Dokumen tersebut membahas latar belakang program pengalaman lapangan (PPL) untuk mahasiswa pendidikan dan persyaratan untuk menyelesaikannya. Juga dibahas mengenai upaya membangun profesionalisme guru dan aspek-aspek kompetensi yang harus dimiliki guru profesional seperti kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial.
1. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ 1
BAB I ........................................................................................................................... 2
LATAR BELAKANG PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) ................... 2
A. Syarat Untuk Mencapai Sarjana S1 Kependidikan .................................................. 2
B. Upaya Membangun Profesionalisme Guru .............................................................. 2
C. Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan .............................................................. 8
D. Tujuan Kegiatan PPL ........................................................................................... 10
1. Tujuan Umum ..................................................................................................... 10
2. Tujuan Khusus ..................................................................................................... 10
BAB II ........................................................................................................................ 11
DESKRIPSI, LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN PPL ................................... 11
A. Profil Sekolah....................................................................................................... 11
1. Sejarah MTs Negeri 20 Jakarta ..................................................................... 11
2. Keadaan Sekolah ........................................................................................... 11
3. Personil Madrasah ......................................................................................... 11
4. Kerjasama Madrasah...................................................................................... 13
5. Prestasi Madrasah .......................................................................................... 14
6. Visi MTs. Negeri 20 Jakarta .......................................................................... 14
7. Misi MTs. Negeri 20 Jakarta .......................................................................... 14
8. Tujuan Sekolah .............................................................................................. 14
9. Fasilitas Sekolah ............................................................................................ 15
10. Ekstrakulikuler (Pengembangan Diri) di MTsN 20 Jakarta............................. 15
B. Waktu Pelaksanaan PPL ...................................................................................... 16
BAB III ...................................................................................................................... 17
DESKRIPSI, SUBSTANSI KEGIATAN PPL ............................................................. 17
A. Rincian Kegiatan Pembelajaran ........................................................................... 17
B. Rincian Keikutsertaan dalam Kegiatan Administrasi Sekolah .............................. 17
C. Rincian Keikutsertaan dalam Tugas-Tugas umum sekolah ................................... 18
D. Rincian tugas piket sekolah .................................................................................. 18
BAB IV....................................................................................................................... 19
ANALISIS HASIL KEGIATAN PPL ......................................................................... 19
A. Kompetensi yang Diperoleh dari Kegiatan PPL ................................................... 19
B. Temuan-Temuan di Lapangan Selama Kegiatan PPL ........................................... 19
BAB V ........................................................................................................................ 20
PENUTUP .................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 20
B. Saran .................................................................................................................... 20
LAMPIRAN ............................................................................................................. 22
1. Biodata Mahasiswa PPL ....................................................................................... 22
2. Dokumentasi ....................................................................................................... 28
2. BAB I
LATAR BELAKANG PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
A. Syarat Untuk Mencapai Sarjana S1 Kependidikan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) kependidikan sebagai suatu kegiatan yang
diberikan kepada mahasiswa agar memperoleh pengalaman dalam kegiatan sebagai
calon guru atau calon non guru. Tugas utama mahasiswa dalam kegiatan PPL sebagai
calon guru adalah sebagai guru mata pelajaran dan tugas lainnya yang disepakati di
tempat PPL. Sebagai calon tenaga kependidikan non guru tugas PPL adalah mengelola
dan mengimplementasikan fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan
pendidikan sesuai dengan bidang studinya.
Ketentuan Pelaksanaan PPL
a. Untuk Mahasiswa Program S1 Kependidikan
1. Telah menyelesaikan minimal 120 SKS dan telah lulus semua mata kuliah Dasar
Kependidikan
2. PPL berlangsung dengan bobot 4 SKS dan menggunakan sistem blok. Pengertian
sistem blok ialah sistem pelaksanaan PPL yang mengharuskan mahasiswa berada
di tempat praktek dan mengikuti kegiatan-kegiatan di tempat praktek selama satu
semester
3. Syarat pembebasan PPL di sekolah, diperuntukkan bagi mahasiswa yang telah
memiliki ijazah Sarjana Muda Kependidikan atau D-III Kependidikan dan telah
berpengalaman mengajar sesuai dengan jenjang dan bidangnya minimal 3 tahun.
Pembebasan kewajiban PPL perlu dinilai oleh Tim Penilai Jurusan
4. Pelaksanaan PPL di luar sekolah untuk tenaga kependidikan lainnya akan diatur
secara khusus
5. Hal-hal yang bersifat teknis diatur dalam bentuk pedoman/ petunjuk pelaksanaan
tersendiri
b. Untuk Mahasiswa Program Diploma Kependidikan
1) PPL diadakan pada tiap akhir tahun program
2) PPL untuk program D-II/ D-III mempunyai bobot 4 SKS
3) Hal-hal teknis mengenai PPL akan diatur tersendiri dalam bentuk pedoman
pelaksanaan khusus
B. Upaya Membangun Profesionalisme Guru
Pengertian Profesionalisme Guru
Istilah profesionalisme berasal dari profession. Dalam Kamus Inggris Indonesia,
“profession berarti pekerjaan”1. Arifin dalam buku Kapita Selekta Pendidikan
mengemukakan bahwa profession mengandung arti yang sama dengan kata occupation
atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau
latihan khusus2. Dalam buku yang ditulis oleh Kunandar yang berjudul Guru Profesional
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan pula bahwa
profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin
atau akan ditekuni oleh seseorang.
1
John M. Echols dan Hassan Shadili, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT.Gramedia, 1996), Cet. Ke-
23, h. 449.
2
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara,1995), Cet. Ke- 3, h. 105.
2
3. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah
suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan kompetensi intelektualitas, sikap dan
keterampilan tertentu yang diperolah melalui proses pendidikan secara akademis..
Adapun mengenai kata “Profesional”, Uzer Usman memberikan suatu kesimpulan
bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu
yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan
umum. Kata “profesional” itu sendiri berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan
sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter,
hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah
pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu
dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh
pekerjaan lain. Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan yang maksimal.
Perlunya Guru Profesional
Dalam pendidikan, Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan
pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa aman,
nyaman dan kondusif dalam kelas. Keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat
mencairkan suasana kebekuan, kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa berat
diterima oleh para siswa. Kondisi seperti itu tentunya memerlukan keterampilan dari
seorang guru, dan tidak semua mampu melakukannya. Menyadari hal itu, maka penulis
menganggap bahwa keberadaan guru profesional sangat diperlukan. Guru yang
profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang bermutu. Untuk dapat
menjadi profesional, mereka harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualkan diri.
Pemberian prioritas yang sangat rendah pada pembangunan pendidikan selama beberapa
puluh tahun terakhir telah berdampak buruk yang sangat luas bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara3. Mengomentari mengenai adanya keterpurukan dalam pendidikan saat
ini, penulis sangat menganggap penting akan perlunya keberadaan guru profesioanal.
Untuk itu, guru diharapkan tidak hanya sebatas menjalankan profesinya, tetapi guru
harus memiliki keterpanggilan untuk melaksanakan tugasnya dengan melakukan
perbaikan kualitas pelayanan terhadap anak didik baik dari segi intelektual maupun
kompetensi lainnya yang akan menunjang perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar serta mampu mendatangkan prestasi belajar yang baik.
Menyadari akan peran guru dalam pendidikan, Muhibbin Syah dalam bukunya
Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru mengemukakan bahwa guru dalam
pendidikan modern seperti sekarang bukan hanya sekedar pengajar melainkan harus
menjadi direktur belajar. Artinya, setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai
mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja
akademik) sebagaimana telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan pelaksanaan belajar
mengajar. Sebagai konsekuensinya tugas dan tanggung jawabnya menjadi lebih
kompleks. Perluasan tugas dan tanggung jawab tersebut membawa konsekuensi
timbulnya fungsi-fungsi khusus yang menjdi bagian integral dalam kompetensi
3
Asrorun Nisam Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru (Jakarta: Elsas,2006), Cet. Ke- 1, h. 9.
