SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
HADHARAH DAN MADANIYAH
Pendahuluan
Kata Hadharah dan Madaniyah merupakan terminologi yang sering kita dengar belakangan ini. Dalam membahas terma hadharah secara umum
maupun hadharah Islam secara khusus, sudah selayaknya untuk memahami terlebih dahulu makna yang ditunjukkan dua kata tersebut, terlebih
lagi kata pertama; hadharah, sehingga pembaca memahami apayang dimaksudkan mengenai makna tersebut ketika dituturkan. Adalah suatu hal
yang tak terbantahkan bahwa pembatasan makna yang ditunjukkan oleh suatu istilah ketika dipergunakan adalah perkara yang sangat penting,
sehingga tidak terjadi pengaburan makna bagi para pendengar atau pembaca.
Pengertian Hadharah dan Madaniyah
Dalam Lisan al ‘Arab, makna kata hadharah secara etimologis adalah al Iqamah fi al hadhar (berdomisili di kota). Adapun hadhar, hadlarah,
hadhirah adalah antonim kata badiyah yang artinyakota, desa, sehingga ketika ada kata hadharah secara etimologis maka yang dimaksudkan
adalah kebalikan dari pedalaman yaitu;tempat tinggal berupa kotaatau desa.
Akan tetapipenggunaan makna etimologis ini bukanlah yang dimaksudkan ketika berbicara mengenai hadharah dalam konteks pemikiran,
sejarah dan politik kontemporer. Kata hadharah telah menjadi suatu terminologi baru yang menunjukkan arti yang berbeda dari arti bahasa.
Pertumbuhan istilah ini bermula dari pembahasan di Eropa, ketika orang-orang Barat mempopulerkan penggunaan istilah civilization yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan hadharah atau madaniyah yang kemudian diartikan sebagai tersebarnyabenda-benda dan hasil-
hasil karyayang tersebar dengan cepat di masa sebelum abad 15 M yang kemudian diartikan juga sebagai masa kebangkitan. Hanya saja
ungkapan ini berubah dari maknanya ke makna lain bersamaan dengan berlalunya waktu. Pada akhirnya dikatakan sebagai sesuatu yang dimiliki
oleh suatu bangsa, masyarakat atau umat berupa warisan, kekhususan dan karya-karya yang membedakannya dengan masyarakat lain.
Makakemudian parasejarawan, pemikir dan pengarang berbicara mengenai hadharah sepertihadharah Mesir Kuno, Yunani, Sumeria,
Romawi, Persia, China, India, Eropa abad pertengahan, hadharah Islam, dan hadharah Barat kini, komunis dsb. Dan berpindahlah istilah Barat
ini ke bahasa Arab dengan menggunakan dua ungkapan yaitu hadharah dan madaniyah, dan digunakan untuk menunjukkan arti baru.
Hanyasaja, kemusykilan dalam istilah ini adalah bahwa sebagian besar orang yang menggunakan istilah ini memasukan segala sesuatu yang
dimiliki masyarakat baik warisan ataupun hasil-hasil karya berupapemikiran, hukum-hukum, prestasi-prestasiilmiah dan benda-benda lainnya
ke dalam makna hadharah tanpamemperhatikan hal-hal yang menjadi ciri khas masyarakat itu dan mana yang tidak.
Ketika kita membahas Hadharah suatu masyarakat di antara masyarakat-masyarakat yang lain, sesungguhnya kita membahas mengenai metode
menjalani kehidupan yang membedakan suatu masyarakat dari masyarakat yang lain. Amat gamblang, baik dulu maupun sekarang bahwa
masing-masing masyarakat memiliki metode menjalani hidupnyatersendiri yang membedakannya dengan masyarakat yang lain, dan
menjadikannya sebagai kelompok manusia yang memiliki kepribadian tertentu, corak, maupun identitas yang khusus. Metodeinilah yang
kemudian dikenal sebagai Hadharah.
Oleh karena itu di dalam menggunakan maupun memberikan definisi atas istilah ini janganlah memasukkan hal-hal selain pendukung
kepribadian masyarakat yang menjadikannya masyarakat khusus yang berbeda dengan yang lain dalam polahidupnya. Makajanganlah
memasukkan benda-benda dan sarana-sarana materi yang dipergunakan oleh masyarakat dalam urusan hidupnya, sementara, semuanya itu
bukanlah hal yang membedakan ciri suatu masyarakat. Pabrik-pabrik, beraneka ragam mobil, kapal terbang dan semua prestasikebendaan yang
dihasilkan oleh suatu masyarakat, bukanlah hal yang memberi corak identitas suatu masyarakat.
Masyarakat yangberpegang teguh pada Hadharahnyaakan bersikap tegas terhadap hal-hal baru yang berdatangan baik berupa pemikiran,
peraturan-peraturan dan pandangan hidup, meskipun pada waktu yang bersamaan mereka mengadopsi benda-benda dan sarana-sarana materi
yang dihasilkan oleh suatu bangsa atau masyarakat selagi tidak bertentangan dengan Hadharahnyayang membentuk ciri khas masyarakat dalam
kehidupannya. Bahkan kita bisa melihat bahwa sebuah negara maju yang memegang teguh hadharahnyasenantiasa ingin beraliansi dengan
negara lain untuk menyempurnakan penemuan-penemuannya, yaitu berupa inovasi, seni, tehnik, dan keilmuan karena semuanya itu merupakan
sebab kekuatan yang senantiasa diincar oleh umat-umat yang maju untuk dikuasainya.
Oleh karena itu tidaklah asing bagi kita bahwa masing-masing blok, Timur dan Barat pada waktu perang dingin antara pasukan komunis dan
kapitalis, masing-masing saling berusaha mengungguli musuh dalam hal penemuan dan industri-industri. Bahkan terkadang keduanya sampai
pada pencurian siasat perang dan teori-teori ilmiah perindustrian, tehnik dan kemiliteran. Hal ini menunjukkan bahwa penemuan dan inovasi
benda-benda dan sarana materi ini bukanlah yang membentuk ciri khas dan identitas masyarakat.
Adapun dalam perkara yang berhubungan dengan aqidah (keyakinan), ideologi, pendidikan, politik dsb masing-masing keduanya bersiap siaga
terus menerus untuk berhadapan, adakalanya dengan membuat dinding yang tebal untuk menjaga masuknya pemikiran-pemikiran kepada
masyarakatnyaada puladengan propaganda anti lawan supayabisamemobilisir para pemikir, pengarang, dan kritikus yang memperluas
pemikiran-pemikiran baru untuk memukul, membantah dan memutarbalikkan fakta. Kesemuanya itu mewajibkan kita untuk memberi batasan
antara istilah yang menunjukkan arti metode kehidupan dan identitas masyarakat, dengan kumpulan benda dan sarana-sarana yang terindera
yang digunakan dalam urusan kehidupan, yang bersifat umum untuk suatu bangsa dan masyarakat.
Kemudian oleh karena itu kita mengkhususkan kata hadharah untuk menunjukkan sesuatu yang menjadi ciri khas suatu masyarakat dan metode
kehidupannyayang unik, sementara madaniyyah adalah kumpulan benda-benda dan sarana-sarana yang dipergunakan dalam urusan kehidupan.
Dengan demikian perkara yang memberi corak khusus pada masyarakat adalah mafahim yang dipegangi oleh masyarakat tertentu. Tidak
mungkin ada suatu yang bernama masyarakat kecuali dengan adanya individu-individu yang berinteraksi secara terus menerus. Adapun ciri dari
interaksi di masyarakat inilah yang menentukan identitas dan kepribadian suatu masyrakat.
Berdasarkan hal itu kita mengartikan hadharah sebagai sekumpulan mafahim (konsep) mengenai kehidupan. Sedang madaniyah, adalah benda-
benda atau sarana-sarana yang digunakan dalam berbagai urusan sehari-hari.
Menyikapi Hadharah dan Madaniyah Asing
Kita, umat Islam lebih perlu untuk membedakan antara hadharah dan madaniyah karena Islam menjadikan umatnyaumat yang khas, hidup
dengan polayang khas dan tersendiri dari pola kehidupan umat-umat yang lain. Hal itu karena masyarakat Islam tegak di atas asas aqidah yang
bersumber dari wahyu Ilahi, yang terpancar darinya peraturan-peraturan yang sama. Islam mengatur interaksi antar manusia dalam masyarakat
Islami. Dengan demikian hadharah Islam yang terpancar dalam masyarakat Islam menjadi hadharah yang tersendiri, khas, luhur mengalahkan
semua peradaban- peradaban manusia yang lain.
Ketika istilah ini tidak ada padamasa-masa kebangkitan Islam maka kaum muslimin harus memisahkan secara praktis benda-benda dan sarana
yang boleh diadopsi baik berupa aqidah, filsafat, hukum maupun peraturan-peraturan yang lain.
