SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
“ANALISA PENENTUAN LOKASI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DI SEKITAR SMA
                       KOMPLEK SURABAYA”




                                Dosen Pembimbing:
                                Ema Umilia, ST., MT.

                                Disusun Oleh:
                                1. Alifiana Hafidian R.    NRP. 3609 100 012
                                2. Sisca Henlita           NRP. 3609 100 013
                                3. Hesti Martadwiprani     NRP. 3609 100 014
                                4. Ainun Dita Febriyanti   NRP. 3609 100 019
                                5. M. Emil Widya Pradana   NRP. 3609 100 021


     PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
                                            2012
1.1 Latar Belakang
        Setiap kegiatan baik ekonomi maupun sosial memerlukan ruang untuk mewadahi
   aktivitasnya. Dengan tersedianya ruang tersebut, semua kegiatan yang ada akan
   terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan, masing-masing dari
   kegiatan tersebut memiliki ciri khas tersendiri yang pada akhirnya membutuhkan suatu
   kriteria dalam pemilihan lokasinya. Pemilihan lokasi merupakan hal penting bagi suatu
   kegiatan karena dengan pemilihan lokasi yang tepat, maka suatu kegiatan akan
   terlaksana dengan baik. Misalnya saja, suatu kegiatan industri tidak akan terlaksana
   dengan baik jika pemilihan lokasi kegiatannya kurang tepat karena adanya kegiatan
   industri tersebut dipengaruhi oleh lokasi kegiatan yang lainnya.
        Pemilihan lokasi berhubungan erat dengan adanya teori lokasi. Menurut Tarigan
   (2005), teori lokasi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang
   (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari
   sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap
   keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Dengan
   kata lain, teori lokasi yang ada menjadi acuan dalam pemilihan lokasi. Ketepatan dalam
   pemilihan lokasi juga akan mempengaruhi hasil yang diperoleh oleh suatu kegiatan,
   miisalnya saja dalam hal keuntungan yang diperoleh dari suatu proses produksi.
        Salah satu kegiatan yang dapat dijadikan sebagai contoh dalam penentuan lokasi
   adalah penentuan sarana pendidikan yang dikomersilkan (Lembaga Bimbingan
   Belajar/LBB). Seperti yang kita ketahui, seiring dengan perkembangan jaman terdapat
   beberapa sarana pendidikan (Lembaga Bimbingan Belajar/LBB) yang letaknya
   berdekatan dengan Lembaga Bimbingan Belajar /LBB lainnya atau dengan kata lain
   terjadi suatu fenomena aglomerasi di pusat kawasan pendidikan, dimana letak tersebut
   memiliki kriteria tersendiri dalam penentuan lokasi Lembaga Bimbingan Belajar. Oleh
   karena itu diperlukan suatu analisa kriteria dalam penentuan lokasi sarana pendidikan
   tersebut guna mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi
   sarana pendidikan tersebut.




                                                                                               1
1.2 Rumusan Masalah
   Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diangkat dalam
   penulisan makalah ini diantaranya:
   1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan lokasi Lembaga Bimbingan
      Belajar di sekitar SMA Komplek Surabaya?
   2. Bagaimana kesesuaian faktor-faktor pemilihan lokasi tersebut terhadap kondisi
      faktual yang ada?
   3. Seberapa besar pengaruh analisa lokasi terhadap penentuan lokasi Lembaga
      Bimbingan Belajar di sekitar SMA Komplek Surabaya yang notabene merupakan
      kawasan aglomerasi pendidikan?


1.3 Tujuan dan Sasaran
   Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
   a. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi sarana
      pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek Surabaya.
   b. Mengetahui pendekatan baik secara teoritis dan empiris dalam penentuan lokasi
      sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek
      Surabaya.
   Sedangkan sasaran dari penulisan makalah ini adalah:
   a. Mengidentifikasi faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi sarana
      pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek Surabaya
      berdasarkan studi teoritis dan empiris.
   b. Menganalisa faktor penentu lokasi yang menjadi faktor utama dan faktor pendukung
      sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek
      Surabaya.


1.4 Ruang Lingkup
   1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
        Ruang lingkup wilayah dalam analisa lokasi yang kami lakukan ini terbatas pada
        ruang lingkup kawasan sarana pendidikan yang berlokasi di sekitar SMA Komplek
        Surabaya, Jawa Timur.
   1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan
        Pembahasan ini lebih terfokus pada analisa penentuan lokasi yang sangat
        menentukan pertumbuhan dari aglomerasi kawasan sarana pendidikan tersebut.
        Selain itu, kami juga akan melakukan komparasi antara faktor pemilihan lokasi
        sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek




                                                                                         2
Surabaya dengan beberapa literatur teori penentuan lokasi sehingga akan terlihat
     adanya relevansi teori yang menggambarkan kondisi ideal dengan kenyataan di
     lapangan.


1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini meliputi:
Bab I Pendahuluan
     Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan lokasi sarana pendidikan yang akan
diamati, rumusan masalah, tujuan dan sasaran dari penulisan makalah ini, ruang lingkup
pembahasan makalah yang menyangkut lokasi sarana pendidikan, serta sistematika
penulisan dalam membuat makalah.
Bab II Tinjauan Pustaka
     Bab ini berisi tentang teori-teori lokasi yang berhubungan dengan pemilihan lokasi
fasilitas umum berupa sarana pendidikan yang kemudian mensintesakan hasil temuan
empiris pada kawasan kawasan sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di
sekitar SMA Komplek Surabaya dengan teori mengenai fasilitas umum berupa sarana
pendidikan..
Bab III Gambaran Umum
     Bab ini berisi mengenai gambaran umum wilayah studi yakni kawasan kawasan
sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek Surabaya
Bab IV Analisa
     Bab ini berisi tentang analisa lokasi berdasarkan hasil pengamatan dan teori-teori
yang terkait dengan pemilihan lokasi.
Bab V Penutup
      Bab ini berisi kesimpulan yang memadukan antara tujuan yang diinginkan dengan
hasil analisa. Dari hasil analisa tersebut dapat juga didapat rekomendasi sebagai
pandangan kedepan dalam pengelolaan kawasan pendidikan komersil berupa Lembaga
Bimbingan Belajar.




                                                                                          3
2.1 Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
        Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga non formal dalam bidang
   pendidikan. Lembaga ini merupakan milik non pemerintah atau swasta, dimana segala
   biaya keperluan yang dibutuhkan dalam pendidikan tersebut dibiayai oleh swasta tanpa
   bantuan dari pemerintah. Mayoritas, lembaga non formal bersifat komersil. Begitu juga
   dengan lembaga bimbingan belajar yang dapat dikategorikan sebagai pendidikan non
   formal, maka harga di sebuah lembaga bimbingan belajar sangat mahal namun
   sebanding dengan kualitas yang diperoleh. Kualitas pendidikan yang diberikan lembaga
   bimbingan belajar jelas berbeda dengan pendidikan yang ada di sekolah. Pendidikan di
   lembaga bimbingan belajar jauh lebih baik, dan mengena pada poin materi yang akan
   kita kuasai.
        Menurut Kementrian Pendidikan Nasional Balai Pengembangan Pendidikan
   Nonformal dan Informal (BP-PNFI) Regional IV Kota Surabaya, menjelaskan bahwa
   terdapat beberapa persyaratan dalam proses pendirian lembaga pendidikan non formal.
   Adapun persyaratan tersebut diantaranya sebagai berikut :
   1. Terdapat Dewan Pembina, minimal 1 orang
   2. Dewan Pengawas, minimal 1 orang
   3. Terdapat pengurus harian yang terdiri dari ketua, bendahara dan sekretaris
   4. Photo Copy KTP semua anggota Yayasan/LBB bersangkutan
   5. Surat Domisili Lembaga dari pemerintah terkait
   6. Bukti poin 1-5 ini dibawa ke Notaris


2.2 Teori Central Place
        Teori central place dikemukakan pertama kali oleh Walter Christaller pada tahun
   1933 dalam buku Central Place In Southern Germany. Dalam buku ini, Christaller
   mencoba menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan
   distribusinya di dalam satu wilayah. Tempat pusat (central place) merupakan suatu
   tempat dimana produsen cenderung mengelompok di lokasi tersebut untuk menyediakan
   barang dan jasa bagi populasi di sekitarnya. Menurut Christaller, teori central place
   adalah sebagai berikut:

            “Central place theory is a geographical theory that seeks to explain the




                                                                                           4
number, size and location of human settlement in an urban system.”

     Pandangan Christaller tersebut memiliki penjelasan bahwa suatu pusat aktivitas
yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu lokasi yang
sentral, yaitu suatu tempat/wilayah/kawasan yang memungkinkan partisipasi manusia
dalam jumlah yang maksimum, baik yang terlibat dalam aktivitas pelayanan ataupun
yang menjadi konsumen. Asumsi-asumsi yang dikemukakan dalam teori Christaller
antara lain:
a. Suatu lokasi yang memiliki permukaan datar yang seragam.
b. Lokasi tersebut memiliki jumlah penduduk yang merata dan memiliki daya beli yang
   sama.
c. Lokasi      tersebut   mempunyai    kesempatan   transport   dan   komunikasi    yang
   merata/gerakan ke segala arah (isotropic surface).
d. Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarak/biaya.
     Tempat sentral tersebut digambarkan dengan adanya suatu titik simpul dari suatu
bentuk heksagonal. Wilayah yang berbentuk heksagonal tersebut merupakan daerah
yang penduduknya mampu terlayani oleh adanya tempat             sentral tersebut. Adapun
tahap-tahap terjadinya model central place heksagonal yang dikembangkan Christaller
adalah sebagai berikut :
a. Diawali dengan adanya pusat areal perdagangan berupa lingkaran - lingkaran.
   Setiap lingkaran tersebut memiliki pusat dan menggambarkan threshold (ambang
   batas) dari komoditas tersebut.
b. Lingkaran-lingkaran berupa range (prinsip jangkauan) dari komoditas tersebut yang
   lingkarannya boleh terjadi tumpang tindih.
c. Range yang tumpang tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga
   terbentuk areal yang heksagonal yang menutupi seluruh daratan yang tidak lagi
   tumpang tindih.
d. Orde I lebar heksagonalnya 3 kali heksagonal orde II. Orde II lebar heksagonalnya
   adalah 3 kali heksagonal orde III, dan seterusnya. Heksagonal yang sama besarnya
   tidak saling tumpang tindih, tetapi antara heksagonal yang tidak sama besarnya akan
   terjadi tumpang - tindih. Pusat dari hierarki yang lebih rendah berada pada sudut dari
   hierarki yang lebih tinggi sehingga pusat yang lebih rendah berada pada pengaruh
   dari tiga hierarki yang lebih tinggi darinya.




                                                                                            5
Gambar 2.1
                          Tahap-tahap Terbentuknya Model Central Place




    Pada dasarnya, teori central place ini mengacu pada prinsip jangkauan (range) dan
ambang batas (threshold). Dari komponen range dan threshold maka lahir prinsip
optimalisasi pasar (market optimizing principle). Prinsip ini antara lain menyebutkan
bahwa dengan memenuhi asumsi di atas, dalam suatu wilayah akan terbentuk wilayah
tempat pusat (central place). Pusat tersebut menyajikan kebutuhan barang dan jasa bagi
penduduk sekitarnya. Apabila sebuah pusat dalam range dan threshold yang
membentuk lingkaran, bertemu dengan pusat yang lain yang juga memiliki range dan
threshold tertentu, maka akan terjadi daerah yang bertampalan. Penduduk yang
bertempat tinggal di daerah yang bertampalan akan memiliki kesempatan yang relatif
sama untuk pergi ke kedua pusat pasar itu.
     Keberadaan setiap tempat sentral memiliki pengaruh yang berbeda sesuai dengan
besar kecilnya suatu wilayah sehingga terjadi hirarki. Selain berdasarkan besar-kecilnya
pengaruh pusat kegiatan, Christaller juga membagi central place berdasarkan jenisnya
yaitu sebagai berikut :
 a. Tempat sentral yang berhierarki 3 (K = 3)
           Merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang senantiasa menyediakan
     barang-barang bagi daerah sekitarnya atau disebut juga sebagai kasus pasar
     optimal.
                                          Gambar 2.2
                                    Hirarki Tempat Sentral 3




                                                                                           6
b. Tempat sentral yang berhierarki 4 (K = 4)
          Merupakan situasi lalu lintas yang optimum yakni daerah tersebut dan daerah
     sekitarnya yang terpengaruh oleh tempat sentral senantiasa memberikan
     kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien.
                                        Gambar 2.3
                                 Hirarki Tempat Sentral 4




 c. Tempat sentral yang berhierarki 7 (K = 7)
         Merupakan situasi administratif yang optimum yang mana tempat sentral ini
     mempengaruhi seluruh bagian wilayah-wilayah tetangganya.

                                        Gambar 2.5
                                 Hirarki Tempat Sentral 7




     Dari ketiga jenis model central place tersebut, maka model yang sesuai untuk
diterapkan dalam menentukan lokasi fasilitas umum adalah tempat sentral yang
berhierarki 3 (K = 3). Hal tersebut dikarenakan K = 3 sering disebut sebagai Kasus
Pasar Optimal yang memiliki pengaruh 1/3 bagian dari wilayah tetangga di sekitarnya
yang berbentuk heksagonal, selain mempengaruhi wilayahnya itu sendiri.




                                                                                        7
2.3 Fenomena Aglomerasi
        Aglomerasi merupakan gabungan, kumpulan dua atau lebih pusat kegiatan, serta
   tempat pengelompokan berbagai macam kegiatan dalam satu lokasi atau kawasan
   tertentu. Berkumpulnya berbagai kegiatan ini akan menimbulkan penghematan ekstern
   karena adanya penggunaan fasilitas sejenis dan hubungan antar kegiatan yang terkait.
   Terdapat beberapa keuntungan dalam menempatkan lokasi kegiatan pada tempat
   konsentrasi (aglomerasi), yaitu sebagai berikut:
   2.3.1 Keuntungan Economic of Agglomeration/localization
              Keuntungan karena di tempat/lokasi tersebut terhadap berbagai keperluan
        dan fasilitas yang dapat digunakan oleh perusahaan. Pusat konsentrasi sekaligus
        pusat kegiatan ini pada intinya memberikan kemudahan dekat dengan pasar, yang
        tujuannya lebih mudah mendapatkan konsumen.
              Localization economies merupakan external economies yang terjadi antar
        perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama. Penghematan yang mungkin
        terjadi karena faktor luar dan dinikmati oleh semua kegiatan yang ada di
        kota/kawasan tersebut.
              Berkonsentrasinya kegiatan karena adanya perpindahan satu atau lebih
        kegiatan ke titik yang sama, dengan mensubstitusi biaya pengangkutan dengan
        biaya produksi lainnya. Berlaku gejala forward linkage dan backward linkage, yaitu:
        ●   Forward linkage = efek permintaan = kaitan ke depan
        ●   Backward linkage = efek penawaran = kaitan ke belakang
   2.3.2 Keuntungan Urbanization Economies
               Penghematan yang timbul antar kegiatan yang memiliki kegiatan yang sama
         dan berlokasi berdekatan. Biasanya terjadi di daerah perkotaan daripada di luar
         kota. Dipengaruhi oleh infrastruktur perkotaan yang berkembang pesat, seperti
         jaringan jalan, telekomunikasi, pertokoan, lembaga pendidikan, pelatihan,
         penelitian, dll. Urbanization economies biasanya mengikuti gejala localization
         economies.




                                                                                              8
Sarana pendidikan yang ada di kota Surabaya sangat penting keberadaannya.
Berbagai kelengkapan fasilitas dari sarana pendidikan tersebut pada akhirnya dapat
membantu mewujudkan kualitas pendidikan yang baik. Salah satu kawasan sarana
pendidikan yang ada di Kota Surabaya yakni kawasan sarana pendidikan komersil berupa
Lembaga Bimbingan Belajar yang terletak di sekitar SMA Komplek, Surabaya Pusat. Pada
awal perkembangannya, Lembaga Bimbingan Belajar yang ada di sekitar SMA Komplek
yakni SMA Negeri 1, 2, 5, dan 9 Surabaya hanya terdapat beberapa Lembaga Bimbingan
Belajar yaitu Lembaga Bimbingan Sony Sugema College (SSC). Seiring dengan berjalannya
waktu LBB yang ada di sekitar SMA Komplek ini semakin bertambah mengingat kawasan ini
sangat ideal sebagai pusat kegiatan pendidikan di Surabaya Pusat karena letaknya yang
strategis.
        Secara administratif, kawasan ini terletak di Kelurahan Ketabang, Kecamatan
Genteng, dengan luas wilayah sebesar 180 Ha. Adapun batas wilayah studi dapat dilihat
pada Peta 3.1
      Sebelah Utara : Jl. Ambengan
      Sebelah Selatan: Jl. Walikota Mustajab
      Sebelah Barat   : Jl. Jaksa Agung Suprapto
      Sebelah Timur : Jl. Kusuma Bangsa dan Jl. Anggrek




                                                                                        9
Peta 3.1
Batas Wilayah Studi




                      10
Terdapat enam Lembaga Bimbingan Belajar yang berada di sekitar SMA komplek,
yaitu Nurul Fikri, SSC, Neutron Yogyakarta, Ganesha Operation, Primagama, dan Quantum
Excelencia. Dalam studi ini, tidak semua LBB menjadi objek penelitian, dua diantaranya
yakni LBB Primaga dan Quantum Excelencia tidak dapat digali lebih dalam mengenai profil
lembaga bimbingan belajar tersebut dikarenakan adanya kendala dalam melakukan
wawancara dengan stakeholder terkait, Untuk lebih jelasnya mengenai profil singkat dari
keempat LBB dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini.
3.1 Sony Sugema College (SSC)
        Sony Sugema College mulai berdiri pada tahun 1990 dengan kantor pusat di Kota
   Bandung. Pendirian LBB SSC ini di Kota Bandung ini mewakili wilayah Barat yakni
   Jakarta, Bogor, Tangerang, dsb. Pada tahun 1993, SSC membuka cabang di wilayah
   Surabaya dengan kantor pusatnya di Jalan Kaca Piring No 46. Di Surabaya sendiri, LBB
   SSC membuka cabang sebanyak 8 unit yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya dan
   salah satunya terletak di wilayah Rungkut dan Sidosermo


                                     Gambar 3.1
                        LBB SCC di Jl. Kaca Piring 46 Surabaya




                                   Sumber: Survey Primer, 2012



        Sebelum dibangun LBB SSC, lahan yang ada di Jalan Kaca Piring ini berupa
   bangunan tua berupa rumah jaman dahulu kala yang tidak ditempati, kemudian untuk
   ‘menghidupkan’ kembali lahan ini dibangun LBB SCC. Dalam proses mendirikan
   bangunan, LBB ini tergolong legal karena telah mendapatkan Ijin Mendirikan Bangunan
   (IMB) dari Pemerintah Kota Surabaya.
        Pada umumnya, pihak pengelola LBB SSC memilih untuk mendirikan di Jalan Kaca
   Piring dikarenakan letaknya yang mendekati konsumen yakni siswa/siswi dari SMA
   Komplek Surabaya serta lokasinya yang mudah dijangkau dengan segala moda
   transportasi. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi pihak LBB sendiri. Mayoritas




                                                                                           11
yang kursus di LBB SSC adalah mereka yang berasal dari SMA Komplek (SMA Negeri
   1, 2, 5, dan 9 Surabaya), sedangkan untuk program intensif belajar menjelang SNMPTN
   kebanyakn berasal dari siswa/siswi luar kota.
       Masalah yang dihadapi LBB SSC ini diantaranya adalah:
   a. Adanya persaingan antar LBB sehingga secara tidak langsung ‘memaksa’ pihak
       LBB SCC untuk memunculkan sesuatu yang unik
   b. Adanya permukiman di sekitar LBB yang kadang menyebabkan suasana
       berisik/gaduh karena adanya anak-anak kecil yang suka berkeliaran di area sekitar
       LBB.
   c. Area parkir yang tempatnya terbatas dan kurang tertata
       Untuk mengatasi hal tersebut, pihak LBB SSC mengatasi dengan cara mendirikan
   kafe jenius untuk tempat nongkrong para siswa, sehingga mereka tidak dilanda rasa
   bosan serta adanya security untuk mengatasi permasalahan parkir


3.2 Ganesha Operation (GO)
       Ganesha Operation pertama berdiri pada tanggal 1 Mei 1984 di Kota Bandung,
   kemudian sekitar tahun 2004 didirikan di Surabaya yakni di Jalan BKR Pelajar/Jimerto
   35. Selang dua tahun, Ganesha Operation mendirikan kantor cabang pendukung di
   wilayah Surabaya yang lain.


                                         Gambar 3.2
                             LBB GO di Jl. BKR Pelajar/Jimerto 35
                                           Surabaya




                                       Sumber: Survey Primer, 2012




       Sama halnya dengan SSC, pendirian lokasi GO di dekat SMA komplek dikarenakan
   untuk mendekati target pasar mereka yaitu pelajar SMA komplek. Dengan mendekati
   lokasi sekolah, maka akan mempermudah siswa dalam menjangkau lokasi LBB.
       Keuntungan dari letak GO yang berdekatan dengan SMA komplek adalah




                                                                                           12
kemudahan siswa SMA komplek untuk menjangkau GO, sehingga dapat menyerap
   siswa yang cukup banyak (±1.400 siswa). Bahkan didirikan kantor cabang di jalan yang
   sama, hanya terpisah beberapa rumah untuk memenuhi permintaan pasar. Masalah
   yang ada terkait lokasi GO diantaranya keterbatasan lahan parkir serta kurangnya kelas
   untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk mengatasi masalah tersebut, solusi yang
   dilakukan pihak LBB GO adalah mendirikan kantor cabang baru yang hanya terpisah
   beberapa rumah, sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dan membagi kelas
   sehingga parkir tidak penuh.


3.3 Nurul Fikri
        Lembaga Bimbingan Belajar Nurul Fikri memiliki kantor pusat di Jakarta. Pada
   tahun 1999, Nurul Fikri berdiri di Surabaya. Pada awalnya, LBB ini berada di Jalan Nias,
   kemudian pada tahun 2004 pindah ke Jalan Slamet No. 1 Surabaya. Nurul Fikri sendiri
   tidak mau disebut sebagai Lembaga Bimbingan Belajar melainkan BKP (Bimbingan
   Konseling Pendidikan).



                                        Gambar 3.3
                              LBB Nurul Fikri di Jl.Slamet No. 1
                                         Surabaya




                                      Sumber: Survey Primer, 2012



        Dulunya, bangunan yang digunakan untuk Nurul Fikri berupa rumah yang pada
   akhirnya beralih fungsi menjadi sarana pendidikan komersil yakni berupa LBB. LBB ini
   tergolong legal karena dalam proses membangunannya telah mendapatkan IMB dari
   Pemerintah Kota Surabaya. Siswa yang kursus di Nurul Fikri mayoritas berasal dari SMA
   Komplek, sedangkan untuk program intensif kebanyakan dari luar kota.
        Pendirian lokasi Nurul Fikri yang memilih dekat dengan SMA komplek dikarenakan
   lokasinya yang dekat dengan SMA komplek sehingga banyak membidik para konsumen
   yang kursus disana (±500 siswa).dan aksesibilitasnya yang mudah untuk dijangkau. Dari




                                                                                              13
hasil wawancara, pihal dari Nurul Fikri sendiri sampai detik ini belum mengalami kendala
   dikarenakan Nurul Fikri memiliki strategi khusus, yakni adanya materi BIP (Bimbingan
   Informasi Pendidikan) berupa materi study skill, life skill dan keislaman serta ciri khas
   tersendiri dari Nurul Fikri yang memberikan jasa konsultasi pelajaran di luar kelas.


3.4 Neutron Yogyakarta
       Neutron Yogyakarta berdiri pertama kali pada tahun 1978 di Kota Jogja. LBB ini
   tergolong cukup tua. Pada tahun 2006, Neutron Yogyakarta mendirikan cabang di Kota
   Surabaya. Pendirian lokasi Neutron Yogyakarta yang memilih dekat dengan SMA
   komplek dikarenakan lokasinya yang dekat dengan SMA komplek dan aksesibilitasnya
   yang mudah untuk dijangkau, serta pelayanan yang bagus terhadap siswa (kualitas
   kelas yang nyaman dengan fasilitas lengkap serta materi yang diberikan terhadap
   siswa).


                                        Gambar 3.4
                             LBB Neutron Yogyakarta di Jl. Wijaya
                                  Kusuma No. 51 Surabaya




                                       Sumber: Survey Primer, 2012



       Letaknya yang dekat dengan SMA Komplek memiliki keuntungan tersendiri bagi
   pihak Neutron Yogyakarta, yakni banyak konsumen yang kursus disana (±1.600 siswa).
   Sampai saat ini, pihak dari Neutron Yogyakarta tidak mengalami masalah yang cukup
   signifikan dikarenakan lokasi Neutron Yogyakarta yang strategis, serta ditunjang dengan
   area parkir yang luas dan adanya tim pengatur lalu lintas.


3.5 Potensi Masalah
       Berdasarkan profil singkat beberapa LBB di atas, dapat diketahui keuntungan serta
   permasalahan yang dialami oleh masing-masing LBB. Secara keseluruhan, keuntungan
   dan permasalahan seputar peletakan kawasan LBB di sekitar SMA Komplek, disajikan




                                                                                               14
ke dalam tabel berikut.

                                        Tabel 3.1
                             Matriks Keuntungan dan Masalah
                 Peletakan Kawasan LBB di Sekitar SMA Komplek Surabaya
NO.         NAMA LBB           ALASAN            KEUNTUNGAN            MASALAH
                               Dekat dengan SMA   Lokasi        mudah    ● Persaingan         dengan
                               Komplek            dijangkau       oleh    LBB lain di sekitar
 1     SSC                                        pelajar         SMA    ● Berdekatan         dengan
                                                  Komplek                 area permukiman
                                                                         ● Area parkir
                               Dekat dengan SMA    ● Lokasi     mudah    ● Area parkir
                               Komplek              dijangkau     oleh   ● Kekurangan          ruang
                                                    pelajar       SMA      kelas
 2     GO                                           Komplek
                                                   ● Kantor     cabang
                                                    yang      letaknya
                                                    berseberangan
                               Dekat dengan SMA   Lokasi        mudah                  -
                               Komplek            dijangkau       oleh
 3     NURUL FIKRI
                                                  pelajar         SMA
                                                  Komplek
                               Dekat dengan SMA   Lokasi        mudah                  -
       NEUTRON                 Komplek            dijangkau       oleh
 4
       YOGYAKARTA                                 pelajar         SMA
                                                  Komplek
                               Dekat dengan SMA   Lokasi        mudah                  -
                               Komplek            dijangkau       oleh
 5     PRIMAGAMA
                                                  pelajar         SMA
                                                  Komplek
                               Dekat dengan SMA   Lokasi        mudah    Hanya ada satu cabang
       QUANTUM                 Komplek            dijangkau       oleh   LBB,      sehingga    butuh
 6
       EXCELENCIA                                 pelajar         SMA    publikasi    yang      lebih
                                                  Komplek                untuk menarik konsumen
                                                              Sumber: Survey Primer, 2012
         Pada umumnya peserta didik LBB disini merupakan siswa-siswi dari SMA Komplek
     itu sendiri, khususnya untuk program bimbingan belajar reguler. Sementara peserta didik
     yang berasal dari luar kota mayoritas lebih memilih untuk mengikuti program belajar
     intensif. Berdasarkan matriks juga terlihat bahwa sebagian besar LBB tersebut memilih
     untuk mendirikan lokasi di sekitar SMA Komplek karena letaknya yang berdekatan




                                                                                                        15
dengan SMA Komplek sehingga memudahkan untuk membidik konsumen. Untuk
persebaran LBB yang berada di sekitar SMA Komplek ini dapat dilihat pada Peta 3.2.
                                    Peta 3.2
                        Lokasi Persebaran LBB SMA Komplek




                                                                 GANESHA OPERATION
     NEUTRON YOGYAKARTA




                                                                             SSC

           PRIMAGAMA




                 QUANTUM EXCELENCIA




                            NURUL FIKRI




                                                                                     16
Jika dilihat dari lokasinya terhadap fungsi bangunan sekitar, kawasan LBB ini
secara umum berada di kawasan permukiman. Namun apabila ditinjau lebih luas lagi,
kawasan LBB ini juga dekat dengan area fasilitas umum, terutama sekolah (SMA
Komplek) yang berada di timur laut. Sementara fasilitas umum yang dominan lainnya
adalah perkantoran, berupa Kantor Pemkot Surabaya yang berada di barat daya. Fungsi
kegiatan terdekat lainnya adalah kawasan perdagangan jasa berupa Mall Grand City di
sebelah tenggara. Untuk visualisasi lebih jelas mengenai fungsi kegiatan di sekitar
kawasan SMA Komplek, dapat dilihat pada Peta 3.3




                                                                                      17
Peta 3.3
         Peta Fungsi Kegiatan Kawasan SMA Komplek Surabaya




                                                             SMAN 1,2,5,
                                                               dan 9




KANTOR
PEMKOT




                    MALL GRAND
                       CITY




                                                                           18
4.1 Analisa Skoring
         Metode analisa kuantitatif menggunakan prosedur yang terukur dan sistematis yang
   didukung oleh data-data numerik. Analisis kuantitatif pada penelitian ini menggunakan
   analisa skoring dimana analisa ini merupakan analisa yang memberikan nilai bobot atau
   skor dari setiap gatra dan nilai masing-masing gatra dihitung dengan memberi nilai
   tertentu (0 – 100 atau 0 – 1000). Metode ini mirip dengan metode konsensus tetapi
   penetapan nilai dilakukan oleh perseorangan secara independen (tanpa konsensus)
   dimana nilai dari para responden perseorangan diproses secara matematik atau statistik.
   Pada penelitian ini untuk menganalisa hasil kuisoner menggunakan skor sebagai berikut:
   ●     Nilai 4 untuk penilaian faktor lokasi yang dianggap sangat penting/paling
         dipertimbangkan dalam penentuan lokasi LBB di sekitar SMA Komplek
   ●     Nilai 3 untuk penilaian faktor lokasi yang dianggap penting/dipertimbangkan dalam
         penentuan lokasi LBB di sekitar SMA Komplek
   ●     Nilai 2 untuk penilaian faktor lokasi yang dianggap cukup penting/cukup
         dipertimbangkan dalam penentuan lokasi LBB di sekitar SMA Komplek
   ●     Nilai 1 untuk penilaian faktor lokasi yang dianggap tidak             penting/tidak
         dipertimbangkan dalam penentuan lokasi LBB di sekitar SMA Komplek
         Berikut adalah perhitungan hasil kuisioner (lihat pada lampiran) yang diperoleh dari
   pendapat 26 responden yang terdiri dari 6 responden pihak pengelola lembaga
   bimbingan belajar dan 20 responden siswa/siswi yang kursus di lembaga bimbingan
   belajar tersebut. Untuk kuisioner yang ditujukan bagi pihak siswa/siswi, kami
   memberikan 3 pilihan mengenai faktor penentu lokasi lembaga bimbingan belajar,
   sehingga dalam menghitung hasilnya diperoleh dari jumlah responden yang memilih
   salah satu faktor tersebut. Adapun tabel skoring dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel
   4.2                          di                        bawah                           ini.




