05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI PSTW ABIYOSO DAN PSTW BUDI DHARMA PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (ADAPTASI MODEL SISTEM NEUMAN)
Penelitian ini berusaha mengukur pengaruh faktor umur, depresi, dan demensia terhadap disabilitas fungsional lansia. Variabel bebasnya adalah ketiga faktor tersebut, sedangkan variabel terikatnya adalah disabilitas fungsional. Diajukan hipotesis bahwa ketiga faktor bebas berhubungan dan berpengaruh terhadap disabilitas fungsional. Definisi operasional dan cara pengukurannya pun dijelaskan.
Similar to 05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI PSTW ABIYOSO DAN PSTW BUDI DHARMA PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (ADAPTASI MODEL SISTEM NEUMAN)
Similar to 05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI PSTW ABIYOSO DAN PSTW BUDI DHARMA PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (ADAPTASI MODEL SISTEM NEUMAN) (20)
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA DI MASYARAKAT
05 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL LANSIA DI PSTW ABIYOSO DAN PSTW BUDI DHARMA PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (ADAPTASI MODEL SISTEM NEUMAN)
1. 37
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS
DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Peneliti mencoba mengukur pengaruh variabel umur sebagai salah satu faktor
endogen pada proses penuaan, depresi dan demensia sebagai faktor eksogen terhadap
perubahan variable disabilitas fungsional lansia. Variabel penelitian ini terdiri dari
dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah variabel-variabel : (1) umur, (2) depresi, dan (3) demensia.
Variabel terikat adalah disabilitas fungsional lansia yang difokuskan pada
keterbatasan lansia dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan atau kebutuhan dasar
instrumental sehari-hari (Skema 3.1.).
2. 38
Skema 3.1.
Hubungan antar variabel penelitian
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Umur lansia berhubungan dengan disabilitas fungsionalnya.
2. Status depresi lansia berhubungan dengan disabilitas fungsionalnya.
3. Status demensia lansia berhubungan dengan disabilitas fungsionalnya.
4. Umur, status depresi dan status demensia lansia secara bersama-sama
berpengaruh terhadap perubahan disabilitas fungsionalnya.
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1.
Variabel, Definisi Operasional, Cara Ukur, Hasil Ukur, dan Skala
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala
A. Variabel Bebas :
1. Umur Umur lansia dihitung
sesuai dengan tahun
kelahiran.
Umur lansia terakhir
pada saat
wawancara
dilakukan.
• Parameter sampel:
mean, interval
kepercayaan 95%,
nilai minimum/
maksimum.
• Guna analisis
deskriptif
dikategorikan
menjadi:
Rasio
Ordi-
nal
Disabilitas
Fungsional
(Keterbatasan
ADL / IADL)
(Y)
1.Umur (X1)
2.Depresi
(X2)
3.Demensia
(X3)
VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT
3. 39
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala
(1) ≥ 80 tahun
(3) 70-79 tahun
(3) 60-69 tahun
2. Depresi Gangguan afektif
yang ditandai dengan
adanya gangguan
emosi atau suasana
perasaan tertekan
(depressed mood)
yang dapat
merupakan suatu
diagnosis penyakit
atau sebagai sebuah
gejala atau respons
dari kondisi penyakit
lain dan stres
terhadap lingkungan.
Penilaian ekspresi
kesedihan secara
verbal oleh perawat
dengan
menggunakan Skala
Depresi Geriatrik -
15 (GDS-15).
(Sutcliffe,
Cordingley, Challis,
Mozley,Bagley,
Price, Burns &
Huxley 1
2000)
• Parameter sampel:
mean, interval
kepercayaan 95%,
nilai minimum/
maksimum.
• Guna analisis
deskriptif
dikategorikan
menjadi:
(1) Depresi sedang-
berat (skor 4-15)
(2) Depresi ringan
(skor 0-3)
Rasio
Nomi
-nal
3. Demensia Gangguan intelektual
secara persisten yang
diperoleh terdiri dari
paling sedikit tiga
dari aktivitas mental
berikut : bahasa,
memori, kemampuan
visuospasial, emosi
atau kepribadian,
kognisi dan fungsi
eksekutif
Penilaian fungsi
kognitif meliputi
orientasi, registrasi
memori, atensi dan
kalkulasi,
pengenalan kembali
(memory recall),
dan bahasa.
Penilaian dilakukan
oleh perawat dengan
menggunakan Mini-
Mental State
Examination
(MMSE).
(Yellowlees,2
2002)
• Parameter sampel:
mean, interval
kepercayaan 95%,
nilai minimum/
maksimum.
• Untuk analisis
deskriptif
dikategorikan
menjadi:
(1) Terdapat
gangguan kognitif
(skor ≤ 19).
(2) Kognitif utuh
(skor 20 -30).
Rasio
Nomi
-nal
B. Variabel Terikat :
1. Disabili-
tas
fungsio-
nal lansia
Keterbatasan lansia
untuk memenuhi
kebutuhan AKS
/AIKS (ADL/IADL).
Kebutuhan AKS
meliputi :
pemenuhan
kebutuhan
mobilisasi,
pemenuhan
kebutuhan nutrisi,
pemenuhan
Keterbatasan
pemenuhan
kebutuhan AKS dan
AIKS diukur dengan
menghitung skor
yang diperoleh
dengan
menggunakan The
Groningen Activity
Restriction Scale
(GARS)
• Parameter sampel:
mean, interval
kepercayaan 95%,
nilai minimum/
maksimum.
• Guna analisis
deskriptif
selanjutnya
dikategorikan
menjadi:
(0) Tergantung
orang lain
Rasio
Ordi-
nal
4. 40
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala
kebutuhan eliminasi,
pemenuhan
kebutuhan
kebersihan diri, serta
pemenuhan
kebutuhan
penampilan diri.
Kebutuhan AIKS
meliputi :
kemampuan
menyiapkan
makanan, pekerjaan
rumah tangga yang
ringan dan berat,
mensetrika,
merapikan tempat
tidur, dan belanja.
(Suurmeijer et al.,
1994)
(1) Mandiri, namun
memiliki
kesulitan besar
(skor 35-51);
(2) Mandiri, namun
memiliki sedikit
kesulitan (skor
18-34);
(3) Mandiri (skor
17)