SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
DRAMA MELAYU HANG TUAH 
Tokoh : 
1. Hang Mahmud 
2. Dang Merdu (Istri Hang Mahmud) 
3. Datuk Bendahara 
4. Sultan 
5. Istri Sultan 
6. Perompak (Taming Sari) 
7. Hang Tuah (Anak Hang Mahmud) 
8. Hang Jebat 
Take 1 : Di suatu pagi, Hang Mahmud menceritakan bahwa ia bermimpi bulan turun dari langit. 
Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya 
serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wangi-wangian. Siang harinya, Hang 
Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, 
Dang Merdu pun langsung memandikan dan melulurkan anaknya. 
?Set : Di tempat duduk, berdua, Dang Merdu merebahkan Kepalanya di bahu Hang Mahmud 
Dang Merdu : Kanda, kenapa kanda bermuram durja, ceritakanlah kepada Dinda masalah yang 
menimpa kanda. Nampaknya ada suatu hal yang mempengaruhi Kanda. 
Hang Mahmud : Dinda, tadi malam Kanda bermimipi, bahwa bulan turun dari langit, dan cahayanya 
penuh diatas kepala anak kita, seperti bulan itu jatuh. Ya, seperti bulan itu terjatuh kepada anak kita, 
Hang Tuah. Setelah Kanda terbangun, Kanda mengangkat tubuh Hang Tuah dan terasa sangat wangi. 
Menurut Dinda, pertanda apakah ini?. 
Dang Merdu : Apakah itu benar Kanda?. Kanda, janganlah bingung dengan kejadian itu, itu berarti 
anak kita Hang Tuah akan mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa. Nanti, mari bantu Dinda 
memandikan dan meluluri anak kita. 
Hang Mahmud: Apakah itu benar dinda ?. Ya sudah. Nanti kita lakukan. 
Take 2 : Beberapa tahun kemudian, Hang Tuah tumbuh menjadi anak yang cerdas, tangkas, 
dan lihai berbela diri. Dia memiliki sahabat yang bernama Hang Jebat yang sudah dia anggap sebagai 
saudara kandungnya sendiri. Di dermaga, mereka sedang menceritakan cita-cita mereka dan saling 
berbalas pantun.
?Set : Di dermaga, Jebat menepuk pundak, saling berpandangan 
Hang Tuah : Jebat, suatu saat kita pasti bisa menjadi dua orang panglima yang menguasai seluruh 
lautan. 
Hang Jebat : Aku harap seperti itu Tuah. 
Hang Tuah : Jikalau bertolak ke Malaysia Singgah sebentar di Kuala Lumpur Jika kelak kita dewasa 
Lautan bergolak kita yang atur 
Hang Jebat : Jika sungguh di Kuala Lumpur Belilah gadah yang berikat Langit gemuruh alam pun 
hancur Tidak kita Tuah dan Jebat 
Hang Tuah : Jebat, kau harus setia bersamaku, jngan kau menghianatiku. Kita berdua sahabat 
sejati. Karena Takkan Melayu Hilang di Bumi. 
Hang Jebat : Baiklah Tuah. Aku akan selalu bersamamu. 
Take 3 : Setelah mereka bercakap-cakap di dermaga, merekapun kepasar. Untuk melihat-lihat. 
Ternyata di pasar ada Sultan Mahmud, Dt. Bendahara dan Istri Sultan tengah berbelanja. Hang Tuah dan 
Hang Jebat pun menghampiri. Tetapi didului oleh Taming Sari dan Perompak yang bermaksud ingin 
melukai Sultan. 
?Set : Istri menunjuk, Memeluk. Datuk Menoleh, Perompak sambil berjalan, Jebat menangkis 
Istri Sultan : Kanda, aku ingin membeli perhiasan baru, perhiasanku dirumah sudah usang. 
bolehkan kanda?. 
Dt. Bendahara : Maaf Tuan Putri, saya tidak membawa banyak uang. 
Sultan : Diam Bendahara. Dinda, apapun akan kuberikan untukmu dinda. Apa yang kamu mau, 
akan kuberi. Apa yang kau pinta, akan kupenuhi. Pilih lah sesuka hati mu. 
Istri Sultan : Terima kasih Kanda ( Sambil memeluk Sultan, tetapi belum berapa lama Istri Sultan 
memilih, datanglah 2 orang penjahat ) 
Taming Sari : Hei Sultan, turunlah kau dari tahta itu. Kau sudah tak pantas disitu. Jika tidak, aku 
akan melukai itu. 
Perompak : Betul itu. Jika kau masih mau hidup, turuti perintah kami. ( Mereka berdua pun 
menyerang sultan, tapi dapat di patahkan oleh Hang Tuah dan Hang Jebat ) 
Hang Tuah : Hei kau, jangan sekali-kali kau melukai raja kami ini. 
Perompak : Jangan kau halangi kami anak ingusan. 
Hang Jebat : Jika kau ingin ada pertumpahan darah, mari kita lakukan. ( Merekapun berkelahi, 
setelah lama berkelahi, 2 orang jahat itupun kabur )
Take 4 : Setelah kejadian itu, Hang Tuah dan Hang Jebat pun di panggil ke istana untuk diberi 
penghargaan. Tetapi Hang Tuah dan Hang Jebat menolak. Dan tiba-tiba 2 orang jahat itu kembali datang 
mengacau. 
?Set : Di Istana, Perompak datang lagi 
Istri Sultan : Oh, jadi orang kampung ini yang menjadi penyelamat ?. Huh, Tak pantas. 
Sultan : Diam kau Istriku, dia ini adalah orang yang baik. Mereka telah menyelamatkan 
nyawaku. Jika tidak ada mereka, mungkin aku dan kau sudah mati ditangan pengacau itu. Maafkan 
Istriku ya. 
Hang : Tidak apa-apa yang mulia. 
Sultan : Baiklah, kau telah menyelamatkanku. Apapun yang kau inginkan akan kuberi. Pergilah 
kau kepasar. Dan belilah barang-barang yang kau butuhkan. Kau akan ditemani Dt. Bendahara. 
Dt. Bendahara : Baik yang mulia. Ayo ikut aku ke pasar. Kali ini aku membawa uang banyak. 
Belanjalah semaumu. 
Hang Tuah : Maaf yang mulia. Kami menolong dengan ikhlas. Kami tidak mengharapkan balasan 
dari yang mulia. 
Hang Jebat : Bukannya kami lancang yang mulia. 
Istri Sultan : Alah, jangan munafik kalian berdua !. 
Sultan : Diam Istriku !. ( Tiba-tiba pengacau itu pun datang lagi ) 
Taming Sari : Hei kau Raja bedebah yang lalim !. Urusan kita belum selesai. 
Perompak : Dan kalian berdua, jangan halangi niat kami lagi. Jika tidak, kami tak segan- segan 
memancung kalian. 
Hang Tuah : Ouuuppp, Tidak bisa. Jangan menyesal jika fakta itu berbalik bedebah !. 
Hang Jebat : Benar !. 
Perompak : Ini delima bukan sembarang delima Ini delima delima seragi Ini panglima bukan 
sembarang panglima Ini panglima rampok sejati 
Hang Tuah : Jangan nak jabar antan kayu Antan kayu tak makan api Jangan nak jabar jantan 
melayu Jantan melayu tak takut mati 
Taming Sari : Aaaaaaaarrrrrggggghhhh !!! ( Sambil menyerang ) 
Hang Jebat : Salah satu dari mereka pasti adalah Taming Sari. Orang yang memiliki Keris kebal. 
Baiklah Tuah. Aku serang Perompak itu, kau kejar Taming Sari itu.
Hang Tuah : Baik 
Take 5 : Maka terjadilah perkelahian di dalam istana. Banyak orang yang mati. Tetapi Sultan 
kembali selamat. Taming Sari yang kebal oleh Keris itupun berhasil dibunuh oleh Hang Tuah. Dan Hang 
Tuah mendapatkan Keris kebal itu. Tetapi malang bagi Hang Jebat. Dia tidak berhasil membunuh 
Perompak. Perompak itu lebih lihai. Dan Hang Tuah dan Hang Jebat pun diangkat menjadi Panglima 
Perang. 
?Set : Di istana, Tuah pergi 
Sultan : Aku sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Kalian adalah pelindung jiwaku. Aku angkat 
kalian menjadi Panglima. 
Istri Sultan : Apa?. Apa Kanda tidak salah?. 
Dt. Bendahara: Diam kau. 
Hang Tuah : Terimakasih yang mulia. Aku akan memegang teguh jabatan itu. 
Hang Jebat : Maaf yang mulia. Aku tidak bisa menerima jabatan itu. Aku sungguh tidak pantas. 
Lebih baik Hang Tuah saja. 
Hang Tuah : Jebat ?. 
Sultan : Baiklah kalau begitu. Untuk tugas pertama, aku perintahkan kau ke Pahang untuk 
mencari Tun Teja. 
Hang Tuah : Baik yang mulia. Tapi kenapa kau Jebat?. 
Hang Jebat : Aku baik-baik saja Tuah. Pergilah. Pergilah. 
Take 6 : Maka pergilah Hang Tuah ke Pahang and bertemu Melor yang merupakan selir Sultan. 
Hang Tuah menceritakan niatnya kepada Melor bahwa dia ingin mencari Tun Teja yang diperintahkan 
oleh Sultan. Tetapi Sultan melihatnya dan salah memahami. Sultan menuduh Hang Tuah berzinah 
dengan Melor. 
?Set : Di perjalanan, Hang Tuah di tangkap 
Hang Tuah : Melor, akhirnya kita bertemu di sini. Aku ke Pahang bermaksud mencari Tun Teja. 
Apakah kau tahu dimana ia berada?. Kau kan sudah lama berada di Pahang ini. 
Melor : Benar Tuah. Dulu aku sering berjumpa dengannya. Tetapi sekarang aku sudah jarang 
melihatnya. Mungkin dia berada di Kampung Durian Runtuh. 
Hang Tuah : Baiklah, terimakasih Melor. Aku akan ke sana ( belum putus pembicaraan Hang Tuah 
tiba-tiba Sultan datang )
Sultan : Bangsat kau Hang Tuah !. Aku perintahkan kau ke sini untuk mencari Tun Teja. Bukan 
menyelingkuhi istriku !. Sekarang kau ku tangkap dan ku hukum kau untuk dipancung !. 
Melor : Tenang Kanda. Itu semua tidak benar. Tuah hanya bertanya kepadaku mengenai Tun 
Teja. 
Hang Tuah : Benar yang mulia !. 
Sultan : Hentikan itu. Aku sudah tidak percaya lagi kepada kalian berdua. Datuk, tangkap Hang 
Tuah !. 
Dt. Bendahara : Baik yang mulia. Ayo cepat !. 
Take 7 : Dan Hang Tuah pun dibawa Dt. Bendahara kembali ke Bintan. Dt. Bendahara 
menyebutkan kepada Sultan bahwa Hang Tuah telah ia bunuh. Padhal Dt. Bendahara 
menyembunyikannya di suatu tempat. 
?Set : Datuk menunduk, Sultan menunduk, datuk menarik sultan di tengah perjalanan, datuk 
bercerita 
Dt. Bendahara : Yang mulia. Aku telah membunuh Hang Tuah itu. 
Sultan : Baguslah kalau begitu. Gajimu akan aku naikkan. 
Istri Sultan : Apa Kanda?. 
Sultan : Biar sajalah Istriku. ( Tiba-tiba Hang Jebat datang ) 
Hang Jebat : Hei kau Raja yang Lalim. Aku telah mengetahui kebusukanmu. Mana sahabatku?. 
Mana sahabatku Tuah?. Kau kemanakan dia?. Bedebah. 
Sultan : Hahaha. Apa yang ingin kau lakukan?. Hang Tuah telah aku bunuh !. ( Hang Jebat pun 
mengamuk. Sehingga membunuh Istri Sultan ) 
Dt. Bendahara : Ayo ikut aku yang mulia. Disini kau akan aman. 
Sultan : Cepat. Tolong aku !. 
Dt.Bendahara : Maaf yang mulia.Sebenarnya aku tidak membunuh Hang Tuah. Tetapi aku 
menyembunyikannya di suatu tempat. Karena aku tahu dia tak bersalah. 
Sultan : Tidak apa-apa. Jika itu benar. Cepat antarkan aku kepadanya. 
Dt. Bendahara : Baiklah. Mereka pun pergi menemui Hang Tuah 
Dt. Bendahara : Tuah, Tuah, buka pintu. Ini aku. Aku bersama Sultan
Hang Tuah : Baik Datuk. Sultan : Tuah, maafkan aku telah menuduhmu. Di istana Sahabatmu Jebat 
sedang mengamuk mengenai masalah aku membunuhmu. Ku harap kau bisa menenangkannya. 
Take 8 : Hang Tuah pun pergi ke istana dan berbicara kepada Hang Jebat. Tetapi Hang Jebat 
sudah kalap mata. Ia sudah sperti dirasuki Iblis. Hang Jebat malah menyerang Hang Tuah. Tetapi malang 
bagi Hang Jebat. Dia mati ditangan Hang Tuah. Sahabatnya sendiri. 
?Set : Tuah menepuk pundak Jebat, mengalihkan keris 
Hang Tuah : Jebat, berhentilah. Kau sudah banyak membuat orang mati. Lebih baik kau berhenti. 
Hang Jebat : Maaf, Aku tidak mengenal mu. 
Hang Tuah : Ini aku, Tuah. Sahabatmu. 
Hang Jebat : Apa?. Kau ingin menjadi sahabatku Tuah yang mati dibunuh Raja yang lalim itu?. 
Hang Tuah : Tidak Jebat. Aku tak dibunuh. Aku hanya diasingkan ke tempat terpencil. 
Hang Jebat : Ah Sudah lah. Aku tak ingin mendengar semua kebohonganmu. ( Sambil menyerang 
Hang Tuah dan Hang Jebat pun mati) 
Hang Jebat : ( Di saat kritis ) ternyata kau memang Hang Tuah. Sahabat karibku. Sahabat terbaikku. 
Hang Tuah : Hang Jebaaaaat. 
Take 9 : Mereka pun berpisah. Hang Jebat Mati dan Hang Tuah kembali diangkat sebagai 
Panglima. Hang Tuah kembali diberi tugas untuk mengawal Raja. Dan pada saat mengawal, hangtuah 
diserang Perompak yang pernah dijumpainya. 
?Set : Tuah terbunuh dan Perompak mengangkat leher tuah 
Perompak : Hahaha. Sudah lama tidak bertemu Tuah. Kini kau sudah kehilangan sahabatmu. Dan 
kau pasti sudah kehilangan separuh jiwamu. Kini aku kembali datang untuk membalaskan dendam 
Panglimaku. 
Hang Tuah : Baiklah kalau itu yang kau mau. Akan aku layani keinginanmu. Perompak berhasil 
mengalahkan Hang Tuah. Hang Tuah tertembus peluru. 
Perompak : Maafkan aku Hang Tuah. Sekarang, tidak ada lagi yang bisa menghalangiku. Hang 
Tuah : …
Naskah drama Putri Tujuh 
Pemain: 
Narator 
Mayang Kemuning 
Mayang Melati 
Mayang Mawar 
Mayang Anggrek 
Mayang Kemboja 
Mayang Lili 
Mayang Sari 
Cik Sima 
Ratu Melani 
Pengawal Cik Sima 
pengawal empangkuala 
Dayang 
· Jin 
Naskah 
(Narator : konon, pada zaman dahulu kala, di daerah dumai berdirilah sebuah 
kerajaan bernama Seri Bunga Tanjung. Kerajaan ini di perintah oleh seorang ratu yang bernama Cik 
Sima. Ratu ini memiliki tujuh orang putri yang elok nan rupawan, yang dikenal dengan putri tujuh. Dari 
