psikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpointPsikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpointfrahmawati528
 
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptx
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptxfungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptx
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptxlesydeswanti
 
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptx
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptxfungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptx
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptxlesydeswanti
 
Citra Aulia Rizki , ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Citra Aulia Rizki , ISBD,  Farmasi,  Dr.  Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosCitra Aulia Rizki , ISBD,  Farmasi,  Dr.  Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Citra Aulia Rizki , ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosChimonWave
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1Diana Amelia Bagti
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2Diana Amelia Bagti
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...Annisa Rizka Nirmala
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya
 
ruang lingkup dan perkembangan sosiologi
 ruang lingkup dan perkembangan sosiologi ruang lingkup dan perkembangan sosiologi
ruang lingkup dan perkembangan sosiologisuher lambang
 
Ilmu Budaya Dasar Ke 4
Ilmu Budaya Dasar Ke 4Ilmu Budaya Dasar Ke 4
Ilmu Budaya Dasar Ke 4Jimmy Davius
 
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialMakalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialAnis Qurli
 
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatyaKamila
 

Similar to Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya) (20)

Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
TUGAS KELOMPOK 1 (RINGKASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN).pdf
TUGAS KELOMPOK 1  (RINGKASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN).pdfTUGAS KELOMPOK 1  (RINGKASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN).pdf
TUGAS KELOMPOK 1 (RINGKASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN).pdf
 
Psikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpointPsikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpoint
 
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptx
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptxfungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptx
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptx
 
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptx
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptxfungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptx
fungsi sosiologi untuk mengenali gejala sosial di masyarakat.pptx
 
Citra Aulia Rizki , ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Citra Aulia Rizki , ISBD,  Farmasi,  Dr.  Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosCitra Aulia Rizki , ISBD,  Farmasi,  Dr.  Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Citra Aulia Rizki , ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 1
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
PSIKOLOGI SOSIAL - PengantarPSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
PSIKOLOGI SOSIAL - Pengantar
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
PSIKOLOGI SOSIAL - Psikologi Sosial 2
 
Wawasan sosial budaya
Wawasan sosial budayaWawasan sosial budaya
Wawasan sosial budaya
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar - Annisa Rizka Nirmala, ISBD, Farma...
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Psikologi Ips 7
Psikologi Ips 7Psikologi Ips 7
Psikologi Ips 7
 
ruang lingkup dan perkembangan sosiologi
 ruang lingkup dan perkembangan sosiologi ruang lingkup dan perkembangan sosiologi
ruang lingkup dan perkembangan sosiologi
 
PENGERTIAN ANTROPOLOGI.pptx
PENGERTIAN ANTROPOLOGI.pptxPENGERTIAN ANTROPOLOGI.pptx
PENGERTIAN ANTROPOLOGI.pptx
 
Ilmu Budaya Dasar Ke 4
Ilmu Budaya Dasar Ke 4Ilmu Budaya Dasar Ke 4
Ilmu Budaya Dasar Ke 4
 
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialMakalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
 
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
 
Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu Sosial Budaya DasarIlmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu Sosial Budaya Dasar
 

Recently uploaded

Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1LailaTulangRusukMaha
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfatsira1
 
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptxSuarniSuarni5
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxSuGito15
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridDonyAndriSetiawan
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptxanisakhairoza
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIwanalifhikmi
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUTeric214073
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekahellenchanel31
 
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxPaket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxDarmiahDarmiah
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfAdindaRizkiThalia
 
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docxaljabarkoho
 
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3sekolah9304
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptxfurqanridha
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxagunk4
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridYusnelMarni
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSABDA
 
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpmateri PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpAanSutrisno
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Shoffan shoffa
 
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas XPowerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas Xyova9dspensa
 

Recently uploaded (20)

Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
 
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
 
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada MuridAksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
 
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdekaKisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
Kisi-kisi PTS Kelas 8 semester 2 kurikulum merdeka
 
