Dokumen tersebut membahas tentang Pekan Kebudayaan Aceh ke-6 yang akan diselenggarakan pada 20-29 September 2013 di Banda Aceh. Acara ini akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan bertujuan untuk melestarikan budaya Aceh serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian budaya daerah. Berbagai kegiatan seperti pawai budaya, pameran, dan lomba akan diadakan.
2. No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
SSSSSeuramoeeuramoeeuramoeeuramoeeuramoe PublikPublikPublikPublikPublik
Saleum
22222
PENGARAH: Dr. ZainiAbdullah
(Gubernur Aceh)
PENANGGUNG JAWAB: Drs Said Rasul
(Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi
dan Telematika Aceh)
DEWAN PENYUNTING:
Drs. A. Aziz. (Kabid Manajemen Data Base)
Dr. Rahmawati, M. Si. (Kasubbag TU Seuramoe)
PEMIMPIN UMUM: Ir. Sanasi, MM.
(Kepala UPTD Seuramoe Informasi Aceh)
Pemimpin Redaksi:
Asriani,S.Sos
Redaktur Pelaksana:
Irwanda,ST,M.Si
Koordinator Liputan:
NiningKhairani,S.Sos
Redaktur:
ImranJoni
Penyunting/Editor:
IrandaNovandi,S.Sos
Design/Layout
AdityaAR
Konsultan Media:
Arief Rahman
Fotografer:
Amiruddin
Dharwanda,A. Md
Reporter/Kontributor:
Fahmi,ST-Muslem,A.Md-
DediIrawan-GitoRolis-Rahmat
Keuangan:SriTrisnaFitri,SE
Tata Usaha:Azhar - Syamsuarni
Distribusi: Syaukani - Razali
Logistik Umum: Syarwan - Amri, A. Md
AlamatRedaksi:GedungSeuramoeInformasiAceh
Jl.Slt.AlaidinMahmudsyah,BandaAcehNo.14.Telp.0651-33615
Email:redaksi.seuramoe@gmail.com.
website: http://seuramoe.acehprov.go.id
Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai
dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan
tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut.
Tulisan harus dilampiri tanda pengenal.
redaksiredaksiredaksiredaksiredaksi
PKA di TengahPKA di TengahPKA di TengahPKA di TengahPKA di Tengah
Derasnya BudayaDerasnya BudayaDerasnya BudayaDerasnya BudayaDerasnya Budaya
AsingAsingAsingAsingAsing
“Kebudayaan Aceh saat ini bukan hanya milik Aceh
sendiri, tetapi menjadi khasanah kebudayaan bangsa
Indonesia,” ungkap Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) saat membuka Pekan Kebudayaan
Aceh (PKA) VI di Banda Aceh, Jumat, 20 Sepetember
2013lalu.
Melalui PKA, Presiden juga mengajak rakyat Aceh
untuk terus meningkatkan kebersamaan dalam
membangun Aceh dengan bertopang pada sendi-
sendi kultur masyarakat Aceh.
“Mari kita bangun tanah Serambi Mekkah ini dengan
nilai-nilai tamadun, yaitu nilai-nilai kebudayaan yang
luhur dengan dilandasi ajaran Islam. Mari kita lestarikan
budaya Aceh dengan menumbuhkembangkan
kecintaan dan apresiasi terhadap tradisi dan budaya
Aceh, utamanya bagi kalangan generasi muda,”
ajak Presiden.
Ajakan presiden dari kutipan terakhir ini sungguh
mengandung makna yang tersirat. Bahwa generasi
muda Aceh harus mampu mencintai budaya lelulur
yang telah ada sejak awal berabad-abad yang lalu.
Bahwa generasi Aceh terus berkembang dan maju
seiring dengan dinamika budaya asing dari masa ke
masa.
Masuknya budaya asing ke dalam generasi muda
saat ini seakan-akan tak bisa terbendung lagi. Berbagai
dinamika dan persoalan dunia kerab bermain dengan
generasi muda Aceh saat ini. Sehingga tak
mengherankan, jika generasi kita ini banyak yang
terjebak dengan hal-hal kebarat-baratan.
Akibatnya, pergaulan bebas, pacaran ala barat dan
berbagai budaya asing kini menjadi bagian dari
generasi Aceh. Tentunya ini menjadi menjadi bagian
penting yang harus dipkirkan oleh pemerintah Aceh
bersama segenab lapisan masyarakat Aceh lainnya.
Lewat PKA ini, tentunya pengenalan budaya harus
terus bisa dilakukan secara kontinyu kepada generasi
Aceh, sehingga kita tidak ingin suatu saat khasanah
budaya Aceh ini hanya tinggal cerita (mitos) belaka,
karena telah tersingkirkan budaya asing yang memang
tidak sangat sesuai dengan budaya Aceh yang
Islami.***
PIDIE JAYAPIDIE JAYAPIDIE JAYAPIDIE JAYAPIDIE JAYA, seuramoe-
newsroom: “Jika ada yang
mengatakan sapi IB tidak
diminati dan lebih murah
daripada harga sapi lokal, itu
keliru saya kira” ujar Kadis
PeternakanAceh,Dr.Ir.
Muhammad Yunus M.Si pada
pembukaan Expo Ternak ke
4 tingkat Provinsi Aceh di
Kabupaten Pidie Jaya, Sabtu
(14/9).
MuhammadYunus,
menambahkan, Sapi hasil
InseminasiBuatan(IB)
memiliki nilai jual tinggi
sehingga lebih digemari oleh
petani ternak. Saat ini petani
lebih senang membudidaya-
kan sapi hasil IB karena lebih
cepat memberi hasil dan
mudah untuk dipasarkan
dengan harga yang sangat
memuaskan mereka.
Namun demikian sapi
Aceh tetap akan dijaga agar
tidak hilang bibit aslinya yang
sedang dilakukan saat ini
bagaimana menjadikan
daging sapi Aceh lebih
meningkat lagi baik dari segi
kuantitasmaupunkualitasnya.
Oleh karenanya pihak
pemerintah akan mengupay-
akannya melalui IB juga
terhadap sapi lokal tersebut
dengan menyuntik semen
beku sapi jantan kepada sapi
betina jenis yang sama
sehingga tetap menghasik-
kan sapi Aceh dengan
kualitas lebih baik, urainya.
Untukitu PuloAcehdipilih
sebagai tempat mempertah-
ankan produsi sapi aceh,
tambahM.Yunuslagi.
Hal yang sama juga
disampaikankan oleh
Direktur Budidaya Ternak
Republik Indonesia, Fauzi
Lutan.Untukmempertahan-
kan produksi sapi lokal,
pihaknya telah membawa
1500 dosis semen beku sapi
aceh yang telah dilakukan uji
coba oleh Badan Inseminasi
Buatan Lembang yang
diserahkan langsung kepada
Wagub Aceh Muzakkir
Manaf.
Dengan dilaunchingkan
semen beku sapi aceh ini,
para peternakan dapat
meningkatkan kualitas sapi
aceh proporsional dan tidak
kerdil lagi, ini juga yang
menjadi tujuan dari expo ini.
“yang penting bukan
juaranya tetapi bagaimana
dengan expo ini disetiap
kabupaten kota dapat
meningkatkan kualitas sapi.”
DemikianujarFauziLutan.
“ iya kami lebih senang
sapi IB daripada sapi lokal
karena wilayah kami dingin
dan sapi IB bali lebih cocok
degan cuaca dingin dan
hasilnya juga sangat me-
muaskan harganya juga
tinggi”, ungkap Jalal, seorang
Petani dari Aceh Tengah.
Saat Tim Seuramoe me-
wawancara salah seorang
peternak sapi.
Begitu juga ketika Tim
Seuramoe mewawancarai
Petani dari Aceh Besar ”Ooo
iya sangat senang membudi-
dayakan sapi hasil IB selain
cepat menghasilkan juga
harga belinya tinggi. Per-
bandingannya dalam usia 2
tahun sapi Ib bisa terjual
dengan harga 18 juta per
ekornya sedangkan sapi
aceh lakunya 12 juta
rupiah, ”ujar Abu Bakar Aceh
Besar.
Kegiatan expo peterna-
kan diikuti oleh 23 kabupaten
kota secara resmi dibuka
oleh Muzakkir Manaf. Dan
Aceh Tengah meraih Juara
umum. ira/mus/mc-acehira/mus/mc-acehira/mus/mc-acehira/mus/mc-acehira/mus/mc-aceh
Sapi IB Lebih Diminati dan
Diincar Pasar
3. UtamaUtamaUtamaUtamaUtama
No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
33333
Aceh Satu BersamaAceh Satu BersamaAceh Satu BersamaAceh Satu BersamaAceh Satu Bersama
Pekan Kebudayaan Aceh VI
KRUE SEUMANGATKRUE SEUMANGATKRUE SEUMANGATKRUE SEUMANGATKRUE SEUMANGAT, Alhamdulillah Pemerintah
Aceh dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Aceh akan menyelenggarakan event
pesta kebudayaan terbesar yang dilaksanakan 4
tahun sekali “Pekan Kebudayaan Aceh ke-6” yang
Insya Allah akan dilaksanakan pada tanggal 20 s.d
29 September 2013 di Taman Sulthanah Syafiatud-
din Banda Aceh. Pekan Kebudayaan Aceh (PKA)
Ke-6 mengusung tema “ACEH SATU BERSAMA”,
melalui event budaya ini diharapkan dapat merajut
kembali seluruh elemen masyarakat untuk bersatu
padu membangun Aceh yang tamaddun.
Suatu kehormatan bagi Pemerintah Aceh
sebagaimana PKA di tahun-tahun sebelumnya di
buka oleh presiden, maka PKA tahun ini juga
dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo
Bambang Yudhoyono. Kegiatan yang diikuti oleh
seluruh kabupaten/kota se-Aceh akan menampil-
kan kekayaan dan kearifan lokal mereka melalui
kegiatan-kegiatan lomba, pameran dan eksibisi.
Pelaksanaan Pekan Kebudayaan AcehPelaksanaan Pekan Kebudayaan AcehPelaksanaan Pekan Kebudayaan AcehPelaksanaan Pekan Kebudayaan AcehPelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh
(PKA) ke-6 dimaksudkan untuk:(PKA) ke-6 dimaksudkan untuk:(PKA) ke-6 dimaksudkan untuk:(PKA) ke-6 dimaksudkan untuk:(PKA) ke-6 dimaksudkan untuk:
- Membentuk kepribadian masyarakat yang
berbudaya.
- Menumbuhkan pemahaman, pengamalan dan
pelestarian nilai budaya daerah yang luhur dan
beradab.
- Melestarikan nilai budaya bangsa untuk
mengangkat harkat dan martabat manusia yang
dijiwai oleh nilai-nilai agama.
- Meningkatkan peran serta dan apresiasi
masyarakat dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
budaya Aceh yang Islami.
- Menumbuhkembangkan minat dan kreatifitas
seniman dan budayawan Aceh.
- Melestarikan keragaman budaya untuk
memperkokoh kedamaian yang abadi di Aceh.
- Mempromosikan adat budaya, produk
budaya, dan pariwisata Aceh.
- Menjadi perekat keragaman budaya bagi
masyarakat Aceh
Masyarakat Aceh diharapkan agar:Masyarakat Aceh diharapkan agar:Masyarakat Aceh diharapkan agar:Masyarakat Aceh diharapkan agar:Masyarakat Aceh diharapkan agar:
- Meningkatkan peran serta mereka dalam
menjaga, mengembangan dan melestarikan
budaya daerah
- Memantapkan budaya daerah sebagai
saringan untuk budaya luar yang tidak sesuai.
- Tumbuhnya motivasi, daya cipta para semi-
man/budayawan dan masyarakat.
- Menguatnya perhatian pemerintah dalam
pengembangan kebudayaan Aceh
- Meningkatnya arus kunjungan Wisatawan
Nusantara dan Mancanegara
Target yang akan dicapai:Target yang akan dicapai:Target yang akan dicapai:Target yang akan dicapai:Target yang akan dicapai:
- Berkembangnya budaya Islam
- Berkembangnya sejumlah karya budaya
- Meningkatnya peran serta dan apresiasi
masyarakat dalam melestarian kebudayaan
- Semakin berkembang aktifitas para bu-
dayawan dan seniman
- Semakin berkembangnya karya seni untuk
meningkatkan kesejahteraan.
- Semakin berkembangnya pariwisata.
- Semakin dirasakan budaya sebagai penyejuk
dalam kehidupan.
RANGKAIAN KEGIATAN PKA-6RANGKAIAN KEGIATAN PKA-6RANGKAIAN KEGIATAN PKA-6RANGKAIAN KEGIATAN PKA-6RANGKAIAN KEGIATAN PKA-6
1.1.1.1.1. PembukaanPembukaanPembukaanPembukaanPembukaan
Pembukan oleh : Presiden Republik Indonesia
Tanggal : 20 September 2013
Pukul:15.00WIBs.dselesai
Tempat : Taman Sulthanah Shafiatuddin
2. Pawai Budaya2. Pawai Budaya2. Pawai Budaya2. Pawai Budaya2. Pawai Budaya
Tanggal : 21 September 2013
Pukul:07.00WIBs.dselesai
Tempat : Start di Simpang Lima (Pawai pejalan
kaki dan mobil hias)
3. Pameran3. Pameran3. Pameran3. Pameran3. Pameran
Tanggal : 20 s.d 29 September 2013
Pukul:10.00–22.00WIBs.dselesai
Tempat :
- Anjungan Kab./Kota (Pameran warisan budaya
Kab./Kota)
- Stand Pameran (Pameran warisan budaya
nusantara)
- Anjungan, Stand dan Museum Aceh (Pameran
literatur Islam dan budaya Aceh, barang-barang
kerajinan, produk rumah tangga serta obat-obatan
tradisional Aceh)
- Museum Aceh (Pameran Naskah Kuno,
numismatika dan benda pos)
- Anjungan dan Stand Pameran (Pameran
produk dan paket wisata)
- Lahan Kosong Tanah Abu Manyak (Peda-
gang kaki lima, Pamor Party/EO)
- Halaman depan stadion H. Dimurthala (Aceh
culturalfestival2013,PamorParty/EO)
- Parkiran Taman Sulthanah Shafiatuddin
(Pameran Perbankan)
4. Anugrah Budaya4. Anugrah Budaya4. Anugrah Budaya4. Anugrah Budaya4. Anugrah Budaya
Tanggal : 28 September 2013
Pukul:09.00WIBs.dselesai
Tempat : Hermes Palace Hotel
5. Temu Budaya (Seminar)5. Temu Budaya (Seminar)5. Temu Budaya (Seminar)5. Temu Budaya (Seminar)5. Temu Budaya (Seminar)
Tanggal : 25 s.d 26 September 2013
Pukul:09.00WIBs.dselesai
Tempat:AACSultanSelimII
a.a.a.a.a. Aceh Satu dalam BudayaAceh Satu dalam BudayaAceh Satu dalam BudayaAceh Satu dalam BudayaAceh Satu dalam Budaya
Judul : Implimentasi Budaya Aceh dalam
Bidang Pendidikan
Pemateri:
-Dr.M.HarunAl-Rasyid(Unsyiah)
-Prof.Dr.WarulWalidin,MA(MPDAceh)
Judul : Harmonisasi Dinul Islam dalam Pengem-
bangan Pariwisata
Pemateri:
-Dr.AslamNur,MA(IAINAr-Raniry)
-TuanGuruH.ZainalMajdi(GubernurNTB)
Judul : Implementasi Budaya Aceh dalam
Pelaksanaan Dinul Islam di tingkat Gampong
Pemateri:
-Prof.Dr.Alyasa’Abubakar,MA(IAINAr-Raniry)
-Prof.Dahlan,SH(Unsyiah)
Judul : Budaya Aceh di Era Globalisasi dalam
Tantangan
Pemateri:
-Prof.Dr.IirwanAbdullah(Yoqyakarta)
-Dr.JamilYusuf,M.Si(Fak.DakwahIAINAr-
Raniry)
Judul : Warisan Intelektual Aceh
Pemateri:
-Prof.Dr.AmirulHadi,MAPh.D(IAINAr-Raniry)
-Dr.OmanFathurrahman(UINJakarta)
b.b.b.b.b. Aceh Satu dalam SejarahAceh Satu dalam SejarahAceh Satu dalam SejarahAceh Satu dalam SejarahAceh Satu dalam Sejarah
Judul : Nilai-nilai Perjuangan Tgk. Chik di Tiro,
Muhammad Saman sebagai Perekat Sejarah dan
Masyarakat Aceh.