ketujuh putri tersebut, putri bungsulah yang paling cantik namanya Mayang Sari. Putri Mayang sari 
memiliki keindahan tubuh yang sangat mempesona, kulitnya lembut bagai sutra, wajahnya elok berseri 
bagaikan bulan purnama, bibirnya merah bagaikan delima, alisnya bagai semut beriring, rambutnye 
panjang dan ikal terurai bagai mayang, karna itu sang putri juga dikenal dengan sebutan Manyang 
Mengurai.
Pade suatu hari, ketujuh putri itu sedang mandi di lubung sarang umai.) 
7 Putri : (bermain air sambil tertawa) 
M. Kemuning : “kalian adik-adikku sungguh lah cantik rupawan.” 
M. Melati : “kakakku, Mayang Kemuning. Kau memiliki rambut yang hitam dan panjang serta 
lembut.” 
M. Lili : “Mayang Kamboja, kakakku. Kau memiliki mata yang indah.” 
M. Kamboja : “adikku, Mayang Lili. Kau memiliki suara indah untuk bernyanyi.” 
M. Mawar : “Mayang Anggrek. Kau mempunyai kepintaran seperti ibunda.” 
M. Anggrek : “Mayang Mawar. Kakak memiliki kebijaksanaan yang di turunkan ibunda.” 
M. Kemuning : “dan adik bungsuku, Mayang Sari. Kau memiliki semua yang kami miliki.” 
M. Sari : “Terima kasih kakak-kakakku. Aku menyayangi kalian semua.” 
7 Putri : (melanjutkan bermain air) 
(Narator : karna asyik berendam dan tak menyadari ada beberapa pasang mata yang melihat mereka, 
yang ternyata adalah pangeran empang kuala dan para pengawalnya. Mereka mengamati ketujuh putri 
tersebut dari balik semak-semak. Secara diam-diam, sang pangeran terpesona melihat kecantikan salah 
satu putri yang tak lain adalah putri Mayang Sari) 
Empang Kuala : “Aduhai, rupawan sekali mereka!” 
Pengawal (EK) : “pangeran benar. mereka putri-putri dari kerajaan Seri Bunga Tanjung, pangeran” 
Empang Kuala : “ya….ya…ya…. d’umai….d’umai…..gadis itu” ( mengintip dan sambil melirik salah satu 
putri) 
(Narrator : kata-kata itu terus terucap dalam hati pangeran Empang Kuala. Rupanye sang pangeran jatuh 
hati kepada putri. Karena itu, sang pangeran nak berniat untuk meminangnye. 
Beberapa hari kemudian, sang pangeran meminta ibunye Ratu Melani untuk melamar putri itu yang di 
ketahui bernama putri Mayang Sari) 
Empang kuala : “wahai ibunda, antarkan lah tepak sirih ini sebagai pinanganku kepade keluarga 
kerajean Seri Bunga Tanjung”. 
Ratu Melani : “baik lah anakku…” 
(Narator : pergilah ratu melani beserta 2pengawalnye ke kerajaan Seri Bunga Tanjung.
Sesampainye di kerajaan seri bunga tanjung ratu melani beserta pengawalnye di sambut baik oleh ratu 
Cik Sima) 
Cik Sima : “siape kah gerangan ini?” 
Ratu Melani : “perkenalkan saye ratu melani dari kerajaan tetangga” 
Cik Sima : “dan ape maksuk ratu datang kemari?” 
Ratu Melani : “saye bermaksud nak meminang putri ratu” 
Cik Sima : “putri kami yang manekah? Kami punye 7 putri wahai ratu !” 
Ratu Melani : “bisakah kami melihat ke tujuh putri tersebut?” 
Cik Sima : “ya sebentar…dayang tolong bawa putri tujuhku kesini..” 
Dayang : “baik yang mulia” 
(Narrator : tak lama kemudian datanglah dayang dan ketujuh putri tersebut…) 
Cik Sima : “Inilah ke tujuh putriku. Baiklah putri tujuhku tersayang, perkenalkan diri kalian 
kepade Ratu Melani.” 
M. Kemuning : “Saye putri pertame, saye putri Mayang Kemuning, saye suke menjahit dan merajut” 
M. Melati : “Saye putri kedua, saye putri Mayang Melati, saye suke berenang” 
M. Mawar : ”Saye putri ketige, saye putri Mayang Mawar, saye suke memasak” 
M. Anggrek : “Saye putri keempat, saye putri Mayang Anggrek, saye suke menari” 
M. Kemboja : “Saye putri kelima, saye putri Mayang Memboja, saye suke berkebun” 
M. Lili : “Saye putri keenam, saye putri Mayang Lili, saye suke membaca” 
M. Sari : “Saye putri ketujuh, saye putri Mayang Sari, saye suke berkuda” 
Cik Sima : “ini lah anak-anak saye, manakah yang ratu inginkan menjadi menantu ratu?” 
Ratu Melani : “sebenarnye anak saye , pangeran Empang Kuala suke dengan Mayang Sari, putri 
bungsu ratu! 
Cik Sima : “bagaimane ya ratu”(bingung) 
Ratu Melani : “mengapa ratu..?” 
Cik Sima : “maaf ratu, kami tak bisa menerima pinangan ratu” 
Ratu Melani : “mengape begitu ratu, maksud kami kan baik!”
Cik Sima : “ya, saye paham maksud ratu, tapi menurut adat kerajaan seri bunga tanjung, putri 
tertua lah yang berhak menerima pinangan terlebih dahulu” 
Ratu Melani : “saye mohon..!! anak saya ingin sekali memperistri Mayang Sari” 
Cik Sima : “tak bisa…!! Sekali lagi saye memohon maaf” 
(Narrator: dengan perasaan kecewa ratu melani dan pengawalnye pun pulang 
kembali kekerajannye. 
Sesampainye dikerajaan para pengawal-pengawal yang ikut bersama ratu melani tadi pun menghadap 
kepada pangeran empang kuala…) 
Empang Kuala : “mengapa kalian bawa lagi tepak itu …??” 
Pegawal (EK) : “ampun baginda.. kami tak ada maksud mengecewakan tuan. keluarga kerajaan seri 
bunga tanjung belum bersedia menerima pinangan tuan untuk memperistri putri Mayang Sari” 
Empang Kuala : “ape …..!!! pinangan saye di tolak. Kenape?”(marah dan berteriak) 
Pengawal (EK) : “itu karena adat mereka melarang putri bungsu menerima pinangan sebelum putri 
tertua menikah” 
Empang kuala : (berdiri sambil marah dan berteriak) “saye tak peduli dengaN adat. Saya merasa 
terlecehkan. Pengawal! panggil pasukan yang lain, aku nak menyerang kerajaan Seri Bunga Tanjung 
karna telah menolak lamaran saye…!!” 
Pengawal (EK) : “baik pangeran”(segera meninggalkan pangeran dan memanggil pasukan) 
(Narator : amarah yang menguasai hati pangeran Empang Kuala tak bise di kendalikan lagi. Sang 
pangeran pun segera memerintahkan para panglima dan pasukan yang lain untuk menyerang kerajaan 
seri bunga tanjung. Maka pertempuran antara kedua kerajaan itu tak dapat di elakkan lagi. 
Sementara itu di kerajaan Seri Bunga Tanjung, Cik Sima segera melarikan ke tujuh putrinya ke dalam 
hutan dan menyembunyikan mereka kedalam sebuah lubang yang beratapkan tanah dan terlindung 
oleh pepohonan. Tak lupa pula Cik Sima membekali ketujuh putrinya tersebut makanan yang cukup 
untuk tiga bulan) 
Cik sima : “putri-putri ku kalian harus bersembunyi di lubang ini. Untuk berjaga-jaga ini ibunda 
telah menyiapkan makanan untuk kalian selama 3bulan.” 
Mayang sari : “baik ibunda. Kami akan bersembunyi di sini” 
Cik Sima : “ingat jangan keluar sebelum ibu kembali. 
Dan Mayang Kemuning ingat jaga baik-baik adik-adikmu selama ibunda tak ade.”
M. Kemuning : “baik ibunda, saye akan menjaga mereka” 
Cik Sima : “ibunda pergi dulu”(sambil berlari dan meninggalkan putrid-putrinya) 
(Narrator: setelah mengantarkan ketujuh putrinye sang ratu kembali kekerajaannye untuk melawan 
pasukan pangeran empang kuala. Sudah 3bulan berlalu tetapi pertempuran antarakedua kerajaan itu 
tak kunjung usai. Setelah memasuki bulan keempat, pasukan cik sima semakin terdesak dan tak berdaya. 
Akhirnye, kerajaan seri bunga tanjung di hancurkan. Rakyatnye banyak yang tewas. Melihat kerajaannye 
hancur dan tak berdaye ratu cik sima segera meminta bantuan jin yang sedang bertapa di bukit hulu 
sungai umai.) 
Cik Sima : “pengawal kerajaan kita sudah hancur, rakyat sudah banyak yang tewas. agar tidak 
memburuk keadaan saye perintahkan kalian berdua untuk menemui jin yang sedang bertapa di bukit 
hulu sungai umai untuk meminta pertolongannye agar dapat mengalahkan pasukan empang kuala.” 
Pengawal (CS) : “baik lah ratu, kami akan melaksanakan perintah ratu” 
(Narrator : pergilah 2pengawal tersebut ketempat bertapahnye jin tersebut. Sesampainye di sana para 
pengawal tersebut segera menyampaikan maksud mereka) 
Pengawal (CS) : “permisi ya jin yang sedang bertapa” 
Jin : “siape yang mengganggu bertapah saye” 
Pengawal (CS) : “kami utusan ratu Cik Sima, kami nak mintak tolong kepada jin untuk mengalahkan 
pasukan Empang Kuala” 
Jin : “utusan ratu Cik Sima. Baik lah, saye akan membantu kalian”( membaca mantra) 
(Narrator: setelah itu pergilah para pengawal tersebut kepada ratu. Dan menyampaikan bahwa jin 
terebut mau membantu.suatu malam terjadi peristiwa yang sangat mengerikan. Secara tiba-tiba 
pasukan empang kuala tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh dan menusuk ke badan para 
pasukan Pangeran Empang Kuala. Tak sampai separuh malam, pasukan Pangeran Empang Kuala dapat 
dilumpuhkan. Pade saat pasukan Kerajaan Empang Kuala tak berdaya, datanglah utusan Ratu Cik Sima 
menghadap Pangeran Empang Kuala) 
Empang Kuala : “Hai orang Seri Bunga Tanjung, ape maksud kedatanganmu ini?” 
Pengawal (CS) : “Hamba datang nak menyampaikan pesan Ratu Cik Sima agar Pangeran berkenan 
menghentikan peperangan ini. Perbuatan kita ini telah merusakkan bumi sakti rantau bertuah dan 
menodai pesisir Seri Bunga Tanjung. Siape yang datang dengan niat buruk, malapetaka akan menimpa, 
sebaliknye siapa yang datang dengan niat baik ke negeri Seri Bunga Tanjung, akan sejahteralah hidupnye” 
Empang Kuala : “baik lah, saye akan memberhentikan peperangan tersebut”
(Narrator : sadarlah Pangeran Empang Kuala, bahwa dirinyelah yang memulai peperangan tersebut. 
Pangeran langsung memerintahkan pasukannye agar segera pulang ke Negeri Empang Kuala.) 
Empang Kuala : “Baginda Ratu, maafkan lah saya karena telah memerangi kerajaan Seri Bunga 
Tanjung.” (sembari berlutut di hadapan Cik Sima) 
Cik Sima : “Hmm, baiklah. Aku telah memaafkan perbuatanmu itu.” 
Empang Kuala : “Terima kasih baginda.” (meninggalkan Cik Sima) 
(Narator : Keesokan harinye, ratu Cik Sima segera mendatangi tempat ke7 putrinye yaitu dihutan. 
Alangkah terkejutnya Cik Sima melihat para putrinye sudah tidak bernyawa lagi. Ternyata Ratu Cik Sima 
lupa, kalau bekal yang disediakan hanya cukup untuk tiga bulan. Sedangkan perang antara Ratu Cik Sima 
dengan Pangeran Empang Kuala berlangsung sampai empat bulan.) 
Cik Sima : (sambil menagis) “Wahai putri-putriku. Maafkanlah ibundamu ini yang lupa pada 
kalian. Maafkan ibunda.” 
(Akhirnye, karena tak kuat menahan kesedihan atas kematian ketujuh putrinye, maka Ratu Cik Sima pun 
jatuh sakit dan tak lame kemudian meninggal dunia. 
Sejak peristiwa itu, masyarakat Dumai meyakini bahwa nama kota Dumai diambil dari kata “d‘umai” 
yang selalu diucapkan Pangeran Empang Kuala ketika melihat kecantikan Putri Mayang Sari atau Mayang 
Mengurai) 
Naskah Drama Putri Kaca Mayang (untuk 9 orang) 
Pemeran: 
Putri Kaca Mayang : Tania Angellina 
Panglima Gimpam : M. Dahriyan R 
Raja Gasib : Alhadi B 
Ratu Gasib : Cahayani Y 
Raja Aceh : Yakobus Edo 
Ratu Aceh 1 : Naziratur Rafika 
Ratu Aceh 2 : Poppy Andriani 
Panglima Aceh 1 : Renardi Winata 
Panglima Aceh 2 : Tata Bahtera N
Pada zaman dahulu kala,di tepi Sungai Siak berdirilah sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan 
Gasib. Di kerajaan ini seluruh penduduk hidup damai dan sejahtera,karena Kerajaan Gasib dipimpin oleh 
seorang raja yang bijaksana,didampingi seorang ratu yang sangat anggun dan cerdas,juga 
dibantu seorang panglima yang gagah berani,Panglima Gimpam namanya. Kerajaan Gasib juga memiliki 
seorang putri bernama Putri Kaca Mayang,yang kecantikan dan keluhuran budinya terkenal hingga 
seluruh penjuru negeri,bahkan ke negara-negara tetangga.Banyak raja dari negeri tetangga yang ingin 
meminang Putri Kaca Mayang,namun tak satupun yang diterimanya karena ia belum ingin menikah dan 
masih ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. 
ADEGAN 1 
(Putri Kaca Mayang dan kedua orangtuanya berbincang-bincang di istana kerajaan) 
Raja Gasib :”Wahai anakku,tidakkah engkau ingin menerima salah satu pinangan dari raja-raja 
negeri tetangga tersebut?” 
Ratu Gasib :”Benar,anakku.Kurasa sekarang adalah waktu yang tepat bagimu untuk mulai 
membina rumahtangga,aku tak sabar ingin segera menimang cucu dari putri sematawayangku” 
Putri Kaca mayang :”Ibu,ayah,maafkan jika ananda lancang. Namun hati ananda masih menyimpan 
harapan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi lagi,bukan untuk menikah terlebih 
dahulu,ananda ingin membuat kerajaan kita maju’’ 