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptxPaket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
Paket Substansi_Pengelolaan Kinerja Guru dan KS [19 Dec].pptx
 
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdfMakna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
Makna, hukum, hikmah dan keutamaan puasa.pdf
 
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
 
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
DSKP KSSM Kurikulum Bersepadu Dini LAM Tingkatan 3
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
 
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media KristenSeminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
Seminar Seri AI Talks - AI dan Media Kristen
 
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpmateri PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
 
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas XPowerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
 

Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)

  • 1. PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA CORY DITA PRATIWI 11509614 3PA06
  • 2. Tanya & Jawab : 1. Pengertian dari Psikologi Lintas Budaya ... JAWAB : Budaya dapat didefinisikan sebagai pandangan hidup sekelompok orang. Namun apakah Psikologi Lintas Budaya itu? Berikut ini adalah ulasan dari beberapa tokoh : Riset Lintas Budaya dalam Psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara ubahan-ubahan (variabel) Eckensberger psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan (1972) maksud mengkhususkan anteseden-anteseden dan proses-proses yang memerantarai (mediate) kemunculan perbedaan perilaku. Psikologi Lintas Budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan Triandis, Malpass, metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas- & Davidson (1972) batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal. Psikologi Lintas Budaya ialah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku Brislin, Lonner, & yang dapat diramalkan dan signifikan. Dalam sebagian besar Thorndike (1973) kajian, kelompok-kelompok yang dikaji biasa berbicara dengan bahasa berbeda dan di bawah pemerintahan unit-unit politik yang berbeda. Psikologi Lintas Budaya berkutat dengan kajian sistematik mengenai perilaku dan pengalaman sebagaimana pengalaman itu Triandis (1980) terjadi dalam budaya yang berbeda, yang dipengaruhi budaya atau mengakibatkan perubahan-perubahan dalam budaya yang bersangkutan.
  • 3. Psikologi Lintas Budaya adalah kajian ilmiah mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan Segall, Dasen, & sosial dan budaya. Poortinga (1990) Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: 1. Keragaman perilaku manusia di dunia 2. Kaitan antara perilaku individu dengan konteks budaya Dan definisi umumnya adalah: Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubahan psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut. 2. Apa hubungan mempelajari Psikologi Lintas Budaya dengan disiplin ilmu lainnya ... JAWAB : Disiplin-disiplin berkaitan Psikologi umum Ekologi Perkembangan Antropologi Perilaku sosial Psikologi LintasBudaya Sosiologi Kepribadian Ilmu linguistik Kognisi Biologi Persepsi Aras populasi Aras individu Gambar di atas akan membantu kita melihat bagaimana psikologi lintas budaya berkesinambungan dengan disiplin ilmu-ilmu lain. Di belahan kiri terdapat disiplin-disiplin pada aras populasi yang secara luas berkenaan dengan pemaparan, penganalisaan, dan pemahaman terhadap ciri-iri seluruh populasi, kelompok atau kolektivitas. Dalam disiplin- disiplin ini, jarang ditemukan pembahasan mengenai suatu kekhususan individu. Sebaliknya, belahan gambar kanan menunjukan ranah khas psikologi yang sejak awal memang menelaah fenomena pada aras individual (termasuk inter dan intra individual). Dari disiplin-disiplin
