2. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.
(Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, 1993)
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari
penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis,
( Syaifullah Noer, 1998 )
3. Bakteri ini berbentuk batang, gram
negatip, tidak membentuk spora, motil,
berkapsul dan mempunyai flagella
(bergerak dengan rambut getar).
Bakteri ini dapat hidup sampai
beberapa minggu di alam bebas
seperti di dalam air, es, sampah dan
debu. Bakteri ini dapat mati dengan
pemanasan (suhu 600C) selama 15-
20 menit, pasteurisasi, pendidihan
dan khlorinisasi.
4. Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar
dari tubuh kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia
lipopolisakarida atau disebut juga endotoksin. Antigen ini
tahan terhadap panas dan alkohol tetapi tidak tahan
terhadap formaldehid
Antigen H (Antigen Flagella), yang terletak pada flagella,
fimbriae atau pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur
kimia suatu protein dan tahan terhadap formaldehid tetapi
tidak tahan terhadap panas dan alkohol
Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman
yang dapat melindungi kuman terhadap fagositosis.
Ketiga macam antigen tersebut di atas di dalam tubuh
penderita akan menimbulkan pula pembentukan 3 macam
antibodi yang lazim disebut aglutinin.
5. 1. Salmonella Thypi (96%)
2. Salmonella paratyphi A
3. Salmonella paratyphi B
4. Salmonella paratyphi C
5. Feces dan urin yang terkontaminasi dari penderita typus
(Rahmad Juwono,2002)
6. Masa tunas 7-14
(rata-rata 3 – 30) hari,
selama inkubasi
ditemukan gejala
prodromal (gejala
awal tumbuhnya
penyakit/gejala yang
tidak khas)
Perasaan tidak
enak badan
Lesu Anorexia
Nyeri Kepala Batuk Nyeri Perut
7. Demam berlangsung 3 minggu
a. Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat
pada sore dan malam hari
b. Minggu II : Demam terus mengigau
c. Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur – angsur
a. Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi
kemerahan, jarang disertai tremor
b. Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan
c. Terdapat konstipasi, diare
8. Gangguan
kesadarana. Kesadaran yaitu apatis – somnolen
b. Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan pada kulit karena emboli
hasil dalam kapiler kulit) (Rahmad Juwono, 1996).
9.
10.
11. 1. Perawatan
• Penderita demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk di
isolasi, observasi serta pengobatan.
• Penderita harus istirahat 5 - 7 hari bebas panas, tetapi tidak
harus tirah baring sempurna seperti pada perawatan demam
tifoid dimasa lampau.
• Mobilisasi dilakukan sewajarnya, sesuai dengan situasi dan
kondisi penderita.
• Penderita dengan kesadaran menurun posisi tubuhnya perlu
diubah - ubah untuk menghindari komplikasi pneumonia
hipostatik dan dekubitus.
12. 2. DIET
• Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan makan penderita thypoid dalam bentuk
makanan lunak rendah serat. Tujuan utama diet demam
thypoid adalah memenuhi kebutuhan nutrisi penderita
demam thypoid dan mencegah kekambuhan.
• Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
• Tidak mengandung banyak serat.
• Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
• Makanan lunak diberikan selama istirahat.
13. 2. DIET
• Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan makan penderita thypoid dalam bentuk
makanan lunak rendah serat. Tujuan utama diet demam
thypoid adalah memenuhi kebutuhan nutrisi penderita
demam thypoid dan mencegah kekambuhan.
• Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
• Tidak mengandung banyak serat.
• Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
• Makanan lunak diberikan selama istirahat.
14. Makanan yang dianjurkan :
1. Sumber karbohidrat : beras > bubur/tim, kentang rebus,
tepung tepungan
2. Sumber protein hewani : daging, hati ayam, telur, dan susu.
3. Sumber protein nabati : tahu, tempe, susu kedelai
4. Sayuran : kacang kac angan, bayam, labu siam, tomat, wortel
5. Buah buahan : semua sari buah yang segar dan matang tanpa
kulit dan bijinya. Hindari pepaya, pisang, jeruk, alpukat karena
banyak menimbulkan gas
6. Lemak nabati : margarin, mentega, minyak yanng terbatas
jumlahnya
19. Kriteria Hasil :
1. Suhu tubuh dalam rentang normal
2. Nadi dan RR dalam rentang normal
3. Tidak ada perubahan warna kulit dan
tidak ada pusing, merasa nyaman
20. 1. Monitor tempertur seperti frekwensi
2. Monitor pengaruh kehilangan cairan
3. Monitor warna kulit dan temperature
4. Monitor tekanan darah, nadi dan
pernapasan
5. Monitor pemasukan dan pengeluaran
6. Monitor ketidak abnormalan
elektrolit
7. Monitor keimbangan asam basa
8. Pemberian pengobatan antipiretik
22. Kriteria Hasil
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab, mampu menggunakan
teknik nonfarmakologi, mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen
nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala,
frekuensi, intensitas, dan tanda)
4. Merasakan nyaman setelah nyeri
berkurang
23. 1. Kaji secara komprehensif, tentang nyeri
meliputi ; lokasi, karakteristik dan onset,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas /
beratnya nyeri, dan factor-faktor presipitasi
2. Gunakan komunikasi terapeutik agasr pasien d
apat mengeksesikan nyeri
3. Kaji latar belakang budaya pasien
4. Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan
mengontrol nyeri yang telah digunakan
5. Berikan analgetik sesuai dengan anjuran
6. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
7. Tingkatkan istirahat
8. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
25. Kriteria Hasil
1. Adanya Peningkatan BB
2. BB ideal sesuai TB
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5. Tidak terjadi penurunan BB yang
berarti
26. 1. Menanyakan apakah pasien memiliki alergi
terhadap makanan
2. Memastikan pemilihan makanan pasien
3. Menentukan dalam kolaborasi dengan ahli
diet, mana yang tepat jumlah kalori dan tipe
kebutuhan nutrisi yang sarat
4. Menganjurkan peningkatan pemasukan
protein, zat besi dan vitamin C secara tepat
5. Pemberian makanan tambahan (minuman dan
buah segar atau jus buah-buahan) secara
tepat
6. Memberikan protein tinggi, tinggi kalori,
makanan yang ringan dan minuman yang
selalu tersedia untuk dikonsumsi secara tepat
27. Endokrinologi Dasar dan Klinik Edisi 4. Jakarta :
EGC
Andin Sefrina dan Suhendri C. P; Mengenal,
Mencegah, Menangani berbagai penyakit
berbahaya bayi & balita; Penerbit ; Dunia
Sehat
NANDA 2012
NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION (NOC)
NURSING INTERVENTION CLASSIFICATION
(NIC)