SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
FISIP
Universitas Al-Ghifari
Dosen :
Cecep Z. Zafar Sofyan, S.Ip
Matakuliah : Pengantar Ilmu Politik
Pertemuan ke : 12
Sub Pokok Bahasan : Partisipasi Politik
Pengertian
Partisipasi Politik
Miriam Budiardjo : menyatakan partisipasi
politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok
orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan
politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan
Negara dan, secara langsung atau tidak langsung,
memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy)
Herbert McClosky : kegiatan-kegiatan sukarela
dari warga masyarakat melalui mana mereka
mengambil bagian dalam proses pemilihan
penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung
dalam proses pembentukkan kebijakan umum
Bolgherini : segala aktivitas yang berkaitan dengan
kehidupan politik, yang ditujukan untuk
memengaruhi pengambilan keputusan baik secara
langsung maupun tidak langsung -- dengan cara
legal, konvensional, damai, ataupun memaksa.
Samuel P. Huntington dan Joan Nelson dalam
karya penelitiannya No Easy Choice: Political
Participation in Developing Countries. Lewat
penelitian mereka, Huntington and
Nelson memberikan suatu catatan: Partisipasi yang
bersifat mobilized (dipaksa) juga termasuk ke dalam
kajian partisipasi politik. Perbedaan partisipasi
politik sukarela dan mobilisasi (diarahkan, senada
dengan dipaksa) hanya dalam aspek prinsip, bukan
kenyataan tindakan: Intinya baik sukarela ataupun
dipaksa, warganegara tetap melakukan partisipasi
politik.
Landasan Partisipasi Politik
kelas – individu-individu dengan status sosial,
pendapatan, dan pekerjaan yang serupa.
kelompok atau komunal – individu-individu dengan
asal-usul ras, agama, bahasa, atau etnis yang serupa.
lingkungan – individu-individu yang jarak tempat
tinggal (domisilinya) berdekatan.
partai – individu-individu yang mengidentifikasi diri
dengan organisasi formal yang sama yang berusaha
untuk meraih atau mempertahankan kontrol atas
bidang-bidang eksekutif dan legislatif pemerintahan,
dan
golongan atau faksi – individu-individu yang
dipersatukan oleh interaksi yang terus menerus antara
satu sama lain, yang akhirnya membentuk hubungan
patron-client, yang berlaku atas orang-orang dengan
tingkat status sosial, pendidikan, dan ekonomi yang
tidak sederajat.
Model partisipasi politik
Model Partisipasi politik adalah tata cara orang
melakukan partisipasi politik,yang terbagi atas:
Conventional adalah mode klasik partisipasi
politik seperti Pemilu dan kegiatan kampanye.
Unconventional adalah mode partisipasi politik
yang tumbuh seiring munculkan Gerakan Sosial
Baru (New Social Movements). misalnya
gerakan pro lingkungan (environmentalist),
gerakan perempuan gelombang 2 (feminist),
protes mahasiswa (students protest), dan teror.
Bentuk Partisipasi Politik
Samuel P. Huntington dan Joan Nelson membagi bentuk-bentuk
partisipasi politik menjadi:
• Kegiatan Pemilihan : kegiatan pemberian suara dalam pemilihan
umum, mencari dana partai, menjadi tim sukses, mencari dukungan
bagi calon legislatif atau eksekutif, atau tindakan lain yang berusaha
mempengaruhi hasil pemilu;
• Lobby : upaya perorangan atau kelompok menghubungi pimpinan
politik dengan maksud mempengaruhi keputusan mereka tentang
suatu isu;
• Kegiatan Organisasi : partisipasi individu ke dalam organisasi, baik
selaku anggota maupun pemimpinnya, guna mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh pemerintah;
• Contacting :upaya individu atau kelompok dalam membangun
jaringan dengan pejabat-pejabat pemerintah guna mempengaruhi
keputusan mereka, dan
• Tindakan Kekerasan (violence) : tindakan individu atau kelompok
guna mempengaruhi keputusan pemerintah dengan cara
menciptakan kerugian fisik manusia atau harta benda, mis ; sini
adalah huru-hara, teror, kudeta, pembutuhan politik
