SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
KEMACETAN DAN SOLUSINYA
I. KEMACETAN
• Mendefinisikan kemacetan secara tepat tidak mudah karena
  banyaknya model perhitungan matematika, konsep dan
  pendekatan yang berbeda-beda.
• Tetapi secara umum, Kemacetan ditandai dengan kondisi lalu
  lintas sbb:
   – Kecepatan rendah
   – Waktu perjalanan yang lebih lama
   – Antrian kendaraan yang panjang
• Ketika jumlah atau volume kendaraan (V) melebihi kapasitas
  jalan (C) atau V/C ≥ 1,00 maka pergerakan menjadi sangat
  lambat. Kendaraan dapat berhenti beberapa saat atau
  bahkan cukup lama atau yang lebih ekstrem berhenti total.
• Untuk menjamin kondisi lalu lintas yang normal (tidak
  macet), nilai perbandingan ideal antara volume dan kapasitas
  (V/C) adalah 0.8 – 0.9. Pada kondisi ini rata-rata kecepatan
  kendaraan sesuai dengan kecepatan rencana yang
  disarankan.
II. PERTUMBUHAN KENDARAAN*
 Tahun              Sepeda Motor              Kendaraan Bermotor
  2002                17,002,130.00                  22,985,183.00
  2003                19,976,376.00                  26,613,987.00
  2004                23,061,021.00                  30,541,954.00
  2005                28,561,831.00                  37,623,432.00
  2006                32,528,758.00                  43,313,052.00
  2007                41,955,128.00                  54,802,680.00
  2008                47,683,681.00                  61,685,063.00
  2009                52,767,093.00                  67,336,644.00
  2010                61,078,188.00                  76,907,127.00
  2011                65,008,424.00                  78,707,486.00
* Sumber: Data BPS dan Data Korlantas Polri
PERTUMBUHAN KENDARAAN (2)
• Dalam 10 tahun terakhir jumlah kendaraan bermotor
  nasional tumbuh sebesar 342%. 83% adalah sepeda
  motor.
• Jumlah kendaraan bermotor di wilayah Jakarta Depok
  Tangerang Bekasi dan Karawang) sampai akhir tahun
  2011 mencapai 13.347.802. Sebanyak 9.861.451 atau
  73% adalah sepeda motor. (Ditlantas PMJ)
• Meskipun ada upaya peningkatan kapasitas jaringan,
  misalnya pembangunan dua ruas jalan layang non tol
  (Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang),
  tetapi tampaknya kemacetan di jalan-jalan ibu kota
  masih belum dapat teratasi.
III. KERUGIAN AKIBAT KEMACETAN (1)
Berbagai kerugian akibat kemacetan:
• Kerugian atas waktu produktif yang berkurang atau habis
  selama kemacetan berlangsung yang dapat berimplikasi
  pada ekonnomi suatu wilayah (negara, Kota, dll).
• Hilangnya peluang bisnis, keterlambatan hadir di pertemuan
  atau kegiatan penting lainnya (opportunity cost).
  Perhitungan waktu perjalanan yang tidak akurat
  menyebabkan alokasi waktu yang lebih lama.
• Pemborosan bahan bakar
• Polusi udara
• Pemborosan pada biaya Perawatan kendaraan dan spare
  part yang digunakan selama kemacetan (menjadi lebih
  sering diganti atau servis).
KERUGIAN AKIBAT KEMACETAN (2)
• Tekanan psikologis dan stress akibat kekhawatiran terlambat
  (cepat marah dan tidak toleran)
• Pada situasi emergency, korban menjadi lebih kritis (baik pada
  saat petugas akan ke lokasi emergency ataupun dari lokasi
  emergency ke Rumah sakit).
• Efek berantai pada jaringan jalan, berawal dari jalan-jalan utama
  (primer), kemudian merambat ke jalan-jalan sekunder bahkan
  hingga ke perumahan yang berakibat berkurangnya kenyamanan
  tempat tinggal atau tempat bekerja.
• Kelelahan dan berkurangnya konsentrasi yang potensial
  mengakibatkan kecelakanaan
KERUGIAN AKIBAT KEMACETAN (3)
• Besar kerugian secara pasti tidak dapat diperhitungkan
  dengan tepat, meski ada asumsi bahwa kemacetan di
  Indonesia saat ini menelan biaya sebesar, misalnya:
   – Pada 2010, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mendata potensi
     kerugian hingga Rp 45 triliun. Biaya terbesar yakni kehilangan
     waktu.
   – Sementara seorang pakar lingkungan Universitas Indonesia,
     Firdaus Ali, memprediksi kerugian mencapai Rp 28 triliun.
