1. C H R I S T I N E F
X I P S 2
S M A K K A L A M K U D U S
B A N D U N G
2 0 1 3 / 2 0 1 4
RAWA & DAERAH ALIRAN
SUNGAI (DAS)
2. RAWA
Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah
yang terjadi terus-menerus atau misiman akibat
drainase alamiah yang terhambat serta memounyai
ciri-ciri khusus secara fisik, kimiawi, dan biologis.
Rawa selalu digenangi air karena kekurangan saluran
atau letaknya yang rendah, baik yang bersifat
sementara maupun sepanjang waktu, sehingga
pelepasan air dari lahan tersebut lambat. Genangan
ini disebabkan oleh kondisi pembuangan (drainase)
yang buruk.
3. KLASIFIKASI RAWA
Berdasarkan kondisi air dan tumbuh-tumbuhan yang
hidup:
a) Rawa Swamp
Rawa Swamo merupakan daerah lahan basah
yang selalu digenangi oleh air. Pada umumnya daeran
ini ditumbuhi flora seperti lumut, rumpu-rumputan,
semak-semak, dan tumbuhan jenis pohon
b) Rawa Marsh
Rawa jenis marsh merupakan daerah lahan
basah (sama seperti swamp). Perbedaannya pada jenis
flora yang hidup di daerah tersebut. Adapun jenis
floranya seperti lumut-lumutan, rumput-rumputan, dan
alang-alang.
4. c) Rawa Bog
Lahan basah yang permukaan tanahnya relatif
kering, tetapi lahan bagian dalamnya penuh air
(bersifat basah).
d) Rawa Pasang Surut
Rawa pasang surut merupakan rawa yang
jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah
(pasang surut), hal ini dikarenakan oleh adanya
pengauh pasang surutnya air laut. Bakau adalah
tanaman yang sering ada di daerah ini.
5. BERDASARKAN LETAKNYA
a) Rawa Dataran Rendah
Rawa datarab rendah terjadi di daerah depresi
yang membentuk permukaan datar dan cekung. Air
rawa ini berasal dari air hujan, air tanah, dan air
sungai, serta kaya akan mineral. Rawa ini ditumbuhi
oleh tumbuhan autotrophic. Gambut yang terbentuk
di daerah ini berasal dari sisa-sisa tumbuhan autotrof.
6. b) Rawa Dataran Tinggi
Rawa jenis ini terletak di daerah tinggi
(daripada daerah disekitarnya) dan memiliki
permukaan cekung. Sumber air rawa jenis ini berasal
dari air hujan dan airnya tidak begitu asam.
c) Rawa Peralihan
Rawa jenis ini sebagian tanahnya bisa
digunakan sebagai lahan pertanian.
7. BERDASARKAN PROSES
TERBENTUKNYA
a) Rawa Pantai
Rawa pantai adalah jenis rawa yang terdapat di
pinggir pantai. Rawa ini selalu dipengaruhi oleh pasang surut
air laut. Pasang surut ini terjadi dua kali dalam sehari sehingga
terbentuklah rawa pantai. Rawa ini banyak ditumbuhi oleh
pohon bakau.
b) Rawa Pinggiran
Terjadi akibat meluapnya air sungai. Rawa sungai ini
dapat juga terbentuk pada daerah bekas aliran yang
terpotong akibat proses meandring sungai.
c) Rawa Abadi
Rawa yang airnya terjebak dalam sebuah cekungan
dan tidak memiliki pelepasan ke laut. Air hujan yang dalam
rawa hanya dapat menguap tanpa ada aliran yang berarti.
8. BERDASARKAN SIFAT AIRNYA
a) Rawa Air Tawar
Rawa air tawar adalah rawa yang airnya tawar
karena leaknya di pinggiran sepanjang sungai.
b) Rawa Air Payau
Rawa air payau adalah rawa yang airnya
percamouran antara tawar dan asin, biasanya
letaknya di muara sungai menuju laut.
c) Rawa Air Asin
Rawa air asin adalah rawa yang airnya asin
dan letaknya di daerah pasang surut laut.