  • 4. beraras populasi ini, psikologi lintas budaya dapat menarik sejumlah informasi substansial. Informasi-informasi ini dapat dikembangkan untuk memaparkankan konteks umum perkembangan ilmu psikologi, berfungsinya individu, dan pemahaman terhadap variasi perilaku individu yang tampil dalam populasi beragam budaya. Bidang psikologi lintas budaya terletak di tengah gambar karena bidang ini diharap menyediakan wawasan tentang perilaku individu sebagai hal yang berhubngan dengan fenomena aras populasi. Perlu juga dicatat, psikologi lintas budaya sama sekali tidak “mengambil alih” seeluruh hal yang ada pada psikologi, tetapi secara sederhana berkepentingan dengan sekian banyak macam variabel yang dicakup psikologi umum. Cara mewawasi berbagai aras ini tidak lain untuk memaparkan alasan yang sering dikemukakan bahwa secara luas antropologi, ekologi, dan biologi merupakan disiplin-disiplin alamiah (naturalistik), berkaitan dengan pemahaman tentang cara dan dimana seharusnya disiplin ini ditempatkan. Contoh untuk antropologi, Edgerton (1974) berargumen, “sesungguhnya, para antroplog merupakan para naturalis yang komitmennya terutama pada fenomena itu sendiri. Para antropolog senantiasa meyakini, fenomena manusia paling baik dipahami melalui prosedur-prosedur yang terutama peka terhadap konteks situasional maupun sosial atau budaya”. Sebaliknya para psikolog mengakrabi eksperimentasi “sebagai cara ampuh mereka dalam melakukan verifikasi”. Pendekatan ini tidak saja memasukan eksperimen ke dalam prosedur berkesan kaku, melainkan juga menguji, mewawancarai, dan mereka-reka suatu situasi semu untuk mengendalikan dan memagari perilaku. Memang, banyak psikolog menggunakan metode-metode lebih naturalistik (seperti observasi) selama sekian waktu, tetapi pertentangan yang dikemukakan Edgerton agaknya tepat. Ia mengemukakan tidak ada keunggulan apa pun dari cara-cara naturalistik atau eksperimentalisme. Keduanya sama-sama melegitimasikan pendekatan saintifik pada aras masing-masing. Ia juga menyinggung, perlu ada suatu ranah interdisipliner yang sahih sehingga “suatu titik temu (konvergensi) antara antropologi dan psikologi dapat terjadi. Titik temu ini akan menjadi tonggak penggabungan antara naturalisme dan eksperimentalisme. Pendapat yang sama dapat dikemukakan bila kita ingin menjembatani psikologi dengan disiplin ilmu beraras populasi lain (ekologi, biologi, genetika populasi, linguistik, dan sosiologi). Dalam suatu analisis terperinci, Jahoda (1982) mengkaji hubungan antropologi dan psikologi yang dalam banyak hal merupakan hubungan interdisipliner paling substansial. Ia menelusuri interaksi panjang, terkadang sporadis, antara kedua disiplin mulai saat dipisahkan
  • 5. sampai melalui suatu periode, saat kalangan akademisi menjadi ahli dalam kedua bidang itu. Kemudian disusul periode saling menolak, bahkan bermusuhan, dengan pengecualian pada bidang “budaya dan kepribadian” (kini dikenal dengan antropologi psikologi) pada beberapa dasawarsa terakhir. Waktu itu terjadi suatu pertemuan jalan pikir yang penting di antara para psikolog dengan antropolog. Klineberg (1980) juga telah menelusur hubungan temu-pisah (again-off again relationship) ini yang umumnya beranjak dari pengalaman sebagai partisipan aktif. Adapun secara lebih singkat, untuk mempermudah pemahaman hubungan psikologi lintas budaya dengan disiplin ilmu lain akan saya tampilkan 2 contoh ilmu yang berkaitan, yaitu :  Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan Sosiologi Dalam ilmu sosiologi ada istilah akulturasi, akulturasi merupakan proses dimana suatu kelompok manusia suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat-laun diterima dan dapat diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Kaitannya dengan psikologi lintas budaya yaitu bagaimana kelompok manusia yang dihadapkan oleh kebudayaan lain yang dapat mengendalikan budaya asing yang masuk sehingga budayanya sendiri tidak akan hilang. Unsur-unsur budaya asing yang diterima, tentunya terlebih dahulu mengalami proses pengolahan, sehingga bentuknya tidak asli lagi seperti semula.  Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan Antropologi Ilmu antropologi menekankan pada pengertian tentang manusia dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya. Kaitannya dengan psikologi lintas budaya yaitu bagaimana manusia dapat memahami adanya perbedaan aneka warna kulit, bentuk fisik, kepribadian antara sesama manusia sehingga manusia itu dapat menyesuaikan perilakunya pada kebudayaan tersebut, maka manusia dapat berelasi baik dengan manusia lainnya.
  • 6. 3. Carilah artikel yang menggambarkan Psikologi Lintas Budaya ... JAWAB : Saya mengambil sebuah pembahasan mengenai Psikologi Lintas Budaya dalam lingkup Selfatau Kepribadian dari sebuah blog dengan alamat seperti di bawah ini : http://nurdiniamalia.files.wordpress.com Kajian Psikologi Lintas Budaya Dalam Lingkup Self atau Kepribadian Berbicara budaya adalah berbicara pada ranah sosial dan sekaligus ranah individual. Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika manusia bertemu dengan manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang lebih dari sekedar pertemuan-pertemuan insidental. Dari kehidupan bersama tersebut diadakanlah aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan hingga kadang sampai pada kepercayaan-kepercayaan transedental yang semuanya berpengaruh sekaligus menjadi kerangka perilaku dari individu-individu yang masuk dalam kehidupan bersama. Semua tata nilai, perilaku, dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok individu itulah yang disebut budaya. Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika individu-individu bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan saling memberi pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus penyebar. Individu-individu membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya sekaligus mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang berinteraksi dengannya. Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku individu. Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai
  • 7. kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan. Sebagai makhluk yang dapat berpikir, manusia memiliki pola-pola tertentu dalam bertingkah laku. Tingkah laku ini menjadi sebuah jembatan bagi manusia untuk memasuki kondisi yang lebih maju. Pada hakikatnya, budaya tidak hanya membatasi masyarakat, tetapi juga eksistensi biologisnya, tidak hanya bagian dari kemanusiaan, tetapi struktur instingtifnya sendiri. Namun demikian, batasan tersebut merupakan prasyarat dari sebuah kemajuan. Lewin memberikan penjelasan mengenai peranan penting hubungan pribadi dengan lingkungan. Meksipun terdapat konstruk psikologis individu yang sulit ditembus oleh lingkungan luar, lingkungan masih tetap memiliki kontribusi dalam perkembangan individu. Dalam teori Medan yang digagas Lewin ini, pribadi tak dapatdipikirkan secara terpisah dari lingkungannya. Kelly mendefinisikan budaya sebagai bagian yang terlibat dalam proses harapan- harapan yang dipelajari/dialami. Orang-orang yang memiliki kelompok budaya yang sama akan mengembangkan cara-cara tertentu dalam mengonstruk peristiwa-peristiwa, dan mereka pun mengembangkan jenis-jenis harapan yang sama mengenai jenis-jenis perilaku tertentu. Terdapat suatu benang merah antara pendapat Lewin dan Kelly. Individu senantiasa bersinggungan dengan dunianya (lingkungan). Sementara itu, sebagai masyarakat dunia, manusia mungkin saja mengembangkan kebudayaan yang hampir sama antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Jika