SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
SALINAN
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2017
TENTAI{G
PENUNDAAN DAN PENYEMPURNAAN TATA KEI.OI"A PEMBERIAN IZIN BARU
HUTAN AIAM PRIMER DAI{ I,ITHAN GAMBUT
PRESIDEN REPUBUK INDONESIA,
Dalam rangka menyelesaikan berbagai upa.ya untuk penyenpurnaan tata
kelola hutan dan lahan garnbut yang tengah berlangsung dalam rangka upaya
penurutran emisi dari dan deforestasi degradasi hutan dan untuk perbaikan
tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut sarpai dengan tcrsedianf
akses kesiapan penataen pengelolaan hutan, dengan ini menginstnrksikan:
Kepada : 1. Menteri Lingkungan Hidup dan lGhutanan;
2. Meateri Dalam Negeri;
3. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional;
4. Menteri Pertanian;
5. Menteri Pekerjaan Umum dan Ferumahan Rakyat;
6. Sekretaris Ikbineg
7. Kepala Badan Informaei Geospa.sial;
8. para gubemur; dan
9. para bupati/wali koa.
Untuk :
KESATU : Melanjutkan penundaan pernberian izin baru hutan alam
primer dan hfurl ganbut yang berada di hutan koasenrasi,
hutan lindung, hutan produkei yang metiputi hutan produksi
terbatas, hutan produksi birasa atau tetap, dan hutan produksi
yang dapat dikonvenei, serta areal penggunaan lain
sebagaiaana tercantnm dalam Peta Indikatif Penundaan
Fetnberian Izin Baru.
KEDUA...
KEDUA
KETIGA
PRESIDEN
REPU BLIK INDONESIA
-2-
Penundaan pemberian izin baru sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU berlaku bagi penggunaan kawasan hutan
alan primer rlcn lahan gambut, deogan pengecuqlian diberikan
pada:
a. permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari
Menteri IGhutanan sebelum Instruksi Presiden Nomor l0
Tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan
Fenyempurnaan Tata lGlola Hutan Alam Primer dan
Lahan Gambut;
b. pelaksanaan pembangunan nasional
yaitu panas bumi, minyak
ketenagalistrikan, dan lahan untuk program kedautratan
pangan nasional antara }ain padi, tebu, jagung, sagu, dan
kedelai;
c. perpanjangan izin pemanfaatan hutan dan/atau
penggunaan kawasan hutan yang telah ada ecpanjang izin
di bidang usahanya mosih lsflslq; dgrr
d. r€storasiekosistem.
Khusus kepada:
1. Menteri Linglungan Hidup dan IGhutanan:
a. Melanjutkan penundaan terhadap penerbitan izin baru
hutan alam primer dan lahan gambut yang berada di
hutan konsewasi, hutan lindung, dan hutan produksi
yang meliputi hutan produksi terbatas, hutan produksi
biasa atau tetap, dan hutan produksi yang dapat
dikonversiberdasarkan Peta Indikatif Penundaan
Pemberian lzin Baru;
b. Melanjutkan penyempurnaan keb{alan tata kelola
bagi izin pinja:n pakai dan izin usaha pemanfaatan
hasil hutan kayu pada huf61 alarn;
c. Melanjutkan peningkatan efektivitas pengelolaan lahan
kritis dengan memperhatikan keb$akan tata kelola
hutan dan lahan gambut yang baik antara l,ain melalui
restorasi ekosistem;
d. Melakukan revisi terhadap Peta Indikatif Penundaan
Pemberian Izin Baru pada kawasan hutan setiap 6
(enam) bulan sekali;
e. Menetapkan Peta Indikatif Penundaan Peroberian Izin
Baru hutan rlern priner dan lahan gambut pa.da
kawasan hutan yang telah direvisi;.dan
yang
dan
bersifat vital,
gas bumi,
f. Melakuken ...
2.
3.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
f. Melakukan upaya pengurangan emisi dari hutan alam
primer dan lahan gambut melalui perbaikan tata kelol,a
peda kqiatan usahayang diusulkan pada hutan alam
primer dan lahan gambut yang ditetapkan pada Peta
Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru melalui izin
lingkungan.
Menteri Datan Negeri:
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
gubernur dan bupati/wali kota dalam pelaksanaan
Instnrksi Presiden ini.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Fertanahan Nasional:
a. Melanjutkan penundaan terhadap penerbitan hak-hak
atas tanah antara lain hak guna usatra dan hak pakai
pada areal penggunaan lain berdaearkan Peta Indikatif
Fenundaan Pemberian Izin Baru; dan
b. Melakukan percepatan konsolidasi Peta Indikatif
Penundaan Pemberian Izin Baru ke dalam revisi peta
tata ruang witayah sebagai bagian dari pembenahart
tata kelola penggunaan lahan meldui ke4ia sama
dengan gubernur dan bupati/wali kota.
Menteri Pertanian:
a. Melal<ukan penyempunraan kebijakan tata kelola bagi
izin peranian dan izin usatra perkebunan;
b. Melakukan perdngkatan efeLtivitas pengelolaan lahan
kritis dengnn memperhatikan kebi$akan tata keloLa
hutan dan lahan gambut yang baik antara lain melalui
restorasi ekosistem; dan
c. Melakukan penundaan terhadap penerbitan i,zin
pertanian dq1 i-in usaha perkebunan baru pada
kawasan hutan, lahan gambut, dan areal penggunaan
lain berdasarkan Peta Indikatif Penundaan Pemberian
Izin Baru.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat:
Melakukan penundaan pembangunalr atau konetruksi
bangunan pada a.real penggunaan train berdasarkan Peta
Indikatif Penundean Pemberian lzin Baru, kecuali telah
berkoordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, gubemur, dan bupati/q/ali kota sebelum
berlakunya Instruksi Presiden ini.
4.
5.
6. Kepala...
KEEMPAT :
KEUMA
KEENAM
PRES IOEN
REPUBLIK INOONESIA
-4-
6. Kepala Badan Infonrasi Geospasial:
Melakukan validaei dan integrasi peta tutupan hutan dan
lahan gambut sesuai kta Indikatif Fenundaan Femberian
Izin Baru pada kawasan hutan dan areal penggunaan Lain
setiap 6 (enam) bulan sekali melalui kerja sama dengan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuanan serta Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Fertanahan
Nasional.
7, Para gubernur:
Melakukan penundaan penerbitan rekomendasi dan izin
lokaei baru pada kawasan hutan, lahan gambut, dan areal
pengSunaan lain berdasarkan Peta Indikatif Penundaan
Fembcrian lzin Baru.
8. Para bupati/wali kota:
Mclakukan penundaan penerbitan rekomendasi dan izin
lokasi beru pada kawasan hutan, lahan gambut, dan areal
penggunaan lain bqdasarkan Peta Indikatif Penundaan
Pemberian lzin Baru.
Peta Indikatif Penundaan Pemb€rien Izin Bartr pada areal
penggunaan l,ain yang merupakan hasil validasi dan integrasi
scbagaimana dimaksud dnta'rr Diktum KETIGA angka 6
ditetapt<an oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Perpa4iangan penundaan pemberian idn baru, rekomendasi,
dan pemberian izin lokasi sebaggimana di-,aksud dalam
Diktum KBIIGA dilalekan selalna 2 (dua) tahun terhitung
sejak Instruksi Pnesiden ini dikeluarkan.
Pelal<sanaan Instruksi Pnesiden ini dilaporkan oleh Menteri
Lingfongan Hidup dan lGhutanan kepada Presiden
setiap 6 (enarnf bulan atau sewaktu-waLtu apa.bil,a diperlukan.
KEruJUH...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
KETUJUH : Sekreteris Ibbinet melakukan pemantauan pelaksanaan
Instnrksi Presiden ini dan mel,aporkan hasilnya kepada
Pnesiden.
KEDEI"APAN: Melalsanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung
jawab.
Instmbi Presiden ini mulai berlaku pada ieu ggd dikeluarkan.
Dikeluarkan di Jakarta
padatanggal 17 Jub2OLT
PRESIDEN REPUBLIK INDONESTA,
ttd.
JOKO WIDODO
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMEMERTAN SEKRETARI.AT NEGARA
REPUBUK INDONFSTA
Asisten Deputi Bidang Perekonomian,
dsn Ferundang-undangan,

More Related Content

Similar to Inpres Nomor 6 tahun 2017 tentang Penundaan dan Penyempurnaan Tata Kelola Pemberian Ijin Baru Hutan Alam Primer dan Gambut

Inpres no 10 th 2011
Inpres no 10 th 2011Inpres no 10 th 2011
Inpres no 10 th 2011walhiaceh
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022CIkumparan
 
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptxMekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptxAndiArmin1
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...CIFOR-ICRAF
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutanwalhiaceh
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Dini Isrinayanti
 
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Rizki Darmawan
 
Profile kphp dampelas tinombo sulawesi tengah
Profile kphp dampelas tinombo sulawesi tengahProfile kphp dampelas tinombo sulawesi tengah
Profile kphp dampelas tinombo sulawesi tengahMamat Kasep
 
Pp iuran hph
Pp iuran hphPp iuran hph
Pp iuran hphwalhiaceh
 
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019Osc Gerhat
 
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...HeruAdiST
 
Undangan 17 juli 2017
Undangan 17 juli 2017Undangan 17 juli 2017
Undangan 17 juli 2017buhari muslim
 
Problematik Sektor Kehutanan Perkebunan Di Provinsi Riau Edit
Problematik Sektor Kehutanan Perkebunan Di Provinsi Riau EditProblematik Sektor Kehutanan Perkebunan Di Provinsi Riau Edit
Problematik Sektor Kehutanan Perkebunan Di Provinsi Riau EditRaflis Ssi
 
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan hti
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan htiP.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan hti
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan htiSani Saragih
 
Presentasi DBH SDA DR di Kalsel
Presentasi DBH SDA DR di KalselPresentasi DBH SDA DR di Kalsel
Presentasi DBH SDA DR di KalselBeta Uliansyah
 
SOP-PERIZINAN-KEMHUT-DAN-LH.pdf
SOP-PERIZINAN-KEMHUT-DAN-LH.pdfSOP-PERIZINAN-KEMHUT-DAN-LH.pdf
SOP-PERIZINAN-KEMHUT-DAN-LH.pdfHamdiHamdi19
 
Kuntoro: Satu Tahun Moratorium Hutan
Kuntoro: Satu Tahun Moratorium HutanKuntoro: Satu Tahun Moratorium Hutan
Kuntoro: Satu Tahun Moratorium HutanYossy Suparyo
 
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdf
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdfWorkshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdf
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdfIsmed Ismail
 
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealPermen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealwalhiaceh
 

Similar to Inpres Nomor 6 tahun 2017 tentang Penundaan dan Penyempurnaan Tata Kelola Pemberian Ijin Baru Hutan Alam Primer dan Gambut (20)

Inpres no 10 th 2011
Inpres no 10 th 2011Inpres no 10 th 2011
Inpres no 10 th 2011
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
 
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptxMekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
 
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
 
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
 
Profile kphp dampelas tinombo sulawesi tengah
Profile kphp dampelas tinombo sulawesi tengahProfile kphp dampelas tinombo sulawesi tengah
Profile kphp dampelas tinombo sulawesi tengah
 
Pp iuran hph
Pp iuran hphPp iuran hph
Pp iuran hph
 
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019
 
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...
 
Undangan 17 juli 2017
Undangan 17 juli 2017Undangan 17 juli 2017
Undangan 17 juli 2017
 
Problematik Sektor Kehutanan Perkebunan Di Provinsi Riau Edit
Problematik Sektor Kehutanan Perkebunan Di Provinsi Riau EditProblematik Sektor Kehutanan Perkebunan Di Provinsi Riau Edit
Problematik Sektor Kehutanan Perkebunan Di Provinsi Riau Edit
 
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan hti
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan htiP.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan hti
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan hti
 
Presentasi DBH SDA DR di Kalsel
Presentasi DBH SDA DR di KalselPresentasi DBH SDA DR di Kalsel
Presentasi DBH SDA DR di Kalsel
 
SOP-PERIZINAN-KEMHUT-DAN-LH.pdf
SOP-PERIZINAN-KEMHUT-DAN-LH.pdfSOP-PERIZINAN-KEMHUT-DAN-LH.pdf
SOP-PERIZINAN-KEMHUT-DAN-LH.pdf
 
Kuntoro: Satu Tahun Moratorium Hutan
Kuntoro: Satu Tahun Moratorium HutanKuntoro: Satu Tahun Moratorium Hutan
Kuntoro: Satu Tahun Moratorium Hutan
 
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdf
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdfWorkshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdf
Workshop_perubahan_iklim_Bappeda_Maluku.pdf
 
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealPermen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
 

More from Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif

Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis SpasialPemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis SpasialJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 

More from Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (20)

Potret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang SulawesiPotret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang Sulawesi
 
Potret Ketimpangan Ruang Kalimantan
Potret Ketimpangan Ruang KalimantanPotret Ketimpangan Ruang Kalimantan
Potret Ketimpangan Ruang Kalimantan
 
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
Sustainable Land Use Planning (SLUP) Working Paper 2015
 
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix FlavellePanduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
Panduan Pemetaan Berbasis Masyarakat Oleh Alix Flavelle
 
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi
 
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis SpasialPemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
 
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
Kertas posisi bersama MPMK (RMI, JKPP dan Huma)
 
