2. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
Depok
Kemacetan
Kecelakaan
Jalan
Alternatif
Geometrik
Jalan
Merencanakan geometrik jalan
yang tepat dan sesuai dengan
mempertimbangkan kontur yang
tersedia pada peta topografi.
Menggambar penampang
memanjang dan melintang (Long
& Cross Section).
Merencanakan drainase jalan
berupa saluran tepi untuk ruas
jalan Cijago.
3. SKEMA PERENCANAAN
•CATCHMENT AREA
•DIMENSI SALURAN TEPI
•FREKUENSI DSTRIBUSI
HUJAN
•KOEFISIEN PENGALIRAN
•INTENSITAS HUJAN
•KELANDAIAN
•LENGKUNG VERTIKAL
•GALIAN - TIMBUNAN
•TRASE JALAN
•TIKUNGAN
•JARAK PANDANG
ALINYEMEN
HORIZONTAL
ALINYEMEN
VERTIKAL
ANALISA
HIDROLIKA
ANALISA
HIDROLOGI
4. DATA PERENCANAAN
• Klasifikasi Jalan : Arteri
• Lebar Jalan : 21,6 m, 3 lajur 2 arah
• Lebar 1 lajur : 3,6 meter
• Stasioning : Titik A (Margonda) STA.0+000
Titik B (Cisalak) STA.3+500
• Panjang seksi IIA : 3,5 km
• Skala Peta Kontur : Horisontal 1:500
Vertikal 1:100
1138
950 m
1078
900 m
1978.1821
1650 m
STA16+700
STA17+650
STA18+550
22°
115.0861
TS=
95.90489.981044.9748
Xc = 74.988
2°2°
7°
? =7°
?s
=2°
1149.0871
R=995m
?s
=2°
Yc =0.982
Yc =0.982
Es=2.023
267.7920TS=
223.1
60
89.9856
41.3749
Xc
= 74.988
k = 34.479
2°
2°
2°
22°
? =
22°
?s =2°
?s =2°
Es=
18.124
Yc =
0.982
Yc =
0.982
U
Tabel 5.20 Data Curah Hujan Rata-rata Pertahun
Bulan
Curah Hujan (mm)
2009 2010 2011 2012 2013
Januari 80.00 47.53 33.56 47.41 59.31
Februari 59.83 83.49 52.85 64.29 51.05
Maret 83.33 50.53 29.34 56.64 53.38
April 65.50 15.99 66.75 94.33 70.84
Mei 65.67 33.72 73.97 80.99 68.09
Juni 70.13 68.68 34.80 65.04 46.15
Juli 69.17 32.72 38.54 57.80 56.71
Agustus 30.40 37.21 25.27 5.70 57.91
September 65.33 63.26 50.12 28.93 56.98
Oktober 78.00 37.62 73.41 54.13 61.45
November 78.67 59.03 83.49 68.80 30.84
Desember 59.17 34.51 82.38 84.53 65.97
Maksimum 83.33 83.49 83.49 94.33 70.84
Sumber: Bimasda Depok, 2014
5. PERENCANAAN TRASE JALAN
Menentukan Medan Jalan
Y1= ketinggian pada jarak -20 meter sebelah kanan sb. jalan
y2 = ketinggian pada jarak +20 meter sebelah kiri sb. jalan
h = ketinggian kontur
b = beda tinggi kontur
A1, B1 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat dibawahnya
A2, B2 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat diatasnya
Kemiringan medan = |(y1 – y2)/ 40 |
= |(74,009 - 73,848)/ 40|
= 0,0007 atau 0,07 %
Kriteria Medan Frekuensi (Unit) Persentase (%)
Datar 57 80.28%
Bukit 14 19.72%
Pegunungan 0 0.00%
Total 71 100.00%
Fungsi
Kecepatan Rencana, VR (km/ jam)
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70-120 60-80 40-70
Kolektor 60-90 50-60 30-50
Lokal 40-70 30-50 20-30
DATAR Vr = 90 km/jam
7. PANJANG LENGKUNG PERALIHAN MIN DAN SUPERELEVASI
Ditetapkan :
Rrencana = 955 m
e = 0,047
Ls = 75 m
Diketahui :
Tikungan 1 = S-C-S
Tikungan 2 = S-C-S
8. TIKUNGAN 1STA 0+950 Satuan
