1. WISATA EDUKASI & REKREASI
Kegiatan wisata bisa bertujuan, antara lain, untuk "EDUKASI", "REKREASI", atau
kedua-duanya dengan perimbangan / perbandingan tertentu.
Idealnya, Wisata Karya atau Wisata Widya berkegiatan edukasi 80% dan rekreasi
20%, sedangkan Wisata Rekreasi berkegiatan 80% rekreasi dan 20% edukasi.
Apabila mempergunakan metode "wisata karya atau widya" dikategorikan
sebagai "Wisata Edukasi". Wisata edukasi terjadwal seperti kegiatan belajar
mengajar mata pelajaran di dalam kelas yang berbasis kurikulum, mengikuti
aturan dan tata tertib sekolah (metode) yang berlaku sesuai tingkat dan umur
siswa bersangkutan .
Mengapa harus dibedakan? Karena selama ini, kegiatan wisata (tour) yang
disajikan kepada para siswa kita (anak-anak Indonesia) kebiasaannya lebih
banyak rekreasinya ketimbang edukasi-nya. Padahal, kegiatan rombongan siswa
tersebut mereka namakan "STUDY TOUR" atau: WISATA WIDYA atau WISATA
KARYA.
Akibatnya, banyak orang tua siswa mengeluh. Keluhan ini timbul karena anak-
anak mereka lebih banyak rekreasi ketimbang edukasi. Lebih celaka lagi, anak-
anak mereka dibiarkan berkeliaran tanpa diawasi langsung oleh para guru yang
ikut.
Hal begini sering terlihat, sebagai contoh, ketika para siswa asyik sendiri
mencatat atau membawa alat tulis sambil lari ke sana sini, ketika mengunjungi
museum, tanpa arahan langsung dari guru-guru mereka masing-masing. Tak
jarang pula, para guru mereka asyik bercengkerama atau makan-minum di
warung kopi terdekat.
2. Apakah ini disebabkan oleh sikap "malas" atau guru mereka memang tidak
kompeten membimbing para peserta "wisata karya"? Entahlah! No lo se! I do not
know...
Di negara lain, wisata karya disebut "FIELD TRIP" dan harus didampingi oleh
"CHAPERONES" (Pembimbing Wisata Karya / Pramuwisata Edukasi atau
Pramuwisata Karya). Setiap chaperon bertanggung jawab membimbing 5 siswa
untuk TK, 8 orang siswa K 1 - 6 dan 10 siswa K7 - 12.
Metode Wisata Karya
Metode wisata karya adalah suatu kegiatan belajar mengajar dengan membawa
siswa langsung ke objek yang akan dipelajari, sesuai kurikulum, berada di luar
kelas.
Metode wisata karya sering disebut ”field trip method” (metode study tour atau
metode study trip), yang kegiatannya lazim disebut widya wisata (widya=ilmu).
Widya wisata ini termasuk kategori wisata edukasi.
Di bawah ini diberikan beberapa alasan mengapa kegiatan belajar-mengajar
demikian (wisata karya) dilakukan di luar kelas.
• Objeknya terlalu besar;
• Objeknya akan mengalami perubahan atau kerusakan jika dipindahkan
dari tempatnya;
• Objeknya terlampau berat;
• Objeknya berbahaya jika dibawa ke kelas; dan
• Objeknya hanya terdapat di tempat tertentu.
Reference: http://www.campsilos.org/excursions/hc/fieldtrip.htm
3. CHAPERONE'S RESPONSIBILITIES
The field trip program would not be possible without the assistance of
professional / competent chaperones who accompany visiting groups.
Along with teachers and event leaders, chaperones help to ensure that the visit to
places of learning objects is a resounding success.
Each chaperone's support in carefully preparing for and responsibly supervising
group members during the field trip is highly appreciated.
Please discuss the following questions with the teacher or event leader as you
plan for the field trip:
1. Are driving directions and parking information available?
2. How many students will be in your group?
3. Do any of them have special needs?
4. What is the scheduled length and itinerary for the field trip?
5. Should I pack a lunch or should I expect to buy my lunch in local cafeteria?
6.. Will everyone be given a nametag?
7. What is the date and time of departure for the field trip?
8. Will the group be hiking during the field trip? If so, are students and
chaperones aware of appropriate attire and the need for items such as sunscreen,
water bottles, or other needs?
9. What are the behavior expectations during the field trip and what should be
done if they are being ignored?
4. Learn more in depth ...> http://spark.ucar.edu/visit/field-trip-chaperone-
responsibilities
Please Note:
Conduct a pre-visit to familiarize yourself with the major features of the
field trip. Purchase postcards and posters. Take digital photographs to
share with students prior to the visit. Explore the exhibition(s) you plan to
visit to get ideas for pre field trip activities.
Intellectual Tourism Decade
Para ahli pariwisata dunia masa kini berpendapat bahwa terjadi pergeseran minat
para wisatawan lokal dan asing mancanegara sekarang ke hal-hal yang bersifat
ilmiah sehingga mereka menyebutnya sebagai INTELLECTUAL TOURISTS
(Wisatawan Intelektual).
Seyogianya Indonesia aktif menyiapkan tenaga pengelola industri pariwisata
yang berkompetensi mumpuni agar mampu melayani para wisatawan intelektual
tersebut sesuai dengan selera mereka.
STP Trisakti bekerja sama dengan Direktorat pada Kementerian terkait mulai
mengadakan pelatihan awal calon "pramuwisata edukasi" untuk para guru SMK
dan SMA Sejabotabek guna mengantisipasi perkembangan pariwisata intelektual
ini secara berkesinambungan sejak tanggal 11 Juni 2014 ybl.
Silakan telusuri pula ...> https://www.facebook.com/noesakandomaradjo