     Biaya tertinggi akibat pemborosan bahan bakar minyak.
   – Studi Kementerian Perekonomian mencatat potensi kerugian
     akibat operasional kendaraan dan pemborosan BBM mencapai
     angka Rp 27 triliun.
   – Ketua Infrastructure Partnership and Knowledge Center, Harun
     Al Rasyid mengungkapkan "Nilai kerugian akibat kemacetan
     pada tahun 2012 diperkirakan mencapai Rp12,8 triliun per
     tahunnya,” (Upaya mengurai kemacetan di Jakarta, Selasa 18
     Desember 2012)
III. SOLUSI ATASI KEMACETAN (1)
• Penyebab kemacetan bukan semata-mata karena industri
  otomotif atau kurangnya infrastruktur, tetapi mencakup
  berbagai aspek sistem transportasi lainnya, antara lain:
   – Tata guna lahan (land use). Hal ini menyangkut tata ruang
     dan wilayah dan ijin mendirikan bangunan.
   – Keterpaduan moda transportasi terutama untuk kepentingan
     penggunaan angkutan umum
   – Pengaturan lalu lintas persimpangan (Traffic Control)
   – Penyempitan jalan (bottle neck), kerusakan dan perbaikan
     jalan atau insiden di jalan
   – Perparkiran
   – Gangguan samping jalan (side friction)
   – Manajemen lalu lintas
   – Jam kerja dan jam sekolah, hingga
   – Perilaku pengguna jalan
SOLUSI (2)
• Menambah infrastruktur bukan solusi satu-satunya,
  study membuktikan bahwa penambahan panjang jalan
  atau pelebaran jalan pada akhirnya akan meningkatkan
  volume lalu lintas di ruas jalan tersebut hingga
  akhirnya akan menimbulkan kemacetan kembali.
  (Gilles Duranton, Matthew A. Turner. "The
  Fundamental Law of Road Congestion: Evidence from
  U.S. Cities". American Economic Review, Volume 101,
  Number 6, Pages 2616-52, October 2011).
• Mengurangi keinginan untuk bepergian dengan
  kendaraan bermotor sangat mungkin dilakukan dengan
  bantuan Teknologi Informasi yang sangat maju saat ini.
SOLUSI (3)
Berbagai solusi yang dapat dilakukan (selain membangung
infrastruktur) :
• Perbaikan Tata Ruang dan Wilayah serta perijinan
   mendirikan bangunan
• Optimalisasi Manajemen lalu lintas,
   – Pembatasan akses jenis kendaraan tertentu pada ruas jalan
     tertentu
   – Pembatasan jam operasional jenis kendaraan tertentu di
     ruas jalan tertentu
   – Pengaturan persimpangan yang adaptif dan terkordinasi
   – Pengaturan kecepatan
   – Penerapan Road Charging atau Electronic Road Pricing (ERP)
   – Penerapan Car Sharing, mis. 3 in 1
   – Penyediaan informasi lalu lintas aktual
   – Contra Flow
Solusi (4)
• Mendorong penggunaan angkutan umum/massal, termasuk
  pergantian moda dari kendaraan pribadi ke umum (Park and
  Ride)
• Mendorong penggunaan moda tidak bermotor: Sepeda dan
  Jalan kaki (termasuk fasilitas penunjangnya)
• Pembatasan kendaraan pribadi (baru) melalui instrume:
  Pengetatan syarat Kredit, Penerapan Pajak Progresif, Scrap
  system, Usia kendaraan, dan lain-lain.
• Penataan perparkiran
• Penertiban gangguan samping, diantaranya: parkir/berhenti
  pada badan jalan dan kegiatan lain di sisi jalan
• Pengaturan jam kerja dan jam sekolah
• Pengaturan lokasi dan jam bongkar muat barang
• Pendidikan berlalu lintas sejak dini
• Kampanye tertib lalu lintas, dan
• Penegakan Hukum terhadap pelanggaran lalu lintas
SOLUSI (5)
• Polri dengan mitra-mitra lalu lintas terus berupaya untuk
  berperan aktif dalam mengatasi kemacetan di Jakarta dan
  kota-kota lain di Indonesia melalui kegiatan penjagaan,
  pengaturan, dan patroli serta mengoptimalkan rekayasa
  dan manajemen lalu lintas operasional.
• Polri juga berupaya membangun perilaku pengguna jalan
  yang disiplin dan peduli pada keselamatan lalu lintas
  melalui pendidikan lalu lintas, kampanye tertib lalu lintas,
  pendidikan dan pengujian calon pengemudi, dan
  penegakan hukum yang tegas dan simpatik
• Saat ini, Polri tengah gencar menggelorakan himbauan
  untuk menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas melalui
  slogan “Jadilah Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan
  Budayakan Keselamatan sebagai Kebutuhan”
Sekian dan Terima Kasih

