Psikologi holistik dan humanistik memandang manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dan kompleks. Psikologi holistik mempertimbangkan berbagai faktor internal dan eksternal dalam memahami perilaku manusia, sedangkan psikologi humanistik lebih menekankan pada aktualisasi diri dan potensi positif setiap individu. Tokoh-tokoh seperti Abraham Maslow berperan dalam mengembangkan pandangan ini dengan teori hierarki kebutuhan manus
1. PSIKOLOGI HOLISTIK DAN HUMANISTIK
PENDAHULUAN
Manusia adalah suatu ketunggalan yang menghargai , menghayati dan pada
dasarnya aktif, punya tujuan serta harga diri. Karena itu. Walaupun dalam penelitian
boleh saja di lakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa manusia, namun
dalam penyimpulannya, manusia harus di kembalikan dalam satu kesatuan utuh.
Pandangan ini dinamakan Pandangan Holistik ( Whole = Menyeluruh ).
Psikologi holistik bersifat saling berkait antara satu sama lain sebagai suatu
sistem bersepaduyang menyeluruh, bukan sekadar menyentuh aspek-aspek tertentu
sahaja.(Kamus DewanEdisi Empat) . Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat
pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahawa pada dasarnya seorang individu
dapat menemukan identiti, makna dantujuan hidup melalui hubungannya dengan
masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilaispiritual. Secara historis, pendidikan
holistik sebetulnya bukan hal yang baru.Pendidikan holistik merupakan suatu elemen
yang penting dalam pendidikan bagimewujudkan suasana persekitaran pendidikan
yang berkesan. Pendidikan ini penting bagimemastikan setiap individu merasai dan
menikmati kehidupan mereka serta menghargai danmenilai semula pembelajaran,
potensi dalaman seperti kecerdikan, kreativiti dan nilai-nilaikerohanian.
Selain itu manusia juga harus di pandang dengan penghargaan yang tinggi
terhadap
harga
dirinya,
perkembangan
pribadinya,
perbedaan
perbedaan
individualnya dari sudut kemanusiaannya itu sendiri. Psikologi harus masuk dalam
topik topik yang selama ini hampir tidak pernah di teliti oleh aliran aliran
behaviorisme dan psikoanalisis, misal : cinta, kreativitas, pertumbuhan, rasa humor,
kemandirian, tanggung jawab, dll.
Pandangan ini ini dinamakan Pandangan Humanistik ( Human = Manusia )
Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan
adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku
manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia.
Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik ia adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah
ahli psikologi humanistik yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan
tradisional behaviorisme dan psikoanalis.
1
2. Psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan
alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic
keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial,
mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi focus dalam model pendidikan
humanistic.
Aliran Psikologi Humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri
manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi positif yang ada pada
setiap insan. Seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses pendidikan pun
senantiasa berubah.
2
3. PEMBAHASAN
PSIKOLOGI HOLISTIK DAN HUMANISTIK
1. HOLISTIK
Keseluruhan selalu lebih besar dari pada jumlah bagian-bagiannya. Hal ini berlaku
ketika berhadapan dengan organisme hidup. Sesuatu yang hidup dan bergerak
tentunya berbeda dari organisme yang mati. Tidak peduli apa yang Anda lakukan
untuk membedah katak, tidak akan sama pada katak yang masih hidup. Banyak ilmu
saat ini berusaha untuk memecah fenomena yang kompleks menjadi penjelasan
sederhana. Setelah selesai, seperti katak, esensi keseluruhan sering hilang.
Psikologi, satu cabang ilmu, menghadapi dilema yang sama. Psikologi terbatas untuk
mempelajari pikiran dan perilaku yang diamati, terukur dan obyektif. Faktanya
bahwa objek studi ilmiah selalu lebih besar
daripada jumlah bagian-bagiannya sering
diabaikan.
Hal ini sulit untuk menghitung semua
faktor
yang
mempengaruhi
perilaku
manusia. Jika kita bisa menambahkan
semua faktor ini, masih mungkin berbeda
dari
mengingat
fenomena
sebagai
keseluruhan. Psikolgi Holistik mencoba
untuk
mempertimbangkan
manusia
dalam
hubungan
perilaku
dengan
organisme secara keseluruhan. Dalam usaha ini, mencakup disiplin ilmu lain
(misalnya, nutrisi, obat, neuro-biologi, neuro-kimia). Ia bahkan menganggap
penyelidikan ilmiah dianggap di luar bidang ilmu pengetahuan tradisional.
Spiritualitas, intuisi, kesehatan, dan ekonomis pengaruh sosial, dan bahkan urutan
kelahiran mungkin menjadi pertimbangan penting ketika mengamati perilaku
manusia.