Dewasa ini, bersamaan dengan tersebarnyaistilah hadharah, interaksi peradaban, dan pergantian kebudayaan dihadapan perang hadharah dan
tsaqafah yang datang dari Barat ke negeri muslim maka wajib bagi kita untuk memberikan pemahaman Islam sejelas-jelasnya mengenai hal
yang boleh diterima dan yang tidak boleh diterima. Termasuk hal-hal yang datang dari negara lain yang bermanfaat bagi umat Islam.
Hukum Hadharah
Hadharah tidak boleh diadopsi dari umat ataupun masyarakat yang lain karena hadharah umat Islam adalah sekumpulan ide-ide Islam mengenai
kehidupan. Ide-ide ini terpancar dari pemikiran Islam maupun terbangun diatasnya. Islam, sebagai agama yang datang dari Allah yang
diwahyukan kepada Rasul saw tidak menerima percampuran dengan mazhab, peraturan, dan prinsip selain Islam. Islam juga terlepas dari klaim
penjiplakan atas hadharah lain. Tampak sangat jelas dalam sejarah bahwa hadharah Islam berbeda secara diametral dari semua hadharah yang
lain. Karena itu, umat Islam tidak boleh mencampur adukkan aqidahnya dengan aqidah, filsafat, maupun peraturan-peraturan selain Islam. Allah
berfirman:
“ Sesungguhnya telah datang kepadamu nur (cahaya) dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itu Allah menunjuki orang yang
mengharapkan keridhaan-Nya kepada jalan selamat dan mengeluarkan mereka dari gelap gulita ke dalam terang benderang dengan izin-Nya
serta menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al Ma’idah [5]: 15-16).
“Ikutilah apa-apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu turuti wali (Tuhan-tuhan) lain selain-Nya. Sedikit sekali di
antaramu yang menerima peringatan.” (QS. Al A’raf [7] :3)
“Pada hari ini (Arafah) aku sempurnakan bagimu agamamu dan aku cukupkan untukmu nikmat-Ku dan aku ridhai Islam menjadi agamamu”
(QS. Al Ma’idah [5 ]:3)
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah
hal-hal yang baru, dan semua bid’ah itu sesat” (HR. Muslim, Kitab al Jum’ah :43)
Beliau juga bersabda:
“Sungguh kamu akan mengikuti aturan orang-orang sebelummu sejengkal demi sejengkal, sedepa demi sedepa, sampai andaikan mereka masuk
ke lobang biawak pun, pasti kalian akan mengikutinya. Maka sahabat bertanya:” Wahai Rosulullah, apakah mereka kaum Yahudi dan
Nasrani? Rasul saw menjawab : Siapa lagi “(HR. Muslim, Kitab al Aqdhiyah: 17)
Berdasarkan hal itu, kita tidak diperbolehkan mengambil filsafat dan aqidah kufur untuk diadopsi dan diambil manfaatnya meskipun boleh untuk
mempelajarinya sekedar untuk menolak dan mendebat parapengikutnya. Tidak boleh juga mengadopsi prinsip-prinsiliberal dan teori Marx,
hukum demokrasi, republik, kerajaan, diktator, dan sebagainya. Begitu pula mengambil sistemekonomi kapitalisme, sosialisme dan sebagainya,
serta tidak boleh pula mengambil pandangan hidup kebebasan, eksitensialisme, feodalisme, marxisme, Hegelisme, dan sebagainya. Karena
semua itu adalah mafahim mengenai kehidupan, alam dan manusia yang dihasilkan oleh akal manusia yang bertentangan dengan hadharah
Islam.
Hukum Madaniyah
Adapun madaniyah yang berarti sekumpulan benda-benda dan sarana-sarana materi yang dipergunakan dalam urusan kehidupan boleh diambil
dan dimanfaatkan selagi tidak berasal dari hadharah selain Islam ataupun bertentangan dengan hadharah Islam. Dia hanyalah produk manusia
yang netral, tidak menggambarkan suatu pandangan hidup maupun metode kehidupan, ataupun hadharah yang lain. Sebagai contoh, Rasul saw
mengambil uslub (tehnik) menggali parit dari persia pada perang Ahzab yang diusulkan Salman al Farisi ra. Begitu juga Umar ra,
beliau mengambil teori perkantoran dari persia, yaitu suatu sistem penghitungan harta dan manajemen kerja kantor. Begitu juga umat Islam
pada masa kebangkitannya, mereka mengambil ilmu-ilmu dan hasil karyacipta yang dihasilkan oleh bangsa-bangsa terdahulu maupun yang
semasa dengan mereka, karena semua itu sesuai dengan kaidah syar’iyang mengatakan bahwa :
Al-ashlu fi al-asy-yaa` al-ibahah maa lam yarud daliil at-tahriim
“Asal hukum benda adalah mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkan.”
Oleh karena itu kaum muslimin dewasa ini boleh mengadopsi sistem kemiliteran, hasil-hasil kerajinan yang dihasilkan oleh bangsa lain seperti
kapal terbang, mobil, peralatan perang, alat-alat kedokteran, tehnik, laboratorium dan teori-teori ilmiah. Bahkan hal itu bisa menjadi wajib
ketika sarana-sarana itu menjadi sebab kekuatan sebagaimana firman Allah SWT :
“Persiapkan olehmu untuk melawan mereka kekuatan dan senjata apa saja” (QS Al-Anfal [8]:60)
Atau dapat juga dipahami, sarana-sarana itu wajib keberadaannya karena masuk dalam kategori “Ma la yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib”.
Misalnyaketika pekerjaan padainstitusiDaulah menuntut sistem kerja kantor menggunakan komputer atau dalam mengurusi urusan umat
dalam mengatur lalu lintas perhubungan dan pasar membutuhkan tehnik-tehnik modern maka boleh menggunakan tehnik dari negaraa lain
asalkan kesemuanya itu tidak berkaitan erat dengan hadharah bangsa lain.Ada pun jika sarana sarana itu bersumber pada hadharah selain Islam
maka ia dianggap sebagai hadharah dan tidak boleh diambil dan dimanfaatkan sepertigambar wanita telanjang. Di negara Barat hal itu adalah
bentuk madaniyah yang berkaitan dengan hadharah Barat yang menunjukkan kemerosotan dan kerusakan akhlak yang berlabelkan kebebasan
segala hal. Hal itu haram diadopsioleh umat Islam yang mengganggap wanita sebagai kehormatan yang wajib dijaga. Begitu pula pabrik
minuman keras, alat-alat penyembelihan binatang yang tidak sesuai dengan syari’at, pasar bursa yang tegak di atas uang riba dan sejenisnya.
Semuanya ini adalah sarana-sarana dan benda-benda yang dihasilkan oleh suatu hadharah selain Islam dan nyata-nyatabertentangan dengan
Islam.
Hukum mengenai sarana-sarana dan juga benda-benda ini berlaku pula padaseni dan pakaian. Maka jika berkaitan erat dengan pandangan hidup
atau hadharah atau agama selain Islam maka hadharah itu tidak boleh diambil oleh kaum muslimin. Makatidak boleh kaum muslimin
mengenakan baju pendeta, paranormal dan sejenisnya karena umat Islam haram hukumnya menyerupai orang kafir (tasyabbuh bil kuffaar).
Sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut” (HR. Abu Dawud)
Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah mengatakan dalam syarahnyamengenai hadits ini :
“Hadits tersebut paling sedikit mengandung tuntutan keharaman menyerupai (tasyabbuh) kepada orang kafir, walaupun zhahir dari hadits
tersebut menetapkan kufurnya bertasyabbuh dengan mereka…”
(Lihat Ali Belhaj, Ad Damghah Al Qawiyyah li Nasfi Aqidah Ad Dimuqrathiyah, hal. 19)
Kesimpulannya, hadharah adalah sekumpulan ide mengenai kehidupan yang haram bagi umat Islam untuk mengambil keseluruhannyanya
ataupun sebagiannya dari selain Islam karena Islam telah telah memberikan pada mereka (kaum muslimin) hadharah yang sempurna dan unik.
Adapun madaniyah adalah sekumpulan benda-benda dan sarana yang dipergunakan dalam urusan kehidupan yang bersifat umum bagi semua
manusia dan masyarakat, dan boleh bagi umat Islam untuk mengambilnya selagi tidak bertentangan dengan Islam dan hadharahnya.
Menyikapi Peradaban Barat dan Peradaban Komunisme
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka kaum muslimin tidak boleh mengambil peradaban Barat, beserta segala peraturan dan undang-
undang yang terlahir darinya. Sebab, peradaban tersebut bertentangan dengan peradaban Islam. Kecuali peraturan dan undang-
undang administratif yang bersifat mubah dan boleh diambil, sebagaimana Umar bin Khaththab telah mengambil peraturan administrasi
