Kebijakan Direktorat Pembina Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P2TK) Dikmen membahas kebijakan dan program Direktorat P2TK Dikmen untuk mendukung pendidikan menengah universal, implementasi kurikulum 2013, dan peningkatan kualitas PTK. Dokumen ini juga menjelaskan tugas pokok dan fungsi Dit. Pembinaan PTK Dikmen serta target pencapaian pendidikan menengah universal di tingkat nasional dan provinsi.
2. Pokok Bahasan
• Kebijakan Direktorat P2TK Dikmen
• Pendidikan Menengah Universal
• Implementasi Kurikulum 2013
• Ujian Nasional
3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIT. PEMBINAAN PTK DIKMEN
PERUMUSAN
KEBIJAKAN
PERENCANAAN
KEBUTUHAN
EVALUASI
PEMBERIAN
PENGHARGAAN
DAN
PERLINDUNGAN
PENINGKATAN
KUALIFIKASI
PTK SMA,
SMK, PAKET
C, SMLB
PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
PEMBINAAN
SISTEM KARIR
KERJASAMA DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
FASILITASI
DAN BINTEK
4. Teknisi Laboratorium
Permendiknas No. 26 Tahun 2008 Tentang
Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/Madrasah
KEPALA
A. Kualifikasi
1. S1 bagi guru, expr. 3th
2. D3 bagi teknisi , expr. 5th
3. Sertifikat
B. Kompetensi
1. Kepribadian
2. Sosial
3. Manajerial
4. Profesional
5. TEKNIS
I
A. Kualifikasi
1. D2 & Sertifikat
B. Kompetensi
1. Kepribadian
2. Sosial
3. Administratif
4. Profesional
LABORAN
A. Kualifikasi
1. D1 & Sertifikat
B. Kompetensi
1. Kepribadian
2. Sosial
3. Administratif
4. Profesional
7. Wajib Belajar:
Diamanatkan oleh Undang-Undang
Wajib diikuti oleh semua penduduk usia sekolah
Dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah
Sanksi bagi yang tidak mengikuti
• Pendidikan Menengah Universal:
Difasilitasi oleh pemerintah untuk menampung
semua penduduk usia sekolah
Pembiayaan ditanggung bersama oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat
Sanksi relatif longgar bagi yang tidak mengikuti
7
8. Pentingnya Pendidikan Menengah Universal
1
Menjaga kesinambungan dan konsekuensi logis
keberhasilan wajib belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
2
Usia lulus SMP/Sederajat masih belum layak bekerja,
sehingga bila tidak sekolah akan memiliki dampak sosial
yang kurang baik
3
Menjawab tantangan persaingan global yang
menempatkan makin pentingnya SDM berpendidikan
4
Wajib belajar memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi, daya saing, kesehatan, dan pendapatan
5
Pendidikan menengah memiliki kontribusi positif terhadap
kehidupan bersosial dan berpolitik
8
9. Perbandingan APK SMP dan APK SM Tahun 2010
APK
SM/Sederajat
APK
SMP/ Sederajat
Masih terdapat sekitar
28% lulusan
SMP/Sederajat yang
belum tertampung di
SMA/Sederajat
APK
SMA/Sederajat
Nasional
sebesar 70.53%
APK
SMP/Sederajat
Nasional
sebesar 98.20%
10. TUJUAN
Meningkatkan kualitas penduduk Indonesia
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan
daya saing bangsa, peningkatan kehidupan
sosial politik serta kesejahteraan masyarakat.