Psikologi Holistik Terapan mencoba untuk menerapkan pengetahuan dari
berbagai disiplin ilmu untuk mencapai pengiriman pelit dari pelayanan yang efektif
3
4. untuk mencapai tujuan-tujuan klien. Walaupun mungkin tidak akan pernah mencapai
tujuan mempertimbangkan individu secara keseluruhan, Psikologi Holistik
mencakup berbagai teknik dan prosedur yang mendekati kondisi. Hal ini diyakini
bahwa penerapan perspektif holistik akan lebih efisien dan menyebabkan bentuk
pengobatan yang lebih baik dari pada cara Psikologi yang dipraktekkan saat ini.
2. HUMANISTIK
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang
muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme
yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli
psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan
sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai
keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan,
cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya
Kehadiran
psikologi
humanistik muncul
sebagai
reaksi
atas aliran
psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga “ dalam
aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi
yang awal mulanya datang dari psikoanalisis ala Freud yang berusaha memahami
tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran
guna menghasilkan kepribadian yang sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan
bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam
diri.
Kekuatan psikologi yang kedua adalah behaviorisme yang dipelopori oleh
Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya tentang refleks yang terkondisikan. Kalangan
Behavioristik meyakini bahwa semua perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor
eksternal dari lingkungan
Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan
tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara
manusiawi dengan menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan
pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi,
tujuan dan pemaknaan. Dalam hal ini, James Bugental (1964) mengemukakan
tentang 5 (lima) dalil utama dari psikologi humanistik, yaitu:
1. keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen;
4
5. 2. manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan manusia
lainnya;
3. manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan hubungan
dengan orang lain;
4. manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas pilihanpilihanya; dan
5. manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai dan
kreativitas.
Terdapat beberapa ahli psikologi yang telah memberikan sumbangan
pemikirannya terhadap perkembangan psikologi humanistik. Sumbangan Snyggs dan
Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji tentang persepsi. Dia
percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan dengan apa yang dipersepsinya.
Menurutnya, bahwa realitas bukanlah sesuatu yang yang melekat dari kejadian itu
sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap suatu kejadian
Berkenaan dengan epistemiloginya, teori-teori humanistik dikembangkan
lebih berdasarkan pada metode penelitian kualitatif yang menitik-beratkan pada
pengalaman hidup manusia secara nyata (Aanstoos, Serlin & Greening, 2000).
Kalangan humanistik beranggapan bahwa usaha mengkaji tentang mental dan
perilaku manusia secara ilmiah melalui metode kuantitatif sebagai sesuatu yang salah
kaprah. Tentunya hal ini merupakan kritikan terhadap kalangan kognitivisme yang
mengaplikasikan metode ilmiah pendekatan kuantitatif dalam usaha mempelajari
tentangpsikologi.Sebaliknya, psikologi humanistik pun mendapat kritikan bahwa
teori-teorinya tidak mungkin dapat memfalsifikasi dan kurang memiliki kekuatan
prediktif sehingga dianggap bukan sebagai suatu ilmu (Popper, 1969, Chalmers,
1999.
Selain memberikan sumbangannya terhadap konseling dan terapi, psikologi
humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal
dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan
humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui
pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan
keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik ini.
3. TOKOH – TOKOH DALAM PSIKOLOGI HOLISTIK DAN HUMANISTIK
1.
Abraham H. Maslow ( 1908 – 1970 )
5
6. Merupakan salah satu tokoh pengembang psikologi holistik dan
humanistik. Ia berpendapat bahwa mestilah ada pintu masuk di mana kita bisa
mempelajari semua manusia dari sudut pandang yang sama. Disertai dengan
ideologi yang tidak terkotak-kotak dalam bangsa-bangsa.ideologi itu adalah apa
yang dinamakannya “ meta-motivasi ” atau “ meta-kebutuhan “ ( kebutuhan
yang tertinggi, yang melebihi kebutuhan-kebutuhan lain pada umumnya ).
Salah satu teori Maslow yang sangat terkenal ( dianut dan diterapkan
oleh berbagai cabang psikologi sampai saat ini ) adalah teori hierarki
kebutuhan.
Teori ini mengatakan bahwa “ ada beberapa macam kebutuhan
manusia yang berjenjang ke atas,
Kebutuhan tersebut adalah:
-
Kebutuhan fisik/biologis
-
Kebutuhan akan rasa aman
-
Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
-
Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
-
Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
-
Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut
mempunyai
urutan
hierarki.
Keempat
Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”.
Sebagai contoh “ spiral yang makin melebar ke atas ( kebutuhan yang
lebih tinggi akan timbul jika kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi ).
Berikut ini adalah tabel meta-kebutuhan menurut Maslow.