perkantoran dari Persia dan Romawi.
Peradaban Barat berdiri di atas aqidah pemisahan agama dari kehidupan, serta pemisahan agama dari negara.Sementara peradaban Islam
berlandaskan pada Aqidah Islamiyah, yang telah mewajibkan pelaksanaan kehidupan bernegara berdasarkan perintah dan larangan Allah, yakni
hukum-hukum syara’.
Peradaban Barat berdiri di atas asas manfaat (utilitarisnisme/pragmatisme), dan menjadikannya sebagai tolok ukur bagi seluruh perbuatan.
Dengan demikian, peradaban Barat adalah peradaban yang hanya mempertim-bangkan nilai manfaat saja, sertatidak memperhi-tungkan nilai
apa pun selain nilai manfaat yang bersifat materialistik. Karena itu, dalam peradaban Barat tidak akan dijumpai nilai kerohanian, nilai akhlak,
dan nilai kemanusiaan.
Sementara itu peradaban Islam berdiri di atas landasan rohani (spiritual), yakni iman kepada Allah, dan menjadikan prinsip halal-haram sebagai
tolok ukur seluruh perbuatan manusia dalam kehidupan, sertamengendalikan seluruh aktivitas dan nilai berdasarkan perintah dan larangan
Allah.Peradaban Barat menganggap kebahagiaan adalah memberikan kenikmatan jasmani yang sebesar-besarnya kepada manusia dan segala
sarana untuk memperolehnya.
Sementara itu peradaban Islam menganggap kebahagiaan adalah diraihnya ridla Allah SWT. Peradaban tersebut mengatur pemenuhan
kebutuhan naluri dan jasmani manusia berdasarkan hukum-hukum syara’.
Atas dasar itulah, maka kaum muslimin tidak boleh mengambil sistem pemerintahan demokrasi, sistem ekonomi kapitalisme, dan sistem
kebebasan individu yang ada di negara-negara Barat. Dengan demikian, kaum muslimin tidak boleh mengambil konstitusidan undang-undang
demokrasi, sistem pemerintahan kerajaan dan republik, bank-bank ribawi, dan sistembursa dan pasar uang internasional. Kaum muslimin tidak
boleh mengambil semua peraturan ini karena semuanya merupakan peraturan dan undang-undang kufur yang sangat bertentangan dengan
hukum dan peraturan Islam.
Sebagaimana tidak boleh mengambil peradaban Barat beserta segenap ide dan peraturan yang terlahir darinya, maka kaum muslimin juga
tidak boleh mengambil peradaban/kultur komunisme. Sebab, peradaban ini juga bertentangan dengan peradaban Islam secara menyeluruh.
Peradaban komunisme berdiri di atas suatu aqidah yaitu bahwa tidak ada penciptaterhadap alam semesta ini, dan bahwa materilah yang menjadi
asal usul segala benda. Seluruh benda di alam semesta ini dianggapnya berasal dari materi melalui jalan evolusi materi.Sedangkan peradaban
Islam berdiri di atas prinsip bahwaAllah sajalah yang menjadi penciptaalam semesta ini, dan bahwa seluruh benda yang ada di alam semesta
merupakan makhluk Allah SWT. Allah telah mengutus para nabi dan rasul dengan membawa agama-Nya kepada umat manusia dan mewajibkan
mereka untuk mengikuti perintah dan larangan-Nya yang telah diturunkan kepada mereka.Peradaban komunisme menganggap bahwa peraturan
hanya diambil dari alat-alat produksi. Masyarakat feodal menggunakan kapak sebagai alat produksinya, maka dari alat tersebut diambil
peraturan feodalisme. Dan jika masyarakat itu berkembang menjadi masyarakat kapitalisme, maka mesin menjadi alat produksi, dan dari alat ini
diambil peraturan kapitalisme. Jadi peraturan komunisme diambil dari evolusi materi.Sedangkan peradaban Islam, menganggap bahwa Allah
SWT telah menetapkan suatu peraturan bagi manusia untuk dilaksanakan dalam hidupnya, dan mengutus Sayyidina Muhammad SAW untuk
membawa peraturan ini, dan Rasul telah menyampaikan peraturan tersebut kepada manusia, dan mewajibkan mereka untuk melaksanakannya.
Peradaban komunisme memandang bahwa peraturan materi adalah tolok ukur dalam kehidupan. Dengan berkembangnya peraturan materi
tersebut, maka berkembanglah tolok ukur dalam kehidupan.
Sementara itu peradaban Islam memandang halal-haram —yakni perintah dan larangan Allah— sebagai tolok ukur perbuatan dalam kehidupan.
Yang halal dikerjakan, dan yang haram ditinggalkan. Dan bahwasanyahukum-hukum ini tidak akan berevolusi dan atau berubah. Prinsip halal-
haram ini juga tidak akan ditetapkan berdasarkan asas manfaat ataupun materialisme, malinkan ditetapkan atas dasar syara’ semata. Dari sinilah
jelas terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara peradaban komunisme dan peradaban Islam. Dengan demikian, kaum muslimin tidak
boleh mengambil peradaban komunisme beserta segala ide dan peraturan yang berasal darinya.
Karenanya, kaum muslimin tidak boleh mengambil ide evolusi materi, ide penghapusan kepemilikan individu, penghapusan kepemilikian pabrik
dan alat produksi, dan penghapusan kepemilikan tanah bagi individu. Begitu pulakaum muslimin tidak boleh mengambil ide mempertuhankan
manusia, ide menyembah manusia, dan seluruh ide atau peraturan dari peradaban yang atheistik ini. Sebab, semuanya adalah ide dan peraturan
kufur yang bertentangan dengan Aqidah Islam serta ide-ide dan hukum-hukum Islam.
Peradaban Barat : Membawa Derita
Jika kita melihat selintas saja pada hadlarah Barat yang berkuasa di dunia dewasa ini, maka kita dapatibahwa hadlarah ini tidak mampu
menjamin ketenangan dan ketenteraman manusia. Malah sebaliknya, hadlarah ini telah menyebabkan kesengsaraan yang diderita oleh seluruh
dunia. Hadlarah yang dasarnyamemisahkan agama dari kehidupan, yang bertentangan dengan fitrah manusia, dan tidak memandang aspek
spritualsedikit pun dalam kehidupan umum, memandang bahwa kehidupan dunia sebagai manfaat belaka, sertamenjadikan hubungan sesama
manusia berdasarkan pada manfaat saja. Hadlarah semacam ini tidak menghasilkan apa-apaselain kesengsaraan dan keresahan yang terus-
menerus. Sebab, selama manfaat dijadikan asas, akan mengakibatkan perselisihan dan baku hantam dalam memperebutkannya serta membina
hubungan sesama manusia dengan mengandalkan kekuatan, menjadi sesuatu yang wajar.
Oleh karena itu, penjajahan merupakan hal yang wajar bagi penganut hadlarah ini. Akhlak pun menjadi guncang. Sebab, hanya manfaat saja
yang tetap menjadi asas kehidupan. Dengan demikian, wajarlah jika akhlak telah tergeser dari kehidupan masyarakat Barat, sama halnya dengan
tergesernya nilai-nilai kerohanian. Bahkan menjadi wajar pula bila kehidupan ini berjalan atas dasar persaingan, permusuhan, baku hantam, dan
penjajahan. Adanyakrisis kerohanian dalam diri manusia, keresahan yang kronis, serta kejahatan yang merajalela di seluruh dunia merupakan
bukti nyatadari dampak hadlarah Barat. Sebab, hadlarah inilah yang kini berkuasa di seluruh dunia, dialah yang menimbulkan berbagai
dampak yang berbahaya dan membahayakan kelangsungan hidup umat manusia.
Namun apabila kita mengamati hadlarah Islam yang pernah berkuasa di dunia sejak abad VI hingga akhir abad XVIII M, kita dapatibetapa
hadlarah ini belum pernah menjadi penjajah karena memang bukan tabiatnyauntuk menjajah. Hadlarah ini tidak membedakan antara kaum
muslimin dengan yang lainnya. Dengan demikian, keadilan terjamin bagi seluruh bangsa yang pernah tunduk di bawahnya selama masa
kekuasaan Islam. Karena hadlarah ini berdiri atas dasar ruh yang berusaha mewujudkan seluruh nilai-nilai kehidupan, baik itu nilai materi,
spiritual, moral, maupun kemanusiaan; disamping menjadikan aqidah sebagai titik perhatian dalam hidup ini. Kehidupan pun dipandang sebagai
kehidupan yang berjalan sesuai dengan perintah Allah dan larangan-Nya. Adapun kebahagian hidup adalah dengan meraih keridlaan Allah SWT.
Apabila hadlarah Islam kembali berkuasa di dunia ini sebagaimana padamasa sebelumnya, tentu hadlarah ini akan mampu menangani berbagai
krisis yang melanda dunia dan akan mampu menjamin kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. [ ]

