SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan

: SMA / MA

Mata Pelajaran

: KIMIA

Kelas/ Semester

: XII IPA / 2

Standar Kompetensi : 4. Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan
turunannya, dan makromolekul.
Kompetensi Dasar

: 4.3 Mendeskripsikan struktur, tata nama, penggolongan, sifat dan
kegunaan protein

Indikator

: 1. Menuliskan rumus struktur dan nama protein.
2. Menggolongkan protein berdasarkan komposisi kimia, benntuk
dan fungsi biologisnya.
3. Mengamati dan menguraikan sifat-sifat protein
3. Mendeskripsikan kegunaan protein.

Alokasi Waktu

: 4 jam pelajaran ( 4 x 45 menit )

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menuliskan rumus struktur dan nama protein.
2. Menggolongkan protein berdasarkan komposisi kimia, bentuk dan fungsi biologis.
3. Mengamati dan menguraikan sifat-sifat priotein
4. Mendeskripsikan kegunaan protein.
B. Materi Pembelajaran
Protein adalah senyawa terpenting penyusun sel hidup. Senyawa ini terdapat
dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan maupu hewan. Fungsi biologis protein
sangat beragam, antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai
sumber energi. Tidak ada kelompok senyawa lain yang fungsinya begitu beragam seperti
protein. Oleh karena itulah kelompok senyawa ini disebut protein, istilah yang berasal
dari bahasa Yunani proteios, yang berarti “peringkat satu”atau “yang utama”.
1. Asam Amino
Asam amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak-tidaknya
mengandung satu gugus karboksil (‒COOH) dan satu gugus amino (‒NH2). Jika
gugus amino terikat pada atom C-alfa (yaitu atom karbon yang terikat langsung pada
gugus karboksil), disebut asam alfa-amino; jika gugus aminonya terikat pada atom Cbeta, disebut atom beta-amino dan seterusnya. Di alam hanya ditemukan asam alfaamino.

Gugus R adalah gugus pembeda antara asam amino yang satu dengan asam
amino yang lainnya. Gugus R dalam senyawa amino sangat beragam. Ada yang
hidrofob (seperti glisin dan alanin), ada yang hidrofil karena mengandung gugus
polar seperti ‒OH,‒COOH atau ‒NH2 (misalnya tirosin, lisin dan asam glutamat),
ada yang bersifat asam (misalnya asam glutamat), ada yang bersifat basa (misalnya
lisin), ada pula yang mengandung belerang (misalnya sistein) atau cincin aromatik
(misalnya tirosin). Gugus R asam amino tersebut sangat berperan dalam menentukan
struktur, kelarutan, serta fungsi biologis dari protein. Kecuali glisin, semua asam
amino bersifat optis aktif, karena adanya atom C-α yang bersifat asimetris.
Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari sekitar 20 jenis asam amino.
Asam amino tersebut dapat disintesis dalam tubuh, kecuali 8 asam amino (10 untuk
bayi). Asam-asam esensial haruslah terdapat dalam makanan. Kekurangan satu saja
asam amino akan mengganggu sintesis protein. Asam amino yang dapat disintesis
dalam tubuh disebut asam amino nonesensial. Contoh asam amino esensial, yaitu
valin, leusin, isoleusin.
Sebagian besar protein nabati tidak mengandung satu atau lebih asam amino
esensial. Misalnya, protein beras tidak mengandung lisin dan treonin, protein gandum
tidak mengandung lisin dan triptofan. Jadi, orang yang makan hanya nasi saja dapat
menderita kekurangan gizi. Di pihak lain, protein hewani mengandung seluruh asam
amino dalam jumlah yang memadai. Tubuh kita memerlukan sekitar 0,8 g protein per
kg berat badan. Kekurangan protein dapat menyebabkan retardasi (keterbelakangan)
fisik maupun mental.
2. Tata Nama protein
Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari asam-asam amino. Proses
pembentukannya merupakan polimerisasi kondensasi. Dua molekul asam amino
dapat berikatan (berkondensasi) dengan melepas molekul air(H‒OH), sebagai
berikut.

