SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BUDIDAYA BURUNG PUYUH.
1. SEJARAH SINGKAT
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil,
berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia).
Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali
diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia.
Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini
mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.
2. JENIS
Kelas

: Aves (Bangsa Burung)

Ordo

: Galiformes

Sub Ordo

: Phasianoidae

Famili

: Phasianidae

Sub Famili

: Phasianinae

Genus

: Coturnix

Species

: Coturnix-coturnix Japonica

3. MANFAAT
1. Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
2. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
3. Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan
sebagai pupuk tanaman
4. PERSYARATAN LOKASI
1. Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
2. Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur
pemasaran
3. Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
4. Bukan merupakan daerah sering banjir
5. Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
5. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur
kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban
kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25-40
watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca
mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar
matahari pagi dapat masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2
(dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan
sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m 2 dapat diisi 90-100 ekor
anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas
masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m 2 sampai masa bertelur. Adapun
kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:
1. Kandang untuk induk pembibitanKandang ini berpegaruh langsung
terhadap produktifitas dan kemampuan mneghasilkan telur yang
berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus
sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor
puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
2. Kandang untuk induk petelurKandang ini berfungsi sebagai kandang
untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan
keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi
bisa juga sama.
3. Kandang

untuk

anak

puyuh/umur

stater(kandang

indukan)

Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter,
yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu.
Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih
memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang
sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas.
Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang
100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100
ekor anak puyuh).
4. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari
6 minggu)Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang
untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
2. Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur
dan tempat obat-obatan.
2. Penyiapan Bibit
Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami
3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan
pengelolaan usaha peternakan. Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan
tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
1. a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang
sehat atau bebas dari kerier penyakit.
2. b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur
afkiran.
3. c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang
baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi
puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.
3. 6.3. Pemeliharaan
1. 1) Sanitasi dan Tindakan PreventifUntuk menjaga timbulnya penyakit pada
pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap
puyuh perlu dilakukan sedinimungkin.
2. 2) Pengontrolan PenyakitPengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan
apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera
dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas
peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
3. 3) Pemberian PakanRansum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri
dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena
puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan
mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua)
kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum
hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak
puyuh pada bibitan terus-menerus.
4. 4) Pemberian Vaksinasi dan ObatPada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi
dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui
tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera
dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan
petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup),
yang ada di dekat Anda beternak puyuh.
6. HAMA DAN PENYAKIT
1. Radang usus (Quail enteritis)Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan
menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pada usus.Gejala: puyuh tampak lesu,
mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung
puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin,
timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer
kehijauan yangspesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak
menentu dan lumpuh.Pengendalian:
1. menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang
vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
2. pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju
yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai
sekarang belum ada obatnya.
3. Berak putih (Pullorum)Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan
penyakit menular.Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas,
bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.Pengendalian: sama dengan
pengendalian penyakit tetelo.
4. Berak darah (Coccidiosis)Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang,
sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.Pengendalian:
1. menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
2. dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco
tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium,
cxaldayocox
5. Cacar Unggas (Fowl Pox)Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua
umur dan jenis kelamin.Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak
berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan
mengeluarkan darah.Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau
puyuh yang terinfksi.
6. Quail BronchitisPenyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat
menular.Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan
bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala
dan leher agak terpuntir.Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi
yang memadai.
7. Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.Gejala: Puyuh mengalami gangguan
pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan
berkurang.Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
8. Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk.Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga
kebersihannya.
7. PANEN
1. Hasil UtamaPada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya
adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.
2. Hasil TambahanSedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging
afkiran, tinja dan bulu puyuh.
Cara Beternak Burung Puyuh Petelur
Ada dua Cara beternak burung puyuh petelur yang lajim diaplikasikan oleh peternak
puyuh saat ini, yang pertam adalah dengan sistem kandang litter dan yang kedua beternak
puyuh dengan kandang baterai. Kedua cara ini memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Pembuatan kandang litter burung puyuh lebih efisien bila dibandingakn dengan
membuat kandang baterai, namun perawatan dan panen telur puyuh jauh lebih mudah bila
kita membudidayakan puyuh petelur di kandang baterai. Pada kandang litter telur puyuh
sering sekali tertimbun dalam tumpukan litter, sehingga sering terinjak oleh puyuh atau
peternak yang hendak memanen telur.
Kandang litter; kandang yang didalamnya terdapat litter. Litter adalah alas lantai
sebuah kandang yang terbuat dari serbuk atau butiran-butiran benda yang mampu menyerap
air dan bersifat cukup lembut. Kandang litter ini ada dua jenis; Kandang litter panggung:
Biasa digunakan pada peternakan ayam broiler (ras), kandang litter panggung ini sewaktuwaktu bisa diubah menjadi kandang baterai, caranya cukup dengan mengangkat (membuang
litter). Beberapa bahan yang dapat dijarikan litter; serbuk gergaji (serbuk kayu) sekam padi,
dan jerami. Kekrangan budidaya ternak puyuh di kandang litter salah satunya adalah puyuh
mudah terkena gangguan pernapasan jika litter terlalau lama atau tidak diganti, litter harus
diganti sesering mungkin, jika litter sudah memadat maka kadar amoniak di kandang puyuh
pasti akan meningkat. Kelebihan menggunakan litter terletak pada kesehatan ternak puyu
terutama kesehatan kaki sebab litter jauh lebih lembut dibandingkan dengan lantai kandang
baterai yang umumnya terbuat dari jerejak kayu atau anyaman kawat. Kandang litter
melantai, kandang ini selamanya hanya bisa dibuat menjadi kandang litter karena litter akan
ditebar di lantai dasar kandang. Biaya kandang litter melantai ini jauh lebih murah
dibandingkan kandang litter panggung.
Burung puyuh petelur sebenarnya sama saja dengan puyuh pedaging, dimana puyuh
pedaging didapatkan dari ternak puyuh petelur yang telah afkir. Puyuh afkir adalah burung
puyuh yang sudah tidak mampu lagi menghasilkan telur secara ekonomis. Sebagai seorang
peternak yang hendak memulai bisnis budidaya puyuh ada hal yang harus dipertimbangkan
terlebih dahulu, diantaranya:
Lokasi peternakan puyuh; harus diketahui bahwa puyuh gampang stress ketika tingkat
kebisingan lingkungan cukup tinggi. Jika puyuh petelur mengalami stress bisa dipastikan
puyuh tersebut tidak akan berproduksi (bertelur). Oleh karena itu usahakan kandang puyuh
jauh dari kebisingan. Burung puyuh akan tumbuh sehat di tempat yang teduh, jadi alangkah
baiknya kandang puyuh diletakkna di bawah pepohonan rindang. Jika anda tinggal di
lingkungan yang padat penduduk maka budidaya puyuh tidak cocok untuk bisnis anda. Di
lingkukang padat penduduk bisnis budidaya peternakan yang cocok mungkin hanya ikan lele
dan belut.
Pemasaran telur dan daging, sebelum anda memulai ternak puyuh pastikan bahwa di
daerah anda ada penampung telur puyuh. Hal ini karena puyuh termasuk salah satu burung
yang produksi telurnya sangat tinggi yakni mencapai 300 butir/ tahun. Jika anda memelihara
puyuh dalam skala besar maka saluran pemasaran sudah benar-benar ada sebab daya tahan
telur puyuh yang baik cukup singkat hanya 3 minggu saja.
Selanjutnya gambaran garis besar cara beternak burung puyuh petelur:
Siapkan kandang di lahan yang tepat, dan arah yang tepat (memanjang dari timur ke
barat)
Pesan bibit, anda bisa memesan puyuh dara agar lebih mudah dalam perawatannya
dan tingkat kematian juga rendah. Alternatif lain anda bisa juga membeli mesin tetas
dan menetaskan telur puyuh sendiri; dalam hal ini anda harus benar-benar mengetahui
ciri-ciri telur yang fertil.
Isi kandang puyuh dengan kepadatan yang tepat. Panjang kandang baterai puyuh tidak
boleh lebih dari 2 meter untuk menghindari aktivitas puyuh yang berlebihan dan lebar
dari sebuah baterai sebaiknya kurang dari 70 cm hal ini agar memudahkan kita ketika
ingin menangkap puyuh ataupun membersihkan kandang, tinggi dari kandang ataupun
sangkar puyuh juga tidak boleh lebih dari 40 Cm ukuran terbaik dan biasa digunakan
adalah 30 cm, hal ini untuk menghindari kegiatan meloncat-loncat dari puyuh didalam
kandang. 1 box sangkar ini optimalnya diisi dengan 30 ekor puyuh. Jika kita membuat
sangkar/ kandang bertingkat lima berarti satu unit kandang bisa menampung 150 ekor
puyuh.