diamati, saat ini manusia sering kali menghadapi permasalahan yang disebabkan oleh budaya yang tidak mendukung. Ketika pengaruh budaya buruk mempengaruhi kepribadiaan seseorang maka dengan sendirinya berbagai masalah yang tidak diinginkan akan terjadi secara terus-menerus. Sebagai contoh, ketika budaya berpakaian minim bagi kaum perempuan masuk ke Indonesia, muncul berbagai perdebatan. Kepribadian dalam Lintas Budaya Kepribadian merupakan konsep dasar psikologi yang berusaha menjelaskan keunikan manusia. Kepribadian mempengaruhi dan menjadi kerangka acuan dari pola pikir dan
  • 8. perilaku manusia, serta bertindak sebagai aspek fundamental dari setiap individu yang tak lepas dari konsep kemanusiaan yang lebih besar, yaitu budaya sebagai konstuk sosial. Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi yang terdiri atas faktor- faktor biologis, psikologis dan sosiologis sebagaimana digambarkan oleh bagan di bawah ini: Definisi kepribadian Hal pertama yang menjadi perhatian dalam studi lintas budaya dan kepribadian adalah perbedaan diantara keberagaman budaya dalam memberi definisi kepribadian. Dalam literature-literatur Amerika umumnya kepribadian dipertimbangkan sebagai perilaku, kognitif dan predisposisi yang relatif abadi. Definisi lain menyatakan bahwa kepribadian adalah serangkaian karakteristik pemikiran, perasaan dan perilaku yang berbeda antara individu dan cenderung konsisten dalam setiap waktu dan kondisi. Ada dua aspek dalam definisi ini, yaitu kekhususan (distinctiveness) dan stablilitas serta konsistensi (stability and consistency). Semua definisi di atas menggambarkan bahwa kepribadian didasarkan pada stabilitas dan konsistensi di setiap konteks, situasi dan interaksi. Definisi tersebut diyakini dalam tradisi panjang oleh para psikolog Amerika dan Eropa yang sudah barang tentu mempengaruhi kerja ataupun penelitian mereka. Semua teori mulai dari psikoanalisa Freud, behavioral approach Skinner, hingga humanistic Maslow-Rogers meyakini bahwa kepribadian berlaku konsistan dan konsep-konsep mereka berlaku universal. Dalam budaya timur, asumsi stabilitas kepribadian sangatlah sulit diterima. Budaya timur melihat bahwa kepribadian adalah kontekstual (contextualization). Kepribadian bersifat
  • 9. lentur yang menyesuaikan dengan budaya dimana individu berada. Kepribadian cenderung berubah, menyesuaikan dengan konteks dan situasi. Locus of control Hal paling menarik dari hubungan kepribadian dengan konteks lintas budaya adalah masalah locus of control. Sebuah konsep yang dibangun oleh Rotter (1966) yang menyatakan bahwa setiap orang berbeda dalam bagaimana dan seberapa besar kontrol diri mereka terhadap perilaku dan hubungan mereka dengan orang lain serta lingkungan. Locus of control kepribadian umumnya dibedakan menjadi dua berdasarkan arahnya, yaitu internal dan eksternal. Individu dengan locus of control eksternal melihat diri mereka sangat ditentukan oleh bagaimana lingkungan dan orang lain melihat mereka. Sedangkan locus of control internal melihat independency yang besar dalam kehidupan dimana hidupnya sangat ditentukan oleh dirinya sendiri. Sebagai contoh adalah penelitian perbandingan antara masyarakat Barat (Eropa- Amerika) dan masyarakat Timur (Asia). Orang-orang Barat cenderung melihat diri mereka dalam kaca mata personal individual sehingga seberapa besar prestasi yang mereka raih ditentukan oleh seberapa keras mereka bekerja dan seberapa tinggi tingkat kapasitas mereka. Sebaliknya, orang Asia yang locus of control kepribadiannya cenderung eksternal melihat keberhasilan mereka dipengaruhi oleh dukungan orang lain ataupun lingkungan. Budaya dan Perkembangan Kepribadian Kepribadian manusia selalu berubah sepanjang hidupnya dalam arah-arah karakter yang lebih jelas dan matang. Perubahan-perubahan