More Related Content

What's hot

Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)Nurlinda Ummu Ridho
 
Uqdatul kubro
Uqdatul kubroUqdatul kubro
Uqdatul kubroel-hafiy
 
Buku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul BadihahBuku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul Badihahcucur
 
Mengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiy
Mengkaji Kitab Al Takattul Al HizbiyMengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiy
Mengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiykha27lid
 
Ringkasan nizhamul islam @abayabuhamzah
Ringkasan nizhamul islam @abayabuhamzahRingkasan nizhamul islam @abayabuhamzah
Ringkasan nizhamul islam @abayabuhamzahNaufal Rahmaniah
 
Menjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya MaknaMenjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya Maknasiska sri asali
 
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMANfissilmikaffah1
 
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah RuhiyahAhmad Harmoko
 
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiKeunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiAnas Wibowo
 
Konsepsi Politik Hizbut Tahrir
Konsepsi Politik Hizbut TahrirKonsepsi Politik Hizbut Tahrir
Konsepsi Politik Hizbut TahrirMye Gucci
 
Keterikatan hukum syara'
Keterikatan hukum syara'Keterikatan hukum syara'
Keterikatan hukum syara'el-hafiy
 
3. aqidah Aqliyah mabda Islam menuju khilfah Rahmat s lalbib
3. aqidah Aqliyah mabda Islam menuju khilfah Rahmat  s lalbib3. aqidah Aqliyah mabda Islam menuju khilfah Rahmat  s lalbib
3. aqidah Aqliyah mabda Islam menuju khilfah Rahmat s lalbibAhmad Harmoko
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"Nur Rohim
 

What's hot (20)

Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
Qimatul Amal (nIlai suatu perbuatan)
 
Uqdatul kubro
Uqdatul kubroUqdatul kubro
Uqdatul kubro
 
Buku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul BadihahBuku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul Badihah
 
Mengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiy
Mengkaji Kitab Al Takattul Al HizbiyMengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiy
Mengkaji Kitab Al Takattul Al Hizbiy
 
Ringkasan nizhamul islam @abayabuhamzah
Ringkasan nizhamul islam @abayabuhamzahRingkasan nizhamul islam @abayabuhamzah
Ringkasan nizhamul islam @abayabuhamzah
 
Thariqul iman
Thariqul imanThariqul iman
Thariqul iman
 
Menjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya MaknaMenjadikan Hidup Punya Makna
Menjadikan Hidup Punya Makna
 
Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)
Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)
Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)
 
Dustur
DusturDustur
Dustur
 
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
 
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah
 
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
 
Ringkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizbRingkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizb
 
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-JawiKeunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
Keunggulan Sistem Pidana Islam - KH. Shiddiq al-Jawi
 
Kerangka takatul hizb
Kerangka takatul hizbKerangka takatul hizb
Kerangka takatul hizb
 
Konsepsi Politik Hizbut Tahrir
Konsepsi Politik Hizbut TahrirKonsepsi Politik Hizbut Tahrir
Konsepsi Politik Hizbut Tahrir
 
Keterikatan hukum syara'
Keterikatan hukum syara'Keterikatan hukum syara'
Keterikatan hukum syara'
 
3. aqidah Aqliyah mabda Islam menuju khilfah Rahmat s lalbib
3. aqidah Aqliyah mabda Islam menuju khilfah Rahmat  s lalbib3. aqidah Aqliyah mabda Islam menuju khilfah Rahmat  s lalbib
3. aqidah Aqliyah mabda Islam menuju khilfah Rahmat s lalbib
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 
Fikrul Islam (handy book)
Fikrul Islam (handy book)Fikrul Islam (handy book)
Fikrul Islam (handy book)
 

Viewers also liked

interaksi antara tamadun
interaksi antara tamaduninteraksi antara tamadun
interaksi antara tamadunzils nur
 
Bab1 pengenalan ilmu ketamadunan
Bab1 pengenalan ilmu ketamadunanBab1 pengenalan ilmu ketamadunan
Bab1 pengenalan ilmu ketamadunanmdnasiry
 
Tamadun islam
Tamadun islamTamadun islam
Tamadun islamamya riya
 
The Islamic Civilization
The Islamic CivilizationThe Islamic Civilization
The Islamic Civilizationjasi21
 
61. diskursus islam politik Spiritual
61. diskursus islam politik Spiritual61. diskursus islam politik Spiritual
61. diskursus islam politik SpiritualAhmad Harmoko
 
Bab 8 agama
Bab 8 agamaBab 8 agama
Bab 8 agamaaif29
 
46. sistem pergaulan ISLAM
46. sistem pergaulan ISLAM46. sistem pergaulan ISLAM
46. sistem pergaulan ISLAMAhmad Harmoko
 
10 Daily Habits of Highly Effective Managers
10 Daily Habits of Highly Effective Managers10 Daily Habits of Highly Effective Managers
10 Daily Habits of Highly Effective ManagersJhana
 
Materi syariah sistem ekonomi sosialisme Sistem Ekonomi Islam Khilafah
Materi syariah sistem ekonomi sosialisme Sistem Ekonomi Islam KhilafahMateri syariah sistem ekonomi sosialisme Sistem Ekonomi Islam Khilafah
Materi syariah sistem ekonomi sosialisme Sistem Ekonomi Islam KhilafahAhmad Harmoko
 
Najis 2007 Rev2
Najis 2007 Rev2Najis 2007 Rev2
Najis 2007 Rev2KristinH
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologiM fazrul
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamAhmad Rudi
 
Bab 1 pengenalan tamadun
Bab 1 pengenalan tamadunBab 1 pengenalan tamadun
Bab 1 pengenalan tamadunFadhlina Ishak
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratKodogg Kritingg
 
Bab 3 interaksi antara tamadun di asia
Bab 3   interaksi  antara tamadun di asiaBab 3   interaksi  antara tamadun di asia
Bab 3 interaksi antara tamadun di asiaISah Lun CHin
 

Viewers also liked (20)

Hadharah
HadharahHadharah
Hadharah
 
interaksi antara tamadun
interaksi antara tamaduninteraksi antara tamadun
interaksi antara tamadun
 
Bab1 pengenalan ilmu ketamadunan
Bab1 pengenalan ilmu ketamadunanBab1 pengenalan ilmu ketamadunan
Bab1 pengenalan ilmu ketamadunan
 
45. cinta krn allah
45. cinta krn allah45. cinta krn allah
45. cinta krn allah
 
Tamadun islam
Tamadun islamTamadun islam
Tamadun islam
 
The Islamic Civilization
The Islamic CivilizationThe Islamic Civilization
The Islamic Civilization
 
61. diskursus islam politik Spiritual
61. diskursus islam politik Spiritual61. diskursus islam politik Spiritual
61. diskursus islam politik Spiritual
 
islam hadhari
islam hadhariislam hadhari
islam hadhari
 
Bab 8 agama
Bab 8 agamaBab 8 agama
Bab 8 agama
 
46. sistem pergaulan ISLAM
46. sistem pergaulan ISLAM46. sistem pergaulan ISLAM
46. sistem pergaulan ISLAM
 
10 Daily Habits of Highly Effective Managers
10 Daily Habits of Highly Effective Managers10 Daily Habits of Highly Effective Managers
10 Daily Habits of Highly Effective Managers
 
Materi syariah sistem ekonomi sosialisme Sistem Ekonomi Islam Khilafah
Materi syariah sistem ekonomi sosialisme Sistem Ekonomi Islam KhilafahMateri syariah sistem ekonomi sosialisme Sistem Ekonomi Islam Khilafah
Materi syariah sistem ekonomi sosialisme Sistem Ekonomi Islam Khilafah
 
Najis 2007 Rev2
Najis 2007 Rev2Najis 2007 Rev2
Najis 2007 Rev2
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islam
 
Tamadun Islam
Tamadun IslamTamadun Islam
Tamadun Islam
 
Bab 1 pengenalan tamadun
Bab 1 pengenalan tamadunBab 1 pengenalan tamadun
Bab 1 pengenalan tamadun
 
Konsep Tamadun islam
Konsep Tamadun islamKonsep Tamadun islam
Konsep Tamadun islam
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
 
Bab 3 interaksi antara tamadun di asia
Bab 3   interaksi  antara tamadun di asiaBab 3   interaksi  antara tamadun di asia
Bab 3 interaksi antara tamadun di asia
 

Similar to Hadharah dan madaniyah

Keniscayaan benturan peradaban
Keniscayaan benturan peradabanKeniscayaan benturan peradaban
Keniscayaan benturan peradabanAnas Wibowo
 