Ikatan yang mengkaitkan dua molekul asam amino itu disebut ikatan peptida
dan senyawa yang terbentuk disebut dipeptida.
Suatu dipeptida juga mempunyai gugus ‒COOH dan gugus ‒NH2, oleh karena
itu dapat pula mengikat asam amino yang lain membentuk tripeptida, dan seterusnya
membentuk polipeptida atau protein.
Pemaparan struktur polipeptida secara lengkap dapat sangat membosankan
dan tidak selalu perlu. Oleh karena itu, para ahli biokimia menggunakan singkatan.
Tiap-tiap asam amino diberi lambang dengan tiga huruf, dengan cara itu suatu contoh
polipeptida yang terdiri dari 10 residu asam amino dapat dinyatakan sebagai berikut :
Gly‒Phe‒Cys‒Ser‒Ala‒Gly‒Asp‒Ala‒Lys‒Asp
Dalam menuliskan rangkaian asam amino dari suatu polipeptida atau protein,
maka ujung amino (residu asam amino dengan gugus amino bebas) ditempatkan
disebelah kiri, sedangkan ujung karboksil disebelah kanan. Pada contoh diatas, berati
glisin (Gly) mempunyai gugus ‒NH2 bebas, sedangkan asam aspartat (Asp)
mempunyai gugus ‒COOH bebas.
Dua molekul asam amino dapat membentuk dua jenis dipeptida, bergantung
pada gugus yang digunakan pada kondensasi. Misalnya, Gly dan Ala dapat
membentuk dua jenis dipeptida, yaitu Gly‒Ala dan Ala‒Gly.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa jenis protein yang dapat dibentuk
dari 20 jenis asam amino dapat mencapai jutaan. Hal ini mirip dengan jumlah kalimat
yang dapat disusun dari hanya 26 huruf dalam abjad. Namun demikian, urutan
berbagai huruf dalam kata atau urutan berbagai kata tidak selalu mempunyai arti.
Demikian juga, rangkaian asam-asam amino tidak selalu merupakan protein yang
berguna. Mungkin kita tetap dapat mengartikan suatu kalimat meskipun terdapat
beberapa huruf yang salah. Sama halnya dengan suatu protein, mungkin tetap dapat
berfungsi meskipun ada beberapa asam amino yang tidak sesuai urutan. Akan tetapi,
hal ini bisa berakibat fatal. Kelainan yang dikenal sebagai anemia sel sabit terjadi
karena perbedaan satu dari sekitar 300 residu asam amino dalam hemoglobinnya.
Salah satu contoh yang menunjukkan betapa pentingnya urut-urutan asam
amino dalam rantai polipeptida terhadap bentuk tiga dimensi dan fungsi protein,
khususnya protein globular yaitu penyakit anemia sel sabit.
Anemia sel sabit adalah penyakit yang timbul karea bentuk yang abnormal
dari salah satu subunit hemoglobin. Hemoglobin yang normal berbentuk bulat (seperti
kue donat), sedangkan sel sabit berbentuk sabit. Bentuk yang abnormal tersebut
terjadi karena asam amino yang keenam dari rantai β, yaitu asam glutamat yang
bersifat polar tergantikan oleh valin, suatu asam amino yang tidak polar. Perubahan
bentuk ini mengganggu kemampuan hemoglobin dalam mengangkut oksigen. Selain
itu, gaya tarik hidrofobik menyebabkan beberapa sel sabit mengelompok membentuk
semacam serat sehingga dapat menyumbat pembuluh kapiler. Hal ini dapat
menyebabkan peradangan, rasa sakit, kerusakan organ, bahkan kematian.
Anemia sel sabit adalah penyakit keturunan yang dialami seseorang yang
mewarisi gen hemoglobin muatan dari kedua orangtuanya. Jika hanya salah satu
orangtua yang menurunkan gen semu, hanya kira-kira 1% dari sel darah merahnya
yang berubah menjadi bentuk sabit. Mereka dapat hidup normal selama menghindari
latihan-latihan fisik yang berat atau tekanan lain terhadap sistem peredaran darah.
3. Struktur Protein
Protein mempunyai struktur yang sangat kompleks. Struktur protein
memegang peranan penting dalam menentukan aktivitas biologisnya. Struktur protein
dapat dibedakan ke dalam 4 tingkatan, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan
kuartener.
Struktur primer adalah urut-urutan asam amino dalam rantai polipeptida yang
menyusun protein. Protein pertama yang berhasil ditentukan struktur primernya
adalah insulin, yaitu hormon yang berfungsi mengatur kadar gula darah.
Sebagai contoh insulin sapi terdiri dari dua rantai polipeptida, yang ditandai
dengan rantai A (terdiri dari 21 asam amino) dan rantai B (terdiri dari 30 asam
amino). Kedua rantai disatukan oleh ikatan silang disulfida (‒S‒S‒) yang berasal dari
unit sistein (Cys). Selama bertahun-tahun, insulin yang diekstraksi dari pankreas sapi
digunakan untuk terapi bagi orang-orang yang menderita kekurangan insulin
(Diabetes). Kini insulin manusia telah dapat diproduksi melalui industri genetika.
Struktur sekunder berkaitan dengan bentuk dari suatu rantai polipeptida. Oleh
karena gaya-gaya nonkovalen, seperti ikatan hidrogen atau gaya dispersi, suatu rantai
polipeptida menggulung seperti spiral (alfa heliks) atau seperti lembaran kertas
continues form (beta-pleated sheet), atau bentuk triple heliks.
Struktur tersier protein merupakan bentuk tiga dimensi dari suatu protein.
Bagaikan seutas mie yang diletakkan di dalam cawan, suatu rantai polipeptida dapat
melipat atau menggulung sehingga mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Struktur
tersier protein dikukuhkan oleh berbagai macam gaya, sepert ikatan hidrogen, ikatan
silang disulfida, interaksi hidrofobik atau hidrofilik, serta jembatan garam.
Setiap protein mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Jadi semua molekul
hemoglobin sebagai contoh, mempunyai bentuk tiga dimensi yang sama. Bentuk tiga
dimensi protein sangat berperan dalam menentukan fungsi biologis protein tersebut.
Sering kali sutatu molekul organik bukan protein terikat pada rantai polipeptida
dalam struktur tersiernya.
Sebagian protein hanya mengandung rantai tunggal polipeptida, tetapi yang
lain, yang disebut protein oligomer, terdiri dari dua atau lebih rantai. Sebagai contoh,
hemoglobin mempunyai empat rantai. Masing-masing rantai merupakan satu subunit
protein. Susunan subunit-subunit dalam protein oligomer disebut struktur kuartener.
4. Hidrolisis Protein
Suatu polipeptida atau protein dapat mengalami hidrolisis jika dipanaskan
dengan asam klorida pekat, sekitar 6M. Dlam hal ini ikatan peptida diputuskan
sehingga dihasilkan asam-asam amino bebas. Dalam tubuh manusia atau hewan
hidrolisis polipeptida atau protein terjadi karena pengaruh enzim.
5. Denaturasi Protein
Jika suatu larutan protein, misalnya albumin telur, dipanaskan secara
perlahan-lahan sampai kira-kira 60O‒70OC, lambat laun larutan itu akan mejadi
keruh dan akhirnya mengalami koagulasi. Protein yang telah terkoagulasi itu tidak
dapat larut lagi pada pendinginan. Perubahan seperti itu disebut denaturasi protein.
Denaturasi juga dapat terjadi karena perubahan pH yang ekstrim, oleh beberapa
pelarut seperti alkohol atau aseton, oleh zat terlarut seperti urea, oleh detergen, atau
bahkan karena pengguncangan yang intensif. Protein dalam bentuk alamiahnya
disebut protein asli (natif) setelah denaturasi disebut protein terdenaturasi. Protein
terdenaturasi hampir selalu kehilangan fungsi biologisnya. Dari penelitian terhadap
protein terdenaturasi diketahui bahwa struktur yang lebih kompleks dari protein,
terutama struktur tersier dan struktur kuartenernya.
6. Penggolongan Protein
Protein dapat dibeda-bedakan berdasarkan komposisi kimia, bentuk, atau
fungsi biologisnya.
a. Berdasarkan Komposisi Kimia
Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibedakan atas protein
sederhana dan protein konjugasi. Protein sederhana hanya teriri atas asam
amino, dan tidak ada gugus kimia lain. Bagian yang bukan asam amino dari
protein konjugasi disebut gugus prostetik. Protein konjugasi digolongkan
berdasarkan jenis gugus prostetiknya.
b. Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya protein dibedakan atas protein globular dan
protein serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai polipeptidanya
berlipat rapat menjadi bentuk globular atau bulat padat. Protein globular
biasanya larut dalam air dan mudah berdifusi. Hampir semua protein globular
mempunyai fungsi gerak atau dinamik, seperti enzim, protein transpor darah,dan
antibodi. Protein serabut tidak larut dalam air. Hampir semua protein serabut
mempunyai fungsi struktural atau pelindung. Contohnya adalah α-keratin pada
rambut dan wol,fibroin dari sutera, dan kolagen dari urat.
c. Berdasarkan Fungsi Biologis
Berdasarkan fungsi biologisnya, protein dapat dibedakan atas 7 golongan, yaitu:
1. Enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Hampir semua
reaksi senyawa organik dalam sel dikatalisis enzim. Lebih dari 2000 jenis
enzim telah ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan. Contohnya,
ribonuklease dan tripsin.
2. Protein transpor, yaitu protein yang mengikat dan memindahkan molekul
atau ion spesifik. Hemoglobin dalam sel darah merah mengikat oksigen dari
paru-paru, dan membawanya ke jaringan periferi. Lipoprotein dalam plasma
darah membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein transpor lain terdapat
dalam dinding sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan
membawa glukosa, asam amino, dan nutrien lain melalui membran ke dalam
sel.
3. Protein nutrien dan penyimpanan, ialah protein yang berfungsi sebagai
cadangan makanan. Contohnya ialah protein yang terdapat dalam biji-bijian
seperti gandum, beras dan jagung. Ovalbumin pada telur dan kasein pada
susu juga merupakan protein nutrien.
4. Protein kontraktil yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan
organisme untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah aktin dan
miosin, yaitu protein yang berperan dalam sistem kontraksi otot kerangka.
5. Protein struktur, yaitu protein yang berperan sebagai penyanggah untuk
memberikan struktur biologi kekuatan atau perlindungan. Contohnya ialah
kolagen yaitu komponen utama dalam urat dan tulang rawan. Contoh lain
adalah keratin yang terdapat pada rambut, kuku, dan bulu ayam/burung,
fibroin yaitu komponen utama dalam serat sutera dan jaring laba-laba.
6. Protein pertahanan (antibodi), yaitu protein yang melindungi organisme
terhadap