3
4. profesionalisme keguruan yang disandang para guru. Menanggapi kondisi tersebut,
Muhibbin Syah mengutip pendapat Gagne bahwa setiap guru berfungsi sebagai:
a. Designer of intruction (perancang pengajaran)
b. Manager of intruction (pengelola pengajaran)
c. Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa 4.
Aspek-aspek Kompetensi Guru Profesional
Dalam pembahasan profesionalisme guru ini, selain membahas mengenai pengertian
profesionalisme guru, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional. Karena seorang guru yang
profesional tentunya harus memiliki kompetensi profesional. Dalam buku yang ditulis
oleh E.Mulyasa, Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu mencakup empat
aspek sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogik.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemapuanmengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahamanterhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 5 b. Kompetensi Kepribadian.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, stabil,dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia6.
c. Kompetensi Profesioanal.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c
dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing pesrta didik memenuhistandar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan. 7
d. Kompetensi Sosial.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru
sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar. Alisuf Sabri dalam jurnal Mimbar Agama dan Budaya mengutip
pernyataan Mitzel yang mengemukakan bahwa seorang guru dikatakan efektif dalam
mengajar apabila ia memiliki potensi atau kemampuan untuk mendatangkan hasil belajar
pada murid-muridnya. Untuk mengatur efektif tidaknya seorang guru, Mitzel
menganjurkan cara penilaian dengan kriteria, yaitu: presage, process dan product.
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,
2007), Cet. Ke-13, h.250.
5
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (PT. Remaja Rosda Karya: Bandung , 2008), Cet.
Ke-3, h.75
6
Ibid., h. 117.
7
Ibid., h. 135.
4
5. Dalam lokakarya kurikulum pendidikan guru yang diselenggarakan oleh Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru (P3G), telah dirumuskan sejumlah kemampuan dasar
seorang calon guru lulusan sistem multistrata sebagai berikut:
a. Menguasai bahan yakni menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum-kurikulum
sekolah, menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi.
b. Mengelola program belajar mengajar yakni merumuskan tujuan instruksional,
mengenal dan bisa memakai metode mengajar, memilih materi dan prosedur
instruksional yang tepat, melaksanakan program belajar dan mengajar, mengenal
kemampuan anak didik,menyesuaikan rencana dengan situasi kelas, melaksanakan
dan merencanakan pengajaran remedial, serta mengevaluasi hasil belajar.
c. Mengelola kelas yakni mengatur tata ruang kelas dalam rangka CBSA, dan
menciptakan iklim belajar yang efektif.
d. Menggunakan media yakni memilih dan menggunakan media, membuat alat-alat
Bantu pelajaran sederhana, menggunakan dan mengelola laboratorium,
mengembangkan laboratorium, serta menggunakan perpustakaan dalam proses
belajar mengajar.
e. Menguasai landasan-landasan kependidikan.
f. Merencanakan program pengajaran.
g. Mengelola interaksi belajar mengajar.
h. Menguasai macam-macam metode mengajar.
i. Menilai kemampuan prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
j. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan disekolah.
k. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.
l. Mampu memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan yang sederhana
guna kemajuan pengajaran8.
Kemudian dalam PP No. 19 Tahun. 2005 (Pasal 28) menegaskan mengenai Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai berikut:
a. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah
dan/sertifikat keahlian yangrelevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
serta pendidikan anak usia dini meliputi:
1) Kompetensi pedagogik;
2) Kompetensi kepribadian;
3) Kompetensi profesional; dan
4) Kompetensi sosial.
d. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat
dianggap menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.
e. Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan oleh BNSP dan ditetapkan
dengan Peraturan Menteri. Dalam PERMENDIKNAS RI No. 16 Tahun. 2007 (Pasal
1 dan 2) mengenai Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan pula
bahwa:
Pasal 1
a. Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang
berlaku secara nasional.
8
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi, h. 44-45.
5
6. b. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Ketentuan mengenai guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik
diploma (D-IV) atau Sarjana (S1) akan diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri. Dari
penjelasan yang telah dikemukakan di atas mengenai aspek-aspek kompetensi guru
profesional, untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian, maka indikator
yang akan diteliti dalam skripsi ini akan merujuk kepada pendapat yang ditulis oleh
Nana Sudjana dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Menurut Nana Sudjana, untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka
kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha
meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan ke dalam empat kemampuan
yakni:
a. Merencanakan program belajar mengajar.
Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus
mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai secara teoritis dan
praktis unsur-unsur yang terdapat dalam perencanaan belajar mengajar. Kemampuan
merencanakan program belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan
teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan
situasi pengajaran. Makna atau arti dari perencanaan/program belajar mengajar tidak lain
adalah suatu
proyeksi/perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama
pengajaran itu berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara terinci harus jelas ke mana
siswa akan dibawa (tujuan), apa yang harus siswa pelajari (isi bahan pelajaran),
bagaimana cara siswa mempelajarinya (metode dan teknik) dan bagaimana kita
mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilaian).9
b. Menguasai bahan pelajaran.
Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bahan integral dari proses belajar
mengajar, jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru. Guru yang bertaraf profesional
penuh mutlak harus menguasai bahanyang akan diajarkannya. Penguasaan bahan
pelajaran ternyatamemberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Nana
Sudjanamengutip pendapat yang dikemukakan oleh Hilda Taba yangmenyatakan bahwa
keefektifan pengajaran dipengaruhi oleh (a)karakteristik guru dan siswa, (b) bahan
pelajaran, dan (c) aspek lainyang berkenaan dengan sistuasi pelajaran. Jadi terdapat
hubunganyang positif antara penguasaan bahan pelajaran oleh guru dengan hasilbelajar
yang dicapai oleh siswa. Artinya, makin tinggi penguasaan bahan pelajaran oleh guru
makin tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa.
c. Melaksanakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.
Melaksanakan atau mengelola program belajar mengajar merupakantahap
pelaksanaan program yang telah dibuat. Dalam pelaksanaanproses belajar mengajar
kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan
kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam perencanaan.
Guruharus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan
9
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1998), Cet. Ke-
4, h. 19-20.
6
7. mengajar dihentikan, ataukah diubah metodenya,, apakah mengulang kembali pelajaran
yang lalu, manakala para siswa
belum dapat mencapai tujuan pengajaran. Pada tahap ini di samping pengetahuan
teori tentang belajar mengajar, tentang pelajar, diperlukan pula kemahiran dan
keterampilan teknik mengajar. Misalnya prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat
bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, keterampilan menilai hasil belajar
siswa, keterampilan memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan mengajar.
d. Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang dicapai para
siswa, baik secara iluminatif-obsrvatif maupun secara struktural-objektif. Penilaian
secara iluminatif-observatif dilakukan dengan pengamatan yang terus menerus tentang
perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa. Sedangkan penilaian secara struktural-
objektif berhubungan dengan pemberian skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan
dalam rangka penilaian hasil belajar siswa 10.