More Related Content

Viewers also liked

Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)Rosdi Ramli
 
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu c)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu c)Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu c)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu c)Rosdi Ramli
 
Helping Gnomes that Code
Helping Gnomes that CodeHelping Gnomes that Code
Helping Gnomes that CodeMark Hart
 
Design Thinking and the OODA Loop Sketch
Design Thinking and the OODA Loop SketchDesign Thinking and the OODA Loop Sketch
Design Thinking and the OODA Loop SketchMark Hart
 
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)Rosdi Ramli
 
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)Rosdi Ramli
 
Rencana Aksi Keselamatan Lalu Lintas Polri
Rencana Aksi Keselamatan Lalu Lintas PolriRencana Aksi Keselamatan Lalu Lintas Polri
Rencana Aksi Keselamatan Lalu Lintas Polriaswin2812
 
Pentingnya Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas oleh Polri
Pentingnya Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas oleh PolriPentingnya Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas oleh Polri
Pentingnya Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas oleh Polriaswin2812
 
Kertas kerja & Lampiran surat latihan kebakaran bersama bomba SKST 2016
Kertas kerja & Lampiran surat latihan kebakaran bersama bomba SKST 2016Kertas kerja & Lampiran surat latihan kebakaran bersama bomba SKST 2016
Kertas kerja & Lampiran surat latihan kebakaran bersama bomba SKST 2016Rosdi Ramli
 

Viewers also liked (10)

Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan Individu d)
 
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu c)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu c)Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu c)
Biodiversiti & Adaptasi (Tugasan individu c)
 
Helping Gnomes that Code
Helping Gnomes that CodeHelping Gnomes that Code
Helping Gnomes that Code
 
Design Thinking and the OODA Loop Sketch
Design Thinking and the OODA Loop SketchDesign Thinking and the OODA Loop Sketch
Design Thinking and the OODA Loop Sketch
 
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
 
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)
Biodiversiti & Adaptasi ( Tugasan individu b)
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Rencana Aksi Keselamatan Lalu Lintas Polri
Rencana Aksi Keselamatan Lalu Lintas PolriRencana Aksi Keselamatan Lalu Lintas Polri
Rencana Aksi Keselamatan Lalu Lintas Polri
 
Pentingnya Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas oleh Polri
Pentingnya Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas oleh PolriPentingnya Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas oleh Polri
Pentingnya Pendataan Kecelakaan Lalu Lintas oleh Polri
 
Kertas kerja & Lampiran surat latihan kebakaran bersama bomba SKST 2016
Kertas kerja & Lampiran surat latihan kebakaran bersama bomba SKST 2016Kertas kerja & Lampiran surat latihan kebakaran bersama bomba SKST 2016
Kertas kerja & Lampiran surat latihan kebakaran bersama bomba SKST 2016
 

Similar to SOLUSI KEMACETAN

Rekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintasRekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintasAdita Utami
 
Projek akhir (a175355)
Projek akhir (a175355)Projek akhir (a175355)
Projek akhir (a175355)Wasty2
 
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasimuhammad hasan
 
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek Akhir
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek AkhirNur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek Akhir
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek AkhirEyqaAnuar
 
Persentase faiz isma (11 7016 007)
Persentase faiz isma (11 7016 007)Persentase faiz isma (11 7016 007)
Persentase faiz isma (11 7016 007)Faiz Isma
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxelisabeth357711
 
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek AkhirLMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek AkhirHARFALIANABINTIKADIR
 
Projek Akhir Pengangkutan Bandar
Projek Akhir Pengangkutan BandarProjek Akhir Pengangkutan Bandar
Projek Akhir Pengangkutan Bandara187271
 
Projek Akhir Pengangkutan Bandar
Projek Akhir Pengangkutan BandarProjek Akhir Pengangkutan Bandar
Projek Akhir Pengangkutan Bandara187271
 
