Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Sosped
1. TUGAS RESUME PENGANTAR SOSIOLOGI PERTANIAN
Dosen Pengampu : Dr. Ir. H. Murasa Sarkani Putra
Disusun Oleh:
Ratih Raodatuljanah
STEI AL-ISHLAH
Jalan Imam Bonjol No. 13 Ponpes Al- Ishlah Bobos Dukupuntang Cirebon 45652
Email:Infostei2005@gmail.com. Website:www.steialishlah.ac.id. Nomor Telepon
(0231)8344763
2. A. RANGKUMAN ( RESUME )
Sosiologi pertanian ( agricultural ociology ) sering disamakan dengan sosiologi pedesaan
( rural sociology ). Hal ini berlaku jika penduduk desa terutama hidup dari pertanian saja. Semakin
sedikit kehidupan manusia di desa ditandai oleh kegiatan pertanian , semakin pantas sosiologi
pertanian dipisah kan dari sosiologi pedesaan.
Obyek “sosiologi pedesaan” adalah seluruh penduduk di pedesaan yang terus menerus atau
untuk sementara tinggal di sana. Sosiologi pedesaan sama halnya sosiologi perkotaan yang
merupakan sosiologi pemukiman. Sosiologi pedesaan membahasa situasi dan keadaan lingkungan
bagai mana manusia di pedesaan, tak peduli apakah ia petani atau bukan petani, pekerja atau yang
sedang berlibur, hidup dan bergaul sesama mereka, bagaimana hubungan antara mereka dan
dengan penduduk lainnya di atur, pada nilai, norma, dan otoritas apa tindakan mereka berorientasi,
dalam kelompok dan organisasi mana berlangsung kehidupan mereka, masalah yang mana yang
muncul dan dengan bantuan proses sosial mana hal ini bisa diselesaikan. Dan obyek “sosiologi
pertanian” adalah penduduk yang bertani tanpa memperhatikan jenis tempat tinggalnya. Sosiologi
pertanian adalah sosiologi ekonomi seperti halnya sosiologi industri yang membahas fenomena
sosial dalam bidang ekonomi pertanian. Dan dalam gambarannya yang lebih detail Sosiologi
Pertanian adalah undang-undang pertanian, organisasi sosial pertanian ( struktur pertanian ), usaha
pertanian, bentuk usaha pertanian, terutama koprasi dan masalah sosial pertanian, dan sebuah
aspek penting yakni posisi sosial petani dalam masyarakat.
Ada dua arus utama dalam sosiologi pertanian, yaitu fillosofis-sosial dan ilmu pengetahuan
empiris ( positivis ).Perbedaan utamanya adalah, pengikut aliran filosofis-sosial berfikir mengenai
makna dan tujuan pekerjaan pertanian, membuat penilaian mengenai berbagai bentuk fenomena
dan membuat berbagai pernyataan normatif bagaimana manusia hiidup dan mengorganisasikan
dirinya. Aliran positivis,melihat berdasarkan kenyataan bagaiman masyarakat yang ada berfungsi
dan bagaimana manusia benar-benar bertindak, menguji secara empiris.sosiologi pertanian
mengamati obyeknya secara makro dan mikro. Sosiologi pertanian terapan tertua,terbukti hasil
kerjasama dengan sosiologi keluarga,sosiologi masyarakat dan sosiologi perusahaan.
Ilmu pengetahuan studi Sosiogi pertanian harus memberikan data mengenai struktur sosial
pedesaan, mengenai kecendrungan perkembangan sosial, mengenai penyakit dalam masyarakat
dan keadaan darurat. Mereka tidak dapat menggantikan politikus dalam mengambil keputusan.
Mereka dapat membantu pengambilan keputusan dengan cara:
3. - Menjelaskan definisi, dan indikator sosial
- Hubungan sesama manusia dan prilaku mereka
- Meneliti hukum,aturan susunan, dan fungsi organisasi sosial
- Membandingkan politik alternatif
- Pandangan dan pendapat sebagai ideologi
- Menghilangkan praduga pengertian yang belum diuji secara jelas
Sosiologi pertanian menggali pengetahuannya dari berbagai sumber diantaranya :
Penelitian sosial pedesaan dari pengamatan dan kuesioner.
Dari dokumen kepustakaan dan statistik, karya sastra kehidupan desa, otobiografi
dari petani dan buruh tani, dan pengamatan yang dipublikasikan mengenai ulama
desa,guru, dan dokter.
Perkembangan sosiologi pertanian sejarah sosiologi pertanian di mulai di Prancis dan
jerman pada akhir abad 18 dan 19 yaitu sejak banyaknya negarawan dan polisi, penyair dan filsuf
serta ahli sosiologi mengeluarkan pendapat mengenai rakyat desa. Di Amerika Serikat, penelitian
kehidupan desa secara sistematis baru dimulai ketika penelitian sosial desa di jerman telah berlalu.
1952, didirikan Perhimpunan Peneliti untuk Politik Pertanian dan Sosiologi Pertanian. Sosiologi
pertanian diajarkan di semua fakultas pertanian di Jerman Barat. Setelah Perang Dunia II,
sosiologi pertanian bangkit di negara-negara Eropa terutama di 1, Pranncis, Norwegia, Inggris,
Italia. Di semua negara-negara Timur, paling lambat sejak tahun 1960-an sosiologi pertanian naik
daun.