Lima aspek guru Islam profesional, Kamal Muhammas ‘Isa mengemukakan bahwa
seorang guru dituntut harus memilki berbagai sifat dan sikap yang antara lain sebagai
berikut:
a. Seorang guru haruslah manusia pilihan. Siap memikul amanah dan menunaikan
tanggung jawab dalam pendidikan generasi muda.
b. Seorang guru hendaklah mampu mempersiapkan dirinya sesempurna mungkin. Agar
bisa berperan sebagai pendidik dekaligus sebagai dasiyang selalu menyeru ke jalan
Allah. Oleh sebab itu, kebutuhan hidup guru, haruslah dapat dipenuhi oleh pihak
penguasa. Agar dalam ketenangan hidupnya, mereka bisa melaksanakan tugasnya
dengan penuh rasa cinta dan ikhlas.
c. Seorang guru juga hendaknya tidak pernah tamak dan bathil dalammelaksanakan
tugasnya sehari-hari. Sehingga seorang guru semata-mata hanya mengharapkan
ganjaran dan pahala dari Allah swt.Sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Hud as dalam
Q.S. Huud ayat 51:“Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku
ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah
kamu memikirkan-Nya?”. (Q.S. Huud (11): 51)
d. Seorang guru haruslah dapat meyakini Islam sebagai konsep ilahidimana dia hidup
dengan konsep itu, dan mampu mengamalkannya.
e. Seorang guru harus memilki sikap yang terpuji, berhati lembut,berjiwa mulia, ruhya
suci, niatnya ikhlas, taqwanya hanya pada Allah, ilmunya banyak dan pandai
menyampaikan berbagai buah pikirannya sehingga penjelasannya mudah ditangkap
dengan atau tanpa alat peraga.
f. Penampilan seorang guru hendaknya selalu sopan dan rapi.
g. Seorang guru seyogyanya juga mampu menjadi pemimpin yang shalih.
h. Seruan dan anjuran seorang guru hendaknya tercermin pula dalam sikap keluarga atau
para sahabatnya.
i. Seorang guru harus menyukai dan mencintai muridnya. Tidak boleh angkuh dan tidak
boleh menjauh, sebaliknya ia harus mendekati anak didiknya 11.
Enam kriteria guru Sebagai profesi menurut Glen Langford dalam buku yang
ditulis oleh MartinisYamin menjelaskan, kriteria profesi mencakup: (1) upah, (2)
memilikipengetahuan dan keterampilan, (3) memiliki rasa tanggung jawab dan tujuan,
10
Ibid., h. 20-22.
11
Kamal Muhammad ‘isa, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Fikahati Anesta, 1994), Cet. Ke-1,
h. 64-67.
7
8. (4) mengutamakan layanan, (5) memiliki kesatuan, (6) mendapat pengakuan dari orang
lain atas pekerjaan yang digelutinya 12.
Soetjipto dan Raflis Kosasi dalam bukunya Profesi Keguruan mengemukakan,
Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya sudah ada yang mencoba menyusun kriteria
profesi keguruan. Misalnya National Education Association (NEA) 1998 dengan
menyarankan kriteria sebagai berikut:
a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
b. Jabatan yang menggeluti satu batang tubuh ilmu yang khusus.
c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yangbersinambungan.
e. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yangpermanen.
f. Jabatan yang menentukan buku (standarnya) sendiri.
g. Jabatan yang mempunya organisasi profesional yang kuat dan terjalinerat.
Kriteria Guru Profesional
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang dibayangkan
sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikannya kepada
siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat dikategori sebagai guru yang memiliki
pekerjaan profesional, karena guru yang profesional, mereka harus memiliki berbagai
keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan
lain sebagainya. Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar, guru
profesional harus memiliki persyaratan, yang meliputi;
a. Memiliki bakat sebagai guru.
b. Memiliki keahlian sebagai guru.
c. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.
d. Memiliki mental yang sehat.
e. Berbadan sehat.
f. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
g. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.
h. Guru adalah seorang warga negara yang baik13.
Kunandar mengemukakan bahwa suatu pekerjaan profesionalmemerlukan
persyaratan khusus, yakni (1) menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan
teori ilmu pengetahuan yang mendalam; (2) menekankan pada suatu keahlian dalam
bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya; (3) menuntut adanya tingkat
pendidikan yang memadai; (4) adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari
pekerjaan yang dilaksanakannya; (5) memungkinkan perkembangan sejalan dengan
dinamika kehidupan. Menurut Surya dalam buku yang ditulis oleh Kunandar, guru yang
profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai
dengan keahlian baik dalam materi maupun dalam metode. Selain itu, juga ditunjukkan
melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang
profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai
guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru
profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan
spiritual14.
C. Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Agenda Reformasi
Agenda ini harus didasari pada peningkatan kapasitas manajemen dan akuntabilitas
disetiap tingkat pemerintahan, pemberdayaan sekolah dalam membuat perencanaan dan
12
Op.Cit., Martinis Yamin, h. 14.
13
Op.Cit., Martinis Yamin, h. 5-7.
14
Op.Cit., Kunandar, h. 47.
8
9. melaksanakanstrategi mereka sendiri untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
mengurangiketimpangan sumber daya fiskal daerah dalam pendidikan,
menciptakanmekanisme pertukaran dan penggunaan informasi dalam suatu sistem yang
menyeluruh, membangun kemampuan pengajaran yang lebih baik dan memperjelas
kembali struktur kelembagaan pusat untuk menyesuaikan amanat baru dari rakyat.
Sekarang merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan agenda perubahan ini
dengan segara: dimana pemerintahan baru berada dibawah kepemimpinan baru telah
memperoleh mandat amat besar dari rakyat Indonesia.
1. Berinvestasi Pada Kapasitas
Pelaksanaan fungsi dan peran baru bidang pendidikan, sebagaimana yang tercantum
dalam Undang-Undang Pendidikan 20/2003 membutuhkan lebih banyak pengalaman
teknis dan manajerial di setiap level pemerintahan. Pembangunan kapasitas dapat
dimulai dengan mendefinisikan standar kinerja dan menciptakan ukuran-ukuran untuk
berbagai fungsi pengajaran di setiap level pemerintahan, mempersiapkan catatan
mengenai standar dan kompetensi dasar, serta mengaudit kemampuan yang ada saat ini
berdasarkan ukuran kompetensi yang dibutuhkan, dimana catatan tersebut dibuat lebih
sederhana dan mudah untuk diukur. Keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi
ini meliputi keahlian dalam perencanaan keuangan dan anggaran, manajemen personalia,
pengumpulan informasi serta komunikasi.
2. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Pendidikan keahlian dapat dilakukan tidak hanya melalui pelatihan formal
melainkan juga melalui kerja nyata dengan memberikan tugas langsung dalam situasi
kerja yang memungkinkan. Untuk mendorong manajemen yang lebih baik pada tingkat
pemerintahan daerah, pemerintah pusat dapat melakukan berbagai cara di bawah ini.
1). Mengumumkan anggaran daerah lebih awal.
Keterbukaan mengenaijumlah dana dan bantuan lainnya yang akan diterima oleh
pemerintahan daerah sebelum mulainya tahun ajaran sekolah akan memberikan mereka
cukup waktu untuk merencanakan anggaran yang lebih baik serta memobilisasi sumber
daya yang lain seandainya dibutuhkan.
2). Memberikan dana alokasi khusus pendidikan kepada pemerintahan daerah.
Pemerintah pusat harus memberikan lebih banyak sumber daya untuk bidang
pendidikan kepada pemerintah daerah melalui dana alokasi khusus ketimbang melalui
proyek proyek; tentu saja dengan disertai pengawasan dan mekanisme akuntabilitas
yang tepat. Mendiknas saat ini membawahi sekitar 400 proyek, yang merupakan bagian
terbesar dari
alokasi APBN untuk pendidikan dan masih mengontrol aliran modal serta investasi
dalam peningkatan kualitas pendidikan tanpa campur tangan pemerintahan daerah sama
sekali. Semakin besar alokasi sumber daya yang diberikan melalui mekanisme DAK, hal
ini akan memperbesar pembangunan kapasitas dan kemampuan manajemen
pemerintahan daerah. Mendiknas dapat mendanai hibah DAK dari bagian yang selama
ini merupakan dana DIP. Hal ini merupakan bagian dari pelaksanaan perundang-
undangan desentralisasi yang baru sekaligus bagian dari kebijakan pemerintahan secara
keseluruhan.
3). Mengurangi ketimpangan dalam pendanaan.
Pengeluaran pemerintahan daerah saat ini mencapai sekitar dua pertiga dari total
pengeluaran pendidikan. Secara keseluruhan dana yang tersediasebetulnya mencukupi,
dimana pengeluaran pemerintahan pusat ditambah dengan pegeluaran pemerintahan
daerah mencapai hampir 3 persen GDP. Akan tetapi ada sejumlah kabupaten yang tidak
memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka, hal
ini berdampak pada timpangnya pengeluaran pendidikan per murid (Tabel 2).
Pemerintah harus dapat menentukan kabupaten yang benar-benar membutuhkan dana
tersebut, kemudian mengimplementasikan program pendanaan melalui mekanisme
9
10. DAK, untuk dapat memberikan pelayanan yang spesifik dan bersifat lokal. mekanisme
otoritas yang diberikan kepada mereka. Peningkatan manajemen berbasis sekolah dapat
ditempuh dengan cara sebagai berikut.
1. Persiapkan tenaga pengajar yang lebih baik dalam mengelola sekolah.
Bangun dan kembangkan program pelatihan yang efektif dalam perencanaan dan
pembuatan anggaran, pengelolaan keuangan, membuat suatu penilaian dan strategi
komunikasi bagi kepala sekolahdan anggota komite sekolah. Bentuk program alternatif
yang akandiberikan amat dibutuhkan mengingat adanya perbedaan kondisi pendidikan di
beberapa daerah di Indonesia.
2. Mendesain dan mengimplementasikan dana hibah untuk sekolah yang
berasal dari anggaran pemerintah daerah.
Sejumlah hibah harus dapat menutupi biaya operasional yang mendasar selain juga
dapat menutupi biaya pemeliharaan fasilitas yang mencukupi untukmemenuhi standar
kualitas minimum. Hibah ini dapat menggunakan mekanisme alokasi kepada sekolah
berdasarkan suatu formula yang bersifat terikat penggunaanya, mudah untuk
diimplementasikan dan terdapat sejumlah kriteria yang mudah untuk diukur. Untuk
memfasilitasi manajemen sekolah yang mandiri, bentuk bantuan mesti berbentuk aliran
dana ketimbang bentuk lainnya. Tambahan dana diluar dana operasional dapat diperoleh
melalui mekanisme hibah yang berdasarkan pengajuan proposal. Dana tambahan ini
dapat dipergunakan untuk menutupi sejumlah biaya program-program khusus, seperti
biaya pengembangan staf dan lebih penting lagi biaya untuk investasi modal fisik,
seperti pembangunan kelas baru atau laboratorium, serta untuk inovasi dan penelitian.
D. Tujuan Kegiatan PPL
1. Tujuan Umum
PPL bertujuan melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan untuk menerapkan
berbagai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dipelajari dalam situasi nyata, baik
untuk kegiatan pembelajaran maupun tugas-tugas non pembelajaran dalam rangka
membentuk calon guru dan tenaga kependidikan yang profesional.
2. Tujuan Khusus
PPL merupakan suatu program akademis untuk memberikan pengalaman nyata bagi
mahasiswa kependidikan tingkat akhir. PPL juga merupakan syarat kelulusan bagi
mahasiswa kependidikan. PPL adalah mata rantai dunia kependidikan Indonesia, karena
secara langsung PPL merupakan bentuk pelatihan dan kaderisasi bagi calon guru. PPL
juga merupakan latihan dan media belajar bagi mahasiswa kependidikan untuk menjadi
guru yang profesional.
Kegiatan di lapangan dapat menumbuhkan kedewasaan tiap mahasiswa calon guru
untuk menghadapi situasi real akan kondisi kelas. Dalam hal ini, tiap mahasiswa
diharuskan sebagai guru untuk dapat membimbing serta mendididk siswa sesuai dengan
posisinya sebagai pendidik. PPL itu sendiri memberikan suasana baru dalam dunia
pendidikan khususnya di sekolah sebagai guru muda yang dapat memberikan inspirasi
bagi siswa dengan pola dan pandangan yang baru dalam pemberian materi pelajaran.
PPL secara tidak langsung memberikan pengalaman dunia kerja. Dalam hal ini
mahasiswa calon guru dilibatkan dalam semua kegiatan di sekolah untuk dapat
mengetahui kegiatan non-kependidikan. Tanpa disadari PPL dapat menciptakan relasi
sosial baru serta menambah link dalam dunia sosial, karena selain dapat berinteraksi
dengan dewan guru, staf sekolah, serta mahasiswa dari jurusan lain yang juga tengah
mengadakan PPL di tempat yang sama.
10
11. BAB II
DESKRIPSI, LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN PPL
A. Profil Sekolah
1. Sejarah MTs Negeri 20 Jakarta
Sejarah singkat MTs Negeri 20 Jakarta terletak di Jl. Rawa Kuning No. 63
kelurahan Pulo Gebang kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur dan berada di daerah
dekat perbatasan kota Bekasi. MTs N 20 juga berdekatan dengan MTs N 28, SMP N 284
Jakarta dan SD Negeri 20 Pagi Pulo Gebang Jakarta. Secara Sosio-Kultural MTs Negeri
20 Jakarta berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat yang heterogen
perkampungan dan komplek perumahan Kirana dengan masyarakat Betawi dan
pendatang, dengan sosio ekonomi yang beragam.
2. Keadaan Sekolah
Nama Madrasah : MTs Negeri 20 Jakarta
Alamat Madrasah : Jl. Rawa Kuning No. 63
Kelurahan : Pulo Gebang
Kecamatan : Cakung
Kotamadya : Jakarta Timur
Provinsi : DKI Jakarta
Nama Kepala Madrasah : Drs. H. Abdul Rozak
Status Madrasah : Negeri
Standar Madrasah : a. RMSN
b. Tingkat Akreditasi B
c. Type Madrasah A
Keadaan Gedung : Permanen
Tahun didirikan bangunan : 1993
Tahun beroperasi : 1993
Status Tanah : Milik Pemerintah Daerah
Secara fisik keadaan MTs Negeri 20 Jakarta memiliki 1 (satu) bangunan gedung
yang permanen di area seluas 5000 m², sebagai kegiatan belajar mengajar dengan
jumlah ruang belajar 9 ruang.
3. Personil Madrasah
1) Kepala Madrasah
Permendiknas No 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah atau
Madrasah telah menetapkan kualifikasi umum dan khusus Kepala Sekolah/Madrasah.
Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 20 Jakarta telah memenuhi kualifikasi
umum maupun khusus serta memiliki kompetensi dalam kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi dan sosial. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilkan
pelaksanaan kurikulum MTs Negeri 20 Jakarta.
Pada tahun pelajaran 1993/1994 MTs Negeri 6 Jakarta di bawah pimpinan Drs. H
. Saadi membuka kelas jauh di kelurahan Pulo Gebang Cakung Jakarta Timur, yang
dikenal dengan nama MTs Negeri 6 (Kj) Pulo Gebang, dengan pimpinan lokasi Drs
Huzweni tahun pelajaran 1993/1994. Sedangkan mulai tahun pelajaran 1994-1997
pimpinan lokasi Drs. Wahidin.
Pada tahun 1997/1998 MTs Negeri 6 (Kj) Pulo Gebang dinegerikan menjadi
MTs Negeri 20 Jakarta dengan pimpinan Drs.H. Nurais sampai tahun 2002. Kemudian
MTs N 20 mulai tahun pelajaran 2002/2003 – 2005/2006 dipimpin oleh Drs. H.
