SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar
Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46
40
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa
Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar
The Implementation of Cooperative Learning Model of Numbered Heads Together
Type to Increase Activity and Student Learning Outcomes on the Concept of
Ecosystem to Student VII.A grade at SMPN 5 Takalar
Firdaus Daud dan Muhammad Mifta Fausan
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep ekosistem melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT). Subjek penelitian adalah
siswa kelas VII.A di SMPN 5 Takalar tahun akademik 2010/2011 sebanyak 28 orang
siswa. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Instrumen penelitian digunakan lembar observasi
untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan tes obyektif untuk menentukan hasil
siswa belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kegiatan belajar pada konsep ekosistem
dengan persentase 63% (sangat aktif) pada siklus pertama dan 72% (aktif) pada
siklus kedua. Aplikasi NHT juga dapat meningkatkan hasil belajar pada konsep
ekosistem dengan persentase 42,86% (atau kurang) pada siklus pertama dan 67,86%
(baik) pada siklus kedua. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII.A SMPN 5 Takalar melalui penerapan
model pembelajaran tipe NHT koperasi.
Kata kunci: model pembelajaran NHT, hasil belaajr dengan konsep ekosistem.
ABSTRACT
Classroom Action Research aimed to know the increase in activity and
student learning outcomes on the concept of ecosystem through the implementation
of cooperative learning model of numbered heads together type. The subject of this
research are all of students in VII.A grade at SMPN 5 Takalar active during the
academic year 2010/2011 with the number of students as many as 28 peoples. The
data obtained were analyzed using descriptive statistical analysis of qualitative and
quantitative descriptive statistics. The instrument of this research was used the
observation sheet to find out students' learning activities, and objective tests to
determine student learning outcomes. The results showed that the implementation of
cooperative learning model of NHT type can enhance learning activities on the
ecosystem concept with the percentage of 63% (quite active) on the first cycles and
72% (active) on the second cycles. Application NHT type model of cooperative
learning can also improve learning outcomes on the concept of ecosystem with
percentage 42.86% (or less) on the first cycle and 67.86% (good) on the second
cycle. Based on this research the writer can concluded an increase in activity and
students' classroom in VII.A grade at SMPN 5 Takalar through the implementation
of cooperative learning model NHT type.
Keywords: Cooperative learning NHT type, learning outcomes biology to the
concept of ecosystems.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar
Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46
41
A. PENDAHULUAN
Pendidikan yang mampu
mendukung pembangunan dimasa
mendatang adalah pendidikan yang
mampu mengembangkan potensi peserta
didik, sehingga yang bersangkutan
mampu menghadapi dan memecahkan
problem kehidupan yang dihadapinya.
Pendidikan harus menyentuh potensi
nurani maupun potensi kompetensi
peserta didik. Konsep pendidikan tersebut
terasa semakin penting ketika seseorang
harus memasuki kehidupan di masyarakat
dan dunia kerja, karena yang
bersangkutan harus mampu menerapkan
apa yang dipelajari di sekolah untuk
menghadapi problem yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari saat ini
maupun yang akan datang. Secara total,
pendidikan merupakan suatu sistem yang
memiliki kegiatan cukup kompleks,
meliputi berbagai komponen yang
berkaitan satu sama lain.
Sebuah realita bahwa di dalam
suatu ruang kelas ketika kegiatan belajar
berlangsung, sebagian besar siswa belum
belajar ketika guru mengajar. Selama
guru tersebut belum memberdayakan
seluruh potensi dirinya, maka sebagian
besar siswa belum belajar sampai pada
tingkat pemahaman. Siswa baru mampu
mempelajari fakta, konsep, hukum, teori
dan gagasan lainnya pada taraf ingatan.
Mereka belum mampu menggunakan dan
menerapkannya dalam pemecahan
masalah sehari-hari yang sifatnya
kontekstual. Karena menurut Dryden
(2002) bahwa guru yang terbaik adalah
yang memposisikan dirinya sebagai
aktivator, fasilitator, pelatih dan
motivator.
Merosotnya mutu pendidikan
disebabkan oleh berbagai faktor.
Beberapa diantaranya adalah masih
rendahnya kualifikasi tenaga pendidik
(baik dari segi penguasaan materi bidang
studi, teknik penyajian pelajaran maupun
penguasaan teknologi), serta perubahan
yang dilakukan pemerintah (kurikulum
dan fasilitas penunjang) belum mampu
mendukung optimalisasi potensi siswa.
Bahkan Badan Pusat Statistik Nasional
memaparkan bahwa rendahnya mutu
pendidikan disebabkan oleh 4 faktor,
yaitu: jumlah guru yang belum memadai
serta penyebarannya belum merata,
kondisi sarana dan prasarana yang belum
memadai, anggaran pendidikan yang
jumlahnya sangat terbatas, serta proses
pembelajaran yang belum efektif.
Sistem pengajaran konvensional
juga yang sampai kini masih banyak
diterapkan di sekolah-sekolah, proses
pembelajaran berpusat pada guru, dimana