tersebut sangat dipengaruhi lingkungan dengan fungsi–fungsi bawaan sebagai dasarnya. Stern menyebutnya sebagai Rubber Band Hypothesis (Hipotesa Ban Karet). Seseorang diumpamakan sebagai ban karet dimana faktor- faktor genetik menentukan sampai mana ban karet tersebut dapat ditarik (direntangkan) dan faktor lingkungan menentukan sampai seberapa panjang ban karet tersebut akan ditarik atau direntangkan. Dari hipotesa di atas dapat disimpulkan bahwa budaya memberi pengaruh pada perkembangan kepribadian seseorang. Perubahan-perubahan yang terjadi pada seorang anak yang tinggal bersama orangtua ketika beranjak dewasa tentunya sangat berbeda dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada anak yang tinggal di panti asuhan.
  • 10. Selain itu, perkembangan kepribadian seseorang dipengaruhi pula oleh semakin bertambahnya usia seseorang. Semakin bertambah tua seseorang, tampak semakin pasif, motivasi berprestasi dan kebutuhan otonomi semakin turun, dan locus of control dirinya semakin mengarah ke luar (eksternal). Budaya dan Indigenous Personality Berbagai persoalan mendasar yang muncul dalam kajian kepribadian dalam tinjauan lintas budaya dia atas menggambarkan sebuah kenyataan bahwa antar budaya yang berbeda sangat mungkin secara mendasar memiliki pandangan yang berbeda mengenai apa tepatnya kepribadian itu. Suatu kenyataan yang merangsang perlunya kajian-kajian yang bersifat lokal atau indigenous personality yang mampu memberi penjelasan mengenai kepribadian individu dari suatu budaya secara mendalam. Konseptualisasi mengenai kepribadian yang dikembangkan dalam sebuah budaya tertentu dan relevan hanya pada budaya tersebut. Sebagai contoh kajian indigenous personality adalah penelitian yang dilakukan Doi (1973). Doi mengemukakan adanya Amae yang dikatakan sebagai inti konsep dari kepribadian orang-orang Jepang. Amae berakar pada kata „manis‟, dan secara perlahan dirujukkan sebagai sifat pasif, ketergantungan antar individu. Dipaparkan pula bahwa Amae berakar pada hubungan antara bayi dengan ibunya. Menurut Doi, relationship seluruh orang Jepang dipengaruhi dan berkarakteristik Amae, sebagaimana Amae ini secara mendasar mempengaruhi budaya dan kepribadian orang Jepang. Suatu konsep yang memandang kepribadian sebagai bagian tak terpisahkan dari konsep hubungan sosial. Temuan mengenai Amae di atas menunjukkan adanya perbedaan konsep kepribadian antara orang Jepang dan orang Amerika. Para Psikolog Amerika memandang bahwa yang menjadi inti kepribadian adalah konsep Ego. Ego disebut ekslusif kepribadian karena Ego mengontrol pintu-pintu kearah tindakan, memilih segi-segi lingkungan kemana ia dan bagaimana caranya, serta memiliki kuasa mengontrol proses-proses kognitif berupa persepsi, memori dan berpikir. Tujuan terpenting dari Ego adalah mempertahankan kehidupan individu. Konsep yang memandang kepribadian sebagai suatu yang bersifat otonom.
  • 11. Budaya dan Konsep Diri Definisi konsep diri Konsep diri adalah organisasi dari persepsi-persepsi diri. Organisasi dari bagaimana kita mengenal, menerima dan mengenal diri kita sendiri. Suatu deskripsi tentang siapa kita, mulai dari identitas fisik, sifat hingga prinsip. Berpikir mengenai bagaimana mempersepsi diri adalah bagaimana seseorang memberi gambaran mengenai sesuatu pada dirinya. Selanjutnya label akan sesuatu dalam diri tersebut digunakan sekaligus untuk mendeskripsikan karakter dirinya. Sebagai contoh, seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang yang humoris. Deskripsi ini berimplikasi bahwa: (1) orang tersebut memiliki atribut sebagai seorang yang humoris dalam dirinya, yang boleh jadi merupakan kemampuan ataupun ketertarikan terhadap segala hal yang berbau humor, (2) semua tindakan, pikiran dan perasaan orang tersebut mempunyai hubungan yang dekat dengan atribut