Benturan peradaban
Benturan peradabanBenturan peradaban
Benturan peradabanMye Gucci
 
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islam-211210080136
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islam-211210080136Takari konsep-kebudayaan-dalam-islam-211210080136
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islam-211210080136subairD1
 
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islam
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islamTakari konsep-kebudayaan-dalam-islam
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islamsubairD1
 
masyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfmasyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfRasya Rianto
 
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdf
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdfPrinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdf
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdfZukét Printing
 
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docx
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docxPrinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docx
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docxZukét Printing
 
Tamadun islam bahagian 1 - TITAS
Tamadun islam bahagian 1 - TITASTamadun islam bahagian 1 - TITAS
Tamadun islam bahagian 1 - TITASAkma Iman
 
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madaniPeran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madaniKartika Dwi Rachmawati
 
Hubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaHubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaafkarunia
 
Kuliah 1 konsep tamadun
Kuliah 1 konsep tamadunKuliah 1 konsep tamadun
Kuliah 1 konsep tamadunAzman Ariffin
 
Metodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxMetodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxFaizahNurAtika1
 
Superior Ideologi Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu
Superior Ideologi Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah MelayuSuperior Ideologi Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu
Superior Ideologi Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayuapdim
 
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Haidar Bashofi
 
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Haidar Bashofi
 

Similar to Hadharah dan madaniyah (20)

Keniscayaan benturan peradaban
Keniscayaan benturan peradabanKeniscayaan benturan peradaban
Keniscayaan benturan peradaban
 
Benturan peradaban
Benturan peradabanBenturan peradaban
Benturan peradaban
 
Benturan peradaban
Benturan peradabanBenturan peradaban
Benturan peradaban
 
Benturan peradaban
Benturan peradabanBenturan peradaban
Benturan peradaban
 
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islam-211210080136
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islam-211210080136Takari konsep-kebudayaan-dalam-islam-211210080136
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islam-211210080136
 
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islam
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islamTakari konsep-kebudayaan-dalam-islam
Takari konsep-kebudayaan-dalam-islam
 
masyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfmasyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdf
 
ISBD
ISBDISBD
ISBD
 
Bab 1 CTU 151
Bab 1 CTU 151Bab 1 CTU 151
Bab 1 CTU 151
 
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdf
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdfPrinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdf
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.pdf
 
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docx
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docxPrinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docx
Prinsip-Prinsip Ajaran Aswaja.docx
 
Tamadun islam bahagian 1 - TITAS
Tamadun islam bahagian 1 - TITASTamadun islam bahagian 1 - TITAS
Tamadun islam bahagian 1 - TITAS
 
Bab 1 CTU 151
Bab 1 CTU 151Bab 1 CTU 151
Bab 1 CTU 151
 
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madaniPeran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
 
Hubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaHubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusia
 
Kuliah 1 konsep tamadun
Kuliah 1 konsep tamadunKuliah 1 konsep tamadun
Kuliah 1 konsep tamadun
 
Metodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxMetodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptx
 
Superior Ideologi Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu
Superior Ideologi Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah MelayuSuperior Ideologi Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu
Superior Ideologi Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu
 
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
 
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
Sej peradaban-islamislam-dan-peradaban1
 

More from Ahmad Harmoko

Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialisme
Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialismeIndonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialisme
Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialismeAhmad Harmoko
 
77. penampakan kepribadian islam
77.  penampakan kepribadian islam77.  penampakan kepribadian islam
77. penampakan kepribadian islamAhmad Harmoko
 
78. kewajiban muslim
78. kewajiban muslim78. kewajiban muslim
78. kewajiban muslimAhmad Harmoko
 
77. penampakan kepribadian islam
77.  penampakan kepribadian islam77.  penampakan kepribadian islam
77. penampakan kepribadian islamAhmad Harmoko
 
76. hakekat hidup muslim new
76. hakekat hidup muslim new76. hakekat hidup muslim new
76. hakekat hidup muslim newAhmad Harmoko
 
75. hukum seputar puasa ramadhan
75. hukum seputar puasa ramadhan75. hukum seputar puasa ramadhan
75. hukum seputar puasa ramadhanAhmad Harmoko
 
74. keutamaan bulan ramadhan
74. keutamaan bulan ramadhan74. keutamaan bulan ramadhan
74. keutamaan bulan ramadhanAhmad Harmoko
 
73. syakhsiyah islam
73. syakhsiyah islam73. syakhsiyah islam
73. syakhsiyah islamAhmad Harmoko
 
73. memilih sukses Sejati Menolong Agama Alloh Tegakkan Khilafah
73. memilih sukses Sejati Menolong Agama Alloh Tegakkan Khilafah73. memilih sukses Sejati Menolong Agama Alloh Tegakkan Khilafah
73. memilih sukses Sejati Menolong Agama Alloh Tegakkan KhilafahAhmad Harmoko
 
72. mengapa harus berdakwah
72. mengapa harus berdakwah72. mengapa harus berdakwah
72. mengapa harus berdakwahAhmad Harmoko
 
71. menggali potensi & Mendidik anak
71. menggali potensi & Mendidik anak71. menggali potensi & Mendidik anak
71. menggali potensi & Mendidik anakAhmad Harmoko
 
70. riba dan bunga dalam ISLAM
70. riba dan bunga dalam ISLAM70. riba dan bunga dalam ISLAM
70. riba dan bunga dalam ISLAMAhmad Harmoko
 
69. surga dan neraka
 69. surga dan neraka 69. surga dan neraka
69. surga dan nerakaAhmad Harmoko
 
68. kewajibiban muslim
68. kewajibiban muslim68. kewajibiban muslim
68. kewajibiban muslimAhmad Harmoko
 
67. kasus problematika umat
67. kasus problematika umat67. kasus problematika umat
67. kasus problematika umatAhmad Harmoko
 
66. diskursus islam politik
66. diskursus islam politik 66. diskursus islam politik
66. diskursus islam politik Ahmad Harmoko
 
62. selamatkan indonesia dengan syariah
62. selamatkan indonesia dengan syariah62. selamatkan indonesia dengan syariah
62. selamatkan indonesia dengan syariahAhmad Harmoko
 

More from Ahmad Harmoko (20)

Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialisme
Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialismeIndonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialisme
Indonesia dalam cengkeraman neoliberalisme neoimperialisme
 
77. penampakan kepribadian islam
77.  penampakan kepribadian islam77.  penampakan kepribadian islam
77. penampakan kepribadian islam
 
78. kewajiban muslim
78. kewajiban muslim78. kewajiban muslim
78. kewajiban muslim
 
77. penampakan kepribadian islam
77.  penampakan kepribadian islam77.  penampakan kepribadian islam
77. penampakan kepribadian islam
 
76. hakekat hidup muslim new
76. hakekat hidup muslim new76. hakekat hidup muslim new
76. hakekat hidup muslim new
 
75. hukum seputar puasa ramadhan
75. hukum seputar puasa ramadhan75. hukum seputar puasa ramadhan
75. hukum seputar puasa ramadhan
 
74. keutamaan bulan ramadhan
74. keutamaan bulan ramadhan74. keutamaan bulan ramadhan
74. keutamaan bulan ramadhan
 
73. syakhsiyah islam
73. syakhsiyah islam73. syakhsiyah islam
73. syakhsiyah islam
 
73. memilih sukses Sejati Menolong Agama Alloh Tegakkan Khilafah
73. memilih sukses Sejati Menolong Agama Alloh Tegakkan Khilafah73. memilih sukses Sejati Menolong Agama Alloh Tegakkan Khilafah
73. memilih sukses Sejati Menolong Agama Alloh Tegakkan Khilafah
 
72. mengapa harus berdakwah
72. mengapa harus berdakwah72. mengapa harus berdakwah
72. mengapa harus berdakwah
 
71. menggali potensi & Mendidik anak
71. menggali potensi & Mendidik anak71. menggali potensi & Mendidik anak
71. menggali potensi & Mendidik anak
 
70. riba dan bunga dalam ISLAM
70. riba dan bunga dalam ISLAM70. riba dan bunga dalam ISLAM
70. riba dan bunga dalam ISLAM
 
69. surga dan neraka
 69. surga dan neraka 69. surga dan neraka
69. surga dan neraka
 
68. kewajibiban muslim
68. kewajibiban muslim68. kewajibiban muslim
68. kewajibiban muslim
 
67. kasus problematika umat
67. kasus problematika umat67. kasus problematika umat
67. kasus problematika umat
 
66. diskursus islam politik
66. diskursus islam politik 66. diskursus islam politik
66. diskursus islam politik
 
64. qadla qadar
64. qadla qadar64. qadla qadar
64. qadla qadar
 
63. la tahzan
63. la tahzan63. la tahzan
63. la tahzan
 
62. selamatkan indonesia dengan syariah
62. selamatkan indonesia dengan syariah62. selamatkan indonesia dengan syariah
62. selamatkan indonesia dengan syariah
 