guru aktif menjelaskan sedangkan siswa
bersifat pasif yang hanya mendengarkan
dan mencatat saja. Hal ini tentu saja
sangat membosankan bagi siswa itu
sendiri sehingga mereka akan sulit untuk
berkonsentrasi dan pikiran mereka pun
melayang kemana-mana. Akibatnya tidak
sedikitpun materi yang tersimpan dalam
ingatan dan memori siswa. Jika hal ini
berlangsung terus-menerus dalam waktu
yang lama maka minat, motivasi,
aktivitas, dan hasil belajar siswa juga
akan menurun (Sofa,2008).
Hasil observasi yang dilakukan di
SMP Negeri 5 Takalar, Kabupaten
Takalar pada tanggal 8-13 November
2010 khususnya kelas VII.A
menunjukkan bahwa aktivitas belajar
biologi siswa masih rendah, diantaranya
kurangnya kemampuan siswa dalam
mengajukan dan menjawab pertanyaan,
respon terhadap pembelajaran yang
sangat minim, munculnya sikap acuh tak
acuh siswa dalam kelas, ditambah lagi
guru yang umumnya menjelaskan materi
pelajaran kepada siswa melalui metode
ceramah, dimana seorang guru
menyampaikan materi ajar secara aktif
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar
Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46
42
dan peserta didik hanya berperan sebagai
pendengar dan mencatat materi pelajaran
pada saat proses belajar mengajar bahkan
siswa hanya diberi tugas untuk meringkas
materi dalam buku paket, dengan
demikian siswa bersikap pasif dalam
menerima pelajaran yang diberikan.
Proses mengajar guru yang monoton dan
keterbatasan guru dalam menerapkan
model pembelajaran membuat guru
menerapkan metode ceramah saja
sehingga membuat siswa merasa jenuh
untuk mempelajari Biologi, padahal nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapkan di Sekolah pada mata
pelajaran Biologi khususnya pada materi
ekosistem adalah minimal 68, namun dari
hasil ujian midsemester mata pelajaran
Biologi menunjukkan bahwa masih
banyak siswa yang belum mampu
mencapai standar nilai tersebut (17 dari
25 orang siswa) atau hanya 8 orang siswa
yang tuntas.
Berdasarkan masalah di atas,
diperlukan suatu model pembelajaran
yang sistematik dan dikembangkan
berdasarkan prinsip konstruktivistik yaitu
model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran ini mengacu pada metode
pembelajaran dimana peserta didik
bekerja bersama dalam kelompok kecil
dan saling membantu dalam belajar.
Siswa yang bekerja dalam situasi
pembelajaran kooperatif didorong dan
dikehendaki untuk bekerjasama pada
suatu tugas bersama, dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk
menyelesaikan tugas. Salah satu model
pembelajaran yang memenuhi kriteria
tersebut adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT). Model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head Together (NHT)
atau “Penomoran Berpikir Bersama”
merupakan suatu jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa agar
lebih aktif.
B. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research) dengan empat tahap
pelaksanaan menurut (Arikunto, 2007),
yaitu: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.
2. Faktor yang Diselidiki
Faktor yang diselidiki dalam
penelitian ini adalah aktivitas belajar
siswa melalui lembar observasi dan hasil
belajar siswa melalui tes evaluasi.
3. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah
seluruh Siswa Kelas VII.A, SMP Negeri
5 Takalar, Kabupaten Takalar yang aktif
selama tahun ajaran 2010/2011 dengan
jumlah siswa sebanyak 28 orang.
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan April 2011 bertempat di kelas
VII.A, SMP Negeri 5 Takalar, Kabupaten
Takalar.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Data mengenai aktivitas siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar
diperoleh dari lembar observasi yang diisi
oleh tiga orang observer selama proses
belajar mengajar biologi pada konsep
ekosistem.
Data mengenai hasil belajar siswa
yang diperoleh dengan memberi tes
tertulis pada setiap akhir siklus. Data
tentang hasil belajar diperoleh dari hasil
tes siklus I dan siklus II sebagai
instrument penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Data aktivitas dan hasil belajar
siswa dianalisis menggunakan analisis
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar
Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46
43
kuantitatif deskriptif dan analisis
kualitatif.
7. Indikator Keberhasilan
Indikator yang menunjukkan
keberhasilan pelaksanaan tindakan ini
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa
Apabila siswa yang telah diajar dengan
menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) mencapai rata-rata persentase
seluruh aktivitas belajar biologi pada
konsep ekosistem tiap siklus minimal
65%.
2. Hasil belajar siswa
Apabila siswa yang telah diajar dengan
menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) mencapai rata-rata skor hasil
belajar biologi pada konsep ekosistem
tiap siklus dan ketuntasan belajar siswa
secara perorangan minimal mencapai
skor 68 serta ketuntasan belajar secara
klasikal minimal mencapai 65% dari
jumlah siswa.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil penelitian
a) Aktivitas Siswa selama Proses
Pembelajaran Pada Siklus I dan II
Data dari hasil observasi aktivitas
belajar siswa kelas VII.A, SMPN 5
Takalar pada siklus I dan siklus II selama
proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT yang diperoleh
