SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
PANTAI BERBATU HABITAT SUPRATIDAL
     Ekosistem pantai terletak antara garis air surut terendah dan air pasang tertinggi.

Ekosistem ini berkisar dari daerah dimana ditemukan substrat berbatu dan berkerikil ( yang

mendukung sejumlah terbatas flora dan fauna sesil) hingga daerah berpasir aktif (dimana

ditemukan populasi bakteri, protozoa, metazoa) dan daerah bersubstrat liat dan lumpur (

dimana ditemukan sejumlah besar komunitas infauna).


     1. Karakteristik lingkungan Pantai Berbatu


     Pantai berbatu merupakan satu dari lingkungan pesisir dan laut yang subur. Kombinasi

substrat keras untuk penempelan, seringnya aksi gelombang, dan perairan yang jernih

menciptakan suatu habitat yang menguntungkan bagi biota laut.


Karakteristik Pantai Berbatu


    Pantai yang berbatu-batu memanjang ke laut dan terbenam di air.

    Mempunyai keragaman terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan

    Batu yang terbenam di air ini menciptakan suatu zonasi habitat karena adanya

       perubahan naik turunnya permukaan air laut akibat proses pasang yang menyebabkan

       adanya bagian yang selalu tergenang air, selalu terbuka terhadap matahri, serta zona

       diantaranya yang terbenam pada pasang naik dan terbuka pada pasang surut.

       Pembagian zonasi berturut- turut antara lain sublitoral, litoral, dan supralitoral.


Pola umum zonasi pantai berbatu :


          ¬    Supralitoral


          ¬    Eulitoral


          ¬    Sublitoral.
Pantai berbatu yang ditinjau kali ini adalah pantai berbatu dengan habitat supratidal.

Dimana supratidal merupakan daerah diatas pasang tertinggi dari garis laut yang hanya

mendapatkan siraman air laut dari hempasan riak gelombang dan ombak yang menerpa

daerah tersebut yang disebut juga backshore.


      Pantai berbatu terbentuk dari batu granit dari berbagai ukuran tempat ombak pecah.

Umumnya pantai berbatu terdapat bersama-sama atau berseling dengan pantai berdinding

batu. Kawasan ini paling padat makroorganismenya, dan mempunyai keragaman fauna

meupun flora yang paling besar. Tipe pantai ini banyak ditemui di selatan jawa, Nusa

tenggara dan Maluku.


      Pantai berbatu dicirikan oleh adanya belahan batuan cadas. Berbeda dengan komunitas

pantai berpasir, dimana organismenya hidup di bawah substrat, komunitas organisme pantai

berbatu hidup di permukaan. Bila dibandingkan dengan habitat pantai lainnya, pantai berbatu

memiliki kepadatan makroorganisme yang paling tinggi, khususnya di habitat interdal di

daerah dingin (temperate) dan daerah subtropik.


      2. Biota


      Pantai berbatu di huni oleh banyak spesies alga dan binatang tak bertulang belakang

(invertebrata). Binatang invertebrata ini menghasilkan sejumlah besar telur dan larva yang

masuk kedalam perairan dekat pantai, yang selanjutnya merupakan bagian dari sumber

makanan bagi ikan-ikan hias. Kotoran-kotoran dari alga juga masuk kedalam rantai makanan

dari sistem perairan dekat pantai.


      Habitat supratidal adalah habitat yang hidup di daerah di atas pasang tertinggi dari garis

laut yang hanya mendapat siraman air laut dari hempasan riak gelombang dan ombak yang

menerpa daerah supratidal (backshore).
Organisme yang hidup di zona supralittoral (supratidal) harus menghadapi kondisi

tertentu, seperti terekspos dengan udara, air tawar dari hujan, hawa panas dan dingin, serta

predasi dari hewan darat dan burung laut. Bagian atas dari supralittoral biasa dihuni oleh dark

lichen yang terlihat sebagai kerak pada batuan. Beberapa Neritidae dan Isopod yang

memakan detritus menghuni supralittoral bagian bawah.