60. syaksiyah ISLAM
60. syaksiyah ISLAM60. syaksiyah ISLAM
60. syaksiyah ISLAM
 

Recently uploaded

RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 

Recently uploaded (20)

RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 

Hadharah dan madaniyah

  • 1. HADHARAH DAN MADANIYAH Pendahuluan Kata Hadharah dan Madaniyah merupakan terminologi yang sering kita dengar belakangan ini. Dalam membahas terma hadharah secara umum maupun hadharah Islam secara khusus, sudah selayaknya untuk memahami terlebih dahulu makna yang ditunjukkan dua kata tersebut, terlebih lagi kata pertama; hadharah, sehingga pembaca memahami apayang dimaksudkan mengenai makna tersebut ketika dituturkan. Adalah suatu hal yang tak terbantahkan bahwa pembatasan makna yang ditunjukkan oleh suatu istilah ketika dipergunakan adalah perkara yang sangat penting, sehingga tidak terjadi pengaburan makna bagi para pendengar atau pembaca. Pengertian Hadharah dan Madaniyah Dalam Lisan al ‘Arab, makna kata hadharah secara etimologis adalah al Iqamah fi al hadhar (berdomisili di kota). Adapun hadhar, hadlarah, hadhirah adalah antonim kata badiyah yang artinyakota, desa, sehingga ketika ada kata hadharah secara etimologis maka yang dimaksudkan adalah kebalikan dari pedalaman yaitu;tempat tinggal berupa kotaatau desa. Akan tetapipenggunaan makna etimologis ini bukanlah yang dimaksudkan ketika berbicara mengenai hadharah dalam konteks pemikiran, sejarah dan politik kontemporer. Kata hadharah telah menjadi suatu terminologi baru yang menunjukkan arti yang berbeda dari arti bahasa. Pertumbuhan istilah ini bermula dari pembahasan di Eropa, ketika orang-orang Barat mempopulerkan penggunaan istilah civilization yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan hadharah atau madaniyah yang kemudian diartikan sebagai tersebarnyabenda-benda dan hasil- hasil karyayang tersebar dengan cepat di masa sebelum abad 15 M yang kemudian diartikan juga sebagai masa kebangkitan. Hanya saja ungkapan ini berubah dari maknanya ke makna lain bersamaan dengan berlalunya waktu. Pada akhirnya dikatakan sebagai sesuatu yang dimiliki oleh suatu bangsa, masyarakat atau umat berupa warisan, kekhususan dan karya-karya yang membedakannya dengan masyarakat lain. Makakemudian parasejarawan, pemikir dan pengarang berbicara mengenai hadharah sepertihadharah Mesir Kuno, Yunani, Sumeria, Romawi, Persia, China, India, Eropa abad pertengahan, hadharah Islam, dan hadharah Barat kini, komunis dsb. Dan berpindahlah istilah Barat ini ke bahasa Arab dengan menggunakan dua ungkapan yaitu hadharah dan madaniyah, dan digunakan untuk menunjukkan arti baru. Hanyasaja, kemusykilan dalam istilah ini adalah bahwa sebagian besar orang yang menggunakan istilah ini memasukan segala sesuatu yang dimiliki masyarakat baik warisan ataupun hasil-hasil karya berupapemikiran, hukum-hukum, prestasi-prestasiilmiah dan benda-benda lainnya ke dalam makna hadharah tanpamemperhatikan hal-hal yang menjadi ciri khas masyarakat itu dan mana yang tidak. Ketika kita membahas Hadharah suatu masyarakat di antara masyarakat-masyarakat yang lain, sesungguhnya kita membahas mengenai metode menjalani kehidupan yang membedakan suatu masyarakat dari masyarakat yang lain. Amat gamblang, baik dulu maupun sekarang bahwa masing-masing masyarakat memiliki metode menjalani hidupnyatersendiri yang membedakannya dengan masyarakat yang lain, dan menjadikannya sebagai kelompok manusia yang memiliki kepribadian tertentu, corak, maupun identitas yang khusus. Metodeinilah yang kemudian dikenal sebagai Hadharah. Oleh karena itu di dalam menggunakan maupun memberikan definisi atas istilah ini janganlah memasukkan hal-hal selain pendukung kepribadian masyarakat yang menjadikannya masyarakat khusus yang berbeda dengan yang lain dalam polahidupnya. Makajanganlah memasukkan benda-benda dan sarana-sarana materi yang dipergunakan oleh masyarakat dalam urusan hidupnya, sementara, semuanya itu bukanlah hal yang membedakan ciri suatu masyarakat. Pabrik-pabrik, beraneka ragam mobil, kapal terbang dan semua prestasikebendaan yang dihasilkan oleh suatu masyarakat, bukanlah hal yang memberi corak identitas suatu masyarakat. Masyarakat yangberpegang teguh pada Hadharahnyaakan bersikap tegas terhadap hal-hal baru yang berdatangan baik berupa pemikiran, peraturan-peraturan dan pandangan hidup, meskipun pada waktu yang bersamaan mereka mengadopsi benda-benda dan sarana-sarana materi yang dihasilkan oleh suatu bangsa atau masyarakat selagi tidak bertentangan dengan Hadharahnyayang membentuk ciri khas masyarakat dalam kehidupannya. Bahkan kita bisa melihat bahwa sebuah negara maju yang memegang teguh hadharahnyasenantiasa ingin beraliansi dengan negara lain untuk menyempurnakan penemuan-penemuannya, yaitu berupa inovasi, seni, tehnik, dan keilmuan karena semuanya itu merupakan sebab kekuatan yang senantiasa diincar oleh umat-umat yang maju untuk dikuasainya. Oleh karena itu tidaklah asing bagi kita bahwa masing-masing blok, Timur dan Barat pada waktu perang dingin antara pasukan komunis dan kapitalis, masing-masing saling berusaha mengungguli musuh dalam hal penemuan dan industri-industri. Bahkan terkadang keduanya sampai pada pencurian siasat perang dan teori-teori ilmiah perindustrian, tehnik dan kemiliteran. Hal ini menunjukkan bahwa penemuan dan inovasi benda-benda dan sarana materi ini bukanlah yang membentuk ciri khas dan identitas masyarakat. Adapun dalam perkara yang berhubungan dengan aqidah (keyakinan), ideologi, pendidikan, politik dsb masing-masing keduanya bersiap siaga terus menerus untuk berhadapan, adakalanya dengan membuat dinding yang tebal untuk menjaga masuknya pemikiran-pemikiran kepada masyarakatnyaada puladengan propaganda anti lawan supayabisamemobilisir para pemikir, pengarang, dan kritikus yang memperluas pemikiran-pemikiran baru untuk memukul, membantah dan memutarbalikkan fakta. Kesemuanya itu mewajibkan kita untuk memberi batasan antara istilah yang menunjukkan arti metode kehidupan dan identitas masyarakat, dengan kumpulan benda dan sarana-sarana yang terindera yang digunakan dalam urusan kehidupan, yang bersifat umum untuk suatu bangsa dan masyarakat. Kemudian oleh karena itu kita mengkhususkan kata hadharah untuk menunjukkan sesuatu yang menjadi ciri khas suatu masyarakat dan metode kehidupannyayang unik, sementara madaniyyah adalah kumpulan benda-benda dan sarana-sarana yang dipergunakan dalam urusan kehidupan. Dengan demikian perkara yang memberi corak khusus pada masyarakat adalah mafahim yang dipegangi oleh masyarakat tertentu. Tidak mungkin ada suatu yang bernama masyarakat kecuali dengan adanya individu-individu yang berinteraksi secara terus menerus. Adapun ciri dari interaksi di masyarakat inilah yang menentukan identitas dan kepribadian suatu masyrakat.