dengan menggunakan lembar observasi
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil analisis aktivitas belajar siswa kelas VII.A, SMPN 5 Takalar pada siklus I
dan siklus II melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
No Aktivitas Belajar Siswa
Siklus I Siklus II
Pertemuan Rerata
(%)
Pertemuan Rerata
(%)I % II % I % II %
1 Siswa aktif mencatat inti materi
yang disampaikan oleh guru
melalui slide powerpoint.
16 57.14 19 67.86 63 20 71.43 23 82.14 77
2 Siswa bertanya kepada guru
tentang materi yang kurang
jelas.
15 53.57 16 57.14 55 18 64.29 20 71.43 68
3 Siswa yang meminta bimbingan
kepada guru dalam
menyelesaikan soal-soal dalam
LKS
17 60.71 20 71.43 66 18 64.29 19 67.86 66
4 Kerjasama dalam kelompok saat
mengerjakan tugas berupa LKS.
18 64.29 21 75.00 70 22 78.57 24 85.71 82
5 Kerja sama dalam kelompok
(bertanya dan memberi
penjelasan) saat diberikan
pertanyaan oleh guru pada fase
berpikir bersama.
14 50.00 18 64.29 57 18 64.29 19 67.86 66
6 Siswa yang memberi respon
positif (mengangkat tangan
dan/atau menjawab) atas
pertanyaan yang telah
ditanyakan guru pada fase
menjawab pertanyaan.
17 60.71 21 75.00 68 19 67.86 21 75.00 71
Rata-Rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa 63 72
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar
Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46
44
b) Hasil belajar Siswa Pada Siklus I
Data hasil belajar biologi siswa
kelas VII.A, SMPN 5 Takalar pada siklus
I dan siklus II diperoleh dari tes hasil
belajar pada setiap akhir siklus. Adapun
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Minimal
Siklus I dan Siklus II
Nilai Kategori
Frekuensi
Siklus
Pesentase(%)
Siklus
I II I II
0-67 T. Tuntas 16 9 57,14 32,14
≥ 68 Tuntas 12 19 42,86 67,86
Jumlah 28 28 100,00 100,00
D. PEMBAHASAN
Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together
pada siklus I telah menunjukkan adanya
peningkatan pada beberapa item aktivitas
belajar yang diamati, diantaranya: Siswa
yang meminta bimbingan kepada guru
dalam menyelesaikan soal-soal dalam
LKS, kerjasama dalam kelompok saat
mengerjakan tugas berupa LKS, siswa
memberi respon positif (mengangkat
tangan dan/atau menjawab) atas
pertanyaan yang telah ditanyakan guru
pada fase menjawab pertanyaan. Namun
setelah dirata-ratakan pertemuan pertama
dan kedua pada siklus I ternyata belum
memenuhi indikator pencapaian yang
dikehendaki dalam penelitian ini yaitu
65%. Pada siklus I dalam penelitian ini,
masih ditemukan beberapa masalah
dalam proses pembelajaran di kelas.
Masalah-masalah yang ditemukan
tersebut selanjutnya dijadikan sebagai
refleksi untuk perbaikan tindakan pada
siklus II. Adapun permasalahan yang
ditemukan selama proses pembelajaran
adalah sebagai berikut.
1) Siswa belum antusias mencatat inti
materi yang dijelaskan oleh guru
mata pelajaran melalui slide power
point.
2) Sebagian siswa belum berani
bertanya kepada guru tentang materi
pembelajaran.
3) Keaktifan atau kerja sama pada fase
berfikir bersama masih didominasi
oleh beberapa siswa dalam
kelompok tersebut.
Melihat masih adanya kekurangan
dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I
dalam penelitian ini, maka peneliti
mengadakan perbaikan tindakan dalam
siklus II. Dalam hal ini ditekankan pada
pengelolaan kelas agar siswa yang aktif
selama proses pembelajaran lebih
meningkat. Adapun perbaikan tindakan
yang dilakukan pada siklus II adalah.
1) Mengubah tampilan power point
yang digunakan agar lebih menarik.
2) Materi yang dijelaskan oleh guru
tidak harus sedetail mungkin seperti
materi dalam buku paket siswa, agar
memancing siswa untuk bertanya, disisi
lain agar alokasi waktu dapat terpenuhi
sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan.
3) Guru sesering mungkin memotivasi
siswa agar mampu bekerja sama dalam
kelompok mereka secara maksimal dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Guru membimbing siswa secara
menyeluruh, serta yang terpenting juga
adalah memberikan penjelasan lebih
lanjut mengenai model pembelajaran
yang digunakan, khususnya hakikat dari
model pembelajaran kooperatif tipe NHT,
sehingga dengan demikian siswa
mengetahui bahwa sebenarnya mereka
bekerja dalam kelompok dan
keberhasilan kelompok tersebut
bergantung pada bagaimana kinerja
anggota dalam kelompok tersebut.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMP
Negeri 5 Takalar, terlihat persentase
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar
Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46
45
ketuntasan pada siklus I hanya 42,86%
atau siswa yang tuntas hanya 12 dari 28
siswa.
Siklus II dilaksanakan setelah
merefleksi pelaksanaan siklus I sehingga
diperoleh gambaran tindakan yang akan
dilaksanakan pada siklus II sebagai
perbaikan dari siklus I sehingga
diharapkan aktivitas dan hasil belajar
yang diperoleh sesuai dengan yang
diharapkan atau mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan.
Perubahan yang dilakukan pada
siklus II yang merujuk pada refleksi di
siklus I ternyata sangat efektif dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai
persentase rata-rata seluruh aktivitas yang
diamati meningkat menjadi 72 % pada
siklus 2 dan telah memenuhi kriteria
indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan dalam penelitian ini.