10
13. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks
Kesehatan
Indeks
Pendidikan
5.8 Tahun
(tertinggi=12,6)
Harapan
Hidup Pada
Saat Lahir
Kesehatan
Indeks
Pendapatan
13,2 Tahun
(tertinggi=18)
Rata-rata
Lama Sekolah
(RLS)
Harapan Lama
Sekolah
(HLS)
(usia 25 tahun keatas) (Mulai masuk sekolah)
GNI
Perkapita
(PPP $)
Pendapatan
Pendidikan
(Pendidikan memiliki efek pengali terhadap kesehatan dan pendapatan)
13
14. Skema Program Pendidikan Menengah Universal
Meningkatkan IPM
Meningkatkan RLS
(25 Tahun Keatas)
Tujuan
Meningkatkan HLS
Menggairahkan
Pendidikan Vokasi
Bagi yang sudah
Bekerja
Sasaran
Pelaksanaan
Paket C Vokasi
Progra
m
Pendidikan Vokasi di
SMK Malam dan BLK
Penuntasan Pendidikan
Menengah Universal
[97% Penduduk Usia
Pendidikan Menengah]
Penuntasan Pendidikan
Khusus dan Layanan
Khusus [3% Penduduk
Usia Pendidikan
Menengah]
Penyiapan Sarana Prasarana
Penyiapan PTK
Penyiapan Anggaran
14
15. Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Menengah
Perkembangan APK Dikmen
2005/2006-2010/2011 (Persen)
80.00
70.00
60.00
52.20
56.22
60.51
69.60
70.53
2009/2010
2010/2011
64.28
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2005/2006
2006/2007
2007/2008
2008/2009
Distribusi APK Dikmen
Kabupaten/Kota 2010/2011
52.7%
(262Kab/Kota)
47.3%
(235 Kab/Kota)
Kab/Kota dgn APK < Rata2 Nasional
Kab/Kota dgn APK >= Rata2 Nasional
Tahun 2010/2011
DKI Jakarta
DI Yogyakarta
Maluku
Kalimantan Timur
Bali
Kepulauan Riau
Sumatera Utara
Sulawesi Utara
Sumatera Barat
Kepulauan Bangka Belitung
Bengkulu
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Aceh
Maluku Utara
Jawa Timur
Jambi
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Selatan
Jawa Tengah
Kalimantan Selatan
Papua
Kalimantan Tengah
Sumatera Selatan
Kalimantan Barat
Papua Barat
Riau
Banten
Jawa Barat
Sulawesi Barat
Lampung
119.22
102.75
93.54
91.78
90.58
87.63
86.55
85.51
84.25
83.37
81.74
79.45
78.59
Rata-Rata
77.34
Nas APK SM
75.59
70,53 %
72.85
72.41
70.86
69.57
66.52
65.29
64.93
64.45
64.42
63.22
63.19
62.93
62.42
61.28
60.64
59.56
58.25
58.04
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0120.0140.0
15
16. Distribusi APK Dikmen Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2010/2011
140
Jakarta Timur, DKI
Jakarta Selatan, DKI
Kota Yogya, DI Yogyakarta
Kota Balikpapan, Kaltim
120
262 Kab/
Kota
APK (%)
100
Rata-rata
Nasional = 70,53%
80
60
40
235 Kab/
Kota
20
Sampang, Jatim
Tanah Tidung, Kaltim
Labuhanbatu Utara, Sumut
Manggarai Timur, NTT
Sorong, Papua Barat
0
Kabupaten/Kota
16
17. KONDISI LEMBAGA, SISWA DAN GURU
DIKMEN
NO SATUAN PENDIDIKAN
LEMBAGA
SISWA
GURU
1
SMA
11.575
4.287.777
264.512
2
SMK
9.875
4.026.865
175.656
3
MA
5.897
1.001.998
121.907
4
SMLB
677
6.957
871
5
PAKET C
4.358
329.974
-
JUMLAH
32.382
9.653.571
562.946
Sumber data : Data Pokok Pendidikan Tahun 2011
17
18. PROVINSI YANG TELAH MENCANANGKAN KEBIJAKAN DIKMEN UNIVERSAL
NAD
Sumut
Kaltim
Kepri
Riau
Sumbar
Gorontalo
Sulut
Maluku Utara
Kalbar
Jambi
Papua Barat
Sulteng
Kalteng
Babel
Kalsel
Sulbar
Maluku
Sumsel
Sultra
Bengkulu
Lampung
Papua
Sulsel
DKI
Jateng
Banten
Jatim
Jabar
Bali
NTB
DIY
NTT
Provinsi dengan APK Dikmen diatas rata-rata nasional (70,53 %)
Sudah merintis Pendidikan Menengah Universal
Provinsi dengan APK Dikmen dibawah rata-rata nasional ( 70,53 %)
Belum merintis Pendidikan Menengah Universal
Bentuk intervensi yang diberikan provinsi dalam melaksanakan kebijakan pendidikan menengah
universal:
1. Pemberian BOS-DA dengan besaran Rp 375.000 – Rp 1.836.000 /siswa /tahun
2. Pemberian subsidi siswa miskin BKM-DA dengan besaran Rp 100.000 – Rp 2.880.000 /siswa /tahun
18
19. Sasaran Implementasi Dikmen Universal
1
Mutu yang terjaga, tidak berkurang karena adanya
penambahan daya tampung
2
Perimbangan SMA – SMK sesuai potensi dan
kebutuhan daerah
3
Pemerataan distribusi layanan pendidikan menengah
untuk menjangkau yang tidak terjangkau
4
Peningkatan kebekerjaan (employability) lulusan
(khususnya SMK)
5
Pencapaian target APK di tingkat nasional, provinsi
dan kabupaten/kota secara bertahap.