11
12. Wahidin. Mulai tahun Pelajaran 2006/2007 – 2008/2009 dipimpin oleh Drs. Suhairi, M.
Pd. Sejak 2008/2009 – sekarang dipimpin oleh Drs. H. Abdul Rozak.
2) Pendidik
Tenaga Pendidik (Guru) MTs Negeri 20 Jakarta pada tahun pelajaran 2011/2012
terdiri dari :
Status
No Pendidikan Jumlah Keterangan
Negeri Honorer
1 Diploma 1 1
2 Strata Satu (S1) 22 4 26
3 Strata Dua (S2) 1 1 2 melanjutkan S2
4 Strata Tiga (S3) 1 1 melanjutkan S3
Jumlah 25 5 30
Sumber: Data Kurikulum MTs N 20 Jakarta
Tenaga pendidik yang sudah bersertifikasi profesi sebanyak 15 orang (50%), dan
15 orang (50%) belum bersertifikasi. Seluruh tenaga pendidik di MTs N 20 Jakarta
mengajar mata pelajaran sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Jumlah guru
Bimbingan Konseling di MTsN 20 Jakarta 1 orang. Jumlah ini belum memenuhi rasio
ideal 1 : 150 ( 3 orang).
Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran dapat dimaksimalkan
jika difasilitasi dengan sarana prasarana sehingga setiap pendidik dapat mengembangkan
pembelajaran sesuai dengan kemampuan akademisnya.
3) Karyawan
Tenaga Kependidikan (Guru) MTs Negeri 20 Jakarta pada tahun pelajaran
2011/2012 terdiri dari :
Status Pendidikan
No Jenis Tugas Jumlah
PNS HNR SMP SMA D3/S1
1 Tata Usaha 8 5 3 5 2
2 Cleaning Service 3 3 2 1
3 Satpam 3 3 3
Jumlah 14 5 9 5 6 2
Secara kuantitas tenaga kependidikan di madrasah sudah memenuhi kebutuhan,
namun tenaga khusus perpustakaan (pustakawan) dan tenaga khusus laboratorium
(laboran) belum ada.
4) Peserta Didik
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2011/2012 terdiri dari :
Asal Sekolah
No Kelas Jumlah Keterangan
MI SD
1 Kelas VII 22 109 125
2 Kelas VIII 33 93 126
3 Kelas IX 29 102 125
Jumlah 84 303 376
Peserta didik pada Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah 376 orang, yang
terbagi dalam 11 Rombongan belajar, kelas VII terdiri dari 4 rombongan belajar (3
rombongan belajar kelas besar dan 1 kelas rombongan belajar kelas kecil), kelas VIII
terdiri dari 3 rombongan belajar kelas besar, dan kelas IX terdiri dari 4 rombongan
belajar (3 rombongan belajar kelas besar dan 1 kelas rombongan belajar kelas kecil).
12
13. Keinginan masyarakat terhadap MTs N 20 Jakarta semakin meningkat, Rasio
siswa yang diterima dengan pendaftar adalah 1:4 dan hampir mayoritas pendaftar
menjadikan madrasah sebagai pilihan pertama. Ini lebih baik jika dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya yang masih menjadikan MTs N 20 sebagai pilihan kedua. Dari segi
input, siswa yang terjaring tanpa tes dengan prestasi akademik di sekolahnya yaitu
rangking 1 sampai 5 dari sekolah negeri dan rangking 1 sampai 3 dari sekolah swasta
pada tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 41 siswa atau 32,8 %. Dan tingkat kehadiran
siswa pada tahun sebelumnya termasuk tinggi yaitu 98 % .
5) Orang Tua Peserta Didik
Keadaan orang tua peserta didik sebagian besar termasuk golongan ekonomi
menengah ke bawah. Latar belakang pendidikan orang tua adalah:
Persentase Latar belakang pendidikan orang tua
Pendidikan Orang Tua
No Kelas MI/SD SMP/MTs MA/SLTA D2/D3 S1/S2 Jumlah
% % % % %
1 Kelas VII 20 21 79 3 10 125
2 Kelas VIII 20 20 71 7 8 126
3 Kelas IX 24 16 72 4 12 125
Jumlah 64 57 222 14 30 376
Orang tua peserta didik dan komite madrasah merupakan unsur yang harus
terlibat dalam penyusunan KTSP, Komite madrasah juga selalu dilibatkan dalam
pengambilan keputusan non akademis, memberi masukan dalam penyusunan tata tertib
sekolah, pemeliharaan sarana prasarana, serta dalam monitoring terhadap pelaksanaan
program sekolah, menjalin hubungan dengan pihak ketiga dan aktif memantau kegiatan
belajar siswa di rumah serta berusaha mengatasi kesulitan belajar siswa.
Peran aktif komite madrasah dalam pengambilan keputusan akademis
diantaranya pada kegiatan pendalaman materi dan try out. Orang tua peserta didik dan
komite madrasah memberikan masukan dan usulan-usulan dalam pertemuan atau rapat
sekolah dengan komite madrasah. Komite madrasah juga berperan aktif dalam
penggalangan dana pembangunan masjid dan kegiatan keagamaan, serta menjalin
hubungan dengan pihak ketiga dalam rangka penerimaan dana pembangunan masjid.
4. Kerjasama Madrasah
Untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia industri, pengembangan kurikulum dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan (stake holders). Melalui kerja sama yang
intensif dengan masyarakat, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dan instansi-
instansi terkait akan membuka peluang bagi madrasah untuk pengembangan diri.
Kerjasama yang pernah dirintis dengan pihak ketiga adalah program bahasa
Inggris dengan PT WND dan ACCESS dari Pare Kediri jawa Timur. Bentuk kerja sama
yang lain adalah penyelenggaraan tes IQ dan skolastik terhadap peserta didik oleh
TRIDAS. MTs Negeri 20 Jakarta juga bekerjasama dengan beberapa Dinas diantaranya
dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jakarta Timur. Bahkan tahun
2011/2012 MTs Negeri 20 Jakarta dalam mengikuti Lomba Marawis dan Paduan Suara
tingkat Kodya Jakarta Timur yang diselenggarakan Suku Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan mendapat juara I. Selain itu bekerjasama dengan DikDas Jakarta Timur,
13
14. Babinsa (Badan Pembinaan Masyarakat), MGMP SMP tingkat Kecamatan Cakung dan
tingkat DKI Jakarta.
5. Prestasi Madrasah
1. Prestasi Akademik (Perolehan Nilai Ujian Nasional)
No Mata Pelajaran 2008/2009 2009/2010 2010/2011 Target 2011/2012
1. Bahasa Indonesia 7,63 7,49 7,80
2. Bahasa Inggris 6,31 7,26 7,40
3. Matematika 6,10 6,23 6,50
4. IPA 6,88 5,84 7,00
Jumlah 26,92 26,82 28,70
Prestasi akademik MTs N 20 pada tahun pelajaran 2009/2010 ada 2 siswa yang
diterima di MAN Insan Cendekia Serpong dan tahun pelajaran 2010/2011 secara perorangan
mendapat nilai UN tertinggi di Sub Rayon 21 dengan jumlah nilai 36, 96.