serangan

organisme

lain

(penyakit).

Contohnya

adalah

imunoglobin atau antibodi yang terdapat dalam vertebrata, dapat mengenali
dan menetralkan bakteri, virus, atau protein asing dan spesi lain. Fibrinogen
dan trombin merupakan protein penggumpal darah jika sistem pembuluh
terluka. Bisa ular dan toksin bakteri juga tampaknya berfungsi sebagai
protein pertahanan.
7. Protein pengatur, yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler
atau fisiologi. Contohnya ialah hormon seperti insulin yang mengatur
metabolisme penyakit diabetes. Contoh lain adalah hormon pertumbuhan
dan hormon seks.
7. Sifat-sifat Protein
a. Denaturasi Protein
Jika suatu larutan protein, misalnya albumin telur, dipanaskan secara
perlahan-lahan sampai kira-kira 60O‒70OC, lambat laun larutan itu akan mejadi
keruh dan akhirnya mengalami koagulasi. Protein yang telah terkoagulasi itu
tidak dapat larut lagi pada pendinginan. Perubahan seperti itu disebut denaturasi
protein. Denaturasi juga dapat terjadi karena perubahan pH yang ekstrim, oleh
beberapa pelarut seperti alkohol atau aseton, oleh zat terlarut seperti urea, oleh
detergen, atau bahkan karena pengguncangan yang intensif. Protein dalam
bentuk alamiahnya disebut protein asli (natif) setelah denaturasi disebut protein
terdenaturasi. Protein terdenaturasi hampir selalu kehilangan fungsi biologisnya.
Dari penelitian terhadap protein terdenaturasi diketahui bahwa struktur yang
lebih kompleks dari protein, terutama struktur tersier dan struktur kuartenernya.
b. Viskositas
Viskositas adalah tahanan yang timbul karena adanya gesekan antara
molekul-molekul didalam zatcair yang mengalir. Suatu larutan protein dalam air
mempunyai Viskositas atau kekentalan yang lebih besar dari pada Viskositas air
sebagai pelarutnya. Pada umumnya Viskositas suatu larutan tidak diukur secara
absolute tetapi ditentukan oleh Viskositas ralatif, yaitu perbandingan terhadap
Viskositas zat cair tertentu. Alat yang digunakn untuk menentukan Viskositas
adala viscometer Ostwald. Pengukuran viskositas didasarkan pada kecepatan
aliran suatu zat cair atau larutan melalui suatu pipa ttertentu. Viskositas larutan
protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi serta suhu
larutan. Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding
terbalik dengan suhu. Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya panjang,
mempunyai viskositas lebihh besar dari pada larutan suatu protein yang
berbentuk bulat. Pada titik isolistrik viskositas larutan protein mempunyai harga
terkecil.
c. Koagulasi
Sifat protein yang satu ini ditandai dengan adanya penggumpalan partikel
koloid sebagai akibat penambahan senyawa kimia yang pada akhirnya
menyebabkan partikel menjadi netral dan akhirnya membentuk endapan akibat
gaya grafitasi. Koagulasi ini sendri terjadi karena beberapa hal seperti pemanasan
(contohnya: darah), pengadukan (contohnya: tepung kanji), dan pendinginan
(contohnya: agar-agar).
d. Browning
Sifat protein yang satu ini ditandai dengan terjadinya perubahan warna
menjadi coklat. Hal ini merupakan reaksi pencoklatan enzimatis serta non
enzimatis. Contoh pencoklatan enximatis terlihat pada buah-buah juga sayuran
yang mengandung zat fenolik. Semenetara itu, contoh untuk pencoklatan non
enzimatis ada pada karamelisasi gula.
8. Kegunaan Protein

•

Pertumbuhan dan pemeliharaan
Rambut, kulit, dan kuku membutuhkan lebih banyak as amino yang
mengandung sulfur. Kolagen : protein utama otot dan jaringan ikat. Fibrin dan
myosin adalah protein didalam otot.

•

Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh
Tiroid,

insulin

dan

epinefrin

serta

enzim

bertindak

sebagai

katalisator. Hb berfungsi sebagai pengangkut oksigen
•

Mengatur keseimbangan air
Cairan tubuh intraseluler, ekstraseluler dan interseluler. Distribusi cairan
ini dijaga dalam keadaan seimbang atau homeostasis. Penumpukan cairan
(edema) : tanda awal kekurangan protein.

•

Memelihara netralitas tubuh
Protein tubuh bertindak sebagai buffer, dengan pH netral atau sedikit alkali (pH
7,35 – 7,45).

•

Pembentukan antibodi
Kekurangan protein, menghalangi kemampuan tubuh thd pengaruh
toksik berkurang. Kekurangan protein lebih rentan terhadap bahan-bahan racun
dan obat-obatan.

•

Mengangkut zat-zat gizi
Protein memegang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat gizi
Kekurangan protein menyebabkan gangguan pada absorpsi dan transportasi zat
gizi.

•

Sumber energi
Protein menghasilkan 4 kkal/g protein.

•

Angka kecukupan protein
Angka kecukupan protein (AKP) orang dewasa adalah 0,75 gram/kg
berat badan. Kekurang protein ( Marasmus dan kwashiorkor), Kelebihan protein
( asidosis, dehirasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah dan
demam).
C. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Deduktif
Metode Pembelajaran : Ceramah dan Diskusi
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)
1. Menuliskan rumus struktur dan nama protein.
2. Menggolongkan protein berdasarkan komposisi kimia, bentuk dan fungsi
biologis.
Tahap
Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Pembelajaran
• Menyiapkan peserta didik secara psikis
dan fisik untuk mengikuti

Alokasi waktu
15 menit

proses

pembelajaran (berdoa sebelum belajar,
mengecek presensi, mengecek kesiapan
siswa).
• Mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

yang mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari.
• Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Kegiatan Inti

kompetensi dasar yang akan dicapai.
• Guru menanyakan bahan makanan yang
mengandung protein kepada siswa.
• Guru

menjelaskan

rumus

umum

struktur asam amino dan pemberian
nama dari asam amino ttersebut.
• Guru menjelaskan struktur protein.
• Guru

menjelaskan

penggolongan

protein berdasarkan komposisi kimia,

60 menit
bentuk, dan fungsi biologis.
• Guru membentuk kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4 orang siswa.
• Guru memberikan materi diskusi.
• Siwa mengkaji literatur materi diskusi
dan mendiskusikannya dengan teman
satu kelompoknya.
• Siswa berlatih menggambarkan struktur
asam amino dan menentukan gugus
peptida pada protein.
• Guru

melakukan

meminta

tiap

mempresentasikan
siswa
Kegiatan Penutup

evaluasi

yang

dengan
kelompok

hasil

lain

diskusinya,

mendengarkan,

mencermati dan memberi tanggapan.
• Mengakhiri
pelajaran
dengan
membimbing semua siswa membuat
rangkuman dan mengerjakan soal-soal
seputar materi yang telah dipelajari.
• Menyimpulkan

materi

yang

telah

dibahas secara bersama-sama dengan
siswa.
• Memberi tugas untuk diselesaikan di
rumah.
• Merencanakan materi untuk pertemuan
berikutnya.

15 menit
Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)
1. Mengamati dan menguraikan sifat-sifat priotein
2. Mendeskripsikan kegunaan protein.
Tahap
Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Pembelajaran
• Menyiapkan peserta didik secara psikis
dan fisik untuk mengikuti

Alokasi waktu
15 menit

proses

pembelajaran (berdoa sebelum belajar,
mengecek presensi, mengecek kesiapan
siswa).
• Mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

yang mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari.
• Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Kegiatan Inti

kompetensi dasar yang akan dicapai.
• Guru menanyakan bahan makanan yang
mengandung protein.
• Guru menjelaskan sifat-sifat protein.
• Guru menjelaskan fungsi dari protein.
• Guru membentuk kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4 orang siswa.
• Guru memberikan materi diskusi.
• Siwa mengkaji literatur seputar materi
diskusi dan mendiskusikannya dengan
teman satu kelompoknya.
• Siswa mengetahui sifat-sifat protein.
• Siswa mengetahui kegunaan protein
dalam kehidupan sehari-hari.

60 menit
• Guru

melakukan

meminta

tiap

mempresentasikan
siswa
Kegiatan Penutup

evaluasi

yang

dengan
kelompok

hasil

lain

diskusinya,

mendengarkan,

mencermati dan memberi tanggapan.
• Mengakhiri
pelajaran
dengan

15 menit

membimbing peserta didik membuat
rangkuman dan mengerjakan soal-soal
post test.
• Menyimpulkan

materi

yang

telah

dibahas secara bersama-sama dengan
siswa
• Merencanakan materi untuk pertemuan
berikutnya.
• Ucapan terima kasih atas partisipasi
aktif dari semua peserta didik, dan
diakhiri salam penutup
E. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Kelas XII
2. Situs kimia seputar materi yang dipelajari (internet)
F. Penilaian
Tugas individu, tugas kelompok, kuis dan ulangan.
Semarang, 15 Desember 2013
Mengetahui,
Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran
……………………….

Sopiyatun Munawaroh

More Related Content

What's hot

Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRhiza Amalia
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKPRAMITHA GALUH
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometriFransiska Puteri
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Viskositas
ViskositasViskositas
ViskositasTillapia
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakMelina Eka
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin bAnnisa Nurul Chaerani
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasUIN Alauddin Makassar
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)dasi anto
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAn Nes Niwayatul
 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIARaden Saputra
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 

What's hot (20)

Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilin
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
 
Kemasan aerosol
Kemasan aerosolKemasan aerosol
Kemasan aerosol
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Viskositas
ViskositasViskositas
Viskositas
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 

Viewers also liked

Rpp 2014/2015 kimia kd 3.10
Rpp 2014/2015 kimia kd 3.10Rpp 2014/2015 kimia kd 3.10
Rpp 2014/2015 kimia kd 3.10Eka Ramandha
 
Silabus Kimia Kelas XII Semester 2
Silabus Kimia Kelas XII Semester 2Silabus Kimia Kelas XII Semester 2
Silabus Kimia Kelas XII Semester 2Sophiie_UNNES
 
Silabus Biologi Kelas XII Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XII Kurikulum 2013Silabus Biologi Kelas XII Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XII Kurikulum 2013SMAN 2 Indramayu
 
RPP Biologi Kelas XII Semester I
RPP Biologi Kelas XII Semester IRPP Biologi Kelas XII Semester I
RPP Biologi Kelas XII Semester ISapritah
 
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Raha Sia
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana  pelaksanaan  pembelajaran Rencana  pelaksanaan  pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran Riestu Rate
 

Viewers also liked (12)

RPP "Lemak"
RPP "Lemak"RPP "Lemak"
RPP "Lemak"
 
Rpp xii 1 1314
Rpp xii 1 1314Rpp xii 1 1314
Rpp xii 1 1314
 
Rpp 2014/2015 kimia kd 3.10
Rpp 2014/2015 kimia kd 3.10Rpp 2014/2015 kimia kd 3.10
Rpp 2014/2015 kimia kd 3.10
 
Silabus Kimia Kelas XII Semester 2
Silabus Kimia Kelas XII Semester 2Silabus Kimia Kelas XII Semester 2
Silabus Kimia Kelas XII Semester 2
 
Rpp kimia kelas XII
Rpp kimia kelas XIIRpp kimia kelas XII
Rpp kimia kelas XII
 
Sintesis Protein
Sintesis ProteinSintesis Protein
Sintesis Protein
 
Silabus Biologi Kelas XII Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XII Kurikulum 2013Silabus Biologi Kelas XII Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XII Kurikulum 2013
 
RPP Biologi Kelas XII Semester I
RPP Biologi Kelas XII Semester IRPP Biologi Kelas XII Semester I
RPP Biologi Kelas XII Semester I
 
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2
 
Rpp kurikulum 2013 susilo
Rpp kurikulum 2013 susiloRpp kurikulum 2013 susilo
Rpp kurikulum 2013 susilo
 
RPP SMA Kimia kelas XII
RPP SMA Kimia kelas XIIRPP SMA Kimia kelas XII
RPP SMA Kimia kelas XII
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana  pelaksanaan  pembelajaran Rencana  pelaksanaan  pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran
 

Similar to RPP "Protein"

Bahan Ajar "Protein"
Bahan Ajar "Protein"Bahan Ajar "Protein"
Bahan Ajar "Protein"Sophiie_UNNES
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia proteinAfan's BenWadd
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoRukmana Suharta
 
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptxKIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptxMarniati7
 
Bab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekulBab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekulwafiqasfari
 
Bab 7 biomolekul kelas xii
Bab 7 biomolekul kelas xiiBab 7 biomolekul kelas xii
Bab 7 biomolekul kelas xiiSinta Sry
 
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01sanoptri
 
Modul 2-struktur-dan-fungsi-protein
Modul 2-struktur-dan-fungsi-proteinModul 2-struktur-dan-fungsi-protein
Modul 2-struktur-dan-fungsi-proteinNurulPerbriani
 
Metabolisme Protein
Metabolisme Protein Metabolisme Protein
Metabolisme Protein pjj_kemenkes
 
laporan uji asam amino
laporan uji asam aminolaporan uji asam amino
laporan uji asam aminoElisa Elisa
 
Kuliah 7 protein1
Kuliah 7 protein1Kuliah 7 protein1
Kuliah 7 protein1zaldevi
 
biomolekul
biomolekulbiomolekul
biomolekulmfebri26
 

Similar to RPP "Protein" (20)

Bahan Ajar "Protein"
Bahan Ajar "Protein"Bahan Ajar "Protein"
Bahan Ajar "Protein"
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia protein
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam amino
 
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptxKIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
 
Bab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekulBab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekul
 
Bab7 biom
Bab7 biomBab7 biom
Bab7 biom
 
Bab7 biomolekul
Bab7 biomolekulBab7 biomolekul
Bab7 biomolekul
 
Bab 7 biomolekul kelas xii
Bab 7 biomolekul kelas xiiBab 7 biomolekul kelas xii
Bab 7 biomolekul kelas xii
 
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
6. protein
6. protein6. protein
6. protein
 
protein
proteinprotein
protein
 
Modul 2-struktur-dan-fungsi-protein
Modul 2-struktur-dan-fungsi-proteinModul 2-struktur-dan-fungsi-protein
Modul 2-struktur-dan-fungsi-protein
 
Metabolisme Protein
Metabolisme Protein Metabolisme Protein
Metabolisme Protein
 
ASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKUL
ASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKULASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKUL
ASAM AMINO & PROTEIN-BIOMOLEKUL
 
materi PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptxmateri PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptx
 
laporan uji asam amino
laporan uji asam aminolaporan uji asam amino
laporan uji asam amino
 
Kuliah 7 protein1
Kuliah 7 protein1Kuliah 7 protein1
Kuliah 7 protein1
 
biomolekul
biomolekulbiomolekul
biomolekul
 
PROTEIN
PROTEIN PROTEIN
PROTEIN
 

RPP "Protein"