(assassination), revolusi dan pemberontakan.
Terminologi dalam Partisipasi Politik:
• Opini publik. Opini publik yang kuat dapat saja
mendorong para legislator ataupun eksekutif politik
mengubah pandangan mereka atas suatu isu. Opini
publik ini mengejawantah dalam bentuk lain
partisipasi politik selanjutnya, berupa polling,
pemilihan umum, dan demokrasi langsung.
• Polling, yaitu upaya pengukuran opini publik dan
juga memengaruhinya. Melalui polling inilah,
partisipasi politik (menurut Magstadt) warganegara
menemui manifestasinya. Di dalam polling, terdapat
aneka konsep yang menjadi bagian di dalam dirinya
yaitu: straw polls,random sampling, stratified
sampling, exit polling, dan tracking polls.
Straw pollsyaitu survey yang tidak ilmiah karena bersifat
sederhana, murah, dan amat terbuka untuk penyalahgunaan dan
manipulasi. inidianggap tidak ilmiah karena tidak
memertimbangkan representasi populasi yang menjadi responden
polling. Penentuan responden bersifat serampangan, dan terkadang
hanya menggunakan sampel yang hanya merupakan bagian tertentu
dari populasi.
Random sampling adalah metode polling yang
melibatkan canvassing atas populasi secara acak. Lawan
dari random sampling adalah stratified sampling. Dalam teknik
ini, disarankan jumlah minimal untuk suatu polling adalah 1500
orang apabila populasi yang diambil pendapatnya adalah besar.
Pengambilan sampel acak harus bersifat lintas-segmen seperti usia,
ras, agama, orientasi politik, pendidikan, dan faktor-faktor lain yang
signifikan di suatu masyarakat. Lawan dari random
sampling adalah stratified sampling. Metode ini adalah cara
menentukan responden polling, yang diadakan akibat munculnya
keterbatasan untuk melakukan random sampling. Dalam stratified
sampling, pihak yang menyelenggarakan pollingmemilih populasi
yang cukup kecil tetapi memiliki karakteristik khusus (agama, usia,
income, afiliasi partai politik, dan sejenisnya)
Exit polling adalah polling yang memungkinkan
jaringan televisi memrediksi pemenang suatu
pemilihan umum segera setelah pemungutuan
suara usai. Teknik yang dilakukan adalah
menyurvei pemberi suara di tps-tps tertentu.
Tracking polls adalah polling yang dilakukan
atas responden yang sama dalam suatu periode
kampanye. Tujuannya mengidentifikasi
peralihan sentimen pemilih atas suatu calon,
partai, ataupun isu. Tujuan dari polling ini
adalah memerbaiki kinerja kampanye calon,
kampaye parpol, bahkan kinerja pemerintah.
Subyektif Individu:
Political Disaffection adalah istilah yang
mengacu pada perilaku dan perasaan negatif
individu atau kelompok terhadap suatu sistem
politik
Political Efficacy adalah istilah yang mengacu
kepada perasaan bahwa tindakan politik
(partisipasi politik) seseorang dapat memiliki
dampak terhadap proses-proses politik.
Sekian dan terimakasih
• Referensi
• Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di
Negara Berkembang, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990) h. 9-10.
• Silvia Bolgherini, "Participation" dalam Mauro Calise and Theodore
J. Lowi,Hyperpolitics: An Interactive Dictionary of Political
Science Concept (Chicago: The University of Chicago, 2010)
• Oscar Garcia Luengo, E-Activism New Media and Political
Participation in Europe, (CONFines 2/4 agosto-diciembre 2006)
• Thomas M. Magstadt, Understanding Politics (Belmont: Cengage
Learning, 2012) Christina Holtz-Bacha, Political Disaffection,
dalam dalam Lynda Lee Kaid and Christina Holtz-
Bacha, Encyclopedia of Political Communication, (California : Sage
Publications, 2008)
• Jan W. van Deth, Political Participation, dalam Lynda Lee Kaid and
Christina Holtz-Bacha, Encyclopedia
• Budiarjo, Miriam.2009.Dasar-dasar Ilmu Politik.Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
• Budiarjo, Miriam.1996.Demokrasi Di Indonesia, Demokrasi
Parlementer Dan Demokrasi

More Related Content

What's hot

Presentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalPresentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalIke Hanisyah
 
KOMUNIKASI POLITIK - Marketing Pol
KOMUNIKASI POLITIK - Marketing PolKOMUNIKASI POLITIK - Marketing Pol
KOMUNIKASI POLITIK - Marketing PolDiana Amelia Bagti
 
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organissistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organisNasria Ika
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikSiti Sahati
 
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif KebijakanModul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakanunitpublikasi
 
Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policynurul khaiva
 
Segmentasi dan targeting pasar politik
Segmentasi dan targeting pasar politikSegmentasi dan targeting pasar politik
Segmentasi dan targeting pasar politikUniversitas Paramadina
 
Sistem Politik Di Indonesia
Sistem Politik Di IndonesiaSistem Politik Di Indonesia
Sistem Politik Di Indonesiaomcivics
 
pesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikpesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikSekar larasati
 
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosil
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosilModul 4 pemerintah sbg sistem sosil
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosilSri Suwanti
 
Pola pola komunikasi di indonesia
Pola pola komunikasi di indonesiaPola pola komunikasi di indonesia
Pola pola komunikasi di indonesiaMuchlis Soleiman
 

What's hot (20)

Partisipasi politik
Partisipasi politikPartisipasi politik
Partisipasi politik
 
Presentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokalPresentasi desentralisasi dan politik lokal
Presentasi desentralisasi dan politik lokal
 
KOMUNIKASI POLITIK - Marketing Pol
KOMUNIKASI POLITIK - Marketing PolKOMUNIKASI POLITIK - Marketing Pol
KOMUNIKASI POLITIK - Marketing Pol
 
Public choice
Public choicePublic choice
Public choice
 
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organissistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
 
Sistem pers (1)
Sistem pers (1)Sistem pers (1)
Sistem pers (1)
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
 
Budaya Politik
Budaya PolitikBudaya Politik
Budaya Politik
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakanPertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
 
Proposal Kampanye Humas
Proposal Kampanye HumasProposal Kampanye Humas
Proposal Kampanye Humas
 
Media dan Demokrasi
Media dan DemokrasiMedia dan Demokrasi
Media dan Demokrasi
 
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif KebijakanModul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
Modul 4.3 Mengembangkan dan Merumuskan Alternatif Kebijakan
 
Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policy
 
Segmentasi dan targeting pasar politik
Segmentasi dan targeting pasar politikSegmentasi dan targeting pasar politik
Segmentasi dan targeting pasar politik
 
Sistem Politik Di Indonesia
Sistem Politik Di IndonesiaSistem Politik Di Indonesia
Sistem Politik Di Indonesia
 
pesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikpesan komunikasi politik
pesan komunikasi politik
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosil
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosilModul 4 pemerintah sbg sistem sosil
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosil
 
Pola pola komunikasi di indonesia
Pola pola komunikasi di indonesiaPola pola komunikasi di indonesia
Pola pola komunikasi di indonesia
 

Similar to Materi partisipasi politik Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik

Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015Ikhwan Setiawan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikUniversity of Andalas
 
Pemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiPemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiMuktar Eneste
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politikmaryuni ,.
 
Bab 1 kelas xi budaya politik
Bab 1 kelas xi budaya politikBab 1 kelas xi budaya politik
Bab 1 kelas xi budaya politikHendrastuti Retno
 
Copy of proposalpenelitianpartisipasipolitik 121013000443-phpapp01
Copy of proposalpenelitianpartisipasipolitik 121013000443-phpapp01Copy of proposalpenelitianpartisipasipolitik 121013000443-phpapp01
Copy of proposalpenelitianpartisipasipolitik 121013000443-phpapp01Rahmad D
 
Implementasi Pendidikan Politik dan Keterlibatan Mahasiswa dalam Aktivitas Po...
Implementasi Pendidikan Politik dan Keterlibatan Mahasiswa dalam Aktivitas Po...Implementasi Pendidikan Politik dan Keterlibatan Mahasiswa dalam Aktivitas Po...
Implementasi Pendidikan Politik dan Keterlibatan Mahasiswa dalam Aktivitas Po...AnjeliPurba
 
Budaya Politik Indonesia
Budaya Politik IndonesiaBudaya Politik Indonesia
Budaya Politik IndonesiaMuhamad Yogi
 
Partisipasi politik: refleksi kritis partisipasi Politik
Partisipasi politik: refleksi kritis partisipasi PolitikPartisipasi politik: refleksi kritis partisipasi Politik
Partisipasi politik: refleksi kritis partisipasi PolitikHisnuddin Lubis
 

Similar to Materi partisipasi politik Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik (20)

Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Partisipasi politik
Partisipasi politikPartisipasi politik
Partisipasi politik
 
Pemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiPemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasi
 
Partisipasi Politik Difabel di 2 Kota.pdf
Partisipasi Politik Difabel di 2 Kota.pdfPartisipasi Politik Difabel di 2 Kota.pdf
Partisipasi Politik Difabel di 2 Kota.pdf
 
Partisipasi Politik XI PSIS
Partisipasi Politik XI PSISPartisipasi Politik XI PSIS
Partisipasi Politik XI PSIS
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politik
 
Bab 1 kelas xi budaya politik
Bab 1 kelas xi budaya politikBab 1 kelas xi budaya politik
Bab 1 kelas xi budaya politik
 
Lecture4
Lecture4Lecture4
Lecture4
 
Copy of proposalpenelitianpartisipasipolitik 121013000443-phpapp01
Copy of proposalpenelitianpartisipasipolitik 121013000443-phpapp01Copy of proposalpenelitianpartisipasipolitik 121013000443-phpapp01
Copy of proposalpenelitianpartisipasipolitik 121013000443-phpapp01
 
Implementasi Pendidikan Politik dan Keterlibatan Mahasiswa dalam Aktivitas Po...
Implementasi Pendidikan Politik dan Keterlibatan Mahasiswa dalam Aktivitas Po...Implementasi Pendidikan Politik dan Keterlibatan Mahasiswa dalam Aktivitas Po...
Implementasi Pendidikan Politik dan Keterlibatan Mahasiswa dalam Aktivitas Po...
 
Pengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesiaPengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesia
 
001
001001
001
 
Pkn sosialisasi politik
Pkn sosialisasi politik Pkn sosialisasi politik
Pkn sosialisasi politik
 
Budaya Politik Indonesia
Budaya Politik IndonesiaBudaya Politik Indonesia
Budaya Politik Indonesia
 
Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
 
Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
 
Partisipasi politik: refleksi kritis partisipasi Politik
Partisipasi politik: refleksi kritis partisipasi PolitikPartisipasi politik: refleksi kritis partisipasi Politik
Partisipasi politik: refleksi kritis partisipasi Politik
 

Materi partisipasi politik Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik

  • 1. FISIP Universitas Al-Ghifari Dosen : Cecep Z. Zafar Sofyan, S.Ip Matakuliah : Pengantar Ilmu Politik Pertemuan ke : 12 Sub Pokok Bahasan : Partisipasi Politik
  • 2. Pengertian Partisipasi Politik Miriam Budiardjo : menyatakan partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara dan, secara langsung atau tidak langsung, memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy) Herbert McClosky : kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukkan kebijakan umum
  • 3. Bolgherini : segala aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan politik, yang ditujukan untuk memengaruhi pengambilan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung -- dengan cara legal, konvensional, damai, ataupun memaksa. Samuel P. Huntington dan Joan Nelson dalam karya penelitiannya No Easy Choice: Political Participation in Developing Countries. Lewat penelitian mereka, Huntington and Nelson memberikan suatu catatan: Partisipasi yang bersifat mobilized (dipaksa) juga termasuk ke dalam kajian partisipasi politik. Perbedaan partisipasi politik sukarela dan mobilisasi (diarahkan, senada dengan dipaksa) hanya dalam aspek prinsip, bukan kenyataan tindakan: Intinya baik sukarela ataupun dipaksa, warganegara tetap melakukan partisipasi politik.
  • 4. Landasan Partisipasi Politik kelas – individu-individu dengan status sosial, pendapatan, dan pekerjaan yang serupa. kelompok atau komunal – individu-individu dengan asal-usul ras, agama, bahasa, atau etnis yang serupa. lingkungan – individu-individu yang jarak tempat tinggal (domisilinya) berdekatan. partai – individu-individu yang mengidentifikasi diri dengan organisasi formal yang sama yang berusaha untuk meraih atau mempertahankan kontrol atas bidang-bidang eksekutif dan legislatif pemerintahan, dan golongan atau faksi – individu-individu yang dipersatukan oleh interaksi yang terus menerus antara satu sama lain, yang akhirnya membentuk hubungan patron-client, yang berlaku atas orang-orang dengan tingkat status sosial, pendidikan, dan ekonomi yang tidak sederajat.
  • 5. Model partisipasi politik Model Partisipasi politik adalah tata cara orang melakukan partisipasi politik,yang terbagi atas: Conventional adalah mode klasik partisipasi politik seperti Pemilu dan kegiatan kampanye. Unconventional adalah mode partisipasi politik yang tumbuh seiring munculkan Gerakan Sosial Baru (New Social Movements). misalnya gerakan pro lingkungan (environmentalist), gerakan perempuan gelombang 2 (feminist), protes mahasiswa (students protest), dan teror.
  • 6. Bentuk Partisipasi Politik Samuel P. Huntington dan Joan Nelson membagi bentuk-bentuk partisipasi politik menjadi: • Kegiatan Pemilihan : kegiatan pemberian suara dalam pemilihan umum, mencari dana partai, menjadi tim sukses, mencari dukungan bagi calon legislatif atau eksekutif, atau tindakan lain yang berusaha mempengaruhi hasil pemilu; • Lobby : upaya perorangan atau kelompok menghubungi pimpinan politik dengan maksud mempengaruhi keputusan mereka tentang suatu isu; • Kegiatan Organisasi : partisipasi individu ke dalam organisasi, baik selaku anggota maupun pemimpinnya, guna mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah; • Contacting :upaya individu atau kelompok dalam membangun jaringan dengan pejabat-pejabat pemerintah guna mempengaruhi keputusan mereka, dan • Tindakan Kekerasan (violence) : tindakan individu atau kelompok guna mempengaruhi keputusan pemerintah dengan cara menciptakan kerugian fisik manusia atau harta benda, mis ; sini adalah huru-hara, teror, kudeta, pembutuhan politik (assassination), revolusi dan pemberontakan.
  • 7. Terminologi dalam Partisipasi Politik: • Opini publik. Opini publik yang kuat dapat saja mendorong para legislator ataupun eksekutif politik mengubah pandangan mereka atas suatu isu. Opini publik ini mengejawantah dalam bentuk lain partisipasi politik selanjutnya, berupa polling, pemilihan umum, dan demokrasi langsung. • Polling, yaitu upaya pengukuran opini publik dan juga memengaruhinya. Melalui polling inilah, partisipasi politik (menurut Magstadt) warganegara menemui manifestasinya. Di dalam polling, terdapat aneka konsep yang menjadi bagian di dalam dirinya yaitu: straw polls,random sampling, stratified sampling, exit polling, dan tracking polls.
  • 8. Straw pollsyaitu survey yang tidak ilmiah karena bersifat sederhana, murah, dan amat terbuka untuk penyalahgunaan dan manipulasi. inidianggap tidak ilmiah karena tidak memertimbangkan representasi populasi yang menjadi responden polling. Penentuan responden bersifat serampangan, dan terkadang hanya menggunakan sampel yang hanya merupakan bagian tertentu dari populasi. Random sampling adalah metode polling yang melibatkan canvassing atas populasi secara acak. Lawan dari random sampling adalah stratified sampling. Dalam teknik ini, disarankan jumlah minimal untuk suatu polling adalah 1500 orang apabila populasi yang diambil pendapatnya adalah besar. Pengambilan sampel acak harus bersifat lintas-segmen seperti usia, ras, agama, orientasi politik, pendidikan, dan faktor-faktor lain yang signifikan di suatu masyarakat. Lawan dari random sampling adalah stratified sampling. Metode ini adalah cara menentukan responden polling, yang diadakan akibat munculnya keterbatasan untuk melakukan random sampling. Dalam stratified sampling, pihak yang menyelenggarakan pollingmemilih populasi yang cukup kecil tetapi memiliki karakteristik khusus (agama, usia, income, afiliasi partai politik, dan sejenisnya)
  • 9. Exit polling adalah polling yang memungkinkan jaringan televisi memrediksi pemenang suatu pemilihan umum segera setelah pemungutuan suara usai. Teknik yang dilakukan adalah menyurvei pemberi suara di tps-tps tertentu. Tracking polls adalah polling yang dilakukan atas responden yang sama dalam suatu periode kampanye. Tujuannya mengidentifikasi peralihan sentimen pemilih atas suatu calon, partai, ataupun isu. Tujuan dari polling ini adalah memerbaiki kinerja kampanye calon, kampaye parpol, bahkan kinerja pemerintah.
  • 10. Subyektif Individu: Political Disaffection adalah istilah yang mengacu pada perilaku dan perasaan negatif individu atau kelompok terhadap suatu sistem politik Political Efficacy adalah istilah yang mengacu kepada perasaan bahwa tindakan politik (partisipasi politik) seseorang dapat memiliki dampak terhadap proses-proses politik.
  • 11. Sekian dan terimakasih • Referensi • Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990) h. 9-10. • Silvia Bolgherini, "Participation" dalam Mauro Calise and Theodore J. Lowi,Hyperpolitics: An Interactive Dictionary of Political Science Concept (Chicago: The University of Chicago, 2010) • Oscar Garcia Luengo, E-Activism New Media and Political Participation in Europe, (CONFines 2/4 agosto-diciembre 2006) • Thomas M. Magstadt, Understanding Politics (Belmont: Cengage Learning, 2012) Christina Holtz-Bacha, Political Disaffection, dalam dalam Lynda Lee Kaid and Christina Holtz- Bacha, Encyclopedia of Political Communication, (California : Sage Publications, 2008) • Jan W. van Deth, Political Participation, dalam Lynda Lee Kaid and Christina Holtz-Bacha, Encyclopedia • Budiarjo, Miriam.2009.Dasar-dasar Ilmu Politik.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. • Budiarjo, Miriam.1996.Demokrasi Di Indonesia, Demokrasi Parlementer Dan Demokrasi