2. Prestasi Non Akademik
No Nama Kegiatan Tahun Juara Tingkat
1. Persagis 2006 I Kwarcab
2. Nasyid 2006 II Wali Kota
3. Story Telling 2007 I DKI
4. Tenis Meja 2007 I DKI
5. Marawis 2007 I Wali Kota
6. Qosyidah 2007 I Wali Kota
7. Pidato Bahasa Indonesia 2007 I Wali Kota
8. Olimpide IPA 2007 I DKI
9. Taekwondo 2009 I Nasional
10. Porsema 2009 I DKI
11. Pramuka 2010 I DKI
12. MCC 2010 I Kota Jaktim
13. PMR 2011 I Kota Jaktim
14. Marawis 2011 I Kota Jaktim
6. Visi MTs. Negeri 20 Jakarta
Membentuk generasi yang tangguh, beriptek dan berimtak serta berakhlakul karimah
Indikator :
a. Penghayatan dan pengamalan ajaran agama rajin beribadah dan berperilaku
Islami.
b. Pemerataan kesempatan dan efesiensi
c. Pengembangan standar pendidikan
d. Peningkatan kualitas akademik (unggul dalam pencapaian nilai UAS, UN, US)
dan non akademik (prestasi dalam bidang ESKUL)
e. Peningkatan penguasaan bahasa internasional
7. Misi MTs. Negeri 20 Jakarta
a. Mengembangkan pembelajaran yang efektif dan tepat guna
b. Menciptakan iklim kerja yang harmonis dan kondusif
c. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler dan keagamaan
d. Membantu setiap siswa untuk mengenal potensi diri
e. Mengembangkan ketrampilan siswa sehingga memiliki life skill
8. Tujuan Sekolah
Pada tahun pelajaran 2011/2012 diharapkan:
a. Terlaksananya kegiatan imtaq secara rutin
b. Terwujudnya warga sekolah yang berakhlak mulia
c. Terciptanya pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan
14
15. d. Tercapainya nilai rata-rata UN minimal 6,0.
e. Memperoleh prestasi tertinggi dalam bidang ekstrakurikuler yang diikuti
f. Terciptanya lingkungan yang tertib, bersih, indah, nyaman dan kondusif
g. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan minat dan
bakat peserta didik.
h. Terwujudnya peserta didik yang dalam menerapkan nilai-nilai moral dan budaya
dalam kehidupan sehari-hari
Secara khusus tujuan pendidikan di MTs Negeri 20 Jakarta adalah :
a. Meraih prestasi akademik maupun non akademik.
b. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk
melanjutkan ke madrasah lanjutan tingkat atas.
c. Menjadi madrasah Unggulan yang diminati masyarakat sekitar.
d. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan
pembiasaan.
9. Fasilitas Sekolah
No Jenis Jumlah Luas (m2 )
1 Ruang Kepala Sekolah 1 8 x 3,5
2 Ruang Tata Usaha 1 8x3
3 Ruang Guru 1 8x9
4 Ruang Belajar 11 > 63
5 Ruang Perpustakaan 1 8x3
6 Ruang Laboratorium Komputer 1 8 x 3,5
7 Ruang Laboratorium Bahasa 2 8 x 3,5
8 Ruang Laboratorium IPA 1 8 x 3,5
11 Ruang BK 1 8x3
13 Ruang OSIS 1 2x3
14 Ruang PMR 1 2x3
15 Ruang Jurnalistik 1 2x3
16 Ruang UKS 1 2x3
17 Ruang Pramuka 1 2x3
18 Masjid 1 10 x 10
19 Lapangan Volly 1 18 x 9
20 Lapangan Futsal 1 25 x 10
21 Lapangan Bulutangkis 1 13,4 x 6,1
22 Lapangan Tenis Meja 2 6
23 Lapangan Basket 1 28 x 10
24 Green House 1 30
25 Tempat Parkir 2 120
26 Taman Bunga 1 9x8
27 Kantin 1 9x8
28 Koperasi 1 8x3
Di MTsN 20 Jakarta memiliki luas tanah 3000 m2 terdapat beberapa bangunan
dan fasilitas. Diantanya yaitu, laboratorium komputer, Bahasa, dan IPA. Laboratorium
komputer memiliki luas sekitar 8x3,5 m2 . MTsN 20 pun memiliki 1 laboratorium
bahasa, masing-masing memiliki luas 8x3,5 m2, tidak hanya itu, MTsN 20 pun memiliki
1 laboratorium IPA dengan luas 8x3,5 m2.
10. Ekstrakulikuler (Pengembangan Diri) di MTsN 20 Jakarta
Ekstrakurikuler yang tersedia di MTsN 20 Jakarta beragam, Secara keseluruhan
kegiatan ekstra kurikuler yang merupakan pengembangan diri terprogram dilaksanakan
secara terjadwal, seperti terdapat dalam tabel berikut ini :
Jadwal Pengembangan Diri Terprogram (di luar jam pelajaran):
15
16. No. Jenis Kegiatan Waktu Pembina
1 Pramuka Kamis M. Zaenudin, SS
Pukul: 15.00-16.30 WIB Pindani N, S.Pdi
2 PMR Rabu Bambang Haryanto, S.Pd
Pukul: 15.00 – 16.30 WIB
3 KIR Jumat Ghelvinny, S.Si
Pukul: 14. 30 – 16.00 WIB
4 Jurnalis Selasa Mita Ratna K., S.Pd
Pukul 15.00 – 16.00 WIB
5 Basket Rabu Ronal Putra, S.Pd
Pukul: 15. 00 – 17.00 WIB
6 Taekwondo Selasa dan Jumat Ronal Putra, S.Pd
Pukul: 15. 00 – 17.00 WIB
7 Seni drama / Selasa Nurmala, S.Sos.I
Theater Pukul: 15. 00 – 16.00 WIB
8 Seni music Sabtu Zainal Arifin, S.Pd
Pukul: 10. 00 – 12.00 WIB
9 Bina vokalia / Sabtu Ir. H. Abdul Hakim
Paduan suara Pukul: 10. 00 – 12.00 WIB Nurmala, S.Sos.I
10 Rohis Selasa Maliki, S.Ag
Pukul: 15. 00 – 16.00 WIB
11 Bina Olimpiade Jumat Nenih, S.Pd
Sains dan Pukul 15. 30 – 16.00 WIB Ghelvinny, S Si
Matematika
12 Pesantren Kilat Bulan Ramadhan Maliki, S.Ag
Afiati, S.Ag
13 Pekan kreativitas Jeda tengah semester Ir. H. Abdul Hakim
siswa Nurmala, S.Sos.I
14 Pekan olah raga Akhir semester Pembina Osis
antar kelas
Sumber: Data Kurikulum MTsN 20 Jakarta
B. Waktu Pelaksanaan PPL
Waktu pelaksanaa PPL adalah sebaga berikut:
NO TANGGAL KEGIATAN
1 29 Juni 2011 Rapat koordinator kegiatan PPL
2 4 - 18 Juli 2011 Pembekalan, pelepasan mahasiswa PPL
pada fakultas masing-masing menuju
sekolah tempat latihan bersama dengan
dosen pembimbing
3 18 Juli - 30 November 2011 Pelaksanaan PPL di sekolah/ tempat
latihan, yang dimulai observasi,
partisipasi sampai dengan ujian akhir
4 20 Juli - 29 Juli 2011 Batas penyerahan format 02 (Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan Guru
Pamong ke UPT-PPL UNJ)
5 22 Agustus-9 September 2011 Monitoring I
6 19 September-7 Oktober 2011 Monitoring II
7 17 Oktober-11November 2011 Monitoring III
8 14 November-2 Desember 2011 Pelaksanaan Ujian Akhir PPL di Sekolah
9 3 Desember - 15 Desember 2010 Penyerahan nilai akhir dan berkas lainnya
ke UPT-PPL
16
17. BAB III
DESKRIPSI, SUBSTANSI KEGIATAN PPL
A. Rincian Kegiatan Pembelajaran
Proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa calon guru
dilakukan melalui tiga tahap penting. Tiap-tiap tahapnya merupakan rangkaian proses
latihan mengajar di tiap-tiap kelas. Tahap tersebut diawali dengan latihan mengajar
terbimbing. Pada tahap pertama ini setiap mahasiswa calon guru diberikan bimbingan
untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru. Bimbingan tersebut berupa
pengarahan sebelum memberikan materi dengan penyusunan RPP. RPP disusun sesuai
dengan ketentuan sekolah, mulai dari standar kompetensi hingga evaluasi yang sesuai
dengan silabus. Setelah mendapatkan bimbingan penysunan RPP, maka selanjutnya saat
mengajar di kelas, tiap mahasiswa didampingi oleh guru pamong masing-masing,
sebanyak empat kali pertemuan. Setiap selesai mengajar, guru pamong akan
memberikan kontribusi berupa saran dan masukan atas kekurangan dari tiap mahasiswa,
baik dari segi sikap hingga materi yang diberikan. Hal ini dijadikan acuan untuk
perbaikan di pertemuan selanjutnya.
Tahap kedua yaitu latihan mengajar mandiri. Pada latihan ini tiap mahasiswa
memberikan materi di kelas tanpa ada guru pamong yang mendampingi. Namun, setiap
kali akan masuk ke kelas selalu dilakukan koordinasi dalam hal penyusunan RPP,
metode mengajar, evaluasi proses belajar hingga menyusun soal latihan atau ujian sesuai
dengan indikator. Latihan ini dilakukan sebanyak lebih dari sepuluh kali pertemuan.
Tahap terakhir dari proses kegiatan pembelajaran adalah tahap ujian. Ujian
dilakukan sebanyak dua kali. Ujian diawasi oleh guru pamong serta dosen pembimbing.
Saat proses ujian berlangsung mahasiswa diharapkan mampu memberikan materi
dengan menggunakan media pembelajaran yang optimal. Penampilan mengajar
mahasiswa juga menjadi aspek penting dalam penilaian ini.
B. Rincian Keikutsertaan dalam Kegiatan Administrasi Sekolah
Keikutsertaan tiap mahasiswa calon guru dalam kegiatan administrasi sekolah
salah satunya adalah dengan membantu panitia ulangan tengah semester dalam
mempersiapkan data-data yang dibutuhkan seperti soal-soal, lembar jawaban, berita
acara dan sebagainya. Pada saat pelaksanaan UTS tiap mahasiswa calon guru membantu
menghitung, mengelempokkan dan menyusun soal beserta lembar jawaban dalam satu
berkas berdasarkan ruangan ujian, mengawas peserta ujian, menyerahkan berkas yang
telah diujikan kepada setiap guru bidang studi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di MTsN itu sering disebut kegiatan
administrasi. Pencatatan dan perekaman data dan pengaturan sumber data di sekolah
yang rapi, teratur dan benar sangat diperlukan dalam system informasi. Untuk itu
pedoman administrasi secara tertulis untuk MTsN memegang peranan yang sangat
penting dalam kegiatan administrasi. Kepala Sekolah memiliki patokan-patokan untuk
menjabarkan lebih lanjut kebijakan kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan
pendidikan MTsN. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pelaksanaan dan
pendistribusian tugas. Penjabaran kebijakan tersebut juga berfungsi untuk memudahkan
Kepala Sekolah membagi tugas disesuai dengan kemampuan pelaksanaanya.
17
18. Apa yang termuat dalam Pedoman Administrasi Sekolah Menengah Atas.Data
pendidikan yang terdapat di sekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Agar
pencatatan dapat lebih mudah dan sederhana sehiungga memperlancar kegiatan
administrasi, data yang banyak jenisnya itu dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis yaitu :
a. Administrasi Program Kegiatan Belajar Mengajar
b. Administrasi Kesiswaan
c. Administrasi Kepegawaian
d. Administrasi Keuangan
e. Administrasi Humas
f. Administrasi Perlengkapan Sarana Prasarana / barang
g. Administrasi perkantoran
C. Rincian Keikutsertaan dalam Tugas-Tugas umum sekolah
Kegiatan dalam keikutsertaan tugas-tugas umum sekolah yang dilakukan oleh
mahasiswa calon guru adalah mengikuti program dan kegiatan yang telah ditetapkan
oleh Diknas. Contoh kegiatan tersebut misalnya mengikuti upacara peringatan HUT RI
ke-66 yang diselenggarakan di lingkungan MTs Negeri 20 Jakarta. Dari sebagian tugas
umum tersebut mahasiswa yang tengah melaksanakan PPL diikutsertakan dalam setiap
kegiatannya. Tidak hanya sebagai pengisi acara maupun sebagai peserta.
D. Rincian tugas piket sekolah
Kegiatan selanjutnya yang sering dilakukan oleh mahasiswa calon guru yang
tengah melaksanakan PPL selain mengajar adalah tugas piket. Piket adalah tugas yang
dibebankan pada dua orang guru untuk mengontrol kegiatan proses pembelajaran selama
satu hari penuh. Tugasnya dimulai dengan siap siaga di depan gerbang sekolah untuk
mengawasi siswa yang datang terlambat. Biasanya akan diberikan sanksi langsung untuk
siswa yang terlambat tersebut dengan memerintahkan siswa yang bersangkutan untuk
membersihkan halaman sampai pada jam pelajaran yang ke dua. Ada kalanya guru piket
juga menerapkan sanksi yang berbeda tiap harinya. Biasanya sangsi yang diberikan
berupa hukuman yang diberikan guru atau semua pelanggarannya dicatat dan
mendapatkan poin hukuman. Selain itu, bila ditemukan siswa yang terlambat lebih dari
tiga kali maka biasanya pada hari itu juga guru piket akan menghubungi guru BK untuk
memanggil orangtua siswa yang bersangkutan agar hadir disekolah.
Tak hanya mencatat siswa yang melakukan pelanggaran, guru piket pun bertugas
untuk mengingatkan pada setian pergantian jam pelajaran. Tugas lainnya yakni
menggantikan guru atau memberikan tugas kepada siswa apabila terdapat guru yang
tidak bisa mengajar. mengingatkan siswa untuk shalat dzuhur berjama’ah pada jam
12.30 WIB, guru piket mengingatkan siswa dan menyuruh siswa untuk meninggalkan
kelasnya saat jam istirahat tanpa kecuali. Hal itu diupayakan agar siswa menggunakan
waktu istirahatnya secara maksimal.
18
19. BAB IV
ANALISIS HASIL KEGIATAN PPL
A. Kompetensi yang Diperoleh dari Kegiatan PPL
Dari kegiatan PPL ini mahasiswa mampu menyusun Silabus dan Rancangan
Program Pembelajaran selama latihan pembelajaran. RPP yang dirancang Mahasiswa
calon guru disesuaikan dengan RPP yang disusun oleh sekolah dengan mendapatkan
bimbingan dari guru pamong. Mahasiswa calon guru diberikan tanggung jawab untuk
membuat soal post test, pre-test sesuai materi yang diajarkan serta membuat ulangan
harian dan ulangan blok sesuai dengan indikator.
Mahasiswa calon guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang baru
selain metode ceramah. Metode pembelajaran yang baru seperti games, kuis, diskusi,
menonton film. Metode pembelajaran yang diterapkan dikelas juga di dukung oleh
media pembelajaran yang lebih modern, seperti LCD Proyektor, Notebook, dan ceramah
bervasiasi.
Mahasiswa calon guru diberi bimbingan cara mengentry data nilai siswa
menggunakan Sistem Administrasi Sekolah (SAS). Selain dilatih untuk bisa
menerapkan metode pembelajaran, mahasiswa calon guru pun dilatih untuk bisa
mengentry nilai. Hal ini bertujuan agar calon guru memiliki keterampilan di bidang
teknologi dan informasi.
Dalam manajemen kelas calon guru mampu megkondisikan suasana kelas yang
kondusif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, manejemen kelas juga
berlangsung dalam hal memotivasi belajar siswa di ruang kelas maupun di luar kelas.
Mahasiswa calon guru juga mampu memberikan nilai dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik yang proporsional kepada siswa.
B. Temuan-Temuan di Lapangan Selama Kegiatan PPL
Selama kami melakukan PPL di MTsN 20 Jakarta terdapat temuan lapangan
berupa sebuah penerapan kedispilinan yang cukup ketat. Penerapan kedisplinan tersebut
berupa peraturan pemakaian seragam terutama sepatu yang diharuskan berwarna dan
bertali hitam. Khusus bagi siswa yang datang terlambat dikenakan sanksi dan
diperbolehkan masuk sampai jam pertama selesai. Bagi siswa yang sudah tiga kali
berturut-turut terlambat akan dilaporkan kepada guru Bimbingan dan konseling (BK)
untuk diberikan tindakan lebih lanjut. Dari segi berpakaian seragam tidak diperbolehkan
menggunakan celana berbentuk pensil dan menggantung untuk siswa dan untuk siswi
tidak diperbolehkan menggunakan rok di atas mata kaki, apabila larangan tersebut
dilanggar maka siswa yang bersangkutan akan mendapatkan sanksi dari guru BK. Pada
dasarnya sekolah menerapkan peraturan tersebut menurut kami semata-mata untuk
menanamkan kedisplinan setiap siswa. Selain peraturan yang ketat untuk menciptakan
rasa kedisiplinan setiap siswa. Mts Negeri 20 Jakarta pun dalam proses kegiatan belajar
mengajar mengadakan program pendalaman materi (PM) bagi siswa kelas IX, hal ini
ditujukan untuk meningkatkan mutu lulusan agar mampu bersaing pada era globalisasi.
Dari segi religiusnya, hampir sebagian siswa MTs Negeri 20 Jakarta sebelum
kegiatan belajar mengajar dimulai selalu diawali dengan pembacaan Al-Qur’an de setiap
kelas yang dipimpin oleh wali kelas, bagi yang terlambat tidak diperbolehkan masuk ke
kelas dan wajib membersihkan lingkungan taman sekolah dari sampah yang berserakan.
19
20. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program pengalaman lapangan adalah awal dimulainya pelatihan bagi
mahasiswa calon guru untuk mendapatkan pengalaman mengajar. Dalam
pembekalannya mahasiswa dibimbing dan diberi tanggung jawab untuk memposisikan
dirinya sebagai seorang guru. Pengalaman yang diperoleh dapat membantu proses
pembentukan image sebagai seorang guru yang baik, profesional, dan disiplin.
B. Saran
Saran yang hendak kami sampaikan adalah bentuk perhatian kami demi
terciptanya stabilitas kedisiplinan yang tercipta di MTsN 20 Jakarta. Rekomendasi
tersebut yaitu meningkatkan kedisiplinan siswa, terutama mengerjakan tugas rumah
dalam bentuk LKS. Karena terlihat sedikit longgar. Pemberian sanksi dengan menahan
siswa yang tidak mengerjakan tugasnya sampai berkali-kali diingatkan tapi siswa
mengangggap remeh hukuman tersebut. Karena makin banyak siswa yang datang
terlambat mengerjakan tugas. Saran kami sedikit memberikan sanksi tegas berupa
pemberian sanksi tegas dengan menggunakan buku point yang dimiliki setiap siswa.
Pemberian point tersebut untuk mengukur tingkat kedisiplinan siswa secara individu.
Bisa dibentuk dalam sebuah buku pelanggaran yang dapat dipantau juga oleh orangtua
siswa. Setiap kali siswa melanggar peraturan sekolah maka tidak hanya pihak sekolah
yang mengetahuinya tetapi orangtua juga dapat mengontrol anak-anaknya.
20
21. DAFTAR PUSTAKA
Arifin. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara,1995).
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,(Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2006)
M. Echols, John dan Hassan Shadili. Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT.Gramedia,
1996).
Sholeh, Asrorun Nisam. Membangun Profesionalitas Guru (Jakarta: Elsas, 2006).
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya, 2007)
Data profil sekolah wakil kurikulum MTs N 20
21
22. LAMPIRAN
1. Biodata Mahasiswa PPL
Nama Lengkap : Ahmad Muhajirin
NIM : 2715086658
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : 11 Agustus 1990
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Pulo Gebang Rt 04/04, Cakung, Jakarta TImur
No. Telepon : 085691918491
Email : muhajirin_hasyim@yahoo.co.id
22
23. Biodata Mahasiswa PPL dan data-data hasil PPL
Nama Lengkap : Asih Maesaroh
NIM : 2715081664
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : 02 Agustus 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pondok Ungu Permai Blok D 19 No. 02 Bekasi Utara
No. Telepon : 085719380322
Email : as1h_man1s@yahoo.com
1.1 Data-data hasil PPL :
1. Absen Siswa
2. Nilai siswa
3. RPP
4. Program Semester
5. Soal Ulangan Harian dan soal UTS
6. Rangkuman kegiatan PPL
23
24. Biodata Mahasiswa PPL dan data-data hasil PPL
Nama Lengkap : Iis Aisyah
NIM : 2715086666
Tempat Lahir : Bekasi
Tanggal Lahir : 10 Juni 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. KH. Abdurrahman No.13 Bekasi Timur
No. Telepon : 085693800123
Email : Iez_aisyah90@yahoo.com
Data-data hasil PPL :
1. Absen Siswa
2. Nilai siswa
3. RPP
4. Program Semester
5. Soal Ulangan Harian dan soal UTS
6. Rangkuman kegiatan PPL
24
25. Biodata Mahasiswa PPL dan data-data hasil PPL
Nama Lengkap : Mumut Muti’ah
NIM : 2715080139
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : 3 Juni 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Tambun Rengas No. 32 Jakarta Timur
No. Telepon : 08561123428
Email : mumut_mutiah@yahoo.com
Data-data hasil PPL :
1. Absen Siswa
2. Nilai siswa
3. RPP
4. Program Semester
5. Soal Ulangan Harian dan soal UTS
6. Rangkuman kegiatan PPL
25
26. Biodata Mahasiswa PPL dan data-data hasil PPL
Nama Lengkap : Siti Masitha
NIM : 2715086672
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : 10 Agustus1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pulo Lombok Raya No. 43, Bekasi Timur
No. Telepon : 085692312259
Email : bodong_buncit11@yahoo.com
Data-data hasil PPL :
1. Absen Siswa
2. Nilai siswa
3. RPP
4. Program Semester
5. Soal Ulangan Harian dan soal UTS
6. Rangkuman kegiatan PPL
26
27. Biodata Mahasiswa PPL dan data-data hasil PPL
Nama Lengkap : Qitbiya Ilhami
NIM : 2715080
Tempat Lahir : Bekasi
Tanggal Lahir : 22 Agustus 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. wahab affan no.21, medan satria, Bekasi
No. Telepon : 085780946327
Email : qitbiya_ilhami@ymail.com
Data-data hasil PPL :
1. Absen Siswa
2. Nilai siswa
3. RPP
4. Program Semester
5. Soal Ulangan Harian dan soal UTS
6. Rangkuman kegiatan PPL
27
28. 2. Dokumentasi
Gambar.1 Gambar. 2 Gambar. 3
MTs N 20 Jakarta tampak depan keadaan sekolah tampak dari lantai 2
keadaan luar kelas
Gambar.6
Gambar.4 Gambar.5
Kondisi kantin MTs N 20 Jakarta
Masjid MTs N 20 Jakarta Keadaan kelas saat KBM
Ga
Gambar.7 mbar.8
Menjadi juri Perlombaan paduan suara
Gambar.9
Menjadi pengawas Ujian Tengah
Perpisahan PPL
Semester
28