2. MATERI PRAKTIKUM
1. PENGENALAN JENIS ENDAPAN MINERAL
2. MENGENAL BATUAN TERALTERASI
3. MENGENAL TEKSTUR BIJIH
4. MENGENAL PARAGENESA MINERAL
5. PENGENALAN EKSPLORASI ENDAPAN
MINERAL DI LAPANGAN
6. MENGHITUNG CADANGAN
4. Cadangan (reserves): Skala Peta 1: 500- 1: 5000
a) tereka (inferred)
Cadangan yang perkiraan perhitungan kuantitatifnya berdasarkan pada
pengetahuan karakteristik geologi dari bahan galian yang diteliti, tinjauan
lapangan dengan sedikit pengukuran dan percontohan, dengan tingkat
keyakinan 20-40%.
b) terindikasi (indicated)
Cadangan yang perhitungannya didasarkan pada pengukuran yang sederhana
(misal dengan tali dan kompas), geofisika, serta data laboratorium, dengan
tingkat keyakinan sekitar 50-60%.
a) terukur (measured)
Besarnya cadangan sudah ditentukan berdasarkan metode yang baik, seperti
telah dilakukan pemetaan theodolit, sumur uji, pemboran, data laboratorium.
Tingkat keyakinan cadangan sekitar 80-85%
Klasifikasi Cadangan
Sumberdaya (resources): 1:10.000-1:100.000
a) teridentifikasi
Suatu bahan galian, yang sudah diketahui keberadaannya, juga secara umum
diketahui sebarannya serta sedikit kualitasnya, berdasarkan survey lapangan
b) tak teridentifikasi
Keberadaan suatu bahan galian berdasarkan pengetahuan dan teori geologi
secara umum, bahwasanya berdasarkan teori geologi ada bahan galian di
suatu lokasi, tetapi belum ditemukan di lapangan
5. Parameter
Parameter yang harus diketahui didalam penghitungan cadangan antara lain:
• Luas, dapat dihitung berdasarkan planimeter, perhitungan geometri, atau dengan
software (jika peta telah didigitasi)
• Ketebalan, dapat dihitung berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, dari MS,
dari penampang geologi, maupun dari pemboran
• Dari angka tebal dan luas akan didapat besarnya volume
• Densitas, masa per volume sangat penting dalam perhitungan cadangan.
Beberapa komoditas bahan galian harus diketahui beratnya (terutama bahan galian
logam), sedangkan yang lain tidak harus (terutama bahan galian industri)
• Kadar, perhitungan kadar diperlukan untuk jumlah bahan galian tertentu yang
berada atau bercampur material lain yang tidak berguna. Perhitungan kadar sangat
penting terutama untuk bahan galian logam
Penghitungan cadangan:
6. MENGHITUNG LUAS DAN VOLUME DENGAN BENTUK
BAHAN GALIAN MENYERUPAI KERUCUT
TERPANCUNG
UMUMNYA DIHITUNG DENGAN METODE KONTURING
7. MENGHITUNG LUAS DI LAPANGAN
Melakukan Pengukuran topografi dengan metode:
• Theodolit
• Plane table
• Tali dan Kompas
• Langkah dan Kompas
• Global Positioning System (GPS)
• Kombinasi
Penggunaan metode tergantung luas area serta biaya
Selesai pengukuran dilakukan penggambaran peta topografi
10. MENGHIITUNG LUAS
• Dengan Planimeter
• Dengan Geometri
•Dengan komputer (software: map info,autocad dll)
11. MENGHITUNG VOLUME
( )[ ]2121
3
1
xLLLLhV ++=
Dimana :
V = Volume (m3
)
h
= Tebal/ beda tinggi antara luas alas dan luas atas (m)
L1
= Luas kontur alas(m2
)
L2
= Luas kontur atas (m2
)
Dari pengukuran diperoleh data sebagai berikut :
Pada kontur L1 diperoleh luasan = 190.700 m2
Pada kontur L2 m diperoleh luasan = 178.600 m2
Nilai h h1
= 1 m, sehingga diperoleh :
( )[ ] 32222
1 1786001907001786001907001
3
1
mmxmmmmxV =++=
Maka Volume totalnya = V1
+V2
+V3
dst. (Tabel 3.1)
16. MENGHITUNG VOLUME
Dimana :
V = Volume (m3
)
h
= Tebal/ beda tinggi antara luas alas dan luas atas (m)
L1
= Luas penampang A-A’(m2
)
L2
= Luas penampang B-B’ (m2
)
Dari pengukuran diperoleh data sebagai berikut :
Pada kontur L1 diperoleh luasan = 190.700 m2
Pada kontur L2 m diperoleh luasan = 178.600 m2
Nilai t 1
= 1 m,
Maka Volume totalnya = V1
+V2
+V3
dst.
V1 = ½ (L1 + L2) t1
18. SPESIFIC GRAVITY
Merupakan perbandingan densitas suatu material terhadap material lain
sebagai standar. Standar pembanding yang umum digunakan pada materi
padat atau cair adalah air pada kondisi 4° C , dimana air mempunyai
densitas 1kg/lt atau 1ton/m3.
Gas umumnya dibandingkan dengan udara kering, yang mempunyai
densitas 1.29 g/liter di bawah kondisi standar (0° C dan 1 atmosfer).
Contoh, cairan Hg mempunyai densitas 13.6 kg/lt; sehingga mempunyai SG
13.6.
Gas CO2, mempunyai densitas 1.976 g/litre dibawah kondisi standar,
sehingga punya SG 1.53.
Karena satuan pembandingnya sama (masa per unit volume), maka SG tidak
mempunyai satuan
DENSITAS (DENSITY)
DENSITAS ADALAH MASA DARI VOLUME SUATU MATERIAL, YANG
DIEKSPRESIKAN DENGAN SATUAN kg/lt atau ton/m3.
19. BERAT= VOLUME X DENSITAS
MENGHITUNG BERAT
CONTOH
Volume batugamping terukur = 5.286.409 m3
Harga densitas rata-rata batugamping adalah 2,4
ton/m3,
Maka berat cadangan batugamping adalah= 2,4
ton/m3 x 5.286.409,780 m3 = 12.687.381 ton
20. KADAR (GRADE)
Besarnya kandungan satu materi di dalam kumpulan materi lain
Besarnya kandungan unsur logam tertentu atau mineral bijih
(mineral logam) dalam suatu tubuh bijih
Besar atau tebal suatu lapisan batuan (bahan galian) dalam
kumpulan perselingan batuan
Satuan kadar dapat ppm (gr/ton), ppb, persen, dll
21. CARA MENGHITUNG KADAR (GRADE)
• Untuk bijih logam pada batuan bisa langsung dilakukan analisa
kimia menggunakan metode Atomic Absorbtion Spectometry (AAS),
X-Ray Fluoresence (XRF), Fire Assay
• Untuk Bijih Fe pada pasir besi, bisa dilakukan analisa Magnetic
Degree lebih dalu sebelum dilakukan analisa kimia
• Untuk mineral berat dilakukan pengamatan mikroskopis pada
endapan pasir kering
• Untuk bahan galian industri (misal bentonit), bisa dilakukan MS
untuk mengetahui persen lapisan bentonit
22. KADAR YANG DIGUNAKAN DALAM MENGHITUNG CADANGAN
• Umumnya menggunakan metode “area of influence”
Kadar suatu contoh batuan berlaku untuk area di sekitarnya
berjarak setengah dari jarak lokasi titik contoh lainnya
24. CADANGAN = VOLUME ATAU BERAT X KADAR
Contoh:
Berat bijih Au 20 ton
Kadar rata-rata Au 2 ppm (gr/ton)
Maka cadangan Au = 2 gr/ton x 20 ton = 40 gr
Volume bijih bentonit 5.000.000 m3
Kadar rata-rata bentonit dalam batuan 10%
Maka volume bentonit = 5.000.000 m3 x 10%= 500.000 m3
Densitas bentonit rata-rata = 2,5 ton/m3
Maka berat bentonit = 500.000 m3 x 2,5 ton/m3 = 1.250.000 ton
27. KOREKSI CADANGAN
Selama proses pengukuran topografi, identifikasi bahan tambang,
kondisi geologi, proses penambangan, hingga transfortasi akan
menyebabkan jumlah nyata cadangan berbeda dengan pada saat
penghitungan awal. Jumlah cadangan yang terhitung harus
dikoreksi dengan faktor-faktor tersebut.
Contoh:
Koreksi tebal soil : 5%
Koreksi kesalahan pengukuran 5%
Koreksi kerusakaan dan kehilanganpada saat penambangan 10%
Koreksi kehilangan saat transportasi 5%
28.
29.
30. No. Nama Bahan Galian Lokasi
1. Bentonit -Desa Tanjungharjo, Kec. Nanggulan, Kab. Kulonprogo
-Desa Ngalang, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
2. Andesit -Desa Kalirejo, Kec. Kokap, Kab. Kulonprogo
-Kayoman, Serut, Gedangsari
3. Tras -Desa Ngalang, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
-Desa Pagerharjo, Gerbosari, Ngargosari, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo
4. Tanah Liat/Batulempung -Desa Wijimulyo, Donomulyo, Kec. Nanggulan, Kab. Kulonprogo
-Desa Hargomulyo, Kec. Kokap, Kab. Kulonprogo
5. Breksi Batuapung -Desa Oro-oro, Terbah, Kec. Patuk, Kab. Gunung Kidul
-Desa Segoroyoso, Bawuran, Kec. Pleret, Kab. Bantul
-Desa Gayamharjo, Sumberharjo, Sambirejo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman
6. Batupasir Kuarsaan -Desa Serut, Sampang, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
7. Batupasir Tufan -Desa Ngalang, Hargomulyo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
-Desa Serut, Mertelu, Tegalrejo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
8. Breksi Andesit -Desa Ngalang, Hargomulyo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunung Kidul
9. Breksi Polemik -Desa Hargomulyo, Mertelu, Tegalrejo, Sampang, Kec. Gedangsari, Kab.
Gunung Kidul
10. Zeolit -Desa Sampang, Hargomulyo, Mertelu, Serut, Tegalrejo, Kec. Gedangsari,
Kab. Gunung Kidul
11. Batugamping non klastik -Desa Sumbergiri, Ponjong, Krasan, Kenteng, Bedoyo, Gombang, Kec.
Ponjong, Desa Candirejo, Dadapayu, Pacarejo, Ngeposari, Kec. Semanu,
12. Kaolin -Jetak, Karangsari, Semin
13. Phospat -Song Pendem, Dodopayu, Semin
14. Tras - Temon, Kulon Progo
15. Sirtu - Kabupaten Serang, Kulonprogro
16. Diatome - Pingit, Temanggung
17. Bentonit - Simo, Boyolali