Projek Akhir Perancangan Pengangkutan Bandar (A163485)
Projek Akhir Perancangan Pengangkutan Bandar (A163485)Projek Akhir Perancangan Pengangkutan Bandar (A163485)
Projek Akhir Perancangan Pengangkutan Bandar (A163485)Shaleni Kavirajan
 
Kajian proses manuver_parkir_di_badan_ja
Kajian proses manuver_parkir_di_badan_jaKajian proses manuver_parkir_di_badan_ja
Kajian proses manuver_parkir_di_badan_jaBudhi Darmawan
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaShinigamiJr
 
Mewujudkan Jalan Berbayar di Jakarta Belajar dari Pengalaman Kota Mancanegara
Mewujudkan Jalan Berbayar di Jakarta Belajar dari Pengalaman Kota MancanegaraMewujudkan Jalan Berbayar di Jakarta Belajar dari Pengalaman Kota Mancanegara
Mewujudkan Jalan Berbayar di Jakarta Belajar dari Pengalaman Kota Mancanegaraoswarmungkasa1
 
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptx
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptxBAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptx
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptxrafaeludin
 
Transportasi dki jakarta.
Transportasi dki jakarta.Transportasi dki jakarta.
Transportasi dki jakarta.Astri Ratnasari
 

Similar to SOLUSI KEMACETAN (20)

Rekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintasRekayasa Lalu lintas
Rekayasa Lalu lintas
 
Projek akhir (a175355)
Projek akhir (a175355)Projek akhir (a175355)
Projek akhir (a175355)
 
Manajemen transportasi
Manajemen transportasiManajemen transportasi
Manajemen transportasi
 
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek Akhir
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek AkhirNur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek Akhir
Nur Syafiqah binti Anuar (A170086) LMCP2502 Tugasan Projek Akhir
 
Persentase faiz isma (11 7016 007)
Persentase faiz isma (11 7016 007)Persentase faiz isma (11 7016 007)
Persentase faiz isma (11 7016 007)
 
Transportasi dan Ketahanan Energi: Studi Kasus di Indonesia dan EU
Transportasi dan Ketahanan Energi: Studi Kasus di Indonesia dan EUTransportasi dan Ketahanan Energi: Studi Kasus di Indonesia dan EU
Transportasi dan Ketahanan Energi: Studi Kasus di Indonesia dan EU
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
 
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek AkhirLMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
LMCP2502 Pengangkutan Bandar - Projek Akhir
 
Projek Akhir Pengangkutan Bandar
Projek Akhir Pengangkutan BandarProjek Akhir Pengangkutan Bandar
Projek Akhir Pengangkutan Bandar
 
Projek Akhir Pengangkutan Bandar
Projek Akhir Pengangkutan BandarProjek Akhir Pengangkutan Bandar
Projek Akhir Pengangkutan Bandar
 
Bangi kajang 30 tahun akan datang
Bangi kajang 30 tahun akan datangBangi kajang 30 tahun akan datang
Bangi kajang 30 tahun akan datang
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
3 industry reform rtm final id.pptx 1 r1
3 industry reform rtm final id.pptx 1 r13 industry reform rtm final id.pptx 1 r1
3 industry reform rtm final id.pptx 1 r1
 
Projek Akhir Perancangan Pengangkutan Bandar (A163485)
Projek Akhir Perancangan Pengangkutan Bandar (A163485)Projek Akhir Perancangan Pengangkutan Bandar (A163485)
Projek Akhir Perancangan Pengangkutan Bandar (A163485)
 
Kajian proses manuver_parkir_di_badan_ja
Kajian proses manuver_parkir_di_badan_jaKajian proses manuver_parkir_di_badan_ja
Kajian proses manuver_parkir_di_badan_ja
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
 
Mewujudkan Jalan Berbayar di Jakarta Belajar dari Pengalaman Kota Mancanegara
Mewujudkan Jalan Berbayar di Jakarta Belajar dari Pengalaman Kota MancanegaraMewujudkan Jalan Berbayar di Jakarta Belajar dari Pengalaman Kota Mancanegara
Mewujudkan Jalan Berbayar di Jakarta Belajar dari Pengalaman Kota Mancanegara
 
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptx
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptxBAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptx
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptx
 
Transportasi dki jakarta.
Transportasi dki jakarta.Transportasi dki jakarta.
Transportasi dki jakarta.
 