Pemateri:Pemateri:Pemateri:Pemateri:Pemateri:
-FachrulRazi,MIP(StafkhususGubernurAceh)
- Dr. Surayya IT, MA (Banda Aceh)
Judul : Aceh dalam Jaringan Internasional di Era
Kesultanan
Pemateri:
-Prof.Dr.AzyumardiAzra,MA(UINJakarta)
-Prof.Dr.OthambinYatim(Malaysia)
- Prof. Dr. Tatiana Natalosova (Rusia)
Judul : Warisan Intelektual Aceh
Calon Pemateri :
- Prof. Dr. Dien Majid (UIN Jakarta)
-Dr.HusainiIbraqhim,MA(FKIPUnsyiah)
- H. Hasanoel Bashry (Abu Mudi Samalanga)
Judul : Aceh dalam Tiga Dimensi Waktu
Calon Pemateri :
-Dr.FachriAli,MA(Jakarta)
-Prof.Dr.MisriA.Muchsin,MA(IAINAr-Raniry)
6.6.6.6.6. Gebyar SeniGebyar SeniGebyar SeniGebyar SeniGebyar Seni
Tanggal : 20 s.d 28 September 2013
Pukul:16.30–22.00 WIBs.dselesai
Tempat :
- Taman Budaya (Teater, Rebana, Kaligrafi dan
SeniUkir)
- Taman Sulthanah Shafiatuddin (Saman,
Seudati, Tari dan Eksibisi)
- Gedung Tgk. Chik Di Tiro (Rapai Geleng,
Dalail Khairat,Zikir Maulid dan Paduan Suara)
7.7.7.7.7. Permainan RakyatPermainan RakyatPermainan RakyatPermainan RakyatPermainan Rakyat
Tanggal : 22 s.d 26 September 2013
Pukul:08.00WIBs.dselesai
Tempat : Lapangan Tugu Unsyiah dan Jem-
batan Lamnyong
8. Atraksi Budaya8. Atraksi Budaya8. Atraksi Budaya8. Atraksi Budaya8. Atraksi Budaya
Tanggal : 20 s.d 29 September 2013
Pukul:09.00WIBs.dselesai
Tempat : Anjungan Kab./Kota di Taman
SulthanahShafiatuddin
9.9.9.9.9. PenutupanPenutupanPenutupanPenutupanPenutupan
Tanggal : 29 September 2013
Pukul:08.00WIBs/dselesai
Tempat : Taman Sulthanah Shafiatuddin
Dinas Kebudayaan dan PariwisataDinas Kebudayaan dan PariwisataDinas Kebudayaan dan PariwisataDinas Kebudayaan dan PariwisataDinas Kebudayaan dan Pariwisata
Aceh cq.Bidang Adat dan BudayaAceh cq.Bidang Adat dan BudayaAceh cq.Bidang Adat dan BudayaAceh cq.Bidang Adat dan BudayaAceh cq.Bidang Adat dan Budaya
(Dra. Fauziah Hanum: 081319154491/(Dra. Fauziah Hanum: 081319154491/(Dra. Fauziah Hanum: 081319154491/(Dra. Fauziah Hanum: 081319154491/(Dra. Fauziah Hanum: 081319154491/
Evi Mayasari, A.K.S, M.Si:Evi Mayasari, A.K.S, M.Si:Evi Mayasari, A.K.S, M.Si:Evi Mayasari, A.K.S, M.Si:Evi Mayasari, A.K.S, M.Si:
081362328356)081362328356)081362328356)081362328356)081362328356)
Suatu kehormatan bagi Pemerintah Aceh sebagaimanaSuatu kehormatan bagi Pemerintah Aceh sebagaimanaSuatu kehormatan bagi Pemerintah Aceh sebagaimanaSuatu kehormatan bagi Pemerintah Aceh sebagaimanaSuatu kehormatan bagi Pemerintah Aceh sebagaimana
PKA di tahun-tahun sebelumnya di buka oleh presiden,PKA di tahun-tahun sebelumnya di buka oleh presiden,PKA di tahun-tahun sebelumnya di buka oleh presiden,PKA di tahun-tahun sebelumnya di buka oleh presiden,PKA di tahun-tahun sebelumnya di buka oleh presiden,
maka PKA tahun ini juga dibuka oleh Presiden Republikmaka PKA tahun ini juga dibuka oleh Presiden Republikmaka PKA tahun ini juga dibuka oleh Presiden Republikmaka PKA tahun ini juga dibuka oleh Presiden Republikmaka PKA tahun ini juga dibuka oleh Presiden Republik
Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Kegiatan yangIndonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Kegiatan yangIndonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Kegiatan yangIndonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Kegiatan yangIndonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Kegiatan yang
diikuti oleh seluruh kabupaten/kota se-Aceh akan me-diikuti oleh seluruh kabupaten/kota se-Aceh akan me-diikuti oleh seluruh kabupaten/kota se-Aceh akan me-diikuti oleh seluruh kabupaten/kota se-Aceh akan me-diikuti oleh seluruh kabupaten/kota se-Aceh akan me-
nampilkan kekayaan dan kearifan lokal mereka melaluinampilkan kekayaan dan kearifan lokal mereka melaluinampilkan kekayaan dan kearifan lokal mereka melaluinampilkan kekayaan dan kearifan lokal mereka melaluinampilkan kekayaan dan kearifan lokal mereka melalui
kegiatan-kegiatan lomba, pameran dan eksibisi.kegiatan-kegiatan lomba, pameran dan eksibisi.kegiatan-kegiatan lomba, pameran dan eksibisi.kegiatan-kegiatan lomba, pameran dan eksibisi.kegiatan-kegiatan lomba, pameran dan eksibisi.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Agenda dan Jadwal
4. UtamaUtamaUtamaUtamaUtama
44444 No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
PEKANPEKANPEKANPEKANPEKAN Kebudayaan Aceh pertama kali
digelarpada1958yangmemberiarti
pentingbagipembangunankebudayaan
danpembangunandaerahAcehsetelah
PKA dilaksanakan, di mana persiapan
dilakukan sejak tahun 1957 dengan
dibentuk sebuah lembaga khusus, yaitu
LembagaKebudayaanAcehyangdiketuai
Mayor T. Hamzah.
PekanKebudayaanAcehImenghasil-
kanPiagamBlangPadang,yangisinya
antaralainmenggalidanmenghidupkan
kembali budaya tradisional dan adat Aceh
adalahbagianpentingdalamsetiapgerak
pembangunan Aceh dan masyarakatnya.
Perwujudan isi piagam Blang Padang
initerusditindaklanjutihingga14tahun
kemudianyangditandaidenganpenye-
lenggaraanPekanKebudayaanAcehII
pada 1972 yang berlangsung cukup
meriah dan mengesankan.
PekanKebudayaanAcehIIIdiselengga-
rakan 16 tahun kemudian, yaitu tahun
1988.PenyelenggaraanPKAIIIpelaksan-
aannya berdasarkan dan bertujuan meng-
galidanmenguatkankembalinilai-nilai
tradisi masyarakat selain mengangkat
persoalan ekonomi, sosial budaya,
Hankam dan Agama. Sehingga masalah
yang sebelumnya menjadi kecurigaan
masyarakatyangnegatifdapatdiubah
menjadi positif dalam
mewujudkan kemajuan pembangunan
Aceh.
KeseriusanPKAIIIjugaterlihatdalam
mengangkat topik-topik yang didiskusikan
sebagaibagiandarievenPKA,diantaranya
seminar budaya bertema “Wajah Rakyat
Aceh dalam Lintasan Sejarah”, “Hari
depan KebudayaanAceh”,“Identitas
KesenianAcehdiTengahPengembangan
Budaya Modern dan Perananan Sastra
Indonesia”.
Maka berkembanglah pusat-pusat seni
danbudayaAceh.Namunsayangnya
Aceh kembali menghadapi konflik yang
puncaknya diberlakukan Daerah Operasi
Militer (DOM). Maka terhentilah pengem-
bangansenidanbudayaAcehyang
sedang tumbuh dan berkembang di
daerah harus gulung tikar.
Enam belas tahun kemudian, pada
2004,diselenggarakanPKAIVsemasa
GubernurAbdullahPutehyangpenyeleng-
garaannya dilaksanakan di lokasi yang
dibangun khusus, “Miniatur Aceh” yang
diberi nama Taman Ratu Safiatuddin,
sebagai hasil monumental dari PKA IV.
PekanKebudayaanAcehVdiselengga-
rakan pada 2009, diselenggarkan oleh
even organizer (Pihak swasta) yang tidak
melibatkan tokoh-tokoh yang memahami
budayadantradisiAceh.
KinikitamenyelengarakanPKAVIyang
berlangsung mulai 20 hingga 29 Septem-
ber2013bertepatandenganvisitAceh
Year 2013. Diikuti 23 kabupaten/kota se-
Aceh, yang menelan biaya sekitar Rp3,5
miliarsebagaibiayayangpalingrendahdari
PKAsebelumnya.
nining/serambinining/serambinining/serambinining/serambinining/serambi
SekilasSekilasSekilasSekilasSekilas
PerjalananPerjalananPerjalananPerjalananPerjalanan
PKAPKAPKAPKAPKA
Oleh Nab Bahany AsOleh Nab Bahany AsOleh Nab Bahany AsOleh Nab Bahany AsOleh Nab Bahany As
PIDATOPIDATOPIDATOPIDATOPIDATO yang disampaikan
Menteri Pendidikan Pengaja-
ran dan Kebudayaan (PP dan
K)RIitu,saatmenutupPekan
kebudayaan Aceh (PKA) I
pada 1958, bukan hanya
sekadar ingin menyenangi
perasaan masyarakat Aceh
yang baru saja usai mengh-
adapi konflik DI/TII. Melainkan
apresiasi itu lebih pada
kesakralan dan keseriusan
pelaksanaan Pekan Kebu-
dayaan Aceh itu sendiri.
Digelarnya PKA I ini memang
bukan sekadar ajang hiburan
pesta budaya rakyat, tapi
lebih pada penggalian
kembali nilai-nilai kebu-
dayaan Aceh yang hilang,
baik disebabkan oleh
tekanan Belanda semasa
perang Aceh, maupun akibat
pengaruh konflik (DI/TII) yang
melanda Aceh tak lama
setelah Indonesia merdeka.
Selainitu,tujuandigelarn-
ya PKA juga ingin merumus-
kan kembali bagaimana
mengembangkan pemban-
gunan Aceh yang berlandas-
kan nilai-nilai budaya
masyarakat.Karenaitu,jauh
sebelum PKA I digelar, satu
tahun sebelumnya atau
tepatnya pada 1957 dibentuk
sebuah lembaga khusus
yang dimanai Lembaga
Kebudayaan Aceh yang
diketuai oleh Mayor T
Hamzah. Lembaga inilah
yang bekerja selama lebih
kurangsatutahununtuk
mempersiapkan pelaksan-
aan PKA I pada 1958, yang
kala itu memberi arti penting
bagi pengembangan
kebudayaan dan pemban-
gunan daerah Aceh setelah
PKA itu dilaksanakan.
Piagam BlangpadangPiagam BlangpadangPiagam BlangpadangPiagam BlangpadangPiagam Blangpadang
Satu hasil penting yang
ditelorkan dari pelaksanaan
PKA I dulu adalah lahirnya
“Piagam Blangpadang”, yang
isinya antara lain, menggali
dan menghidupkan kembali
budaya tradisional dan adat
Aceh adalah bagian terpent-
ing dalam setiap gerak
pembangunan Aceh dan
masyarakatnya. Implementa-
si “Piagam Blangpadang” ini
terusditindaklanjutihingga14
tahun kemudian, yang
ditandai dengan penyeleng-
garaanPKAIIpada1972,
yang berlangsung cukup
meriah dan mengesankan.
DemikianpulaPKAIII
yang dilaksanakan 16 tahun
kemudian atau tepatnya
pada 1988. Penyelengga-
raanPKAIIIinijugabukan
PKA main-main. Landasan
dan tujuan pelaksanaannya
malah lebih luas dari dua PKA
sebelumnya. PKA III selain
ingin menggali dan men-
guatkan kembali nilai-nilai
tradisi masyarakat, juga
mengangkat persoalan
ideologi, ekonomi, sosial
budaya, hankam dan agama.
Sehingga masalah-masalah
yang sebelumnya menjadi
kecurigaan masyarakat Aceh
yang bersifat negatif, dapat
diubah menjadi positif dalam
mewujudkan kemajuan
pembangunan Aceh.
Keseriusan pelaksaan
PKAIIIjugatercermindalam
mengangkat topik-topik yang
disikusikan sebagai bagian
dari even PKA, di antaranya
Seminar Budaya dengan
tema “Wajah Rakyat Aceh
dalam Lintasan Sejarah”,
“Hari Depan Kebudayaan
Aceh”,“IdentitasKesenian
Aceh di Tengah Pengem-
bangan Budaya Modern” dan
“Peranan Sastra Aceh dalam
Sastra Indonesia”, dan lain-
lain. Karenanya tak heran, bila
di era 1980-an landasan
pembangunan Aceh selalu
bersentuhan dengan nilai-nilai
kebudayaan Aceh. Kantong-
kantong budaya dan sang-
gar-sanggar rakyat yang
tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat Aceh saat
itu-mulaidarihilirkehuluyang
dusupport oleh pemerintah
Aceh semasa Gubernur
Ibrahim Hasan.