Pada tahun 1957,didirikan Perhimpunan Sosiologi Pedesaan Eropa , yang
menyelenggarakan kongres dua tahun sekali dan menerbitkan majalah Sosiologi Ruralis dalam
bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. 1913, terbit buku pelajaran sosiologi pertanian pertama yang
di tulis oleh John M. Gillette sosiologi pertanian dan pedesaan yang bersifat internasional di Asia
Tenggara terhambat karena kesulitan bahasa dan budaya serta kurangnya sarana. Konferensi
regional Asia untuk penelitian dan pengajaran sosiologi pedesaan di Los Banos Filipina (1971)
merupakan langkah pertama di Asia Tenggara yang bersifat internasional .di negara-negara
keoulauan Pasifik, terutama di Australia kurang ada keinginan membangun sosiologi pertanian
dan pedesaan .
B. PERMASALAHAN SOLUSI DAN UNDANG-UNDANG
Fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian
4. Masalah ekonomi sosial –pertanian seperti penghisapan, kemiskinan, penindasan, serta
kurangnya jaminan kesehatan dan jaminan hari tua di saat pengangguran,merupakan bidang kerja
para sosiologi pertanian.
Kemiskinan yang ditandai oleh sikap dan tigkah laku yang menerima keadaan seakan-
akan tidak bisa di ubah, yang tercermin dalam lemahnya kemauan untuk maju, rendahnya
produktivitas, keterbatasan modal, rendahnya pendidikan dan terbatasnya kesempatan untuk
berpatisipasi dalam pembangunan. Hal ini mendorong meningkatnya jumlah pengangguran baik
terselubung maupun terbuka, berlakunya upah yang rendah. Meningkat pula jumlah kaum miskin
dikalangan petani atu masyarakat.
Sebagian besar penduduk indonesia bertempat tinggal di pedesaan, oleh karena itu sikap
dan prilaku mereka berbeda dengan masyarakat perkotaan dan berdampak pula pada prilaku
mereka dalam masalah pendidkan. Pendidikan saat ini masih terkendala karena masih relatif
rendahnya aspek masyarakat pedesaan terhadap pendidikan.
Terkadang masyarakat desa kurang memperhatikan akan kesehatannya sendiri dan banyak
kasus kurang pedulinya instansi kesehatan terhadap masyarakat desa yangkurang mampu.
HYPHOTHESIS
Situasi kehidupan manusia yang tergantung pada pertanian ditentukan terutama oleh
hubungan mereka dengan tanah (tata tanah ), hubungan pekerjaan mereka dengan yang lainnya (
tata kerja) sistem ekonomi dan masyarakat yang ada di atas mereka ( tata kekuasaan ) .( Ulrich
Planck hal: 4 )
Jika pola sikap dan tingkah laku ekonomi masyarakt yang seakan-akan tidak bisa maju,
dan tanpa adanya ilmu dasar tentang pertanian dan rendahnya tingkat pendidikan di masyarakat
maka tak sedikit masyarakat yang akan terpuruk dalam masalah sosial pertanian seperti,
kemiskinan, penindasan, dan tidak bisa mengelola dan memanfatkaan lahan pertanian dengan
baik.
( Edward Burnet Tylor ) mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks keseluruhan yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum moral, kebiasaan dan lain-lain kecakapan
dan kebiasaan manusia sebagai anggota masyarakat.
ANALYSIS
5. Ulrich Planck ( hal : 8 ) Pengalaman semata-mata tidak dapat membantu teknik pertanian untuk
mengenyangkan manusia, begitu juga masalah pangan dunia dan masalah lingkungan tak bisa
diselesaikan tanpa pengetahuan yang disebut sosiologi pertanian.
Masyarakat pedesaan baik petani ataupun bukan petani dalam menjalankan usahanya terbentur
kurangnya modal, rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyaraat pedesaan dan
pertanian. Sulitnya merubah pola fikir ekonomi yang konstruktif di tingkat pedesaan miskin dalam
pemenuhan kebutuhan minimal sehari-hari. dalam kehidupan masyarakat miskin pedesaan dan
adanya pola prilaku ekonomi miskin pedesaan. Terbatasnya kemampuan warga masyarakat dalam
mengolah SDA menjadi produk yang berniali ekonomis sebagai sumber mata pencaharian .
FOLLOOW UP ACTION
Mengurangi kemiskinan dengan membuka lapangan pekerjaan,memanfaatkan pekarangan rumah
untuk di tanami sayur-sayuran atau yang lainnya untuk kebutuhan sendiri atupun untuk di jual
guna mengurangi kebutuhan untuk kebutuhan pokok sehari-hari. Ikut berpatisipasi dalam
pengambilan keputusan,memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan dan
bidang pertanian di desa, melindungi lahan pertaanian agar lahan pertanian tidak di ambil alih
kepemilikanya oleh perusahaan untuk membuat perumahan yang menyebabkan penyempitan
lahan untuk sektor pertanian. Memanfaatkan sumber daya alam dengan baik.
FOLLOW THROUGH
UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem penyuluhan pertanian
Nomor : 61/Permentan/ OT.140/11/2008 tentang pedoman pembinaan penyuluhan
pertanian swadaya dan penyuluhan pertanian swasta
UU Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan