2.
Meskipun pemulia tanaman di masa lampau
menfokuskan dalam peningkatan potensi panen,
terdapat tekanan baru terjadap sejumlah masalah
terkait nilai nutrisi pangan (kandungan protein di
padi, asam amino esensial, mineral lain), penurunan
kehilangan paska panen, membuat tanaman lebih
toleran terhadap cekaman (kedinginan, kekeringan,
garam) atau mengurangi ketergantungan pada
pestisida.
Pendekatan ini akan meningkatkan keseimbangan
hasil panen dan mengurangi kehilangan panen yang
meningkatkan juga efisiensi dimana pupuk N
dikonversi menjadi produk yang ekonomik.
Variasi genetic di dalam penyimpanan dan
penggunaan N (indeks panen) menindikasikan
penggunaan lebih jauh dari NUE melalui seleksi
tanaman, terutaman pada tanaman yang tidak
mendapat perhatian dari pemulia. Sebagai contoh.
Potensi untuk pemuliaan NUE jauh lebih tinggi pada
sereal, bahan pokok utam di Afrika dan tanaman
yang seperti sayuran.
Sistem – sistem yang berbeda dalam produksi seperti
pertanian organic, membutuhkan pengembangan
varietas dengan karakteristik yang berbeda.
Banyak sayuran seperti bawang, memiliki densitas
akar yang pendek dan areal lahan yang miskin,
anggaplah tanaman ini merupakan hasil seleksi untuk
produksi dibawah kondisi nutrisi di tanah kelebihan
pupuk. Variasi alami terhadap perlakuan akar
dibatasi dalam plasma bawang, meskipun kultivar
bawang awalnya memiliki densitas panjang akar
lebih tinggi daripada bawang saat ini (De Melo 2003).
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
3.
Persilangan antara Allium cepa dan
spesiesnya yaitu A.roylei dan A.fistulosum
menunjukan hasil yang tinggi untuk
peningkatan kedalaman yang dicapai oleh
akar, cabang akar dan densitas serta
perluasan area dalam tanah, yang akan
memberikan NUE yang tinggi di masa depan.
Peningkatan perhatian pada pemuliaan
jagung dan gandum untuk lingkungan N yang
rendah, terdapat di daerah Sub Sahara
Afrika yang menghasilkan kemajuan tinggi
dalam NUE (Banziger dan Cooper 2001).
Seleksi marker dan genotip memiliki fungsi
memberikan laju kemajuan tinggi dalam
peningkatan genetic. Tanaman transgenic
yang mencegah kehilangan panen (BT
cotton)
memberikan
kontribusi
yang
berbobot pada aspek ekonomi NUE.
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
4.
Pupuk N pada umumnya mengandung unsure
N dalam bentuk ammonia, nitrat dan urea
(Roy dan Hammond, Chapter 17).
Kespesifikan produk tersebut berasal dari
modifikasi produk sebelumnya (seperti,
granular, cairan atau bentuk padatan, yang
dipengaruhi oleh komponen – komponen
pembebas, pupuk yang mengandung urea
dan penghambat nitrifikasi atau nutrisi
esensial lainnya) diuji dan dikembangkan di
sektor public dan privat.
Melihat ikatan kimia N, tidak selalu bentuk
pupuk N berdasarkan komponen selain
ammonia, nitrat atau urea yang digunakan
pada waktu yang akan datang.
Ini memperlihatkan bahwa pengembangan
produk mengandung pilihan bentuk N yang
membatasi sector public sebagai hasil dari
kurangnya perhatian pada dana penelitian
pupuk, tapi dapat dimengerti bahwa
penelitian ini dilindungi oleh kesepakatan
terbuka di sector usaha perorangan.
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
5.
Teknologi
–
teknologi
baru
dalam
mengendalikan pemupukan dan inhibitor
nitrifikasi
memiliki
potensi
untuk
mengurangi kehilangan N dan meningkatkan
NUE (Shaviv 2000).
Dalam pengembangan untuk mengendalikan
distribusi pupuk N, tekanan saat ini
bersamaan dengan permintaan kebutuhan
tanaman akan N dan menghasilkan
pengunaan intensif urea polymer in lahan
padi Japan (Shoji dan Kanno 1995).