tersebut, bahwa orang tersebut selama ini dalam setiap perilakunya selalu tampak humoris, (3) tindakan, perasaan dan pikiran orang tersebut di masa yang akan datang akan dikontrol oleh atributnya tersebut, bahwa orang tersebut dalam perilakunya di esok hari akan selalu menyesuaikan dengan atributnya tersebut. Asumsi-asumsi akan pentingnya konsep diri berakar dari pemilikiran individualistik barat. Dalam masyarakat barat, diri dilihat sebagai sejumlah atribut internal yang meliputi kebutuhan, kemampuan, motif, dan prinsip-prinsip. Konsep diri adalah inti dari keberadaan (existence) dan secara naluriah tanpa disadari mempengaruhi setiap pikiran, perasaan dan perilaku individu tersebut. Diri individual Diri individual adalah diri yang fokus pada atribut internal yang sifatnya personal; kemampuan individual, inteligensi, sifat kepribadian dan pilihan-pilihan individual. Diri adalah terpisah dari orang lain dan lingkungan. Budaya dengan diri individual mendesain dan mengadakan seleksi sepanjang sejarahnya untuk mendorong kemandirian sertiap anggotanya. Mereka didorong untuk membangun konsep akan diri yang terpisah dari orang lain, termasuk dalam kerangka tujuan keberhasilan yang cenderung lebih mengarah pada tujuan diri individu.
  • 12. Dalam kerangka budaya ini, nilai akan kesuksesan dan perasaan akan harga diri megambil bentuk khas individualisme. Keberhasilan individu adalah berkat kerja keras dari individu tersebut. Diri individual adalah terbatas dan terpisah dari ornag lain. Informasi relevan akan diri yang paling penting adalah atribut-atribut yang diyakini stabil, konstan, personal dan instrinsikdalam diri. ayah ibu diri kakak teman atasan teman Diri kolektif Budaya yang menekankan nilai diri kolektif sagat khas dengan cirri perasaan akan keterkaitan antar manusia satu sama lain, bahkan antar dirinya sebagai mikro kosmos dengan lingkungan di luar dirinya sebagai makro kosmos. Tugas utama normative pada budaya ini adalah bagaimana individu memenuhi dan memelihara keterikatannya dengan individu lain. Individu diminta untuk menyesuaikan diri dengan orang lain atau kelompok dimana mereka bergabung. Tugas normative sepanjang sejarah budaya adalah mendorong saling ketergantungansatu sama lain. Karenanya, diri (self) lebih focus pada atribut eksternal termask kebutuhan dan harapan-harapannya. Dalam konstruk diri kolektif ini, nilai keberhasilan dan harga diri adalah apabila individu tersebut mampu memenuhi kebutuhan komunitas dan menjadi bagian penting dalam hubungan dengan komunitas. Individu focus pada status keterikatan mereka (interdependent), dan penghargaan serta tanggung jawab sosialnya. Aspek terpenting dalam pengalaman kesadaran adalah saling terhubung antar personal. Dapat dilihat bahwa diri (self) tidak terbatas, fleksibel, dan bertempat pad konteks, serta saling overlapping antara diri dengan individu-individu lain khususnya yang dekat atau
  • 13. relevan. Dalam budaya diri kolektif ini, informasi mengenai diri yang terpenring adalah aspek-aspek diri dalam hubungan. ayah ibu diri kakak teman teman atasann Pengaruhnya terhadap persepsi diri Studi yang dilakukan oleh Bond danTak-Sing (1983), dan Shwender dan Bourne (1984) menunjukkan bagaimana perbedaan konstruk diri mempengaruhi persepsi diri. Studi ini membandingkan kelompok Amerika dan kelompok Asia, subyek diminta menuliskan beberapa karakteristik yang menggambarkan diri mereka sendiri. Respon yang diberikan subyek bila dianalisa dapat dibagi ked lam dua jenis, yaitu respon abstrak atau deskripsi sifat kepribadian seperti saya seorang yang mudah bergaul, saya orang yang ulet; dan respon situasional seperti saya biasanya mudah bergaul dengan teman-teman dekat saya. Hasil studi menunjukkan bahwa subyek Amerika cenderung memberikan respon abstrak sedangkan subyek Asia cenderung