Peningkatan nilai persentase rata-rata
seluruh aktivitas yang diamati tidak
terlepas dari persentase per item aktivitas
yang diamati.
Melihat aktivitas belajar siswa yang
telah meningkat pada siklus II dan telah
memenuhi indikator pencapaian, ternyata
juga berdampak pada peningkatan hasil
belajar biologi siswa kelas VII.A, SMP
Negeri 5 Takalar. Sehingga hal ini senada
denga teori yang dikemukakan oleh
Trinandita (1984, dalam Yasa, 2008)
yang menjelaskan bahwa hal yang paling
mendasar yang dituntut dalam proses
pembelajaran adalah keaktifan siswa.
Keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran akan menyebabkan
interaksi yang tinggi antara guru dengan
siswa ataupun dengan siswa itu sendiri.
Hal ini akan mengakibatkan suasana
kelas menjadi segar dan kondusif, dimana
masing-masing siswa dapat melibatkan
kemampuannya semaksimal mungkin.
Aktivitas yang timbul dari siswa akan
mengakibatkan pula terbentuknya
pengetahuan dan keterampilan yang akan
mengarah pada peningkatan prestasi.
Lebih lanjut Darwis (2007),
mengemukakan bahwa pembelajaran
senantiasa selalu terkait dengan siswa,
guru dan materi ajar, dimana siswa
adalah manusia yang memiliki persepsi,
pemahaman, daya nalar, motivasi dan
potensi-potensi belajar.
Lebih lanjut menurut Rizka Fardha
(2010) dalam hasil penelitiannya bahwa
peningkatan aktivitas siswa dari siklus I
ke siklus II memberikan kontribusi positif
pada peningkatan hasil belajar siswa.
Terbukti dengan terjadinya peningkatan
hasil belajar siswa kelas XI IPA1 SMA
Negeri 1 Palangga Kabupaten Gowa yang
memiliki nilai rata-rata siklus I hanya
63,83 dan meningkat pada siklus II
menjadi 75,25.
Peningkatan hasil belajar biologi
siswa kelas VII.A, SMP Negeri 5
Takalar pada siklus II ini dibuktikan
dengan rata-rata nilai siswa per individu
adalah 74,17, nilai tertinggi yaitu 94 dan
nilai terendah yaitu 57. Tidak seperti
pada siklus I, nilai siswa per individu
pada siklus II ini juga telah mencapai
kriteria ketuntasan secara klasikal yang
ditentukan yaitu 65% dari jumlah siswa
keseluruhan, pada siklus II ini ketuntasan
secara klasikal telah mencapai 67,86%
(19 orang yang tuntas dari 28 orang
siswa). Jadi siswa yang belum tuntas
pada siklus II hanya mencapai 9 orang
atau 32,14%. Penyebab 9 orang siswa
tersebut tidak tuntas dikarenakan pada
saat guru menjelaskan materi pelajaran,
mereka tidak memperhatikan secara baik
tampilan materi yang disajikan oleh guru,
bahkan sebagian dari mereka hanya
mengerjakan tugas mata pelajaran lain
pada saat guru menjelaskan serta pada
saat diskusi kelompok berlangsung dan
sebagiannya lagi hanya mengganggu
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar
Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46
46
teman dan keluar masuk kelas, sehingga
ketika evaluasi berlangsung mereka tidak
dapat menjawab soal dengan baik.
Keberhasilan dalam penelitian ini
tidak terlepas dari media yang
dikolaborasikan dengan pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Senada yang
diungkapkan oleh Sudjana (2009), bahwa
media pembelajaran dapat meningkatkan
kualitas proses belajar siswa. Kualitas
proses pembelajaran di sekolah hanya
dapat berlangsung lebih optimal jika
ditunjang oleh alat bantu pembelajaran,
khususnya dalam pembelajaran biologi
yang materinya banyak menyajikan
materi tentang mahkluk hidup.
Penggunaan media pembelajaran,
akan memungkinkan proses pembelajaran
berjalan secaraa efektif dan lebih optimal
sehingga materi pelajaran biologi dapat
lebih dipahami oleh siswa yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan
kemampuan dan hasil belajarnya.
Penggunaan program Microsoft
powerpoint dalam pembelajaran akan
membantu tercapainya tujuan
pembelajaran, yaitu meningkatnya
aktivitas belajar dan pemahaman siswa
tentang materi pelajaran yang dibuktikan
dengan baiknya nilai yang diperoleh,
dengan minimal penguasaan sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
E. KESIMPULAN
1. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) dapat meningkatkan
aktivitas belajar pada konsep
ekosistem bagi siswa kelas VII.A,
SMP Negeri 5 Takalar dengan
persentase 63% pada siklus I dan
72% pada siklus II.
2. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) dapat meningkatkan
hasil belajar pada konsep ekosistem
bagi siswa kelas VII.A, SMP Negeri
5 Takalar dengan persentase 42,86%
pada siklus I dan 67,86% pada siklus
II.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Darwis, Muhammad. 2007. Model
pembelajaran Matematika yang
Melibatkan Kecerdasan Emosional.
Disertasi. Surabaya: UNS.
Dryden, Gordon. 2002. The Learning
revolution. Bandung: Kaifa.
Fardha, Rizka. 2010. Peningkatan
Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi
Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT)
Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 1 Palangga Kabupaten
Gowa. Skripsi. Makassar: FMIPA
UNM.
Sofa, Pakde. 2008. Perbedaan
Pembelajaran Kooperatif dan
pembelajaran Konvensional.
http://massofa.wordpress.com/2010/10/1
0/perbedaan-pembelajaran-kooperatif-
dan-pembelajaran-konvensional/.
Diakses tanggal 10 Oktober 2010.
Sudjana, Nana. 2009. Media
Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Yasa, Doantara. 2008. Pembelajaran
Konvensional.
http://ipotes.wordpress.com/ page/3/.
Diakses tanggal 10 Oktober 2010.