1. Kebenaran
9. Keniscayaan
2. Kebaikan
10. Penyelesaian
3. Keindahan / Kecantikan
11. Keadilan
4. Keseluruhan
12. Kertaturan
(Kesatuan/Integrasi )
5. Dikhotomi-Transedensi
6. Berkehidupan (Berproses,
13. Kesederhanaan
14. Kekayaan
(banyak
variasiMajemuk,
tidak
berubah tetapi tetap pada
ada
esensinya)
semua sama penting)
7. Keunikan
8. Kesempurnaan ( Perfeksi)
yang tersembunyi,
15. Tanpa
susah
payah
(santai,tidak tegang)
6
7. 16. Bermain
17. Mencukupi diri sendiri
(fun,rekreasi,humor)
Pemikiran Abraham Maslow ini memfokuskan pada kebutuhan psikologis
tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu
guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang merupakan
salah satu tujuan dalam pendidikanhumanistik. Morris (1954) meyakini bahwa
manusia dapat memikirkan tentang proses berfikirnya sendiri dan kemudian
mempertanyakan dan mengoreksinya. Dia menyebutkan pula bahwa setiap manusia
dapat memikirkan tentang perasaan-persaannya dan juga memiliki kesadaran akan
dirinya. Dengan kesadaran dirinya, manusia dapat berusaha menjadi lebih baik.
Maslow menggambarkan beberapa karakteristik yang ada pada manusia yang
mengaktualisasikan dirinya:
Kesadaran dan penerimaan terhadap diri sendiri
Keterbukaan dan spontanitas
Kemampuan untuk menikmati pekerjaan dan memandang bahwa pekerjaan
merupakan sesuatu misi yang harus dipenuhi
Kemampuan untuk mengembangkan persahabatan yang erat tanpa bergantung
terlalu banyak pada orang lain
Mempunyai selera humor yang bagus
Kecenderungan untuk meraik pengalaman puncak yang memuaskan secara
spiritual maupun emosional
Dorongan internal akan aktualisasi diri
MenurutMaslow memusatkan diri pada pertumbuhan ketingkat yang lebih tinggi.
Hierarki kebutuhan menurut Maslow
Maslow membagi kebutuhan organisme menjadi dua kategori. Pertama, ia
mengidentifkasi beberapa kategori kebutuhan,defenisi kebutahan “ D “( atau “ motif
D”),yang penting dalam pertahanan hidup.
Kebutuhan fisiologisadalah kebutuhan biologis utama seperti makanan, air,
seks dan tempat tinggal. Kebutuhan akan rasa aman mencakup kebutuhan
akan keadaan yang umumnya bias diprediksi , yang membuat dunia menjadi
masuk akal.
7
8. Kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta mencakup hubungan psikologis
yang mendalam dengan orang lain.
kebutuhan akan penghargaanmengcakup penghargaan terhadap diri sendiri
dan orang lain. Semua kebutuhan “ D “ ini motivasi kita untuk menghadapi
deficit kita butuh sesuatu untuk mengisi dorongan atau kekosongan ,
kemudian menciptakan kembali keadaan homeostasis ( keseimbangan ).
Tahapan tertinggi dalam tangga hierarki motivasi manusia dari Abaraham
Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow mengatakan bahwa manusia
akan berusaha keras untuk mendapatkan aktualisasi diri mereka, atau realisasi dari
potensi diri manusia seutuhnya, ketika mereka telah meraih kepuasan dari kebutuhan
yang lebih mendasarnya.
Maslow juga mengutarakan penjelasannya sendiri tentang kepribadian
manusia yang sehat. Teori psikodinamika cenderung untuk didasarkan pada studi
kasus klinis maka dari itu akan sangat kurang dalam penjelasannya tentang
kepribadian yang sehat. Untuk sampai pada penjelasan ini, Maslow mengkaji tokoh
yang sangat luar biasa, Abaraham Lincoln dan Eleanor Roosevelt, sekaligus juga
gagasan-gagasan kontemporernya yang dipandang mempunyai kesehatan mental
yang sangat luar biasa.
Dari
segi
fisik,
manusia
mempunyai
indra,merasa
lapar,bertumbuh
kembang,berkembang biak, dan sebagainya. Dari segi kejiwaan manusia pun
mempunyai kebutuhan cita-cita,harapan,usaha dan sebagainya. Semua itu pada
hakikatnya baik,dan dikembangkan kearah yang lebih baik. Dalam pragdima seperti
ini, Maslow berpendapat bahwa manusia yang sehat jiwanya adalah manusia yang
mengembangkan
dirinya
sendiri
berdasarkan
kekuatan-kekuatan
dari
dalam.sementara orang-orang yang terganggu jiwanya,yang anti social,yang jahat
adalh orang-orang yang terhambat perkembangan dirinya,yang prustasi oleh
gangguan-gangguan dari luar.
Teori Maslow, yang pernah menjadi presiden American psychological
assction ( 1967-1968 ) , tentang tentang motivasi berawal dari pra anggapan bahwa
manusia pada dasarnya adalah baik,atau setidak-tidaknya netral,bukan jahat.seperti
halnya dengan keadaan fisiknya,kejiwaan manusia mempunyai kebutuhan,kapasitas
dan kecenderungan yang pada prinsipnya tidak ada yang jahat.