Siapkan pakan, puyuh memang bisa mengkonsumsi pakan ayam, namun jika anda
memiliki modal yang cukup sebaiknya beli pakan yang khusus untuk puyuh petelur.
Hari pertama puyuh masuk kandang harus sangat diperhatikan kenyamanan dari
puyuh tersebut, hindarkan dari kebisingan sehingga tidak stress. Jika puyuh sudah
terbiasa dengan lingkungannya perawatan dan pengawasan akan semakin mudah.

Cara beternak puyuh dari hari ke hari.
Hari pertama; DOQ (day old quail/ anak burung puyu) datang, kita asumsikan akan
memelihara 1000 ekor puyuh. Anak puyuh ini harus kita pisah dengan puyuh grower ataupun
layer, sebab puyuh memiliki sifat kanibalistik yang cukup tinggi. Anak puyuh ini akan
dipelihara di kandang anakan selama 3 minggu. Pada hari pertama anak puyuh datang segera
beri air gula, cara pemberian cukup mencelupkan paruh anak puyuh kedalam air gula aren,
setelah itu letakkan dalam kandang anakan yang berpenghangat. Penghangat untuk anak
puyuh cukup dengan lampu pijar 25 watt. Untuk hari pertama ini pakan belum begitu penting
untuk DOQ, jadi pakan cukup ditebar sedikit dalam kandang anakan. Setelah semua anak
puyuh masuk kandang segera turunkan terpal penutup kandang (usahakan suhu stabil di
kisaran 33 – 35 derajat celcius.
Hari kedua – 1 Minggu; Hari kedua di pagi hari periksa suhu kandang, puyuh pada umur ini
sudah dapat beraktivitas dengan baik pada kisaran suhu 31 derajat. Cara mengetahui apakah
puyuh kepanasan atau kedinginan cukup sederhana yakni dengan memperhatikan pola
perilaku anak puyuh tersebut, jika banyak anak puyuh mengerumuni lampu pijar dalam
kandang berarti suhu kandang terlalu dingin, dan sebaliknya jika anak puyuh semuanya
menjauh dari bola lampu berarti anak puyuh kepanasan. Jika anak puyuh menyebar secara
merata dalam kandang anakan berarti suhu kandang sudah stabil dan cocok untuk anak
puyuh. Pada hari ini tingkatkan sedikit pemberian pakan, pakan pelet anak ayam bisa
digunakan untuk anak puyuh juga dengan cara menggiling (menghaluskan) pakan tersebut
terlebih dahulu. Pada hari ke dua ini air minum anak ditambahi dengan vitamin dan antibiotik
yang khusus untuk anak puyuh (tanyakan ke poultry shop).
Jika anak puyuh kepanasan naikkan terpal sedikit, dan jika kedinginan ganti bola
lampu dengan wat yang lebih besar atau bisa juga dengan menurunkan bola lampu atau
menyempitkan kandang puyuh anakan dengan sekat. Setiap hari pantau suhu kandang
berdasarkan perilaku puyuh hingga umur satu minggu. Pakan tetap diberikan secra
menaburkan di lantai kandang hingga anak puyuh berumur 4 atau 5 hari, air minum
bervitamin tetap diberikan. Pada saat umur puyuh sudah mencapai 5 hari lakukan vaksinasi
tetes.
Pada umur delapan hari terpal penutup kandang sudah bisa dibuka sepenuhnya, dan
menutup separo di malam hari, bola lampu tetap dihidupkan sebagai pemanas. Saat ini puyuh
sudah mampu memakan pelet seukuran pelet anak ayam. Air minum tetap diberi antibiotik
atau vitamin. Pada umur 9 hari perlakuan sama dilakukan dengan puyuh umur 8 hari.
Hari ke sepuluh puyuh sudah bisa dipindahkan ke kandang grower, saat ini air minum
tidak lagi ditambahi dengan vitamin atau antibiotik. Pakan yang digunakan seukuran pelet
untuk anak ayam tanpa harus dihaluskan. Hal ini dilakukan hingga umur puyuh mencapi 14
hari.
Hari ke 15 pindahkan puyuh ke kandang layer (puyuh dewasa/ berproduksi), hanya saja di
malam hari tetap menggunakan penerangan sebagai pemanas tambahan. Kontrol sudah bisa
dikurangi ketika puyuh berumur 15 hari dan seterusnya, pemberian pakan dapat anda atur
sendiri, namun menurut pendapat saya semakin sering memberi pakan dalam jumlah sedikit
demi sedikit lebih baik bila dibandingkan memberi pakan yang banyak sekaligus di tempat
pakan, hal ini karena dengan memberi pakan yang sedikit demi sedikit pakan akan selalu
segar sehingga pakan yang terbuang bisa dikurangi.
Hari ke 16 dan seterusnya perawatan sama saja dengan perawatan pada hari ke 15, lakukan
pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan harian puyuh. Sesekali tambahkan vitamin
kedalam air minum puyu, ketika musim penghujan tambahkan sedikit antibiotik. Pada masa
umur puyuh sudah mulai bertelur sangat disarankan mengurangi kebisingan, karena puyuh
gampang stress, dan ketika stress tinggi puyuh bisa berhenti bertelur. Demikian tulisan garis
besar pemeliharaan puyuh dari hari ke hari ini kami buat, jika ada informasi tambahan
silahkan tambahkan melalui form komentar untuk kita diskusikan