Suplai N dari pengaplikasian pupuk
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
tanaman, tapi tidak mempertahankan
konsentrasi mineral N di tanah saat musim
tanam. Alhasil, biaya aplikasi dan tenaga
kerja seharusnya menjadi murah, kehilangan
N dapat diminimalkan, NUE meningkat dan
panen juga bertambah besar.
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
6.
Mempertahankan N di dalam tanah sebagai
ammonium akan mencegah kehilangan N akibat
nitrifikasi dan denitrifikasi. Salah satu metode itu
adalah menambahkan penghambat nitrifikasi
dalam pupuk.
Acetylene adalah senyawa yang berpotensi
menghambat proses nitrifikasi, tapi dikarenakan
ini adalah gas, sangat sulit untuk ditambahkan
dan dipertahankan di dalam tanah dalam jumlah
konsentrasi yang tepat untuk menghambat
oksidasi ammonium.
Pelapisan dengan calcium carbide juga dapat
digunakan untuk menyebabkan penyebaran
sumber acetylene untuk menghambat nitrifikasi
(Mosier 1994). Cara ini meningkatkan hasil panen
atau memulihkan N di area pertanian irigasi
tanaman gandum, jagung, kapas dan padi yang
tergenang.
Produk lainnya, adalah matriks polyethylene yang
mengandung partikel kecil kalsium karbid dan
berbagai bahan tambahan untuk mengendalikan
penetrasi air dan penyebaran acetylene.
Matrik ini menghambat proses nitrifikasi selama
90 hari dan memperlambat oksidasi selama 180
hari (Freney et al. 2000)
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
7.
Pertanian konservasi adalah sistem managemen
yang menggabungkan pengolahan tanah minimum
dengan pembenihan langsung, pengurangan residu
tanaman dan pemeliharaan penutup lahan dan
rotasi tanaman.
Pengolahan
konservasi
digunakan
hampir
mencapai 40% dari total lahan produksi jagung di
Amerika Serikat. Kebutuhan N pada sistem non
tanah berbeda dengan sistem pengolahan dan
tergantung pada managemen N, NUE bisa jadi
lebih rendah atau tinggi dibandingkan dengan
pengolahan.
Saat ini, tidak ada perbedaan signifikan yang
ditemukan di antara sistem pengolahan tanah
terkait laju N yang digunakan oleh petani
Amerika, waktu aplikasi atau alat yang digunakan
(Christensen 2002).
Dengan peningkatan proses adopsi metode
pengolahan
konservasi,
kebutuhan
untuk
mengembangkan strategi managemen N dan
teknologi akan meningkat.
Hal ini juga menumbuhkan bahwa pengolahan non
tanam bisa meningkatkan penggunaan N dengan
menyesuaikan penyebaran akar menjadi lebih
baik sehingga akan mengubah distribusi bahan
organic tanah.
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>
8.
Padi dan gandum yang tumbuh secara rotasi di
17,5 juta ha tanah di Asia, menyediakan pangan
untuk 1 milyar penduduk (Ladha et al. 2003).
Di akhir decade, laju pertumbuhan produksi
tahunan dari gandum (3%) dan padi (2.3%) telah
menyamai dengan populasi penduduk, namun
permasalahan
seperti
ketidakseimbangan
penggunaan pupuk N, management residu
tanaman yang buruk dan kehilangan air tanah
kembali terjadi
Adopsi teknologi konservasi sumber daya bisa
meningkatkan NUE dan air serta energy di sistem
tanam padi dan jagung.
Metode yang digunakan termasuk penanaman
benih secara langsung, sistem pengecambahan di
permukaan, irigasi lahan, managemen residu
tanaman di permukaan dan pengurangan bulir
padi hampa.
Baru – baru ini pendekatan dibuat untuk
menumbuhkan padi dengan pengolahan minimum
di bawah kondisi aerob. Ketika pupuk N
ditanamkan dalam menggunakan pengolahan non
tanam pada saat pembenihan, lahan dapat
dipertahankan produktivitasnya dan NUE juga
meningkat.
<Ringkasan Buku 3 Arvin R. Mosier, J. Keith
Syers, and John R. Freney.>