2. Penamaan
20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
2
Pandangan bahwa kata-kata adalah ‘nama’ atau
‘label’ untuk benda menimbulkan masalah.
1) Kelas kata seperti verba, adjektiva, preposisi, dll
diabaikan.
2) Nomina yang tidak menunjuk pada objek di
dunia, seperti malaikat, hantu, jin, dan peri, tidak
dapat dinamai. Juga nomina seperti cinta, benci,
dan inspirasi yang tidak mengacu pada objek fisik.
3. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
3
3) Objek fisik yang dikenali seperti the evening star
dan the morning star tidak bermakna sama
meskipun mengacu pada objek tunggal, yaitu
planet Venus.
4) Kata-kata yang terkait dengan objek terlihat
sering mengacu pada seluruh perangkat dari objek
yang berbeda; mis. kata chair ‘kursi’ muncul pada
semua bentuk dan ukuran, tetapi apa perbedaan
chair dengan sette ‘bangku’ dan stool ‘kursi tanpa
sandaran’.
4. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup
semantik#kuliah3
4
Pandangan ‘realis’ dan ‘nominalis’ tidak membantu
dalam penamaan benda.
Dalam pandangan ‘realis’, semua benda dengan nama
yang sama memiliki properti umum. Namun, tidak ada
kelas alamiah yang dibatasi pada objek di dunia. Jika
ada kelas universal, klasifikasi objek berbeda pada tiap
bahasa. Contohnya, chair, arm-chair, couch, dan sofa
tidak berpadanan pada bahasa-bahasa lain.
Dalam pandangan ‘nominalis’, benda-benda tidak
memiliki sesuatu yang umum, tetapi memiliki nama.
Kursi atau bukit tidak digunakan untuk objek yang
berbeda, yaitu objek yang dinamai mempunyai
sesuatu yang umum.
5. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup
semantik#kuliah3
5
Kata-kata sering tidak merefleksikan realitas dunia,
tetapi perhatian penuturnya. Misalnya, Orang
Eskimo memiliki tiga kata untuk salju, bergantung
pada apakah salju itu jatuh, terletak di tanah, atau
dibuat rumah.
Bahasa sehari-hari berbeda dengan bahasa ilmiah
dalam penamaan benda.
Dalam bahasa sehari-hari, suatu istilah tidak dibatasi
dengan jelas dan kelasnya tidak dibentuk dengan
tepat. Misalnya, garam termasuk merica dan mustar.
Dalam bahasa ilmiah, garam adalah sodium chlorida
(NaCl), dan bukan garam jika komposisi kimianya
tidak sesuai dengan definisi ahli kimia.
6. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
6
Definisi ostensif bukan solusi yang tepat untuk
penamaan benda. Untuk memahami definisi ostensif,
kita harus memahami apa yang ditunjuknya.
Misalnya, jika saya menunjuk kursi dan mengatakan
“Ini kursi”, saya menunjuk seluruh objek dan bukan
kakinya atau kulitnya. Juga perlu diketahui ciri kursi.
Orang yang tidak mengenal kursi mungkin
berasumsi bahwa kursi tanpa sandaran (stool) dan
bangku (sette) adalah kursi. Dia mungkin tidak yakin
apakah kata kursi digunakan sama dengan meja
sebab definisi ostensif tidak menetapkan bahwa kita
menunjuk kursi sebagai sesuatu yang diduduki, dan
bukan bagian dari perabot.
7. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
7
Ada dua pandangan tentang makna kalimat.
1) Pandangan terkuat menghubungkan kalimat dengan
benda dan peristiwa nyata. Kalimat Ada kuda di
lapangan rumput yang bermakna ‘ada kuda di
lapangan rumput’ tidak dapat dipertahankan sebab
orang dapat berbohong atau berbuat kesalahan.
2) Pandangan yang lebih lemah melihat makna
berdasarkan keadaan tempat kalimat itu benar. Makna
‘Ada kuda di lapangan rumput’ berdasarkan kondisi
kebenaran yang meliputi jenis binatang tertentu, pada
waktu tertentu, dan pada area rumput tertentu.
8. Konsep
20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
8
Pandangan yang menghubungkan kata dan benda
melalui mediasi konsep pikiran dapat dihubungkan
dengan teori tanda de Saussure dan segitiga
semiotis Odgen dan Richard.
Menurut Saussure, tanda bahasa terdiri atas
signifier dan signified. Namun, ada citra bunyi dan
konsep yang dihubungkan oleh ikatan asosiatif
psikologis. Bunyi yang kita buat dan objek dunia
yang kita bicarakan tercermin dalam beberapa cara
melalui entitas konseptual.
9. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup
semantik#kuliah3
9
Dalam segitiga semiotis Odgen dan Richard
terdapat simbol, acuan, dan pikiran atau referensi.
Simbol ialah elemen-elemen bahasa (kata,
kalimat, dll), acuan ialah objek di dunia
pengalaman, dan pikiran atau referensi ialah
konsep.
Menurut teori ini, tidak ada hubungan langsung
antara simbol dan acuan (bahasa dengan dunia)—
hubungannya melalui pikiran atau referensi,
konsep tentang pikiran kita.
10. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
10
Teori tanda de Saussure dan segitiga semiotis Odgen
dan Richard menimbulkan masalah dalam
penamaan.