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013
Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013 Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013
Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013 Dewi Purwati
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairTidar University
 
Manajemen penetasan telur
Manajemen  penetasan telurManajemen  penetasan telur
Manajemen penetasan telurudayana
 
laporan pengetahuan bahan pangan telur
laporan pengetahuan bahan pangan telurlaporan pengetahuan bahan pangan telur
laporan pengetahuan bahan pangan telurYuni Qurrota
 
Aplikasi uji punyakoti untuk deteksi kebuntingan pada ruminansia
Aplikasi uji punyakoti untuk deteksi kebuntingan pada ruminansiaAplikasi uji punyakoti untuk deteksi kebuntingan pada ruminansia
Aplikasi uji punyakoti untuk deteksi kebuntingan pada ruminansiauppmstppbogor
 
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur KomersialPemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur KomersialSIlfani Sabila
 
01 protozoa (trichomonas gallinae)
01 protozoa (trichomonas gallinae)01 protozoa (trichomonas gallinae)
01 protozoa (trichomonas gallinae)Fitroh NH
 
Prakarya dan Kewirausahaan - Unggas Petelur
Prakarya dan Kewirausahaan -  Unggas Petelur Prakarya dan Kewirausahaan -  Unggas Petelur
Prakarya dan Kewirausahaan - Unggas Petelur Siti Farida
 
Ransum itik petelur
Ransum itik petelurRansum itik petelur
Ransum itik petelurEdy_Susanto
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Nur Aini
 
PKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas PedagingPKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas PedagingSiti Farida
 
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Gilva Illavi
 
Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryaPresentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryattanitaaprilia
 
sistem reproduksi babi betina
sistem reproduksi babi betinasistem reproduksi babi betina
sistem reproduksi babi betinaAbror Abrori
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013
Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013 Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013
Laporan Praktikum Matakuliah Fisiologi Ternak Semester 2 Tahun 2013
 
RPH
RPHRPH
RPH
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Manajemen penetasan telur
Manajemen  penetasan telurManajemen  penetasan telur
Manajemen penetasan telur
 
laporan pengetahuan bahan pangan telur
laporan pengetahuan bahan pangan telurlaporan pengetahuan bahan pangan telur
laporan pengetahuan bahan pangan telur
 
Arthropoda
ArthropodaArthropoda
Arthropoda
 
Aplikasi uji punyakoti untuk deteksi kebuntingan pada ruminansia
Aplikasi uji punyakoti untuk deteksi kebuntingan pada ruminansiaAplikasi uji punyakoti untuk deteksi kebuntingan pada ruminansia
Aplikasi uji punyakoti untuk deteksi kebuntingan pada ruminansia
 