19
20. Alur Pikir Perencanaan Kebutuhan Dikmen Universal
Putusan
Strategis
Proyeksi 2012-...
Kondisi 2010
Penduduk Usia Sekolah:
Jumlah dan Sebaran
Target
APM/K
Target Peserta Didik: Jumlah
dan Sebaran
Tambahan Peserta Didik:
Jumlah dan Sebaran
Peserta
Didik
SPM
Kebutuhan USB/RKB: Jumlah
dan Sebaran
Tambahan USB/RKB: Jumlah
dan Sebaran
Unit
Sekolah
Optimasi penggabungan: utilisasi maksimum
Kebutuhan PTK Minimal:
Jumlah dan Sebaran
SNP
Tambahan PTK Minimal:
Jumlah dan Sebaran
Kebutuhan PTK Ideal:
Jumlah dan Sebaran
Tambahan PTK Ideal: Jumlah
dan Sebaran
PTK
Optimasi distribusi: penyimpangan minimum
Proses Pengambilan Putusan Taktis
Standar
Biaya
Kebutuhan Anggaran (Investasi
dan Operasi)
Tambahan Anggaran (Investasi
dan Operasi)
Anggaran
20
24. Strategi Pencapaian Pendidikan Menengah Universal
Unit Sekolah
Baru (USB) dan
Ruang Kelas Baru
(RKB)
Ruang Belajar
lainnya
Rehab Ruang
Kelas
Asrama Guru
dan Siswa
Peralatan
Pendidikan
Manajemen
dan kultur
sekolah
Satuan Pendidikan
Peserta Didik
Penghargaan
dan
Perlindungan
Karir dan
Kesejahteraan
24
Pelatihan
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Sertifikasi
Sistem Evaluasi
Kualifikasi
Penyelarasan
Distribusi
Kewirausahaan
Pendidikan
Menengah
Universal
Penyediaan
Bahan
Pembelajaran
(termasuk yang
berbasis TIK)
BOS SM
Sist. Pembelajaran
Kurikulum +
Pendidikan
Karakter
Bantuan Biaya
Pendidikan
Beasiswa
BOP Paket C
Pengembangan
Bakat dan
Minat
26. KERANGKA PIKIR
HARAPAN
KURIKULUM 2013
SISWA yang
seimbang antara
sikap
(attitude), ketrampila
n (skill), dan
pengetahuan
(knowledge) untuk
menghasilkan
lulusan yang
produktif, kreatif, ino
vatif yang mampu
menjawab
tantangan global
ISI : Apa Yang Akan
Diajarkan Kepada Siswa
PEMBELAJARAN
(Bagaimana
Pembelajaran Oleh
Guru)
MANAJEMEN
SEKOLAH
(Kepemimpinan
Pembelajaran dan
Manajemen Perubahan)
HASIL :
Siswa Yang
Berpengetahuan, Tera
mpil Dan Berperilaku
Sesuai Kurikulum
2013
27. Landasan Pengembangan Kurikulum
Aspek Filosofis
• Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat
• Kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi
Aspek Yuridis
• RPJMN 2010-2014 SEKTOR PENDIDIKAN
• Perubahan metodologi pembelajaran
• Penataan kurikulum
• INPRES NOMOR 1 TAHUN 2010
• Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional: Penyempurnaan
kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai Budaya
bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa
Aspek Konseptual
• Relevansi
• Model Kurikulum Berbasis Kompetensi
• Kurikulum lebih dari sekedar dokumen
• Proses pembelajaran
• Aktivitas belajar
• Output belajar
• Outcome belajar
• Penilaian Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi Penjenjangan penilaian
28. Permasalahan Kurikulum 2006
Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata
pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat
perkembangan usia anak.
Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi
dan tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard
skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional, maupun global.
Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang
rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung
pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
(sikap, keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya
remediasi secara berkala.
Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.
29. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Kondisi Saat Ini
Konsep Ideal
A. Kompetensi Lulusan
A. Kompetensi Lulusan
Belum sepenuhnya menekankan
pendidikan karakter
Berkarakter mulia
Belum menghasilkan Keterampilan
sesuai kebutuhan
Pengetahuan-pengetahuan lepas
Keterampilan yang relevan
Pengetahuan-pengetahuan terkait
B. Materi Pembelajaran
B. Materi Pembelajaran
Belum relevan dengan kompetensi yang
dibutuhkan
Relevan dengan kompetensi yang
dibutuhkan
Beban belajar terlalu berat
Materi esensial
Terlalu luas, kurang mendalam
C. Proses Pembelajaran
Sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
C. Proses Pembelajaran
Berpusat pada guru (teacher centered
learning)
Berpusat pada peserta didik (student
centered active learning)
Sifat pembelajaran yang berorientasi
pada buku teks
Sifat pembelajaran yang kontekstual
Buku teks hanya memuat materi bahasan
Buku teks memuat materi dan proses
pembelajaran, sistem penilaian serta
kompetensi yang diharapkan
30. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Kondisi Saat Ini
Konsep Ideal
D. Penilaian
D. Penilaian
Menekankan aspek kognitif
Menekankan aspek kognitif, afektif,
psikomotorik secara proporsional
Test menjadi cara penilaian yang dominan
Penilaian test dan portofolio saling melekat
E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Memenuhi kompetensi profesi saja
Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi,
sosial, dan personal
Fokus pada ukuran kinerja PTK
Motivasi mengajar
F. Pengelolaan Kurikulum
F. Pengelolaan Kurikulum
Satuan pendidikan mempunyai kebebasan
dalam pengelolaan kurikulum
Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki
kendali kualitas dalam pelaksanaan
kurikulum di tingkat satuan pendidikan
Masih terdapat kecenderungan satuan
pendidikan menyusun kurikulum tanpa
mempertimbangkan kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan
potensi daerah
Pemerintah hanya menyiapkan sampai
standar isi mata pelajaran
Satuan pendidikan mampu menyusun
kurikulum dengan mempertimbangkan
kondisi satuan pendidikan, kebutuhan
peserta didik, dan potensi daerah
Pemerintah menyiapkan semua komponen
kurikulum sampai buku teks dan pedoman
31. Alasan Pengembangan Kurikulum
Tantangan Masa Depan
Kompetensi Masa Depan
•Globalisasi: WTO, ASEAN Community,
APEC, CAFTA
•Masalah lingkungan hidup
•Kemajuan teknologi informasi
•Konvergensi ilmu dan teknologi
•Ekonomi berbasis pengetahuan
•Kebangkitan industri kreatif dan budaya
•Pergeseran kekuatan ekonomi dunia
•Pengaruh dan imbas teknosains
•Mutu, investasi dan transformasi pada
sektor pendidikan
•Hasil TIMSS dan PISA
• Kemampuan berkomunikasi
• Kemampuan berpikir jernih dan kritis
• Kemampuan mempertimbangkan segi moral
suatu permasalahan
• Kemampuan menjadi warga negara yang
bertanggungjawab
• Kemampuan mencoba untuk mengerti dan
toleran terhadap pandangan yang berbeda
• Kemampuan hidup dalam masyarakat yang
mengglobal
• Memiliki minat luas dalam kehidupan
• Memiliki kesiapan untuk bekerja
• Memiliki kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya
• Memiliki rasa tanggungjawab terhadap
lingkungan
Fenomena Negatif yang Mengemuka
Fenomena Negatif yang Mengemuka
• Perkelahian pelajar
• Narkoba
• Korupsi
• Plagiarisme
• Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
• Gejolak masyarakat (social unrest)
•Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
•Beban siswa terlalu berat
•Kurang bermuatan karakter
37. Wajib
Kelompok A
• Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
• Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
• Bahasa Indonesia
• Matematika
• Sejarah Indonesia
• Bahasa Inggris
Kelompok B
•Seni Budaya (termasuk muatan
lokal)
•Prakarya dan Kewirausahaan
(termasuk muatan lokal)
•Pendidikan Jasmani, Olah Raga,
dan Kesehatan (termasuk
muatan lokal)
Kelompok
Peminatan
Mata pelajaran peminatan
akademik (untuk SMA)
Matapelajaran peminatan
akademik dan vokasi
(untuk SMK)
40. Tujuan Ujian Nasional
Menilai pencapaian kompetensi
lulusan secara nasional pada
mata pelajaran tertentu dalam
kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi
Dasar hukum
Permen 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi
41. Hasil ujian nasional digunakan sebagai
salah satu pertimbangan untuk:
a. pemetaaan mutu program dan/atau satuan
pendidikan
b. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan
berikutnya.
c. penentuan kelulusan peserta didik dari
program dan/atau satuan pendidikan
d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada
satuan pendidikan dalam upayanya untuk
meningkatkan mutu pendidikan
42. DIT. P2TK DIKMEN
• SUBDIT PTK SMK
Gedung D LT. 12 Kemdikbud
Jl. Pintu 1 Senayan
JAKARTA
Telp/Fax.: 021-57974106
Website: www.p2tkdikmen.kemdikbud.go.id
email: ptksmkdikmen@kemdikbud.go.id atau
romisiswanto@kemdikbud.go.id