                                                                                                 19
Tabel 4.1
                                    Hasil Skoring Analisa Penentuan Lokasi LBB dari Pihak Pengelola LBB

       Faktor                                                    Responden
    Penentuan              SSC                GO          Primagama    Nurul Fikri            Quantum            Neutron               Total
    Lokasi LBB                                                                               Excelencia         Yogyakarta
  Sarana dan
                            3                 2                3                3                 2                  4                  17
  Prasarana
  Aksesibilitas             4                 4                3                4                 3                  4                  22
  Kedekatan
                            4                 4                4                4                 3                  4                  23
  dengan Sekolah
  Ketersediaan
                            2                 3                2                1                 3                  2                  13
  Lahan
  Kebijakan                 1                 1                1                2                 1                  2                  8
Sumber: Hasil Analisa, 2012

                                                                   Tabel 4.2
                                   Hasil Skoring Analisa Penentuan Lokasi LBB dari Siswa/Siswi yang Kursus

      Faktor                                                           Responden
    Penentuan      1      2    3     4    5       6   7    8       9    10  11   12     13   14       15   16   17   18      19   20     Total
    Lokasi LBB
    Aksesibilitas              √                           √                                          √                                      3
    Kedekatan
    dengan         √      √          √            √   √            √    √   √       √   √     √            √    √        √   √    √          16
    Sekolah
    Kedekatan
    dengan                                √                                                                                                  1
    Rumah
   Sumber: Hasil Analisa, 2012




                                                                                                                                                  20
Berdasarkan hasil kuisoner yang dilakukan pada pihak pengelola LBB dengan jumlah
   responden sebanyak 6 orang dan pihak siswa/siswi yang kursus di LBB sebanyak 20
   orang, maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang paling dipertimbangkan dalam pemilihan
   lokasi LBB di sekitar SMA komplek berdasarkan hasil skoring, yakni sebagai berikut:
     a. Untuk hasil skoring dari pihak pengelola LBB:
         1. Kedekatan dengan sekolah menjadi elemen paling dipertimbangkan dalam
             pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek dengan jumlah total 23.
         2. Aksesibilitas berada pada urutan kedua dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar
             SMA komplek dengan jumlah total 22.
         3. Sarana dan prasarana termasuk dalam elemen yang dipertimbangkan dalam
             pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek dengan jumlah total 17
         4. Ketersediaan lahan berada di urutan dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA
             komplek dengan jumlah total 13.
         5. Faktor kebijakan berada pada urutan terakhir dalam pemilihan lokasi LBB di
             sekitar SMA komplek yang memiliki total nilai 8 poin saja.
     b. Untuk hasil skoring dari pihak siswa/siswi yang kursus di LBB:
         1. Kedekatan dengan sekolah menjadi elemen paling dipertimbangkan dalam
             pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek dengan jumlah responden
             sebanyak 17 orang.
         2. Aksesibilitas menjadi urutan kedua dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA
             komplek dengan jumlah responden sebanyak 3 orang.


        Berdasarkan perhitungan hasil kuisioner, ternyata tidak semua faktor dipilih oleh para
   pihak pengelola LBB dan siswa/siswi yang kursus di LBB. Dari faktor yang ada, yang
   menjadi faktor yang paling dipertimbangkan adalah faktor kedekatan dengan sekolah dan
   faktor aksesibilitas. Selain kedua faktor tersebut, terdapat beberapa faktor yang menjadi
   bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek yakni faktor
   ketersediaan lahan, sarana dan prasarana, dan faktor kebijakan.


4.2 Kesesuaian Faktor dengan Teori Lokasi dan Kondisi Eksisting
        Berdasarkan perhitungan, prioritas faktor yang paling dipertimbangkan dalam
   pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek adalah faktor kedekatan dengan sekolah,
   faktor aksesibiltas, ketersediaan sarana dan prasarana, ketersediaan lahan serta faktor
   kebijakan. Maka berdasarkan faktor tersebut akan dianalisa apakah sudah sesuai atau
   belum dengan teori lokasi fasilitas umum dan kondisi faktualnya. Untuk lebih jelasnya akan
   dijelaskan berikut ini:




                                                                                                 21
a. Kedekatan terhadap sekolah
          Adanya SMA Komplek yang terdiri dari SMA 1, SMA 2, SMA 5, dan SMA 9
   Surabaya menjadikan kawasan studi sebagai salah satu titik pusat kegiatan
   pendidikan di Kota Surabaya. Hal ini menyebabkan stakeholder LBB untuk memilih
   mendirikan LBB di kawasan tersebut. Keadaan ini sesuai dengan prinsip teori
   Christaller yang menyebutkan bahwa distributor mendekati titik pusat kegiatan, dalam
   hal ini pusat kegiatan pendidikan sebagai pasar mereka.
b. Kemudahan aksesibilitas
          Berdasarkan survey primer, aksesibilitas merupakan salah satu faktor penting
   yang diperhatikan oleh stakeholder. Keadaan ini menunjukkan bahwa teori Christaller
   berlaku karena dengan adanya kedekatan, maka dapat dipastikan lokasi mudah
   dijangkau.
c. Pelayanan terhadap daerah sekitarnya
          Di dalam teori Christaller terdapat prinsip threshold, yakni seberapa luas pasar
   yang dapat dijangkau. Berdasarkan kondisi eksisting, selain kegiatan pendidikan juga
   terdapat kegiatan permukiman, sehingga dengan adanya LBB di kawasan tersebut
   diharapkan dapat melayani masyarakat sekitar.
d. Aglomerasi
          Fenomena aglomerasi yang terjadi di kawasan pendidikan dalam hal ini Lembaga
   Bimbingan Belajar yang terletak di sekitar SMA Komplek dapat dijelaskan pada Peta
   4.1.




                                                                                             22
Peta 4.1
        Kedekatan Lembaga Bimbingan Belajar di Sekitar SMA Komplek




     Keterangan:

             Letak Lembaga Bimbingan Belajar


    Berdasarkan peta di atas terlihat bahwa tanda lingkaran hijau menunjukkan letak
dari Lembaga Bimbingan Belajar dimana letaknya tersebut hampir berdekatan satu
sama lain. Dari sini dapat terlihat adanya suatu pengelompokan aglomerasi yang
memberikan keuntungan bagi suatu kegiatan tersebut, dalam hal ini keuntungan
localization. Pengelompokan kegiatan aglomerasi LBB menciptakan suatu kesan atau
citra bagi kawasan studi sebagai pusat kegiatan LBB di Surabaya. Dengan adanya
pencitraan ini, maka penduduk dalam hal ini siswa/siswi akan semakin tertarik untuk
menjadi konsumen LBB tersebut. Pada dasarnya LBB yang berada di daerah studi
dapat berubah dari yang berskala lokal menjadi skala kota, sehingga terjadi




                                                                                      23
penghematan biaya dalam memenuhi kebutuhan fasilitas pendidikan Kota Surabaya.
    Selain itu, adanya urban aglomerasi yang merupakan pengaruh yang ditimbulkan
oleh berdirinya sarana pendidikan dengan posisi Kota Surabaya secara regional.
Dengan kelengkapan fasilitas perkotaan yang telah dimiliki oleh Kota Surabaya,
secara tidak langsung menjadikan Kota Surabaya sebagai pertimbangan untuk
mendirikan sarana pendidikan. Jumlah penduduk di Kota Surabaya sendiri juga
banyak terutama usia sekolah. Permintaan yang tinggi terhadap sarana pendidikan
yang lengkap dan bermutu membuat persaingan yang sehat untuk mewujudkan
sebuah sarana pendidikan yang baik. Infrastruktur yang tersedia hendaknya
dimanfaatkan     untuk   menunjang   berdirinya   sarana   pendidikan   yang   lengkap
fasilitasnya. Adanya aglomerasi kawasan sarana pendidikan di sekitar SMA Komplek
ini pada nantinya banyak membantu Pemerintah untuk mengawasi dan memantau
perkembangan pendidikan di Kota Surabaya serat pengendalian mutu pendidikan di
kota Surabaya.




                                                                                         24
Dari hasil penemuan kelompok kami di lapangan, melalui proses wawancara dan
studi literatur, ternyata faktor pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA kompleks sesuai dengan
teori lokasi Christaller. Hal ini dapat dilihat dari ketiga faktor yang telah ada yakni kedekatan
dengan sekolah, kemudahan aksesibilitas, dan pelayanan terhadap daerah sekitar.
       Faktor-faktor lain seperti kebijakan dan ketersediaan lahan kurang mempengaruhi
dalam pendirian lokasi LBB di sekitar SMA komplek dari sudut pandang para stakeholder,
sedangkan     faktor ketersediaan sarana dan prasarana memiliki pengaruh namun tidak
signifikan dari sudut pandang stakeholder dan Christaller.




                                                                                                    25
Kementrian Pendidikan Nasional.    2010. Persyaratan dan Proses Pendirian Lembaga
     Pendidikan Nonformal. Diunduh dari www.bppnfi-reg4.net pada tanggal 20 Mei 2012
     pukul 20:35


Tarigan, Robinson. 2003. Ekonomi Regional. Bumi Aksara. Jakarta.




                                                                                       26
KUISIONER PIHAK PENGELOLA LBB
Profil Lembaga Bimbingan Belajar
1. Nama LBB                : ……………………………………………………………………………
2. Alamat                  : ……………………………………………………………………………
3. No Telp                 : ……………………………………………………………………………
4. Sejarah Berdirinya LBB     : ………………………………………………………………………
5. Asal Murid              : ……………………………………………………………………………
Profil Responden
1. Nama                    : ……………………………………………………………………………
2. Jabatan                 : ……………………………………………………………………………
Pertanyaan Wawancara
1. Apa keuntungan lokasi LBB di sekitar area SMA komplek?
   ………………………………………………………………………………………………………
2. Apa saja permasalahan yang dihadapi terkait lokasi LBB di sekitar area SMA komplek?
   ………………………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana penanganan akan permasalahan yang selama ini dihadapi pihak LBB terkait
lokasinya di sekitar area SMA komplek?
   ………………………………………………………………………………………………………
                                 Faktor Pemilihan Lokasi LBB
          Faktor Penentuan                            Penilaian
   No.
              Lokasi LBB           SP             P               CP          TP
    1    Sarana           dan
         Prasarana
    2    Aksesibilitas
    3    Kedekatan     dengan
         Sekolah
    4    Ketersediaan Lahan
    5    Kebijakan Pemerintah

 Keterangan:
 SP    : Sangat Penting
 P     : Penting
 CP : Cukup Penting
 TP    : Tidak Penting




                                                                                         27
KUISIONER SISWA


Asal Sekolah:
Kelas:


1. Dimanakah lokasi tempat tinggal anda?
        Surabaya Pusat
        Surabaya Barat
        Surabaya Timur
        Surabaya Selatan
        Surabaya Utara
2. Mengapa memilih lokasi LBB disekitar area SMA komplek?
        Dekat dengan rumah
        Dekat dengan sekolah
        Mudah dicapai menggunakan transportasi publik (angkot, bus, dll)
3. Jenis transportasi apakah yang sering anda gunakan untuk bersekolah atau bimbel
        Kendaraan pribadi (sepeda motor, mobil)
        Kendaraan umum (angkot, bus)
        Jalan kaki




                                                                                     28

More Related Content

Similar to ANALISA LOKASI LBB DI SEKITAR SMA SURABAYA

Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Maruttha Puspita
 
Materi Pengabdian Masyarakat .pptx
Materi Pengabdian Masyarakat .pptxMateri Pengabdian Masyarakat .pptx
Materi Pengabdian Masyarakat .pptxMuhnovanprasetya
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumBun Faris
 
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswaPrinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswaiskawia
 
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
 
Ips terpadu
Ips terpaduIps terpadu
Ips terpadupurwasih
 
Makalah kajian kurikukulum
Makalah kajian kurikukulumMakalah kajian kurikukulum
Makalah kajian kurikukulumRisma Martha
 
My story of mathematics in indonesia
My story of mathematics in indonesiaMy story of mathematics in indonesia
My story of mathematics in indonesiaElisa Elisa
 
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)Nastiti Rahajeng
 
Bab i pendahuluan fix
Bab i pendahuluan fixBab i pendahuluan fix
Bab i pendahuluan fixmuliakomputer
 
MATERI SEMHAS 2023.pptx
MATERI SEMHAS 2023.pptxMATERI SEMHAS 2023.pptx
MATERI SEMHAS 2023.pptxLilisIsnaini
 
7 penjelasan studi lapangan
7 penjelasan studi lapangan7 penjelasan studi lapangan
7 penjelasan studi lapanganHarun Surya
 
Memahami dan menemukan masalah untuk menentukan judul penelitian
Memahami dan menemukan masalah untuk menentukan judul penelitianMemahami dan menemukan masalah untuk menentukan judul penelitian
Memahami dan menemukan masalah untuk menentukan judul penelitianIrahumairah
 
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.pptetiernawati20
 
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatifPertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatifAl Azhar Indonesia University
 

Similar to ANALISA LOKASI LBB DI SEKITAR SMA SURABAYA (20)

Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
 
Materi Pengabdian Masyarakat .pptx
Materi Pengabdian Masyarakat .pptxMateri Pengabdian Masyarakat .pptx
Materi Pengabdian Masyarakat .pptx
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulumPrinsip prinsip pengembangan kurikulum
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOREKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
 
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswaPrinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa
Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa
 
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
 
Qualitative Research
Qualitative ResearchQualitative Research
Qualitative Research
 
Ips terpadu
Ips terpaduIps terpadu
Ips terpadu
 
Makalah kajian kurikukulum
Makalah kajian kurikukulumMakalah kajian kurikukulum
Makalah kajian kurikukulum
 
Makalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolahMakalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolah
 
My story of mathematics in indonesia
My story of mathematics in indonesiaMy story of mathematics in indonesia
My story of mathematics in indonesia
 
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)
 
Bab i pendahuluan fix
Bab i pendahuluan fixBab i pendahuluan fix
Bab i pendahuluan fix
 
MATERI SEMHAS 2023.pptx
MATERI SEMHAS 2023.pptxMATERI SEMHAS 2023.pptx
MATERI SEMHAS 2023.pptx
 
7 penjelasan studi lapangan
7 penjelasan studi lapangan7 penjelasan studi lapangan
7 penjelasan studi lapangan
 
Memahami dan menemukan masalah untuk menentukan judul penelitian
Memahami dan menemukan masalah untuk menentukan judul penelitianMemahami dan menemukan masalah untuk menentukan judul penelitian
Memahami dan menemukan masalah untuk menentukan judul penelitian
 
MAKALAH revisi.pdf
MAKALAH revisi.pdfMAKALAH revisi.pdf
MAKALAH revisi.pdf
 
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
 
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatifPertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
Pertemuan ke 2 & 3 pengertian penelitian kualitatif
 
060 model ips_trpd
060 model ips_trpd060 model ips_trpd
060 model ips_trpd
 

More from Ainun Dita Febriyanti

More from Ainun Dita Febriyanti (6)

Konsep Agropolitan
Konsep AgropolitanKonsep Agropolitan
Konsep Agropolitan
 
Sistem Anggaran
Sistem AnggaranSistem Anggaran
Sistem Anggaran
 
Pengembangan Masyarakat
Pengembangan MasyarakatPengembangan Masyarakat
Pengembangan Masyarakat
 
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaMasyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
 
Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik Laweyan
Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik LaweyanPemberdayaan Masyarakat Kampung Batik Laweyan
Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik Laweyan
 
Kota Venesia
Kota VenesiaKota Venesia
Kota Venesia
 

Recently uploaded

PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTINAFITRIYAH
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 

Recently uploaded (20)

PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 

ANALISA LOKASI LBB DI SEKITAR SMA SURABAYA

  • 1. “ANALISA PENENTUAN LOKASI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR DI SEKITAR SMA KOMPLEK SURABAYA” Dosen Pembimbing: Ema Umilia, ST., MT. Disusun Oleh: 1. Alifiana Hafidian R. NRP. 3609 100 012 2. Sisca Henlita NRP. 3609 100 013 3. Hesti Martadwiprani NRP. 3609 100 014 4. Ainun Dita Febriyanti NRP. 3609 100 019 5. M. Emil Widya Pradana NRP. 3609 100 021 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012
  • 2. 1.1 Latar Belakang Setiap kegiatan baik ekonomi maupun sosial memerlukan ruang untuk mewadahi aktivitasnya. Dengan tersedianya ruang tersebut, semua kegiatan yang ada akan terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan, masing-masing dari kegiatan tersebut memiliki ciri khas tersendiri yang pada akhirnya membutuhkan suatu kriteria dalam pemilihan lokasinya. Pemilihan lokasi merupakan hal penting bagi suatu kegiatan karena dengan pemilihan lokasi yang tepat, maka suatu kegiatan akan terlaksana dengan baik. Misalnya saja, suatu kegiatan industri tidak akan terlaksana dengan baik jika pemilihan lokasi kegiatannya kurang tepat karena adanya kegiatan industri tersebut dipengaruhi oleh lokasi kegiatan yang lainnya. Pemilihan lokasi berhubungan erat dengan adanya teori lokasi. Menurut Tarigan (2005), teori lokasi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Dengan kata lain, teori lokasi yang ada menjadi acuan dalam pemilihan lokasi. Ketepatan dalam pemilihan lokasi juga akan mempengaruhi hasil yang diperoleh oleh suatu kegiatan, miisalnya saja dalam hal keuntungan yang diperoleh dari suatu proses produksi. Salah satu kegiatan yang dapat dijadikan sebagai contoh dalam penentuan lokasi adalah penentuan sarana pendidikan yang dikomersilkan (Lembaga Bimbingan Belajar/LBB). Seperti yang kita ketahui, seiring dengan perkembangan jaman terdapat beberapa sarana pendidikan (Lembaga Bimbingan Belajar/LBB) yang letaknya berdekatan dengan Lembaga Bimbingan Belajar /LBB lainnya atau dengan kata lain terjadi suatu fenomena aglomerasi di pusat kawasan pendidikan, dimana letak tersebut memiliki kriteria tersendiri dalam penentuan lokasi Lembaga Bimbingan Belajar. Oleh karena itu diperlukan suatu analisa kriteria dalam penentuan lokasi sarana pendidikan tersebut guna mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi sarana pendidikan tersebut. 1
  • 3. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diangkat dalam penulisan makalah ini diantaranya: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan lokasi Lembaga Bimbingan Belajar di sekitar SMA Komplek Surabaya? 2. Bagaimana kesesuaian faktor-faktor pemilihan lokasi tersebut terhadap kondisi faktual yang ada? 3. Seberapa besar pengaruh analisa lokasi terhadap penentuan lokasi Lembaga Bimbingan Belajar di sekitar SMA Komplek Surabaya yang notabene merupakan kawasan aglomerasi pendidikan? 1.3 Tujuan dan Sasaran Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah a. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek Surabaya. b. Mengetahui pendekatan baik secara teoritis dan empiris dalam penentuan lokasi sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek Surabaya. Sedangkan sasaran dari penulisan makalah ini adalah: a. Mengidentifikasi faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek Surabaya berdasarkan studi teoritis dan empiris. b. Menganalisa faktor penentu lokasi yang menjadi faktor utama dan faktor pendukung sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek Surabaya. 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dalam analisa lokasi yang kami lakukan ini terbatas pada ruang lingkup kawasan sarana pendidikan yang berlokasi di sekitar SMA Komplek Surabaya, Jawa Timur. 1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan Pembahasan ini lebih terfokus pada analisa penentuan lokasi yang sangat menentukan pertumbuhan dari aglomerasi kawasan sarana pendidikan tersebut. Selain itu, kami juga akan melakukan komparasi antara faktor pemilihan lokasi sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek 2
  • 4. Surabaya dengan beberapa literatur teori penentuan lokasi sehingga akan terlihat adanya relevansi teori yang menggambarkan kondisi ideal dengan kenyataan di lapangan. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan makalah ini meliputi: Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan lokasi sarana pendidikan yang akan diamati, rumusan masalah, tujuan dan sasaran dari penulisan makalah ini, ruang lingkup pembahasan makalah yang menyangkut lokasi sarana pendidikan, serta sistematika penulisan dalam membuat makalah. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang teori-teori lokasi yang berhubungan dengan pemilihan lokasi fasilitas umum berupa sarana pendidikan yang kemudian mensintesakan hasil temuan empiris pada kawasan kawasan sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek Surabaya dengan teori mengenai fasilitas umum berupa sarana pendidikan.. Bab III Gambaran Umum Bab ini berisi mengenai gambaran umum wilayah studi yakni kawasan kawasan sarana pendidikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di sekitar SMA Komplek Surabaya Bab IV Analisa Bab ini berisi tentang analisa lokasi berdasarkan hasil pengamatan dan teori-teori yang terkait dengan pemilihan lokasi. Bab V Penutup Bab ini berisi kesimpulan yang memadukan antara tujuan yang diinginkan dengan hasil analisa. Dari hasil analisa tersebut dapat juga didapat rekomendasi sebagai pandangan kedepan dalam pengelolaan kawasan pendidikan komersil berupa Lembaga Bimbingan Belajar. 3
  • 5. 2.1 Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Lembaga bimbingan belajar adalah salah satu lembaga non formal dalam bidang pendidikan. Lembaga ini merupakan milik non pemerintah atau swasta, dimana segala biaya keperluan yang dibutuhkan dalam pendidikan tersebut dibiayai oleh swasta tanpa bantuan dari pemerintah. Mayoritas, lembaga non formal bersifat komersil. Begitu juga dengan lembaga bimbingan belajar yang dapat dikategorikan sebagai pendidikan non formal, maka harga di sebuah lembaga bimbingan belajar sangat mahal namun sebanding dengan kualitas yang diperoleh. Kualitas pendidikan yang diberikan lembaga bimbingan belajar jelas berbeda dengan pendidikan yang ada di sekolah. Pendidikan di lembaga bimbingan belajar jauh lebih baik, dan mengena pada poin materi yang akan kita kuasai. Menurut Kementrian Pendidikan Nasional Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BP-PNFI) Regional IV Kota Surabaya, menjelaskan bahwa terdapat beberapa persyaratan dalam proses pendirian lembaga pendidikan non formal. Adapun persyaratan tersebut diantaranya sebagai berikut : 1. Terdapat Dewan Pembina, minimal 1 orang 2. Dewan Pengawas, minimal 1 orang 3. Terdapat pengurus harian yang terdiri dari ketua, bendahara dan sekretaris 4. Photo Copy KTP semua anggota Yayasan/LBB bersangkutan 5. Surat Domisili Lembaga dari pemerintah terkait 6. Bukti poin 1-5 ini dibawa ke Notaris 2.2 Teori Central Place Teori central place dikemukakan pertama kali oleh Walter Christaller pada tahun 1933 dalam buku Central Place In Southern Germany. Dalam buku ini, Christaller mencoba menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Tempat pusat (central place) merupakan suatu tempat dimana produsen cenderung mengelompok di lokasi tersebut untuk menyediakan barang dan jasa bagi populasi di sekitarnya. Menurut Christaller, teori central place adalah sebagai berikut: “Central place theory is a geographical theory that seeks to explain the 4
  • 6. number, size and location of human settlement in an urban system.” Pandangan Christaller tersebut memiliki penjelasan bahwa suatu pusat aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu lokasi yang sentral, yaitu suatu tempat/wilayah/kawasan yang memungkinkan partisipasi manusia dalam jumlah yang maksimum, baik yang terlibat dalam aktivitas pelayanan ataupun yang menjadi konsumen. Asumsi-asumsi yang dikemukakan dalam teori Christaller antara lain: a. Suatu lokasi yang memiliki permukaan datar yang seragam. b. Lokasi tersebut memiliki jumlah penduduk yang merata dan memiliki daya beli yang sama. c. Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transport dan komunikasi yang merata/gerakan ke segala arah (isotropic surface). d. Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarak/biaya. Tempat sentral tersebut digambarkan dengan adanya suatu titik simpul dari suatu bentuk heksagonal. Wilayah yang berbentuk heksagonal tersebut merupakan daerah yang penduduknya mampu terlayani oleh adanya tempat sentral tersebut. Adapun tahap-tahap terjadinya model central place heksagonal yang dikembangkan Christaller adalah sebagai berikut : a. Diawali dengan adanya pusat areal perdagangan berupa lingkaran - lingkaran. Setiap lingkaran tersebut memiliki pusat dan menggambarkan threshold (ambang batas) dari komoditas tersebut. b. Lingkaran-lingkaran berupa range (prinsip jangkauan) dari komoditas tersebut yang lingkarannya boleh terjadi tumpang tindih. c. Range yang tumpang tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga terbentuk areal yang heksagonal yang menutupi seluruh daratan yang tidak lagi tumpang tindih. d. Orde I lebar heksagonalnya 3 kali heksagonal orde II. Orde II lebar heksagonalnya adalah 3 kali heksagonal orde III, dan seterusnya. Heksagonal yang sama besarnya tidak saling tumpang tindih, tetapi antara heksagonal yang tidak sama besarnya akan terjadi tumpang - tindih. Pusat dari hierarki yang lebih rendah berada pada sudut dari hierarki yang lebih tinggi sehingga pusat yang lebih rendah berada pada pengaruh dari tiga hierarki yang lebih tinggi darinya. 5
  • 7. Gambar 2.1 Tahap-tahap Terbentuknya Model Central Place Pada dasarnya, teori central place ini mengacu pada prinsip jangkauan (range) dan ambang batas (threshold). Dari komponen range dan threshold maka lahir prinsip optimalisasi pasar (market optimizing principle). Prinsip ini antara lain menyebutkan bahwa dengan memenuhi asumsi di atas, dalam suatu wilayah akan terbentuk wilayah tempat pusat (central place). Pusat tersebut menyajikan kebutuhan barang dan jasa bagi penduduk sekitarnya. Apabila sebuah pusat dalam range dan threshold yang membentuk lingkaran, bertemu dengan pusat yang lain yang juga memiliki range dan threshold tertentu, maka akan terjadi daerah yang bertampalan. Penduduk yang bertempat tinggal di daerah yang bertampalan akan memiliki kesempatan yang relatif sama untuk pergi ke kedua pusat pasar itu. Keberadaan setiap tempat sentral memiliki pengaruh yang berbeda sesuai dengan besar kecilnya suatu wilayah sehingga terjadi hirarki. Selain berdasarkan besar-kecilnya pengaruh pusat kegiatan, Christaller juga membagi central place berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut : a. Tempat sentral yang berhierarki 3 (K = 3) Merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah sekitarnya atau disebut juga sebagai kasus pasar optimal. Gambar 2.2 Hirarki Tempat Sentral 3 6
  • 8. b. Tempat sentral yang berhierarki 4 (K = 4) Merupakan situasi lalu lintas yang optimum yakni daerah tersebut dan daerah sekitarnya yang terpengaruh oleh tempat sentral senantiasa memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien. Gambar 2.3 Hirarki Tempat Sentral 4 c. Tempat sentral yang berhierarki 7 (K = 7) Merupakan situasi administratif yang optimum yang mana tempat sentral ini mempengaruhi seluruh bagian wilayah-wilayah tetangganya. Gambar 2.5 Hirarki Tempat Sentral 7 Dari ketiga jenis model central place tersebut, maka model yang sesuai untuk diterapkan dalam menentukan lokasi fasilitas umum adalah tempat sentral yang berhierarki 3 (K = 3). Hal tersebut dikarenakan K = 3 sering disebut sebagai Kasus Pasar Optimal yang memiliki pengaruh 1/3 bagian dari wilayah tetangga di sekitarnya yang berbentuk heksagonal, selain mempengaruhi wilayahnya itu sendiri. 7
  • 9. 2.3 Fenomena Aglomerasi Aglomerasi merupakan gabungan, kumpulan dua atau lebih pusat kegiatan, serta tempat pengelompokan berbagai macam kegiatan dalam satu lokasi atau kawasan tertentu. Berkumpulnya berbagai kegiatan ini akan menimbulkan penghematan ekstern karena adanya penggunaan fasilitas sejenis dan hubungan antar kegiatan yang terkait. Terdapat beberapa keuntungan dalam menempatkan lokasi kegiatan pada tempat konsentrasi (aglomerasi), yaitu sebagai berikut: 2.3.1 Keuntungan Economic of Agglomeration/localization Keuntungan karena di tempat/lokasi tersebut terhadap berbagai keperluan dan fasilitas yang dapat digunakan oleh perusahaan. Pusat konsentrasi sekaligus pusat kegiatan ini pada intinya memberikan kemudahan dekat dengan pasar, yang tujuannya lebih mudah mendapatkan konsumen. Localization economies merupakan external economies yang terjadi antar perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama. Penghematan yang mungkin terjadi karena faktor luar dan dinikmati oleh semua kegiatan yang ada di kota/kawasan tersebut. Berkonsentrasinya kegiatan karena adanya perpindahan satu atau lebih kegiatan ke titik yang sama, dengan mensubstitusi biaya pengangkutan dengan biaya produksi lainnya. Berlaku gejala forward linkage dan backward linkage, yaitu: ● Forward linkage = efek permintaan = kaitan ke depan ● Backward linkage = efek penawaran = kaitan ke belakang 2.3.2 Keuntungan Urbanization Economies Penghematan yang timbul antar kegiatan yang memiliki kegiatan yang sama dan berlokasi berdekatan. Biasanya terjadi di daerah perkotaan daripada di luar kota. Dipengaruhi oleh infrastruktur perkotaan yang berkembang pesat, seperti jaringan jalan, telekomunikasi, pertokoan, lembaga pendidikan, pelatihan, penelitian, dll. Urbanization economies biasanya mengikuti gejala localization economies. 8
  • 10. Sarana pendidikan yang ada di kota Surabaya sangat penting keberadaannya. Berbagai kelengkapan fasilitas dari sarana pendidikan tersebut pada akhirnya dapat membantu mewujudkan kualitas pendidikan yang baik. Salah satu kawasan sarana pendidikan yang ada di Kota Surabaya yakni kawasan sarana pendidikan komersil berupa Lembaga Bimbingan Belajar yang terletak di sekitar SMA Komplek, Surabaya Pusat. Pada awal perkembangannya, Lembaga Bimbingan Belajar yang ada di sekitar SMA Komplek yakni SMA Negeri 1, 2, 5, dan 9 Surabaya hanya terdapat beberapa Lembaga Bimbingan Belajar yaitu Lembaga Bimbingan Sony Sugema College (SSC). Seiring dengan berjalannya waktu LBB yang ada di sekitar SMA Komplek ini semakin bertambah mengingat kawasan ini sangat ideal sebagai pusat kegiatan pendidikan di Surabaya Pusat karena letaknya yang strategis. Secara administratif, kawasan ini terletak di Kelurahan Ketabang, Kecamatan Genteng, dengan luas wilayah sebesar 180 Ha. Adapun batas wilayah studi dapat dilihat pada Peta 3.1 Sebelah Utara : Jl. Ambengan Sebelah Selatan: Jl. Walikota Mustajab Sebelah Barat : Jl. Jaksa Agung Suprapto Sebelah Timur : Jl. Kusuma Bangsa dan Jl. Anggrek 9
  • 12. Terdapat enam Lembaga Bimbingan Belajar yang berada di sekitar SMA komplek, yaitu Nurul Fikri, SSC, Neutron Yogyakarta, Ganesha Operation, Primagama, dan Quantum Excelencia. Dalam studi ini, tidak semua LBB menjadi objek penelitian, dua diantaranya yakni LBB Primaga dan Quantum Excelencia tidak dapat digali lebih dalam mengenai profil lembaga bimbingan belajar tersebut dikarenakan adanya kendala dalam melakukan wawancara dengan stakeholder terkait, Untuk lebih jelasnya mengenai profil singkat dari keempat LBB dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini. 3.1 Sony Sugema College (SSC) Sony Sugema College mulai berdiri pada tahun 1990 dengan kantor pusat di Kota Bandung. Pendirian LBB SSC ini di Kota Bandung ini mewakili wilayah Barat yakni Jakarta, Bogor, Tangerang, dsb. Pada tahun 1993, SSC membuka cabang di wilayah Surabaya dengan kantor pusatnya di Jalan Kaca Piring No 46. Di Surabaya sendiri, LBB SSC membuka cabang sebanyak 8 unit yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya dan salah satunya terletak di wilayah Rungkut dan Sidosermo Gambar 3.1 LBB SCC di Jl. Kaca Piring 46 Surabaya Sumber: Survey Primer, 2012 Sebelum dibangun LBB SSC, lahan yang ada di Jalan Kaca Piring ini berupa bangunan tua berupa rumah jaman dahulu kala yang tidak ditempati, kemudian untuk ‘menghidupkan’ kembali lahan ini dibangun LBB SCC. Dalam proses mendirikan bangunan, LBB ini tergolong legal karena telah mendapatkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Kota Surabaya. Pada umumnya, pihak pengelola LBB SSC memilih untuk mendirikan di Jalan Kaca Piring dikarenakan letaknya yang mendekati konsumen yakni siswa/siswi dari SMA Komplek Surabaya serta lokasinya yang mudah dijangkau dengan segala moda transportasi. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi pihak LBB sendiri. Mayoritas 11
  • 13. yang kursus di LBB SSC adalah mereka yang berasal dari SMA Komplek (SMA Negeri 1, 2, 5, dan 9 Surabaya), sedangkan untuk program intensif belajar menjelang SNMPTN kebanyakn berasal dari siswa/siswi luar kota. Masalah yang dihadapi LBB SSC ini diantaranya adalah: a. Adanya persaingan antar LBB sehingga secara tidak langsung ‘memaksa’ pihak LBB SCC untuk memunculkan sesuatu yang unik b. Adanya permukiman di sekitar LBB yang kadang menyebabkan suasana berisik/gaduh karena adanya anak-anak kecil yang suka berkeliaran di area sekitar LBB. c. Area parkir yang tempatnya terbatas dan kurang tertata Untuk mengatasi hal tersebut, pihak LBB SSC mengatasi dengan cara mendirikan kafe jenius untuk tempat nongkrong para siswa, sehingga mereka tidak dilanda rasa bosan serta adanya security untuk mengatasi permasalahan parkir 3.2 Ganesha Operation (GO) Ganesha Operation pertama berdiri pada tanggal 1 Mei 1984 di Kota Bandung, kemudian sekitar tahun 2004 didirikan di Surabaya yakni di Jalan BKR Pelajar/Jimerto 35. Selang dua tahun, Ganesha Operation mendirikan kantor cabang pendukung di wilayah Surabaya yang lain. Gambar 3.2 LBB GO di Jl. BKR Pelajar/Jimerto 35 Surabaya Sumber: Survey Primer, 2012 Sama halnya dengan SSC, pendirian lokasi GO di dekat SMA komplek dikarenakan untuk mendekati target pasar mereka yaitu pelajar SMA komplek. Dengan mendekati lokasi sekolah, maka akan mempermudah siswa dalam menjangkau lokasi LBB. Keuntungan dari letak GO yang berdekatan dengan SMA komplek adalah 12
  • 14. kemudahan siswa SMA komplek untuk menjangkau GO, sehingga dapat menyerap siswa yang cukup banyak (±1.400 siswa). Bahkan didirikan kantor cabang di jalan yang sama, hanya terpisah beberapa rumah untuk memenuhi permintaan pasar. Masalah yang ada terkait lokasi GO diantaranya keterbatasan lahan parkir serta kurangnya kelas untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk mengatasi masalah tersebut, solusi yang dilakukan pihak LBB GO adalah mendirikan kantor cabang baru yang hanya terpisah beberapa rumah, sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dan membagi kelas sehingga parkir tidak penuh. 3.3 Nurul Fikri Lembaga Bimbingan Belajar Nurul Fikri memiliki kantor pusat di Jakarta. Pada tahun 1999, Nurul Fikri berdiri di Surabaya. Pada awalnya, LBB ini berada di Jalan Nias, kemudian pada tahun 2004 pindah ke Jalan Slamet No. 1 Surabaya. Nurul Fikri sendiri tidak mau disebut sebagai Lembaga Bimbingan Belajar melainkan BKP (Bimbingan Konseling Pendidikan). Gambar 3.3 LBB Nurul Fikri di Jl.Slamet No. 1 Surabaya Sumber: Survey Primer, 2012 Dulunya, bangunan yang digunakan untuk Nurul Fikri berupa rumah yang pada akhirnya beralih fungsi menjadi sarana pendidikan komersil yakni berupa LBB. LBB ini tergolong legal karena dalam proses membangunannya telah mendapatkan IMB dari Pemerintah Kota Surabaya. Siswa yang kursus di Nurul Fikri mayoritas berasal dari SMA Komplek, sedangkan untuk program intensif kebanyakan dari luar kota. Pendirian lokasi Nurul Fikri yang memilih dekat dengan SMA komplek dikarenakan lokasinya yang dekat dengan SMA komplek sehingga banyak membidik para konsumen yang kursus disana (±500 siswa).dan aksesibilitasnya yang mudah untuk dijangkau. Dari 13
  • 15. hasil wawancara, pihal dari Nurul Fikri sendiri sampai detik ini belum mengalami kendala dikarenakan Nurul Fikri memiliki strategi khusus, yakni adanya materi BIP (Bimbingan Informasi Pendidikan) berupa materi study skill, life skill dan keislaman serta ciri khas tersendiri dari Nurul Fikri yang memberikan jasa konsultasi pelajaran di luar kelas. 3.4 Neutron Yogyakarta Neutron Yogyakarta berdiri pertama kali pada tahun 1978 di Kota Jogja. LBB ini tergolong cukup tua. Pada tahun 2006, Neutron Yogyakarta mendirikan cabang di Kota Surabaya. Pendirian lokasi Neutron Yogyakarta yang memilih dekat dengan SMA komplek dikarenakan lokasinya yang dekat dengan SMA komplek dan aksesibilitasnya yang mudah untuk dijangkau, serta pelayanan yang bagus terhadap siswa (kualitas kelas yang nyaman dengan fasilitas lengkap serta materi yang diberikan terhadap siswa). Gambar 3.4 LBB Neutron Yogyakarta di Jl. Wijaya Kusuma No. 51 Surabaya Sumber: Survey Primer, 2012 Letaknya yang dekat dengan SMA Komplek memiliki keuntungan tersendiri bagi pihak Neutron Yogyakarta, yakni banyak konsumen yang kursus disana (±1.600 siswa). Sampai saat ini, pihak dari Neutron Yogyakarta tidak mengalami masalah yang cukup signifikan dikarenakan lokasi Neutron Yogyakarta yang strategis, serta ditunjang dengan area parkir yang luas dan adanya tim pengatur lalu lintas. 3.5 Potensi Masalah Berdasarkan profil singkat beberapa LBB di atas, dapat diketahui keuntungan serta permasalahan yang dialami oleh masing-masing LBB. Secara keseluruhan, keuntungan dan permasalahan seputar peletakan kawasan LBB di sekitar SMA Komplek, disajikan 14
  • 16. ke dalam tabel berikut. Tabel 3.1 Matriks Keuntungan dan Masalah Peletakan Kawasan LBB di Sekitar SMA Komplek Surabaya NO. NAMA LBB ALASAN KEUNTUNGAN MASALAH Dekat dengan SMA Lokasi mudah ● Persaingan dengan Komplek dijangkau oleh LBB lain di sekitar 1 SSC pelajar SMA ● Berdekatan dengan Komplek area permukiman ● Area parkir Dekat dengan SMA ● Lokasi mudah ● Area parkir Komplek dijangkau oleh ● Kekurangan ruang pelajar SMA kelas 2 GO Komplek ● Kantor cabang yang letaknya berseberangan Dekat dengan SMA Lokasi mudah - Komplek dijangkau oleh 3 NURUL FIKRI pelajar SMA Komplek Dekat dengan SMA Lokasi mudah - NEUTRON Komplek dijangkau oleh 4 YOGYAKARTA pelajar SMA Komplek Dekat dengan SMA Lokasi mudah - Komplek dijangkau oleh 5 PRIMAGAMA pelajar SMA Komplek Dekat dengan SMA Lokasi mudah Hanya ada satu cabang QUANTUM Komplek dijangkau oleh LBB, sehingga butuh 6 EXCELENCIA pelajar SMA publikasi yang lebih Komplek untuk menarik konsumen Sumber: Survey Primer, 2012 Pada umumnya peserta didik LBB disini merupakan siswa-siswi dari SMA Komplek itu sendiri, khususnya untuk program bimbingan belajar reguler. Sementara peserta didik yang berasal dari luar kota mayoritas lebih memilih untuk mengikuti program belajar intensif. Berdasarkan matriks juga terlihat bahwa sebagian besar LBB tersebut memilih untuk mendirikan lokasi di sekitar SMA Komplek karena letaknya yang berdekatan 15
  • 17. dengan SMA Komplek sehingga memudahkan untuk membidik konsumen. Untuk persebaran LBB yang berada di sekitar SMA Komplek ini dapat dilihat pada Peta 3.2. Peta 3.2 Lokasi Persebaran LBB SMA Komplek GANESHA OPERATION NEUTRON YOGYAKARTA SSC PRIMAGAMA QUANTUM EXCELENCIA NURUL FIKRI 16
  • 18. Jika dilihat dari lokasinya terhadap fungsi bangunan sekitar, kawasan LBB ini secara umum berada di kawasan permukiman. Namun apabila ditinjau lebih luas lagi, kawasan LBB ini juga dekat dengan area fasilitas umum, terutama sekolah (SMA Komplek) yang berada di timur laut. Sementara fasilitas umum yang dominan lainnya adalah perkantoran, berupa Kantor Pemkot Surabaya yang berada di barat daya. Fungsi kegiatan terdekat lainnya adalah kawasan perdagangan jasa berupa Mall Grand City di sebelah tenggara. Untuk visualisasi lebih jelas mengenai fungsi kegiatan di sekitar kawasan SMA Komplek, dapat dilihat pada Peta 3.3 17
  • 19. Peta 3.3 Peta Fungsi Kegiatan Kawasan SMA Komplek Surabaya SMAN 1,2,5, dan 9 KANTOR PEMKOT MALL GRAND CITY 18
  • 20. 4.1 Analisa Skoring Metode analisa kuantitatif menggunakan prosedur yang terukur dan sistematis yang didukung oleh data-data numerik. Analisis kuantitatif pada penelitian ini menggunakan analisa skoring dimana analisa ini merupakan analisa yang memberikan nilai bobot atau skor dari setiap gatra dan nilai masing-masing gatra dihitung dengan memberi nilai tertentu (0 – 100 atau 0 – 1000). Metode ini mirip dengan metode konsensus tetapi penetapan nilai dilakukan oleh perseorangan secara independen (tanpa konsensus) dimana nilai dari para responden perseorangan diproses secara matematik atau statistik. Pada penelitian ini untuk menganalisa hasil kuisoner menggunakan skor sebagai berikut: ● Nilai 4 untuk penilaian faktor lokasi yang dianggap sangat penting/paling dipertimbangkan dalam penentuan lokasi LBB di sekitar SMA Komplek ● Nilai 3 untuk penilaian faktor lokasi yang dianggap penting/dipertimbangkan dalam penentuan lokasi LBB di sekitar SMA Komplek ● Nilai 2 untuk penilaian faktor lokasi yang dianggap cukup penting/cukup dipertimbangkan dalam penentuan lokasi LBB di sekitar SMA Komplek ● Nilai 1 untuk penilaian faktor lokasi yang dianggap tidak penting/tidak dipertimbangkan dalam penentuan lokasi LBB di sekitar SMA Komplek Berikut adalah perhitungan hasil kuisioner (lihat pada lampiran) yang diperoleh dari pendapat 26 responden yang terdiri dari 6 responden pihak pengelola lembaga bimbingan belajar dan 20 responden siswa/siswi yang kursus di lembaga bimbingan belajar tersebut. Untuk kuisioner yang ditujukan bagi pihak siswa/siswi, kami memberikan 3 pilihan mengenai faktor penentu lokasi lembaga bimbingan belajar, sehingga dalam menghitung hasilnya diperoleh dari jumlah responden yang memilih salah satu faktor tersebut. Adapun tabel skoring dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di bawah ini. 19
  • 21. Tabel 4.1 Hasil Skoring Analisa Penentuan Lokasi LBB dari Pihak Pengelola LBB Faktor Responden Penentuan SSC GO Primagama Nurul Fikri Quantum Neutron Total Lokasi LBB Excelencia Yogyakarta Sarana dan 3 2 3 3 2 4 17 Prasarana Aksesibilitas 4 4 3 4 3 4 22 Kedekatan 4 4 4 4 3 4 23 dengan Sekolah Ketersediaan 2 3 2 1 3 2 13 Lahan Kebijakan 1 1 1 2 1 2 8 Sumber: Hasil Analisa, 2012 Tabel 4.2 Hasil Skoring Analisa Penentuan Lokasi LBB dari Siswa/Siswi yang Kursus Faktor Responden Penentuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Lokasi LBB Aksesibilitas √ √ √ 3 Kedekatan dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 Sekolah Kedekatan dengan √ 1 Rumah Sumber: Hasil Analisa, 2012 20
  • 22. Berdasarkan hasil kuisoner yang dilakukan pada pihak pengelola LBB dengan jumlah responden sebanyak 6 orang dan pihak siswa/siswi yang kursus di LBB sebanyak 20 orang, maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang paling dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek berdasarkan hasil skoring, yakni sebagai berikut: a. Untuk hasil skoring dari pihak pengelola LBB: 1. Kedekatan dengan sekolah menjadi elemen paling dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek dengan jumlah total 23. 2. Aksesibilitas berada pada urutan kedua dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek dengan jumlah total 22. 3. Sarana dan prasarana termasuk dalam elemen yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek dengan jumlah total 17 4. Ketersediaan lahan berada di urutan dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek dengan jumlah total 13. 5. Faktor kebijakan berada pada urutan terakhir dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek yang memiliki total nilai 8 poin saja. b. Untuk hasil skoring dari pihak siswa/siswi yang kursus di LBB: 1. Kedekatan dengan sekolah menjadi elemen paling dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek dengan jumlah responden sebanyak 17 orang. 2. Aksesibilitas menjadi urutan kedua dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek dengan jumlah responden sebanyak 3 orang. Berdasarkan perhitungan hasil kuisioner, ternyata tidak semua faktor dipilih oleh para pihak pengelola LBB dan siswa/siswi yang kursus di LBB. Dari faktor yang ada, yang menjadi faktor yang paling dipertimbangkan adalah faktor kedekatan dengan sekolah dan faktor aksesibilitas. Selain kedua faktor tersebut, terdapat beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek yakni faktor ketersediaan lahan, sarana dan prasarana, dan faktor kebijakan. 4.2 Kesesuaian Faktor dengan Teori Lokasi dan Kondisi Eksisting Berdasarkan perhitungan, prioritas faktor yang paling dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA komplek adalah faktor kedekatan dengan sekolah, faktor aksesibiltas, ketersediaan sarana dan prasarana, ketersediaan lahan serta faktor kebijakan. Maka berdasarkan faktor tersebut akan dianalisa apakah sudah sesuai atau belum dengan teori lokasi fasilitas umum dan kondisi faktualnya. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan berikut ini: 21
  • 23. a. Kedekatan terhadap sekolah Adanya SMA Komplek yang terdiri dari SMA 1, SMA 2, SMA 5, dan SMA 9 Surabaya menjadikan kawasan studi sebagai salah satu titik pusat kegiatan pendidikan di Kota Surabaya. Hal ini menyebabkan stakeholder LBB untuk memilih mendirikan LBB di kawasan tersebut. Keadaan ini sesuai dengan prinsip teori Christaller yang menyebutkan bahwa distributor mendekati titik pusat kegiatan, dalam hal ini pusat kegiatan pendidikan sebagai pasar mereka. b. Kemudahan aksesibilitas Berdasarkan survey primer, aksesibilitas merupakan salah satu faktor penting yang diperhatikan oleh stakeholder. Keadaan ini menunjukkan bahwa teori Christaller berlaku karena dengan adanya kedekatan, maka dapat dipastikan lokasi mudah dijangkau. c. Pelayanan terhadap daerah sekitarnya Di dalam teori Christaller terdapat prinsip threshold, yakni seberapa luas pasar yang dapat dijangkau. Berdasarkan kondisi eksisting, selain kegiatan pendidikan juga terdapat kegiatan permukiman, sehingga dengan adanya LBB di kawasan tersebut diharapkan dapat melayani masyarakat sekitar. d. Aglomerasi Fenomena aglomerasi yang terjadi di kawasan pendidikan dalam hal ini Lembaga Bimbingan Belajar yang terletak di sekitar SMA Komplek dapat dijelaskan pada Peta 4.1. 22
  • 24. Peta 4.1 Kedekatan Lembaga Bimbingan Belajar di Sekitar SMA Komplek Keterangan: Letak Lembaga Bimbingan Belajar Berdasarkan peta di atas terlihat bahwa tanda lingkaran hijau menunjukkan letak dari Lembaga Bimbingan Belajar dimana letaknya tersebut hampir berdekatan satu sama lain. Dari sini dapat terlihat adanya suatu pengelompokan aglomerasi yang memberikan keuntungan bagi suatu kegiatan tersebut, dalam hal ini keuntungan localization. Pengelompokan kegiatan aglomerasi LBB menciptakan suatu kesan atau citra bagi kawasan studi sebagai pusat kegiatan LBB di Surabaya. Dengan adanya pencitraan ini, maka penduduk dalam hal ini siswa/siswi akan semakin tertarik untuk menjadi konsumen LBB tersebut. Pada dasarnya LBB yang berada di daerah studi dapat berubah dari yang berskala lokal menjadi skala kota, sehingga terjadi 23
  • 25. penghematan biaya dalam memenuhi kebutuhan fasilitas pendidikan Kota Surabaya. Selain itu, adanya urban aglomerasi yang merupakan pengaruh yang ditimbulkan oleh berdirinya sarana pendidikan dengan posisi Kota Surabaya secara regional. Dengan kelengkapan fasilitas perkotaan yang telah dimiliki oleh Kota Surabaya, secara tidak langsung menjadikan Kota Surabaya sebagai pertimbangan untuk mendirikan sarana pendidikan. Jumlah penduduk di Kota Surabaya sendiri juga banyak terutama usia sekolah. Permintaan yang tinggi terhadap sarana pendidikan yang lengkap dan bermutu membuat persaingan yang sehat untuk mewujudkan sebuah sarana pendidikan yang baik. Infrastruktur yang tersedia hendaknya dimanfaatkan untuk menunjang berdirinya sarana pendidikan yang lengkap fasilitasnya. Adanya aglomerasi kawasan sarana pendidikan di sekitar SMA Komplek ini pada nantinya banyak membantu Pemerintah untuk mengawasi dan memantau perkembangan pendidikan di Kota Surabaya serat pengendalian mutu pendidikan di kota Surabaya. 24
  • 26. Dari hasil penemuan kelompok kami di lapangan, melalui proses wawancara dan studi literatur, ternyata faktor pemilihan lokasi LBB di sekitar SMA kompleks sesuai dengan teori lokasi Christaller. Hal ini dapat dilihat dari ketiga faktor yang telah ada yakni kedekatan dengan sekolah, kemudahan aksesibilitas, dan pelayanan terhadap daerah sekitar. Faktor-faktor lain seperti kebijakan dan ketersediaan lahan kurang mempengaruhi dalam pendirian lokasi LBB di sekitar SMA komplek dari sudut pandang para stakeholder, sedangkan faktor ketersediaan sarana dan prasarana memiliki pengaruh namun tidak signifikan dari sudut pandang stakeholder dan Christaller. 25
  • 27. Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Persyaratan dan Proses Pendirian Lembaga Pendidikan Nonformal. Diunduh dari www.bppnfi-reg4.net pada tanggal 20 Mei 2012 pukul 20:35 Tarigan, Robinson. 2003. Ekonomi Regional. Bumi Aksara. Jakarta. 26
  • 28. KUISIONER PIHAK PENGELOLA LBB Profil Lembaga Bimbingan Belajar 1. Nama LBB : …………………………………………………………………………… 2. Alamat : …………………………………………………………………………… 3. No Telp : …………………………………………………………………………… 4. Sejarah Berdirinya LBB : ……………………………………………………………………… 5. Asal Murid : …………………………………………………………………………… Profil Responden 1. Nama : …………………………………………………………………………… 2. Jabatan : …………………………………………………………………………… Pertanyaan Wawancara 1. Apa keuntungan lokasi LBB di sekitar area SMA komplek? ……………………………………………………………………………………………………… 2. Apa saja permasalahan yang dihadapi terkait lokasi LBB di sekitar area SMA komplek? ……………………………………………………………………………………………………… 3. Bagaimana penanganan akan permasalahan yang selama ini dihadapi pihak LBB terkait lokasinya di sekitar area SMA komplek? ……………………………………………………………………………………………………… Faktor Pemilihan Lokasi LBB Faktor Penentuan Penilaian No. Lokasi LBB SP P CP TP 1 Sarana dan Prasarana 2 Aksesibilitas 3 Kedekatan dengan Sekolah 4 Ketersediaan Lahan 5 Kebijakan Pemerintah Keterangan: SP : Sangat Penting P : Penting CP : Cukup Penting TP : Tidak Penting 27
  • 29. KUISIONER SISWA Asal Sekolah: Kelas: 1. Dimanakah lokasi tempat tinggal anda?  Surabaya Pusat  Surabaya Barat  Surabaya Timur  Surabaya Selatan  Surabaya Utara 2. Mengapa memilih lokasi LBB disekitar area SMA komplek?  Dekat dengan rumah  Dekat dengan sekolah  Mudah dicapai menggunakan transportasi publik (angkot, bus, dll) 3. Jenis transportasi apakah yang sering anda gunakan untuk bersekolah atau bimbel  Kendaraan pribadi (sepeda motor, mobil)  Kendaraan umum (angkot, bus)  Jalan kaki 28