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur KomersialPemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Komersial
 
Hewan mamalia
Hewan mamaliaHewan mamalia
Hewan mamalia
 
01 protozoa (trichomonas gallinae)
01 protozoa (trichomonas gallinae)01 protozoa (trichomonas gallinae)
01 protozoa (trichomonas gallinae)
 
Produk olahan telur
Produk olahan telurProduk olahan telur
Produk olahan telur
 
Prakarya dan Kewirausahaan - Unggas Petelur
Prakarya dan Kewirausahaan -  Unggas Petelur Prakarya dan Kewirausahaan -  Unggas Petelur
Prakarya dan Kewirausahaan - Unggas Petelur
 
Ransum itik petelur
Ransum itik petelurRansum itik petelur
Ransum itik petelur
 
Modifikasi pati
Modifikasi patiModifikasi pati
Modifikasi pati
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
PKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas PedagingPKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas Pedaging
 
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
Artikel Sejarah Perkembangan Mikrobiologi
 
Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryaPresentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
 
5. serealia dan kacang kacangan
5. serealia dan kacang kacangan5. serealia dan kacang kacangan
5. serealia dan kacang kacangan
 
sistem reproduksi babi betina
sistem reproduksi babi betinasistem reproduksi babi betina
sistem reproduksi babi betina
 

Similar to Budidaya burung puyuh

Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhWarta Wirausaha
 
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013Gyanti APutry
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingLaf Fianss
 
Budidayaayampetelur
BudidayaayampetelurBudidayaayampetelur
BudidayaayampetelurHalid Ahmed
 
Budidaya jengkrik
Budidaya jengkrikBudidaya jengkrik
Budidaya jengkrikFebri Koto
 
Budidaya kelinci lengkap
Budidaya kelinci lengkapBudidaya kelinci lengkap
Budidaya kelinci lengkapMef's Rideal
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingIr. Zakaria, M.M
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurLaf Fianss
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurLaf Fianss
 
Budidaya enthok mudah dan sederhana
Budidaya enthok mudah dan sederhanaBudidaya enthok mudah dan sederhana
Budidaya enthok mudah dan sederhanaFitriHastuti2
 
Mengenal ternal itik
Mengenal ternal itikMengenal ternal itik
Mengenal ternal itiksonyadezeta
 
Budidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBudidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBBPP_Batu
 

Similar to Budidaya burung puyuh (20)

Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
 
Studi banding ayam buras
Studi banding ayam burasStudi banding ayam buras
Studi banding ayam buras
 
TERNAK PUYUH
TERNAK PUYUHTERNAK PUYUH
TERNAK PUYUH
 
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedaging
 
Budidayaayampetelur
BudidayaayampetelurBudidayaayampetelur
Budidayaayampetelur
 
Budidaya jengkrik
Budidaya jengkrikBudidaya jengkrik
Budidaya jengkrik
 
Budidayaayampetelur
BudidayaayampetelurBudidayaayampetelur
Budidayaayampetelur
 
Budidaya kelinci lengkap
Budidaya kelinci lengkapBudidaya kelinci lengkap
Budidaya kelinci lengkap
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedaging
 
Pedoman Budidaya itik
Pedoman Budidaya itikPedoman Budidaya itik
Pedoman Budidaya itik
 
Budidayaternakitik
BudidayaternakitikBudidayaternakitik
Budidayaternakitik
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelur
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelur
 
Budidaya enthok mudah dan sederhana
Budidaya enthok mudah dan sederhanaBudidaya enthok mudah dan sederhana
Budidaya enthok mudah dan sederhana
 
Mengenal ternal itik
Mengenal ternal itikMengenal ternal itik
Mengenal ternal itik
 
Budidaya Ayam Petelur
Budidaya Ayam PetelurBudidaya Ayam Petelur
Budidaya Ayam Petelur
 
Budidaya ternak hias
Budidaya ternak hiasBudidaya ternak hias
Budidaya ternak hias
 
Budidaya Ayam Kampung
Budidaya Ayam KampungBudidaya Ayam Kampung
Budidaya Ayam Kampung
 
Budidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBudidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi Potong
 