∆ 22o derajat
V rencana 90 km/jam
R min 290 meter
Rrencana 995 meter
Ls 75 meter
ᶿs 2,22510 derajat
ᶿc 17,4980 derajat
Lc 291,5078 meter Lc > 25
p 0,2448 meter p > 0,1
e 0,047 % e > 0,040
Tikungan SCS -
Yc 0,9817 meter
Xc 74,9884 meter
k 37,4791 meter
p 0,2448 meter
Ts 223,1598 meter
Es 18,1238 meter
Ltotal 441,5078 meter
2×Ts > Ltotal = 446,32 > 441,5078
S-C-S (OK)
? =
?S =
?S =
223,16
223,16
34,479
89,955
955
955
18,12
0,98
34,479
74,988
0,98
9. TIKUNGAN 2
STA 1+850 Satuan
∆ 7o derajat
V rencana 90 km/jam
R min 290 meter
Rrencana 995 meter
Ls 75 meter
ᶿs 2,22510 derajat
ᶿc 2,4980 derajat
Lc 41,6161 meter Lc > 25
p 0,2448 meter p > 0,1
e 0,047 % e > 0,040
Tikungan SCS -
Yc 0,9817 Meter
Xc 74,9884 meter
k 37,4791 meter
p 0,2448 meter
Ts 95,9043 meter
Es 2,0298 meter
Ltotal 191,6161 meter
2×Ts > Ltotal
191,809 > 191,6161
S-C-S (OK)
95,904
95,904
34,479
74,988
34,479
74,988
0,98
955
955
0,98
2,02
11. JARAK PANDANG
JARAK PANDANG HENTI
VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16
VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
Jd (m) 800 670 550 350 250 200 150 100
JARAK PANDANG MENDAHULUI
Untuk mendapatkan nilai jarak pandang, diambil VR dari kedua tikungan yang paling besar,
yaitu VR = 90 km/jam. Maka dari tabel di atas didapat nilai Jh minimum yaitu
dan nilai Jd = meter610
2
550670
meter147,5
2
175120
12. KELANDAIAN
VR (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40
Kelandaian
Maksimum (%)
3 3 4 5 8 9 10 11
Tabel Kelandaian Maksimum yang Diizinkan
Contoh Perhitungan:
Stasioning Awal : 0+000
Stasioning Akhir : 0+200
Tinggi Awal : 73,9200
Tinggi Akhir : 74,4060
Jarak Kelandaian : 200,0006
%0,2100%
200,0006
73,9204060,47
100%
KelandaianJarak
AwalTinggiAkhirTinggi
Kelandaian
didapat nilai
kelandaian
maksimum untuk
VR = 90 km/jam
adalah 4,5 %.
Kecepatan
Pada Awal
Tanjakan
km/jam
Kelandaian (%)
4 5 6 7 8 9 10
80 630 460 360 270 230 230 200
60 320 210 160 120 110 90 80
Tabel Panjang Kritis Kelandaian Maksimum
meter.545
2
460630
14. LENGKUNG VERTIKAL CEKUNGPVI3
Stationing Awal = 0+300
Stationing Akhir = 0+350
Tinggi Awal = 77,933 m
Tinggi Akhir = 76,113 m
VR = 90 km/jam
g1 = +3,5 %
g2 = -3,6 %
A = |g2 – g1|
= 7,2 %
Mencari panjang lengkung vertikal
menurut jarak pandang henti (Jh):
Diketahui: Jh = 147,5 meter
Jh < Lv, h
2
h
v
J.3,5120
J.A
L
147,5)x(3,5120
)(147,5x7,2
L
2
v
meter206,1Lv
maka dapat disimpulkan bahwa nilai Lv
memenuhi syarat Jh < Lv.
Jh > Lv,
A
J3,5120
J.2L h
hv
m0,614
7,2
(147,5)3,5120
-(147,5)2Lv
• Untuk mendapatkan nilai Lv yang sebenarnya, Lv harus
memenuhi dua syarat: Syarat pertama, Jh < (Jh>Lv), jika tidak
memenuhi maka dipakai Lv saat Jh<Lv. Syarat kedua, jika sudah
didapat nilai Lv pada syarat pertama, Lv > 0, maka diambil Lv
tersebut, jika Lv < 0, dipakai Lv dari grafik yaitu 55 meter.
• Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh > Lv) tidak memenuhi
karena 147,5 > 0,614, maka Lv sebenarnya yang dipakai adalah
Lv pada saat Jh < Lv yaitu 206,1 meter.
meter1,845
800
206,12,7
800
LA x
Ev v
1
meter51,535206,1x
4
1
Lx
4
1
X v1
meter0,46125351,535x
206,1200
7,2
X
L200
A
Y 22
v
1
nilai Lv memenuhi syarat Jh > Lv.
15. LENGKUNG VERTIKAL CEMBUNG
PVI2
Stationing Awal = 0+200
Stationing Akhir = 0+300
Tinggi Awal = 74,406 m
Tinggi Akhir = 77,933 m
VR = 90 km/jam
g1 = +0,2 %
g2 = +3,5 %
A = |g2 – g1|
= 3,3 %
Mencari panjang lengkung vertikal menurut jarak
pandang henti (Jh):
Diketahui: Jh = 147,5 meter
Jh < Lv,
399
J.A
L
2
h
v
399
)(147,5x3,3
L
2
v
meter178,827Lv
dapat disimpulkan bahwa nilai Lv memenuhi
syarat Jh<Lv
Jh > Lv,
A
399
J.2L hv
m173,3
3,3
399
-(147,5)2Lv
nilai Lv memenuhi syarat Jh > Lv.
• Untuk mendapatkan nilai Lv yang sebenarnya, Lv harus
memenuhi dua syarat, yaitu: Jh < (Jh > Lv), jika tidak
memenuhi maka dipakai Lv saat Jh<Lv. Jika telah
mendapatkan nilai Lv dari syarat pertama, Lv > 0, maka Lv
tersebut bisa dipakai, jika Lv < 0, maka nilai Lv yang dipakai
yaitu Lv dari grafik yaitu 55 meter.
• Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh > Lv) memenuhi
syarat karena 147,5 < 173,3 meter, maka Lv sebenarnya yang
dipakai adalah 173,3 meter.
meter0,71061
800
173,3x3,3
800
LvA x
Ev
meter43,335173,3x
4
1
Lvx
4
1
X
meter0,17765243,335x
x173,3200
3,3
X
Lvx200
A
Y 2
16. CEMBUNG
Sta 0+213,33
Terletak tepat pada posisi PLV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= 77,933– (0,2 %) (173,3) = 77,72 meter.
Sta 0+300
Terletak tepat pada posisi PPV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= elevasi PPV + Ev = 77,933 + 0,7106 = 78,6436 meter.
Sta 0+386,67
Terletak tepat pada posisi PTV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= 77,933 + (3,5 %) (86,67) = 80,9860 meter.
CEKUNG
Sta 0+246,93
Terletak tepat pada posisi PLV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= 76,113 – (3,5 %) (103,07) = 72,4822 meter.
Sta 0+350
Terletak tepat pada posisi PPV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= elevasi PPV - Ev = 76,113 – (-1,845) = 77,9580m
Sta 0+453,07
Terletak tepat pada posisi PTV. Sehingga elevasi sumbu jalan:
= 76,113 + (-3,6%) (103,07) = 72,3637 meter.
18. GALIAN
Stasioning awal : 0+000
Stasioning akhir : 0+050
Elevasi awal tanah asli : 73,920 meter
Elevasi akhir tanah asli : 73,796 meter
Elevasi awal tanah galian : 66,410 meter
Elevasi akhir tanah galian : 66,082 meter
Jarak antar titik : 50 meter
Jarak langsung : 49,9998 meter
Lebar jalan : 21,6 meter, 2 jalur 3 lajur
Lebar 1 lajur : 3,6 meter
• Tinggi galian awal (sta.0+000) = (Elevasi awal tanah asli) –
(Elevasi awal tanah galian) = 73,920 meter – 66,410
= 7,510 meter.
• Tinggi galian akhir (sta.0+050) = (Elevasi akhir tanah asli) –
(Elevasi akhir tanah galian) = 73,796 meter – 66,082
= 7,714 meter.