More Related Content

What's hot

Skripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkSkripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkmasyasinpunya
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaNurmalianis Anis
 
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestasMinarni Minarni
 
76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologielisabethringo
 
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiahContoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiahSuaidin -Dompu
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpFenty Simanungkalit
 
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptkohasmart
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP Arif Sulistiawan
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 EKusdian
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 EKusdian
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasMuh Yusuf Manguluang
 
Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Andri Tampani
 

What's hot (20)

PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
 
Skripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkSkripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran think
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematika
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Contoh proposal biologi smu
Contoh proposal biologi smuContoh proposal biologi smu
Contoh proposal biologi smu
 
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
 
76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi
 
Ptk akuntansi
Ptk akuntansiPtk akuntansi
Ptk akuntansi
 
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiahContoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smp
 
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN BENTUK BENDA MELALUI...
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 E
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 E
 
Tugas ii
Tugas iiTugas ii
Tugas ii
 
Artikel pendidikan
Artikel pendidikanArtikel pendidikan
Artikel pendidikan
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
5129 11223-1-pb
5129 11223-1-pb5129 11223-1-pb
5129 11223-1-pb
 
Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi Contoh Skripsi PTK Geografi
Contoh Skripsi PTK Geografi
 

Viewers also liked

Nanang suryana
Nanang suryanaNanang suryana
Nanang suryana350613
 
Function & Closure about Swift
Function & Closure about Swift Function & Closure about Swift
Function & Closure about Swift KimDaeho
 
swift를 이용한 카카오링크 만들기
swift를 이용한 카카오링크 만들기swift를 이용한 카카오링크 만들기
swift를 이용한 카카오링크 만들기KimDaeho
 
Swift(var & let, tuple, optional binding)
Swift(var & let, tuple, optional binding)Swift(var & let, tuple, optional binding)
Swift(var & let, tuple, optional binding)KimDaeho
 
단순 Linked list
단순 Linked list단순 Linked list
단순 Linked listKimDaeho
 

Viewers also liked (6)

Decorative Bowls
Decorative BowlsDecorative Bowls
Decorative Bowls
 
Nanang suryana
Nanang suryanaNanang suryana
Nanang suryana
 
Function & Closure about Swift
Function & Closure about Swift Function & Closure about Swift
Function & Closure about Swift
 
swift를 이용한 카카오링크 만들기
swift를 이용한 카카오링크 만들기swift를 이용한 카카오링크 만들기
swift를 이용한 카카오링크 만들기
 
Swift(var & let, tuple, optional binding)
Swift(var & let, tuple, optional binding)Swift(var & let, tuple, optional binding)
Swift(var & let, tuple, optional binding)
 
단순 Linked list
단순 Linked list단순 Linked list
단순 Linked list
 

Similar to Penerapan Model NHT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Artikel pak tama ips
Artikel pak tama   ipsArtikel pak tama   ips
Artikel pak tama ipsayu suciati
 
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaUsaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1sintaroyani
 
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...mujahidah khilafah (Shintia Minandar)
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaLaila Amru
 
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)773 article text-1515-2-10-20121203 (1)
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)CHIASHEAKKOONMoe
 
04. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 2804. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 28Afwanilhuda Nst
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfYatiNurfauziah
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amaliarichimaryadi
 
Makalah y prian budi purwanto
Makalah y prian budi purwantoMakalah y prian budi purwanto
Makalah y prian budi purwantoYohanes Purwanto
 

Similar to Penerapan Model NHT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (20)

Karil waode rosmia
Karil waode rosmiaKaril waode rosmia
Karil waode rosmia
 
LITERRU 2.pdf
LITERRU 2.pdfLITERRU 2.pdf
LITERRU 2.pdf
 
Artikel pak tama ips
Artikel pak tama   ipsArtikel pak tama   ips
Artikel pak tama ips
 
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaUsaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Karil nurnisa
Karil nurnisaKaril nurnisa
Karil nurnisa
 
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
 
Bahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal smBahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal sm
 
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
 
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la odeKarya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
 
1
11
1
 
pemgaruh DL.pdf
pemgaruh DL.pdfpemgaruh DL.pdf
pemgaruh DL.pdf
 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesia
 
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)773 article text-1515-2-10-20121203 (1)
773 article text-1515-2-10-20121203 (1)
 
04. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 2804. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 28
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices.pdf
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amalia
 
Makalah y prian budi purwanto
Makalah y prian budi purwantoMakalah y prian budi purwanto
Makalah y prian budi purwanto
 