SOLUSI KEMACETAN

  • 2. I. KEMACETAN • Mendefinisikan kemacetan secara tepat tidak mudah karena banyaknya model perhitungan matematika, konsep dan pendekatan yang berbeda-beda. • Tetapi secara umum, Kemacetan ditandai dengan kondisi lalu lintas sbb: – Kecepatan rendah – Waktu perjalanan yang lebih lama – Antrian kendaraan yang panjang • Ketika jumlah atau volume kendaraan (V) melebihi kapasitas jalan (C) atau V/C ≥ 1,00 maka pergerakan menjadi sangat lambat. Kendaraan dapat berhenti beberapa saat atau bahkan cukup lama atau yang lebih ekstrem berhenti total. • Untuk menjamin kondisi lalu lintas yang normal (tidak macet), nilai perbandingan ideal antara volume dan kapasitas (V/C) adalah 0.8 – 0.9. Pada kondisi ini rata-rata kecepatan kendaraan sesuai dengan kecepatan rencana yang disarankan.
  • 3. II. PERTUMBUHAN KENDARAAN* Tahun Sepeda Motor Kendaraan Bermotor 2002 17,002,130.00 22,985,183.00 2003 19,976,376.00 26,613,987.00 2004 23,061,021.00 30,541,954.00 2005 28,561,831.00 37,623,432.00 2006 32,528,758.00 43,313,052.00 2007 41,955,128.00 54,802,680.00 2008 47,683,681.00 61,685,063.00 2009 52,767,093.00 67,336,644.00 2010 61,078,188.00 76,907,127.00 2011 65,008,424.00 78,707,486.00 * Sumber: Data BPS dan Data Korlantas Polri
  • 4. PERTUMBUHAN KENDARAAN (2) • Dalam 10 tahun terakhir jumlah kendaraan bermotor nasional tumbuh sebesar 342%. 83% adalah sepeda motor. • Jumlah kendaraan bermotor di wilayah Jakarta Depok Tangerang Bekasi dan Karawang) sampai akhir tahun 2011 mencapai 13.347.802. Sebanyak 9.861.451 atau 73% adalah sepeda motor. (Ditlantas PMJ) • Meskipun ada upaya peningkatan kapasitas jaringan, misalnya pembangunan dua ruas jalan layang non tol (Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang), tetapi tampaknya kemacetan di jalan-jalan ibu kota masih belum dapat teratasi.
  • 5. III. KERUGIAN AKIBAT KEMACETAN (1) Berbagai kerugian akibat kemacetan: • Kerugian atas waktu produktif yang berkurang atau habis selama kemacetan berlangsung yang dapat berimplikasi pada ekonnomi suatu wilayah (negara, Kota, dll). • Hilangnya peluang bisnis, keterlambatan hadir di pertemuan atau kegiatan penting lainnya (opportunity cost). Perhitungan waktu perjalanan yang tidak akurat menyebabkan alokasi waktu yang lebih lama. • Pemborosan bahan bakar • Polusi udara • Pemborosan pada biaya Perawatan kendaraan dan spare part yang digunakan selama kemacetan (menjadi lebih sering diganti atau servis).
  • 6. KERUGIAN AKIBAT KEMACETAN (2) • Tekanan psikologis dan stress akibat kekhawatiran terlambat (cepat marah dan tidak toleran) • Pada situasi emergency, korban menjadi lebih kritis (baik pada saat petugas akan ke lokasi emergency ataupun dari lokasi emergency ke Rumah sakit). • Efek berantai pada jaringan jalan, berawal dari jalan-jalan utama (primer), kemudian merambat ke jalan-jalan sekunder bahkan hingga ke perumahan yang berakibat berkurangnya kenyamanan tempat tinggal atau tempat bekerja. • Kelelahan dan berkurangnya konsentrasi yang potensial mengakibatkan kecelakanaan
  • 7. KERUGIAN AKIBAT KEMACETAN (3) • Besar kerugian secara pasti tidak dapat diperhitungkan dengan tepat, meski ada asumsi bahwa kemacetan di Indonesia saat ini menelan biaya sebesar, misalnya: – Pada 2010, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mendata potensi kerugian hingga Rp 45 triliun. Biaya terbesar yakni kehilangan waktu. – Sementara seorang pakar lingkungan Universitas Indonesia, Firdaus Ali, memprediksi kerugian mencapai Rp 28 triliun. Biaya tertinggi akibat pemborosan bahan bakar minyak. – Studi Kementerian Perekonomian mencatat potensi kerugian akibat operasional kendaraan dan pemborosan BBM mencapai angka Rp 27 triliun. – Ketua Infrastructure Partnership and Knowledge Center, Harun Al Rasyid mengungkapkan "Nilai kerugian akibat kemacetan pada tahun 2012 diperkirakan mencapai Rp12,8 triliun per tahunnya,” (Upaya mengurai kemacetan di Jakarta, Selasa 18 Desember 2012)