  • 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA / MA Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/ Semester : XII IPA / 2 Standar Kompetensi : 4. Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul. Kompetensi Dasar : 4.3 Mendeskripsikan struktur, tata nama, penggolongan, sifat dan kegunaan protein Indikator : 1. Menuliskan rumus struktur dan nama protein. 2. Menggolongkan protein berdasarkan komposisi kimia, benntuk dan fungsi biologisnya. 3. Mengamati dan menguraikan sifat-sifat protein 3. Mendeskripsikan kegunaan protein. Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran ( 4 x 45 menit ) A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. Menuliskan rumus struktur dan nama protein. 2. Menggolongkan protein berdasarkan komposisi kimia, bentuk dan fungsi biologis. 3. Mengamati dan menguraikan sifat-sifat priotein 4. Mendeskripsikan kegunaan protein. B. Materi Pembelajaran Protein adalah senyawa terpenting penyusun sel hidup. Senyawa ini terdapat dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan maupu hewan. Fungsi biologis protein sangat beragam, antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai sumber energi. Tidak ada kelompok senyawa lain yang fungsinya begitu beragam seperti protein. Oleh karena itulah kelompok senyawa ini disebut protein, istilah yang berasal dari bahasa Yunani proteios, yang berarti “peringkat satu”atau “yang utama”.
  • 2. 1. Asam Amino Asam amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak-tidaknya mengandung satu gugus karboksil (‒COOH) dan satu gugus amino (‒NH2). Jika gugus amino terikat pada atom C-alfa (yaitu atom karbon yang terikat langsung pada gugus karboksil), disebut asam alfa-amino; jika gugus aminonya terikat pada atom Cbeta, disebut atom beta-amino dan seterusnya. Di alam hanya ditemukan asam alfaamino. Gugus R adalah gugus pembeda antara asam amino yang satu dengan asam amino yang lainnya. Gugus R dalam senyawa amino sangat beragam. Ada yang hidrofob (seperti glisin dan alanin), ada yang hidrofil karena mengandung gugus polar seperti ‒OH,‒COOH atau ‒NH2 (misalnya tirosin, lisin dan asam glutamat), ada yang bersifat asam (misalnya asam glutamat), ada yang bersifat basa (misalnya lisin), ada pula yang mengandung belerang (misalnya sistein) atau cincin aromatik (misalnya tirosin). Gugus R asam amino tersebut sangat berperan dalam menentukan struktur, kelarutan, serta fungsi biologis dari protein. Kecuali glisin, semua asam amino bersifat optis aktif, karena adanya atom C-α yang bersifat asimetris. Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari sekitar 20 jenis asam amino. Asam amino tersebut dapat disintesis dalam tubuh, kecuali 8 asam amino (10 untuk bayi). Asam-asam esensial haruslah terdapat dalam makanan. Kekurangan satu saja asam amino akan mengganggu sintesis protein. Asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh disebut asam amino nonesensial. Contoh asam amino esensial, yaitu valin, leusin, isoleusin. Sebagian besar protein nabati tidak mengandung satu atau lebih asam amino esensial. Misalnya, protein beras tidak mengandung lisin dan treonin, protein gandum tidak mengandung lisin dan triptofan. Jadi, orang yang makan hanya nasi saja dapat
  • 3. menderita kekurangan gizi. Di pihak lain, protein hewani mengandung seluruh asam amino dalam jumlah yang memadai. Tubuh kita memerlukan sekitar 0,8 g protein per kg berat badan. Kekurangan protein dapat menyebabkan retardasi (keterbelakangan) fisik maupun mental. 2. Tata Nama protein Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari asam-asam amino. Proses pembentukannya merupakan polimerisasi kondensasi. Dua molekul asam amino dapat berikatan (berkondensasi) dengan melepas molekul air(H‒OH), sebagai berikut. Ikatan yang mengkaitkan dua molekul asam amino itu disebut ikatan peptida dan senyawa yang terbentuk disebut dipeptida. Suatu dipeptida juga mempunyai gugus ‒COOH dan gugus ‒NH2, oleh karena itu dapat pula mengikat asam amino yang lain membentuk tripeptida, dan seterusnya membentuk polipeptida atau protein. Pemaparan struktur polipeptida secara lengkap dapat sangat membosankan dan tidak selalu perlu. Oleh karena itu, para ahli biokimia menggunakan singkatan. Tiap-tiap asam amino diberi lambang dengan tiga huruf, dengan cara itu suatu contoh polipeptida yang terdiri dari 10 residu asam amino dapat dinyatakan sebagai berikut : Gly‒Phe‒Cys‒Ser‒Ala‒Gly‒Asp‒Ala‒Lys‒Asp Dalam menuliskan rangkaian asam amino dari suatu polipeptida atau protein, maka ujung amino (residu asam amino dengan gugus amino bebas) ditempatkan disebelah kiri, sedangkan ujung karboksil disebelah kanan. Pada contoh diatas, berati glisin (Gly) mempunyai gugus ‒NH2 bebas, sedangkan asam aspartat (Asp) mempunyai gugus ‒COOH bebas.
  • 4. Dua molekul asam amino dapat membentuk dua jenis dipeptida, bergantung pada gugus yang digunakan pada kondensasi. Misalnya, Gly dan Ala dapat membentuk dua jenis dipeptida, yaitu Gly‒Ala dan Ala‒Gly. Dengan demikian dapat dipahami bahwa jenis protein yang dapat dibentuk dari 20 jenis asam amino dapat mencapai jutaan. Hal ini mirip dengan jumlah kalimat yang dapat disusun dari hanya 26 huruf dalam abjad. Namun demikian, urutan berbagai huruf dalam kata atau urutan berbagai kata tidak selalu mempunyai arti. Demikian juga, rangkaian asam-asam amino tidak selalu merupakan protein yang berguna. Mungkin kita tetap dapat mengartikan suatu kalimat meskipun terdapat beberapa huruf yang salah. Sama halnya dengan suatu protein, mungkin tetap dapat berfungsi meskipun ada beberapa asam amino yang tidak sesuai urutan. Akan tetapi, hal ini bisa berakibat fatal. Kelainan yang dikenal sebagai anemia sel sabit terjadi karena perbedaan satu dari sekitar 300 residu asam amino dalam hemoglobinnya. Salah satu contoh yang menunjukkan betapa pentingnya urut-urutan asam amino dalam rantai polipeptida terhadap bentuk tiga dimensi dan fungsi protein, khususnya protein globular yaitu penyakit anemia sel sabit. Anemia sel sabit adalah penyakit yang timbul karea bentuk yang abnormal dari salah satu subunit hemoglobin. Hemoglobin yang normal berbentuk bulat (seperti kue donat), sedangkan sel sabit berbentuk sabit. Bentuk yang abnormal tersebut terjadi karena asam amino yang keenam dari rantai β, yaitu asam glutamat yang bersifat polar tergantikan oleh valin, suatu asam amino yang tidak polar. Perubahan bentuk ini mengganggu kemampuan hemoglobin dalam mengangkut oksigen. Selain itu, gaya tarik hidrofobik menyebabkan beberapa sel sabit mengelompok membentuk semacam serat sehingga dapat menyumbat pembuluh kapiler. Hal ini dapat menyebabkan peradangan, rasa sakit, kerusakan organ, bahkan kematian. Anemia sel sabit adalah penyakit keturunan yang dialami seseorang yang mewarisi gen hemoglobin muatan dari kedua orangtuanya. Jika hanya salah satu orangtua yang menurunkan gen semu, hanya kira-kira 1% dari sel darah merahnya yang berubah menjadi bentuk sabit. Mereka dapat hidup normal selama menghindari latihan-latihan fisik yang berat atau tekanan lain terhadap sistem peredaran darah.
  • 5. 3. Struktur Protein Protein mempunyai struktur yang sangat kompleks. Struktur protein memegang peranan penting dalam menentukan aktivitas biologisnya. Struktur protein dapat dibedakan ke dalam 4 tingkatan, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener. Struktur primer adalah urut-urutan asam amino dalam rantai polipeptida yang menyusun protein. Protein pertama yang berhasil ditentukan struktur primernya adalah insulin, yaitu hormon yang berfungsi mengatur kadar gula darah. Sebagai contoh insulin sapi terdiri dari dua rantai polipeptida, yang ditandai dengan rantai A (terdiri dari 21 asam amino) dan rantai B (terdiri dari 30 asam amino). Kedua rantai disatukan oleh ikatan silang disulfida (‒S‒S‒) yang berasal dari unit sistein (Cys). Selama bertahun-tahun, insulin yang diekstraksi dari pankreas sapi digunakan untuk terapi bagi orang-orang yang menderita kekurangan insulin (Diabetes). Kini insulin manusia telah dapat diproduksi melalui industri genetika. Struktur sekunder berkaitan dengan bentuk dari suatu rantai polipeptida. Oleh karena gaya-gaya nonkovalen, seperti ikatan hidrogen atau gaya dispersi, suatu rantai polipeptida menggulung seperti spiral (alfa heliks) atau seperti lembaran kertas continues form (beta-pleated sheet), atau bentuk triple heliks. Struktur tersier protein merupakan bentuk tiga dimensi dari suatu protein. Bagaikan seutas mie yang diletakkan di dalam cawan, suatu rantai polipeptida dapat melipat atau menggulung sehingga mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Struktur tersier protein dikukuhkan oleh berbagai macam gaya, sepert ikatan hidrogen, ikatan silang disulfida, interaksi hidrofobik atau hidrofilik, serta jembatan garam. Setiap protein mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Jadi semua molekul hemoglobin sebagai contoh, mempunyai bentuk tiga dimensi yang sama. Bentuk tiga dimensi protein sangat berperan dalam menentukan fungsi biologis protein tersebut. Sering kali sutatu molekul organik bukan protein terikat pada rantai polipeptida dalam struktur tersiernya. Sebagian protein hanya mengandung rantai tunggal polipeptida, tetapi yang lain, yang disebut protein oligomer, terdiri dari dua atau lebih rantai. Sebagai contoh,
  • 6. hemoglobin mempunyai empat rantai. Masing-masing rantai merupakan satu subunit protein. Susunan subunit-subunit dalam protein oligomer disebut struktur kuartener. 4. Hidrolisis Protein Suatu polipeptida atau protein dapat mengalami hidrolisis jika dipanaskan dengan asam klorida pekat, sekitar 6M. Dlam hal ini ikatan peptida diputuskan sehingga dihasilkan asam-asam amino bebas. Dalam tubuh manusia atau hewan hidrolisis polipeptida atau protein terjadi karena pengaruh enzim. 5. Denaturasi Protein Jika suatu larutan protein, misalnya albumin telur, dipanaskan secara perlahan-lahan sampai kira-kira 60O‒70OC, lambat laun larutan itu akan mejadi keruh dan akhirnya mengalami koagulasi. Protein yang telah terkoagulasi itu tidak dapat larut lagi pada pendinginan. Perubahan seperti itu disebut denaturasi protein. Denaturasi juga dapat terjadi karena perubahan pH yang ekstrim, oleh beberapa pelarut seperti alkohol atau aseton, oleh zat terlarut seperti urea, oleh detergen, atau bahkan karena pengguncangan yang intensif. Protein dalam bentuk alamiahnya disebut protein asli (natif) setelah denaturasi disebut protein terdenaturasi. Protein terdenaturasi hampir selalu kehilangan fungsi biologisnya. Dari penelitian terhadap protein terdenaturasi diketahui bahwa struktur yang lebih kompleks dari protein, terutama struktur tersier dan struktur kuartenernya. 6. Penggolongan Protein Protein dapat dibeda-bedakan berdasarkan komposisi kimia, bentuk, atau fungsi biologisnya. a. Berdasarkan Komposisi Kimia Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibedakan atas protein sederhana dan protein konjugasi. Protein sederhana hanya teriri atas asam amino, dan tidak ada gugus kimia lain. Bagian yang bukan asam amino dari protein konjugasi disebut gugus prostetik. Protein konjugasi digolongkan berdasarkan jenis gugus prostetiknya.
  • 7. b. Berdasarkan Bentuk Berdasarkan bentuknya protein dibedakan atas protein globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai polipeptidanya berlipat rapat menjadi bentuk globular atau bulat padat. Protein globular biasanya larut dalam air dan mudah berdifusi. Hampir semua protein globular mempunyai fungsi gerak atau dinamik, seperti enzim, protein transpor darah,dan antibodi. Protein serabut tidak larut dalam air. Hampir semua protein serabut mempunyai fungsi struktural atau pelindung. Contohnya adalah α-keratin pada rambut dan wol,fibroin dari sutera, dan kolagen dari urat. c. Berdasarkan Fungsi Biologis Berdasarkan fungsi biologisnya, protein dapat dibedakan atas 7 golongan, yaitu: 1. Enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Hampir semua reaksi senyawa organik dalam sel dikatalisis enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim telah ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan. Contohnya, ribonuklease dan tripsin. 2. Protein transpor, yaitu protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau ion spesifik. Hemoglobin dalam sel darah merah mengikat oksigen dari paru-paru, dan membawanya ke jaringan periferi. Lipoprotein dalam plasma darah membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein transpor lain terdapat dalam dinding sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrien lain melalui membran ke dalam sel. 3. Protein nutrien dan penyimpanan, ialah protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Contohnya ialah protein yang terdapat dalam biji-bijian seperti gandum, beras dan jagung. Ovalbumin pada telur dan kasein pada susu juga merupakan protein nutrien. 4. Protein kontraktil yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan organisme untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah aktin dan miosin, yaitu protein yang berperan dalam sistem kontraksi otot kerangka.
  • 8. 5. Protein struktur, yaitu protein yang berperan sebagai penyanggah untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau perlindungan. Contohnya ialah kolagen yaitu komponen utama dalam urat dan tulang rawan. Contoh lain adalah keratin yang terdapat pada rambut, kuku, dan bulu ayam/burung, fibroin yaitu komponen utama dalam serat sutera dan jaring laba-laba. 6. Protein pertahanan (antibodi), yaitu protein yang melindungi organisme terhadap serangan organisme lain (penyakit). Contohnya adalah imunoglobin atau antibodi yang terdapat dalam vertebrata, dapat mengenali dan menetralkan bakteri, virus, atau protein asing dan spesi lain. Fibrinogen dan trombin merupakan protein penggumpal darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular dan toksin bakteri juga tampaknya berfungsi sebagai protein pertahanan. 7. Protein pengatur, yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler atau fisiologi. Contohnya ialah hormon seperti insulin yang mengatur metabolisme penyakit diabetes. Contoh lain adalah hormon pertumbuhan dan hormon seks. 7. Sifat-sifat Protein a. Denaturasi Protein Jika suatu larutan protein, misalnya albumin telur, dipanaskan secara perlahan-lahan sampai kira-kira 60O‒70OC, lambat laun larutan itu akan mejadi keruh dan akhirnya mengalami koagulasi. Protein yang telah terkoagulasi itu tidak dapat larut lagi pada pendinginan. Perubahan seperti itu disebut denaturasi protein. Denaturasi juga dapat terjadi karena perubahan pH yang ekstrim, oleh beberapa pelarut seperti alkohol atau aseton, oleh zat terlarut seperti urea, oleh detergen, atau bahkan karena pengguncangan yang intensif. Protein dalam bentuk alamiahnya disebut protein asli (natif) setelah denaturasi disebut protein terdenaturasi. Protein terdenaturasi hampir selalu kehilangan fungsi biologisnya. Dari penelitian terhadap protein terdenaturasi diketahui bahwa struktur yang lebih kompleks dari protein, terutama struktur tersier dan struktur kuartenernya.