Ratu Gasib :”Baiklah,ananda. Jika memang itu keputusanmu,ibu dan ayah akan mendukung 
dengan sepenuh hati” 
ADEGAN 2 
Sementara itu,di Kerajaan Aceh yang dipimpin oleh Raja Aceh yang dikenal angkuh dan pemarah 
sedang terjadi cekcok karena kedua istrinya terus berebut mencuri perhatiannya 
Ratu Aceh 1 :(Nada mendayu-dayu)”Kakanda,seminggu yang lalu saat aku melancong ke Batavia,aku 
melihat sebuah toko yang menawarkan berlian dengan harga murah,kira-kira hanya 200 juta rupiah. 
Bolehkah aku membelinya sebagai tambahan perhiasanku?” 
Ratu Aceh 2 :”Kakanda,sepertinya aku membutuhkan sebuah mobil baru untukku 
pribadi,bukannya berbagi dengan si nenek tua itu!”(melirik sinis ke Ratu Aceh 1) 
Ratu Aceh 1 :”APAA?! NENEK TUA?! SEENAKNYA KAU MENGATAI AKU SEPERTI ITU!” (menjambak Ratu 
Aceh 2) 
Ratu Aceh 2 :(balas menjambak rambut Ratu Aceh 1) 
Raja Aceh :”HENTIKAAAN!!!Kepalaku sudah cukup pusing untuk mengatasi semua masalah di negeri 
ini,janganlah kalian berdua menambah sakit kepalaku! sekali lagi aku melihat kalian bertengkar,aku tak 
segan mengusir kalian berdua dari istana ini!”(nada marah)
Ratu Aceh 1&2 :”Mm..maafkan kami,kakanda”(ketakutan) 
(Kedua Ratu Aceh berjabat tangan) 
Raja Aceh :”Panglima! Panglima!!!” (sambil berteriak) 
(Kedua panglima berlari menghampiri Raja Aceh) 
Panglima 1 :”Ampun,Baginda. Apa gerangan baginda memanggil kami?” 
Raja Aceh :” Aku menginginkan Putri Kaca Mayang dari Kerajaan Gasib untuk menjadi istriku yang ke 3. 
Tolong sampaikan pinanganku ke Kerajaan Gasib” 
Panglima 2 :”Apakah baginda yakin dengan keputusan tersebut?” 
Raja Aceh :”Ya,Panglima. Aku yakin seratus persen dengan keputusanku. Pergilah kalian ke Kerajaan 
Gasib sekarang juga” 
Panglima 1&2 :(mengangguk)”Baik,Baginda. Kami akan kesana sekarang juga” 
Adegan 3 
Kedua panglima Aceh tiba di Kerajaan Gasib 
Panglima Aceh : “Baginda...” 
Ratu Gasib :(menoleh ke belakang dan terkejut) “Siapa kalian? Apa gerangan kalian datang kemari?” 
Panglima 1 :”Ampun,Baginda. Kami panglima dari Kerajaan Aceh. Kami berdua datang kemari diutus 
oleh Raja Aceh. Kami ingin bertemu Baginda Raja Gasib” 
Ratu Gasib :”Kenapa dia mengutus kalian kemari?” 
Panglima 2 :”Raja kami ingin meminang putri baginda,Putri Kaca Mayang” 
Panglima 1 :”Benar,baginda” 
Ratu Gasib :(Menghela nafas)”Maaf,panglima. Kami belum bisa menerima pinangan dari raja kalian. 
Putriku belum siap untuk menikah. Sampaikan permohonan maaf dari kami kepada raja kalian” 
Panglima 2 :”Baiklah,baginda. Kami akan kembali ke Aceh untuk menyampaikan jawaban baginda” 
Kedua panglima Aceh kembali ke kerajaan mereka dengan perasaan kecewa. Mereka takut Raja Aceh 
murka karena pinangannya ditolak. 
Raja Aceh :”Selamat datang,panglimaku! Bagaimana kabar pinanganku?” 
Panglima 2 :(Wajah ketakutan)”Mmmo..mohon maaf,Baginda. Pihak Kerajaan Gasib menolak pinangan 
baginda”
Raja Aceh :”APAAA?!!”(berteriak dengan sangat emosi) 
Kedua istri Raja Aceh segera berlari mendekati suaminya yang tampak sangat murka 
Ratu Aceh 1 :”Aaa...da apa,Kakanda? Apa sebab dikau murka?”(keheranan) 
Ratu Aceh 2 :”Ya,kakanda. Apakah nenek tua ini memancing emosimu lagi?” (melirik Ratu Aceh 1) 
Ratu Aceh 1 :”Apa katamu?! Dasar perempuan tak tahu diri!”(mendorong Ratu Aceh 2) 
(Kedua Ratu Aceh berkelahi dan Raja Aceh memerintahkan salah satu panglimanya untuk memisahkan 
keduanya) 
Raja Aceh :”Tidak mungkin Raja Gasib menolak pinanganku!” 
Panglima 1 :”Nnn...namun begitulah kenyatannya,Baginda” 
Raja Aceh :”Kurang ajar kau Gasib! Aku tak akan tinggal diam! Akan kubalas perbuatanmu 
Adegan 4 
Karena telah mengenal sifat pendendam Raja Aceh,maka Raja Gasib segera menyiapkan pasukan perang 
untuk menghadapi serangan Kerajaan Aceh 
Raja Gasib :”Panglima Gimpam,kemarilah!” 
Panglima Gimpam :”Baik,baginda. Apa gerangan baginda memanggil hamba?” 
Raja Gasib :”Aku ingin kau menyiapkan pasukan perang kerajaan kita” 
Panglima Gimpam :”Baiklah baginda,namun jika boleh hamba tau,kenapa baginda menyuruh hamba 
menyiapkan pasukan perang?” 
Raja Gasib :”Aku takut jika sewaktu-waktu Raja Aceh menyerang kerajaan kita,karena aku menolak 
pinangannya terhadap putriku. Kini kau kuperintahkan untuk memimpin pasukan di Kuala Gasib” 
Panglima Gimpam :”Baiklah,baginda. Hamba akan segera melaksanakan perintah baginda” 
Adegan 5 
Ternyata Raja Aceh beserta pasukannya telah mengetahui persiapan Kerajaan Gasib,dan mereka telah 
mengetahui bahwa Kuala Gasib yang merupakan jalur utama menuju negeriitu dipimpin oleh Panglima 
Gimpam yang gagah berani. 
Raja Aceh :”Ha...ha...ha..! ternyata Kerajaan Gasib telah menyiapkan pasukannya untuk melawan kita! 
Tak akan kubiarkan mereka menang!” 
Panglima 1 :”Maaf,Baginda,ternyata Kuala Gasib telah dijaga oleh Panglima Gimpam”
Raja Aceh :”APA?! Jadi lewat jalan mana kita bisa menuju ke kerajaan Gasib?” 
Panglima 2 :”Lebih baik kita bertanya pada penduduk kerajaan Gasib,Baginda” 
Raja Aceh :”Ya,Panglima. Kau benar. Ayo kita segera menyiapkan pasukan dan langsung pergi ke 
Kerajaan Gasib” 
(Raja Aceh dan pasukannya pergi ke Kerajaan Gasib. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan salah 
satu penduduk Kerajaan Gasib) 
Panglima 2 :”Sepertinya itu penduduk Kerajaan Gasib,Baginda” (menunjuk ke arah penduduk) 
Raja Aceh :”Ya,benar. Mari kita segera kesana!” 
Panglima 1 :”Hai,anak muda. Apakah benar kau penduduk negeri Gasib?” 
Penduduk :”Bb..enar,tuan. Siapakah gerangan tuan-tuan ini? Dan hendak kemana?” 
Panglima 2 :”Kami dari Kerajaan Aceh hendak menuju ke negeri kalian. Tolong tunjukkan kami jalan 
darat menuju Kerajaan Gasib!” 
Penduduk :”Hamba ttt....ttiddak ttahuu tu...tuan” (tergagap-gagap) 
Raja Aceh :’Benarkah itu? Bagaimana dengan ini?” (mengibaskan segepok uang di hadapan penduduk) 
Penduduk :”Bbb...baiklah tuan. Ke arah sana” ( menunjukkan arah) 
Akhirnya Raja Aceh beserta pasukannya sampai di Kerajaan Gasib tanpa melewati penjagaan 
Panglima Gimpam. Ia langsung menghancurkan seisi negeri tersebut. 
Adegan 6 
Raja Aceh :”Hahahaha! Akhirnya kita sampai disini,tanpa melewati penjagaan Panglima 
Gimpam,hahaha! Semua pasukanku.ayo seraang!!!” 
(Penduduk Gasib yang melihat Pasukan Aceh menghancurkan negerinya segera melapor kepada 
Raja Gasib) 
Penduduk :”Baginda,pasukan Kerajaan Aceh telah memporak-porandakan negeri kita,dan kini mereka 
menyerang halaman istana!” 
Raja Gasib :”Benarkah itu?” 
(Putri Kaca Mayang disekap oleh Panglima Aceh dan Ratu Gasib dibunuh) 
Putri Kaca Mayang :”AYAAAAH!!!Tolong aku!!” 
Panglima Aceh :”Diam kau!!”
Ratu Gasib :”Putriku!!Aaargh!!!” (Panglima Aceh menancapkan sebilah pisau di tubuh Ratu Gasib) 
RajaGasib :”Putrikuu!!! Istrikuu!!” (histeris) 
Panglima Gimpam datang dari Kuala Gasib dan terkejut melihat seisi istana porak-poranda dan melihat 
Ratu Gasib yang bersimbah darah 
Adegan 7 
Panglima Gimpam :”Hah! Apa-apaan ini! Mengapa kerajaan bisa jadi porak-poranda?! Kenapa Ratu 
Gasib meninggal dunia?!” 
Penduduk :”Ini akibat pasukan kerajaan Aceh,wahai panglima! Mereka menculik Putri Kaca Mayang 
dan membunuh Baginda Ratu!” 
Panglima Gimpam :”Apa?! Kurangajar sekali Raja Aceh itu! Akan kubalas kekalahan ini! Aku harus bisa 
membawa Putri Kaca Mayang kembali kesini!”(marah) 
Penduduk :”Benar,Panglima. Sebaiknya panglima secepatnya menuju kesana agar kondisinya tidak 
semakin parah!” 
Panglima Gimpam :”Baiklah,aku akan segera kesana! Tolong jaga kerajaan ini selama aku pergi! 
Saat tiba di gerbang Kerajaan Aceh,Panglima Gimpam disambut oleh kedua Panglima Aceh. Mereka 
menghadang Panglima Gimpam dan menantang Panglima Gimpam berkelahi. Jika Panglima Gimpam 
menang,maka ia boleh menjemput Putri Kaca Mayang,namun jika ia kalah,maka ia harus kembali ke 
Kerajaan Gasib dengan tangan kosong,dan Putri Kaca Mayang harus tinggal di Kerajaan Aceh untuk 
selamanya 
Adegan 8 
Panglima Gimpam : “Akhirnya sampai juga aku disini’ (bergumam) 
Panglima Aceh 2 : ( Tiba-tiba muncul dari belakang Panglima Gimpam) “Ha..ha.. ternyata kau 
telah sampai,Gimpam” 
Panglima Gimpam : “Ya,aku kesini untuk membalaskan dendamku atas meninggalnya Yang Mulia 
Ratu Gasib. Aku ingin membawa pulang Putri Kaca Mayang kembali ke kerajaan Gasib” 
Panglima Aceh 1 : “Hahaha,baiklah. Kau bisa membawa pulang Putri Kaca Mayang,asalkan kau 
berani bertarung dengan kami berdua. Taruhannya Putri Kaca Mayang,jika kau menang kau bisa 
membawanya kembali,namun jika kau kalah,dia harus tinggal disini selamanya” 
Panglima Aceh 2 :”Benar,tapi aku yakin kau takkan menang,hahaha” (nada meremehkan) 
Panglima Gimpam :”Baiklah,aku sanggupi tantangan kalian. Apapun akan kulakukan demi 
Putri Kaca Mayang”
(Panglima Gimpam dan kedua Panglima Aceh berkelahi) 
Panglima Gimpam :”Bagaimana? Sudah jelas bukan,siapa yang memenangkan pertarungan ini?” 
Raja Aceh :”Hmm...kuakui kesaktianmu,Gimpam. Panglima,bawa putri Kaca Mayang 
kemari” 
(Panglima Aceh 1 membawa Putri Kaca Mayang ke hadapan Raja Aceh) 
Putri Kaca Mayang :”Panglima,apakah kau datang untuk menjemputku?” 
Panglima Gimpam : (berlutut memberi hormat)”Ya,Putri. Aku datang untuk menjemputmu” 
Raja Aceh :”Hahaha,kembalilah kalian ke Kerajaan Gasib. Aku terpaksa merelakan 
kau,Kaca Mayang. Jika sewaktu-waktu kau berubah pikiran,kembalilah kemari,hahaha” (tertawa licik) 
Panglima Gimpam :”TIDAK AKAN! Aku tidak akan membiarkan Putri Kaca Mayang kembali kesini! 
Putri,ayo kita pulang” 
(Putri Kaca Mayang dan Panglima Gimpam meninggalkan Kerajaan Aceh) 
Di tengah perjalanan,ternyata penyakit Putri Kaca Mayang kambuh. Nafasnya terasa sangat sesak,saat 
itu juga angin sedang bertiup dengan kencangnya. Putri Kaca Mayang pun meminta Panglima Gimpam 
untuk beristirahat sejenak 
Adegan 9 
Putri Kaca Mayang : “Panglima,a...ngin...i..ini sa..ngat ken..cang. Aku ttak bbissa ber..na..fas 
la..gi..bbb..isaa..kkah..kita..bber..hen..ti sse..jjenaak?” 
Panglima Gimpam : (cemas) “Bb..baiklah putri,kita istirahat sebentar” 
Putri Kaca Mayang :”Tee..tee..ri..ma..kasih..pang..li..ma.. A..ku rasa u.murku t..tak lama 
la..gi.. sam..pai..kan..per..mohonan maa..maafku ke..pa..da a..yaah” 
Panglima Gimpam :”Putri,bertahanlah! Tak lama lagi kita akan tiba di Kerajaan Gasib” 
Putri Kaca Mayang :”Mmm..maaf..kan..a..ku..pangli..ma... tt..te..ri..maka..sih..kau mau 
mene..maa..ni..ak..aku sampai ak..hir ha..yat..ku” (Menghembuskan nafas terakhir) 
Panglima Gimpam :”PUTRI!!!!!” (Histeris) 
Panglima Gimpam : (berbisik lirih) “Seandainya kau tau,setulusnya aku...menyayangimu,Putri” 
Akhirnya,Panglima Gimpam membawa jasad Putri Kaca Mayang yang telah meninggal. Sesampainya di 
kerajaan Gasib,jasad Putri Kaca Mayang disambut dengan kepiluan dari seisi penghuni istana 
Adegan 10
Panglima Gimpam : “Baginda,hamba datang membawa jenazah Putri Kaca Mayang. Ia meninggal 
ditengah perjalanan kembali kesini” 
Raja Gasib : “Benarkah?! Tak mungkin! Tak mungkin putriku telah meninggal dunia!” 
Panglima Gimpam : “Maafkan hamba,Baginda. Namun itulah kenyataannya” 
Raja Gasib : “Innalillahi wainalillahi rajiun..padahal...padahal..aku baru berniat 
menjodohkanmu dengannya” 
Panglima Gimpam : “Ini takdir,Baginda” 
Raja Gasib : “Baiklah,kita harus segera memakamkannya. Sekarang juga” 
Setelah Putri Kaca Mayang dimakamkan,Raja Gasib dilanda depresi berat karena kehilangan putri 
semata wayangnya. Ia pun memutuskan untuk menyepi ke Gunung Ledang 
Raja Gasib :”Ya,Panglima. Kemarilah sebentar” 
Panglima Gimpam :”Baik,Baginda” 
Raja Gasib :”Kuserahkan mahkota Kerajaan Gasib padamu,kau berhak menggantikanku 
sebagai pemimpin kerajaan ini” (pergi meninggalkan kerajaan) 
Panglima Gimpam : (duduk di singgasana) 
Akhirnya,Panglima Gimpam menggantikan posisi Raja Gasib. Namun karena kesetiaannya kepada 
sang raja,ia pun ikut meninggalkan kerajaan itu dan membuka perkampungan baru yang diberi nama 
Pekanbaru.

More Related Content

What's hot

CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"Nur Widdya Kurniati
 
Hikayat hang tuah
Hikayat hang tuahHikayat hang tuah
Hikayat hang tuahWarnet Raha
 
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Satrio Arismunandar
 
Contoh naskah drama musikal sederhana
Contoh naskah drama musikal sederhanaContoh naskah drama musikal sederhana
Contoh naskah drama musikal sederhanaalthofaji
 
Naskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabatNaskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabatFadhli Syar
 
Skrip cerita arti sebuah persahabatan
Skrip cerita arti sebuah persahabatanSkrip cerita arti sebuah persahabatan
Skrip cerita arti sebuah persahabatanandry_dwi
 
Naskah Drama Inggris
Naskah Drama InggrisNaskah Drama Inggris
Naskah Drama InggrisFajar Maulana
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiriNovi Indah
 
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN DIANTO IRAWAN
 
Naskah Drama Basa Jawa "Rawe-rawe rantas,malang-malang putung"
Naskah Drama Basa Jawa "Rawe-rawe rantas,malang-malang putung"Naskah Drama Basa Jawa "Rawe-rawe rantas,malang-malang putung"
Naskah Drama Basa Jawa "Rawe-rawe rantas,malang-malang putung"nurul limsun
 
Naskah drama sederhana cinderella
Naskah drama sederhana cinderellaNaskah drama sederhana cinderella
Naskah drama sederhana cinderellaHarfitrah
 

What's hot (20)

Naskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orangNaskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orang
 
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
CERPEN SUDUT PANDANG KETIGA "JIKA KAU SAHABAT"
 
Hikayat hang tuah
Hikayat hang tuahHikayat hang tuah
Hikayat hang tuah
 
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
Impian Keabadian (Cerpen karya Satrio Arismunandar)
 
Contoh naskah drama musikal sederhana
Contoh naskah drama musikal sederhanaContoh naskah drama musikal sederhana
Contoh naskah drama musikal sederhana
 
Naskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orangNaskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orang
 
Naskah drama 4 orang persahabatan
Naskah drama 4 orang persahabatanNaskah drama 4 orang persahabatan
Naskah drama 4 orang persahabatan
 
tugas drama anekdot 5 orang
tugas drama anekdot 5 orangtugas drama anekdot 5 orang
tugas drama anekdot 5 orang
 
Naskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabatNaskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabat
 
Naskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangNaskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orang
 
Naskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawangNaskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawang
 
Skrip cerita arti sebuah persahabatan
Skrip cerita arti sebuah persahabatanSkrip cerita arti sebuah persahabatan
Skrip cerita arti sebuah persahabatan
 
Naskah Drama Inggris
Naskah Drama InggrisNaskah Drama Inggris
Naskah Drama Inggris
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiri
 
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Naskah drama 5 orang tema persahabatan
Naskah drama 5 orang tema persahabatanNaskah drama 5 orang tema persahabatan
Naskah drama 5 orang tema persahabatan
 
Naskah Drama Basa Jawa "Rawe-rawe rantas,malang-malang putung"
Naskah Drama Basa Jawa "Rawe-rawe rantas,malang-malang putung"Naskah Drama Basa Jawa "Rawe-rawe rantas,malang-malang putung"
Naskah Drama Basa Jawa "Rawe-rawe rantas,malang-malang putung"
 
Naskah drama sederhana cinderella
Naskah drama sederhana cinderellaNaskah drama sederhana cinderella
Naskah drama sederhana cinderella
 
Drama 9 orang
Drama 9 orangDrama 9 orang
Drama 9 orang
 

Viewers also liked

Naskah theater
Naskah theaterNaskah theater
Naskah theaterfay Rafida
 
Teater Bangsawan
Teater Bangsawan  Teater Bangsawan
Teater Bangsawan keryman313
 
Jenis teater tradisional nusantara by DF4
Jenis teater tradisional nusantara by DF4Jenis teater tradisional nusantara by DF4
Jenis teater tradisional nusantara by DF4Dhan_DF4
 
MACAM-MACAM TEATER TRADISIONAL
MACAM-MACAM TEATER TRADISIONALMACAM-MACAM TEATER TRADISIONAL
MACAM-MACAM TEATER TRADISIONALRisdiana Damayanti
 
Contoh naskah drama lengkap
Contoh naskah drama lengkapContoh naskah drama lengkap
Contoh naskah drama lengkapLika Amalia
 
Cerita rakyat si pitung
Cerita rakyat si pitungCerita rakyat si pitung
Cerita rakyat si pitungdpudpu
 
Perkembangan Teater Indonesia 2001-2005
Perkembangan Teater Indonesia 2001-2005Perkembangan Teater Indonesia 2001-2005
Perkembangan Teater Indonesia 2001-2005Arief Kurniatama
 
Seni teater
Seni teaterSeni teater
Seni teaterismafr_
 
Kertas kerja 1 ppnj
Kertas kerja 1 ppnjKertas kerja 1 ppnj
Kertas kerja 1 ppnjRidzaludin
 
Pengertian seni teater
Pengertian seni teaterPengertian seni teater
Pengertian seni teaterYusup11
 
Projek cadangan swasta sawit n sembilan 4
Projek cadangan swasta sawit n sembilan 4Projek cadangan swasta sawit n sembilan 4
Projek cadangan swasta sawit n sembilan 4CIKGUAMI
 
Jurnal ilmiah hapalan shalat delisa
Jurnal ilmiah hapalan shalat delisaJurnal ilmiah hapalan shalat delisa
Jurnal ilmiah hapalan shalat delisaPrasetyo Bondan
 

Viewers also liked (20)

Putri kaca mayang versi intinfive htg
Putri kaca mayang versi intinfive htgPutri kaca mayang versi intinfive htg
Putri kaca mayang versi intinfive htg
 
Naskah teater perahu kertas
Naskah teater perahu kertasNaskah teater perahu kertas
Naskah teater perahu kertas
 
Naskah theater
Naskah theaterNaskah theater
Naskah theater
 
Perahu Kertas
Perahu Kertas Perahu Kertas
Perahu Kertas
 
Teater Bangsawan
Teater Bangsawan  Teater Bangsawan
Teater Bangsawan
 
Jenis teater tradisional nusantara by DF4
Jenis teater tradisional nusantara by DF4Jenis teater tradisional nusantara by DF4
Jenis teater tradisional nusantara by DF4
 
Teater
Teater Teater
Teater
 
MACAM-MACAM TEATER TRADISIONAL
MACAM-MACAM TEATER TRADISIONALMACAM-MACAM TEATER TRADISIONAL
MACAM-MACAM TEATER TRADISIONAL
 
Drama 6 orang
Drama 6 orangDrama 6 orang
Drama 6 orang
 
Contoh naskah drama lengkap
Contoh naskah drama lengkapContoh naskah drama lengkap
Contoh naskah drama lengkap
 
Cerita rakyat si pitung
Cerita rakyat si pitungCerita rakyat si pitung
Cerita rakyat si pitung
 
Perkembangan Teater Indonesia 2001-2005
Perkembangan Teater Indonesia 2001-2005Perkembangan Teater Indonesia 2001-2005
Perkembangan Teater Indonesia 2001-2005
 
Bahasa melayu Riau
Bahasa melayu RiauBahasa melayu Riau
Bahasa melayu Riau
 
Seni teater
Seni teaterSeni teater
Seni teater
 
Naskah drama
Naskah dramaNaskah drama
Naskah drama
 
Kertas kerja 1 ppnj
Kertas kerja 1 ppnjKertas kerja 1 ppnj
Kertas kerja 1 ppnj
 
Proposal tebu
Proposal tebu Proposal tebu
Proposal tebu
 
Pengertian seni teater
Pengertian seni teaterPengertian seni teater
Pengertian seni teater
 
Projek cadangan swasta sawit n sembilan 4
Projek cadangan swasta sawit n sembilan 4Projek cadangan swasta sawit n sembilan 4
Projek cadangan swasta sawit n sembilan 4
 
Jurnal ilmiah hapalan shalat delisa
Jurnal ilmiah hapalan shalat delisaJurnal ilmiah hapalan shalat delisa
Jurnal ilmiah hapalan shalat delisa
 

Similar to Naskah teater

Similar to Naskah teater (6)

Hang jebat
Hang jebatHang jebat
Hang jebat
 
Hang jebat
Hang jebatHang jebat
Hang jebat
 
Hikayat
HikayatHikayat
Hikayat
 
Hikayat hang tuah
Hikayat hang tuahHikayat hang tuah
Hikayat hang tuah
 
Drama7orang
Drama7orangDrama7orang
Drama7orang
 
Naskah drama
Naskah dramaNaskah drama
Naskah drama
 

Naskah teater

  • 1. DRAMA MELAYU HANG TUAH Tokoh : 1. Hang Mahmud 2. Dang Merdu (Istri Hang Mahmud) 3. Datuk Bendahara 4. Sultan 5. Istri Sultan 6. Perompak (Taming Sari) 7. Hang Tuah (Anak Hang Mahmud) 8. Hang Jebat Take 1 : Di suatu pagi, Hang Mahmud menceritakan bahwa ia bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu pun langsung memandikan dan melulurkan anaknya. ?Set : Di tempat duduk, berdua, Dang Merdu merebahkan Kepalanya di bahu Hang Mahmud Dang Merdu : Kanda, kenapa kanda bermuram durja, ceritakanlah kepada Dinda masalah yang menimpa kanda. Nampaknya ada suatu hal yang mempengaruhi Kanda. Hang Mahmud : Dinda, tadi malam Kanda bermimipi, bahwa bulan turun dari langit, dan cahayanya penuh diatas kepala anak kita, seperti bulan itu jatuh. Ya, seperti bulan itu terjatuh kepada anak kita, Hang Tuah. Setelah Kanda terbangun, Kanda mengangkat tubuh Hang Tuah dan terasa sangat wangi. Menurut Dinda, pertanda apakah ini?. Dang Merdu : Apakah itu benar Kanda?. Kanda, janganlah bingung dengan kejadian itu, itu berarti anak kita Hang Tuah akan mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa. Nanti, mari bantu Dinda memandikan dan meluluri anak kita. Hang Mahmud: Apakah itu benar dinda ?. Ya sudah. Nanti kita lakukan. Take 2 : Beberapa tahun kemudian, Hang Tuah tumbuh menjadi anak yang cerdas, tangkas, dan lihai berbela diri. Dia memiliki sahabat yang bernama Hang Jebat yang sudah dia anggap sebagai saudara kandungnya sendiri. Di dermaga, mereka sedang menceritakan cita-cita mereka dan saling berbalas pantun.
  • 2. ?Set : Di dermaga, Jebat menepuk pundak, saling berpandangan Hang Tuah : Jebat, suatu saat kita pasti bisa menjadi dua orang panglima yang menguasai seluruh lautan. Hang Jebat : Aku harap seperti itu Tuah. Hang Tuah : Jikalau bertolak ke Malaysia Singgah sebentar di Kuala Lumpur Jika kelak kita dewasa Lautan bergolak kita yang atur Hang Jebat : Jika sungguh di Kuala Lumpur Belilah gadah yang berikat Langit gemuruh alam pun hancur Tidak kita Tuah dan Jebat Hang Tuah : Jebat, kau harus setia bersamaku, jngan kau menghianatiku. Kita berdua sahabat sejati. Karena Takkan Melayu Hilang di Bumi. Hang Jebat : Baiklah Tuah. Aku akan selalu bersamamu. Take 3 : Setelah mereka bercakap-cakap di dermaga, merekapun kepasar. Untuk melihat-lihat. Ternyata di pasar ada Sultan Mahmud, Dt. Bendahara dan Istri Sultan tengah berbelanja. Hang Tuah dan Hang Jebat pun menghampiri. Tetapi didului oleh Taming Sari dan Perompak yang bermaksud ingin melukai Sultan. ?Set : Istri menunjuk, Memeluk. Datuk Menoleh, Perompak sambil berjalan, Jebat menangkis Istri Sultan : Kanda, aku ingin membeli perhiasan baru, perhiasanku dirumah sudah usang. bolehkan kanda?. Dt. Bendahara : Maaf Tuan Putri, saya tidak membawa banyak uang. Sultan : Diam Bendahara. Dinda, apapun akan kuberikan untukmu dinda. Apa yang kamu mau, akan kuberi. Apa yang kau pinta, akan kupenuhi. Pilih lah sesuka hati mu. Istri Sultan : Terima kasih Kanda ( Sambil memeluk Sultan, tetapi belum berapa lama Istri Sultan memilih, datanglah 2 orang penjahat ) Taming Sari : Hei Sultan, turunlah kau dari tahta itu. Kau sudah tak pantas disitu. Jika tidak, aku akan melukai itu. Perompak : Betul itu. Jika kau masih mau hidup, turuti perintah kami. ( Mereka berdua pun menyerang sultan, tapi dapat di patahkan oleh Hang Tuah dan Hang Jebat ) Hang Tuah : Hei kau, jangan sekali-kali kau melukai raja kami ini. Perompak : Jangan kau halangi kami anak ingusan. Hang Jebat : Jika kau ingin ada pertumpahan darah, mari kita lakukan. ( Merekapun berkelahi, setelah lama berkelahi, 2 orang jahat itupun kabur )
  • 3. Take 4 : Setelah kejadian itu, Hang Tuah dan Hang Jebat pun di panggil ke istana untuk diberi penghargaan. Tetapi Hang Tuah dan Hang Jebat menolak. Dan tiba-tiba 2 orang jahat itu kembali datang mengacau. ?Set : Di Istana, Perompak datang lagi Istri Sultan : Oh, jadi orang kampung ini yang menjadi penyelamat ?. Huh, Tak pantas. Sultan : Diam kau Istriku, dia ini adalah orang yang baik. Mereka telah menyelamatkan nyawaku. Jika tidak ada mereka, mungkin aku dan kau sudah mati ditangan pengacau itu. Maafkan Istriku ya. Hang : Tidak apa-apa yang mulia. Sultan : Baiklah, kau telah menyelamatkanku. Apapun yang kau inginkan akan kuberi. Pergilah kau kepasar. Dan belilah barang-barang yang kau butuhkan. Kau akan ditemani Dt. Bendahara. Dt. Bendahara : Baik yang mulia. Ayo ikut aku ke pasar. Kali ini aku membawa uang banyak. Belanjalah semaumu. Hang Tuah : Maaf yang mulia. Kami menolong dengan ikhlas. Kami tidak mengharapkan balasan dari yang mulia. Hang Jebat : Bukannya kami lancang yang mulia. Istri Sultan : Alah, jangan munafik kalian berdua !. Sultan : Diam Istriku !. ( Tiba-tiba pengacau itu pun datang lagi ) Taming Sari : Hei kau Raja bedebah yang lalim !. Urusan kita belum selesai. Perompak : Dan kalian berdua, jangan halangi niat kami lagi. Jika tidak, kami tak segan- segan memancung kalian. Hang Tuah : Ouuuppp, Tidak bisa. Jangan menyesal jika fakta itu berbalik bedebah !. Hang Jebat : Benar !. Perompak : Ini delima bukan sembarang delima Ini delima delima seragi Ini panglima bukan sembarang panglima Ini panglima rampok sejati Hang Tuah : Jangan nak jabar antan kayu Antan kayu tak makan api Jangan nak jabar jantan melayu Jantan melayu tak takut mati Taming Sari : Aaaaaaaarrrrrggggghhhh !!! ( Sambil menyerang ) Hang Jebat : Salah satu dari mereka pasti adalah Taming Sari. Orang yang memiliki Keris kebal. Baiklah Tuah. Aku serang Perompak itu, kau kejar Taming Sari itu.
  • 4. Hang Tuah : Baik Take 5 : Maka terjadilah perkelahian di dalam istana. Banyak orang yang mati. Tetapi Sultan kembali selamat. Taming Sari yang kebal oleh Keris itupun berhasil dibunuh oleh Hang Tuah. Dan Hang Tuah mendapatkan Keris kebal itu. Tetapi malang bagi Hang Jebat. Dia tidak berhasil membunuh Perompak. Perompak itu lebih lihai. Dan Hang Tuah dan Hang Jebat pun diangkat menjadi Panglima Perang. ?Set : Di istana, Tuah pergi Sultan : Aku sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Kalian adalah pelindung jiwaku. Aku angkat kalian menjadi Panglima. Istri Sultan : Apa?. Apa Kanda tidak salah?. Dt. Bendahara: Diam kau. Hang Tuah : Terimakasih yang mulia. Aku akan memegang teguh jabatan itu. Hang Jebat : Maaf yang mulia. Aku tidak bisa menerima jabatan itu. Aku sungguh tidak pantas. Lebih baik Hang Tuah saja. Hang Tuah : Jebat ?. Sultan : Baiklah kalau begitu. Untuk tugas pertama, aku perintahkan kau ke Pahang untuk mencari Tun Teja. Hang Tuah : Baik yang mulia. Tapi kenapa kau Jebat?. Hang Jebat : Aku baik-baik saja Tuah. Pergilah. Pergilah. Take 6 : Maka pergilah Hang Tuah ke Pahang and bertemu Melor yang merupakan selir Sultan. Hang Tuah menceritakan niatnya kepada Melor bahwa dia ingin mencari Tun Teja yang diperintahkan oleh Sultan. Tetapi Sultan melihatnya dan salah memahami. Sultan menuduh Hang Tuah berzinah dengan Melor. ?Set : Di perjalanan, Hang Tuah di tangkap Hang Tuah : Melor, akhirnya kita bertemu di sini. Aku ke Pahang bermaksud mencari Tun Teja. Apakah kau tahu dimana ia berada?. Kau kan sudah lama berada di Pahang ini. Melor : Benar Tuah. Dulu aku sering berjumpa dengannya. Tetapi sekarang aku sudah jarang melihatnya. Mungkin dia berada di Kampung Durian Runtuh. Hang Tuah : Baiklah, terimakasih Melor. Aku akan ke sana ( belum putus pembicaraan Hang Tuah tiba-tiba Sultan datang )
  • 5. Sultan : Bangsat kau Hang Tuah !. Aku perintahkan kau ke sini untuk mencari Tun Teja. Bukan menyelingkuhi istriku !. Sekarang kau ku tangkap dan ku hukum kau untuk dipancung !. Melor : Tenang Kanda. Itu semua tidak benar. Tuah hanya bertanya kepadaku mengenai Tun Teja. Hang Tuah : Benar yang mulia !. Sultan : Hentikan itu. Aku sudah tidak percaya lagi kepada kalian berdua. Datuk, tangkap Hang Tuah !. Dt. Bendahara : Baik yang mulia. Ayo cepat !. Take 7 : Dan Hang Tuah pun dibawa Dt. Bendahara kembali ke Bintan. Dt. Bendahara menyebutkan kepada Sultan bahwa Hang Tuah telah ia bunuh. Padhal Dt. Bendahara menyembunyikannya di suatu tempat. ?Set : Datuk menunduk, Sultan menunduk, datuk menarik sultan di tengah perjalanan, datuk bercerita Dt. Bendahara : Yang mulia. Aku telah membunuh Hang Tuah itu. Sultan : Baguslah kalau begitu. Gajimu akan aku naikkan. Istri Sultan : Apa Kanda?. Sultan : Biar sajalah Istriku. ( Tiba-tiba Hang Jebat datang ) Hang Jebat : Hei kau Raja yang Lalim. Aku telah mengetahui kebusukanmu. Mana sahabatku?. Mana sahabatku Tuah?. Kau kemanakan dia?. Bedebah. Sultan : Hahaha. Apa yang ingin kau lakukan?. Hang Tuah telah aku bunuh !. ( Hang Jebat pun mengamuk. Sehingga membunuh Istri Sultan ) Dt. Bendahara : Ayo ikut aku yang mulia. Disini kau akan aman. Sultan : Cepat. Tolong aku !. Dt.Bendahara : Maaf yang mulia.Sebenarnya aku tidak membunuh Hang Tuah. Tetapi aku menyembunyikannya di suatu tempat. Karena aku tahu dia tak bersalah. Sultan : Tidak apa-apa. Jika itu benar. Cepat antarkan aku kepadanya. Dt. Bendahara : Baiklah. Mereka pun pergi menemui Hang Tuah Dt. Bendahara : Tuah, Tuah, buka pintu. Ini aku. Aku bersama Sultan
  • 6. Hang Tuah : Baik Datuk. Sultan : Tuah, maafkan aku telah menuduhmu. Di istana Sahabatmu Jebat sedang mengamuk mengenai masalah aku membunuhmu. Ku harap kau bisa menenangkannya. Take 8 : Hang Tuah pun pergi ke istana dan berbicara kepada Hang Jebat. Tetapi Hang Jebat sudah kalap mata. Ia sudah sperti dirasuki Iblis. Hang Jebat malah menyerang Hang Tuah. Tetapi malang bagi Hang Jebat. Dia mati ditangan Hang Tuah. Sahabatnya sendiri. ?Set : Tuah menepuk pundak Jebat, mengalihkan keris Hang Tuah : Jebat, berhentilah. Kau sudah banyak membuat orang mati. Lebih baik kau berhenti. Hang Jebat : Maaf, Aku tidak mengenal mu. Hang Tuah : Ini aku, Tuah. Sahabatmu. Hang Jebat : Apa?. Kau ingin menjadi sahabatku Tuah yang mati dibunuh Raja yang lalim itu?. Hang Tuah : Tidak Jebat. Aku tak dibunuh. Aku hanya diasingkan ke tempat terpencil. Hang Jebat : Ah Sudah lah. Aku tak ingin mendengar semua kebohonganmu. ( Sambil menyerang Hang Tuah dan Hang Jebat pun mati) Hang Jebat : ( Di saat kritis ) ternyata kau memang Hang Tuah. Sahabat karibku. Sahabat terbaikku. Hang Tuah : Hang Jebaaaaat. Take 9 : Mereka pun berpisah. Hang Jebat Mati dan Hang Tuah kembali diangkat sebagai Panglima. Hang Tuah kembali diberi tugas untuk mengawal Raja. Dan pada saat mengawal, hangtuah diserang Perompak yang pernah dijumpainya. ?Set : Tuah terbunuh dan Perompak mengangkat leher tuah Perompak : Hahaha. Sudah lama tidak bertemu Tuah. Kini kau sudah kehilangan sahabatmu. Dan kau pasti sudah kehilangan separuh jiwamu. Kini aku kembali datang untuk membalaskan dendam Panglimaku. Hang Tuah : Baiklah kalau itu yang kau mau. Akan aku layani keinginanmu. Perompak berhasil mengalahkan Hang Tuah. Hang Tuah tertembus peluru. Perompak : Maafkan aku Hang Tuah. Sekarang, tidak ada lagi yang bisa menghalangiku. Hang Tuah : …
  • 7. Naskah drama Putri Tujuh Pemain: Narator Mayang Kemuning Mayang Melati Mayang Mawar Mayang Anggrek Mayang Kemboja Mayang Lili Mayang Sari Cik Sima Ratu Melani Pengawal Cik Sima pengawal empangkuala Dayang · Jin Naskah (Narator : konon, pada zaman dahulu kala, di daerah dumai berdirilah sebuah kerajaan bernama Seri Bunga Tanjung. Kerajaan ini di perintah oleh seorang ratu yang bernama Cik Sima. Ratu ini memiliki tujuh orang putri yang elok nan rupawan, yang dikenal dengan putri tujuh. Dari ketujuh putri tersebut, putri bungsulah yang paling cantik namanya Mayang Sari. Putri Mayang sari memiliki keindahan tubuh yang sangat mempesona, kulitnya lembut bagai sutra, wajahnya elok berseri bagaikan bulan purnama, bibirnya merah bagaikan delima, alisnya bagai semut beriring, rambutnye panjang dan ikal terurai bagai mayang, karna itu sang putri juga dikenal dengan sebutan Manyang Mengurai.
  • 8. Pade suatu hari, ketujuh putri itu sedang mandi di lubung sarang umai.) 7 Putri : (bermain air sambil tertawa) M. Kemuning : “kalian adik-adikku sungguh lah cantik rupawan.” M. Melati : “kakakku, Mayang Kemuning. Kau memiliki rambut yang hitam dan panjang serta lembut.” M. Lili : “Mayang Kamboja, kakakku. Kau memiliki mata yang indah.” M. Kamboja : “adikku, Mayang Lili. Kau memiliki suara indah untuk bernyanyi.” M. Mawar : “Mayang Anggrek. Kau mempunyai kepintaran seperti ibunda.” M. Anggrek : “Mayang Mawar. Kakak memiliki kebijaksanaan yang di turunkan ibunda.” M. Kemuning : “dan adik bungsuku, Mayang Sari. Kau memiliki semua yang kami miliki.” M. Sari : “Terima kasih kakak-kakakku. Aku menyayangi kalian semua.” 7 Putri : (melanjutkan bermain air) (Narator : karna asyik berendam dan tak menyadari ada beberapa pasang mata yang melihat mereka, yang ternyata adalah pangeran empang kuala dan para pengawalnya. Mereka mengamati ketujuh putri tersebut dari balik semak-semak. Secara diam-diam, sang pangeran terpesona melihat kecantikan salah satu putri yang tak lain adalah putri Mayang Sari) Empang Kuala : “Aduhai, rupawan sekali mereka!” Pengawal (EK) : “pangeran benar. mereka putri-putri dari kerajaan Seri Bunga Tanjung, pangeran” Empang Kuala : “ya….ya…ya…. d’umai….d’umai…..gadis itu” ( mengintip dan sambil melirik salah satu putri) (Narrator : kata-kata itu terus terucap dalam hati pangeran Empang Kuala. Rupanye sang pangeran jatuh hati kepada putri. Karena itu, sang pangeran nak berniat untuk meminangnye. Beberapa hari kemudian, sang pangeran meminta ibunye Ratu Melani untuk melamar putri itu yang di ketahui bernama putri Mayang Sari) Empang kuala : “wahai ibunda, antarkan lah tepak sirih ini sebagai pinanganku kepade keluarga kerajean Seri Bunga Tanjung”. Ratu Melani : “baik lah anakku…” (Narator : pergilah ratu melani beserta 2pengawalnye ke kerajaan Seri Bunga Tanjung.
  • 9. Sesampainye di kerajaan seri bunga tanjung ratu melani beserta pengawalnye di sambut baik oleh ratu Cik Sima) Cik Sima : “siape kah gerangan ini?” Ratu Melani : “perkenalkan saye ratu melani dari kerajaan tetangga” Cik Sima : “dan ape maksuk ratu datang kemari?” Ratu Melani : “saye bermaksud nak meminang putri ratu” Cik Sima : “putri kami yang manekah? Kami punye 7 putri wahai ratu !” Ratu Melani : “bisakah kami melihat ke tujuh putri tersebut?” Cik Sima : “ya sebentar…dayang tolong bawa putri tujuhku kesini..” Dayang : “baik yang mulia” (Narrator : tak lama kemudian datanglah dayang dan ketujuh putri tersebut…) Cik Sima : “Inilah ke tujuh putriku. Baiklah putri tujuhku tersayang, perkenalkan diri kalian kepade Ratu Melani.” M. Kemuning : “Saye putri pertame, saye putri Mayang Kemuning, saye suke menjahit dan merajut” M. Melati : “Saye putri kedua, saye putri Mayang Melati, saye suke berenang” M. Mawar : ”Saye putri ketige, saye putri Mayang Mawar, saye suke memasak” M. Anggrek : “Saye putri keempat, saye putri Mayang Anggrek, saye suke menari” M. Kemboja : “Saye putri kelima, saye putri Mayang Memboja, saye suke berkebun” M. Lili : “Saye putri keenam, saye putri Mayang Lili, saye suke membaca” M. Sari : “Saye putri ketujuh, saye putri Mayang Sari, saye suke berkuda” Cik Sima : “ini lah anak-anak saye, manakah yang ratu inginkan menjadi menantu ratu?” Ratu Melani : “sebenarnye anak saye , pangeran Empang Kuala suke dengan Mayang Sari, putri bungsu ratu! Cik Sima : “bagaimane ya ratu”(bingung) Ratu Melani : “mengapa ratu..?” Cik Sima : “maaf ratu, kami tak bisa menerima pinangan ratu” Ratu Melani : “mengape begitu ratu, maksud kami kan baik!”
  • 10. Cik Sima : “ya, saye paham maksud ratu, tapi menurut adat kerajaan seri bunga tanjung, putri tertua lah yang berhak menerima pinangan terlebih dahulu” Ratu Melani : “saye mohon..!! anak saya ingin sekali memperistri Mayang Sari” Cik Sima : “tak bisa…!! Sekali lagi saye memohon maaf” (Narrator: dengan perasaan kecewa ratu melani dan pengawalnye pun pulang kembali kekerajannye. Sesampainye dikerajaan para pengawal-pengawal yang ikut bersama ratu melani tadi pun menghadap kepada pangeran empang kuala…) Empang Kuala : “mengapa kalian bawa lagi tepak itu …??” Pegawal (EK) : “ampun baginda.. kami tak ada maksud mengecewakan tuan. keluarga kerajaan seri bunga tanjung belum bersedia menerima pinangan tuan untuk memperistri putri Mayang Sari” Empang Kuala : “ape …..!!! pinangan saye di tolak. Kenape?”(marah dan berteriak) Pengawal (EK) : “itu karena adat mereka melarang putri bungsu menerima pinangan sebelum putri tertua menikah” Empang kuala : (berdiri sambil marah dan berteriak) “saye tak peduli dengaN adat. Saya merasa terlecehkan. Pengawal! panggil pasukan yang lain, aku nak menyerang kerajaan Seri Bunga Tanjung karna telah menolak lamaran saye…!!” Pengawal (EK) : “baik pangeran”(segera meninggalkan pangeran dan memanggil pasukan) (Narator : amarah yang menguasai hati pangeran Empang Kuala tak bise di kendalikan lagi. Sang pangeran pun segera memerintahkan para panglima dan pasukan yang lain untuk menyerang kerajaan seri bunga tanjung. Maka pertempuran antara kedua kerajaan itu tak dapat di elakkan lagi. Sementara itu di kerajaan Seri Bunga Tanjung, Cik Sima segera melarikan ke tujuh putrinya ke dalam hutan dan menyembunyikan mereka kedalam sebuah lubang yang beratapkan tanah dan terlindung oleh pepohonan. Tak lupa pula Cik Sima membekali ketujuh putrinya tersebut makanan yang cukup untuk tiga bulan) Cik sima : “putri-putri ku kalian harus bersembunyi di lubang ini. Untuk berjaga-jaga ini ibunda telah menyiapkan makanan untuk kalian selama 3bulan.” Mayang sari : “baik ibunda. Kami akan bersembunyi di sini” Cik Sima : “ingat jangan keluar sebelum ibu kembali. Dan Mayang Kemuning ingat jaga baik-baik adik-adikmu selama ibunda tak ade.”
  • 11. M. Kemuning : “baik ibunda, saye akan menjaga mereka” Cik Sima : “ibunda pergi dulu”(sambil berlari dan meninggalkan putrid-putrinya) (Narrator: setelah mengantarkan ketujuh putrinye sang ratu kembali kekerajaannye untuk melawan pasukan pangeran empang kuala. Sudah 3bulan berlalu tetapi pertempuran antarakedua kerajaan itu tak kunjung usai. Setelah memasuki bulan keempat, pasukan cik sima semakin terdesak dan tak berdaya. Akhirnye, kerajaan seri bunga tanjung di hancurkan. Rakyatnye banyak yang tewas. Melihat kerajaannye hancur dan tak berdaye ratu cik sima segera meminta bantuan jin yang sedang bertapa di bukit hulu sungai umai.) Cik Sima : “pengawal kerajaan kita sudah hancur, rakyat sudah banyak yang tewas. agar tidak memburuk keadaan saye perintahkan kalian berdua untuk menemui jin yang sedang bertapa di bukit hulu sungai umai untuk meminta pertolongannye agar dapat mengalahkan pasukan empang kuala.” Pengawal (CS) : “baik lah ratu, kami akan melaksanakan perintah ratu” (Narrator : pergilah 2pengawal tersebut ketempat bertapahnye jin tersebut. Sesampainye di sana para pengawal tersebut segera menyampaikan maksud mereka) Pengawal (CS) : “permisi ya jin yang sedang bertapa” Jin : “siape yang mengganggu bertapah saye” Pengawal (CS) : “kami utusan ratu Cik Sima, kami nak mintak tolong kepada jin untuk mengalahkan pasukan Empang Kuala” Jin : “utusan ratu Cik Sima. Baik lah, saye akan membantu kalian”( membaca mantra) (Narrator: setelah itu pergilah para pengawal tersebut kepada ratu. Dan menyampaikan bahwa jin terebut mau membantu.suatu malam terjadi peristiwa yang sangat mengerikan. Secara tiba-tiba pasukan empang kuala tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh dan menusuk ke badan para pasukan Pangeran Empang Kuala. Tak sampai separuh malam, pasukan Pangeran Empang Kuala dapat dilumpuhkan. Pade saat pasukan Kerajaan Empang Kuala tak berdaya, datanglah utusan Ratu Cik Sima menghadap Pangeran Empang Kuala) Empang Kuala : “Hai orang Seri Bunga Tanjung, ape maksud kedatanganmu ini?” Pengawal (CS) : “Hamba datang nak menyampaikan pesan Ratu Cik Sima agar Pangeran berkenan menghentikan peperangan ini. Perbuatan kita ini telah merusakkan bumi sakti rantau bertuah dan menodai pesisir Seri Bunga Tanjung. Siape yang datang dengan niat buruk, malapetaka akan menimpa, sebaliknye siapa yang datang dengan niat baik ke negeri Seri Bunga Tanjung, akan sejahteralah hidupnye” Empang Kuala : “baik lah, saye akan memberhentikan peperangan tersebut”
  • 12. (Narrator : sadarlah Pangeran Empang Kuala, bahwa dirinyelah yang memulai peperangan tersebut. Pangeran langsung memerintahkan pasukannye agar segera pulang ke Negeri Empang Kuala.) Empang Kuala : “Baginda Ratu, maafkan lah saya karena telah memerangi kerajaan Seri Bunga Tanjung.” (sembari berlutut di hadapan Cik Sima) Cik Sima : “Hmm, baiklah. Aku telah memaafkan perbuatanmu itu.” Empang Kuala : “Terima kasih baginda.” (meninggalkan Cik Sima) (Narator : Keesokan harinye, ratu Cik Sima segera mendatangi tempat ke7 putrinye yaitu dihutan. Alangkah terkejutnya Cik Sima melihat para putrinye sudah tidak bernyawa lagi. Ternyata Ratu Cik Sima lupa, kalau bekal yang disediakan hanya cukup untuk tiga bulan. Sedangkan perang antara Ratu Cik Sima dengan Pangeran Empang Kuala berlangsung sampai empat bulan.) Cik Sima : (sambil menagis) “Wahai putri-putriku. Maafkanlah ibundamu ini yang lupa pada kalian. Maafkan ibunda.” (Akhirnye, karena tak kuat menahan kesedihan atas kematian ketujuh putrinye, maka Ratu Cik Sima pun jatuh sakit dan tak lame kemudian meninggal dunia. Sejak peristiwa itu, masyarakat Dumai meyakini bahwa nama kota Dumai diambil dari kata “d‘umai” yang selalu diucapkan Pangeran Empang Kuala ketika melihat kecantikan Putri Mayang Sari atau Mayang Mengurai) Naskah Drama Putri Kaca Mayang (untuk 9 orang) Pemeran: Putri Kaca Mayang : Tania Angellina Panglima Gimpam : M. Dahriyan R Raja Gasib : Alhadi B Ratu Gasib : Cahayani Y Raja Aceh : Yakobus Edo Ratu Aceh 1 : Naziratur Rafika Ratu Aceh 2 : Poppy Andriani Panglima Aceh 1 : Renardi Winata Panglima Aceh 2 : Tata Bahtera N
  • 13. Pada zaman dahulu kala,di tepi Sungai Siak berdirilah sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Gasib. Di kerajaan ini seluruh penduduk hidup damai dan sejahtera,karena Kerajaan Gasib dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana,didampingi seorang ratu yang sangat anggun dan cerdas,juga dibantu seorang panglima yang gagah berani,Panglima Gimpam namanya. Kerajaan Gasib juga memiliki seorang putri bernama Putri Kaca Mayang,yang kecantikan dan keluhuran budinya terkenal hingga seluruh penjuru negeri,bahkan ke negara-negara tetangga.Banyak raja dari negeri tetangga yang ingin meminang Putri Kaca Mayang,namun tak satupun yang diterimanya karena ia belum ingin menikah dan masih ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. ADEGAN 1 (Putri Kaca Mayang dan kedua orangtuanya berbincang-bincang di istana kerajaan) Raja Gasib :”Wahai anakku,tidakkah engkau ingin menerima salah satu pinangan dari raja-raja negeri tetangga tersebut?” Ratu Gasib :”Benar,anakku.Kurasa sekarang adalah waktu yang tepat bagimu untuk mulai membina rumahtangga,aku tak sabar ingin segera menimang cucu dari putri sematawayangku” Putri Kaca mayang :”Ibu,ayah,maafkan jika ananda lancang. Namun hati ananda masih menyimpan harapan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi lagi,bukan untuk menikah terlebih dahulu,ananda ingin membuat kerajaan kita maju’’ Ratu Gasib :”Baiklah,ananda. Jika memang itu keputusanmu,ibu dan ayah akan mendukung dengan sepenuh hati” ADEGAN 2 Sementara itu,di Kerajaan Aceh yang dipimpin oleh Raja Aceh yang dikenal angkuh dan pemarah sedang terjadi cekcok karena kedua istrinya terus berebut mencuri perhatiannya Ratu Aceh 1 :(Nada mendayu-dayu)”Kakanda,seminggu yang lalu saat aku melancong ke Batavia,aku melihat sebuah toko yang menawarkan berlian dengan harga murah,kira-kira hanya 200 juta rupiah. Bolehkah aku membelinya sebagai tambahan perhiasanku?” Ratu Aceh 2 :”Kakanda,sepertinya aku membutuhkan sebuah mobil baru untukku pribadi,bukannya berbagi dengan si nenek tua itu!”(melirik sinis ke Ratu Aceh 1) Ratu Aceh 1 :”APAA?! NENEK TUA?! SEENAKNYA KAU MENGATAI AKU SEPERTI ITU!” (menjambak Ratu Aceh 2) Ratu Aceh 2 :(balas menjambak rambut Ratu Aceh 1) Raja Aceh :”HENTIKAAAN!!!Kepalaku sudah cukup pusing untuk mengatasi semua masalah di negeri ini,janganlah kalian berdua menambah sakit kepalaku! sekali lagi aku melihat kalian bertengkar,aku tak segan mengusir kalian berdua dari istana ini!”(nada marah)
  • 14. Ratu Aceh 1&2 :”Mm..maafkan kami,kakanda”(ketakutan) (Kedua Ratu Aceh berjabat tangan) Raja Aceh :”Panglima! Panglima!!!” (sambil berteriak) (Kedua panglima berlari menghampiri Raja Aceh) Panglima 1 :”Ampun,Baginda. Apa gerangan baginda memanggil kami?” Raja Aceh :” Aku menginginkan Putri Kaca Mayang dari Kerajaan Gasib untuk menjadi istriku yang ke 3. Tolong sampaikan pinanganku ke Kerajaan Gasib” Panglima 2 :”Apakah baginda yakin dengan keputusan tersebut?” Raja Aceh :”Ya,Panglima. Aku yakin seratus persen dengan keputusanku. Pergilah kalian ke Kerajaan Gasib sekarang juga” Panglima 1&2 :(mengangguk)”Baik,Baginda. Kami akan kesana sekarang juga” Adegan 3 Kedua panglima Aceh tiba di Kerajaan Gasib Panglima Aceh : “Baginda...” Ratu Gasib :(menoleh ke belakang dan terkejut) “Siapa kalian? Apa gerangan kalian datang kemari?” Panglima 1 :”Ampun,Baginda. Kami panglima dari Kerajaan Aceh. Kami berdua datang kemari diutus oleh Raja Aceh. Kami ingin bertemu Baginda Raja Gasib” Ratu Gasib :”Kenapa dia mengutus kalian kemari?” Panglima 2 :”Raja kami ingin meminang putri baginda,Putri Kaca Mayang” Panglima 1 :”Benar,baginda” Ratu Gasib :(Menghela nafas)”Maaf,panglima. Kami belum bisa menerima pinangan dari raja kalian. Putriku belum siap untuk menikah. Sampaikan permohonan maaf dari kami kepada raja kalian” Panglima 2 :”Baiklah,baginda. Kami akan kembali ke Aceh untuk menyampaikan jawaban baginda” Kedua panglima Aceh kembali ke kerajaan mereka dengan perasaan kecewa. Mereka takut Raja Aceh murka karena pinangannya ditolak. Raja Aceh :”Selamat datang,panglimaku! Bagaimana kabar pinanganku?” Panglima 2 :(Wajah ketakutan)”Mmmo..mohon maaf,Baginda. Pihak Kerajaan Gasib menolak pinangan baginda”
  • 15. Raja Aceh :”APAAA?!!”(berteriak dengan sangat emosi) Kedua istri Raja Aceh segera berlari mendekati suaminya yang tampak sangat murka Ratu Aceh 1 :”Aaa...da apa,Kakanda? Apa sebab dikau murka?”(keheranan) Ratu Aceh 2 :”Ya,kakanda. Apakah nenek tua ini memancing emosimu lagi?” (melirik Ratu Aceh 1) Ratu Aceh 1 :”Apa katamu?! Dasar perempuan tak tahu diri!”(mendorong Ratu Aceh 2) (Kedua Ratu Aceh berkelahi dan Raja Aceh memerintahkan salah satu panglimanya untuk memisahkan keduanya) Raja Aceh :”Tidak mungkin Raja Gasib menolak pinanganku!” Panglima 1 :”Nnn...namun begitulah kenyatannya,Baginda” Raja Aceh :”Kurang ajar kau Gasib! Aku tak akan tinggal diam! Akan kubalas perbuatanmu Adegan 4 Karena telah mengenal sifat pendendam Raja Aceh,maka Raja Gasib segera menyiapkan pasukan perang untuk menghadapi serangan Kerajaan Aceh Raja Gasib :”Panglima Gimpam,kemarilah!” Panglima Gimpam :”Baik,baginda. Apa gerangan baginda memanggil hamba?” Raja Gasib :”Aku ingin kau menyiapkan pasukan perang kerajaan kita” Panglima Gimpam :”Baiklah baginda,namun jika boleh hamba tau,kenapa baginda menyuruh hamba menyiapkan pasukan perang?” Raja Gasib :”Aku takut jika sewaktu-waktu Raja Aceh menyerang kerajaan kita,karena aku menolak pinangannya terhadap putriku. Kini kau kuperintahkan untuk memimpin pasukan di Kuala Gasib” Panglima Gimpam :”Baiklah,baginda. Hamba akan segera melaksanakan perintah baginda” Adegan 5 Ternyata Raja Aceh beserta pasukannya telah mengetahui persiapan Kerajaan Gasib,dan mereka telah mengetahui bahwa Kuala Gasib yang merupakan jalur utama menuju negeriitu dipimpin oleh Panglima Gimpam yang gagah berani. Raja Aceh :”Ha...ha...ha..! ternyata Kerajaan Gasib telah menyiapkan pasukannya untuk melawan kita! Tak akan kubiarkan mereka menang!” Panglima 1 :”Maaf,Baginda,ternyata Kuala Gasib telah dijaga oleh Panglima Gimpam”
  • 16. Raja Aceh :”APA?! Jadi lewat jalan mana kita bisa menuju ke kerajaan Gasib?” Panglima 2 :”Lebih baik kita bertanya pada penduduk kerajaan Gasib,Baginda” Raja Aceh :”Ya,Panglima. Kau benar. Ayo kita segera menyiapkan pasukan dan langsung pergi ke Kerajaan Gasib” (Raja Aceh dan pasukannya pergi ke Kerajaan Gasib. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan salah satu penduduk Kerajaan Gasib) Panglima 2 :”Sepertinya itu penduduk Kerajaan Gasib,Baginda” (menunjuk ke arah penduduk) Raja Aceh :”Ya,benar. Mari kita segera kesana!” Panglima 1 :”Hai,anak muda. Apakah benar kau penduduk negeri Gasib?” Penduduk :”Bb..enar,tuan. Siapakah gerangan tuan-tuan ini? Dan hendak kemana?” Panglima 2 :”Kami dari Kerajaan Aceh hendak menuju ke negeri kalian. Tolong tunjukkan kami jalan darat menuju Kerajaan Gasib!” Penduduk :”Hamba ttt....ttiddak ttahuu tu...tuan” (tergagap-gagap) Raja Aceh :’Benarkah itu? Bagaimana dengan ini?” (mengibaskan segepok uang di hadapan penduduk) Penduduk :”Bbb...baiklah tuan. Ke arah sana” ( menunjukkan arah) Akhirnya Raja Aceh beserta pasukannya sampai di Kerajaan Gasib tanpa melewati penjagaan Panglima Gimpam. Ia langsung menghancurkan seisi negeri tersebut. Adegan 6 Raja Aceh :”Hahahaha! Akhirnya kita sampai disini,tanpa melewati penjagaan Panglima Gimpam,hahaha! Semua pasukanku.ayo seraang!!!” (Penduduk Gasib yang melihat Pasukan Aceh menghancurkan negerinya segera melapor kepada Raja Gasib) Penduduk :”Baginda,pasukan Kerajaan Aceh telah memporak-porandakan negeri kita,dan kini mereka menyerang halaman istana!” Raja Gasib :”Benarkah itu?” (Putri Kaca Mayang disekap oleh Panglima Aceh dan Ratu Gasib dibunuh) Putri Kaca Mayang :”AYAAAAH!!!Tolong aku!!” Panglima Aceh :”Diam kau!!”
  • 17. Ratu Gasib :”Putriku!!Aaargh!!!” (Panglima Aceh menancapkan sebilah pisau di tubuh Ratu Gasib) RajaGasib :”Putrikuu!!! Istrikuu!!” (histeris) Panglima Gimpam datang dari Kuala Gasib dan terkejut melihat seisi istana porak-poranda dan melihat Ratu Gasib yang bersimbah darah Adegan 7 Panglima Gimpam :”Hah! Apa-apaan ini! Mengapa kerajaan bisa jadi porak-poranda?! Kenapa Ratu Gasib meninggal dunia?!” Penduduk :”Ini akibat pasukan kerajaan Aceh,wahai panglima! Mereka menculik Putri Kaca Mayang dan membunuh Baginda Ratu!” Panglima Gimpam :”Apa?! Kurangajar sekali Raja Aceh itu! Akan kubalas kekalahan ini! Aku harus bisa membawa Putri Kaca Mayang kembali kesini!”(marah) Penduduk :”Benar,Panglima. Sebaiknya panglima secepatnya menuju kesana agar kondisinya tidak semakin parah!” Panglima Gimpam :”Baiklah,aku akan segera kesana! Tolong jaga kerajaan ini selama aku pergi! Saat tiba di gerbang Kerajaan Aceh,Panglima Gimpam disambut oleh kedua Panglima Aceh. Mereka menghadang Panglima Gimpam dan menantang Panglima Gimpam berkelahi. Jika Panglima Gimpam menang,maka ia boleh menjemput Putri Kaca Mayang,namun jika ia kalah,maka ia harus kembali ke Kerajaan Gasib dengan tangan kosong,dan Putri Kaca Mayang harus tinggal di Kerajaan Aceh untuk selamanya Adegan 8 Panglima Gimpam : “Akhirnya sampai juga aku disini’ (bergumam) Panglima Aceh 2 : ( Tiba-tiba muncul dari belakang Panglima Gimpam) “Ha..ha.. ternyata kau telah sampai,Gimpam” Panglima Gimpam : “Ya,aku kesini untuk membalaskan dendamku atas meninggalnya Yang Mulia Ratu Gasib. Aku ingin membawa pulang Putri Kaca Mayang kembali ke kerajaan Gasib” Panglima Aceh 1 : “Hahaha,baiklah. Kau bisa membawa pulang Putri Kaca Mayang,asalkan kau berani bertarung dengan kami berdua. Taruhannya Putri Kaca Mayang,jika kau menang kau bisa membawanya kembali,namun jika kau kalah,dia harus tinggal disini selamanya” Panglima Aceh 2 :”Benar,tapi aku yakin kau takkan menang,hahaha” (nada meremehkan) Panglima Gimpam :”Baiklah,aku sanggupi tantangan kalian. Apapun akan kulakukan demi Putri Kaca Mayang”
  • 18. (Panglima Gimpam dan kedua Panglima Aceh berkelahi) Panglima Gimpam :”Bagaimana? Sudah jelas bukan,siapa yang memenangkan pertarungan ini?” Raja Aceh :”Hmm...kuakui kesaktianmu,Gimpam. Panglima,bawa putri Kaca Mayang kemari” (Panglima Aceh 1 membawa Putri Kaca Mayang ke hadapan Raja Aceh) Putri Kaca Mayang :”Panglima,apakah kau datang untuk menjemputku?” Panglima Gimpam : (berlutut memberi hormat)”Ya,Putri. Aku datang untuk menjemputmu” Raja Aceh :”Hahaha,kembalilah kalian ke Kerajaan Gasib. Aku terpaksa merelakan kau,Kaca Mayang. Jika sewaktu-waktu kau berubah pikiran,kembalilah kemari,hahaha” (tertawa licik) Panglima Gimpam :”TIDAK AKAN! Aku tidak akan membiarkan Putri Kaca Mayang kembali kesini! Putri,ayo kita pulang” (Putri Kaca Mayang dan Panglima Gimpam meninggalkan Kerajaan Aceh) Di tengah perjalanan,ternyata penyakit Putri Kaca Mayang kambuh. Nafasnya terasa sangat sesak,saat itu juga angin sedang bertiup dengan kencangnya. Putri Kaca Mayang pun meminta Panglima Gimpam untuk beristirahat sejenak Adegan 9 Putri Kaca Mayang : “Panglima,a...ngin...i..ini sa..ngat ken..cang. Aku ttak bbissa ber..na..fas la..gi..bbb..isaa..kkah..kita..bber..hen..ti sse..jjenaak?” Panglima Gimpam : (cemas) “Bb..baiklah putri,kita istirahat sebentar” Putri Kaca Mayang :”Tee..tee..ri..ma..kasih..pang..li..ma.. A..ku rasa u.murku t..tak lama la..gi.. sam..pai..kan..per..mohonan maa..maafku ke..pa..da a..yaah” Panglima Gimpam :”Putri,bertahanlah! Tak lama lagi kita akan tiba di Kerajaan Gasib” Putri Kaca Mayang :”Mmm..maaf..kan..a..ku..pangli..ma... tt..te..ri..maka..sih..kau mau mene..maa..ni..ak..aku sampai ak..hir ha..yat..ku” (Menghembuskan nafas terakhir) Panglima Gimpam :”PUTRI!!!!!” (Histeris) Panglima Gimpam : (berbisik lirih) “Seandainya kau tau,setulusnya aku...menyayangimu,Putri” Akhirnya,Panglima Gimpam membawa jasad Putri Kaca Mayang yang telah meninggal. Sesampainya di kerajaan Gasib,jasad Putri Kaca Mayang disambut dengan kepiluan dari seisi penghuni istana Adegan 10
  • 19. Panglima Gimpam : “Baginda,hamba datang membawa jenazah Putri Kaca Mayang. Ia meninggal ditengah perjalanan kembali kesini” Raja Gasib : “Benarkah?! Tak mungkin! Tak mungkin putriku telah meninggal dunia!” Panglima Gimpam : “Maafkan hamba,Baginda. Namun itulah kenyataannya” Raja Gasib : “Innalillahi wainalillahi rajiun..padahal...padahal..aku baru berniat menjodohkanmu dengannya” Panglima Gimpam : “Ini takdir,Baginda” Raja Gasib : “Baiklah,kita harus segera memakamkannya. Sekarang juga” Setelah Putri Kaca Mayang dimakamkan,Raja Gasib dilanda depresi berat karena kehilangan putri semata wayangnya. Ia pun memutuskan untuk menyepi ke Gunung Ledang Raja Gasib :”Ya,Panglima. Kemarilah sebentar” Panglima Gimpam :”Baik,Baginda” Raja Gasib :”Kuserahkan mahkota Kerajaan Gasib padamu,kau berhak menggantikanku sebagai pemimpin kerajaan ini” (pergi meninggalkan kerajaan) Panglima Gimpam : (duduk di singgasana) Akhirnya,Panglima Gimpam menggantikan posisi Raja Gasib. Namun karena kesetiaannya kepada sang raja,ia pun ikut meninggalkan kerajaan itu dan membuka perkampungan baru yang diberi nama Pekanbaru.