Penerapan Model NHT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

  • 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46 40 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar The Implementation of Cooperative Learning Model of Numbered Heads Together Type to Increase Activity and Student Learning Outcomes on the Concept of Ecosystem to Student VII.A grade at SMPN 5 Takalar Firdaus Daud dan Muhammad Mifta Fausan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep ekosistem melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT). Subjek penelitian adalah siswa kelas VII.A di SMPN 5 Takalar tahun akademik 2010/2011 sebanyak 28 orang siswa. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Instrumen penelitian digunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dan tes obyektif untuk menentukan hasil siswa belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kegiatan belajar pada konsep ekosistem dengan persentase 63% (sangat aktif) pada siklus pertama dan 72% (aktif) pada siklus kedua. Aplikasi NHT juga dapat meningkatkan hasil belajar pada konsep ekosistem dengan persentase 42,86% (atau kurang) pada siklus pertama dan 67,86% (baik) pada siklus kedua. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII.A SMPN 5 Takalar melalui penerapan model pembelajaran tipe NHT koperasi. Kata kunci: model pembelajaran NHT, hasil belaajr dengan konsep ekosistem. ABSTRACT Classroom Action Research aimed to know the increase in activity and student learning outcomes on the concept of ecosystem through the implementation of cooperative learning model of numbered heads together type. The subject of this research are all of students in VII.A grade at SMPN 5 Takalar active during the academic year 2010/2011 with the number of students as many as 28 peoples. The data obtained were analyzed using descriptive statistical analysis of qualitative and quantitative descriptive statistics. The instrument of this research was used the observation sheet to find out students' learning activities, and objective tests to determine student learning outcomes. The results showed that the implementation of cooperative learning model of NHT type can enhance learning activities on the ecosystem concept with the percentage of 63% (quite active) on the first cycles and 72% (active) on the second cycles. Application NHT type model of cooperative learning can also improve learning outcomes on the concept of ecosystem with percentage 42.86% (or less) on the first cycle and 67.86% (good) on the second cycle. Based on this research the writer can concluded an increase in activity and students' classroom in VII.A grade at SMPN 5 Takalar through the implementation of cooperative learning model NHT type. Keywords: Cooperative learning NHT type, learning outcomes biology to the concept of ecosystems.
  • 2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46 41 A. PENDAHULUAN Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problem yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Secara total, pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki kegiatan cukup kompleks, meliputi berbagai komponen yang berkaitan satu sama lain. Sebuah realita bahwa di dalam suatu ruang kelas ketika kegiatan belajar berlangsung, sebagian besar siswa belum belajar ketika guru mengajar. Selama guru tersebut belum memberdayakan seluruh potensi dirinya, maka sebagian besar siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu mempelajari fakta, konsep, hukum, teori dan gagasan lainnya pada taraf ingatan. Mereka belum mampu menggunakan dan menerapkannya dalam pemecahan masalah sehari-hari yang sifatnya kontekstual. Karena menurut Dryden (2002) bahwa guru yang terbaik adalah yang memposisikan dirinya sebagai aktivator, fasilitator, pelatih dan motivator. Merosotnya mutu pendidikan disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa diantaranya adalah masih rendahnya kualifikasi tenaga pendidik (baik dari segi penguasaan materi bidang studi, teknik penyajian pelajaran maupun penguasaan teknologi), serta perubahan yang dilakukan pemerintah (kurikulum dan fasilitas penunjang) belum mampu mendukung optimalisasi potensi siswa. Bahkan Badan Pusat Statistik Nasional memaparkan bahwa rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh 4 faktor, yaitu: jumlah guru yang belum memadai serta penyebarannya belum merata, kondisi sarana dan prasarana yang belum memadai, anggaran pendidikan yang jumlahnya sangat terbatas, serta proses pembelajaran yang belum efektif. Sistem pengajaran konvensional juga yang sampai kini masih banyak diterapkan di sekolah-sekolah, proses pembelajaran berpusat pada guru, dimana guru aktif menjelaskan sedangkan siswa bersifat pasif yang hanya mendengarkan dan mencatat saja. Hal ini tentu saja sangat membosankan bagi siswa itu sendiri sehingga mereka akan sulit untuk berkonsentrasi dan pikiran mereka pun melayang kemana-mana. Akibatnya tidak sedikitpun materi yang tersimpan dalam ingatan dan memori siswa. Jika hal ini berlangsung terus-menerus dalam waktu yang lama maka minat, motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa juga akan menurun (Sofa,2008). Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 5 Takalar, Kabupaten Takalar pada tanggal 8-13 November 2010 khususnya kelas VII.A menunjukkan bahwa aktivitas belajar biologi siswa masih rendah, diantaranya kurangnya kemampuan siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, respon terhadap pembelajaran yang sangat minim, munculnya sikap acuh tak acuh siswa dalam kelas, ditambah lagi guru yang umumnya menjelaskan materi pelajaran kepada siswa melalui metode ceramah, dimana seorang guru menyampaikan materi ajar secara aktif