Recently uploaded

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 

Recently uploaded (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 

Budidaya burung puyuh

  • 1. BUDIDAYA BURUNG PUYUH. 1. SEJARAH SINGKAT Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia. 2. JENIS Kelas : Aves (Bangsa Burung) Ordo : Galiformes Sub Ordo : Phasianoidae Famili : Phasianidae Sub Famili : Phasianinae Genus : Coturnix Species : Coturnix-coturnix Japonica 3. MANFAAT 1. Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat 2. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya 3. Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman 4. PERSYARATAN LOKASI 1. Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk 2. Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran
  • 2. 3. Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit 4. Bukan merupakan daerah sering banjir 5. Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik. 5. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 1. Penyiapan Sarana dan Peralatan 1. Perkandangan Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m 2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m 2 sampai masa bertelur. Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah: 1. Kandang untuk induk pembibitanKandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan mneghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2. 2. Kandang untuk induk petelurKandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan
  • 3. keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama. 3. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan) Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh). 4. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram. 2. Peralatan Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan. 2. Penyiapan Bibit Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan. Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu: 1. a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
  • 4. 2. b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran. 3. c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik. 3. 6.3. Pemeliharaan 1. 1) Sanitasi dan Tindakan PreventifUntuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedinimungkin. 2. 2) Pengontrolan PenyakitPengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup. 3. 3) Pemberian PakanRansum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus. 4. 4) Pemberian Vaksinasi dan ObatPada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan
  • 5. petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh. 6. HAMA DAN PENYAKIT 1. Radang usus (Quail enteritis)Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pada usus.Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat. Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi. 2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yangspesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.Pengendalian: 1. menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; 2. pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya. 3. Berak putih (Pullorum)Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo. 4. Berak darah (Coccidiosis)Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.Pengendalian: 1. menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
  • 6. 2. dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox 5. Cacar Unggas (Fowl Pox)Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah.Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi. 6. Quail BronchitisPenyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai. 7. Aspergillosis Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya. 8. Cacingan Penyebab: sanitasi yang buruk.Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah. Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya. 7. PANEN 1. Hasil UtamaPada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.
  • 7. 2. Hasil TambahanSedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran, tinja dan bulu puyuh.