     Selain iu biota yang dapat hidup di habitat supratidal berada pada daerah paling atas

pantai dan hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis

ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.


     Fauna pada pantai berbatu terdiri dari berbagai jenis, seperti tiram, siput, kepiting batu

dan beberapa jenis ikan yang hidup pada celah-celah diantara bebatuan, sedangkan vegetasi

pada pantai ini terdiri dari formasi Barringtonia seperti putat laut, cemara, ketapang, dan

nyamplung yang melekat di batu-batu.


     Ikan-ikan dapat mencari makan secara langsung pada pantai berbatu saat air pasang,

sementara burung laut mencari makan pada pantai berbatu saat air surut. Pantai berbatu yang

relatif jauh ke arah laut dapat merupakan lokasi tempat bertelur yang penting bagi burung

laut. Beberapa spesies pada pantai berbatu (seperti mussels dan rocky oyster), merupakan

sumber makanan bagi masyarakat pesisir.


      Pada habitat pantai berbatu terjadi kompetisi yang kuat diantara organisme. Oleh

karena itu, kemampuan untuk melekat pada substrat yang kuat mutlak diperlukan. Beberapa

organisme bentik yang dapat dijumpai antara lain anemon laut, siput, dan rumput laut.

Organisme-organisme tersebut telah beradaptasi dengan kerusakan fisik yang diakibatkan

oleh gelombang pada saat pasang tinggi dan harus bertahan hidup dari kekeringan,

temperatur yang ekstrim dan perubahan salinitas yang terjadi pada saat surut (Dahuri 2003).
3. Komunitas Bentos


     Bentos adalah komponen yang sangat penting dalam jaring – jaring makanan di laut

yang dimanfaatkan sebagai makanan oleh konsumen yang lebih tinggi. Komunitas pantai

berbatu didominasi oleh krustasea, moluska, dan ganggang makroskopik. Alga (rumput laut)

memberikan perlindungan dan makanan untuk hewan.


     4. Adaptasi Biota


     Zona Supralittoral merupakan zona di atas pasang naik sedangkan sedimennya

terdeposit ditunjukkan oleh adanya subareal dengan kondisi pada umumnya memiliki waktu

penggenangan selama terjadi badai (musim semi).


     Bentuk adaptasi adalah mncakup adaptasi structural, adaptasi fisiologi, dan

adaptasitingkah laku. Adaptasi structural merupakan cara hdup untuk menyesuaikan dirinya

denganmengembangkan struktur tubuh atau alat-alat tubuh kearah yang lebh sesuai dengan

keadaanlingkungan dan keperluan hidup.


     Organisme intertidal memilki kemampuan untuk beradaptasi dngan kondisi

lingkunganyang dapat berubah secara signifikan, pola tersebut meliputi:


   a. Daya tahan terhadap kehilangan air organisme laut berpindah dari air ke

       udara terbuka, mereka mulai kehilangan air. Mekanisme yang sederhana

       untuk menghindari kehilangan air terlihat pada hewan – hewan yang

       bergerak seperti kepitinbg dan anemon.

   b. Pemeliharaan       Keseimbangan PanasOrganisme           intertidal   juga   mengalami

       keterbukaan terhadap suhu panas dan dingin yangekstrim dan memperlihatkan

       adaptasi tingkah laku dan struktur tubuh untuk menjaga keseimbangan panas

       internal.
Zona supratidal dibagi dengan melihat kondisi alamiah pantai tersebut, yang mana

diawali oleh tumbuhnya beberapa vegetasi pantai berlumpur dan badan pasir. Storm-Driven

di daerah supratidal ikut serta di dalam mensuplai sedimen sehingga menciptakan lapisan

sedimen hanya dalam beberapa jam. Lapisan ini yang terbentuk akibat badai akan terjadi

pengkayaan karbon oleh ganggang organik, yang berkembang biak saat terjadi badai.