  • 2. Berdasarkan hal itu kita mengartikan hadharah sebagai sekumpulan mafahim (konsep) mengenai kehidupan. Sedang madaniyah, adalah benda- benda atau sarana-sarana yang digunakan dalam berbagai urusan sehari-hari. Menyikapi Hadharah dan Madaniyah Asing Kita, umat Islam lebih perlu untuk membedakan antara hadharah dan madaniyah karena Islam menjadikan umatnyaumat yang khas, hidup dengan polayang khas dan tersendiri dari pola kehidupan umat-umat yang lain. Hal itu karena masyarakat Islam tegak di atas asas aqidah yang bersumber dari wahyu Ilahi, yang terpancar darinya peraturan-peraturan yang sama. Islam mengatur interaksi antar manusia dalam masyarakat Islami. Dengan demikian hadharah Islam yang terpancar dalam masyarakat Islam menjadi hadharah yang tersendiri, khas, luhur mengalahkan semua peradaban- peradaban manusia yang lain. Ketika istilah ini tidak ada padamasa-masa kebangkitan Islam maka kaum muslimin harus memisahkan secara praktis benda-benda dan sarana yang boleh diadopsi baik berupa aqidah, filsafat, hukum maupun peraturan-peraturan yang lain. Dewasa ini, bersamaan dengan tersebarnyaistilah hadharah, interaksi peradaban, dan pergantian kebudayaan dihadapan perang hadharah dan tsaqafah yang datang dari Barat ke negeri muslim maka wajib bagi kita untuk memberikan pemahaman Islam sejelas-jelasnya mengenai hal yang boleh diterima dan yang tidak boleh diterima. Termasuk hal-hal yang datang dari negara lain yang bermanfaat bagi umat Islam. Hukum Hadharah Hadharah tidak boleh diadopsi dari umat ataupun masyarakat yang lain karena hadharah umat Islam adalah sekumpulan ide-ide Islam mengenai kehidupan. Ide-ide ini terpancar dari pemikiran Islam maupun terbangun diatasnya. Islam, sebagai agama yang datang dari Allah yang diwahyukan kepada Rasul saw tidak menerima percampuran dengan mazhab, peraturan, dan prinsip selain Islam. Islam juga terlepas dari klaim penjiplakan atas hadharah lain. Tampak sangat jelas dalam sejarah bahwa hadharah Islam berbeda secara diametral dari semua hadharah yang lain. Karena itu, umat Islam tidak boleh mencampur adukkan aqidahnya dengan aqidah, filsafat, maupun peraturan-peraturan selain Islam. Allah berfirman: “ Sesungguhnya telah datang kepadamu nur (cahaya) dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itu Allah menunjuki orang yang mengharapkan keridhaan-Nya kepada jalan selamat dan mengeluarkan mereka dari gelap gulita ke dalam terang benderang dengan izin-Nya serta menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al Ma’idah [5]: 15-16). “Ikutilah apa-apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu turuti wali (Tuhan-tuhan) lain selain-Nya. Sedikit sekali di antaramu yang menerima peringatan.” (QS. Al A’raf [7] :3) “Pada hari ini (Arafah) aku sempurnakan bagimu agamamu dan aku cukupkan untukmu nikmat-Ku dan aku ridhai Islam menjadi agamamu” (QS. Al Ma’idah [5 ]:3) Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah hal-hal yang baru, dan semua bid’ah itu sesat” (HR. Muslim, Kitab al Jum’ah :43) Beliau juga bersabda: “Sungguh kamu akan mengikuti aturan orang-orang sebelummu sejengkal demi sejengkal, sedepa demi sedepa, sampai andaikan mereka masuk ke lobang biawak pun, pasti kalian akan mengikutinya. Maka sahabat bertanya:” Wahai Rosulullah, apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani? Rasul saw menjawab : Siapa lagi “(HR. Muslim, Kitab al Aqdhiyah: 17) Berdasarkan hal itu, kita tidak diperbolehkan mengambil filsafat dan aqidah kufur untuk diadopsi dan diambil manfaatnya meskipun boleh untuk mempelajarinya sekedar untuk menolak dan mendebat parapengikutnya. Tidak boleh juga mengadopsi prinsip-prinsiliberal dan teori Marx, hukum demokrasi, republik, kerajaan, diktator, dan sebagainya. Begitu pula mengambil sistemekonomi kapitalisme, sosialisme dan sebagainya, serta tidak boleh pula mengambil pandangan hidup kebebasan, eksitensialisme, feodalisme, marxisme, Hegelisme, dan sebagainya. Karena semua itu adalah mafahim mengenai kehidupan, alam dan manusia yang dihasilkan oleh akal manusia yang bertentangan dengan hadharah Islam.
  • 3. Hukum Madaniyah Adapun madaniyah yang berarti sekumpulan benda-benda dan sarana-sarana materi yang dipergunakan dalam urusan kehidupan boleh diambil dan dimanfaatkan selagi tidak berasal dari hadharah selain Islam ataupun bertentangan dengan hadharah Islam. Dia hanyalah produk manusia yang netral, tidak menggambarkan suatu pandangan hidup maupun metode kehidupan, ataupun hadharah yang lain. Sebagai contoh, Rasul saw mengambil uslub (tehnik) menggali parit dari persia pada perang Ahzab yang diusulkan Salman al Farisi ra. Begitu juga Umar ra, beliau mengambil teori perkantoran dari persia, yaitu suatu sistem penghitungan harta dan manajemen kerja kantor. Begitu juga umat Islam pada masa kebangkitannya, mereka mengambil ilmu-ilmu dan hasil karyacipta yang dihasilkan oleh bangsa-bangsa terdahulu maupun yang semasa dengan mereka, karena semua itu sesuai dengan kaidah syar’iyang mengatakan bahwa : Al-ashlu fi al-asy-yaa` al-ibahah maa lam yarud daliil at-tahriim “Asal hukum benda adalah mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkan.” Oleh karena itu kaum muslimin dewasa ini boleh mengadopsi sistem kemiliteran, hasil-hasil kerajinan yang dihasilkan oleh bangsa lain seperti kapal terbang, mobil, peralatan perang, alat-alat kedokteran, tehnik, laboratorium dan teori-teori ilmiah. Bahkan hal itu bisa menjadi wajib ketika sarana-sarana itu menjadi sebab kekuatan sebagaimana firman Allah SWT : “Persiapkan olehmu untuk melawan mereka kekuatan dan senjata apa saja” (QS Al-Anfal [8]:60) Atau dapat juga dipahami, sarana-sarana itu wajib keberadaannya karena masuk dalam kategori “Ma la yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib”. Misalnyaketika pekerjaan padainstitusiDaulah menuntut sistem kerja kantor menggunakan komputer atau dalam mengurusi urusan umat dalam mengatur lalu lintas perhubungan dan pasar membutuhkan tehnik-tehnik modern maka boleh menggunakan tehnik dari negaraa lain asalkan kesemuanya itu tidak berkaitan erat dengan hadharah bangsa lain.Ada pun jika sarana sarana itu bersumber pada hadharah selain Islam maka ia dianggap sebagai hadharah dan tidak boleh diambil dan dimanfaatkan sepertigambar wanita telanjang. Di negara Barat hal itu adalah bentuk madaniyah yang berkaitan dengan hadharah Barat yang menunjukkan kemerosotan dan kerusakan akhlak yang berlabelkan kebebasan segala hal. Hal itu haram diadopsioleh umat Islam yang mengganggap wanita sebagai kehormatan yang wajib dijaga. Begitu pula pabrik minuman keras, alat-alat penyembelihan binatang yang tidak sesuai dengan syari’at, pasar bursa yang tegak di atas uang riba dan sejenisnya. Semuanya ini adalah sarana-sarana dan benda-benda yang dihasilkan oleh suatu hadharah selain Islam dan nyata-nyatabertentangan dengan Islam. Hukum mengenai sarana-sarana dan juga benda-benda ini berlaku pula padaseni dan pakaian. Maka jika berkaitan erat dengan pandangan hidup atau hadharah atau agama selain Islam maka hadharah itu tidak boleh diambil oleh kaum muslimin. Makatidak boleh kaum muslimin mengenakan baju pendeta, paranormal dan sejenisnya karena umat Islam haram hukumnya menyerupai orang kafir (tasyabbuh bil kuffaar). Sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum tersebut” (HR. Abu Dawud) Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah mengatakan dalam syarahnyamengenai hadits ini : “Hadits tersebut paling sedikit mengandung tuntutan keharaman menyerupai (tasyabbuh) kepada orang kafir, walaupun zhahir dari hadits tersebut menetapkan kufurnya bertasyabbuh dengan mereka…” (Lihat Ali Belhaj, Ad Damghah Al Qawiyyah li Nasfi Aqidah Ad Dimuqrathiyah, hal. 19) Kesimpulannya, hadharah adalah sekumpulan ide mengenai kehidupan yang haram bagi umat Islam untuk mengambil keseluruhannyanya ataupun sebagiannya dari selain Islam karena Islam telah telah memberikan pada mereka (kaum muslimin) hadharah yang sempurna dan unik. Adapun madaniyah adalah sekumpulan benda-benda dan sarana yang dipergunakan dalam urusan kehidupan yang bersifat umum bagi semua manusia dan masyarakat, dan boleh bagi umat Islam untuk mengambilnya selagi tidak bertentangan dengan Islam dan hadharahnya. Menyikapi Peradaban Barat dan Peradaban Komunisme Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka kaum muslimin tidak boleh mengambil peradaban Barat, beserta segala peraturan dan undang- undang yang terlahir darinya. Sebab, peradaban tersebut bertentangan dengan peradaban Islam. Kecuali peraturan dan undang- undang administratif yang bersifat mubah dan boleh diambil, sebagaimana Umar bin Khaththab telah mengambil peraturan administrasi perkantoran dari Persia dan Romawi. Peradaban Barat berdiri di atas aqidah pemisahan agama dari kehidupan, serta pemisahan agama dari negara.Sementara peradaban Islam berlandaskan pada Aqidah Islamiyah, yang telah mewajibkan pelaksanaan kehidupan bernegara berdasarkan perintah dan larangan Allah, yakni hukum-hukum syara’. Peradaban Barat berdiri di atas asas manfaat (utilitarisnisme/pragmatisme), dan menjadikannya sebagai tolok ukur bagi seluruh perbuatan. Dengan demikian, peradaban Barat adalah peradaban yang hanya mempertim-bangkan nilai manfaat saja, sertatidak memperhi-tungkan nilai apa pun selain nilai manfaat yang bersifat materialistik. Karena itu, dalam peradaban Barat tidak akan dijumpai nilai kerohanian, nilai akhlak, dan nilai kemanusiaan. Sementara itu peradaban Islam berdiri di atas landasan rohani (spiritual), yakni iman kepada Allah, dan menjadikan prinsip halal-haram sebagai tolok ukur seluruh perbuatan manusia dalam kehidupan, sertamengendalikan seluruh aktivitas dan nilai berdasarkan perintah dan larangan