  • 8. Cara Beternak Burung Puyuh Petelur Ada dua Cara beternak burung puyuh petelur yang lajim diaplikasikan oleh peternak puyuh saat ini, yang pertam adalah dengan sistem kandang litter dan yang kedua beternak puyuh dengan kandang baterai. Kedua cara ini memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Pembuatan kandang litter burung puyuh lebih efisien bila dibandingakn dengan membuat kandang baterai, namun perawatan dan panen telur puyuh jauh lebih mudah bila kita membudidayakan puyuh petelur di kandang baterai. Pada kandang litter telur puyuh sering sekali tertimbun dalam tumpukan litter, sehingga sering terinjak oleh puyuh atau peternak yang hendak memanen telur. Kandang litter; kandang yang didalamnya terdapat litter. Litter adalah alas lantai sebuah kandang yang terbuat dari serbuk atau butiran-butiran benda yang mampu menyerap air dan bersifat cukup lembut. Kandang litter ini ada dua jenis; Kandang litter panggung: Biasa digunakan pada peternakan ayam broiler (ras), kandang litter panggung ini sewaktuwaktu bisa diubah menjadi kandang baterai, caranya cukup dengan mengangkat (membuang litter). Beberapa bahan yang dapat dijarikan litter; serbuk gergaji (serbuk kayu) sekam padi, dan jerami. Kekrangan budidaya ternak puyuh di kandang litter salah satunya adalah puyuh mudah terkena gangguan pernapasan jika litter terlalau lama atau tidak diganti, litter harus diganti sesering mungkin, jika litter sudah memadat maka kadar amoniak di kandang puyuh pasti akan meningkat. Kelebihan menggunakan litter terletak pada kesehatan ternak puyu terutama kesehatan kaki sebab litter jauh lebih lembut dibandingkan dengan lantai kandang baterai yang umumnya terbuat dari jerejak kayu atau anyaman kawat. Kandang litter melantai, kandang ini selamanya hanya bisa dibuat menjadi kandang litter karena litter akan ditebar di lantai dasar kandang. Biaya kandang litter melantai ini jauh lebih murah dibandingkan kandang litter panggung.
  • 9. Burung puyuh petelur sebenarnya sama saja dengan puyuh pedaging, dimana puyuh pedaging didapatkan dari ternak puyuh petelur yang telah afkir. Puyuh afkir adalah burung puyuh yang sudah tidak mampu lagi menghasilkan telur secara ekonomis. Sebagai seorang peternak yang hendak memulai bisnis budidaya puyuh ada hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu, diantaranya: Lokasi peternakan puyuh; harus diketahui bahwa puyuh gampang stress ketika tingkat kebisingan lingkungan cukup tinggi. Jika puyuh petelur mengalami stress bisa dipastikan puyuh tersebut tidak akan berproduksi (bertelur). Oleh karena itu usahakan kandang puyuh jauh dari kebisingan. Burung puyuh akan tumbuh sehat di tempat yang teduh, jadi alangkah baiknya kandang puyuh diletakkna di bawah pepohonan rindang. Jika anda tinggal di lingkungan yang padat penduduk maka budidaya puyuh tidak cocok untuk bisnis anda. Di lingkukang padat penduduk bisnis budidaya peternakan yang cocok mungkin hanya ikan lele dan belut. Pemasaran telur dan daging, sebelum anda memulai ternak puyuh pastikan bahwa di daerah anda ada penampung telur puyuh. Hal ini karena puyuh termasuk salah satu burung yang produksi telurnya sangat tinggi yakni mencapai 300 butir/ tahun. Jika anda memelihara puyuh dalam skala besar maka saluran pemasaran sudah benar-benar ada sebab daya tahan telur puyuh yang baik cukup singkat hanya 3 minggu saja. Selanjutnya gambaran garis besar cara beternak burung puyuh petelur: Siapkan kandang di lahan yang tepat, dan arah yang tepat (memanjang dari timur ke barat) Pesan bibit, anda bisa memesan puyuh dara agar lebih mudah dalam perawatannya dan tingkat kematian juga rendah. Alternatif lain anda bisa juga membeli mesin tetas dan menetaskan telur puyuh sendiri; dalam hal ini anda harus benar-benar mengetahui ciri-ciri telur yang fertil.
  • 10. Isi kandang puyuh dengan kepadatan yang tepat. Panjang kandang baterai puyuh tidak boleh lebih dari 2 meter untuk menghindari aktivitas puyuh yang berlebihan dan lebar dari sebuah baterai sebaiknya kurang dari 70 cm hal ini agar memudahkan kita ketika ingin menangkap puyuh ataupun membersihkan kandang, tinggi dari kandang ataupun sangkar puyuh juga tidak boleh lebih dari 40 Cm ukuran terbaik dan biasa digunakan adalah 30 cm, hal ini untuk menghindari kegiatan meloncat-loncat dari puyuh didalam kandang. 1 box sangkar ini optimalnya diisi dengan 30 ekor puyuh. Jika kita membuat sangkar/ kandang bertingkat lima berarti satu unit kandang bisa menampung 150 ekor puyuh. Siapkan pakan, puyuh memang bisa mengkonsumsi pakan ayam, namun jika anda memiliki modal yang cukup sebaiknya beli pakan yang khusus untuk puyuh petelur.