  • 8. III. SOLUSI ATASI KEMACETAN (1) • Penyebab kemacetan bukan semata-mata karena industri otomotif atau kurangnya infrastruktur, tetapi mencakup berbagai aspek sistem transportasi lainnya, antara lain: – Tata guna lahan (land use). Hal ini menyangkut tata ruang dan wilayah dan ijin mendirikan bangunan. – Keterpaduan moda transportasi terutama untuk kepentingan penggunaan angkutan umum – Pengaturan lalu lintas persimpangan (Traffic Control) – Penyempitan jalan (bottle neck), kerusakan dan perbaikan jalan atau insiden di jalan – Perparkiran – Gangguan samping jalan (side friction) – Manajemen lalu lintas – Jam kerja dan jam sekolah, hingga – Perilaku pengguna jalan
  • 9. SOLUSI (2) • Menambah infrastruktur bukan solusi satu-satunya, study membuktikan bahwa penambahan panjang jalan atau pelebaran jalan pada akhirnya akan meningkatkan volume lalu lintas di ruas jalan tersebut hingga akhirnya akan menimbulkan kemacetan kembali. (Gilles Duranton, Matthew A. Turner. "The Fundamental Law of Road Congestion: Evidence from U.S. Cities". American Economic Review, Volume 101, Number 6, Pages 2616-52, October 2011). • Mengurangi keinginan untuk bepergian dengan kendaraan bermotor sangat mungkin dilakukan dengan bantuan Teknologi Informasi yang sangat maju saat ini.
  • 10. SOLUSI (3) Berbagai solusi yang dapat dilakukan (selain membangung infrastruktur) : • Perbaikan Tata Ruang dan Wilayah serta perijinan mendirikan bangunan • Optimalisasi Manajemen lalu lintas, – Pembatasan akses jenis kendaraan tertentu pada ruas jalan tertentu – Pembatasan jam operasional jenis kendaraan tertentu di ruas jalan tertentu – Pengaturan persimpangan yang adaptif dan terkordinasi – Pengaturan kecepatan – Penerapan Road Charging atau Electronic Road Pricing (ERP) – Penerapan Car Sharing, mis. 3 in 1 – Penyediaan informasi lalu lintas aktual – Contra Flow
  • 11. Solusi (4) • Mendorong penggunaan angkutan umum/massal, termasuk pergantian moda dari kendaraan pribadi ke umum (Park and Ride) • Mendorong penggunaan moda tidak bermotor: Sepeda dan Jalan kaki (termasuk fasilitas penunjangnya) • Pembatasan kendaraan pribadi (baru) melalui instrume: Pengetatan syarat Kredit, Penerapan Pajak Progresif, Scrap system, Usia kendaraan, dan lain-lain. • Penataan perparkiran • Penertiban gangguan samping, diantaranya: parkir/berhenti pada badan jalan dan kegiatan lain di sisi jalan • Pengaturan jam kerja dan jam sekolah • Pengaturan lokasi dan jam bongkar muat barang • Pendidikan berlalu lintas sejak dini • Kampanye tertib lalu lintas, dan • Penegakan Hukum terhadap pelanggaran lalu lintas
  • 12. SOLUSI (5) • Polri dengan mitra-mitra lalu lintas terus berupaya untuk berperan aktif dalam mengatasi kemacetan di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia melalui kegiatan penjagaan, pengaturan, dan patroli serta mengoptimalkan rekayasa dan manajemen lalu lintas operasional. • Polri juga berupaya membangun perilaku pengguna jalan yang disiplin dan peduli pada keselamatan lalu lintas melalui pendidikan lalu lintas, kampanye tertib lalu lintas, pendidikan dan pengujian calon pengemudi, dan penegakan hukum yang tegas dan simpatik • Saat ini, Polri tengah gencar menggelorakan himbauan untuk menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas melalui slogan “Jadilah Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Budayakan Keselamatan sebagai Kebutuhan”