9. BERDASARKAN KEADAAN AIRYA
a) Rawa yang airnya selalu tergenang
Rawa yang selalu tergenang airnya tidak dapat
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, karena
lahannya tertutup tanah gambut yang tebal. Di
daerah rawa ini sulit terdapat bentuk kehidupan
binatang karena airnya sangat asam dengan warna
air kemerah-merahan.
b) Rawa yang airnya tidak selalu tergenang
Rawa yang menampung air tawar dilimpahkan
air sungai pada saat air laut pasang dan airnya relatif
mengering pada saat air laut surut.
10. MANFAAT RAWA
1. Sebagai tempat pemeliharaan ikan tambak,
misalnya bandeng dan udang (perikanan).
2. Untuk sawah pasang surut (persawahan).
3. Pembangkit listrik.
4. Objek pariwisata.
5. Rawa yang dikeringkan dapat digunakan sebagai
lahan pertanian.
6. Penghasil pohon bakau yang dapat melindungi
daratan dari abrasi.
7. Sebagai lokasi pemukiman dengan model rumah
bertiang.
11. CARA PENGELOLAAN RAWA
1. Dapat dijadikan lahan alternatif untuk
pengembangan pertanian.
2. Sebagai pengelolaan air
3. Sebagai penataan lahan
4. Sebagai pemilihan komoditas adaptif
5. Sebagai penerapan teknologi budaya yang sesuai
12. DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah air yang
mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-
titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan
yang jatuh dan terkumpul.
Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan
mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya melalui
sungai.
13. AIR PADA DAS MERUPAKAN ALIRAN AIR
YANG MENGALAMI SIKLUS HIDROLOGI
SECARA ALAMIAH. SELAMA
BERLANGSUNGNYA DAUR HIDROLOGI, YAITU
PERJALANAN AIR DARI PERMUKAAN LAUT KE
ATMOSFER KEMUDIAN KE PERMUKAAN
TANAH DAN KEMBALI LAGI KE LAUT YANG
TIDAK PERNAH BERHENTI TERSEBUT, AIR
TERSEBUT AKAN TERTAHAN (SEMENTARA) DI
SUNGAI, DANAU/WADUK, DAN DALAM
TANAH SEHINGGA AKAN DIMANFAATKAN
OLEH MANUSIA ATAU MAKHLUK HIDUP.
14. DAERAH-DAERAH DAS
1. Hulu sungai, berbukit-bukit dan lerengnya curam
sehingga banyak jeram.
2. Tengah sungai, relatif landai,terdapat meander.
Banyak aktivitas penduduk.
3. Hilir sungai, landai dan subur. Banyak areal
pertanian.
15. MACAM-MACAM DAS
DAS dibedakan menjadi dua, yakni:
1. DAS gemuk: DAS jenis ini memiliki daya tampung
yang besar, adapun sungai yang memiliki DAS
seperti ini cenderung mengalami luapan air yang
besar apabila terjadinya hujan di daerah hulu.
2. DAS kurus: DAS jenis ini bentuknya sempit,
sehingga daya tampungnya pun kecil. Manakala
hujan turun di daerah hulu, tidak terjadi luapan air
yang tidak terlalu hebat.
16. BENTUK-BENTUK DAS
Bentuk DAS ada tiga jenis, yaitu:
1. Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki
debit banjir sekuensial dan berurutan. Memerlukan
waktu yang lebih pendek untuk mencapai
mainstream. Memiliki topografi yang lebih curam
daripada bentuk lainnya.
2. Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit banjir
yang terakumulasi dari berbagai arah sungai dan
memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu
ayam untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi
yang relatif landai daripada bulu ayam.
3. Bentuk parallel / Kombinasi: DAS bentuk kombinasi
memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai
arah sungai di bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu
sekuensial dan berurutan.
17. PEMBAGIAN DAS BERDASARKAN
FUNGSI HULU, TENGAH, HILIR
• Bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi ang
dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS
agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat
diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS,
kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan
curah hujan.
• Bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan
air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan
manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang
antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas
air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka
air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan
seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau.
18. • Bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan
air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan
manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi,
yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air,
kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah
hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air
berih, serta pengelolaan air limbah.
19. MASALAH-MASALAH DAS DI
INDONESIA
a) Banjir
b) Produktivitas tanah menurun
c) Pengendapan lumpur pada waduk
d) Saluran irigasi proyek tenaga air
e) Penggunaan tanah yang tidak tepat
(perladangan berpindah, pertanian lahan kering
dan konservasi yang tidak tepat)