     Pada bagian lain dari daerah supralittoral dominasi ganggang blue-green filamentous

menjerat dan mengikat sedimen berbutir halus lewat alga yang ada di daerah subtidal.

Pengikatan sedimen oleh alga di daerah subtidal sehingga terjadi penumpukan sedimen di

muara sungai, disamping itupula banyaknya sedimen diakibatkan oleh banjir. Dominasi

pasang surut, mengakibatkan pelumpuran sehingga pada waktu penggenangan akan terbentuk

beting-beting lumpur sedangkan pada saat surut akan mengalami pengeringan.


     5. Keragaman


     Kawasan pantai yang sesekali dibasahi oleh hempasan riak kecil gelombang, dan pada

batas tumbuhnya beberapa tanaman khas pantai seperti pohon kelapa, dan pohon lainnya,

kawasan inilah yang di kenal dengan zona supratidal.


     Kawasan ini hanya sesekali mendapat percikan air pada pasang-pasang tertinggi dan

sering terjadi proses pengeringan dengan kontak langsung oleh sinar matahari serta udara

pantai, termasuk pengaruh daratan yang lebih dominan terutama oleh aktifitas manusia.


     Pada kawasan supratidal maupun intertidal, banyak di dominasi oleh hewan-hewan

yang bergerak cepat untuk mencari makan seperti beberapa jenis kepiting dan atau mengubur

diri kedalam pasir seperti beberapa jenis kerang-kerangan (bivalve) dan cacing pantai

(Annelida).
REFERENSI


http://www.mass.gov/dfwele/dfw/nhesp/natural_communities/pdf/marine_intertidal_rocky_s
hore.pdf/diunduh tanggal 31 Oktober 2012, pukul 08.00 WIB//

http://adios19.wordpress.com/2011/05/15/klasifikasi-lingkungan-laut/ diunduh tanggal 31
Oktober 2012, pukul 08.00 WIB//

http://agusnurul.blogspot.com/2009/06/laporan-osbio.html/diunduh tanggal 31 Oktober 2012,
Pukul 08.00//

http://marufkasim.blog.com/2005/10/20/diunduh tanggal 31 Oktober 2012. Pukul 08.00
WIB//
PANTAI BERBATU HABITAT SUPRATIDAL




                     Disusun Oleh:

                  KELOMPOK 1

   1. Agus supriadi                  ( K2E 008 004 )
   2. Handoko                        ( K2E 008 020 )
   3. Robin Sirait                   ( K2E 008 047 )
   4. Christiani Silalahi            ( K2E 009 015 )
   5. Tri Cahyo                      ( K2E 009 067 )
   6. Afrisha Catur K D              ( K2E 009 085 )
   7. Handoko                        ( K2E 008 020 )
  8. Rizki Nur Fitri               ( 2602020120011 )




         JURUSAN ILMU KELAUTAN
      PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
         UNIVERSITAS DIPONEGORO
                     SEMARANG
                            2012

More Related Content

What's hot

Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalamfariz90
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrovehar tati
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautSiti Sahati
 
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Ari Panggih Nugroho
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
Sumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan PantaiSumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan Pantaiujangsupiandi
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanAkram Abu Bakar
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
 

What's hot (20)

Pengantar limnologi
Pengantar limnologiPengantar limnologi
Pengantar limnologi
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalam
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
 
Ekosistem perairan
Ekosistem perairanEkosistem perairan
Ekosistem perairan
 
Arus lautan
Arus lautanArus lautan
Arus lautan
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
Sumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan PantaiSumber Daya Laut dan Pantai
Sumber Daya Laut dan Pantai
 
Makalah mangrove by Tri
Makalah mangrove by Tri Makalah mangrove by Tri
Makalah mangrove by Tri
 
Materi Estuari
Materi EstuariMateri Estuari
Materi Estuari
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
EKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUTEKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUT
 
Planktonologi
PlanktonologiPlanktonologi
Planktonologi
 
Tugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikanTugas pengkajian stok ikan
Tugas pengkajian stok ikan
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
 
Ekofisiologi zooplankton
Ekofisiologi zooplanktonEkofisiologi zooplankton
Ekofisiologi zooplankton
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
 
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
Adaptasi  Fisiologis Hewan AirAdaptasi  Fisiologis Hewan Air
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografi
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Soal osn-biologi-tingkat-kabupaten-kota-tahun-2014
Soal osn-biologi-tingkat-kabupaten-kota-tahun-2014Soal osn-biologi-tingkat-kabupaten-kota-tahun-2014
Soal osn-biologi-tingkat-kabupaten-kota-tahun-2014
 
Bab1 pendahuluan
Bab1 pendahuluanBab1 pendahuluan
Bab1 pendahuluan
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
BIoma Gurun, Padang Rumput, dan Sabana (Geografi)
BIoma Gurun, Padang Rumput, dan Sabana (Geografi)BIoma Gurun, Padang Rumput, dan Sabana (Geografi)
BIoma Gurun, Padang Rumput, dan Sabana (Geografi)
 
Xiaomeng
XiaomengXiaomeng
Xiaomeng
 
Final Hypothesis and Outline
Final Hypothesis and OutlineFinal Hypothesis and Outline
Final Hypothesis and Outline
 
Aplicación del método Fuzzy Delphi
Aplicación del método Fuzzy DelphiAplicación del método Fuzzy Delphi
Aplicación del método Fuzzy Delphi
 
Unixtoolbox zh cn
Unixtoolbox zh cnUnixtoolbox zh cn
Unixtoolbox zh cn
 
CPG_Hypertension for Primary Health care unit
CPG_Hypertension for Primary Health care unitCPG_Hypertension for Primary Health care unit
CPG_Hypertension for Primary Health care unit
 
2.1
2.12.1
2.1
 
Irene cumplido
Irene cumplidoIrene cumplido
Irene cumplido
 
A Cry For Change
A Cry For ChangeA Cry For Change
A Cry For Change
 
Ezzai.com "Venture Lab 2012"
Ezzai.com "Venture Lab 2012"Ezzai.com "Venture Lab 2012"
Ezzai.com "Venture Lab 2012"
 
Doc
DocDoc
Doc
 
Ezzai.com still working on it
Ezzai.com still working on itEzzai.com still working on it
Ezzai.com still working on it
 
Ezzai.com Testing Link
Ezzai.com Testing LinkEzzai.com Testing Link
Ezzai.com Testing Link
 
Pureprintbrochure
PureprintbrochurePureprintbrochure
Pureprintbrochure
 
Pure Matters - Media Book
Pure Matters - Media BookPure Matters - Media Book
Pure Matters - Media Book
 
Boot cd
Boot cdBoot cd
Boot cd
 
Lucky
LuckyLucky
Lucky
 

Similar to Pantai Berbatu Habitat Supratidal

Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.pptPertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.pptKelasBiologi2
 
ekosistem biola.ppt
ekosistem biola.pptekosistem biola.ppt
ekosistem biola.pptssuser7a746c
 
Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2aswar hamzah
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangAdy Purnomo
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangSMPN 4 Kerinci
 
Limnologi biota air tawar [danau]
Limnologi biota air tawar [danau]Limnologi biota air tawar [danau]
Limnologi biota air tawar [danau]peye opey
 
Llingkungan Penyelaman
Llingkungan PenyelamanLlingkungan Penyelaman
Llingkungan PenyelamanImam Tolkha
 
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)salminruslan
 
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL    Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL    Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...Simon Raharjo
 
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangEkosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangtuti handayani
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxRenadaArifaDhuantie
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamgio_simamora
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamgio_simamora
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamgio_simamora
 
Presentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangPresentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangAlfian Muhammad
 

Similar to Pantai Berbatu Habitat Supratidal (20)

Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.pptPertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
 
MAteri SIG
MAteri SIGMAteri SIG
MAteri SIG
 
ekosistem biola.ppt
ekosistem biola.pptekosistem biola.ppt
ekosistem biola.ppt
 
Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2
 
Aplikom
AplikomAplikom
Aplikom
 
Biota laut dalam
Biota laut dalamBiota laut dalam
Biota laut dalam
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karang
 
Limnologi biota air tawar [danau]
Limnologi biota air tawar [danau]Limnologi biota air tawar [danau]
Limnologi biota air tawar [danau]
 
Llingkungan Penyelaman
Llingkungan PenyelamanLlingkungan Penyelaman
Llingkungan Penyelaman
 
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)
About Terumbu Karang (Mata Kuliah Biologi Terumbu Karang)
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL    Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL    Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...
PULAU KECIL DAN PERTANIAN PULAU KECIL Simon Raharjo in file #1-Pulau Kecil...
 
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangEkosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Presentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangPresentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu Karang
 
Lingkungan alam dan buatan
Lingkungan alam dan buatanLingkungan alam dan buatan
Lingkungan alam dan buatan
 

Pantai Berbatu Habitat Supratidal

  • 1. PANTAI BERBATU HABITAT SUPRATIDAL Ekosistem pantai terletak antara garis air surut terendah dan air pasang tertinggi. Ekosistem ini berkisar dari daerah dimana ditemukan substrat berbatu dan berkerikil ( yang mendukung sejumlah terbatas flora dan fauna sesil) hingga daerah berpasir aktif (dimana ditemukan populasi bakteri, protozoa, metazoa) dan daerah bersubstrat liat dan lumpur ( dimana ditemukan sejumlah besar komunitas infauna). 1. Karakteristik lingkungan Pantai Berbatu Pantai berbatu merupakan satu dari lingkungan pesisir dan laut yang subur. Kombinasi substrat keras untuk penempelan, seringnya aksi gelombang, dan perairan yang jernih menciptakan suatu habitat yang menguntungkan bagi biota laut. Karakteristik Pantai Berbatu  Pantai yang berbatu-batu memanjang ke laut dan terbenam di air.  Mempunyai keragaman terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan  Batu yang terbenam di air ini menciptakan suatu zonasi habitat karena adanya perubahan naik turunnya permukaan air laut akibat proses pasang yang menyebabkan adanya bagian yang selalu tergenang air, selalu terbuka terhadap matahri, serta zona diantaranya yang terbenam pada pasang naik dan terbuka pada pasang surut. Pembagian zonasi berturut- turut antara lain sublitoral, litoral, dan supralitoral. Pola umum zonasi pantai berbatu : ¬ Supralitoral ¬ Eulitoral ¬ Sublitoral.
  • 2. Pantai berbatu yang ditinjau kali ini adalah pantai berbatu dengan habitat supratidal. Dimana supratidal merupakan daerah diatas pasang tertinggi dari garis laut yang hanya mendapatkan siraman air laut dari hempasan riak gelombang dan ombak yang menerpa daerah tersebut yang disebut juga backshore. Pantai berbatu terbentuk dari batu granit dari berbagai ukuran tempat ombak pecah. Umumnya pantai berbatu terdapat bersama-sama atau berseling dengan pantai berdinding batu. Kawasan ini paling padat makroorganismenya, dan mempunyai keragaman fauna meupun flora yang paling besar. Tipe pantai ini banyak ditemui di selatan jawa, Nusa tenggara dan Maluku. Pantai berbatu dicirikan oleh adanya belahan batuan cadas. Berbeda dengan komunitas pantai berpasir, dimana organismenya hidup di bawah substrat, komunitas organisme pantai berbatu hidup di permukaan. Bila dibandingkan dengan habitat pantai lainnya, pantai berbatu memiliki kepadatan makroorganisme yang paling tinggi, khususnya di habitat interdal di daerah dingin (temperate) dan daerah subtropik. 2. Biota Pantai berbatu di huni oleh banyak spesies alga dan binatang tak bertulang belakang (invertebrata). Binatang invertebrata ini menghasilkan sejumlah besar telur dan larva yang masuk kedalam perairan dekat pantai, yang selanjutnya merupakan bagian dari sumber makanan bagi ikan-ikan hias. Kotoran-kotoran dari alga juga masuk kedalam rantai makanan dari sistem perairan dekat pantai. Habitat supratidal adalah habitat yang hidup di daerah di atas pasang tertinggi dari garis laut yang hanya mendapat siraman air laut dari hempasan riak gelombang dan ombak yang menerpa daerah supratidal (backshore).
  • 3. Organisme yang hidup di zona supralittoral (supratidal) harus menghadapi kondisi tertentu, seperti terekspos dengan udara, air tawar dari hujan, hawa panas dan dingin, serta predasi dari hewan darat dan burung laut. Bagian atas dari supralittoral biasa dihuni oleh dark lichen yang terlihat sebagai kerak pada batuan. Beberapa Neritidae dan Isopod yang memakan detritus menghuni supralittoral bagian bawah. Selain iu biota yang dapat hidup di habitat supratidal berada pada daerah paling atas pantai dan hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Fauna pada pantai berbatu terdiri dari berbagai jenis, seperti tiram, siput, kepiting batu dan beberapa jenis ikan yang hidup pada celah-celah diantara bebatuan, sedangkan vegetasi pada pantai ini terdiri dari formasi Barringtonia seperti putat laut, cemara, ketapang, dan nyamplung yang melekat di batu-batu. Ikan-ikan dapat mencari makan secara langsung pada pantai berbatu saat air pasang, sementara burung laut mencari makan pada pantai berbatu saat air surut. Pantai berbatu yang relatif jauh ke arah laut dapat merupakan lokasi tempat bertelur yang penting bagi burung laut. Beberapa spesies pada pantai berbatu (seperti mussels dan rocky oyster), merupakan sumber makanan bagi masyarakat pesisir. Pada habitat pantai berbatu terjadi kompetisi yang kuat diantara organisme. Oleh karena itu, kemampuan untuk melekat pada substrat yang kuat mutlak diperlukan. Beberapa organisme bentik yang dapat dijumpai antara lain anemon laut, siput, dan rumput laut. Organisme-organisme tersebut telah beradaptasi dengan kerusakan fisik yang diakibatkan oleh gelombang pada saat pasang tinggi dan harus bertahan hidup dari kekeringan, temperatur yang ekstrim dan perubahan salinitas yang terjadi pada saat surut (Dahuri 2003).
  • 4. 3. Komunitas Bentos Bentos adalah komponen yang sangat penting dalam jaring – jaring makanan di laut yang dimanfaatkan sebagai makanan oleh konsumen yang lebih tinggi. Komunitas pantai berbatu didominasi oleh krustasea, moluska, dan ganggang makroskopik. Alga (rumput laut) memberikan perlindungan dan makanan untuk hewan. 4. Adaptasi Biota Zona Supralittoral merupakan zona di atas pasang naik sedangkan sedimennya terdeposit ditunjukkan oleh adanya subareal dengan kondisi pada umumnya memiliki waktu penggenangan selama terjadi badai (musim semi). Bentuk adaptasi adalah mncakup adaptasi structural, adaptasi fisiologi, dan adaptasitingkah laku. Adaptasi structural merupakan cara hdup untuk menyesuaikan dirinya denganmengembangkan struktur tubuh atau alat-alat tubuh kearah yang lebh sesuai dengan keadaanlingkungan dan keperluan hidup. Organisme intertidal memilki kemampuan untuk beradaptasi dngan kondisi lingkunganyang dapat berubah secara signifikan, pola tersebut meliputi: a. Daya tahan terhadap kehilangan air organisme laut berpindah dari air ke udara terbuka, mereka mulai kehilangan air. Mekanisme yang sederhana untuk menghindari kehilangan air terlihat pada hewan – hewan yang bergerak seperti kepitinbg dan anemon. b. Pemeliharaan Keseimbangan PanasOrganisme intertidal juga mengalami keterbukaan terhadap suhu panas dan dingin yangekstrim dan memperlihatkan adaptasi tingkah laku dan struktur tubuh untuk menjaga keseimbangan panas internal.
  • 5. Zona supratidal dibagi dengan melihat kondisi alamiah pantai tersebut, yang mana diawali oleh tumbuhnya beberapa vegetasi pantai berlumpur dan badan pasir. Storm-Driven di daerah supratidal ikut serta di dalam mensuplai sedimen sehingga menciptakan lapisan sedimen hanya dalam beberapa jam. Lapisan ini yang terbentuk akibat badai akan terjadi pengkayaan karbon oleh ganggang organik, yang berkembang biak saat terjadi badai. Pada bagian lain dari daerah supralittoral dominasi ganggang blue-green filamentous menjerat dan mengikat sedimen berbutir halus lewat alga yang ada di daerah subtidal. Pengikatan sedimen oleh alga di daerah subtidal sehingga terjadi penumpukan sedimen di muara sungai, disamping itupula banyaknya sedimen diakibatkan oleh banjir. Dominasi pasang surut, mengakibatkan pelumpuran sehingga pada waktu penggenangan akan terbentuk beting-beting lumpur sedangkan pada saat surut akan mengalami pengeringan. 5. Keragaman Kawasan pantai yang sesekali dibasahi oleh hempasan riak kecil gelombang, dan pada batas tumbuhnya beberapa tanaman khas pantai seperti pohon kelapa, dan pohon lainnya, kawasan inilah yang di kenal dengan zona supratidal. Kawasan ini hanya sesekali mendapat percikan air pada pasang-pasang tertinggi dan sering terjadi proses pengeringan dengan kontak langsung oleh sinar matahari serta udara pantai, termasuk pengaruh daratan yang lebih dominan terutama oleh aktifitas manusia. Pada kawasan supratidal maupun intertidal, banyak di dominasi oleh hewan-hewan yang bergerak cepat untuk mencari makan seperti beberapa jenis kepiting dan atau mengubur diri kedalam pasir seperti beberapa jenis kerang-kerangan (bivalve) dan cacing pantai (Annelida).
  • 6. REFERENSI http://www.mass.gov/dfwele/dfw/nhesp/natural_communities/pdf/marine_intertidal_rocky_s hore.pdf/diunduh tanggal 31 Oktober 2012, pukul 08.00 WIB// http://adios19.wordpress.com/2011/05/15/klasifikasi-lingkungan-laut/ diunduh tanggal 31 Oktober 2012, pukul 08.00 WIB// http://agusnurul.blogspot.com/2009/06/laporan-osbio.html/diunduh tanggal 31 Oktober 2012, Pukul 08.00// http://marufkasim.blog.com/2005/10/20/diunduh tanggal 31 Oktober 2012. Pukul 08.00 WIB//
  • 7. PANTAI BERBATU HABITAT SUPRATIDAL Disusun Oleh: KELOMPOK 1 1. Agus supriadi ( K2E 008 004 ) 2. Handoko ( K2E 008 020 ) 3. Robin Sirait ( K2E 008 047 ) 4. Christiani Silalahi ( K2E 009 015 ) 5. Tri Cahyo ( K2E 009 067 ) 6. Afrisha Catur K D ( K2E 009 085 ) 7. Handoko ( K2E 008 020 ) 8. Rizki Nur Fitri ( 2602020120011 ) JURUSAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012