memberikan respon situasional. penemuan ini menyatakan bahwa individu dengan konstruk diri yang dependent cenderung menekankan pada atribut personal: kemampuan ataupun sifat kepribadian; sebaliknya individu dengan konstruk diri intersependent lebih cenderung melihat diri mereka dalam konteks situasional dalam hubungannya dengan orang lain. Pengaruhnya pada social explanation Konsep diri juga menjadi semacam pola panduan bagi kognitif dalam melakukan interpretasi terhadap perilaku orang lain. Individu dengan diri individual, yang memiliki keyakinan bahwa setiap orang memiliki serangkaian atribut internal yang relatif stabil, akan menganggap orang lain juga memiliki hal yang sama. Hasilnya, ketika mereka melakukan pengamatan dan interpretasi terhadap perilaku orang lain, mereka berkeyakinan dan
  • 14. mengambil kesimpulan bahwa perilaku orang lain tersebut didasi dan didorong oleh aspek- aspek dalam atribut internalnya. Pengaruhnya pada motivasi berprestasi Motivasi adalah faktor yang membangkitkan dan menyediakan tenaga bagi perilaku manusia dan organisme lainnya. motivasi manusia merupakan konsep yang paling banyak menarik perhatian dan diteliti dalam kajian psikologi, sekaligus paling controversial karena banyaknya definisi dan pemikiran yang dikembangkan. Teori motivasi yangn terkenal diantaranya disampaikan oleh Maslow dan Mc-Clelland. Dalam teori motivasi Maslow, manusia memiliki hierarki kebutuhan dari kebutuhan paling dasar yaitu fisiologis hingga kebutuhan paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Sementara menurut Mc-clelland, manusia juga dimotivasi oleh dorongan sekunder yang penuh tenaga yang tidak berbasis kebutuhan, yaitu berprestasi, berafiliasi atau menjalin hubungan, dan berkuasa. Dalam tradisi barat, konsep diri bersifat individual, motivasi diasosiasikan sebagai sesuatu yang personal dan internal, dan kurang terkait dengan konteks sosial ataupun interpersonal. Dalam komunitas tradisi timur, konsep diri condong dilihat sebagai bagian kolektifitas, kesuksesan adalah untuk mencapai tujuan sosial yang lebih luas. Kesuksesan selalu dipandang terkait dengan kebanggaan dan kebahagiaan orang lain, terutama orang- orang terdekat. Pengaruhnya pada peningkatan diri (self enhancement) Memelihara atau meningkatkan harga diri diasumsikan akan memiliki bentuk yang berbeda pada budaya yang cenderung interdependent. Diantara orang-orang yang datang dari budaya interdependent, penaksiran atribut internal diri mungkin tidak terkait dengan harga diri (self esteem) ataupun kepuasan diri (self satisfiaction). Sebaliknya, harga diri ataupun kepuasan diri terlihat lebih terkait dengan keberhasilan memainkan perannya dalam kelompok, memelihara harmoni, menjaga ikatan, dan saling membantu. Bagi orang-orang dri interdependent culture, melihat dirir sebagai unik atau berbeda malah akan menjadikan ketidakseimbangan psikologis diri. Mereka akan merasa terlempar dari kelompoknya dan kesepian sebagai manusia.
  • 15. Pengaruhnya pada emosi Emosi dapat diklasifikasikan atas arah hubungan sosial dari emosi, yaitu apakah emosi tersebut akan mengarahkan pada pemisahan diri dengan lingkungan, penarikan diri, ataupun penolakan hubungan sosial sekaligus secara simultan meningkatkan rasa penerimaan diri untuk mandiri dan lepas dari ketergantungan pada orang lain yang selanjutnya disebut socially disengaged emotions dan emosi yang akan mengarahkan pada keterhubungan dengan orang lain dan lingkungan luarnya atau dikenal sebagai socially engaged emotions.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Berry, John W, dkk. 1999. Psikologi Lintas Budaya : Riset dan Aplikasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Nurdiniamalia. Psikologi Lintas Budaya dalam lingkup Selfatau Kepribadian. http://nurdiniamalia.files.wordpress.com.