  • 3. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46 42 dan peserta didik hanya berperan sebagai pendengar dan mencatat materi pelajaran pada saat proses belajar mengajar bahkan siswa hanya diberi tugas untuk meringkas materi dalam buku paket, dengan demikian siswa bersikap pasif dalam menerima pelajaran yang diberikan. Proses mengajar guru yang monoton dan keterbatasan guru dalam menerapkan model pembelajaran membuat guru menerapkan metode ceramah saja sehingga membuat siswa merasa jenuh untuk mempelajari Biologi, padahal nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di Sekolah pada mata pelajaran Biologi khususnya pada materi ekosistem adalah minimal 68, namun dari hasil ujian midsemester mata pelajaran Biologi menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum mampu mencapai standar nilai tersebut (17 dari 25 orang siswa) atau hanya 8 orang siswa yang tuntas. Berdasarkan masalah di atas, diperlukan suatu model pembelajaran yang sistematik dan dikembangkan berdasarkan prinsip konstruktivistik yaitu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini mengacu pada metode pembelajaran dimana peserta didik bekerja bersama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas. Salah satu model pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) atau “Penomoran Berpikir Bersama” merupakan suatu jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa agar lebih aktif. B. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan empat tahap pelaksanaan menurut (Arikunto, 2007), yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. 2. Faktor yang Diselidiki Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dan hasil belajar siswa melalui tes evaluasi. 3. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas VII.A, SMP Negeri 5 Takalar, Kabupaten Takalar yang aktif selama tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang. 4. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 bertempat di kelas VII.A, SMP Negeri 5 Takalar, Kabupaten Takalar. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Data mengenai aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar diperoleh dari lembar observasi yang diisi oleh tiga orang observer selama proses belajar mengajar biologi pada konsep ekosistem. Data mengenai hasil belajar siswa yang diperoleh dengan memberi tes tertulis pada setiap akhir siklus. Data tentang hasil belajar diperoleh dari hasil tes siklus I dan siklus II sebagai instrument penelitian. 6. Teknik Analisis Data Data aktivitas dan hasil belajar siswa dianalisis menggunakan analisis
  • 4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46 43 kuantitatif deskriptif dan analisis kualitatif. 7. Indikator Keberhasilan Indikator yang menunjukkan keberhasilan pelaksanaan tindakan ini dapat dilihat sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa Apabila siswa yang telah diajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) mencapai rata-rata persentase seluruh aktivitas belajar biologi pada konsep ekosistem tiap siklus minimal 65%. 2. Hasil belajar siswa Apabila siswa yang telah diajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) mencapai rata-rata skor hasil belajar biologi pada konsep ekosistem tiap siklus dan ketuntasan belajar siswa secara perorangan minimal mencapai skor 68 serta ketuntasan belajar secara klasikal minimal mencapai 65% dari jumlah siswa. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian a) Aktivitas Siswa selama Proses Pembelajaran Pada Siklus I dan II Data dari hasil observasi aktivitas belajar siswa kelas VII.A, SMPN 5 Takalar pada siklus I dan siklus II selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil analisis aktivitas belajar siswa kelas VII.A, SMPN 5 Takalar pada siklus I dan siklus II melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. No Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Siklus II Pertemuan Rerata (%) Pertemuan Rerata (%)I % II % I % II % 1 Siswa aktif mencatat inti materi yang disampaikan oleh guru melalui slide powerpoint. 16 57.14 19 67.86 63 20 71.43 23 82.14 77 2 Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang kurang jelas. 15 53.57 16 57.14 55 18 64.29 20 71.43 68 3 Siswa yang meminta bimbingan kepada guru dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKS 17 60.71 20 71.43 66 18 64.29 19 67.86 66 4 Kerjasama dalam kelompok saat mengerjakan tugas berupa LKS. 18 64.29 21 75.00 70 22 78.57 24 85.71 82 5 Kerja sama dalam kelompok (bertanya dan memberi penjelasan) saat diberikan pertanyaan oleh guru pada fase berpikir bersama. 14 50.00 18 64.29 57 18 64.29 19 67.86 66 6 Siswa yang memberi respon positif (mengangkat tangan dan/atau menjawab) atas pertanyaan yang telah ditanyakan guru pada fase menjawab pertanyaan. 17 60.71 21 75.00 68 19 67.86 21 75.00 71 Rata-Rata Persentase Aktivitas Belajar Siswa 63 72
  • 5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46 44 b) Hasil belajar Siswa Pada Siklus I Data hasil belajar biologi siswa kelas VII.A, SMPN 5 Takalar pada siklus I dan siklus II diperoleh dari tes hasil belajar pada setiap akhir siklus. Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Minimal Siklus I dan Siklus II Nilai Kategori Frekuensi Siklus Pesentase(%) Siklus I II I II 0-67 T. Tuntas 16 9 57,14 32,14 ≥ 68 Tuntas 12 19 42,86 67,86 Jumlah 28 28 100,00 100,00 D. PEMBAHASAN Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada siklus I telah menunjukkan adanya peningkatan pada beberapa item aktivitas belajar yang diamati, diantaranya: Siswa yang meminta bimbingan kepada guru dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKS, kerjasama dalam kelompok saat mengerjakan tugas berupa LKS, siswa memberi respon positif (mengangkat tangan dan/atau menjawab) atas pertanyaan yang telah ditanyakan guru pada fase menjawab pertanyaan. Namun setelah dirata-ratakan pertemuan pertama dan kedua pada siklus I ternyata belum memenuhi indikator pencapaian yang dikehendaki dalam penelitian ini yaitu 65%. Pada siklus I dalam penelitian ini, masih ditemukan beberapa masalah dalam proses pembelajaran di kelas. Masalah-masalah yang ditemukan tersebut selanjutnya dijadikan sebagai refleksi untuk perbaikan tindakan pada siklus II. Adapun permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Siswa belum antusias mencatat inti materi yang dijelaskan oleh guru mata pelajaran melalui slide power point. 2) Sebagian siswa belum berani bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran. 3) Keaktifan atau kerja sama pada fase berfikir bersama masih didominasi oleh beberapa siswa dalam kelompok tersebut. Melihat masih adanya kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I dalam penelitian ini, maka peneliti mengadakan perbaikan tindakan dalam siklus II. Dalam hal ini ditekankan pada pengelolaan kelas agar siswa yang aktif selama proses pembelajaran lebih meningkat. Adapun perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah. 1) Mengubah tampilan power point yang digunakan agar lebih menarik. 2) Materi yang dijelaskan oleh guru tidak harus sedetail mungkin seperti materi dalam buku paket siswa, agar memancing siswa untuk bertanya, disisi lain agar alokasi waktu dapat terpenuhi sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. 3) Guru sesering mungkin memotivasi siswa agar mampu bekerja sama dalam kelompok mereka secara maksimal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru membimbing siswa secara menyeluruh, serta yang terpenting juga adalah memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai model pembelajaran yang digunakan, khususnya hakikat dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sehingga dengan demikian siswa mengetahui bahwa sebenarnya mereka bekerja dalam kelompok dan keberhasilan kelompok tersebut bergantung pada bagaimana kinerja anggota dalam kelompok tersebut. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMP Negeri 5 Takalar, terlihat persentase