2
m380,598549,99987,7147,510
2
1
langsungjarakakhirTinggiawalTinggi
2
1
luas
TIMBUNAN
Stasioning awal : 3+000 meter
Stasioning akhir : 3+050 meter
Elevasi awal tanah asli : 66,877 meter
Elevasi akhir tanah asli : 66,514 meter
Elevasi awal tanah timbunan : 72,965 meter
Elevasi akhir tanah timbunan : 72,998 meter
Jarak antar titik : 50 meter
Jarak langsung : 49,9852 meter
Lebar jalan : 21,6 meter, 2 jalur 3 lajur
Lebar 1 lajur : 3,6 meter
• Tinggi timbunan awal (sta.3+000) = (Elevasi awal tanah
timbunan) - (Elevasi awal tanah asli) = 72,965 meter –
66,877 meter = 6,088 meter.
• Tinggi timbunan akhir (sta.3+050) = (Elevasi akhir tanah
timbunan) - (Elevasi akhir tanah asli) = 72,998 meter –
66,514 meter = 6,484 meter.
2
m314,207049.98526,4846,088
2
1
jarakakhirTinggiawalTinggi
2
1
luas
PEKERJAAN GALIAN - TIMBUNAN
19. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN
Contoh Galian Contoh Timbunan
volume = luas x lebar
= 380,5985 m2 x 21,6 m
= 8220,93 m3
volume = luas x lebar
= 314,2070 m2 x 21,6 m
= 6786,87 m3
STA.0+000
STA.0+050
49.9998
50.0000
66.410
73.920 73.796
7.510
66.0820
7.714
tanah asli
rencana jalan
STA.3+050
STA.3+000
49.9852
50
72.9650 72.9980
66.8770 66.5140
6.0880 6.4840
tanah asli
rencana jalan
27. Tabel Penentuan Zonase Berdasarkan ElevasiSta Elevasi jalan Naik/Turun Elevasi Letak Sungai Zona
0+000 66.410 awal
Zona 1
0+050 66.082 turun
0+100 65.782 turun
0+150 65.482 turun
0+200 65.482 turun
0+250 64.882 turun
0+300 64.582 turun
0+350 64.288 turun
0+400 64.029 turun
0+450 63.807 turun
0+500 63.622 turun
0+550 63.469 turun
0+600 63.319 turun
0+650 63.169 turun
0+700 63.019 turun
0+750 62.869 turun
0+800 62.719 turun
0+850 62.569 turun
0+900 62.419 turun sungai
0+950 62.349 turun sungai
Zona 2
1+000 62.119 turun
1+050 61.969 turun
1+100 61.825 turun
1+150 61.787 turun
1+200 61.885 turun
1+250 61.522 turun
1+300 61.489 turun sungai
1+350 62.889 naik
Zona 3
1+400 63.289 naik
1+450 63.689 naik
1+500 64.089 naik
1+550 64.489 naik sungai
1+600 64.889 naik sungai
Zona 4
1+650 65.289 naik sungai
1+700 65.689 naik sungai
1+750 66.089 naik
1+800 66.489 naik
1+850 66.889 naik
1+900 67.289 naik
1+950 67.689 naik
2+000 68.089 naik
2+050 68.489 naik
2+100 68.889 naik
2+150 69.289 naik
2+200 69.679 naik
2+250 70.000 naik
2+300 70.264 naik
2+350 70.465 naik
2+400 70.618 naik
2+450 70.768 naik
2+500 70.918 naik
2+550 71.068 naik
2+600 71.218 naik
2+650 71.369 naik
2+700 71.548 naik
2+750 71.769 naik
2+800 72.018 naik
2+850 72.268 naik
2+900 72.518 naik
2+950 72.768 naik
3+000 72.965 naik sungai
3+050 72.998 naik sungai
3+100 72.864 turun sungai
Zona 5
3+150 72.618 turun
3+200 72.368 turun
3+250 72.118 turun
3+300 71.868 turun
3+350 71.618 turun
3+400 71.368 turun
3+450 71.118 turun
3+500 70.893 akhir
34. Potongan Melintang Zona 3
1,1 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 1,1 m
10,8 m
21,6 m
0,6 m 0,6 m
Potongan Melintang Zona 1 Potongan Melintang Zona 2
1,2 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 1,2 m
10,8 m
21,6 m
0,6 m 0,6 m
1,1 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 1,1 m
10,8 m
21,6 m
0,6 m 0,6 m