  • 11. Hari pertama puyuh masuk kandang harus sangat diperhatikan kenyamanan dari puyuh tersebut, hindarkan dari kebisingan sehingga tidak stress. Jika puyuh sudah terbiasa dengan lingkungannya perawatan dan pengawasan akan semakin mudah. Cara beternak puyuh dari hari ke hari. Hari pertama; DOQ (day old quail/ anak burung puyu) datang, kita asumsikan akan memelihara 1000 ekor puyuh. Anak puyuh ini harus kita pisah dengan puyuh grower ataupun layer, sebab puyuh memiliki sifat kanibalistik yang cukup tinggi. Anak puyuh ini akan dipelihara di kandang anakan selama 3 minggu. Pada hari pertama anak puyuh datang segera beri air gula, cara pemberian cukup mencelupkan paruh anak puyuh kedalam air gula aren, setelah itu letakkan dalam kandang anakan yang berpenghangat. Penghangat untuk anak puyuh cukup dengan lampu pijar 25 watt. Untuk hari pertama ini pakan belum begitu penting untuk DOQ, jadi pakan cukup ditebar sedikit dalam kandang anakan. Setelah semua anak puyuh masuk kandang segera turunkan terpal penutup kandang (usahakan suhu stabil di kisaran 33 – 35 derajat celcius. Hari kedua – 1 Minggu; Hari kedua di pagi hari periksa suhu kandang, puyuh pada umur ini sudah dapat beraktivitas dengan baik pada kisaran suhu 31 derajat. Cara mengetahui apakah puyuh kepanasan atau kedinginan cukup sederhana yakni dengan memperhatikan pola perilaku anak puyuh tersebut, jika banyak anak puyuh mengerumuni lampu pijar dalam kandang berarti suhu kandang terlalu dingin, dan sebaliknya jika anak puyuh semuanya menjauh dari bola lampu berarti anak puyuh kepanasan. Jika anak puyuh menyebar secara merata dalam kandang anakan berarti suhu kandang sudah stabil dan cocok untuk anak puyuh. Pada hari ini tingkatkan sedikit pemberian pakan, pakan pelet anak ayam bisa digunakan untuk anak puyuh juga dengan cara menggiling (menghaluskan) pakan tersebut
  • 12. terlebih dahulu. Pada hari ke dua ini air minum anak ditambahi dengan vitamin dan antibiotik yang khusus untuk anak puyuh (tanyakan ke poultry shop). Jika anak puyuh kepanasan naikkan terpal sedikit, dan jika kedinginan ganti bola lampu dengan wat yang lebih besar atau bisa juga dengan menurunkan bola lampu atau menyempitkan kandang puyuh anakan dengan sekat. Setiap hari pantau suhu kandang berdasarkan perilaku puyuh hingga umur satu minggu. Pakan tetap diberikan secra menaburkan di lantai kandang hingga anak puyuh berumur 4 atau 5 hari, air minum bervitamin tetap diberikan. Pada saat umur puyuh sudah mencapai 5 hari lakukan vaksinasi tetes. Pada umur delapan hari terpal penutup kandang sudah bisa dibuka sepenuhnya, dan menutup separo di malam hari, bola lampu tetap dihidupkan sebagai pemanas. Saat ini puyuh sudah mampu memakan pelet seukuran pelet anak ayam. Air minum tetap diberi antibiotik atau vitamin. Pada umur 9 hari perlakuan sama dilakukan dengan puyuh umur 8 hari. Hari ke sepuluh puyuh sudah bisa dipindahkan ke kandang grower, saat ini air minum tidak lagi ditambahi dengan vitamin atau antibiotik. Pakan yang digunakan seukuran pelet untuk anak ayam tanpa harus dihaluskan. Hal ini dilakukan hingga umur puyuh mencapi 14 hari. Hari ke 15 pindahkan puyuh ke kandang layer (puyuh dewasa/ berproduksi), hanya saja di malam hari tetap menggunakan penerangan sebagai pemanas tambahan. Kontrol sudah bisa dikurangi ketika puyuh berumur 15 hari dan seterusnya, pemberian pakan dapat anda atur sendiri, namun menurut pendapat saya semakin sering memberi pakan dalam jumlah sedikit demi sedikit lebih baik bila dibandingkan memberi pakan yang banyak sekaligus di tempat pakan, hal ini karena dengan memberi pakan yang sedikit demi sedikit pakan akan selalu segar sehingga pakan yang terbuang bisa dikurangi.
  • 13. Hari ke 16 dan seterusnya perawatan sama saja dengan perawatan pada hari ke 15, lakukan pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan harian puyuh. Sesekali tambahkan vitamin kedalam air minum puyu, ketika musim penghujan tambahkan sedikit antibiotik. Pada masa umur puyuh sudah mulai bertelur sangat disarankan mengurangi kebisingan, karena puyuh gampang stress, dan ketika stress tinggi puyuh bisa berhenti bertelur. Demikian tulisan garis besar pemeliharaan puyuh dari hari ke hari ini kami buat, jika ada informasi tambahan silahkan tambahkan melalui form komentar untuk kita diskusikan