Karena itu menurut Maslow, psikoterapi atau konseling bertujuan untuk
mengembalikan seseorang ke jalur pengembangan dirinya sendiri melalui potensi8
9. potensi yang ada dalam dirinya sendiri juga. Salah satu teori Maslow yang sangat
terkenal ( dianut dan diterapkan oleh berbagai cabang psikologi terapan saat ini )
adalah teori hirarki kebutuhan.
Kedua, mengukur aktualisasi diri. Maslow sendiri menggunakan semua teknik
asesmen yang bisa ia gunakan wawancara .observasi, kuesiner laporan diri , tes proyektif,
study biografis, dan lainnya. Pendekatn yang luas ini sebagian juga dibutuhkan
karena subjek itu sendiri. Orang yang telah mencapai aktualisasi diri cenderung bersikap
mandiri, menolak tekanan social, mencintai kebebasan , dan memiliki kebutuhan privasi
yang tinggi. Kepribadian mereka rumit. Oleh itu , mereka mungkin sulit ditemukan, dinilai ,
dan dievaluasi. Masalah dengan asesmen yang luas ini bearti juga masalah bagi keseluruhan
pendekatan teoretis maksudnya , asesmen ini menyediakan pemahaman dan presfektif
yang luas, tetapi sedikit memberikan kesimpulan ilmiyah yang bisa dibuktikan.
Beberapa pendekatan kepribadian eksitensial dan humanistic menurut Maslow
Pendekatan kepribadian eksitensial dan humanistic , dalam beberapa hal,
mengingatkan kita pada pendekatan psikoanalisis. Pendekatan ini berasal dari
motivasi dalam diri yang rumit dan dinamis. Inilah yang membedakan teori ini
dengan teori yang mencari struktur dalam diri individu atau struktur reinforcement
dari lingkungan. Namun teori eksitensial dan humanistic menyetujui adanya
kehendak bebas dan juga kreativitas nyata,heroism , dan pemenuhan diri.
Pendekata eksitensial tidak selalu merupakan pendekatan idiografis; mereka
menganggap pengalaman setiap orang unik. Filsuf beraliran eksitensial
menyatakan bahwa individu secara lansung bertanggung jawab atas kepribadian.
Bagaimana saya menghadapi cinta , etika, kecemasan , kebebasan, dan kematian .
apakah saya akan membiarkan aliensi menggelamkan saya dalam kesengaraan
mendalam , atau akankah saya memakai kehendak bebas untuk melawannya dan
mencapai aktualisasi diri, ciri mendasar dari dilemma eksitensial adalah adanya
kemungkinan tercapainya kemenangan jiwa manusia.
Pendekatan humanistic , yang didasarkan pada eksitensialisme tetapi menolak
pesimisme, adalah pendekatan yang paling optimis terhadap kepribadian yang
memandang manusia dan permasalahan spiritual secara positif. Orientasi
humanistic maslow , yang mempelajari individu yang sudah sepenuhnya dewasa
dan utuh , membuat psikologi kepribadian memberikan atensi pada aspek positif
9
10. dan spiritual teersebut. Tetapi, inkonsistensi dan ambiguitas dalaam teori Maslow
membuat kontribusinya lebih seperti pandangan yang memberikan pengaruh besar
, alih-alih sebuah teori yang solid.
Pendekatan humanistic terhadap kepribadian bermanfaat bagi penelitian lintas
budaya dan penelitian tentang kelompok etnik, suatu kebutuhan yang ditekankan
dalam buku ini. Banyak psikolog eksitensial- humanistic terkejut secara pribadi
dan secara intelektual- oleh aliran fasisme pada tahun 1930-1940. Sebagai contoh
, Fromm berulang kali mengingatkan akan konsekuensi menakutkan dari mencoba
lari dari kecemasan eksitensi yang disebabkan oleh kebebasan modern. Ahli teori
humanistic
ingin
mengekplorasi
pandangan
masyarakat
timur
atau
agama,mengenai apakah srti dari seseorang manusia.
Pendekatan humanistic terhadap kepribadian memiliki dampak praktis dan
berkesenambungan pada masyarakat umum dalam hal persaingan diri. Saat ini
,tidaklah aneh apabila seorang pekerja ( atau bahkan sekelompok rekan kerja)
pada suatu waktu ingin mengasingkan diri.’’ Peristirahatan’’ ini berbeda dengan
liburan atau tamasya. Selama mengasingkan diri kita mungkin menenangkan diri
dilokasi yang indah, berusaha mengenali perasaan kita , memperbaruhi cinta kita
untuk pasangan , menciptakan music atau melakukan hal kreatif lainnya, berlatih,
mungkin juga bermeditasi atau berdo’a. aktivitas tersebut berasal dari asumsi
humanistic bahwa setiap individu memiliki otensi diri unik yang akan muncul
apabila dikembangkan dengan baik.
Psikologi kepribadian humanistic tidak hanya berbeda dengan pendekatan
lain dalam pokok permasalan dan filsafatnya, tetapi juga dalam ideologinya.
Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana
manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada
prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada
kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam
mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka.
Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan
perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap
dan perilaku mereka.
Kesimpulan
Abraham Maslow Yang terkenal dengan teori aktualisasi diri fi lahirkan
di New York pada tahun 1908. Ia meninggal di Calivornia pada tahun1907.
10
11. Maslow seorang anak yang pandai mejalani hubungan yang baik dengan ibunya
yang otoriter yang sering kali melakukan tindakan aneh. Ia menggambarkan
dirinya pada masa kecil sebagai seorang yang pemalu,kutu buku dan neurotic.
Tetapi ,maslow tidak selamanya menjadi neurotic dan benci pada dirinya sendiri.
Ia sepenuhnya menyadari potensinya ,dan menjadi psikilog humanisme terkenal
yang mengispirasi banyak perubahan masyarakat kea rah yang positif.
Yang menarik ,maslow awalnya mempelajari teoro behaviorisme. Ia
menyelesaikan tugas tesisnya bersama Harry Harlow, ahli primate yang
berorientasi pada behaviorisme. Tetapi sebagai dosen di Brookklyn College pada
tahun 1940, maslow bertemu dengan banyak intelektual brilian yang kabur ke
New York untk mengindari Nazi, termasuk Erick From,Alfred Adler ,dan Karen
Horney . pengetahuannya yang mendalam mengenai teori behaviorisma
membantu maslow untuk menyerang teori behaviorisme terhadap kreativitas
,permainan , keajaibandan cinta. Walaupun banyak teori kepribadian yang bersala
dari ppenelitian mengenai orang yang sehat dan ideal .oleh karena itu ,melalui
orientasinya yang optimis dan spiritual,maslow menekankan potensi positif
bawaan dalam diri manusia. Banyak teori kepribadian di dasarkan pada penelitian
pasien yang secara psikologis terganggu, maslow mengambil arah sebaliknya
,yakni meneliti orang yang sehat secara mental.
2. Carl R. Rogers ( 1902 – 1987 )
Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan
dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis
yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal
sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial,
psikolog klinis dan terapis, “ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam
pengalaman” pengalaman terapeutiknya. Ide pokok dari “teori-teori Rogers yaitu
individu memiliki kemampuan dalamdiri sendiri untuk mengerti diri, menentukan
hidup, dan menangani masalah” masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan
kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri.Jadi
manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak
seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan
ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa
11
12. sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara
bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga
kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan
apa yang terjadi pada waktu itu. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri
dan mengembangkan sifat sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik.
Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar
khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan
perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi)
seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat
menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan
“berbeda-beda
tergantung
pada
pengalaman”,pengalaman
perseptualnya.
Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima
istilah selfsebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.
Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap,
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari
yang bukan aku.Konsep diri ini terbagi menjadi dua yaitu konsep diri real dan
konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai
atau tidak, Rogers mengenalkan dua konsep lagi, yaitu Incongruencedan
Congruence.
a. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalapenm
galaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.
b. Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan
seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan,
penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need
for positive regard, yang terbagi lagi menjadi dua yaitu conditional positive
regard(bersyarat) dan unconditional positive regard(tak bersyarat). Rogers
menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang
mengalami penghargaan positip tanpa syarat.Ini berarti dia dihargai, dicintai
karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif
namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan. Lima sifat
khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
1. Keterbukaan pada pengalaman
12
13. Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua
pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan
demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip
maupun negatip.
2. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap
pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu
berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman
selanjutnya.
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap
pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa
yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat
mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
4. Perasaan Bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya
“paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan” antara alternatif pikiran dan
tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi
mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya
sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat
banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja
yang ingin dilakukannya.
5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme
mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan
cirri-ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan
berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka
ragam di sekitarnya.
Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya
yang semata-mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk
pertumbuhan serta perkembangan orang lain.Rogers berpandangan bahwa orang
yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan
seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya. Selain
itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara realistis
13
14. terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa
melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu
dunia itu secara obyektif. Rogers juga mengabaikan aspek-aspek tidak sadar
dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa
sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh
dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu
penyakit psikologis
Rogers mengembangkan metode Socrates ( menggali informasi tentang diri
seseorang dari orang itu sendiri. ) menjadi teknik psikoterapi yang sangat populer dari
tahun 1943 – sekarang ), Teori Rogers dikenal dengan nama Client Centered Therapy
atau Person Centered Therapy ( Terapi yang berpusat pada klien atau orang itu
sendiri).
Teknik psikoterapi Rogers juga dikenal sebagai psikoterapi nondirektif, karena
memang dalam proses psikoterapinya ia selalu menghindari pengarahan (direktif).
Istilh klien (client) digunakannya untuk mengganti istilah pasien. Menurut Rogers,
kesenjangan antara konsep diri dan realitas inilah yang menyebabkan gangguan
kejiwaan pada diri klien, sehingga untuk menyembuhkannya diperlukan upaya
penyeimbangan.