35. Potongan Melintang Zona 4
Potongan Melintang Zona 5
2 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 2 m
10,8 m
21,6 m
1 m 1 m
1,3 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 1,3 m
10,8 m
21,6 m
0,7 m 0,7 m
36. KESIMPULAN GEOMETRIK JALAN
Peta Topografi Skala V = 1:100 H = 1:500
Panjang Jalan 3,5 km
Lebar Jalan 21,6 m (2 jalur, 3 lajur) Lebar 1 lajur = 3,6 meter
Medan Jalan 80,28 % Datar
Kecepatan Rencana Fungsi Jalan Arteri (70-120 km/jam) 90 km/jam
Alinyemen Horizontal
2 Tikungan berjenis S-C-S Rmin = 290 m, Ls = 75 m
Tik. 1 (STA. 0+950) sudut 22° (Rrencana) = 955 m
Tik. 2 (STA. 1+850) sudut 7° (Rrencana) = 955 m
Jh = 147,5 m Kelandaian Maksimum = 4,5 %
Jd = 610 m Panjang Kritis = 545 m
Alinyemen
Vertikal
PVI = 23 titik lengkung vertikal
Volume Galian 313.700,33 m3
Vol Sisa Tanah Galian :
186.249,44 m3
Volume Timbunan 127.450,89 m3
37. KESIMPULAN DRAINASE JALAN
• Debit aliran dari kelima zona berturut-turut adalah 0,0467
m3/detik, 0,0182 m3/detik, 0,013 m3/detik 0,0753 m3/detik dan
0,0208 m3/detik.
• Dimensi saluran tepi rencana yang diperoleh 0,9×1,7 m untuk
zona 1, 0,6×1,2 m untuk zona 2, 0,6×1,1 m untuk zona 3, 1×2
m untuk zona 4 dan 0,7×1,3 m untuk zona 5.
• Diameter terbesar yang tersedia di pasaran adalah *2,4 m
maka lebar saluran rencana pada kelima zona tersebut dapat
diterapkan dilapangan.
* KET
38. PUSTAKA
• Bayangkara, Robert. 2011. Makalah Tugas Akhir: Perencanaan Ruas Jalan Sicincin –
Malalak Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya
• Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Pedoman Konstruksi dan Bangunan:
Perencanaan Sistem Drainase Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
• Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Tata
Perkotaan dan Tata Perdesaan. 2003. Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan
Drainase Perkotaan. Jakarta
• Irawan, Yudi. 2006. Perencanaan Geometrik Jalan Alternatif Arteri Porong. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
• Rahayu, Dini Novianti. 2013. Tugas Akhir: Perencanaan Geometrik Dan Perkerasan
Lentur Jalan Christo Rei – Herra, Dili Timor Leste Dengan Metode Bina
Marga.Universitas Gunadarma, Jakarta
• Utami, Eka Prasetyaningrum Budi. 2010. Tugas Akhir: Perencanaan Geometrik
Jalan Dan Rencana Anggaran Biaya Ruas Jalan Drono – Nganom Kecamatan
Ngadirojo Kabupaten Wonogiri. Universitas Sebelas Maret, Surakarta
39. Thanks to :
ALLAH SWT
KEDUA ORANG TUA
IBU IRMINA SETYANINGRUM
TEMAN-TEMAN SIPIL
A SCRIPT BY
MURNI UMIASIH
SARMAG TEKNIK SIPIL
2011 B
DEPOK
DECEMBER 5TH 2014
41. CONTOH PENAMPANG MELINTANG JALAN
JALAN UTAMA
DATAR (STA. 0+000)
60
62
64
66
68
70
72
74
1,7 m
0,9 m
1,7 m
0,9 m
3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m
1,2 m
0,6 m
3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m 3,6 m
JALAN UTAMA TIKUNGAN 1 (STA. 0+950)
55
57
59
61
63
65
1,2 m
0,6 m
3,6 m 3,6 m 3,6 m3,6 m 3,6 m 3,6 m
1,7 m
0,9 m
1,7 m
0,9 m
JALAN UTAMA TIKUNGAN 2 (STA. 1+850)
66
70
68
72
74
42. Diameter Pipa Beton Bertulang yang Tersedia di pasaran
Sumber : http://www.google.com (diakses tanggal 1 November 2014)
BACK