Dalam teori ini dikatakan bahwa ketika kita berpikir
tentang suatu nama kita berpikir tentang konsep dan
begitu sebaliknya. Artinya makna terdiri atas
kemampuan kita dalam menghubungkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain, yaitu kemampuan
mengingat bahwa kursi mengacu pada konsep
‘kursi’. Namun, tidak jelas pengertian “berpikir
tentang suatu konsep”.
11. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
11
Intuisi dan introspeksi dalam penelitian bahasa ditolak.
Alasannya, (1) penolakan atas ‘hantu dalam mesin (the
gosht-in-the-machine) berlimpah, (2) konsep dalam
pikiran tidak dapat diakses sembarang orang sehingga
bersifat subjektif, dan (3) kita tidak belajar banyak
tentang bahasa kita atau strukturnya, kecuali
menghasilkan sejumlah contoh bahasa kita.
Mengetahui makna sebuah kata berarti bahwa kita dapat
melakukan sejumlah hal; mis. menggunakannya dengan
tepat, menjelaskannya dengan kata lain berdasarkan
parafrase atau sinonim.
12. Arti dan Referensi
20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
12
Referensi ialah hubungan antara elemen-elemen
bahasa, kata-kata, kalimat, dll dan dunia
pengalaman nonbahasa.
Arti terkait dengan sistem hubungan yang kompleks
yang terjadi di antara elemen-elemen bahasa itu
sendiri (kebanyakan kata); arti hanya bertalian
dengan relasi intrabahasa.
Cukup beralasan untuk berpendapat bahwa
semantik hanya menyangkut cara kita
menghubungkan bahasa kita dengan pengalaman
kita.
13. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup
semantik#kuliah3
13
Referensi adalah elemen semantik yang penting.
Relasi arti membentuk bagian yang penting pada
kajian bahasa.
Misalnya, ram/ewe ‘biri-biri jantan/betina’ mengacu
pada jenis binatang khusus. Namun, kata-kata itu
memiliki sebuah pola dalam bahasa Inggris yang
mencakup cow/bull ‘sapi/sapi jantan’, sow/boar
‘babi betina/babi’, dll.
Referensi dan arti tidak selalu mudah dibedakan.
Kategori bahasa, pada beberapa tingkatan, bertalian
dengan perbedaan dunia nyata.
14. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
14
Beberapa ahli bahasa berusaha membatasi
semantik dengan relasi arti.
Misalnya, J. J. Katz dan J. A. Fodor menyatakan
bahwa teori semantik mendeskripsikan dan
menjelaskan kemampuan interpretif penutur.
Mereka mengeluarkan acuan apa pun dari teori
semantik dengan ‘menempatkan’ kalimat.
Semantik tidak berpusat pada cara kata-kata dan
kalimat digunakan dalam kaitan dengan dunia di
sekitar kita.
15. Jenis Makna
20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup
semantik#kuliah3
15
Semantik sebagai kajian relasi arti berasumsi
bahwa semantik menyangkut informasi faktual
atau proposisi yang dapat benar atau salah.
Aspek makna yang perlu dipertimbangkan disebut
dengan makna kognitif, ideasional, denotasional,
atau makna proposisional.
Banyak makna bukan ideasional, melainkan inter-
personal atau sosial, yang menghubungkan diri
kita dengan orang lain.
16. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
16
Ada sejumlah cara dalam melihat bahasa bukan
persoalan penyediaan informasi faktual.
1) Kita tidak hanya membuat pernyataan, tetapi juga
membuat pertanyaan dan perintah.
2) Ada berbagai tindak tutur’ (mis. membujuk,
memperingatkan, menyindir, dll).
3) Apa yang kita katakan tidak berupa penyataan
tentang fakta, tetapi suatu penilaian.
4) Bahasa sering menyangkut berbagai relasi sosial.
18. Kata sebagai Unit Makna
20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
18
Ada beberapa kesulitan dalam memperlakukan kata
sebagai unit makna.
1) Tidak semua kata mempunyai jenis makna yang
sama.
2) Kurang jelas bahwa kata adalah unit yang
dibatasi, kecuali sebagai unit konvensional yang
dihasilkan dari kaidah tulis.
3) Ada masalah dengan kata yang transparan dan
kata yang kabur.
19. 20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup semantik#kuliah3
19
4) Banyak kata dalam bahasa Inggris yang disebut
fonaestetis (yang berupa kluster awal konsonan)
mengindikasikan makna dari jenis khusus.
5) Pembagian semantis tampak mengesampingkan
pembagian kata.
6) Walaupun kita mempunyai ram/ewe,
stallion/mare, kita tidak memiliki pasangan yang
sama untuk girafle ‘jerapah’ atau elephant.
7) Kita juga mempunyai masalah idiom.
20. Latihan
20/06/2014mulyadi.usu_ruang lingkup
semantik#kuliah3
20
1. Apakah masalah yang muncul dalam menerapkan
pandangan bahwa “kata-kata adalah nama atau label
untuk benda”?
2. Kata-kata sering tidak merefleksikan realitas dunia,
tetapi perhatian orang-orang yang membicarakannya.
Jelaskan pernyataan itu dengan contoh!
3. Mengapa definisi ostensif bukan solusi yang tepat
untuk penamaan benda?
4. Terangkan teori ‘tanda’ de Saussure dan ‘segitiga
semiotis’ Odgen dan Richard?
5. Apakah pendapat J. J. Katz dan J. A. Fodor tentang
teori semantik?