Yang menarik dari metode Rogers ini, selain teknik prosedurnya, adalah
keberaniannya untuk merekam ( melalui tape recorder ) proses wawancara dalam
psikoterapi
untuk
kemudian
membahasnya
bersama
teman
sejawat
atau
mahasiswanya. Pada masa itu, keterbukaan semacam ini masih langka dan Rogers lah
sebagai perintis untuk kemajuan pengembangan metode psikoterapi.
Teori Rogers ini memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat mengarahkan
diri dan memahami perkembangan dirinya, serta menekankan pentingnya sikap tulus,
saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi
masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya
memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya
membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik
asesmen dan pendapat para konselor bukanlah hal yang penting dalam melakukan
treatment atau pemberian bantuan kepada klien.
Carl Rogers berjasa besar dalam mengantarkan psikologi humanistik untuk
dapat diaplikasian dalam pendidikan. Dia mengembangkan satu filosofi pendidikan
yang
menekankan
pentingnya
pembentukan
pemaknaan
personal
selama
14
15. berlangsungnya proses pembelajaran dengan melalui upaya menciptakan iklim
emosional yang kondusif agar dapat membentuk pemaknaan personal tersebut. Dia
memfokuskan pada hubungan emosional antara guru dengan siswa.
Rogers juga mengutarakanpendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang
humanistik, yangmeliputi hasrat untuk belajar, belajar yang berarti, belajar tanpa
ancaman, belajar atas inisiatif sendiri, dan belajar untuk perubahan.
Adapun penjelasan konsep masing-masing prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Hasrat untuk BelajarMenurut Rogers, manusia mempunyai hasrat alami untuk
belajar. Hal ini terbukti dengan tingginya rasa ingin tahu anak apabiladiberi
kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan. Doronganingin tahu untuk belajar
ini merupakan asumsi dasar pendidikanhumanistik. Di dalam kelas yang
humanistik anak-anak diberikesempatan dan kebebasan untuk memuaskan
dorongan ingintahunya, untuk memenuhi minatnya dan untuk menemukanapa
yang penting dan berarti tentang dunia di sekitarnya.
b. Belajar yang BerartiBelajar akan mempunyai arti atau makna apabila apa
yangdipelajari relevan dengan kebutuhan dan maksud anak. Artinya,anak akan
belajar dengan cepat apabila yang dipelajari mempunyaiarti baginya.
c. Belajar Tanpa AncamanBelajar mudah dilakukan dan hasilnya dapat disimpan
denganbaik apabila berlangsung dalam lingkungan yang bebas ancaman.Proses
belajar akan berjalan lancer manakala murid dapat mengujikemampuannya, dapat
mencoba pengalaman-pengalaman baruatau membuat kesalahan-kesalahan tanpa
mendapat kecamanyang bisaanya menyinggung perasaan.
d. Belajar atas Inisiatif SendiriBelajar akan paling bermakna apabila hal itu
dilakukan atasinisiatif sendiri dan melibatkan perasaan dan pikiran si pelajar.
Mampu memilih arah belajarnya sendiri sangatlah memberikanmotivasi dan
mengulurkan kesempatan kepada murid untuk“belajar bagaimana caranya
belajar” (to learn how to learn ).Tidaklah perlu diragukan bahwa menguasai
bahan pelajaran itupenting, akan tetapi tidak lebih penting daripada memperoleh
kecakapan untuk mencari sumber, merumuskan masalah,menguji hipotesis atau
asumsi, dan menilai hasil. Belajar atasinisiatif sendiri memusatkan perhatian
murid baik pada prosesmaupun hasil belajar.Belajar atas inisiatif sendiri juga
mengajar murid menjadi bebas,tidak bergantung, dan percaya pada diri sendiri.
Apabila muridbelajar atas inisiatif sendiri, ia memiliki kesempatan untuk
15
16. menimbang-nimbang
dan
membuat
keputusan,
menentukanpilihan
dan
melakukan penilaian. Dia menjadi lebih bergantungpada dirinya sendiri dan
kurang bersandar pada penilaian pihaklain.
Di samping atas inisiatif sendiri, belajar juga harus melibatkanPsikologi
Humanistik semua aspek pribadi, kognitif maupun afektif. Rogers dan paraahli
humanistik yang lain menamakan jenis belajar ini sebagaibelajar dengan seluruh
pribadi, belajardengan pribadi yang utuh. Para ahli humanistik percaya,
bahwabelajar dengan tipe ini akan menghasilkan perasaan memiliki(feeling of
belonging ) pada diri murid. Dengan demikian, muridakan merasa terlibat dalam
belajar, lebih bersemangat menanganitugas-tugas dan yang terpenting adalah
senantiasa bergairahuntuk terus belajar.
e. Belajar dan PerubahanPrinsip terakhir yang dikemukakan oleh Rogers ialah
bahwabelajar yang paling bermanfaat ialah bejar tentang proses belajar.Menurut
Rogers, di waktu-waktu yang lampau murid belajarmengenai fakta-fakta dan
gagasan-gagasan yang statis. Waktuitu dunia lambat brerubah, dan apa yang
diperoleh di sekolah suda dipandang cukup untuk memenuhi tuntutan zaman.Saat
ini perubahan merupakan fakta hidup yang sentral. IlmuPengetahuan dan
Teknologi selalu maju dan melaju. Apa yangdipelajari di masa lalu tidak dapat
membekali orang untuk hidupdan berfungsi baik di masa kini dan masa yang
akan dating. Dengan demikian, yan dibutuhkan saat ini adalah orang yangmampu
belajar di lingkungan yang sedang berubah dan akanterus berubah.
3. Arthur Combs
Perasaan, persepsi, keyakinan dan maksud merupakanperilaku-perilaku
batiniah yang menyebabkan seseorang berbeda dengan yang lain. Agar dapat
memahami orang lain, seseorang harus melihat dunia orang lain tersebut, bagaimana
ia berpikir dan merasa tentang dirinya. Itulah sebabnya, untuk mengubah perilaku
orang lain, seseorang harus mengubah persepsinya. Menurut Combs, perilaku yang
keliru atau tidak baik terjadi karena tidak adanya kesediaan seseorang melakukan apa
yang seharusnya dilakukan sebagai akibat dari adanya sesuatu yang lain, yang lebih
menarik atau memuaskan. Misalkan guru mengeluh murid-muridnya tidak berminat
belajar, sebenarnya hal itu karena murid-murid itu tidak berminat melakukan apa yang
dikehendaki oleh guru. Kalau saja guru tersebut lalu mengadakan aktivitasaktivitas
yang lain, barangkali murid-murid akan berubah sikap dan reaksinya.
16
17. Sesungguhnya para ahli psikologi humanistik melihat dua bagian belajar, yaitu
diperolehnya informasi baru dan personalisasi informasi baru tersebut. Adalah keliru
jika guru berpendapat bahwa murid akan mudah belajar kalau bahan pelajaran disusun
dengan rapi dan disampaikan dengan baik, sebab arti dan maknanya tidak melekat
pada bahan pelajaran itu; murid sendirilah yang mencerna dan menyerap arti dan
makna bahan pelajaran tersebut ke dalam dirinya. Yang menjadi masalah dalam
mengajar bukanlah bagaimana bahan pelajaran itu disampaikan, tetapi bagaimana
membantu muridmemetik arti da makna yang terkandung di dalam bahan pelajaran
tersebut, yakni apabila murid dapat mengaitkan bahan pelajaran tersebut dengan
hidup dan kehidupan mereka, guru boleh bersenang hati bahwa missinya telah
berhasil.
Semakin jauh hal-hal yang terjadi di luar diri seseorang (dunia) dari pusat
lingkaran lingkaran (persepsi diri), semakin kurang pengaruhnya terhadap seseorang.
Sebaliknya, semakin dekat hal-hal tersebut dengan pusat lingkaran, maka semakin
besar pengaruhnya terhadap seseorang dalam berperilaku. Jadi jelaslah mengapa
banyak hal yang dipelajari oleh murid segera dilupakan, karena sedikit sekali
kaitannya dengan dirinya.
4. Aldous Huxley
Manusia memiliki banyak potensi yang selama ini banyak terpendam dan disiasiakan. Pendidikan diharapkan mampu membantu manusia dalam mengembangkan
potensi-potensi tersebut, oleh karena itu kurikulum dalam proses pendidikan harus
berorientasi pada pengembangan potensi, dan ini melibatkan semua pihak, seperti
guru, murid maupun para pemerhati ataupun peneliti dan perencana pendidikan.
Huxley (Roberts, 1975) menekankan adanya pendidikan non-verbal yang juga harus
diajarkan kepada siswa. Pendidikan non verbal bukan berwujud pelajaran senam,
sepak bola, bernyanyi ataupun menari, melainkan hal-hal yang bersifat diluar materi
pembelajaran, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran seseorang.
Proses pendidikan non verbal seyogyanya dimulai sejak usia dini sampai
tingkat tinggi. Betapapun, agar seseorang bisa mengetahui makna hidup dalam
kehidupan yang nyata, mereka harus membekali dirinya dengan suatu kebijakan
hidup, kreativitas dan mewujudkannya dengan langkah-langkah yang bijaksana.
Dengan cara ini seseorang akan mendapatkan kehidupan yang nikmat dan penuh arti.
17
18. Berbekal pendidikan non verbal, seseorang akan memiliki banyak strategi
untuk lebih tenang dalam menapaki hidup karena memiliki kemampuan untuk
menghargai setiap pengalaman hidupnya dengan lebih menarik. Akhirnya apabila
setiap manusia memiliki kemampuan ini, akan menjadi sumbangan yang berarti bagi
kebudayaan dan moral kemanusiaan.
5. David Mills dan Stanley Scher
Ilmu Pengetahuan Alam selama bertahun-tahun hanya dibahas dan dipelajari
secara kognitif semata, yakni sebagai akumulasidari fakta-fakta dan teori-teori.
Padahal, bagaimanapun, praktek dari ilmu pengetahuan selalu melibatkan elemenelemen afektif yang meliputi adanya kebutuhan akan pengetahuan, penggunaan intuisi
dan imajinasi dalam usaha-usaha kreatif, pengalaman yang menantang, frustasi, dan
lain-lain. Berdasarkan fenomena tersebut, David Mills dan Stanley Scher (Roberts,
1975) mengajukan konsep pendidikan terpadu, yakni proses pendidikan yang
mengikutsertakan afeksi atau perasaan murid dalam belajar.
Metode afektif yang melibatkan perasaan telah bisaa diterapkan pada muridmurid untuk pelajaran IPS, Bahasa dan Seni. Sebetulnya ahli yang memulai merintis
usaha ini adalah George Brown, namun kedua ahli ini kemudia mencoba melakukan
riset yang bertujuan menemukan aplikasi yang lebih real dalam usaha tersebut.
Penggunaan pendekatan terpadu ini dilakukan dalam pembelajaran IPA,
pendidikan bisnis dan bahkan otomotif. Pendekatan terpadu atau merupakan sintesa
dari Psikologi Humanistik –khususnya Terapi Gestalt- dan pendidikan, yang
melibatkan integrasi elemen-elemen afektif dan kognitif dalam proses belajar. Elemen
kognitif menunjuk pada berpikir, kemampuan verbal, logika, analisa, rasio dan caracara intelektual, sedangkan elemen afektif menunjuk pada perasaan, caracara
memahami yang melibatkan gambaran visual-spasial, fantasi, persepsi keseluruhan,
metaphor, intuisi, dan lain-lain.
Tujuan umum dari pendekatan ini adalah mengembangkan kesadaran muridmurid terhadap dirinya sendiri dan dunia sekitarnya, serta meningkatkan kemampuan
untuk menggunakan kesadaran ini dalam menghadapi lingkungan dengan berbagai
cara, menerima petunjuk-petunjuk internal dan menerima tanggung jawab bagi setiap
pilihan mereka. Fungsi guru dalam pendekatan terpadu adalah untuk lebih
membebaskan murid dari ketergantungan kepada guru, dengan tujuan akhir
mengembangkan responsibilitas murid untuk belajar sendiri. Guru hanya membantu
18
19. mereka dengan memberikan pilihan-pilihan yang masuk akal bagi pikiran mereka,
dan jika perlu guru bisa menolak memberikan bantuan untuk halhal yang bisa
ditangani oleh murid sendiri.
Lebih jauh, David Mills dan Stanley Scher memaparkan tujuan pendidikan
terpadu ini secara detail sebagai berikut :
a. Membantu murid untuk mengalami proses ilmu pengetahuan,termasuk penemuan
ide-ide baru, baik proses intelektual maupunafektif.
b. Membantu murid dalam mencapai kemampuan untuk menggalidan mengerti diri
mereka sendiri dan lingkungan sekitarnyadengan cara yang ilmiah.
c. Meningkatkan pengertian dan ingatan terhadap konsep-konsepdan ide-ide dalam
ilmu pengetahuan.
d. Menggali bersama-sama murid, implikasi-implikasi dari aplikasiyang mungkin
dari ilmu pengetahuan.
e. Memungkinkan murid untuk menerapkan baik proses maupunpengetahuan ilmiah
untuk diri mereka, serta meningkatkankesadaran murid terhadap dunia mereka dan
setiap pilihan yangmereka ambil.
f. Penerapan metode gabungan antara kognitif dan afektif inimenunjukkan hasil
yang lebih efektif dibanding pengajaran yanghanya menekankan aspek kognitif.
Para siswa merasa lebih cepatmenangkap pelajaran dengan menggunakan fantasi,
role playing dangame , misalnya mengajarkan teori Newton dengan murid
berperansebagai astronot.
19
20. PENUTUP
Makalah ini berisikan informasi tentang Psikologi Holistik dan Humanistik. Beikut
dengan tokoh-tokoh ahli psikologi Holistik dan Humanistik
20
21. DAFTAR PUSTAKA
W. Sarwono, Sarlito (2002). Berkenalan dengan Aliran-Aliran Dan Tokoh-Tokoh
Psikologi (Eds 3). Jakarta : Bulan Bintang.
Rachmahana1, Ratna Syifa’a.Psikologi Humanistik dan Aplikasinya dalam Pendidikan.
Jurnal : NO. 1. VOL. I. 2008.
http://www.scribd.com/doc/77456494/PSIKOLOGI-HOLISTIK
http://psikologiholistik.wikispaces.com/
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/130936813/FENOMENOLOGI%20INTUITIF_0.p
df
21