Dokumen tersebut membahas tentang homonim dalam bahasa Indonesia. Homonim adalah kata-kata yang sama ejaan dan pelafalannya tetapi berbeda arti. Dokumen tersebut menjelaskan tiga jenis homonim, faktor penyebabnya, dan contoh-contoh penerapannya dalam kalimat. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor penyebab dan jenis-jenis homonim dalam bahasa Indonesia.
2. A. LATAR BELAKANG:
Bahasa merupaka alat komunikasi yang digunakan oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan
bahasa maka manusia menjalin hubungan dengan manusia lain
secara lancar dalam melakukan proses interaksi sosial.
Dalam bahasa Indonesia terdapat kata-kata yang sama
bentuknya, tetapi pengertiannya berbeda. Ada pula beberapa
kata yang berbeda tetapi mengandung pengertian yang sama.
Hal semacam ini disebut dengan sifat majemuk bahasa (Gudai,
1983: 21). Sifat majemuk bahasa tersebut dapat menimbulkan
kekacauan semantik (makna), yaitu apabila ada dua orang yang
sedang berkomunikasi dengan menggunakan kata yang sama
bentuknya tetapi berbeda artinya, atau sebaliknya. Dengan
adanya hal tersebut, penutur bahasa bisa dituntut untuk bisa
berbahasa yang dapat mewakili pengertian atau pesan yang
dimaksud.
Untuk mengembangkan kosa kata dan keterampilan berbahasa,
sangat diperlukan adanya usaha peningkatan dan penguasaan
kosa kata yaitu melalui pembelajaran kosa kata. Hal ini terutama
mengenai pembelajaran homonim. Dengan demikian, kita dapat
memahami makna kata dan menyusunnya ke dalam kalimat.
Tarigan (1986 :92) juga berpendapat bahwa pengetahuan
3. B. Rumusan Masalah:
1. Apa saja faktor penyebab terjadinya homonim pada
bahasa Indonesia?
2. Macam-macam homonim apa sajakah yang terdapat
dalam bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penelitian:
1. Mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya
homonim pada bahasa Indonesia.
2. Mengetahui macam-macam homonim apa sajakah yang
terdapat dalam bahasa Indonesia.
4. D. PEMBAHASAN
1. Pengertian Homonim
Homonim yaitu kata-kata yang mempunyai bentuk yang
sama tetapi artinya berbeda (Keraf, 1980 : 130).
Sedangkan (Aminudin, 1985 : 24) mengatakan bahwa
homonim adalah beberapa kata yang memiliki ujaran
yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda.
Dengan demikian dapat disimpulkan homonim dapat
diartikan sebagai dua kata atau lebih yang sama ejaan
dan lafalnya, tetapi artinya berbeda.
Contoh cara penulisan homonim homofon dalam
Poerwadharminta (1984 : 145) :
Bisa I
luka
: Zat racun ular yang dapat menyebabkan
atau kematian.
Bisa II
145)
: Dapat atau boleh (Poerwadharminta, 1984 :
5. 2. PENYEBAB HOMONIM
Penyebab terjadinya homonim dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bentuk-bentuk yang berhomonim berasal dari bahasa atau dialek yang
berlainan. Adanya pengaruh bahasa daerah dan dialek dapat
menyebabkan terjadinya homonim, contoh:
1) Kata bisa
Kata bisa yang berarti “racun” berasal dari bahasa Melayu. Sedangkan
kata bisa yang berarti “dapat” berasal dari bahasa Jawa. (Chaer, 2002 :
95)
2) Kata baku
Kata baku yang berarti “utama” berasal dari bahasa Melayu. Sedangkan
kata baku yang berarti “saling” berasal dari bahasa Gorontalo.
(Ngefanen, 1990 : 98)
3) Kata asal
Kata asal yang berarti “kalau” berasal dari dialek Jakarta. Sedangkan
kata asal yang berarti “pamgkal/ permulaan” berasal dari bahasa Jawa.
(Chaer, 2002 : 95)
4) Kata hamba
Kata hamba yang berarti “saya” berasal dari bahasa Minangkabau.
Sedangkan kata hamba yang berarti “budak” berasal dari bahasa Jawa
6. b. Bentuk-bentuk yang berhomonim terjadi sebagai proses
morfologis,
Contoh:
1) Kata mengurus
Kata mengurus pada kalimat “Ibu mengurus rumah tangga dengan
baik” bermakna “mengatur”. Kata mengurus pada “Budi badannya
mengurus” bermakna “menjadi kurus”. Kata mengurus pertama
berasal dari proses pengimbuhan me- dengan kata urus (me- +
urus = mengurus). Sedangkan kata mengurus yang kedua berasal
dari proses pengimbuhan me- dengan kata kurus (me- + kurus =
mengurus)
2) Kata mengukur
Ibu sedang mengukur kelapa
Andi sedang mengukur tinggi tiang bendera
Kata mengukur yang pertama terjadi sebagai hasil proses
pengimbuhan awalan me- pada kata “kukur “(me- + kukur=
mengukur). Sedangkan kata mengukur yang kedua terjadi sebagai
hasil proses pengimbuhan awalan me- pada kata “ukur “(me- +
ukur = mengukur). Kedua kata tersebut memiliki bentuk yang
sama, tetapi berbeda maknanya.
7. c. Pengaruh bahasa asing
contoh:
1) Kata kopi
Kata kopi I yang berarti “nama buah untuk minuman” berasal
dari bahasa Belanda koffei. Sedangkan kata kopi II yang berarti
“salinan” berasal dari bahasa Inggris copy. (Subroto, 1990 : 35)
2) Kata abu
Kata abu yang berarti “ayah” berasal dari bahasa Arab.
Sedangkan kata abu yang berarti “sisa pembakaran” berasal
dari bahasa Austronesia kuno. (Ngefanen, 1990 : 35)
3) Kata bala
Kata bala yang berarti “kekuatan/ pasukan” berasal dari bahasa
Sansekerta “bala” (bala tentara = pasukan tentara). Sedangkan
kata bala yang berarti “bencana, malapetaka” berasal dari
bahasa Arab “balaun” (menolak bala = menolak bencana).
8. E. MACAM-MACAM HOMONIM
Sudjito membagi homonim menjadi tiga, yaitu :
1. Homonim yang homograf, contoh:
Ejaan
Lafal
Makna
Apel
Apel
/e/ pepet
/e/ terang
Buah
Upacara
Seri
Seri
/e/ pepet
/e/ terang
Mental
Mental
/e/ pepet
/e/ terang
Cahaya
Tidak kalah tidak
menang
Memantul
Jiwa
9. 2. Homonim yang homofon, contoh:
Ucapan
Ejaan
Makna
Sangsi I
Sangsi II
Sangsi
Sanksi
Bimbang, ragu- ragu
Hukuman
Tang I
Tang II
Tang
Tank
Alat untuk menjepit atau
mencabut
Mobil untuk berperang yang
berlapis baja
Bang I
Bang II
Bank
Bang
Lembaga yang mengatur lalu
lintas uang
Kakak laki-laki
10. 3.HOMONIM YANG HOMOFON DAN HOMOGRAF
Contoh homonim yang homofon dan homograf
dua kata:
Kata
Karat I
Makna
Karat II
Lapisan yang melekat pada besi akibat
proses kimia
Ukuran untuk menentukan kadar emas
Baku I
Baku II
Pokok, inti, utama
Saling (Ngefanan, 1989 : 24)
Dara I
Dara II
Perawan, gadis
Burung merpati
11. CONTOH HOMONIM YANG HOMOFON DAN HOMOGRAF
YANG TERDIRI DARI TIGA KATA ATAU LEBIH:
Kata
Abu I
Abu II
Abu III
Baku I
Baku II
Baku III
Karang I
Karang II
Karang III
Karang IV
Makna
Ayah, bapak
Nama orang
Sisa pembakaran yang lengkap
Menebas
Sejarah
Usus muda/usus sapi yang sudah dimasak
Batu kapur yang terjadi dari zat kapur
Mengarang
Tempat berkumpul
Tempat sekitar rumah (Moelyono dkk, 1989 :
390)
12. 4.PENERAPAN KATA-KATA BERHOMONIM DALAM KALIMAT
a)
Penerapan homonim yang homofon dan homograf ke dalam kalimat:
Karat I
Karat II
: Cincin emas yang dipakai Desi itu 24 karat.
Baku I
: Kapas adalah bahan baku untuk membuat kain.
Baku II
: Dua pemuda itu baku hantam.
Dara I
: Dara manis yang memakai baju kuning itu masih sekolah.
Dara II
b)
: Besi yang di depan rumah sudah berkarat.
: Burung dara itu terbang tinggi di angkasa.
Penerapan homonim yang homograf ke dalam kalimat:
Apel I (buah)
: Ibu sedang membeli apel di pasar.
Apel II (upacara)
Tahu I (mengerti)
: Siapa yang tahu kemana adikku pergi?
Tahu II (lauk)
: Kakak makan tahu goreng buatan ibu.
Seret I (tarik)
: Pesuruh itu diseret ketepi lapangan.
Seret II (lamban)
c)
: Setiap hari pegawai negeri harus apel pagi.
: Perusahaan itu diseret dalam pembayaran pajaknya.
Penerapan homonim yang homofon ke dalam kalimat:
Bank
: Bank swasta itu akhirnya bangkrut.
Bang
: Bang Jono sedang pergi ke bandung.
Sangsi
: Saya merasa sangsi dengan perkataan Edwin.
Sanksi
: Budi mendapat sanksi kurungan penjara selama lima tahun.
Tang
: Paku itu dicabut dengan menggunakan tang.
Tank
: tentara Irak ditembaki oleh mobil tank Amerika.
13. F. Simpulan
Bedasarkan uraian di atas maka dapar disimpulkan sebagai
berikut:
Dalam menggunakan kata yang berhomonim pada kalimat,
harus mengetahui terlebih dahulu maknanya yang sesuai
dengan konteks kalimat.
Homonim dapat dibedakan dalam tiga bagian, yaitu:
1.
Homonim yang homograf
2.
Homonim yang homofon
3.
Homonim yang homofon dan homograf
TERIMAKASIH