  • 9. b. Viskositas Viskositas adalah tahanan yang timbul karena adanya gesekan antara molekul-molekul didalam zatcair yang mengalir. Suatu larutan protein dalam air mempunyai Viskositas atau kekentalan yang lebih besar dari pada Viskositas air sebagai pelarutnya. Pada umumnya Viskositas suatu larutan tidak diukur secara absolute tetapi ditentukan oleh Viskositas ralatif, yaitu perbandingan terhadap Viskositas zat cair tertentu. Alat yang digunakn untuk menentukan Viskositas adala viscometer Ostwald. Pengukuran viskositas didasarkan pada kecepatan aliran suatu zat cair atau larutan melalui suatu pipa ttertentu. Viskositas larutan protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi serta suhu larutan. Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan suhu. Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya panjang, mempunyai viskositas lebihh besar dari pada larutan suatu protein yang berbentuk bulat. Pada titik isolistrik viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil. c. Koagulasi Sifat protein yang satu ini ditandai dengan adanya penggumpalan partikel koloid sebagai akibat penambahan senyawa kimia yang pada akhirnya menyebabkan partikel menjadi netral dan akhirnya membentuk endapan akibat gaya grafitasi. Koagulasi ini sendri terjadi karena beberapa hal seperti pemanasan (contohnya: darah), pengadukan (contohnya: tepung kanji), dan pendinginan (contohnya: agar-agar). d. Browning Sifat protein yang satu ini ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi coklat. Hal ini merupakan reaksi pencoklatan enzimatis serta non enzimatis. Contoh pencoklatan enximatis terlihat pada buah-buah juga sayuran yang mengandung zat fenolik. Semenetara itu, contoh untuk pencoklatan non enzimatis ada pada karamelisasi gula.
  • 10. 8. Kegunaan Protein • Pertumbuhan dan pemeliharaan Rambut, kulit, dan kuku membutuhkan lebih banyak as amino yang mengandung sulfur. Kolagen : protein utama otot dan jaringan ikat. Fibrin dan myosin adalah protein didalam otot. • Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh Tiroid, insulin dan epinefrin serta enzim bertindak sebagai katalisator. Hb berfungsi sebagai pengangkut oksigen • Mengatur keseimbangan air Cairan tubuh intraseluler, ekstraseluler dan interseluler. Distribusi cairan ini dijaga dalam keadaan seimbang atau homeostasis. Penumpukan cairan (edema) : tanda awal kekurangan protein. • Memelihara netralitas tubuh Protein tubuh bertindak sebagai buffer, dengan pH netral atau sedikit alkali (pH 7,35 – 7,45). • Pembentukan antibodi Kekurangan protein, menghalangi kemampuan tubuh thd pengaruh toksik berkurang. Kekurangan protein lebih rentan terhadap bahan-bahan racun dan obat-obatan. • Mengangkut zat-zat gizi Protein memegang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat gizi Kekurangan protein menyebabkan gangguan pada absorpsi dan transportasi zat gizi. • Sumber energi Protein menghasilkan 4 kkal/g protein. • Angka kecukupan protein Angka kecukupan protein (AKP) orang dewasa adalah 0,75 gram/kg berat badan. Kekurang protein ( Marasmus dan kwashiorkor), Kelebihan protein
  • 11. ( asidosis, dehirasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah dan demam). C. Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Model Pembelajaran Deduktif Metode Pembelajaran : Ceramah dan Diskusi D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama (2 x 45 menit) 1. Menuliskan rumus struktur dan nama protein. 2. Menggolongkan protein berdasarkan komposisi kimia, bentuk dan fungsi biologis. Tahap Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pembelajaran • Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti Alokasi waktu 15 menit proses pembelajaran (berdoa sebelum belajar, mengecek presensi, mengecek kesiapan siswa). • Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. • Menjelaskan tujuan pembelajaran dan Kegiatan Inti kompetensi dasar yang akan dicapai. • Guru menanyakan bahan makanan yang mengandung protein kepada siswa. • Guru menjelaskan rumus umum struktur asam amino dan pemberian nama dari asam amino ttersebut. • Guru menjelaskan struktur protein. • Guru menjelaskan penggolongan protein berdasarkan komposisi kimia, 60 menit
  • 12. bentuk, dan fungsi biologis. • Guru membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa. • Guru memberikan materi diskusi. • Siwa mengkaji literatur materi diskusi dan mendiskusikannya dengan teman satu kelompoknya. • Siswa berlatih menggambarkan struktur asam amino dan menentukan gugus peptida pada protein. • Guru melakukan meminta tiap mempresentasikan siswa Kegiatan Penutup evaluasi yang dengan kelompok hasil lain diskusinya, mendengarkan, mencermati dan memberi tanggapan. • Mengakhiri pelajaran dengan membimbing semua siswa membuat rangkuman dan mengerjakan soal-soal seputar materi yang telah dipelajari. • Menyimpulkan materi yang telah dibahas secara bersama-sama dengan siswa. • Memberi tugas untuk diselesaikan di rumah. • Merencanakan materi untuk pertemuan berikutnya. 15 menit
  • 13. Pertemuan Kedua (2 x 45 menit) 1. Mengamati dan menguraikan sifat-sifat priotein 2. Mendeskripsikan kegunaan protein. Tahap Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pembelajaran • Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti Alokasi waktu 15 menit proses pembelajaran (berdoa sebelum belajar, mengecek presensi, mengecek kesiapan siswa). • Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. • Menjelaskan tujuan pembelajaran dan Kegiatan Inti kompetensi dasar yang akan dicapai. • Guru menanyakan bahan makanan yang mengandung protein. • Guru menjelaskan sifat-sifat protein. • Guru menjelaskan fungsi dari protein. • Guru membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa. • Guru memberikan materi diskusi. • Siwa mengkaji literatur seputar materi diskusi dan mendiskusikannya dengan teman satu kelompoknya. • Siswa mengetahui sifat-sifat protein. • Siswa mengetahui kegunaan protein dalam kehidupan sehari-hari. 60 menit
  • 14. • Guru melakukan meminta tiap mempresentasikan siswa Kegiatan Penutup evaluasi yang dengan kelompok hasil lain diskusinya, mendengarkan, mencermati dan memberi tanggapan. • Mengakhiri pelajaran dengan 15 menit membimbing peserta didik membuat rangkuman dan mengerjakan soal-soal post test. • Menyimpulkan materi yang telah dibahas secara bersama-sama dengan siswa • Merencanakan materi untuk pertemuan berikutnya. • Ucapan terima kasih atas partisipasi aktif dari semua peserta didik, dan diakhiri salam penutup E. Sumber Belajar 1. Buku Kimia Kelas XII 2. Situs kimia seputar materi yang dipelajari (internet) F. Penilaian Tugas individu, tugas kelompok, kuis dan ulangan. Semarang, 15 Desember 2013 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran