SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Hukum Ketiga Termodinamika
Oleh :
Kelompok 3
ANGGOTA:
• PATMALASARI (A1C411006)
• MELITASARI (A1C411016)
• FAHRIANOOR (A1C411018)
• FAHRIATIE (A1C411024)
• NURUL HIDAYAH (A1C411032)
• MUHAMMAD ALFI N (A1C411038)
• CAHYA REVIANA (A1C411046)
• DIEHANA SARI (A1C411056)
• ANISAH (A1C411070)
• SITI ARBAYAH (A1C411206)
• FAUZI RAHMAN (A1C411208)
• SITI ZURAIDA (A1C411216)
• RICKY APRIAN M (A1C409252)
• M. IHSAN N (A1C409237)
Pengertian Termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic =
'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan
kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan
mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran
energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika
reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini,
penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada
termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama
dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan,
proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu
dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Hukum Ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol
absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem
mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti
dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini
juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol. Hukum
ketiga termodinamika menyatakan bahwa suatu kristal sempurna
pada nol mutlak mempunyai keteraturan sempurna, jadi
entropinya adalah nol. Pada temperatur lain selain nol mutlak,
terdapat kekacau-balauan yang disebabkan oleh eksitasi termal
(Keenan, et.all., 1999:496).
Kristal adalah zat padat yang terdiri dari atom-atom diam
dalam suatu barisan statik barbaniar, suatu keadaan
dimanik yang paling teratur. Jadi, begitu sulit mendapatkan
zat dalam keadaan dinamik teratur atau kristal sempurna
seperti yang dibayangkan hukum ketiga termodinamika
karena pada tingkat atomik setiap zat dalam kedudukannya
selalu bergerak acak yang menyebabkan molekul-molekul
menjadi kacau atau tidak teratur.oleh karena itu ,logika
hukum ketiga ini menurut Whitehead keliru dalam hal
mengkonkretkan suatu hal yang abstrak (misplaced
concreteness).
Berdasarkan persamaan perubahan entropi suatu zat dapat
mencapai nilai absolutnya pada suhu tertentu, sehingga
pengukuran perubahan entropi dari satu suhu tersebut ke suhu
lainnya.
Hukum ketiga termodinamika memberikan dasar untuk
menetapkan entropi absolut suatu zat, yaitu entropi setiap
kristal sempurna adalah nol pada suhu nol absolut atau nol
derajat Kelvin (K). Pada keadaan ini setiap atom pada posisi
yang pasti dan memiliki energi dalam terendah.
Entropi dan energi bebas Gibbs juga merupakan fungsi
keadaan sehingga kedua besaran ini memiliki nilai pada
keadaan standart, seperti halnya dengan entalphi. Hasil
pengukuran standart untuk entropi dan Energi bebas Gibbs
juga dilakukan pada keadaan 25oC dan dengan tekanan 1 atm.
Energi bebas Gibbs
pembentukan standart memiliki
arti perubahan energi bebas yang
menyertai reaksi pembentukan
satu mol senyawa dari unsur-
unsur penyusunnya. Demikian
pula untuk entropi standar yang
dapat dipergunakan untuk
menentukan entropi reaksi
sebagai harga pembandingnya.
Entropi dan Energi bebas Gibbs
standar pembentukan, disajikan
pada Tabel 10.5. Tabel 10.5. Entropi dan Energi bebas
Gibbs pembentukan standar yang
diukur pada 25oC tekanan 1 atm
1.Entropi zat murni pada titik not absolut
Perhatikan persamaan Planck-Boltzmann,
S = k lnW
Entropi dapat dihubungkan dengan ‘kekacauan’ atau
ketidakteraturan sistem. Keadaan sistem yang kacau ialah
keadaan di mana partikel-partikel (molekul, atom atau ion)
tersusun secara tidak teratur. Makin kacau susunan keadaan
sistem, makin besar kebolehjadian keadaan sistem dan makin
besar entropi. Oleh karena itu zat padat kristal pada
umumnya mempunyai entropi yang relatif rendah
dibandingkan dengan cairan atau gas. Gas mempunyai
entropi yang paling tinggi karena keadaan sistem paling tidak
teratur.
Diuraikan di atas bahwa makin kacau atau tidak teratur
susunan molekul, makin tinggi harga W dan entropi.
Sebaliknya makin teratur susunan molekul sistem, makin
rendah harga W dan entropi.
Kalau suatu zat murni didinginkan hingga dekat 0 K, semua
gerakan translasi dan rotasi terhenti dan molekul-molekul
mengambil kedudukan tertentu dalam kisi kristal. Molekul
hanya memiliki energi vibrasi yang sama besar sehingga
berada dalam keadaan kuantum tunggal. Ditinjau dan
kedudukan dan distribusi energi, penyusunan molekul-
molekul dalam suatu kristal yang sempurna pad 0 K hanya
dapat dilaksanakan dengan satu cara. Dalam hal ini W = 1
dan ln W = 0, sehingga menurut persamaan boltzmann S = 0.
Jadi, entropi suatu kristal murni yang sempurna ialah nol
pada 0 K. Pernyataan ini terkenal sebagai Hukum Ketiga
Temomedinamika. Ungkapan matematik nya adalah
0
ST=0 == 0
2.Perhitungan Entropi Mutlak
Entropi zat murni, pada temperatur T, dapat dihitung dengan dua cara,
yaitu dengan menggunakan hukum ketiga termodinamika dan data
termokimia dan dengan metoda mekanika statistik dari data
spektroskopi. Di sini hanya dibicarakan cara yang pertama. Dari
persamaan
*∂S/∂T+p = Cp dT /T (p tetap) jika diintegrasi persamaan ini menghasilkan,
0 T
ST = ∫ Cp d lnT 0
Secara eksperimen, kapasitas kalor Cp hanya dapat ditentukan hingga 15
K. Untuk memudahkan ektrapolasi hingga 0 °C biasanya dipergunakan
‘hukum pangkat tiga’ Debye,
Cp = α T3
Substitusi dari persamaan ini ke dalam persamaan ST = ∫ Cp d lnT
menghasilkan,
dS0 = α T2 dT ( p tetap)
yang dapat diintegrasi dari temperatur 0 hingga T menjadi
dS° = 1/3 α T3
persamaan di atas mengungkapkan bahwa, pada temperatur rendah,
entropi standar sama dengan sepertiga harga Cp.
3.Fungsi energi bebas gibbs
Besaran U + PV – TS merupakan fungsi keadaan,disebut energi
bebas gibbs
G =U + PV – TS = H – TS = A + PV
Pada suhu tetap, ∆G =∆H – T ∆S
Persamaan penting ini memberikan hubungan antara ∆H,∆S,dan
∆G pada suhu yang sama.
Contoh perhitungan entropi mutlak dan energi bebas gibbs
1. Hitung perubahan entropi untuk 10 mol gas amonia dari
27 hingga 527 pada tekanan tetap.Cp = 29,9 + 2,61.10 -3
TJK-1 mol -1
dS = dT = 29,9 ln + 2,61.10-3 (T2 – T1) = 29,9 ln +
2,61.10-3 (800 – 300)
= 30,64 JK-1 mol -1
Untuk 10 mol, ∆S = 306,4 J/K
2. CaO + CO2 →CaCO3 ∆H298 = -178,3 kJ ∆S298 = -160,5
J/K
∆G298 =∆H298 - ∆S 298 = -178,3 – 298 (-160,5).10 -3 = -130,5 kJ
RANGKUMAN
Apakah suatu reaksi kimia tertentu dapat terjadi secara sertamerta
(spontan) atau tidak, tidak hanya bergantung pada perubahan entalpi,
∆H, tetapi juga pada temperatur dan perubahan entropi, ∆S, yang
mengukur perubahan dalam derajat ketidakteraturan suatu sistem.
Kecendrungan entropi yang selalu mencapai harga maksimum yang
dimungkinkan oleh energi dalam sistem. Hal ini diungkapkan dalam
hukum kedua termodinamika dan adanya harga positif dari entropi
mutlak dan semua zat nyata adalah suatu akibat dari hukum ketiga
termodinamika. Dalam suatu proses yang berlangsung pada temperatur
dan tekanan konstan, komponen perubahan entalpi total yang
dihubungkan dengan perubahan dalam entropi sistem dianggap sebagai
energi yang tak dapat melakukan kerja yang berguna. Komponen
sisanya, yang dianggap sebagal energi yang dapat melakukan kerja
yang berguna, adalah perubahan energi bebas Gibbs, ∆G, dari sistem.
Perubahan ini dapat dihitung dan harga-harga energi bebas
pembentukan standar dan pereaksi dan produk.
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)

More Related Content

What's hot

363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docxSaya Kamu
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmalinda listia
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Hukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika keduaHukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika keduaEdi B Mulyana
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeterumammuhammad27
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copyMahammad Khadafi
 
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifTermodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifjayamartha
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1APRIL
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Utami Irawati
 
Sistem Termodinamika
Sistem TermodinamikaSistem Termodinamika
Sistem TermodinamikaAlpiYanti
 
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanSatop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanAgataMelati
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi BebasTetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebasninisbanuwati96
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksinurul limsun
 

What's hot (20)

363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
 
Perpindahan panasd
Perpindahan panasdPerpindahan panasd
Perpindahan panasd
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Hukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika keduaHukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika kedua
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensifTermodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
Termodinamika (1 - 2) e besaran_intensif_dan_ekstensif
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)
 
Sistem Termodinamika
Sistem TermodinamikaSistem Termodinamika
Sistem Termodinamika
 
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanSatop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi BebasTetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
Tetapan Kesetimbangan dan Energi Bebas
 
Katalis
KatalisKatalis
Katalis
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
Simetry
SimetrySimetry
Simetry
 

Viewers also liked

Hukum Termodinamika 2 & 3 Dan Mesin Panas
Hukum Termodinamika 2 & 3 Dan Mesin PanasHukum Termodinamika 2 & 3 Dan Mesin Panas
Hukum Termodinamika 2 & 3 Dan Mesin PanasJefris Okdean
 
Hukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaHukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaBughis Berkata
 
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaPpt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaHusain Anker
 
Entropi & Hukum Ketiga Termodinamika
Entropi & Hukum Ketiga TermodinamikaEntropi & Hukum Ketiga Termodinamika
Entropi & Hukum Ketiga TermodinamikaAnggi Indrianti
 
Makalah termodinamika
Makalah termodinamikaMakalah termodinamika
Makalah termodinamikaIntan Dwisari
 
Hukum ii termodinamika
Hukum ii termodinamikaHukum ii termodinamika
Hukum ii termodinamikarossanty
 
Contoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan TermodinamikaContoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan TermodinamikaRenny Aniwarna
 
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murni
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murniTermodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murni
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murnijayamartha
 
Hukum termodinamika
Hukum termodinamikaHukum termodinamika
Hukum termodinamikaradar radius
 
Entropi dan hukum termodinamika
Entropi dan hukum termodinamikaEntropi dan hukum termodinamika
Entropi dan hukum termodinamikaJho Baday
 
Hukum ii-termodinamika
Hukum ii-termodinamikaHukum ii-termodinamika
Hukum ii-termodinamikasari riski
 
Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)Dewi Ponco
 
Kesetimbangan kimia kf2 pertemuan4
Kesetimbangan kimia kf2 pertemuan4Kesetimbangan kimia kf2 pertemuan4
Kesetimbangan kimia kf2 pertemuan4Ihsan Alkahf
 

Viewers also liked (20)

HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
 
Hukum Termodinamika 2 & 3 Dan Mesin Panas
Hukum Termodinamika 2 & 3 Dan Mesin PanasHukum Termodinamika 2 & 3 Dan Mesin Panas
Hukum Termodinamika 2 & 3 Dan Mesin Panas
 
Hukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaHukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamika
 
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-keduaPpt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
Ppt.termodinamika entropi-dan-hk-kedua
 
Entropi & Hukum Ketiga Termodinamika
Entropi & Hukum Ketiga TermodinamikaEntropi & Hukum Ketiga Termodinamika
Entropi & Hukum Ketiga Termodinamika
 
Makalah termodinamika
Makalah termodinamikaMakalah termodinamika
Makalah termodinamika
 
Hukum Termodinamika
Hukum TermodinamikaHukum Termodinamika
Hukum Termodinamika
 
Hukum ii termodinamika
Hukum ii termodinamikaHukum ii termodinamika
Hukum ii termodinamika
 
Contoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan TermodinamikaContoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
Contoh Soal dan Pembahasan Termodinamika
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Termodinamika dan mesin kalor
Termodinamika dan mesin kalorTermodinamika dan mesin kalor
Termodinamika dan mesin kalor
 
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murni
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murniTermodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murni
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murni
 
Hukum termodinamika
Hukum termodinamikaHukum termodinamika
Hukum termodinamika
 
Laporan flash point
Laporan flash pointLaporan flash point
Laporan flash point
 
Entropi dan hukum termodinamika
Entropi dan hukum termodinamikaEntropi dan hukum termodinamika
Entropi dan hukum termodinamika
 
Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)
Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)
Bab 5 hukum termodinamika kedua(2)
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Hukum ii-termodinamika
Hukum ii-termodinamikaHukum ii-termodinamika
Hukum ii-termodinamika
 
Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)Makalah hukum I termodinamika(asli)
Makalah hukum I termodinamika(asli)
 
Kesetimbangan kimia kf2 pertemuan4
Kesetimbangan kimia kf2 pertemuan4Kesetimbangan kimia kf2 pertemuan4
Kesetimbangan kimia kf2 pertemuan4
 

Similar to Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)

Similar to Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika) (20)

Kumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi TermodinamikaKumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi Termodinamika
 
Materi gas dan termodinamika
Materi gas dan termodinamikaMateri gas dan termodinamika
Materi gas dan termodinamika
 
Termodinamika
Termodinamika  Termodinamika
Termodinamika
 
MODUL 8.pptx
MODUL 8.pptxMODUL 8.pptx
MODUL 8.pptx
 
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptx
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptxKonsep Dasar Termodinamika part 1.pptx
Konsep Dasar Termodinamika part 1.pptx
 
Teor
TeorTeor
Teor
 
Hukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamika
Hukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamikaHukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamika
Hukum 1 thermodinamika pada beberapa proses thermodinamika
 
Thermodinamika Kimia
Thermodinamika KimiaThermodinamika Kimia
Thermodinamika Kimia
 
Entropi dan hukum ketiga termodinamika
Entropi dan hukum ketiga termodinamikaEntropi dan hukum ketiga termodinamika
Entropi dan hukum ketiga termodinamika
 
Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2
 
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptxTEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
 
Laporan Kimia - thermokimia
Laporan Kimia - thermokimiaLaporan Kimia - thermokimia
Laporan Kimia - thermokimia
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperatur
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
TEORI KINETIK GAS
TEORI KINETIK GASTEORI KINETIK GAS
TEORI KINETIK GAS
 
Ekuipartisi energi
Ekuipartisi energiEkuipartisi energi
Ekuipartisi energi
 
Temodinamika dan Gas
Temodinamika dan GasTemodinamika dan Gas
Temodinamika dan Gas
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gas
 

Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)

  • 1. Hukum Ketiga Termodinamika Oleh : Kelompok 3 ANGGOTA: • PATMALASARI (A1C411006) • MELITASARI (A1C411016) • FAHRIANOOR (A1C411018) • FAHRIATIE (A1C411024) • NURUL HIDAYAH (A1C411032) • MUHAMMAD ALFI N (A1C411038) • CAHYA REVIANA (A1C411046) • DIEHANA SARI (A1C411056) • ANISAH (A1C411070) • SITI ARBAYAH (A1C411206) • FAUZI RAHMAN (A1C411208) • SITI ZURAIDA (A1C411216) • RICKY APRIAN M (A1C409252) • M. IHSAN N (A1C409237)
  • 2. Pengertian Termodinamika Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
  • 3. Hukum Ketiga Termodinamika Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol. Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa suatu kristal sempurna pada nol mutlak mempunyai keteraturan sempurna, jadi entropinya adalah nol. Pada temperatur lain selain nol mutlak, terdapat kekacau-balauan yang disebabkan oleh eksitasi termal (Keenan, et.all., 1999:496).
  • 4. Kristal adalah zat padat yang terdiri dari atom-atom diam dalam suatu barisan statik barbaniar, suatu keadaan dimanik yang paling teratur. Jadi, begitu sulit mendapatkan zat dalam keadaan dinamik teratur atau kristal sempurna seperti yang dibayangkan hukum ketiga termodinamika karena pada tingkat atomik setiap zat dalam kedudukannya selalu bergerak acak yang menyebabkan molekul-molekul menjadi kacau atau tidak teratur.oleh karena itu ,logika hukum ketiga ini menurut Whitehead keliru dalam hal mengkonkretkan suatu hal yang abstrak (misplaced concreteness).
  • 5. Berdasarkan persamaan perubahan entropi suatu zat dapat mencapai nilai absolutnya pada suhu tertentu, sehingga pengukuran perubahan entropi dari satu suhu tersebut ke suhu lainnya. Hukum ketiga termodinamika memberikan dasar untuk menetapkan entropi absolut suatu zat, yaitu entropi setiap kristal sempurna adalah nol pada suhu nol absolut atau nol derajat Kelvin (K). Pada keadaan ini setiap atom pada posisi yang pasti dan memiliki energi dalam terendah. Entropi dan energi bebas Gibbs juga merupakan fungsi keadaan sehingga kedua besaran ini memiliki nilai pada keadaan standart, seperti halnya dengan entalphi. Hasil pengukuran standart untuk entropi dan Energi bebas Gibbs juga dilakukan pada keadaan 25oC dan dengan tekanan 1 atm.
  • 6. Energi bebas Gibbs pembentukan standart memiliki arti perubahan energi bebas yang menyertai reaksi pembentukan satu mol senyawa dari unsur- unsur penyusunnya. Demikian pula untuk entropi standar yang dapat dipergunakan untuk menentukan entropi reaksi sebagai harga pembandingnya. Entropi dan Energi bebas Gibbs standar pembentukan, disajikan pada Tabel 10.5. Tabel 10.5. Entropi dan Energi bebas Gibbs pembentukan standar yang diukur pada 25oC tekanan 1 atm
  • 7. 1.Entropi zat murni pada titik not absolut Perhatikan persamaan Planck-Boltzmann, S = k lnW Entropi dapat dihubungkan dengan ‘kekacauan’ atau ketidakteraturan sistem. Keadaan sistem yang kacau ialah keadaan di mana partikel-partikel (molekul, atom atau ion) tersusun secara tidak teratur. Makin kacau susunan keadaan sistem, makin besar kebolehjadian keadaan sistem dan makin besar entropi. Oleh karena itu zat padat kristal pada umumnya mempunyai entropi yang relatif rendah dibandingkan dengan cairan atau gas. Gas mempunyai entropi yang paling tinggi karena keadaan sistem paling tidak teratur. Diuraikan di atas bahwa makin kacau atau tidak teratur susunan molekul, makin tinggi harga W dan entropi. Sebaliknya makin teratur susunan molekul sistem, makin rendah harga W dan entropi.
  • 8. Kalau suatu zat murni didinginkan hingga dekat 0 K, semua gerakan translasi dan rotasi terhenti dan molekul-molekul mengambil kedudukan tertentu dalam kisi kristal. Molekul hanya memiliki energi vibrasi yang sama besar sehingga berada dalam keadaan kuantum tunggal. Ditinjau dan kedudukan dan distribusi energi, penyusunan molekul- molekul dalam suatu kristal yang sempurna pad 0 K hanya dapat dilaksanakan dengan satu cara. Dalam hal ini W = 1 dan ln W = 0, sehingga menurut persamaan boltzmann S = 0. Jadi, entropi suatu kristal murni yang sempurna ialah nol pada 0 K. Pernyataan ini terkenal sebagai Hukum Ketiga Temomedinamika. Ungkapan matematik nya adalah 0 ST=0 == 0
  • 9. 2.Perhitungan Entropi Mutlak Entropi zat murni, pada temperatur T, dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan hukum ketiga termodinamika dan data termokimia dan dengan metoda mekanika statistik dari data spektroskopi. Di sini hanya dibicarakan cara yang pertama. Dari persamaan *∂S/∂T+p = Cp dT /T (p tetap) jika diintegrasi persamaan ini menghasilkan, 0 T ST = ∫ Cp d lnT 0 Secara eksperimen, kapasitas kalor Cp hanya dapat ditentukan hingga 15 K. Untuk memudahkan ektrapolasi hingga 0 °C biasanya dipergunakan ‘hukum pangkat tiga’ Debye, Cp = α T3 Substitusi dari persamaan ini ke dalam persamaan ST = ∫ Cp d lnT menghasilkan, dS0 = α T2 dT ( p tetap) yang dapat diintegrasi dari temperatur 0 hingga T menjadi dS° = 1/3 α T3 persamaan di atas mengungkapkan bahwa, pada temperatur rendah, entropi standar sama dengan sepertiga harga Cp.
  • 10. 3.Fungsi energi bebas gibbs Besaran U + PV – TS merupakan fungsi keadaan,disebut energi bebas gibbs G =U + PV – TS = H – TS = A + PV Pada suhu tetap, ∆G =∆H – T ∆S Persamaan penting ini memberikan hubungan antara ∆H,∆S,dan ∆G pada suhu yang sama.
  • 11. Contoh perhitungan entropi mutlak dan energi bebas gibbs 1. Hitung perubahan entropi untuk 10 mol gas amonia dari 27 hingga 527 pada tekanan tetap.Cp = 29,9 + 2,61.10 -3 TJK-1 mol -1 dS = dT = 29,9 ln + 2,61.10-3 (T2 – T1) = 29,9 ln + 2,61.10-3 (800 – 300) = 30,64 JK-1 mol -1 Untuk 10 mol, ∆S = 306,4 J/K 2. CaO + CO2 →CaCO3 ∆H298 = -178,3 kJ ∆S298 = -160,5 J/K ∆G298 =∆H298 - ∆S 298 = -178,3 – 298 (-160,5).10 -3 = -130,5 kJ
  • 12. RANGKUMAN Apakah suatu reaksi kimia tertentu dapat terjadi secara sertamerta (spontan) atau tidak, tidak hanya bergantung pada perubahan entalpi, ∆H, tetapi juga pada temperatur dan perubahan entropi, ∆S, yang mengukur perubahan dalam derajat ketidakteraturan suatu sistem. Kecendrungan entropi yang selalu mencapai harga maksimum yang dimungkinkan oleh energi dalam sistem. Hal ini diungkapkan dalam hukum kedua termodinamika dan adanya harga positif dari entropi mutlak dan semua zat nyata adalah suatu akibat dari hukum ketiga termodinamika. Dalam suatu proses yang berlangsung pada temperatur dan tekanan konstan, komponen perubahan entalpi total yang dihubungkan dengan perubahan dalam entropi sistem dianggap sebagai energi yang tak dapat melakukan kerja yang berguna. Komponen sisanya, yang dianggap sebagal energi yang dapat melakukan kerja yang berguna, adalah perubahan energi bebas Gibbs, ∆G, dari sistem. Perubahan ini dapat dihitung dan harga-harga energi bebas pembentukan standar dan pereaksi dan produk.