Sayangnya, di tengah
semaraknya pertumbuhan
kantong-kantong seni dan
budaya Aceh saat itu, Aceh
harus kembali menghadapi
konflik yang puncaknya
diberlakuan Daerah Operasi
Militer(DOM)untukAceh.
Sejak itu, apa yang telah
dibangun dan dibina pemer-
intah Aceh dalam mengem-
bangkan kembali nilai-nilai
kebudayaan Aceh harus
terhenti akibat konflik Aceh
yang terus memuncak.
Sanggar-sanggar seni dan
kantong-kantong budaya
yang sedang tumbuh dan
berkembang di daerah
sebagai bagian dari pem-
bangunankulturAcehsaatitu
satu persatu harus gulung
tikar karena situasi keamaan
Aceh yang tidak memungkin-
kan lagi para seniman-
seniman berkarya.
Semangat membangun
kebudayaan Aceh yang
terkandungdalamPKAIII
dicoba gagas kembali
setelah16tahunkemudian,
yaitu diselenggarakannya
PKAIVsewaktuGubernur
Abdullah Puteh, yang
pelaksanaannya juga sangat
serius dan sukses. Karena
persiapan PKA IV ini juga
tidak dadakan, persiapannya
tidak satu bulan. Tapi telah
dirancang jauh sebelumnya.
Apalagi untuk melaksanakan
PKA IV harus dibangun lokasi
khusus“MiniaturAceh”yang
sekarang dinamai Taman
Ratu Safiatuddin, sebagai
buah karya hasil PKA IV yang
sangat momental.
Akan tetapi, ruh dari
semangat pelaksanaan PKA
mulai rusak ketika diseleng-
garakan PKA V pada 2009.
Pelaksanaan PKA V ini tidak
lagi melibatkan tokoh-tokoh
pemikir budaya lokal (Aceh)
untuk merancang sebuah
pelaksanaan Pekan Kebu-
dayaan Aceh yang benar-
benar sakral dan serius.
Semua even kegiatan PKA V
ditenderkan dan dilaksana-
kan oleh orang-orang
(perusahaan) dari Jakarta
yang sama sekali tidak
memahami tradisi lokal
(Aceh) yang harus digali dan
diangkat tampil dalam PKA V.
Itu sebabnya, mengapa
PKA V tidak meninggalkan
jejak yang berarti bagi
pembangunan cultural Aceh
setelah PKA itu dilaksanakan.
Malah yang terkesan dari
pelaksanaan PKA V tak
ubahnya seperti pelaksan-
aan pameran-pameran
produk (expo) yang mengata-
snamakan PKA. Pelaksan-
aan PKA V 2009 secara
pemberdayaan ekonomi
tentu sangat merugikan kaum
seniman lokal kita di Aceh.
Yang menguntungkan adalah
cokong-cukong seni yang
terlibat dalam even PKA itu.
Lalu, apakah pelaksanaan
Pekan Kebudayaan Aceh
(PKA VI) yang akan digelar
20-29September2013ini
akan terulang seperti PKA V
lalu?
Semestinya, perhelatan
PKA VI sebagai pesta
budaya rakyat Aceh yang
sangat akbar ini dengan
waktu pelaksanaan tak
sampai sebulan lagi, panitia
sudah bekerja ekstra dengan
berbagai persiapan perhela-
tanyangmatang.Brosur-
brosur PKA VI yang sudah
tersebar di mana-mana,
termasuk di hotel-hotel dan di
tempat-tempatumumlainnya
sebagai sosialisasi bahwa di
Aceh akan berlangsung
sebuah perhelatan pesta
budaya rakyat yang sangat
besar, yaitu Pekan Kebu-
dayaan Aceh.
Sehingga gaung PKA VI
yang akan digelar akan terus
menggema dan menjadi
perhatian rakyat, tak hanya di
Aceh, tapi sebaran informasi
ituhinggakeluarAcehuntuk
menarik perhatian
masyarakat nasional dan
manca negara untuk datang
menyaksikannya.
Wajar dipertanyakanWajar dipertanyakanWajar dipertanyakanWajar dipertanyakanWajar dipertanyakan
Apalagi PKA VI yang
bakal dilaksanakan bertepa-
tan dengan program Visit
Menelisik Sejarah PKAMenelisik Sejarah PKAMenelisik Sejarah PKAMenelisik Sejarah PKAMenelisik Sejarah PKA
5. UtamaUtamaUtamaUtamaUtama
55555No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
Banda AcehBanda AcehBanda AcehBanda AcehBanda Aceh, 21
September 2013
(Infopublik):Sekretaris
Daerah Aceh, T. Setia
Budi melepas secara
resmi konvoi pawai
budaya di Banda Aceh,
Sabtu(21/9).Acaraini
dilaksanakan sebagai
bagian dari Pekan
Kebudayaan Aceh ke-6
yang berlangsung tahun
2013.Konvoipawai
dimulai dari Jalan Daud
Beureuh, Jambo Tape,
dan berakhir di Taman
SulthanahSafiatuddin,
Lampriet.
Dalam even ini,
peserta pawai berjalan
kaki sambil memperton-
tonkan keanekaragam-
an adat dan budaya
masing-masing
Kabupaten/Kota. Mulai
dari berbagai baju
daerah dan jenis tarian
khas Aceh, juga
beragam pertunjukan
daerah mulai debus
sampai marching band.
Pawai budaya ini
berlangsung meriah
dan disaksikan oleh
ribuan masyarakat di
seputaran Banda Aceh.
Hampir setiap kabupat-
en dan kota mengirim-
kan lebih dari 30
Sekda Lepas Pawai Budaya
peserta untuk memeri-
ahkan pawai. Di barisan
pawai juga terdapat tiga
ekor gajah yang dibawa
AcehYear2013,tentuakan
sangat strategis bila PKA VI
ini disosialisasikan jauh-jauh
hari di dalam maupun luar
negeri. Namun ini tidak terjadi
dalam persiapan PKA yang
bakal digelar pertengahan
September bulan depan. Bila
demikian kondisi persiapan-
nya, maka wajar bila dipertan-
yakan, kontribusi apa yang
bakal dihasilkan dari PKA VI
dalam kelanjutan pemban-
gunan kebudayaan Aceh
setelah PKA itu usai dilaksan-
akan?
Sebenarnya, even PKA V
yang sudah digelar dan PKA
VI yang bakal digelar tahun ini
adalah momen penting
dalam menentukan kembali
arah masa depan pemban-
gunan kebudayaan
masyarakat Aceh. Karena
dua even PKA ini, Aceh telah
mengalami perubahan
signifikan, baik secara tradisi,
adat dan budaya, maupun
secara kepemimpinan
pemerintahan yang harus
merujuk pada UUPA. Untuk
mengimplementasikan
semua amanat UU itu, Aceh
hari ini harus menata kembali
kehidupan sosial budaya
masyarakatnya menuju
masyarakat Aceh yang
sejahtera, berbudaya dan
bermartabat.
Saya kira itulah yang
menjadi ruh dari tujuan
pelaksanaan Pekan Kebu-
dayaan Aceh yang sesung-
guhnya. Jadi, PKA bukan
sekadar mengundang Dinas-
dinas Kebudayaan dan
Pariwisata kabupaten/kota di
seluruhAcehuntukmengisi
anjungannya masing-masing
yang telah tersedia di Taman
Ratu Safiatuddin Banda
Aceh.PKAVIiniharus
dipersiapkan secara matang
dengan melibatkan tokoh-
tokoh dan pemikir-pemikir
kebudayaan yang mampu
merumuskan konsep
bagaimana membangun nilai
budaya masyarakat di
tengah kepentingan pemban-
gunan fisik material.
oleh pawang khusus
dari Balai Konservasi
Sumber Daya Alam
Aceh. rd/sk/mc-acehrd/sk/mc-acehrd/sk/mc-acehrd/sk/mc-acehrd/sk/mc-aceh
PASCAPEMBUKAANPASCAPEMBUKAANPASCAPEMBUKAANPASCAPEMBUKAANPASCAPEMBUKAAN PKA VI, Jumat (20/
9), kondisi di sepanjang jalan Sri Ratu
Safiatuddin, Banda Aceh, mengalami
kemacetan parah.
Lapak pedagang yang digelar di
sepanjang jalan, parkir yang semrawut
hingga kendaraan roda empat yang
diizinkan masuk ke jalan tersebut, membuat
pejalan kaki harus ekstra hati-hati. gitogitogitogitogito
JANTHOJANTHOJANTHOJANTHOJANTHO - Sekitar 300 peserta dipersiap-
kan Panitia PKA Kabupatan Aceh Besar,
untuk memeriahkan sekaligus mengisi
berbagai atraksi seni dan budaya yang
akan dipentaskan dalam Pekan Kebu-
dayaan Aceh (PKA) Ke-6.
“Aceh Besar selalu aktif dalam setiap
perhelatan PKA. 2013 ini kami akan tampil
dengan aneka acara, seperti pameran
warisan budaya Islam, permainan rakyat,
atraksi budaya, serta gebyar seni,” kata
KetuaKontingenPKAAcehBesar,DrsH
Jailani Ahmad MM. dedidedidedidedidedi
RIBUANRIBUANRIBUANRIBUANRIBUAN warga dari berbagai daerah
menyaksikan Pawai Budaya yang digelar
untuk memeriahkan Pekan Kebudayaan Aceh
(PKA)ke-6diBandaAceh,Sabtu(21/09).Usai
dilepas secara resmi oleh Sekretaris Daerah
Aceh, T. Setia Budi, peserta pawai berjalan
kaki dari jalan T. Daud Bereueh menuju
Taman Ratu Safiatuddin.
Sepanjang jalan yang dilalui peserta
dipadati ribuan pengunjung. Parkir yang
semraut membuat arus lalu lintas macet. Dari
BANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEH, seuramoe-
newsroom:MobilPusatLayan-
anInternetKecamatan(MPLIK)
BantuandariKementrianKomin
fo RI ikut meriahkan kegiatan
PKA–VI.SejakharipertamaMP
LIKtersebutparkirdidepanPu
sat Pelayanan Informasi dan
selalu dipenuhi masyarakat
yang ingin menggunakan lay-
PKA Dibuka,PKA Dibuka,PKA Dibuka,PKA Dibuka,PKA Dibuka,
Kemacetan MenderaKemacetan MenderaKemacetan MenderaKemacetan MenderaKemacetan Mendera
Aceh Besar LibatkanAceh Besar LibatkanAceh Besar LibatkanAceh Besar LibatkanAceh Besar Libatkan
300 Peserta300 Peserta300 Peserta300 Peserta300 Peserta
ananinternetgratis.“Kamisan-
gat senang bisa akses internet
gratis di lokasi PKA,” ucap Ah-
yar, salah seorang santri Pe-
santren yang berada di Desa
PagarAir.Katanyadiaberkun-
jungkePKAdenganrobongan,
karena hanya hari minggu
mereka bisa keluar asrama.
Dankerenasudahlelahberke-
liling akhirnya singgah di MP-
LIKyangparkirdidepanPusat
LayananInformasi.
Dedi, operator MPLIK juga
mengatakan,“Siangmalamse
lalu ramai pengunjung. Terka
dang harus antri, tapi kita tetap
melayani dengan sabar.”
mc-aceh/tim seuramoemc-aceh/tim seuramoemc-aceh/tim seuramoemc-aceh/tim seuramoemc-aceh/tim seuramoe
*Nab BahanyAs.*Nab BahanyAs.*Nab BahanyAs.*Nab BahanyAs.*Nab BahanyAs.
Budayawan/Ketua Lembaga
Studi Kebudayaan dan Pembangu-
nan Masyarakat (LSKPM) Aceh,
tinggal di Banda Aceh.
Email:nabbahanyas@yahoo.co.id
Catt:Tulisan initelahdimuatdi
SerambiIndonesia
Antrian Internet Gratis MPLIK Di PKAAntrian Internet Gratis MPLIK Di PKAAntrian Internet Gratis MPLIK Di PKAAntrian Internet Gratis MPLIK Di PKAAntrian Internet Gratis MPLIK Di PKA
23 kabupaten/kota di Aceh, satu kabupaten
tidak tampil dalam pawai kali ini, yaitu Aceh
Tengah.
Seluruh kontingen dari berbagi kota
memperilihatkan kesenian masing-masing
daerah, seperti Subulusalam menampilkan
seni debus dan tarian saman serta tarian
seudati juga turut ditampilkan oleh peserta
pawai di depan Gubernur Aceh Zaini Abudul-
lah beserta Bupati seluruh kabupaten/kota
Se Provinsi Aceh. ara/tgjra/tgjra/tgjra/tgjra/tgj
RibRibRibRibRibuanuanuanuanuan WWWWWarararararggggga Saksikana Saksikana Saksikana Saksikana Saksikan
PPPPPaaaaawwwwwai Budaai Budaai Budaai Budaai Budayyyyyaaaaa
6. WWWWWawancaraawancaraawancaraawancaraawancara
66666 No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
Idealnya PKA Dilaksanakan
Lima Tahun Sekali
Badruzzaman SH, M.Hum, Ketua MAABadruzzaman SH, M.Hum, Ketua MAABadruzzaman SH, M.Hum, Ketua MAABadruzzaman SH, M.Hum, Ketua MAABadruzzaman SH, M.Hum, Ketua MAA
I
Sejauh manakah pentingnyaSejauh manakah pentingnyaSejauh manakah pentingnyaSejauh manakah pentingnyaSejauh manakah pentingnya
Pekan Kebudayaan Aceh?Pekan Kebudayaan Aceh?Pekan Kebudayaan Aceh?Pekan Kebudayaan Aceh?Pekan Kebudayaan Aceh?
PKA ‘menggugah’ masyarakat untuk
memahami bahwa PKA suatu kegiatan
yang mengekspose nilai budaya yang bisa
memberi manfaat, tidak hanya senang
melihat tapi juga berdampak ekonomi.
Konteks ke-Aceh-an yang diekspose
sedemikian rupa dengan landasan pijak
Islam.
Dengan adanya ekspose budaya
maka akan lahir berbagai tanggapan,
pertama apakah cocok dengan kultur kita,
masih orisinalkah yang ditampilkan atau
sudah masuk unsur asing sebagai ajang
evaluasi.
Bagaimana dampak PKA akanBagaimana dampak PKA akanBagaimana dampak PKA akanBagaimana dampak PKA akanBagaimana dampak PKA akan
dirasakan generasi muda?dirasakan generasi muda?dirasakan generasi muda?dirasakan generasi muda?dirasakan generasi muda?
Generasi muda sebagai masyarakat
Aceh, sebagai bagian dari bangsa, akan
bangga memiliki budaya sendiri yang
bernilai tinggi.
Bagaimana dengan dampakBagaimana dengan dampakBagaimana dengan dampakBagaimana dengan dampakBagaimana dengan dampak
ekonomi?ekonomi?ekonomi?ekonomi?ekonomi?
Di saat PKA akan terjadi transaksi
sehingga makmurlah masyarakat.
Apakah nilai keaslian budayaApakah nilai keaslian budayaApakah nilai keaslian budayaApakah nilai keaslian budayaApakah nilai keaslian budaya
terjaga dari PKA I hingga PKA V?terjaga dari PKA I hingga PKA V?terjaga dari PKA I hingga PKA V?terjaga dari PKA I hingga PKA V?terjaga dari PKA I hingga PKA V?
Nilai keaslian adalah identitas Aceh
yang tidak lekang dari nilai agama Islam
sehingga kita punya patron. Dan wajar jika
ada perubahan dari segi kemasan dan
penampilan, namun nilai ke Acehan tidak
berubah walaupun PKA sebelelumnya tidak
ada yang monumental.
Idealnya berapa tahun sekali PKAIdealnya berapa tahun sekali PKAIdealnya berapa tahun sekali PKAIdealnya berapa tahun sekali PKAIdealnya berapa tahun sekali PKA
dilaksanakan?dilaksanakan?dilaksanakan?dilaksanakan?dilaksanakan?
Idealnya PKA dilaksanakan lima tahun
sekali, karena masa pertumbuhan generasi
selama lima tahun sangat luar biasa dan
mudah menerima pengaruh luar maka perlu
standar sehingga generasi muda tidak
menjadi agen dari budaya luar. Pentingnya
PKA berkesinambungan guna mengawal
budaya kita secara kontinyu dengan
identitas ke Acehan yang dikemas dengan
cara lebih modern sesuai perkembangan
zaman.
Bagaimana mengawal dampakBagaimana mengawal dampakBagaimana mengawal dampakBagaimana mengawal dampakBagaimana mengawal dampak
negatif yang timbul dari PKA?negatif yang timbul dari PKA?negatif yang timbul dari PKA?negatif yang timbul dari PKA?negatif yang timbul dari PKA?
Masyarakat bertanggung jawab
menjaga pergaulan dan etika saat mengun-
jungi PKA, jangan kita keluar dari adat dan
budaya kita yang Islami, tujukkan pada
dunia bahwa kita bangsa berbudaya, jadi
jangan salahkan PKA bila ada terjadi hal-
hal negatif karena itu adalah bisa yang
harus kita sendiri yang menghilangkannya.
Apakah diperlukan kegiatanApakah diperlukan kegiatanApakah diperlukan kegiatanApakah diperlukan kegiatanApakah diperlukan kegiatan
budaya di antara waktu lima tahun?budaya di antara waktu lima tahun?budaya di antara waktu lima tahun?budaya di antara waktu lima tahun?budaya di antara waktu lima tahun?
Di interval lima tahun harus ada festival-
festival, misalnya tahun pertama festival
kuliner, tahun kedua festival seni, demikian
seterusnya sesuai agenda yang akan
diperlombakan pada PKA selanjutnya,
sehingga menjadi arena yang rutin terisi
jelang even PKA lima tahun sekali. Dan
bisa dipromosikan ke dunia luar supaya
terus dikunjungi karena ada kegatan yang
terus berlanjut dari kabupaten/kota se
Aceh. Sehingga arena PKA menjadi pusat
informasi sebelum orang mengunjungi
daerahdituju.
Apakah regenerasi budayaApakah regenerasi budayaApakah regenerasi budayaApakah regenerasi budayaApakah regenerasi budaya
berjalan baik?berjalan baik?berjalan baik?berjalan baik?berjalan baik?
Motivbasi generasi muda tinggi namun
regenerasi belum berjalan baik, jika even
seni dilaksanakan setiap tahun maka akan
menumbuhkan kreativitas karena ada
peluang. Dengan adanya pertunjukan seni
dan budaya maka pikiran kita menjadi
segar karena tanpa hiburan orang akan
stres dan mengurangi motivasi kerja.
Generasi kita sibuk bergerak di bidang
politik yang temporer, sebaiknya bergerak
di bidang seni budaya yang investasinya
selamanya.
Apa nilai yang kita ambil dariApa nilai yang kita ambil dariApa nilai yang kita ambil dariApa nilai yang kita ambil dariApa nilai yang kita ambil dari
tema PKA VI, Aceh Satu bersama?tema PKA VI, Aceh Satu bersama?tema PKA VI, Aceh Satu bersama?tema PKA VI, Aceh Satu bersama?tema PKA VI, Aceh Satu bersama?
Perbedaan adalah Sunatullah, untuk
saling berhubungan dan memberi kasih
sayang bukan bermusuhan. Saling mengisi
dan menguatkan melindungi dan memberi
peluang sehingga Aceh menjadi taman
yang indah.
Jangan ribut-ribut akibatnya ada
ketegangan mencemarkan nama Aceh,
mari berjuang, pelihara damai sudah cukup
pertikaian. PKA adalah forum saling
bertemu dan saling mendukung, dan
budaya adalah sarana lembut yang
mempersatukan. Moment PKA sebagai
sarana mendinginkan jelang Pemilu 2014
dengan aman, karena kita sudah kembali
menyatukan diri dalam seni dan budaya.
Apakah nilai-nilai budaya AcehApakah nilai-nilai budaya AcehApakah nilai-nilai budaya AcehApakah nilai-nilai budaya AcehApakah nilai-nilai budaya Aceh
sebaiknya masuk kurikulumsebaiknya masuk kurikulumsebaiknya masuk kurikulumsebaiknya masuk kurikulumsebaiknya masuk kurikulum
sekolah?sekolah?sekolah?sekolah?sekolah?
Saya setuju jika kurikulum seni dan
budaya masuk dalam dunia pendidikan,
sehingga ada rasa bangga dengan
budaya sendiri dan yang paling kita sesali
saat ini generasi kita banyak yang tidak
bisa bahasa Aceh, padahal bahasa
adalah identitas kita dan bahasa memban-
gun rasa nasionalisme. Sementara
sekarang kita bangga menggunakan
bahasa asing akibatnya akhlak pun
terbawa-bawa seperti bangsa asing. *
PerbedaanPerbedaanPerbedaanPerbedaanPerbedaan
adalah Sunat-adalah Sunat-adalah Sunat-adalah Sunat-adalah Sunat-
ullah, untukullah, untukullah, untukullah, untukullah, untuk
saling ber-saling ber-saling ber-saling ber-saling ber-
hubungan danhubungan danhubungan danhubungan danhubungan dan
memberi kasihmemberi kasihmemberi kasihmemberi kasihmemberi kasih
sayang bukansayang bukansayang bukansayang bukansayang bukan
bermusuhan.bermusuhan.bermusuhan.bermusuhan.bermusuhan.
Saling mengisiSaling mengisiSaling mengisiSaling mengisiSaling mengisi
dan men-dan men-dan men-dan men-dan men-
guatkanguatkanguatkanguatkanguatkan
melindungimelindungimelindungimelindungimelindungi
dan memberidan memberidan memberidan memberidan memberi
peluang seh-peluang seh-peluang seh-peluang seh-peluang seh-
ingga Acehingga Acehingga Acehingga Acehingga Aceh
menjadi tamanmenjadi tamanmenjadi tamanmenjadi tamanmenjadi taman
yang indah.yang indah.yang indah.yang indah.yang indah.
IDEALNYAIDEALNYAIDEALNYAIDEALNYAIDEALNYA PKA dilaksanakan
lima tahun sekali, karena masa
pertumbuhan generasi selama
lima tahun sangat luar biasa dan
mudah menerima pengaruh luar
maka perlu standar sehingga generasi
muda tidak menjadi agen dari budaya luar.
Pentingnya PKA berkesinambungan guna
mengawal budaya kita secara kontinyu
dengan identitas ke-Aceh-an yang dike-
mas dengan cara lebih modern sesuai
perkembangan zaman.
Itulah sedikit pendapat yang diungkap-
kanBadruzaman,SH,M.Hum,Ketua
Majelis Adat Aceh kepada Seuramoe
Informasi yang melakukan wawancara di
ruang kerjanya, 11 September lalu. Tersirat
dari ucapannya rasa perduli yang luar
biasa terhadap seni dan budaya Aceh.
Namun tergambar pula rasa kawatir
akan punahnya budaya Aceh yang digerus
modernisasi dan pengaruh budaya asing,
jika kita tidak bersama-sama melestarikan-
nya.
Diakhir wawancara, Badruzzaman
mengajak semua pihak untuk menjaga
adat istiadat, seni dan budaya yang
berlandaskan Islam. Dengan demikian,
secara otomatis perdamaian akan selalu
terjaga di Aceh selamanya.
Berikut petikan wawancara Nining Kh
dari Seuramoe Informasi dengan Ketua
Majelis Adat Aceh ini;
7. Serba-serbi
77777No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
BANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEH, seuramoe-
newsroom: GubernurAceh,dr.
Zaini Abdullah mengeluarkan
surat edaran tentang impor
barang pribadi penumpang
pada senin 2/9 di Banda Aceh.
Surat ini dikeluarkan karena
adanya perbedaan penafsiran
di masyarakat mengenai ke-
tentuan impor barang pribadi
penumpang yang tertuang da-
lam Peraturan Menteri Keuan-
gan Nomor 188/PMK.04/2010
tentang impor barang yang di-
bawa oleh penumpang, awak
sarana pengangkut, pelintas
batas dan barang kiriman.
Dalam Surat edaran terse-
but Gubernurmenjelaskanser-
ta himbauan kepada masya-
rakat terutama penumpang
yang tiba dari kawasan Sa-
bang, tentang beberapa hal
sebagai berikut :
1. Barang pribadi penump-
ang adalah semua barang
yang dibawa oleh penumpang
biasa dikenal dengan sebutan
barangtentenganpenumpang,
tetapi tidak termasuk barang
dagangan.
2. Terhadap barang priba-
di penumpang diberikan pem-
bebasan bea masuk dengan
nilai pabean paling banyak
FOB USD 250.00 (dua ratus
limupuluhUSDolar)perorang
atauFOBUSD1,000.00(seribu
US dolar) perkeluarga untuk
setiap kedatangan dan apabi-
la melebihi batas nilai pabean
sebagaimana dimaksud di
atasakandipungutbeamasuk
dan pajak dalam rangka impor
3. Barang pribadi penump-
ang yang merupakan barang
kenacukaijugadiberikanpem-
bebasan bea masuk dan cu-
kai untuk setiap orang dewasa
dengan jumlah paling banyak
200(duaratus)batangsigaret,
25(duapuluhlima)batangceru-
tuatau100(seratus)gramtem-
bakau iris/hasil tembakau lain-
nya dan apabila jenis tem-
bakau melebihi dari satu jenis,
pembebasan bea masuk dan
cukai diberikan setara dengan
perbandingan jumlah perjenis
hasil tembakau tersebut. Atas
kelebihan barang kena cukai
dalam jumlah sebagaimana
dimaksud di atas langsung di-
musnahkan oleh pejabat Bea
dan Cukai dengan atau tanpa
disaksikan penumpang yang
bersangkutan.
4. Penumpang pada saat
kedatangan wajib memberi-
tahukan barang impor yang
dibawanya kepada pejabat
bea dan cukai setempat den-
gan menggunakan Customs
Declaration yang disingkat de-
ngan CD ataupun secara lisan
pada tempat-tempat tertentu
yang telah ditetapkan oleh Di-
rekturJenderalBeadanCukai.
5. Dalam hal pemeriksaan
dan pengeluaran barang im-
por yang dibawa oleh penum-
pang yang dilakukan pihak
Bea dan Cukai, mengacu ke-
padaketentuanteknisyangte-
lah ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai serta
peraturan perundang-undan-
gan yang berlaku lainnya.
6. Pemerintah Aceh meng-
himbau agar penupang hen-
daknya membawa barang pri-
badi tidak melebihi dari berat
30 (tiga puluh)kilogram demi
keselamatan penumpang
denga nilai pabean sebagaim-
ana yang telah ditentukan
pada angka 2 dan 3 di atas.
mc-acehmc-acehmc-acehmc-acehmc-aceh
GubernurEdarkanSuratImpor
Barang Pribadi Penumpang
BANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEH, Seuramoe-
newsroom: Upacara adat
melamar, pernikahan dan
intat linto dilaksanakan di
Anjungan Kabupaten Aceh
Utara, yang menarik dari
prosesi ini karena upacara
pernikahan sesungguhnya.
Adapun yang menikah
yaitu Afna Erlika dara baro
dari Lhong Raya Kota Banda
Aceh sementara Linto
bernama Busri Junaidi dari
Kabupaten Aceh utara.
Upacara adat intat Linto ini
diawali dengan lamaran, per
nikahandanakhirnyaIntat
Linto.
Intat Linto diawali dengan
balas pantun yang saling
sambut dari phak Linto dan
Dara Baro, dilanjutkan tari
Ranup Lampuan , pesan dari
orangtuaLinto(Pengantin
laki-laki ) agar tetap mengin-
gat orang tua, jangan lupa
Shalat dan bila ada rezeki
jangan lupa naik Haji berziar-
ah ke makam Rasullullah dan
ingatkan untuk jangan lupa
bayar hutang dan rajin
bersedekah.
PEDAGANGPEDAGANGPEDAGANGPEDAGANGPEDAGANG baju sablon PKA VI yang mengge-
lar dagangannya di sepanjang Jalan menuju lokasi
PKA,daridepanMasjidLampriethinggagerbang
komplek Taman Ratu Safiatuddin, kebanjiran
rezeki.
Meski harganya lumayan mahal, namun baju-
bajuinitetapmenjadiincaranpembelkisebagai
souvenir. “Untuk membuktikan kalau kita sudah
sampai ke sini, kata seorang pengunjung yang
membeli tiga buah kaus ukuran anak-anak.
“Harganyabervariasi.Ukurannyajugaberag-
am, dari ukuran kecil untuk anak-anak hingga
untuk orang dewasa,” kata seorang pedagang,
Edy, seperti dikutip acehpost.com, Ahad kemarin.
Menurutnya, sejak dibuka Sabtu siang, jumlah
pengunjung yang memborong baju sablon PKA
termasuk tinggi. “Pengunjung paling banyak
membeli baju sablon PKA ukuran anak-anak.
Biasanya perhari bisa laku lima lusin,” katanya.
gito/atjehpost.comgito/atjehpost.comgito/atjehpost.comgito/atjehpost.comgito/atjehpost.com
BANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEH – Bireuen memboyong para seniman
dan budayawan yang mereka miliki untuk memeriah-
kan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 6, 20-29/9 di
Banda Aceh.
“Kami akan membawa seluruh seniman dan
budayawan dari Bireuen, seperti, Grup Rabbani Wahid,
Grup Rapa I, dan sejumlah seni lainnya, termasuk
Buadayawan Seumapa,” ungkap Kabag Humas dan
Protokoler Pemerintah Bireuen, Farhan Husein,SE
Anjungan Bireuen yang berada di Komplek Taman
Ratu Safiatuddin, akan diisi berbagai atraksi seni dan
kuliner khas Bireuen. “Salah satunya Naga Sari, Keripik
Pisang, dan banyak kuliner lainnya,” ujar Farhan. dedidedidedidedidedi
BANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEH, seuramoe-newsroom: “Di
manaletaksekretariatpanitiaPKA-VI?”Itulahyang
dipertanyakanbeberapapesertaPKA–VIpada
Pusat Informasi yang disediakan oleh Dishubko-
mintel Aceh, di lokasi PKA, Taman Sulthanah
Safiatuddin.
Sayangnya pusat informasi juga tidak dapat
memberikan jawaban dengan benar terhadap
banyaknyapertanyaantersebut,mulaidarikeperlu-
an jadwal rapat panitia, kriteria peserta kesenian
sampaipejabatyanginginmenandatanganiSurat
Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) dari panitia
PKA kabupaten/kota.
Menurut pantauan petugas informasi, di lokasi
PKA memang tidak terlihat adanya Sekretariat
Panitia PKA. Mestinya pihak terkait sebagai
leadingsectorpelaksanaankegiatanPKA–VI,yaitu
Dinas Pariwisata Aceh, dapat memfasilitasi
sekretariat dimaksud. Sehingga panitia dari daerah
tidak kebingungan dan harus keluar dari arena
PKA–VIuntukkebutuhanyangmestinyadapat
dilakukan oleh dinas terkait di arena PKA.
“Kami bingung, harus mencari Sekretariat PKA
di mana? Soalnya kami ini dari daerah, jangan
dibuat kami seperti bola pimpong dong! Panitia
PKA provinsi harus bertanggungjawab,” ujar
Syahril,panitiaPKAKabupatenAcehTimur, di
Pusat Informasi.
“Panitia PKA jangan menyuruh kami ke kantor
Dinas Pariwisata Aceh, masalahnya terlalu jauh,
kenapa dinas terkait tidak berkantor sementara di
lokasi PKA?” sambung panitia lainnya dari Kabu-
patenSingkil.
asri/mc-acehasri/mc-acehasri/mc-acehasri/mc-acehasri/mc-aceh
Anjungan Aceh Utara Gelar UpacaraAnjungan Aceh Utara Gelar UpacaraAnjungan Aceh Utara Gelar UpacaraAnjungan Aceh Utara Gelar UpacaraAnjungan Aceh Utara Gelar Upacara
Pernikahan dan Intat LintoPernikahan dan Intat LintoPernikahan dan Intat LintoPernikahan dan Intat LintoPernikahan dan Intat Linto
Setelah pesan dari orang
tualintolalulintomenaikitang
ga diiringi Shalawat Nabi dan
diikuti keluarga linto dan di
lakukan peusijuk (tepung ta
war) oleh keluarga dara baro
kepada linto.
Sekretaris Majelis Adat
Aceh ( MAA) Aceh Utara me
ngatakan, upacara ini senga
ja dilaksanakan yang sebe
narnya supaya masyarakat
mengetahui yang se benarn-
ya dan bukan rekaya sa dan
lebih sakral, jelas T.Syamsul
Bahri. nining/asrianinining/asrianinining/asrianinining/asrianinining/asriani
Bireuen Boyong Nagasari dan
Keripik Pisang
Di Mana Letak Sekretariat
Panitia PKA VI?
KausPKALarisManis
8. WWWWWarisanarisanarisanarisanarisan
88888 No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
RESIDENRESIDENRESIDENRESIDENRESIDEN Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) menilai, Pekan
Kebudaya an Aceh (PKA) memiliki
tiga dimensi penting, yakni dimensi
mental simbolik, dimensi sosial dan
dimensi material.
“Dimensi mental simbolik di dalamnya
termasuk kepercayaan dan keyakinan
sebagai wujud dari interaksi antara manu-
sia dengan pencipta alam semesta.
Dimensi sosial berkaitan dengan pola
interaksi antara masyarakat Aceh yang
dinamis, dan dimensi material yang
menampilkan karya-karya terbaik dari
puncak kreativitas rakyat Aceh.”
Demikian dikatakan SBY dalam sambu
tanpembukaanPKAVI,Jumat(20/9)diare
na PKA, Komplek Taman Ratu Safiatuddin,
Banda Aceh.
Menurut SBY, Aceh memiliki keragaman
budaya yang sangat kaya. Banyak pening
galan sejarah, mulai dari bangunan,
makam tua, hingga peninggalan tsunami,
seni dan budaya spiritual, yang semua itu
dapat menjadi daya tarik dalam meningkat-
kan kunjungan wisata ke Aceh.
“Kebudayaan Aceh tentu saja tidak
hanya bersumber dari kearifan tetapi juga
diwarnai nilai-nilai kebudayaan Islam yang
luhur dan agung. Kebudayaan Aceh saat ini
juga bukan hanya milik Aceh sendiri, tetapi
telah menjadi khasanah kebudayaan
Indonesia,” katanya.
Dalam catatan sejarah, tambah SBY,
tiga dimensi kebudayaan masyarakat
Aceh telah lama berkembang dan memiliki
kejayaan. Aceh pernah dikenal sebagai
pusat dari ilmu pengetahuan, pendidikan
dan pemikiran keagamaan.
“Seperti disampaikan Menteri Pendidi-
kan dan Kebudayaan, pada masa ke-
jayaan 35 sultan dan sultanah selama
hampir empat abad, dari abad ke 16
sampai abad 20, kita mengenal para
pemikir dan budayawan besar. Diantaran-
ya Syeh Nurutin Ar-Raniry yang terkenal
dengan kitabnya, Bustan as-Salatin dan
Syekh Abdul Rauf as-Singkili dengan karya
besarnya Syair Ma’rifat.
Rakyat Aceh juga memiliki karya seni
yang luar biasa, seperti tari Saman yang
telah diakui UNESCO sebagai warisan
budaya tak benda
dunia. Tari Seudati,
Lawing dan tari Tarik
Pukat.Mulaihariini
hingga sepekan ke
depan, kita akan
menyaksikan
ditampilkannya
puncak-puncak
kreativitas para
budayawan Tanah
Rencong,” kata
presiden.
MenurutSBY,PKA
merupakan wahana
bagi pelestarian
budaya Aceh
sekaligus memberi-
kan kesempatan
yang baik kepada
generasi muda untuk
lebih memahami,
menghargai, men-
yayangi dan akhirnya
ikut merasa memiliki
dan melestarikan
kebudayaan Aceh.
Oleh sebab itu, presiden melalui PKA,
mengajak rakyat Aceh untuk terus men-
ingkatkan kebersamaan dalam memban-
gun Aceh dengan bertopang pada sendi-
sendi kultur masyarakat Aceh itu sendiri.
“Mari kita bangun Tanah Serambi
Mekah ini dengan nilai-nilai kebudayaan
yang luhur yang dilandasi dengan ajaran
Islam. Mari kita lestarikan budaya Aceh
dengan menumbuh kembangkan kecin-
taan dan apresiasi terhadap tradisi dan
budaya Aceh, utamanya bagi generasi
muda. Tingkatkan kualitas karya cipta seni
dan budaya yang tinggi. Jadilah teladan
dalam perkembangan seni dan budaya di
wilayah saudara,” katanya.
Memperkuat PersaudaraanMemperkuat PersaudaraanMemperkuat PersaudaraanMemperkuat PersaudaraanMemperkuat Persaudaraan
Sebelumnya Gubernur Aceh, Zaini
Abdullah mengatakan, PKA merupakan
moment pagelaran kasanah budaya rakyat
yang telah berlangsung di Aceh sejak 1958.
Pada awalnya PKA diselenggarakan
sebagai upaya memperkuat rasa persau-
daraan sesama rakyat Aceh melalui
kegiatan budaya dan syi’ar agama. Sebab
bagi masyarakat Aceh, budaya dan
Syari’at Islam merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ditambahkan gubernur, dalam hadih
maja atau pepatah Aceh diebutkan, “Adat
bak Po Teumeurohom, Hukom bak Syiah
Kuala,KanunbakPutroePhang,Reusam
bak Laksamana.” “Kalau diterjemahkan
secara bebas, maknanya adalah: “Penera-
pan Adat di bawah tanggung jawab Raja/
Pemerintah, Penegakan syari’ah agama di
bawah tanggung jawab ulama, penghorma-
tan adat-istiadat di bawah tanggungjawab
tokoh adat, dan kearifan lokal menjadi
tanggung jawab para tokoh masyarakat.”
Ditambahkan Zaini, masih ada lagi
ungkapan mengatakan “Hukom ngon adat
hanjeuet cre lagee dzat ngon sifeuet.
Artinya, adat dengan hukum syariat Islam
tidak dapat dipisahkan (sudah menyatu)
sebagaimana zat dengan sifatnya.
“Semua ungkapan ini adalah cerminan
peran adat dan Islam dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Aceh. Di tengah
arus globalisasi saat ini, memang nilai-nilai
itu terus mendapat pengaruh budaya luar.
Untuk itu perlu peran aktif pemerintah dan
seluruh elemen masyarakat untuk menjaga
dan melestarikannya,” harap Zaini.
Dikatakannya, PKA adalah salah satu
upaya kita untuk terus melestarikan budaya
Aceh sehingga bisa menjadi perekat
dinamisasi rakyat dalam suasana rukun,
aman, damai dan sejahtera. Hal ini tertuang
dalam RPJM Aceh 2012-2017 yang salah
satu program dari misi Pemerintah Aceh
adalah Peningkatan Penerapan Dinul
Islam, Sosial dan budaya.
“Maka Pemerintah Aceh akan terus
berkomitmen menyelenggarakan kegiatan
PKA ini setiap empat tahun sekali, di
samping berbagai event budaya lainnya.
Seluruh rakyat Aceh juga sangat tersanjung
dan bahagia, sebab presiden berkenan
hadir kedua kali nya dan memberi dukun-
gan penuh untuk pelaksanaan PKA ini.”
Selain menggelar kegiatan kebu-
dayaan, tambah Zaini, PKA merupakan
sarana merefleksi diri tentang pencapaian
pembangunan di Aceh. Karena itu, event ini
juga menyediakan informasi soal pemban-
gunan, investasi, pariwisata, dan sebagain-
ya. Pengunjung yang datang ke arena PKA
tidak hanya dapat menyaksikan atraksi
budaya, tapi juga mendapat informasi
lainnya tentang pembangunan Aceh.
“Melalui PKA, pemerintah dan rakyat
Aceh dapat merepresentasikan suasana
dan keadaan rakyat Aceh masa lalu, masa
kini, dan cita-cita masa depan. Terkait de
ngan rencana masa depan rakyat Aceh,
kami berharap Bapak Presiden secara ber
kelanjutan menaruh perhatian terhadap per
masalahan-permasalahan Aceh yang ma
sih perlu diselesaikan bersama,” kata Zaini.
SBY: PKA Memiliki TigaSBY: PKA Memiliki TigaSBY: PKA Memiliki TigaSBY: PKA Memiliki TigaSBY: PKA Memiliki Tiga
Dimensi PentingDimensi PentingDimensi PentingDimensi PentingDimensi Penting
SBY: PKA Memiliki TigaSBY: PKA Memiliki TigaSBY: PKA Memiliki TigaSBY: PKA Memiliki TigaSBY: PKA Memiliki Tiga
Dimensi PentingDimensi PentingDimensi PentingDimensi PentingDimensi Penting
tim/mc-acehtim/mc-acehtim/mc-acehtim/mc-acehtim/mc-aceh
PPPPP
“Mari kita“Mari kita“Mari kita“Mari kita“Mari kita
bangun Tanahbangun Tanahbangun Tanahbangun Tanahbangun Tanah
Serambi MekahSerambi MekahSerambi MekahSerambi MekahSerambi Mekah
ini dengan nilai-ini dengan nilai-ini dengan nilai-ini dengan nilai-ini dengan nilai-
nilai kebu-nilai kebu-nilai kebu-nilai kebu-nilai kebu-
dayaan yangdayaan yangdayaan yangdayaan yangdayaan yang
luhur yangluhur yangluhur yangluhur yangluhur yang
dilandasi den-dilandasi den-dilandasi den-dilandasi den-dilandasi den-
gan ajarangan ajarangan ajarangan ajarangan ajaran
Islam.”Islam.”Islam.”Islam.”Islam.”
UtamaUtamaUtamaUtamaUtama
9. 99999No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
Presiden Mendukung KebijakanPresiden Mendukung KebijakanPresiden Mendukung KebijakanPresiden Mendukung KebijakanPresiden Mendukung Kebijakan
Pembangunan AcehPembangunan AcehPembangunan AcehPembangunan AcehPembangunan Aceh
Banda Aceh, Seuramoe:
Harapan Gubernur Aceh agar
Pemerintah Pusat memberi-
kan sentuhan terhadap bebe
rapa sektor penting di Aceh,
seperti bidang pendidikan,
kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, pariwisata dan
keberlanjutan perdamaian.
Mendapat respon positif dari
Presiden SBY.
Kunjungan kerja Presiden
SBYkeAceh,Jumat(20/9)
akhirnya bukan hanya untuk
membuka PKA VI semata, na
mun juga menyampaikan be
berapa informasi penting ten
tang kebijakan yang ditem-
puh pemerintah pusat terha
dap Aceh. Khususnya apa
yang disampaikan gubernur
dalam sambutannya.
Dalam bidang pendidi-
kan, kata SBY, sesuai hasil
pertemuan yang dilakukan
Gubernur Aceh dengan presi
den dan sejumlah menteri ter
kait yang dilaksanakan 20
Agustus lalu di Jakarta, telah
dibahas tentang usulan pene
gerian beberapa perguruan
tinggi di Aceh.
“Hingga hari ini saya telah
menyetujui penegerian
STAIN Gajah Putih, Takeng
on (2012) dan Universitas
Samudra, Langsa, menjadi
universitas negeri. Untuk ke
duanya telah saya keluarkan
Peraturan Presiden. Sedang-
kan penegerian IAIN A-Raniry
dan Universitas Teuku Umar,
Melaboh masih dalam pro
ses finalisasi,” kata presiden.
Presiden juga memberi-
kan angin segar terhadap
upaya penegerian Universi-
tas Gunung Leuser di Aceh
Tenggara dan Politeknik Ve
nezulediAcehBarat,menurut
laporan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, secara prin
sip keduanya bisa segera
dinegerikan. “Sekarang ting
gal melengkapi proses admi
nistrasi yang diperlukan. Kita
akan respons dengan baik
dan akan dukung dengan
penuh upaya untuk mening
katkan seluruh perguruan
tinggidiseluruhAceh.”
Di bidang kesehatan,
menurutSBY,dirinyatelah
menyetujui dan mendukung
usulanGubernurAcehuntuk
membangun berbagai rumah
sakit rujukan wilayah dan regi
onal dengan menggunakan
dana pinjaman luar negeri se
besar1,1triliunrupiah.Disam
ping itu pemerintah pusat juga
akan memberikan anggaran
pembangunan kesehatan
untukProvinsiAcehtahun
2013,sebesarRp948,9miliar.
Terkait pembangunan
rumah layak huni bagi kaum
duafa dan korban konflik di
Aceh, secara prinsip Pemer-
intahPusattelahmenyetujuin-
ya.Tahun2012telahdiban-
gun3.950unitrumahdan2013
sedangdibangun7.050unit
lagi, yang tersebar di berb-
agai kabupaten/kota.
“Saya telah menyetujui
peningkatan serta perpanjan-
gan runway Bandara Rembe
le, Bener Meriah dari dana
APBN-P 2013 serta peningka-
tan dan pengoprasian pelabu
hanlautKruengGeukueh
sebagai pelabuhan ekspor-
impor di wilayah timur Aceh.
Demikian pula untuk revitalisa
si kawasan indrustri Lokseu-
mawe, saat ini sedang dilaku
kan pengkajian secara serius
untuk mendayagunakannya
di masa depan, antara lain
kita pikirkan untuk kita ubah
menjadi kilang minyak yang
sangat diperlukan di negeri
kita,”kataSBY.
SBY juga menjanjikan
dukungan untuk perkemban-
gan sektor pariwisata Aceh.
Sebab, kata dia, kita harus
dapat mengambil manfaat
ekonomi yang sebesar-
besarnya dari potensi
pariwisata yang kita miliki.
Pemerintahsejaktahun2010
telah memberikan bantuan
langsung kepada
masyarakat di bawah
program PNPM Mandiri untuk
66 desa wisata di seluruh
Aceh, dengan nilai Rp5,5
miliar.Sedangkantahun2014
akan ditambah lagi 22 desa
dengan nilai Rp2,5 miliar.
“Demikian pula dengan
sarana dan prasarana
pariwisata di Sabang, telah
diberikan pemerintah sejak
tahun2009.Tahuninidan
tahun depan telah dialokasi-
kan Rp2 miliar pertahun.
Sedangkan dalam rangka
perkembangan ekonomi
kreatif, telah dialokasikan Rp1
miliar pada tahun 2013. Saya
mendukung untuk pengem-
bangan Sabang sebagai
salah satu tujuan pariwisata
tingkat nasional. Bahkan mari
kita tingkatkan sampai tingkat
internasional,” katanya.
Sebelumnya, pada
bagian akhir sambutannya,
Gubernur Aceh mengharap-
kan adanya dukungan
PemerintahPusatuntuk
menunjang kesuksesan
program Masterplan Perce-
patan dan Perluasan Pem-
bangunan Ekonomi Indone-
sia(MP3EI).Diantaranya
dengan mendukung pembu-
kaan dan pengembangan
jalan di lintas tengah Aceh.
“Jika program ini terlaksa-
na, kami yakin komoditi
pertanian Aceh yang banyak
dihasilkan dari wilayah
tengah, lebih mudah dipasar-
kan ke luar negeri dan dikirim
melalui Pelabuhan Krueng
Geukuh, Aceh Utara yang
sudah ditetapkan dalam
program MP3EI sebagai
pelabuhan perdagangan
internasional.
Terakhir, terkait implemen-
tasi Undang-Undang Repub-
lik Indonesia Nomor 11 Tahun
2006tentangPemerintahan
Aceh, kami mengucapkan
terimakasih atas komitmen
Presiden yang bertekad
menyelesaikan sejumlah
RPP dan Perpres yang
belum tuntas untuk diselesai-
kan tahun ini. Penyelesaian
RPP dan Perpres itu, Insya
Allah, akan mendorong
percepatan pembangunan
dan memperkuat keberlanju-
tan perdamaian di Aceh,” kata
Zaini.
tim/mc-acehtim/mc-acehtim/mc-acehtim/mc-acehtim/mc-aceh
UtamaUtamaUtamaUtamaUtama
10. PPPPPendidikanendidikanendidikanendidikanendidikan
1010101010 No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
8 LPTK Susun Modul8 LPTK Susun Modul8 LPTK Susun Modul8 LPTK Susun Modul8 LPTK Susun Modul
Pengajaran SainsPengajaran SainsPengajaran SainsPengajaran SainsPengajaran Sains
BINGKISANBINGKISANBINGKISANBINGKISANBINGKISAN::::: Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyerahkan bingkisan kepada Veteran RI di Anjong Mon Mata, Banda
Aceh, Sabtu, (17/8). Seuramoe informasi/fah-Seuramoe informasi/fah-Seuramoe informasi/fah-Seuramoe informasi/fah-Seuramoe informasi/fah-
m im im im im i
BANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEH, 3 Septem-
ber2013:GubernurAceh,
Zaini Abdullah mengajak
seluruh kabupaten/kota di
Aceh untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Apalagi
Aceh merupakan salah satu
daerah di Indonesia yang
mendapatkan keistimewaan
dalam bidang pendidikan.
“Keistimewaan itu ditandai
dengan sebuah prasasti di
Darussalam.Momentumitu
dikukuhkan dengan kunjun-
gan Presiden RI, Ir. Soekarno,
pada 2 September 1959 ke
Darussalam, yang menjadi
hari bersejarah dalam dunia
pendidikan Aceh. Dengan
harapan dapat terus dijadikan
landasan dalam menatap
pendidikan Aceh yang lebih
baik,” kata Zaini.
Aceh, katanya, memang
mengalami perubahan yang
sangat drastis. Tetapi yang
BANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEH, 29 Agustus
2013:Selamaduahari,18
dosen dan guru dari delapan
LPTK (Lembaga Pendidikan
dan Te naga Kependidikan)
dari Ja wa, Medan dan Aceh,
meng gelar “Lokakarya
Pengem bangan Bahan Ajar
LPTK untuk Pembelajaran
Sains pada Tingkat SMP/
MTs”, di Grand Nanggro
Hotel, Banda Aceh.
Lokakarya yang diikuti do
sen dan guru dari Universitas
Negeri Malang, Universitas
Ne geri Semarang, Universi-
tas Ne geri Yogyakarta,
Universitas Negeri Medan,
Universitas Ne geri Sura-
baya, Universitas Kristen
Satya Wacana, Salatiga,
Universitas Syiah Kuala, dan
IAIN Ar Raniry, merupakan
rang kaian awal dari kegiatan
loka karya lanjutan, dan
ditutupKamis(29/8).
Selain dosen, perwakilan
guruIPAdariSMPN1,SMPN
6, SMPN 8 dan MTs Rukoh
Ba nda Aceh turut serta dalam
berbagi ilmu dan pengala-
man.
“Tujuan utama lokakarya
tersebut adalah untuk
mengem bangkan modul
pengajaran ba gi dosen
LPTK pada bidang sains.
Secara spesifik modul
Gubernur: Tingkatkan Mutu Pendidikan
sangat memprihatinkan
adalah kondisi pendidikan
Aceh yang sempat terpuruk
akibat konflik berkepanjan-
gan beberapa waktu lalu.
Semuaitumembutuhkan
perhatian dari praktisi
pendidikan, politisi, akademis
dan seluruh masyarakat.
“Sudah seharusnya kita
bergandeng tangan saling
bahumembahuuntuk
membangun dan meningkat-
kan produktifitas dan kualitas
pendidikan di Aceh.”
Ditambahkan Zaini, hasil
Uji Kemampuan Guru yang
diadakan secara nasional
menunjukkan bahwa hasil
yang diperoleh guru di Aceh
masih berkisar pada urutan
30 dari 34 Provinsi. Wawasan
dan kemampuan intelektual
guru yang sangat terbatas,
katanya, harus mendapat
perhatianutama.
“Hal ini disebabkan oleh
dua hal. Diantaranya masih
kurangmeratanyaguru,
kemampuan guru yang
masih rendah, sarana dan
prasarana pendidikan serta
berbagai penyebab lainnya,”
kata Zaini pada peringatan
Hardikda ke-54 yang
dilaksanakan di Lapangan
Tugu Universitas Syiah Kuala
(Unsyiah),Senin(2/9).
MenurutZainiAbdullah,
hal seperti ini harus dipikirkan
dan dicarikan solusinya,
mengingat pendidikan
adalah tanggungjawab
bersama.“Untuk mampu
melahirkan generasi dan
pemimpin masa depan yang
gemilang, mengembalikan
citra dan marwah Aceh
sebagai propinsi yang
terkenal dengan kualitas
pendidikan yang paling baik.
Maka pada moment peringa-
tan Hardikda ke-54 ini, saya
mengajak seluruh elemen
agar dapat bekerja keras
dan benar-benar peduli untuk
membangun pendidikan
Aceh yang baik di masa
depan.”
Zaini juga menam-
bahkan, dalam rekruit-
men dan pengangkatan
guru, kepala sekolah
dan pengawas sekolah
supaya benar-benar
memperhatikan
peraturan dan ketentuan
teknis yang telah
ditetapkan dengan me
megang teguh prinsip
profe sionalisme dalam
menempat kan tenaga
pendidik maupun
pejabat pada instansi
peng elola pendidikan.
Pada peringatan
Hardikda kali ini,
gubernur juga memberi-
kan sejumlah piagam
penghargaan kepada
siswa-siswi prestasi
tingkatnasionaltahun
2013dan14orang
siswa-siswi prestasi
yang ada di seluruh
Aceh.
Semua itu membutuhkan perhatian dari praktisiSemua itu membutuhkan perhatian dari praktisiSemua itu membutuhkan perhatian dari praktisiSemua itu membutuhkan perhatian dari praktisiSemua itu membutuhkan perhatian dari praktisi
pendidikan, politisi, akademis dan seluruhpendidikan, politisi, akademis dan seluruhpendidikan, politisi, akademis dan seluruhpendidikan, politisi, akademis dan seluruhpendidikan, politisi, akademis dan seluruh
masyarakat. “Sudah seharusnya kita bergandengmasyarakat. “Sudah seharusnya kita bergandengmasyarakat. “Sudah seharusnya kita bergandengmasyarakat. “Sudah seharusnya kita bergandengmasyarakat. “Sudah seharusnya kita bergandeng
tangan saling bahu membahu untuk membanguntangan saling bahu membahu untuk membanguntangan saling bahu membahu untuk membanguntangan saling bahu membahu untuk membanguntangan saling bahu membahu untuk membangun
dan meningkatkan produktifitas dan kualitasdan meningkatkan produktifitas dan kualitasdan meningkatkan produktifitas dan kualitasdan meningkatkan produktifitas dan kualitasdan meningkatkan produktifitas dan kualitas
pendidikan di Aceh.”pendidikan di Aceh.”pendidikan di Aceh.”pendidikan di Aceh.”pendidikan di Aceh.”
tersebutdigunakanuntuk
mengajar para calon guru
(mahasiswa FKIP) yang
berfokus pa da bagaimana
mengajar kom petensi sains
disekolah,”ujarDr.Erman,
M.Pd dari Universitas Negeri
Surabaya.
Modul pengajaran ini,
tambahnya,tertumpupula
pada penguatan pemaha-
man isi da n urutan pengem-
bangan konsep, termasuk
metode kerja ilmiah. Pe-
mecahan masalah, menyelid-
iki melalui eksperim en dan
pengambilan kesimpulan
melalui observasi dan diskusi
pada siswa. “Penyusunan
modul ajar bagi dosen ini,
sangat bermanfaat dalam me
ngaplikasikanKurikulum2013
bagi mahasiswa FKIP yang
merupakan calon guru,” jelas
Erman.
Prof.Dr.AniRusilowatidari
Universitas Negeri Semarang
berharap dia dan tim di Aceh
dapat menyusun modul sains
yang baik dalam mendukung
Kurikulum2013. “Modulsains
sebenarnya sejak dulu sudah
sejalan dengan Kurikulum
2013.UntukpelajaranIPA,
sejak awal tidak bermasalah
denganKurikulum2013,
karena adanya keterampilan
dan karakter secara eksplisit
yang harus ditanamkan
kepada siswa,” jelas Prof. Ani.
Kegiatan yang difasilitasi
USAID PRIORITAS ini
mengembangkan empat
topik modul pembelajaran
sains,yaitu:tentangPemana-
san Global, Energi untuk
Kehidupan,MelihatKeindah-
an Dunia, dan Pesawat
Sederhana dalam Kehidu-
pan.
Seorang peserta lokakar-
ya,Dr.HafnatiRahmatan,
M.Si berharap lokakarya ini
dapat menghasilkan modul
yang memudahkan dosen
untukmengajar,“Kami
berharap, modul yang akan
disusun ini dapat menghasil-
kan satu acuan bagi dosen
dalam mengajar para calon
gurudiFKIP,sehingga
mempermudah mereka
dalam menjalankan Kuriku-
lum2013.
Seperti diketahui program
USAID PRIORITAS bekerja
sama dengan Universitas/
LPTKuntukmeningkatkan
kapasitas dalam melaksana-
kan pendidikan/pelatihan,
dan kompetensi guru serta
calon guru. Program ini
bekerja di 7 provinsi dan 19
LPTK di seluruh Indonesia.
mc-aceh/ril usaidmc-aceh/ril usaidmc-aceh/ril usaidmc-aceh/ril usaidmc-aceh/ril usaid
BANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEHBANDA ACEH, 3
September 2013: Setiap
SKPA(SatuanKerja
Perangkat Aceh) diminta
untuk mendampingi Tim
Pansus Dewan Perwak-
ilan Rakyat Aceh saat
meninjau proyek yang
dilaksanakan oleh
masing-masing dinas,
untukmenunjukkan
profesionalisme serta
kerjasama yang baik
antara SKPA dengan Tim
Pansus.
Dengan demikian
akan meminimalisir
kesulitan yang dialami
tim Pansus dalam
menemukan lokasi
pekerjaan, menghilang-
DPRA MintDPRA MintDPRA MintDPRA MintDPRA Mint
Hadir para tokoh pendid-
kan Aceh, diantaranya
Rektor Unsyiah dan Rektor
IAINAr-raniry.
jf-rd-mcacehjf-rd-mcacehjf-rd-mcacehjf-rd-mcacehjf-rd-mcaceh
11. PPPPPendidikanendidikanendidikanendidikanendidikan
1111111111No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
kan kesulitan komunikasi
dengan pihak SKPA, sehing-
ga spekulasi dan kesimpulan
pekerjaan tersebut nihil bisa
hilang.
Demikian dikatakan Tgk
Syafi’i Hamzah dari Fraksi
Partai Aceh, dalam Rapat
Paripurna 3 Masa Persidan-
ganIIItahun2013Dewan
Perwakilan Rakyat Aceh,
dengan agenda Penyam-
paian Pemandangan Umum
Anggota DPR Aceh Ter-
hadap Laporan Pertanggung
Jawaban Pelaksanaan (LPP)
APBAtahun2012,Selasa(3/
9), di Ruang Rapat Paripurna
DPR Aceh.
“Sebagai contoh, paket
pekerjaan senilai Rp1.774.
444.000,-yangberlokasidi
Lueng Baro, Kabupaten
Nagan Raya, dinilai nihil oleh
tim Pansus karena tidak
dapat menemukan lokasi di
mana letak pekerjaan
tersebut. Iniakibattimtidak
didampingi oleh seorang-
pun, baik Kepala SKPA
maupun PPTK (Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan),”
katanya.
Bahkan ketika Pansus
menghubunginya via pesan
singkat juga tidak mendapat-
kan jawaban. Terkait masa
lah ini, Tgk. Syafi’i meminta
Inspekstorat Aceh segera
melakukan verifikasi ter-
hadap paket pekerjaan yang
tidak ditemukan tersebut.
ta SKPA Dampingi Tim Pansusta SKPA Dampingi Tim Pansusta SKPA Dampingi Tim Pansusta SKPA Dampingi Tim Pansusta SKPA Dampingi Tim Pansus
Khidmat dan Bertabur Hadiah
Hardikda di SMAN 1 Montasik
MONTASIKMONTASIKMONTASIKMONTASIKMONTASIK, 2 September 2013:
Perhelatan Hari Pendidikan Daerah
(Hardikda) ke-54 di SMA Negeri 1
Montasik, Aceh Besar, selain upacara
bendera di halaman sekolah tersebut,
juga diwarnai berbagai kegiatan dan
perlombaan. Diantaranya Hafizd
SuratYasin.
JuaraIhafalanSuratYasinini
diraih Wardatun Baizah, siswi kelas
X.1. JuaraIINandaRiaSuryani,siswi
kelasXI-IA1dan juara3diraihZulfia
Risda, siswikelasXI-IA1.
LizaHanimS.Pd.I,pengurusRohis
SMAN 1 Montasik usai penyerahan
hadian mengatakan, para pemenang
ini akan menjadi inspirator dan
motivator bagi siswa-siswi lainnya
untuk bisa menjadi seorang hafidz-
hafidzah.
“Karena menjadi seorang hafidz
tidak harus belajar di sekolah khusus
para hafidz, di sekolah umumpun tak
ada yang menghalangi untuk mewu-
judkan niat yang mulia itu, apabila
dilandasi dengan keinginan dan
kemauan yang kuat. Insya Allah
SMAN 1 Montasik juga akan melahir-
kanhafidz-hafidzahyanghafal30juz,
lewat program Rohis ini,” katanya.
Sebelumnya, Kepala SMAN 1
Montasik, Hayaton, S.Pd, M.Pd yang
menjadi pembina upacara, mem-
bacakan sambutan tertulis Gubernur
Aceh, Zaini Abdullah, seperti yang
disampaikan gubernur pada
peringatan Hardikda ke-54, di Tugu
Darussalam.
Dalam sambutan gubernur
dikatakan, Aceh merupakan salah
satu daerah di Indonesia yang
mendapatkan keistimewaan dalam
bidang pendidikan. Keistimewaan itu
ditandai dengan sebuah prestasi di
Darussalam.Momentumitudikukuh-
kan dengan kunjungan presiden RI
Ir. Soekarno pada 2 september
1959 di Darussalam yang menjadi
hari bersejarah dalam dunia pendidi-
kan Aceh, dengan harapan dapat
terus dijadikan landasan dalam
menatap pendidikan Aceh yang
lebih baik.
Zaini juga menceritakan sejarah
pendidikan di Aceh sejak 64 tahun
silam sampai sekarang yang jauh
berbeda. Sekolah yang dulu hanya
beberapa dan gurunyapun sangat
terbatas, tapi sekarang tersebar
beratus-ratus sekolah di berbagai
kabupaten/kota dengan jumlah guru
yang sangat meningkat.
Ditambahkan Hayaton, moment
Hardikda ke-54 ini dapat dijadikan
momentum yang paling tepat untuk
membenahi mutu pendidikan Aceh.
Menumbuhkan semangat baru
terhadap dunia pendidikan. “Menjadi
generasi yang mengharumkan
nama sekolah dan tanah rencong ini
hingga ke kancah Nasional,”
harapnya usai membacakan
sambutantertulisgubernur.
Zulfia Risda,Zulfia Risda,Zulfia Risda,Zulfia Risda,Zulfia Risda,
Siswa kelas XI-IA1 SMAN I MontasikSiswa kelas XI-IA1 SMAN I MontasikSiswa kelas XI-IA1 SMAN I MontasikSiswa kelas XI-IA1 SMAN I MontasikSiswa kelas XI-IA1 SMAN I Montasik
2014 Dishubkomintel
Fokus Bidang TIK
Banda AcehBanda AcehBanda AcehBanda AcehBanda Aceh, 3 Sep-
tember 2013: Teknologi
informasi dan komunika-
si pada dua dasa warsa
menunjukkan perkem-
bangan pesat. Jika
dulunya informasi
didapatkanlewatradio
dantelevisi,sekarang
sudah bisa diakses dari
internetyanghidup24
jam.
Demikian dikatakan
Kadishubkomintel Aceh,
Said Rasul, saat mem-
buka Bimbingan Teknis
untuk Pemuda di Bidang
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK),
Selasa (3/9), di Hermes
Palace Hotel, Banda
Aceh.
Menurut Said Rasul,
Pemerintah Aceh akan
memfokuskan bidang
informasi dan komunika-
si di tahun anggaran
2014.“Tahundepan
pemerintah akan
melakukan pemekaran
dinas ini agar lebih fokus
pada kegiatan informasi
dan komunikasi,”
ujarnya.
Acara bertema
“Peningkatan Kapasitas
Pemuda di Bidang TIK
dalamMenghadapi
Persaingan Global” ini
merupakan hasil kerjas-
ama Kementerian
Komunikasi dan Infor-
matika dengan
Dishubkomintel Aceh,
dandiikutiparapelajar
Sekolah Tingkat Atas,
komunitas IT dan
providerpenyedia
layananinternet di
seputaranBandaAceh.
Sementara itu
Kasubdirpemberdayaan
informatika untuk umum
Kominfo, Ari Hartono
dalam sambutannya
mengatakan,
perkembangan tek-
nologi informasi telah
membawa manfaat bagi
peradabanmanusia.
Meski begitu, kaum
muda yang akrab
dengan teknologi tapi
belum bisa memanfaat-
kan TIK untuk menam-
bah wawasan, kreativi-
tas dan inovasi.
“Kegiataninidapat
memberi wawasan
akanpentingnyaTIK
bagi pemuda,” kata Ari.
rd/amri-mcacehrd/amri-mcacehrd/amri-mcacehrd/amri-mcacehrd/amri-mcaceh
PWI Aceh Wisuda
Peserta SJI Angkatan I
BANDA ACEH,BANDA ACEH,BANDA ACEH,BANDA ACEH,BANDA ACEH, 30 Agustus 2013:
Dari 30 siswa yang mengikuti Sekolah
Jurnalisme Indonesia (SJI) Tingkat
Dasar Angkatan Pertama yang
dilaksanakan Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI) Aceh, hanya 22
siswa yang berhasil lulus.
“Empat orang siswa gugur, empat
lainnya tidak lulus pada pendidikan
jurnalisme yang dilaksanakan
selama 10 hari tersebut,” kata Iranda
Novandi, Kepala SJI Aceh usai
mewisudaparalulusanini,Jum’at,(30/
8),diAulaPWIAceh,SimpangLima,
Banda Aceh.
“Tingkat kelulusan peserta dinilai
dari penguasaan materi, kepribadian,
hasil ujian akhir, ujian wawancara dan
disiplin peserta,” kata seorang
pengajar dari PWI Pusat, Encub
Subekti.
Ketua PWI Aceh, Tarmilin Usman
berharap peserta yang telah lulus
dapat menjalankan tugas profesinya
sebagai wartawan yang lebih profesi
onal, beretika dan berwawasan luas.
“Namun jika peserta yang telah
lulus SJI angkatan I ini ditemukan
melanggar etika, lebih baik keluar dari
profesi wartawan,” tegas Tarmilin.
Wisuda SJI angkatan I ini dihadiri
PenasehatPWIPusat,SamsulKahar,
tokoh pers Aceh, Harun Keuchik
Leumik, Kadis Pendidikan Aceh, Anas
M. Adam, Kepala UPTD Seuramoe
Informasi, Sanasi dan pengurus PWI
Aceh.
jfjfjfjfjf/mcaceh/mcaceh/mcaceh/mcaceh/mcaceh
Selain kasus di Lueng
Baro, Tgk. Syafi’i juga
mempertanyakan kepada
Pemerintah Aceh terkait
gedung VIP Bandara Sul
tan Iskandar Muda yang
belum rampung hingga sa
atini.“Proyekinisudahter
bengkalaibertahun-tahun.”
Syafii juga menying-
gung tentang gedung sek
retariat Wali Nanggroe
yang belum juga selesai.
Padahal, sesuai rencana,
pada 20 September, ber
samaan dengan pembu-
kaan Pekan Kebudayaan
Aceh ke-VI oleh Presiden
SBY, juga akan dikukuhkan
Wali Nanggroe.
ira/wan/ira/wan/ira/wan/ira/wan/ira/wan/mc-acehmc-acehmc-acehmc-acehmc-aceh
12. No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
1212121212
SSSSSosialitaosialitaosialitaosialitaosialita
Banda AcehBanda AcehBanda AcehBanda AcehBanda Aceh- Presiden Re-
publik Indonesia, Susilo Bam-
bang Yudhoyono, menerima
gelarDoctorHonorisCausa(Dr
Hc) bidang Hukum dan Perd-
amaian dari Universitas Syiah
Kuala (Unsyiah ) Banda Aceh,
yang berlangsung dalam rap-
at senat terbuka di Kampus
Unsyiah, Banda Aceh, Kamis
(19/9)malam.
Penganugerahan gelar
tersebut karena Presiden
dalam kepemimpinanya dinilai
berhasil dalam penanggulan-
gan bencana bumi dan tsuna-
midiAcehdanmengakhirikon-
flik Aceh secara damai.
Presiden SBY menyam-
paikan terima kasih dan peng-
hargaan kepada rektor dan
segenap sivitas akademika
Unsyiah.Penghargaanitujuga
bagian penghargaan kepada
seluruhrakyatAceh.
“Dengan kerendahan hati,
saya ingin persembahkan
anugerah doktor honoris
causa ini kepada saudara-
saudara saya tercinta, seluruh
rakyatAceh,sebagairasasay-
ang saya dan tentunya kepa-
da bangsa Indonesia,” kata
Presiden.
Presiden mengaku, peng-
hargaan yang diberikan itu
merupakan penghargaan be-
sar, terlebih diberikan universi-
tas terhormat di Aceh. Dalam
kesempatanitu,SBYjugamen-
yampaikan pengalamannya
dan pengetahuannya dalam
perdamaian di Aceh.
“Dengan penghargaan ya-
ngsayaterimahariinisungguh
sebuah penghormatan yang
sangat besar bagi saya, ter-
lebih diberikan Unsyiah yang
memilikipredikatjantonghatee
rakyat Aceh (jantung hati ma-
syarakatAceh),”kataPresiden
Bangsa cinta damaiBangsa cinta damaiBangsa cinta damaiBangsa cinta damaiBangsa cinta damai
Dalam orasi ilmiahnya,
Presiden SBY mengatakan,
Indonesia merupakan bangsa
yang mencintai perdamaian,
kecuali terdapat ancaman ter-
hadap keutuhan dan kedaula-
tan negara. Perang adalah
cara terakhir apabila tidak ada
cara lain yang ditempuh.
“Bangsa Indonesia adalah
bangsa yang mencintai perd-
amaian, kecuali manakala ke-
daulatan negara terancam.
Olehkarenaitu,segalacaradi-
tempuh untuk mengatasi ma-
salah secara damai,” katanya.
Disebutkan, pemulihan
pasca tsunami, Aceh, berhasil
dengan peran Badan Rehabil-
itasi dan Rekonstruksi Aceh
dan Nias. “Badan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi (BRR) Aceh
dan Nias telah berhasil memu-
lihkan pembangunan paska
bencana tsunami di Aceh,”
Tandasnya.
Tampak hadir dalam pen-
ganugerahan gelar itu di ant-
aranya Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Mohd Nuh;
Menteri Dalam Negeri, Gam-
awanFauzi;MenteriKesehatan,
Nafsiah Mboy; dan Menteri
Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi, Azwar Abubakar.
Selanjutnya,MenkoKesra,
Agung Laksono; Menteri Pari-
wisata dan Ekonomi Kreatif,
Marie Elka Pangestu; Kapolri,
Jenderal Timur Pradopo; dan
sejumlah pejabat, tokoh na-
sional.
Tampak pula hadir tokoh
Aceh, seperti Dirjen Pember-
dayaan Masyarakat Desa,
Tarmizi A Karim; Gubernur
Aceh, Zaini Abdullah; Ketua
DPRA, Hasbi Abdullah; Pe-
mangku Wali Nanggroe Aceh,
MalekMahmudAl-Haytar;dan
sejumlah pejabat Satuan Ker-
ja Pemerintah Aceh (SKPA)
lainnya.
Dalam sambutannya, Re-
ktor Unsyiah, Prof. Ir. Dr. Sam-
sul Rizal, MEng, mengatakan,
penganugerahan gelar ini ke-
pada Presiden SBY karena
berjasa dalam penanggulan-
gan tanggap darurat bencana
gempa bumi dan tsunami di
Aceh.
Selanitu,padamasakepe-
mimpinannya, SBY juga dinilai
berhasil mengakhiri konflik
Aceh yang berlangsung sela-
ma lebih 30 tahun, sehingga
dengan tidak mengecilkan pe-
ranpihaklain,SBYlayakmen-
erimanya.
“Tanpamengecilkanperan
daripihaklain,DrHSusiloBam-
bangYudhoyonoadalahtokoh
sentral yang berjasa dalam
upayamengakhirikonflikAceh
yang telah berlangsung lebih
dari30tahun,”katanya.
Ditegaskannya, penga-
nugerahan gelar ini tidak da-
tang tiba-tiba, tetapi melalui
proses panjang dan pertim-
banganmatangolehparasen-
at Unsyiah. Pada malam pen-
ganugerahan itu, dia juga
memaparkan biografi singkat
Presiden SBY.
Dalam menyelesaikan
konflik, tidak harus dilakukan
dengan perang sebab perang
hanya akan membuahkan
dendam.DalamsejarahAceh,
pendekatan penyelesaian
konflik berhasil ditempuh se-
cara damai, dan pendekatan
militeristikyangditempuhsebe-
lumnya justru menghasilkan
siklus dendam dan kebencian.
Demikian disampaikan
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, sesaat setelah
menerima gelar Doktor Hon-
oris Causa (Dr HC) bidang hu-
kum dan perdamaian dari Uni-
versitas Syiah Kuala, Banda
Aceh, di Gedung AAC Dayan
Dawood, Kampus Darussal-
am,Kamis(19/9)malam.
Dihadapansejumlahmen-
teri Kabinet Indonesia Bersatu
II, Presiden mengungkapkan,
puluhantahunnegeriinitakda-
patmencarijalankeluarkonflik
Aceh. Akibatnya, sebagian
besar masyarakat Aceh men-
galami trauma.
“Sejarah mencatat bahwa
pendekatan militer yang telah
berlangsung selama 30 tahun
tidak bisa mengakhiri konflik.
Justru yang terjadi sebuah sik-
lus dendam dan kebencian di
antara pihak Gerakan Aceh
Merdeka, masyarakat Aceh
dan pemerintah RI khususnya
prajuritTNI,”katanya.
Pendekatan militer, kata
Presiden, justru akan menjau-
hkandariperdamaiandanper-
saudaraan sesama anak
bangsa sehingga untuk
menyelesaikan konflik di Aceh
segala upaya telah ditempuh
agar dapat dilakukan secara
damai.
Diakui, dalam sebuah pep-
erangan, yang paling sulit di-
lakukan adalah untuk menga-
khirinya.
Presiden SBY mencerita-
kansejarahperdamaianAceh,
dan peran dirinya bersama
mantan Wakil Presiden Jusuf
Kalla, dan seluruh tokoh yang
mendukung upaya damai lain-
nya,baiknasionalmaupundu-
niatermasukmantanPresiden
Finlandia,MartyAhtisaari;yang
menjadi mediator para pihak
yang bertikai.
Serap AspirasiSerap AspirasiSerap AspirasiSerap AspirasiSerap Aspirasi
Untuk mencari penyelesa-
ian konflik Aceh itu, Presiden
mengaku banyak menyerap
aspirasi masyarakat lokal di
Aceh,nasionaldandunia,sep-
erti mantan Sekjen PBB, Kofi
Annan;mantanSekjenNATO,
Javier Solana; dan lainnya.
Semuanya menyarankan
penyelesaian secara damai.
Sebelum lahirnya nota
kesepahaman damai Aceh,
yang dikenal dengan MoU
Helsinkiyangditandatanganidi
Finlandia,15Agustus2005,te-
lah dilakukan upaya damai
melalui lembaga mediasi sep-
erti Cessation of Hostilities
Agreement (CoHA), Joint Se-
curityCommittee(JSC).
Presiden mengakui, pada
saat menjadi Menko Polkam,
banyak menemui kebuntuan
dalam upaya damai menyele-
saikan konflik Aceh. Hingga
akhirnya terpilih sebagai pres-
iden,makaterusbersemangat
untuk memperjuangkannya.
Presiden mengungkap-
kan, tsunami Aceh memberi
banyak hikmah dalam penye-
lesaian konflik Aceh. “Setelah
melalui berbagai penjajakan,
setelah bencana gempa bumi
dan tsunami, takdir Allah SWT
akhirnya tiba, dan pada Agus-
tus 2005 ditandatangani MoU
Helsinki,” jelasnya
Perjanjian Helsinki, katan-
ya, secara umum mengakhiri
konflik bersenjata di Tanah
Rencong yang telah berlang-
sungsejak1976.
“Saat ini sebuah harapan
besar segera terbentang di
wilayah Aceh, harapan akan
kekalnya perdamaian dan
meningkatkan kesejahteraan
yang lebih baik bagi masya-
rakat Aceh,” katanya.
Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono terkesan dengan
kemajuan ekonomi Provinsi
Aceh dan berharap kondisi
amandancapaianyangsudah
ada bisa dipertahankan.
”Saya dan istri bersyukur
dan gembira melihat Banda
Aceh makin berseri, semarak
dan ekonominya hidup. Jauh
berbeda dengan era konflik
dulu,” kata Presiden dalam
akun twitternya @SBYudhoy-
ono di Jakarta, Sabtu.
Kepala Negara
mengatakan,”perjalanan su-
dah amat panjang dan korban
sudah terlalu banyak. Sekali
lagi jangan ada tindakan yang
membikin konflik baru”.
Presiden juga meminta se-
mua pihak agar ikut menjaga
keamanan dan perdamaian di
Aceh.“SituasiAcehyangaman
dan damai tidak boleh koyak
atau terancam oleh sebab apa
pun. Semua harus melihat ke
depan dan tidak mundur ke
belakang,” tegasnya.
Presiden dan Ibu Negara
Ani Yudhoyono selama dua
hari sejak Kamis (18/9) hingga
Jumat (19/9) melakukan kun-
jungan kerja di Aceh.
Dalam akun twitternya,
Presiden juga terkesan den-
gan mantan panglima GAM Ir-
fan (47), Panglima Sagoe Ga-
jah Keng yang memberikan
cinderamata berupa pedang
dengan tulisan,”satu hati, satu
kata. Kita semua bersaudara
dalam NKRI.
andinovaandinovaandinovaandinovaandinova/dedi/gito/dedi/gito/dedi/gito/dedi/gito/dedi/gito
Unsyiah Anugrahi Doktor HC
Perdamaian untuk Presiden SBY
13. No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
1313131313
OOOOOpinipinipinipinipini
DA SATUDA SATUDA SATUDA SATUDA SATU pertanyaan, PPID itu apa ?
Pertanyaan yang secuil itu sangat
mengelitik pikiran saya setiap saat.
Pertanyaan seperti itu saya dengar
dan bahkan dilontarkan oleh orang-
orang elite yang notabene mempunyai
intelektualitas yang tinggi, berwawasan luas,
mempunyai jabatan dan pekerjaan yang mapan
dan status sosialnya menengah keatas bukan
orang kere. Saya sangat keliru selama ini dan
beranggapan bahwa, pertanyaan semacam itu
yang pantas dilontarkan oleh orang-orang yang
awam saja, orang-orang ndeso dan orang-orang
yang kehidupannya kere, jauh dari
perkembangan dan pergaulan.
Beberapa kali dalam perjalanan saya ke
daerah-daerah di tingkat II Se Provinsi Aceh, baik
dalam mengisi acara bimtek (Bimbingan Teknis),
Penyuluhan (Sosialisasi) maupun pada acara
FGD (Focus Group Discution). Dalam rangka
penguatan pembentukan kelembagaan PPID di
daerah, maka pertanyaan PPID itu apa ? selalu
sering ditanya oleh banyak kalangan, bahkan
mereka penasaran PPID itu, apa sebenarnya ?
dan pentingkah PPID itu di bentuk ?
Dalam persoalan ini, yang membiru dalam
pikiran saya adalah lahirnya undang-undang No.
14Tahun2008 tentangKIP(keterbukaaninformasi
publik). Kalau dihitung sampai saat ini sudah
berumur5tahunlebih,sementarapemerintah
dengan gencarnya terus melakukan sosialisasi
undang-undang tersebut, dengan harapan secara
total dan maksimal agar masyarakat luas dapat
memahami makna dari undang-undang tersebut.
Sehingga masyarakat akan lebih tahu dan cerdas
untuk meimplementasikan.
Selanjutnya tidak dikesampingkan juga,
bahwa banyak kalangan dan pejabat yang masih
cuek, juga tidak peduli dalam menyahuti undang-
undang No. 14 Tahun 2008 ini, sehingga dalam
perkembangannya hanya jalan di tempat alias
mandeg (stagnan).
Tepatnya ada terminologi bahasa yang
mengatakan bahwa “gajah didepan mata tidak
kelihatan, tapi semut diseberang lautan malah
nampak”. Kontek istilah ini maknanya adalah
undang-undangNo.14Tahun2008ini
disosialisasikan di belahan kota-kota yang
lumayan besar bahkan di pusat pemerintahan, tapi
malah kadang banyak sang pejabatnya tidak
memahami, cuek tidak peduli, sementara ada
pejabat yang memang tinggalnya nun jauh di ibu
kota kabupaten yang terpencil, malah sebaliknya
sang pejabatnya sangat peduli, antusias untuk
memahami dan mendorong berkembangnya
pelaksanaan walaupun kita tahu masih banyak
kendalanya termasuk ketiadaan fasilitas dan
prasarana yang ada, meskipun akhirnya dengan
tiba-tiba dimutasi.
Pengertian dan Peran PPIDPengertian dan Peran PPIDPengertian dan Peran PPIDPengertian dan Peran PPIDPengertian dan Peran PPID
Pejabat Pengelola Informasi Publik dan
Dokumentasi yang disebut dengan PPID adalah
Pejabat yang bertanggung jawab dibidang
penyimpanan, pendokumentasian , penyediaan
dan pelayanan informasi di badan publik.
Peran PPID sesuai dengan pasal 13 ayat 1
padaundang-undangNo.14tahun2008tentang
keterbukaan informasi publik (KIP) adalah untuk
mewujudkan masyarakat dalam memperoleh
informasi dengan pelayanan sebagai berikut :
1. Cepat.1. Cepat.1. Cepat.1. Cepat.1. Cepat.
Memberi Pelayanan Informasi yang cepat
kepada masyarakat, maknanya adalah informasi
dapat cara langsung dan dalam tempo yang
singkat masyarakat telah memperoleh informasi,
tidak perlu terlalu lama mencari dan menunggu.
Dengan batasan hari yang ditentukan informasi
yang diharapkan dapat diperoleh oleh
masyarakat dengan baik.
2. Tepat.2. Tepat.2. Tepat.2. Tepat.2. Tepat.
Masyarakat memperoleh informasi yang tepat
maksudnya adalah masyarakat memperoleh
informasi memang informasi yang diharapkan dan
informasi yang di butuhkan, tidak bertele-tele dan
tidakcarut-marut.Bahkanintiinformasiyang
sesungguhnya diperlukan sangat pasti dan jelas.
3. Sederhana.3. Sederhana.3. Sederhana.3. Sederhana.3. Sederhana.
Memperoleh informasi yang sederhana
dimaksudkan bahwa masyarakat memperoleh
informasi tidak dengan bertele-tele dan jelimet.
Tapi intinya jelas dan mengena, tidak terlalu
melebar dan meluas tapi bahasanya mudah
dicerna dan maknanya sangat pasti dan
melengkapi.
Tanggung jawab dan wewenang PPIDTanggung jawab dan wewenang PPIDTanggung jawab dan wewenang PPIDTanggung jawab dan wewenang PPIDTanggung jawab dan wewenang PPID
Sesuai dengan pasal 8 PERKI No.1 Tahun
2010tentangStandarlayananInformasiPublik
bahwa tanggung jawab PPID dibidang layanan
informasi publik ada meliputi proses
penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan
dan pelayanan informasi publik.
PPID bertugas mengkoordinasi pengumpulan
seluruh informasi publik, meliputi informasi yang
wajib disediakan dan diumumkan secara berkala
lainnya yang diminta pemohon informasi publik.
PPID juga bertanggung jawab dalam
menkoordinasikan penyediaan dan pelayanan
seluruh informasi publik dibawah pengawasan
badan publik yang dapat di akses oleh PPID.
Bertugas mengkoordinasikan penyediaan dan
pelayanan informasi publik melalui pengumuman
atau permohonan
Sedangkan sesuai pasal 9 PERKI No. 1 tahun
2010 tentang standar layanan informasi publik,
menyebutkan bahwa PPID berwenang :
a. Mengkoordinasikan dalam melaksanakan
pelayanan informasi publik di setiap badan publik.
b. Memutuskan suatu informasi publik dapat
diakses publik atau tidak didasarkan penyajian
tentang konsekuensi.
c. Menolak permohonan informasi publik
secara tertulis apabila informasi publik yang
dimohon termasuk informasi yang dikecualikan/
rahasia dengan disertai serta pemberitahuan
tentang hak dan tata cara bagi pemohon untuk
mengajukan kebenaran atas penolakan tersebut.
d. Menugaskan pejabat fungsional dan/atau
petugas informasi dibawah wewenang dan
koordinasinyauntuk membuat memelihara dan/
atau memutakhirkan daftar informasi publik secara
berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam
sebulan dalam hal badan publik memiliki pejabat
fungsional dan/atau petugas informal.
Dengan melihat peran, tanggung jawab dan
wewenang keberadaan PPID, maka mau tidak
mau, suka tidak suka sesuai dengan amanah
undang-undangNo.14Tahun2008tentangKIP,
maka PPID sangat penting dan harus dibentuk di
setiap badan publik.
Dengan dibentuknya PPID disetiap badan
publik, maka akses masyarakat untuk memperoleh
informasi sangat mudah, pada gilirannya bahwa
informasi merupakan kebutuhan pokok,
memperoleh informasi merupakan hak azasi
manusia dan masyarakat memperoleh informasi
merupakan sarana dalam mengoptimalkan
pengawasan publik terhadap penyelenggaraan
Negara dan badan publik lainnya, akan terwujud
bergulir dan teriplementasi dalam segenap
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penulis adalah,Penulis adalah,Penulis adalah,Penulis adalah,Penulis adalah,
Kepala UPTD Seuramo Informasi Aceh danKepala UPTD Seuramo Informasi Aceh danKepala UPTD Seuramo Informasi Aceh danKepala UPTD Seuramo Informasi Aceh danKepala UPTD Seuramo Informasi Aceh dan
Ketua Pelaksana Harian PPID Utama ProvinsiKetua Pelaksana Harian PPID Utama ProvinsiKetua Pelaksana Harian PPID Utama ProvinsiKetua Pelaksana Harian PPID Utama ProvinsiKetua Pelaksana Harian PPID Utama Provinsi
Aceh.Aceh.Aceh.Aceh.Aceh.
Oleh : Ir. H. SANASI, MMOleh : Ir. H. SANASI, MMOleh : Ir. H. SANASI, MMOleh : Ir. H. SANASI, MMOleh : Ir. H. SANASI, MM
Pentingkah PPID Itu?
A
Dalam persoalan ini, yangDalam persoalan ini, yangDalam persoalan ini, yangDalam persoalan ini, yangDalam persoalan ini, yang
membiru dalam pikiranmembiru dalam pikiranmembiru dalam pikiranmembiru dalam pikiranmembiru dalam pikiran
saya adalah lahirnyasaya adalah lahirnyasaya adalah lahirnyasaya adalah lahirnyasaya adalah lahirnya
undang-undang No. 14undang-undang No. 14undang-undang No. 14undang-undang No. 14undang-undang No. 14
Tahun 2008 tentang KIPTahun 2008 tentang KIPTahun 2008 tentang KIPTahun 2008 tentang KIPTahun 2008 tentang KIP
(keterbukaan informasi(keterbukaan informasi(keterbukaan informasi(keterbukaan informasi(keterbukaan informasi
publik).publik).publik).publik).publik).
○○○○○○○○○○○
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
14. No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
1414141414
SSSSSosialitaosialitaosialitaosialitaosialita
15. No.8 Tahun I / Edisi Khusus PKA6
1515151515
SSSSSosialitaosialitaosialitaosialitaosialita
16. Berbaju Aceh Foto: seuramnoe
No.8Tahun I
Edisi Khusus PKA 6
Menjumput Ranup Foto: seuramnoe
Pidato Pembukaan Foto: seuramnoeMenanam Pohon Foto: seuramnoe
Menunggu SBY Foto: seuramnoe
Beude Trieng
Foto: seuramnoe
Menabuh Rapa’i
Foto: seuramnoe
Lensa PKA VI