Reforma Agraria Untuk Pemula
Reforma Agraria Untuk PemulaReforma Agraria Untuk Pemula
Reforma Agraria Untuk Pemula
 
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan PetaniKonsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate Mematikan Petani
 
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
Anggota Individu JKPP Periode 2017 2021
 
Kabar JKPP Edisi 22
Kabar JKPP Edisi 22Kabar JKPP Edisi 22
Kabar JKPP Edisi 22
 
Laporan BRWA 2018 2019
Laporan BRWA 2018 2019Laporan BRWA 2018 2019
Laporan BRWA 2018 2019
 
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat AdatMemahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
Memahami Dimensi-dimensi Kemiskinan Masyarakat Adat
 
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan IndonesiaKebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
 
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
 
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
 
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA IndonesiaPanduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
Panduan Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Desa_ MCA Indonesia
 
Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
Perpres Nomor 39 tahun 2019   tentang Satu Data IndonesiaPerpres Nomor 39 tahun 2019   tentang Satu Data Indonesia
Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
 
Kabar jkpp edisi 21
Kabar jkpp edisi 21Kabar jkpp edisi 21
Kabar jkpp edisi 21
 
Kabar jkpp 20
Kabar jkpp 20Kabar jkpp 20
Kabar jkpp 20
 

Inpres Nomor 6 tahun 2017 tentang Penundaan dan Penyempurnaan Tata Kelola Pemberian Ijin Baru Hutan Alam Primer dan Gambut

  • 1. SALINAN PRESIDEN REPUBLIK INOONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTAI{G PENUNDAAN DAN PENYEMPURNAAN TATA KEI.OI"A PEMBERIAN IZIN BARU HUTAN AIAM PRIMER DAI{ I,ITHAN GAMBUT PRESIDEN REPUBUK INDONESIA, Dalam rangka menyelesaikan berbagai upa.ya untuk penyenpurnaan tata kelola hutan dan lahan garnbut yang tengah berlangsung dalam rangka upaya penurutran emisi dari dan deforestasi degradasi hutan dan untuk perbaikan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut sarpai dengan tcrsedianf akses kesiapan penataen pengelolaan hutan, dengan ini menginstnrksikan: Kepada : 1. Menteri Lingkungan Hidup dan lGhutanan; 2. Meateri Dalam Negeri; 3. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; 4. Menteri Pertanian; 5. Menteri Pekerjaan Umum dan Ferumahan Rakyat; 6. Sekretaris Ikbineg 7. Kepala Badan Informaei Geospa.sial; 8. para gubemur; dan 9. para bupati/wali koa. Untuk : KESATU : Melanjutkan penundaan pernberian izin baru hutan alam primer dan hfurl ganbut yang berada di hutan koasenrasi, hutan lindung, hutan produkei yang metiputi hutan produksi terbatas, hutan produksi birasa atau tetap, dan hutan produksi yang dapat dikonvenei, serta areal penggunaan lain sebagaiaana tercantnm dalam Peta Indikatif Penundaan Fetnberian Izin Baru. KEDUA...
  • 2. KEDUA KETIGA PRESIDEN REPU BLIK INDONESIA -2- Penundaan pemberian izin baru sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU berlaku bagi penggunaan kawasan hutan alan primer rlcn lahan gambut, deogan pengecuqlian diberikan pada: a. permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri IGhutanan sebelum Instruksi Presiden Nomor l0 Tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Fenyempurnaan Tata lGlola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut; b. pelaksanaan pembangunan nasional yaitu panas bumi, minyak ketenagalistrikan, dan lahan untuk program kedautratan pangan nasional antara }ain padi, tebu, jagung, sagu, dan kedelai; c. perpanjangan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada ecpanjang izin di bidang usahanya mosih lsflslq; dgrr d. r€storasiekosistem. Khusus kepada: 1. Menteri Linglungan Hidup dan IGhutanan: a. Melanjutkan penundaan terhadap penerbitan izin baru hutan alam primer dan lahan gambut yang berada di hutan konsewasi, hutan lindung, dan hutan produksi yang meliputi hutan produksi terbatas, hutan produksi biasa atau tetap, dan hutan produksi yang dapat dikonversiberdasarkan Peta Indikatif Penundaan Pemberian lzin Baru; b. Melanjutkan penyempurnaan keb{alan tata kelola bagi izin pinja:n pakai dan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada huf61 alarn; c. Melanjutkan peningkatan efektivitas pengelolaan lahan kritis dengan memperhatikan keb$akan tata kelola hutan dan lahan gambut yang baik antara l,ain melalui restorasi ekosistem; d. Melakukan revisi terhadap Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru pada kawasan hutan setiap 6 (enam) bulan sekali; e. Menetapkan Peta Indikatif Penundaan Peroberian Izin Baru hutan rlern priner dan lahan gambut pa.da kawasan hutan yang telah direvisi;.dan yang dan bersifat vital, gas bumi, f. Melakuken ...
  • 3. 2. 3. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -3- f. Melakukan upaya pengurangan emisi dari hutan alam primer dan lahan gambut melalui perbaikan tata kelol,a peda kqiatan usahayang diusulkan pada hutan alam primer dan lahan gambut yang ditetapkan pada Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru melalui izin lingkungan. Menteri Datan Negeri: Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap gubernur dan bupati/wali kota dalam pelaksanaan Instnrksi Presiden ini. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Fertanahan Nasional: a. Melanjutkan penundaan terhadap penerbitan hak-hak atas tanah antara lain hak guna usatra dan hak pakai pada areal penggunaan lain berdaearkan Peta Indikatif Fenundaan Pemberian Izin Baru; dan b. Melakukan percepatan konsolidasi Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru ke dalam revisi peta tata ruang witayah sebagai bagian dari pembenahart tata kelola penggunaan lahan meldui ke4ia sama dengan gubernur dan bupati/wali kota. Menteri Pertanian: a. Melal<ukan penyempunraan kebijakan tata kelola bagi izin peranian dan izin usatra perkebunan; b. Melakukan perdngkatan efeLtivitas pengelolaan lahan kritis dengnn memperhatikan kebi$akan tata keloLa hutan dan lahan gambut yang baik antara lain melalui restorasi ekosistem; dan c. Melakukan penundaan terhadap penerbitan i,zin pertanian dq1 i-in usaha perkebunan baru pada kawasan hutan, lahan gambut, dan areal penggunaan lain berdasarkan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Melakukan penundaan pembangunalr atau konetruksi bangunan pada a.real penggunaan train berdasarkan Peta Indikatif Penundean Pemberian lzin Baru, kecuali telah berkoordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, gubemur, dan bupati/q/ali kota sebelum berlakunya Instruksi Presiden ini. 4. 5. 6. Kepala...
  • 4. KEEMPAT : KEUMA KEENAM PRES IOEN REPUBLIK INOONESIA -4- 6. Kepala Badan Infonrasi Geospasial: Melakukan validaei dan integrasi peta tutupan hutan dan lahan gambut sesuai kta Indikatif Fenundaan Femberian Izin Baru pada kawasan hutan dan areal penggunaan Lain setiap 6 (enam) bulan sekali melalui kerja sama dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuanan serta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Fertanahan Nasional. 7, Para gubernur: Melakukan penundaan penerbitan rekomendasi dan izin lokaei baru pada kawasan hutan, lahan gambut, dan areal pengSunaan lain berdasarkan Peta Indikatif Penundaan Fembcrian lzin Baru. 8. Para bupati/wali kota: Mclakukan penundaan penerbitan rekomendasi dan izin lokasi beru pada kawasan hutan, lahan gambut, dan areal penggunaan lain bqdasarkan Peta Indikatif Penundaan Pemberian lzin Baru. Peta Indikatif Penundaan Pemb€rien Izin Bartr pada areal penggunaan l,ain yang merupakan hasil validasi dan integrasi scbagaimana dimaksud dnta'rr Diktum KETIGA angka 6 ditetapt<an oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Perpa4iangan penundaan pemberian idn baru, rekomendasi, dan pemberian izin lokasi sebaggimana di-,aksud dalam Diktum KBIIGA dilalekan selalna 2 (dua) tahun terhitung sejak Instruksi Pnesiden ini dikeluarkan. Pelal<sanaan Instruksi Pnesiden ini dilaporkan oleh Menteri Lingfongan Hidup dan lGhutanan kepada Presiden setiap 6 (enarnf bulan atau sewaktu-waLtu apa.bil,a diperlukan. KEruJUH...
  • 5. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -5- KETUJUH : Sekreteris Ibbinet melakukan pemantauan pelaksanaan Instnrksi Presiden ini dan mel,aporkan hasilnya kepada Pnesiden. KEDEI"APAN: Melalsanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab. Instmbi Presiden ini mulai berlaku pada ieu ggd dikeluarkan. Dikeluarkan di Jakarta padatanggal 17 Jub2OLT PRESIDEN REPUBLIK INDONESTA, ttd. JOKO WIDODO Salinan sesuai dengan aslinya KEMEMERTAN SEKRETARI.AT NEGARA REPUBUK INDONFSTA Asisten Deputi Bidang Perekonomian, dsn Ferundang-undangan,