  • 6. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46 45 ketuntasan pada siklus I hanya 42,86% atau siswa yang tuntas hanya 12 dari 28 siswa. Siklus II dilaksanakan setelah merefleksi pelaksanaan siklus I sehingga diperoleh gambaran tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II sebagai perbaikan dari siklus I sehingga diharapkan aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan atau mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Perubahan yang dilakukan pada siklus II yang merujuk pada refleksi di siklus I ternyata sangat efektif dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai persentase rata-rata seluruh aktivitas yang diamati meningkat menjadi 72 % pada siklus 2 dan telah memenuhi kriteria indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Peningkatan nilai persentase rata-rata seluruh aktivitas yang diamati tidak terlepas dari persentase per item aktivitas yang diamati. Melihat aktivitas belajar siswa yang telah meningkat pada siklus II dan telah memenuhi indikator pencapaian, ternyata juga berdampak pada peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas VII.A, SMP Negeri 5 Takalar. Sehingga hal ini senada denga teori yang dikemukakan oleh Trinandita (1984, dalam Yasa, 2008) yang menjelaskan bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Lebih lanjut Darwis (2007), mengemukakan bahwa pembelajaran senantiasa selalu terkait dengan siswa, guru dan materi ajar, dimana siswa adalah manusia yang memiliki persepsi, pemahaman, daya nalar, motivasi dan potensi-potensi belajar. Lebih lanjut menurut Rizka Fardha (2010) dalam hasil penelitiannya bahwa peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II memberikan kontribusi positif pada peningkatan hasil belajar siswa. Terbukti dengan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Palangga Kabupaten Gowa yang memiliki nilai rata-rata siklus I hanya 63,83 dan meningkat pada siklus II menjadi 75,25. Peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas VII.A, SMP Negeri 5 Takalar pada siklus II ini dibuktikan dengan rata-rata nilai siswa per individu adalah 74,17, nilai tertinggi yaitu 94 dan nilai terendah yaitu 57. Tidak seperti pada siklus I, nilai siswa per individu pada siklus II ini juga telah mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal yang ditentukan yaitu 65% dari jumlah siswa keseluruhan, pada siklus II ini ketuntasan secara klasikal telah mencapai 67,86% (19 orang yang tuntas dari 28 orang siswa). Jadi siswa yang belum tuntas pada siklus II hanya mencapai 9 orang atau 32,14%. Penyebab 9 orang siswa tersebut tidak tuntas dikarenakan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, mereka tidak memperhatikan secara baik tampilan materi yang disajikan oleh guru, bahkan sebagian dari mereka hanya mengerjakan tugas mata pelajaran lain pada saat guru menjelaskan serta pada saat diskusi kelompok berlangsung dan sebagiannya lagi hanya mengganggu
  • 7. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar Jurnal Chemica Vo/. 12 Nomor 1 Juni 2011, 40 - 46 46 teman dan keluar masuk kelas, sehingga ketika evaluasi berlangsung mereka tidak dapat menjawab soal dengan baik. Keberhasilan dalam penelitian ini tidak terlepas dari media yang dikolaborasikan dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Senada yang diungkapkan oleh Sudjana (2009), bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa. Kualitas proses pembelajaran di sekolah hanya dapat berlangsung lebih optimal jika ditunjang oleh alat bantu pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran biologi yang materinya banyak menyajikan materi tentang mahkluk hidup. Penggunaan media pembelajaran, akan memungkinkan proses pembelajaran berjalan secaraa efektif dan lebih optimal sehingga materi pelajaran biologi dapat lebih dipahami oleh siswa yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajarnya. Penggunaan program Microsoft powerpoint dalam pembelajaran akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu meningkatnya aktivitas belajar dan pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang dibuktikan dengan baiknya nilai yang diperoleh, dengan minimal penguasaan sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). E. KESIMPULAN 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas belajar pada konsep ekosistem bagi siswa kelas VII.A, SMP Negeri 5 Takalar dengan persentase 63% pada siklus I dan 72% pada siklus II. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar pada konsep ekosistem bagi siswa kelas VII.A, SMP Negeri 5 Takalar dengan persentase 42,86% pada siklus I dan 67,86% pada siklus II. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Darwis, Muhammad. 2007. Model pembelajaran Matematika yang Melibatkan Kecerdasan Emosional. Disertasi. Surabaya: UNS. Dryden, Gordon. 2002. The Learning revolution. Bandung: Kaifa. Fardha, Rizka. 2010. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Palangga Kabupaten Gowa. Skripsi. Makassar: FMIPA UNM. Sofa, Pakde. 2008. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan pembelajaran Konvensional. http://massofa.wordpress.com/2010/10/1 0/perbedaan-pembelajaran-kooperatif- dan-pembelajaran-konvensional/. Diakses tanggal 10 Oktober 2010. Sudjana, Nana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Yasa, Doantara. 2008. Pembelajaran Konvensional. http://ipotes.wordpress.com/ page/3/. Diakses tanggal 10 Oktober 2010.