  • 4. Allah.Peradaban Barat menganggap kebahagiaan adalah memberikan kenikmatan jasmani yang sebesar-besarnya kepada manusia dan segala sarana untuk memperolehnya. Sementara itu peradaban Islam menganggap kebahagiaan adalah diraihnya ridla Allah SWT. Peradaban tersebut mengatur pemenuhan kebutuhan naluri dan jasmani manusia berdasarkan hukum-hukum syara’. Atas dasar itulah, maka kaum muslimin tidak boleh mengambil sistem pemerintahan demokrasi, sistem ekonomi kapitalisme, dan sistem kebebasan individu yang ada di negara-negara Barat. Dengan demikian, kaum muslimin tidak boleh mengambil konstitusidan undang-undang demokrasi, sistem pemerintahan kerajaan dan republik, bank-bank ribawi, dan sistembursa dan pasar uang internasional. Kaum muslimin tidak boleh mengambil semua peraturan ini karena semuanya merupakan peraturan dan undang-undang kufur yang sangat bertentangan dengan hukum dan peraturan Islam. Sebagaimana tidak boleh mengambil peradaban Barat beserta segenap ide dan peraturan yang terlahir darinya, maka kaum muslimin juga tidak boleh mengambil peradaban/kultur komunisme. Sebab, peradaban ini juga bertentangan dengan peradaban Islam secara menyeluruh. Peradaban komunisme berdiri di atas suatu aqidah yaitu bahwa tidak ada penciptaterhadap alam semesta ini, dan bahwa materilah yang menjadi asal usul segala benda. Seluruh benda di alam semesta ini dianggapnya berasal dari materi melalui jalan evolusi materi.Sedangkan peradaban Islam berdiri di atas prinsip bahwaAllah sajalah yang menjadi penciptaalam semesta ini, dan bahwa seluruh benda yang ada di alam semesta merupakan makhluk Allah SWT. Allah telah mengutus para nabi dan rasul dengan membawa agama-Nya kepada umat manusia dan mewajibkan mereka untuk mengikuti perintah dan larangan-Nya yang telah diturunkan kepada mereka.Peradaban komunisme menganggap bahwa peraturan hanya diambil dari alat-alat produksi. Masyarakat feodal menggunakan kapak sebagai alat produksinya, maka dari alat tersebut diambil peraturan feodalisme. Dan jika masyarakat itu berkembang menjadi masyarakat kapitalisme, maka mesin menjadi alat produksi, dan dari alat ini diambil peraturan kapitalisme. Jadi peraturan komunisme diambil dari evolusi materi.Sedangkan peradaban Islam, menganggap bahwa Allah SWT telah menetapkan suatu peraturan bagi manusia untuk dilaksanakan dalam hidupnya, dan mengutus Sayyidina Muhammad SAW untuk membawa peraturan ini, dan Rasul telah menyampaikan peraturan tersebut kepada manusia, dan mewajibkan mereka untuk melaksanakannya. Peradaban komunisme memandang bahwa peraturan materi adalah tolok ukur dalam kehidupan. Dengan berkembangnya peraturan materi tersebut, maka berkembanglah tolok ukur dalam kehidupan. Sementara itu peradaban Islam memandang halal-haram —yakni perintah dan larangan Allah— sebagai tolok ukur perbuatan dalam kehidupan. Yang halal dikerjakan, dan yang haram ditinggalkan. Dan bahwasanyahukum-hukum ini tidak akan berevolusi dan atau berubah. Prinsip halal- haram ini juga tidak akan ditetapkan berdasarkan asas manfaat ataupun materialisme, malinkan ditetapkan atas dasar syara’ semata. Dari sinilah jelas terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara peradaban komunisme dan peradaban Islam. Dengan demikian, kaum muslimin tidak boleh mengambil peradaban komunisme beserta segala ide dan peraturan yang berasal darinya. Karenanya, kaum muslimin tidak boleh mengambil ide evolusi materi, ide penghapusan kepemilikan individu, penghapusan kepemilikian pabrik dan alat produksi, dan penghapusan kepemilikan tanah bagi individu. Begitu pulakaum muslimin tidak boleh mengambil ide mempertuhankan manusia, ide menyembah manusia, dan seluruh ide atau peraturan dari peradaban yang atheistik ini. Sebab, semuanya adalah ide dan peraturan kufur yang bertentangan dengan Aqidah Islam serta ide-ide dan hukum-hukum Islam. Peradaban Barat : Membawa Derita Jika kita melihat selintas saja pada hadlarah Barat yang berkuasa di dunia dewasa ini, maka kita dapatibahwa hadlarah ini tidak mampu menjamin ketenangan dan ketenteraman manusia. Malah sebaliknya, hadlarah ini telah menyebabkan kesengsaraan yang diderita oleh seluruh dunia. Hadlarah yang dasarnyamemisahkan agama dari kehidupan, yang bertentangan dengan fitrah manusia, dan tidak memandang aspek spritualsedikit pun dalam kehidupan umum, memandang bahwa kehidupan dunia sebagai manfaat belaka, sertamenjadikan hubungan sesama manusia berdasarkan pada manfaat saja. Hadlarah semacam ini tidak menghasilkan apa-apaselain kesengsaraan dan keresahan yang terus- menerus. Sebab, selama manfaat dijadikan asas, akan mengakibatkan perselisihan dan baku hantam dalam memperebutkannya serta membina hubungan sesama manusia dengan mengandalkan kekuatan, menjadi sesuatu yang wajar. Oleh karena itu, penjajahan merupakan hal yang wajar bagi penganut hadlarah ini. Akhlak pun menjadi guncang. Sebab, hanya manfaat saja yang tetap menjadi asas kehidupan. Dengan demikian, wajarlah jika akhlak telah tergeser dari kehidupan masyarakat Barat, sama halnya dengan tergesernya nilai-nilai kerohanian. Bahkan menjadi wajar pula bila kehidupan ini berjalan atas dasar persaingan, permusuhan, baku hantam, dan penjajahan. Adanyakrisis kerohanian dalam diri manusia, keresahan yang kronis, serta kejahatan yang merajalela di seluruh dunia merupakan bukti nyatadari dampak hadlarah Barat. Sebab, hadlarah inilah yang kini berkuasa di seluruh dunia, dialah yang menimbulkan berbagai dampak yang berbahaya dan membahayakan kelangsungan hidup umat manusia. Namun apabila kita mengamati hadlarah Islam yang pernah berkuasa di dunia sejak abad VI hingga akhir abad XVIII M, kita dapatibetapa hadlarah ini belum pernah menjadi penjajah karena memang bukan tabiatnyauntuk menjajah. Hadlarah ini tidak membedakan antara kaum muslimin dengan yang lainnya. Dengan demikian, keadilan terjamin bagi seluruh bangsa yang pernah tunduk di bawahnya selama masa kekuasaan Islam. Karena hadlarah ini berdiri atas dasar ruh yang berusaha mewujudkan seluruh nilai-nilai kehidupan, baik itu nilai materi, spiritual, moral, maupun kemanusiaan; disamping menjadikan aqidah sebagai titik perhatian dalam hidup ini. Kehidupan pun dipandang sebagai kehidupan yang berjalan sesuai dengan perintah Allah dan larangan-Nya. Adapun kebahagian hidup adalah dengan meraih keridlaan Allah SWT. Apabila hadlarah Islam kembali berkuasa di dunia ini sebagaimana padamasa sebelumnya, tentu hadlarah ini akan mampu menangani berbagai krisis yang melanda dunia dan akan mampu menjamin kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. [ ]